JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Krisdianto Listya Mustika Dewi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementerian Kehutanan Bogor, 2012
Dipublikasikan oleh: Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan – Kementerian Kehutanan Jln. Gunung Batu No. 5 Bogor Website: www.pustekolah.org Telp. (0251)8633378, 8633413 Faks. (0251)8633413 © 2012 Pustekolah Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang menggandakan atau memperbanyak buku ini baik sebagian maupun keseluruhan isi buku termasuk foto-foto ataupun yang lainnya tanpa seijin penulis dan penerbit. ISBN:978-979-3132-43-3 Penulis: Krisdianto Listya Mustika Dewi Foto-foto: Tutiana Krisdianto Penyunting: Jamal Balfas Gustan Pari Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta: 1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di pidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
SAMBUTAN KEPALA PUSTEKOLAH
Industri mebel hampir selalu dihadapkan pada persoalan bahan baku dan kedepan diperkirakan persoalan bahan baku akan semakin kritikal dan menentukan kelangsungan industri, selain input teknologi. Dalam hal bahan baku, industri mebel memiliki keunikan yaitu cenderung terpaku pada bahan dari jenis tertentu. Kondisi ini semakin diperkuat oleh selera pasar yang sudah terbentuk. Di sisi lain, suplai bahan baku dari jenis-jenis tradisional cenderung menurun dari waktu ke waktu, baik kuantitas maupun kualitas. Kasus langkanya ramin adalah satu contoh. Akibatnya, industri mebel, khususnya industri kecil-menengah sering menghadapi kesulitan untuk memenuhi permintaan pembeli yang sudah menentukan jenis bahan baku tertentu. Inisiatif untuk menggunakan jenis pensubstitusi, yang notabene cukup banyak, sering berujung pada polemik dalam negosiasi karena kurangnya pengetahuan mengenai jenis non-tradisional tersebut. Untuk mengatasi persoalan di atas, para pelaku industri mebel, baik produsen maupun konsumen perlu dibekali dengan pengetahuan tentang jenis-jenis kayu bahan mebel. Bagi produsen, informasi tersebut akan memperluas spektrum alternatif bahan baku. Sedangkan bagi konsumen informasi yang sama dapat memberikan keyakinan bahwa suatu jenis tertentu yang digunakan produsen memang layak sebagai bahan mebel. Saya sampaikan penghargaan kepada kedua penulis atas terbitnya buku ini. Semoga buku ini menjadi sumbangan yang berarti bagi perkembangan industri mebel Indonesia. Bogor, Desember 2012 Kepala Pusat,
Dr. Ir. I.B. Putera Parthama, MSc.
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
|i
KATA PENGANTAR Buku ini merupakan hasil studi pustaka dan koleksi informasi hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Bogor serta kajian hasil penelitian yang telah dilakukan di negara lain. Tujuan diterbitkannya buku ini, antara lain untuk mengungkapkan keanekaragaman jenis kayu Indonesia yang berpotensi sebagai bahan baku mebel dan memberikan informasi kepada pelaku usaha mebel kayu nasional dalam menunjang suatu rancangan produksi yang lebih praktis dan proporsional. Informasi yang disajikan dalam buku ini mengungkapkan 152 jenis kayu yang telah diteliti dan direkomendasikan sebagai bahan baku mebel. Daftar jenis kayu tersebut dikutip dari daftar kegunaan jenis kayu yang dikeluarkan oleh Forest Products Society (FPS), Massachusets, USA melalui program aplikasi The Wood Explorer. Terdapat 1.146 jenis kayu dari seluruh dunia yang direkomendasikan untuk mebel. Dari jumlah tersebut dipilih sebanyak 152 jenis kayu yang tumbuh di Indonesia. Data dan informasi jenis yang tumbuh di Indonesia diperoleh dari database koleksi kayu Xylarium di Puslitbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (PUSTEKOLAH), Bogor. Foto permukaan kayu tangensial, radial dan transversal diperoleh dari koleksi kayu Xylarium, dan data yang ditampilkan dikutip dari berbagai pustaka yang telah dipublikasikan. Data jenis kayu meliputi nama perdagangan, nama botani, nama lokal dan nama lain yang diperoleh dari berbagai sumber dan kartu koleksi Xylarium. Penulis menyampaikan terima kasih kepada pimpinan Puslitbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan yang telah menggagas penyusunan buku ini dan kepada segenap peneliti dan teknisi di lingkungan PUSTEKOLAH yang telah membantu dalam penyiapan materi hingga dapat diterbitkan buku ini. Penulis berharap buku ini dapat melengkapi ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan jenis kayu untuk mebel di Indonesia. Penulis juga menyampaikan terima kasih atas semua kritik dan saran pembaca dalam penyempurnaan buku ini. Bogor, Desember 2012
Dr. Krisdianto, S.Hut, M.Sc. Listya Mustika Dewi, S.Hut
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| iii
DAFTAR ISI SAMBUTAN KEPALA PUSTEKOLAH .............................................................................. i KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................................................... v PENDAHULUAN ................................................................................................................... ix 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
Acacia auriculiformis....................................................................................................... 1 Acacia decurrens ............................................................................................................. 3 Acacia mangium ............................................................................................................. 5 Adenanthera pavonina .................................................................................................... 7 Aegle marmelos ............................................................................................................... 9 Afzelia javanica ............................................................................................................ 11 Agathis alba ................................................................................................................. 13 Aglaia odoratissima ...................................................................................................... 15 Albizzia procera ........................................................................................................... 17 Aleurites moluccana ...................................................................................................... 19 Alphitonia zizyphoides .................................................................................................. 21 Alstonia scholaris .......................................................................................................... 23 Amoora cucullata .......................................................................................................... 26 Anisoptera costata ......................................................................................................... 28 Anisoptera curtisii ......................................................................................................... 31 Anisoptera laevis ........................................................................................................... 33 Anthocephalus cadamba ................................................................................................ 35 Antiaris toxicaria ......................................................................................................... 38 Araucaria cunninghamii ................................................................................................ 40 Averrhoa carambola ...................................................................................................... 42 Barringtonia acutangula ................................................................................................ 44 Bischofia javanica .......................................................................................................... 46 Bouea burmanica........................................................................................................... 49 Butea monosperma ........................................................................................................ 51 Caesalpinia sappan ....................................................................................................... 53 Calophyllum inophyllum ................................................................................................ 55 Calophyllum papuanum ................................................................................................ 57 Campnosperma auriculatum .......................................................................................... 59 Campnosperma brevipetiolatum ..................................................................................... 61 Canangium odoratum .................................................................................................... 63 Cassia nodosa ............................................................................................................... 65 Cassia siamea ............................................................................................................... 67 Castanopsis acuminatissima .......................................................................................... 69 Casuarina equisetifolia .................................................................................................. 71 Ceriops tagal ................................................................................................................. 73 Chloroxylon swietenia .................................................................................................... 75 JENIS KAYU UNTUK MEBEL
|v
37. Cinnamomum inners ..................................................................................................... 77 38. Cinnamomum parthenoxylon ......................................................................................... 79 39. Coelostegia griffithii ....................................................................................................... 81 40. Cordia dichotoma .......................................................................................................... 83 41. Cotylelobium malayanum .............................................................................................. 85 42. Cotylelobium flavum ...................................................................................................... 87 43. Cratoxylum arborescens ................................................................................................. 89 44. Cynometra ramiflora ..................................................................................................... 91 45. Dactylocladus stenostachys ............................................................................................. 93 46. Dalbergia latifolia ......................................................................................................... 95 47. Dillenia pentagyna ........................................................................................................ 97 48. Dillenia reticulata ......................................................................................................... 99 49. Dillenia castaneifolia ................................................................................................... 101 50. Diospyros ferrea........................................................................................................... 103 51. Dracontomelon mangiferum ......................................................................................... 105 52. Dryobalanops aromatica .............................................................................................. 107 53. Dryobalanops lanceolata .............................................................................................. 109 54. Durio zibethinus ......................................................................................................... 111 55. Ehretia acuminata ...................................................................................................... 113 56. Elaeocarpus floribundus .............................................................................................. 115 57. Endopsermum malaccense ............................................................................................ 117 58. Enterolobium cyclocarpum ........................................................................................... 119 59. Eucalyptus citriodora ................................................................................................... 121 60. Eucalyptus deglupta .................................................................................................... 123 61. Eusideroxylon zwageri................................................................................................. 125 62. Excoecaria agallocha ................................................................................................... 127 63. Fagraea fragrans ......................................................................................................... 129 64. Ganua motleyana ........................................................................................................ 131 65. Gordonia papuana ...................................................................................................... 133 66. Gluta renghas ............................................................................................................. 135 67. Gmelina moluccana ..................................................................................................... 137 68. Gonystylus bancanus ................................................................................................... 139 69. Gonystylus forbesii ....................................................................................................... 141 70. Grevillea robusta ......................................................................................................... 143 71. Guazuma ulmifolia ..................................................................................................... 145 72. Heritiera littoralis ....................................................................................................... 147 73. Hernandia ovigera ....................................................................................................... 149 74. Hevea brasiliensis ........................................................................................................ 151 75. Hibiscus tiliaceus......................................................................................................... 153 76. Homalium foetidum .................................................................................................... 155 77. Homalium tomentosum ............................................................................................... 157 78. Hopea beccariana ........................................................................................................ 159 79. Horsfieldia irya ........................................................................................................... 161 80. Hymenaea courbaril .................................................................................................... 163 81. Hymenodictyon excelsum ............................................................................................. 165 82. Intsia bijuga ................................................................................................................ 167 83. Intsia palembanica ...................................................................................................... 169 84. Khaya anthoteca .......................................................................................................... 171 vi | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114. 115. 116. 117. 118. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132.
Koompassia excelsa ..................................................................................................... 173 Koompassia malaccensis ............................................................................................... 175 Leucaena glauca .......................................................................................................... 177 Litsea ferruginea.......................................................................................................... 179 Litsea sebifera ............................................................................................................. 181 Lophopetalum javanicum ............................................................................................. 183 Madhuca malaccensis .................................................................................................. 185 Maesopsis eminii ......................................................................................................... 187 Mangifera altissima ..................................................................................................... 189 Mangifera foetida ........................................................................................................ 191 Mangifera indica ......................................................................................................... 193 Melaleuca leucadendron ............................................................................................... 195 Michelia champaca ...................................................................................................... 197 Michelia montana........................................................................................................ 199 Morus alba ................................................................................................................. 201 Myristica buchneriana ................................................................................................. 203 Neesia synandra .......................................................................................................... 205 Neonauclea calycina..................................................................................................... 207 Nothofagus dura ......................................................................................................... 209 Ochanostachys amentacea............................................................................................. 211 Octomeles sumatrana ................................................................................................... 213 Palaquium ferox ......................................................................................................... 215 Parartocarpus venenosus .............................................................................................. 217 Parashorea lucida ........................................................................................................ 219 Parashorea malaanonan .............................................................................................. 221 Parashorea stellata ...................................................................................................... 223 Payena lucida .............................................................................................................. 225 Pentace triptera ........................................................................................................... 227 Pericopsis mooniana..................................................................................................... 229 Peronema canescens...................................................................................................... 231 Pinus merkusii ............................................................................................................ 233 Planchonia valida ........................................................................................................ 235 Podocarpus neriifolius .................................................................................................. 237 Pometia pinnata .......................................................................................................... 239 Pometia tomentosa ....................................................................................................... 241 Pongamia pinnata ....................................................................................................... 243 Pterocarpus indicus ...................................................................................................... 245 Pterocymbium beccari ................................................................................................... 247 Sandoricum indicum .................................................................................................... 249 Santalum album.......................................................................................................... 251 Schleichera oleosa......................................................................................................... 253 Shorea acuminata ........................................................................................................ 255 Shorea acuminatissima ................................................................................................ 257 Shorea balanocarpoides ................................................................................................ 259 Shorea faguetiana ........................................................................................................ 261 Shorea guiso ................................................................................................................ 263 Shorea hypochra .......................................................................................................... 265 Shorea kuntsleri .......................................................................................................... 267 JENIS KAYU UNTUK MEBEL | vii
133. 134. 135. 136. 137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146. 147. 148. 149. 150. 151. 152.
Shorea leprosula .......................................................................................................... 269 Shorea leptoclados ........................................................................................................ 271 Sindora javanica.......................................................................................................... 273 Strombosia javanica..................................................................................................... 275 Strycnos ligustrina ....................................................................................................... 277 Swietenia macrophylla ................................................................................................. 279 Swietenia mahagony .................................................................................................... 281 Tamarindus indica ...................................................................................................... 283 Tectona grandis ........................................................................................................... 285 Terminalia catappa ..................................................................................................... 287 Tetrameles nudiflora .................................................................................................... 289 Tetramerista glabra ..................................................................................................... 291 Thespesia populnea ...................................................................................................... 293 Trema orientalis .......................................................................................................... 295 Vatica rassak ............................................................................................................. 297 Vitex cofassus ............................................................................................................. 299 Vitex quinata............................................................................................................. 301 Wallaceodendron celebicum .......................................................................................... 303 Wrightia tomentosa ..................................................................................................... 305 Zanthoxylum rhetsa .................................................................................................... 307
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 309 INDEX KEGUNAAN KAYU ........................................................................................... 321
viii | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
PENDAHULUAN Indonesia memiliki tumbuhan berkayu sebanyak 4.000 jenis pohon, dimana 400 jenis diantaranya mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai penghasil kayu perdagangan (Anonim, 1952). Data penggunaan jenis kayu yang dikeluarkan oleh The Wood Explorer dengan induk organisasi Forest Products Society di Amerika telah mencatat 1.650 jenis pohon di dunia yang dapat dimanfaatkan dalam perdagangan kayu dengan beragam bentuk penggunaannya. Dari jumlah tersebut, sekitar 200 jenis tumbuh dan telah diperdagangkan di Indonesia. Dalam Atlas Kayu Indonesia jilid I dan II telah dipertelakan 62 kelompok jenis pohon, sedangkan jilid III menyajikan 30 jenis pohon. Jeniskayu yang dipertelakan dalam Atlas tersebut tidak seluruhnya dapat direkomendasikan untuk mebel. Standar nasional mensyaratkan bahan kayu untuk mebel memiliki kelas kuat minimum III, yaitu dengan berat jenis di atas 0,40; batas keteguhan lengkung mutlak di atas 500 kg/cm2 dan keteguhan tekan di atas 300 kg/cm2. Selain itu, ketahanannya terhadap organisme perusak di atas kelas III (SNI 010608-1989). Dari total 1.650 jenis pohon penghasil kayu tersebut, sebanyak 1.146 jenis diantaranya dapat digunakan untuk mebel. Sebanyak 152 jenis pohon dari 1.146 ditemukan dalam koleksi Xylarium, Pustekolah, Bogor. Dengan asumsi bahwa kayu koleksi Xylarium tersebut diperoleh dari hutan di Indonesia kecuali beberapa koleksi yang berasal dari Kebun Raya di Indonesia, maka 152 jenis pohon tersebut dikategorikan sebagai jenis pohon penghasil kayu yang tumbuh di Indonesia. Buku ini menyajikan risalah 152 jenis kayu yang dapat digunakan untuk mebel. Risalah setiap jenis kayu dilengkapi foto kayu dari koleksi kayu meliputi penampang tangensial, radial dan lintangnya. Foto tersebut diambil dari contoh kayu yang telah lama dikoleksi, sehingga warnanya tidak menggambarkan kondisi dalam keadaan segar. Foto penampang tangensial dan radial diharapkan dapat memberikan gambaran warna dan corak kayu jenis yang dimaksud, sedangkan gambar penampang lintang merupakan foto makro dari mikroskop digital dengan perbesaran 10 kali. Foto penampang lintang tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran identifikasi kayu secara umum dengan bantuan lup sederhana dengan perbesaran 10 kali. Untuk membedakan jenis kayu sampai species diperlukan identifikasi dengan bantuan preparat sayatan dan mikroskop yang lebih kuat perbesarannya. Risalah diawali dengan penyajian nama kayu, yaitu nama perdagangan, nama botani, nama lokal dan nama lainnya. Nama perdagangan merupakan nama perdagangan yang dikenal secara internasional yang ditetapkan dalam database The Wood Explorer. Penyajian nama dagang jenis kayu secara internasional bermanfaat dalam pembicaraan perdagangan mebel antar negara untuk menentukan jenis kayu yang digunakan. Nama botani merupakan satu-satunya nama ilmiah yang diterima dan digunakan secara internasional dari suatu jenis kayu yang sesuai dengan nomenklatur. Nama lokal merupakan nama yang dikenal secara lokal dimana koleksi kayu ditemukan. Nama lokal ini diharapkan dapat membantu pelaku bisnis kayu untuk menentukan jenis kayu tertentu dari suatu daerah, terutama dalam mencari jenis kayu alternatif untuk mebel, juga dipertelakan penyebaran kayu di Indonesia maupun beberapa negara yang diketahui sebagai informasi untuk mendapatkan kayu tersebut. JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| ix
Setiap jenis kayu dijelaskan kegunaannya berdasarkan laporan hasil penelitian atau material yang telah dipublikasikan serta karakteristik kayu yang mendukung. Kegunaan jenis kayu diutamakan pada produk mebel atau perabot seperti meja kursi makan, meja kursi tamu, tempat tidur dan nakas, rak pajangan, rak buku serta lemari pakaian. Jenis kayu yang memiliki sifat pencuacaan baik dianjurkan untuk digunakan sebagai mebel untuk diluar ruangan seperti meja dan kursi taman. Beberapa jenis kayu dilaporkan cocok untuk mebel yang memiliki kesan kuno (rustic furniture) bukan karena teknik finishingnya melainkan kenampakan alaminya. Ciri umum setiap jenis kayu meliputi warna kayu teras dan gubal, serta penampakan alami mayoritas serat kayu yaitu lurus, berpadu, bergelombang atau saling menyilang. Sifat fisis dalam risalah meliputi berat jenis dan persentase kembang susut kayu. Angka yang disajikan merupakan data berat jenis dan persentase kembang susut yang dipublikasikan dalam database The Wood Explorer yang merupakan nilai tengah dari persebaran data-data yang telah dipublikasikan. Dari data jenis yang ditampilkan selanjutnya diklasifikasikan kelas kuatnya berdasar klasifikasi menurut Oey (1990) yaitu seperti disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Klasifikasi kelas kuat kayu menurut Oey (1990) Kelas kuat
Berat jenis
I II III IV V
> 0,90 0,90 – 0,60 0,60 – 0,40 0,40 – 0,30 < 0,30
Keteguhan lengkung mutlak (kg/cm2) > 1100 1100 – 725 725 – 500 500 – 360 < 360
Keteguhan tekan mutlak (kg/cm2) > 650 650 – 425 425 – 300 300 – 215 < 215
Kelas awet disajikan berdasarkan data deskripsi sebagian besar publikasi yang dirangkum oleh The Wood Explorer serta data keawetan kayu menurut Oey (1990), yang menyarankan keawetan kayu dalam lima kelas awet (I – V) dengan kelas I sangat awet, sedangkan kelas V sangat tidak awet. Perkiraan ketahanan kelas awet kayu terhadap organisme perusak disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Klasifikasi kelas awet kayu menurut Oey (1990) Kelas awet Selalu berhubungan dengan basah
I 8
II 5
III 3
Dibawah pengaruh cuaca dan angin, tetapi dilindungi dari kemasukan air dan kekurangan udara Dibawah atap, tetapi tidak berhubungan dengan tanah basah dan dilindungi dari kekurangan udara Seperti diatas tetapi dipelihara dengan baik, seperti dicat dengan teratur Rayap tanah
20
15
10
tidak terbatas
tidak terbatas
tidak terbatas tidak
tidak terbatas jarang
tidak
tidak
Bubuk kayu kering
IV sangat pendek beberapa tahun
V sangat pendek sangat pendek
sangat lama
beberapa tahun
pendek
tidak terbatas Cepat diserang hampir tidak
20
20
sangat cepat tidak berarti
sangat cepat sangat cepat
Sifat mekanis yang ditampilkan dalam risalah meliputi data keteguhan lengkung, keteguhan tekan maksimum, keteguhan geser dan kekakuan. Data yang ditampilkan x | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
merupakan data yang diambil dari database The Wood Explorer yang merupakan nilai tengah dari persebaran data yang telah dipublikasikan. Data proses pengerjaan dan pemesinan disajikan dalam lima kategori, yaitu sangat sukar, sukar, sedang, mudah dan sangat mudah, sedangkan kualitas hasilnya disajikan dalam lima kelas kualitas, yaitu sangat buruk, buruk, sedang, baik dan sangat baik. Data diterjemahkan dari mayoritas klasifikasi data dari berbagai sumber. Data dan informasi pengerjaan yang dilaporkan meliputi pengetaman, pemboran, pengampelasan, pembubutan dan moulding. Informasi pengerjaan lain yang dilaporkan meliputi sifat pengukiran dan pelengkungan. Sifat pengukiran dan pelengkungan dilaporkan berdasarkan lima kelas proses dan kelas kualitas seperti telah dikemukakan sebelumnya. Sifat pelengkungan merupakan laporan proses pelengkungan dengan perlakuan awal pengukusan. Catatan karakteristik kayu yang ditambahkan adalah kandungan silika dalam kayu, pengeringan dan pencuacaan. Kandungan silika dalam kayu dipertelakan karena keberadaannya mempengaruhi sifat pengerjaan dan pemesinan kayu. Data pengeringan dijelaskan berdasarkan laporan data yang telah dipublikasikan oleh The Wood Explorer yaitu berdasarkan jadwal pengeringan standar USA, Inggris dan Perancis. Karakteristik pencuacaan dilaporkan berdasar hasil pengujian kayu terhadap perubahan cuaca, baik secara artifisial dalam weather-o-meter maupun pengujian langsung di lapangan. Seperti telah disebutkan sebelumnya, data dan informasi pencuacaan ini digunakan sebagai dasar penentuan kegunaannya untuk mebel luar ruangan. Daftar pustaka yang disitir untuk setiap jenis kayu ditampilkan dengan nomor pustaka yang secara lengkap diuraikan di bagian belakang buku ini.
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| xi
1. Acacia auriculiformis Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis Penampang tangensial (t)
Keawetan
Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Leguminosae Acacia Acacia auriculiformis A.Cunn. Babul, ki hia (Jawa Barat) Ear-pod wattle, Papuan wattle, krathinnarong Australia, India, Indonesia, Malaysia, Papua New Guinea (PNG), Thailand Jawa Barat, Jawa Tengah Mebel untuk ruang tamu Kayu teras berwarna coklat kemerahan, dipisahkan secara jelas oleh kayu gubal yang berwarna coklat pucat Serat lurus, berpadu dan bergelombang Berat jenis 0,58 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Keteguhan lengkung: 429 kg/cm2 (basah) ; 674 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 275 kg/cm2 (basah) ; 449 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 109 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
|1
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman, pengampelasan dan pembubutan yang baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
2 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan 10, 178, 181, 252
2. Acacia decurrens
Leguminosae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Penampang tangensial (t) Sifat fisis Keawetan
Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Green wattle Acacia decurrens Willd.var. Mollis Lind. Akasia (Jawa), biskopas (Kupang) Basboom, black acacia, black wattle, green wattle, swart wattle, tan wattle, wattle Australia, India, Indonesia, Srilangka, Afrika Selatan Jawa Barat, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) Mebel untuk kamar tidur, ruang makan, ruang tamu, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno Kayu teras berwarna coklat cerah agak kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan bagian gubal yang berwarna kuning pucat. Kayu bercorak. Serat lurus dan berpadu . Berat jenis 0,74 ; kelas kuat II Kembang susut tinggi, kayu tidak stabil Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Keteguhan lengkung: 790 kg/cm2 (basah) ; 1228 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 752 kg Keteguhan tekan maksimum: 461 kg/cm2 (basah) ; 671 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 155 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 126.000 kg/cm2 (basah) ; 145.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
|3
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan sukar dengan hasil kurang baik, seperti adanya serat terangkat dan berbulu.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 27, 29, 41, 45, 46, 79, 105, 113, 205, 217, 252, 270, 308
4 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
3. Acacia mangium
Leguminosae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis Penampang tangensial (t)
Keawetan
Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Black wattle Acacia mangium Willd. Laaj, nak (Maluku), akasia (Sumatera Selatan), akasia, sonium (Jawa Barat), tongke hutan, mangge hutan Black wattle, brown salwood, hickory wattle, mangium, sabah salwood, krathin-thepha Australia, Bangladesh, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina Sumatera, Jawa, Maluku Mebel untuk ruang tamu, bubutan Kayu teras berwarna coklat, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Serat lurus, berpadu dan bergelombang Berat jenis 0,48 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut sedang, kayu kurang stabil Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Keteguhan lengkung: 542 kg/cm2 (basah) ; 849 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 327 kg/cm2 (basah) ; 512 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 97 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
|5
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman, pengampelasan dan pembubutan yang baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 45, 180, 252, 260, 280, 283, 328
6 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
4. Adenanthera pavonina
Leguminosae
Nama dagang Ani kundamani Nama botani Adenanthera pavonina L. Nama lokal Saga, barunggai dotan (Sumatera Utara), wajo (NTT), liki merah, matanica (Maluku), kokobih, kokobeh (Manado), segawe, saga telik, segawe sebrang (Jawa), kitoke laut (Sunda) Nama lain Saga tumpul, malatangin, mai-chek, chan’trei, lam2, bandi gurivenda, bois de corail, coral wood, gung, madatiya, manjadi, manjati, pei, rakta-chandon, ranjana, recheda, thorlaganj, ywegyi, ywgee Penyebaran Myanmar, China, India, Indonesia, di dunia PNG, Thailand, Sri Langka Penyebaran Sumatera Utara, NTT, Maluku, di Indonesia Jawa, Manado Kegunaan Mebel untuk ruang tamu Ciri umum Kayu teras berwarna coklat pucat merah muda, jelas dipisahkan dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan. Serat kayu bercorak berpadu. Sifat fisis Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II
Penampang tangensial (t)
Keawetan Sifat mekanis
Kayu tahan terhadap serangan organisme perusak. Kelas awet I -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
|7
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan mudah dengan hasil baik.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka 42, 161, 219, 243, 251, 341
8 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
5. Aegle marmelos
Rutaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Penampang tangensial (t) Sifat fisis
Keawetan Sifat mekanis
2 mm
Bael Aegle marmelos (L.) Correa Mojo (Jawa) Baelo, baeltree, bel, bela, belana, bil, bila patri, bili, hpunja, koovalam, kovalam, kuvalam, lohagasi, mahaka, mahika, maika, mak-pyin, maradu, marat, maredu, marmeleiro-da-india, marudu, okshit, patir, singjo, the bael tree, vilva, vilvam Myanmar, Kamboja, India, Malaysia, Srilangka, Thailand, Vietnam Jawa Mebel untuk ruang tamu, ukiran, mebel/perabot Kayu teras berwarna kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna sama. Kayu bercorak. Serat lurus, kadang bergelombang. Berat jenis 0,88 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 6% Penyusutan tangensial: 10% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II Keteguhan lengkung: 542 kg/cm2 (basah) ; 849 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 275 kg/cm2 (basah) ; 449 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 83.000 kg/cm2 (basah) ; 97.000 kg/cm2 (kering)
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
|9
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman, pemboran, moulding, pengampelasan, polishing dan pembubutan yang baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka 53, 149, 243, 252, 259, 305
10 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
6. Afzelia javanica
Leguminosae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Penampang tangensial (t) Sifat fisis
Keawetan
Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Afzelia Afzelia javanica (Miq.) J. Léonard Ki julang, ki julang tanduk, ki julang kapas (Jawa Barat), katarum (Jawa), merbau asam (Aceh), hatarun, hatarum (Sumatera Utara) Aligna, apa, azza, beyo, chanfuta, counterwood, doussie, kontah, mbambakofi, meli, mkola, mkora, mussacossa, waterside ekpagoise, welu, yoruba bilinga Afrika, Indonesia Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat Mebel untuk ruang tamu, bubutan Kayu teras berwarna coklat kekuningan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih muda. Kayu bercorak. Serat berpadu dan lurus Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II Keteguhan lengkung: 804 kg/cm2 (basah) ; 1248 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 752 kg Keteguhan tekan maksimum: 485 kg/cm2 (basah) ; 699 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 155 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 106.000 kg/cm2 (basah) ; 122.000 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 11
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengampelasan, moulding, pembubutan, perekatan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman sukar dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar dengan hasil buruk, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r) Catatan
-
Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°. Pustaka 14, 16, 79, 131, 192, 201, 231, 252, 253
12 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
7. Agathis alba
Araucariaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan
Penampang tangensial (t)
Ciri umum
Sifat fisis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan Pengeringan
Kauri, kauri pine Agathis alba Foxw. Damar (Jawa), damar sigi (Sumatera), damar bindang (Kalimantan), damar putih, damar, kisi (Maluku), damar putih, damar merah (Riau) Adiangu, almaciga, almaciga daminara, aninga, aningat, anteng, badiangau, bagtik, bahos, bendang, bindang, borneo kauri, dadiangau, dakua makadre, damar, damar minyak, damur laut, indian agathis, kauri, kauri pine, ladiangau, makan, menghilan, saleng, sanum, sarawak, son-khaomao, kauri, titan, tolong, tsanum, uli Kamboja, China, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, PNG, Filipina, Thailand, Vietnam Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan Kayu teras berwarna coklat kekuningan, tidak jelas dipisahkan dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat lurus, berpadu dan saling menyilang Berat jenis 0,50 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV Pengeringan di dapur pengering sangat lambat, untuk papan dengan ketebalan kurang dari 32 mm, dibutuhkan waktu lebih dari 28 hari, sedangkan untuk papan lebih tebal dari 63 mm, dibutuhkan waktu pengeringan lebih dari 84 hari.
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 13
Sifat mekanis
Pemesinan dan pengerjaan
Penampang radial (r)
14 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Keteguhan lengkung: 476 kg/cm2 (basah) ; 794 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 213 kg Keteguhan tekan maksimum: 214 kg/cm2 (basah) ; 401 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 99 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 412 kg/cm2 (basah) ; 669 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 75.000 kg/cm2 (basah) ; 90.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, pengampelasan, moulding, pengetaman, pembubutan, polishing dan varnishing yang baik serta mudah dikerjakan.
Perekatan sukar dengan hasil kurang baik. Catatan - Kayu mengeluarkan getah sehingga sukar direkatkan. - Kayu perlu diawetkan Pustaka 25, 47, 48, 62, 67, 79, 93, 100, 101, 105, 134, 161, 177, 208, 229, 252, 280
8. Aglaia odoratissima
Meliaceae Nama dagang Aglaia Nama botani Aglaia odoratissima Bl. Nama lokal Pacar cina (Sumatera, Jawa), pancal bidang (Jawa Timur), uka-uka (Sumatera Utara), burunai silai (Sumatera Barat), bunga maniran (Kalimantan), pacar culam (Jawa, Maluku) Nama lain Chokla, kanna kompu, karagil, langsat langsat, punyara, vegula chokla, verra oryewa aduga, chulan, khayong, homklai, prayong, trayang, khai pou, mei shui lan Penyebaran Indonesia, Malaysia, Filipina di dunia Penyebaran Sumatera Utara, Sumatera Barat, di Indonesia Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Maluku Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan Ciri umum Kayu teras berwarna coklat gelap kemerahan, jelas dipisahkan dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan. Kayu bercorak. Serat berpadu dan bergelombang.
Penampang tangensial (t)
Sifat fisis
Berat jenis 0,88 ; kelas kuat II
Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 15
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan mudah dengan hasil baik.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka 13, 68, 100, 246, 252
16 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
9. Albizzia procera
Leguminosae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Acacia, weru Albizzia procera Benth. Weru (Jawa), wangkal (Jawa Timur), ki hiyang (Jawa Barat), Nama lain Adaan, akle, akleng parang, alalangad, albizzia, anapla, aninapla, daan, forest siris, white siris, kalai, karaal, karail, karhar, kasai, kokko, sit, sitpen, suan, thing thon, palatangan, tall albizzia, torn, white siris Penyebaran di India, Indonesia, Filipina, dunia Myanmar, Thailand, PNG, Australia Penyebaran di Jawa, Sulawesi, Maluku Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran Ciri umum
Penampang tangensial (t)
Sifat fisis
Keawetan
Sifat mekanis
2 mm
Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat lurus, berpadu dan bergelombang Berat jenis 0,66 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu terasnya tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet II Keteguhan lengkung: 655 kg/cm2 (basah) ; 1003 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 334 kg/cm2 (basah) ; 558 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 88.000 kg/cm2 (basah) ; 106.000 kg/cm2 (kering)
Penampang melintang/transversal (x) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 17
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman, polishing dan perekatan yang baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
18 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
105, 213, 252, 271,285, 342
10. Aleurites moluccana
Euphorbiaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Penampang tangensial (t)
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Candlenut Aleurites moluccana Willd. Modang lajo, kembiri (Sumatera Utara), kayu kemiri, kenwirie, damar, kumierie, mi, kayu njenga (Maluku), kemiri (Jawa), anai (Manokwari), kemireh (Jawa Timur) Acrot, akrod, anoi, arbol de indias, avellano, bancoulier, bankulnussbaum, belgaum walnut, berau, buah kareh, buah keras, camiri nut, candlenut siris, candlenut tree, derekan, gambiri, goium ne wet, indian walnut, jabilla extranjera, jaiphal, kaleli, kamere, kamieh, kamiri, kawilu, kembiri, kemeri, kemili, kemili, keminting, kereh, komere, kukui, kumiri, lekong, lichtnussbaum, lumbang, madang ijo, mi, miri, muncang, nena, nogal, nogal de la india, nogal prieto, nogueira, nogueira de bancul, nogueira de lguape, nox da india, noyerdes des inndes, nyenga, palo de nuez, perijah, pidekan, ragua, rata-kekuna, singapore nut, tel-kekuna, tenu, tingkih, wild date Australia, India, Indonesia, Madagaskar, Malaysia, PNG, Filipina, Srilangka Sumatera Utara, Maluku, Jawa, Papua Mebel untuk ruang tamu, ukiran Kayu teras berwarna putih kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih putih. Kayu bercorak. Serat lurus.
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 19
Sifat fisis
Keawetan Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Pemesinan dan pengerjaan
Berat jenis 0,42 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V Keteguhan lengkung: 373 kg/cm2 (basah) ; 578 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 150 kg/cm2 (basah) ; 288 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 102 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 76.000 kg/cm2 (basah) ; 89.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pengampelasan dan pembubutan yang baik serta mudah dikerjakan Moulding sukar dengan hasil kurang baik
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 37, 42, 68, 71, 72, 105, 176, 177, 188, 228, 252, 280, 285, 290, 309, 315, 335, 342
20 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
11. Alphitonia zizyphoides Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Penampang tangensial (t) Sifat fisis
Keawetan Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Rhamnaceae Myapao Alphitonia zizyphoides A.Grav. Sapuluh hari, sapar, murak, falbati, lema mea, liefan (Maluku), kole, ole, kebu mogane (Sulawesi) Doi, uakatan, white almond Fiji, Indonesia, PNG Kalimantan, Maluku, Sulawesi Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, rak dapur, bubutan Kayu teras berwarna coklat kekuningan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Kayu sedikit bercorak. Serat lurus. Berat jenis 0,42 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V Keteguhan lengkung: 652 kg/cm2 (basah) ; 974 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 523 kg Keteguhan tekan maksimum: 289 kg/cm2 (basah) ; 508 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 140 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 373 kg/cm2 (basah) ; 516 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 113.000 kg/cm2 (basah) ; 127.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 21
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Perekatan mudah dengan hasil baik, namun permukaan kayu harus rata dan kering.
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
22 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Untuk aplikasi perekatan, persiapan permukaan kayu penting untuk mendapatkan kualitas hasil perekatan optimal. Permukaan kayu harus rata dan kering. - Dapat digunakan untuk menggantikan kayu European lime (Tilia vulgaris). - Kayu perlu diawetkan. 6, 48, 117, 118, 120, 177, 252
12. Alstonia scholaris
Apocynaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Penampang tangensial (t)
White cheesewood Alstonia scholaris (L.) R.Br. Pule, songkop (Jawa), pulai (Bali), rita, tongkoija, kuija, talanggilala (Sulawesi), pulai gadang (Sumatera Barat), kayu gitoh (Lampung), goti (Sumatera Utara), puleh isi putih, kayu susu, pulek, jagiri, kiete, jangar, toba, angar, kayu lub, puli, ibong, bintau, rubi, cerac, ramohi, ninivi, maka (Maluku), lete, litta, sita (NTT), sihoeng, birisihoeng, pelaik (Kalimantan), bengui, jakara, susu (Manokwari). Agera, aitonga, aitonga kengeri, alipaun, alstonia mergalang, ampalai, andaragan, andauyan, angar, basong, bengui, bintang, bintihung, bita, blackboard tree, boava, bomudu, bua, chaile, chalain, chatia, chatian, chatiana, chatinn, chatiun, chatiyan, chatni, chattinn, chatwan, chhatim, dakan, dalipaun, devil-tree, dirita, dita,edakula, elilaippalai, erlila palei, ezhilam pala, gabus, gogodu, goti, hale, hambaga, hambara, hange, jelentik, kadusale, kamanglit, kasidula, kenumau, kodale, kubita, kunumung, lame, lationj, leleko, lete, lettok, lingaru, linog, loi, madale, maiyanghkao, manakat, mantoti, mergalang, milkwood, milkwood pine, milky, milky pine, mo cua, moi, mudhol, mukampalan, mukkam palei, new guinea cheesewood, pala, palimira alstonia, pela, pelai, pelaik, pelantan, pelawai, pera, polay, pulai, pulai bukit, pule,puli, purbo, rita, rukattana, sambara, saptaparni, satiana, satiani, satiun, satni, satwin, scholar tree, setaka, shaitan, suala, susu, susuh, taba’a, takno, JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 23
talanggilala, tamba, tangovo, tanovo, taung meok, taungsaga, tiengped, tongkoya, tuturan, white cheese wood, wodrase.
