M e w a r t a k a n
D E S E M B E R
2 0 1 6 / N O . 2 9 4
I m a n
d a n
W W W . U K I . C A
K a s i h
U K I T O R O N T O
Santa Says, Says
“ Jesus,
This Is Your Season, Not Mine” GEREJA St. Anselm’s Church 1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)
Toronto ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792 Subway Stn: Davisville Redaksi:
Angelina Hanapie Julian Wibowo Christine Budihardjo Randy Danurahardja Novius Handy Penasehat: Rm. J. Juliwan M. SCJ Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart 58 High Park Blvd. Toronto ON M6R 1M8 Email:
[email protected]
Life is Still Beautiful at 90+
Pastor Pamong Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ, (647) 532.1318
[email protected] Deacon Deacon Val Danukarjanto, (416) 497.2274
[email protected]
DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA Koordinator Damianus Indyarta, (416) 284.4707
[email protected] Sekretaris Christianita Kuswoyo, (647) 774.3801
[email protected] Bendahara Evy Patuwo, (647) 323.3525
[email protected] WILAYAH TIMUR Ketua Wilayah Harty Tantono-Doyle, (647) 533.6246
[email protected] Seksi Liturgi Gabriella Eufrasia Laniewati, (647) 345.3896
[email protected] Seksi Bina Iman Natalia Yurita Saputra, (647) 293-5338
[email protected] Seksi Sosial Lusia Lie
[email protected], (416) 903.9718 Seksi Rumah Tangga Isabella Iman, (416) 838.6282
[email protected] Usher Janto Dinoto, (416) 402.7106
[email protected] WILAYAH BARAT Ketua Wilayah Michael Karta Lanson, (416) 917.3888
[email protected] Seksi Liturgi Stephanus Limpi, (416)827.2800
[email protected] Seksi Bina Iman Sri Ratna Sari Djunaedi, (647) 404.8901
[email protected] Seksi Sosial Christine Tanuwijaya, (647) 818.2608
[email protected] Seksi Rumah Tangga Rica Hendra, (647) 994.7789
[email protected] Usher Diana Lucas, (416) 824.4069
[email protected] BIDANG KHUSUS Mudika, Felicia Wirahardja
[email protected] PELAKSANA KHUSUS Ketua Lektor Lilian Tjokro, (905) 887.9546
[email protected] Ketua Sakristan/Pembagi Komuni Hendry Wijaya, (416) 450.6536
[email protected] Ketua Altar Server Budiman Widjaja, (416) 250.1655
[email protected]
Salam Damai bagi saudara/i dalam Kristus…
S
elamat Natal… Selamat hari Kelahiran Sang Putra, Sang Juru Selamat kita… Hari berganti hari, bulan pun turut berlari. Tak terasa Team Redaksi Berita UKI telah mengunjungi Anda semua setiap bulan, dua belas kali dalam setahun, dan edisi kali ini adalah untuk menutup tahun 2016. Dengan penampilan yang lebih segar Berita UKI akan selalu setia melaporkan segala kegiatan UKI dan yang terkait. Tak lupa Team Redaksi Berita UKI secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Romo Johanes Juliwan Maslim, SCJ yang selalu siap dengan tulisantulisannya, teman-teman yang telah “menyumbang” tulisan dan foto, dan kepada para pemasang iklan yang setia muncul di tiap edisi Berita UKI selama ini. Kami mengajak seluruh pembaca untuk menyumbangkan saran dan ide, tulisan, foto ataupun kisah-kisah lain… Tanpa Anda, kami hanyalah kertas putih bersih yang tak bersuara….. Semoga Natal kali ini tidak hanya melahirkan damai dalam hati kita masing-masing, namun juga damai bagi saudara/i kita di tanah air dan dimanapun Anda berada…. Mari kita hadirkan DIA bagi sesama. Tuhan adalah Kasih…. Dan Kasih-Nya tak pernah berakhir… Doa penuh cinta bagi Anda semua. Team Redaksi Berita UKI |Christine Budihardjo, Novius Handy, Julian Wibowo, Randy Danurahardja, Angelina Hanapie |
DESEMBER
HALAMAN
2016/NO.294
3
Santa Says,
“Jesus, This Is Your Season, Not Mine” N atal datang lagi.... Perputaran waktu seperti roda pedati yang terus bergerak tanpa henti dan sekarang datang kembali kesempatan untuk merayakan Natal. Natal yang sama, namun senantiasa membawa pesan yang selalu baru. Perjalanan persiapan Natal ini telah kita mulai dengan fokus untuk mempersiapkan palungan bagi Yesus. Apakah kita sudah mulai menyiapkannya? Palungan sederhana dan tidak mewah, namun terkadang tidak mudah untuk menyiapkannya. Tentu saja palungan seperti apa yang akan kita siapkan sangat tergantung pada siapa yang akan di tempatkan di dalamnya. Tentu kita semua sudah tahu bahwa Yesus yang akan dibaringkan di dalam palungan itu. Nah, bagi tiap orang tentu akan berbeda melihat Yesus sebagai siapa. Oleh sebab itulah, tiap orang tentu akan menyiapkan palungan yang sesuai dengan relasinya dengan Yesus. Ada yang menyiapkan dengan bagus dan serius, karena baginya Yesus adalah yang utama, Tuhan dan Juruselamat. Namun ada yang asal jadi saja, karena baginya Yesus hanyalah bayi biasa. Nah, bagi Anda..siapakah Yesus itu? Palungan seperti apa yang Anda siapkan untuk Yesus? Natal adalah Perayaan khusus
