PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 1.
Umum 1.a.
Pendirian Bank PT Bank Century Tbk, yang kemudian berganti nama menjadi PT Bank Mutiara Tbk merupakan bank hasil merger antara PT Bank CIC International Tbk, PT Bank Danpac Tbk, dan PT Bank Pikko Tbk dalam bulan Oktober 2004. Sesuai dengan permintaan Bank Indonesia melalui surat Bank Indonesia tanggal 14 Desember 2001 (yang dipertegas melalui surat Bank Indonesia tanggal 20 Agustus 2004) dan pertemuan dengan Bank Indonesia pada tanggal 16 April 2004, manajemen PT Bank CIC International Tbk dan pemegang saham pengendali First Gulf Asia Holdings Limited (d/h Chinkara Capital Limited) setuju untuk melakukan merger dengan PT Bank Pikko Tbk dan PT Bank Danpac Tbk untuk menghasilkan sinergi dan memperkuat permodalan bank hasil merger. Proposal merger tersebut disampaikan kepada Bank Indonesia pada tanggal 26 April 2004. Pada tanggal 21 Mei 2004, PT Bank CIC International Tbk, PT Bank Danpac Tbk dan PT Bank Pikko Tbk, telah menandatangani kesepakatan untuk melakukan tindakan hukum penyatuan kegiatan usaha dengan cara Penggabungan atau Merger dimana PT Bank CIC International Tbk akan bertindak sebagai “Bank Yang Menerima Penggabungan” dan PT Bank Danpac Tbk dan PT Bank Pikko Tbk sebagai “Bank Yang Akan Bergabung”. Pada tanggal 7 September 2004, PT Bank CIC International Tbk mengajukan Pernyataan Penggabungan kepada BAPEPAM dalam rangka penggabungan usaha dengan bank-bank yang menggabungkan diri dan telah mendapat pemberitahuan efektifnya penggabungan tersebut sesuai dengan surat Ketua BAPEPAM No. S.3232/PM/2004 tanggal 20 Oktober 2004. Para pemegang saham PT Bank Pikko Tbk dan PT Bank Danpac Tbk telah menyetujui penggabungan usaha bank-bank tersebut ke dalam PT Bank CIC International Tbk sesuai dengan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa masing-masing bank yang diaktakan masing-masing dengan Akta No.155 dan No.157 pada tanggal 22 Oktober 2004 dari Buntario Tigris Darmawa NG, S.H, S.E., Notaris di Jakarta. Berdasarkan Akta No. 158 tanggal 22 Oktober 2004 dari Notaris yang sama, PT Bank CIC International Tbk dan bank-bank yang menggabungkan diri yang terdiri dari PT Bank Pikko Tbk dan PT Bank Danpac Tbk dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa telah sepakat melakukan peleburan usaha. Peleburan usaha dilaksanakan dengan syarat dan ketentuan antara lain sebagai berikut: • Semua kekayaan dan kewajiban serta operasi, usaha, kegiatan setiap bank yang menggabungkan diri beralih hukum kepada PT Bank CIC International Tbk. • Semua pemegang saham bank-bank yang bergabung karena hukum menjadi pemegang saham PT Bank CIC International Tbk. • Bank sebagai Perusahaan hasil penggabungan tetap mempertahankan eksistensinya sebagai perusahaan terbatas dan sebagai bank umum dengan memakai nama PT Bank Century Tbk. • Semua perusahaan yang menggabungkan diri karena hukum akan bubar tanpa melakukan likuidasi. Agar Bank hasil penggabungan dapat memenuhi rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai akibat beralihnya secara hukum semua kekayaan dan kewajiban yang beralih dari perusahaan-perusahaan yang menggabungkan diri kepada Bank hasil penggabungan, maka sebelum atau pada tanggal penggabungan, pemegang saham bersama dengan investor lainnya menempatkan dana setoran modal (standby capital).
dy/Juli 2011
7
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Dengan efektifnya penggabungan, maka seluruh pencatatan saham PT Bank Danpac Tbk dan PT Bank Pikko Tbk dihapuskan, serta dilakukan konversi dan alokasi saham Bank (berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh penilai independen) yang dilakukan sebagai berikut:
Di samping itu, seluruh waran Bank yang masih berlaku juga telah dikonversikan dan dialokasikan sebagai berikut:
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 6/87/KEP.GBI/2004 tanggal 6 Desember 2004, Bank Indonesia telah memberikan izin penggabungan usaha bank-bank yang menggabungkan diri dengan Bank. Keputusan Gubernur Bank Indonesia tersebut mulai berlaku sejak tanggal persetujuan perubahan anggaran dasar PT Bank CIC Internasional Tbk, Bank Hasil Penggabungan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-30177.HT.01.04 tanggal 14 Desember 2004. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 6/92/KEP.GBI/2004 tanggal 28 Desember 2004, menyetujui perubahan nama PT Bank CIC Internasional Tbk menjadi PT Bank Century Tbk dan izin untuk melakukan usaha sebagai bank umum berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 462/KMK.013/1990 tanggal 16 April 1990 tentang Pemberian Izin Usaha, nama PT Bank CIC International Tbk dinyatakan tetap berlaku bagi PT Bank Century Tbk. Sejak tanggal 6 Nopember 2008, PT Bank Century Tbk ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai Bank Dalam Pengawasan Khusus (DPK). Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 6/9/PBI/2004 tanggal 26 Maret 2004, No. 7/38/PBI/2005 tanggal 10 Oktober 2005 dan No. 10/27/PBI/2008 tanggal 30 Oktober 2008, status DPK ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan. Kemudian, berdasarkan surat Bank Indonesia tanggal 11 Mei 2009 No.11/8/DpG/DPB1/Rahasia, Bank Indonesia telah menyetujui keluarnya PT Bank Century Tbk dari status DPK. Pada tanggal 13 Nopember 2008, PT Bank Century Tbk mengalami keterlambatan penyetoran dana pre-fund untuk mengikuti kliring dan dana di Bank Indonesia yang telah berada dibawah saldo minimal, sehingga Bank di-suspend untuk transaksi kliring pada hari tersebut, pada tanggal 14 Nopember 2008 sampai dengan 20 Nopember 2008, transaksi kliring sudah dibuka kembali namun terjadi penarikan dana nasabah secara besar-besaran akibat turunnya tingkat kepercayaan yang timbul sebagai akibat dari pemberitaan-pemberitaan seputar ketidakikutsertaan Bank pada kliring tanggal 13 Nopember 2008.
dy/Juli 2011
8
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Pada tanggal 20 Nopember 2008, berdasarkan Surat No. 10/232/GBI/Rahasia, Bank Indonesia menetapkan PT Bank Century Tbk sebagai Bank Gagal yang ditengarai berdampak sistemik. Selanjutnya, sesuai dengan Perpu No. 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) melalui Keputusan No. 04/KSSK.03/2008 tanggal 21 Nopember 2008 menetapkan PT Bank Century Tbk sebagai bank gagal yang berdampak sistemik dan menyerahkan penanganannya kepada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sesuai dengan Pasal 40 UU No. 24 Tahun 2004 tentang LPS, terhitung sejak LPS melakukan penanganan bank gagal, maka LPS mengambil alih segala hak dan wewenang RUPS, kepemilikan, kepengurusan, dan/atau kepentingan lain pada bank dimaksud. Pada tanggal 10 Agustus 2009 Rapat Dewan Komisioner (RDK) yang telah diaktakan dengan Akta No. 62 dari Irawan Soerodjo, SH, Msi, notaris di Jakarta, tertanggal 10 Agustus 2009, yang telah disahkan oleh Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-41550.AH.01.02. Tahun 2009 memutuskan: 1) Penerbitan saham atas Penyertaan Modal Sementara LPS pada PT Bank Century Tbk; 2) Penegasan atas penggantian nama PT Bank Century Tbk menjadi PT Bank Mutiara Tbk; 3) Penegasan dan/atau Pengubahan, Penyusunan Kembali Anggaran Dasar PT Bank Century Tbk untuk diselesaikan dengan Ketentuan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Ketentuan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan nomor IX.J.1 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tertanggal 14 Mei 2008 nomor KEP-179/BL/2008; dan 4) Penegasan atas Pengubahan Susunan Anggota Direksi dan Dewan Komisaris PT Bank Century Tbk. Berdasarkan Akta tersebut di atas, RDK menyetujui peningkatan Modal Dasar PT Bank Mutiara Tbk dari sebesar Rp 5.265.000.000 menjadi sebesar Rp 12.000.000.000 yang terdiri dari 900.000.000.004.200 lembar saham seri A dengan nilai nominal masing-masing saham seri A sebesar Rp 0,01 (nilai penuh) sehingga nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 9.000.000.000 dan saham seri B sebanyak 38.461.538.461 lembar saham dengan nilai nominal masing-masing saham seri B sebesar Rp 78,00 (nilai penuh), sehingga nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 2.999.999.999; dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari sebesar Rp 2.211.314.000 menjadi sebesar Rp 8.973.675.000 Peningkatan modal ditempatkan dan disetor dilakukan melalui penerbitan saham atas Penyertaan Modal Sementara (PMS) LPS pada PT Bank MutiaraTbk. Penerbitan saham PT Bank Mutiara Tbk atas PMS LPS sejumlah 676.236.100.000.000 lembar saham dengan nilai nominal per saham sebesar Rp 0,01 (nilai penuh). Kepemilikan LPS dan Pemegang Saham lama berdasarkan jumlah saham masing-masing adalah sebesar 99,996% dan 0,004%. Pergantian nama PT Bank Century Tbk menjadi PT Bank Mutiara Tbk telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU41550.AH.01.02. Tahun 2009 tertanggal 26 Agustus 2009, Salinan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 11/47/KEP.GBI/2009 tertanggal 16 September 2009 tentang Perubahan Penggunaan Izin Usaha Atas Nama PT Bank Century Tbk menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Mutiara Tbk. dan Surat dari Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan No. 11/547/DPIP/Prz tertanggal 17 September 2009 perihal Persetujuan Perubahan Penggunaan Izin Usaha Atas Nama PT Bank Century Tbk Menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank Mutiara Tbk. Selanjutnya, menurut surat Bank Indonesia No. 11/10/DpG/DPB1/Rahasia tanggal 11 Agustus 2009, Bank Indonesia menegaskan bahwa Bank telah memenuhi ketentuan yang berlaku untuk keluar dari status pengawasan khusus dan masuk ke status pengawasan intensif.
dy/Juli 2011
9
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) PT Bank Mutiara Tbk berdomisili di Indonesia dengan 25 Kantor Cabang, 26 Kantor Cabang Pembantu dan 5 Kantor Kas. Kantor Pusat PT Bank Mutiara Tbk beralamat di Gedung International Financial Center, Jl. Jend. Sudirman Kav.22-23 Jakarta. 1.b.
Penawaran Umum Efek Bank Sebelum Menjadi PT Bank Mutiara Tbk Pada bulan Juni 1997, PT Bank CIC International Tbk menjual 70.000.000 lembar sahamnya yang bernilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per lembar saham dengan harga penawaran Rp 900 (nilai penuh) per lembar saham kepada masyarakat melalui pasar modal sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku. Penjualan saham kepada masyarakat ini telah memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) melalui suratnya No.S-1144/PM/1997 tanggal 3 Juni 1997. Pada bulan Juli 2000, PT Bank CIC International Tbk melakukan Penawaran Umum Terbatas II kepada para pemegang sahamnya (Rights Issue II). Dalam penawaran ini diterbitkan saham biasa sebanyak 401.773.500 lembar saham dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per lembar saham dengan harga penawaran Rp 200 (nilai penuh) per saham, dimana melekat sejumlah 140.620.725 Waran Seri II yang dapat dikonversikan menjadi saham mulai tanggal 19 Januari 2001 sampai dengan 18 Juli 2005. Setiap pemegang 5 saham mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk membeli 1 saham baru dengan harga Rp 100 (nilai penuh) per lembar saham. Di samping itu, pada setiap 100 lembar saham baru melekat 35 Waran Seri II yang diberikan secara cuma-cuma. Penawaran Umum Terbatas II ini telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 26 Juni 2000 dan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM melalui Surat Keputusannya No. S-1517/PM/2000 tertanggal 26 Juni 2000. Pada bulan Maret 2003, PT Bank CIC International Tbk melakukan Penawaran Umum Terbatas III kepada para pemegang sahamnya (Rights Issue III). Dalam penawaran ini diterbitkan saham biasa sebanyak 5.797.941.330 saham dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per lembar saham dengan harga penawaran Rp 120 (nilai penuh) per saham, dimana melekat sejumlah 173.938.240 Waran Seri III yang dapat dikonversikan menjadi saham mulai tanggal 26 September 2003 sampai dengan 7 April 2008. Setiap pemegang 5 saham mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk membeli 12 saham baru dengan harga Rp 120 (nilai penuh) per saham. Di samping itu, pada setiap 100 saham baru melekat 3 Waran Seri III yang diberikan secara cuma-cuma. Penawaran Umum Terbatas Ill itu telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegamg Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 28 Pebruari 2003, dan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM melalui Surat Keputusannya No. S-405/PM/2003 tertanggal 27 Pebruari 2003. Pada bulan Juli dan Agustus 2003, PT Bank CIC International Tbk melakukan Penawaran Umum Terbatas IV kepada para pemegang sahamnya (Rights Issue IV). Dalam penawaran ini diterbitkan saham biasa sebanyak 2.494.146.934 saham dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per saham dengan harga penawaran Rp 120 (nilai penuh) per saham, dimana melekat sejumlah 2.244.732.240 Waran Seri IV yang dapat dikonversikan menjadi saham mulai tanggal 22 Januari 2004 sampai dengan 3 Agustus 2008. Setiap pemegang 10 saham mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk membeli 3 saham baru dengan harga Rp 120 (nilai penuh) per saham. Di samping itu, pada setiap 10 saham baru melekat 9 Waran Seri IV yang diberikan secara cuma-cuma. Penawaran Umum Terbatas IV ini telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 27 Juni 2003, dan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM melalui Surat Keputusannya No. S-1534/PM/2003 tertanggal 26 Juni 2003. Setelah penggabungan harga waran menjadi Rp 78 (nilai penuh).
dy/Juli 2011
10
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Pada bulan Juli 2007, PT Bank Century Tbk melakukan Penawaran Umum Terbatas V kepada para pemegang sahamnya (Rights Issue V). Dalam penawaran ini diterbitkan saham biasa sebanyak 5.670.029.955 saham dengan nilai nominal Rp 78 (nilai penuh) per saham, dimana melekat sejumlah 5.670.029.955 Waran Seri V yang dapat dikonversikan menjadi saham mulai tanggal 19 Desember 2007 sampai dengan 18 Juni 2010. Setiap pemegang saham 4 saham mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk membeli 1 saham baru dengan harga Rp 78 (nilai penuh) per saham. Di samping itu, pada setiap 1 saham baru melekat 1 Waran Seri V yang diberikan secara cuma-cuma. Penawaran Umum Terbatas V ini telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 5 Juni 2007, dan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui Surat Keputusannya No. S-2648/BL/2007 tertanggal 5 Juni 2007. Berdasarkan Surat Penghentian Sementara Perdagangan Efek PT Bank Century Tbk No. Peng23/BEI.PSJ/SPT/11-2008 tanggal 21 Nopember 2008 sehubungan dengan adanya informasi material yang belum disampaikan kepada publik tentang PT Bank Century Tbk, maka untuk mencegah terjadinya perdagangan yang tidak wajar atas Efek Perusahaan Tercatat di Bursa Efek Indonesia dan untuk mendapatkan informasi yang lebih memadai tentang hal tersebut, Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan Efek PT Bank Century Tbk di seluruh pasar mulai sesi I perdagangan Efek pada tanggal 21 Nopember 2008 hingga pengumuman lebih lanjut. Sampai dengan tanggal pelaporan, penghentian tersebut masih berlangsung. Sejak tanggal 10 Agustus 2009, PT Bank Century Tbk telah berganti nama menjadi PT Bank Mutiara Tbk (selanjutnya disebut “Bank”). 1.c.
Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi per tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur
: Pontas Riyanto Siahaan : Budhiyono Budoyo : Eko Budi Supriyanto : : : :
Maryono Ahmad Fajar Erwin Prasetio Benny Purnomo
Susunan Komite Audit per tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota
Eko Budi Supriyanto Yusuf Subianto Dharmawan Effendi
Jumlah karyawan Bank pada tahun 2011 dan 2010 masing-masing adalah 1.477 dan 1.425 karyawan.
dy/Juli 2011
11
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi 2.a.
Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan peraturan serta pedoman Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)) No. VIII. G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No.KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 termasuk SE-02/BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perbankan dan sesuai dengan praktik-praktik perbankan dan pedoman akuntansi serta pelaporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Laporan keuangan juga disusun berdasarkan konsep biaya historis, kecuali untuk surat berharga dan instrumen derivatif tertentu yang dinilai berdasarkan nilai pasar, aset tetap tertentu yang dinilai kembali sesuai dengan peraturan pemerintah dan investasi saham tertentu yang dicatat dengan metode biaya dan ekuitas (cost and equity method). Dasar penyusunan laporan keuangan adalah dasar akrual, kecuali pengakuan bunga atas kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai non performing dan laporan arus kas. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi (modified direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia, fasilitas simpanan Bank Indonesia dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya. Sebelum 1 Januari 2010, kas dan setara kas hanya terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain. Perubahan tersebut terkait dengan dicabutnya PSAK No.31 (Revisi 2000) tentang “Akuntansi Perbankan” yang efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk tujuan perbandingan dengan Laporan arus kas tahun untuk yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2011, maka laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2010 dilakukan penyajian kembali. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah. Angka-angka yang disajikan dalam Catatan atas laporan keuangan ini, kecuali bila dinyatakan secara khusus adalah dalam jutaan Rupiah.
2.b.
dy/Juli 2011
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam nilai Rupiah berdasarkan nilai tukar yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs spot Reuters pada pukul 16:00 WIB. Keuntungan atau kerugian akibat penyesuaian kurs tersebut dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
12
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, nilai tukar (dalam nilai penuh) adalah sebagai berikut: 2011 Rp 13,739.67 12,418.18 8,575.50 10,285.46 8,878.25 6,979.26 9,202.37 7,107.81 1,101.90 106.68
Poundsterling Euro Dolar Amerika Serikat Franc Swiss Dolar Kanada Dolar Singapura Dolar Australia Dolar Selandia Baru Dolar Hongkong Yen Jepang
2.c.
2010 Rp 13,613.37 11,074.71 9,065.00 8,376.46 8,632.10 6,483.34 7,730.64 6,281.14 1,164.51 102.285
Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Bank melakukan transaksi dengan Pihak-pihak berelasi. Definisi pihak istimewa yang digunakan adalah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, mengenai "Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi" dan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/PBI/2005 tanggal 25 Januari 2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, sebagaimana yang telah diubah dengan PBI No. 8/13/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 yang didefinisikan antara lain: • Perusahaan di bawah pengendalian Bank; • Perusahaan asosiasi; • Investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan; • Perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam butir di atas; dan • Karyawan kunci dan anggota keluarganya. Seluruh transaksi dengan Pihak-pihak berelasi baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan syarat dan kondisi normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi, telah diungkapkan pada laporan keuangan. Berdasarkan PBI di atas, transaksi antara Bank dengan Badan Usaha Milik Negara dan perusahaanperusahaan yang dimiliki/dikendalikan negara tidak diperlakukan sebagai pihak-Pihak-pihak berelasi.
2.d.
Aset dan Kewajiban Keuangan Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat pengakuan awal. •
Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi.
dy/Juli 2011
13
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan dicatat masing-masing sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari penilaian efek yang diperdagangkan yang belum direalisasi” dan “Keuntungan/(kerugian) dari penjualan efek. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”. Perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari penilaian efek yang diperdagangkan yang belum direalisasi”. •
Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengukuran awal dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan nilai.
•
Aset Keuangan yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain: a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; b) Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi dan diakui sebagai “Pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai” sebagai komponen pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui di dalam laporan keuangan sebagai “Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”.
•
dy/Juli 2011
Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
14
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian ekuitas akan diakui pada laporan laba rugi. Sedangkan penghasilan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi. Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. • Kewajiban Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Nilai wajar kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah kewajiban keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. • Kewajiban Keuangan yang Diukur Dengan Biaya Perolehan Diamortisasi Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. 2.e.
Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal neraca menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin dan berasal dari sumber yang terpercaya, seperti quoted market price atau broker’s quoted price dari Reuters dan BI-SSSS. Nilai wajar untuk semua instrumen keuangan lainnya ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Dengan teknik ini, nilai wajar merupakan suatu estimasi yang dihasilkan dari data yang dapat diobservasi dari instrumen keuangan yang sama, menggunakan model-model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan atau teknik penilaian lainnya menggunakan input yang tersedia pada tanggal neraca. Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar biaya perolehan. Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Perusahaan menggunakan metode discounted cash flows dengan menggunakan asumsi asumsi berdasarkan kondisi pasar yang ada pada saat tanggal neraca untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya.
dy/Juli 2011
15
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Berkaitan dengan kredit yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, maka nilai tercatat pada saat pengakuan awal dapat berbeda dengan nilai yang akan diperoleh pada saat jatuh tempo, jika Bank, menerima pendapatan atau mengeluarkan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada pemberian/pembelian kredit tersebut, memberikan kredit dengan suku bunga di bawah suku bunga pasar, memberikan/membeli kredit secara diskonto atau premium. Dalam menentukan suku bunga pasar, bank menggunakan suku bunga acuan yang berlaku di Bank. Pada prinsipnya suku bunga pasar tidak dapat disamaratakan untuk seluruh jenis kredit, dimana setiap jenis kredit memiliki risk premium yang berbeda dan target profit margin yang berbeda. 2.f.
Penghentian Pengakuan Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan kewajiban terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. Perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Saling Hapus Aset keuangan dan kewajiban keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan.
2.g.
Klasifikasi dan Reklasifikasi Aset Keuangan Klasifikasi Aset Keuangan Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut: Aset Keuangan
dy/Juli 2011
Jenis Instrumen Keuangan Kas Giro pada Bank Lain dan Bank Indonesia Penempatan pada Bank Lain dan pada Bank Indonesia Efek-efek
Klasifikasi Standar Pengukuran Awal Pinjaman Diberikan dan Piutang Pinjaman Diberikan dan Piutang
Efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali Kredit yang Diberikan
Pinjaman Diberikan dan Piutang
16
Pinjaman Diberikan dan Piutang Salah Satu dari: • Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi • Tersedia untuk Dijual • Dimiliki hingga Jatuh Tempo
Salah Satu dari: • Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Kewajiban Keuangan
Jenis Instrumen Keuangan
Klasifikasi Standar Pengukuran Awal • Pinjaman Diberikan dan Piutang • Tersedia untuk Dijual • Dimiliki hingga Jatuh Tempo
Simpanan Nasabah Simpanan dari Bank Lain Kewajiban Lain-lain
Kewajiban lainnya Kewajiban lainnya Kewajiban lainnya
Reklasifikasi Aset Keuangan Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut : • dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; • terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau • terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi menggunakan suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo instrumen tersebut. 2.h.
Penurunan Nilai Aset Keuangan (i) Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya Perolehan Diamortisasi Pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti objektif dari penurunan nilai diantaranya adalah sebagai berikut: • kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak penerbit atau peminjam; atau • terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
dy/Juli 2011
17
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) •
•
data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut, kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut; atau hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan.
Estimasi periode antara peristiwa kerugian dan identifikasinya ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi. Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka akun/rekening atas aset keuangan tersebut akan masuk ke dalam kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara kolektif. Aset keuangan yang signifikan dan telah terdapat bukti objektif terjadi penurunan nilai, tidak dimasukkan dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi sebesar cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi. Jika pinjaman yang diberikan atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini pada saat terdapat bukti obyektif terjadinya penurunan nilai. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan menggunakan discounted cashflow dilakukan hanya apabila arus kas masa datang atas aset keuangan tersebut memang benar-benar masih ada, dapat dibuktikan dan dapat dijaga akurasi realisasinya, dan untuk itu harus mendapatkan persetujuan dari Manajemen. Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dapat dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan menyesuaikan pos cadangan. Jumlah pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi. Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. (ii) Aset yang Tersedia untuk Dijual Pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen hutang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen hutang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan
dy/Juli 2011
18
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut dapat dipulihkan melalui laporan laba rugi. (iii) Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan non-keuangan sebelum berlaku PSAK 55 (Revisi 2006) Sebelum 1 Januari 2010, seluruh aset produktif dan non produktif wajib dibentuk cadangan kerugian yang lebih dikenal dengan istilah “Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif dan non produktif” sebesar ketentuan minimum dari BI. Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan BI, efek-efek, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, penyertaan serta komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit. Komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit antara lain terdiri dari penerbitan jaminan, letter of credit, standby letter of credit dan fasilitas kredit yang belum ditarik yang bersifat committed. Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif ditentukan berdasarkan kriteria BI sesuai dengan peraturan BI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” yang diubah dengan peraturan BI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan peraturan BI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta peraturan BI No.11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 yang mengklasifikasikan aset produktif menjadi lima kategori dengan minimum persentase Cadangan kerugian penurunan nilai sebagai berikut: Klasifikasi
Persentase Minimum Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet
1% 5% 15% 50% 100%
Persentase di atas berlaku untuk aset produktif dan komitmen dan kontinjensi, dikurangi nilai agunan, kecuali untuk aset produktif dan komitmen dan kontinjensi yang dikategorikan sebagai lancar, di mana persentasenya berlaku langsung atas saldo aset produktif dan komitmen dan kontinjensi yang bersangkutan. Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset non produktif ditentukan berdasarkan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum yang mengklasifikasikan aset non produktif menjadi 4 (empat) kategori sebagai berikut:
dy/Juli 2011
Klasifikasi
Batas Waktu
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
< 1 Tahun lebih dari 1-3 Tahun lebih dari 3-5 Tahun lebih dari 5 Tahun
19
Persentase Minimum Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 1% 15% 50% 100%
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Untuk rekening antar kantor dan suspense account besarnya persentase cadangan kerugian penurunan nilai, sebagai berikut: Klasifikasi
Batas Waktu
Lancar Macet
< 180 Hari > 180 Hari
Persentase Minimum Cadangan Kerugian Penurunan Nilai 0% 100%
2.i. Kas dan Setara Kas Kas meliputi kas kecil, kas besar, kas dalam Anjungan Tunai mandiri ( ATM) dan bank notes. 2.j.
Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain Giro pada bank lain dan Bank Indonesia diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, giro pada bank lain dan Bank Indonesia disajikan sebesar nilai wajar dikurangi atau ditambah dengan pendapatan atau dengan beban transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal kemudian diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, Giro pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo giro. Giro pada bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan Cadangan kerugian penurunan nilai. Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. Peraturan ini berlaku efektif 1 Nopember 2010. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 2010. GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR. Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif yang mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011. Sedangkan GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1% dari DPK dalam mata uang asing, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 2010. GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK. GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”), Surat Utang Negara (“SUN”) dan/atau Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan Bank Indonesia sebesar persentase tertentu.
2.k.
dy/Juli 2011
Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia disajikan sebesar nilai wajar dikurangi atau ditambah dengan pendapatan atau dengan beban transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal kemudian diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. 20
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Bank dapat menggunakan metode garis lurus dalam melakukan amortisasi untuk: • Penempatan dengan jadwal penarikan (arus kas) yang sulit diprediksi; dan • Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan penempatan besarnya material Amortisasi beban transaksi atas penempatan yang tidak memiliki jangka waktu tetap atau tidak diketahui periode penempatannya dapat didasarkan pada data historis rata-rata umur penempatan. Sebelum 1 Januari 2010, penempatan pada Bank Lain dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi dengan Cadangan kerugian penurunan nilai dan penempatan pada Bank Indonesia dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi pendapatan bunga yang ditangguhkan. Penempatan pada Bank Lain dan Bank Indonesia merupakan penempatan dalam bentuk call money, FasBI, deposito, dan lainnya. 2.l.
Efek-Efek Efek-efek terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia, Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah , Obligasi Korporasi, Obligasi Republik Indonesia, Surat Perbendaharaan Negara, SUN (Surat Utang Negara), Unit Penyertaan Reksadana, Wesel Jangka Menengah (medium term notes), wesel tagih (termasuk efek hutang Republik Indonesia - ROl Loans), negosiasi wesel ekspor yang diperdagangkan di pasar uang dan obligasi yang tercatat pada bursa efek. Obligasi rekapitalisasi pemerintah merupakan obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka rekapitalisasi bank-bank komersial tertentu di Indonesia. Efek-efek dan obligasi Pemerintah diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo serta pinjaman yang diberikan dan piutang. Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, efek-efek dan Obligasi Pemerintah disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan beban transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Untuk efekefek dan Obligasi Pemerintah yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, beban transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang direalisasi dari penjualan efek-efek diakui atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan berdasarkan selisih antara nilai jual dan nilai tercatat. Pemindahan efek ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama sisa umur efek tersebut. Bila terjadi penurunan nilai wajar di bawah biaya perolehan (termasuk amortisasi premi dan/atau diskonto) yang bersifat permanen, maka biaya perolehan efek diturunkan sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut dibebankan pada laba rugi tahun berjalan. Cadangan kerugian penurunan nilai dan penurunan nilai pasar disajikan sebagai pengurang terhadap efek-efek. Sebelum 1 Januari 2010, efek-efek dan Obligasi Pemerintah disajikan sebesar saldo dikurangi Cadangan kerugian penurunan nilai.
dy/Juli 2011
21
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.m. Efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali (Reverse Repo) dan Efek yang Dijual Dengan Janji Dibeli Kembali (Repo) Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo serta pinjaman yang diberikan dan piutang. Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan beban transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Untuk efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, beban transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) disajikan sebagai kewajiban sebesar harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi beban bunga yang belum diamortisasi. Beban bunga yang belum diamortisasi merupakan selisih antara harga jual dan harga beli kembali yang disepakati tersebut dan diakui sebagai beban bunga selama jangka waktu sejak efek dijual hingga dibeli kembali. Efek yang dijual tetap dicatat sebagai aset dalam neraca karena secara substansi kepemilikan efek tetap berada pada pihak Bank sebagai penjual. Sejak 1 Januari 2010, beban bunga diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010 beban bunga diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus. 2.n.
Instrumen Keuangan Derivatif Instrumen keuangan derivatif (termasuk transaksi mata uang asing untuk tujuan pendanaan dan perdagangan) diakui sebesar nilai wajar pada neraca. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar, model penentuan harga atau harga pasar instrumen lain yang memiliki karakteristik serupa. Derivatif dicatat sebagai tagihan derivatif apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai kewajiban derivatif apabila memiliki nilai wajar negatif. Sebelum 1 Januari 2010, tagihan derivatif disajikan setelah dikurangi dengan Cadangan kerugian penurunan nilai. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dihitung dari selisih antara nilai kontrak dengan nilai wajar instrumen derivatif pada tanggal laporan dan dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan untuk tujuan trading.
2.o.
dy/Juli 2011
Kredit Sejak 1 Januari 2010, kredit diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi yang timbul pada saat akuisisi serta biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan suku bunga efektif. Amortisasi tersebut diakui pada laporan laba rugi. Biaya perolehan diamortisasi dapat menggunakan metode garis lurus apabila: • Kredit dengan jadwal penarikan dan pembayaran (arus kas) yang sulit diprediksi, misalnya kredit yang bersifat revolving, pinjaman rekening koran, kredit modal kerja konstruksi; dan • Besarnya; - Pendapatan dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada pemberian/pembelian kredit; - Perbedaan suku bunga kredit yang diberikan dan suku bunga pasar ata kredit sejenis; dan /atau - Diskonto atau premium atas pemberian/pembelian kredit, Material.
22
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Cadangan kerugian penurunan nilai atas penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai. Sebelum 1 Januari 2010, kredit yang diberikan dinyatakan sebesar saldo kredit bruto dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk berdasarkan evaluasi kolektibilitas kredit yang diberikan. Untuk kredit yang direstrukturisasi, sejak 1 Januari 2010 setelah syarat dan ketentuan telah dinegosiasi ulang, penurunan nilai yang ada sebelumnya akan diukur dengan menggunakan suku bunga efektif awal sebelum ketentuan kredit dimodifikasi dan kredit tersebut tidak lagi dalam kategori past due. Manajemen akan mengkaji ulang pada kredit yang direstrukturisasi secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh syarat terpenuhi dan pembayaran di masa datang akan terjadi. Kredit yang diberikan dengan perjanjian sindikasi ataupun penerusan kredit diakui sebesar porsi kredit yang risikonya ditanggung oleh Bank. 2.p.
Tagihan Akseptasi dan Kewajiban Akseptasi Sejak 1 Januari 2010, tagihan akeptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi oleh penyisihan penurunan nilai. Kewajiban akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Cadangan kerugian penurunan nilai penurunan nilai dilakukan bila terdapat indikasi penurunan nilai. Sebelum 1 Januari 2010, tagihan dan kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar nilai Letter of Credit (L/C) atau nilai realisasi L/C yang diaksep oleh bank pengaksep (acceptance bank). Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Cadangan kerugian penurunan nilai penurunan nilai dilakukan berdasarkan ketentuan minimum dari BI.
2.q.
Aset Tetap Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali hak atas tanah yang tidak disusutkan dan aset tetap tertentu yang dinilai kembali oleh penilai independen berdasarkan peraturan pemerintah. Sesuai dengan PSAK No. 47 tentang “Akuntansi Tanah”, perolehan tanah setelah tanggal 1 Januari 1999 dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Jumlah biaya yang material sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan jangka waktu yang lebih pendek antara hak atas tanah atau umur ekonomis tanah. Sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang “Aset Tetap” yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2008, entitas yang sebelum penerapan pernyataan ini pernah melakukan revaluasi aset tetap dan masih memiliki saldo selisih nilai revaluasi aset tetap, maka pada saat penerapan pertama kali Pernyataan ini harus mereklasifikasi seluruh saldo selisih nilai revaluasi aset tersebut ke saldo laba. Pada tahun 2008, Bank telah melakukan reklasifikasi selisih nilai tetap sebesar Rp 63.220.000 ke saldo laba. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan yang memperpanjang masa manfaat aset dikapitalisasi. Nilai buku aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
dy/Juli 2011
23
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan Inventaris Kantor Kendaraan Bermotor (motor) Kendaraan Bermotor (mobil)
2.r.
20 4-8 4 8
Agunan yang Diambil Alih Agunan yang diambil alih (AYDA) sehubungan dengan penyelesaian kredit dicatat berdasarkan nilai terendah antara saldo kredit dan nilai aset yang telah dinilai atau harga yang disepakati bersama. Selisih lebih antara saldo kredit dengan nilai aset yang telah dinilai atau harga yang disepakati bersama, yang tidak dapat ditagih dari debitur, dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan. Biaya pemeliharaan yang terjadi setelah pengambilalihan atau akuisisi aset dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset yang diambil alih dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan.
2.s.
Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method).
2.t.
Simpanan dan Simpanan dari Bank Lain Simpanan merupakan kewajiban kepada nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka dan sertifikat deposito. Giro dan tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemilik rekening. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal kewajiban kepada pemilik deposito berjangka. Simpanan dari nasabah dan dari bank lain diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain sajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Sertifikat deposito merupakan deposito berjangka yang dapat diperdagangkan. Sertifikat deposito dinyatakan sebesar nilai nominal dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi. Simpanan dari bank lain merupakan kewajiban kepada bank lain baik lokal maupun luar negeri dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito dan interbank call money. Simpanan dari bank lain dinyatakan sebesar jumlah kewajiban kepada bank lain tersebut, kecuali sertifikat deposito dinyatakan sebesar nilai nominal dikurangi dengan bunga yang belum diamortisasi. Sebelum 1 Januari 2010, simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain disajikan sebesar saldo simpanan.
2.u.
dy/Juli 2011
Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham disajikan sebagai pengurang dari tambahan modal disetor. 24
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.v.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga diakui berdasarkan konsep akrual. Pendapatan bunga atas pinjaman yang diberikan atau aktiva produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai bermasalah diakui pada saat pendapatan tersebut diterima. Pada saat pinjaman yang diberikan diklasifikasikan sebagai bermasalah, bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih akan dibatalkan pengakuannya. Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi dan diakui sebagai pendapatan pada saat diterima tunai. Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit diragukan dan macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurangan pokok kredit. Kelebihan penerimaan dan pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Pendapatan bunga yang ditangguhkan dari kredit yang direstrukturisasi diakui sebagai pendapatan secara proporsional pada saat diterima pembayaran angsuran pokok.
2.w. Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi Sejak diberlakukannya PSAK 55 (Revisi 2006) tanggal 1 Januari 2010, provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit yang signifikan diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan kredit dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan provisi dan komisi yang signifikan dan berkaitan langsung dengan pemberian kredit atau untuk suatu jangka waktu tertentu ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) selama jangka waktu yang bersangkutan. Saldo provisi dan komisi yang belum diamortisasi sehubungan dengan kredit yang telah diselesaikan sebelum jatuh tempo diakui sebagai pendapatan pada saat penyelesaian kredit. Provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan pemberian kredit atau tidak untuk suatu jangka waktu tertentu diakui sebagai pendapatan pada saat transaksi terjadi. 2.x.
dy/Juli 2011
Restrukturisasi Kredit Bermasalah Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit, konversi kredit menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya dan/atau kombinasi dari keduanya Kredit yang direstrukturisasi disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi atau nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi. Kerugian akibat selisih antara nilai tercatat kredit
25
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) pada tanggal restrukturisasi dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi diakui dalam laporan laba rugi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit yang diberikan dan penghasilan bunga sesuai dengan syaratsyarat restrukturisasi. 2.y.
Pajak Penghasilan Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode kewajiban. Tarif pajak yang berlaku saat ini dipakai untuk menentukan pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
2.z.
Laba (Rugi) per Saham Laba (Rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Laba (rugi) per saham dilusi dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham pada tahun yang bersangkutan yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham yang dilutif.
2.aa. Kewajiban Imbalan Kerja Bank membukukan kewajiban atas program imbalan kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tahun 2003. Sesuai dengan PSAK 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”, kewajiban atas masa kerja lalu diestimasi dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Berdasarkan PSAK 24 (Revisi 2004), beban imbalan kerja diakui langsung, kecuali keuntungan (kerugian) aktuaria dan biaya jasa lalu (non vested). Akumulasi keuntungan (kerugian) aktuaria lebih dari 10% dari nilai sekarang kewajiban manfaat pasti diamortisasi selama sisa masa kerja. Tetapi keuntungan (kerugian) aktuaria dari kewajiban karyawan yang masih aktif bekerja setelah usia pensiun akan diakui langsung karena kewajiban sudah terjadi. 2.bb. Informasi Segmen Informasi segmen disusun dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen Bank yang dapat dibedakan dalam menghasilkan jasa (baik jasa individual maupun kelompok atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen Bank yang dapat dibedakan dalam menghasilkan jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
dy/Juli 2011
26
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2.cc. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan serta pengungkapan aset dan kewajiban komitmen/kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
3.
Dampak Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) Bank menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) pada tanggal 1 Januari 2010 secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisi atas standar tersebut. Perhitungan Suku Bunga Efektif Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1 Januari 2010 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut. Penghentian Pengakuan Instrumen keuangan yang sudah dihentikan pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari 2010 tidak dievaluasi kembali berdasarkan ketentuan penghentian pengakuan dalam PSAK 55 (Revisi 2006). Klasifikasi Instrumen Keuangan sebagai Kewajiban atau Ekuitas Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas sesuai dengan paragraf 11 PSAK 50 (Revisi 2006).
4.
Kas 2011 Rp Rupiah Dolar Amerika Serikat (Catatan 44) Mata Uang Asing Lainnya (Catatan 44) Jumlah
2010 Rp
97,203,574 139,112,781 19,671,631 255,987,987
104,591,884 92,147,592 34,476,336 231,215,812
Saldo dalam mata uang Rupiah tersebut diatas sudah termasuk uang pada mesin ATM (Automated Teller Machine) masing-masing sejumlah Rp 4.644.050 dan Rp 4.464.750 pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010. Kas dalam mata uang asing lainnya terdiri dari Dolar Singapura, Dolar Australia, Riyal Saudi Arab, Euro Eropa, Dolar Kanada, Dolar Hong Kong, Dolar Brunei Darussalam, Franc Swiss, Ringgit Malaysia, Poundsterling Inggris, Yen Jepang, Dolar New Zealand, Dolar Taiwan, Bath Thailand, Pesso Philipina, Dinar Bahrain, Riyal Qatar, Dirham Arab Emirat, Won Korea dan Yuan China.
dy/Juli 2011
27
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 5.
Giro pada Bank Indonesia 2011 Rp Rupiah Dolar Amerika Serikat (Catatan 44) Jumlah
774,838,557 103,763,550 878,602,107
2010 % 88.19 11.81
Rp 269,792,935 21,302,750 291,095,685
% 92.68 7.32
GWM dalam mata uang Rupiah dan Mata Uang Asing pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 adalah:
Rupiah - Utama - Sekunder Mata Uang Asing
2011
2010
8,13% 15,64% 8,29%
5,08% 12,40% 1,53%
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga baik dalam rupiah maupun mata uang asing. Bank telah memenuhi ketentuan tersebut pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010. 6.
Giro pada Bank Lain a. Berdasarkan Mata Uang 2011 Rp Rupiah Mata Uang Asing
6,010,817 258,168,633 264,179,450 (3,752,931) 260,426,519
Penyisihan Kerugian Jumlah
2010 Rp 5,890,157 773,664,136 779,554,293 (8,143,715) 771,410,578
Giro pada bank lain dalam mata uang asing terutama terdiri dari Dolar Amerika Serikat, Dolar Singapura, Dolar Australia, Dolar Hong Kong, Franc Swiss, Euro, Poundsterling Inggris, Dolar New Zealand dan Yen Jepang. b. Berdasarkan Kolektibilitas Pada 30 Juni 2011 dan 2010 seluruh rekening giro pada bank lain kecuali rekening giro pada Indonesia Overseas Bank (Indover) dikategorikan lancar. Bank telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atas rekening giro pada Indover sehubungan dengan telah dibekukannya operasional bank tersebut pada tanggal 7 Oktober 2008.
dy/Juli 2011
28
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) c.
Rincian Giro pada Bank Lain 2011 Rp Pihak Ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk (d/h PT Bank Lippo Tbk) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT BPD Sulawesi Selatan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Jumlah Mata Uang Asing (Catatan 43) United Overseas Bank (UOB) Indonesia Overseas Bank (Indover) Standard Chartered Bank Sumitomo Mitsui Banking Corporation Raiffeisen Zentral Bank Vienna PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Australia and New Zealand Bank (ANZ) Citibank N.A. PT Bank Central Asia Tbk National Commercial Bank Dresdner AG Wachovia Bank Wells Fargo BK Mashreq Bank HSBC Hongkong Jumlah Penyisihan Kerugian Jumlah
2010 Rp
5,089,918 5,635 41,911 10,153 863,201 6,010,817
5,846,752 3,910 26,496 10,000 2,998 5,890,157
2,372,003 1,122,348 20,972,108 419,587 9,910,054 2,552,662 4,509,814 4,151,276 41,211,698 258,564 72,630 168,996,604 613,946 1,005,339 258,168,633 264,179,450 (3,752,931) 260,426,519
8,009,792 1,473,586 453,977,487 5,415,110 23,987,245 105,179,028 1,617,596 21,779,660 113,370,930 273,323 76,775 29,147,899 277,158 9,078,546 773,664,136 779,554,293 (8,143,715) 771,410,578
Suku bunga rata-rata per tahun 2011 % Rupiah Mata Uang Asing
2010 % 0.24 0.02
3.54 2.81
e. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain adalah sebagai berikut:
Saldo Awal Tahun Penambahan (Pemulihan) Reklas dan Selisih Kurs Saldo 30 Juni
2011 Rp
2010 Rp
4,393,763 5,061,741 (5,702,572) 3,752,931
6,445,000 950,567 748,148 8,143,715
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk giro pada bank lain adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain tersebut.
dy/Juli 2011
29
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) f.
Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, rekening giro Bank pada PT Bank Central Asia Tbk Surabaya diblokir kepolisian untuk penyidikan terkait perkara hukum yang dihadapi Bank sebesar Rp 4.259.976 dan Rp Rp 3.954.862 terkait dengan dana Reksadana Antaboga.
g. Selama tahun 2010, Bank telah menerima pembayaran dari Indonesia Overseas Bank (Indover) sebesar EUR 160,674. Sehingga per 30 Juni 2011 sisa saldo Bank di Indonesia Overseas Bank (Indover) adalah sebesar EUR 90,379.46. 7.
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain a. Berdasarkan jenis, mata uang dan kolektibilitas: 2011 Jatuh Tempo Rp Rupiah Call Money
Lancar
Macet
Jumlah
Lancar
Macet
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
< 1 Bulan 1-3 Bulan 3-6 Bulan 6-12 Bulan
770,193,975 ----
-----
770,193,975 ----
1,572,000,000 ----
-----
1,572,000,000 ----
< 1 Bulan < 1 Bulan 1-3 Bulan
40,308 100,500 -770,334,783
--
40,308 100,500.0 -770,334,783
39,173 100,500 -1,572,139,673
----
39,173 100,500 -1,572,139,673
< 1 Bulan 1-3 Bulan 3-6 Bulan 6-12 Bulan Deposito Berjangka 1-3 Bulan Sub Jumlah
--
----
-----
-----
--
----85,755,000 85,755,000
--
--
--
----
856,089,783 (857,954) 855,231,829
1,572,139,673 (159,633) 1,571,980,040
----
1,572,139,673 (159,633) 1,571,980,040
Tabungan Setoran Jaminan Deposito Berjangka Sub Jumlah Mata Uang Asing Call Money
Jumlah Penyisihan Kerugian Jumlah - Bersih
dy/Juli 2011
2010
---
-----
--85,755,000 85,755,000 856,089,783 (857,954) 855,231,829
30
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) b. Berdasarkan jenis dan nama bank: 2011 Mata Uang Asing Rp
Rupiah Rp Call Money Bank Indonesia (FASBI) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Jumlah Tabungan PT Bank Buana Indonesia Tbk Setoran Jaminan PT.Bank Panin,Tbk Margin Artajasa Deposito Berjangka PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Jumlah Penyisihan Kerugian Jumlah - Bersih
c.
Jumlah Rp
2010 Mata Uang Asing Rp
Rupiah Rp
Jumlah Rp
770,193,975
--
770,193,975
1,572,000,000
--
1,572,000,000
--
--
770,193,975
--
-770,193,975
-1,572,000,000
---
-1,572,000,000
40,308
--
40,308
39,173
--
39,173
100,500
--
100,500
500 100,000
---
500 100,000
--770,334,783 (403) 770,334,380
85,755,000 85,755,000 85,755,000 (857,551) 84,897,449
85,755,000 85,755,000 856,089,783 (857,954) 855,231,829
--1,572,139,673 (159,633) 1,571,980,040
------
--1,572,139,673 (159,633) 1,571,980,040
Suku bunga rata-rata per tahun 2011 %
2010 %
Rupiah Call Money Tabungan Deposito Mata Uang Asing Deposito Berjangka
6.19 2.64 --
6.00 4.59 --
0.08
--
d. Penempatan pada bank lain pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 tidak ada yang disimpan di kustodian pihak lain. e. Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, penempatan pada FASBI masing-masing sebesar Rp 770.193.975 dan 1.572.000.000 bertujuan untuk menjaga likuiditas Bank. f.
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada bank lain adalah sebagai berikut : 2011
Rp 1,581,208 858,660 (1,581,913) 857,954
Saldo Awal Tahun Penambahan (Pemulihan) Reklas dan Selisih Kurs Saldo 30 Juni
2010
Rp 1,059,000 (892) (898,475) 159,633
Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai penempatan pada bank lain yang dibentuk telah memadai.
dy/Juli 2011
31
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 8.
Efek-efek a. Berdasarkan jenis, mata uang dan kolektibilitas 2011 Nilai Nominal
Keuntungan (Kerugian) Belum Direalisasi Rp
700,000,000 133,000,000 136,117,218 969,117,218
(4,008,489) -(35,171) (4,043,661)
-----
695,991,511 -136,082,047 832,073,558
-133,000,000 -133,000,000
695,991,511 133,000,000 136,082,047 965,073,558
127,000,000 150,000,000 -277,000,000
400,000 (13,060,000) -(12,660,000)
116,000 9,493,000 -9,609,000
127,516,000 146,433,000 -273,949,000
-----
127,516,000 146,433,000 -273,949,000
40,000,000
3,651,000
607,000
44,258,000
1,286,117,218
(13,052,661)
10,216,000
1,150,280,558
Nilai Nominal
Premiun (Diskonto) Belum Diamortisasi Rp
Keuntungan (Kerugian) Belum Direalisasi Rp
111,481,500 883,276,500 454,501,500 1,449,259,500
-----
-----
-1,449,259,500 2,735,376,718 -2,735,376,718
--(13,052,661) -(13,052,661)
--10,216,000 -10,216,000
Rp Rupiah Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Sertifikat Bank Indonesia Reksadana Obligasi Lainnya Sub Jumlah Tersedia Untuk Dijual Obligasi Lainnya Surat Utang Negara Obligasi Rekap Sub Jumlah Diperdagangkan Surat Utang Negara Sub Jumlah Jumlah Rupiah
Nilai Wajar
Premiun (Diskonto) Belum Diamortisasi Rp
Lancar
Macet
Jumlah
Rp
Rp
Rp
44,258,000 133,000,000
1,283,280,558
2011
Rp Mata Uang Asing Dimiliki Hingga Jatuh Tempo US Treasury Strips Medium Term Notes Negotiable Certificate Deposits Sub Jumlah Tersedia Untuk Dijual Obligasi Lain Jumlah Mata Uang Asing Jumlah - Bruto Penyisihan Kerugian Jumlah - Bersih
dy/Juli 2011
32
Nilai Wajar Lancar
Macet
Jumlah
Rp
Rp
Rp
-----
111,481,500 883,276,500 454,501,500 1,449,259,500
111,481,500 883,276,500 454,501,500 1,449,259,500
--1,150,280,558 (2,631,172) 1,147,649,386
-1,449,259,500 1,582,259,500 (1,582,259,500) --
-1,449,259,500 2,732,540,058 (1,584,890,672) 1,147,649,386
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2010 Nilai Nominal
Rp
Premiun (Diskonto) Belum Diamortisasi Rp
Keuntungan (Kerugian) Belum Direalisasi Rp
Nilai Wajar Lancar
Macet
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rupiah Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Sertifikat Bank Indonesia Reksadana Obligasi Lainnya Sub Jumlah
30,000,000 133,000,000 141,645 163,141,645
(35,577) --(35,577)
-----
29,964,423 -141,645 30,106,069
-133,000,000 -133,000,000
29,964,423 133,000,000 141,645 163,106,069
Tersedia Untuk Dijual Obligasi Lainnya Surat Utang Negara Obligasi Rekap Sub Jumlah Jumlah Rupiah
8,000,000 574,839,000 10,000,000 592,839,000 755,980,645
-(26,278,302) -(26,278,302) (26,313,879)
552,000 72,405,422 276,200 73,233,622 73,233,622
8,552,000 620,966,120 10,276,200 639,794,320 669,900,388
----133,000,000
8,552,000 620,966,120 10,276,200 639,794,320 802,900,388
Premiun (Diskonto) Belum Diamortisasi Rp
Keuntungan (Kerugian) Belum Direalisasi Rp
---1,695,155 1,695,155 (24,618,724)
---346,283 346,283 73,579,905
--
--
2,324,225,645
(24,618,724)
2010 Nilai Nominal
Rp
Nilai Wajar Lancar
Macet
Jumlah
Rp
Rp
Rp
---38,301,438 38,301,438 708,201,826
117,845,000 933,695,000 480,445,000 -1,531,985,000 1,664,985,000
117,845,000 933,695,000 480,445,000 38,301,438 1,570,286,438 2,373,186,826
--
(81,416)
(1,664,985,000)
(1,665,066,416)
73,579,905
708,120,410
--
708,120,410
Mata Uang Asing Dimiliki Hingga Jatuh Tempo US Treasury Strips 117,845,000 Medium Term Notes 933,695,000 Negotiable Certificate Deposits 480,445,000 Obligasi Lain 36,260,000 Jumlah Mata Uang Asing 1,568,245,000 Jumlah - Bruto 2,324,225,645 Penyisihan Kerugian Jumlah - Bersih
dy/Juli 2011
33
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) b. Berdasarkan jatuh tempo 2011 Rp Rupiah Sudah Jatuh Termpo Kurang dari 1 Tahun 1 - 5 Tahun 5 - 10 Tahun Lebih dari 10 Tahun Mata Uang Asing Sudah Jatuh Termpo Kurang dari 1 Tahun 1 - 5 Tahun 5 - 10 Tahun Lebih dari 10 Tahun Jumlah
2010 Rp
133,000,000 846,089,184 291,624,155 12,567,218 -1,283,280,558
133,000,000 29,964,423 567,526,965 72,409,000 -802,900,388
711,766,500 111,481,500 282,991,500 343,020,000 -1,449,259,500 2,732,540,058
752,395,000 -416,990,000 400,901,438 -1,570,286,438 2,373,186,826
c. Berdasarkan efek Pemerintah dan bukan Pemerintah 2011 Rp Efek Pemerintah Efek Bukan Pemerintah Jumlah
2010 Rp
886,682,511 1,845,857,547 2,732,540,058
661,206,743 1,711,980,083 2,373,186,826
d. Berdasarkan Pihak-pihak berelasi 2011 Rp Pihak Hubungan Istimewa Pihak Ketiga Jumlah
2010 Rp
-2,732,540,058 2,732,540,058
-2,373,186,826 2,373,186,826
e. Berdasarkan peringkat obligasi Peringkat
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Tjiwi Kimia Th 1996 Seri A Tjiwi Kimia Th 1996 Seri B BCA Finance II MTN SMF MTN I PTPN XIII TH 2011 Seri A BPD SULSEL I 2011 Seri A Jumlah
dy/Juli 2011
Nilai Wajar
2011
2010
2011 Rp
-idBBB AA+ AA idA idA
idBBB idBBB -----
-117,218 50,000,000 50,072,674 24,892,155 11,000,000 136,082,047
34
2010 Rp
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
16,645 125,000 ----141,645
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Nilai Wajar
Peringkat
Tersedia untuk Dijual Bank Mandiri Subordinasi I Th 2009 Bank Panin Subordinasi II Th 2008 Danamon FIF XI Seri A 2011 BTPN Lanjut IB/2011 VR0018 FR0019 FR0026 FR0027 FR0049 FR0049 ZC0003 SR0003 INDON 20 USD Sub Jumlah Jumlah
2011
2010
2011 Rp
2010 Rp
idAA+ idAAidAA+ idAA AA----------
idAA+ --------------
2,160,000 10,290,000 45,045,000 50,025,000 19,996,000 --79,177,000 ---146,433,000 10,325,000 -363,451,000 499,533,047
8,552,000 ----7,914,400 2,361,800 167,865,000 63,732,000 326,879,120 62,490,000 --38,301,438 678,095,758 678,237,403
Efek-efek di atas telah diperingkat oleh PT Pefindo dan Fitch Rating. f.
