JUDUL TESIS KONSEP PERANCANGAN RUMAH SUSUN BAGI PEDAGANG PASAR STUDI KASUS : PASAR OEBA, KELURAHN FATUBESI, KOTA KUPANG
PENDAHULUAN : LATAR BELAKANG
a) Hunian merupakan kebutuhan dasar manusia, dan hak semua orang untuk menempati hunian yang layak dan terjangakau. merencanakan rumah hendaknya melahirkan konsep sesuai dengan kondisi sosial, budaya dan karakreristik masyarakat) b) Terkonsentrasi penduduk di kota Kesenjangan kebutuhan dan pemenuhan rumah layak huni c) Kemampuan masyarakat memiliki rumah menurun cenderung tinggal di kawasan padat, kumuh dan kurang sehat
1.
RUMUSAN MASALAH : Menata Lingkungan Pasar
MASALAH : Terbatasnya lahan. Kawasan hunian padat, kumuh dan tidak layak. Bercampurnya hunian dan tempat usaha Rumah dibangun di atas tanah milik Pemkot dengan sistim sewa Rumah dibangun pada kawasan yang peruntukkannya bukan untuk Perumahan Masyarakat berpenghasilan rendah
RUSUN (Bagian Dari Urban Renewal) Hunian dekat dengan tempat kerja Pembentukan rumah dipengaruhi oleh faktor sosial budaya dimana bangunan berada Menelusuri berbagai faktor yang berpengaruh dalam perancangan rusun berdasarkan keinginan pedagang
Pertanyaan Penelitian
Menata Lingkungan Perumahan
Memisahkan Hunian dan Tempat Kerja
1. Faktor-faktor apa yang berpengaruh dalam perancangan rumah susun, ditinjau dari segi hunian dan tempat kerja. 2. Bagaimana konsep perancangan rumah susun yang sesuai dengan pedagang Pasar Oeba Kelurahan fatubesi?
TUJUAN PENELITIAN : Mendapatkan konsep perancangan rumah susun yang sesuai dengan pedagang pasar. SASARAN PENELITIAN : 1. Mengeksplorasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam perancangan rumah susun, yang ditinjau dari segi hunian dan tempat kerja bagi pedagang pasar Oeba Kelurahan Fatubesi. 2. Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perancangan rumah susun yang sesuai dengan pedagang pasar Oeba Kelurahan Fatubesi. 3. Merumuskan konsep perancangan rumah susun yang sesuai dengan pedagang pasar Oeba Kelurahan Fatubesi. MANFAAT PENELITIAN : 1. Dapat dijadikan pedoman dalam penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan perancangan rumah susun bagi pedagang pasar. 2. Sebagai rekomendasi kepada Pemkot Kupang dan instansi teknik terkait menentukan alternatif konsep perncangan rumah susun bagi pedagang pasar.
METODA PENELITIAN :
Bentuk data yng dihasilkan berupa data kualitatif tentang kondisi lingkungan permukiman di pasar Oeba. Jenis penelitian yang digunakan : penelitian deskriptif kualitatif, karena untuk menggambarkan/menjelaskan suatu keadaan pada saat dilakukan penelitian. Proses penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan rasionalistis Jenis data : a. Data primer : Observasi lapangan, pemotretan, wawancara, kuisioner b. Data Sekunder : eksplorasi literatur yang mempunhyai hubungan dengan penelitian berupa buku, hasil penelitian dan tesis. Teknik penentuan sampel : Berdasarkan Ida Bagus Mantra dan Kastro dalam Singarimbun (1989), untuk menentukan jumlah sampel yang cukup representatif, maka jumlah sampel yang digunakan sekurang-kurangnya 30 sampel, karena nilai-nilai atau skor yang diperoleh dari sejumlah > 30 sampel, distribusinya akan mengikuti distribusi normal. Untuk penelitian ini peneliti menggunakan responden sebanyak 50. Penentuan 50 responden adalah semata asumsi peneliti agar sampel yang diambil adalah yang representatif, dan untuk meminimalisir diperolehnya data yang tidak akurat yang akan diambil dari responden.