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
24 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Penyebaran di Australia, Bangladesh, Myanmar, India, Indonesia, Malaysia, Nepal, dunia PNG, Filipina, Srilangka, Thailand, Vietnam. Penyebaran di Jawa, Bali, Sulawesi, Sumatera, Indonesia Kalimantan, Maluku, NTT, Papua. Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, ukiran, mebel kantor, mebel kuno, bubutan Ciri umum Kayu teras berwarna kuning putih, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat. Serat lurus dan berpadu. Sifat fisis Berat jenis 0,42 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 5% Keawetan Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V. Pengeringan Pengeringan alami cepat, pengeringan dalam dapur pengering cepat, papan dengan tebal kurang dari 32 mm, waktu pengeringan kurang dari 10 hari, sedangkan untuk papan tebalnya lebih dari 63 mm, maka waktu pengeringannya kurang dari 30 hari. Jadwal pengeringan dalam dapur pengering yang dianjurkan adalah T10-D4S, T8-D3S (USA), H (Inggris), 7 (Perancis).
Sifat mekanis
Pemesinan dan pengerjaan
Penampang radial (r)
Keteguhan lengkung: 392 kg/cm2 (basah) ; 582 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 204 kg Keteguhan tekan maksimum: 203 kg/cm2 (basah) ; 330 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 62 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 253 kg/cm2 (basah) ; 427 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 76.000 kg/cm2 (basah) ; 85.000 kg/cm2 (kering). Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding dan pengetaman yang baik serta mudah dikerjakan.
Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan. Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 37, 44, 47, 49, 53, 54, 63, 67, 68, 69, 71, 79, 100, 101, 105, 126, 147, 149, 154, 161, 177, 188, 212, 215, 216, 228, 235, 237, 244, 252, 260, 262, 280, 294, 297, 314, 343
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 25
13. Amoora cucullata
Meliaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Amoora Amoora cucullata Roxb. Bebeko (Lampung), manjulungan (Kalimantan) Nama lain A’amatia, amoora, amur, bekak, bor-amari, garotai, goi, latmi, lulua, manatapuku, maoa, maota, mua mua, muta, namota, natmi, new guinea amoora, pacific maple, rose kamala, solomon amoora, tasua Penyebaran di Myanmar, India, Indonesia, dunia Malaysia, Nepal, Pakistan, PNG, Kepulauan Solomon, Thailand, Vietnam Penyebaran di Lampung, Kalimantan Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan, mebel untuk di luar ruangan
Penampang tangensial (t)
Ciri umum
Sifat fisis
2 mm
Keawetan Penampang melintang/transversal (x) Pengeringan
26 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Kayu teras berwarna coklat kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat merah muda Serat berpadu, bergelombang dan saling menyilang. Berat jenis 0,66 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut kecil, kayu relatif stabil Kayu teras tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Pengeringan alami lambat, pengeringan dalam dapur pengering yang dianjurkan dengan jadwal T3-C2 (4/4), T3C1 (8/4) (USA), C (Inggris), 3 (Perancis)
Sifat mekanis
Pemesinan dan pengerjaan
Penampang radial (r)
Keteguhan lengkung: 572 kg/cm2 (basah) ; 932 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 461 kg Keteguhan tekan maksimum: 269 kg/cm2 (basah) ; 463 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 118 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis 346 kg/cm2 (basah) ; 593 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 103.000 kg/cm2 (basah) ; 121.000 kg/cm2 (kering). Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pembubutan, pengampelasan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan.
Pengetaman agak sukar dengan hasil kurang baik. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan. Catatan - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°. - Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan. - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 13, 42, 46, 49, 68, 79, 91, 100, 105, 177, 183, 246, 252, 257, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 27
14. Anisoptera costata
Dipterocarpaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain Penampang tangensial (t)
28 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Mersawa Anisoptera costata Korth. Damar tingkis, baripung, tampuran, damar kepala tupai, merlangsat, merembung, keremangkan, bengglem landak, damar miharo, tempaudan, kakan, kedao, perapat utan, merlangat, pedu kalui, rambat, kayu tahan, penjau rebong, cangal padi, penjau grabok, ampreng, marlangat, resak tembaga (Kalimantan), tairah, sitairak, damar mata kuning, cengal, entenam, tenam, durian rimba, melebekan, mesawe (Sumatera), kora, hati besi, kako, kokodako, owiru, kayu bohe, damar hiru, damar utan, asombom, wewe prampuan (Maluku). Ansiopi, armaniuri, asomba, bak, baligan, baoti, baripung, baurai, berua, chawa ta pho, chengal, damar kelasi, damar ketimpun, damar lilin, damar mata kucing, damar miharo, damar tingkis, doka, entenam, gawi, jamar, kabaak khok, kaban, kaban kaunghmu, kakan, kansiopi, kaunghmu, kedao, kenyau, ketimpun, kokadaka, kora, kra-bak, krabak daeng, krabak dam, mansiuri, marlangat, mascalwood, meranti kawan, merayo, merbani, merlangsat, merluang lauh, mersawa daun lebar, mersawa kesat, mersawa merah, mesawa, mi dang wa, mindanao, palosapis, pedu kalui, pengiran, pengirin kesat, penogran, perapat hutan, phdiek kraham, punyau, sampean, sitairak, suri, tabaak, tairak, taire, tairi, tampudau, tampurau, tenam, tukam, ven van trang, ven ven, ven ven xanth, venven, vin vin, von ven, weru.
Penyebaran di Brunei, Myanmar, Kamboja, India, dunia Indonesia, Laos, Malaysia, Pakistan, PNG, Filipina, Thailand, Vietnam. Penyebaran di Sumatera, Kalimantan, Maluku Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan Ciri umum 2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat fisis
Keawetan
Sifat mekanis
Kayu teras berwarna coklat kekuningan samar-samar dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat berpadu Kandungan silika tinggi, berpengaruh terhadap sifat pengerjaan dengan mesin. Berat jenis 0,64 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu teras tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III Keteguhan lengkung: 484 kg/cm2 (basah) ; 746 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 273 kg/cm2 (basah) ; 463 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 107 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 94.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 29
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, moulding, pengampelasan, pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman sedang dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar dengan hasil buruk, walupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r) Catatan
-
Kandungan silika tinggi, menyebabkan pisau kerja cepat tumpul. - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°. - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 24, 61, 63, 79, 105, 148, 160, 177, 211, 228, 229, 252
30 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
15. Anisoptera curtisii
Dipterocarpaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
Palosapis, mersawa Anisoptera curtisii Dyer. Mesawe (Riau), merbani, penjau rebong, cangal padi, merbaw, penjau grabok, ampreng, marlangot, marlangat, rasak tembaga (Kalimantan). Nama lain Balau, bayott, bella rosa, benchaloi, dagang, dagum, duali, ginsek, kabaak thong, kaban kaunghmu, kagu pengiran, kalamansanai, kaunghmu, keruing keching, krabaak, krabaak daeng, krabaak thong, krabak thong, malagangau, malai, malapaho, malopaho, manapo, masawe, mascal wood, mayapis, mentasawa, merakunyit, mersaura paya, mersawa kuning, mersawa kunyit, mesawa, nengkong, pik, rengkong, sanai, tabaak ven ven. Penyebaran di Brunei, Myanmar, Kamboja, dunia China, Indonesia, Laos, Malaysia, Pakistan, PNG, Filipina, Thailand, Vietnam. Penyebaran di Riau, Kalimantan. Indonesia Kegunaan Mebel/perabot, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat berpadu, lurus Kandungan silika tinggi, berpengaruh terhadap sifat pengerjaan dengan mesin. Sifat fisis Berat jenis 0,67 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut sedang, kayu agak stabil.
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 31
Keawetan
Sifat mekanis
2 mm
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV. Keteguhan lengkung : 550 kg/cm2 (basah) ; 1057 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 389 kg Keteguhan tekan maksimum: 276 kg/cm2 (basah) ; 526 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 114.000 kg/cm2 (basah) ; 139.000 kg/cm2 (kering).
Penampang melintang/transversal (x) Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman sedang dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar dengan hasil buruk, walupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r) Catatan
-
Kandungan silika tinggi, menyebabkan pisau kerja cepat tumpul. - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°. - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 24, 63, 79, 100, 101, 148, 160, 188, 206, 211, 237, 252, 280, 295, 342
32 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
16. Anisoptera laevis
Penampang tangensial (t)
2 mm
Dipterocarpaceae Nama dagang Palosapis, mersawa Nama botani Anisoptera laevis Ridl. Nama lokal Sempajan (Sumatera Utara), tenam, empelas, kayu gadis, inggiran burung, kului (Riau), suri (Kalimantan Barat) Nama lain Kaunghmu, phdiek, ven ven, mersawa durian, medang sawa, pengiran durian. Penyebaran Brunei, Indonesia, Malaysia, di dunia Pakistan, Filipina Penyebaran Sumatera Utara, Riau, di Indonesia Kalimantan Barat Kegunaan Mebel untuk ruang makan, kamar tidur, rak dapur, mebel untuk di luar ruangan Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat berpadu Kandungan silika tinggi, berpengaruh terhadap sifat pengerjaannya dengan mesin Sifat fisis Berat jenis 0,62 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Keawetan Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme Kelas awet IV Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 618 kg/cm2 (basah) ; 1088 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 375 kg Keteguhan tekan maksimum: 328 kg/cm2 (basah) ; 538 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 74 kg/cm2 (kering)
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 33
Keteguhan lengkung statis: 381 kg/cm2 (basah) ; 595 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 113.000 kg/cm2 (basah) ; 135.000 kg/cm2 (kering).
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Moulding sukar dengan hasil kurang baik, disebabkan karena serat berpadu dan adanya silika dalam kayu. Pengetaman sedang dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar dengan hasil buruk, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r)
Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan. Catatan
Pustaka
34 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kandungan silika tinggi, menyebabkan pisau kerja cepat tumpul. - Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan. - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20° - Kayu perlu diawetkan. 79, 101, 160, 211, 342
17. Anthocephalus cadamba Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
Nama lain
Rubiaceae Kadam, jabon Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq. Towah, taloh, kelempayan, kelapayan, tuah, tumeh, ilau, telan (Kalimantan), worotua, waro, taea, pontoea, worotu, bance putih, kokabu, loiroa, sugimanai, toa, pekaung (Sulawesi), klampeyan, jabon, kampyan, klampean, kampjan (Jawa Tengah), masarambi (Maluku), kelampajan, galopoi, kelampean (Sumatera Selatan), empoak, saif (Manokwari), kelampaian (Lampung), kencari, kawah, sencari (NTT), galupai, galupai bengkal, kelampayan (Bengkulu), harapean, selampean, lampajang (Sumatera Utara), kelampean, johan, seribu nuk, kelempen (Aceh), kelampai (Jambi) Aparabire, arsanatega, arsantega, atta vanji, attu tek, attu-teak, bance pute, bangkal, bol-kadam, cadamb, cadamba, chakka, embul-bakmi, entipong, galupai, galupai, bengkal, gao, gumpayan, hanja, harapean, heltega, ilan, jabun, johan, kaatoan bangkal, kadaga, kadam, kadambe, kadambo, kadda vailu, kadwal, kalampain, kalempayan, kelampah, kelampai, kelampaian, kelampayan, kelaan, kelempi, kiuna, klampeyan, kodavara, kodum, kola ayila, kurambo, labula, lampaian, laran, limpoh, luraa, ludai, ma-u, ma-uguagdon, ma-ukadon, maoo, masarambi, mu-lettan-she, mugawe, nhyu, pandur, pedda-soko, pekaung, pelapain, phuya, pontua, roghu, JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 35
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
36 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
rudrak-shamba, sanko, sanyepang, selepaian, selimpoh, sempayan, sencari, serebunaik, suge manai, sui manai, taloh, tawa telan, toa, tuak, tuneh, tuwak, vella cadamba, vellei kadambu,yemau Penyebaran di Australia, Bangladesh, Myanmar, dunia Fiji, India, Indonesia, Malaysia, Nepal, PNG, Filipina, Kepulauan Solomon, Thailand, Vietnam, Afrika Selatan Penyebaran di Kalimantan, Sulawesi, Jawa Indonesia Tengah, Maluku, Sumatera Selatan, Manokwari, Lampung, NTT, Bengkulu, Sumatera Utara, Aceh, Jambi Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, rak dapur, mebel kantor, ukiran, mebel kuno, bubutan, bentuk lengkung Ciri umum Kayu teras berwarna kuning pucat tidak dibedakan dengan kayu gubal yang berwarna sama Serat lurus dan berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,42 ; kelas kuat IV Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet V Pengeringan Pengeringan alami cepat, pengeringan dalam dapur pengering cepat, dengan waktu kurang dari 10 hari untuk papan dengan ketebalan kurang dari 32 mm, dan kurang dari 30 hari untuk ketebalan papan diatas 63 mm. Jadwal pengeringan yang dianjurkan adalah T10 – D4S (4/4), T8 – D3S (8/4) (USA), h (4/4) (Inggris), 7 (Perancis)
Sifat mekanis
Keteguhan lengkung: 473 kg/cm2 (basah) ; 766 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 283 kg Keteguhan tekan maksimum: 235 kg/cm2 (basah) ; 405 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 85 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 269 kg/cm2 (basah) ; 497 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 81.000 kg/cm2 (basah) ; 94.000 kg/cm2 (kering). Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan pengerjaan pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing yang baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r)
Pelengkungan sukar dengan hasil buruk, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan. Catatan Pustaka
-
Kayu perlu diawetkan 8, 42, 47, 51, 53, 62, 64, 68, 79, 91, 100, 101, 105, 120, 143, 149, 155, 156, 158, 176, 177, 178, 180, 187, 188, 208, 216, 217, 227, 228, 244, 247, 256, 260, 267, 287, 295, 297, 312, 314, 329, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 37
18. Antiaris toxicaria
Moraceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Antiaris Antiaris toxicaria Lesch. Upas, siren, kayu habu, ipoh, palih, ijso pute (Kalimantan), ancar, rempelas (Jawa Tengah), kemu (Jawa Barat), newak, ipo motaha (NTT), tatai (Sumatera) Nama lain Akeche, ako, andoum, bonkonko, chenchen, ipoh, kirundu, ogiovu, oro, tenek, tsangu, upas, terap, tasem, antiaris, aseik, yang non, yuan Penyebaran di Afrika, Indonesia, Malaysia, dunia PNG Penyebaran di Jawa Tengah, Jawa Barat, Indonesia Kalimantan, NTT Kegunaan Mebel/perabot, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna kuning cerah, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat lurus dan berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,42 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
Penampang tangensial (t)
Keawetan Pengeringan
Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
38 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet V Pengeringan dalam dapur pengering dianjurkan dengan jadwal pengeringan T2 – D4 (4/4), T2 – D3 (8/4) (USA), A (Inggris). Keteguhan lengkung: 328 kg/cm2 (basah) ; 500 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 222 kg Keteguhan tekan maksimum: 201 kg/cm2 (basah) ; 350 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 55.000 kg/cm2 (basah) ; 66.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan pengerjaan pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman dan pembubutan yang baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sukar dengan hasil buruk, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 51, 79, 100, 211, 252, 259, 342
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 39
19. Araucaria cunninghamii
Araucariaceae
Nama dagang Nama botani
Hoop pine Araucaria cunninghamiiAiton ex D.Don Nama lokal Damar laki, damar laki-laki (Maluku), alloa, ningwik, pien (Papua) Nama lain Australia araucaria, bunya bunya, norfok island pine, pin colonnaire, sapin de montagne, colonial pine Penyebaran di Australia, India, Indonesia, PNG, dunia Afrika Selatan Penyebaran di Maluku, Papua Indonesia Penampang tangensial (t) Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis 2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Sifat mekanis
40 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, ruang makan, bubutan Kayu teras berwarna coklat merah muda kekuningan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat berpadu Berat jenis 0,42 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Keteguhan lengkung: 461 kg/cm2 (basah) ; 804 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 334 kg Keteguhan tekan maksimum: 248 kg/cm2 (basah) ; 444 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 106 kg/cm2 (kering)
Keteguhan lengkung statis: 274 kg/cm2 (basah) ; 562 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 93.000 kg/cm2 (basah) ; 115.000 kg/cm2 (kering). Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengetaman, pengampelasan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Pemboran dan pengukiran sukar dengan hasil kurang baik.
Penampang radial (r)
Pelengkungan sukar dengan hasil buruk, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan. Catatan Pustaka
-
Kayu perlu diawetkan 79, 100, 187, 214, 216, 252, 328
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 41
20. Averrhoa carambola
Oxalidaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan
Penampang tangensial (t)
Ciri umum
Sifat fisis Keawetan Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
42 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Amrenga Averrhoa carambola L. Belimbing manis, belimbing alas (Jawa Barat, Jawa Tengah) carambola, diengsobtreng, heinohyan, kamarak, kamaraka, kamarakha, kamaranga, kamrak, kamrang, kamranga, kamruk, kardai, karmal, karomonga, kiranelli, makhpiig, pulachi, pulichi, saungbya, saungya, saunygga, tamarak, tamarat-tuka, tamarata, tamarathai, tamartakaya, thei-rheiol Myanmar, India, Indonesia, Malaysia Jawa Barat, Jawa Tengah Mebel/perabot, bubutan Kayu teras berwarna coklat merah muda, jelas dipisahkan dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat lurus dan bergelombang Berat jenis 0,71 ; kelas kuat II Kayu mudah terserang organisme perusak. Kelas awet IV. -
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Perekatan sukar dengan hasil kurang baik.
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
-
Untuk meningkatkan kualitas perekatan permukaan harus rata dan kering - Kayu perlu diawetkan 13, 230, 252
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 43
21. Barringtonia acutangula Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
44 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Lecythidaceae Adampa, putat Barringtonia acutangula (L.) Gaertn. Puca, alakang (Sulawesi), wumbalango (Manado), kacuk (Merauke) Adampu, atta peru, attu-pezhu, batta, buddadarmi, chi, datte-phal, dundi, ela midella, hendol, hijal, hinjara, hinjolo, hinjor, holekauva, ijal, ingli, injar, jugli, juraijurai, kadamic, kanapa, kalambuaia, kinjolo, kurpa, kyeni, kyi, marin-kubia, nir perzha, nir pezhu, panniari, pinniha, piwar, pokok gajah beranak, putat nasi, samundar, samundarphul, saparung, saprung, tirar, tiwarang
Penyebaran di Australia, Bangladesh, Indonesia, dunia Myanmar, India, Srilangka Penyebaran di Sulawesi, Papua Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu. Ciri umum Kayu teras berwarna coklat muda agak kemerahan, tidak jelas dipisahkan dari kayu gubal yang berwarna sama Serat berpadu dan lurus. Sifat fisis Berat jenis 0,51 ; kelas kuat III Kembang susut rendah, kayu relatif stabil. Keawetan Kayu mudah terserang organisme perusak. Kelas awet V. Sifat mekanis -
Pemesinan dan Secara umum pemesinan dan pengerjaan pengerjaan mudah dengan hasil baik.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
-
Kayu perlu diawetkan 53, 244, 252, 260, 267
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 45
22. Bischofia javanica
Euphorbiaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penampang tangensial (t)
Penyebaran di dunia
46 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Bishopwood Bischofia javanica Blume Gadog, gintungan (Jawa), kerinjing (Sumatera), bintung (Sumatera Barat) Aidumu, akagi, akan, akayan, apalang, aukkyu, autumn male tree, ayuni, bagna, bangu, beefwood, bembuk, bhillar, bino, bintungan, biscoptra, bishofsholz, bisschophout, bitug, boaungza, bogaungsa, bois de l’eveque, boke, bolzuru, bumbuk, bunian, cholavenga, cingkam, dampol, digahongon, duag, dueg, gadog, gelintungan, gerinjing, geronjing, gerunjing, gintung, gintungan, gobra nairul, govarnellu, hka-shatawi, le, inggedi, irum, java cedar, jitang, joki, kaen, kainjal, kalmote, katan, kaurem, kein, kerinjing, keyawe, ki mahung, ko, koka, kla, korsa, kot-semla, kunjing, kywetho, legno di vescono, madera de obispo, malachithiyan, mandos, mangatu, manoko, maritek, milachithayam, modagerri vembu, na, nannal, needdlebark, nhoi, nili-mara, nira, noar, oa, oha’a oli oil, panaila, panasan, paniala, perabu, pogaungsa, polo, pun, sekutin, sikam, singkam, sinong, taisoh, tanarem, taua, tayok-the, tepala, terangan, term, thirippu, thondi, thrippu, tingkam, tingkem, toe, toog, toogen, tou, tuai, tual, tuan, tuel, tui, tuir, tuog, ulayan, umba, uriam, urum, watung, ye-padauk. Australia, Myanmar, China, Fiji, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Thailand, Vanuatu, Vietnam.
Penyebaran di Indonesia Kegunaan
Ciri umum
2 mm
Sifat fisis Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan Sifat mekanis
Sumatera Barat, Jawa Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, mebel kantor, ukiran, rak dapur, bubutan, bentuk lengkung Kayu teras berwarna coklat kehitaman, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat berpadu, lurus dan bergelombang Berat jenis 0,69 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet III Keteguhan lengkung : 534 kg/cm2 (basah) ; 1020 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 257 kg/cm2 (basah) ; 487 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 152 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 321 kg/cm2 (basah) ; 538 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 81.000 kg/cm2(basah) ; 112.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 47
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengampelasan, pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Moulding dan pengetaman sukar dengan hasil kurang baik.
Penampang radial (r) Catatan
-
Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°. - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 3, 6, 8, 9, 29, 47, 48, 53, 68, 72, 71, 79, 100, 101, 105, 124, 149,161, 177, 187, 188, 212, 214, 215, 216, 228, 244, 248,252, 256, 260, 271, 280, 290, 305, 314, 335, 342, 343
48 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
23. Bouea burmanica
Anacardiaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Barari Bouea burmanica Griffith Kundang, merapoh, hormania (Sumatera), jatake, gandaria (Jawa Barat), kelat merah, resak (Riau), raman (Sumatera Selatan) Nama lain Barine, kudang daun kecil, mamuang, mapring, mayan, miriam, uriam Penyebaran di Bangladesh, Myanmar, India, dunia Indonesia, Malaysia, Thailand Penyebaran di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Indonesia Riau, Jawa Barat Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna coklat merah muda, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Kayu bercorak Serat berpadu. Sifat fisis Berat jenis 0,87 ; kelas kuat II
Penampang tangensial (t)
Keawetan
Sifat mekanis
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet II -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 49
Pemesinan Secara umum pemesinan dan dan pengerjaan pengerjaan mudah dengan hasil baik.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
50 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 13, 149, 247, 252
24. Butea monosperma
Leguminosae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Bengal kino Butea monosperma (Lamk) Taubert Pe’loso, ploso (Bojonegoro) Bulyettra, chalcha, chamatha, cheola, chichra, chickria, chiula, chora, dhak, faras, flame of the forest, gas-kela, kakria, kankra, kankrei, khakra, lahokung, mai-kao, moduga, modugu, mohtu, mur, murr, murut, muttala, muttuga, muttugal, palas, palasa, palashu, palasi, palasin samatha, parasu, pauk, pawpan, pharsa, phulla, phullas kakria, plas, plossotree, polak, porasan, porasu, pu palasu, purasu, puroha, shanggan, shora Penyebaran di Myanmar, India, Indonesia, dunia Srilangka Penyebaran di Jawa Timur Indonesia Penampang tangensial (t) Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis
2 mm
Keawetan
Penampang melintang/transversal (x) Sifat mekanis
Mebel/perabot Kayu teras berwarna coklat pucat tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna serupa Serat lurus dan berpadu Berat jenis 0,56 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Keteguhan lengkung: 303 kg/cm2 (basah) ; 464 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 150 kg/cm2 (basah) ; 275 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 83.000 kg/cm2 (basah) ; 97.000 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 51
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan mudah dengan hasil baik, tetapi hasil finishingnya termasuk buruk.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 36, 53, 149, 161, 244, 252, 260, 269, 314
52 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
25. Caesalpinia sappan
Leguminosae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Bakam Caesalpinia sappan L. Sepang (NTT) Bakamu, bakapu, bokmo, chappangam, hapang, parthangi, patang, pattangi, patunga, sapang, sappan, sappan tree, sepang, sibukau, sikalig, sunthe, teinnyet, the sappan-wood Penyebaran di Brunei, Myanmar, India, Indonesia, dunia Malaysia, Filipina Penyebaran di Nusa Tenggara Timur (NTT) Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran Ciri umum
Penampang tangensial (t)
Sifat fisis Keawetan
Sifat mekanis
Kayu teras berwarna coklat kemerahan, jelas dipisahkan dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat lurus, bergelombang Berat jenis 0,87 ; kelas kuat II Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 53
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pengetaman dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
54 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan 53, 100, 252, 269, 343
26. Calophyllum inophyllum
Guttiferae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Beach calophyllum Calophyllum inophyllum L. Nyamplung (Jawa Tengah, Jawa Barat), penaga (Riau), bentangur, samplong, mantau, teu, tawou, camplong (NTT), bintagur, bintangur laut, balitaks, bintangur pante, tor, fatam, balesaku (Maluku), bintol hubunut, mentangur (Sumatera Utara), penage (Sumatera Selatan), pude (Sulawesi), bunoh (Bengkulu) Nama lain Alexandrian laurel, aptakas, beach calophyllum, beauty leaf, bintangor, biotu, bitanghol, bitaog, biyuch, btaches, damanu, fteh, ka thang han, ka thang lan, legitu, penaga, rakich, tamanou, tang hon, wangu Penyebaran di Australia, Fiji, India, Indonesia, dunia Laos, Malaysia, Filipina, Kepulauan Solomon, Srilangka, Vietnam Penyebaran di Riau, Sumatera Utara, Sumatera Indonesia Selatan, Bengkulu, Sulawesi, Maluku, NTT, Papua Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan dengan garis-garis gelap, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat berpadu dan bergelombang Sifat fisis Berat jenis 0,62 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 55
Sifat mekanis
Penampang radial (r)
56 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Keteguhan lengkung: 637 kg/cm2 (basah) ; 998 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 646 kg Keteguhan tekan maksimum: 303 kg/cm2 (basah) ; 507 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 149 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 451kg/cm2 (basah) ; 651kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 117.000 kg/cm2 (kering) Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering dianjurkan dengan jadwal T2- D4 (4/4), T2 – D3 (8/4) (USA), A (4/4) (Inggris) Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pengetaman yang kurang baik serta sukar dikerjakan. Polishing kurang baik. Catatan - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°. - Untuk hasil polishing yang optimal, diperlukan filler. - Kayu perlu diawetkan Pustaka 77, 79, 105, 177, 214, 216, 252, 343
27. Calophyllum papuanum Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis Penampang tangensial (t)
Keawetan Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Guttiferae Calophyllum Calophyllum papuanum Lauterb Damanu, fteh, ka thang han, ka thang lan, legitu, penaga, poon, rakich, tamanou, tang hon, wangu Fiji, India, Indonesia, Filipina, Kepulauan Solomon, Thailand Maluku, Papua Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, bubutan, ukiran Kayu teras berwarna coklat gelap agak kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat pucat Kayu bercorak Serat dan berpadu, saling menyilang dan bergelombang Berat jenis 0,62 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet IV Keteguhan lengkung: 618 kg/cm2 (basah) ; 928 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 304 kg/cm2 (basah) ; 544 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 101 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 88.000 kg/cm2 (basah) ; 109.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 57
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, polishing dan varnishing yang baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman mudah dengan hasil baik, kecuali pada serat berpadu dianjurkan menggunakan sudut pisau yang lebih kecil. Pengampelasan sukar dengan hasil kurang baik, terutama pada serat yang berpadu atau bersilangan. Pembubutan sukar dengan hasil buruk, karena sebagian serat terangkat menyebabkan permukaan kayu berbulu.
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
58 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°. - Pada kayu yang arah seratnya berpadu, bergelombang atau saling bersilangan pengampelasannya sukar dilakukan. - Kayu perlu diawetkan. 47, 79, 105, 177, 252
28. Campnosperma auriculatum
Anacardiaceae
Nama dagang Nama botani
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Terentang Campnosperma auriculatum (Blume) Hook.f. Nama lokal Tumbus, madang rimuang (Sumatera), terentang (Riau), tumus (Sumatera Utara), bekkau ai (Maluku), tarantang (Bengkulu), kayu tumbus (Sumatera Barat), hamtangen (Kalimantan) Nama lain Arrida, huasum, karamati, kelinting, nangpron, melumut, napan, sangtrang serantang, serentang, terentang daun besar Penyebaran di Indonesia, Malaysia dunia Penyebaran di Riau, Sumatera Utara, Bengkulu, Indonesia Sumatera Barat Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, bubutan Ciri umum Kayu teras berwarna coklat merah muda, dipisahkan seara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Kayu bercorak Serat berpadu dan lurus Kandungan silika tinggi Sifat fisis Berat jenis 0,38 ; kelas kuat IV Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet V
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 59
Sifat mekanis
Pemesinan dan pengerjaan
Keteguhan lengkung: 305 kg/cm2 (basah) ; 422 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 148 kg Keteguhan tekan maksimum: 155 kg/cm2 (basah) ; 254 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 75 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 163 kg/cm2 (basah) ; 219 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 57.000 kg/cm2 (basah) ; 70.000 kg/cm2 Kayu ini memiliki kualitas pemboran yang baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman sukar dengan hasil buruk terutama pada papan yang terdapat kayu reaksi Pembubutan sukar dengan hasil kurang baik
Penampang radial (r) Catatan
-
Kandungan silika tinggi menyebabkan pisau kerja cepat tumpul. - Kayu mengeluarkan getah sehingga menurunkan kualitas perekatannya. - Berat jenis kayu rata-rata 0,38 dibawah berat jenis yang disyaratkan, sehingga untuk mebel harus dipilih dari bagian yang memiliki berat jenis lebih dari 0,40 . - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 100, 101, 176, 177, 208, 237, 252, 294, 299, 321, 342
60 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
29. Campnosperma brevipetiolatum Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Penampang tangensial (t) Ciri umum
Sifat fisis
Keawetan
Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Anacardiaceae
Campnosperma Campnosperma brevipetiolatum Volkens Lakuoeng, dalipo (Sulawesi) taniruana, boraro, sari, arom, wecai, one (Maluku) Arrida, charm, dohng, elak, ka, karimari, kelela charm, kelela charm, kelinting, keralm, kiu, melumut, napan, ramala, ramlluw, ramulo, serantang, terentang, thong, tumbus, tohn, tong Indonesia, PNG, Kepulauan Solomon Maluku, Papua Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, bubutan Kayu teras berwarna coklat kemerahan, dipisahkan seara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Kayu bercorak Serat berpadu dan lurus Berat jenis 0,40 ; kelas kuat III Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet V Keteguhan lengkung: 339 kg/cm2 (basah) ; 590 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 140 kg Keteguhan tekan maksimum: 186 kg/cm2 (basah) ; 337 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 78 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 231 kg/cm2 (basah) ; 409 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 61
Pemesinan dan pengerjaan
Kekakuan: 69.000 kg/cm2 (basah) ; 96.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
62 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu mengandung banyak kayu reaksi menyebabkan kualitas hasil pemesinan buruk - Kayu perlu diawetkan 47, 105, 177, 252
30. Canangium odoratum
Annonaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Cananga Canangium odoratum Baillon Kenanga, kernanga (Kalimantan), andollia (Manado), jaku (Maluku) Nama lain Al-langigan, alangilan, anangibang, anangilan, burak, cananga, fereng, ilang-ilang, kenanga, tangid, tangig, tangit Penyebaran di Australia, Brunei, Myanmar, India, dunia Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Kepulauan Solomon Penyebaran di Manado, Kalimantan, Maluku. Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, ukiran, rak dapur, bubutan. Ciri umum Kayu teras berwarna kuning cerah, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat. Serat lurus dan bergelombang Sifat fisis Berat jenis 0,38 ; kelas kuat IV Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah sampai sedang, kayu relatif stabil Keawetan Kayu tidak awet, mudah terserang organisme perusak Kelas awet V Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 318 kg/cm2 (basah) ; 470 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 148 kg Keteguhan tekan maksimum: 147 kg/cm2 (basah) ; 259 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 69 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 211 kg/cm2 (basah) ; 285 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 72.000 kg/cm2 (basah) ; 87.000 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 63
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Catatan - Berat jenis kayu rata-rata 0,38 dibawah berat jenis yang disyaratkan, sehingga untuk mebel harus dipilih dari bagian yang memiliki berat jenis lebih dari 0,40. - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 64, 72, 79, 105, 111, 177, 202, 220, 232, 252, 280, 283, 293, 342, 343
64 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
31. Cassia nodosa
Leguminosae Nama dagang Nama botani
Bandarlathi Cassia nodosa Buch.-Ham. ex Roxb. Nama lokal Mondeng, tilai, piding (Kalimantan), kayu buyu (Lampung), iliouk, iliek, meureubo iku boee, sikiengsikieng, sibusuk (Aceh), talpungbagat, meurubah, solingsoling, petarum (Sumatera Utara), membusukan (Sumatera Selatan) Nama lain Busuk-busuk, chohui, gnoogye, gnuthein, klorinu-khodong, mailum-awn, moroi, ngok, ngu, nguthein, sibusuk, turukop bumi Penyebaran di Myanmar, China, Fiji, India, dunia Indonesia, Malaysia Penyebaran di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Indonesia Selatan, Lampung, Kalimantan Kegunaan Mebel/perabot, ukiran
Penampang tangensial (t) Ciri umum
Kayu teras berwarna coklat, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat pucat
Kayu bercorak Sifat fisis Keawetan 2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat mekanis
Serat berpadu, bercorak dan lurus Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Kayu teras agak tahan, sedangkan bagian gubal mudah terserang organisme perusak Kelas awet III -
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 65
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pembubutan dan polishing yang baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
66 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan 8, 252, 269
32. Cassia siamea
Leguminosae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Aramana Cassia siamea Lamk. Johar, hareng juwar (Jawa Barat, Jawa Timur, Bali), juhar (Aceh), juhu (Sumatera Barat), bujuk (Palembang), juwar (Jawa Tengah) Nama lain Beati, bois perdrix, bombay blackwood, bujuk, casia, johar, jahar, kassod, kilet, manja konnei, manji konna, manji konne, melali, mezali, muong, muongten, pink cassia, tagayasan, thagara, vakai, wa Penyebaran di Australia, Myanmar, Fiji, India, dunia Indonesia, Malaysia, Srilangka Penyebaran di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Indonesia Timur, Aceh, Sumatera Barat, Palembang Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan
Penampang tangensial (t)
Ciri umum
Sifat fisis
2 mm
Kayu teras berwarna coklat kekuningan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Kayu bercorak Serat berpadu, lurus dan bergelombang. Berat jenis 0,79 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x) Keawetan
Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 67
Sifat mekanis
Pemesinan dan pengerjaan
Keteguhan lengkung: 565 kg/cm2 (basah) ; 883 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 677 kg Keteguhan tekan maksimum: 494 kg/cm2 (basah) ; 713 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 139 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 494 kg/cm2 (basah) ; 713 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 91.000 kg/cm2 (basah) ; 105.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas polishing yang baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman agak sukar dengan hasil kurang baik.