Suku bunga rata-rata per tahun 2011
2010
%
%
Rupiah Sertifikat Bank Indonesia Obligasi (termasuk Obligasi Pemerintah Indonesia) Mata Uang Asing US Treasury Notes
` 6.57 7.78
6.47 10.31
1.45
1.45
g. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai adalah: 2011 Rp Saldo Awal Penambahan (Pemulihan) Reklas dan Selisih Kurs Saldo 30 Juni
2010 Rp
1,656,811,247 1,560,000 (73,321,957) 1,585,049,291
1,721,554,000 (822,538) (55,665,046) 1,665,066,416
Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai adalah cukup untuk menutup kerugian efek-efek yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya efek-efek.
dy/Juli 2011
35
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) h. Surat Utang Negara Berikut adalah rincian Surat Utang Negara per 30 Juni 2011 dan 2010: Nilai Nominal
Seri Surat Utang Negara FR0026 FR0027 FR0049 FR0049 SR0033 ZC0003 INDON 20 USD Total
Nilai Wajar
2011 Rp
2010 Rp
2011 Rp
2010 Rp
70,000,000 ---10,000,000 110,000,000 190,000,000
150,000,000 60,000,000 304,839,000 60,000,000 36,260,000 611,099,000
79,177,000 ---10,325,000 101,189,000 190,691,000
167,865,000 63,732,000 326,879,120 62,490,000 --38,301,438 659,267,558
Pada 30 Juni 2011, Surat Utang Negara sebesar Rp 190.000.000 yang terdiri dari seri FR0026, SR 0033 dan ZC0003 berasal dari penyertaan modal LPS (Catatan 27). Pada 30 Juni 2010, Surat Utang Negara sebesar Rp 611.099.000 yang terdiri dari seri FR0026, FR0049, FR0027 berasal dari penyertaan modal LPS (Catatan 27). i.
Reksadana Pada 30 Juni 2011 dan 2010, saldo Reksadana sebesar Rp 133.000 terdiri dari tiga Investasi Dana Kelola pada PT Signature Capital Indonesia (d/h PT KUO Capital Rahardja) sebesar Rp133.000 dengan jumlah masing-masing Rp 59.000.000 yang jatuh tempo tanggal 11 Mei 2008, Rp 30.000.000 yang jatuh tempo tanggal 13 Juni 2008 dan Rp 44.000.000 yang jatuh tempo tanggal 25 Maret 2008. Atas investasi Dana Kelola pada PT Signature Capital Indonesia (d/h PT KUO Capital Rahardja), Bank tidak lagi menerima bunga sejak tahun 2008 sehingga Bank telah membentuk pencadangan seluruhnya sejak tahun 2008.
j.
Obligasi lainnya Pada 30 Juni 2011, Obligasi lainnya merupakan Tjiwi Kimia I th 1996 seri B dengan tingkat bunga 8,37% jatuh tempo pada tanggal 1 Oktober 2017, Bank Mandiri Subordinasi I dengan tingkat bunga 11,85% jatuh tempo pada tanggal 11 Desember 2016, Bank Panin Subordinasi II dengan tingkat bunga 11,60% jatuh tempo pada tanggal 9 April 2018, BCA Finance II dengan tingkat bunga 7,75% jatuh tempo pada tanggal 11 Desember 2011, dan Danamon dengan tingkat bunga 8,75% jatuh tempo pada tanggal 09 Desember 2013, MTN SMF dengan tingkat bunga 8,50% jatuh tempo pada 30 Desember 2011, MTN I PTPN XIII Th 2011 Seri A dengan tingkat bunga 9,35% jatuh tempo pada 26 Mei 2013, BPD Sulsel I 2011 Seri A dengan tingkat bunga 9,50% jatuh tempo pada 12 Mei 2014, FIF XI Seri A 2011 dengan tingkat bunga 7,80% jatuh tempo pada 1 Mei 2012 dan BTPN Lanjut IB/2011 dengan tingkat bunga 9,90% jatuh tempo pada 28 Juni 2016. Pada 30 Juni 2010, Obligasi lainnya merupakan subordinasi Bank Mandiri Subordinasi I dengan tingkat bunga 11,85% jatuh tempo pada tanggal 11 Desember 2016, Tjiwi Kimia I th 1996 seri A dengan tingkat bunga 8,31% jatuh tempo pada tanggal 1 Oktober 2014 dan Tjiwi Kimia I th 1996 seri B dengan tingkat bunga 8,31% jatuh tempo pada tanggal 1 Oktober 2017.
dy/Juli 2011
36
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) k.
US Treasury Strips Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, Bank memiliki US Treasury Strips sebesar USD 13,000,000 yang disimpan pada FGAHL. US Treasury Strips sebesar USD 13,000,000 yang dikelola FGAH tidak diketahui status terakhirnya dan dasar penguasaannya.
l.
Medium Term Notes Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, Bank memiliki Medium Term Notes (MTN) sebesar USD 103,000,000 terdiri dari Nomura Bank International Plc. London sebesar USD 78,000,000 yang akan jatuh tempo pada tanggal 10 Agustus 2016, dan JP Morgan sebesar USD 25,000,000 yang akan jatuh tempo pada 2 Desember 2014. Bank telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar 100% atas MTN tersebut. MTN JP Morgan yang akan jantuh tempo 2 Desember 2014 merupakan hasil pertukaran dengan surat Credit Linked Notes (CLN) Deutshce Bank AG, London sebesar USD 25,000,000, disimpan di kustodian Citibank N.A Jakarta.
m. Negotiable Certificate Deposits (NCD) Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, saldo NCD sebesar USD 53,000,000 terdiri dari NCD National Australia Bank, London sebesar USD 45,000,000 dan Deutsche Bank sebesar USD 8,000,000. Bank telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar 100% atas NCD tersebut.
dy/Juli 2011
37
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) n. Efek-efek yang disimpan di kustodian adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp 2011 Surat Utang Negara FR0026 SR0033 ZC0003 Jumlah
Kustodian
70,000,000 10,000,000 110,000,000 190,000,000
Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia
117,218 2,000,000 10,000,000 45,000,000 50,000,000 50,000,000 25,000,000 11,000,000 20,000,000 50,000,000 263,117,218
Danareksa PT. Bank Mandiri Tbk PT. Bank Mandiri Tbk PT. Bank Mandiri Tbk PT. Bank Mandiri Tbk PT. Bank Mandiri Tbk PT. Bank Mandiri Tbk PT. Bank Mandiri Tbk PT. Bank Mandiri Tbk PT. Bank Mandiri Tbk
Obligasi Korporasi Tjiwi Kimia I th 1996 seri B Bank Mandiri Subordinasi I Th 2009 Bank Panin Subordinasi II Th 2008 Danamon BCA Finance II MTN SMF MTN I PTPN XIII TH 2011 Seri A BPD SULSEL I 2011 Seri A BTPN Lanjut IB/2011 FIF XI Seri A 2011
Jumlah
Reksadana Signature Capital d/h Dana Kelola KUO C.
Jumlah
133,000,000 133,000,000
Signature Capital d/h Dana Kelola KUO C.
Negotiable Certificate Deposits Deutsche Bank Nat. Australia Bank Ltd,London Jumlah
68,604,000 385,897,500 454,501,500
Citibank N.A. Jakarta First Gulf Asia Holdings Limited, Riyadh
214,387,500 668,889,000 883,276,500
Citibank N.A. Jakarta Citibank N.A. Jakarta
111,481,500
First Gulf Asia Holdings Limited, Riyadh
Medium Term Notes JP Morgan Nomura Bank International Plc, London Jumlah
US Treasury Strip
dy/Juli 2011
38
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Nilai Nominal Rp 2010 Surat Utang Negara FR0027 FR0026 FR0049 FR0049 INDON 20 USD
Kustodian
60,000,000 150,000,000 304,839,000 60,000,000 36,260,000 611,099,000
Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia
8,000,000 16,645 125,000 8,141,645
PT. Bank Mandiri Tbk Danareksa Danareksa
Obligasi Korporasi Obligasi Bank Mandiri Tjiwi Kimia I th 1996 seri A Tjiwi Kimia I th 1996 seri B
Jumlah
Reksadana Signature Capital d/h Dana Kelola KUO C.
Jumlah
133,000,000 133,000,000
Signature Capital d/h Dana Kelola KUO C.
72,520,000 407,925,000 480,445,000
Citibank N.A. Jakarta First Gulf Asia Holdings Limited, Riyadh
226,625,000 707,070,000 933,695,000
Citibank N.A. Jakarta Citibank N.A. Jakarta
117,845,000
First Gulf Asia Holdings Limited, Riyadh
Negotiable Certificate Deposits Deutsche Bank Nat. Australia Bank Ltd,London Jumlah
Medium Term Notes JP Morgan Nomura Bank International Plc, London Jumlah
US Treasury Strip
9.
Efek yang Dibeli Dengan Janji Dijual Kembali Berdasarkan Jenis, Nasabah dan Jatuh tempo 2011 Nasabah
Tanggal
Tanggal
Dimulai
Jatuh Tempo
Nilai Nominal
Premium
Kenaikan
Nilai Wajar
(Diskonto)
(Penurunan)
Jenis Surat Berharga
Belum diamortisasi Rp Bank Indonesia 27-Jun-11 Bank Indonesia 28-Jun-11 Bank Indonesia 28-Jun-11 Bank Indonesia 23-Jun-11 Bank Indonesia 24-Jun-11 Bank Indonesia 30-Jun-11 Penyisihan Penghapusan Jumlah Bersih
dy/Juli 2011
11-Jul-11 12-Jul-11 12-Jul-11 7-Jul-11 8-Jul-11 14-Jul-11
Rp
250,000,000 200,000,000 50,000,000 100,000,000 200,000,000 100,000,000 -900,000,000
(1,728,431) (1,382,745) (345,686) (1,213,393) (2,426,786) (1,213,393) -(8,310,434)
39
Rp
Rp ---------
248,271,569 198,617,255 49,654,314 98,786,607 197,573,214 98,786,607 -891,689,566
SBI SBI SBI SBI SBI SBI
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2010 Nasabah
Tanggal
Tanggal
Dimulai
Jatuh Tempo
Nilai Nominal
Premium
Kenaikan
Nilai Wajar
(Diskonto)
(Penurunan)
Jenis Surat Berharga
Belum diamortisasi Rp Bank Indonesia 24-Jun-10 Bank Indonesia 29-Jun-10 Penyisihan Penghapusan Jumlah Bersih
8-Jul-10 13-Jul-10
Rp
100,000,000 200,000,000 -300,000,000
Rp
(1,245,215) (2,490,430) -(3,735,645)
Rp -----
98,754,785 197,509,570 -296,264,355
SBI SBI
Pada 30 Juni 2011, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali sebesar Rp 900.000.000 sedangkan pada 30 Juni 2010 sebesar Rp 300.000.000 terdiri atas Sertifikat Bank Indonesia berasal dari penyertaan modal LPS (Catatan 26). 10.
Tagihan dan Kewajiban Derivatif a. Bank melakukan transaksi derivatif berupa kontrak berjangka mata uang asing (forward) dengan pihak lain yang memungkinkan Bank atau pihak lain mengurangi risiko atas pengaruh fluktuasi kurs mata uang asing dan tingkat bunga. Kontrak berjangka mata uang asing merupakan komitmen untuk menjual sejumlah mata uang tertentu kepada pembeli atau untuk membeli sejumlah mata uang tertentu dari penjual pada suatu tanggal di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditentukan terlebih dahulu. b. Rincian tagihan derivatif dan kewajiban Bank yang berasal dari kontrak berjangka mata uang asing pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Nilai Wajar
Nilai Nosional (Kontrak)
Pihak Ketiga Foward - Jual Dolar Amerika Serikat Mata Uang Lainnya Foward - Beli Dolar Amerika Serikat Mata Uang Lainnya Jumlah Penyisihan Kerugian Jumlah - Bersih
dy/Juli 2011
Tagihan dan Kewajiban Derivatif Tagihan Kewajiban derivatif derivatif Rp Rp
669,755,673 43,219,235
668,889,000 43,242,818
869,673 694
3,000 24,277
--712,974,907
--712,131,818
--870,366 (6,019) 864,347
--27,277 -27,277
40
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2010 Nilai Wajar
Nilai Nosional (Kontrak)
Pihak Ketiga Spot - Jual Dolar Amerika Serikat Mata Uang Lainnya Spot - Beli Dolar Amerika Serikat Mata Uang Lainnya Jumlah Penyisihan Kerugian Jumlah - Bersih
c.
Tagihan dan Kewajiban Derivatif Tagihan Kewajiban derivatif derivatif Rp Rp
30,191,390 6,375,366
30,316,535 6,375,366
12,500 -
137,645 -
6,388,327 30,277,086 73,232,168
6,384,058 30,277,086 73,353,045
13,326 -25,826 (6,019) 19,807
9,057 -146,702 -146,702
Perubahan Cadangan kerugian penurunan nilai pada tagihan derivatif adalah sebagai berikut: 2011 6,019 --6,019
Saldo Awal Penyisihan Reklas dan Selisih Kurs Saldo 30 Juni
2010 6,019 --6,019
Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk tagihan derivatif adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul.
dy/Juli 2011
41
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 11.
Kredit a. Berdasarkan jenis, mata uang dan kolektibilitas 2011 Lancar
Rp Rupiah Kredit Modal Kerja Pinjaman Rekening Koran Kredit Ekspor Impor Kredit Investasi Kredit Kendaraan Bermotor Kredit Pemilikan Rumah Pinjaman Karyawan Kredit Warisan Sejahtera Kredit Lain-lain Jumlah
1,794,267,498 780,958,978 12,435,029 493,419,531 2,652,701,632 162,892,852 738,652 201,309,933 6,098,724,104
Mata Uang Asing Kredit Modal Kerja Pinjaman Rekening Koran Kredit Ekspor Impor Kredit Investasi Kredit Lain-lain Jumlah Jumlah Penyisihan Kerugian Jumlah - Bersih
266,572,529 66,840,359 89,630,551 35,443,907 458,487,346 6,557,211,450 (72,113,920) 6,485,097,530
Dalam Perhatian Khusus Rp
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
334,489,472 84,400,712 348,641,209 21,084,353 233,255 31,841,614 41,511
84,475,369 14,215,315
-
240,971 320,717
3,013,936 8,693,403
98,230
18,965,551 769,367 890,836
194,079,385 304,477,409
60,359,727 60,457,957
77,137 21,264,579
22,208,301 842,940,425
2,213,473,309 879,895,722 361,076,237 533,469,434 2,656,718,190 204,416,936 780,163 478,034,483 7,327,864,474
16,694,447 266,766,320 283,460,766 587,938,175 (60,627,341) 527,310,834
239,189,241 239,189,241 299,647,198 (139,164) 299,508,034
21,264,579 (352,655) 20,911,924
548,852 548,852 843,489,277 (576,755,131) 266,734,147
266,572,529 84,083,658 89,630,551 541,399,467 981,686,205 8,309,550,680 (709,988,210) 7,599,562,470
2010 Lancar
Rp
dy/Juli 2011
Dalam Perhatian Khusus Rp
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rupiah Kredit Modal Kerja Pinjaman Rekening Koran Kredit Ekspor Impor Kredit Investasi Kredit Kendaraan Bermotor Kredit Pemilikan Rumah Pinjaman Karyawan Kredit Warisan Sejahtera Kredit Lain-lain Jumlah
1,473,192,561 204,514,402 117,585,019 1,241,275,674 62,490,149 1,415,394 72,583,116 3,173,056,316
38,366,494 12,650,582 1,725,263 6,849,994 92,112,601 151,704,933
5,467,847 1,572,192 139,796 14,091,339 21,271,174
840,000 991,522 1,709,501 275,484 3,816,507
877,618,463 128,948,106 425,568,540 281,144,252 214,406 30,837,319 41,511 22,783,198 1,767,155,795
2,395,485,365 348,676,804 425,568,540 398,729,271 1,243,215,342 102,026,759 1,456,904 201,845,738 5,117,004,725
Mata Uang Asing Kredit Modal Kerja Pinjaman Rekening Koran Kredit Ekspor Impor Kredit Lain-lain Jumlah Jumlah Penyisihan Kerugian Jumlah - Bersih
40,946,257 139,988,385 180,934,642 3,353,990,958 (36,995,531) 3,316,995,428
294,884,096
-
-
9,065,000 4,409,987 -
294,884,096 446,589,030 (11,484,375) 435,104,655
21,271,174 (276,783) 20,994,391
3,816,507 (377,740) 3,438,767
13,474,987 1,780,630,782 (1,522,914,163) 257,716,619
50,011,257 4,409,987 434,872,482 489,293,726 5,606,298,451 (1,572,048,590) 4,034,249,860
42
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) b. Berdasarkan sektor ekonomi 2011 Lancar
Rp
dy/Juli 2011
Dalam Perhatian Khusus Rp
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
561,688 18,965,551 967,973 769,367 21,264,579
27,985,538 166,130,236 9,224,943 270,511,912 1,123,777 132,437,876 201,059,072 33,327,110 1,271,853 843,072,316
144,431,432 158,453,263 873,237,728 55,079,487 256,724,523 1,089,981,301 166,931,500 1,283,784,896 315,979,813 194,039,125 2,789,221,407 7,327,864,474
373,034 373,034 21,637,613 (352,655) 21,284,959
175,818 -
450,583,371 12,831,092 165,091,244 214,109,259 139,071,239
175,818 843,248,134 (576,755,131) 266,493,003
981,686,205 8,309,550,680 (709,988,210) 7,599,562,470
Rupiah Pertanian dan Perburuan Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Konstruksi Perdagangan, Restoran, Hotel Pengangkutan,Pergudangan dan Komunikasi Jasa-jasa Dunia Usaha Jasa-jasa Sosial/Masyarakat Perumahan Lain-lain Jumlah
116,445,895 158,453,263 609,337,523 55,079,487 246,962,893 783,889,240 144,661,541 977,838,569 74,804,178 150,886,604 2,783,213,814 6,101,573,005
40,391,033 536,687 35,018,461 2,180,632 173,508,451 40,116,563 8,759,208 3,966,373 304,477,409
57,378,936 98,230 57,477,166
Mata Uang Asing Industri Pengolahan Konstruksi Perdagangan, Restoran, Hotel Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa-jasa Dunia Usaha Jasa-jasa Sosial/Masyarakat Perumahan Lain-lain Jumlah Jumlah Penyisihan Kerugian Jumlah - Bersih
194,699,683 12,831,092 164,542,392 85,408,455 1,005,723.66 458,487,346 6,560,060,351 (72,113,920) 6,487,946,431
16,694,447 30,082,854 35,159,550 81,936,851 386,414,259 (60,627,341) 325,786,919
239,189,241 98,617,950 102,905,966 440,713,157 498,190,323 (139,164) 498,051,159
43
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2010 Lancar
Rp
c.
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rupiah Pertanian dan Perburuan Pertambangan Industri Pengolahan Konstruksi Perdagangan, Restoran, Hotel Pengangkutan, Pergudangan Jasa-jasa Dunia Usaha Jasa-jasa Sosial/Masyarakat Perumahan Lain-lain Jumlah
44,064,530 86,750,000 228,286,796 250,588,838 364,815,215 44,451,171 797,078,730 40,074,646 63,109,699 1,253,836,690 3,173,056,316
174,980 10,389,422 1,630,680 50,611,569 206,428 24,563,997 53,381,782 7,587,201 3,158,874 151,704,933
5,541,561 14,934,936 538,542 139,796 116,339 21,271,174
90,000 888,654 852,867 1,984,985 3,816,507
28,246,255 313,886,485 8,801,537 510,294,402 1,125,459 617,771,736 254,394,663 31,533,941 1,101,318 1,767,155,795
72,485,765 86,750,000 552,562,704 266,652,616 941,544,776 45,783,058 1,440,805,873 347,851,090 104,355,623 1,258,213,220 5,117,004,725
Mata Uang Asing Industri Pengolahan Konstruksi Perdagangan, Restoran, Hotel Pengangkutan, pergudangan dan komunikasi Jasa-jasa Dunia Usaha Jumlah Jumlah Penyisihan Kerugian Jumlah - Bersih
46,501,135 133,276,478 1,157,029 180,934,642 3,353,990,958 (36,995,531) 3,316,995,428
143,498,633 151,385,464 294,884,096 446,589,030 (11,484,375) 435,104,655
21,271,174 (276,783) 20,994,391
3,816,507 (377,740) 3,438,767
12,894,805 580,181 13,474,987 1,780,630,782 (1,522,914,163) 257,716,619
59,395,941 133,856,660 143,498,633 152,542,492 489,293,726 5,606,298,451 (1,572,048,590) 4,034,249,860
Berdasarkan jangka waktu kredit Jangka waktu kredit yang diberikan diklasifikasikan berdasarkan periode pinjaman sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian kredit dan waktu yang tersisa sampai dengan saat jatuh temponya. Rupiah
≤ 1 Tahun ≥ 1 -2 Tahun ≥ 2 -5 Tahun > 5 Tahun Jumlah Penyisihan Kerugian Jumlah - Bersih
dy/Juli 2011
Dalam Perhatian Khusus Rp
1,164,074,332 1,417,067,361 3,528,152,535 1,218,570,246 7,327,864,474
2011 Mata Uang Asing 115,427,110 116,667,296 121,375,506 628,216,294 981,686,205
44
Jumlah
1,279,501,442 1,533,734,657 3,649,528,041 1,846,786,540 8,309,550,680 (709,988,210) 7,599,562,470
Rupiah
2010 Mata Uang Asing
577,147,639 4,409,987 2,273,350,670 10,923,325 1,495,931,068 178,825,789 770,575,348 295,134,625 5,117,004,725 489,293,726
Jumlah
581,557,626 2,284,273,995 1,674,756,857 1,065,709,973 5,606,298,451 (1,572,048,590) 4,034,249,860
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Rincian jangka waktu kredit yang diberikan berdasarkan sisa waktu dari tanggal neraca sampai dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2011 Mata Uang Asing
Rupiah
≤ 1 Tahun ≥ 1 -2 Tahun ≥ 2 -5 Tahun > 5 Tahun Jumlah Penyisihan Kerugian Jumlah - Bersih
2,254,627,962 726,932,997 3,534,129,082 812,174,433 7,327,864,474
231,946,232 148,174 246,165,607 503,426,192 981,686,205
Jumlah
2010 Mata Uang Asing
Rupiah
2,486,574,195 727,081,171 3,780,294,689 1,315,600,625 8,309,550,680 (709,988,210) 7,599,562,470
2,573,129,482 465,057,605 1,705,856,782 372,960,856 5,117,004,725
14,623,395 951,825 218,085,859 255,632,646 489,293,726
Jumlah
2,587,752,877 466,009,430 1,923,942,641 628,593,502 5,606,298,451 (1,572,048,590) 4,034,249,860
d. Berdasarkan klasifikasi kolektibilitas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Lancar Rp Rupiah Pihak Hubungan Istimewa Pihak Ketiga Jumlah Mata Uang Asing Pihak Ketiga Jumlah Penyisihan Kerugian Jumlah - Bersih
Dalam Perhatian Khusus Rp %
%
5,531,171 6,093,192,933 6,098,724,104
0.08% 92.92% 93%
458,487,346 6,557,211,450 (72,113,920) 6,485,097,530
6.99% 100%
Lancar Rp Rupiah Pihak Hubungan Istimewa Pihak Ketiga Jumlah Mata Uang Asing Pihak Ketiga Jumlah Penyisihan Kerugian Jumlah - Bersih
dy/Juli 2011
Diragukan %
304,477,409 52% 304,477,409 52%
60,457,957 60,457,957
20% 21,264,579 100% 20% 21,264,579 100%
283,460,766 48% 587,938,175 100% (60,627,341) 527,310,834
239,189,241 80% 299,647,198 100% (139,164) 299,508,034 2010 Kurang Lancar Rp
Rp
Macet
Rp
Dalam Perhatian Khusus Rp %
%
2011 Kurang Lancar
%
Rp
%
Rp
%
5,531,171 0.07% 842,940,425 100% 7,322,333,303 88.12% 842,940,425 100% 7,327,864,474 88%
-- 0% 548,852 0% 981,686,205 11.81% 21,264,579 100% 843,489,277 100% 8,309,550,680 100% (352,655) (576,755,131) (709,988,210) 20,911,924 266,734,147 7,599,562,470
Diragukan %
Jumlah
Rp
Macet %
Rp
Jumlah %
Rp
1,450,207 3,171,606,109 3,173,056,316
-95% 95%
-151,704,933 34% 151,704,933 34%
-21,271,174 100% 21,271,174 100%
-3,816,507 100% 1,767,155,795 3,816,507 100% 1,767,155,795
180,934,642 3,353,990,958 (36,995,531) 3,316,995,428
5% 100%
294,884,096 66% 446,589,030 100% (11,484,375) 435,104,655
-- 0% 21,271,174 100% (276,783) 20,994,391
-- 0% 13,474,987 1% 489,293,726 3,816,507 100% 1,780,630,782 100% 5,606,298,451 (377,740) (1,522,914,163) (1,572,048,590) 3,438,767 257,716,619 4,034,249,860
45
-1,450,207 99% 5,115,554,518 99% 5,117,004,725
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
%
91% 91% 9% 100%
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
e. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
Saldo Awal Tahun Penambahan (Pemulihan) Hapus Buku Reklas dan Selisih Kurs Saldo 30 Juni
2011
2010
Rp
Rp
1,289,327,584 (92,666,166) (594,522,161)
107,848,953 709,988,210
1,445,502,000 2,850,357 (66,723,395) 190,419,629 1,572,048,590
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan. f.
