PERAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) DENGAN CARA APLIKASI YANG BERBEDA DAN WAKTU PENYIANGAN PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) THE FUNCTION OF SUNN HEMP (Crotalaria juncea L.) AS GREEN MANURE WITH DIFFERENT APPLICATION AND WEED CONTROL TIME ON GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays saccharata Sturt) Jimy Eko Julianto.1) Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno.2) Dr. Ir. Agung Nugroho, SU.2) 1) 2)
Alumni Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Staf Pengajar Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
Abstract Research was conducted at the garden practical UB, Jatikerto village, District Kromengan, Malang regency at an altitude of 303 meters above sea level, with soil type alfisol and minimum temperature of 180 – 210 C, maximum temperature of 300 – 330 C on February 2011 until June 2011. Method of research using Randomized Block Design (RAK). There are 9 treatments were repeated 3 times in order to obtain 27 experimental plots. Consisting of without sunn hemp (C0) and weeding control (0), without sunn hemp (C0) and weeding once (1), without sunn hemp (C0) and weeding twice (2), with sunn hemp from implace (C1) and weeding control (0), with sunn hemp from implace (C1) and weeding once (1), with sunn hemp from implace (C1) and weeding twice (2), with sunn hemp from outplace (C2) and weeding control (0), with sunn hemp from outplace (C2) and weeding once (1), with sunn hemp from outplace (C2) and weeding twice (2) with application dosage inorganic evenly each fertilizer treatments 15 ton ha-1. The results showed the use application of sunn hemp from implace cultivation land with weeding twice gives of cobs fresh weight without husk with the highest yield of 8.58 ton ha-1 When compared with other treatments. Keywords: Zea mays saccharata Sturt, Crotalaria juncea L., weeding Abstrak Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang pada ketinggian 303 m di atas permukaan laut dengan jenis tanah alfisol suhu minimal berkisar antara 180 – 210C, suhu maksimal berkisar antara 300 – 330C pada bulan Februari 2011 sampai Juni 2011. Penelitian ini menggunakan percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Terdapat 9 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 27 plot percobaan. Perlakuan – perlakuan tersebut terdiri dari Tanpa C. juncea L. dan tanpa penyiangan (C00), Tanpa C. juncea L. dan penyiangan satu kali (C01), Tanpa C. juncea L. dan penyiangan dua kali (C02), C. juncea L. dari dalam lahan dan tanpa penyiangan (C10), C. juncea L. dari dalam lahan dan penyiangan satu kali (C11), C. juncea L. dari dalam lahan dan penyiangan dua kali (C12), C. juncea L. dari luar lahan dan tanpa penyiangan (C20), C. juncea L. dari luar lahan dan
penyiangan satu kali (C21), C. juncea L. dari luar lahan dan penyiangan dua kali (C22). Dengan pemberian dosis pupuk anorganik merata setiap perlakuan 15 ton/ha. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pemberian C. juncea L. dari dalam lahan dengan penyiangan 2 kali mempunyai bobot segar tongkol tanpa kelobot dengan hasil tertinggi yaitu 8,58 ton ha-1. Jika dibandingkan dengan perlakuan lain. Kata kunci: Jagung manis, Crotalaria juncea L., penyiangan PENDAHULUAN
pada tanah. Hal ini dijelaskan oleh
Tanaman jagung manis (Zea
Arafah dan Sirrapa (2003) bahwa
mays saccharata Sturt) atau sweet
penggunaan pupuk anorganik secara
corn ialah salah satu tanaman pangan
intensif untuk mengejar hasil yang
yang mempunyai prospek penting di
tinggi akan menyebabkan bahan
Indonesia. Hal ini disebabkan jagung
organik tanah menurun, sehingga
manis memiliki rasa yang lebih
produktivitas lahan juga menurun.
manis dibandingkan dengan jagung
Crotalaria juncea L. ialah
biasa, sehingga jagung manis banyak
tanaman Leguminoceae yang dapat
dikonsumsi oleh masyarakat. Rasa
dimanfaatkan sebagai pakan ternak
manis
manis
dan berpotensi sebagai pupuk hijau.
disebabkan oleh tingginya kadar gula
Selain itu tanaman tersebut dapat
pada endosperm biji jagung manis
menghasilkan
yang berkisar 13 – 14% sedangkan
cepat, tinggi kandungan air dan N
kadar gula jagung biasa hanya 2 –
serta mempunyai perakaran yang
3% (Palungkun dan Budiarti, 1991).
dalam sehingga dapat memompa
Selain itu, umur produksi jagung
unsur hara ke lapisan permukaan
manis lebih singkat sehingga lebih
(Sutejo, 2002). Selain itu Crotalaria
menguntungkan bila diusahakan.
juncea
pada
biji
jagung
L.
biomassa
dengan
ialah tanaman dapat
peningkatan
menjadi sumber N yang berasal dari
produktivitas komoditas pertanian di
bagian vegetatif tanaman dan hasil
Indonesia
dari
fiksasi N2 udara maupun N dalam
penggunaan pupuk anorganik secara
tanah oleh bintil akar tanaman yang
berlebihan.