Penampang radial (r) Catatan
-
Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°. - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 43, 53, 68, 100, 177, 230, 245, 252, 269, 303, 335, 348
68 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
33. Castanopsis acuminatissima
Fagaceae
Nama dagang Nama botani
Berangan Castanopsis acuminatissima (Blume) A.DC. Paning-paning sirauh, paningpaning sebanyak anak (Sumatera Barat), riung anak, ki hiur (Jawa Barat), meranak (Jawa Tengah), tenggelam, pagar anak, (Aceh), simimpi, taniu, makaanah, maimana aju, saleka, salarka, kayu asa (Sulawesi), pudulan, afu, asung, atu (Maluku), pempening (Kalimantan) Evergreen chinkapin, indian chestnut, new guinea oak, philippine chestnut, thite Indonesia, Malaysia
Nama lokal
Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia
Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi, Maluku, Kalimantan
Penampang tangensial (t) Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis
Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu bubutan, mebel untuk di luar ruangan, ukiran Kayu teras berwarna coklat, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat berpadu Berat jenis 0,51 ; kelas kuat III Kembang susut sedang, kayu agak stabil
2 mm
Penampang melintang/transversal (x) Keawetan
Kayu teras tahan terhadap organisme perusak, bagian gubalnya tidak tahan Kelas awet III
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 69
Sifat mekanis
Keteguhan lengkung: 565 kg/cm2 (basah) ; 950 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 400 kg Keteguhan tekan maksimum: 279 kg/cm2 (basah) ; 569 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 93 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 413 kg/cm2 (basah) ; 682 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 119.000 kg/cm2 (basah) ; 154.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pemboran, pengukiran, moulding, pembubutan, pengampelasan dan polishing sedang serta agak mudah dikerjakan. Pengetaman mudah dengan hasil baik. Perekatan sukar dengan hasil perekatan kurang baik. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan
Penampang radial (r)
Catatan
Pustaka
70 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan. - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan adalah 20° terutama untuk bagian kayu dengan serat bergelombang atau berpadu. - Kayu perlu diawetkan. 47, 105, 177, 252
34. Casuarina equisetifolia Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Penampang tangensial (t)
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
2 mm
Sifat fisis
Penampang melintang/transversal (x) Keawetan
Casuarinaceae Casuarina Casuarina equisetifolia L. Camara laut, cemara, kayu roe (Kalimantan), roe, poek (Billiton), kasawari, ai samara, kayu kweale (Maluku), ru (Tarakan), cemara (Jawa), aru (Sumatra) Agoho, agoko, agoo, agoso, aroo, aru, australian beefwood, australian pine, beach side oak, beefwood, bois de fer, casuarins, chauku, chavuku, chouk, chowku, chulamaram, cipres, duong-lieu, filao, horsetail, horsetail beefwood, horsetail casuarina, horsetail tree, kasrike, kattadi, mabohok, maribuhok, muinje, pinle-kabwe, ku, pino, pino australiano, pinktinyu, rhu, ru, ru lait, sampirani, sauce, serva, she oak, son, son thale, sura, tinyu, velau, weeping willow, whistling pine Australia, Brunei, Myanmar, Fiji, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Thailand Jawa, Tarakan, Biliton, Kalimantan, Maluku, Sumatera Mebel untuk ruang tamu, ukiran, mebel untuk di luar ruangan Kayu teras berwarna coklat keunguan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat lurus, berpadu, bergelombang Berat jenis 0,98 ; kelas kuat I Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 71
Sifat mekanis
Penampang radial (r)
72 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Keteguhan lengkung: 936 kg/cm2 (basah) ; 1.451 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 1.118 kg Keteguhan tekan maksimum: 482 kg/cm2 (basah) ; 719 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 614 kg/cm2 (basah) ; 1.033 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 173 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 148.000 kg/cm2 (basah) ; 179.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan pemboran, moulding dan pengukiran, kurang baik serta agak pengerjaan sukar dikerjakan. Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengetaman, pengampelasan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan. Catatan - Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan. - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 6, 7, 15, 20, 29, 42, 53, 62, 63, 64, 68, 71,79, 81, 92, 100, 105, 149, 177, 180, 188, 212, 214, 216, 218, 222, 230, 335, 244, 246, 259, 260, 280, 294, 297, 309, 314, 323, 326, 342
35. Ceriops tagal
Rhizophoraceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Penampang tangensial (t)
Sifat fisis
Keawetan
Sifat mekanis
Balobalarao Ceriops tagal (Perr.) C.B. Rob. Tingi (Sumatera Selatan), tengar (Kalimantan), tinggi (Jawa Timur) Dungon, magtongod, mkandaa, rungon, sagasak, spurred mangrove, tagasa, tangal, tangal-lalake, tengah, tongod, tongog, tunggi, tungog Australia, Indonesia, Madagaskar, Malaysia, Filipina, Tanzania, Vanuatu Jawa Timur, Sumatera Selatan, Kalimantan Mebel/perabot Kayu teras berwarna coklat oranye kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning cerah Serat lurus dan rata Berat jenis 0,82 ; kelas kuat II Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 73
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
74 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 30, 57, 151, 177, 247, 252, 280
36. Chloroxylon swietenia Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan
Rutaceae Ceylon satinwood Chloroxylon swietenia DC. Satiri, ki sutra (Jawa Barat) Behra, behru, bella, bharhul, bhera, bhiraa, bhirwa, bihiri, bilgu, billu, burus, buruta, flowered satinwood, ghiriya, halda, huragali, huragatu, mahogany, mashwal, mududad, mutirai, purush, Sali, satinwood, sengel, vari-maram India, Pakistan, Indonesia, Srilangka Jawa Barat Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, ukiran, mebel kantor, mebel kuno, bubutan
Penampang tangensial (t) Ciri umum
Sifat fisis
2 mm
Keawetan
Penampang melintang/transversal (x) Pengeringan
Kayu teras berwarna kuning kecoklatan kadang bergaris-garis, dibedakan secara jelas dari kayu gubal yang berwarna kuning pucat Kayu bercorak Serat berpadu Berat jenis 0,99 ; kelas kuat I Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III Pengeringan alami lambat, pengeringan dalam dapur pengering sangat lambat, dibutuhkan waktu lebih dari 28 hari untuk mengeringkan papan dengan ketebalan kurang dari 32 mm, dan lebih dari 84 hari untuk pengeringan papan dengan tebal diatas 63 mm. Jadwal pengeringan yang dianjurkan adalah T3 – C2 (4/4) dan T3 – C1 (8/4) (USA) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 75
Sifat mekanis
Pemesinan dan pengerjaan
Penampang radial (r)
76 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Keteguhan lengkung: 733 kg/cm2 (basah) ; 1040 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 423 kg/cm2 (basah) ; 645 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 181 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 110.000 kg/cm2 (basah) ; 132.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengetaman, pengampelasan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan.
Pemboran, pengukiran, moulding dan pembubutan sukar sampai sedang dengan hasil kurang baik. Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 13, 14, 43, 45, 55, 60, 61, 63, 77, 79, 80, 85, 113, 115, 129, 131, 132, 133, 149, 157, 161, 165, 185, 189, 191, 195, 210, 211, 212, 214, 215, 216, 228, 244, 252, 259, 260, 279, 280, 286, 301, 310, 312, 348
37. Cinnamomum inners Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Penyebaran di dunia Penampang tangensial (t)
Penyebaran di Indonesia Kegunaan
Ciri umum
2 mm
Sifat fisis Penampang melintang/transversal (x) Keawetan
Lauraceae Champorwood Cinnamomum inners Reinn. Sintok, cejo (Jawa Tengah) sintoh (Jawa Timur), Ki teja (Jawa Barat), kulit lawang, situbulung kulit lawang fatuh (Sumatera Utara) Champur wood, cinnamon, cinnamon wood, dalchini, gondhori, hmanthin, kadeu, kayu teja, kalingag, karawe, kayu manis, kayu manis hutan, kemangi, kusunoki, lelang, medang, ohez, singa betina, teja, teja badak Brunei, kamboja, India, Indonesia, Myanmar, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam Jawa, Sumatera Utara
Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, rak dapur, ukiran, mebel kantor, mebel kuno, bubutan, mebel untuk di luar ruangan Kayu teras berwarna coklat gelap agak kemerahan, dibedakan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Kayu bercorak Serat berpadu Berat jenis 0,62 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 77
Sifat mekanis
Keteguhan lengkung: 665 kg/cm2 (basah) ; 997 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 309 kg/cm2 (basah) ; 495 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 95 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 381 kg/cm2 (basah) ; 526 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 115.000 kg/cm2 (basah) ; 133.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan perekatan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pembubutan sukar dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r)
Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan. Catatan
Pustaka
78 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan. - Kayu perlu diawetkan. 64, 68, 101, 188, 214, 216, 237, 247, 252, 288, 342
38. Cinnamomum parthenoxylon Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Lauraceae Champorwood Cinnamomum parthenoxylon Meissn. Garupaij (Aceh), rawali, kepaleh, kepalih (Kalimantan), kayu lada (Lampung), madang sangit, loso, kayu babaun, baso (Sumatera Barat), losa, pirawas, lasa bunga, lesat (Sumatera Utara), ki sereh (Sukabumi), medang sahang (Sumatera Selatan) Bunsod, chintamula hitam, cinnamonwood, dalchini, gadis, gondhori, hmanthein, kayu gadis, kayu lada, keplah wangi, ki pedes, kusunoki, laso, madang lesa, madang loso, madeu, marawali, medang busok, medang gatal, medang kemangi, medang losoh, medang sahang, medang serai, merang, ohez, palio, parari, pelarah, peluwari, selasihan, theptharo
Penampang tangensial (t) Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum 2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Brunei, Kamboja, China, India, Indonesia, Japan, Laos, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan Kayu teras berwarna coklat gelap keunguan, dibedakan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan, bercorak, berpadu Kayu bercorak Serat berpadu dan bergelombang
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 79
Sifat fisis
Sifat mekanis
Berat jenis 0,64 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Pengeringan dalam dapur pengering dianjurkan menggunakan jadwal T10-D2 (4/4) (USA) -
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan dan pengetaman baik serta mudah dikerjakan.
Keawetan
Pengeringan
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
80 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan 64, 68, 79, 188, 252, 342
39. Coelostegia griffithii
Bombacaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis
Durian Coelostegia griffithii Benth. Punggai, regeun (Sumatera Barat) Durian isa, seranggap, sibankih India, Indonesia, Malaysia Sumatera Barat Mebel/perabot Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubalnnya yang berwarna mirip Kayu sedikit bercorak Serat berpadu Berat jenis 0,67 ; kelas kuat III
Penampang tangensial (t) Keawetan Sifat mekanis
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 81
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman kurang baik serta sukar dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 62, 63, 164, 237, 252, 294, 305, 343
82 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
40. Cordia dichotoma
Boraginaceae Nama dagang Anonang Nama botani Cordia dichotoma J.G. Foster Nama lokal Nunang, lunang (Sumatera Utara), nukukai, binawa (NTT) Nama lain Anonang-bakir, cordia, guma, new guinea cordia, viri Penyebaran Australia, China, India, Malaysia, di dunia PNG, Filipina, Vanuatu Penyebaran Sumatera Utara, NTT di Indonesia Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna kuning kecoklatan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna hampir sama Serat lurus, berpadu dan bergelombang
Penampang tangensial (t) Sifat fisis
Keawetan Sifat mekanis 2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Berat jenis 0,45 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut tinggi, kayu kurang stabil Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V Keteguhan lengkung: 504 kg/cm2 (basah) ; 790 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 298 kg Keteguhan tekan maksimum: 275 kg/cm2 (basah) ; 449 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 62 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 79.000 kg/cm2 (basah) ; 92.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 83
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 42, 46, 68, 105, 244, 247, 252, 256, 280, 326, 332
84 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
41. Cotylelobium malayanum Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Penyebaran di dunia
Dipterocarpaceae Awang Cotylelobium malayanum V.Sl. Resak, rosak gunung, resak padi, resak batu, gagil (Kalimantan), resak gagil (Sulawesi) Bukit, damar resak, gagil, giam, giam padi, giyam putih, rasak, rasak bukit, rasak gunung, resak, resak babalok, resak batu, resak bukit, resak daun kecil, resak daun lebar, resak duren, resak gagil, resak gunung, resak hitam, resak jawai, resak kelabu, resak keranji, resak linga, resak mendawe, resak mentotoh, resak padi, resak paya, resak tembaga, resak tempurong Brunei, Indonesia, Malaysia, Thailand
Penampang tangensial (t) Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis 2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan Sifat mekanis
Kalimantan, Sulawesi Mebel/perabot, bubutan Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Kayu bercorak Serat berpadu, dan lurus Berat jenis 0,83 ; kelas kuat II Kayu tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet I -
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 85
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pemboran, pengetaman pengampelasan dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka 24, 62, 63, 64, 68, 79, 100, 148, 248, 233, 252, 295
86 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
42. Cotylelobium flavum
Dipterocarpaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penampang tangensial (t)
Awang Cotylelobium flavum Pierre Keladan (Kalimantan Barat) Bukit, damar resak, gagil, giam, giam padi, giyam putih, rasak, rasak bukit, rasak gunung, resak, resak babalok, resak batu, resak bukit, resak daun kecil, resak daun lebar, resak duren, resak gagil, resak gunung, resak hitam, resak jawai, resak kelabu, resak keranji, resak linga, resak mendawe, resak mentotoh, resak padi, resak paya, resak tembaga, resak tempurong Penyebaran di Brunei, Indonesia, Malaysia, dunia Thailand Penyebaran di Jawa Barat Indonesia Kegunaan Mebel/perabot, bubutan Ciri umum
Sifat fisis Keawetan 2 mm
Sifat mekanis
Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Kayu bercorak Serat berpadu, dan lurus Berat jenis 0,83 ; kelas kuat II Kayu tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet I -
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 87
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pemboran, pengetaman pengampelasan dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
88 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
24, 62, 63, 64, 68, 79, 100, 148, 228, 233, 252, 295
43. Cratoxylum arborescens
Guttiferae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Geronggang Cratoxylum arborescens (Vahl) Blume Tanau, timok, tamaw, temaw (Kalimantan Barat), garunggang (Solok), simarunggang (Sumatera Barat), gerunggang (Riau), sudusudu, dori (Sumatera Utara) Nama lain Adat, buronggang, dat, dori, erat, geronggang gajah, gerunggang, irat, liu-liu, madang baro, mampat, mentemau, munel, serungan, silung-silung, temau, temok Penyebaran di Brunei, Indonesia, Malaysia dunia Penyebaran di Kalimantan Barat, Solok, Indonesia Sumatera Barat, Riau, Sumatera Utara Kegunaan Mebel untuk ruang tamu
Penampang tangensial (t)
Ciri umum
Sifat fisis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan Pengeringan
Kayu teras berwarna coklat muda keunguan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat lurus dan berpadu Kandungan silika agak tinggi Berat jenis 0,51 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet IV Pengeringan dalam dapur pengering cepat, dengan jadwal pengeringan yang dianjurkan T6 D2 (4/4), T3 – D1 (8/4) (USA), 5 (Perancis), E (4/4) (Inggris)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 89
Sifat mekanis
Keteguhan lengkung: 402 kg/cm2 (basah) ; 614 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 144 kg Keteguhan tekan maksimum: 165 kg/cm2 (basah) ; 259 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 68 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 219 kg/cm2 (basah) ; 341 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 86.000 kg/cm2 (basah) ; 103.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan pengerjaan perekatan dan pengampelasan baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r)
90 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Pemboran, pengukiran, moulding, pengetamandan pembubutan sukar dengan hasil buruk. Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 25, 51, 62, 63, 64, 68, 69, 100, 101, 164, 177, 187, 192, 196, 206, 208, 228, 237, 279, 316, 319, 321, 329, 334, 342
44. Cynometra ramiflora Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Leguminosae Kekatong Cynometra ramiflora L. Metombo wolawo, nyamu (Sulawesi), kampusuk, awanaben (Maluku) Balitbitan, belangkan, gal mendora, gulos, gulus, hambalanak, irapu, iripa, irippa, irudhu, kahsilah, kameu, kammau, kanaka, kanakamara, katong, katong laut, kekatong, kelengui, ketenguit, ketunguit, kumoh, madhuka, mahuka, mang kha, mangkha, moivi, myin-ka, myinga, myinka, myinkabin, naipudukan, ommo, omo, oringen, pamortisan, shingar, shingra, yeminga
Penyebaran di Myanmar, Kamboja, India, dunia Indonesia, Laos, Malaysia, PNG, Filipina, Thailand, Srilangka, Vietnam Penyebaran di Sulawesi, Maluku Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Kayu bercorak Serat berpadu dan lurus Sifat fisis Berat jenis 0,90 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Pengeringan dalam dapur pengering Pengeringan dianjurkan menggunakan jadwal T6 – D4 (4/4) (USA). JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 91
Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan pengerjaan pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 53, 64, 68, 79, 100, 105, 177, 252, 269, 271, 295, 343
92 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
45. Dactylocladus stenostachys
Crypteroniaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Jinjang Dactylocladus stenostachys Oliv. Madang pipit (Kalimantan Tengah), melingkat kerangas, mentibu, entibu, madang, medang, medang keladi, sangkalikit, embuwan, merebung (Kalimantan Barat) Nama lain Jongkong, medang jongkong, medang miang, medang tabak, mentibu, merebong, sampinur Penyebaran di Brunei, Indonesia, Malaysia dunia Penyebaran di Kalimantan Tengah, Kalimantan Indonesia Barat Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran Penampang tangensial (t) Ciri umum
Pengeringan
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat fisis Keawetan
Kayu teras berwarna coklat kemerahan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat lurus, berpadu dan bergelombang Pengeringan alami cepat, pengeringan buatan cepat dengan waktu pengeringan kurang dari 10 hari untuk papan dengan ketebalan dibawah 32 mm dan paling lama 30 hari untuk papan dengan ketebalan lebih dari 63 mm. Jadwal pengeringan dalam dapur pengering yang dianjurkan adalah T13 – C4S atau T11- D3S (USA), K (Inggris). Berat jenis 0,50 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 93
Sifat mekanis
Keteguhan lengkung: 526 kg/cm2 (basah) ; 824 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 298 kg. Keteguhan tekan maksimum: 239 kg/cm2 (basah) ; 399 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 93 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pemboran, perekatan, pengetaman dan pengampelasan baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r)
Pembubutan sukar dengan hasil kurang baik. Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 64, 68,79,176, 177, 178,181, 227, 252, 294, 299, 329, 348
94 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
46. Dalbergia latifolia
Leguminosae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Indian Rosewood Dalbergia latifolia Roxb. Sonokeling, sonobrits, sonosungu (Jawa) Nama lain Bhotbeula, bhotuk, biti, bodbera, bombay blackwood, bombay rosewood, botbiola, east indian rosewood, eetti, eravadi, eruvadi, indian palisandre, indian palissander, indian rosewood, iridi, iti, java palisandre, jitangi, jitegi, jitiyegishi, kala-rukh, kalaruk, kariti, makle, malabar, rute, ruzerap, saisa, satsayar, satsiyar, seris, serisso, shisham, siase, siras, siris, sirsa, sirsai, sisali, sison, sissa, sissu, sissua, sissui, sisu, sitsal, sonobrits, thethagatti, thodagatti, thothagatti, veeti, vitti, yerugudu Penyebaran di India, Indonesia, Malaysia, Nepal, dunia Filipina, Srilangka, Vietnam Penyebaran di Jawa Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, ruang makan, mebel kantor, mebel kuno, bubutan Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua keunguan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Kayu bercorak Serat lurus dan berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,85 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Keawetan Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 95
Pengeringan
Sifat mekanis
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Pengeringan alami cepat, pengeringan buatan cepat dengan waktu pengeringan 11- 17 hari untuk papan dengan ketebalan dibawah 32 mm dan 31 – 51 hari untuk papan lebih tebal dari 63 mm. Jadwal pengeringan yang dianjurkan adalah T6D2/T3D1 (USA), E (Inggris) dan 5 (Perancis). Keteguhan lengkung: 709 kg/cm2 (basah) ; 1159 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 885 kg Keteguhan tekan maksimum: 381 kg/cm2 (basah) ; 547 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 132 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 463 kg/cm2 (basah) ; 508 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 89.000 kg/cm2 (basah) ; 115.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengampelasan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman dan pembubutan sukar dengan hasil kurang baik Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan Pustaka 32, 38, 43, 53, 61, 62, 63, 79, 85, 113, 134, 149, 157, 160, 161, 165, 176, 187, 195, 211, 216, 218, 228, 229, 244, 252, 259, 260, 265, 269, 270, 271, 277, 279, 287, 288, 295, 314, 326, 348
96 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
47. Dillenia pentagyna
Dilleniaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
Simpoh Dillenia pentagyna Roxb. Junti, sempu, sempur (Jawa), kahalalo, papunuk (Maluku) Nama lain Aggai, dillenia, katmon, san, simpoh, simpur, zinbyun Penyebaran di China, India, Indonesia, Malaysia, dunia Thailand, Vietnam Penyebaran di Jawa, Maluku Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang makan, ukiran, ruang tamu, rak dapur, mebel kantor Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua keunguan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Endapan putih dalam pembuluh menjadikan kayu bercorak garis-garis putih Serat berpadu dan bergelombang Sifat fisis Berat jenis 0,56 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Keawetan Sifat mekanis
Kayu mudah diserang oleh organisme perusak kayu Kelas awet IV Keteguhan lengkung: 579 kg/cm2 (basah) ; 787 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 74.000 kg/cm2 (basah) ; 93.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 97
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengukiran, pengerjaan pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, perekatan dan pengetaman sukar dengan hasil kurang baik.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
98 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan 77, 79, 177, 214, 216, 252, 280
48. Dillenia reticulata
Dilleniaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Penampang tangensial (t)
Sifat fisis Keawetan
Sifat mekanis
Beringin Dillenia reticulata King Pinggan-pinggan (Sumatera Barat), mempelu (Siak), simpur, tempuran, tempuro (Kalimantan), ampelu (Riau) Katmon, simpoh, simpoh gajah, simpor Indonesia, Malaysia Sumatera, Kalimantan Mebel/perabot, ukiran Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan, samar-samar dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat lurus, berpadu dan bergelombang Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 99
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, pengukiran, perekatan, moulding dan pengetaman sukar dengan hasil kurang baik
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
100 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 62, 63, 79, 98, 99, 252, 343
49. Dillenia castaneifolia
Dilleniaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Simpoh Dillenia castaneifolia (Miq.) Diels Simpur talang (Sumatera Utara) Dillenia, katmon, masurina, poplea, san, san na, simpoh, simpur, thabyu Penyebaran di Australia, China, Indonesia, PNG dunia Penyebaran di Sumatera Utara Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua keunguan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat berpadu dan bergelombang Sifat fisis Berat jenis 0,71 ; kelas kuat I
Penampang tangensial (t) Keawetan
Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Kayu teras tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal mudah terserang Kelas awet III Keteguhan lengkung: 474 kg/cm2 (basah) ; 1009 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 555 kg Keteguhan tekan maksimum: 263 kg/cm2 (basah) ; 446 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 84.000 kg/cm2 (basah) ; 117.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 101
Pengeringan
Pengeringandalam dapur pengering lambat, dianjurkan dengan jadwal pengeringan T3 – C2 (4/4) (USA)
Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan pengerjaan pemboran, pengetaman, pengampelasan dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
102 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 79, 105, 177, 252, 280
50. Diospyros ferrea
Ebenaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Ebony, ata-ata Diospyros ferrea (Willd.) Bakh Homma (Flores), kayu arang, teed (NTT), manitan (Bojonegoro), moitomo, moito, kayu manjeta (Manado), solopiri mutopulu (Sulawesi) Nama lain Balatinao, bantolinao, batulinau, bibis, black ebony, ebano, ebony, irumpalei, irunbali, kamaho, karianthovarai, kathuthovarai, kaya arang, keloran, ki merak, kihagilo, layong, mariathovarai, merakan, mobohagio, palatinao, pasiniki, pulut, rangkemi, ribu-ribu, scahinit laut, secherek aut, tagintin, ugao, uti, yerruti Penyebaran di Australia, Myanmar, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, dunia Thailand, Vanuatu Penyebaran di NTT, Flores, Sulawesi Indonesia
Penampang tangensial (t)
Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis
2 mm
Keawetan Penampang melintang/transversal (x) Pengeringan Sifat mekanis
Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan Kayu teras coklat kehitaman, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning Kayu bercorak Serat lurus dan berpadu Berat jenis 0,80 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut agak tinggi, kayu kurang stabil Kayu tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet I Pengeringan alami lambat -
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 103
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas perekatan pengerjaan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman dan pembubutan sukar dengan hasil baik.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
104 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu sukar dikerjakan karena berat jenisnya tinggi, namun hasilnya secara umum baik. 42, 53, 105, 149, 151, 177, 188, 247, 260, 267, 280, 335
51. Dryobalanops aromatica Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Penampang tangensial (t)
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis 2 mm
Anacardiaceae Ava Dracontomelon mangiferum Blume Kasai bukit (Sumatera Barat), raguurau (Sulawesi), ki langir (Jawa Barat), kul (Maluku), sengkuan, singkuwang (Riau) Basuong, batuan, bau, burroa, chinyok, cinkuang, dahu, damoni, dao, dau, dau payo, dau uding, dorea, ehoi, habas, jaap, kaih, kaih laki, kamarag, kasai bukit, kasuang, kawilu, lakus, lamis, laup, laup mon, layo, lup, lupigi, makau, maliyan, New Guinea walnut, ngabauk, ngasobar, noyer de la Nouvelle-Guinee, onomba, pacific walnut, paldao, PNG walnut, papuanuss, payakoson, prachao, pracchao-har-pra-ong, rao, rau takau, sakuan, sengkowang, sengkuang, sekaung, serai, talansep, tawthitcha Myanmar, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Thailand Sulawesi, Jawa Barat, Maluku, Riau Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan Kayu teras berwarna coklat keabuabuan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning kemerahan. Serat berpadu dan lurus Kandungan silika sedang Berat jenis 0,59 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 105
Pengeringan
Penampang radial (r)
106 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Pengeringan alami cepat, pegeringan buatan cepat untuk papan dengan ketebalan dibawah 32 mm, dibutuhkan waktu kurang dari 10 hari, sedangkan untuk papan dengan tebal lebih dari 63 mm, waktu pengeringan diperkirakan sampai dengan 30 hari. Keawetan Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet IV Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 529 kg/cm2 (basah) ; 924 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 451 kg Keteguhan tekan maksimum: 275 kg/cm2 (basah) ; 449 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 109 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 99.000 kg/cm2 (basah) ; 114.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan perekatan, polishing, moulding, pengerjaan pengampelasan dan pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Catatan - Kayu mengandung silika menyebabkan pisau kerja cepat tumpul Pustaka 13, 42, 49, 62, 63, 67, 90, 91, 100, 105, 139, 177, 188, 191, 195, 229, 252, 257, 297
52. Dryobalanops aromatica Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Penampang tangensial (t)
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis
Keawetan 2 mm
Dipterocarpaceae Kapur Dryobalanops aromatica Gaertner f. Haburuan, kamper (Sumatera Utara), kapur (Riau), baojan (Samarinda), wahai, salumpung, kunjung, kapur naga (Kalimantan) Anggi, baros champor wood, borneo champor wood, borneo kamferholz, borneo teak, camphrier de borneo, haburuan, haju hapur, hapur, Indonesian kapur, jahalan, kayu kapur, kamgerhout, kapor, kapur baros, kapur barus, kapur bukit, kapur peringgi, kapur ranggi, kapur singkal, keladan, mahoborn teak, malayan kapur, singkel kamferhout, Sumatraans kamferboom, telajin, tengmang Brunei, Indonesia, Malaysia Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Mebel/perabot Kayu teras berwarna coklat kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat kekuningan Serat lurus dan berpadu Berat jenis 0,77 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 107
Sifat mekanis
Pemesinan dan pengerjaan
Keteguhan lengkung: 761 kg/cm2 (basah) ; 1101kg/cm2 (kering) Kekerasan: 564 kg Keteguhan tekan maksimum: 484 kg/cm2 (basah) ; 671 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 114 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 158.000 kg/cm2 (basah) ; 184.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r) Catatan
-
Getah yang keluar selama pengukusan menyebabkan plastisasi kurang sempurna, dan hasil pelengkungan kurang baik. - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 19, 24, 61, 68, 77, 79, 80, 85, 101, 113, 122, 144, 148, 160, 164, 178, 188, 192, 195, 206, 208, 217, 228, 233, 283, 292, 299, 305, 316, 317, 321, 336, 342, 346
108 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
53. Dryobalanops lanceolata
Dipterocarpaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Kapur Dryobalanops lanceolata Burck. Baojan, wahai, salumpung, kunjung, kapur naga (Kalimantan) Nama lain Borneo champor wood, keladan Penyebaran di Indonesia, Malaysia dunia Penyebaran di Kalimantan Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, mebel kantor, mebel kuno, bentuk lengkung Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat kekuningan Serat lurus dan berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 10% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Keawetan Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal mudah terserang Kelas awet III Pengeringan Pengeringan alami lambat, pengeringan dalam dapur pengering dianjurkan menggunakan jadwal T10-D4S (4/4) atau T8 – D3S (8/4) (USA) Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 837 kg/cm2 (basah) ; 1197 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 546 kg Keteguhan tekan maksimum: 411 kg/cm2 (basah); 668 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 117 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 117.000 kg/cm2 (basah) ; 139.000 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 109
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pembubutan sukar dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 38, 79, 160, 177, 204, 211, 252
110 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
54. Durio zibethinus
Bombacaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis Penampang tangensial (t) Keawetan Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Durian Durio zibethinus Murray Durian Apa-apa, bengang, punggai Indonesia, Malaysia, Laos, Vietnam, Kamboja, Thailand Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku, Papua Mebel/perabot Kayu teras berwarna coklat kekuningan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan Serat rata, lurus dan berpadu Kandungan silika sedang Berat jenis 0,62 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut sedang, kayu kurang stabil Kayu mudah diserang oleh organisme perusak Kelas awet V Keteguhan lengkung: 528 kg/cm2 (basah) ; 692 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 302 kg Keteguhan tekan maksimum: 269 kg/cm2 (basah) ; 358 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 74 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 106.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 111
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan perekatan, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan
-
Kayu mengandung silika menyebabkan pisau kerja cepat tumpul Pustaka 79, 101, 177, 252
112 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
55. Ehretia acuminata
Boraginaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis
Penampang tangensial (t)
Keawetan
Sifat mekanis
Arjun Ehretia acuminata R. Br. Anakea, buang (Ende), pulsima (NTT) Australian silky ash, brown cedar, bual, chillay, churnwood, kala-aja, kalthanu, koda, kurkuria, nalshuna, narra, pandayan, panden, punjlaurai, punna, punya, punyan, puran, shaursi, silky ash Australia, Bhutan, Myanmar, India, Indonesia, Jepang, Filipina Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur Mebel untuk ruang tamu Kayu teras berwarna coklat agak kekuningan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal Kayu bercorak Serat berpadu Berat jenis 0,64 ; kelas kuat II Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 113
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan mudah dengan hasil baik.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 72, 98, 99, 147, 149, 252
114 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
56. Elaeocarpus floribundus
Elaeocarpaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
Badar-phang Elaeocarpus floribundus Bl. Deduk (Belitung), gamprit (Pekalongan), enbuju (Ende), kelampak (Bangka), pesu (Bojonegoro), uba-uba merah (Kalimantan), rengkat (Bangka), tangku robine (Sulawesi), hahawuan (Pandeglang) Nama lain Banghkri, belphoi, charphal, jalpai, koying, mai-mamon-pan, medang, ok-hi-siming-ti, ron, thengkoreng-arong, thitpwe Penyebaran di Myanmar, India, Indonesia, dunia Malaysia, Filipina, Thailand Penyebaran di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Indonesia Timur, Kalimantan, Sulawesi Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Serat berpadu dan bergelombang Sifat fisis Berat jenis 0,67 ; kelas kuat II Keawetan
Sifat mekanis
Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 115
Pemesinan Secara umum pemesinan dan dan pengerjaan pengerjaan mudah dengan hasil baik.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
116 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 77, 100, 247, 252
57. Endopsermum malaccense
Euphorbiaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Baru bukit Endospermum malaccenseBenth. Mara bulan (Riau), kayu labu, madang tapak kuda, kayu kundui (Sumatera Barat) Nama lain Bebaru, bembulan,bukit, ekor belangkas, gubas, inchong perlis, kayu raja, kayu semut, mahang puteh, merabulan, medang kelabu, membulan, sendok, sendoksendok, sesundo, terbulan Penyebaran di Brunei, Indonesia, Malaysia, dunia Thailand Penyebaran di Riau, Sumatera Barat Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran
Penampang tangensial (t) Ciri umum
Sifat fisis
Keawetan
Sifat mekanis 2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Kayu teras berwarna coklat muda kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih muda Serat berpadu dan bergelombang Berat jenis 0,50 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu mudah terserang oleh organisme perusak Kelas awet V Keteguhan lengkung: 429 kg/cm2 (basah) ; 674 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 144 kg Keteguhan tekan maksimum: 275 kg/cm2 (basah) ; 449 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 62 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 117
Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengukiran, perekatan, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, moulding, pengetaman sukar dengan hasil kurang baik Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 62, 63, 64, 68, 79, 100, 177, 188, 196, 206, 208, 236, 237, 252, 293, 299, 325, 344, 349
118 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
58. Enterolobium cyclocarpum
Leguminosae
Nama dagang Nama botani
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Guanacaste Enterolobium cyclocarpum (Jacq.) Griseb. Nama lokal Sengon buto (Jawa) Nama lain Acacia franc, algarrobo carretera, algarrobo de orejas, anjera, arbol de las orejas, arbol de orejas, bois tanni, cabellos de venus, carita, carito, caro, caro hembra, carocaro, cascabel sonaja, central american walnut, conacaste, coratu, corotu, cuanacaztle, cuau-nacaztli, devils ear, earpod, genisero, genizero, guanacaste, guanacaste negro, harina, huanacaxtle, huinecaztle, jarina, jenezero, jenisero, juana costa mahogany, kelobra, mexican walnut, nacaxtle, nacazle, oreja, oreja de judio, orejas, orejero, oriera, parota, perota, piche, pichwood, south american walnut, tamboril, timbauba, timbo, timbo color, tubros Penyebaran di Amerika latin, Amerika Tengah, dunia Indonesia Penyebaran di Jawa Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bentuk lengkung Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning cerah Kayu bercorak Serat berpadu dan lurus Sifat fisis Berat jenis 0,42 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 119
Sifat mekanis
Keawetan Penampang radial (r) Pemesinan pengerjaan
Keteguhan lengkung: 359 kg/cm2 (basah) ; 581 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 191 kg Keteguhan tekan maksimum: 261 kg/cm2 (basah) ; 384 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 62 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 64.000 kg/cm2 (basah) ; 86.000 kg/cm2 (kering) Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak,bagian gubal tidak tahan Kelas awet dan Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan.
Pengetaman sukar dengan hasil kurang baik. Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 31, 33, 51, 56, 61, 76, 79, 81, 82, 110, 161, 184, 191, 195, 211, 252, 274, 275, 273, 309
120 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
59. Eucalyptus citriodora Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis
Penampang tangensial (t)
Keawetan
Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Myrtaceae Lemon scented gum Eucalyptus citriodora Hook. lemon Eucalyptus, lemon eucalyptus, lemon scented gum, spotted gum, spotted iron gum Australia, Fiji, India, Indonesia, Afrika Selatan Jawa Barat, Sulawesi Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, rak dapur, mebel kantor, bubutan Kayu teras berwarna coklat kekuningan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning muda Serat bergelombang dan berpadu Berat jenis 0,83 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut tinggi, kayu kurang stabil Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III Keteguhan lengkung: 907 kg/cm2 (basah) ; 1370 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 867 kg Keteguhan tekan maksimum: 464 kg/cm2 (basah) ; 674 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser 160 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 600 kg/cm2 (basah) ; 759 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 143.000 kg/cm2 (basah) ; 169.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 121
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 2, 7, 29, 33, 37, 44, 45, 116, 120, 159, 177, 252, 265, 293, 310
122 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
60. Eucalyptus deglupta
Myrtaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Deglupta, leda Eucalyptus deglupta Blume Gallang, tombu lilato, leda, ledan, kojo, tampai, pasokan, galang, leda merah, leda putih, ongkolam (Sulawesi), ki poko (Jawa Barat), kayu petola (Maluku) Nama lain Amamanit, aren, bagaras, bagras, banikag, didia, dinglas, galang, galong, kamarere, komo, koyo, kumo, magoyangit, merah, minanao gum, mindaho gum, mindanao gum, moluccas, ongkolan, tampai, tombulilato, tomela, tomelo Penyebaran di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Latin, Australia, Fiji, dunia Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Srilangka, Thailand
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di Sulawesi, Jawa Barat, Maluku, Indonesia Papua Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, bubutan Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih muda. Kayu bercorak Serat berpadu dan bergelombang Sifat fisis Berat jenis 0,58 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet IV
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 123
Pengeringan
Sifat mekanis
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Pengeringan alami cepat, pengeringan dalam dapur pengering termasuk cepat, dibutuhkan 11 – 17 hari untuk mengeringkan papan dengan tebal kurang dari 32 mm, dan sekitar 31 – 51 hari untuk mengeringkan papan dengan tebal lebih dari 63 mm. Keteguhan lengkung: 620 kg/cm2 (basah) ; 950kg/cm2 (kering) Kekerasan: 373 kg Keteguhan tekan maksimum: 363 kg/cm2 (basah) ; 548 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 104 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 489 kg/cm2 (basah) ; 709 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 104.000 kg/cm2 (basah) ; 122.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Pembubutan sukar dengan hasil buruk. Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 6, 7, 8, 42, 47, 48, 49, 62, 63, 69, 79, 87, 91, 105, 118, 120, 150, 156, 158, 159, 177, 187, 188, 229, 242, 252, 263, 280, 281, 310, 312, 329, 342
124 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
61. Eusideroxylon zwageri Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Penampang tangensial (t)
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan
Ciri umum 2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat fisis
Lauraceae Belian Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Binnend. Belian kapur, ulin, kalang kayu ayan, talion, ulian, telian, telian air, telian pipit (Kalimantan), bulian (Palembang), bulian regis, bulian rambai (Jambi) Abuin, balian, belian bulch, belian buloh, belian griting, belian kapur, belian tembaga, belian wi, bilian, bilan, bois de fer de borneo, borneo eisenholz, borneo ironwood, borneo’s ijzerhout, borneo-jarntra, borneosch ijerhout, caju baelian, ijzerhout, im muk, kajo taha, kayu besi, ku an tin, lampahung, legno ferro del Borneo, melangganai, onglen, palembangs ijzerhout, palo de hierro de Borneo, sakian, tadien, tambulian, tanudlen, tebelian, telian, terbelian, tulian ulin, yam muk Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina Kalimantan, Jambi, Palembang Mebel untuk kamar tidur, ruang makan, ruang tamu, ukiran, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan Kayu teras berwarna coklat tua dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat lurus dan berpadu Berat jenis 0,99 ; kelas kuat I Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 125
Keawetan
Pengeringan
Penampang radial (r)
Sifat mekanis
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu awet, tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet I Pengeringan alami cepat, pengeringan dalam dapur pengering termasuk cepat, papan dengan tebal kurang dari 32 mm, dapat dikeringkan dalam waktu kurang dari 10 hari, sedangkan papan dengan ketebalan lebih dari 63 mm, dapat dikeringkan dalam waktu kurang dari 30 hari. Pengeringan dalam dapur pengering dianjurkan menggunakan jadwal T2-C2 (4/4), T2-C1 (8/4) (USA), B (Inggris), 2 (Perancis). Keteguhan lengkung: 1440 kg/cm2 (basah) ; 1911 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 1365 kg Keteguhan tekan maksimum: 742 kg/cm2 (basah) ; 928 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 202 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 178.000 kg/cm2 (basah) ; 197.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengetaman, pengampelasan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Pembubutan, pengukiran, perekatan, moulding sukar dengan hasil buruk Catatan - Perekatan sukar, karena adanya sel minyak di permukaan kayu. Untuk perekatan optimal permukaan kayu harus rata dan kering Pustaka 64, 68, 79, 176, 177, 187, 188, 190, 205, 227, 229, 252, 280, 283, 294, 299, 336, 342
126 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
62. Excoecaria agallocha Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Penampang tangensial (t) Penyebaran di dunia
Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis
Keawetan 2 mm
Sifat mekanis Penampang melintang/transversal (x)
Euphorbiaceae Milky mangrove Excoecaria agallochaL. Lomuluto (Manado), kokobatuta (Sulawesi), baiwi, kamjatbuli, maga puta, maga futa, makanga futa, mamatia (Maluku), menengan (Bali), buta-buta (Kalimantan Barat) Alu, ausus, ayas, bat, bat ‘nigak’ iy, bebuta, buta-buta, chilla, eas, gangwa, garu, geon, geor, geria, geva, gewa, hara, hasi, las, kayaw, kayu, komatti, losus, ousus, pardise wood, phungali, sasi, surund, tala kiriya, tayaw, the eye blinding plant, thilla, tilai, uguru, yekin Australia, Brunei, Myanmar, China, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Srilangka, Filipina, Pakistan, Jepang Sulawesi, Maluku, Bali, Kalimantan Barat Mebel/perabot, mebel kuno Kayu teras berwarna coklat pucat tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang memiliki warna sama. Serat lurus Berat jenis 0,43 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu tidak awet, mudah terserang organisme perusak Kelas awet V Keteguhan lengkung: 327 kg/cm2 (basah) ; 697 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 322 kg Keteguhan tekan maksimum: 182 kg/cm2 (basah) ; 311 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 127
Pemesinan dan pengerjaan
Keteguhan geser: 78 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 223 kg/cm2 (basah) ; 320 kg/cm2 Kekakuan: 56.000 kg/cm2 (basah) ; 76.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pengetaman dan pengampelasan baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, moulding dan pembubutan sukar dengan hasil kurang baik.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
128 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 53, 65, 101, 105, 149, 252, 260, 335, 342
63. Fagraea fragrans
Potaliaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Penyebaran di dunia
Anan Fagraea fragrans Roxb. Tamasu (Kalimantan Barat), tembesu (Palembang, Jawa Barat), kulahi (Sulawesi), tembesu tualang, tembesu rawang (Lampung) Burman yellowheart, dolo, dulo, kankrao, lemesu, meriang, perepat hutan, reriang, sysulin, tatrau, tembesu paja, tembesu rawang, tembesu renah, tembusu, tembusu luar, tembusu padang, temesu, trai, uling, urung Brunei, Myanmar, Kamboja, Fiji, Indonesia, Malaysia, Filipina, Srilangka, Thailand, Vietnam
Penampang tangensial (t) Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan Sifat mekanis
Kalimantan Barat, Palembang, Jawa Barat, Sulawesi, Lampung Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan Kayu teras berwarna coklat muda kekuningan, tidak dipisahkan secara jelas dengan bagian gubal yang berwarna sama. Serat lurus, bercorak, berpadu Berat jenis 0,80 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet I Keteguhan lengkung: 954 kg/cm2 (basah) ; 1473 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 851 kg
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 129
Pemesinan dan pengerjaan
Keteguhan tekan maksimum: 485 kg/cm2 (basah) ; 699 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 211 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 152.000 kg/cm2 (basah) ; 175.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
130 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
3, 64, 68, 70, 79, 100, 161, 177, 188, 206, 208, 252, 260, 280, 294, 297, 325, 336, 344
64. Ganua motleyana
Sapotaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Arupa Ganua motleyanaPierre. Katiau, katijau (Kalimantan), Bengku (Riau) Nama lain Balam, balem, bangku, baringin, bengku, gata-gata, getah merah, getah perca, gofiri, hangkang, jengkot, kawang, ketiau, kibangkong, kisawo, kuma, kume, maneo keaaf, mayang, mergetahan, nantu, nato, njatuh, nyato, nyatoh, nyatoh ketiau, nyatu, padang, punti, sau payo, semaram, siki, sodu-sodu, soko, suntai, tanjungan, tofiri Penyebaran di Indonesia, Malaysia dunia Penyebaran di Kalimantan, Riau Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu Ciri umum Kayu teras berwarna merah muda kecoklatan, dipisahkan secara jelas dengan bagian kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat berpadu dan bergelombang Sifat fisis Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV Pengeringan Pengeringan alami lambat, pengeringan dalam dapur pengering cepat, untuk papan dengan tebal kurang dari 32 mm diperlukan waktu kurang dari 10 hari, sedangkan untuk papan dengan ketebalan diatas 63 mm, diperlukan waktu pengeringan kurang dari 30 hari. Sifat mekanis -
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 131
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan perekatan, pengetaman dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
132 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 62, 63, 100, 228, 237, 252, 343
65. Gordonia papuana
Theaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis
Penampang tangensial (t) Keawetan
Sifat mekanis
Gordonia Gordonia papuana Kobuski Adikelp, kerkebo (Flores), reik (Biak) Mail Indonesia, PNG, Kepulauan Solomon Maluku, Papua Mebel/perabot Kayu teras berwarna coklat keunguan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna merah muda. Kayu bercorak Serat lurus Berat jenis 0,64 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, tetapi bagian gubalnya mudah diserang Kelas awet III -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 133
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, moulding, pengetaman dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan. Hasil polishing buruk.
