JUDUL Strategi Pemilihan, Pemiliharaan, Perawatan Bahan Konstruksi Untuk Industri Kecil
USULAN KARYA ILMIAH
OLEH
Halim Zaini
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE 2004
HALAMAN PENGESAHAN 1. a. Judul Karya Ilmiah
b. Bidang Ilmu 2. Penulis a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c. Pangkat/Gol./Nip d. Jabatan Fungsional e. Jabatan Struktural f. Fakultas/Jurusan
: Strategi pemilihan, pemeliharaan, perawatan bahan konstruksi untuk industri kecil : Rekayasa Proses Teknik Kimia
: Drs. Halim Zaini, ST : Laki-laki : Pembina/IVa/131 835 550 : Lektor Kepala :: Politeknik/Teknik Kimia
3. Personalia :4. Jangka Waktu Penulisan : 6 (enam) bulan 5. Biaya yang Dibutuhkan : 1.950.000 (satu juta sembilan ratus lima puluh ribu rupah) 6. Sumber Dana : Dana DIKS PNL Tahun Anggaran 2004 --------------------------------------------------------------------------------------------------Buketrata, 07 Juni 2004 Mengetahui: Penulis, Ketua Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe,
Ir. Saifuddin, MT. Nip. 132 056 441
Drs. Halim Zaini, ST Nip. 131 835 550
Mengetahui/Menyetujui: Ka.Unit P2M Politeknik Negeri Lhokseumawe
Ir. Hanafiah HZ Nip. 131 817 585
STRATEGI PEMILIHAN, PEMILIHARAAN, PERAWATAN BAHAN KONSTRUKSI UNTUK INDUSTRI KECIL HALIM ZAINI ABSTRAK Pertimbangan utama dalam pemeliharaan dan perawatan suatu bahan konstruksi adalah terjadinya kerusakan akibat kerja mekanik, peristiwa fisika, kimia dan biologis seperti korosi pada bahan logam yang timbul jika bahan tersebut tidak berada pada kondisi yang sesuai. Pemilihan suatu bahan konstruksi merupakan tahapan yang sangat penting sehingga selama penggunaan bahan, kerusakan fatal dapat dihindari dan atau dapat dikendalikan melalui berbagai cara seperti rancangan yang sesuai, pelapisan yang tepat, penggunaan bahan paduan, komposit. Selain itu diperlukan upaya pemeliharaan dan perawatan bahan konstruksi secara periodik. Kata kunci: Pemilihan, Kerusakan, pengendalian, pemeliharaan, perawatan.
I. PENDAHULUAN Penggunaan bahan-bahan konstruksi tanpa memperhitungkan sifat-sifat mekanik bahnan seperti kekuatan, kekerasan, keuletan, kerapuhan ,ketahanan bahan, sifat fisik dan kimia, pengaruh lingkungan, dan tidak mengindahkan pemilihan bahan secara tepat dan sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki dapat menumbulkan kerugian dan menyedot investasi tambahan yang sangat besar. besar. Pada bahan konstruksi atau peralatan yang sudah terpasang untuk mengurangi dampak kerugian selama operasional semisal menyangkut bejana, tangki dan intalasinya diperlukan pengetahuan tentang bahan apa yang akan diproses, kondisi lingkungannya agresif atau tidak, spesifikasi dan prosedur operasional alat. Kendala selama operasional dapat dilakukan modifikasi sifat bahan dan pemeliharaan, perawatan dimana peralatan itu digunakan, apakah di daerah rawan korosi, cuaca atau berada pada temperatur lingkungan yang berubah-ubah (tinggi,rendah). Pada alat yang terbuat dari non logam seperti kayu selain dipengaruhi oleh perubahan suhu juga sangat tergantung pada ada-tidaknya faktor
biologis yang berpengaruh seperti rayap, tumbuhan lumut, ganggang dan mikro organisme. Selain faktor internal bahan seperti sifat kimia, fisika bahan, sifat mekanik, juga sangat tergantung dengan lingkungan yang mendukung terjadinya pengrusakan
atau
pelapukan
(kimia,
fisika,
biologi,mekanis).
