Renny Yaniar
Judul :
POLIP KARANG Penulis Cerita :
Renny Yaniar Penulis Pengetahuan :
Christien Ismuranty Editor Bahasa :
Niken suryatmini Desain dan Layout :
Imam Eckhow Adrian Ian
Ilustrasi dan Warna :
Rahmat M. H. Indra Jadul Storyboard :
Wahjoe Sugianto
[email protected]
Cerita: Renny Yaniar Pengetahuan: Christien Ismuranty
Lautan tropis di atas Negeri Karang Delapan biasanya tenang. Namun hari itu terjadi sesuatu yang menakutkan. Ledakan hebat terjadi di sana, berkalikali. DHUAR! DHUAR! DHUAR! Suaranya memekakkan telinga. Ikanikan mengapung di permukaan laut.
2
Terumbu karang di sana rusak berat. Kejadian luar biasa itu disaksikan Pangeran Ako dan penasehatnya yang setia, Loda. "Monster-monster darat itu bersorak. Mereka mengambil ikan-ikan! Mereka mengambil karang-karang, rumah kita! Istana kita!" Loda geram. Namun ia dan penasehatnya tak berdaya.
3
"Semuanya musnah," gumam Pangeran Ako. Ia menitikkan air mata. "Pangeran, semua sudah tiada. Mari kita pergi," ajak Loda.
"Ibu... Aku harus mencari ibuku," sahut Pangeran. Loda tahu, betapa Pangeran cinta pada ibu dan negerinya.
4
"Baik, tapi kita harus menunggu sampai monster-monster itu pergi," sahut Loda. Pangeran dan penasehatnya pun bermalam di balik batu besar. Saat Matahari hampir terbenam, monster-monster berperahu itu pergi.
Mereka membawa banyak benda dan makhluk laut. Pangeran dan Loda segera menghampiri negerinya. Pangeran mencari ibunya. Tapi yang dicari tidak ada. Bahkan istana dan seluruh negerinya musnah.
5
Pangeran dan Loda termenung tanpa tahu harus berbuat apa. Namun seekor pari datang menjemputnya. "Pangeran, syukurlah kau selamat. Aku mendengar kejadian ini. seluruh makhluk laut sangat ketakutan.
Ayo, ikut aku," kata Putri Pira, tunangan Pangeran. Putri berasal dari Negeri Karang Sembilan. Loda segera membimbing Pangeran naik ke punggung pari. Pangeran diam saja. 6
Ia memandangi reruntuhan negerinya. Hatinya sangat sedih, semangatnya hancur. Pari yang ditumpangi Putri, Pangeran, dan Loda meluncur ke Negeri Karang Sembilan.
7
Ayah Putri Pira, Raja Pora sangat khawatir, karena putrinya menghilang. Namun ia lega dan gembira melihat ikan pari membawa putrinya dan Pangeran!
"Selamat datang, anakku. Aku sangat berduka mendengar kabar yang menimpa Ibu dan rakyatmu. Aku sangat senang kau selamat. Kau aman di sini," kata Raja Pora. 8
Raja Pora, Ratu Pora, Putri Pira, dan semua polip karang menyambut Pangeran dengan tangan terbuka. Mereka berusaha menyenangkan Pangeran. Tapi semua tidak berhasil. Dari hari ke hari Pangeran malah kelihatan makin sedih.
9
Walaupun begitu, Putri Pira tidak patah semangat. Setiap hari, ia memberi semangat pada Pangeran Ako. "Kita bisa kembali membangun kerajaanmu, Pangeran," kata Pira.
10
Putri Pira sedih, melihat polip karang yang disayanginya kehilangan semangat. Namun ia terus menghibur dan menghibur Pangeran Ako.
"Putri, kerajaanku sudah dibangun selama ratusan tahun. Namun monster darat itu tibatiba menghancurkannya dalam sekejap. Sia-sia saja, kita membangun, kalau akhirnya hancur," kata Pangeran Ako.
11
"Selama kita hidup dan masih bisa bernapas, kita seharusnya tidak kehilangan harapan. Kita memang tidak pernah tahu hari esok. Mungkin akan berjalan baik, mungkin juga tidak. Tapi yang penting kita yakin, kita melakukan hal-hal baik-baik. Setiap perbuatan baik, cepat atau lambat, akan menghasilkan sesuatu yang baik," hibur Putri Pira.
12
Pangeran Ako bergeming mendengar ucapan Putri. Baginya, kata-kata Putri itu seperti nasehat polip yang sudah tua. Dari hari ke hari, Pangeran Ako hanya mengurung diri di kamarnya. Ia tak mau ke mana-mana. Padahal sebagai polip karang kerajaan, ia bisa pergi ke mana pun dia suka.