bersimbiosis
Keberhasilan
tidak
terlepas
Penggunaan
pupuk
dengan
bakteri
anorganik secara terus – menerus
Rhizobium sp sehingga diharapkan
tanpa di imbangi oleh pupuk organik
mampu menambah kandungan N
akan memberikan pengaruh buruk
dalam tanah. Kandungan nitrogen
maksimum dalam tanaman orok –
yang digunakan ialah benih jagung
orok terjadi pada saat sebelum awal
manis BISI Sweet, benih C. juncea
masa
(Anonymous,
L., pupuk anorganik yang terdiri dari
2002). Pada umur 14 hari setelah
pupuk Urea (45% N), SP-18 (18%
tanam,
P2O5), KCL (60% K2O), dan Furadan
pembungaan
tanaman
orok
–
orok
mengandung 5.25% N dan 69.55%
3G.
bahan organik, pada umur 30 hari
Metode
percobaan
yang
setelah tanam mengandung 4.29% N
digunakan ialah Rancangan Acak
dan
Kelompok
66.85%
bahan
organik,
(RAK)
terdapat
9
sedangkan pada saat umur 42 hari
perlakuan yang diulang sebanyak 3
setelah tanam mengandung 2.49% N
kali, sehingga diperoleh 27 plot
dan
percobaan. Perlakuan – perlakuan
66.78%
bahan
organik
(Noviastuti, 2006).
tersebut terdiri dari C0 : Tanpa pemberian C. juncea L. dan 0 : tanpa
BAHAN DAN METODE Penelitian Kebun
dilaksanakan
di
Percobaan
Universitas
Desa
Jatikerto,
Brawijaya,
Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang
yang
terletak
pada
ketinggian 303 m di atas permukaan laut dengan jenis tanah alfisol, suhu 0
0
minimal berkisar antara 18 – 21 C, suhu maksimal berkisar antara 300 – 0
33 C, curah hujan 100 mm/bln dan pH tanah berkisar 6 – 6,2. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai Juni 2011. Alat yang digunakan cangkul,
pada tugal,
penelitian sabit,
ialah
penggaris,
timbangan analitik, meteran, jangka sorong, sprayer, kamera, oven dan Leaf Area Meter (LAM). Bahan
penyiangan C0 : Tanpa pemberian C. juncea L. dan 1 : penyiangan satu kali C0 : Tanpa pemberian C. juncea L. dan 2 : penyiangan dua kali C1 : Pemberian C. juncea L. 15 ton ha-1 dari dalam lahan dan 0 : tanpa penyiangan C1 : Pemberian C. juncea L. 15 ton ha-1 dari dalam lahan dan 1 :
penyiangan
satu
kali
C1
:
Pemberian C. juncea L. 15 ton ha-1 dari dalam lahan dan 2 : penyiangan dua kali C2 : Pemberian C. juncea L. 15 ton ha-1 dari luar lahan dan 0 : tanpa penyiangan C2 : Pemberian C. juncea L. 15 ton ha-1 dari luar lahan dan 1 : penyiangan satu kali C2 : Pemberian C. juncea L. 15 ton ha-1
dari luar lahan dan 2 : penyiangan
mengetahui
dua kali.
perlakuan,
Variabel pertumbuhan
pengamatan meliputi:
Tinggi
tanaman, Jumlah daun, Luas daun tanaman, Indeks Luas Daun (ILD), Bobot kering total tanaman, Laju Pertumbuhan Growth
Relatif
(Relative
Rate).
Pengamatan
komponen hasil meliputi: Diameter tongkol
tanpa
klobot,
Panjang
tongkol tanpa klobot, Bobot segar tongkol berkelobot (ton ha-1), Bobot segar tongkol tanpa kelobot (ton ha1
),
Kadar
Pengamatan
gula
jagung
manis.
penunjang
meliputi:
Analisis tanah awal, Analisis tanah tengah,
Analisis
Analisis
N
tanah
akhir,
Crotalaria
tanaman
juncea L. Pengamatan dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu pada saat tanaman berumur 14, 28, 42, dan 56 hst.
Pengamatan
pertumbuhan
tanaman dilakukan secara destruktif dan non destruktif yaitu dengan mengambil 2 tanaman contoh setiap perlakuan
untuk
pengamatan
destruktif dan 5 tanaman yang sama untuk pengamatan non destruktif. Data
yang
diperoleh
dianalisis
dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf nyata 5%. Untuk
perbedaan
diantara
dilakukan
uji
perbandingan dengan menggunakan uji BNT pada taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan tanaman ialah suatu proses kehidupan tanaman pada habitatnya yang menghasilkan pertambahan ukuran atau bentuk atau volume. Komponen – komponen pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering total tanaman, indeks luas daun dan laju pertumbuhan tanaman
ialah
komponen
–
komponen yang harus diamati untuk mengetahui bahwa suatu tanaman telah
mengalami
pertumbuhan.