Perubahan kredit yang dihapusbukukan adalah sebagai berikut: 2011 Rp Saldo Awal Penghapusbukuan Kredit Tahun Berjalan Hapus Tagih Penerimaan Kembali Saldo Akhir
70,655,912 594,522,161 --665,178,073
2010 Rp 3,932,517 66,723,395 --70,655,912
g. Suku bunga rata-rata per tahun: 2011 Rupiah Dolar Amerika Serikat
h.
dy/Juli 2011
14.33% 6.50%
2010 14.33% 6.50%
Informasi penting lainnya: (1). Saldo kredit yang telah direstrukturisasi pada 30 Juni 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar Rp. 331.597.769 dan Rp 166.348.858. Semua kredit yang telah direstrukturisasi adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga. Kredit direstrukturisasi antara lain dilakukan dengan cara penjadwalan kembali pembayaran tunggakan bunga, penghapusan denda, penurunan tingkat suku bunga, konversi tagihan LC menjadi kredit yang direstrukturisasi, dan perpanjangan jangka waktu kredit. (2). Jaminan pemberian kredit pada umumnya berupa harta berwujud (tanah, bangunan, mesin, peralatan, kendaraan, tagihan piutang, persediaan, deposito berjangka, Asuransi Business Interruption, Personal Guarantee, Corporate Guarantee). (3). Rasio Non-Performing Loan (NPL) Bank pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010, masing-masing adalah sebesar 10,44% (gross) dan 3,50% (net) dan sebesar 32,21% (gross) dan 5,03% (nett). (4). Rasio kredit usaha kecil terhadap kredit yang diberikan adalah 0,90% pada tahun 2011 dan 1,59% pada tahun 2010. (5). Pada 30 Juni 2011 dan 2010 pelampauan terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) terdiri dari masing-masing 3 dan 20 debitur. (6. Pada 30 Juni 2010 dan 2009 terdapat kredit bermasalah kepada koperasi yaitu INKUD, IKKU, dan INKOPTI masing-masing sebesar Rp 148.187.829 dan Rp 156.642.984 yang dijamin dengan escrow account sebesar USD 17,279,976.20 (Catatan 23). 46
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 12.
Tagihan dan Kewajiban Akseptasi a. Berdasarkan pihak, mata uang, dan Pihak-pihak Berelasi: 2011 Tagihan Akseptasi Rp Rupiah Bank Lain Debitur Pihak-pihak Berelasi Pihak Ketiga Jumlah-Rupiah
2010 Kewajiban Akseptasi Rp
Tagihan Akseptasi Rp
--
5,936,550
--
--
-5,936,550 5,936,550
--5,936,550
----
----
2011 Tagihan Akseptasi Rp Mata Uang Asing Bank Lain Debitur Pihak-pihak Berelasi Pihak Ketiga Jumlah-Mata Uang Asing Jumlah Penyisihan Kerugian Jumlah - Bersih
Kewajiban Akseptasi Rp
2010 Kewajiban Akseptasi Rp
Tagihan Akseptasi Rp
Kewajiban Akseptasi Rp
--
1,780,605
--
2,468,407
-502,460,952 502,460,952 508,397,503 (462,146,142) 46,251,361
--1,780,605 7,717,155 -7,717,155
-953,247,617 953,247,617 953,247,617 (910,044,670) 43,202,947
--2,468,407 2,468,407 -2,468,407
b. Berdasarkan jatuh tempo: 2011 Tagihan Akseptasi Rp Sudah Jatuh Tempo Kurang 1 bulan 1-3 Bulan 3-6 Bulan 6-12 Bulan Jumlah
dy/Juli 2011
500,680,347 6,405,629 718,745 592,781 -508,397,503
47
2010 Kewajiban Akseptasi Rp
6,405,629 718,745 592,781 7,717,155
Tagihan Akseptasi Rp 950,908,627 1,129,380 615,247 594,363 -953,247,617
Kewajiban Akseptasi Rp
1,129,380 744,664 594,363 2,468,407
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) c.
Tagihan Akseptasi berdasarkan debitur: 2011 USD
2010 USD
Rupiah PT Baja Makmur Sub Jumlah
2011 Rp
2010 Rp
5,936,550 5,936,550 2011 USD
2010 USD
2011 Rp
--2010 Rp
Mata Uang Asing PT Brilian Chandra PT Cipta Graha PT Damar Kristal Mas*) PT Dwiputra Mandiri Perkasa*) PT Energy Quantum Eastern Indonesia*) PT Petrobas Indonesia*) PT Sakti Persada Raya*) PT Sinar Central Sandang*) Saranaprima N.A Indonesia Antique Sub Jumlah Jumlah - Bruto Penyisihan Kerugian Jumlah - Bersih
69,125 138,513.6 21,499,994 9,999,990 -4,084,993 22,799,998 --
58,592,613
-154,534 21,499,994 9,999,990 19,999,980 4,084,993 22,799,998 26,499,680 52,200 65,567 105,156,935
592,781 1,187,823 184,373,197 85,754,914 -35,030,857 195,521,379 --
502,460,952 508,397,503 (462,146,142) 46,251,361
-1,400,852 194,897,444 90,649,909 181,299,819 37,030,461 206,681,978 240,219,599 473,193 594,363 953,247,617 953,247,617 (910,044,670) 43,202,947
d. Berikut adalah informasi terkait tagihan akseptasi bermasalah: 1. Per 30 Juni 2010 Bank memiliki tagihan L/C kepada PT Sinar Central Sandang sebesar USD 26,499,680. PT Sinar Central Sandang telah memberi kuasa kepada kuasa hukumnya untuk pengurusan tagihan tersebut dan pada tanggal 29 Maret 2011 terdapat penyelesaian tagihan L/C tersebut sehingga per 30 Juni 2011 tagihan L/C kepada PT Sinar Central Sandang bersaldo nihil. 2. Bank memiliki tagihan L/C kepada PT Sakti Persada Raya sebesar USD 22,799,998. Bank telah mengirimkan surat No.036/Century/TPA/III/09 tanggal 4 Maret 2009 mengenai pemberitahuan kewajiban hutang L/C yang harus segera dilunasi oleh nasabah sesuai dengan Perjanjian Pemberian Fasilitas L/C Impor Usance tersebut diatas dan sampai saat ini belum ada penyelesaian tagihan L/C tersebut dari debitur. 3. Bank memiliki tagihan L/C kepada PT Damar Kristal Mas sebesar USD 21,499,994. Bank telah mengirimkan surat No.035/Century/TPA/III/09 tanggal 4 Maret 2009 mengenai pemberitahuan kewajiban hutang L/C yang harus segera dilunasi oleh nasabah sesuai dengan Perjanjian Pemberian Fasilitas L/C Impor Usance tersebut diatas dan sampai saat ini belum ada penyelesaian tagihan L/C tersebut. 4. Per 30 Juni 2010 Bank memiliki tagihan L/C kepada PT Energy Quantum Eastern Indonesia sebesar USD 19,999,980. Bank telah mengirimkan surat No.038/Century/TPA/III/09 tanggal 4 Maret 2009 mengenai pemberitahuan kewajiban hutang L/C yang harus segera dilunasi oleh nasabah sesuai dengan Perjanjian Pemberian Fasilitas L/C Impor Usance tersebut diatas dan pada bulan Juni 2011 terdapat penyelesaian tagihan L/C tersebut dengan melakukan hapus buku atas tagihan L/C kepada PT Energy Quantum Eastern Indonesia sebesar USD 19,999,980 sehingga per 30 Juni 2011 tagihan L/C kepada PT Energy Quantum Eastern Indonesia sebesar nihil . dy/Juli 2011
48
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
5. Bank memiliki tagihan L/C kepada PT Dwi Putra Mandiri Perkasa sebesar USD 9,999,990. Bank telah mengirimkan surat No.037/Century/TPA/III/09 tanggal 4 Maret 2009 mengenai pemberitahuan kewajiban hutang L/C yang harus segera dilunasi oleh nasabah sesuai dengan Perjanjian Pemberian Fasilitas L/C Impor Usance tersebut diatas dan sampai saat ini belum ada penyelesaian tagihan L/C tersebut. 6. Bank memiliki tagihan L/C kepada PT Petrobas Indonesia sebesar USD 4,300,000. Pada tahun 2008, PT Petrobas Indonesia berencana untuk menyelesaikan kewajibannya dengan cara restrukturisasi, dan kemudian dikonversi menjadi kredit angsuran dengan menyerahkan agunan aset tetap dalam bentuk tanah dari pihak ketiga sebagai penjamin, namun restrukturisasi tersebut belum terlaksana namun terdapat pembayaran sebagin atas tagihan tersebut sebesar USD 215,007. Atas nasabah-nasabah tersebut diatas, Bank telah membentuk penyisihan 100% per 30 Juni 2011 dan 2010. Tagihan yang direkstrukturisasi pada tahun 2011 adalah sebagai berikut: 1. Bank memiliki tagihan L/C kepada PT Sinar Central Sandang sebesar USD 26,499,680. PT Sinar Central Sandang mengajukan restrukturisasi kewajiban L/C dan disetujui pihak Bank yang sesuai dengan Perjanjian Restrukturisasi Kredit No. 1022/LO/III/11/047 tanggal 29 Maret 2011 dengan perincian sebagai berikut: • Menyetujui Penggabungan Fasilitas Kredit atas Permintaan (KAP) dan Kredit Transaksional (KTR) dalam valuta Rupiah menjadi Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan jumlah limit baru sebesar Rp 57.953.936. • Menyetujui Penggabungan Fasilitas Kredit atas Permintaan (KAP) dan Kredit Transaksional (KTR) dalam valuta USD menjadi Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan jumlah limit baru sebesar USD 1.422.482,68. • Menyetujui konversi L/C past due menjadi Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan jumlah limit baru sebesar USD 26.499.680.
e. Berdasarkan kolektibilitas tagihan akseptasi: 2011 Rp Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah Penyisihan Kerugian Jumlah-Bersih
dy/Juli 2011
7,717,155 35,030,857 465,649,490 508,397,503 (462,146,142) 46,251,361
49
2010 Rp 2,468,407 277,250,060 673,529,150 953,247,617 (910,044,670) 43,202,947
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
f.
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi adalah sebagai berikut: 2011 Rp Saldo Awal Tahun Penambahan (Pemulihan) Reklas dan Selisih Kurs Saldo 30 Juni
2010 Rp
908,191,704 2,429,292 (448,474,854) 462,146,142
1,111,783,000 (2,027,014) (199,711,316) 910,044,670
Manajemen berkeyakinan bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai untuk tagihan akseptasi adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya tagihan akseptasi. Pemulihan cadangan kerugian penurunan nilai di tahun 2011 dan 2010 disebabkan oleh terealisasinya restrukturisasi Tagihan Akseptasi ke Kredit. g.
Kewajiban akseptasi berdasarkan nama bank dan debitur: 2011 USD
2010 USD
Pihak Ketiga - Rupiah Bank PT Mandiri (Persero) Tbk Sub Jumlah
--
2011 USD Pihak Ketiga - Mata Uang Asing Bank IDBI Bank Ltd, India Huntington, US Mega Int'l Commercial, TW First Bank, Taipei Standard Chartered Bank, China Wells Fargo, Taipei Sub Jumlah Jumlah Kewajiban Akseptasi
13.
2011 Rp
2010 USD
69,125 -126,336 -12,178 207,639
-65,567 52,200 54,342 -100,193 272,301
2010 Rp
5,936,550 5,936,550 2011 Rp
--2010 Rp
592,781 -1,083,392 -104,432 1,780,605 7,717,155
-594,363 473,193 492,606 -908,246 2,468,407 2,468,407
Pendapatan Bunga yang Masih akan Diterima 2011 Rp Kredit Penempatan pada Bank Lain Efek-efek Jumlah
30,683,812 -76,995,364 107,679,176
2010 Rp 79,153,560 --79,153,558
Pada 30 Juni 2011 dan 2010, termasuk dalam Pendapatan Bunga yang Masih akan Diterima adalah bunga dalam mata uang asing masing-masing sebesar Rp 2.048.031 dan Rp 647.218. dy/Juli 2011
50
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 14.
Biaya Dibayar di Muka 2011 Rp Uang Muka Sewa Gedung Premi Asuransi Pembayaran di Muka Lainnya Jumlah
15.
2010 Rp
17,898,563 14,044,343 1,005,894 1,496,681 34,445,481
8,170,056 12,419,090 811,899 1,499,030 22,900,076
Aset Tetap 2011 Saldo Awal Rp
Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Tanah Bangunan Inventaris Kantor Kendaraan Bermotor Jumlah Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan Inventaris Kantor Kendaraan Bermotor Jumlah Nilai Buku
dy/Juli 2011
Penambahan/
Pengurangan/
Reklasifikasi
Reklasifikasi
Rp
Rp
Saldo Akhir Rp
33,623,250 61,734,659 84,483,542 25,176,978
-927,440 18,903,798 1,067,550
--6,071,582 1,079,824
33,623,250 62,662,099 97,315,758 25,164,703
205,018,429
20,898,788
7,151,407
218,765,811
17,716,429 70,696,683 22,008,185
1,560,378 3,201,169 1,810,106
-5,982,699 979,616
19,276,807 67,915,153 22,838,674
110,421,297
6,571,653
6,962,315
110,030,635
94,597,132
51
108,735,176
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 2010 Saldo Awal Rp
Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Tanah Bangunan Inventaris Kantor Kendaraan Bermotor Jumlah
Penambahan/
Pengurangan/
Reklasifikasi
Reklasifikasi
Rp
Rp
Saldo Akhir Rp
33,623,250 61,717,611 83,702,487 25,078,260
-17,548 946,070 50,202
-----
33,623,250 61,735,159 84,648,557 25,128,463
204,121,608
1,013,821
--
205,135,429
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan Inventaris Kantor Kendaraan Bermotor Jumlah
14,675,278 71,208,000 17,187,000
1,557,547 5,860,728 3,735,749
6,456,373 -
16,232,825 70,612,355 20,922,749
103,070,278
11,154,024
6,456,373
107,767,929
Nilai Buku
101,051,330
97,367,500
Akumulasi penyusutan Inventaris yang dibebankan dalam tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 110.030.380 dan Rp 107.767.929. Pada 30 Junit 2011 aset tetap Bank telah diasuransikan dengan property all risk insurance, earthquake insurance pada PT Asuransi Buana Independent dengan jumlah nilai pertanggungan sebesar Rp 173.842.000 dan vehicle insurance pada PT Asuransi Indrapura dengan jumlah nilai pertanggungan sebesar Rp 15.104.600. Pada 30 Juni 2010 aset tetap Bank telah diasuransikan dengan property all risk insurance, earthquake insurance pada PT Asuransi Buana Independent dan vehicle insurance pada PT Asuransi Allianz Utama Indonesia dengan jumlah nilai pertanggungan sebesar Rp 135.692.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kerugian yang timbul atas aset tetap yang dipertanggungkan. Bank memiliki beberapa bidang tanah dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) berjangka waktu 20 sampai dengan 30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2009 sampai dengan 2037. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Pada 30 Juni 2011 dan 2010 tidak ada aset tetap yang dijadikan sebagai jaminan.
dy/Juli 2011
52
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Pengurangan aset tetap merupakan penjualan aset tetap dengan rincian sebagai berikut: 2011 Rp Harga Jual Nilai Buku Laba Penjualan Aset Tetap
2010 Rp
4,338,166 908,987 3,429,179
----
Berdasarkan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 dan Surat Edaran No. 7/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005, Bank diwajibkan untuk melakukan identifikasi dan penetapan terhadap properti terbengkalai yang dimiliki. Sehubungan dengan hal tersebut, Bank telah melakukan identifikasi dan tidak terdapat properti terbengkalai. 16.
Aset Tidak Berwujud
Perangkat Lunak Lisensi Akumulasi Amortisasi Jumlah
17.
2011 Rp
2010 Rp
66,347,090 11,084,350 (55,109,315) 22,322,125
64,566,549 11,084,350 (47,075,954) 28,574,945
Agunan yang Diambil Alih
Harga Perolehan Tanah Tanah dan Bangunan Saham Jumlah Penyisihan Kerugian Nilai Buku
Harga Perolehan Tanah Tanah dan Bangunan Saham Jumlah Penyisihan Kerugian Nilai Buku
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Rp
Rp
Rp
Rp
290,690,753 197,500,276 37,400,000 525,591,029 (318,469,000) 207,122,029
-----
15,015,582 9,814,686 -24,830,268
275,675,171 187,685,590 37,400,000 500,760,761 (320,521,367) 180,239,394
Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Saldo Akhir
Rp
Rp
Rp
Rp
292,741,000 246,858,353 37,400,000 576,999,353 (371,773,000) 205,226,353
-----
248,000 34,225,568 34,473,568 36,147,708
292,493,000 212,632,785 37,400,000 542,525,785 (335,625,292) 206,900,492
Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) terdiri dari tanah, tanah dan bangunan dan saham. Pada 30 Juni 2011, AYDA sebesar Rp 500.760.761 sedangkan pada 30 Juni 2010, AYDA sebesar Rp 542.525.785. Per Juni 2011 terdapat AYDA yang dijual sebesar Rp 24.830.268. dy/Juli 2011
53
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Per 30 Juni 2011 terdapat keuntungan atas penjualan AYDA sebesar Rp 485.717 yang merupakan hasil dari realisasi penjualan AYDA dari 1 (satu) eks debitur dengan harga penjualan sebesar Rp 928.000 dan harga perolehan/nilai buku sebesar Rp 442.681. Per tanggal 30 Juni 2010, terdapat penjualan AYDA sebesar Rp. 34.473.568 yang terdiri dari penjualan atas nama Prasetya Indra Brata sebesar Rp.108.000 pada bulan Januari 2010 dan sebesar Rp.140.000 pada bulan Maret 2010 dan Budi Makasar Jaya Abadi sebesar Rp. 34.225.568 di bulan Mei 2010. Per 30 Juni 2010 sampai dengan 30 Juni 2011 tidak terdapat penambahan AYDA. Berdasarkan PBI No.7/2/PBI/2005 bank diwajibkan untuk melakukan upaya penyelesaian terhadap AYDA yang dimiliki dan mendokumentasikannya sehubungan dengan hal tersebut Bank harus membentuk PPA sesuai dengan umur kepemilikan AYDA. Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 bank telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 320.521.367 dan Rp 335.625.292. Perubahan penyisihan kerugian agunan yang diambil alih adalah sebagai berikut: 2011 Rp Saldo Awal Tahun Penambahan (Pemulihan) Reklasifikasi dan Selisih Kurs Saldo 30 Juni
2010 Rp
318,469,000
371,773,000
13,431,165
20,090
(11,378,798) 320,521,367
(36,167,798) 335,625,292
Bank berpendapat bahwa pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas AYDA telah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul apabila AYDA tersebut dijual. 18.
Aset Lain-lain
Surat Berharga Surat Ketetapan Pajak - PPh 26 dan PPN Uang Muka Pengembangan Sistem dan Informasi Tagihan kepada Pemerintah Jasa Manajemen Beban yang Ditangguhkan Rupa-rupa Jumlah Cadangan Kerugian Jumlah - Bersih
2011 Rp
2010 Rp
418,522,650 78,459,870 22,329,664 38,679,636 37,543,752 15,554,978 43,058,454 82,147,150 736,296,154 (656,494,022) 79,802,131
459,119,403 78,459,915 22,329,664 38,490,098 25,347,000 10,560,000 13,017,704 109,001,164 756,324,948 (676,061,465) 80,263,483
a. Pada tanggal 3 November 2008, Bank menjual SB US Treasury Strips USD 41,000,000 dengan harga at discount 94,879 % atau sebesar USD 38,900,390. Pada tanggal 4 November 2008 Bank memberikan instruksi ke Dresdner Bank untuk mendebet rekening sebesar USD 7,000,000 dan ditransfer ke rekening Bank Century di Standard Chartered Bank NY. Dana cash USD 7,000,000 tersebut kemudian dijadikan deposito atas nama PT. Animablu Indonesia, sehingga jumlah tersebut tidak pernah diterima Bank Century. dy/Juli 2011
54
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Sisa dana setelah didebet sebesar USD 7,000,000 tersebut (setelah dikurangi biaya administrasi dsb) yaitu sebesar USD 29,772,328.25 kemudian di set off oleh Dresdner Bank untuk melunasi hutang FGAH. Pada tanggal 30 Juni 2009, berdasarkan statement of account Bank Century di Dresdner Bank Zurich, saldo rekening Bank Century di Bank tersebut tercatat bersaldo USD 748,432.25. Dari saldo tersebut Bank Century menarik sebesar USD 700,000,Secara physic SB di Dresdner Bank sudah tidak ada lagi, namun Bank masih melakukan pembukuan sejumlah USD 40,300,000.- (USD 41,000,000 yang dikurangi USD 700,000,-) b. Bank menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPh Pasal 26 untuk tahun 2000 sampai 2003 untuk tagihan pokok pajak sebesar Rp 57.849.000 dan sanksi administrasi sebesar Rp 27.669.000 atau total Rp 85.518.000 Bank mengajukan keberatan namun telah ditolak pada tanggal 22 Desember 2006 dan saat ini sedang dalam proses Peninjauan Kembali (PK). Selama dengan tahun 2007 dan 2008, Bank telah melakukan pembayaran atas SKPKB tersebut masing-masing sebesar Rp 6.000.000 dan Rp 12.353.000 Bank juga telah mengajukan Permohonan Pembatalan Ketetapan Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa pada tanggal 15 dan 20 Maret 2007. Sampai dengan 30 Juni 2011, jumlah tagihan yang telah dibayarkan adalah sebesar Rp 78.459.870. Bank telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 78.459.870 pada 30 Juni 2011 dan Rp 78.459.915 pada 30 Juni 2010. c.
Tagihan kepada Pemerintah sebesar Rp 37.543.752 merupakan tagihan antar bank kepada Unibank yang saling hapus (net-off) dengan kewajiban antar bank dari Unibank termasuk bunga sampai dengan 30 Maret 2003. Hasil saling hapus berupa tagihan bersih antar bank adalah sebesar Rp 25.347.000. Sejak tahun 2007 Bank telah membebankan cadangan kerugian penurunan nilai seluruhnya karena tidak memiliki manfaat.
d. Pada 30 Juni 2011, rupa-rupa aset lain sebesar Rp 82.147.150 termasuk diantaranya adalah tagihan kepada PT Cenvest sebesar Rp 6.382.855 yang merupakan reklasifikasi dari tagihan derivatif-opsi. Pada 30 Juni 2010, rupa-rupa aset lain sebesar Rp 109.001.164 termasuk diantaranya adalah tagihan kepada Bank Sinar Mas sebesar Rp 33.392.647 dan pinalti kredit atas nama PT Cahaya Adi Sentosa sebesar Rp 11.025.000 tagihan kepada PT Antaboga sebesar Rp 9.919.000, tagihan kepada PT Cenvest sebesar Rp 5.712.335 yang merupakan reklasifikasi dari tagihan derivatif-opsi. Bank telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset lain-lain sebesar Rp 656.494.022 pada tahun 2011 dan sebesar Rp 676.061.465 pada tahun 2010. Mutasi penyisihan untuk aset lain-lain per Juni 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Rp Saldo Awal Tahun Penambahan (Pemulihan) Reklasifikasi dan Selisih Kurs Saldo 30 Juni
674,271,559 -
2010 Rp 690,993,000 -
(17,777,537)
(14,931,534)
656,494,022
676,061,466
Bank berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai aset lain-lain adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang mungkin timbul akibat tidak dapat direalisasikannya aset lain-lain.
dy/Juli 2011
55
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 19.
Kewajiban Segera 2011 Rp
2010 Rp
Rupiah
20.