Untuk
menghilangkan kerusakan atau proses pelapukan sama sekali tidak mungkin, karena peristiwa tersebut adalah proses yang berlangsung secara alamiah, cepat atau lambat kerusakan tetap terjadi. Upaya yang bisa dilakukan adalah pemilihan material yang tepat sebelum pemasangan alat, memodifikasi sifat bahan, pengendalian dengan mengisolasi bahan dari pengaruh lingkungan yang dapat menimbulkan kerusakan atau pelapukan. Persoalan yang dipaparkan diatas belum banyak dipahami oleh kalangan pemakai bahan konstruksi, khususnya masyarakat industri kecil (home industri). Bagaimana pemilihan peralatan, rancangan yang sesuai, kerusakan bahan konstruksi terjadi, pelapukan dapat berlangsung, bagaimana pencegahannya belum banyak diketahuinya. Pada
era
globalisasi
pasar
dibanjiri
oleh
berbagai
produk
yang
membingungkan konsumen dalam hal ini para perencang alat, pengusaha industri. Untuk itu diperlukan pembahasan bahan konstruksi secara konprehensif dari sudut kajian tertentu, sehingga dapat menjadi bahan masukan yang berharga bagi berbagai kalangan, khususnya kalangan yang bergerak dalam bidang perancangan, pemakaian peralatan dan pelaksana bidang konstruksi pada umumnya. TINJAUAN PUSTAKA Secara kimiawi bahan tersusun dari atom-atom sejenis atau bukan sejenis dan masing-masing atom terdiri dari inti atom dan dkelilingi oleh awan elektron pada kulit-kulit atau lintasan tertentu dengan tingkat energi tertentu pula Elektron pada kulit terluar mempunyai ikatan yang paling lemah. Elektron pada kulit terluar inilah yang paling berperan dalam membentuk ikatan antar atom. Kemampuan interaksi antar atom bila kulit terluar atom diduduki oleh delapan elektron akan cenderung berada pada kedudukan stabil. Atom yang tidak
mempunyai konfigurasi delapan elektron terluar akan membentuk konfigurasi elektron sedemikian rupa sehingga elektron terluarnya delapan (teori oktet). Karakteristik elektron pada kulit terluar suatu atom yang mendorong terbentuknya tiga jenis ikatan atom, yaitu ikatan ionik, ikatan kovalen dan ikatan logam. 1. Bahan konstruksi Menurut Cook (1986), dan Van Vlack (1992) secara garis besar bahan alam dan bahan sintetis yang digunakan untuk bahan konstruksi dapat dibagi ke dalam beberapa jenis yaitu a).Bahan-bahan yang terbuat dari bahan logam (logam besi dan logam non besi) seperti baja, stainlees steel, alumanium, tembaga b)Bahanbahan yang terbuat dari bahan metaloid seperti keramik, asbes, semen dan. c).Bahan-bahan yang terbuat dari bahan non logam seperti bahan kayu, karet, plastik, fiber glass. d)Bahan-bahan kompisit adalah bahan dilapisi, diperkuat, dicampurkan seperti logam dilapisi kaca, karet, beton bertulang, kaca mobil. Perkembangan terakhir tentang bahan teknik dikemukakan oleh William D Callister, Jr (1999), klasifikasi bahan alamiah dibagi tiga yaitu bahan-bahan logam, keramik dan bahan polimer. Disamping itu terdapat pula bahan biomaterial bahan pembentuk jaringan tubuh makhluk hidup seperti manusia dan bahan komposit yang merupakan campuran antara dua atau lebih material yang berbeda seperti fiberglas (campuran glas dan polimer). 