Pertumbuhan tanaman ini sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dimana tanaman tersebut tumbuh (Gardner et al., 1991). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perlakuan
pemberian
C.
juncea L. dari dalam lahan dan penyiangan dua kali memberikan hasil tinggi tanaman yang berbeda sangat nyata pada umur 28, 42 dan 56 hst. Hasil penelitian Raihan et al. (2001) menyatakan bahwa pupuk hijau
dari
jenis
C.
juncea
L.
menghasilkan tinggi tanaman jagung
bahan
dari perlakuan pemberian C. juncea
organik lain. Hal ini dikarenakan C.
L. dari luar lahan dengan penyiangan
juncea L. banyak mengandung air,
2
sehingga kelembaban tanah menjadi
perbedaan yang nyata dari perlakuan
lebih
tanpa pemberian C. juncea L. dengan
yang
tertinggi
tinggi
penyerapan
dibanding
dan hara
menyebabkan oleh
tanaman
kali,
dan
penyiangan
2
tidak
kali,
memberikan
serta
tidak
menjadi lebih mudah. Pada umur 14
memberikan perbedaan yang nyata
hst,
tidak
dari perlakuan pemberian C. juncea
memberikan perbedaan yang nyata di
L. dari dalam dengan penyiangan 2
karenakan pada awal pertumbuhan
kali dengan pemberian C. juncea L.
hampir semua merata pertumbuhan
dari dalam dengan tanpa penyiangan.
tinggi tanaman jagung manis. Pada
Pada pengamatan 56 hst, perlakuan
pengamatan
perlakuan
pemberian C. juncea L. dari dalam
pemberian C. juncea L. dari dalam
lahan dengan penyiangan 2 kali
lahan dengan penyiangan 2 kali
memberikan
memberikan
tanaman
setiap
perlakuan
28
hst,
peningkatan
tinggi
peningkatan
30,30%
dari
tinggi
perlakuan
perlakuan
pemberian C. juncea L. dari luar
pemberian C. juncea L. dari luar
lahan dengan penyiangan 2 kali, dan
lahan dengan penyiangan 2 kali, dan
memberikan
memberikan
tanaman
tanaman
14,21%
dari
peningkatan
tinggi
peningkatan
19,17%
dari
tinggi
perlakuan
perlakuan
tanpa pemberian C. juncea L. dengan
tanpa pemberian C. juncea L. dengan
penyiangan 2 kali, serta memberikan
penyiangan 2 kali, serta memberikan
peningkatan tinggi tanaman 22,42%
peningkatan tinggi tanaman 38,10%
dari perlakuan pemberian C. juncea
dari perlakuan pemberian C. juncea
L. dari dalam dengan penyiangan 2
L. dari dalam dengan penyiangan 2
kali dengan pemberian C. juncea L.
kali dengan pemberian C. juncea L.
dari dalam dengan tanpa penyiangan.
dari dalam dengan tanpa penyiangan.
Pada umur 14 hingga 56 hst, untuk
Pada pengamatan 42 hst, perlakuan
semua perlakuan tidak mengalami
pemberian C. juncea L. dari dalam
perbedaan
lahan dengan penyiangan 2 kali tidak
pertumbuhan jumlah daun setiap
memberikan perbedaan yang nyata
masing – masing perlukan. Perlakuan
tanaman
17,57%
dari
yang
nyata
untuk
dengan pemberian C. juncea L. dari
luas daun 39,56% dari perlakuan
dalam lahan memberikan hasil luas
tanpa pemberian C. juncea L. dengan
daun yang tidak berbeda nyata pada
penyiangan
umur 14 hst, tetapi berbeda sangat
memberikan perbedaan yang nyata
nyata pada umur 28 – 56 hst. Pada
dari perlakuan pemberian C. juncea
umur 14 hst, untuk semua perlakuan
L.
tidak mengalami perbedaan yang
penyiangan 2 kali dengan pemberian
nyata untuk pertumbuhan luas daun
C. juncea L. dari dalam dengan tanpa
setiap masing – masing perlukan.
penyiangan. Pengamatan 56 hst,
Pengamatan
perlakuan
perlakuan pemberian C. juncea L.
pemberian C. juncea L. dari dalam
dari dalam lahan dengan penyiangan
lahan dengan penyiangan 2 kali
2 kali memberikan peningkatan luas
memberikan peningkatan luas daun
daun
44,12% dari perlakuan pemberian C.
pemberian C. juncea L. dari luar
juncea L. dari luar lahan dengan
lahan dengan penyiangan 2 kali, dan
penyiangan 2 kali, dan memberikan
memberikan peningkatan luas daun
peningkatan luas daun 54,81% dari
67,24%
perlakuan tanpa pemberian C. juncea
pemberian C. juncea L. dengan
L. dengan penyiangan 2 kali, serta
penyiangan 2 kali, serta memberikan
tidak memberikan perbedaan yang
peningkatan luas daun 74,06% dari
nyata dari perlakuan pemberian C.