Penampang radial (r) Catatan
-
Untuk meningkatkan hasil polis, permukaan kayu perlu diampelas berulang kali untuk mendapatkan permukaan yang halus. Pustaka 105, 188, 252
134 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
66. Gluta renghas
Anacardiaceae
Penampang tangensial (t)
2 mm
Nama dagang Rengas Nama botani Gluta renghas L. Nama lokal Pui-pui, anga (Sulawesi), rengas suloh, rengas burung (Sumatera, Kalimantan), rengas tembaga (Jawa) Nama lain Black varnish tree, borneo rosewood, gluta, lingas, rak, straights mahogany, thayet-thitsi, thitsi Penyebaran Indonesia, India, Myanmar, di dunia Filipina, Thailand Penyebaran Sumatera, Kalimantan, Jawa, di Indonesia Sulawesi Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, bubutan, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat keunguan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Serat lurus dan bergelombang Kandungan silika tinggi Sifat fisis Berat jenis 0,74 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut tinggi, kayu tidak stabil Keawetan Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 702 kg/cm2 (basah) ; 902 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 183 kg/cm2 (basah) ; 577 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 117.000 kg/cm2 (basah) ; 131.000 kg/cm2 (kering)
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 135
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan. Hasil polishing sedang.
Penampang radial (r) Catatan
-
Kandungan silika tinggi menyebabkan pisau kerja cepat tumpul Pustaka 79, 101, 177, 187, 214, 217, 252, 342
136 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
67. Gmelina moluccana
Verbenaceae Nama dagang Nama botani
New Guinea white beech Gmelina moluccana (Blume) Backer ex K. Heyne Nama lokal Melina, tuhu, kayu piti, tur tuhu (Maluku), ankieu, anjus (Manokwari), titis (NTT) Nama lain White beech Penyebaran di India, Indonesia, Myanmar, dunia Filipina, Thailand Penyebaran di Maluku, Manokwari, NTT Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat muda kemerahan samar-samar dibedakan dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Serat berpadu Kandungan silika tinggi Sifat fisis Berat jenis 0,46 ; kelas kuat III
Penampang tangensial (t)
Keawetan Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V Keteguhan lengkung: 434 kg/cm2 (basah) ; 671 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 217 kg/cm2 (basah) ; 399 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 103 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 79.000 kg/cm2 (basah) ; 90.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 137
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pemboran, pengukiran, perekatan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Moulding, pengetaman dan pengampelasan sukar dengan hasil kurang baik.
Penampang radial (r) Catatan
-
Kandungan silika tinggi menyebabkan pisau kerja cepat tumpul - Dapat digunakan untuk menggantikan kayu White beech dari Australia Pustaka 47, 105, 177, 252
138 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
68. Gonystylus bancanus
Thymeleaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Ramin Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz Pulai miang, pulei mijang, matakeli (Sumatera Utara), lapis kulit, garu buaja, balung kulit (Riau), seriangun, mahabai binjak, lemias, jungkung adung, medang keran, medang keram (Kalimantan Barat), merang (Kalimantan Tengah), aha (Maluku), ramin (Pontianak) Nama lain Ahmin, asana, badiako, busilak, claro, gaharu, gaharu buaya, garu buaja, gerima, gisok-babae, gisok puti, lanutan bagio, lapis kulit, mala-apdo, malagopinai, malanangka, manggasinoro, medang keladi, medang ramuan, melawis, menamang, merang, nangkaon, panaguraring, pandit, panggatutup, pinang baek, pulai miang, ramin melawis, ramin telur, salasa-ai, sepetis Penyebaran di Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina dunia Penyebaran di Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Indonesia Barat, Kalimantan Tengah, Maluku, Pontianak Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna kuning keabuabuan tidak dipisahkan secara jelas dengan bagian gubal. Serat berpadu dan lurus Sifat fisis Berat jenis 0,66 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut tinggi, kayu kurang stabil
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 139
Pengeringan
Keawetan Penampang radial (r)
Sifat mekanis
Pemesinan dan pengerjaan
Catatan Pustaka
140 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Pengeringan alami agak cepat, pengeringan dalam dapur pengering cepat dianjurkan menggunakan jadwal pengeringan T3-C2 (4/4) atau T2-C1 (8/4) (USA) dan C (Inggris) dan 3 (Perancis). Waktu pengeringan dalam dapur pengering kurang dari 10 hari untuk papan dengan ketebalan dibawah 32 mm, dan waktu pengeringan sampai dengan 30 hari untuk papan dengan ketebalan lebih dari 63 mm. Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet V Keteguhan lengkung: 717 kg/cm2 (basah) ; 1251 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 419 kg/cm2 (basah) ; 675 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 104 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 333 kg/cm2 (basah) ; 519 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 119.000 kg/cm2 (basah) ; 145.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Kayu perlu diawetkan. 16, 19, 29, 38, 61, 64, 68, 79, 87, 101, 113, 122, 138, 160 ,176,177, 204, 205, 206, 208, 228, 237,252, 254, 276, 279, 280, 295, 299, 302, 310, 344
69. Gonystylus forbesii
Thymeleaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan
Ramin Gonystylus forbesii Gilg. Merang, bakubal, dedarah putih, sekaja, bermiang (Kalimantan), durin utan (Bangka), pucat tutup, sibutok bulug, sa lio bulug (Sumatera Barat) Melawis Australia, Indonesia, Malaysia, Filipina Bangka, Sumatera Barat, Kalimantan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, ukiran, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan
Penampang tangensial (t) Ciri umum
Sifat fisis
Keawetan 2 mm
Pengeringan Penampang melintang/transversal (x)
Kayu teras berwarna kuning keabu-abuan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal. Serat berpadu dan lurus Berat jenis 0,67 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet V Pengeringan alami lambat, pengeringan dalam dapur pengering dianjurkan menggunakan jadwal pengeringan T3-C2 (4/4) atau T2-C1 (8/4) (USA) dan C (Inggris).
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 141
Sifat mekanis
Keteguhan lengkung: 682 kg/cm2 (basah) ; 1196 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 577 kg Keteguhan tekan maksimum: 387 kg/cm2 (basah) ; 659 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 101.000 kg/cm2 (basah) ; 144.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pengampelasan pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Penampang radial (r)
142 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Perekatan, pengetaman sukar dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan Catatan - Kayu memiliki persentase jaringan abormal (kayu reaksi) tinggi, menyebabkan serat terangkat dan berbulu. Kadang dijumpai kayu reaksi memanjang berbentuk alur, sehingga kualitas pengerjaan rendah. Pustaka 79, 101, 177, 252
70. Grevillea robusta
Proteaceae Nama dagang Silky oak Nama botani Grevillea robusta A.Cunn.ex R.Br. Nama lokal Salamander (Jawa Barat) Nama lain Australian silky oak, carvalino sedoso, east african silky oak, gravilea, grevilea, helecho, kawilia, lacewood, pino rojo, roble de pelota, roble de seda, roble redoso, solk oak grevilea, southern silky oak, tuggan-tuggan Penyebaran Australia, Afrika Selatan, USA di dunia Penyebaran Jawa Barat di Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, bentuk lengkung, mebel kantor, mebel kuno, bubutan, ukiran
Penampang tangensial (t) Ciri umum
Sifat fisis
Keawetan 2 mm
Sifat mekanis Penampang melintang/transversal (x)
Kayu teras berwarna merah kecoklatan jelas dipisahkan dari kayu gubal yang berwarna kuning pucat. Kayu bercorak Serat lurus dan bergelombang Berat jenis 0,61 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet IV Keteguhan lengkung: 442 kg/cm2 (basah) ; 738 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 420 kg
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 143
Pengeringan
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Keteguhan tekan maksimum: 205 kg/cm2 (basah) ; 357 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 89 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 74.000 kg/cm2 (basah) ; 83.000 kg/cm2 (kering) Pengeringan dalam dapur pengering termasuk cepat, papan dengan ketebalan kurang dari 32 mm membutuhkan waktu 11 – 17 hari, sedangkan papan dengan tebal lebih dari 63 mm memerlukan waktu 31 – 51 hari. Pengeringan dalam dapur pengering dianjurkan dengan jadwal T3C2 (4/4); T3C1 (8/4) (USA), C (Inggris), 3 (Perancis). Kayu ini memiliki kualitas pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah, dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 21, 27, 28 , 29, 33, 41, 45, 46, 62, 65, 79, 113, 150, 160, 161, 177, 187, 241, 252, 259, 264, 309, 310, 352
144 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
71. Guazuma ulmifolia
Sterculiaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penampang tangensial (t)
Penyebaran di dunia
Ajya Guazuma ulmifolia Lamk. Jati blanda (Ngawi, Jawa Barat) Anhuiba, aquich, aquiche, aquicho, bastard cedar, bay-cedar, bois d’orme, bois puant, bois zombre, bolaina, boss d’orme, bulines, cabal-pixoy, cablote, caca de mico, camba-aca, cambeza de negro, caulote, cedre, cedre jaune, chicarion, chicharron, coco, contamal, cuahulote, cuaulote, dinakra, gua-azuma, granadilo, guacima, guacima boba, guacima cimarrona, guacima de caballo, guacimillo, guacimo, guacimo baba, guacima blanco, guacima colarado, guacima colorado, guacima de ternero, guacima dulce, guacima macho, guazuma, guazuma plum, hetre gris, hetre vert, ibixuma, inga negro, inga-hu, lumanasi, jacocalalu, kudzir, Luicho-vainilla, mahot baba, mahot-vert, majagua de toro, marmelero, motamba, mutumba, orme d’amerique, orme des antillles, palote negor, papayillo, pigeon-wood, pixoi, seruru, shumgin, sungi, sungin, tablote, tapaculo, tzuni, tzuyui, udzir, uiguie, vacima, west Indian elm, wonan, ya-ana, yaco de venado, yaco granadillo, zam-mi Amerika Tengah, Amerika Latin, Indonesia, Malaysia
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 145
Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis
2 mm
Keawetan Penampang melintang/transversal (x) Sifat mekanis
Pemesinan dan pengerjaan
Jawa Tengah, Jawa Barat Mebel/perabot Kayu teras berwarna coklat kekuningan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih muda. Serat lurus Berat jenis 0,51 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV Keteguhan lengkung: 933 kg/cm2 (basah) ; 1394 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 275 kg/cm2 (basah) ; 449 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 117.000 kg/cm2 (basah) ; 135.000 kg/cm2 (kering) Secara umum pemesinan dan pengerjaan mudah dengan hasil baik. Perekatan sedang dengan hasil baik.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 110, 154, 218, 220, 243, 252, 273, 274, 275, 310
146 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
72. Heritiera littoralis
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Sterculiaceae Nama dagang Barit Nama botani Heritiera littoralisAiton Nama lokal Lungulo (Manado), talungang, peropa kaputi, longon, dungu, rumu (Sulawesi), dungun (Kalimantan), rumah tioi, rumbai, bib safat, kab magos, weketare, rurum (Maluku). Nama lain Baut, bayagkabayo, bayor laut, bayui, chandmara, chomuntiri, choo muntri, cui, dongon, dumon, dungon de mangle, dungon-dagat, dungon-lalau, dungon-lante, dungon-lata, dungon-late, dungonlatian, dungon-pakat, dungonpakatan, dungun, dunnia, etuna, heritiera, kanazo, kannady ilai, kolland, looking-glasstree, magayao, malarungon, mawtda, new guinea heritiera, ngawan kai, palogapig, palugapig, palungapoi, panurapin, paronafin, pelir kambing, pinlekanazo, red mangrove, sunder, sundri, sundrichand, tulip mangrove Penyebaran Australia, Brunei, Myanmar, India, di dunia Indonesia, Malaysia, PNG, Kepulauan Solomon, Srilangka, Vanuatu Penyebaran Sulawesi, Kalimantan, Maluku di Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Kayu bercorak Serat berpadu dan lurus Kandungan silika sedang Sifat fisis Berat jenis 0,83 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut rendah, kayu relatif JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 147
Keawetan Sifat mekanis
Pemesinan dan pengerjaan Penampang radial (r)
148 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
stabil Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II Keteguhan lengkung: 789 kg/cm2 (basah) ; 1223 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 752 kg Keteguhan tekan maksimum: 415 kg/cm2 (basah) ; 616 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 155 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 148.000 kg/cm2 (basah) ; 171.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Pengetaman sukar dengan hasil kurang baik Catatan - Kandungan silika sedang, menyebabkan pisau kerja cepat tumpul dan menurunkan kualitas hasil pengerjaan dengan mesin Pustaka 49, 53, 64, 68, 72, 77, 78, 79, 100, 105, 144, 146, 161, 177, 188, 241, 252, 256, 260, 280, 294, 295, 314, 335, 341, 344, 349
73. Hernandia ovigera
Hernandiaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan
Penampang tangensial (t)
Ciri umum
Sifat fisis Keawetan
2 mm
Sifat mekanis
Banago Hernandia ovigera L. Hapo-hapo delok (Sumatera Barat), kalimbouwan, benoa (Manado), morobiu-morobiu (Sulawesi), kayu kundur, eposi (Bengkulu), ikan mata kusel, kena hamma, pofirie, papiri (Maluku), krimar, kremar, sogotaub (Manokwari) Hemandia, indang, kementing laut, kolon-kogon, kolong-kolong, koron-koron, kung-kung, malatangan-tangan, malatapai, pantog-lobo, taba-taba Brunei, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina Sumatera Barat, Bengkulu, Sulawesi, Maluku, Manokwari Mebel untuk ruang tamu, ukiran Kayu teras berwarna coklat keunguan jelas dipisahkan dari bagian gubal yang berwarna lebih muda Kayu bercorak Serat lurus Berat jenis 0,37 ; kelas kuat IV Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 7% Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V -
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 149
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
150 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Berat jenis kayu rata-rata 0,38 di bawah berat jenis yang disyaratkan, sehingga untuk mebel harus dipilih dari bagian yang memiliki berat jenis lebih dari 0,40 - Kayu perlu diawetkan. 42, 64, 105, 188, 252, 280
74. Hevea brasiliensis
Euphorbiaceae Nama dagang Nama botani
Rubberwood Hevea brasiliensis (Willd. ex A.L.Juss) Muell. Arg. Nama lokal Kayu Karet (Jawa) Nama lain Arbol de caucho, caoutchonc tree, capi, conori, hatti, hevea, jacia, jeve, jeve debil fino, jeve debil muerto, jeve fino, mapalapa, messigne, para rubber, para rubber tree, rapparapa, seringa, seringa mapa, seringa mashan, seringa rana, seringuera, seringuera (s) amarella, s. barriguda, s. branca, s. chicote, s. da catinga, s. terra firme, s. folha de maniva, s. itauba, s. itaubarana, s. legitima, s. pescoco de veado, s. preta, s. roxa, s. tambaqui, s. torraba, s. vermelha, seve juballi, shinga del cerro, shiringa amarilla, shringa, sibi-sibi, urco seringa Penyebaran di Afrika, Amerika Tengah, dunia Amerika Latin, India, Indonesia, Malaysia, Thailand Penyebaran di Sumatera, Jawa Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu
Penampang tangensial (t)
Ciri umum
2 mm
Sifat fisis Penampang melintang/transversal (x) Keawetan
Kayu teras berwarna putih kekuningan tidak dipisahkan secara nyata dengan bagian gubal yang berwarna sama. Kayu bercorak Serat lurus dan berpadu Berat jenis 0,59 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu tidak awet, mudah terserang organisme perusak Kelas awet V JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 151
Sifat mekanis
Pemesinan dan pengerjaan
Kekerasan: 451 kg Keteguhan tekan maksimum: 259 kg/cm2 (basah) ; 429 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 87 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 72.000 kg/cm2 (basah) ; 85.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, moulding, pengetaman dan pengampelasan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pembubutan sukar hasil kurang baik.
dengan
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
152 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 33, 62, 63, 79, 208, 227, 252, 268, 292, 324, 342, 345
75. Hibiscus tiliaceus
Malvaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Blue mahoe Hibiscus tiliaceusL. Baru (Sumatera Selatan), wasso (NTT), waru, waru lengis, tengio (Jawa) Nama lain Bago, balibago, bauan, bitnong, bolibago, danglin, banglog, emajagua, jablot, lambago, laoga, mahu, majagua, majagua azul, malabago, malibago, malubago, marakapas, mayambago, mountain mahu, ragindi, seaside mahu Penyebaran di Amerika tengah, Amerika latin, dunia Indonesia, Filipina Penyebaran di Sumatera, Jawa, NTT Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor
Penampang tangensial (t) Ciri umum
Sifat fisis
Keawetan 2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat mekanis
Kayu teras berwarna coklat tua agak kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Kayu bercorak Serat lurus dan berpadu Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Kembang susut tinggi, kayu kurang stabil Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III -
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 153
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
154 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 79, 252, 273, 280
76. Homalium foetidum
Flacourtiaceae Nama dagang Nama botani
Penyebaran di dunia
Malas Homalium foetidum (Roxb.) Benth. Momala, kayu watu (Manado), matandauw (Kalimantan), hija, heja, karondang rante (Sulawesi), ropil, hoti besi putih, hati besi merah, suli, ngersauw, merkai, samol, ropir (Maluku) Aranga, bansisian, batu bagelang, gia, hate besi, hate fina, hia, led, kalat-kalat, keruing rengkas, kolaka, melmas, merhai, molaba, momala, mustigawe, ngersaum, padang, petaling, petaling padang, puyut, samar, sclimbar, selimbar, takaliu Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina
Penyebaran di Indonesia
Kalimantan, Sulawesi, Maluku
Kegunaan
Mebel/perabot, bubutan, ukiran Kayu teras berwarna coklat kemerahan tidak jelas batasnya dengan kayu gubal yang memiliki warna sama Serat lurus, berpadu dan bergelombang Berat jenis 0,82 ; Kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
Nama lokal
Nama lain
Penampang tangensial (t)
Ciri umum
Sifat fisis
2 mm
Keawetan Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 155
Pengeringan
Pemesinan dan pengerjaan Penampang radial (r)
Pengeringan dalam dapur pengering termasuk cepat, kayu dengan tebal kurang dari 32 mm perlu waktu kurang dari 10 hari untuk mengering, sedangkan papan dengan ketebalan lebih dari 63 mm perlu waktu kurang dari 30 hari. Pengeringan dengan dapur pengering dianjurkan menggunakan jadwal pengeringan T3D2/T3C1 (USA) atau D (Inggris) Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Perekatan sukar dengan hasil kurang baik.
Catatan Pustaka 49, 62, 63, 79, 91, 105, 154, 177, 229, 252, 257, 329, 334, 342
156 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
77. Homalium tomentosum Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis
Penampang tangensial (t)
Keawetan Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Flacourtiaceae Burma lancewood Homalium tomentosum (Vent.) Benth. Delingsem (Jawa) Khanang, mai-kan-ang, moulmein lancewood, myaukchaw, myaukngo, myaukrigo, ob, thewalaw Myanmar, India, Indonesia Jawa Mebel/perabot, bubutan Kayu teras berwarna coklat kemerahan tidak jelas dipisahkan dengan kayu gubal yang memiliki warna sama. Serat lurus, bergelombang. Berat jenis 0,91 ; kelas kuat I Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II Keteguhan lengkung: 894 kg/cm2 (basah) ; 1383 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 485 kg/cm2 (basah) ; 699 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 181 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 124.000 kg/cm2 (basah) ; 143.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 157
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, moulding, pengetaman, pengampelasan, dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka 68, 77, 79, 81, 100, 149, 161, 212, 252, 260, 297, 326
158 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
78. Hopea beccariana
Dipterocarpaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Amang jankar Hopea beccariana Burck Merawan, merawan batu, merawan daun lebar (Riau) Nama lain Amang terubuk, banjutan jangkang, chengai pasir, chengal, gagil, garang buaya daun kecil, jangkang, lempong mit, mahan besi, mangarawan, mangerawan, manirawan, mengarawan, merawan jangkang, merawan kunyit, merawan penak, nuas nyerakat hitam, nyerakat hitam, selangan, selangan hijau, selangan penak, tenggerawan Penyebaran di Brunei, Indonesia, Malaysia, dunia Thailand Penyebaran di Sumatera, Kalimantan Indonesia Kegunaan Mebel/perabot, ukiran, mebel untuk di luar ruangan Penampang tangensial (t) Ciri umum
Sifat fisis Keawetan
2 mm
Sifat mekanis
Kayu teras berwarna coklat kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Kayu bercorak Serat berpadu Berat jenis 0,80 ; kelas kuat II Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III -
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 159
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan dan polishing mudah dengan hasil baik. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
160 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan. 24, 62, 63, 64, 79, 233, 237, 252
79. Horsfieldia irya
Myristicaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis
Horsfieldia Horsfieldia irya (Gaertn.) Warb Piangu, lapak, marahan (Kalimantan), metangoh (Palembang), pianggu, dareh-dareh (Sumatera Utara), jelutu (Bangka) Indonesia, Malaysia, Srilangka Sumatera, Kalimantan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kuno, ukiran Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih muda Serat lurus, bergelombang Berat jenis 0,43 ; kelas kuat III
Penampang tangensial (t)
Keawetan Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V Keteguhan lengkung: 351 kg/cm2 (basah) ; 566 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 184 kg Keteguhan tekan maksimum: 174 kg/cm2 (basah) ; 345 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 51 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 244 kg/cm2 (basah) ; 376 kg/cm2 Kekakuan 87.000 kg/cm2 (basah) ; 102.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 161
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman, pengampelasan dan pembubutan sedang dengan hasil agak baik. Pelengkungan sedang, dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 46, 105, 177, 252, 342
162 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
80. Hymenaea courbaril
Leguminosae Nama dagang Coubaril Nama botani Hymenaea courbaril A.Cunn. Nama lokal Locus (Kediri) Nama lain Ear-pod wattle, Papuan wattle Penyebaran di Australia, India, Indonesia, dunia Malaysia, PNG, Thailand Penyebaran di Jawa Barat Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, bentuk lengkung Ciri umum Kayu teras berwarna coklat muda kemerahan, dipisahkan secara jelas oleh kayu gubal yang berwarna coklat pucat Kayu bercorak garis-garis gelap Serat lurus, berpadu dan bergelombang Sifat fisis Berat jenis 0,58 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Sifat mekanis -
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 163
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, moulding, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman sukar dengan hasil kurang baik. Pelengkungan mudah, dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 5, 33, 34, 38, 51, 56, 61, 62, 63, 64, 79, 80, 82, 101, 102, 107, 110, 112, 157, 161, 186, 187, 195, 208, 211, 220, 222, 223, 252, 259, 263, 273, 274, 275, 304, 326, 327, 331, 339, 340, 342
164 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
81. Hymenodictyon excelsum
Rubiaceae
Nama dagang Nama botani
Aligango Hymenodictyon excelsum (Roxb.) Wallich ex. Roxb. Nama lokal Tur, tuhubula, jubar, sanga pat (Maluku), jabon (Jawa Timur), hafe (Kupang) Nama lain Bandara, barthoa, bartu, bauranga, bhamina, bhaulan, bhawarmal, bhawasar, bhohar, bhorkond, bhorkoru, bhrosal, bhurkul, biharuk, blalena, bodoka, burja, burker, burkunda, chetippa, dadhippa, dhauli, doncelo, dondru, dudi-yetta, dumsagyaw, itthilei, kakurkat, karar, kedah, khusan, khutan, konsa, kukurkat, kuthan, lamkana, lunia, mahuwa, maisonpu, malam kall, medang keladi, monnabillu, nichan kadambu, peran tholi, peranjloi, peruntholi, phaldu, potur, purgur, sagapur, sali, u-lok, vella-kadambu, yetta Penyebaran di Bangladesh, Myanmar, India, dunia Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand Penyebaran di Jawa, Kupang, Maluku Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu
Penampang tangensial (t)
Ciri umum
Sifat fisis 2 mm
Pengeringan
Penampang melintang/transversal (x) Keawetan
Kayu teras berwarna kuning kecoklatan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna hampir sama Serat lurus Berat jenis 0,46 ; kelas kuat III Pengeringan alami agak cepat, dalam dapur pengering sedang, yaitu 11 – 17 hari untuk ketebalan papan kurang dari 32 mm, sedangkan untuk papan lebih tebal dari 63 mm, pengeringan memerlukan waktu 31 – 51 hari. Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 165
Sifat mekanis
Pemesinan dan pengerjaan
Keteguhan tekan maksimum: 100 kg/cm2 (basah) ; 188 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 71.000 kg/cm2 (basah) ; 84.000 kg/cm2 (kering) Pembubutan mudah dengan hasil baik.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
166 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 53, 101, 149, 244, 247, 252, 260, 280
82. Intsia bijuga
Caesalpiniaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Penampang tangensial (t)
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan
Ciri umum 2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Merbau, kwila Intsia bijuga (Colebr.) O Kuntze Kayu besih merah, kayu besi, kayu tea, ro, duwara (Maluku), merbauw (Sumatera Utara), ipi, kintom (Manado), ekithe (Bengkulu), ibla (Sumba) Ai fra mas, aizella, bafn ooi, bendora, borneo teak, choyo, dedira, dort, dowora, eh, finukiukaba, ghughole, go nvoe, go nuoe, gox nuwowse, hintzy, ifet, ifil, ihili, ipil, isere, ivili, kaboing, kayu besi, kebuk, kelo, kivili, krakas prek, kubok, kubuk, kuren, kwila, lehase, lumpha, lumpho-thale, makhamong, makhar, maruasi, melila, mer, merbanu changkat, merbaue, mirabow, mollucan ijzerhout, mollucan ironwood, nityanmis, ombong, pas, pradu-thale, sabol, sekka, show, sira, tariti, tashiro-mame, tat-talun, telat, thort, tos, tuamis, u’ula,vesi, vuvuta, wantal, waruasi, wesele, zolt, zort Australia, Fiji, India, Indonesia, PNG, Filipina, Vietnam Sumatera, NTB, Sulawesi, Maluku Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, mebel kantor, bubutan Kayu teras berwarna coklat kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan. Terdapat variasi warna tinggi dalam satu papan. Kayu bercorak Serat berpadu dan bergelombang Kandungan silika tinggi JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 167
Sifat fisis
Penampang radial (r)
168 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Berat jenis 0,79 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 1004 kg/cm2 (basah) ; 1403 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 512 kg/cm2 (basah) ; 707 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 188 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 571 kg/cm2 (basah) ; 707 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 145.000 kg/cm2 (basah) ; 168.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan pengerjaan dan pembubutan, baik serta mudah dikerjakan. Perekatan sukar dengan hasil buruk. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pengukusan, karena adanya getah yang keluar selama pengukusan Catatan - Pengampelasan dan perekatan sukar pada permukaan kayu berminyak - Pembubutan buruk pada kayu yang mempunyai serat berpadu dan/atau bergelombang - Polishing buruk karena adanya getah di permukaan kayu. - Dalam penggunaannya dengan besi, mudah berkarat. Pustaka 6,7,8, 45, 46, 47, 48, 51, 62, 63, 67, 79, 88, 91, 100, 105, 117, 120, 134, 160, 161, 177, 183, 187, 188, 191, 195, 211, 228, 250, 252, 257, 262, 271, 279, 280, 295, 296, 309, 335, 342
83. Intsia palembanica
Caesalpiniaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Merbau Intsia bijuga (Colebr.) O Kuntze Anglai (Kalimantan Selatan), ipil (Kalimantan Timur), alai (Kalimantan Barat), mesbo, merbah (Aceh), merbou, merbaw, marbau (Sumatera Utara), mebau (Palembang), Tuho (Nias) Aizella, borneo teak, go nuoe, hintsy, ipil, kwila, lum-pho, lumpha, lumpho, makhamong, marbau, miraboo, miraboo laut, mirabow, tat talun, vula, vesi
Penyebaran di dunia
Australia, Myanmar, Fiji, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, Thailand
Penyebaran di Indonesia Kegunaan
Kalimantan, Sumatera
Penampang tangensial (t)
Ciri umum
2 mm
Penampang melintang/transversal (x) Sifat fisis
Keawetan
Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, rak dapur, ruang makan, mebel kantor, bubutan Kayu teras berwarna coklat gelap agak kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan. Kayu bercorak Serat berpadu dan bergelombang Kandungan silika tinggi. Berat jenis 0,79 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 169
Sifat mekanis
Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Keteguhan lengkung: 774 kg/cm2 (basah) ; 1093 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 750 kg Keteguhan tekan maksimum: 435 kg/cm2 (basah) ; 593 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 126 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 412 kg/cm2 (basah) ; 604 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 137.000 kg/cm2 (basah) ; 154.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pembubutan dan varnishing baik serta mudah dikerjakan.