Transfer, Inkaso dan Kliring Kewajiban Lainnya Jumlah Rupiah
1,350,467 8,638,798 9,989,265
1,048,051 17,036,183 18,084,234
Mata Uang Asing Transfer, Inkaso dan Kliring Kewajiban Bank Lainnya Jumlah Mata Uang Asing Jumlah
951,438 2,066 953,503 10,942,768
1,654,978 589,943 2,244,921 20,329,155
Simpanan
Pihak Hubungan Istimewa Rp Giro Tabungan Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Bersih Jumlah
1,941,278 5,642,162 23,115,341 -30,698,781
2011 Pihak Ketiga
Jumlah
Rp
Rp
631,213,469 467,354,613 8,657,386,725 997,586 9,756,952,392
633,154,747 472,996,775 8,680,502,066 997,586 9,787,651,174
Pihak Hubungan Istimewa Rp 472,360 2,432,137 9,185,811 -12,090,309
2010 Pihak Ketiga
Jumlah
Rp
Rp
482,338,296 326,010,739 6,032,045,266 1,995,916 6,842,390,217
482,810,656 328,442,876 6,041,231,077 1,995,916 6,854,480,525
Dengan berlakunya Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 sejak tanggal 22 September 2005, seluruh bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia menjadi peserta penjaminan LPS. Nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank paling banyak Rp 100.000 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 juncto Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan, terhitung sejak 13 Oktober 2008 nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank diubah menjadi paling banyak Rp 2.000.000 dan tingkat suku bunga yang diberikan tidak melebihi tingkat suku bunga LPS. Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 terdapat simpanan yang diblokir oleh Bank karena terkait dengan pemblokiran internal atas jaminan kredit debitur dan atas kasus yang masih sedang diselidiki berdasarkan surat BI No.11 / 16 / DPB1 / TPB-7 / Rahasia tanggal 29 Januari 2009. Saldo yang diblokir terdiri dari Giro ( 2011 : Rp. 32.897.435 ; 2010 :Rp.9.142,368), AUD ( 2011 : 6,462 ; 2010 : 6,421), EUR ( 2011 : nihil ; 2010 : 434), SGD ( 2011 : 41,823 ; 2010 :41,808), USD ( 2011 : 820,566 ; 2010 :1,303,035), Tabungan ( 2011 : Rp. 12.814.859 ; 2010 : Rp 13.979,114), Deposito ( 2011 : Rp.5.776.088 ; 2010 :Rp 664.884,997) dan( 2011 : Deposito USD 1,542.604 ; 2010 : Deposito USD 47,047,407).
dy/Juli 2011
56
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) a. Giro berdasarkan pihak dan mata uang: 2011 Rp Pihak Hubungan Istimewa (Catatan 44) Rupiah Mata Uang Asing Jumlah Pihak Ketiga Rupiah Mata Uang Asing Jumlah Jumlah
2010 Rp
649,605 1,291,673 1,941,278
317,855 154,505 472,360
497,841,900 133,371,568 631,213,469 633,154,747
307,078,540 175,259,756 482,338,296 482,810,656
b. Tingkat bunga rata-rata per tahun: 2011 % 2.00 1.00
Rupiah Mata Uang Asing
c.
2010 % 1.88 1.75
Tabungan berdasarkan pihak dan mata uang: 2011 Rp Pihak Hubungan Istimewa (Catatan 44) Rupiah Tabungan Mutiara Tabungan Rencana Mutiara Tabungan Tar Mutiara Tanamas Plus Tabungan Ku Jumlah
4,540,321 581,114 328,267 129,044 63,416 5,642,162 2011 Rp
2010 Rp
1,402,737 774,653 142,475 71,012 41,260 2,432,137 2010 Rp
Pihak Ketiga Rupiah Tabungan Mutiara Tabungan Rencana Mutiara Tabungan Tar Mutiara Tanamas Tanamas Plus Tabungan Ku Jumlah Jumlah
330,834,737 22,373,207 106,924,932 40,000 2,228,206 4,953,530 467,354,613 472,996,775
204,023,082 29,862,622 87,072,932 40,000 2,076,110 2,935,993 326,010,739 328,442,876
d. Tabungan Tingkat bunga rata-rata per tahun – Rupiah, pada tahun 2011 dan 2010 masing-masing 3,00% dan 3,21%.
dy/Juli 2011
57
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) e. Deposito berjangka berdasarkan pihak dan mata uang: Pihak Hubungan Istimewa (Catatan 44) Rupiah Mata Uang Asing Jumlah Pihak Ketiga Rupiah Mata Uang Asing Jumlah Jumlah
f.
2011 Rp
2010 Rp
22,883,789 231,552 23,115,341
9,134,665 51,146 9,185,811
7,917,966,614 739,420,112 8,657,386,725 8,680,502,066
4,974,859,180 1,057,186,085 6,032,045,266 6,041,231,077
Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu: (i) Berdasarkan periode deposito berjangka 2011 Rp 521,220,263 4,794,369,809 2,469,328,188 400,351,484 495,232,323 8,680,502,066
On Call 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan Jumlah
2010 Rp 486,414,906 2,828,858,678 1,769,421,225 237,370,425 719,165,844 6,041,231,077
Deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo: (ii) Berdasarkan sisa umur sampai dengan jatuh tempo 2011 Rp Kurang dari 1 Bulan 1 - 3 Bulan 3 - 6 Bulan 6 - 12 Bulan Jumlah
dy/Juli 2011
6,515,272,087 1,478,111,683 393,180,932 293,937,365 8,680,502,066
58
2010 Rp 4,070,197,696 666,340,012 658,375,328 646,318,041 6,041,231,077
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (iii) Tingkat bunga rata-rata per tahun deposito berjangka: 2011 %
2010 %
Rupiah On Call 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan Mata Uang Asing On Call 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan
6.50 6.50 6.50 6.50 6.50
6.5 6.13 6.54 6.54 6.54
1.50 1.50 1.50 1.50 1.50
1.75 1.38 1.19 1.19 1.19
g. Sertifikat Deposito (i) Klasifikasi sertifikat deposito menurut jatuh temponya: 2011 Rp
2010 Rp
Pihak Ketiga Rupiah 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan Jumlah Bunga Dibayar di Muka yang Belum Diamortisasi Jumlah
-1,000,000 --1,000,000 (2,414) 997,586
-2,000,000 --2,000,000 (4,084) 1,995,916
(ii) Tingkat bunga rata-rata per tahun:
1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan
dy/Juli 2011
59
2011 %
2010 %
6.50 6.50 6.50 6.50
6.50 6.50 6.75 6.50
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 21.
Simpanan dari Bank Lain Merupakan simpanan dari bank lain yang terdiri dari: 2011 Rp
2010 Rp
Rupiah Giro Call Money < 90 hari Tabungan Deposito Berjangka Jumlah Mata Uang Asing (Catatan 43) Giro Deposito Berjangka Call Money < 90 hari Call Money ≥ 90 hari Jumlah Jumlah
23,041,756 300,000,000 2,478,899 24,550,000 350,070,654
8,708,989 215,000,000 2,526,706 102,759,332 328,995,026
--128,632,500 -128,632,500 478,703,154
-----328,995,026
a. Giro Tingkat bunga rata-rata per tahun
Rupiah Mata Uang Asing
2011 %
2010 %
3.26 -
3.05 -
b. Tabungan Tingkat bunga rata-rata per tahun – Rupiah, pada tahun 2011 dan 2010 masing-masing adalah 4%. c. Deposito Berjangka Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu: (i) Berdasarkan periode: 2011 Rp Kurang dari 1 Bulan 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan Jumlah
dy/Juli 2011
-19,700,000 3,250,000 -1,600,000 24,550,000
60
2010 Rp 74,759,332 1,000,000 27,000,000 --102,759,332
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) (ii) Berdasarkan sisa umur dengan saat jatuh tempo: 2011 Rp Kurang dari 1 Bulan 1 - 3 Bulan 3 - 6 Bulan 6 -12 Bulan Jumlah
2010 Rp
20,500,000 3,050,000 -1,000,000 24,550,000
75,759,332 13,000,000 14,000,000 -102,759,332
Tingkat bunga rata-rata per tahun deposito-Rupiah pada tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 10.53% dan 8,50%.
22.
Surat Berharga yang Dijual Dengan Janji Dibeli Kembali (Repo) 2011 Nasabah
Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Penyisihan Penghapusan Jumlah Bersih
Tanggal Dimulai
Tanggal Jatuh Tempo
27/06/2011 28/06/2011 23/06/2011 24/06/2011 30/06/2011
11/07/2011 12/07/2011 07/07/2011 08/07/2011 14/07/2011
Tanggal Dimulai
Tanggal Jatuh Tempo
24/06/2010 29/06/2010
08/07/2010 13/07/2010
Nilai Beli Kembali Rp
Jenis Surat Berharga
247,923,650 247,969,400 98,607,640 197,250,940 98,732,610 -890,484,240
SBI SBI SBI SBI SBI
2010 Nasabah
Bank Indonesia Bank Indonesia Penyisihan Penghapusan Jumlah Bersih
23.
Nilai Beli Kembali Rp
Jenis Surat Berharga
98,626,620 197,431,640 -296,058,260
SBI SBI
Biaya yang Masih Harus Dibayar
Rupiah Bunga yang Masih Harus Dibayar Mata Uang Asing (Catatan 44) Bunga yang Masih Harus Dibayar Jumlah
dy/Juli 2011
2011 Rp
2010 Rp
29,410,050
20,039,928
542,012 29,952,062
369,438 20,409,366
61
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 24.
Kewajiban Lain-Lain 2011 Rp Rupiah Setoran Jaminan Personalia Pendapatan Diterima di Muka Lain-lain Sub Jumlah Mata Uang Asing (Catatan 42) Rekening Escrow Setoran Jaminan Pendapatan Diterima di Muka Lain-lain Sub Jumlah Jumlah
2010 Rp
1,262,711 9,520,414 21,667,676 100,022,889 132,473,690
2,442,375 3,257,129 14,753,570 48,192,992 68,646,067
148,187,829 2,070,530 1,513,819 5,445,565 157,217,743 289,691,433
156,647,160 1,689,412 1,812,739 5,431,945 165,581,257 234,227,324
Rekening escrow merupakan rekening khusus sebesar USD 17,279,976.20 sehubungan dengan kredit bermasalah yang dimiliki Bank sebesar Rp 173.343.000 di 30 Juni 2011 dan 2010 (Catatan 11.h.7). Status rekening escrow ini adalah dana hibah dari US Department of Agriculture kepada Pemerintah RI sebagai jaminan (cash collateral) atas pemberian kredit kepada INKUD, IKKU, INKOPTI yang masih dalam proses eksekusi. Pencairan dana rekening escrow tersebut masih dalam proses kesepakatan antara Bank Indonesia dan Pemerintah RI. 25.
Obligasi Konversi Obligasi Konversi pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 masing-masing sebesar USD 15,000,000 merupakan uang muka setoran Nomura International Plc, London. Di tahun 2006, dalam rangka pemenuhan permodalan, Bank menerbitkan 150 lembar Mandatory Convertible Bonds dengan nominal USD 100,000 per lembar yang dikeluarkan tanggal 16 Juni 2006 dan jatuh tempo tanggal 16 Juni 2009. Sesuai dengan Indicative Summary of Terms and Conditions atas penerbitan “3 years USD Mandatory Convertible Bond due June 16, 2009” dengan pokok sebesar USD 15,000,000 dengan diskon 1% dan tingkat bunga 7% per tahun, Nomura International PLC menyetor dana USD 14,850,000 dan Bank membukukan ke dalam escrow account dana setoran modal, pada saat jatuh tempo tanggal 16 Juni 2009 akan dikonversi menjadi modal dalam bentuk saham. Pada 31 Desember 2010 dan 2009, escrow account dana setoran modal tersebut belum dikonversi menjadi saham karena menunggu keputusan hukum yang tetap. PT Bank Mutiara Tbk diambil alih oleh LPS pada tanggal 21 Nopember 2008. Bank belum mengambil keputusan untuk melakukan konversi MCB menjadi saham. Setelah ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, maka Bank akan melakukan tindakan yang dianggap perlu setelah mendapat persetujuan dari LPS dan Bank Indonesia.
dy/Juli 2011
62
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 26.
Modal Saham Sesuai dengan Pasal 40 Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 2004 tentang LPS, terhitung sejak LPS melakukan penanganan bank gagal, maka LPS mengambil alih segala hak dan wewenang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), kepemilikan, kepengurusan, dan/atau kepentingan lain pada bank dimaksud. Dengan diserahkannya penanganan Bank oleh KSSK kepada LPS tanggal 21 Nopember 2008, LPS menetapkan penanganan Bank sesuai dengan Keputusan Rapat Dewan Komisioner No. 041/RDKLPS/2008. Sejak pengambilalihan oleh LPS pada bulan Nopember 2008 sampai dengan bulan Desember 2008, Bank telah menerima penyetoran berupa penyertaan modal sementara dari LPS untuk biaya penanganan dalam rangka penambahan modal disetor bank dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 4.977.140. Dari Januari 2009 hingga Juli 2009 Bank menerima penyertaan modal sementara dari LPS sebesar Rp 1.785.221. Penambahan Modal Sementara tersebut seluruhnya menjadi Rp 6.762.361 yang terdiri dari uang tunai sebesar Rp 5.312.113 dan surat berharga sebesar Rp 1.450.248. Berdasarkan Pasal 42 UU LPS, dalam hal ekuitas bank bernilai nol atau negatif pada saat penyerahan kepada LPS, pemegang saham lama tidak memiliki hak atas hasil penjualan saham bank setelah penanganan. Seluruh saham bank akan dijual oleh LPS paling lama tiga tahun sejak tanggal pengambilalihan dan dapat diperpanjang paling banyak dua kali dengan masing-masing perpanjangan selama satu tahun. Berdasarkan Akta No. 62 dari Dr. Irawan Soerodjo, SH., Msi, notaris di Jakarta, tertanggal 10 Agustus 2009, Rapat Dewan Komisioner (RDK) sebagai RUPS PT Bank Mutiara Tbk melalui Keputusan Nomor 050/RDKLPS/2009 menyetujui sebagai berikut: a. Peningkatan Modal Dasar Bank dari sebesar Rp 5.265.000 menjadi sebesar Rp 12.000.000 yang terdiri dari 900.000.000.004.200 lembar saham seri A dengan nilai nominal masing-masing saham seri A sebesar Rp 0,01 (satu sen) sehingga nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 9.000.000.000 dan saham seri B sebanyak 38.461.538.461 lembar saham dengan nilai nominal masing-masing saham seri B sebesar Rp 78, sehingga nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 2.999.999.000. b. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari sebesar Rp 2.211.314 menjadi sebesar Rp 8.973.675.000, yang merupakan penerbitan saham seri A sebanyak 676.236.100.000.000 lembar atas PMS LPS pada Bank dengan nilai per saham sebesar Rp 0,01, jumlah nominal sebesar Rp 6.762.361.000. c. Mengubah klasifikasi seluruh saham milik pemegang saham lama menjadi saham seri B sebanyak 28.350.177.035 lembar dengan nilai nominal per lembar saham Rp 78 (nilai penuh) atau seluruhnya berjumlah sebesar Rp 2.211.314.000. Susunan pemegang saham Bank pada 30 Juni 2011 berdasarkan pencatatan saham dari PT Sharestar Indonesia adalah: 30 Juni 2011 dan 2010 Nilai Nominal Persentase Kepemilikan Rp %
Jumlah Saham (ribuan)
LPS Pemegang Saham Lama Jumlah
676,236,100,000 28,350,177 676,264,450,177
0.010 78
99.996 0.004 100
Jumlah Rp
6,762,361,000 2,211,313,809 8,973,674,809
Perubahan anggaran dasar sebagaimana dituangkan dalam Akta No. 62 tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-41550.AH.01.02. Tahun 2009 tertanggal 26 Agustus 2009. dy/Juli 2011
63
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 27.
Tambahan Modal Disetor 2011 Rp Tambahan Modal Disetor Dikurangi: Biaya Emisi Saham Jumlah
28.
2010 Rp
208,416,365 (29,657,011) 178,759,354
208,416,365 (29,657,011) 178,759,354
Cadangan Umum Cadangan umum pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 1.002.348 dibentuk sesuai dengan keputusan RUPS Tahunan yang didokumentasikan dalam akta No. 8 tanggal 25 Juni 2008 dari Hestyani Hassan, S.H, notaris di Jakarta.
29.
Waran Bank telah beberapa kali menerbitkan waran yaitu Seri I (April 1999), Seri II (Juli 2000), Seri III (Maret 2003), Seri IV (Agustus 2003), dan Seri V (Juni 2007), sebagai berikut: Masa Konversi Seri
30.
Jumlah
Dari
Sampai
Seri I
213.900.000
20 Oktober 1999
19 April 2004
Seri II
140.620.765
19 Januari 2001
18 Juli 2005
Seri III
173.938.240
26 September 2003
07 April 2008
Seri IV
2.244.732.240
22 Januari 2004
3 Agustus 2008
Seri V
5.670.029.955
20 Desember 2007
18 Juni 2010
Pendapatan Bunga 2011 Rp Kredit yang Diberikan Kredit Modal Kerja Pinjaman Rekening Koran Kredit Konsumer Kredit Ekspor - Impor Kredit Investasi Kredit Pemilikan Rumah Pinjaman Karyawan
155,826,073 24,030,740 158,161,102 2,122,879 12,982,650 6,618,677 30,910 359,773,030 39,507,748 71,782,647 471,063,425
Efek-efek Penempatan pada BI dan Bank Lain Jumlah
dy/Juli 2011
64
2010 Rp 128,925,863 18,872,505 73,773,249 23,482 5,801,729 5,672,891 67,690 233,137,409 38,786,373 46,709,559 318,633,342
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 31.
Pendapatan Provisi dan Komisi 2011 Rp 9,011,666 -9,011,666
Kredit Lain-lain Jumlah
32.
Beban Bunga 2011 Rp Deposito Berjangka Tabungan Giro Simpanan dari BI dan Bank Lain Pinjaman Pemerintah Setoran Jaminan Sertifikat Deposito Jumlah
33.
2010 Rp
375,886,015 7,562,293 5,272,131 5,290,268 2,352,785 -34,369 396,397,859
227,863,309 6,159,787 3,412,028 5,930,043 13,941,264 1,586 95,841 257,403,858
Beban Provisi dan Komisi 2011 Rp Kredit Lain-lain Jumlah
34.
2010 Rp 10,062,895 -10,062,895
-1,697 1,697
2010 Rp -476,277 476,277
Keuntungan (Kerugian) Penjualan Efek-Efek Bersih
Surat Utang Negara Obligasi Korporasi Jumlah
dy/Juli 2011
65
2011 Rp
2010 Rp
28,314,532 29,674 28,344,206
33,491,752 1,101,042 34,592,794
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
35.
Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Efek-Efek Tagihan Akseptasi Kredit yang Diberikan AYDA Tagihan Derivatif Penempatan Pada Bank Lain Aset Lain-lain dan Administratif Pemulihan Jumlah
36.
2011 Rp
2010 Rp
1,560,000 -31,149,151 13,999,915 -6,045,326 1,338,128 (297,347,448) (243,254,930)
105,543 -15,047,882 2,322,360 -8,114,400 942,730 (105,164,569) (78,631,653)
Beban Umum dan Administrasi 2011 Rp Iklan dan Promosi Jasa Profesional Penyusutan dan Amortisasi Sewa Komunikasi Pajak dan Izin Perbaikan dan Pemeliharaan Listrik, Gas dan Air Transportasi dan Perjalanan Dinas Kebersihan dan Keamanan Cetakan/Alat Tulis dan Kebutuhan Kantor Premi Asuransi Pendidikan dan Pengembangan Iuran Keanggotaan Jamuan Lain-lain Jumlah
37.
12,539,517 5,453,458 10,740,050 23,068,315 5,121,752 619,542 1,595,115 3,468,745 3,549,534 1,839,661 3,269,881 1,637,012 2,128,759 1,019,826 9,221 5,412,018 81,472,404
2010 Rp 10,909,900 4,639,101 9,655,934 15,138,389 6,506,841 521,601 2,025,573 2,819,787 2,690,149 1,724,646 2,696,883 1,400,800 940,317 955,757 4,995 1,462,439 64,093,113
Beban Gaji dan Tunjangan 2011 Rp Gaji, Upah, Pensiun dan Tunjangan Pajak Kesejahteraan Karyawan THR, Cuti dan Tunjangan Terkait Lainnya Lainnya Jumlah
51,960,544 14,938,183 4,222,953 4,591,469 75,713,149
2010 Rp 47,755,896 10,141,030 2,213,352 114,005 60,224,282
Imbalan yang diterima Direksi dan Komisaris sampai dengan 30 Juni 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 3.187.308 dan Rp 2.850.139. Imbalan yang diterima Komite Audit tahun 2011 dan 2010 masing-masing
dy/Juli 2011
66
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
38.
sebesar Rp 202.860 dan Rp 166.066. Pendapatan Non-Operasional 2011 Rp Laba Penjualan Aset Tetap Lain-lain Jumlah
39.
75,537 2,395,825 2,471,361
-161,360 161,360
Beban Non-Operasional 2011 Rp Sumbangan Denda dan Sanksi Lainnya Jumlah
40.
2010 Rp
93,942 35,233 363,162 492,336
2010 Rp 97,565 1,113,796 275,224 1,486,584
Perpajakan a. Hutang Pajak 2011 Rp Pajak Kini Pasal Penghasilan 21 Pasal Penghasilan 23 Pasal 4 ayat 2 Jumlah
2010 Rp -2,591,675 13,386,121 172,699 16,150,495
-1,275,207 7,505,124 90,114 8,870,445
Besarnya pajak yang terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self assesment). Kantor Pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak tersebut dalam waktu 10 (sepuluh) tahun sejak terhutangnya pajak yang bersangkutan. b. Manfaat (Beban) Pajak
Pajak Kini Pajak Tangguhan Jumlah Manfaat (Beban)
dy/Juli 2011
67
2011 Rp
2010 Rp
-96,762,114 96,762,114
-30,499,720 30,499,720
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak penghasilan sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi dengan taksiran penghasilan kena pajak Bank untuk tahun-tahun yang berakhir pada 30 Juni 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Rp Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan Menurut Laporan Laba Rugi Perbedaan Temporer Penyisihan Kewajiban Imbalan Kerja Penyisihan Kerugian Aset Produktif, AYDA, Aset Lain-Lain Jumlah Perbedaan Tetap Representasi Sumbangan Beban Lain-lain Jumlah Taksiran Laba (Rugi) Fiskal Sebelum Kompensasi Akumulasi Laba (Rugi) Fiskal Akumulasi Rugi Fiskal Awal Tahun Laba (Rugi) triwulan II (30 Juni) yang telah disetahunkan Akumulasi Rugi Fiskal Per 30 Juni
2010 Rp
204,583,351
58,334,044
2,784,667 22,943,368 25,728,035
2,486,309 11,485,033 13,971,343
445,412 93,942 363,162 902,516
377,127 97,565 275,224 749,915
231,213,901 (6,472,466,701) 462,427,801 (5,778,824,999)
73,055,302 (6,769,775,762) 146,110,603 (6,550,609,857)
Menurut peraturan perpajakan yang berlaku untuk perbankan, beban cadangan kerugian penurunan nilai kredit diakui sebagai biaya untuk memperoleh pendapatan kena pajak. Selain itu, cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif yang diyakini tidak akan dapat dipulihkan diakui sebagai biaya dalam perhitungan rugi fiskal. Rugi fiskal dapat dimanfaatkan melalui kompensasi terhadap laba fiskal dalam masa lima tahun sejak terjadinya rugi fiskal dengan rincian sebagai berikut: Jumlah Laba (Rugi) Fiskal yang Dapat Dikompensasikan Rp 2007 Perhitungan Laba (Rugi) Fiskal (147,227,000) 2008 Perhitungan Laba (Rugi) Fiskal (6,906,428,332) 2009 Perhitungan Laba (Rugi) Fiskal 355,898,000 2010 Perhitungan Laba (Rugi) Fiskal 225,290,631 (6,472,466,701) Taksiran rugi fiskal tahun 2008 dan 2007 telah disesuaikan dengan pelaporan SPT yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Pada tahun 2010, Bank menerima Surat Tagihan Pajak Bunga Penagihan dengan jumlah sebesar Rp 6.205 yang merupakan denda dan sanksi administrasi PPh 26 atas SKPKB yang diterbitkan pada tahun 2005 yang terdiri dari:
dy/Juli 2011
68
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
STP
SKPKB
STP 00001/109/00/054/10 26 Maret 2010 STP 00001/109/02/054/10 26 Maret 2010 STP 00003/109/03/054/10 26 Maret 2010 Jumlah
SKPKB 0069/204/00/54/05 20 Desember 2005 SKPKB 0053/204/02/54/05 20 Desember 2005 SKPKB 0034/204/03/54/05 20 Desember 2005
Jumlah (Rp) 1.124 4.238 843 6.205
Pembayaran STP tersebut dilakukan secara bertahap selama 6 bulan sejak 30 Juni 2010 hingga 26 November 2010 dengan total pembayaran Rp 6,205. Selama tahun 2009, Bank tidak menerima Surat Ketetapan Pajak (SKP) atau Surat Tagihan Pajak (STP) dari Direktorat Jenderal Pajak. Pajak Tangguhan Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Pada tahun 2009, berlaku peraturan perpajakan yang baru, diantaranya perubahan tarif pajak. Dalam menghitung pajak tangguhan digunakan tarif pajak sebesar 25% menggantikan tarif pajak sebelumnya sebesar 28%. 41.
Kewajiban Imbalan Kerja Bank menghitung dan membukukan beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 dan Penerapan kebijakan akuntansi PSAK No. 24 mengenai Imbalan Kerja. Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja per 31 Desember 2009 dan 2008 dihitung oleh Aktuaris Independen PT Binaputra Jaga Hikmah sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) dalam laporannya tertanggal 18 Pebruari 2011 dan 31 Desember 2009. Bank memberikan pendanaan dalam bentuk program asuransi Ekasejahtera dengan Asuransi Sinarmas. Pendanaan tersebut diperhitungkan dalam perhitungan kewajiban imbalan kerja. Asumsi aktuaria yang digunakan dalam menentukan beban dan kewajiban imbalan kerja pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: Usia pensiun normal Tingkat diskonto Estimasi kenaikan gaji di masa datang Tabel mortalita Tingkat pengunduran diri Metode
dy/Juli 2011
2011
2010
55 Tahun 9% 2,8% Mortalita Indonesia 1999 10% usia 18 tahun - 44 tahun, dan 0% pada usia 45 tahun - 54 tahun Projected Unit Credit
55 Tahun 11% 2,8% Mortalita Indonesia 1999 10% usia 18 tahun - 44 tahun, dan 0% pada usia 45 tahun - 54 tahun Projected Unit Credit
69
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Rekonsiliasi jumlah kewajiban imbalan kerja pada neraca adalah sebagai berikut: 2011 Rp
2010 Rp
Nilai kini cadangan imbalan pasti yang didanai Nilai wajar aktiva program *)
25,207,210 (18,989,000)
25,207,210 (18,989,000)
Nilai kini cadangan imbalan pasti yang didanai
6,218,210
6,218,210
Beban cadangan yang belum diakui perusahaan Kerugian aktuarial yang belum diakui Beban jasa lalu yang belum diakui Cadangan imbalan pasti pasca-kerja
-4,503,099 (776,071) 9,945,238
-4,503,099 (776,071) 9,945,238
Penempatan dana imbalan pasti pasca kerja Kewajiban imbalan pasti pasca-kerja akhir tahun
-
-
9,945,238
9,945,238
Perubahan kewajiban imbalan kerja adalah sebagai berikut: 2011 Rp Saldo Awal Beban imbalan pasti pasca-kerja tahun lalu yang belum diakui Beban imbalan pasti pasca-kerja tahun berjalan Pembayaran selama tahun berjalan Cadangan imbalan pasti pasca-kerja Penempatan dana imbalan pasti pasca kerja Kenaikan nilai wajar aktiva program Kewajiban Manfaat Karyawan
42.