perlakuan pemberian C. juncea L.
juncea L. dari dalam lahan dengan
dari dalam dengan penyiangan 2 kali
penyiangan 2 kali dengan pemberian
dengan pemberian C. juncea L. dari
C. juncea L. dari dalam dengan tanpa
dalam dengan tanpa penyiangan.
penyiangan. Pada pengamatan 42
Perlakuan pemberian C. juncea L.
hst, perlakuan pemberian C. juncea
dari dalam lahan dan penyiangan dua
L.
dengan
kali memberikan hasil bobot kering
memberikan
tanaman yang berbeda sangat nyata
peningkatan luas daun 31,71% dari
pada umur 28, 42 dan 56 hst dan
perlakuan pemberian C. juncea L.
rerata bobot kering pada umur 14 hst,
dari luar lahan dengan penyiangan 2
setiap perlakuan tidak memberikan
kali, dan memberikan peningkatan
perbedaan yang nyata di karenakan
dari
penyiangan
28
hst,
dalam 2
lahan
kali
dari
2
kali,
dalam
61,81%
dari
serta
lahan
dari
tidak
dengan
perlakuan
perlakuan
tanpa
pada
awal
pertumbuhan
hampir
L.
dari
dalam
lahan
dengan
semua merata pertumbuhan bobot
penyiangan 2 kali dengan pemberian
kering
Pada
C. juncea L. dari dalam dengan tanpa
perlakuan
penyiangan. Pada pengamatan 56
pemberian C. juncea L. dari dalam
hst, perlakuan pemberian C. juncea
lahan dengan penyiangan 2 kali
L.
memberikan
penyiangan
jagung
pengamatan
kering
manis.
28
hst,
peningkatan dari
dalam 2
lahan
kali
dengan
memberikan
perlakuan
peningkatan bobot kering 51,28%
pemberian C. juncea L. dari luar
dari perlakuan pemberian C. juncea
lahan dengan penyiangan 2 kali, dan
L. dari luar lahan dengan penyiangan
memberikan
bobot
2 kali, dan memberikan peningkatan
kering 99,56% dari perlakuan tanpa
bobot kering 52,93% dari perlakuan
pemberian C. juncea L. dengan
tanpa pemberian C. juncea L. dengan
penyiangan 2 kali, serta memberikan
penyiangan
peningkatan luas daun 54,33% dari
memberikan perbedaan yang nyata
perlakuan pemberian C. juncea L.
dari perlakuan pemberian C. juncea
dari dalam dengan penyiangan 2 kali
L.
dengan pemberian C. juncea L. dari
penyiangan 2 kali dengan pemberian
dalam dengan tanpa penyiangan.
C. juncea L. dari dalam dengan tanpa
Pada pengamatan 42 hst, perlakuan
penyiangan.
pemberian C. juncea L. dari dalam
pemberian C. juncea L. dari dalam
lahan dengan penyiangan 2 kali
lahan dan penyiangan dua kali
memberikan
bobot
memberikan perbedaan yang sangat
perlakuan
nyata pada indeks luas daun. pada
pemberian C. juncea L. dari luar
umur 14 hst, setiap perlakuan tidak
lahan dengan penyiangan 2 kali, dan
memberikan perbedaan yang nyata di
memberikan
bobot
karenakan pada awal pertumbuhan
kering 27,09% dari perlakuan tanpa
hampir semua merata pertumbuhan
pemberian C. juncea L. dengan
indeks luas daun jagung manis. Pada
penyiangan
pengamatan
kering
111,89%
bobot
dari
peningkatan
peningkatan
44,15%
dari
peningkatan
2
kali,
serta
tidak
dari
2
kali,
dalam
serta
lahan
Perlakuan
28
hst,
tidak
dengan
dengan
perlakuan
memberikan perbedaan yang nyata
pemberian C. juncea L. dari dalam
dari perlakuan pemberian C. juncea
lahan dengan penyiangan 2 kali
memberikan peningkatan indeks luas
L.
daun
penyiangan
45,45%
dari
perlakuan
dari
dalam 2
lahan
kali
dengan
memberikan
pemberian C. juncea L. dari luar
peningkatan bobot kering 61,54%
lahan dengan penyiangan 2 kali, dan
dari perlakuan pemberian C. juncea
memberikan peningkatan indeks luas
L. dari luar lahan dengan penyiangan
daun 54,84% dari perlakuan tanpa
2 kali, dan memberikan peningkatan
pemberian C. juncea L. dengan
bobot kering 68% dari perlakuan
penyiangan
tidak
tanpa pemberian C. juncea L. dengan
memberikan perbedaan yang nyata
penyiangan 2 kali, serta memberikan
dari perlakuan pemberian C. juncea
peningkatan indeks luas daun 75%
L.
dengan
dari perlakuan pemberian C. juncea
penyiangan 2 kali dengan pemberian
L. dari dalam dengan penyiangan 2
C. juncea L. dari dalam dengan tanpa
kali dengan pemberian C. juncea L.