2. Pemilihan bahan konstruksi Pada industri seperti perancangan alat, pabrikasi, rencana penggunaan suatu material teknik atau alat (bejana, tangki) untuk digunakan dalam suatu industri sangat tergantung pada tepat tidaknya pemilihan material dan proses apa yang berlangsung dalam reaktor tersebut dan bagaimana kondisi proses (lingkungan) tersebut. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan material adalah sebagai berikut: a. Jenis proses yang terjadi Selama proses berlangsung apakah dapat menimbulkan kerusakan pada alat apakah terjadi perubahan fisik bejana, tangki, reaktor seperti perubahan bentuk akibat tekanan dan temperatur dari satu ke bentuk lainnya (silinder, bola,ellip, dan
bentuk benda ruang lainnya), perubahan ukuran (besar, kecil, tinggi, rendah) perubahan warna (berubah dari warna asal), perubahan kalor (panas) melepaskan panas, meyerap panas. b. Kondisi lingkungan proses Pada saat proses terjadi apakah ada perubahan lingkungan cuaca, iklim, dimana lokasi proses itu berlangsung apakah dilingkungan agresif (gas, cairan) dan korosif seperti di wilayah pinggir laut, pedalaman dan daerah perbukitan dan pegunungan. c. Sifat kimia, sifat fisika dan sifat mekanik bahan konstruksi Bahan teknik seperti bejana, tangki, yang dipilih atau yang akan digunakan harus dipahami bagaimana sifat kimia (ikatan ion,kovalen,ikatan logam) bahan apakah reaktif dalam arti mudah bereaksi dengan bahan yang diproses dan atau mudah bereaksi dengan akibat pengaruh lingkungan. Sifat fisika bahan antara lain bagaimana titik lelehnya apakah rendah, tinggi dan bagaimana struktur kristalnya. Sedangkan sifat mekanik bahan yang tergantung pada cacat tidaknya suatu material (dislokasi atom ,retak mikro, kekosongan atom, paduan atau bukan paduan), apakah bahan yang digunakan mempunyai sifat mekanik yang sesuai seperti, kemampuan menahan beban, kemampuan menahan tekanan, tarikan dan puntiran, dan menahan gesekan selama proses berlangsung. d. Spesifikasi material Seorang perancang , pabrikasi dan pengguna peralatan seperti masyarakat industri kecil, harus mengetahui dan memahani kemampuan alat, kebutuhan daya listrik dimana alat tersebut hendak dipasang, kondisi opresionalnya (temperatur, tekanan,kapasitas) dan kemampuan dana yang tersedia serta dimana peralatan tersebut dapat diperoleh dan diperbaiki. 3. Kerusakan bahan konstruksi Bahan-bahan konstruksi akan menghadapi berbagai macam lingkungan baik selama tahapan pabrikasi, pemindahan, penyimpanan dan saat penggunaannya. Jika bahan konstruksi selalu berpindah tempat, maka peruban kondisi yang akan dialami oleh bahan konstruksi juga berubah dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya. Selama penggunaan material baik itu untuk suatu peralatan proses seperti bejana dan bahan lainnya akan terjadi kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor pelapukan (kimia, fisika, biologis) antara lain kelembaban, temperatur, pH, medium,oksigen, impuritis dan konsentrasi. Selain itu juga tergantung pada sifat internal bahan dan rancangan bahan konstruksi. Kerusakan Secara Kimia Reaksi yang dapat menyebabaan kerusakan bahan salah satunya adalah reaksi oksidasi-reduksi