24,196,582 -4,335,324 -28,531,906 (18,988,668) 402,000 9,945,238
2010 Rp 24,196,582 -4,335,324 28,531,906 (18,988,668) 402,000 9,543,238
Laba (Rugi) Per Saham Pada 30 Juni 2011 dan 2010, laba (rugi) bersih per saham dasar dan dilusian dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan. 2011
Laba (rugi) Bersih untuk Perhitungan laba (rugi) per saham dasar dan dilusian - Rp Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Preferen untuk perhitungan laba (rugi) per Saham Dasar Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Biasa untuk perhitungan laba (rugi) per Saham Dasar Pengaruh Efek Berpotensi Saham Preferen yang Dilutif Waran Pengaruh Efek Berpotensi Saham Biasa yang Dilutif Waran Jumlah Rata-Rata Tertimbang Saham Preferen untuk Perhitungan Laba(Rugi) per Saham Dilusian Jumlah Rata-Rata Tertimbang Saham Biasa untuk Perhitungan Laba(Rugi) per Saham Dilusian Laba (rugi) Bersih per Saham Dasar Preferen - Rp: Laba (rugi) Bersih per Saham Dasar Biasa - Rp: Laba (rugi) Dilusian Saham Preferen - Rp: Laba (rugi) Dilusian Saham Biasa - Rp:
dy/Juli 2011
70
2010
204,583,351
58,334,044
676,236,100,000 28,350,177 7,269,253 676,236,100,000 35,619,430
676,236,100,000 28,350,177 7,269,253 676,236,100,000 35,619,430
0.000303 0.000289 0.000303 0.000230
0.000086 0.000082 0.000086 0.000066
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
43.
Sifat dan Transaksi Pihak-pihak Berelasi Sifat Pihak-pihak Berelasi Pihak-pihak berelasi adalah karyawan kunci dari Bank yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengaruhan secara langsung dan tidak langsung dengan Bank. Transaksi Pihak-pihak Berelasi Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Bank melakukan transaksi-transaksi dengan Pihak-pihak berelasi dengan Bank. Transaksi-transaksi tersebut telah dilaksanakan dengan persyaratan sama dengan yang berlaku bagi pihak ketiga, kecuali yang diberikan kepada karyawan kunci. Berikut transaksi hubungan istimewa pada 30 Juni 2011 dan 2010: Nama Pihak LPS Komisaris, Direksi, Kepala Divisi, Kepala Kantor Wilayah, Pimpinan Cabang, beserta keluarga sesuai ketentuan yang berlaku.
Sifat Berelasi
Transaksi Pihakpihak Berelasi
Pemegang Saham Manajemen, Pengurus, Karyawan Bank
Modal Saham Kredit, Simpanan
Transaksi aset dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: 2011
2010
Persentase Terhadap Jumlah Aset %
Jumlah Rp
Persentase Terhadap Jumlah Aset %
Jumlah Rp
Aset Kredit yang diberikan (Catatan 11) Karyawan kunci Tagihan Akseptasi (Catatan 12.a) Aset Lain-lain (Catatan 18)
5,531,171 -
0.04 -
1,450,207 -
0.02 -
Jumlah
5,531,171
0.04
1,450,207
0.02
Transaksi kewajiban dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: 2011
2010
Persentase Terhadap Jumlah Kewajiban %
Jumlah Rp
Persentase Terhadap Jumlah Kewajiban %
Jumlah Rp
Kewajiban Simpanan (Catatan 20) Giro Tabungan Deposito
1,941,278 5,642,162 23,115,341
0.02 0.05 0.20
472,360 2,432,137 9,185,811
0.01 0.03 0.12
Jumlah
30,698,781
0.26
12,090,309
0.15
dy/Juli 2011
71
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
44.
Aset dan Kewajiban Mata Uang Asing Posisi Aset dan Kewajiban dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada bank lain Efek-efek Kredit Tagihan akseptasi Tagihan Derivatif Pendapatan bunga yang masih akan diterima Aset lain-lain Jumlah
2011 Rp
2010 Rp
158,784,413 103,763,550 255,598,170 85,755,000 930,181,489 40,314,810 864,347 2,047,796 23,982,122
126,623,928 21,302,750 765,576,114 38,301,438 463,249,859 43,202,947 19,807 647,218 34,558,960
1,601,291,697
1,493,483,021
2011 Rp Kewajiban Kewajiban Segera Simpanan Simpanan dari bank lain Kewajiban derivatif Kewajiban akseptasi Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi Biaya yang masih harus dibayar Kewajiban lain-lain Jumlah Jumlah Aset - Bersih
dy/Juli 2011
2010 Rp
953,503 874,314,906 128,632,500 27,277 1,780,605 415,906 542,012 155,720,309 1,162,387,018 438,904,679
72
2,244,921 1,232,651,492 -146,702 2,468,407 114,738 369,438 165,581,257 1,403,576,957 89,906,064
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
45.
Komitmen dan Kontinjensi a. Bank memiliki tagihan dan kewajiban komitmen dan kontinjensi dengan rincian sebagai berikut: 2011 Rp Komitmen Tagihan Komitmen Pembelian Tunai Mata Uang Asing yang Belum Diselesaikan Posisi Penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan Lainnya
2010 Rp
212,093,000 137,634,000
31,763,105 36,564,741 26,107,200
349,727,000
94,435,046
Kewajiban Komitmen Fasilitas Kredit kepada Nasabah yang Belum Digunakan Fasilitas Kredit kepada Bank Lain yang Belum Digunakan Irrevocable L/C Lainnya Jumlah
432,447,000 52,201,000 61,398,000 256,514,000 802,560,000
331,333,597 10,000,000 46,091,469 36,685,618 424,110,684
Jumlah Komitmen Bersih
(452,833,000)
(329,675,638)
Jumlah
2011 Rp
2010 Rp
Kontinjensi Tagihan Kontinjensi Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian Jumlah
237,228,000 237,228,000
346,576,354 346,576,354
Kewajiban Kontinjensi Bank Garansi Lainnya Jumlah
138,704,000 837,310,000 976,014,000
14,352,380 164,929 14,517,309
Jumlah Kontinjensi Bersih
(738,786,000)
332,059,045
b. Jangka waktu rata-rata L/C dan bank garansi pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 adalah 1 bulan sampai 12 bulan. c.
Estimasi kerugian atas transaksi komitmen dan kontinjensi adalah sebagai berikut: 2011 Rp
2010 Rp
Rupiah Irrecoverable L/C Bank Garansi Longggar Tarik Mata Uang Asing Irrecoverable L/C Bank Garansi Longggar Tarik Jumlah dy/Juli 2011
73
-1,127,062 222,942
-120,670 520,063
-415,906
-114,738
1,765,910
755,470
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
d. Kolektibilitas transaksi komitmen dan kontinjensi dalam kegiatan usaha Bank yang mempunyai risiko kredit pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 adalah lancar. e. Mutasi estimasi kerugian atas transaksi komitmen dan kontinjensi: 2011 Rp Saldo Awal Tahun Penyisihan (Pemulihan) Tahun Berjalan Reklas dan Selisih Kurs Saldo Akhir
1,402,043 363,867 -1,765,910
2010 Rp 581,000 174,470 -755,470
Bank berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai untuk komitmen dan kontinjensi adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang akan timbul akibat tidak tertagihnya komitmen dan kontinjensi. f.
Pembelian tunai mata uang asing yang belum diselesaikan pada tanggal neraca adalah sebagai berikut: 2011 Rp Pembelian Tunai Mata Uang Asing Forward Dolar Amerika Serikat (USD) Spot Dolar Amerika Serikat (USD) Dolar Australia Euro Jumlah
2010 Rp
-
-
21,597,826
6,395,382 7,807,946 3,322,413 17,525,741
21,597,826
g. Penjualan tunai mata uang asing yang belum diselesaikan pada tanggal neraca adalah sebagai berikut: 2011 Rp Penjualan Tunai Mata Uang Asing Forward Dolar Australia (AUD) Euro Eropa (EUR) Spot Yen Jepang (JPY) Dolar Amerika Serikat (USD) Dolar Australia (AUD) Euro Eropa (EUR) Jumlah
dy/Juli 2011
74
2010 Rp
-
-
334,444,500 9,202,370 12,418,180 356,065,050
3,068,700 30,294,505 3,322,413 36,685,618
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
46.
Informasi Segmen a. Segmen Usaha Untuk tujuan pelaporan manajemen, segmen usaha Bank dibagi menjadi pendanaan retail, kredit dan ekspor impor serta treasury. Klasifikasi tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen primer Bank. 2011 Pendanaan
Kredit dan
Retail
Ekspor-impor
Treasury
Jumlah
Rp '000
Rp '000
Rp '000
Rp '000
Pendapatan Pendapatan bunga Pendapatan operasional lainnya
4,323,011
368,784,696 2,393,815
111,290,395 35,747,754
480,075,091 42,464,580
4,323,011
371,178,511
147,038,149
522,539,671
388,754,807 157,185,553
(256,591,434)
7,643,052 22,943,368
396,397,859 (76,462,513)
Jumlah Beban
545,940,360
(256,591,434)
30,586,421
319,935,346
Pendapatan (beban) segmen - bersih
(541,617,348)
627,769,945
116,451,729
202,604,325
Jumlah Pendapatan Beban Beban bunga Beban Operasional lainnya
Beban operasional bersama yang tidak dialokasikan
-
Beban operasional - bersih
202,604,325
Pendapatan non-operasional
2,471,361
Beban non-operasional
492,336
Laba sebelum pajak penghasilan
204,583,351
Pajak penghasilan
-
Laba bersih
dy/Juli 2011
204,583,351
75
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Segmen Usaha (lanjutan) 2011 Pendanaan Retail
Kredit dan Ekspor-impor
Treasury
Jumlah
Rp '000
Rp '000
Rp '000
Rp '000
Aktiva Aktiva segmen Aktiva yang tidak dialokasikan
370,235,599
7,754,357,354
4,033,599,406
Jumlah Aktiva
12,158,192,359 408,058,809 12,566,251,168
Kewajiban Kewajiban segmen Kewajiban yang tidak dialokasikan
11,140,093,169
12,843,584
480,026,188
Jumlah Kewajiban
11,632,962,940 9,949,811 11,642,912,751
b. Segmen Geografis Pendapatan bunga berdasarkan wilayah geografis adalah sebagai berikut: 2011
2010
Rp '000
Rp '000
Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Pulau Jawa - Diluar DKI Pulau Bali Pulau Sumatera Pulau Sulawesi
409,277,538 37,144,673 16,344,471 15,598,829 1,709,580
289,701,695 22,807,791 8,417,984 6,932,141 836,626
Jumlah
480,075,091
328,696,237
Nilai tercatat aset segmen berdasarkan wilayah geografis atau lokasi tersebut adalah sebagai berikut: Nilai tercatat aktiva segmen* 2011
2010
Rp '000
Rp '000
Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Pulau Jawa - Di luar DKI Pulau Bali Pulau Sumatera Pulau Sulawesi
11,227,817,830 927,056,644 261,444,592 246,104,209 52,221,690
7,685,746,789 403,742,063 119,202,829 227,618,084 26,409,583
Jumlah
12,714,644,965
8,462,719,348
* Tidak termasuk aktiva pajak tangguhan
dy/Juli 2011
76
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 47.
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Rasio kewajiban penyediaan modal minimum Bank pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut: 2011 Rp Komponen Modal A Modal Inti Modal Disetor Cadangan Tambahan Modal Jumlah Modal Inti B
Modal Pelengkap Cadangan Revaluasi Aset Tetap Cadangan Umum Penyisihan Kerugian Aset Produktif Jumlah Modal Pelengkap
Jumlah Modal Pelengkap yang Diperhitungkan Jumlah Modal Inti dan Modal Pelengkap Penyertaan (-/-) Jumlah Modal Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko Kredit Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko Pasar Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko Operasional Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang Tersedia dengan Memperhitungkan Risiko Kredit dan Resiko Operasional Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang Tersedia dengan Memperhitungkan Risiko Kredit, Risiko Pasar dan Resiko Operasional Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang Diwajibkan
48.
2010 Rp
8,973,674,809 (8,213,402,957) 760,271,852
8,973,674,809 (8,464,248,862) 509,425,947
28,449,191 79,786,700 108,235,892
28,449,191 45,259,169 73,708,360
108,235,892 868,507,743 868,507,743
73,708,360 583,134,307 583,134,307
8,316,667,639 # 137,476,000 292,414,000
4,254,465,765 77,848,000 220,623,000
10.09%
13.03%
9.93% 8%
12.81% 8%
Manajemen Risiko Dalam rangka mewujudkan pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan, Bank melakukan pengelolaan risiko yang berlandaskan pada prinsip kehati-hatian. Sejak tahun 2009, Bank Mutiara melakukan penajaman implementasi manajemen risiko melalui pengembangan struktur organisasi dengan dibentuknya Divisi Manajemen Risiko (Risk Management Division /RMD) dan Komite Manajemen Risiko, serta menyusun Kebijakan Umum Manajemen Risiko yang dijadikan pedoman bagi seluruh unit kerja dan jajaran pegawai Bank. Sejak tahun 2010, regulator dalam hal ini Bank Indonesia melakukan beberapa perubahan fundamental menyangkut penerapan manajemen risiko, Bank mengacu pada, antara lain Peraturan Bank Indonnesia (PBI) No.11/25/2009 tanggal 1 Juli 2009 yang diberlakukan mulai 1 Juli 2010, tentang perubahan penilaian peringkat risiko dari 3 (tiga) kategori menjadi 5 (lima) kategori peringkat, dan menerapkan 8 (delapan) penilaian seluruh risiko bank yang semula untuk bank tertentu hanya 4 (empat) penilaian risiko. Bank menyadari bahwa seiring dengan meningkatnya aktivitas perbankan, maka Bank terus berupaya melakukan pengembangan atas pengelolaan risiko serta melakukan peninjauan kembali atas Kebijakan Bank yang ada, sambil terus berupaya menanamkan Budaya Sadar Risiko (Risk Awareness) pada jajaran pegawai Bank Mutiara.
dy/Juli 2011
77
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Dalam menyikapi perubahan-perubahan tersebut sebagai langkah awal, Bank telah memiliki Kebijakan Umum Manajemen Risiko yang secara terus menerus akan disesuaikan dengan perubahan peraturan dan ketentuan regulator. Kebijakan Umum Manajemen Risiko disusun untuk memenuhi perkembangan terkini dalam industri perbankan yang berpengaruh pada semakin kompleksnya risiko kegiatan usaha Bank. Kebijakan Umum Manajemen Risiko ini merupakan acuan/dasar kebijakan-kebijakan terkait dengan implementasi pengelolaan risiko yang saat ini ada maupun kebijakan yang akan dibuat pada masing-masing unit kerja di Bank Mutiara, baik perbaikan atas kebijakan yang sudah ada, maupun kebijakan baru. Salah satu dasar utama penerapan manajemen risiko adalah tersedianya kebijakan, prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga operasi usaha Bank tetap dapat terkendali pada batasan-batasan yang dapat diterima dan menguntungkan Bank. Selain itu juga perlu adanya kebijakan dalam hal pemantauan dan evaluasi risiko yang berdampak pada permodalan Bank. Sebagai hasilnya, Bank Indonesia dalam melaksanakan fungsi pengawasan telah secara bertahap memberlakukan Basel II untuk bank-bank di Indonesia. Dengan suatu ‘diskresi nasional’, Bank Indonesia telah secara bertahap membuat regulasi yang menindaklanjuti pendekatan-pendekatan dan standar-standar tertentu metodologi manajemen risiko yang sesuai dengan ketentuan dalam Basel II dan penerapannya dimulai bertahap di tahun 2010. Struktur Manajemen Risiko Manajemen Risiko menjadi perhatian penting bagi Direksi, karena itu sebagai wujud penerapan manajemen risiko, secara organisasi Bank telah memiliki Direktur yang bertanggung jawab dalam pengelolaan risiko yaitu Direktur Kepatuhan, dan Risiko. Untuk membantu Direktur Kepatuhan dan Risiko, Direksi membentuk Risk Management Division/RMD yang memiliki tugas memantau dan menilai profil risiko Bank, mengkaji dampak risiko dari suatu produk atau aktivitas baru Bank, serta menjadi partner unit bisnis dalam menjalankan aktivitasnya. RMD bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Kepatuhan. Selain itu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi juga membentuk Komite Manajemen Risiko yang bertanggung jawab langsung kepada Direksi, yang beranggotakan mayoritas Dewan Direksi dan beranggotakan pejabat eksekutif setingkat Kepala Divisi terkait masing-masing risiko. Wewenang dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama yang sekurang-kurangnya meliputi penyusunan kebijakan, strategi manajemen risiko, selain itu juga melakukan penetapan hal-hal terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal. Sebagai bentuk pengawasan dari Dewan Komisaris, telah dibentuk Komite Pemantau Risiko beranggotakan satu orang Komisaris Independen dan dua orang anggota, yang bertanggung jawab langsung kepada Komisaris. Profil Risiko Sesuai dengan PBI, Bank memilih delapan kategori risiko yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko kepatuhan dan risiko strategik - yang dianggap mempengaruhi kinerja atau strategi usaha Bank sebagai berikut: a) Risiko Kredit (Credit Risk) Risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan atau potensi kegagalan nasabah/counterparty dalam memenuhi kewajibannya secara penuh sesuai perjanjian, baik karena tidak mampu ataupun tidak mempunyai niat baik atau karena sebab-sebab lain, sehingga Bank mengalami kerugian. Pengelolaan Risiko Kredit dilakukan dengan melibatkan Unit Bisnis dan Non Voting Member (dalam hal ini divisi Manajemen Risiko, Divisi Operasi, Divisi Hukum dan Divisi Kepatuhan) melalui mekanisme Rapat Komite Kredit, yang dilaksanakan sesuai dengan batas kewenangan dari masing-masing pemegang kewenangan memutus kredit.
dy/Juli 2011
78
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Beberapa langkah yang telah dilakukan untuk mengantisipasi risiko kredit adalah: 1. Menetapkan dan melakukan peninjauan ulang secara berkala atas Batas Wewenang Memutus Kredit. 2. Menyusun Kebijakan Perkreditan Bank yang secara berkala ditinjau kembali dan melengkapi Standar Prosedur Operasional bidang perkreditan. 3. Bank juga melakukan monitoring melalui laporan perkreditan, seperti laporan kredit per sektor ekonomi dan 25 debitur inti. 4. Melakukan penyempurnaan atas Nota Analisa Kredit yang disertakan dengan spread sheet laporan keuangan dan adanya pemeringkatan (rating) debitur. 5. Memantau NPL debitur secara keseluruhan satu minggu sebelum akhir bulan 6. Menangani debitur bermasalah / macet dan mencari solusi terbaik bagi Bank. Pemulihan aset dan penerapan manajemen risiko berlangsung dengan baik, terlihat dari berhasil ditekannya serta membaiknya rasio Non Performing Loan /NPL. Pada akhir Juni 2011, Rasio NPL Bank adalah sebesar 3,49% dari 5,03% pada akhir Juni 2010. Tabel berikut menyajikan eksposur terhadap risiko kredit Bank atas instrumen keuangan pada neraca, tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau jaminan kredit lainnya. Aset
2011 Rp
Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain Penempatan pada Bank lain dan Bank Indonesia Efek-efek Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Kredit yang diberikan Pendapatan yang masih harus diterima Jumlah
878,602,107 260,426,519 855,231,829 1,147,649,386 891,689,566 7,599,562,470 107,679,176 11,740,841,052
2010 Rp 291,095,685 771,410,578 1,571,980,040 708,120,410 296,264,355 4,034,249,860 79,153,558 7,752,274,486
Seperti disampaikan pada tabel, eksposur terbesar pada tanggal 30 Juni 2011 berasal dari kredit yang diberikan yaitu 64,74%. b) Risiko Pasar (Market Risk) Risiko yang timbul akibat pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki oleh Bank baik transaksi tunai maupun transaksi derivatif, yang dapat merugikan Bank. Termasuk dalam variabel pasar adalah suku bunga, nilai tukar, harga ekuitas, dan harga komoditas termasuk turunan dari jenis risiko pasar tersebut. - Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk) Potensi risiko suku bunga pada Bank cukup signifikan karena penyaluran dana selain dalam bentuk kredit, juga berupa portofolio investasi pada surat berharga khususnya surat berharga valas yang rata-rata berjangka waktu panjang dengan suku bunga tetap. Kondisi ini akan menekan Net Interest Margin (NIM) saat suku bunga dana cenderung meningkat. Beberapa antisipasi/strategi dan mitigasi risiko Bank dalam menyikapi kondisi ini adalah: 1. 2. 3. 4.
dy/Juli 2011
Melakukan perbaikan terhadap struktur komposisi aktiva produktif dan non produktif agar lebih menguntungkan posisi Bank. Mengupayakan pengelolaan struktur kewajiban Bank dalam meningkatkan sumber pendanaan jangka panjang, dengan jalan memberikan suku bunga yang menarik dan kompetitif pada deposito tiga bulan hingga satu tahun. Meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) dari goverment funding dengan jangka waktu panjang. Menerapkan floating rate pada pemberian kredit jenis tertentu, sehingga risiko penurunan suku bunga tidak membebani Bank dan sebaliknya juga tidak akan membebani debitur jika suku bunga meningkat. 79
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 5.
Memonitor perkembangan harga pasar (market pricing) sekaligus memperkokoh kebijakan pricing aktiva maupun pasiva melalui forum rapat Assets Liability Committee (ALCO) dengan membahas beberapa perhitungan penting seperti cost of money, base lending rate dan perhitungan lainnya.
Dengan demikian, setiap permasalahan yang terjadi di dalam Bank khususnya yang berkaitan dengan risiko suku bunga dapat diantisipasi sedini mungkin. - Risiko Nilai Tukar (Foreign Exchange Rate Risk) Sebagai bank devisa, Bank tentunya tidak dapat terlepas dari risiko fluktuasi nilai tukar sebagai akibat belum stabilnya kondisi ekonomi makro Indonesia maupun negara lain. Kondisi ini mengharuskan Bank menjaga posisi aktiva dan pasiva valasnya dalam posisi sesuai ketentuan Bank Indonesia, untuk menghindari potensi kerugian jika terjadi fluktuasi nilai tukar. Berikut adalah posisi devisa neto Bank per 30 Juni 2011 dan 2010: 2011 Mata Uang
Dolar Amerika Serikat Dolar Australia Dolar Singapura Euro Poundsterling Inggris Yen Jepang Mata Uang Asing Lainnya Nilai Absolut
Posisi Devisa Neto untuk Neraca (Selisih Bersih Aset dan Kewajiban)
Selisih Bersih Tagihan dan Kewajiban di rekening Administratif
Posisi Devisa Neto Secara Keseluruhan (Nilai Absolut)
Rp
Rp
Rp
409,948,802 2,503,164 3,891,370 4,891,447 610,591 2,334,897 7,363,232 431,543,503
(312,846,674) (9,202,370) (12,418,180) (334,467,224)
Modal Persentase Terhadap Modal
97,102,127 6,699,206 3,891,370 7,526,733 610,591 2,334,897 7,363,232 125,528,157 867,652,525 14.47%
*) Tidak Termasuk Obligasi Konversi
2010 Mata Uang
Dolar Amerika Serikat Dolar Australia Dolar Singapura Euro Poundsterling Inggris Yen Jepang Mata Uang Asing Lainnya
Posisi Devisa Neto untuk Neraca (Selisih Bersih Aset dan Kewajiban)
Selisih Bersih Tagihan dan Kewajiban di rekening Administratif
Posisi Devisa Neto Secara Keseluruhan (Nilai Absolut)
Rp
Rp
Rp
52,285,633 675,349 (3,553,337) 10,633,538 723,877 14,561,487 14,579,518 89,906,064
Persentase Terhadap Modal Modal
dy/Juli 2011
(23,899,123) 7,807,946 (3,068,700) (19,159,877)
28,386,510 8,483,295 3,553,337 10,633,538 723,877 11,492,787 14,579,518 77,852,862 13.35% 583,134,307
80
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Fluktuasi Nilai Pasar Variabel pasar ini tidak hanya berupa fluktuasi nilai tukar ataupun fluktuasi suku bunga, tetapi juga meliputi fluktuasi nilai pasar dari portofolio yang dimiliki Bank, seperti di antaranya adalah portofolio surat berharga yang diperdagangkan. Strategi Bank untuk memitigasi risiko ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan monitoring pergerakan harga dari portofolio investasi Bank, sehingga dapat segera diambil tindakan sedini mungkin jika terjadi indikasi merugikan. 2. Mengelola dan melakukan mitigasi risiko konsentrasi dengan membuat aturan yang lebih jelas mengenai batas transaksi mulai dari batas pemutus, batas antarbank, limit dealer, batas per sektor ekonomi, geografi dan lain-lain. 3. Melakukan analisa yang mendalam mengenai rating, maturity, issuer, underlying transaction, listed and market price sebelum melakukan investasi. Bank membentuk Komite ALCO yang bertanggung jawab dalam menetapkan strategi dalam pengelolaan aktiva dan pasiva Bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu Bank juga telah mentapkan batasan-batasan seperti batas transaksi Pertukaran Mata Uang Asing (Foreign Exchange), Bank Notes dan Money Market. Dari sisi pengembangan IT (Information Technology), Bank mengoptimalkan aplikasi OPICS, yang saat ini aplikasimya telah diimplementasikan sebagai sistem yang mendukung transaksi Treasury. c) Risiko Operasional (Operational Risk) Risiko operasional antara lain disebabkan ketidakcukupan dan / atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan faktor manusia, kegagalan sistem, atau adanya masalah eksternal yang akan mempengaruhi operasional Bank. Pengelolaan risiko operasional ditujukan untuk meningkatkan budaya sadar risiko dari tiap unit kerja, sehingga dapat menurunkan frekuensi dan dampak dari suatu kerugian. Bentuk pengelolaan risiko operasional yang telah dilakukan sebagai berikut: 1. Melakukan kajian risiko atas produk ataupun aktivitas baru Bank. 2. Melakukan peninjauan ulang dan penyempurnaan atas Standar Operasional Prosedur masing-masing unit kerja secara berkala. 3. Melaksanakan Disaster Recovery Plan secara berkala. 4. Pengelolaan risiko operasional juga dilakukan dengan memperkuat kemanan dan kehandalan teknologi informasi, sehingga kegagalan sistem maupun human error dapat ditekan. 5. Meningkatkan fungsi pengawasan internal melalui Divisi Internal Audit. 6. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan meningkatkan frekuensi pelatihan internal di bidang perkreditan, pemasaran produk dan motivasi kerja. 7. Melakukan persiapan pengembangan sandi neraca sesuai Basel II untuk mendukung perhitungan penyediaan modal risiko operasional. d) Risiko Likuiditas (Liquidity Risk) Dalam pengelolaam risiko likuiditas yang antara lain disebabkan Bank tidak mampu memenuhi kewajban kepada nasabah atau counter-party yang telah jatuh waktu telah diterapkan di Bank. Beberapa strategi yang dilakukan Bank untuk mengantisipasi hal tersebut adalah: 1. Memenuhi ketentuan Bank Indonesia dalam mengupayakan adanya tambahan setoran modal dari pemegang saham, sewaktu-waktu jika diperlukan. 2. Melakukan portofolio investasi ke arah investasi yang lebih likuid. 3. Mendorong bertumbuhnya jumlah investasi dana-dana murah atau nasabah kategori low cost fund. 4. Meningkatkan efektivitas pengelolaan gap likuiditas (maturity gap, proyeksi arus kas) untuk mengantisipasi risiko likuiditas sedini mungkin.