penyiangan. Pada pengamatan 42
dari dalam dengan tanpa penyiangan.
hst, perlakuan pemberian C. juncea
Perlakuan pemberian C. juncea L. ke
L.
dalam lahan memberikan hasil laju
dari
2
kali,
dalam
dari
dalam
penyiangan
2
serta
lahan
lahan
memberikan
pertumbuhan
luas
daun
memberikan perbedaan yang nyata
31,67% dari perlakuan pemberian C.
pada umur 14 – 28 hst, setiap
juncea L. dari luar lahan dengan
perlakuan
penyiangan 2 kali, dan memberikan
perbedaan yang nyata di karenakan
peningkatan
daun
pada
tanpa
semua
peningkatan
38,60%
kali
dengan
indeks
indeks
dari
luas
perlakuan
awal
relatif
tidak
tidak
memberikan
pertumbuhan
hampir
merata pertumbuhan
laju
pemberian C. juncea L. dengan
pertumbuhan relatif jagung manis.
penyiangan
tidak
Pada pengamatan 28 – 42 hst,
memberikan perbedaan yang nyata
perlakuan pemberian C. juncea L.
dari perlakuan pemberian C. juncea
dari dalam lahan dengan penyiangan
L.
2 kali tidak memberikan peningkatan
dari
2
kali,
dalam
serta
lahan
dengan
penyiangan 2 kali dengan pemberian
laju
pertumbuhan
C. juncea L. dari dalam dengan tanpa
perlakuan pemberian C. juncea L.
penyiangan. Pada pengamatan 28
dari luar lahan dengan penyiangan 2
hst, perlakuan pemberian C. juncea
kali,
dan
tidak
relatif
dari
memberikan
peningkatan pertumbuhan relatif dari
tongkol
perlakuan tanpa pemberian C. juncea
berbeda
L. dengan penyiangan 2 kali, serta
panjang tongkol. Rerata panjang,
mengalami penurunan peningkatan
diameter dan kadar gula pada umur
laju pertumbuhan relatif 57,14% dari
70 hst, setiap perlakuan pemberian
perlakuan pemberian C. juncea L.
C. juncea L. dan waktu penyiangan
dari dalam dengan penyiangan 2 kali
dilihat dari diameter tongkol tanpa
dengan pemberian C. juncea L. dari
kelobot jagung manis tidak terdapat
dalam dengan tanpa penyiangan.
perbedaan yang nyata hanya pada
Pada pengamatan 42 – 56 hst,
panjang
yang
perlakuan pemberian C. juncea L.
tongkol
yang
dari dalam lahan dengan penyiangan
perlakuan dan untuk kadar gula
2 kali tidak memberikan peningkatan
jagung
laju
dari
perbedaan yang nyata dikarenakan
perlakuan pemberian C. juncea L.
baik pemberian C. juncea L. maupun
dari luar lahan dengan penyiangan 2
tidak menggunakan C. juncea L.
kali,
tidak
pertumbuhan
dan
tidak
relatif
memberikan
dan
kadar
sangat
manis
gula,
nyata
dapat
tetapi
terhadap
dibedakan
berbeda
tidak
mempengaruhi
antar
terdapat
kadar
gula
peningkatan pertumbuhan relatif dari
dimana kadar gula jagung manis
perlakuan tanpa pemberian C. juncea
memiliki nilai maksimal tersendiri
L. dengan penyiangan 2 kali, serta
meskipun ditambah unsur untuk
tidak mengalami peningkatan laju
memberikan nilai pada kadar gula
pertumbuhan relatif dari perlakuan
jagung manis, kadar gulanya tidak
pemberian C. juncea L. dari dalam
bertambah Menurut Kamil (1982)
dengan penyiangan 2 kali dengan
gula yang disimpan dalam biji
pemberian C. juncea L. dari dalam
jagung manis adalah sukrosa yang
dengan tanpa penyiangan.
dapat mencapai jumlah 11% dan
Komponen
hasil
Menurut Koswara (1986), kadar gula
menunjukkan bahwa tidak terjadi
pada
perbedaan
antara
sebesar 5 – 6% dan kadar pati 10 –
perlakuan tanpa pemberian C. juncea
11%. Sedangkan pada jagung biasa
L. dan dengan pemberian pupuk
hanya 2 – 3% atau setengah dari
hijau C. juncea L. terhadap diameter
kadar gula jagung manis. Hanya
yang
nyata
endosperm
jagung
manis
pada
perlakuan
ini
mengalami
et al., 1989). perlakuan pemberian C.
pada
juncea L. dari dalam lahan dengan
komponen panjang tongkol tanpa
penyiangan 2 kali nyata memberikan
perlakuan pemberian C.
