BAB II DISKRIPSI UMUM TENTANG PENGERTIAN JILBAB, BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI
2.1. Jilbab Menurut Syari'at Islam 2.1.1. Pengertian Busana Muslimah/Jilbab a. Arti Etimologis 1. Jilbab berasal dari bahasa Arab yang artinya pakaian longgar. 2. Jilbab is wide shirt or long veil yang artinya Jilbab adalah kemeja yang lebar/kerudung yang panjang (Steinggas, t.t.:239) b. Arti istilah Beberapa ulama mendefinisikan jilbab dengan redaksi yang berbeda. Namun apabila kita kaji dengan teliti, perbedaan tersebut tidak terlalu prinsipil, karena pada dasarnya adalah sama yang bersumber dari al-Qur'an surat al-Ahzab ayat 59, surat anNur ayat 31 dan surat al-A’raaf ayat 26. diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Ali (2002:26) Mendefinisikan bahwa jilbab adalah sejenis baju kurung yang lebar yang dapat menutup kepala, wajah dan dada, malah menutup seluruh tubuh.
2. Glasse (2002:210) Jenis pakaian wanita dengan batasan tertentu yang menggambarkan kesopanan berpakaian bagi orang wanita adalah jilbab 3. Al-Barik (t,th:149) Mengatakan bahwa jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh sejak dari kepala sampai ke kaki atau menutup sebagian besar tubuh dan dipakai di bagian luar sekali seperti halnya baju hujan. Dari beberapa definisi tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa jilbab adalah salah satu jenis pakaian wanita yang longgar/luas untuk menutupi aurat. Jilbab merupakan busana muslimah yang digunakan wanita untuk menutupi keindahan bentuk tubuh wanita. Mengenai model jilbab atau busana muslimah tidak ditentukan secara terinci. Mode adalah usaha yang bertujuan untuk menciptakan dan memberi bentuk baru terhadap pakaian wanita agar dapat sesuai dengan selera-selera pemakainya sebagai warga masyarakat yang berkebudayaan modern, yang dikerjakan oleh ahli-ahlinya yang telah dipersiapkan dan dididik dalam lapangan itu sebelumnya. (Kasijan, t.t.:23)
2.1.2. Dasar Jilbab Perintah Allah yang berhubungan dengan masalah jilbab atau busana muslimah adalah sebagai berikut : 1. Surat al-Ahzab ayat 59 :
ﻦ ﻣ ﻦ ﻴ ﹺﻬﻋﹶﻠ ﲔ ﺪﹺﻧ ﲔ ﻳ ﻣﹺﻨ ﺆ ﺎ ِﺀ ﺍﹾﻟﻤﻭﹺﻧﺴ ﻚ ﺗﺎﺑﻨﻭ ﻚ ﺍ ﹺﺟﺯﻭ ﻟﹶﺄ ﻲ ﹸﻗ ﹾﻞ ﻨﹺﺒﺎ ﺍﻟﻳﻬﺎﹶﺃﻳ ﺎﻴﻤﺭﺣ ﺍﻪ ﹶﻏﻔﹸﻮﺭ ﻭﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﺍﻟﱠﻠ ﻦ ﻳﺆ ﹶﺫ ﻦ ﹶﻓﻠﹶﺎ ﻳ ﺮ ﹾﻓ ﻌ ﻰ ﹶﺃ ﹾﻥ ﻳﺩﻧ ﻚ ﹶﺃ ﻟﻦ ﹶﺫ ﺟﻠﹶﺎﺑﹺﻴﹺﺒ ﹺﻬ (59 : )ﺍﻻﺣﺰﺍﺏ Artinya : Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anakanak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. (Qs. Al-Ahzab : 59) Dalam ayat ini Allah swt dalam memerintahkan kepada perempuan-perempuan untuk berjilbab secara syar’i memulainya dengan menyuruh istri-istri nabi dan putri-putrinya. Ini memberi petunjuk bahwa mereka adalah wanita-wanita panutan yang menjadi
ikutan
semua
wanita
sehingga
mereka
wajib