Perekatan sukar, dengan hasil kurang baik. Pengampelasan mudah dengan hasil baik kecuali pada kayu bergetah Pembubutan mudah dengan hasil baik, kecuali pada kayu yang mempunyai serat berpadu dan/atau bergelombang Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pengukusan, karena getah keluar selama pengukusan Polishing buruk. Catatan - Permukaan kayu yang mengeluarkan getah menyebabkan sukar diampelas, direkatkan dan dipolis. Perekatan dianjurkan dengan perekat kasein. - Dalam penggunaannya dengan bahan besi mudah berkarat. Pustaka 42, 43, 51, 62, 63, 64, 68, 79, 81, 88, 100, 101, 105, 113, 149, 160, 161, 177, 187, 206, 208, 207, 211, 228, 250, 252, 257, 279, 294, 295, 297, 299, 305, 315, 316, 342, 343, 349
170 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
84. Khaya anthoteca
Meliaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penampang tangensial (t) Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
African mahogany Khaya anthoteca (Welw.) C.DC. Mahuni uganda, kaya (Jawa Barat) Acajou blanc, acajou d’afrique, acajou krala, acajou mangora, ahafo timber, akwantannuro, anthotheca, arwabotioro, benin mahogany, benin wood, bie-ehnasa, diala, dubini, dukuma fufu, funfun, ghana mahogany, grand bassam mahogany, heavy african mahogany, ivory coast mahogany, khaya, khaya mahogany, kirumbo, krala, kruba, krumben, kwabaho, kwabohori, kwabohoro, kwantannuro, lagos wood, lpaki, lra, mangona, mpohe, munyama, ngollon, nigerian mahogany, odupon, ogigedu, ogwango, ogwango nofuwa, red mahogany, smooth barked african mahogany, uganda mahogany, white mahogany Afrika, Indonesia, Malaysia Jawa Barat Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan Kayu teras berwarna coklat kemerahan, dipisahkan secara jelas oleh kayu gubal Kayu bercorak Serat lurus dan berpadu
2 mm
Penampang melintang/transversal (x) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 171
Sifat fisis
Keawetan
Pengeringan Penampang radial (r)
Sifat mekanis
Pemesinan dan pengerjaan
Berat jenis 0,51 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak,bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Pengeringan dalam dapur pengering termasuk cepat, 11 – 17 hari untuk mengeringkan papan setebal kurang dari 32 mm, dan 31 – 51 hari untuk papan setebal lebih dari 63 mm. Keteguhan lengkung: 570 kg/cm2 (basah) ; 862 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 416 kg Keteguhan tekan maksimum: 260 kg/cm2 (basah) ; 434 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 119 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 81.000 kg/cm2 (basah) ; 96.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pemboran, moulding, perekatan, pengetaman, pengampelasan pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Pengukiran, moulding, pembubutan sukar dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan. Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 27, 29, 34, 40, 43, 45, 51, 61, 62, 63, 79, 85, 108, 110, 113, 126, 130, 152, 160, 161, 162, 182, 193, 197, 204, 205, 211, 252, 259, 303, 326, 332, 342
172 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
85. Koompassia excelsa
Leguminosae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Penampang tangensial (t) Sifat fisis
Keawetan Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Tualang Koompassia excelsa (Becc.) Taubert Ketapang, wehis, dohe, tapang, benggeris, benggeris putih (Kalimantan) Ginoo, kayu raja, kayu rajah, mangaris, manggis, menggaris, menggeris, raja kayu, tapang, yuan Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand Kalimantan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, mebel kuno, bubutan Kayu teras berwarna coklat muda kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih muda Kayu bercorak Serat berpadu Kandungan silika tinggi Berat jenis 0,87 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4,5% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet IV Keteguhan lengkung: 860 kg/cm2 (basah) ; 1145 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 506 kg/cm2 (basah) ; 657 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 164 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 619 kg/cm2 (basah) ; 714 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 154.000 kg/cm2 (basah) ; 171.000 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 173
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas moulding, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pemboran sukar dengan hasil kurang baik Perekatan sukar, terutama dengan perekat Urea Formaldehida
Penampang radial (r) Catatan
-
Kandungan silika tinggi, menyebabkan pisau kerja cepat tumpul - Permukaan kayu harus rata dan kering untuk mendapatkan hasil perekatan optimal. Pustaka 1, 51, 64, 68, 79, 86, 100, 101, 164, 177, 188, 192, 206, 207, 208, 225, 227, 228, 234, 238, 252, 259, 280, 295, 329, 342, 343, 348
174 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
86. Koompassia malaccensis
Leguminosae
Nama dagang Nama botani
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Thongbueng Koompassia malaccensis Maingay ex Benth. Nama lokal Menggeris (Lampung), berniung, pah, hampas, pak, anpas (Kalimantan), kumpas, kempas (Sumatera) Nama lain Ampas, bengaris, berniung, empas, enggaris, enggeris, garis, gemaris, gembris, gemeris, goraci, hampas, impas, inggeris, kampas, kayu batu, kempas angin, kempas rawang, kompas, kumpas, madang koran, mengerih, mengeris, menggaris, menggeris, menggeris rawang, menggeris talang, menggris, mengris, ngeris, ngeris abang, njari, nyari, umpas, pa, pah, paniasi, sabanting, tanggaris, thongbeng, thongbueng, tualang ayam, tumaling, turturan batu, umpas Penyebaran di Brunei, Indonesia, Malaysia, dunia Thailand Penyebaran di Sumatera, Kalimantan Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning keputihan Serat berpadu dan bergelombang Sifat fisis Berat jenis 0,58 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut sedang, kayu agak stabil
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 175
Pengeringan
Penampang radial (r)
Pengeringan alami lambat, pengeringan buatan termasuk lambat dengan perkiraan waktu pengeringan 18 – 28 hari untuk papan dengan ketebalan kurang dari 32 mm dan 52 – 84 hari untuk papan dengan ketebalan lebih dari 63 mm. Keawetan Kayu tidak tahan terhadap organisme perusak Kelas awet IV Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 868 kg/cm2 (basah) ; 1179 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 526 kg/cm2 (basah) ; 691 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 112 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 584 kg/cm2 (basah) ; 687 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 164.000 kg/cm2 (basah) ; 186.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan pengerjaan pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Pengampelasan dan polishing mudah dengan hasil baik. Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 38, 41, 51, 61, 64, 78, 79, 100, 101, 113, 122, 160, 164, 177, 187, 188, 195, 207, 208, 211, 228, 229, 238, 252, 279, 295, 299, 316, 343
176 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
87. Leucaena glauca
Leguminosae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Acacia Leucaena glauca (Wild.) Benth. Kemlandingan (Jawa) Acacia pallida, acle, amon, aroma blanca, aroma boba, aroma mansa, barba de leon, bois bourro, bois lollo, bolillo, campeche, canafistula dimonte, cascahuite, chajal, chajlib, chamba, chashi, durote, gaucamayo de montana, giant ipil-ipil, grains de linpays, granadillo bobo, granadino, granalino, guaje, guajillo, guaxi, guje de castilla, heoindilla, hoatzin, huashi, huatsin, ipil-ipil, jimbay, jocor, jumby bean, kiulilac, koa haole, lamtora, leadtree, leleques, leucaena, lino, lino criollo, macata blanc, monval, pacapaca, panelo, pete, santa helena, shack-shack, tamarindillo, tantan, tumbarabu, uaxi, uaxin, vahi blanco, veranero, west indies mimoja, wild taman, wild tamarind, xaxim, yaje, zarcilla, zarza blanca Penyebaran di Afrika, Amerika (Utara, Tengah dunia dan Latin), Indonesia, PNG Penyebaran di Jawa, Sumatera Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran
Penampang tangensial (t)
Ciri umum
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat fisis
Keawetan Sifat mekanis
Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan, dipisahkan secara jelas oleh kayu gubal yang berwarna putih kekuningan. Kayu bercorak Serat lurus dan bergelombang Berat jenis 0,82 ; kelas kuat II
Kayu agak tahan terhadap serangan dan organisme perusak Kelas awet II -
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 177
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan mudah dengan hasil baik. Polishing baik.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
178 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
111, 220, 251, 252, 274, 330, 335
88. Litsea ferruginea
Lauraceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Penampang tangensial (t)
Sifat fisis Keawetan Sifat mekanis
Medang Litsea ferruginea Umawak merah (Aceh), medang kulit manis, medang tareling, medang etem, lebau pajo etem (Sumatera Barat), medang, pahawak, pahawas, kusuk muntui (Kalimantan), medang ekor anjing (Palembang) Batikuling, boi loi, bolly gum, bollywood, brown beach, medang, medang padang, ondon Australia, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Vietnam Aceh, Sumatera Barat, Palembang, Kalimantan Mebel untuk ruang makan, ukiran, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno Kayu teras berwarna coklat muda kemerahan tidak jelas dipisahkan dengan kayu gubal Serat berpadu, bergelombang dan saling bersilangan Berat jenis 0,50 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7% Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV Keteguhan lengkung: 647 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 402 kg/cm2 (kering)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 179
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, moulding, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
180 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 46, 51, 79, 252
89. Litsea sebifera
Lauraceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Bombi Litsea sebifera Blume Kalangkala, kalangkala, karang bala (Kalimantan) Nama lain Bomi, chandria, chiur, churo, elumpurukki, gar bijaur, garoli, gwa, kalla-karuna, katakamma, kathula, katmara, kukw chita, lenja, lenjo, mai-dasak, mai-mimyen, mai-ong-tong, maidalakadi, maida-lakri, maidalakri, meda lakri, medh, menda, narraalagi, ondon, rahan, rian, shingran, singrauf, suppatnyok, tagu-shaw Penyebaran di Myanmar, China, India, dunia Indonesia, Malaysia, Srilangka Penyebaran di Kalimantan Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu Penampang tangensial (t) Ciri umum
Sifat fisis Keawetan Sifat mekanis
Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna hampir sama Serat berpadu dan bergelombang Berat jenis 0,7 ; kelas kuat II Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 181
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 53, 149, 244, 252, 260
182 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
90. Lophopetalum javanicum Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan
Celastraceae Perupuk Lophopetalum javanicum (Zoll.) Turcz. Medang (Jambi), perupuk, kerupuk (Riau), molomagan, bangkorio (Sulawesi), perupuk talang (Bengkulu), galagak, parupuk (Kalimantan) Adau, balpale, banate, dual, mata ulat, perupok, sang trang, seng sa, song sa, taung-yemare India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Thailand, Vietnam Jambi, Riau, Bengkulu, Sulawesi Utara, Kalimantan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, bubutan, bentuk lengkung
Penampang tangensial (t) Ciri umum
Sifat fisis Keawetan
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat mekanis
Kayu teras berwarna coklat muda kemerahan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat lurus dan berpadu Berat jenis 0,54 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V Keteguhan tekan maksimum: 199 kg/cm2 (basah) ; 372 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 96 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 73.000 kg/cm2 (basah) ; 80.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 183
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan
-
Pengerjaan dengan mesin memerlukan keahlian khusus untuk menghindari pecah retak. - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 79, 177, 252, 342
184 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
91. Madhuca malaccensis Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis
Sapotaceae Basong Madhuca malaccensis (C.B. Clarke) H.J. Lam Wala (NTT) Kamayan, nato, nyatoh, rian, sundek Australia, India, Indonesia, Malaysia, PNG, Thailand NTT Mebel/perabot, bentuk lengkung Kayu teras berwarna coklat agak keunguan jelas dibedakan dari kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat berpadu Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang tangensial (t) Keawetan
Sifat mekanis
Kayu mudah diserang organisme perusak, terutama bagian gubal diserang bubuk Kelas awet IV -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 185
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 68, 100, 252, 295, 343
186 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
92. Maesopsis eminii
Rhamnaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Musizi Maesopsis eminii Engl. Kayu Afrika (Jawa Barat) Aweru, bo-ay-wreh, bu-ay-wreh, dzotrubo, esenge, igilogbon, maesopsis, manasati, masiar, mbarika, muguruka, muhongera, muhumula, muhunya, musira, musizi, mutere, ndunga, nkangvele, nsira, omuhumula, omuside, onwa Penyebaran di Afrika, Fiji, India, Indonesia, dunia Malaysia Penyebaran di Jawa Barat Indonesia
Penampang tangensial (t)
Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis 2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, bubutan Kayu teras berwarna coklat kemerahan jelas dipisahkan dari kayu gubal yang berwarna kekuningan Kayu bercorak Serat berpadu dan bergelombang Berat jenis 0,46 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 187
Sifat mekanis
Penampang radial (r)
Keteguhan lengkung: 459 kg/cm2 (basah) ; 709 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 290 kg Keteguhan tekan maksimum: 238 kg/cm2 (basah) ; 405 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 88 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 79.000 kg/cm2 (basah) ; 92.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pemboran, pengukiran dan pembubutan sukar dengan hasil kurang baik karena serat banyak terangkat. Pelengkungan sukar walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan. Catatan - Pengukiran sebaiknya dilakukan dengan tenaga manusia agar serat terangkat dan pecah retak dapat dihindari. - Sebagian besar hasil pengerjaan dan pemesinan menunjukkan hasil serat terangkat atau berbulu. Pisau kerja sebaiknya dalam keadaan tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°. Pustaka 8, 10, 11, 41, 45, 51, 57, 62, 63, 66, 79, 108, 109, 110, 113, 120, 137, 140, 151, 160, 187, 204, 205, 208, 241, 252, 259, 264, 276, 292, 310, 342
188 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
93. Mangifera altissima
Anacardiaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Mango Mangifera altissima Blanco Gawil (Lombok), taeh (Sumatera Barat) Nama lain Asam, machang, malapaho, mangga, mango, membacang, pahutan, thayet, xoai Penyebaran di Kamboja, China, Hawaii (US), dunia India, Indonesia, Laos, malaysia, Myanmar, PNG, Filipina, Thailand, Vietnam Penyebaran di Lombok, Sumatera Barat Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, bubutan, bentuk lengkung Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kuning kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Serat berpadu dan bergelombang Sifat fisis Berat jenis 0,62 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 630 kg/cm2 (basah) ; 1058 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 465 kg Keteguhan tekan maksimum: 301 kg/cm2 (basah) ; 524 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 105 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 372 kg/cm2 (basah) ; 657 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 108.000 kg/cm2 (basah) ; 133.000 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 189
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
190 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Rendahnya kualitas pengerjaan karena kayu banyak mengandung kayu reaksi menyebabkan serat terangkat dan berbulu. - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengerjaan pisau kerja sebaiknya tajam dan sudut potong kurang dari 20°. 79, 105, 177, 252, 285, 342
94. Mangifera foetida
Anacardiaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
La-mut Mangifera foetida Lour. Mawang (Kalimantan Barat), bonau, ambajang rawang halus, ambacang (Sumatera Barat), bacang marosmargus (Sumatera Utara), ambacang utan (Aceh) Nama lain Machang, mango, sepam, wangi Penyebaran di Myanmar, Indonesia, Malaysia, dunia Thailand Penyebaran di Jawa, Sumatera Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, mebel untuk di luar ruangan, bentuk lengkung, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kehijauan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna sama Serat berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,59 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Keawetan Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V Sifat mekanis -
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 191
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan
Penampang radial (r) Catatan
-
Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 68, 100, 208, 237, 247, 252, 300, 346
192 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
95. Mangifera indica
Anacardiaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Mango Mangifera indica L. Pelem (Jawa), ampelan dotan, lukup (Aceh), pelempoh, pleman (Jawa Timur), mangga hutan, taipa wana, polem (Jawa Barat), to karuku (Sulawesi), mangga utan, wasumar (Maluku) Nama lain Asam, bobbie manja, edel, ledel, kajanna manja, kangit, kanit, kehngid, machang, malapaho, manga, mangga, manggaboom, manggo, membacang, pahutan, pahuten, thayet, xoai Penyebaran di Bangladesh, Kamboja, China, Hawaii dunia (USA), India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, PNG, Filipina, Thailand, Vietnam Penyebaran di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, bentuk lengkung, bubutan Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat muda, Serat lurus dan berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,62 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Keawetan Kayu mudah terserang organisme perusak Kelas awet V Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 537 kg/cm2 (basah) ; 950 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 444 kg Keteguhan tekan maksimum: 258 kg/cm2 (basah) ; 474 kg/cm2(kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 193
Keteguhan lengkung statis: 182 kg/cm2 (basah) ; 238 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 80.000 kg/cm2 (basah) ; 120.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan dan pengampelasan mudah dengan hasil baik
Penampang radial (r)
194 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Moulding sukar dengan hasil kurang baik terutama pada kayu yang mempunyai serat bergelombang Pengetaman sukar dengan hasil kurang baik, karena adanya serat berpadu atau bergelombang dan kayu reaksi Pembubutan sukar dengan hasil kurang baik, terutama karena karena adanya serat berpadu atau bergelombang dan kayu reaksi yang menyebabkan serat terangkat dan berbulu Catatan - Rendahnya kualitas pengerjaan karena seratnya berpadu dan bergelombanng serta banyaknya kayu reaksi menyebabkan serat terangkat dan berbulu. - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengerjaan pisau kerja sebaiknya tajam dan sudut potong kurang dari 20° - Kayu perlu diawetkan Pustaka 79, 177, 214, 216, 268, 285, 342
96. Melaleuca leucadendron
Myrtaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Broad leaved tea-tree Melaleuca leucadendron (L.) L. Gelam (Palembang, Asahan), aisanamasa putih, ngelam, lilam, kayu putih (Maluku, Papua), ai ulun moros (NTT), galam (Kalimantan Tengah), kenom (Kupang), gelam tikus (Bangka) Nama lain Aceite de cayeput, ai kelane, alcarabutan, atchoourgo, balsamo de cayeput, baru galang, bus, bottlebrush, cajeput, cajeput oil tree, cayeputi, irano, irano elan, iren, itaho, kaju gelang, kayaputi, kayu puteh, m’me, meu, milkwood, niaouli, paper bark, paperbark tree, putih, punk tree, sa-met, sakelan, smach, swamp tea tree, tea tree, waru gelang, white paper bark, white tea tree, yeon nadi Penyebaran di Australia, Brunei, Myanmar, dunia Kamboja, Hawaii (US), India, Indonesia, Malaysia, Kepulauan Kaledonia Baru, PNG, Kepulauan Solomon, USA Penyebaran di Sumatera, Kalimantan, NTT, Indonesia Maluku, Papua Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, rak dapur, mebel kantor Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan samar-samar dipisahkan terhadap kayu gubal yang berwarna kuning keputihan Kayu bercorak Serat berpadu dan bergelombang Kandungan silika tinggi Sifat fisis Berat jenis 0,79 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut tinggi, kayu kurang stabil
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 195
Keawetan
Penampang radial (r)
196 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak,bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Pengeringan Pengeringandalam dapur pengering cepat, untuk ketebalan papan dibawah 32 mm, dibutuhkan waktu kurang dari 10 hari, jika papan lebih tebal dari 63 mm, dibutuhkan waktu sampai 30 hari. Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 805 kg/cm2 (basah) ; 1217 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 752 kg Keteguhan tekan maksimum: 443 kg/cm2 (basah) ; 672 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 149 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 122.000 kg/cm2 (basah) ; 140.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan pengerjaan pemboran, perekatan, moulding, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pengukiran, pengetaman dan pembubutan sukar dengan hasil kurang baik. Catatan - Kayu mengandung silika, menyebabkan pisau kerja cepat tumpul - Pengukiran sebaiknya dalam kondisi kering agar pahat/pisau/alat kerja tidak cepat tumpul. - Pembubutan sebaiknya dilakukan dalam kondisi kering untuk menghindari perubahan bentuk dan retak angin. Pustaka 12, 18, 42, 46, 62, 63, 64, 74, 79, 100, 105, 113, 114, 150, 161, 177, 187, 188, 240, 242, 246, 252
97. Michelia champaca
Magnoliaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Chambaggam Michelia champaca L. Medang cempaka (Palembang), cempaka kuning (Bali, Lombok), cinkeh (Jawa Tengah) Nama lain champ, champa, champak, champakamu, chempagam, chempaka merah, chyamka, kanchanamu, kola sampige, kud champa, laran, napu, oulia champ, saga, sagawa, sampenga, sampige, sanga, sapu, sonchampa, tita sopa Penyebaran di Myanmar, China, India, Indonesia, dunia Malaysia, Nepal, Thailand Penyebaran di Palembang, Jawa Tengah, Bali, Indonesia Lombok Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, bubutan, mebel untuk di luar ruangan, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Kayu bercorak Serat lurus dan berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,50 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu agak tahan terhadap serangan organsime perusak Kelas awet II Keteguhan lengkung: Sifat mekanis 429 kg/cm2 (basah) ; 674 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 451 kg Keteguhan tekan maksimum: 221 kg/cm2 (basah) ; 375 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 62 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 71.000 kg/cm2 (basah) ; 84.000 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 197
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Perekatan sukar dengan hasil sedang. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan.
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
198 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan 53, 81, 100, 149, 230, 244, 252, 260, 314, 344
98. Michelia montana
Magnoliaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Penampang tangensial (t)
Sifat fisis
Keawetan Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Camphaca Michelia montana Blume Cempaka utan (Jawa Tengah), manglid, manglid campaka (Jawa Barat), cepoko (Jawa Timur) champ, champaca, chempaka, hangilo, saga, sagawa, sandit, sanga India, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan Kayu teras berwarna kuning kecoklatan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat pucat Serat lurus dan berpadu Berat jenis 0,48 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 5% Kayu agak tahan terhadap organsime perusak Kelas awet II Keteguhan lengkung: 540 kg/cm2 (basah) ; 713 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 322 kg Keteguhan tekan maksimum: 270 kg/cm2 (basah) ; 426 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 90.000 kg/cm2 (basah) ; 104.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 199
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
200 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
79, 214, 216, 252
99. Morus alba
Moraceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan
White mulberry Morus alba L. Murbei, bebesaran lampung (Jawa), bebesaran (Jawa Barat) chinni, chun, gelso bianco, labri, mawon, murier blanc, ngap-setting, posa, shahtul, shatut, silworm mulberry, tooti, tul, tulklu, tunt, tuntri, tut, tutri Afghanistan, Myanmar, China, India, Indonesia, Iran, Jepang, Pakistan Jawa Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan, bentuk lengkung, ukiran
Penampang tangensial (t) Ciri umum
Sifat fisis
Keawetan
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat mekanis
Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan Serat lurus dan bergelombang Berat jenis 0,69 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 8% Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II Keteguhan lengkung: 546 kg/cm2 (basah) ; 888 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 824 kg Keteguhan tekan maksimum: 278 kg/cm2 (basah) ; 491 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 169 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 201
Kekakuan: 76.000 kg/cm2 (basah) ; 107.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Penampang radial (r) Catatan Pustaka 29, 73, 100, 149, 199, 213, 214, 215, 219, 226, 252, 260, 269, 287, 289, 328, 351
202 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
100.Myristica buchneriana
Juglandaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Darah-darah Myristica buchneriana Warb. Mendarahan, balam ijuk, tetapal (Riau) Nama lain Duguan, kaudamu, kumpang, mutwinda, nutmeg, penarahan, tambolau Penyebaran di Fiji, Indonesia, Malaysia, dunia Myanmar, PNG, Filipina Penyebaran di Riau, Kalimantan Timur Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan Ciri umum Kayu teras berwarna coklat merah keabu-abuan tidak dipisahkan secara jelas dari kayu gubal yang berwarna lebih muda. Serat lurus, bergelombang dan berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,40 ; kelas kuat III
Penampang tangensial (t)
Keawetan
Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x) Pengeringan
Kayu teras agak tahan terhadap organisme perusak, tetapi bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Keteguhan lengkung: 491 kg/cm2 (basah) ; 716 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 236 kg/cm2 (basah) ; 436 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 342 kg/cm2 (basah) ; 496 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 98.000 kg/cm2 (basah) ; 112.000 kg/cm2 (kering) Pengeringan dalam dapur pengering lambat, dianjurkan menggunakan jadwal pengeringan T10-D4S (4/4) (USA). JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 203
Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan pengerjaan pemboran, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
204 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 46, 79, 105, 252
101.Neesia synandra
Bombacaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis
Apa apa Neesia synandra Mast. Bengang, si bengang (Sumatera), ki bengang (Jawa Barat) Durian Indonesia, Malaysia Sumatera, Kalimantan, Jawa Barat Mebel/perabot Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan Kayu bercorak Serat berpadu Berat jenis 0,55 ; kelas kuat III
Penampang tangensial (t) Keawetan Sifat mekanis
Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 205
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
206 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 68, 79, 252, 343
102.Neonauclea calycina
Rubiaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Calamansanay Neonauclea calycina (Bartl. ex DC.) Merr. Kolpok ketek (Jawa Timur), cangcaratan (Jawa Tengah), anglih (Lampung), setewel batu, kemuting rimbo (Bengkulu), lengit (Sumatera Utara), jambu (Kalimantan) Nama lain Katum kao, kepayang Penyebaran di Indonesia, Malaysia, Filipina dunia Penyebaran di Jawa, Sumatera Utara, Bengkulu, Indonesia Kalimantan Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, bubutan, bentuk lengkung Ciri umum Penampang tangensial (t) Sifat fisis Keawetan
Sifat mekanis
Kayu teras berwarna coklat kekuningan, tidak jelas dipisahkan dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Serat berpadu dan lurus Berat jenis 0,79 ; kelas kuat II Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu teras tahan terhadap serangan organisme perusak, tetapi bagian gubal tidak Kelas awet III -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 207
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
208 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 252, 285, 342
103.Nothofagus dura
Fagaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan
Penampang tangensial (t)
Ciri umum
Sifat fisis
Keawetan Pengeringan
Sifat mekanis
2 mm
Coigue Nothofagus dura Steen. Pudulan (Maluku) Anis, coihue, coyan, hualo, lengue, nire, rauli, roble, roble ruili, South American beech Argentina, Chili, Indonesia Maluku Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bentuk lengkung, ukiran Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat kekuningan Serat lurus dan berpadu Berat jenis 0,59 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7% Kayu agak awet, tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II Pengeringan dalam dapur pengering agak cepat, dianjurkan menggunakan jadwal pengeringan T2-C2 (4/4) atau T2-C1 (8/4) (USA), B (Inggris) Kekerasan: 439 kg Keteguhan tekan maksimum: 253 kg/cm2 (basah) ; 483 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 92.000 kg/cm2 (basah) ; 116.000 kg/cm2 (kering)
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 209
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, penampelasan dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Penampang radial (r) Catatan Pustaka 51, 79, 173, 252
210 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
104.Ochanostachys amentacea
Olacaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Ampalang Ochanostachys amentacea Mast. Tilokot, uba, ampilung (Kalimantan), ketalen, ketalen kuning, ketalen putih (Sumatera Utara) Nama lain Basung, empilung, gai, hampalung, ketikel, ketalen, ketokal, ketukal, lembasung, mancala, merantai, nahum, petaling, petatal, petikal, pilung, pirong, pitatar, tanggal Penyebaran di Indonesia, Malaysia dunia Penyebaran di Sumatera Utara, Kalimantan Indonesia Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna agak pucat Serat berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,88 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Keawetan Kayu agak awet, tidak mudah terserang organisme perusak Kelas awet II Sifat mekanis Kekerasan: 752 kg Keteguhan tekan maksimum: 485 kg/cm2 (basah) ; 699 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 155 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering)
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 211
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengetaman, penampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Perekatan sukar direkatkan dengan hasil sedang.
Penampang radial (r) Catatan
-
Untuk meningkatkan kualitas perekatan, permukaan kayu harus kering dan rata. Pustaka 64, 68, 100, 164, 208, 227, 228, 252, 321, 325, 344
212 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
105.Octomeles sumatrana
Datiscaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Binuang Octomeles sumatranaMiq. Kayu faara, palaka, binuang, kayu taada Nama lain Afu, bada, banosan, banuang, barauisan, barobalobo, barong, barosing, barousan, benuwang, benua, benua motutu, benuang, benuang bini, benumba, benuwang, bilua, biluan, bilus, binuang, binonang, binua, binuang, bunuang, bunuang bini, buwar, erima, faara, fadda, fote, ilimo, ipa, jare, kabal, para, rima, samak, sanai, senao, tina, usu, walada, wenuang, winuang Penyebaran di Brunei, Indonesia, Malaysia, PNG, dunia Filipina, Kepulauan Solomon Penyebaran di Maluku, Kalimantan Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno Ciri umum Kayu teras berwarna kekuningan tidak jelas dipisahkan dengan bagian kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Kayu bercorak Serat berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,37 ; kelas kuat IV Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu mudah terserang organisme perusak. Kelas awet V Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering agak cepat, 11 – 17 hari untuk papan dengan ketebalan dibawah 32 mm untuk papan dengan ketebalan diatas 63 mm. Jadwal pengeringan yang dianjurkan menggunakan jadwal T3C2/T3C1 (USA), C (Inggris), 3 (Perancis) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 213
Sifat mekanis
Penampang radial (r)
214 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Keteguhan lengkung: 382 kg/cm2 (basah) ; 547 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 157 kg Keteguhan tekan maksimum: 201 kg/cm2 (basah) ; 322 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 51 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 201kg/cm2 (basah) ; 322 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 69.000 kg/cm2 (basah) ; 80.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, pengetaman, dan pengampelasan, pembubutan dan pengerjaan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pengukiran sukar dengan hasil kurang baik Pelengkungan sukar, walaupun dengan pengukusan Catatan - Berat jenis kayu rata-rata 0,38 dibawah berat jenis yang disyaratkan, sehingga untuk mebel harus dipilih dari bagian yang memiliki berat jenis lebih dari 0,40. - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 42, 46, 47, 63, 64, 68, 79, 90, 91, 105, 113, 114, 124, 160, 176, 177, 178, 187, 188, 204, 205, 227, 229, 239, 252, 280, 292, 294, 299, 345
106.Palaquium ferox
Sapotaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nyatoh Palaquium ferox H.J.L. kayu fao, kayu ampu, folouru, tena, sawarariarum, ajandori, boompie, engerhie, sobaropi, da ai (Maluku), natu (Kalimantan) Nama lain Bitis, nato, nyatoh batu, pencil cedar, red silkwood Penyebaran di Australia, Indonesia, Malaysia, dunia PNG, Kepulauan Solomon Penyebaran di Kalimantan, Maluku Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan, mebel untuk di luar ruangan Penampang tangensial (t) Ciri umum
Sifat fisis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan Pengeringan
Sifat mekanis
Kayu teras berwarna coklat kemerahan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang memiliki warna lebih pucat. Serat lurus Kandungan silika tinggi Berat jenis 0,67 ; kelas kuat II Kembang susut tinggi, kayu kurang stabil Kayu tidak tahan terhadap organisme perusak Kelas awet IV Pengeringan dalam dapur pengering lambat, dianjurkan dengan jadwal T6D2/T3D1 (USA), E (Inggris), 5 (Perancis) Keteguhan lengkung: 1074 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 531 kg
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 215
Pemesinan dan pengerjaan
Keteguhan tekan maksimum: 588 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 82 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 140.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan dan polishing mudah dengan hasil baik. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan.
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
216 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kandungan silika tinggi, menyebabkan pisau kerja cepat tumpul. - Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel diluar ruangan. 79, 100, 105, 160, 177, 187, 252, 328
107.Parartocarpus venenosus
Moraceae
Nama dagang Ara berteh paya Nama botani Parartocarpus venenosusBecc. Nama lokal Balapukan (Kalimantan), kelutum abu (Bengkulu), kolak (Jawa Timur), kejati (Kalimantan Barat) Nama lain Katik, keledang, minggi, parartocarpus, pinggi, terap Penyebaran Indonesia, Malaysia, PNG, Filipina, di dunia Kepulauan Solomon, Thailand Penyebaran Kalimantan, Bengkulu, Jawa Timur di Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang memiliki warna hampir sama. Serat berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,61 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Keawetan Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V Sifat mekanis -
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 217
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, moulding, pengetaman dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 42, 68, 169, 177, 238, 246
218 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
108.Parashorea lucida
Dipterocarpaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Penampang tangensial (t)
Sifat fisis Keawetan
Pengeringan
2 mm
Sifat mekanis Penampang melintang/transversal (x)
Meranti gerutu Parashorea lucida(Miq.) Kurz. Katuko, damar cirik ayam, damar surandik limono manis (Sumatera Barat), icap, iyap, meranti batu (Sumatera Utara) Chengal tiga banir, gerutu, lemsa meluit, meranti hitam Brunei, Indonesia, Malaysia, Myanmar Sumatera Mebel untuk ruang tamu Kayu teras berwarna coklat kemerahan, jelas dipisahkan dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan. Kayu bercorak Serat berpadu dan bergelombang Kandungan silika tinggi Berat jenis 0,71 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 8% Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III Pengeringan dalam dapur pengering lambat, dianjurkan dengan jadwal pengeringan T3C2/T3C1 (USA), C (Inggris) dan 3 (Perancis) Keteguhan lengkung: 654 kg/cm2 (basah) ; 1024 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 485 kg/cm2 (basah) ; 699 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 109 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 152.000 kg/cm2 (basah) ; 175.000 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 219
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, pengetaman dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Moulding dan pembubutan sukar dengan hasil kurang baik Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Penampang radial (r) Catatan
-
Kandungan silika menyebabkan pisau kerja cepat tumpul - Kayu perlu diawetkan Pustaka 62, 63, 79, 100, 101, 148, 177, 206, 208, 252, 295, 318, 342
220 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
109.Parashorea malaanonan Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan
Penampang melintang/transversal (x) Ciri umum
Sifat fisis
Dipterocarpaceae White seraya Parashorea malaanonan Merr. Pendan geser, pendan, merasam, kawang burung, pelepak busok (Kalimantan) Anyit, apnit, bagtikan, baiukan – pula, bakoog, balak-bakan, baliuisuis, banaliuan, bayokan, bayokan-pula, bayukan-puti, binaliuan, buayahon, cho-chi, dalurot, dangiog, danlig, danligputi, danlog, daun licin, dunlog, gagil, gerutu-gerutu, guijo balnco, hapnit, lapnisan, lasaan, lauaan, lauan, lauan item, lauan-barik, lauan-danlog, lauan-pula, lauanputi, light red lauan, litok, malaanonang, malakayan, manggasinoro, manlokoloko, mayapis, meranti putih, murut, pendan, Filipine mahogany, seraya putah, takuban, takulau, tavoy wood, thingadu, tiaong, urat mata, white lauan, white seraya Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina Kalimantan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, ukiran, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan Kayu teras berwarna coklat kemerahan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat kekuningan Kayu bercorak Serat berpadu Berat jenis 0,53 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 221
Keawetan
Penampang radial (r)
222 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Kayu teras agak tahan terhadap organisme perusak, tetapi bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering cepat, untuk papan dengan tebal < 32 mm, perlu waktu kurang dari 10 hari. Untuk kayu dengan tebal lebih dari 63 mm, perlu waktu kurang dari 30 hari. Jadwal pengeringan yang dianjurkan menggunakan jadwal T10-D5S/T8D4S (USA), J (Inggris) dan 4 (Perancis) Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 606 kg/cm2 (basah) ; 881 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 376 kg Keteguhan tekan maksimum: 301 kg/cm2 (basah) ; 472 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 89 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 102.000 kg/cm2 (basah) ; 118.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman dan pengerjaan pengampelasan baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan Polishing dan varnishing sukar dengan hasil kurang baik Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 3, 24, 38, 61, 62, 63, 64, 68, 77, 80, 84, 98, 99, 124, 134, 135, 138, 161, 177, 187, 188, 194, 198, 204, 205, 221, 233, 235, 252, 280, 285, 292, 295, 313, 317, 318, 333
110.Parashorea stellata
Dipterocarpaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penyebaran di dunia Penampang tangensial (t) Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis 2 mm
Keawetan
Penampang melintang/transversal (x) Pengeringan
Chan oi Parashorea stellata Kurz. Meranti sabut, benio (Riau), meranti temalun (Jambi), maranti botino (Sumatera Barat) Chengal, chengal tiga banir, cho chi, damar laut, gerutu, hao, kabba, kadut, kadutni, kadutpyu, kai kieo, kaunghmu, kawthu, kawwa, khai kheio, khamin dam, kheikhio, khian sai, kobe, koungnhoo, lemasa, mai hao, mangirawan, may cho chi, may hao, meluit, meranti gerutu, meranti putih, meranti sabut, panthitya, pat lang khieo, suai, takhian-sarmporn, tambun ranggas, tavoy wood, tengkawang pasir, thakhiansarmorn, thingadu Brunei, Myanmar, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam Sumatera, Kalimantan Mebel untuk ruang tamu Kayu teras berwarna coklat kekuningan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan Kayu bercorak Serat berpadu Berat jenis 0,69 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 8% Kayu teras tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III Pengeringan dalam dapur pengering lambat, untuk papan dengan tebal < 32 mm, perlu waktu lebih dari 28 hari. Untuk kayu dengan tebal lebih dari 63 mm, perlu waktu lebih dari 84 hari. JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 223
Sifat mekanis
Penampang radial (r)
224 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Keteguhan lengkung: 609 kg/cm2 (basah) ; 954 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 451 kg Keteguhan tekan maksimum: 401 kg/cm2 (basah) ; 599 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 132 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 152.000 kg/cm2 (basah) ; 175.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan pemboran dan polishing baik serta mudah dikerjakan. pengerjaan Pengetaman dan pembubutan sukar dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar, walaupun sudah melalui perlakuan pendahuluan pengukusan. Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 62, 63, 77, 148, 149, 177, 252, 259, 260, 295, 297, 314, 326
111.Payena lucida
Sapotaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Baringin jiput Payena lucida DC. Nyatoh, balam mansiro (Sumatera Barat), nyato, baringin jiput, simpur, natu (Kalimantan) Nama lain Dolu-kurta, kalimangong, mayang bukit, nyatoh, nyatoh bunga, nyatu hitam, phikun-thuan Penyebaran di Myanmar, India, Indonesia, dunia Malaysia, Thailand Penyebaran di Sumatera Barat, Kalimantan Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Kayu bercorak Serat berpadu dan bergelombang. Sifat fisis Berat jenis 0,72 ; kelas kuat II
Penampang tangensial (t)
Keawetan
Sifat mekanis
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 225
Pemesinan dan pengerjaan
Secara umum pemesinan dan pengerjaan mudah dengan hasil baik.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
226 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 68, 79, 237, 252, 295, 343
112.Pentace triptera
Tiliaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
Balong ayam Pentace tripera Masters Medang burangil (Sumatera Utara), penuar, tinggi akar (Kalimantan), lapis kulit (Riau), rama, malebakan, dungun (Palembang) Nama lain Janda baik, kebal ayam, melunak, melunak psat beludu, pinang baik Penyebaran di Indonesia, Malaysia dunia Penyebaran di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Indonesia Selatan, Kalimantan Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, bubutan Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan. Kayu bercorak Serat berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,64 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV Sifat mekanis -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 227
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, moulding, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 62, 63, 79, 100, 177, 206, 208, 237, 252, 344, 349
228 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
113.Pericopsis mooniana
Leguminosae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
African satinwood Pericopsis mooniana Thw. Kala-kala, mawewek (Manado), kuku (Jawa Barat), merbau (Bangka), angsana, welalah (Sulawesi), daru ai (Maluku) Nama lain Anyesan, ayin, duabay, duakobin, elo, kokrodua, makarfo, yellow satinwood Penyebaran di Afrika, Indonesia, Malaysia dunia Penyebaran di Sumatera Selatan, Jawa Barat, Indonesia Maluku, Sulawesi Kegunaan Mebel untuk di dalam dan luar ruangan Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang memiliki warna lebih muda. Serat lurus dan berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,64 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu agak tahan terhadap organisme perusak Kelas awet II Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 954 kg/cm2 (basah) ; 1473 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 752 kg Keteguhan tekan maksimum: 485 kg/cm2 (basah) ; 699 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering)
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 229
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pembubutan dan polishing kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan dan polishing mudah dengan hasil baik Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
230 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel diluar ruangan - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°. 62, 63, 79, 100, 177, 206, 208, 237, 252
114.Peronema canescens
Verbenaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Cherek Peronema canescens Jack. Sungkai (Jambi, Bengkulu, Lampung), sekai (Sumatera Barat), jati sabrang (Jawa) Nama lain Kurus, longkai, lurus, sukai, sungke, sungkih, sunkai Penyebaran di Indonesia, Malaysia dunia Penyebaran di Sumatera Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna kuning cerah kecoklatan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna mirip Serat lurus dan berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,63 ; kelas kuat II Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang tangensial (t)
Keawetan
Sifat mekanis
Kayu teras agak tahan terhadap organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Keteguhan tekan maksimum: 212 kg/cm2 (basah) ; 362 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 83.000 kg/cm2 (basah) ; 97.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 231
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
232 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 100, 176, 228, 246, 252
115.Pinus merkusii
Pinaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Merkus pine Pinus merkusii Jungh et de Vr. Pinus, tusam (Jawa), kayu sigi(Sumatera Barat), kayu sala (Sumatera Utara), oyam (Aceh) Nama lain Huyam, indo-china-pine, merkusfohre, merkustall, mindoro pine, srl, sumatra pine, sumatrakiefer, tapulan, thong mu, tingyu, tinshu, tinyu, uyam Penyebaran di Kamboja, China, India, dunia Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Afrika Selatan, Thailand, Vietnam Penyebaran di Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Indonesia Barat, Jawa Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, ukiran
Penampang tangensial (t) Ciri umum
Sifat fisis
Keawetan Sifat mekanis 2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Kayu teras berwarna coklat keputihan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan Serat lurus Berat jenis 0,67 ; kelas kuat II Kembang susut sedang, kayu kurang stabil Kayu tidak tahan terhadap organisme perusak Kelas awet IV Keteguhan lengkung: 718 kg/cm2 (basah) ; 1297 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 509 kg
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 233
Pemesinan dan pengerjaan
Keteguhan tekan maksimum: 330 kg/cm2 (basah) ; 591 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 103 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 136.000 kg/cm2 (basah) ; 170.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sedang sampai baik dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
234 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Pemboran dan pengukiran sebaiknya dilakukan pada saat kayu dalam kondisi kering. - Kayu perlu diawetkan. 79, 101, 177, 252, 293, 342
116.Planchonia valida
Barringtoniaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum Penampang tangensial (t)
Sifat fisis
Keawetan
Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Putat paya Planchonia valida Bl. putat, mambu (Sulawesi Utara), wewu (Kendari), dut (Balikpapan), jonger, lihai (Kalimantan Barat), jonger (Kalimantan Tengah) Lamog, lamong, planchonia, putat paya India, Indonesia, Laos, Myanmar, Filipina Sulawesi, Kalimantan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, bentuk lengkung, ukiran Kayu teras berwarna coklat kekuningan jelas dipisahkan dari bagian kayu gubal yang berwarna coklat pucat Serat lurus dan berpadu Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Keteguhan lengkung: 620 kg/cm2 (basah) ; 1040 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 577 kg Keteguhan tekan maksimum: 342 kg/cm2 (basah) ; 530 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 112.000 kg/cm2 (basah) ; 130.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 235
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
236 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 79, 187, 252
117.Podocarpus neriifolius
Podocarpaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Amunu Podocarpus neriifolius D.Don Jamuju (Jawa), sitobu hotang, kayu hotang (Sumatera Utara), kalek rotan, seluang (Sumatera Barat), kayu taji (Palembang) Nama lain Black pine, cipres, cipresilo lorito, cipricilo, dilang butiki, kuasi, landin, malaalmaciga, manio, maniu, matai, miro, mse, musenene, mushunga, paya, pinho bravo, pino castaneto, pino chaquiro, podo, th Penyebaran di Fiji, India, Indonesia, Malaysia, dunia Nepal, New Zealand, Filipina, Thailand, Vietnam Penyebaran di Sumatera Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, rak dapur, mebel kantor, ukiran
Penampang tangensial (t) Ciri umum
Sifat fisis
Keawetan
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat mekanis
Kayu teras berwarna coklat muda tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal. Kayu bercorak Serat lurus Berat jenis 0,53 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 6% Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV Keteguhan lengkung: 720 kg/cm2 (basah) ; 983 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 356 kg/cm2 (basah) ; 559 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 132 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 237
Keteguhan lengkung statis: 426 kg/cm2 (basah) ; 571 kg/cm2(kering) Kekakuan: 93.000 kg/cm2 (basah) ; 107.000 kg/cm2 (kering) Pengeringan
Pemesinan dan pengerjaan Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
238 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
Pengeringan dalam dapur pengering lambat, dengan jadwal T8 – D4S (8/4) atau T10 – D55 (4/4)berdasarkan jadwal pengeringan USA.