peningkatan bobot segar tongkol
juncea L. dari dalam lahan dengan
tanpa kelobot 37,06% dari perlakuan
penyiangan
memberikan
pemberian C. juncea L. dari luar
peningkatan panjang tongkol tanpa
lahan dengan penyiangan 2 kali,
kelobot
perlakuan
Kontribusi nitrogen daun dan bunga
pemberian C. juncea L. dari luar
C. juncea L. dapat mencapai 50%
lahan dengan penyiangan 2 kali, dan
dari N total tanaman, sedangkan
memberikan peningkatan panjang
kontribusi nitrogen akar C. juncea L.
tongkol tanpa kelobot
5,62% dari
sebesar 6 % dari N total tanaman
perlakuan tanpa pemberian C. juncea
Cheer et al. (2006 dalam Treadwell
L. dengan penyiangan 2 kali, serta
dan
memberikan peningkatan panjang
memberikan peningkatan bobot segar
tongkol tanpa kelobot 11,63% dari
tongkol tanpa kelobot 23,63% dari
perlakuan pemberian C. juncea L.
perlakuan tanpa pemberian C. juncea
dari dalam dengan penyiangan 2 kali
L. dengan penyiangan 2 kali, serta
dengan pemberian C. juncea L. dari
memberikan peningkatan bobot segar
dalam dengan tanpa penyiangan.
tongkol tanpa kelobot 30,79% dari
Untuk hasil tanaman menunjukkan
perlakuan pemberian C. juncea L.
bahwa terjadi perbedaan yang sangat
dari dalam dengan tanpa penyiangan.
nyata antara perlakuan tanpa dan
Pada pengamatan rerata bobot segar
dengan pemberian pupuk hijau C.
tongkol
juncea L.
terhadap hasil tongkol
pemberian C. juncea L. dari dalam
-
lahan dengan penyiangan 2 kali
perbedaan
kelobot
yang
2
nyata
kali
5,87%
dari
berkelobot dan tanpa kelobot (ton ha 1
Alligood,
(ton
2009).
ha-1),
dan
perlakuan
) Penelitian di India melaporkan
nyata
memberikan
bahwa pemberian 21,2 ton ha-1 C.
bobot
segar
juncea L. bernilai sama dengan N:
16,48% dari perlakuan pemberian C.
98,5 kg, P2O5: 29 kg, dan K2O: 82 kg
juncea L. dari luar lahan dengan
serta
hasil
penyiangan 2 kali, dan memberikan
tanaman jagung sekitar 25% (Hakim
peningkatan bobot segar tongkol
dapat
meningkatkan
tongkol
peningkatan berkelobot
berkelobot 24,97% dari perlakuan tanpa pemberian C. juncea L. dengan penyiangan 2 kali, serta memberikan peningkatan bobot segar tongkol berkelobot 23,52% dari perlakuan pemberian C. juncea L. dari dalam dengan tanpa penyiangan. DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2002. Tropic sun, Sunn Hemp Crotalaria juncea L. http://www2.ctahr.hawaii.edu/s ustainag/green manures/tropicsunnhemp.asp. Hakim, L.S., M. Supartini dan J. S. Adiningsih. 1989. Usaha peningkatan efisiensi Pemupukan melalui kombinasi pupuk hijau Flemingia. Pros. 8 Pen. Tanah: 139-151. Koswara, J. 1986. Budidaya Jagung Manis (Zea mays saccharata). Bahan kursus Budidaya Jagung
Manis dan Jagung Merang. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Noviastuti, E.T. 2006. Pengaruh jarak tanam dan jumlah tanaman per lubang tanam pada pertumbuhan dan hasil tanaman orok-orok (Crotalaria juncea L.) Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang. pp. 24 Palungkun, R dan A. Budiarti. 1991. Sweet corn – baby corn. Penebar swadaya. Jakarta.p. 141 Sutejo, M. M. 2002. Pupuk dan cara pemupukan. PT Rineka Cipta. Jakarta. pp.177 Treadwell, Danielle D. dan Alligood, Mike. 2009. Sunn Hemp (Crotalaria juncea L.): A Summer Cover Crop for Florida Vegetable Producers. http:// edis.ifas.ufl.edu/hs376
Tabel 3.