Yesus, Sang Imanuel...Datanglah Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim,SCJ
untuk menyambut kelahiran Yesus sebagai kedatangan Sang Juruselamat, Sang Imanuel. Maka jelas semua perhatian tertuju kepada Yesus dan bukan yang lain. Semua keindahan, makanan, hiasan dan yang lainnya itu ada karena Perayaan Natal ini, karena Kelahiran Yesus. Jika kita tidak hatihati, maka tujuan dan fokus ini akan beralih dan bukan lagi kepada Yesus, namun aksesorisnya. Situasi dunia kita memang sudah menjauh dari Yesus, Sang Sumber sukacita ini dan beralih ke sumber manusiawi yang memberi sukacita sementara. Kok ‘Santa Claus’ yang datang? Sebuah fenomena yang sudah lama terjadi bahwa sekarang Natal menjadi identik dengan Santa Claus atau sering disebut Santa. Figur ini begitu menguasai dunia kita, mulai dari anak sampai orang tua. Juga menjadi bagian utama dalam dunia komersial, yang pasti akan mendapat keuntungan besar dari segi materi. Namun semuanya itu membuat semakin nyata yang menjadi kekawatiran kita semua, yakni manusia mulai menjauh dari Pribadi
Yesus Kristus yang kita rayakan dalam Natal ini. Pribadi Santa Claus sebenarnya adalah Santo Nicolaus, seorang Uskup yang memang sejak masih muda banyak membantu orang miskin dengan memberikan yang mereka perlukan. Namun pribadi Santo Nicolaus ini sudah diubah dengan kehadiran Santa yang penampilannya telah menggeserkan Pribadi Yesus. Santa selalu hadir sebagai yang membagikan hadiah dengan segala kehebatannya. Bahkan sudah ada pawai khusus yang bernama ‘Santa Parade’. Saatnya kita sekarang semakin menyadari hal ini, supaya kita tidak semakin jauh masuk dalam arus dunia, terutama anak-anak dan kaum muda kita. Sebenarnya kehadiran Santa, yang adalah Santo Nicolaus itu, menjadi satu rangkaian dalam Perayaan Natal dan mengarahkan kita semua kepada Yesus, yang lahir. Semua yang Santa berikan sebagai hadiah itu adalah tanda nyata kemurahan dan kebaikan Tuhan kepada manusia berkat kedatangan Yesus. Namun kesadaran akan Tuhan dan Yesus yang memberikan Bersambung ke halaman 4,
DESEMBER
2016/NO.294
keselamatan itu, sudah menjadi luntur. Sungguh sangat berbahaya jika kita manusia menempatkan harapan kita kepada hal-hal duniawi yang sementara dan menjauhkan kita dari Tuhan yang abadi. Bagaimanakah dengan kita sendiri, di mana kita menempatkan Santa dalam Perayaan Natal ini. Apakah arus dunia yang membawa kita kepada Santa ini juga melanda diri kita dan keluarga kita? Silent night... Dalam keheningan malam kelahiran Yesus terdengarlah suara Santa yang mengatakan, ”Jesus, this is Your season, not mine” .. “Yesus inilah saatMu dan bukan saatku”. Inilah yang sebenarnya terjadi dan perlu kita sadari. Santa menyadari bahwa saat ini adalah saatnya Yesus, saat kedatangan Yesus dan Yesuslah yang utama dalam Masa Natal ini, dalam Christmas. Dari ungkapan itu menjadi jelas bahwa Santa tahu bahwa manusia dan dunia sedang mengagungkan dia, padahal bukan dia yang dinantikan, melainkan Yesus. Ungkapan ini membuka mata dan hati kita akan keberadaan Santa di tengah kita dan kehadiran Yesus. Santa adalah pribadi yang menunjukkan kasih Tuhan yang begitu besar kepada manusia. Sedangkan Yesus adalah kasih itu sendiri. Oleh sebab itulah, Santa akan membawa semua orang menuju kepada Yesus, untuk menyambut kedatanganNya. Dengan demikian kita semua dibantu untuk sampai kepada Yesus, yang datang untuk menyelamatkan kita semua. Semua persiapan yang kita lakukan sekarang ini, termasuk semua persiapan jasmani adalah persiapan untuk Yesus. Kita ingin menjadi pantas dan layak, maka semuanya kita lakukan untuk itu. Yang paling jelas adalah persiapan jasmani dengan berbagai kemeriahannya.