baik pada bahan-bahan organik maupun bahan-bahan yang
berasal dari bahan anorganik seperti berikut: C
+
O2
CO2
Fe
+
O2
Fe2O3 Cu2+
Cu
+
2e
Pembentukan karat merupakan reaksi oksidasi besi menghasilkan ion besi dan elektron yang terjadi pada anoda. Pada katoda elektron yang dibebaskan bergabung dengan oksigen dan air membentuk ion hidroksil, dimana karat mengandung kombinasi ion Fe3+ dan OH-. Fe3+
Reaksi pada anoda :
Fe
Reaksi pada katoda:
3 e + 3/2 H2O + ¾ O2
Pengendapan
: Fe3+
+
+
3 OH-
3e 3 OHFe(OH)3
Hasil akhir Fe(OH)3, tidak larut dalam air oleh karena itu senyawa yang terbentuk ini akan mengendap dan disebut sebagai karat dan akan terbentuk pada besi dalam udara dengan adanya selapisan cairan elektrolit. Peristiwa pengkaratan merupakan proses pelapukan secara kimia dimana selama proses berlangsung terjadi pengikisan logam besi dan pengendapan hasil reaksi dalam bentuk karat besi (Fe2O3). Pengrusakan logam akibat reaksi kimia yang umum disebut korosi dan hal ini dapat terjadi pada berbagai logam yang bersifat reaktif (mudah bereaksi). Korosi sering dijumpai mencakup keadaan dua buah elektroda (anoda dan katoda) yang berlainan jenis bahan elektrodanya membentuk pasangan galvanik (reaksi oksidasi reduksi), seperti elektroda seng dan elektroda tembaga.
Menurut Petrucci (1989), korosi terjadi pada salah satu elektroda pasangan galvanik, khususnya pada elektroda anoda, terjadi reaksi oksidasi : Zn2+
Zn
+ 2e,
sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi : Cu2+
+
2e
Cu
Dalam hal ini yang mengalami korosi adalah anoda, logam seng dan yang mengalami perlindungan logam tembaga. Kerusakan Secara Fisika Material berada pada kondisi lingkungan yang tidak menentu seperti suhu yang berubah-ubah, kadang-kadang terkena panas, hujan, suhu tinggi dan suhu rendah akan menyebabkan struktur material akan mengalami degradasi, terurai dan mengalami pelapukan secara fisika. Kerusakan Secara Biologis Bahan konstruksi yang ditumbuhi tumbuh-tumbuhan seperti ganggang dan lumut lama kelaman akan mengalami kerusakan sehingga kekuatan mekanik bahan akan berkurang bahkan dapat hilang sama sekali. Selain itu akibat aktivitas mikro organisme bahan-bahan konstruksi terutama bahan konstruksi yang berasal dari kayu dapat mengalami kerusakan. Kerusakan Secara Mekanik Material tertentu mempunyai kemampuan mekanik tertentu pula. Apabila dibebani dengan beban melebihi kemampuannya maka material tersebut dapat mengalami kerusakan fisik seperti lentur, patah, retak. Selain itu bahan dapat rusak akibat geresan yang berlangsung lama dan berulang-ulang dan hewan penggerek seperti tikus dan rayap. Bentuk rancangan Kekeliruan dalam pemilihan bahan dan bentuk rancangan dapat memicu proses pelapukan atau proses korosi berlangsung dengan sangat cepat. Rancangan yang memicu laju korosi banyak menunjukkan beda tegangan seperti bersudut lancip, bersudut siku, pertemuan antara dua sambungan, beda material.