Rerata tinggi tanaman akibat perlakuan cara aplikasi pupuk hijau
C. juncea L. dan penyiangan pada berbagai umur pengamatan Perlakuan
Rerata Tinggi Tanaman pada umur (HST) 14
28
42
56
tanpa C. juncea L. + tanpa penyiangan
34.50
83.42 bc
117.33 a
131.33 a
tanpa C. juncea L.+ penyiangan 1 kali
31.83
78.83 bc
119.50 a
140.83 ab
tanpa C. juncea L. + penyiangan 2 kali
31.42
74.00 b
123.00 ab
144.33 ab
C. juncea L. dari dalam lahan + tanpa penyiangan
34.42
63.00 a
117.17 a
140.50 ab
C. juncea L. dari dalam lahan + penyiangan 1 kali
31.08
79.00 bc
153.00 b
145.33 ab
C. juncea L. dari dalam lahan + penyiangan 2 kali
35.58
87.00 c
128.33 ab
172.00 b
C. juncea L. dari luar lahan + tanpa penyiangan
32.75
79.67 bc
143.67 b
147.17 ab
C. juncea L. dari luar lahan + penyiangan 1 kali
37.33
79.42 bc
129.83 ab
142.83 ab
C. juncea L. dari luar lahan + penyiangan 2 kali 31.75 76.17 b 125.00 ab 132.00 ab BNT 5% tn 9.90 22.25 18.63 Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%; hst = hari setelah tanam; tn = tidak berbeda nyata
Tabel 4. Rerata jumlah daun akibat perlakuan cara aplikasi pupuk hijau C. juncea L. dan penyiangan pada berbagai umur pengamatan Perlakuan tanpa C. juncea L. + tanpa penyiangan tanpa C. juncea L. + penyiangan 1 kali tanpa C. juncea L. + penyiangan 2 kali C. juncea L. dari dalam lahan + tanpa penyiangan C. juncea L. dari dalam lahan + penyiangan 1 kali C. juncea L. dari dalam lahan + penyiangan 2 kali C. juncea L. dari luar lahan + tanpa penyiangan C. juncea L. dari luar lahan + penyiangan 1 kali
Rerata Jumlah Daun pada umur (HST) 14 5.50 5.33 5.17 6.00 5.33 6.00 5.33
C. juncea L. dari luar lahan + penyiangan 2 kali
5.67 5.67
BNT 5%
tn
28
42
56
8.50 8.50
9.00 9.17
9.33 8.00
8.00 7.83
9.33 8.17
7.83 8.67
8.83 9.50
10.33 10.33
8.33 9.33
8.67 8.50
9.17 10.17
9.17 8.67
8.67
8.33
9.17
tn
tn
tn
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%; hst = hari setelah tanam; tn = tidak berbeda nyata
Tabel 5. Rerata luas daun akibat perlakuan cara aplikasi pupuk hijau C. juncea L. dan penyiangan pada berbagai umur pengamatan Rerata Luas Daun pada umur (HST)
Perlakuan 14
28
tanpa C. juncea L. + tanpa penyiangan
91.11
560.60 a
973.10 ab
1198.67 a
tanpa C. juncea L. + penyiangan 1 kali
92.23
576.37 a
923.85 ab
1409.23 ab
tanpa C. juncea L. + penyiangan 2 kali
42
56
77.40
556.79 a
1020.72 ab
1353.86 a
C. juncea L. dari dalam lahan + tanpa penyiangan
100.69
801.49 b
1251.41 b
1300.84 a
C. juncea L. dari dalam lahan + penyiangan 1 kali
84.52
850.35 b
1377.14 b
1843.02 bc
C. juncea L. dari dalam lahan + penyiangan 2 kali
108.53
861.97 b
1424.56 b
2264.21 c
C. juncea L. dari luar lahan + tanpa penyiangan
98.46
499.19 a
872.12 a
1718.94 b
C. juncea L. dari luar lahan + penyiangan 1 kali
102.26
514.16 a
868.93 a
2083.73 c
C. juncea L. dari luar lahan + penyiangan 2 kali
122.58
598.08 a
1081.55 ab
1399.28 a
BNT 5% tn 119.55 332.47 318.17 Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%; hst = hari setelah tanam; tn = tidak berbeda nyata
Tabel 6. Rerata bobot kering total tanaman akibat perlakuan cara aplikasi pupuk hijau C. juncea L. dan penyiangan pada berbagai umur pengamatan Perlakuan
Rerata Bobot Kering Total Tanaman pada umur (HST) 14
28
42
56
tanpa C. juncea L. + tanpa penyiangan tanpa C. juncea L. + penyiangan 1 kali
0.42 0.43
5.44 3.40
b a
12.87 17.77
a ab
24.27 23.07
ab a
tanpa C. juncea L. + penyiangan 2 kali C. juncea L. dari dalam lahan + tanpa penyiangan
0.41 0.45
4.64 6.00
ab b
19.42 25.63
b c
24.75 30.87
ab b
C. juncea L. dari dalam lahan + penyiangan 1 kali C. juncea L. dari dalam lahan + penyiangan 2 kali
0.36 0.49
7.56 9.26
c d
26.33 24.68
c bc
33.54 37.85
b b
C. juncea L. dari luar lahan + tanpa penyiangan C. juncea L. dari luar lahan + penyiangan 1 kali
0.44 0.41
4.60 3.98
ab a
19.30 13.27
b ab
25.43 26.58
ab ab
C. juncea L. dari luar lahan + penyiangan 2 kali
0.28
4.37
ab
17.12
ab
25.02
ab
tn
1.42
BNT 5%
6.20
7.22