Sambungan dari halaman 3, Santa …
Dalam keheningan kelahiran Yesus, sebenarnya kita juga diajak masuk ke dalam keheningan diri kita masing-masing. Persiapan batin dan rohani menjadi bagian penting, walau terkadang dilupakan. Palungan yang kita siapkan itu letaknya di dalam diri kita, di kedalaman hati kita. Oleh sebab itulah hati dan seluruh diri kita perlu dipersiapkan dan itulah yang utama. Jika semua yang di luar diri kita sudah disiapkan dan diri kita sendiri belum, maka semuanya itu akan menjadi sia-sia. Semua yang ada di luar kita akan selesai ketika suasana Natal selesai. Namun situasi hati dan keindahan batin kita akan terus berlangsung karena Yesus berkenan datang dan tinggal di dalam diri kita. Akankah kita membiarkan kesempatan indah dalam Perayaan Natal ini berlalu? Waktunya sudah dekat... Perayaan Natal yang sekarang ini kita rayakan tentu saja merupakan perayaan yang mempersiapkan pula kedatangan Yesus di kemudian hari. Kita bersukacita karena suasana yang membahagiakan ini. Sukacita Natal terjadi di tengah suasana Musim Dingin, maka ada kehangatan dalam sukacita itu. Kedatangan Yesus akan lebih menghangatkan kita lagi, bukan hanya fisik kita melainkan juga seluruh diri kita. Kehangatan yang membawa hidup baru yang lebih baik karena Yesus berkenan tinggal di dalam diri kita. Sekali lagi Ia hadir dan sekali lagi Ia ingin menjadikan kita sebagai tempat tinggalnya. Sebenarnya tidak ada tempat yang layak bagi Yesus, namun ternuyata Yesus berkenan membuatnya menjadi layak. Seperti diri kita masing-masing,
HALAMAN
4
jelas bukan pribadi yang pantas bagi Tuhan, namun Tuhan Yesus mau masuk dan tinggal di dalamnya. Jika kita sekarang membuka hati dan menerima Yesus, maka kitapun akan dijadikan pribadi yang bersatu dengan Dia, yang datang untuk keselamatan kita. Semua yang kita lakukan pada saat ini sangat menentukan perjalanan kita selanjutnya. Saatnya kita perlu tegas dan berani dalam melangkah agar ketika Yesus datang, kita sungguh sudah siap. Perjalanan waktu di dunia ini terus berputar dan kita tidak tahu kapan akan selesai dan berhenti. Tentu saja kita tidak perlu memikirkan kapannya, namun yang perlu kita lakukan adalah selalu siap dan berjaga. Maka yang sekarang ini kita lakukan sangat membantu kita dalam mempersiapkan kedatangan Yesus yang terakhir, yang akan membawa kita ke dalam KerajaanNya. Semua yang sudah siap akan masuk dan yang belum siap akan ditinggal. Semoga kita semua yang sekarang sudah mempersiapkan diri bagi kedatanganNya dalam Natal ini juga siap bagi kedatanganNya nanti, ketika akan menjemput kita. Selamat merayakan Natal dan menyongsong Tahun Baru 2017 dan Berkat Tuhan Rm. Johanes Juliwan Maslim, SCJ
DESEMBER
2016/NO.294
HALAMAN
5
Selamat Natal 2016 & Tahun Baru 2017 Damianus INDYARTA | Koordinator UKI
arga UKI terkasih dalam Kristus, Refleksi perjalanan kita tahun 2016 dipenuhi dengan rasa syukur dan berkat. Puji Tuhan kegiatan-kegiatan yang telah kita rencanakan bisa berjalan baik. Terima kasih atas dukungan penuh dari Romo Juliwan sebagai pamong UKI dan serta doa dan partisipasi teman-teman semua.