Menurut Bradbury (1991), kegawatan korosi di nilai berdasarkan keadaan terkorosi setempat (locac corrosion). Korosi setempat dapat merusak bahan konstruksi meskipun bahan yang terkikis tidak seberapa banyak, ukuran kecil atau mikro. Keberhasilan operasi industri kimia tidak hanya bergantung pada kekuatan bahan konstruksi, tetapi juga pada pemilihan bahan yang tahan korosi. Kegagalan mekanik peralatan jarang terjadi, kecuali bila telah mengalami korosi terlebih dahulu atau mengalami kerusakan karena serangan reaksi kimia. Kadang-kadang erosi gesekan juga menjadi faktor dalam kerusakan alat, tetapi ini dapat dicegah dengan menghindari perubahan arah aliran yang terlalu mendadak (tiba-tiba). Menurut Chamberlain (1991), pengendalian korosi atau pelapukan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain pemilihan bahan yang sesuai, modifikasi rancangan, modifikasi lingkungan, pemberian pelapisan pelindung dan proteksi katodik atau anodik. Bahan-bahan konstruksi agar dapat tahan lama dan tidak terkontaminasi dengan lingkungan seperti pengaruh perubahan yang tidak stabil suhu, pengaruh cuaca atau iklim, pertumbuhan lumut dan ganggang, pengkaratan dapat dikendalikan dengan memberikan lapisan pelindung seperti dengan pengecatan, pengolesan dengan pelumas, pelapisan dengan kaca, pelapisan dengan logam tahan korosi.(Hansen, 2001) Pengkaratan atau korosi dapat terjadi akibat adanya pasangan galvanik, berupa bahan yang berlainan jenis bergabung membentuk pasangan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dalam waktu bersamaan, bahan oksidator dan bahan reduktor menyatu, bersentuhan. Kadang-kadang kurang dipahami atau tidak disadari bahwa pada kenyataannya dalam satu bahan terdapat impuritis dalam jumlah tertentu sehingga membentuk pasangan galvanik yang masing-masingnya membentuk kutub katoda dan kutub anoda yang menimbulkan reaksi oksidasi reduksi seperti pada struktur mikro, konsentrasi tegangan pada lokasi tertentu dan atau akibat heterogenitas elektrolit. Hal semacam ini harus dihindarkan sehingga tidak ada pasangan
galvanik dan dengan demikian tidak akan terjadi proses korosi atau pengkaratan pada bahan tersebut.(William, 1999). Korosi yang lazim terjadi mencakup tersedianya keadaan dua elektroda yang berlainan yang membentuk pasangan galvanik. Misalnya elektroda seng dan elektroda besi.Elektroda seng akan mengalami reaksi oksidasi sedangakan elektroda besi akan mengalami reduksi, sehingga besi tidak terkorosi.Selama seng tersedia, maka selama itu pula besi terlindungi dari proses pelapukan. Kekuatan bahan dapat ditingkatkan sifat mekaniknya atau dimodifikasi melalui berbagai cara seperti pencampuran bahan murni, penulangan, pemberian serat seperti beton bertulang, kaca mobil dan merubah bentuk rancangan yang tidak banyak membentuk beda tegangan seperti rancangan sudut lancip,sudut siku dirubahn menjadi sudut tumpul atau lurus. (Chamberlain, 1991) Bahan selain logam seperti keramik akan dapat juga
mengalami
kerusakan secara mekanik, kimia, fisika dan biologis, dan bahan polimer organik seperti kayu juga dapat mengalami hal yang sama. Menurut Elkenes, M dan Alfredsen, G. (2004), bahan konstruksi yang terbuat dari dari kayu dapat dilakukan pengawetan dengan suatu bahan kimia yang diperoleh dari bahan yang terkandung dalam kulit udang dan hal ini masih sedang diteliti oleh yang bersangkutan dari tahun 2002 s/d 2005 dibawah bimbingan Prof.Dr.Militz. Selain itu bahan kayu dapat dilakukan pengawetan dengan berbagai cara seperti pengeringan, pengawetan dengan cara kimiawi.