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%; hst = hari setelah tanam; tn = tidak berbeda nyata
Tabel 7. Rerata indeks luas daun tanaman akibat perlakuan cara aplikasi pupuk hijau C. juncea L. dan penyiangan pada berbagai umur pengamatan Perlakuan tanpa C. juncea L. + tanpa penyiangan tanpa C. juncea L. + penyiangan 1 kali tanpa C. juncea L. + penyiangan 2 kali C. juncea L. dari dalam lahan + tanpa penyiangan C. juncea L. dari dalam lahan + penyiangan 1 kali C. juncea L. dari dalam lahan + penyiangan 2 kali C. juncea L. dari luar lahan + tanpa penyiangan C. juncea L. dari luar lahan + penyiangan 1 kali C. juncea L. dari luar lahan + penyiangan 2 kali BNT 5%
Rerata Indeks Luas Daun pada umur (HST) 14 0.05 0.05 0.04 0.06 0.05 0.06 0.05 0.06 0.07 tn
28
42
56
0.31 0.32
a a
0.54 0.51
ab ab
0.67 0.78
a ab
0.31 0.45
a b
0.57 0.70
ab b
0.75 0.72
a a
0.47 0.48
b b
0.77 0.79
b b
1.02 1.26
bc c
0.28 0.29
a a
0.48 0.48
a a
0.95 1.16
b c
0.33
a
0.60
ab
0.78
ab
0.07
0.18
0.18
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%; hst = hari setelah tanam; tn = tidak berbeda nyata
Tabel 8. Rerata laju pertumbuhan relatif akibat perlakuan cara aplikasi pupuk hijau C. juncea L. dan penyiangan pada berbagai umur pengamatan Perlakuan
Rerata Laju Pertumbuhan Relatif pada umur (HST) 14 - 28 0.18 0.15
0.06 0.12
a b
0.05 0.02
tanpa C. juncea L. + penyiangan 2 kali C. juncea L. dari dalam lahan + tanpa penyiangan
0.18 0.19
0.10 0.11
ab b
0.02 0.01
C. juncea L. dari dalam lahan + penyiangan 1 kali C. juncea L. dari dalam lahan + penyiangan 2 kali
0.22 0.21
0.09 0.07
ab a
0.02 0.03
C. juncea L. dari luar lahan + tanpa penyiangan C. juncea L. dari luar lahan + penyiangan 1 kali
0.17 0.16
0.10 0.09
ab ab
0.02 0.05
C. juncea L. dari luar lahan + penyiangan 2 kali
0.22
0.10
ab
0.03
BNT 5%
tn
0.03
tanpa C. juncea L. + tanpa penyiangan tanpa C. juncea L. + penyiangan 1 kali
28 - 42
42 - 56
b a a a a ab a b ab
0.02
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%; hst = hari setelah tanam; tn = tidak berbeda nyata
Tabel 9. Rerata panjang, diameter dan kadar gula akibat perlakuan cara aplikasi pupuk hijau C. juncea L. yang berbeda dan penyiangan Perlakuan
tanpa orok - orok + tanpa penyiangan tanpa orok - orok + penyiangan 1 kali
Rerata Hasil Tanaman pada umur 70 (HST) diameter panjang kadar tongkol tanpa tongkol tanpa gula kelobot kelobot 3.80 11.81 15.71 a 4.04 12.01 16.05 ab
tanpa orok - orok + penyiangan 2 kali orok - orok dari dalam lahan + tanpa penyiangan
3.98 4.05
12.31 12.36
16.91 16.00
b a
orok - orok dari dalam lahan + penyiangan 1 kali orok - orok dari dalam lahan + penyiangan 2 kali
4.09 4.21
12.28 12.94
16.93 17.86
b c
orok - orok dari luar lahan + tanpa penyiangan orok - orok dari luar lahan + penyiangan 1 kali
4.08 4.09
12.31 12.41
16.61 16.75
b b
orok - orok dari luar lahan + penyiangan 2 kali
3.98
12.79
16.87
b
BNT 5%
tn
tn
0.90
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%; hst = hari setelah tanam; tn = tidak berbeda nyata
Tabel 11.
Rerata bobot segar tongkol berkelobot dan tanpa kelobot akibat
perlakuan cara aplikasi pupuk hijau C. juncea L. yang berbeda dan penyiangan Perlakuan
tanpa orok - orok + tanpa penyiangan
Rerata bobot segar tongkol (ton ha -1) bobot segar bobot segar tongkol tongkol tanpa kelobot berkelobot 5.67 a 7.95 a
tanpa orok - orok + penyiangan 1 kali
5.53
a
8.22
ab
tanpa orok - orok + penyiangan 2 kali
6.94
b
9.33
ab
orok - orok dari dalam lahan + tanpa penyiangan
6.56
b
9.44
b
orok - orok dari dalam lahan + penyiangan 1 kali
7.27
b
10.85
bc
orok - orok dari dalam lahan + penyiangan 2 kali
8.58
c
11.66
c
orok - orok dari luar lahan + tanpa penyiangan
6.60
b
9.46
b
orok - orok dari luar lahan + penyiangan 1 kali
6.36
a
9.44
b
orok - orok dari luar lahan + penyiangan 2 kali
6.26
a
10.01
b
BNT 5%
0.91
1.42
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5%; hst = hari setelah tanam; tn = tidak berbeda nyata