Teknik pengambilan sampel : Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi itu. Cara ini dilakukan karena anggota populasi dianggap homogen, yakni pedagang dengan tipe huniannya adalah rumah tinggal yang juga berfungsi sebagai tempat jualan, dan kios yang juga dipergunakan sebagai tempat tinggal/hunian. Analisa deskriptif kulitatif digunakan untuk mengekplorasi faktorfaktor yang berpengaruh dalam perancangan rumah susun, yang ditinjau dari segi hunian dan tempat kerja ; Analisa faktor digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perncangan rumah susun yang sesuai dengan pedgang pasar Oeba. Analisa trianggulasi digunakan untuk merumuskan konsep perancangan rumah susun yang sesuai dengan pedagang pasar Oeba.
VARIABEL PENELITIAN HASIL DARI KAJIAN PUSTAKA NO
TEORI/SUMBER
KAJIAN
VARIABEL
1
MBR menempatkan pemilihan dekat dengan tempat kerja sebagai preferensi utama, meyusul kejelasan, kepemilikan, terakhir penyediaan sosial dan kenyaman (Budihardjo, 1994)
Pengadaan perumahan bagi MBR di wilayah perkotaan perlu ditunjang dengan penyediaan sarana & prasarana lingkungan yang menunjang agar masyarakat dapat menikmati kenyamanan hidup dalam huniannya.
Ketersediaan Sarana dan Prasarana (di pasar Oeba dan rumah susun).
2
Rumah lebih dari sekedar sebuah bangunan tapi sebagai konteks kehidupannsosial keluarga, tempat dimana anggota keluarga tinggal. Rumah juga merupakan kebutuhan hidup untuk aktualisasi diri dalam bentuk pewadahan kreatifitas dan memberi makna bagi kehidupan pribadi . (Budihardjo, 1994)
Fungsi rumah sebagai bentuk pewadahan kratifitas penghuni dalam menunjang mata pencaharian penghuni.
Teori dan kajian nomor 2 s/d 4 menghasilkan variabel Kondisi sosial, budaya dan ekonomi
NO
TEORI/SUMBER
KAJIAN
3
Membangun rumah merupakan fenomena budaya. Pola hidup & perilaku menentukan utama, meyusul kejelasan, kepemilikan, terakhir penyediaan sosial dan kenyaman (Budihardjo, 1994)
Pengadaan perumahan bagi MBR di wilayah perkotaan perlu ditunjang dengan penyediaan sarana & prasarana lingkungan yang menunjang agar masyarakat dapat menikmati kenyamanan hidup dalam huniannya.
4
Rumah yaitu suatu lembaga bukan struktur, yang dibuat dengan berbagai tujuan yang kompleks, dan membangun rumah merupakan gejala budaya, sehingga bentuk rumah dan pengaturannya dipengaruhi budaya dimana bangunan itu berada. (Rapoport, 1969)
Rumah merupakan gambaran atau simbol dari buada/suku/etnis yang dimiliki sekelompok orang yang menghuni bangunan tersebut. Sehingga pemilihan rumah di pengaruhi latar belakang penghuni antara lain jumlah anggota keluarga, kelas sosial, pendidikan, dan pergaulan dengan tetangga.
VARIABEL
NO
5
TEORI/SUMBER
Perkembangan diri manusia dikaitkan dengan kebutuhan dasarnya/Human Basic Needs adalah : a) Phisiological needs, yakni kebutuhan dasar untuk kesehatan, tempat untuk istirahat. b) Security and safety needs , yakni untuk melindungi apa yang menjadi miliknya. c)Social needs , yakni untuk berinteraksi dengan keluarga dan temannya. d) Self, estern or ego needs, yakni rumah memberikan penghargaan ,status & peran. e) Self-actualization needs , yakni rumah sebagai tempat aktualisasi diri. (Maslow, 1977)
KAJIAN
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berinteraksi dengan sesama, maka perlu adanya suatu ruang untuk mewujudkan kebersamaan dan kerja sama, yang ditunjang dengan suatu wadah untuk menampung kegiatan / aktivitas penghuni.
VARIABEL
Teori dan kajian nomor 5 s/d 7 menghasilkan variabel kondisi/bentuk rumah susun.
NO
TEORI/SUMBER
KAJIAN
6
Fungsi rumah meliputi : a) Sebagai sarana untuk menjalin keakraban b) Sebagai identitas pribadi c) Sebagai tempat untuk pribadi dan tempat untuk berlindung d) Sebagai tempat keberlangsungan hidup. e) Sebagai ekspresi diri. (Roske dalam Budijono, 2002)
Rumah adalah wujud kebersamaam kekeluargaan, keakraban dan kenyamanan bagi penghuni dan merupakan simbol yang mencerminkan diri kita, sebagai tempat berlindung dari dunia luar, mengekspresikan diri dalam melaksanakan segala aktivitas hidupnya.