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. - Kadang dijumpai serat terangkat setelah pemboran. - Pengampelasan kadang tidak rata akibat perbedaan kepadatan kayu - Kayu perlu diawetkan 43, 46, 79, 105, 177, 252
118.Pometia pinnata
Sapindaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Kasai Pometia pinnata Forst. Laungsir (Jawa Barat), mulajadi (Sumatera Utara), leutu, kase, towa (Manado), kayu merah, matoa, kayu manaa (Maluku) Nama lain Agupanga, aiafai, aklam, ako, akwa, alanipo, aloyam, asam kuang, atam, awa, awang, baiuka, balokanag, bas, bayod, bayuso, bayuto, bidoso, bioso, bolokanga, bontog, cha-i, cuhing, daganon, daine, doko, ebo, galunggung, gasuli, gema, gia-gia, goyod, hatobu, ibu, ihi mendek, iseh, jagir, jampano, kabokabot, kayu sapi, kalambanan, kanggo, karangyan, karsai, kasai sibu, kase, kauna, kayaui, keba, kia-kia, kirone, kungkil, koiawa, kongkir, koyaua, kraungyan, kuakia, kuglik, kungkil, landung, landur, langsekanggang, laui, lauteneng, leungsir, loto, maa, madala, madlau, madalo, magtalisa, mala kobe, mala ula, malaguab, malatagum, malugai, manggis, mansanab, matoa, megan, menda, minamukai, mohui, moroboro, motoa, muni, nautu, ngaa, ngaache, ngelak, niai, nonde, ohabu, okamu, pakam, sapen, senai, sibu, sida-i, sios, suket, takugan, takupan, talaburisu, tanabag, taun, tauna, tava, tawa, tenoakwa, tigaiu, togaui, tun, turtugaui, tuun, tze, uyakya Penyebaran di India, Indonesia, Malaysia, PNG, dunia Filipina, Srilangka, Vietnam Penyebaran di Jawa Barat, Kalimantan, Maluku, Indonesia Menado Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, mebel kantor, bubutan, bentuk lengkung Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 239
Penampang radial (r)
240 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
coklat kekuningan Serat lurus dan berpadu Kandungan silika tinggi Sifat fisis Berat jenis 0,71 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering cepat, dengan jadwal pengeringan T3/D2/T3 C1 (USA), C atau D (Inggris), 3 (Perancis). Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 696 kg/cm2 (basah) ; 1150 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 347 kg/cm2 (basah) ; 535 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 342 kg/cm2 (basah) ; 661 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 115.000 kg/cm2 (basah) ; 137.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan pengerjaan pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan, pengampelasan dan polishing mudah dengan hasil baik Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan Catatan - Kandungan silika menyebabkan pisau kerja cepat tumpul. - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°. - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 42, 43, 46, 47, 51, 62, 63, 67, 69, 91, 100, 101, 105, 177, 183, 187, 188, 195, 208, 211, 228, 252, 262, 280, 295, 297, 329, 342
119.Pometia tomentosa
Sapindaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Kasai Pometia tomentosa Kurz. mulah, keramu, jangan malam (Kalimantan), sapen (Jember), lengsar (Jawa Barat), wusel (Manado), kosdi itam (Bengkulu) Nama lain Malugai, sibu, taun, truong Penyebaran di China, India, Indonesia, Malaysia, dunia PNG, Filipina, Srilangka Penyebaran di Bengkulu, Kalimantan, Jawa Barat, Indonesia Manado Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, mebel kantor, bubutan, bentuk lengkung Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat kekuningan Serat lurus dan berpadu Kandungan silika tinggi Sifat fisis Berat jenis 0,64 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 621 kg/cm2 (basah) ; 957 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 286 kg/cm2 (basah) ; 530 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 562 kg Keteguhan lengkung statis: 383 kg/cm2 (basah) ; 614 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 117.000 kg/cm2 (basah) ; 143.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 241
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
242 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kandungan silika menyebabkan pisau kerja cepat tumpul - Kayu perlu diawetkan 47, 105, 177, 252, 342
120.Pongamia pinnata
Papilionaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Balocbaloc Pongamia pinnata L. Pierre Malapari delok (Aceh), embawai (Sumatera Selatan), wanjara (Maluku), bana (Kalimantan), ambadi (Manado), langi boka (Sulawesi), malapari, ekeraha (Bengkulu) Nama lain Bani, bonge, charr, dalkaramcha, darkaranja, gangaji, ganuga, garanju, haedem, hungay, Indian beech, karach, karana, karanga, karangi, karanja, karcha, karchaw, kerum, kiramal, kuruini, malapari, marabahai, mempari, naktamala, papar, pitagoria, ponga pongam, pongu, poonga oil plant, thinwin, ungu, vesivesi Penyebaran di Australia, India, Indonesia, dunia Malaysia, PNG, Thailand
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di Aceh, Bengkulu, Sumatera Selatan, Indonesia Sulawesi, Kalimantan Kegunaan Mebel untuk ruang tamu Ciri umum Kayu teras berwarna kuning kecoklatan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Kayu bercorak Serat berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,79 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 542 kg/cm2 (basah) ; 849 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 1051 kg
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 243
Keteguhan tekan maksimum: 200 kg/cm2 (basah) ; 345 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 155 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 94.000 kg/cm2 (basah) ; 109.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pengetaman dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 53,64, 68, 100, 149, 230, 244, 252, 260, 271, 312, 335, 343
244 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
121.Pterocarpus indicus
Leguminosae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Narra, andaman Pterocarpus indicus Willd. Sonokembang (Jawa), Lingga batu, nala, kayu but, linggoa (Maluku), linggua burik (Manado), kemang (Sumbawa), nara, kenaa, antana (Flores, NTB) Nama lain Amboyna, andaman pauk, andaman redwood, angsama, angsana, chalanga-da, east Indian mahogany, Indian redwood, liki, nara, narra, narravitail, PNG rosewood, nonalu, padauk, red narra, ringii, rosewood, sena, solomon padauk, sonokembang, vermilion wood, warave, yaya sa, yellow narra Penyebaran di India, Indonesia, Madagaskar, dunia Malaysia, Myanmar, PNG, Filipina, Kepulauan Solomon, Thailand Penyebaran di Jawa, Maluku, Menado, Sumbawa, NTT Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, bubutan, mebel kuno Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan Kayu bercorak Serat berpadu bergelombang Sifat fisis Berat jenis 0,67 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Keawetan Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 245
Pengeringan
Penampang radial (r)
Pengeringan dalam dapur pengering lambat, 18 – 28 hari untuk tebal papan kurang dari 32 mm, 52 – 84 hari untuk tebal papan lebih dari 63 mm, pengeringan dalam pengering dianjurkan menggunakan jadwal pengeringan T6 D4 (4/4), T3 D3 (8/4) (USA), F (Inggris), 5 – 6 (Perancis) Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 724kg/cm2 (basah) ; 977 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 711 kg Keteguhan tekan maksimum: 419 kg/cm2 (basah) ; 593 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 100 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 449 kg/cm2 (basah) ; 579 kg/cm2 (kering) Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan pengerjaan pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sedang, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan Catatan Pustaka 38, 45, 49, 51, 61, 62, 63, 64, 69, 79, 80, 81, 85, 91, 96, 101, 105, 113, 130, 134, 149, 157, 160, 161, 176, 177, 184, 187, 195, 208, 212, 213, 216, 217, 252, 259, 260, 269, 271, 279, 287, 295, 305, 314, 326, 342
246 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
122.Pterocymbium beccari Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis
Sterculiaceae Amberoi Pterocymbium beccari K.Schuman Kosan (Maluku), bimieh (Papua) Amberoi Indonesia, Malaysia, Myanmar, PNG, Filipina Maluku, Papua Ukiran, mebel untuk ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, ukiran Kayu teras berwarna coklat muda agak kemerahan tidak dipisahkan secara jelas terhadap kayu gubal Serat lurus Berat jenis 0,37 ; kelas kuat IV Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang tangensial (t) Keawetan Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V Keteguhan lengkung: 355 kg/cm2 (basah) ; 456 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 157 kg Keteguhan tekan maksimum: 166 kg/cm2 (basah) ; 299 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 442 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 254 kg/cm2 (basah) ; 355 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 75.000 kg/cm2 (basah) ; 84.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 247
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, polishing dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
248 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Pengerjaan dan pemesinan sebaiknya dilakukan dalam kondisi kering untuk mencapai hasil yang optimal 47, 105, 177, 252, 342
123.Sandoricum indicum
Dipterocarpaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Kalampu Sandoricum indicum Cav. Katapi-tapi, ketapi, satuh, tapi-tapi (Sulawesi), ketapi (Palembang) kecapi (Jawa), setol, sentul, sentol (Belitung) Nama lain Kalampu, katon, kra-thon, sentul, sevai, sevamanu, thitto Penyebaran di Myanmar, India, Indonesia, Malaysia, dunia Filipina, Thailand Penyebaran di Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Indonesia Jawa, Sulawesi Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat muda dipisahkan secara jelas oleh kayu gubal yang berwarna lebih muda. Kayu bercorak Serat lurus, dan berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,53 ; kelas kuat III Penampang tangensial (t) Keawetan Sifat mekanis
Kayu mudah diserang organisme perusak Kelas awet V -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 249
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan. Pengampelasan sukar dengan hasil kurang baik
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
250 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Pengampelasan tidak rata karena adanya perbedaan kepadatan kayu - Kayu perlu diawetkan 13, 62, 63, 149, 247, 252, 280, 306, 314
124.Santalum album
Santalaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Sandalwood Santalum album L. Kaminis, cendana (Sumatera), lemo darus (Manado), sandelhout, haoe maoni, haoe mani, kayu menie (NTT) Nama lain Bachduong, cendada, chandal, chandan, chandanam, chandel, gandada, gandala, gandha, sandal, sandalwood, santagu, santalin, santel, santhanam, srigandam, sukhad, tan-muh, candana, vrai Penyebaran di Australia, China, Hawaii (USA), dunia India, Indonesia, Malaysia, Filipina Penyebaran di Sumatera, Manado, Nusa Tenggara Indonesia Barat, Nusa Tenggara Timur Penampang tangensial (t)
Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan Sifat mekanis
Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, ruang makan Kayu teras berwarna kecoklatan, dipisahkan secara jelas oleh kayu gubal yang berwarna lebih muda Serat lurus, berpadu dan bergelombang Bau khas Berat jenis 0,95 ; kelas kuat I Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu agak awet, tidak mudah terserang organisme perusak Kelas awet II Keteguhan lengkung: 827 kg/cm2 (basah) ; 1162 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 412 kg/cm2 (basah) ; 594 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 251
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
252 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Hasil ukiran sangat baik 18, 53, 62, 63, 79, 81, 149, 166, 176, 203, 244, 252, 259
125.Schleichera oleosa
Sapindaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan
Akota Schleichera oleosa Merr. Kesambi (Jawa), usappi (Kupang), eleti (Maluku) Akota, baru, ceylon oak, chakota, chendala, cong, gausam, gosum, gyo, kassumar, kocham, kohan, kokum, komur pusku, kon, koon, kosengi, kosum, kuhumb, kula pulachi, kurku, kusomo, kussam, kusum, mai-khaw, mai-kyang, may, paua, peduman, poovah, pu, puska, pusku, puuam, puvan, puvatti, puvu, roatanga, rusam, sagade, sagdi, shargadi, thakabti, zolimbukiki India, Myanmar, Indonesia, Srilangka Jawa, Nusa Tenggara, Maluku Mebel untuk ruang tamu
Penampang tangensial (t) Ciri umum
Sifat fisis Keawetan
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat mekanis
Kayu teras berwarna coklat kekuningan agak oranye, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kekuningan Kayu bercorak Serat lurus dan berpadu Berat jenis 0,71 ; kelas kuat II Penyusutan arah radial: 5% Penyusutan arah tangensial: 10% Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak,bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Keteguhan lengkung: 804 kg/cm2 (basah) ; 1248 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 485 kg/cm2 (basah) ; 699 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 152.000 kg/cm2 (basah) ; JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 253
Pemesinan dan pengerjaan
175.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 53, 149, 244, 252, 260, 314
254 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
126.Shorea acuminata
Dipterocarpaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Red meranti Shorea acuminata Dyer. Meranti beras, meranti ambai, meranti rumbei, meranti katuko (Sumatera) Nama lain Meranti rambai daun, red meranti Penyebaran di Indonesia, Malaysia dunia Penyebaran di Sumatera, Kalimantan Indonesia Kegunaan Mebel/perabot Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua, dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna coklat kekuningan Serat berpadu Kandungan silika tinggi Sifat fisis Berat jenis 0,45 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Keawetan Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 542 kg/cm2 (basah) ; 830 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 273 kg/cm2 (basah) ; 438 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 300 kg/cm2 (basah) ; 468 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 104.000 kg/cm2 (basah) ; 123.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 255
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan, pengampelasan dan polishing mudah dengan hasil baik Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
256 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kandungan silika menyebabkan pisau kerja cepat tumpul dan hasil pengerjaan dan pemesinan tidak optimal. - Kayu perlu diawetkan. 79, 101, 211, 252, 342
127.Shorea acuminatissima
Dipterocarpaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Yellow meranti Shorea acuminatissima Sym. Damar kelepek, damar hirang, pakit, ketujung, kalipik, billei, pahit, damar ketujung, damar herang, putang, putang besi Nama lain Yellow seraya, yellow meranti Penyebaran di Indonesia, Malaysia dunia Penyebaran di Kalimantan Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, kamar tidur, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bentuk lengkung, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas terhadap kayu gubal yang berwarna lebih muda Serat berpadu dan bergelombang Sifat fisis Berat jenis 0,53 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering lambat, jadwal pengeringan yang dianjurkan T10-D5S (4/4), T8 – D4S (8/4) (USA), J(Inggris) Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 543 kg/cm2 (basah) ; 680 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 328 kg Keteguhan tekan maksimum: 265 kg/cm2 (basah) ; 403 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 109 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 78.000 kg/cm2 (basah) ; 87.000 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 257
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pengampelasan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Moulding mudah dengan hasil baik, kecuali pada kayu yang mempunyai serat berpadu atau bersilangan. Pelengkungan sedang, dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
258 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 17, 77, 79, 160, 173, 205, 217, 252, 342
128.Shorea balanocarpoides Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum Penampang tangensial (t)
Sifat fisis Keawetan
Sifat mekanis
Dipterocarpaceae Chengal Shorea balanocarpoides Sym. Meranti bunga, meranti daun halus, merawan, cengal (Sumatera), benua, medang batu (Kalimantan) Cengal, damar hitam daun besar, damar hitam katup, damar katup, damar litam daun besar, damar hitam gondol, kala daun besar, meranti damar hitam, meranti hijau, meranti putih, merawan, merawan lampong, white meranti, yellow meranti Indonesia, Malaysia Sumatera, Kalimantan Mebel/perabot, ukiran Kayu teras berwarna kuning kecoklatan samar-samar dipisahkan oleh kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Kayu serat berpadu bercorak garisgaris Berat jenis 0,71 ; kelas kuat II Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak,bagian gubal tidak tahan Kelas awet III -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 259
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sukar, walupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
260 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 62, 63, 101, 148, 237, 252, 295, 308
129.Shorea faguetiana
Dipterocarpaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Yellow meranti Shorea faguetiana Heim Mukut, tengkujung, muku, damar kuning, mit, lempong nyerakat, damar tengkujung (Kalimantan) Nama lain Yellow meranti, yellow seraya Penyebaran di Indonesia, Brunei, Malaysia, Filipina, dunia Thailand Penyebaran di Kalimantan, Sumatera Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, kamar tidur, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas terhadap kayu gubal yang berwarna lebih muda Serat berpadu dan saling menyilang Sifat fisis Berat jenis 0,64 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut sedang, agak stabil Keawetan Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering termasuk lambat, dengan jadwal pengeringan yang dianjurkan T10D5S (4/4), T8 – D4S (8/4) (USA), J (Inggris) Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 577 kg/cm2 (basah) ; 814 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 327 kg Keteguhan tekan maksimum: 312 kg/cm2 (basah) ; 461 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 92 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 99.000 kg/cm2 (basah) ; 104.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 261
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengetaman, pengukiran dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan, moulding, pengampelasan sedang sampai mudah dengan hasil baik Pelengkungan sedang, dengan perlakuan pendahuluan pengukusan Polishing sedang sampai baik
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
262 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Pengukiran sukar karena sebagian besar serat berpadu dan saling menyilang - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°. 17, 77, 79, 101, 160, 173, 204, 211, 252, 342
130.Shorea guiso
Dipterocarpaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Balau Shorea guiso (Blanco) Blume Putang, ambana, palapak, kulatan, bangkirai batu serangan, damar tampih, lanan (Kalimantan) Nama lain balau, balau merah, guijo, membatu, red balau, red selangan, red selangan batu Penyebaran di Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dunia Thailand Penyebaran di Kalimantan Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, bentuk lengkung Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kemerahan tidak dipisahkan secara jelas terhadap kayu gubal yang berwarna coklat muda Serat berpadu
Penampang tangensial (t)
Sifat fisis
Keawetan
Pengeringan 2 mm
Sifat mekanis Penampang melintang/transversal (x)
Berat jenis 0,83 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 6% Penyusutan tangensial: 11% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, kayu gubal tidak tahan Kelas awet III Pengeringan dalam dapur pengering termasuk cepat, dengan jadwal pengeringan T8-B3 (4/4), T5 – B1 (8/4) (USA), dan G (Inggris) Keteguhan lengkung: 857 kg/cm2 (basah) ; 1233 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 744 kg Keteguhan tekan maksimum: 421 kg/cm2 (basah) ; 649 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 135 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 140.000 kg/cm2 (basah) ; 168.000 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 263
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan dan polishing mudah dengan hasil baik. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
264 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Hasil pengerjaan kurang baik karena adanya serat saling bersilangan menyebabkan serat terputus pada pembubutan dan permukaan kurang halus. - Kayu sukar dilengkungkan walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan - Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°. 17, 77, 79, 101, 177, 204, 216, 217, 252, 342
131.Shorea hypochra
Dipterocarpaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis Penampang tangensial (t)
Keawetan Pengeringan
Sifat mekanis 2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
White meranti Shorea hypochra Hance Cengal, cengal keras lun, lin puteh, melapi, white meranti Brunei, Kamboja, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam Riau, Jambi, Kalimantan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno Kayu teras berwarna coklat muda samar-samar dipisahkan dengan bagian kayu gubal yang berwarna keputihan Serat berpadu Kandungan silika tinggi Kayu bergetah Berat jenis 0,64 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV Pengeringan dalam dapur pengering termasuk lambat, dengan jadwal pengeringan T6-D4 (4/4), T3 – D3 (8/4) (USA) dan F (4/4) (Inggris) Keteguhan lengkung: 660 kg/cm2 (basah) ; 854 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 463 kg Keteguhan tekan maksimum: 378 kg/cm2 (basah) ; 439 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 106 kg/cm2 (kering) Keteguhan lengkung statis: 419 kg/cm2 (basah) ; 654 kg/cm2 (kering). JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 265
Kekakuan: 89.000 kg/cm2 (basah) ; 102.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman dan pembubutan kurang baik serta sukar dikerjakan. Pengampelasan, polishing dan varnishing mudah dengan hasil baik
Penampang radial (r)
Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan Catatan
-
Kandungan silika menyebabkan pisau kerja cepat tumpul - Kayu bergetah sehingga sulit direkatkan. Pustaka 17, 77, 79, 101, 211, 252, 342
266 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
132.Shorea kuntsleri
Dipterocarpaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Amang besi Shorea kunstleri King Bakiring, semiram, amang besi, turu (Kalimantan), meranti kulit sapat (Jambi) Nama lain Ampereng, angeh, bakiring, balau laut merah, balau merah, bangkirai tigu, belau merah, benoa, benua, benua babi, benuas, benuas lebar daun, damar laut merah, dumar dahirang, empatan tanduk, guijo, jagaan, jagan, jingaan, lalin, mahadirang, mahasulit, malalung, mempelam, meranti abang, meranti paang, meranti pahang, pangen, pengitan, red balau, red meranti, red selangan, red selangan batu, rentuing, selangan merah, selimbar, seraya, seraya kitan, seraya sirap, sering lemidin, tengkawang batu, tengkawang bukit, terbak, tuyang Penyebaran di Indonesia, Malaysia dunia Penyebaran di Kalimantan Indonesia Kegunaan Mebel/perabot, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua kemerahan samar-samar dipisahkan dengan bagian kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,79 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Keawetan Kayu agak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet II
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 267
Sifat mekanis
Keteguhan lengkung: 804kg/cm2 (basah) ; 1248 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 901 kg Keteguhan tekan maksimum: 415 kg/cm2 (basah) ; 616 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 108 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 150.000 kg/cm2 (basah) ; 174.000 kg/cm2 (kering)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengampelasan dan pembubutan baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman sukar dengan hasil kurang baik
Penampang radial (r)
Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan Catatan
-
Untuk meningkatkan kualitas hasil pengetaman, pisau harus tajam dan sudut potong yang dianjurkan kurang dari 20°. Pustaka 24, 62, 63, 64, 68, 100, 148, 206, 208, 233, 252, 295, 307, 308, 314, 315
268 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
133.Shorea leprosula
Dipterocarpaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Light red meranti Shorea leprosula Miq. Majan bukit, pengerawan lumpung, pengerawan buaya, lempong, meranti, meranti sarang elang, emang nasi, manjau api (Kalbar), renate (Bangka) Nama lain Almon, lauan, light red lauan, light red meranti, light red seraya, mayapis, meranti bunga, perawan, white lauan Penyebaran di Indonesia, Malaysia, Filipina, dunia Thailand Penyebaran di Sumatera, Kalimantan Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tua samar-samar dipisahkan dengan bagian kayu gubal yang berwarna lebih muda Serat berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,50 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 511 kg/cm2 (basah) ; 732 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 240 kg Keteguhan tekan maksimum: 275 kg/cm2 (basah) ; 420 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 66 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 113.000 kg/cm2 (basah) ; 135.000 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 269
Pengeringan
Pengeringan dalam dapur pengering termasuk sedang, dengan jadwal pengeringan yang dianjurkan T6-D4 (4/4), T3 – D3 (8/4) (USA) dan F (4/4) (Inggris) Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan pengerjaan pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 17, 77, 79, 101, 173, 204, 211, 252, 332, 342
270 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
134.Shorea leptoclados
Dipterocarpaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Light red meranti Shorea leptoclados Sym. Meranti (Jambi), kalup (Palembang), kalapek, lampong nasi, kakawang langing, kenuwar, mengkutatan, penuar (Kalimantan) Nama lain Almon, lanan, light red lauan, light red meranti, light red seraya, mayapis, meranti bunga, perawan, white lauan Penyebaran di Indonesia, Brunei, Malaysia, Filipina dunia Penyebaran di Jambi, Palembang, Kalimantan Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bentuk lengkung, ukiran
Penampang tangensial (t) Ciri umum
Sifat fisis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan Sifat mekanis
Kayu teras berwarna coklat bergaris-garis putih samar-samar dipisahkan dengan bagian kayu gubal yang berwarna kuning pucat Serat berpadu dan bergelombang Berat jenis 0,43 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 8% Kembang susut sedang, kayu agak stabil Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV Keteguhan lengkung: 454 kg/cm2 (basah) ; 654 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 204 kg Keteguhan tekan maksimum: 229 kg/cm2 (basah) ; 407 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 66 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 71.000 kg/cm2 (basah) ; 84.000 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 271
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, moulding, pengetaman, pengampelasan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pembubutan sukar dengan hasil kurang baik. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
272 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 17, 77, 79, 173, 204, 211, 252, 332, 342
135.Sindora javanica
Leguminosae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Sepetir Sindora javanica K. & V. Back. Petir, samparantu (Jambi), tariti (Jawa Barat) Nama lain Gu, kayu galu, makata, petir, sepetir, sindur, supa Penyebaran di Indonesia, Malaysia, Filipina, dunia Thailand Penyebaran di Jambi, Jawa Barat Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat agak kemerahan dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning keputihan. Serat lurus kadang berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,67 ; kelas kuat III Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu terasnya tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Pengeringan Pengeringan dalam dapur pengering sangat lambat, dengan jadwal pengeringan yang dianjurkan T8 – B3 (4/4) dan T5 – B1 (8/4) (USA), G (4/4) (Inggris) Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 678 kg/cm2 (basah) ; 997 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 693 kg Keteguhan tekan maksimum: 341 kg/cm2 (basah) ; 539 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 124 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 112.000 kg/cm2 (basah) ; 134.000 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 273
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, moulding, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
274 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan. 101, 160, 177, 252, 279
136.Strombosia javanica
Olacaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum Penampang tangensial (t)
Sifat fisis
Keawetan Sifat mekanis
Bayam badak Strombosia javanica Bl. Kayu kacang, merantei (Kalimantan), mengkijau (Bangka) Bayam badak, belian, dali-dali, dedali, entelung, kacang-kacang, kayu kacang, ki kacang, landak, leke-leke, mandang kalawar, menterungan, petaling bemban, sanam-sanam India, Malaysia, Indonesia Kalimantan, Jambi, Bangka Mebel untuk ruang tamu, mebel untuk di luar ruangan Kayu teras berwarna coklat kekuningan kurang jelas dipisahkan dari kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat lurus, kadang berpadu Berat jenis 0,64 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu agak tahan terhadap organisme perusak Kelas awet II -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 275
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pemboran, pengukiran dan pengetaman kurang baik serta sukar dikerjakan. Perekatan, pembubutan, pengampelasan dan polishing mudah dengan hasil baik. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan.
Penampang radial (r) Catatan
-
Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan Pustaka 13, 64, 100, 122, 188, 208, 252, 305, 325
276 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
137.Strycnos ligustrina
Loganiaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan
Penampang tangensial (t) Ciri umum
Sifat fisis
Keawetan Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Mkoulouku Strycnos ligustrina Bl. Gambir (Riau) mkoulouku Afrika, Brasil, Kolombia, Costa Rica Riau Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, rak dapur, mebel kantor, bubutan, mebel untuk di luar ruangan, bentuk lengkung, ukiran Kayu teras berwarna coklat kemerahan agak oranye samarsamar dipisahkan dari kayu gubal yang berwarna lebih pucat. Serat lurus, kadang berpadu Berat jenis 0,96 ; kelas kuat I Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet Keteguhan lengkung: 620 kg/cm2 (basah) ; 937 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 310 kg/cm2 (basah) ; 533 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 130 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 106.000 kg/cm2 (basah) ; 124.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 277
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r) Catatan
Pustaka
278 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel di luar ruangan. - Kayu perlu diawetkan. 45, 252, 274, 280
138.Swietenia macrophylla
Meliaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penampang tangensial (t)
2 mm
Mahogany Swietenia macrophylla King Mahoni, mahoni daun lebar Acajou, acajou d'Amerique, acajou du Honduras, aguano, american mahogany, americkaans mahonie, aquano de tabasco, ara putange, araputanga, bastard lime, baymahogany, baywood, belize mahogany, big leafed mahogany, bigleaf mahogany, Brazilian mahogany, broad leaved mahogany, cabano, caguano, campeche, cao, caoba Americana, caoba de Atlantico, caoba de Honduras, caoba mahogany, caoba roja, caobilla, cedro espinoso, cedro-rana, Central American mahogany, chacalte, chiapas, chiculte, chiculti, cobano, Costa Rica mahogany, crura, Cuban mahogany, flor de veradillo, gateado, giai ngua, granadillo, large leaf mahogany, madeira, mara, mogno, mogno do rio Jurupari, orura, palo xopilote, Peruvian mahogany, punab, purab, red cedar, red wood, resadillo, sisam, tabasco mahogany, tzopible, tzopilote, tzutzul, Venezuela mahogany, zopilocuahuitl, zopilote Penyebaran di Kep. Bahama, Bolivia, Brasil, dunia Kolombia, Costa Rica, Cuba, Rep. Dominika, Ekuador, El Salvador, Fiji, Guyana, Haiti, Honduras, Indonesia, Jamaika, Meksiko, Nikaragua, Panama, Peru, Filipina, Puerto Rico, Kepulauan Solomon, Venezuela Penyebaran di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ukiran, rak dapur, mebel kantor, bubutan, mebel kuno
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 279
Ciri umum
Sifat fisis
Keawetan
Pengeringan
Sifat mekanis Penampang radial (r)
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu teras berwarna merah, merah kecoklatan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat berpadu dan bergelombang Berat jenis 0,56 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Pengeringan dalam dapur pengering relatif cepat, dengan jadwal pengeringan T6D4/T3D3 (USA); F (Inggris); 6 (Perancis) Keteguhan lengkung: 554 kg/cm2 (basah) ; 813 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 456 kg Kekakuan: 83.000 kg/cm2 (basah) ; 95.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pengetaman dan pengukiran kurang baik serta sukar dikerjakan.
Pengampelasan, pembubutan, perekatan, polishing dan varnishing mudah dengan hasil baik Pelengkungan sedang sampai baik dengan perlakuan pendahuluan pengukusan. Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 6, 7, 8, 10, 22, 33, 43, 48, 50, 51, 56, 61, 62, 63, 76, 79, 80, 85, 101, 103, 106, 107, 110, 113, 116, 117, 130, 138, 139, 156, 157, 158, 160, 163, 165, 173, 191, 195, 198, 204, 205, 217, 228, 252, 259, 273, 279, 280, 295, 309, 312, 322, 326, 331, 340, 342, 348
280 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
139.Swietenia mahagony
Meliaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Cuban mahogany Swietenia mahagony Jacq. Mahoni Acajou, acajou de cuba, acajou de saint domingue, acajou des antiles, aguano, antillen mahogani, bay mahogani, caoba, caoba de santo domingo, caoba dominicana, caobilla, chiculte, cobano, cuban mahogany, curlet mahogany, dominican mahogany, echites mahagony, gateado, jamaica mahogany, kuba mahogany, madiera, mahagony, mahog, mahogany, mahogany du pays, mahogany petites feuilles, mahok, mahoni, mongo, orura, small-leaf mahogany, west indies mahogany Penyebaran di Kepulauan Bahama, Bolivia, Brasil, Kolombia, Cuba, Republik Dominika, dunia Perancis, Haiti, Jamaika, Mexico, Peru, USA, Venezuela, Indonesia Penyebaran di Jawa Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran, rak dapur, mebel kantor, bubutan, bentuk lengkung Ciri umum Kayu teras berwarna merah kecoklatan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat berpadu dan bergelombang Sifat fisis Berat jenis 0,66 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil. Keawetan Kayu terasnya tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 281
Pengeringan
Sifat mekanis
Pemesinan dan pengerjaan Penampang radial (r)
Pengeringan dalam dapur pengering relatif cepat, dengan jadwal pengeringan T6D2/T3D1 (USA); E (Inggris); 5 (Perancis) Keteguhan lengkung: 629 kg/cm2 (basah) ; 950 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 449 kg Keteguhan geser: 139 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 74.000 kg/cm2 (basah) ; 90.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pengukiran, perekatan, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan.
Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan. Catatan - Kayu perlu diawetkan. - Dapat digunakan untuk menggantikan kayu Khaya ivorensis, Khaya anthotheca, Khaya grandiflora, Khaya senegalensis, Carapa guianensis. Pustaka 51, 89, 157, 160, 163, 174, 198, 211, 220, 223, 228, 252, 309, 342
282 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
140.Tamarindus indica
Leguminosae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penampang tangensial (t)
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan
Ciri umum
2 mm
Sifat fisis Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Camalindo Tamarindus indica L. kiu (Kupang), nangge, mage (Ende), tobi (Flores), sampalu (Muna), asam, asam jawa (Jawa) ajagbo, ajagbon, ambli, amli, amlika, asam, camalindo, chicha, chinch, chinta, chita, chitz, chwaa, darachi, hitta, hunase, icheku, imili, imli, indian date, iti, jatami, jojo, jojo’s, kalamendo, kamal, kamalindo, karangi, keditia, khenthiri, kopu, koya, magyeng, magyi, mkwadju, msisa, msisi, mukoge, munondo, museka, musika, muthithi, muthumura, mzumusa, neddi, olmasamburai, puli, samia, shenta, sitta, siyembela, taman, tamarese,tamarin, tamarindade, tamarinde, tamarindier, tamarindo, tamarinier, tamsugu, tentul Afrika, India, Puerto Rico, Srilangka, Indonesia Sumbawa, Flores, Sulawesi dan Jawa Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, ukiran, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, bubutan, bentuk lengkung Kayu teras berwarna coklat kekuningan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna putih kekuningan Serat sebagian besar bergelombang, berpadu dan lurus Berat jenis 0,90 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Penyusutan tangensial: 7% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu teras tahan terhadap serangan organisme perusak, namun bagian gubal mudah diserang. Persentase gubal lebih besar, sehingga mudah diserang. Kelas awet V JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 283
Sifat mekanis
Pemesinan dan pengerjaan
Keteguhan lengkung: 706 kg/cm2 (basah) ; 1.102 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 1051 kg Kekakuan: 108.000 kg/cm2 (basah) ; 124.000 kg/cm2 (kering) Kayu ini memiliki kualitas pengukiran, perekatan, pengetaman, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Penggergajian memerlukan gigi gergaji dengan ujung tungsten. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r) Catatan
-
Kayu keras dan mengandung kristal, sehingga kualitas hasil pengerjaan dengan mesin rendah. - Kayu tahan terhadap asam. - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 45, 57, 66, 108, 149, 218, 244, 252, 258, 268, 269, 271, 280, 286
284 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
141.Tectona grandis
Verbenaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Teak Tectona grandis L.f. Jati (Maluku, Jawa), jatui (Sumatera Utara), kulidawo, jatih (Muna) Nama lain Burma teak, deleg, jati, jatos, dodolan, genuine teak, gia thi, giati, jate, jati, jati sak, jatih, jatos, java teak, kaiti, kulidawa, kyoon-pen, kyun, mai sak, maisak, moulimein teak, pahi, rangoon teak, rosawa, sagon, sagwan, tadi, teak, teca, teck, tegina, tekku, thekku, thukku, tik, tsik Penyebaran di Burma, Kamerun, Kongo, Fiji, dunia Ghana, Honduras, India, Indonesia, Pantai Gading, Laos, Malaysia, Myanmar, Nigeria, PNG, Filipina, Kepulauan Solomon, Afrika Selatan, Srilangka, Sudan, Tanzania, Thailand, Togo, Trinidad dan Tobago, Vietnam, Zaire Penyebaran di Jawa, Sumatera Utara, Sulawesi Indonesia Tenggara, Maluku Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, kamar tidur, ruang makan, rak dapur, bubutan, mebel untuk di luar ruangan, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat, dibedakan secara jelas oleh kayu gubal yang berwarna pucat Serat lurus, kadang dijumpai berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,62 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet I-II
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 285
Sifat mekanis
Keteguhan lengkung: 715 kg/cm2 (basah) ; 1036 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 470 kg Kekakuan: 106000 kg/cm2 (basah) ; 121.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan pengerjaan pengukiran, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sedang dengan perlakuan pendahuluan pengukusan. Pencuacaan baik, kayu tahan terhadap kondisi di luar ruangan.