PEMBAHASAN Bahan konstruksi yang terdiri dari bahan logam sangat perlu dikendalikan lingkungannya Dalam lingkungan yang mengandung gas agresif seperti gas buangan yang panas, mengandung uap air atau di lingkungan dengan cairan agresif seperti air laut, larutan asam, basa, permukaan bahan dapat mengalami kerusakan akibat reaksi oksidasi dan korosi. Pada bahan logam usaha untuk meningkatkan ketahanan bahan terhadap pengaruh korosi adalah mencegah sentuhan dengan lingkungan agresif. Cara yang
lazim diterapkan adalah dengan cara melapisi permukaan bahan. Pada bahan yang mengalami korosi basah dapat diterapkan teknik khusus, yaitu proteksi katodik atau pemakaian inhibitor korosi untuk mencegah interaksi antara bahan (komponen) dengan lingkungannya. Pada paduan logam dapat terjadi perbedaan laju oksidasi. Logam krom, alumanium, dan / atau silikon dapat memperlambat oksidasi, karena selalu akan membentuk selaput oksida permukaan koheren (serba merata). Penerapan oksidasi selektif sangat efektif dan merupakan dasar ketahanan oksidasi pada baja tahan karat dan ketahanan mulur pada paduan logam (amalgama) dengan logam induk nikel. Pada lingkungan cairan, cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan korosi meliputi usaha modifikasi sifat logam induk (utama) atau paduannya atau memberikan lapisan pelindung. Prinsip modifikasi sifat suatu bahan serupa dengan prinsip peningkatatan ketahanan suatu bahan terhadap oksidasi. Tujuan utamanya adalah menghasilkan selaput permukaan yang stabil dalam lingkungan korosi (asam, basa, garam, netral). Pada baja tahan karat, hal ini dicapai dengan terbentuknya khrom yang pasif. Penambahan molibden pada baja tahan karat meningkatkan daya tahannya dilingkungan asam. Diantara bahan-bahan yang digunakan dalam konstruksi industri kimia adalah bahan-bahan yang sangat umum dan bahan-bahan yang sangat langka seperti batu bata, batu bata tahan api, besi cor, baja tahan karat, kayu, semen, plastik, polimer, tantalum dan perak. Korosi pada dasarnya tidak dapat dicegah sama sekali, karena merupakan proses alamiah, namum hanya dapat diperkecil, diperpanjang usia bahan melalui pengubahan sifat-sifat bahan, pengendalian lingkungan bahan, perawatan dan pemeliharaan yang berkelanjutan. Pada bidang konstruksi setiap komponen mengalami tiga tahapan utama yaitu perancangan, pembuatan (pabrikasi), dan pemakaian sebagai alat atau bahan konstruksi. Dalam setiap tahap perancangan, tahap pabrikasi dan tahap penggunaan atau pemakaian, pengendalian merupakan tahapan yang sangat
penting. Ketidakberhasilan dalam pengendalian ini menyebabkan komponen mengalami kegagalan dini (prematur). Optomalisasi penggunaan bahan konstruksi bangunan, peralatan sangat tergantung pada kepiawaian pemilihan bahan dengan dibekali pengetahuan sifatsifat bahan dan spesifikasi bahan. Oleh karena itu para pelaksana atau pengguna bahan konstruksi dituntut pengetahuan atau wawasan yang dinamis tentang bahan konstruksi
sehingga
kerugian
yang
timbul
selama
pemakaian
dapat
diminimalisasi. Pemeliharaan dan perawatan juga memegang peranan
yang
penting dan perlu dilaksanakan secara sistimatis dan secara periodik. Pengendalian kerusakan sangat tergantung pada bagaimana bahan konstruksi digunakan apakah melebihi sifat-sifat mekanik bahan, sifat fisika, kimia dan biologis. Namum akibat perjalanan waktu, lama pemakaian lambat laut bahan akan mengalami kerusakan, korosi, pelapukan sesuai dengan sifat masingmasing bahan. Kemudahan untuk memperoleh bahan secara komplit dan layanan purna pembelian (garansi) juga tidak kalah pentingnya dan tentunya pada akhirnya terpulang pada kemampuan modal atau investasi yang tersedia.Upaya pemilihan bahan yang tepat dengan sifat-sifat bahan, spesifikasi, memudahkan pengendalian, pemeliharaan, perawatan dan memperkecil resiko kerugian dan memperpanjang usia pakai bahan konstruksi dan secara tidak langsung menekan biaya perbaikan dan mendatangkan keuntungan khususnya bagi industri kecil dan bidang jasa konstruksi pada umumnya.