7
Pada tingkat pertama, yang menjadi prioritas tertinggi berkaitan dengan hunian adalah perumahan yang jaraknya dekat dengan tempat kerja (Turner, 1972)
Seseorang dalam menempati huniannya lebih memilih tempat tinggal yang terjangkau oleh kemampuan finansial dan dekat dengan tempat kerja
8 Salah satu fungsi rumah adalah sebagai tempat untuk pribadi dan tempat untuk berlinung (untuk mendapatkan kedamaian, kenyamanan dan keamanan (Roske dalam Budijono, 2002)
Rumah susun yang akan dihuni pedagang harus memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan penghuni
VARIABEL
Keselamatan dan kenyamanan penghuni.
ANALISA DAN PEMBAHASAN Lokasi Penelitian (Pasar Oeba)
Eksplorasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam perancangan rumah susun Diperoleh dengan menggunakan analisa deskriptif kualitatif dari hasil kuisioner. Sehingga berdasarkan fakta empirik, dapat dikelompokkan beberapa komponen yang akan diamati yaitu meliputi : a) Kondisi Lingkungan Pasar Oeba : Kondisi eksisting bangunan ( gambr 4.39) *Ruang yang tersedia dan fungsinya, Perlu Penataan * Gudang tempat menyimpan barang, Lingkungan Pasar * Jenis barang yang disimpan dan Lingkungan Luas bangunan (gambar 4.43) Permukiman Luas Lahan (gambar 4.44) Jumlah anggota keluarga (gambar 4.53) Ketersediaan kamar mandi/wc (gambar 4.15) Drainase Status tanah dan bangunan (gambar 4.45 dan 4.46) Besaran sewa rumah/lahan (gambar 4.47)
b) Karaktersitik Masyarakat Pedagang : Mata Pencaharian (cara menyimpan barang jualan, terdiri dari rumah sebagai hunian dan tempat usaha, kios sebagai tempat usaha sekaligus hunian, los pasar dan meletakkan diatas meja), jenis dagangan yang dijual (gambar 4.52) Suku/Etnis (gambar 4.32) Agama (gambar 4.33) , berkaitan dengan ibadah rutin, kegiatan yang berkaitan jika warga meninggal c) Perbaikan Lingkungan : Alternatif perbaikan lingkungan (gambar 4.54) Jumlah lantai pada rumah susun (gambar 4.55) Keinginan tempat usaha (4.56) Jarak rumah susun dengan tempat usaha (gambar 4.57) Lokasi rumah susun
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perancangan rumah susun yang sesuai dengan pedagang pasar (diperoleh dari analisa faktor) adalah : 1.) Karaktersitik sosial, budaya dan ekonomi : Keberadaan etnis/suku , agama (kebiasaan seperti yang dilaksanakan hunian lama tetap bisa dilaksanakan di pasar Oeba) Jenis mata pencaharian yakni pedagang, jika dibangun rusun tentunya masyarakat bisa memperoleh dengan biaya murah. Kebiasaan masyarakat adalah melaksanakan aktivitas jual beli (berkenaan dengan jenis barang yang dijual, cara menyimpan barang). 2.) Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang di rumah susun : Aksesibilitas jalan menuju rumah susun Ketersediaan air bersih , kamar mandi, ruang serba guna, dapur, dan sistim penerangan. 3.) Type rumah susun : Rumah susun hanya sebagai hunia dan pasar sebagai tempat kerja Kejelasan fungsi rumah susun agar tidaj terjadi pengalihan fungsi rumah susun 4.) Perancangan rumah susun khusus pedagang (Bangunan untuk sarana komersial, ruangan yang dibutuhkan di masingmasing rumah susun, ruangan yang digunakan secara komunal, ruang bersama untuk menampung kegiatan warga dan ruang bersama untuk menyimpan boks ikan.