dy/Juli 2011
81
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 5. Mengintensifkan collection terhadap kredit bermasalah sehingga dapat lebih ditingkatkan. 6. Mempercepat proses likuidasi aktiva tidak produktif yakni Agunan Yang Diambil Alih (AYDA). Analisa jatuh tempo aset dan kewajiban (sebelum cadangan kerugian penurunan nilai nilai) menurut kelompok jatuh temponya berdasarkan periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh temponya pada tanggal 30 Juni 2011 adalah sebagai berikut:
Jumlah Rp Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Lain Efek-efek Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan Derivatif Kredit Tagihan Akseptasi Agunan Yang Diambil Alih Aset Lain-lain Jumlah Aset
Tidak ada jatuh tempo Rp
Kurang dari atau s/d 1 bulan Rp
Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan Rp
Lebih dari 3 bulan s/d 6 bulan Rp
Lebih dari 6 bulan s/d 12 bulan Rp
Lebih dari 12 bulan Rp
255,987,987 878,602,107 264,179,450 856,089,783 2,732,540,058 891,689,566
255,987,987 878,602,107 264,179,450 -
770,334,783 532,109,669 891,689,566
85,755,000 408,363,342 -
50,000,000 -
100,097,674 -
1,641,969,374 -
870,366 8,309,550,680 508,397,503 500,760,761 736,296,154 15,934,964,414
500,760,761
870,366 937,502,594 507,085,976 3,639,592,954
455,172,387 592,781 505,765,169
1,144,439,925
1,899,530,305
263,534,132 718,745 758,371,219
1,244,537,599
5,508,901,642 736,296,154 7,887,167,169
Tidak ada jatuh tempo Rp
Kurang dari atau s/d 1 bulan Rp
Lebih dari 1 bulan s/d 3 bulan Rp
Lebih dari 3 bulan s/d 6 bulan Rp
Lebih dari 6 bulan s/d 12 bulan Rp
Lebih dari 12 bulan Rp
Jumlah Rp Kewajiban Simpanan Simpanan dari Bank Lain Kewajiban Derivatif Kewajiban Akseptasi Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali Hutang Pajak Jumlah Kewajiban
9,787,651,174 478,703,154 47,001 7,717,155
1,106,151,521 25,520,654 -
6,515,272,087 20,500,000 47,001 6,405,629
1,479,109,268 431,682,500 718,745
393,180,932 592,781
293,937,365 1,000,000 -
-
890,484,240 16,150,495 11,180,753,220
1,131,672,176
890,484,240 16,150,495 7,448,859,452
1,911,510,514
393,773,714
294,937,365
-
Aset (kewajiban) bersih
4,754,211,194
767,858,129
(3,809,266,498)
(1,153,139,295)
111,991,455
949,600,234
7,887,167,169
Bank berupaya meningkatkan efektifitas pengelolaan gap likuiditas (maturity gap dan proyeksi arus kas) untuk mengantisipasi risiko likuiditas sedini mungkin, dan juga mengendalikan risiko likuiditas khususnya pada saat kondisi stres. Bank juga telah menyusun Contingency Funding Plan, selain juga senantiasa memelihara kemampuannya dalam melakukan akses ke pasar uang dengan terus membina hubungan dengan bank koresponden. Untuk mendeteksi risiko likuiditas, Bank telah mempunyai Standar Prosedur Operasional Liquidity Contigency Plan (LCP)
dy/Juli 2011
82
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) e) Risiko Hukum (Legal Risk) Risiko Hukum suatu risiko yang disebabkan adanya kelemahan aspek yuridis/hukum atau karena tidak terdokumentasikannya transaksi tersebut dengan baik. Risiko ini tidak terbatas pada risiko yang timbul dari kemungkinan kontrak/perjanjian yang tidak dapat dilaksanakan, tuntutan hukum/gugatan pihak ketiga, ketidaksesuaian dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, kelemahan perikatan, pengikatan jaminan yang tidak sempurna, ketidaksanggupan penerapan putusan pengadilan, keputusan pengadilan yang dapat mengganggu atau mempengaruhi operasi atau kondisi Bank. Pengelolaan risiko hukum dilakukan dengan cara melakukan penelaahan kembali dokumen hukum, perjanjian maupun kontrak-kontrak dengan pihak ketiga. Selain itu juga dilakukan inventarisasi atas kasuskasus hukum yang terjadi, dan telah dikelola oleh Legal Division. Penanganan kasus hukum disusun berdasarkan skala prioritas dan seluruh perkembangannya terpantau dengan baik dan selalu dilaporkan kepada manajemen untuk ditindaklanjuti melalui penyelesaian yang mengandung potensi risiko hukum paling sedikit. f) Risiko Reputasi (Reputation Risk) Risiko reputasi antara lain disebabkan adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank yang dapat mempengaruhi image Bank, sehingga tingkat kepercayaan publik terhadap Bank relatif meningkat. Pengeloaan risiko reputasi oleh Bank dilakukan melalui pemantauan terhadap publikasi media, yang bekerja sama dengan jasa pihak ketiga. Selain itu Bank juga melakukan pemantauan terhadap keluhan nasabah melalui Call Center guna menangani kelugan dengan segera. Dalam upaya pelaksanaan menajemen risiko, Bank secara aktif menjalankan program Corporate Social Responsibility dan aktivitas-aktivitas sosial lainya bersama dengan nasabah, termasuk di dalamnya sebagai sponsor dalam berbagai kegiatan masyarakat. Tumbuhnya tingkat kepercayaan publik kepada Bank ditunjukkan oleh semakin meningkatnya Dana Pihak Ketiga serta meningkatnya Perception Index Level. Pada Juni 2010 mencapai 5.251,08 dengan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp 6,97 Triliun; dan pada Juni 2011 Perception Index Level meningkat menjadi 5.910,92 dengan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp 9,78 Triliun. Bank Mutiara menyakini bahwa setiap aspek efektivitas pelaksanaan manajemen Bank yang baik (termasuk manajemen risiko dan sistem pengendalian internal) dalam kaitannya dengan Good Corporate Governanance (GCG) akan memperbaiki reputasi. Pernyataan dukungan dari Pemerintah sebagai pemegang saham pengendali Bank terhadap upaya positif yang telah dilakukan oleh manajemen baru yang lebih profesional, sangat dibutuhkan oleh Bank, karena setiap langkah keberhasilan dalam upaya penyelesaian kasus di Bank akan berimbas secara tidak langsung kepada perbankan nasional secara keseluruhan. g) Risiko Strategis (Strategic Risk) Risiko strategis, risiko yang disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal. Beberapa langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi risiko ini dilakukan dengan cara: 1. Menyusun Rencana Bisnis Bank untuk periode tahun 2011-2013 yang digunakan sebagai pedoman oleh Manajemen. 2. Melakukan pemantauan atas kinerja keuangan dengan membandingkan antara realisasi dengan sasaran/target yang ingin dicapai oleh Bank sesuai dengan Rencana Bisnis Bank tersebut. 3. Membentuk Planning Performance Division yang secara rutin melakukan pemantauan berkala (performance review) atas pencapaian kinerja dari tiap divisi dan Bank secara keseluruhan.
dy/Juli 2011
83
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 4. Merevisi pengkinian atas strategi yang ingin dicapai sesuai dengan perkembangan kondisi internal maupun eksternal, sehingga akan menjadi realistis dengan pencapaian sasaran Bank. h) Risiko Kepatuhan (Compliance Risk) Risiko kepatuhan, risiko yang disebabkan Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku menjadi perhatian utama. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi risiko ini adalah dengan: 1. Menyusun Kebijakan Kepatuhan. 2. Melakukan pengkinian data nasabah dan penyelesaian CIF (Customer Identify File) ganda. 3. Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Teroris (PPT) sesuai dengan amanat dalam Peraturan Bank Indonesia, di mana Bank secara rutin melakukan sosialisasi kepada unit-unit terkait melalui Divisi Kepatuhan. 4. Untuk mendukung Regim Anti Pencucian Uang, Bank Secara konsisten telah melakukan analisis dan menyampaikan Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). 5. Penyusunan Laporan Kepatuhan untuk Eksternal dan Internal Bank. 6. Dewan Komisaris dan direksi senantiasa melakukan pemantauan secara aktif terhadap tingkat kepatuhan Bank melalui laporan yang disampaikan secara berkala oleh Divisi Kepatuhan, seperti laporan Pemantauan Kepatuhan, Laporan Uji Kepatuhan dan Laporan Pelaksanaan GCG. 49.
Jaminan Pemerintah terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Pada tanggal 13 Oktober 2008, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tentang besaran nilai simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan Peraturan tersebut, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satubank yang semula berdasarkan Undag-Undang No. 24 Tahun 2004 ditetapkan maksimum Rp 100.000 diubah menjadi maksimum Rp 2.000.000 dan tentang Lembaga Penjamin Simpanan, setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia, wajib menjadi peserta Penjaminan LPS. Berdasarkan hal tersebut, Bank merupakan Bank peserta penjaminan LPS. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 tahun 2009, Peraturan PemerintahPengganti Undang-Undang tentang Lembaga Penjamin Simpanan telah ditetapkan menjadi Undang0undang sejak tanggal 13 Januari 2009. Berdasarkan Peraturan LPS No. 1 tanggal 9 Maret 2006, simpanan yang dijamin meliputi giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan simpanan bank lain. Berdasarkan Surat Unit Pelaksanaan Penjaminan Pemerintah (UP3) No.S235/UP3/III/2005 pada tanggal 17 Maret 2005 yang menyatakan bahwa sejak tanggal 18 April 2005, kewajiban pembayaran bank yag dijamin hanya meliputi simpanan dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi pasar uang antar bank. Selanjutnya program penjaminan pemerintah tersebut akan berakhir pada tanggal 22 September 2005. Ketentuan mengenai pengurangan dan pengakhiran program penjaminan ini merupakan penegasan dari ketentuan dalam Kepuusan Presiden No.95 Tahun 2004. Pada tanggal 22 September 2004, Presiden Republik Indonesia mengesahkan Undang-Undang No. 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Berdasarkan Undang-undang tersebut, LPS berfungsi menjamin simpanan nasabah sampai dengan Rp 100.000 dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. Undang-undang tersebut berlaku efektif sejak tanggal 22 September 2005. Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No.1/PLPS/2005 pada tanggal 26 September 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 September 2005, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain.
dy/Juli 2011
84
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Pada tanggal13 Oktober 2008, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No.66 Tahun 2008 tentang besaran nilai simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan Peraturan tersebut, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula berdasarkan Undang-Undang No.24 Tahun 2004 ditetapkan maksimum Rp 100.000 diubah menjadi maksimum Rp 2.000.000
50.
Kredit Likuiditas Bank Indonesia Pada tanggal 12 Mei 1999, Bank Indonesia menyetujui untuk menunjuk Bank sebagai bank penyalur Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) untuk Kredit Pengusaha Kecil dan Mikro (KPKM). Jumlah dana yang disepakati untuk disalurkan adalah sebesar Rp 2.197 dengan suku bunga KLBI sebesar 13% per tahun dan suku bunga KPKM kepada debitur sebesar 16% per tahun. Jangka waktu KLBI adalah maksimum 6 tahun termasuk masa tenggang (grace period) selama 1 tahun atau sampai dengan tanggal 31 Desember 2004 untuk pembiayaan modal kerja. Bank tidak menanggung risiko kredit atas penyaluran KPKM tersebut, namun Bank juga wajib untuk: a. Menganalisa dan memeriksa pemenuhan persyaratan administrasi debitur; b. Membuat perjanjian dengan debitur; c. Menatausahakan KPKM; d. Menerima pelunasan KPKM dan debitur dan meneruskannya kepada Bank Indonesia; e. Menyampaikan laporan penyaluran dan pengembalian KPKM; dan f. Membatu mengawasi penggunaan serta membantu menagih kembali KPKM. Berdasarkan surat dari Bank ke Bank Indonesia No. 078/Mutiara/D/I/10 tanggal 27 Januari 2010 perihal rekonsiliasi saldo rekening pinjaman per 31 Maret 2010, tercatat saldo rekening pinjaman KLBI Bank (ex PT Bank Pikko) periode 30 Juni 2011 sebesar Rp 165.000.000 dengan keterangan semua debitur kredit macet.
51.
.
Perikatan, Perjanjian dan Informasi Penting a.
Asset Management Agreement Pada tanggal 17 Pebruari 2006, Bank melakukan Perjanjian Asset Management Agreement (AMA) dengan Telltop Holdings Ltd, Singapore yang akan berakhir pada tanggal 17 Pebruari 2009, dalam rangka penjualan surat-surat berharga Bank sebesar USD 203,400,000. Selanjutnya dalam penjualan tersebut Telltop Holdings Ltd menyerahkan Pledge Security Deposit sebesar USD 220,000,000 di Dresdner Bank (Switzerland) Ltd. Perjanjian AMA tersebut telah diamandemen pada tahun 2007, dengan penambahan surat-surat berharga yang dikelola oleh Telltop Holding Ltd menjadi USD 211,400,000. Sebelum perjanjian AMA tersebut berakhir, pada tanggal 28 Januari 2009 Bank telah melakukan konfirmasi hasil realisasi penjualan surat-surat berharga tersebut kepada Telltop Holdings Ltd, namun hingga saat ini belum ada jawaban sehingga Bank melakukan klaim atas Pledge Security Deposit sebesar USD 220,000,000 kepada Dresdner Bank (Switzerland) Ltd. Selanjutnya, Bank pada tanggal 8 Pebruari 2010 menerima pemberitahuan dari KPMG (likuidator) bahwa sedang dilakukan proses likuidasi Telltop Ltd yang ditunjuk oleh Tarquin Ltd terkait Fiduciary Deposit yang diklaim oleh Bank. Atas kondisi ini maka Bank melalui kuasa hukum melakukan usaha untuk tetap mendapatkan klaim tersebut. Perkembangan berikutnya adalah Dresdner Bank beroperasi dengan nama LGT Bank menyerahkan dana Telltop di Dresdner Bank kepada Pengadilan Zurich. Namun sesuai informasi dari Likuidator, Pengadilan Zurich menolak petition yang diajukan Dresdner untuk menitipkan dana tersebut dan mengembalikan uang yang dititipkan oleh LGT Bank/Dresdner Bank tersebut dan memutuskan
dy/Juli 2011
85
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) bahwa, LGT Bank/Dresdner mempunyai kewenangan penuh untuk siapa yang berhak atas pencairan dana tersebut. Terakhir, Bank melalui kuasa hukum telah menunjuk pengacara di Switzerland untuk mengikuti proses hukum selanjutnya. Saat ini proses pengadilan sampai pada proses banding oleh LGT Bank ke Pengadilan Tinggi Zurich untuk melakukan komunikasi dengan pihak LGT Bank/Dresdner Bank, meminta waktu untuk dapat melakukan pertemuan guna menyerahkan semua dokumen dan informasi terkait dengan pengajuan klaim atas dana Fiduciary Deposito Telltop di LGT Bank/Dresdner sebesar USD 156,197,158. Atas dana sejumlah USD 156,197,158 di LGT sesuai dengan skema AMA, Bank telah melakukan langkah-langkah berupa: 1. Penagihan kepada Telltop. 2. Penagihan kepada Rafat dan FGAH. 3. Klaim kepada LGT Bank Zurich dimana Security Deposit berada. 4. Melaporkan klaim AMA ini kepada Tim Bersama Pemerintah RI pada saat tim dibentuk. Dalam proses Petisi Banding di Pengadilan Tinggi Zurich, atas persetujuan Kementrian Keuangan, pihak Bank telah turut serta dan mengajukan Memorandum yang menyatakan Bank memiliki hak atas klaim. Dalam Memorandum tersebut juga ditegaskan bahwa tidak berpartisipasinya Bank dalam Pengadilan Distrik Zurich bukan merupakan bentuk pelepasan hak dari Bank untuk mengklaim dana tersebut. Akhirnya oleh Pengadilan Tinggi Zurich, Bank dimasukan sebagai “para pihak” yang bersengketa untuk mengklaim Securiry Deposit tersebut. Proses perdata yang dilakukan Bank tidak akan menghalangi proses MLA, justru upaya tersebut akan melengkapi proses MLA, terutama bila proses MLA dan proses perdata dilakukan oleh pihak yang sama, yaitu Pemerintah RI. Dari hasil pertemuan dengan pihak Tarquin, belum menemukan kesepakatan mengenai domisili pilihan hukum yang digunakan dan peraturan arbitrase. Tarquin meminta dilakukan di Swiss sementara pihak Bank menginginkan di Inggris. Dalam hal ini pihak Bank belum memberikan putusan apapun, karena harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Pemerintah RI dalam hal ini Tim Terpadu. Pada tanggal 1 Maret 2011 Bank mengajukan gugatan ke Tarquin Ltd melalui pengacara Dr. Eric buis. Tuntutan juga dilakukan melalui pengadilan Caymand Island melalui pengacara Solomon Haris. Berdasarkan penetapan pengadilan Kantonal tanggal 2 Maret 2011 sebagai berikut: 1. Berkas perkara tuntutan Bank masuk tanggal 1 Maret 2011. 2. Membayar biaya perkara sebesar CHF 1.591.000 ( bank membayar biaya ini pada tanggal 29 Maret 2011). 3. Tarquin (tergugat), diberikan tengat waktu sampai dengan tanggal 14 Juli 2011 untuk menyampaikan balasan dakwaan. b.
Pada tanggal 30 Januari 2009 Bank melakukan eksekusi atas hak untuk menerima saham dengan nilai nominal USD 26,000,000 dalam bentuk 181.169 saham seri VII dari Global Opportunity Fund dan saham dengan nilai nominal USD 16,000,000 dalam bentuk 31.480 saham dari Asia Finance Recovery Fund, 72.796 saham dari First Global Resources, dan 34.798 saham dari Global Opportunity Fund. Eksekusi atas hak penerimaan saham tersebut berasal dari surat berharga NCD Banca Populare di Milano London dan Nomura Bank International Plc. London yang sudah jatuh tempo. Namun sampai saat ini, eksekusi tersebut tidak dapat terealisasi.
c.
Pada tanggal 28 September 2001, Bank mengadakan perjanjian pertukaran aktiva dengan First Gulf Asia Holdings Limited (FGAHL), pemegang saham Bank. Dalam perjanjian tersebut, Bank menyerahkan hak tagih Bank kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang berasal dari tagihan bersih sebesar Rp 142,1 miliar (tidak termasuk bunga) kepada PT Bank Putera Multikarsa (yang telah dibekukan kegiatan operasinya pada tanggal 28 Januari 2000). Tagihan bersih tersebut
dy/Juli 2011
86
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) berupa saling hapus (net-off) antara penempatan dana dalam bentuk giro dan interbank call money sebesar Rp 157.972 (tidak termasuk tagihan bunga dari bulan Pebruari 2000 sampai dengan September 2001 sebesar Rp 32.279) dengan kewajiban interbank call money sebesar USD 176,000,000 (tidak termasuk kewajiban bunga dari bulan Pebruari 2000 sampai dengan September 2001 sebesar USD 161,744). Atas hak tagih yang diserahkan tersebut, Bank menerima Efek Hutang Republik Indonesia (ROI Loans) sebesar USD12 juta. Di samping menyerahkan hak tagih kepada BPPN, Bank juga harus menyerahkan uang tunai sebesar USD 6 juta untuk mendapatkan ROI Loans tersebut. Atas pertukaran aktiva tersebut, Bank juga memiliki hak opsi untuk membeli kembali hak tagih kepada BPPN dan FGAHL yang berlaku untuk jangka waktu 2 tahun terhitung sejak tanggal perjanjian pertukaran aktiva. Apabila hak opsi digunakan, maka Bank harus membayar opsi tersebut sebesar Rp 5.000. kepada FGAHL. Perjanjian ini telah diperpanjang beberapa kali, dimana perpanjangan terakhir dilakukan pada tahun 2005 sampai dengan tanggal 30 September 2007 dengan kondisi yang sama. Sampai dengan 2010, tidak ada perubahan atas kondisi tersebut. d.
Bank mengadakan perjanjian sewa gedung dengan PT Kepland Investama atas sewa gedung yang beralamat di Jl. Jend. Sudirman Kav.22-23 Jakarta dengan Akta Perjanjian Sewa Menyewa Nomor 04 tanggal 4 Oktober 2010, dengan nilai sewa sebesar Rp 25.030.578 dan luas ruang yang disewa sebesar 7.379,52 M2 dengan periode sewa dari tanggal 18 Oktober 2010 sampai dengan 17 Oktober 2013.
e.
Pada tanggal 29 Oktober 2001 PT Bank Unibank Tbk (Unibank) ditutup kegiatan operasionalnya oleh Bank Indonesia dan diserahkan ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sesuai Surat Keputusan Bank Indonesia No.3/9/KEP-GB/2001 tanggal 20 Oktober 2001. Bank mempunyai tagihan dan kewajiban berupa call money dengan Unibank masing-masing sebesar Rp 90.000 dan USD 9,000,000. Untuk penyelesaian tagihan dan kewajiban tersebut Bank telah mengajukan gugatan kepada BPPN (Tergugat) melalui surat gugatannya pada tanggal 30 Januari 2004 No. 015/0298.01/MA.IP, dan telah didaftarkan pada kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 30 Oktober 2003 dengan register No. 58/PN.G/2004/PN.Jak.Sel. dan pada tanggal 19 Pebruari 2004 telah diperbaiki dengan surat gugatan No. 0027/029.8.01/ hph-spn.
f.
Bank mengadakan “Perjanjian Pembelian Asset” dengan PT Bank Barclays Indonesia pada tanggal 4 Oktober 2010 yang terletak di lantai dasar, lantai 2, lantai 3, dan lantai 14 Gedung Barclays House, Jl. Jend. Sudirman Kav. 22-23 Jakarta, dengan nilai USD 3,500,000. Pembayaran dilakukan selama 3 tahap. Tahap pertama pada tanggal 4 Oktober 2010 sejumlah USD 2,800,000, tahap kedua pada tanggal 18 Oktober 2010 sejumlah USD 350,000, dan tahap ketiga pada tanggal 3 Januari 2011 sejumlah USD 350,000. Kemudian, Bank mengadakan perjanjian pembelian asset dengan PT Bank Barclays Indonesia pada tanggal 15 Oktober 2010 yang terletak di lantai 11 Gedung Barclays House, Jl. Jend. Sudirman Kav. 2223 Jakarta, dengan nilai USD 307,000. Dalam gugatannya, Bank dan counterparty telah melakukan saling hapus (net-off) atas tagihan dan kewajiban call money tersebut serta bunga sampai dengan tanggal 26 Januari 2004, dengan perhitungan hutang pokok dan bunga Bank adalah sebesar Rp 116.918 dan hutang pokok dan bunga Tergugat sebesar ekuivalen Rp 78.452.000 (atau USD 9,31 juta dengan kurs konversi Rp 8.425.000), sehingga hasil bersih tagihan dan kewajiban tersebut adalah sebesar Rp 38.466.000 yang menjadi kewajiban Tergugat.
dy/Juli 2011
87
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 24 Agustus 2004 No. 58/Pdt.G/2004/PN. Jak.Sel. juncto Putusan Pengadilan Tinggi Negeri Jakarta No.323/PDT/2005/PTDKI tanggal 22 Desember 2005 pada intinya menyatakan Tergugat 1 (BPPN) telah melakukan perbuatan wan prestasi (ingkar janji) dan dihukum untuk membayar secara tunai hutang atas transaksi PUAB (Pasar Uang Antar Bank) kepada Penggugat (Bank) sebesar Rp 38.466 .000 ditambah bunga 6 % per tahun terhitung sejak didaftarkannya gugatan sampai dibayar lunas. Sampai dengan tanggal laporan ini, putusan Pengadilan tinggi tersebut belum memiliki kekuatan hukum yang tetap karena perkara masih dalam tahap pemeriksaan di tingkat kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pada akhir Maret 2010 dan 2009, Bank telah membebankan cadangan kerugian penurunan nilai 100% karena tidak memiliki manfaat (Catatan 17.c). g.
Kasus-kasus hukum dan fraud yang terjadi selama tahun 2010 sebagai berikut: Kasus Perdata: 1)
Gugatan West LB AG Di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Pada tanggal 22 Januari 2010, pihak West LB telah mengajukan gugatan melalui kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, melalui kuasa hukumnya Lubis Santosa dan Maulana terkait dengan Gugatan Pembayaran Yang Tak Terhutang (Onverschuldigde Betaling) yang pada materi perkaranya dianggap telah terjadi kekeliruan pembayaran dari West LB kepada bank. Atas gugsatan tersebut, bank menunjuk kuasa hukum Pradjoto dan Associates untuk mewakili bank dalam menangani perkara a quo. Pada persidangan terakhir pada tanggal 28 April 2010, sudah mencapai tahap pembuktian dengan mengajukan bukti – bukti kepemilikan atas surat berharga West LB Variable Redemption Portofolio Linked Certificate of Deposit Series 39 ISIIN XS 0177710356 sebesar USD 26,000,000. Pada tanggal 28 April 2010, sudah mencapai tahap pembuktian dengan mengajukan bukti-bukti kepemilikan atas surat berharga West LB Variable Redemption Protofolio Linked Certificate of Certificate Deposit Series 39 ISIN XS 0177710356 sebesar USD 26,000,000. Pada tanggal 28 April 2010 tersebut, Pradjoto & Associates selaku kuasa hukum Bank mengajukan eksepsi kepada Hakim bahwa seharusnya masalah ini tidak diperkarakan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengingat dalam perjanjian telah disepakati bahwa domisili pilihan untuk menyelesaikan sengketa ada di Pengadilan London. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam putusannya tanggal 20 Oktober 2010, menyatakan menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya. Putusan ini belum memiliki kekuatan hukum yang tetap karena West LB AG melakukan upaya hukum banding ke Pengadilian Tinggi DKI Jakarta.