KESIMPULAN 1. Kerusakan bahan konstruksi tidak dapat dicegah sama sekali, namun dapat dicegah atau dikendalikan masa kerusakan dengan melakukan pemilihan tepat, pengendalian, pemeliharaan secara sistimatis serta perawatan yang berkesinambungan. 2. Pemilihan bahan konstruksi memegang peranan yang sangat penting dan urgen dalam bidang perancangan dan konstruksi. Kesalahan dalam
pemilihan bahan konstruksi dapat menimbulkan kerugian, biaya baru. Keberhasilan pemilihan bahan konstruksi sangat tergantung pada pengetahuan sifat-sifat bahan, spesifikasi bahan konstruksi, kemampuan dana dan bagaimana pemeliharaan dan perawatannya. 3. Keberhasilan pengendalian kerusakan sangat tergantung bagaimana bahan konstruksi digunakan apakah sesuai dengan mekanisme atau tidak dan bagaimana lingkungan bahan konstruksi digunakan. 4.
Selama pemakain diperlukan pengendalian lingkungan agresif sehingga usia bahan konstruksi dapat bertahan lama, dengan cara pemeliharaan dan perawatan permukaan bahan konstruksi secara periodik.
PUSTAKA Bradbury and Alexander. Dasar Metalurgi Untuk Rekayasawan. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991. Chamberlain dan Trethewey.Korosi untuk Mahasiswa dan Rekayasawan. Penerbit Gramedia, Jakarta, 1991. .Cook dan Cullen.Operasi Industri Kimia.Penerbit Gramedia, Jakarta, 1986. Hansen.JC.Corrosion Managemenet Journal.Caoting & the environment.Industrial Galvanizer Corporation Pty,Ltd, Australia, Volume 10 Nomor 1 May 2001 Elkenes,M and Alfredsen,G.2004.Naturals Polymers for Wood Protection. diakses dari internet. http:/www.wood.uni-goettingen.de/englisch/norway 1.html. Hansen.JC. Corrosion Managemenet Journal.Coating & Bushfires.Industrial Galvanizer Corporation Pty,Ltd, Australia, Volume 12 Nomor 1 May 2003 Petrucci, RH dan Suminar.. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Edisi 4, Jilid 3, Penerbit Erlangga.1989.. Van Vlack LH dan Sriati Djapri.Ilmu dan teknologi Bahan.Edisi 5, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1992. William DC.Material Science And Engineering An Introduction. Edisi 5. John Wiley & Sons,Inc., New York, 1999.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap Dan Gelar
: Drs. Halim Zaini, ST.
2. Tempat dan Tanggal Lahir
: Kerinci, 21 Agustus 1960
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. PT/Jurusan
: Politeknik/Teknik Kimia
5. Pangkat/Golongan/Nip.
: Pembina/IVa/131 835 550
6. Bidang Keahlian
: Rekayasa Proses
7. Tahun Perolehan Gelar Akademik : Kimia (1987)/Teknik Kimia (2001) 8. Kedudukan dalam Team
: Penulis (tunggal)
9. Alamat Rumah
: Komplek Politeknik Blok VI/No.5 Telepon (0645) 46953
10. Pengalaman Penulisan Karya Ilmiah: -
Ekstrak bunga mawar merah sebagai indikator asam-basa (Thn 2001)
-
Evaluasi kuat arus dan tegangan saat pengisian akumulator berdasarkan visualisasi proses kimia dan detektor (Thn 2002)
-
Pencegahan pertumbuhan ganggang dan lumut untuk industri proses (2002)
- Sintesa gas klor dan NaOH dari pemurnian garam rakyat (Thn 2003)
Lhokseumawe, 07 Juni 2004 Penulis Karya Ilmiah,
Drs. Halim Zaini, ST. Nip. 131 835 550