Konsep perancangan rumah susun yang sesuai dengan pedagang pasar Oeba (diperoleh dari hasil analisa trianggulasi) adalah :
1. Rumah susun terdiri atas 4 lantai, lantai dasar digunakan sebagai ruang komersial, sebagai tempat menyimpan boks ikan dan tempat menjual barang dagangannya selain yang dijual di pasar Oeba, sedangkan lantai 2, 3 dan 4 digunakan sebagai hunian. 2. Jumlah blok pada rumah susun sebanyak 3 blok, type 21, jumlah hunian 216 buah. 3. Ruang bersama tetap akan dibangun di lantai dasar dan berada diluar blok. Ruang bersama terdiri dari dua lantai, ruang komunal dengan membaginya secara vertikal dimana ruang komunal lantai 1 berupa ruang yang tertutup merangkap ruang serbaguna (untuk pertemuan, arisan, kegiataan keagamaan, kegiatan yang berkaitan dengan warga yang meninggal, sekedar duduk-duduk, parkir dan lain-lain), ruang tempat menyimpan peti ikan. Sedangkan ruang komunal di lantai 2 berupa ruang terbuka yang berbatasan langsung dengan unit-unit hunian sebagai tempat interaksi sosial sehari-hari.
• Jumlah lantai ada 4 dengan luasan tiap hunian didesain untuk sekitar 4-5 orang anggota keluarga. • Bentuk atap didesain agar tahan dengan angin kencang karena dekat dengan laut yang memungkinkan angin besar dapat berhembus. • Fasilitas ruang tidur, ruang tamu, dan tempat jemuran harus ada pada satu satuan rumah susun. Dengan dapur dan kamar mandi bersama berada di setiap lantainya. • Letak rumah susun masih dalam satu kawasan pasar Oeba. Jaraknya sekitar 200 m dari pasar Oeba. • Bentuk selasar diperluas dengan tidak menggunakan lift. Tangga terbuat dari beton sehingga tidak mengganggu kebisingan di rumah susun
• Menyediakan ruang-ruang pada lantai 1 sebagai ruang serbaguna yang bersifat publik, dimana penggunaannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat atau tapak suatu tempat misalnya untuk kios dagang, workshop, penghuni dann lain-lain • Menciptakan orientasi ruang bawah ke arah luar blok, berlawanan dengan orientasi unit hunian sehingga memungkinkan dua aktivitas tersebut berlangsung bersamaan tanpa saling merugikan. Hal ini sekaligus mengurangi potensi terjadinya ruang tak bertuan pada ruang antar blok akibat tak adanya orientasi. • Pemisahan fungsi hunian dan ruang publik komersial pada poin 9 (sembilan) memungkinkan terciptanya permiabilitas fisik yang tinggi antara ruang luar kompleks rusun dengan ruang kota disekitarnya. Hal ini menguntungkan karena dengan akses yang baik akan meningkatkan daya jual ruang lantai 1 (satu) tersebut.
Kesimpulan : Dengan menggunakan analisa deskriptif kualitatif, maka eksplorasi faktor-faktor adalah: 1. Kondisi Lingkungan Pasar Oeba : - Kepadatan - Luasan rumah - Jenis Ruangan - Sanitasi - Kondisi tanah - Status tanah 2. Karaktersitik Masyarakat : - Mata pencaharian - Pendapatan -Lama bermukim 3. Perbaikan Lingkungan : - Kondisi lingkungan Pasar Oeba, - Alternatif perbaikan lingkungan
Setelah dianalisis dengan analisa faktor, maka faktor-faktor yang mendukung perancangan rumah susun bagi pedagang pasar Oeba adalah : 1. Karakteristik Sosial Budaya dan Ekonomi : Keragaman etnis di Pasar Oeba dapat memungkinkan untuk dapat hidup berkelompok. Mayoritas pedagang beragama Kristen Protestan, maka kebiasaan yang berkaitan dengan kegiatan agama hendaknya tetap bisa dilaksanakn setelah tinggal di rumah susun. Karena mayoritas adalah pedagang, masyarakat dapat menempati rusun tersebut tentunya dengan biaya yang murah. 2. Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang : Aksesibilitas jalan yang melintasi lokasi pasar Oeba sekarang ini semakin ramai dengan proses jual-beli, sehingga fungsi sebenarnya dari sarana jalan ini tidak dapat berjalan dengan baik, ketersediaan air bersih, kamar mandi, keamanan, ruang serbaguna, ventilasi dan dapur di lingkungan rumah susun, dan perlu adanya system penerangan yang lengkap dalam menunjang kehidupan masyarakat di kawasan pasar oeba. 3. Type Rumah Susun : Rumah susun hanya sebagai hunian, dan kejelasan fungsi rumah susun agar tidak terjadi pengalihan fungsi pembangunan rumah susun. 4. Perancangan rumah susun khusus pedagang : Bangunan untuk sarana komersial juga merupakan salah satu bangunan yang diinginkan oleh pedagang, ruangan yang harus ada di masing-masing satuan rumah susun adalah ruang tamu, kamar tidur dan tempat jemuran. Adapun ruangan yang digunakan secara komunal antara lain kamar mandi dan dapur yang berada di tiap lantai rumah susun. Sedangkan ruangan bersama yang dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat di rumah susun dan ketersediaan ruangan bersama untuk menyimpan boks ikan..