W
Tahun 2016 ini diawali dengan pemilihan pengurus baru wilayah. Kita sungguh bersyukur dengan terpilih nya dua tim kepengurusan wilayah, dimana West dipimpin oleh Sdr. Karta dan East oleh Sdr. Harty. Selamat atas terplihnya tim pengurus baru, semoga semangat melayani hadir dalam kegiatan-kegiatan tim pengurus periode kerja 2016-2019 ini. Terima kasih atas kesediaan memberikan diri dan bekerja di ladang Tuhan. Peristiwa penting yang terjadi juga selama Tahun 2016 adalah ditandai dengan ajakan dari Bapa Paus Fransiskus untuk mengalami kasih Allah melalui penziarahan dan pertemuan pribadi dengan Dia. Tahun penuh kasih dan pengampunan dengan ditetapkannya Tahun Luar Biasa Yubileum kerahiman Ilahi yang baru berakhir 20 November 2016 lalu. Kegiatan UKI tidak terlepas dari tema sentral itu. Dengan Tahun Yubileum kerahiman ini kita diingatkan akan kasih Allah yang tidak terbatas. Kegiatan perjalanan ke pintu suci (holy door) dikerjakan hampir setiap kelompok di UKI dimulai dari ziarah di sekitar GTA, Midland, dan berpuncak pada Ziarah UKI ke Tanah Suci Yerusalem di bulan November. Dikoordinir oleh Sdr. Iwan Hidajat, acara berziarah ke Tanah Suci dan melewati 4 pintu suci Basilika Utama di Roma,
berlangsung sukses. Saya beruntung menjadi salah satu persertanya. Saya merasakan kedekatan pribadi dan ter-inspirasi melalui kebersamaan, mengalami kehadiran-Nya dalam situs-situs dimana Yesus dan para murid pernah hidup/berkarya dan menikmati Keagungan Basilika dan sejarahnya di Roma. Untuk kegiatan rutin lain seperti ulang tahun UKI, piknik, camping, Senior Day, dan kegiatan Mudika (i.e. Mini Olympic), telah berjalan dengan sukses karena dukungan dari umat dan para volunteer. Terima kasih atas partisipasi dan kerja kerasnya selama ini. Keindahan dalam berbagi dan saling menguatkan dalam iman, sungguh saya rasakan dalam setiap kegiatan UKI. Di penghujung 2016, Rekoleksi Advent UKI dengan tema “ADAKAH PALUNGAN DI HATI KU”, membantu kita mempersiapkan hati untuk menerima Bayi Yesus dalam kepenuhan cinta dan kesetiaan. Selain daripada itu, dalam refleksi pribadi, memaknai Natal sebagai suatu Harapan yang lahir kembali. Harapan bahwa Dia akan selalu berjalan bersama dan menyertai kita dalam suka dan duka. Semoga kita dapat menyiapkan palungan buat Yesus di hati kita masing-masing dalam Natal ini. Akhir kata, ijinkan kami, Dewan pengurus UKI mengucapkan selamat NATAL 2016 dan Tahun baru 2017, Semoga damai dan suka cita Natal bersemayam di hati kita semua dan kita sambut tahun 2017 dengan semangat dan harapan baru. □
DESEMBER
2016/NO.294
HALAMAN
Adakah Palungan
Bagi YESUS
6
Di Hatiku? Oleh Rm Johanes Juliwan Maslim SCJ
S
uasana Natal sudah dirasakan sejak bulan November melalui berbagai hiasannya. Semuanya itu bisa dilihat di berbagai tempat, terutama di pusat-pusat perbelanjaan. Semua menunjukkan keindahan dan kemergelapan suasana Natal. Sementara itu jika kita masuk ke dalam gereja Katolik, maka yang tampak adalah Lingkaran Advent. Keempat lilin Advent mengingatkan kepada kita bahwa kita sedang berada dalam masa persiapan Natal. Inilah perbedaannya dengan suasana umum, karena kita masih dalam mempersiapkan Natal, Perayaan Kelahiran Tuhan Yesus Kristus, Sang Penyelamat. Natal bukanlah kemewahan dan kegemerlapan seperti yang ditampilkan dalam dunia komersial. Natal adalah Perayaan kesederhanaan yang membahagiakan bagi semua orang. Oleh sebab itulah, marilah kita masuk ke dalam permenungan Masa Advent ini dengan fokusnya pada ‘palungan’ bagi Yesus di hati kita masing-masing. Mengapa palungan? Benar, mengapa ‘palungan’ yang menjadi permenungan kita! Selama ini mungkin palungan hanya dibicarkaan sepintas saja. Kita harus sadar sungguh bahwa walaupun ‘hanya’ palungan, namun maknanya luar biasa, karena peristiwa Natal, kelahiran Yesus ini. Perjalanan Yosef dan Maria dari Nazaret menuju ke Betlehem, merupakan perjalanan panjang. Bagi Maria, perjalanan ini menjadi
