Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
Jika tahta kegelapan berjaya, perempuan telah diperlakukan bahkan bukan sebagai manusi a. Mere k a di angga p sebagai setan , iblis , genderuw o , saran g serigal a ata u sebuta n makhlu k lai n yan g patu t
1 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
di singkirka n da n dikutuk . “Perempua n adala h manusi a yang belu m selesai , yan g tertaha n dala m perkembanga n tingkat kemanusiaan paling rendah”, ujar Aristoteles , pemikir bepengaru h sepanjan g masa. Nab i kau m muslimi n hadi r
2 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
untu k menghentikan “akidah-akidah ” yan g sesa t da n menyesatka n itu . Sejumlah ayat al Qur-an dibawakannya untuk mendeklarasikan kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam segala hal (Q.S.33:35).
Perempuan dan laki-laki saling menolong, untuk saling amar ma’ruf nahi munkar (Q.S. 9:71). Perempuan bisa hadi r d i semu a ruan
3 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
g da n wakt u laki-laki. Ketika Umar bin Khattab melarang perempuan me netapka n ma s kawi n terlal u tinggi , seoran g perempua n me ngangkat tangan untuk melakukan protes politik sambil menyebutkan satu ayat dalam al Qur-an. Uma r meralat da n menyatakan
4 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
, “Perempua n it u bena r , Uma r salah.” Sayang , tida k lam a sesuda h it u perempua n kembali dipojokka n d i sudut-sudu t ruma h da n terpenci l dar i kera maia n peradaban . I a kembal
5 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
i menjad i makhlu k kela s dua, d i “dapurkan ” da n disingkirka n dar i peran-pera n publik.
Kekerasan terhadap perempuan berlangsung kembali, entah sembunyi-sembunyi di balik tem bo k ata u terang-te ranga n d i depa n mata . Kemoleka n perempua n digadaikan.
6 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
Denga n menguti p sejumla h tek s agama , enta h untu k ke pentinga n ap a da n siapa , predikat-predika t it u dibenarkan dan dikukuhkan. W ajah perempuan kembali kelam dan gelap . Da n it u teru s berlangsun g
7 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
berabad-aba d lamanya sampa i kini.
Hari-hari merangkak. Perempuan-perempuan bergerak dan terus bergerak. Mereka menuntut kembali hakha k kemanusiaanny a yan g dihilangka n ata u dirampas . Ada jutaa n perempua n yan g terpasung , diperkos a da n mat i ka ren a melahirkan
8 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
. Ad a jutaa n waja h perempua n yan g mema r ata u mat a bengkak , wajah-waja h yan g lela h da n memelas , akiba t kerj a ta k perna h hent i da n tanp a upa h yang
9 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
berarti.
Ada jutaan perempuan yang masih terbata-bata mengeja huruf :
“Mengapa kami tidak boleh jadi Presiden, padahal Balqis bisa menjadi ratu yang mengagumk an ? Menga p a kam i tid a k bole h jad i jendral , padaha l Aisyah , ister i nabi , boleh jad i panglim a perang?” “Mengap a hany a kam i yan g haru
10 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
s mengurus i rumah, padahal, kata Aisyah, Nabi, di rumahnya melayani ke perlua n isterinya : menyap u rumah , menjahi t baju , mem perbaiki sandal, memerah susu, menyiapkan roti dan menggendon g cucunya?” “ Omon g kosong , jik a intelektualita s da n
11 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
profesionalitas perempua n lebi h renda h dar i laki-laki . In i sam a sekal i tidak realistik!” begitulah teriakan-teriakan mereka sekarang. T eriakan dan protes itu terus bergaung membahana di mana-mana.
Kita terpana
12 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
Sejumlah argumen kebudayaan kemarin yang digunakan untuk merendahkan perempuan tern yat a rapuh ole h reali t a s kebudayaa n bar u yan g teru s berguli r . Pikiran-pikira n keagamaa n (fikih ) yan g me”rumah”kan dan men”dapur”kan perempuan juga terpatahkan. Pe mahama n kit a tentan
13 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
g teks-tek s keagamaa n it u terpaksa haru s ditelaa h kembal i secar a kritis . Karen a pikiran-pikiran it u masi h menjustifikas i buday a kekerasa n terhada p perempua n da n masi h berkuta t pad a kontek s kebudayaan
14 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
lam a yan g meminggirka n mereka . Padahal , pikira n kit a ti da k bis a teru s meneru s berad a dala m situas i stagnan.
Ketika perempuan diposisikan subordinat dan diasingkan, maka itu berarti kematian peradab an . Kita tela h mem bunuh peradaban, padahal ia
15 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
sesungguhnya terus berubah dan harus bergerak ke depan, menggapai ide-ide kemanusiaan. Kit a perl u memaham i tek s dar i banya k sudut . Ad a se jara h yan g berbeda , ad a substans i huku m yan g tela h ber ubah
16 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
, ad a tradis i yan g bergant i da n ad a “fasa d a l zaman ” , kerusakan budaya. Semuanya bisa menjadi dasar bagi perubaha n kebijakan , keputusa n fikih.
Kita wajib mengikuti Nabi Saw. Mengikuti beliau adalahmerealisasikan ide-ide yang disampai kanny ad ala m bentuk teks-teks
17 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
suci Al-Qur-an maupun yang diucapkannya sendiri. Cita-cita Nabi adalah kesetaraan umat manusia sejagat , persaudaraa n tanp a kecuali , tegakny a keadilan, kebebasan , penghormata n manusi a ata s sesamanya , dan ke t akwaa n kepad a T uhan.
18 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
Itu semua adalah makarim al akhlaq atau yang lebih populer disebut al akhlaq al karimah. Ia adalah tempat semu a keputusa n berpijak . Keputusa n apapu n tida k boleh mereduksi atau bahkan mendistorsi ide-ide itu. Dan gerakan-geraka n kau m perempua n sekaran g harus menuj u k e sana . **
19 / 20
Refleksi Edisi 1 : Gerakan Perempuan untuk Cita Kemanusiaan Ditulis oleh AD. Kusumaningtyas Senin, 08 Juni 2009 11:09 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 17 Juni 2009 23:47
20 / 20