Penampang radial (r) Catatan
-
Hasil pengujian ketahanan terhadap cuaca baik, kayu dapat digunakan untuk mebel diluar ruangan. Pustaka 26, 28, 29, 42, 43, 45, 59, 61, 62, 63, 65, 70, 79, 91, 102, 104, 121, 156, 157, 158, 160, 165, 166, 172, 174, 176, 177, 184, 187, 188, 200, 208, 214, 215, 217, 220, 223, 228, 241, 244, 250, 252, 270, 287, 295, 299, 303, 306, 313, 314, 322, 331, 340, 342, 347
286 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
142.Terminalia catappa
Combretaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Adamarram Terminalia catappa L. Kailisa, klisu, fussa, kettapa, talihu, ketapang (Maluku), ketapang (Banyumas), nusu (Manado), ketapang pasir (Simalur), lise (Kupang), lingka (Biliton) Nama lain Adamarram, al-calessi, alita, almendro, almond, almond tree, amanda, amandier, amenduira, amendro, badam, badambo, badami, bangla badam, bastard almond, bengal almond, bengali badam, bulao, castana, catappa, dalisai, dao, deshi badam, hindi badam, indian almond tree/wood, jangli badm, ketapang, kotamba, kottamba, logo, magtalisai, nat badam, nat vadom, natavadom, natto-vudumay, natvodam, patti badam, saket, salaisai, salisai, sanideng, savidugg, taisai, talie, talihai, talisai, talisi, taree, tercat, thalli thenga, vathakottai, vedam Penyebaran di Burma, Fiji, India, Indonesia, dunia Malaysia, PNG, Filipina, Kepulauan Solomon Penyebaran di Maluku, Jawa Tengah, Manado, Indonesia Kupang, Bilitton, Sumatera Utara Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat agak kekuningan atau kehijauan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang lebih pucat Serat bergelombang dan berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,61 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 287
Sifat mekanis
Keteguhan lengkung: 598 kg/cm2 (basah) ; 936 kg/cm2 (kering) Kekerasan: 601 kg Keteguhan tekan maksimum: 225 kg/cm2 (basah) ; 380 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 83.000 kg/cm2 (basah) ; 97.000 kg/cm2 (kering) Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pengerjaan pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan sukar, walaupun dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r)
Catatan Pustaka
288 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan 3, 6, 7, 42, 53, 58, 62, 63, 64, 68, 69, 78, 79, 80, 100, 105, 110, 114, 149, 170, 177, 183, 220, 222, 230, 243, 252, 260, 262, 269, 280, 294, 303, 309, 314, 335, 343
143.Tetrameles nudiflora
Datiscaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Thitpok Tetrameles nudiflora R.Br. Loru (Poso), winong (Jawa Tengah), bulangita (Gorontalo), binong (Sumbawa), linong, palumba (Bali, Lombok) Nama lain Baing, bao-awny, bhelu, bolong, bolur, bondale, bondsa, cheeni, chini, chundal, hoogia, hoongia, jermala, jermalu, kapang, kapsin, mai-nao-nau, mai-taung, mai-yummyen, maina, mainakat, mengkundor, mugunu, nigunu, payomko, piyei, sandugaza, sawbya, som pong, tetrameles, thitpok, tseikpoban, tulla, tung, ugad, ugado, vella chini, vella pasa Penyebaran di Bangladesh, Bhutan, Burma, Kamboja, China, India, Indonesia, dunia Laos, Myanmar, PNG, Srilangka, Thailand, Vietnam Penyebaran di Jawa, Bali, Sulawesi, Lombok, Sumbawa Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno, ukiran Ciri umum Kayu teras dan gubal berwarna coklat abu-abu agak kemerahan Serat berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,43 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 239 kg/cm2 (basah) ; 354 kg/cm2(kering)
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 289
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pengampelasan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 47, 49, 53, 67, 79, 100, 105, 114, 149, 167, 175, 177, 244, 252, 256, 260, 267, 270, 282, 306, 314, 342, 349
290 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
144.Tetramerista glabra
Tetrameristaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Penampang tangensial (t)
2 mm
Punak Tetramerista glabra Miq. Punak (Riau), carengga (Kalimantan), biro-biro (Sumatera Barat), punak tembaga (Bengkalis) Nama lain Amat, bankalis, entuyut, kaye hujan, kuantan, larut, pedad-paja, punah, punak, rain tree, sha lei, terepit, tuyot Penyebaran di Brunei, Indonesia, Malaysia dunia Penyebaran di Sumatera Barat, Riau, Kalimantan Indonesia Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal. Serat lurus dan berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,72 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 5% Penyusutan tangensial: 9% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 585 kg/cm2 (basah) ; 751 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 244 kg/cm2 (basah) ; 294 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 62 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering)
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 291
Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas dan pengerjaan pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan
-
Hasil pengetaman permukaan kayu sedikit berbulu. Pustaka 52, 62, 63, 64, 68, 79, 100, 101, 113, 145, 153, 160, 161, 164, 177, 187, 206, 207, 208, 224, 227, 236, 247, 252, 279, 294, 299, 305, 320, 336, 349
292 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
145.Thespesia populnea
Malvaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Nama lain
Penampang tangensial (t)
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis Keawetan
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Sifat mekanis
Asha Thespesia populnea Soland. waru (Bali), baru laui (Simalur), weru jawa (Ende), molomomungo (Manado), waru lau (Palopo), kamelamelai (Muna), balorat (Kangean) Asha, banalo, baru, baru-baru, bebaru, bendi gangareni, bhendi, bois de rose, bugari, catalpa, cheelanthi, clemon, cork tree, daleni, dumbla, eijan, emajaguilla, faux bois de rose, fref, gangarava, hurvashi, kabaoui, kavarachu, majagua de florida, milo, parash, parsipu, poovarasu, porassu, poresh, poris, portia pursa, portia tree, purasia, pursong, puvarachu, puvarasam, santa maria, seaside mahoe, suriya portia, tulip tree, umbrella tree Burma, Hawaii (USA), India, Malaysia, Indonesia, Srilangka Bali, Manado, Sulawesi Tengah, Pulau Timor Mebel untuk ruang tamu, ukiran, bubutan Kayu teras berwarna coklat tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat sebagian besar berpadu Berat jenis 0,70 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3% Kayu teras tahan terhadap serangan organisme perusak, tetapi bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Keteguhan lengkung: 654 kg/cm2 (basah) ; 1024 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 380 kg/cm2 (basah) ; 4574kg/cm2 (kering) Kekakuan: 95.000 kg/cm2 (basah) ; 110.000 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 293
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pembubutan, perekatan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
294 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan 36, 53, 64, 77, 100, 139, 161, 177, 220, 230, 244, 252, 274, 280, 287, 291, 335, 343
146.Trema orientalis
Ulmaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Menarong Trema orientalis Bl. Nyila bunga (Maluku), nelung, endelung (Bengkulu), landayung, randerung, endrung, enderong (Sumatera Utara), kurai (Sukabumi), mawa (Sulawesi), Singkai (Sumatera Barat), deo (Ende), magelong (Palembang) Nama lain Agaunai, anabiong, anadong, anagdong, anardung, banahl, charcoal tree, elodechoel, gorklu, guburuka, gutel, hinlalaong, indalugung, indian charcoal tree, kargol, maladurong, malasikongdurong, mandaragon, menanong, menarong, mengkirai, mufefeti, mugubvura, peach cedar, pigeon wood Penyebaran di Afrika, India, Malaysia, Indonesia, dunia Filipina, Srilangka, Vietnam Penampang tangensial (t)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Penyebaran di Sumatera Utara, Bengkulu, Indonesia Sumatera Barat, Palembang, Jawa Barat Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, mebel kantor, mebel kuno, rak dapur Ciri umum Kayu teras berwarna coklat agak kemerahan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih pucat Serat lurus kadang bergelombang dan berpadu Sifat fisis Berat jenis 0,40 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 5% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Keawetan Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V Sifat mekanis Keteguhan lengkung: 401 kg/cm2 (basah) ; 651 kg/cm2(kering) Keteguhan geser: 75 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 295
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pemboran, pengampelasan, pembubutan dan varnishing baik serta mudah dikerjakan. Pengukiran dan pengetaman agak sukar dengan hasil kurang baik
Penampang radial (r) Catatan Pustaka
296 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
-
Kayu perlu diawetkan 28, 29, 46, 72, 177, 252, 280, 337, 342, 344
147.Vatica rassak
Dipterocarpaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Resak Vatica rassak Bl. Rasak (Sampit), buwok, mananri (Sorong), Rassak (Kalimantan Timur), resak tembawang (Kalimantan Barat) Nama lain Chan thip, lan tan, lau tau, mascal wood, narig, resak, taungsagaing Penyebaran di Kamboja, India, Indonesia, Malaysia, dunia Myanmar, PNG, Filipina, Thailand Penyebaran di Kalimantan, Papua Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, rak dapur, bubutan, ukiran Ciri umum Kayu teras berwarna coklat kekuningan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal Serat lurus Sifat fisis Berat jenis 0,60 ; kelas kuat III Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang tangensial (t)
Keawetan
Sifat mekanis
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Kayu terasnya agak tahan terhadap serangan organisme perusak, bagian gubal tidak tahan Kelas awet III Keteguhan lengkung: 859 kg/cm2 (basah) ; 1338 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 429 kg/cm2 (basah) ; 709 kg/cm2 (kering) Keteguhan geser: 166 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 140.000 kg/cm2 (basah) ; 162.000 kg/cm2 (kering)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 297
Pemesinan Kayu ini memiliki kualitas pemboran, dan pengerjaan pengukiran, perekatan, pengetaman, pengampelasan, pembubutan, polishing dan varnishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 51, 101, 177, 178, 252, 280, 342
298 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
148.Vitex cofassus
Verbenaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal Nama lain
Penampang tangensial (t)
Penyebaran di dunia Penyebaran di Indonesia Kegunaan Ciri umum
Sifat fisis 2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
Keawetan
Sifat mekanis
Vitex Vitex cofassus Reinw. Gofasa, pasal, gopasa (Maluku), buloso, bete, biti, tompira (Manado) Afas, ahsang, anoano, asang bitum, bai-ah, banafat, banohoera, beso, biti, bitum, boepasa, chan vit, fata, garamut, gawasa, gofasa, gupasa, haleban, hasara, hata, ka-ar, katonde, katondeng, kulim papa, kyeto, leban, milla, molave, New Guinea teak, New Guinea vitex, pasal, solomons vitex, taruma, taoo, teen-nok, vada, vasa, vasara, vata, vitex Indonesia, Malaysia, Myanmar, PNG, Filipina, Kepulauan Solomon, Vietnam Maluku, Sulawesi dan Papua Mebel untuk kantor, ruang makan, ruang tamu, ukiran, bubutan Kayu teras berwarna kuning kecoklatan, tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal yang berwarna kuning pucat Serat sebagian besar lurus, kadang berpadu Berat jenis 0,75 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 3,5% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil Kayu teras tahan terhadap serangan organisme perusak, tetapi bagian gubalnya tidak tahan Kelas awet III Keteguhan lengkung: 559 kg/cm2 (basah) ; 778 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 113.000 kg/cm2 (basah) ; 134.000 kg/cm2 (kering) JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 299
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pemboran, pengukiran, perekatan, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pelengkungan mudah dengan perlakuan pendahuluan pengukusan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan Pustaka 42, 47, 49, 62, 63, 67, 79, 91, 105, 177, 188, 252, 257, 262, 296
300 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
149.Vitex quinata
Verbenaceae Nama dagang Nama botani Nama lokal
Kalipapa, laban Vitex quinata F.N. Will. Ketileng, laban (Jawa Tengah), tulawoka bintaloke, meule, tulawata bintalohe, t. bintalahe, t. batu (Manado), gofasa gaba, kayu tonde (Maluku), Sielangi (Poso) Nama lain West Irian vitex Penyebaran di Indonesia dunia Penyebaran di Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi, Indonesia Maluku, Papua Kegunaan Mebel untuk ruang tamu Ciri umum Kayu teras berwarna kuning kemerahan tidak dipisahkan secara jelas dengan kayu gubal Serat lurus dan bergelombang Sifat fisis Berat jenis 0,51 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 2% Penyusutan tangensial: 4% Kembang susut sedang, kayu stabil Penampang tangensial (t)
Keawetan Sifat mekanis
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet IV -
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 301
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas perekatan, pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 62, 63, 100, 221, 252
302 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
150.Wallaceodendron celebicum
Leguminosae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Banuyo Wallaceodendron celebicum Kds. Latula (Manado), mawuwek (Sulawesi) Nama lain Adaan, adha, balayong, banuyo, barrakbak, bol-lilising, bulilising, dauer, gayakan, kariskis, kasai, lupengi, lupigi, lupigi-magalayao, lupiji, mag-ipil, malasaga, malatagum, malenak, malina, manggachapui, narrengdauel, nipotnipot, supengum, tayom-tayom Penyebaran di Indonesia, Malaysia, Filipina dunia Penyebaran di Sulawesi Indonesia Kegunaan Mebel untuk kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, ukiran, rak dapur, mebel kantor, mebel kuno
Penampang tangensial (t)
Ciri umum
Sifat fisis
Keawetan
2 mm
Sifat mekanis
Kayu teras berwarna kuning kecoklatan, berbeda jelas dengan kayu gubal yang berwarna lebih kuning keputihan Serat sebagian besar bergelombang Berat jenis 0,67 ; kelas kuat III Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 7% Kayu teras agak tahan terhadap serangan organisme perusak,bagian gubal tidak tahan Kelas awet III -
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 303
Pemesinan dan Kayu ini memiliki kualitas pengerjaan pemboran, pengukiran, perekatan, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan. Pengetaman agak sukar dengan hasil kurang baik.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 79, 157, 187, 201, 252, 280, 285, 342
304 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
151.Wrightia tomentosa
Apocynaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Atkuri Wrightia tomentosa R.et S. Mentahos (Jawa Tengah), Suliti, Samiki (Sulawesi) Nama lain Atkuri, bili-kude, bura machkunda, daira, dairi, danghkyam-kaji, darbela, dharauli, dudh-koraiya, dudhari, dudhi, dudhiya, gidda, harido, igasira, jula, kala inderjau, kala-inderjow, karingi, keor, khalawa, kilawa, kirra, koila-pukri, lanete, lettokthein, mailang, mai-yang-khao-awn, mailam pala, mok, pal kurwan, palaperbi, palsi, pandu kura, sandikuya, selemnok, tambada-kuda, tambara kura, taungsalat, taungsalet, tella pal, tella pala, thonthapalei, tuar Penyebaran di India, Myanmar, Malaysia, Indonesia dunia dan Srilangka Penyebaran di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sulawesi Indonesia Kegunaan Ukiran, mebel/perabot, bubutan Ciri umum Kayu teras berwarna kuning pucat Serat lurus, kadang bergelombang Sifat fisis Berat jenis 0,51 ; kelas kuat III
Penampang tangensial (t)
Keawetan Sifat mekanis
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V Keteguhan lengkung: 654 kg/cm2 (basah) ; 1024 kg/cm2 (kering) Kekakuan: 71.000 kg/cm2 (basah) ; 84.000 kg/cm2 (kering)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 305
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan - Kayu perlu diawetkan. Pustaka 53, 149, 230, 252, 260, 297
306 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
152.Zanthoxylum rhetsa
Rutaceae
Nama dagang Nama botani Nama lokal
Cabrit Zanthoxylum rhetsa DC. Hota, budedu (Manado), dadap karangan(Jawa Timur), kayu lemah (Jawa Tengah), panggal buaya (Bali, Lombok) Nama lain Cabrit, kaitana, kasabang, kayetana, kayutana, noyer, salai, sarai Penyebaran di India, Bangladesh, Srilangka, dunia Malaysia, Indonesia, PNG, Filipina Penyebaran di Bali, Lombok, Jawa Timur, Jawa Indonesia Tengah, Manado Kegunaan Mebel untuk ruang tamu, ruang makan, mebel kantor, rak dapur Ciri umum Kayu teras berwarna kuning kecoklatan (pucat), tidak dipisahkan secara jelas dari kayu gubal Serat lurus Sifat fisis Berat jenis 0,64 ; kelas kuat II Penyusutan radial: 4% Penyusutan tangensial: 6% Kembang susut rendah, kayu relatif stabil
Penampang tangensial (t)
Keawetan Sifat mekanis
Kayu tidak tahan terhadap serangan organisme perusak Kelas awet V Keteguhan lengkung: 551 kg/cm2 (basah) ; 693 kg/cm2 (kering) Keteguhan tekan maksimum: 38 kg/cm2 (basah) ; 59 kg/cm2 (kering)
2 mm
Penampang melintang/transversal (x)
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 307
Pemesinan dan pengerjaan
Kayu ini memiliki kualitas pengetaman, pembubutan dan polishing baik serta mudah dikerjakan.
Penampang radial (r) Catatan
-
Kayu perlu diawetkan Kayu cabrit dapat digunakan untuk menggantikan kayu maple (Acer) Pustaka 100, 214, 245, 252, 280, 342
308 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
DAFTAR PUSTAKA [1]. Acosta-Solis M. (1960),Maderas Economicas del Ecuador Usos,Editorial Casa de la Culhra Ecuatoriana Quito, Meksiko. [2]. Ali M.O., Yakub M.D. dan Bhattacharjee D.K. (1972),Physical and mechanical properties of Toon, Bhadi and Eucalyptus,Bangladesh FRI, Chittagong Bulletin 3 Timber Physics Series. [3]. Aguilar L.(1941), Relative Durability of Untreated Philippine woods, The Philippine Journal of Forestry 4(3):247-256. [4]. Ali S.F. dan Wallin W.B. (1963),Suitability of Indigenous Wood Species for Furniture Manufacture,Pakistan Forestry Research Laboratory Bulletin (Wood Working Series) No.1. [5]. Almonte B.D. (1951),Fibre Measurements of Tropical Woods,F.A.O. For. & For. Product Studies Series 3:28 – 33. [6]. Alston A.S.(1966a), Natural Heartwood Durability, Fiji Forestry Department, Suva. Fiji timbers and their uses No. 2. [7]. Alston A.S. (1966b), Powder post beetle lyctus species, Fiji Forestry Department, Suva. Fiji timbers and their uses No. 6. [8]. Alston A.S.(1982), Timbers of Fiji: Properties and potential uses, Fiji Forestry Department, Suva. [9]. America W.M. dan Meniado J.A.(1975), Tuai (Bischofia javanica) lamog (Planchonia spectabilis) and toog, (Petersianthus quadrialatus). For. Prod. Res. & Ind. Dev. Comm. Philippines for pindecom Tech. Note, No.157. [10]. Ananthanarayana A.K., Kumar P. dan Sharma S.N. (1986), Possibilities of utilization of some exotic species from plantations for, timber products, Van Vigyan 24(1 & 2):21-24. [11]. Ananthanrayana A.K. dan Jain J.C. (1982),A Note on the Physical and mechanical properties of Maesopsis eminii Engl., Musizi,Indian Forester 108(12):741-746. [12]. Anderson R.H. (1947),The trees of New South Wales,New South Wales Department of Agriculture. [13]. Anonim (1963), Indian Woods: Their Identification, Properties and uses. Vol.II Linaceae,to Moringaceae, Manager of Publications, Delhi, India. [14]. Arkwright P. (1961),Know your timber - East indian satinwood,Woodworking Industry39(81). [15]. Armstrong F.H. (1951),Resistance to wear of Afzelia as Flooring,Wood16(9):338-339. [16]. Armstrong F.H. (1960),The strength properties of timber,Forest Products Research Laboratory, London Bulletin,No.45. [17]. Arno J. (1988), Shorea spp. - Luan. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful Woods of the World. King Philip Publishing &Co. Portland, Maine.329-330. [18]. Arno J. (1989), Santalum album - Sandalwood. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful Woods of the World. King Philip Publishing &Co. Portland, Maine. 129-130. [19]. Arno J. (1991),Ceiba pentandra - Ceiba. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful Woods of the World. King Philip Publishing &Co. Portland, Maine. 100-102. [20]. Arno J. (1992),Casuarina spp. - Casuarina. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful Woods of the World. King Philip Publishing &Co. Portland, Maine. 96-97. [21]. Arno J. (1992). Grevillea robusta - Silky oak. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful Woods of the World. King Philip Publishing &Co. Portland, Maine. 175-176. [22]. Arno, J. (1993),Swietenia macrophylla - Honduras mahogany. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful Woods of the World. King Philip Publishing &Co. Portland, Maine. 332-333. [23]. Ashiabor W.K. (1968),The properties of Afzelia africana, Anogeissus leiocarpus, Cynometra anata, Guibourtia ehie, Tectona grandis. Forest Products Research Laboratory, Ghana Tech. Note,No.6. [24]. Ashton P.S.(1964), A manual of the Dipterocarp trees of Brunei State, O.U.P. London. [25]. Australia - N.S.W. Forestry Commission (1968),Working properties of some native and imported timbers,Forestry Commission of New South Wales, Technical Publication No.8. [26]. Bakshi B.K. (1961),A note on decay resistance of teak, shisham and khair,Indian Forester 87(1):40-41.
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 309
[27]. Banks C.H.(1954), The mechanical properties of timbers with particular reference to those, grown in the Union of South Africa, Journal of the South African Forestry Association (24):44-65. [28]. Banks C.H. (1970),The durability of South African wood and wood base building materials,South African Forestry Journal No.75. [29]. Banks C.H., Schoeman J.P. dan Otto K.P.(1977), The mechanical properties of timbers with particular reference to South Africa, South African Forestry Research Institute Bulletin No.48. [30]. Battiscombe E. (1926),A Descriptive Catalogue of some of the Common Trees and Woody Plants ofKenya Colony. Crown Agents for the Colonies London. [31]. Belize (1946),Secondary hardwood timbers of British Honduras,British Honduras Forest Department BulletinNo.1. [32]. Benskin E. (1915),Note on Blackwood (Dalbergia latifolia Roxb.),Indian Forest Bulletin No.27. [33]. Berni C.A., Bolza E. dan Christensen F.J. (1979),South American Timbers - The Characteristics, Properties and Uses of 190 Species,C.S.I.R.O Div. Building Research. [34]. Bhat R.V. (1970),Pulping of tropical hardwoods,Indian Pulp and Paper Technology Association (IPPTA),7(3):203-214. [35]. Bhat R.V. dan Singh M.M. (1954),Indigenous cellulosic raw materials for the production of pulp paper and board XXII Wrapping Papers from Trema orientalis,Indian Forester80(8):453-465. [36]. Blatter E. dan Millard W.S. (1937),Some Beautiful Indian Trees,John Bale, Sons & Cornow Ltd, London. [37]. Boas I.H. (1947),The Commercial Timbers of Australia - Their Properties and Uses,Council for Scientific and Industrial Research, Melbourne. [38]. Bodig J. dan B.A. Jayne (1982),Mechanics of Wood and Wood Composites. Van Nostrand Reinhold Company, New York. [39]. Bois et Forets des Tropiques (1954),Emien,Bois et Forets Tropiques38:22-26. [40]. Bois et Forets des Tropiques(1975), Fromager, Bois et Forets des Tropiques 163:37-51. [41]. Bois, P.J. (1966),The strength properties of Tanzania timbers,Tanzania Forest Div. Util. Sec. Moshi Tech. Note, No.35. [42]. Bolza E. (1975),Properties and uses of 175 timber species from Papua New Guinea and WestIrian,C.S.I.R.O. Div. Building Research Report, No.34. [43]. Bolza E. (1976),Timber and health,Div. Building Res. C.S.I.R.O. Australia. [44]. Bolza E. (1981),The mechanical properties of 33 Solomon islands timbers,C.S.I.R.O. Div. Building Research. Technical Paper (2nd series) No.37. [45]. Bolza E. dan Keating W.G. (1972),African Timbers - the Properties, Uses and Characteristics of 700 Species,C.S.I.R.O. Div. of Building Research. [46]. Bolza E. dan Kloot N.H. (1963),The mechanical properties of 174 Australian timbers,C.S.I.R.O. Division of Forest Products Technological Paper,No.25. [47]. Bolza E. dan Kloot N.H.(1966), The mechanical properties of 81 New Guniea timbers. Technological Paper No. 41. Division of Forest Products, Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization, Melbourne, Australia. [48]. Bolza E. dan Kloot N.H. (1972),The mechanical properties of 56 Fijian timbers,Australia C.S.I.R.O. Division of Forest Products Technological Paper,No.62. [49]. Bolza E. dan Kloot N.H. (1976),The mechanical properties of 81 New Guinea timbers,C.S.I.R.O. Div. Building Res. Tec.Paper (2nd series) 11. [50]. Bond C.W. (1950),Colonial Timbers,Sir Issac Pitman & Sons Ltd. London [51]. Boone R.S., Kozlik C.J., Bois P.J. dan Wengert E.M. (1988), Dry kiln schedules for commercial hardwoods - temperate and tropical. USDA, Forest Service, General Technical Report FPL-GTR-57, Forest Products Laboratory, Madison, Wisconsin. [52]. Bootle K.R. (1971),The Commercial Timbers of New South Wales and Their Use, Angus & Robertson (publishers). [53]. Bourdillon T.F. (1908),The Forest Trees of Travancore,Travancore Government Press. [54]. Bowers E.A. (1977),Pressure treatment characteristics of 142 commercially important timbersfrom the South-West Pacific Region,CSIRO Div. Building Res. Technical Paper (2nd Series) No.13. [55]. Brandis D. (1906),Indian Trees,Constable & Co.Ltd.
310 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
[56]. Brazier J.D. dan Franklin G.L. (1967),An Appraisal of the Wood Characteristics and Potential Uses of someNicaraguan Timbers,FAO for Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough. [57]. Brenan J.P.M. dan Greenway P.J. (1949), Check-lists of the forest trees and shrubs of the British Empire,Imperial Forestry Institute, Oxford, Tanganyika TerritoriesNo.5, Part 2. [58]. Britton N.L. dan Millspaugh C.F. (1920),The Bahama Flora,Britton & Millspaugh,New York. [59]. Brooks R.L. (1941),Durability tests on untreated timbers in Trinidad,Caribbean Forester2(3):101-119. [60]. Broun A.F. (1899),Satinwood,Indian Forester25(5):181-185. [61]. Brown W.H. (1969),Properties and uses of tropical hardwoods in the United Kingdom. Part 1,Nonstructural properties and uses,Prosiding Conference on Tropical hardwoods SC-5/TN-5, Syracuse University. [62]. Brown W.H. (1978a),Timbers of the World, No. 4 South East Asia,TRADA, Red Booklet Series. [63]. Brown W.H. (1978b),Timbers of the World, No.5 Philippines and Japan,TRADA, Red Booklet Series. [64]. Browne F.G. (1955),Forest Trees of Sarawak and Brunei and their Products,Government Printing Office, Kuching, Sarawak. [65]. Bryce J.M. (1966),Mechanical Properties of Tanzania Grown Teak (Tectona grandis L.,Tanzania Forestry Department, Utility Section Moshi, Technical Note No.34. [66]. Bryce J.M. (1967),Commercial Timbers of Tanzania,Tanzanian Forestry Division Util. Sec. Moshi. [67]. Budgen B. (1981),Shrinkage and density of some Australian and South-East Asian Timbers,C.S.I.R.O. Div. building Res. Tech Paper(2nd Series) No.38. [68]. Burgess P.F. (1966), Timbers of Sabah,Sabah Forest Record, No.6. [69]. Cameron S. (1945),Some notes on utilisation of timbers in the South-West Pacific,New Zealand Journal of Forestry 5(2):117-127. [70]. Carrapiett J.B. (1960),Notes on ornamental timbers of Burma,Burmese Forester10(1):37-53. [71]. Cause M.L. (1974), The nomenclature, density and lyctus - susceptibility of Queensland, Timbers, Queensland Forestry Department Pamphlet No.13. [72]. Cause M.L., Rudder E.J. dan Kynaston W.T. (1989),Queensland Timbers Their Nomenclature, Density and Lyctid Susceptability,Queensland Department of Forestry, Technical Phamphlet No.2. [73]. Chaturvedi M.D. (1956),Ania (Ailanthus excelsa) - The tree of distinction,Indian Farming 6(3):33-34. [74]. Cherrier J.F. (1981), Le Niaouli en Nouvelle Caledonie (Melalenca quinquenervia S.T. Blake),Revue Forestiere Francaise 33(4):297-311. [75]. Chen C.L. (1962), The physical properties of 101 Chinese woods,Forest Products Journal 12(7):339-342. [76]. Chichignoud M., Deon G., Detienne P., Parant B. dan Vantomme P. (1990),Tropical Timber Atlas of Latin America. International Tropical Timber Organization (ITTO), Centre Technique Forestier Tropical, Division of CIRAD, 45 bis Avenue de la Belle Gabrielle, Nogent-sur-Marne, CEDEX, France. [77]. Chowdhury K.A. dan Ghosh S.S. (1958). Indian Woods - Their Identification, Properties and Uses, Vol. I Dilleniaceae to Elaeocarpaceae. Manager of Publications, Delhi, India. [78]. Chu Y.P. (1969), Some basic strength properties of 22 timbers from Christmas Island,Malaysian Forester 32(2):201-202. [79]. Chudnoff M. (1984), Tropical Timbers of the World, U.S.A. Department of Agriculture, Forest Service, Forest Products Laboratory, Madison. [80]. Clifford N. (1953),Commercial Hardwoods - Their Characteristics Identification and Utilization,Sir Isaac Pitman & Sons Ltd. London. [81]. Clifford N. (1957),Timber Identification for the Builder and Architect,Leonard Hill (Books) Ltd. London. [82]. Constantine Jr. A.J. (1959), Know Your Woods - A Complete Guide to Trees, Woods, and Veneers. Edisi revisi. Charles Scribner's Sons, New York. [83]. Cooper G.P. dan Record S.J. (1931),The evergreen forests of Liberia,Yale School Forestry Bulletin31:151153. [84]. Cortes R.T. (1940),Impact bending properties of twelve Philippine Dipterocarps,Philippine Journal of Forestry 3(3):325-343. [85]. Cox H.A. (1939),A Handbook of Empire Timbers,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough. [86]. C.S.I.R.O. (1969),Treatment of sawn of round timbers by the Boulton Process,C.S.I.R.O. Preservation Section.Annual Report Project pp.10-32. JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 311
[87]. C.S.I.R.O. Division of Building Research (1977),CSIRO, Division of Building Research, Information Service Sheet No.10-13, CSIRO, Division of Building Research, Information Service, Melbourne,Australia. [88]. C.S.I.R.O. Division of Building Research (1978),CSIRO Division of Building Research Information Service Sheet No. 10-39,Kwila (merbau),CSIRO Division of Building Research Information service, Melbourne,Australia [89]. Cuevas E. (1977),American Mahogany (Swietenia spp.,C.S.I.R.O. Div. Building Research Information Service Sheet10-12. [90]. D'Eispeissis, J.L. (1940),The chief characteristics and uses of 6 New Guinea timbers,Australian Forestry 5:81-84. [91]. Da Costa, E.W.B. dan Osborne, L.D. (1967),Comparative decay resistance of 26 New Guinea timber species in,accelerated laboratory tests. Comm. Forestry Review 46(1):63-74. [92]. Dale I.R. dan Greenway P.J. (1961), Kenya Trees and Shrubs, Buchanans Kenya Estates Ltd. Nairobi Hatchards London. [93]. Dallimore W., Jackson A. dan Bruce (1966),A Handbook of Coniferae and Ginkgoaceae.Edisi ke-4. Edward Arnold (Publishers) Ltd. London. [94]. Dalziel J.M. (1937),The Useful Plants of West Tropical Africa,Crown Agents for the Colonies. [95]. Das N.R. (1965),Data on the natural durability of timber species. Journal of Timber Development Assoc. of India11(2):6-12. [96]. Das Gupta P.R. (1969), Wood water relationship in Pterocarpus dalbergioides. Indian Forester 95(3):65-72. [97]. Desch H.E. (1947),The teaks,Wood12(11):324-325. [98]. Desch H.E. (1948a),The Cedars,Wood 13(2):40-43. [99]. Desch H.E. (1948b),The Ashes,Wood 13(10):285-287. [100]. Desch H.E. (1954), Manual of Malayan timbers. Malayan Forest Records No. 15. [101]. Desch H.E. (1957), Manual of Malayan Timbers. Malayan Forest Records 28(30):315-318. [102]. Dickinson F.E. (1949),Properties and uses of tropical woods 1,Tropical Woods13(95):1-140. [103]. Ducke A. (1943),The most important woods of the amazon valley,Tropical Woods12(74):1-15. [104]. Dupuy B. dan Verhaegen D. (1993),Plantation-grown teak (Tectona grandis) in the Ivory Coast [Le teck de,plantation (Tectona grandis) en Cote d'Ivoire],Bois et Forets des Tropiques 235:9-24. [105]. Eddowes P.J. (1977), Commercial Timbers of Papua New Guinea: Their Properties and Uses. Hebano Press, Port Moresby, Papua New Guinea. [106]. Edlin H.L. (1969), What Wood is That? A Manual of Wood Identification. A Studio Book, The Viking Press, New York. [107]. Edmondson C.H. (1949), Reaction of Woods from S.America and Caribbean areas to Marine Borers in,Hawaiian Waters,Caribbean Foresters10(1):37-41. [108]. Eggeling W.J. (1940),Indigenous Trees of Uganda,Govt. Printer Entebbe Uganda. [109]. Eggeling W.J. dan Harris C.M. (1939), Fifteen Uganda Timbers,Forest Trees and Timbers of the British Empire, Imperial ForestryInstitute, Oxford,Part 4. [110]. Erfurth T. dan Rusche H. (1976),The Marketing of Tropical Wood. Wood Species from African Moist Forests,F.A.O. Forestry Department. [111]. Escolano E.U. (1978), Proximate chemical composition of giant Ipil - Ipil (Leucaena bucocephala),Wood from Different Sources,Forpride Digest 7(1):18-21. [112]. Fanshawe D.B. (1954), Forest Products of British Guiana Part 1 Principal Timbers,Forest Department British Guiana Forestry Bulletin (New Series 2nd,Edition,No.1). [113]. Farmer R.H. (1972), Handbook of Hardwoods,HMSO. [114]. Fenton R. (1977)),Lowland tropical hardwoods - An annotated bibliography of selected species with plantation potential. External Aid Div. Ministry of Foreign Affairs, Wellington, N.Z. [115]. Fernando X.M. (1959), Notes on ceylon timbers. Ceylon Forester4(2):227-231. [116]. Fiji Department of Forestry (1967),The properties and potential uses of the exotic species,1 ,Mahogany (Swietenia macrophylla) A summary of CSIRO Investigations,Fiji Forestry Department, Fiji Timbers and their Uses No.21. [117]. Fiji Department of Forestry (1969), A summary of the properties of 34 indigenous timbers,Fiji Forestry Department, Suva. Fiji timbers and their uses No.38.