berpegangan adab syar’i untuk diikuti oleh wanita-wanita lainnya, karena dakwah itu tidak akan membuahkan suatu hasil melainkan apabila da'inya memulai dari dirinya sendiri dan keluarganya. 2. Surat al-‘Araf ayat 26 :
ﺱ ﺎﻟﺒﻭ ﺎﻭﺭﹺﻳﺸ ﻢ ﺗ ﹸﻜﺁﺳﻮ ﺍﺭﹺﻱﻳﻮ ﺎﺎﺳﻟﺒ ﻢ ﻴ ﹸﻜﻋﹶﻠ ﺎﺰﹾﻟﻨ ﻧﺪ ﹶﺃ ﻡ ﹶﻗ ﺩ ﺑﻨﹺﻲ ﺀَﺍﺎﻳ : ﻭ ﹶﻥ )ﺍﻻﻋﺮﻑﻳ ﱠﺬ ﱠﻛﺮ ﻢ ﻌﻠﱠﻬ ﻪ ﹶﻟ ﺕ ﺍﻟﻠﱠ ﺎﻦ ﺀَﺍﻳ ﻣ ﻚ ﻟﺮ ﹶﺫ ﻴﺧ ﻚ ﻟﻯ ﹶﺫﺘ ﹾﻘﻮﺍﻟ (26 Artinya : Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi `auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (Qs. Al‘Araf : 26) Dengan ayat ini Allah mengatakan bahwa Islam menjadikan pakaian itu untuk manusia dengan maksud untuk dijadikan penutup aurat dan perhiasan diri. Dengan pakaian ini berbeda antara manusia dengan hewan. Jadi kalau ada pakaian yang tidak dapat menutupi aurat se baju bagi wanita yang tidak memakai lengan/tidak dapat menutupi punggung/celana pendek bagi pria yang membuka paha, semua itu belum dinamakan pakaian menurut hukum Islam. 2.2.3. Hikmah Memakai Jilbab Dalam kehidupan bermasyarakat individu tidak dapat melepaskan dirinya dari keterkaitan sosial, maka diperlukan adanya etika pergaulan antara pria dan wanita yang apabila dua jenis manusia yang berbeda itu jika bertemu dalam kondisi yang bebas mereka akan melakukan sesuatu yang melanggar norma. Isyarat Allah tersebut mengandung dua konsekwensi yang pertama adalah kewajiban berjilbab mempunyai konteks moral
agama, dan yang kedua makna pakaian itu sendiri di tengah-tengah masyarakat yang majemuk mempunyai korelasi budaya dan keamanan bagi seorang wanita. Jilbab merupakan cerminan wanita terhormat yang menjaga kehormatan dirinya sendiri dan juga menghormati orang lain. Wanita yang berjilbab akan terhindar dari beberapa gangguan antara lain adalah : 1. Menjauhkan wanita dari laki-laki jahil 2. Membedakan antara wanita yang berakhlak mulia dan yang berakhlak kurang mulia. 3. Mencegah timbulnya fitnah birahi pada kaum laki-laki 4. Memelihara kesucian agama. (Thalib, t.t.:43) Adapun hikmah menutup aurat/memakai jilbab (busana muslimah) antara lain sebagai berikut : 1. Wanita Islam yang menutup aurat/mengenakan jilbab akan mendapat pahala, karena ia telah melaksanakan perintah yang diwajibkan Allah. 2. Jilbab adalah identitas muslimah, dan sekaligus membedakan dengan wanita yang lainnya. 3. Jilbab (busana muslimah) menurut psikologi bahwa pakaian adalah cermin diri seseorang 4. Busana muslimah ada kaitannya dengan ilmu kesehatan kimia, karena seorang dokter ahli menganalisa rambut berkesimpulan bahwa meskipun rambut memerlukan sedikit oksigen, namun
pada dasarnya rambut itu mengandung pospor, calsium, magnesium, pigmen dan kolestryl yang sangat labil akibat radiasi/penyinaran, sehingga memerlukan pelindung yang dapat memberikan rasa aman terhadap rambut dan kulit kepala untuk membantu rambut itu sendiri. 5. Memakai jilbab (busana muslim) ekonomis, dapat menghemat anggaran belanja dan waktu.