2)
Gugatan yang diajukan di Pengadilan Negeri Surakarta, terdaftar dalam perkara No. 58/PDT.G/PN.Ska terkait produk investasi jenis Discretionary Fund milik PT Antaboga Delta Sekuritas. Pengadilan Negeri Surakarta dalam putusannya tanggal 13 Desember 2010 mengabulkan gugatan nasabah Bank. Bahwa terhadap Putusan PN Surakarta tanggal 13 Desember 2010 No. 58/Pdt. G/2010/PN.Ska. tersebut, Bank Mutiara telah menempuh upaya hukum banding ke Pengadilan Tinggi Jawa Tengah. Dengan diajukannya upaya hukum banding oleh Bank Mutiara, maka secara hukum Putusan PN Surakarta belum bisa dilaksanakan karena belum berkekuatan hukum tetap.
3).
dy/Juli 2011
Gugatan yang diajukan di Pengadilan Negeri Makasar, terdaftar dalam perkara No.177/PDT.G/2010/PN.MKS terkait permintaan untuk pembukaan blokir terhadap rekening tabungan atas nama nasabah Bank sebagai Penggugat. Dalam gugatan ini Perseroan melakukan gugatan balik ( Rekonvensi).
88
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) Bahwa Pengadilan Tinggi Makassar dalam Putusannya tanggal 10 Mei 2011 No. 113/Pdt/2011/PT.Mks. telah membatalkan putusan PN. Makassar tanggal 6 Januari 2011 No. 177/Pdt. G/2010/PN.Mks., dan terhadap Putusan PT. Makassar tersebut, Bank Mutiara telah menempuh upaya hukum Kasasi ke Mahkamah Agung RI. 4)
Tanggal 27 Januari 2009 dan 10 Pebruari 2009, Bank menerima panggilan untuk menghadap persidangan umum di Pengadilan Negeri Surabaya dalam gugatan perkara antara dua orang mantan nasabah Bank sebagai penggugat dengan Bank sebagai salah satu tergugat. Penggugat melalui kuasa hukumnya mengajukan tuntutan atas perbuatan melanggar hukum dan wan prestasi terkait produk reksadana PT Antaboga Delta Sekuritas. Pada tanggal 8 Desember 2009, Pengadilan Negeri Surabaya telah mengabulkan gugatan dari kedua penggugat. Bank mengajukan upaya banding atas keputusan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 10 Desember 2009. Bahwa Bank Mutiara telah menyerahkan Memori Banding melalui Kepaniteraan PN Surabaya, per tanggal 6 April 2010, namun demikian proses banding terhambat terhambat karena beberapa terbanding lainnya belum menyerahkan memori bandingnya .
5)
Bank dalam status sebagai Penggugat: a) Bank memberikan fasilitas L/C kepada beberapa lembaga Koperasi (INKOPTI, INKUD, IKKU DMI) dengan jaminan berupa dana tunai (dana hibah dari Pemerintah Amerika Serikat untuk RI). Fasilitas ini ternyata kemudian tidak dibayar kembali atau macet, sehingga Bank melakukan gugatan terhadap beberapa lembaga koperasi tersebut agar membayar kewajibannya. Gugatan terhadap INKOPTI oleh MA dalam putusannya di tingkat Peninjauan Kembali dinyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima. Sedangkan gugatan terhadap IKKU DMI dan INKUD dikabulkan oleh Pengadilan. Putusan perkara ini sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap sementara para tergugat tidak melaksanakan kewajibannya Bank bermaksud untuk melakukan eksekusi atas dana tunai yang saat ini tersimpan dalam Rekening Escrow account di Bank. Sampai dengan tanggal pelaporan laporan keuangan Bank sedang melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia dan Departemen Keuangan RI. b) Pada tanggal 17 Desember 2009, Bank melalui kuasa hukumnya, Pradjoto & Associates telah mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum terhadap beberapa mantan karyawan Bank pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Sampai dengan tanggal laporan, Bank masih menunggu hasil keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Majelis Hakim dalam putusannya tanggal 10 Juni 2010 telah menyatakan : - Menyatakan Dewi Tantular telah melakukan perbuatan melawan hukum - Menghukum Dewi Tantular membayar ganti rugi kepada PT Bank Mutiara, Tbk. berupa : Pengembalian dana sebesar USD 14,092,292 dan SGD 6,266,230 Keuntungan yang seharusnya diperoleh PT Bank Mutiara sebesar 2,5% per bulan terhitung sejak 13 November 2008 hingga gugatan ini diajukan pada bulan Desember 2009 yaitu sebesar : 13 x 2,5% x USD 14,092,292 = USD 4,579,995 13 x 2,5% x SGD 6,266,230 = USD 2,036,525 Terhadap putusan tersebut tidak diajukan perlawanan oleh Dewi Tantular hingga batas waktu yang ditentukan. Sehingga dengan demikian Putusan ini telah berkekuatan hukum tetap dan dapat dilaksanakan. Upaya yang saat ini dilakukan oleh PT Bank Mutiara, Tbk. adalah melakukan penelusuran atas asset Dewi Tantular untuk melaksanakan putusan PN Jakarta Utara tersebut.
dy/Juli 2011
89
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Kasus Pidana Di samping kasus perdata, sampai dengan saat ini bank menangani kasus-kasus pidana, baik yang pelaporannya dilkukan oleh bank sendiri, Bank Indonesia maupun masyarakat umum. Proses hukum sehubungan dengan dugaa terjadinya tindak pidana yang dilakukan oleh nasabah, debitur, pihak manajemen, pemilik dan pemegang saham sebelumnya. Ada yang masih dalam tahap penyelidikan dan sebagian besar sampai dengan saat ini sudah memasuki tahap penyidikan, baik yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia (Bareskrim Polri), dan Kejaksaan. walaupun sampai dengan saat ini belum ada laporan tertulis dari intansi terkait, beberapa kasus pidana lain terkait tindak pidana perbankan sudah ada putusan pengadilan. Kasus pidana seperti Pemberian kredit tdak sesuai prosedure yang diberikan kepada PT Wibowo Wadah Rejeki (WWR) PT Canting Mas Persada (CMP), PT, Signature Capital Indonesia (SCI), PT. Ascent Investment Indonesia (AII) sudah ada putusan pengadilan yang menjatuhkan pidana kepada: mantan pemilik Bank Century Tbk, : Robert Tantular dan mantan Direksi lama Bank Century Tbk. yaitu: Hermanus Hasan M, Laurence Kusuma . 52.
Informasi Lainnya a.
Prinsip Mengenal Nasabah Dalam rangka penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer/KYC), Anti Pencucian Uang, dan Pencegahan Pendanaan Terorisme sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2002 tanggal 17 April 2002 yang telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2003 tanggal 13 Oktober 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, serta Undang-Undang Republik Indonesia No.8 tanggal 22 Oktober 2010, Bank Indonesia telah menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 3/10/PBI/2001 tanggal 18 Juni 2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah / Know Your Customer Principles yang telah diubah dua kali dengan perubahan terakhir PBI No. 5/21/PBI/2003 tanggal 17 Oktober 2003, serta PBI No. 11/28/PBI/2009 tanggal 01 Juli 2009 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) Bagi Bank Umum. Sesuai dengan peraturan tersebut, bank wajib menerapkan kebijakan identifikasi dan verifikasi penerimaan nasabah dan program Anti Pencucian Uang & Pencegahan Pendanaan Terorisme, serta melakukan pelaporan kepada Pusat Pelaporan dan Analysis Transaksi Keuangan (PPATK) yang terdiri dari Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) apabila terjadi unusual transaction sesuai serta Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bank melaksanakan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan Program APU & PPT sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku. Dalam rangka mendukung penerapan dimaksud, Bank telah menyempurnakan struktur organisasi serta menerbitkan Surat Keputusan Direksi PT Bank Mutiara Tbk No.142/Mutiara/SK-DIR/VI/2010 tanggal 29 Juni 2010 tentang Kebijakan dan Prosedur Standar Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. Dalam rangka mendukung penerapan APU dan PPT, Bank telah menerbitkan Surat Keputusan Direksi tentang: 1. Specific Alerts, Parameter LTKM (SK Dir. No.018/Mutiara/SK-DIR/III/2010 tanggal 17 Maret 2010; 2. Tugas dan Tanggung Jawab UKPN (Unit Kerja Pengenalan Nasabah) di kantor pusat dan cabang (SK Dir. No.019/Mutiara/SK-DIR/III/2010 tanggal 17 Maret 2010); 3. Pengelompokkan dan Penanganan Nasabah Berdasarkan Risiko/Risk Based Approach (SK Dir. No.020/Mutiara/SK-DIR/III/2010 tanggal 17 Maret 2010;
dy/Juli 2011
90
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 4. Kebutuhan Informasi dan Dokumen Calon Nasabah/Nasabah dan Walk In Customer/WIC (SK Dir No.123/Mutiara/SK-DIR/V/2010 tanggal 19 Mei 2010; 5. Bank telah selesai melakukan pengelompokan Singel CIF dan persiapan Cleasing Data melalui pembentukan “Tim Cleansing Data”. 6. Bank telah menerapkan proses Identifikasi dan Verifikasi nasabah dalam rangka Pencegahan Pendanaan Terorisme berdasarkan data Watch List yang diterbitkan oleh Perserikatan BangsaBangsa. 7. Bank telah mulai melakukan pengelompokan dan penanganan nasabah berdasarkan Risiko (Risk Based Approach. 8. Bank telah melakukan Customer Due Dilligence (CDD) terhadap nasabah yang dikategorikan Nasabah Berisiko Tinggi melalui pendekatan Enhance Due Dilligence (EDD), antara lain terhadap nasabah dalam kategori Politically Expose Person, Dormant Account, dan Usaha Berisiko Tinggi, serta transaksi yang terkait dengan Negara Lain Berisiko Tinggi. 9. Bank telah melakukan pelaporan kepada PPATK dalam bentuk Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan/LTKM (Suspicious Transaction Report) sebanyak 27 laporan, dan Laporan Transaksi Keuangan Tunai/LTKT (Cash Transaction Report) sebanyak 2.136 laporan. 10. Bank telah mulai melakukan peningkatan otomasi dalam rangka mendukung penerapan APU dan PPT melalui optimalisasi sistem corebanking yang ada, serta sedang mempersiapkan sistem aplikasi untuk membantu mendeteksi adanya “Unusual Transaction” dan pencegahan pendanaan terorisme.. 11. Bank telah melakukan pelatihan internal secara konsisten minimal 1 (satu) tahun sekali berupa Training Reguler kepada seluruh front liner, termasuk pelatihan khusus untuk Karyawan Baru. b. Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Bank telah memiliki Kebijakan Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) yang mencakup Prinsip-Prinsip Dasar Penerapan GCG, Struktur Pengelola Bank, Penerapan GCG, Struktur Pengelola Bank dan Penerapan GCG. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah melakukan Assesment GCG untuk pemeriksaan periode 1 Januari 2009 sampai dengan 30 Juni 2010 dengan katagori predikat “BAIK” dengan nilai komposit 2.350. Hasil laporan assesment GCG telah diterbitkan oleh BPKP dengan laporan No.LHE-89/D503/1/2011 tanggal 21 Januari 2011 sebagaimana tersebut dalam surat No. S-0064/KE/III/2011 tanggal 02 Maret 2011 dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Bank juga telah melakukan Self Assessment GCG periode 31 Desember 2010 dan tanggal 31 Maret 2011 dengan kategori predikat “BAIK” dengan nilai komposit 2.350. Dalam rangka pelaksanaan fungsi audit intern yang efektif, Bank telah membentuk Satuan Kerja Audit Intern, membuat Piagam Audit Intern, dan Panduan Audit Intern yang mengacu pada Standar Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB). c. Reorganisasi Bank Sehubungan dengan pengambilalihan Bank oleh Pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), manajemen baru bank yang ditunjuk oleh LPS telah melakukan restrukturisasi organisasi untuk mendukung pengembangan fokus bisnis Bank, penataan fungsi dan tanggung jawab yang lebih jelas serta peningkatan tata kelola Bank. Sehubungan dengan adanya proses penyempurnaan organisasi dalam rangka penerapan prinsipprinsip GCG dan untuk menyesuaikan dengan kondisi perekonomian serta bisnis perbankan saat ini, Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris PT Bank Century Tbk No.15/SKDIR/Century/II/2009 tanggal 2 Pebruari 2009 tentang Struktur Organisasi disempurnakan kembali dengan Surat Keputusan Bersama Direksi dan Komisaris PT Bank Mutiara Tbk No.193/SKDIR/MUTIARA/XI/10 tanggal 15 Nopember 2010 tentang Struktur Organisasi PT Bank Mutiara Tbk.
dy/Juli 2011
91
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) d.
Penyelamatan Aset Bank Salah satu upaya yang dilakukan oleh manajemen pasca pengambilalihan pemegang saham Bank oleh LPS adalah membentuk Tim Penyelamat Aset yaitu tim yang khusus bertugas untuk menelusuri, menyelamatkan dan menyelesaikan aset-aset Bank yang diduga bermasalah (asset recovery). Tim melakukan pemetaan, analisa dan rekomendasi kepada managemen mengenai kondisi seluruh aset, baik berupa pinjaman diberikan, surat berharga, agunan kredit dan aset-aset lainnya. Bank senantiasa mendukung upaya pengembalian aset-aset Bank di luar negeri yang dilaksanakan oleh Tim Bersama Penyelesaian Permasalahan Aset Bank Century yang anggotanya terdiri dari Kementerian Keuangan, Kepolisian RI, Bapepam-LK, PPATK, Bank Indonesia, Kejaksaan Agung, LPS, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Hukum dan HAM berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 220/KMK.01/2009 mengenai Pembentukan Tim Bersama Penanganan Permasalahan PT Bank Century Tbk.
e. Perhitungan Rasio Keuangan 2011 % 1. Permodalan - Rasio KPMM yang tersedia untuk Risiko Kredit & Resiko Operasional - Rasio KPMM yang tersedia setelah memperhitungkan Risiko Kredit, Risiko Pasar dan Resiko Operasional
dy/Juli 2011
2010 %
10.09%
13.03%
- Aktiva Tetap terhadap Modal
9.93% 32.91%
12.81% 48.15%
2. Aktiva Produktif - Aktiva Produktif Bermasalah - NPL - Gross - NPL - Neto - PPAP terhadap Aktiva Produktif - Pemenuhan PPAP
20.71% 10.44% 3.50% 19.37% 103.23%
36.84% 32.21% 5.03% 34.61% 103.85%
3. Rentabilitas - ROA - ROE - NIM - BOPO
3.59% 58.18% 1.04% 76.46%
1.45% 22.93% 1.24% 87.44%
4. Likuiditas LDR
84.90%
81.79%
5. Kepatuhan - GWM - GWM Primer Rupiah - GWM Sekunder Rupiah - GWM Valas - PDN
8.13% 12.47% 8.29% 14.45%
5.08% 12.40% 1.53% 13.35%
92
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 53. Revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pada tanggal 23 Desember 2009, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan beberapa Revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan yang berlaku efektif atau setelah tanggal 1 Januari 2011, diantaranya, adalah sebagai berikut: a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) m) n) o) p) q) r) s) t) u) v) w)
PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”. PSAK 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas”. PSAK 3 (Revisi 2010) “Laporan Keuangan Interim”. PSAK 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”. PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”. PSAK 7 (Revisi 2010) ”Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK 8 (Revisi 2010) “Perisitiwa Setelah Periode Pelaporan”. PSAK 12 (Revisi 2009) “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”. PSAK 15 (Revisi 2009) “Investasi pada Entitas Asosiasi”. PSAK 19 (Revisi 2010) ”Aset Tidak Berwujud”. PSAK 22 (Revisi 2009) “Kombinasi Bisnis”. PSAK 23 (Revisi 2010) ”Pendapatan”. PSAK 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”. PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset”. PSAK 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset Kontijensi”. PSAK 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”. ISAK 7 – Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus. ISAK 9 – Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi & Liabilitas Serupa. ISAK 10 – Program Loyalitas Pelanggan. ISAK 11 – Distribusi Aset Non Kas kepada Pemilik ISAK 12 – Pengendalian Bersama Entitas : Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer. ISAK 14 – Aset Takberwujud; Biaya Situs Web. ISAK 17 – laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai.
Bank sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar dan Interpretasi yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangannya.
54. Peristiwa Setelah Tanggal neraca Bank sedang menghadapi kasus-kasus perdata maupun pidana. Sampai dengan tanggal laporan ini, proses hukum sehubungan dengan dugaan terjadinya tindak pidana yang dilakukan oleh pihak-pihak seperti nasabah, debitur, serta manajemen dan pemegang saham semasa sebelum Bank diambil alih oleh LPS, sebagian masih dalam tahap pemeriksaan, tahap penyelidikan, dan sebagian telah memasuki tahap penyidikan oleh lembaga instansi penegak hukum.
dy/Juli 2011
93
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 55.
Kelangsungan Usaha Dalam rangka penyehatan, Bank telah menyusun rencana bisnis (business plan) yang telah disampaikan kepada LPS dan Bank Indonesia. Pokok-pokok yang dimuat dalam rencana bisnis tersebut antara lain: Fase Focusing the Business dari bulan Desember 2009 sampai dengan Nopember 2011 • Perbaikan Image Bank dengan penajaman corporate image secara berkelanjutan; • Peningkatan kondisi keuangan melalui penguatan struktur permodalan, perbaikan struktur pendanaan, perbaikan kualitas aktiva produktif, perbaikan laba; • Pengembangan bisnis melalui Co-branding kartu kredit, relokasi kantor dan pengembangan ATM, pengembangan bisnis kredit consumer dan small business secara berkelanjutan dan melakukan penguatan funding secara berkesinambungan; • Penajaman GCG dan manajemen resiko melalui pengembangan unit market risk dan operational risk maupun credit policies yang terpisah dari unit bisnis dan implementasi dual core; • Penyempurnaan organisasi dan infrastruktur pendukung melalui Peningkatan kapabilitas organisasi, peningkatan core banking system untuk pertumbuhan aset dan fee income, pengembangan datawarehouse, mengembangkan kualitas SDM (implementasi corporate values, performance, sales risk culture). Pelaksanaan fase tersebut dari Desember 2009 sampai dengan Nopember 2011 telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan jadwal. Hal ini terlihat dari hasil perkembangan bisnis selama periode tersebut sebagai berikut : Perbaikan Image Perusahaan: - Melaksanakan perubahan visi dan misi melalui rebranding pada tanggal 3 Oktober 2009. - Penerapan budaya dan logo baru serta standarisasi cabang. - Melakukan gathering dengan nasabah dan press conference/briefing dengan media Peningkatan Kondisi Keuangan - Perbaikan PDN menjadi 14,47% per tanggal 30 Juni 2011. Bank tetap berupaya untuk menyakinkan nasabah dan kepercayaan nasabah telah pulih sehingga Dana Pihak Ketiga meningkat sebesar Rp 2.819.178.996 untuk periode 30 Juni 2010 sampai dengan 30 Juni 2011. Posisi per tanggal 30 Juni 2010 Rp 6.968.474.928 dan posisi per tanggal 30 Juni 2011 Rp 9.787.653.924. - Mendapat kepercayaan fasilitas interbank dalam menunjang transaksi Bank. - Memperbaiki struktur pendanaan dengan meningkatnya kepercayaan dari nasabah, sehingga penempatan Dana Pihak Ketiga meningkat cukup pesat. - Membentuk Asset Recovery Division untuk menangani aset produktif bermasalah dan membentuk task force untuk inventarisasi aset perusahaan. Dalam hal ini terdapat beberapa debitur bermasalah telah diselesaikan maupun direstrukturisasi. - Mengoptimalkan penjualan AYDA melalui Balai Lelang. Pengembangan Bisnis - Membuat program produk dan profil pricing baik untuk pendanaan maupun kredit yang sesuai dengan kondisi pasar, serta lebih aktif dalam pemberian kredit dengan tetap mengacu pada prinsip kehati-hatian (prudential banking). - Penandatangan kerjasama dengan beberapa money changer, multifinance, koperasi dan corporate. - Melaksanakan kerjasama dengan bank-bank lain untuk peningkatan kerjasama bisnis. Penajaman Manajemen Risiko dan GCG - Terbentuknya Komite Kredit dan Komite Manajemen Risiko dalam proses pengambilan keputusan dan penyempurnaan kebijakan kredit maupun kebijakan mengenai pengelolaan bisnis dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian.
dy/Juli 2011
94
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) - Terbentuknya Komite Audit dan kepatuhan dalam rangka memperkuat penerapan good corporate governance dan budaya perusahaan baru. Penyempurnaan Organisasi dan Infrastruktur - Reorganisasi dalam rangka memperoleh struktur organisasi yang memadai (best practices) guna memperoleh efektivitas kerja dan service level tertentu serta peningkatan kualitas GCG. - Pemenuhan sumber daya manusia dengan kompetensi memadai. - Peningkatan core banking system untuk mendukung pertumbuhan funding, stabilisasi sistim dan kualitas layanan, antara lain : Pengoperasian ATM 24 jam di seluruh cabang, menjadi anggota ATM Bersama, Call Center, Transfer Dana Cepat dan Electronic Data Capture (EDC). Dalam rangka penerapan GCG dimaksud, maka sesuai dengan surat dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) No. S-0064/KE/III/2011 tanggal 02 Maret 2011, telah dilakukan assessment penerapan GCG yang dilakukan dengan bantuan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) periode 01 Januari 2010 sampai dengan 30 Juni 2010 dengan kategori predikat “BAIK” dengan skor komposit 2.350. Peresmian Fasilitas Priority Banking Pada tanggal 20 Desember 2010, dilakukan grand opening fasilitas Priority Banking untuk memberikan fasilitas khusus kepada nasabah prioritas, seperti ruang rapat yang megah, ruang khusus teller, safe deposit box, lounge yang mewah dan kantor personal banking yang melayani nasabah seperti personal assistant. Program Baru atas Produk Bank • Layanan Moneygram (layanan pengiriman uang dari dan ke luar wilayah Indonesia), diresmikan pada tanggal 15 Maret 2010. • Peluncuran program TabunganKu pada tanggal 22 Februari 2010. Program ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran gerakan menabung yang dicanangkan pemerintah. • Peresmian Layanan Delivery Channel Sera pada tanggal 01 Desember 2010. Layanan ini memudahkan nasabah untuk melakukan pembayaran tagihan dan pembelian pulsa handphone melalui ATM Bank Mutiara. • Peluncuran program Deposito Imlek periode 08 Februari 2010 - 31 Maret 2010. • Peluncuran program Giro Spirit periode April - 31 Desember 2010. • Peluncuran program Deposito Merdeka periode 19 Juli 2010 - 30 September 2010. • Peluncuran program Tabungan Mutiara periode 22 Nopember 2010 - 31 Januari 2011. • Peluncuran program Layanan Pembayaran Tagihan PLN di Delivery Chanel ATM tanggal 29 April 2011 Perbaikan Image Bank Upaya perbaikan Bank untuk membentuk persepsi positif dan mengembalikan kepercayaan masyarakat pada Bank Mutiara antara lain: • Melaksanakan konsolidasi dan sosialisasi internal secara reguler yaitu bulanan dan mingguan. • Melaksanakan komunikasi intensif dengan Regulator dan Shareholder. • Melaksanakan gathering dengan nasabah dalam rangka supervisi produk dan layanan jasa perbankan yang baru serta press gathering. • Bank telah menerapkan new coorporate culture yang dikenal dengan SPIRIT. Pembukaan Kantor dan Relokasi Kantor : • Peresmian Pembukaan Kantor Cabang Pembantu Jatinegara pada tanggal 28 Juli 2010. • Peresmian Relokasi Kantor Cabang Denpasar pada tanggal 07 April 2010. • Peresmian Relokasi Kantor Cabang Pembantu Hayam Wuruk pada tanggal 06 Agustus 2010. • Peresmian Relokasi Kantor Pusat PT Bank Mutiara Tbk ke Jl. Jend. Sudirman Kav.22-23 Jakarta pada tanggal 21 November 2010. dy/Juli 2011
95
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)
PT BANK MUTIARA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) • •
Grand opening relokasi Kantor Cabang Senayan ke Kantor Cabang Sudirman yang berada di jantung kawasan bisnis Jakarta di Jl. Jend. Sudirman Kav.22-23 Jakarta. Peresmian Relokasi KCP Sudirman ke KCP Tebet Raya tanggal 06 Juni 2011.
Manajemen Bank berpendapat bahwa Bank akan dapat terus melanjutkan operasi bisnisnya di masa mendatang. Oleh karenanya, laporan keuangan disusun menggunakan basis usaha yang berkelanjutan. Bank sedang menghadapi kasus-kasus perdata maupun pidana. Sampai dengan tanggal laporan ini, proses hukum sehubungan dengan dugaan terjadinya tindak pidana yang dilakukan oleh pihak-pihak seperti nasabah, debitur, serta manajemen dan pemegang saham semasa sebelum Bank diambil alih oleh LPS, sebagian masih dalam tahap pemeriksaan, tahap penyelidikan, dan sebagian telah memasuki tahap penyidikan oleh lembaga instansi penegak hukum. Perkembangan kinerja Bank sampai dengan tanggal 30 Juni 2011 (review) adalah sebagai berikut - Rasio GWM Wajib Minimal Utama Rupiah menjadi sebesar 8,13% - Rasio NPL net telah menurun menjadi 3,50%; - Rasio PDN telah menurun menjadi 14,45%; - Dana Pihak Ketiga meningkat menjadi Rp 9.787.653.924; dan - Pemberian kredit meningkat menjadi Rp 8.316.603.471. Manajemen Bank berpendapat bahwa Bank akan dapat terus melanjutkan operasi bisnisnya di masa mendatang. Oleh karenanya, laporan keuangan disusun menggunakan basis usaha yang berkelanjutan. 56.
Tanggung Jawab Manajemen Atas Penyusunan Laporan Keuangan Manajemen Bank bertanggung jawab atas isi dan penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 28 Juli 2011.
getahui Direksi,
dy/Juli 2011
96
paraf:July 29, 2011 (4:40PM)