13
Suatu hari, Pangeran merasa bosan di kamar. Ia lalu berenang tak tentu arah. Hidupnya terasa hampa. Diam-diam, Loda mengikutinya. Tiba-tiba Pangeran mendengar suara yang riang gembira.
14
Lalu ia melihatnya. Ada banyak polip karang di atas batu karang gersang. Mereka membelah diri, makin lama makin banyak. Sekumpulan bayi polip yang sedang mencari tempat tinggal pun menghampiri.
"Bolehkah kami bergabung?" tanya bayi polip. "Tentu saja. Makin banyak polip, makin cepat kita membangun rumah," kata pemimpin polip dengan ramah. "Horeee!" seru polippolip karang itu bersemangat. "Semangat! Semangat! Mari kita membangun rumah. Agar tempat kita menjadi negeri terumbu karang yang kuat..." Mereka menyanyikan lagu yang bersemangat. Nyanyian yang merdu, gagah, dan riang.
15
Hatinya ikut tersenyum dan semangatnya mulai bangkit. "Mereka polip karang yang kecil. Mereka mulai membangun rumah di atas batu. Mereka akan tumbuh sesenti demi sesenti. Mereka punya harapan," gumamnya.
Pangeran Ako mendengarkan lagu itu baikbaik. Lagu itu begitu enak didengar. Lalu tanpa sadar, ia mulai ikut menyanyikan lagu itu. Ia tidak ingat, kapan terakhir kalinya ia menyanyi. Karena menyanyi menyenangkan, ia mulai tersenyum. 16
Ia lalu ingat pesan Putri Pira. Katanya, yang penting melakukan sesuatu yang baik. Kelak, hasil yang didapat pun akan baik. Pangeran pun mencari tunangannya.
Ternyata Putri ada di terumbu karang, ia sedang berbincang ikan napoleon, kuda laut, dan lili laut. Polip karang dan ikan-ikan memang bersahabat. Pangeran Ako kagum, melihat Putri yang selalu terlihat bersemangat. Diamdiam ia malu melihat keadaan dirinya.
17
Pangeran Ako mulai berubah. Putri senang, Pangeran Ako sudah bersemangat kembali. Begitu pun Raja, Ratu senang, dan semua penghuni terumbu karang. "Kau benar, Putri.
18
Kerajaanku bisa dibangun kembali, sesenti demi sesenti. Anak cucu kita pasti akan melanjutkan perjuangan kita untuk membangun kerajaan terumbu karang yang luas, yang memberi kehidupan untuk semua makhluk laut," kata Pangeran Ako.
Tak lama kemudian, Putri Pira dan Pangeran Ako menikah. Semua makhluk di Kerajaan Karang Sembilan bersuka cita. Dengan pernikahan itu, wilayah kerajaan Karang Delapan bergabung dengan Karang Sembilan. Nama kerajaan itu pun berubah menjadi Kerajaan Karang Menjulang. 19
20
Perkawinan agung yang dilangsungkan Pangeran dan Putri, membuat banyak pasangan polip juga menikah. Pasanganpasangan polip itu melahirkan banyak bayibayi karang. Bayi-bayi karang itu lalu dilepaskan ke air. Mereka lalu ikut arus untuk mencari tempat tinggal yang cocok.
Banyak bayi polip mendarat di wilayah kerajaan Pangeran Ako yang pernah hancur. Setelah mendarat, bayi-bayi karang itu akan melekat di sana., memulai hidup baru sebagai polip karang. Daerah itu pun hidup lagi.
Polip-polip karang muda membuat tunas-tunas baru, bertambah banyak dan mulai membangun koloni. Ikan-ikan pun mulai berani berenang dan tinggal di sana. Kelak, mereka akan membangun karangkarang yang indah.
21
Pangeran dan Putri pun memiliki beberapa anak. Mereka berusaha mendidik anak-anaknya sebaik mungkin. Kelak, salah satu dari mereka akan memerintah Kerajaan Karang Menjulang.
Bertahun-tahun kemudian, Putri Pira naik tahta. Ia menggantikan ayahnya, Raja Pora. Bersama Pangeran Ako, Ratu Pira memerintah negeri Karang Raya dengan baik. Ia terus memberi semangat agar para polip karang terus membangun karang, betapa pun ancaman selalu datang.
22
Pada rakyatnya, Ratu berkata, "Tidak semua makhluk darat itu monster. Banyak yang baik. Yang penting, terus bersemangatlah membangun karang. Terus jalin persahabatan dnegan makhluk laut. Laut pun akan indah. Dan para makhluk darat pun akan sadar, betapa pentingnya kita bagi mereka." Kata-kata ratu itu disambut dengan tepukan tangan yang gegap gempita.
23
Ayo kawan-kawan kita mewarnai gambar di bawah ini?
24
25