2.3. Tinjauan Bimbingan dan Konseling Islami 2.3.1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islami Dipandang dari segi etimologi, ada dua macam istilah yaitu bimbingan dan konseling. Istilah konseling merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “guidance” dan istilah konseling dari bahasa Inggris “Counseling” yang dalam bahasa Indonesianya berarti penyuluhan. 1. Bimbingan Islami Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu “guidance” yang berasal dari kata kerja “to guide” yang berarti menunjukkan, memberi jalan, atau menuntun orang lain ke arah tujuan yang lebih bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa yang akan datang (Arifin, 1994:1) Hal ini sesuai dengan firman Allah swt surat al-Kahfi ayat 10 sebagai berikut :
ﺎﻴ ﹾﺊ ﹶﻟﻨﻫ ﻭ ﻤ ﹰﺔ ﺣ ﺭ ﻚ ﻧﻦ ﹶﻟﺪ ﻣ ﺎﺗﻨﺎ ﺀَﺍﺑﻨﺭ ﻒ ﹶﻓﻘﹶﺎﻟﹸﻮﺍ ﻬ ﻴﺔﹸ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﹶﻜﺘﻔ ﻯ ﺍﹾﻟﹺﺇ ﹾﺫ ﹶﺃﻭ (10 : ﺍ )ﺍﻟﻜﻬﻒﺷﺪ ﺭ ﺎﻣ ﹺﺮﻧ ﻦ ﹶﺃ ﻣ Artinya : (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo`a: "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisiMu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)". Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang definisi bimbingan secara umum : a.
Bimbingan adalah bantuan/pertolongan yang diberikan kepada
individu/sekumpulan
individu-individu
dalam
menghindari/ mengatasi kesulitan di dalam kehidupannya agar individu/ sekelompok individu tersebut dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. (Walgito, 2004:5) b.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang/beberapa orang, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno dan Amti, 1999:99).
c.
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari membimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, pengarahan diri dan
perwujudan diri dalam mencapai hakikat [perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan (Suryo, 1998:2). d.
Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu yang membutuhkannya bertujuan,
bantuan
berencana
dan
tersebut
diberikan
sistematis,
tanpa
secara paksaan
melainkan atas kesadaran individu tersebut, sehubungan dengan masalahnya (Willis, 2004:13). e.
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya, kemampuan untuk menerima
dirinya,
sesuai
dengan
potensi
atau
kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat (Achmadi dan Rohani, 1991:4). Berdasarkan
pengertian
bimbingan
tersebut
dapat
dipahami bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada seseorang atau beberapa orang, agar mampu mengembangkan potensi, bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki, mengenali dirinya sendiri sehingga mereka mampu mengatasi persoalan-persoalan dan dapat
menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggungjawab tanpa bergantung pada orang lain. Sementara itu, bimbingan Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah swt, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (Faqih, 2001:84). 2. Konseling Islami Konseling berasal dari bahasa Inggris yaitu “Counseling” sedang kata “Counseling” berasal dari kata “to counsel” yang artinya memberikan nasihat/memberikan anjuran kepada orang lain secara face to face (berhadapan muka satu sama lain) dan juga bisa diartikan advice yang artinya nasehat/petuah (Echols dan Shadily, 1992:150). Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian konseling secara umum dan Islami antara lain : a. Konseling adalah proses yang bertujuan menolong seseorang yang mengidap kegoncangan emosi, sosial yang belum sampai pada tingkat kegoncangan psikologis/kegoncangan akal,