Rekoleksi UKI Toronto Memasuki Masa Advent 2016 Loretto Abbey - Sabtu, 3 Desember 2016 perjalanan yang tidak mudah karena ia sedang hamil tua dan tidak lama lagi akan melahirkan. Yosef sungguh berhati-hati dalam mendampingi Maria selama perjalanan ini. Setibanya mereka di Betlehem, bertepatan pula dengan akan tibanya saat bagi Maria untuk melahirkan anaknya. Setibanya di Betlehem, Yosef mencari penginapan bagi mereka, apalagi Maria memang membutuhkan tempat untuk melahirkan. Namun ternyata semua penginapan menutup pintu mereka bagi pasangan muda ini. Mereka harus mencari tempat untuk berhenti dan bisa menjadi tempat bagi Maria untuk melahirkan. Maka sampailah mereka di kandang domba, yang kosong dan hangat. Waktunya telah tiba dan Maria melahirkan Yesus di sana. Setelah Yesus lahir, tidak ada tempat lain selain sebuah palungan yang ada di sana. Palungan sederhana, tempat makanan ternak diletakkan. Dengan jerami dan rumput kering di dalamnya, maka bayi Yesus diletakkan di atasnya, di dalam palungan itu. Jelas, mereka tidak merencanakan Yesus diletakkan di dalam palungan, namun realitanya, palungan itulah yang siap digunakan. Palungan sederhana yang menyediakan dirinya untuk dipakai oleh Sang Penyelamat. Kesederhanan inilah yang juga menjadi kesederhanaan pribadi Yosef, Maria dan Yesus yang lahir. Maria dengan kesediaannya kepada kehendak Allah untuk mengandung Sang Penyelamat. Begitu pula dengan Yesus, yang bersedia unutk melakukan Kehendak BapaNya bagi keselamtam manusia. Yesus lahir dan diletakkan di dalam palungan kayu sederhana. Akhirnya Yesus wafat, mati di kayu salib sederhana pula. Inilah makna kesederhanan kelahiran Yesus, hidup Yesus dan kematianNya. Maka Natal adalah perayaan sederhana yang penih makna. Yesus dan Palungan Kelahiran Tuhan Yesus yang diterima oleh palungan ini sungguh membawa Bersambung ke halaman 4,
DESEMBER
HALAMAN
2016/NO.294
7
Life is Still Beautiful at 90+
1.
3. 2. 8. 7. 5.
7. 6.
11.
12.
4.
9.
10.
ulan Desember menjelang Natal, kami mendapatkan kesempatan khusus untuk mengunjungi para Senior UKI yang berumur di atas 90 tahun. Suatu perjalanan waktu yang luar biasa bagi Oma dan Opa UKI yang sudah mencapai usia di atas 90 tahun. Dalam keterbatasannya secara fisik, kegembiraan dan keceriaan mereka ketika dikunjungi memberikan semangat dan kekuatan pelayanan bagi kami kaum muda. Seputar pembicaraan dan pertanyaan muncul, bagaimana rahasia Oma dan Opa bisa tetap menikmati hidup, masih mempunyai semangat, dan bahkan ada yang masih tinggal sendiri. Oma Tin memberikan resep yang sangat sederhana namun sangat powerful, beliau mengatakan …”Bersyukur setiap saat, dan berterimakasih… Tuhan yang ciptakan dan Dia sudah atur semua, saya serahkan segalanya pada Dia Yang Maha Esa, dan jangan lupa untuk selalu beraktifitas walaupun kuping sudah tidak dengar...”. Oma Oentoro
B
13.
14.
mengatakan…”Kerjakan dan lakukan sesuatu ketika masih bisa, jangan berhenti”. Terimakasih kepada Oma dan Opa yang sabar menanti kedatangan kami. Terimakasih karena masih tetap mengikuti kegiatankegiatan di UKI terutama di acara Bible Study Senior. Selamat Natal dan Tahun Baru, berkat, rahmat dan perlindungan Tuhan selalu melimpah dan menyertai Oma dan Opa. □ |Angie Hanapie, Christine Budihardjo, Julian Wibowo| (1) Wies Kwee, 93th (2) Wies Oentoro, 95th (3) Deetje Tahir, 98th (4) Tini Tedjosoengkono, 91th (5) Nicke Setyabudi, 90th (6) Yohana Sugeng, 93th (7) Amirruddin Kian, 98th (8) Gonny Tedja, 94th (9) Daisy Lie, 98th (10) Eriani Sutandhi, 95th (11) Leo Wadya, 91th (12) Ita Soetikno, 90th (13) Maria Hardy, 94th (14) Josephine Komala, 95th
DESEMBER
2016/NO.294
sebuah kesadaran yang mendalam bagi kita semua. Sejak kelahiranNya, Yesus sudah tampil dalam kesederhaan dan kemiskinan sebagai seorang manusia. Inilah makna kedatangan Yesus ke dunia ini, menjadi sama dengan manusia dan solider dengan kemiskinan kita semua.