Konsep perancangan rumah susun bagi pedagang pasar Oeba yang dihasilkan dari analisa Trianggulasi adalah : 1. Rumah susun terdiri atas 4 lantai, lantai dasar digunakan sebagai ruang komersial, sebagai tempat menyimpan peti ikan dan tempat menjual barang dagangannya selain yang dijual di pasar Oeba, sedangkan lantai 2, 3 dan 4 digunakan sebagai hunian, jumlah blok sebanyak 3 blok, type 21, dan jumlah hunian 216 buah, luasan tiap hunian didesain untuk sekitar 4-5 orang anggota keluarga. Fasilitas ruang tidur, ruang tamu, dan tempat jemuran harus ada pada satu satuan rumah susun. Dapur dan kamar mandi bersama berada di setiap lantainya. Bentuk atap didesain agar tahan dengan angin kencang karena dekat dengan laut. Bentuk selasar diperluas dengan tidak menggunakan lift. Tangga terbuat dari beton sehingga tidak mengganggu kebisingan di rumah susun 2. Ruang bersama terdiri dari dua lantai, ruang komunal dengan membaginya secara vertikal dimana ruang komunal lantai 1 berupa ruang yang tertutup merangkap ruang serbaguna dan ruang tempat menyimpan boks ikan. Sedangkan ruang komunal di lantai 2 berupa ruang terbuka yang berbatasan langsung dengan unit-unit hunian sebagai tempat interaksi sosial sehari-hari. Terdapatnya ruang-ruang pada lantai 1 sebagai ruang serbaguna yang bersifat publik, dimana penggunaannya bisa disesuaikan dengan potensi masyarakat atau tapak suatu tempat misalnya untuk kios dagang, workshop, penghuni daan lain-lain
3. Letak rumah susun masih dalam satu kawasan pasar Oeba. Jaraknya sekitar 200 m dari pasar Oeba. 4. Menciptakan orientasi ruang bawah ke arah luar blok, berlawanan dengan orientasi unit hunian sehingga memungkinkan dua aktivitas tersebut berlangsung bersamaan tanpa saling merugikan. Hal ini sekaligus mengurangi potensi terjadinya ruang tak bertuan pada ruang antar blok akibat tak adanya orientasi. Pemisahan fungsi hunian dan ruang publik komersial pada poin 4 memungkinkan terciptanya permiabilitas fisik yang tinggi antara ruang luar kompleks rusun dengan ruang kota disekitarnya. Hal ini menguntungkan karena dengan akses yang baik akan meningkatkan daya jual ruang lantai 1 tersebut.
Saran : 1. Apabila rusun telah dibangun dan masyarakat pedagang siap menempati rumah susun sebagai huniannya, maka masyarakat harus menjaga keberlangsungan lingkungan di sekitar rumah susun itu sendiri ataupun di pasar lokasi mereka berusaha, sehingga tidak menimbulkan kumuh baru disekitar rumah susun. 2. Diperlukan ketegasan sikap dari pemda Kota Kupang terhadap pedagang di pasar Oeba, agar pedagang tidak lagi membangun rumah secara liar di lokasi yang seharusnya hanya berfungsi sebagai pasar, sehingga tidak lagi mengulangi kekumuhan seperti sebelum dilakukan penataan lingkungan pasar. Lokasi pasar Oeba pasca adanya rumah susun, akan dilakukan penataan dengan membangun kios-kios dan los pasar. 3. Untuk mengkaji lebih lanjut tentang konsep perancangan rumah susun dengan memperhatikan faktor sosial, budaya dan ekonomi serta tata cara pembagian ruangan yang benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang menempatinya, maka diperlukan studi atau penelitian sejenis dengan karaktersitik masyarakat kota yang berada di pusat aktivitas, sehingga konsep tersebut dapat dijadikan acuan atau model untuk perancangan konsep rumah susun bagi pedagang atau yang sejenisnya.