agar
ia dapat
menghindari diri dari padanya
(Langgulung, 1988:452). b. Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut
konselor) kepada individu yang sedang mengalami masalah yang dihadapi oleh klien (Prayitno dan Amti, 1999:99). c. Counseling is an interaction process which facilitate meaningful understanding of self and environment and result in the establishment, and or clarification of goal and values for future behavior (Shretzer and Store, 1966:26). Artinya : Konseling adalah suatu proses interaksi yang memudahkan pengertian diri dan lingkungan serta hasil-hasil pembentukan dan atau klasifikasi tujuan dan nilai-nilai yang berguna bagi tingkah laku yang akan datang. Dari beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami masalah, agar individu atau seseorang yang mengalami masalah tersebut dapat mengatasi masalah yang dihadapinya. Sementara itu konseling Islami adalah suatu aktifitas memberikan bimbingan pelajaran dan pedoman kepada individu yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien dapat mengembangkan potensi ajal pikirannya, kejiwaannya, keimanan dan keyakinan serta dapat menanggulangi problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri dan berparadigma kepada alQur'an dan as-Sunnah (adz-Dzaky, 2001:137)
2.3.2. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling Islami Dasar utama bimbingan dan konseling Islami adalah al-Qur'an dan as-Sunnah Rasul, sebab keduanya merupakan sumber dari segala sumber pedoman kehidupan umat Islam (Thohari Musnawan, 1992:5) al-Qur'an dan Sunnah rasul adalah landasan ideal dan konseptual bimbingan dan konseling Islami. Dari al-Qur'an dan Sunnah rasul itulah gagasan, tujuan dan konsep-konsep bimbingan dan konseling Islami bersumber. 1. Dasar Bimbingan Islami Dasar yang memberi isyarat kepada manusia untuk memberi petunjuk (bimbingan) kepada orang lain dapat dilihat al-An’am ayat 154 yang berbunyi :
ﻲ ٍﺀ ﺷ ﻟ ﹸﻜﻞﱢ ﻴﻠﹰﺎﺗ ﹾﻔﺼﻭ ﻦ ﺴ ﺣ ﻱ ﹶﺃﻋﻠﹶﻰ ﺍﱠﻟﺬ ﺎﺎﻣﺗﻤ ﺏ ﺎﻜﺘ ﻰ ﺍﹾﻟﻮﺳﺎ ﻣﻴﻨﺗ ﺀَﺍﹸﺛﻢ (154 : ﻮ ﹶﻥ )ﺍﻻﻧﻌﻢﻣﻨ ﺆ ﻳ ﻢ ﺑ ﹺﻬﺭ ﻠﻘﹶﺎ ِﺀﻢ ﹺﺑ ﻌﻠﱠﻬ ﻤ ﹰﺔ ﹶﻟ ﺣ ﺭ ﻭ ﻯﻫﺪ ﻭ Artinya : Kemudian Kami telah memberikan Al Kitab (Taurat) kepada Musa untuk menyempurnakan (ni`mat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman (bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka. (Qs. Al-An’am : 154) (Departemen Agama RI., 1985:215) 2. Dasar Konseling Islami Dasar yang memberi isyarat kepada manusia untuk memberi nasehat (konseling) kepada orang lain dapat kita lihat dalam alQur'an surat al-Ashr 1-3 yaitu :
ﻤﻠﹸﻮﺍ ﻋ ﻭ ﻮﺍﻣﻨ ﻦ ﺀَﺍ ﻳ( ﹺﺇ ﱢﻻ ﺍﱠﻟﺬ2) ﺴ ﹴﺮ ﻲ ﺧﺎ ﹶﻥ ﹶﻟﻔﻧﺴ( ﹺﺇﻥﱠ ﺍﹾﻟﹺﺈ1) ﺼ ﹺﺮ ﻌ ﺍﹾﻟﻭ (3-1 : ( )ﺍﻻﺻﺮ3) ﺒ ﹺﺮﺼ ﺍ ﺑﹺﺎﻟﺻﻮ ﺍﺗﻮﻭ ﻖ ﺤ ﺍ ﺑﹺﺎﹾﻟﺻﻮ ﺍﺗﻮﻭ ﺕ ﺎﻟﺤﺎﺍﻟﺼ Artinya : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Qs. Al-Ashr : 13) (Departemen Agama RI., 1985:1099) 2.3.3. Fungsi, Tujuan dan Kegiatan Bimbingan dan Konseling Islami a. Fungsi Bimbingan dan Konseling Islami Fungsi bimbingan dan konseling Islami ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat : 1. Fungsi Preventif Yakni membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya. 2. Fungsi kuratif atau korektif Yaitu membantu individu memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya 3. Fungsi development/pengembangan Yakni membantu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya masalah baginya (Thohari Musnawan, 1992:34) 4. Fungsi Preservatif