Sambungan dari halaman 6,
Yohanes dalam Injinya merenungkan bahwa Yesus adalah Sabda Allah yang telah menjadi manusia dan tinggal di antara kita. Misteri Allah yang menjadi manusia, itulah yang disebut sebagai Misteri Inkarnasi. Yesus sungguh manusia dan Ia langsung berada di tengah manusia dengan situasi kehidupan nyata manusia. Dengan menjadi manusia, Yesus mengalami langsung situasi hidup manusia yang berada dalam kedosaan. Dengan menjadi manusia, Yesus ingin membawa manusia kembali ke identitasnya yang asli sebagai anak-anak Allah yang diselamatkan. Allah masuk ke dalam kemanusiaan kita, yang juga adalah ciptaan Allah. Dalam pribadi Yesus inilah terjadi perpaduan sisi Ilahi dan Manusiawi. Semuanya ini menjadi mungkin karena Allah ingin mengembalikan situasi berahmat dalam diri manusia yang hilang karena dosa. Yesus tidak hanya menjadi manusia, Ia bahkan menjadi manusia yang akhirnya menderita bahkan sampai mati di kayu salib. Sebuah perjalanan hidup yang tidak ringan, namun semua dilakukan demi keselamatan manusia. Palungan menjadi awal perjalanan Yesus dalam kesederhaan dan kelemahan manusiawi. Yesus telah mengawali perjalanan hidupnya dalam kesunyian dan kemiskinan. Kesederhaan, kesunyian dan kemiskinan ini akan menjadi bagian dalam perjalanan hidup Yesus hingga penyerahan diriNya secara total kepada Bapa di Surga. Palungan di hatiku Hati manusia merupakan bagian terdalam bagi hidup manusia, yang menjadi bagian utama. Hati adalah pusat hidup manusia. Dengan mengatakan hati,
HALAMAN
8
sebenarnya kita mau mengatakan seluruh diri dan hidup manusia sendiri. Jika palungan ada di dalam hati kita, maka palungan itu berada di pusat diri kita, pusat kehidupan kita masing-masing. Tentu saja palungan itu kita sediakan bagi Yesus yang akan dibaringkan di dalamnya. Kita sadar bahwa palungan yang tersedia itu adalah sederhahan dan selalu terbuka bagi kedatangan Yesus dan siap dipakai oleh Yesus. Inilah identitas palungan, yakni siap menerima dan selalu terbuka. Dengan menyediakan palungan di dalam hati kita berarti kita siap untuk menyambut Yesus dan memberikan tempat baginya. Kita menerimanya dalam kesederhaan diri kita bukan dengan kemewahan. Tuhan hanya ingin palungan dan bukan tempat tidur yang empuk. Tuhan ingin tinggal di kedalaman diri dan hidup kita. Oleh sebab itulah palungan ini harus disiapkan sebaik mungkin, supaya selalu siap jika Tuhan datang untuk tinggal di dalamnya. Kita diajak untuk tidak hanya mempersiapkan Natal secara lahiriah dengan berbagai hiasan dan gemerlapan asesorisnya. Yang perlu kita siapakan juga adalah diri kita dan hati kita, yang di dalamnya akan ditempatkan palungan sederhana itu. Maka persiapan batin juga menjadi persiapan yang tidak boleh dilewatkan apalagi dilupakan. Yesus datang untuk kita, setiap pribadi kita dan bukan untuk hiasan di luar kita. Kapan Yesus akan datang? Pertanyaan ini tidak mudah dijawab. Karena pertanyaan ini menyangkut kedatangan Yesus pada akhir jaman. Palungan yang kita siapkan itu bukan hanya untuk perayaan Natal sekarang, namun untuk Natal abadi. Ketika kita tidak tahu kapan Yesus datang, maka kita akan mempersiapkannya dengan lebih baik lagi supaya berkenan kepada Tuhan. Dengan mempersiapan palungan di dalam diri kita, mau menunjukkan bahwa kita memang ingin menerima Yesus dengan sepenuh hati. Kita ingin menjadikan Yesus bagian dalam hidup kita, bahkan di tempat yang terdalam. Kedatangan Yesus di dalam diri kita dan tinggal di dalam palungan di dalam hati kita, menunjukkan kesatuanNya dengan diri kita masing-masing. Bersambung ke halaman 11,
DESEMBER
2016/NO.294
HALAMAN
9
Memahami
Liturgi
Workshop Liturgi – UKI 2016 Oleh Rm Johanes Juliwan Maslim, SCJ
Gereja Katolik