Yakni membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung masalah) yang telah menjadi baik (terpecahkan) itu kembali menjadi tidak baik/menimbulkan masalah kembali. b. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islami Tujuan umum bimbingan dan konseling Islami secara implisit sudah ada dalam batasan atau definisi bimbingan dan konseling Islami, yaitu mewujudkan individu menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Tujuan
bimbingan
dan
konseling
Islami
yang
dikemukakan oleh M. Hamdani Bakian Adz-Dzaky (2001:167168) adalah sebagai berikut : 1. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak, dan damai (Muthmainnah), bersikap lapang dada (Radhiyah), dan mendapatkan pencerahan taufik hidayah Tuhannya (Mardhiyah). 2. Untuk
menghasilkan
suatu
perubahan,
perbaikan,
dan
kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial, dan alam sekitarnya.
3. Untuk menghasilkan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-menolong dan rasa kasih sayang. 4. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya serta ketabahan menerima ujian-Nya. Sedangkan tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran dari tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan sesuai kompleksitas permasalahan itu (Prayitno dan Erman Amti, 1999:115). Dengan demikian tujuan bimbingan dan konseling Islami dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum seperti yang tersirat dalam definisi bimbingan dan konseling Islami sedangkan tujuan secara khusus merupakan penjabaran dari tujuan umum yang berkaitan dengan permasalahan yang berhubungan langsung dengan masalah yang dihadapi individu. c. Kegiatan Bimbingan dan Konseling Islami Fungsi dan tujuan dari bimbingan dan konseling Islami di atas dalam kegiatannya diwujudkan dalam bentuk :
1. Membantu individu, mengetahui, mengenal dan memahami keadaan dirinya, sebab dalam kondisi tertentu dapat terjadi seseorang tidak mengenal atau tidak menyadari keadaan dirinya baik sebagai makhluk biologis, psikologis, individu, sosial yang berbudaya dan beragama (Ainur Rahim Faqih, 2001:37) 2. Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, segi-segi baik dan buruknya, kekuatan serta kelemahannya, namun tetap menyadari bahwa manusia tetap wajib untuk berusaha (Ainur Rahim Faqih, 2001:38) 3. Membantu individu memahami keadaan (situasi dan kondisi) yang sedang dihadapinya. Dengan kata lain bimbingan dan konseling Islami membantu individu merumuskan masalah yang sedang dihadapinya itu (Ainur Rahim Faqih, 2001:40). 4. Membantu
individu
menemukan
alternatif
pemecahan
masalah. Dalam bimbingan dan konseling Islami, pembimbing atau konselor tidak memecahkan masalah dan tidak menentukan jalan pemecahan masalah, melainkan hanya sekedar menunjukkan alternatif yang disesuaikan dengan kadar intelektual masingmasing individu. Secara Islami, terapi umum bagi pemecahan masalah individu adalah berlaku sabar, membaca dan memahami
al-Qur'an, serta berdzikir atau mengingat Allah (Ainur Rahim Faqih, 2001:41-43)