“Perayaan Liturgi yang baik menunjukkan dan meneguhkan iman komunitas” “Dengan penataran Liturgi, terutama dalam Korban Ekaristi Ilahi, ‘terlaksana karya penebusan kita’. Sebab itu Liturgi sangat membantu para beriman mengungkapkan dan menyatakan kepada orang lain dengan hidupnya, misteri Kristus dan kodrat Gereja yang sejati” (Konstitusi Liturgi [SC] 2) iturgi Setiap warga Katolik hendaknya mengenal dan mengerti Liturgi dalam Gereja katolik. Liturgi merupakan Tata Cara dalam beribadat dan memuliakan Tuhan yang dilakukan dalam kebersamaan dengan seluruh Umat Allah (Gereja). Oleh sebab itu perlulah untuk mempelajari dan memahami Liturgi dengan sebaik mungkin sehingga kita tidak hanya melakukan, namun sadar alasan kita melakukannya. Liturgi berpusat pada Misteri Paskah Tuhan kita Yesus Kristus. Dalam rangka merayakan Liturgi Kudus inilah, maka Hari Minggu dan Hari Raya dalam Gereja mendapat perhatian khusus. Selanjutnya menyusul Perayaan Orang Kudus yang hidup mereka
L
dipersembahkan kepada Tuhan. Sabda Allah dalam Kitab Suci menjadi bagian penting di dalam Liturgi. Keterlibatan seluruh Umat Allah dalam Litugi membuat Liturgi semakin hidup dan menghidupi seluruh umat. Tahun Liturgi Perjalanan Liturgi Gereja Katolik disusun dalam Tahun Liturgi. Semua Perayaan Gereja sudah tertata sepanjang Tahun Liturgi. Dalam Tahun Liturgi terdapat Masa Biasa dan Masa Khusus, yakni Masa Natal yang diawali dengan Advent dan Masa Paskah yang diawali dengan Maa Prapaskah. Perjalanan Tahun Liturgi dibagi menjadi 3, yakni Tahun A, B dan C. Dalam perjalanan selama 3 Tahun Liturgi ini, diatur agar seluruh Kitab Suci diwartakan dalam setiap perayaan Liturgi, khususnya dalam Perayaan Ekaristi setiap hari. Ekaristi Perayaan Ekaristi merupakan puncak dan pusat seluruh Liturgi dalam Gereja Katolik. Di dalam Ekaristi inilah dirayakan karya penebusan Kristus yang menyucikan dan menebus semua manusia. Dalam Ekaristi dirayakan Misteri Paskah, yakni Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Yesus. Dalam Ekaristi sungguh dirayakan puncak iman akan Yesus Kristus. Oleh sebab itulah disusun dalam Tata Perayaan Ekaristi yang lengkap. Maka kalau kita perhatikan ketika kita merayakan Ekaristi di mana pun, selalu ada urutan ini: Pembukaan dan Tobat, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi dan Penutup. Dalam Perayaan Ekaristi, bacaan Kitab Suci sudah dipersiapkan sesuai dengan masanya. Begitupun lagu dan semua yang mendukung perayaan ini dipersiapkan agar sesuai dengan tujuan dan tema Perayaan Ekaristi. Para petugas dalam Perayaan Ekaristi juga harus dipersiapkan dengan baik, supaya sungguh menunjukkan kesucian Liturgi Ekaristi ini. Sakramen-Sakramen dan Perayaan Perayaan Ekaristi juga merupakan saat menerima Bersambung ke halaman 10,
DESEMBER
HALAMAN
2016/NO.294
Thank You
No. 70/PPASM/XII/2016 Pasang Surut, 13 Desember 2016 Hal. Ucapan Terima kasih Yang terhormat Umat Katolik Indonesia di Kanada Di Palembang Salam Kasih dalam Tuhan Yesus. Pertama-tama kami berharap bahwa Umat Katolik Indonesia di Kanada bersama keluarga selalu dalam berkat lidungan Tuhan. Kami bersyukur bahwa dalam perjalanan kami keluarga besar PA St. Maria Pasang Surut selalu dianugerahi kelimpahan kasih dari Tuhan Yesus dan sesama. Kasih dari sesama kami peroleh dari Umat Katolik Indonesi di Kanada dan keluarga. Melalui surat ini perkenankan kami keluarga besar Panti Asuhan Santa Maria Pasang Surut mengucapkan banyak terimkasih pada Umat Katolik Indonesia di Kanada atas bantuan yang diberikan pada kami. Kami telah menerima uang sebesar Rp. 20.400.000,- dari Umat Katolik Indonesia di Kanada. Kami mengucapkan banyak terimakasih atas perhatian dan kasih dari Umat Katolik Indonesia di Kanada dan keluarga.
10
Kami keluarga besar Panti Asuhan St. Maria mengucapkan Selamat Natal 25 Desember 2016 dan Selamat Tahun Baru 2017. Semoga damai Natal selalu hadir dalam keluarga Umat Katolik Indonesia di Kanada dan awal tahun baru penuh dengan harapan dan semangat baru. Akhirnya kami tetap mengharap dukungan, kasih dan perhatiannya di hari-hari kedepan. Karena hal itu sangat membantu kami untuk meraih masa depan yang lebih baik. Akhir kata atas kasih, perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih. Kami selalu berdoa agar Umat Katolik Indonesia di Kanada selalu diberkati dengan kesehatan, kebahagiaan, dan kelimpahan rezeki. Berkat Tuhan “Kasih Anda membuka masa depan anak-anak”. Rm. Antonius Effendi, SCJ
Sambungan dari halaman 9,
Sakramen Ekaristi. Selain itu masih ada perayaan Sakramen lainnya, yang meruapakan Perayaan Liturgi. Setiap perayaan itu diatur dalam Liturgi khusus yang menjadi inti perayaan itu. Maka ada Litugi Baptis, Krisma, Pengampunan Dosa, Perkawinan, Perminyakan dan Imamat. Dalam setiap perayaan sakramen itu disiapkan bacaan khusus. Selain perayaan sakramen, ada pula perayaan lainnya yang juga mempunyai tata cara atau liturginya tersendiri. Perayaan itu tidak termasuk sakramen, seperti aneka pemberkatan. Ibadat Harian Ibadat Harian adalah Doa Gereja yang sebenarnya didoakan oleh semua anggota Gereja. Walaupun demikian Ibadat Harian ini didoakan secara khusus dengan setia oleh para imam, para pertapa dan biarawan-biarawati. Ibadat Harian ini terdiri dari dari 7 waktu berdoa setiap harinya, yakni Ibadat Bacaan, Pagi, Sebelum Tengah Hari, Tengah Hati, Sesudah Tengah Hari, Sore dan Penutup. Maksud Ibadat Harian ini adalah untuk menyucikan hari dan setiap jam dalam perjalanan hari. Dalam Ibadat Harian dilambungkanlah doa untuk seluruh Gereja, di manapun berada. Ibadat Harian berisi rangkaian doa Mazmur dan renungan Kitab Suci. Semua bagian Kitab Suci yang belum dibacakan dalam Perayaan Ekaristi, akan dibacakan dalam Ibadat Harian. Ibadat Harian ini mempunyai tata caranya sendiri dan termasuk dalam Liturgi.□
"Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang daripada-Mu" (Lukas 2: 29-30) Telah berpulang ke rumah Bapa di surga: Ibu Bhusuryaning Tan Tjoen Nio (84 tahun) Tutup usia di Depok (Indonesia), 13 Desember 2016 Suami: Alm. Swara Sempurna Anak / Menantu: Michael Ananda / Titin Sumiati Alm. Purnadjaja / Elfy Joelijarty Purnadevi / Bambang Sudharsono Aulia PM / Haryanto Gustaaf Prihatin / Herra Mardiana Sonny Baktiputra / Marlynna Wan Almh. Lestari SP / Zulian Hanafi Taufik Abadi / Lina Widjaja (Toronto) Dani SS / Masrini Willy PS / Rianti EY Beserta 22 cucu dan 12 cicit Pengurus dan Keluarga besar UKI - Toronto menyatakan rasa duka yang mendalam.Semoga Tuhan memberikan pengampunan dan kedamaian abadi bagi Almarhumah,serta kekuatan dan penghiburan bagi seluruh keluarga yang ditinggalkan.
Sambungan dari halaman 8,
Mempersiapkan palungan berarti pula kita sungguh mencintai Yesus yang akan datang dan tinggal di dalam diri kita. Cinta kita ini juga tampak dalam masa penantian, yang kita tahu sampai kapan akan berakhir. Maka dalam penantian ini juga diharapakan kesetiaan kita dan terus bertahan untuk menjaga palungan agar selalu siap untuk ditempati kapan pun. Dengan kesiapan kita, berarti kita sekarang sudah terbuka dalam menyambut Sang Keselamatan. Semua yang kita lakukan ini adalah untuk diri kita sendiri, keselamatan kita. Menyambut Yesus adalah menyambut keselamatan dan berarti menjadikan diri kita selamat. Akhirnya....
Apakah masih ada tempat di dalam hati kita untuk palungan Yesus? Marilah kita masing-masing mempersiapakan palungan bagi Yesus. Palungan seperti apa yang akan kita siapkan bagi Tuhan Yesus? Persiapan ini sangat berkaitan dengan bagaimana kita berelasi dengan Yesus dan bagaimana kita mengalami Yesus di dalam hidup kita. Tentu saja, kita akan mempersiapkan yang terbaik bagi Tuhan Yesus. Bukan kemewahan dan kekayaan yang Tuhan nantikan dari kita. Melainkan kesederhaanan dan keterbukaan hati yang dilandasi cinta. Menerima Yesus berarti pula menerima yang lain di dalam diri kita. “Selamat merayakan Natal, kedatangan Sang Juru Selamat”□