312 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
[118]. Fiji Department of Forestry (1970),The Properties and Potential uses of Koka (Bischofia javanica,Fiji Forestry Department, Suva. Fiji timbers and their uses No.46. [119]. Fiji Department of Forestry (1972),Guide to the use of local timbers,Fiji Forestry Department, Suva. Fiji timbers and their uses No.55. [120]. Fiji Department of Forestry (1981), The Properties and Uses of 43 Indigenous and Exotic Timbers, Fiji Forestry Department, Fiji Timbers and their Uses No.71. [121]. Findlay W.P.K. (1975),Timber: Properties and Uses,Crosby Lockwood Staples London,224pp. [122]. Flemmioh C.O. (1959),Timber Utilization in Malaysia,Malayan Forest Records 13, Govt. Printer Singapore. [123]. Tesoro F.O. (1978),Wood quality and utilization of Philippine plantation species: Mahogany,(Swietenia spp).Wood quality and utilization of tropical species. Proceedings IUFRO,Conference held at FORPRIDECOM, Laguna, Oct.30-Nov.3, Tamolang, F.N. (Ed.). [124]. Floresca A.R. dan Rocafort, J.E. (1966), Shrinkage of Philippine Woods, Philippine Journal of Forestry 22(1-4):45-57. [125]. Floresca A.R. (1974),Shrinkage characteristics of Philippine mahogany,Foxpride Digest 3(1/2):85-86. [126]. Flynn Jr. J.H.(1994), A Guide to Useful Wood of the World. King Philip Publishing Co., Portland, Maine. [127]. Foreman D.B. (1971), A checklist of the vascular plants of bouganville with descriptions ofsome common forest trees. New Guinea Forestry Department, Division of Botany, Lae, Botany BulletinNo.5. [128]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1935), Preliminary tests on timbers: Purpleheart (Peltogyne pubescens Benth.), Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough Project 22, Investigation 11. [129]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1938),The properties of cramtree. Guinea excelsa H.B.K. from British Honduras,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough Project 22,Investigation 25:12. [130]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1945), A Handbook of Empire Timbers, Department of Scientific and Industrial Research Forest Products Research. [131]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1952),General tests carried out on 3 timber Species: Brachystegiaboehmii,B. isoberlinia, B. spiciformis,Forest Products Research Laboratory, Department of Scientific andIndustrial Research. [132]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1955a),Kiln-drying schedules,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough, Dept. ofScience and Industrial Research, Building Research Establishment LeafletNo.42. [133]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1955b),Trials of timber for plywood manufacture,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough,Progress ReportNo.33. Consig. 856 [134]. Forests Products Research Laboratory U.K. (1956),A handbook of hardwoods,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough, Dept. ofScience and Industrial Research, Building Research Establishment. [135]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1960), Parashorea malaanonan (Blanco) Merr. consignment 964,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough Timber Leaflet 13. [136]. Forest Products Research Laboratory Nigeria (1965), Nigerian timbers for matchmaking, Nigeria Fed. Department of Forest Research, Ibadan, Forest Products Research Laboratory Report No.5. [137]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1967),The steam bending properties of various timbers,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough, Leaflet,No.45. [138]. Forest Products Research Laboratory U.K. (1969),The movement of timbers,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough Technical Note,No.38. [139]. Fors A.J. (1965),Maderas Cubanas,Inst. Nac. Ref. Agraria La Habara. [140]. Fortin Y., Poliquin J. (1976),Natural Durability and Preservation of 100 Tropical African Woods,International Development Research Centre, Canada. [141]. Fouarge J. (1970),Essais physiques, mecaniques et de durabilite de bois de la RepubliqueDemocratique du Congo,I.N.E.A.C. Belgium Serie TechniqueNo.76. [142]. Fouarge J. dan Gerard G. (1964), Bois du Mayumbe, I.N.E.A.C. Belgia. [143]. Fox J.E.D. (1971),Anthocephalus chinerisis, the laran tree of Sabah,Economic Botany 25(3):221-233. [144]. Foxworthy F.W. (1921), Commercial woods of the Malay Peninsular,Malayan Forest Records No.1. [145]. Foxworthy F.W. (1927),Commercial Timber Trees of the Malayan Peninsula,Malayan Forest Records 3. JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 313
[146]. Foxworthy F.W. dan Woolley H.W. (1930),Durability of Malayan timbers,Malayan Forest Record,No.8. [147]. Francis W.D. (1951),Australian Rain-forest Trees,Commonwealth of Australia - Forestry and Timber Bureau. [148]. Fundter J.M. (1982),Names for Dipterocarp timbers and trees from Asia,Pudoc, Wageningen, Netherlands. [149]. Gamble J.S. (1902), A Manual of Indian Timbers, Sampson Low, Marston & Co. London. [150]. Gay F.J. (1955),Standard laboratory colonies of termites for evaluating the resistance of timber, timber preservatives and other materials to termite attack, C.S.I.R.O., Australia BulletinNo.277. [151]. Grant D.K.S. (1934),Some local timbers,Tanzania Forest Department. [152]. Greenway P.J. (1947),Mahogany in East Africa 1 The Khayas,East African Agricultural Journal13:8-14. [153]. Grewal G.S. (1979),Air seasoning properties of some Malaysian timbers,Malaysia Forestry Department, Forest Service, Trade Leaflet No.41. [154]. Griffiden K. (1967), Mechanical, physical and other properties of some West Irian (New Guinea) wood species and their suitability for the wood working industries in theNetherlands. Forest Products Research Institute, TNO, Delhi, Netherlands. [155]. Grijpma P. (1967),Anthocephalus cadamba, a versatile fast growing industrial tree species,for the Tropics,Turrialba 17(3):321-329. [156]. Gua B.E. (1988),Observation on timber samples of eighteen research and plantation species,Forest Research Note, Solomon Islands Forestry Division Number 53:21/88. [157]. Harrar E.S. (1942), Some physical properties of modern cabinet woods 3. Directional and volume sShrinkage,Tropical Woods9(7):26-32. [158]. Haslett A.N., Young G.D. dan Britton R.A.J. (1991), Plantation grown tropical timbers. 2. Properties, processing and uses,Journal of Tropical Forest Science 3(3):229-237 [159]. Hillis W.E. dan Brown A.G. (Ed.)(1984). Eucalyptus for wood production. Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization, Academic Press, Australia. [160]. HMSO (1981), Handbook of Hardwoods, 2nd Edition. Department of the Environment, Building Research Establishment, Princes Risborough Laboratory, Princes Risborough, Aylesbury, Buckinghamshire. [161]. Howard A.L. (1948), A Manual of Timbers of the World,Macmillan & Co. Ltd. London 3rd Ed. [162]. International Tropical Timber Organization (ITTO)(1986), Tropical Timber Atlas, Vol. 1 - Africa. International Tropical Timber Organization (ITTO) and Centre Technique Forestier Tropical (CTFT, 45bis, Avenue de la Belle Gabrielle, Nogent-sur-Marne Cedex, France. [163]. ITTO (1991), Pre-project Study on the Conservation Status of Tropical Timbers in Trade. World Conservation Monitoring Center (WCMC), Cambridge, London. A Report. [164]. Jackson W.F. (1957),The durability of Malayan timbers,Malayan Forester20:38-48. [165]. Jackson A. and Day D. (1991), Good Wood Handbook - The Woodworker's Guide to Identifying, Selecting and Using the Right Wood. Betterway Publications, Cincinnati, Ohio. [166]. Jain J.C. dan Rao P.S. (1966),Industrial utilization of sandal sapwood,Indian Forestry 92(1):16-18. [167]. Jain J.D. dan Das Gupta P.R. (1979),A note on physical and mechanical properties of Tetrameles nudiflora(maina) from Assam,Indian Forester 105(S):369-376. [168]. Jain V.K., Arora K.L.,dan Sharma A.K. (1993), A Note on the Movement of some Indian Timbers,The Indian Forester 119(11): 936-939. [169]. Jarrett F.M. (1960), Studies in Artocarpus and allied Genera V. A revision of Parartocarpus andHullettia,Journal of the Arnold Arboretum XLI:320-340. [170]. Kadambi K. (1954),Terminalia catappa Linn, its silviculture and management,Indian Forester 80(11):718720. [171]. Kaiser J. (1986), Wood of the month. Wood and Wood Products, July. [172]. Kaiser J. (1989), Wood of the month - teak: why teak is a popular import and mariner's delight. Wood of the Month Annual, Vol. 1, Supplement to Wood of the Month, p.24. [173]. Kaiser J. (1991), Wood of the month: satinwood - as smooth as its name suggests. Wood and Wood Products, Julip.48. [174]. Kaiser J. (1992), Wood of the month - teak: the ironwood of China. Wood and Wood Products, Feb. p. 44. [175]. Karande A.A. (1967), Timber, Tetrameles nudiflora R., resistant to teredid borers in Bombay Harbour, Nature London 213(5071):105.
314 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
[176]. Kartasujana I. dan Martawijaya A, 1973, Kayu komersial dan kegunaannya. Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Laporan No.3. Puslitbang Hasil Hutan, Bogor, Indonesia. [177]. Keating W.G. dan Bolza E. (1982),Characteristics properties and uses of timbers. South East Asia, Northern,Australia and the Pacific,C.S.I.R.O. Div. Chemical Technology,Inkata Press,1 [178]. Keith H.G. (1947),The timbers of North Borneo,Government Colony of North Borneo, North Borneo Forest Record No.3. [179]. Kennedy J.D. (1936),Forest flora of Southern Nigeria,Government Printer Lagos. [180]. Kikata Y. (1991), The promotion of lesser-known species and plantation-grown species,Proceedings of the International Forest Products Workshop, 14-15 Oct, Nagoya University, Japan. [181]. Kingston R.S.T. dan Risdon C.J.E. (1961),Shrinkage and Density of Australian and other South-West Pacific Woods,C.S.I.R.O. Division of Forest Products Technological Paper No.13. [182]. Kinloch D. dan Miller W.A. (1949),Gold Coast Timbers,Govt. Printer Gold Coast. [183]. Kininmonth J.A. (1982),Properties and uses of the timbers of Western Samoa, Indigenous, Hardwoods,Forest Research Institute, Rotorua, New Zealand. [184]. Kline M. (1976). Tectona grandis - Teak. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful Woods of the World. King Philip Publishing &Co. Portland, Maine.337-338. [185]. Kline M. (1977). Chloroxylon swietenia - Ceylon satinwood. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful Woods of the World. King Philip Publishing &Co. Portland, Maine.115-116. [186]. Kline M. (1978). Hymenaea courbaril - Courbaril. DalamFlynn Jr. (Ed.) A Guide to Useful Woods of the World. King Philip Publishing &Co. Portland, Maine.190-191. [187]. Kloot N.H. dan Bolza E. (1961), Properties of timbers imported into Australia. Technological Paper No. 12. Division of Forest Products, Commonwealth Scientific and Industrial Organization, Melbourne, Australia. [188]. Kraemer J.H. (1951), Trees of the Western Pacific Region, West Lafayette, Indiana U.S.A. [189]. Koelmeyer K.O. (1954),Silvicultural notes on trees - Satin,Ceylon Foresterns1(3):59-67. [190]. Koopman M.J.F. dan Verhoef, L. (1938), The ironwood of Borneo and Sumatra,Tectona 31(6):381-399. [191]. Kribbs D.A. (1950),Commercial Foreign Woods on the American Market: a manual to their,structure, identification, uses and distribution,U.S.A. Penn. State College, Tropical Woods Laboratory. [192]. Kribbs D.A. (1959). Commercial Foreign Woods on the American Market. Buckhout Lab., Dept. of Botany, The Pennsylvania State University, University Park, Pennsylvania. [193]. Kryn J.M. dan Forbes E.W. (1959), The woods of Liberia,U.S.A. Department of Agriculture,Forest Products Laboratory, Madison,Report No. 2159. [194]. Kukachka B.F. (1962),Characters of some imported woods,U.S.A. Department of Agriculture, Forest Products Laboratory, Madison, Foreign Wood SeriesNo.2242. [195]. Kukachka B.F. (1970),Properties of imported tropical woods,Forest Research Paper FPL 125. [196]. Kumarasamy K. dan Burgess H.J. (1956),The nailing properties of 72 Malayan timber species,The Malayan Forester 19:219-226. [197]. Kunkel G. (1965),The Trees of Liberia,German Forestry Mission to Liberia Report,No.3. [198]. Kynoch W. dan Norton N.A. (1938),Mechanical properties of certain tropical woods chiefly from South America,School of Forestry and Conservation, University of Michigan BulletinNo.7. [199]. Laidlaw W.B.R. (1960), Guide to British Hardwoods. Published by Leonard Hill Limited, London. [200]. Lamb A.F.A. dan Wangaard F.F. (1950), The gluing properties of certain tropical American Woods,Yale Univ. School of Forestry Technical Report4. [201]. Lamb G.N. (1951), Foreign Woods - Black Ironwood (Krugiodendron ferreum, Banuyo,(Wallaceodendron celebicum), East African Camphor (Ocatea usambarensis),Supa (Sindora supa) and Sepetir (Sindorasp.), Wood and Wood Products 56(12):44-45. [202]. Lamb G.N. (1955), Foreign Woods Canangium odoratum, Wood and Wood Products 6019:58. [203]. Lamb G.N. (1956),Foreign Woods - Sandalwood (Santalum album) and Butterwood (Vatairea lundellii),Wood and Wood Products 61(1):44. [204]. Lavers G.M. (1966), The strength properties of timbers. Forest Products Research Bulletin No. 50. Ministry of Technology, Her Majesty's Stationery Office, London. [205]. Lavers G.M. (1983),The strength properties of timber (3rd Ed.),Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough, Report No.50. JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 315
[206]. Lee Y.H. (1974),Commercial Timbers of Peninsular Malaysia,Kuala Lumpur Malaysia Dept. of Forestry Peninsular Malaysia and Malaysian Timber Industry Board. [207]. Lee Y.H. dan Chu Y.P. (1965), The strength properties of Malayan timbers,Malayan Forester 28(4):307319. [208]. Lee Y.H. dan Lopez D.T. (1968), The machining properties of some Malayan timbers, Malayan Forester 3:194-210. [209]. Lemmens R.H.M.J., Soerianegara I. dan Wong W.C. (Ed.) (1995). Plant Resources of South East Asia 5(2) Timber trees: Minor commercial timbers. PROSEA, Bogor. [210]. Lewis F. (1934), The Vegetable Products of Ceylon,Assoc. Newspapers of Ceylon Ltd. [211]. Lincoln W.A. (1986), World Woods in Color. Linden Publishing Co. Inc., Fresno, California. [212]. Limaye V.D. (1933),The physical and mechanical properties of woods grown in India, Indian Forest Records18(10):1-70. [213]. Limaye V.D. (1953), Weights and specific gravities of Indian woods. Indian Forest Records New Series. Timber Mechanics1(4) Forest Research Institute, Dehra Dun, India. [214]. Limaye V.D. (1954), Grouping of Indian timbers and their properties, uses and suitability. Indian Forest Records, New Series. Timber Mechanics 1(2), Forest Research Institute, Dehra Dun, India. [215]. Limaye V.D. (1957),Grouping of Indian timbers and their properties, uses and suitability. Indian Forest Records, New Series. Timber Mechanics 1(2), Forest Research Institute, Dehra Dun, India. [216]. Limaye V.D. dan Sen B.R. (1953), Weights and specific gravities of Indian woods. Indian Forest Records, New Series. Timber Mechanics 1(4), Forest Research Institute, Dehra Dun, India. [217]. Lincoln W.A. (1986), World Woods in Color. Linden Publishing Co. Inc., Fresno, California. [218]. Little E.L. (1948), A collection of tree specimens from Western Ecuador, Caribbean Forester 9(3):215298. [219]. Little E.L. (1980), The Audobon Society Field Guide to North American Trees - Western Region. Published by Arthur A. Knopf, New York. [220]. Little E.L. dan Wadsworth F.H. (1964),Common trees of Puerto Rico and the Virgin Islands,U.S.A. Department of Agriculture, Agriculture HandbookNo.249. [221]. Lomibao B.A. dan Salva R.M. (1972),Wood structure, characteristics and properties of six Vitex species of the,Philippine Verbenaceae,Philippine Lumberman 18(3):24-26, 28, 29. [222]. Longwood F.R. (1961), Puerto Rican Woods - Their Machining Seasoning and Related Characteristics,U.S.A. Department of Agriculture, Agriculture Handbook, No.205. [223]. Longwood F.R. (1962), Commercial timbers of the Caribbean,U.S.A. Department of Agriculture, Agriculture Handbook,No.207. [224]. Lopez D.T. (1982),Malaysian Timbers - Punah (Tetramensta glabra,Malaysia Forestry Department, Forest Service Malaysia Trade Leaflet No.59. [225]. Maeglin R.R., C.K. Baah, G. Troemner, J.D. Danielsondan Loehnertz S.P. (1989), Sawing of difficult species: pre-project study. PPR 14/89 (I). Prepared for ITTO by United States Department of Agriculture, Forest Service, Forest Products Laboratory, Madison, Wisconsin. [226]. Mahendru I.D. (1937),The mulberry (Morus alba Linn),Punjab Forest Records 1(2). [227]. Malaysian Timber Industry Board (1986), 100 Malaysian Timbers,The Malaysian Timber Industry Board. [228]. Martawijaya A., Kadir K. dan Kartasujana I. (1986),Indonesian Wood Atlas. Vol.1,Department of Forestry Agency for Forestry Research and Development,Bogor-Indonesia. [229]. Martawijaya A., Kartasujana I., Kadir K. dan Parwira S. (1992), Indonesian Wood Atlas Vol.2,Forestry Research and Development Agency, Department of ForestryBogor-Indonesia. [230]. McCann C. (1947), Trees of India: A Popular Handbook, D.B. Taraporevala Sons & Co. Bombay. [231]. McCoy-Hill M. (1962), The Protection of Timber from Marine Borer Damage in East African,Waters,8th Brit. Commw. Forestry Conf. East Africa. [232]. McMillen J.M. dan Bois, P.J. (1976), Kiln Schedules for Foreign Woods,U.S.A,Department of Agriculture, Forest Products Utilization Tec. Report, No.2. [233]. Meijer W. dan Wood G.H.S. (1964),Dipterocarps of Sabah, North Borneo,Sabah Forest Department, Forest Record No.5. [234]. Mendoza E.U. (1977),Bending properties of Koompassia excelsa,Forpride Digest 6(1):42-47. [235]. MeniadoJ.A. (1974),Timbers of the Philippines Vol.I,Govt. Printing Office, Manila.
316 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
[236]. Menon K.D. (1958), Susceptibility of commercial species of Malayan timbers to powder-post beetle attack, Malayan Forest Service Trade Leaflet, No.27. [237]. Menon P.K.B. (1959),The wood anatomy of Malayan timbers: commercial timbers, 3. Lighthardwoods,Malaysian Forest Research Institute Kepong, Research Pamplet, No. 27. [238]. Menon P.K.B. (1967),The structure and identification of Malayan woods,Malyasia Forestry Department, Forestry Research Institute, Malayan ForestRecordsNo.25. [239]. Monsalud M.R. dan Tamolang, F.N. (1969),General Information on Philippine hardwoods,Philippine Lumberman 15(6):14-38. [240]. Morton J.F. (1966), The cajeput tree - A boon and an affliction,Economic Botany 20(1):31-39. [241]. Murira K. (1984), Natural durability tests of Tanzanian Timbers 1955 – 1982,Tanzania Forestry Research Institute, Timber Utilisation Research Centre,Moshi. [242]. Natawiria, D. (1973), Percobaan pencegahan serangan rayap Macrotermes gilvis Hagen.pada tanaman kayu putih (Melalenca leucadendron) di Cikampek,Laporan Lembaga Penelitian Hutan No.73. [243]. Nation Research Council (1980), Firewood Crops Shrub and Tree Species for Energy Production, National Academy of Sciences, Washington D.C. [244]. Nazma (1981),A handbook of Kerala Timbers,Kerala Forest Research Institute Research Report No.9. [245]. Negi G.S. dan Bhatia D.N. (1958), Physical and mechanical properties of woods tested at F.R.I. Report No.10, Indian Forest Records (N.S.) Timber Mechanics 1(11):171-180. [246]. Ng, F.S.P. (1978),Tree Flora of Malaya A Manual for Foresters Vol. 3,Forest Research Institute Malaysia Ministry of Primary Industries [247]. Ng F.S.P. (1989),Tree Flora of Malaya A Manual for Foresters Vol. 4,Forest Research Institute Malaysia Ministry of Primary Industries [248]. Nicolas P.M. dan Tadena, F.G. (1965), Kraft pulping of Tuai (Bischoffia javanica Blume), Philippine Forestry Journal 21(1/40):109-115. [249]. Nigeria Department of Forest Research (1967), The properties of some savanna timber trees,Nigeria Federal Department of Forest Research, Ibadan Report No.11. [250]. NWFA. 1994. Wood Species Used in Wood Flooring. Technical Publication No. A200. National Wood Flooring Association, Manchester. [251]. Oakes A.J. (1968), Leucaena bucocephola - Description - Culture - Utilization,Advancing Frontiers of Plant Sciences 20:1-114 [252]. Oey D.S. (1964), Specific gravity of Indonesian woods and its significance for practicaluse,Communication No.1. Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Bogor, Indonesia. [253]. Oliver A.C. (1974),Timber for Marine and Freshwater Construction,TRADA, London. [254]. Ong T.H. (1971),Durability of timber for foundation piling,The Malayan Forester 34(3):225-238. [255]. Organisation for European Economic Co-operation (OEEC) (1951), African Tropical Timber Nomenclature Description. [256]. Osborne L.D. (1970),Decay resistance of South-West Pacific rain forest timbers,C.S.I.R.O.,Div. for Prod., Tech. paper No.56. [257]. Papua New Guinea Department of Forests (1972),New Horizons,Forestry in Papua New Guinea,Jacaranda Press Pty. Ltd. Brisbane. [258]. Pardy A.A. (1956),Notes on the indigenous trees and shrubs of S. rhodesia–Tamarindus indica,Ministry of Agriculture and Lands S. Rhodesia BulletinNo.1882. [259]. Patterson D. (1988), Commercial Timbers of the World, 5th Ed. Gower Technical Press, London. [260]. Pearson R.S. dan Brown H.P. (1932),Commercial Timbers of India, Vol.2, Govt. Printer Calcutta. [261]. Peh T.B. dan Khoo K.C. (1984), Timber properties of Acacia mangium, Gmelina arborea, Paraserianthesfalcataria and their utilization aspects, The Malaysian Forester 47(4):285-303. [262]. Pleydell G.J. (1970),Timbers of the British Solomon Islands,United Africa Company (Timber) Ltd, London. [263]. Polak A.M. (1992), Major Timber Trees of Guyana A Field Guide, The Tropenbos Foundation Wageningen, Netherlands. [264]. Poynton R.J. (1957),Notes on Exotic Forest Trees in South Africa (Second Ed.), South African Forestry Department Bulletin No.38. [265]. Prasad B.N. dan Jain N.C. (1964),Preliminary studies of cutting resistance of a few Indian woods,Indian Forester 90(10):698-701. JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 317
[266]. Prawirohatmodjo S. (1989),Properties and utilization of plantation trees in Indonesia. Proceedings of a RegionalSymposium,Faculty of Forestry, Universiti Pertanian Malaysia. [267]. Purkayastha S.K. (1982) Indian woods: their identifications, properties and uses, Vol.4, Controller of Publications, New Delhi. [268]. Purseglove J.W. (1968). Tropical Crops - Dicotyledon 1. John Wiley and Sons, Inc. New York. [269]. Ramesh R.K. dan Purkayastha S.K. (1972),Indian Woods - Their Identification Properties and Uses, Vol.3, Dehra Dun India. [270]. Ramesh R.K. dan Juneja K.B.S. (1971),Field identification of fifty important timbers of India,Dehra Dun India. [271]. Rao K.R. dan Purkayastha S.K.(1972),Indian Woods - Their Identification, Properties and Uses, Vol.3. Manager of Publications, Delhi, India. [272]. Rawat B.S. dan Rawat N.S. (1960),Physical and mechanical properties of woods tested at the Forest ResearchInstitute, Dehra Dun Report XI,Indian Forestry Records (NS) Timber Mechanics 1(12). [273]. Record S.J. (1927), Trees of Honduras, Tropical Woods 10:10-47. [274]. Record S.J. dan Hess R.W. (1943), Timbers of the New World, Yale University Press. [275]. Record S.J. dan Mell C.D. (1924),Timbers of Tropical America,Yale Univ. Press [276]. Redding L.W. (1958),The resistance of various timbers to impregnation,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough, Department ofScientific and Industrial Research. [277]. Rehman M.A. (1956),The seasoning behaviour of Indian trees,Indian Forest Bulletin (N.S.) Wood Seasoning No. 198. [278]. Rehman M.A. (1971),Shrinkage studies of Indian Timbers (Chickrassia tabularis),Journal of the Timber Dev. Assoc. of India17(2):24-27. [279]. Rendle B.J. (Ed.)(1970), World Timbers, Vol.3 - Asia & Australia & New Zealand. Ernest Benn Limited, Bouverie House, Fleet Street, London. [280]. Reyes L.J. (1938), Philippine Woods,Commonwealth of the Philippines Department of Agriculture and Commerce,Technical Bulletin,No.7. [281]. Salleh M.N. dan Wong W.C. (1989), Utilization of forest plantation trees, Proceedings of a Regional Symposium,Faculty of Forestry Universiti Pertanian Malaysia [282]. Santhakumaran L.N. (1973),On the natural resistance of Lannea coromanddica,Tetrameles nudifloradanTectona grandis to marine borers in Bombay Harbour,Journal of the T.D.A. of India 19(3):26-30. [283]. Sarawak Timber Industry Development Corporation (1981),Guide to Timber Trade in Sarawak,S.T.I.D.C. Kuching, Sarawak, Malaysia. [284]. Scharai-rad M. dan Kambey E. (1989),The wood of Acacia mangium Willd. its properties and possible uses,Mulawarman University, Indonesia, Report No.14,1-12. [285]. Schneider E.E. (1916), Commercial woods of the Philippines: their preparation and uses. Bulletin No. 14. Department of the Interior, Bureau of Forestry, Manila, Filipina. [286]. Sekhar A.C. (1955),The physical and mechanical properties of woods,Indian Forest Records (ns)Timber Mechanics1(3):69-72. [287]. Sekhar A.C. (1967), Some Indian timbers equivalent to foreign timbers,Van Vigyan 5(1&2):18-24. [288]. Sekhar A.C. dan Bhatnagar S.S.(1957). Physical and Mechanical Properties of Woods Tested at Forest Research Institute, Report V. Indian Forest Records, NS.Timber Mechanics, Vol. 1, No. 6. The Manager of Publications, Delhi. [289]. Sekhar A.C. dan Rana R.S. (1957). Physical and mechanical properties of timbers tested at the Forest Research Institute, Indian Forest Records, Timber Mechanics, Vol. 1 No. 10, Dehra Dun, India. [290]. Simpson W.T. dan Sagoe J.S. (1991), Relative drying times of 650 tropical woods: estimation by green moisture content, specific gravity and green weight density. United States Department of Agriculture (USDA), Forest Service, General TechnicalReport FPL-GTR-71. FPL, Madison, Wisconsin. [291]. Skolmen R.G. (1974),Some woods of Hawaii, properties and uses of 16 commercial species,U.S.A. Department of Agriculture, Forest Service, Pacific Southwest Forest,and Range Experiment Station, General Technical Report 8. [292]. Smith D.N. (1959),The natural durability of timber,Forest Products Research Laboratory, Princes Risborough, Building Research Establishment,Record No.30
318 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
[293]. Smith W.J., Knyaston W.T., Cause M.L.dan Grimmett J.G.(1991), Building timbers - properties and recommendations for their uses in Queensland. Technical Pamphlet No. 1. Queensland Forest Service, Department of Primary Industries, Queensland, Australia. [294]. Smythies B.E. (1965),Common Sarawak Trees,Borneo Literature Bureau. [295]. Soerianegara I. dan Lemmens R.H.M.J. (Ed.) (1994),Plant Resources of South-East Asia 5(1),Timber trees: Major commercial timbers,PROSEA, Bogor. [296]. Solomon Islands (1976),Solomon islands timbers - major species,For Div. Min. Nat. Resources, Honiara, Timber Booklet 1. [297]. Sono P. (1974), Merchantable Timbers of Thailand, Forest Products Research Division, Royal Forest Department, Bangkok, Thailand. [298]. Sosef M.S.M., Hong L.T. dan Prawirohatmodjo S. (Ed.) (1998). Plant Resources of South-East Asia 5(3), Timber trees: Lesser known timbers. PROSEA, Bogor. [299]. Stadelman R.C. (1966), Forests of South-East Asia, Wimmer Bros., Memphis Tennessee. [300]. Stephens M. (1955),The timber Machang (Mangifera foetida),Malayan Forester 18(4):205-207. [301]. Stevens W.C. (1961),Kiln Operators Handbook,HMSO. [302]. Stewart A.M., Kloot, N.H. (1957),Mechanical Properties of Timbers,C.S.I.R.O., Australia BulletinNo.279. [303]. Streets R.J. (1962), Exotic Forest Trees in the British Commonwealth,Clarendon Press Oxford. [304]. Stone H. (1924),The Timbers of Commerce and their Identification,William Rider & Sons Ltd. London. [305]. Strugnell E.J. (1931),Notes on woods for furniture making,Malaysian Forester 1:69-73. [306]. Suvarnasuddhi K. (1950),Some Commercial Timbers of Thailand - Their Properties and Uses,Royal Forest Department, Thailand. [307]. Sweet C.V. (1922),Further experiments in the air-seasoning of Indian timbers and general,recommendations as to seasoning methods.Indian Forest Records IX part V, Delhi, India. [308]. Symington C.F. (1943),Foresters manual of Dipterocarps,Malaysia Forest RecordNo.16. [309]. Takahashi A. (1975),Compilation of data on the mechanical properties of foreign woods (Part 2) Research Report on Foreign Wood No.4, Central and South America,Shimane University, Japan. [310]. Takahashi A. (1978),Compilation of data on the mechanical properties of foreign woods (Part 3) Research Report on Foreign Wood No.7, Central and South America,Shimane University, Japan. [311]. Tamolang F.N. (1978),Basic and technological information on Manggis (Koompassia excelsa Taub. Forpride Digest 7(4):19-33. [312]. Tamolang F.R. dan Rocafort J.E. (1987),Physico-mechanical properties and possible uses of eleven plantation-grown timber species in the Philippines,FPRDI-Journal 16(1-2):75-85. [313]. Tamesis F. dan Aguilar L. (1953),The 'Philippine mahogany' and other Dipterocarp woods,Philippine Department of Agriculture and Natural Research, Popular BulletinNo.44. [314]. Tewari M.C. dan Jain J.C. (1980),Utilization of Secondary Species,Journal of the National Building Organization 25(2):1-6. [315]. The Australian Timber Journal & Building Products Merchandiser (1969),Timber durability and preservation,Supplement to Australian Timber Journal 35(4) Tech. Timb. Guide No.8. [316]. Thomas A.V. (1932), Malayan timbers tested in a green condition, Malayan Forest Service Trade Leaflet No.5. [317]. Thomas A.V. (1935a),Notes on some timbers from Cameron highlands,Malayan Forester 4(4):188-196. [318]. Thomas A.V. (1935b),Timber tests: Nemesy (Shorea pauciflora) and Damar laut merah (Shoreakunstleri),Malayan Forester 4(1):30-36. [319]. Thomas A.V. (1937), Timber tests - Geronggang, Malayan Forester 6:142-145. [320]. Thomas A.V. (1938),Timber tests - Punah (Tetramerista glabra Mig.) Malayan Forester 7(3):137-140. [321]. Thomas A.V. (1954),Malayan Timbers - Bintangor, geronggang, terentang,Malayan Forest Service Trade Leaflet No.12. [322]. Thomas A.V. (1964),Timbers used in the boat building industry:asurvey,Department of Scientific and Industrial Research Forest Products ResearchLaboratory. [323]. Thomas R.J. and Gilmore R.C. (1962), The machining characteristics of Casuarina glauca, C. equisetifoliaand Melalenca leucadendron,Department of Wood Science and Technology; School of Forestry, North,Carolina State College, Technical Report 16. JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 319
[324]. Thomas A.V. and Landon F.H. (1953),The timber of para rubber,Malayan Forester 16(4):217-219. [325]. Thomas A.V. dan Pillai P.K.B. (1954),Shrinkage of Malayan timbers,Malayan Forester 17(4):208-209. [326]. Titmuss F.H. (1965),Commercial Timbers of the World,Technical Press Ltd., London, 3rd edition. [327]. Tropical Timber Information Center U.S.A. (1975), Courbaril (Hymenaea courbaril),State Univ. New York TTIC Brief32. [328]. Troup R.S. (1909). Indian woods and their uses. The Indian Forest Memoirs, Economic Products Series, Vol. 1, No. 1. Superintendent, Government Printing, Calcutta, India. [329]. Tsumoto T. and Karasawa H. (1975),The properties of tropical woods 21,Government of Japan Forest Experimental Station BulletinNo.227. [330]. U.S.A. National Research Council (1983),Mangium and other Acacias of the Humid Tropics,National Academy Press, Washington, U.S.A. [331]. USDA Forest Service (1974),Wood Handbook,U.S.A. Department of Agriculture, Forest Service Handbook,72. [332]. USDAForest Service (1987). Wood Handbook - Wood as an Engineering Material. United States Department of Agriculture, Forest Service Handbook No. 72, Forest Products Laboratory, Madison, Wisconsin. [333]. Varian H.F. dan Gallardo A.C. (1940), Notes on the susceptibility to insect attack of Philippine woods, Philippine Journal of forestry 3(3):347-378. [334]. Wallis N.K. (1956). Australian Timber Handbook. Angus & Robertson, Ltd., 89 Castlereagh Street, Sydney, Australia. [335]. Walker E.H. (1954),Important Trees of the Ryukyu Islands,United States Civil Administration of the Ryukyu Islands Special BulletinNo. 3. [336]. Walker F.S. (1941),Resistance of Timbers to Marine Borer Attack,Malayan Forester 10(4):145-149. [337]. Wang S.F. (1963),Studies on the absorption and penetration of woods treated with varioustreating methods of preservatives. Taiwan Forest Research Institute BulletinNo.89. [338]. Wangaard F.F. (1954),Properties and uses of tropical woods 4,Tropical Woods14(99):1-187. [339]. Wangaard F.F. dan Chudnoff M. (1950),The steam bending properties of certain tropical American woods,Yale Univ. School of Forestry Technical Report No. 6. [340]. Wangaard F.F.dan Muschler A.F (1952). Tropical Woods - Properties and Uses of Tropical Woods, Vol.III, No. 98. School of Forestry, Yale University, New Haven, Connecticut. [341]. Watson J.G. (1928),Mangrove Forests of the Malay Peninsular,Malayan Forest Records No.6. [342]. World Conservation Monitoring Center-Plants Programme (WCMC) (1992), Conservation Status Listing - Trees and Timbers of the World. WCMC Cambridge, CB3 ODL, United Kingdom. [343]. Whitmore T.C. (1972), Tree Flora of Malaya A Manual for Foresters Vol. 1, Forest Department Ministry of Agriculture and Lands Malaysia. [344]. Whitmore T.C. (1973),Tree Flora of Malaya A Manual for Foresters Vol. 2,Forest Department Ministry of Primary Industries Malaysia. [345]. Williams E. (1958),Uses of some common imported species,Technical notes. Forestry Commission N.S.W. Wood Technology 11(3):11-12. [346]. Wong C.N. dan Burgess H.J. (1960),A comparison of linear shrinkage data obtained by different methods,Malaysia Forest Research Institute, Forestry Department Research Pamphlet29. [347]. Wood A.D. (1963),Plywoods of the World: Their Development, Manufacture andApplication,Johnston & Bacon Ltd. Edinburgh & London. [348]. Wood B. dan Calnan D. (1976),Toxic Woods,British Journal of Dermat 94 Suppl. 13. [349]. Wyatt-Smith J. (1979),Pocket Checklist of Timber Trees,Malayan Forest Records No.17. [350]. Yap S.K. dan Razali H. (1980),The reproductive behaviour of Sesendok (Endospermum malaccense),Malayan Forester 43(1):37-43. [351]. Yasin M. dan Shah Q.H. (1975), Peeling properties of Moris alba wood species, Pakistan Journal of Forestry 25(3):171-196. [352]. Youngs R.L. (1964), Hardness, density and shrinkage characteristics of silk oak from Hawaii,U.S.A. Department of Agriculture, Forest Service, Forest Products,Laboratory, Madison Research Note 074.
320 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
INDEX KEGUNAAN KAYU Mebel untuk Kamar Tidur Acacia decurrens Alphitonia zizyphoides Alstonia scholaris Amoora cucullata Anisoptera laevis Anthocephalus cadamba Araucaria cunninghamii Bischofia javanica Calophyllum inophyllum Campnosperma auriculatum Campnosperma brevipetiolatum Castanopsis acuminatissima Chloroxylon swietenia Cinnamomum inners Cinnamomum parthenoxylon Dalbergia latifolia Dillenia castaneifolia Dracontomelon mangiferum Eucalyptus cyclocarpum Eucalyptus citriodora Eusideroxylon zwageri Gmelina moluccana Gonystylus bancanus Gonystylus forbesii Grevillea robusta Hibiscus tiliaceus Intsia bijuga Intsia palembanica Koompassia excelsa Koompassia malaccensis Maesopsis eminii
3 21 23 26 33 35 40 46 55 59 61 69 75 77 79 95 101 105 119 121 125 137 139 141 143 153 167 169 173 175 187
Mangifera altissima Mangifera indica Melaleuca leucadendron Morus alba Myristica buchneriana Nothofagus dura Octomeles sumatrana Palaquium ferox Parashorea malaanonan Pericopsis mooniana Pinus merkusii Planchonia valida Podocarpus neriifolius Pometia pinnata Pometia tomentosa Pterocarpus indicus Santalum album Shorea acuminatissima Shorea faguetiana Shorea guiso Shorea hypochra Shorea leprosula Shorea leptoclados Sindora javanica Strycnos ligustrina Swietenia macrophylla Tectona grandis Tetrameles nudiflora Trema orientalis Vatica rassak Wallaceodendron celebicum Zanthoxylum rhetsa
3 23 26 28 33
Calophyllum inophyllum Calophyllum papuanum Campnosperma auriculatum Campnosperma brevipetiolatum Canangium odoratum
189 193 195 201 203 209 213 215 221 229 233 235 237 239 241 245 251 257 261 263 265 269 271 273 277 279 285 289 295 297 303 307
Mebel untuk Ruang Makan Acacia decurrens Alstonia scholaris Amoora cucullata Anisoptera costata Anisoptera laevis
55 57 59 61 63
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 321
Araucaria cunninghamii Bischofia javanica Dalbergia latifolia Dillenia pentagyna Dillenia castaneifolia Enterolobium cyclocarpum Eusideroxylon zwageri Gmelina moluccana Gonystylus forbesii Grevillea robusta Hibiscus tiliaceus Horsfieldia irya Intsia palembanica Koompassia malaccensis Litsea ferruginea Lophopetalum javanicum Maesopsis eminii Mangifera altissima Mangifera indica Michelia montana Myristica buchneriana Nothofagus dura Octomeles sumatrana Palaquium ferox Parashorea malaanonan
40 46 95 97 101 119 125 137 141 143 153 161 169 175 179 183 187 189 193 199 203 209 213 215 221
Chloroxylon swietenia Cinnamomum inners Pericopsis mooniana Pinus merkusii Planchonia valida Podocarpus neriifolius Pometia pinnata Pometia tomentosa Pterocarpus indicus Pterocymbium beccari Santalum album Shorea acuminatissima Shorea faguetiana Shorea guiso Shorea hypochra Shorea leprosula Shorea leptoclados Sindora javanica Swietenia mahagony Tamarindus indica Tectona grandis Tetrameles nudiflora Vitex cofassus Wallaceodendron celebicum Zanthoxylum rhetsa
75 77 229 233 235 237 239 241 245 247 251 257 261 263 265 269 271 273 281 283 285 289 299 303 307
Calophyllum inophyllum Calophyllum papuanum Campnosperma auriculatum Campnosperma brevipetiolatum Canangium odoratum Cassia siamea Castanopsis acuminatissima Casuarina equisetifolia Chloroxylon swietenia Cinnamomum inners Cinnamomum parthenoxylon Cratoxylum arborescens Cynometra ramiflora Dactylocladus stenostachys Dalbergia latifolia Dillenia pentagyna
55 57 59 61 63 67 69 71 75 77 79 89 91 93 95 97
Mebel untuk Ruang Tamu Acacia auriculiformis Acacia decurrens Acacia mangium Adenanthera pavonina Aegle marmelos Afzelia javanica Agathis alba Aglaia odoratissima Albizzia procera Aleurites moluccana Alphitonia zizyphoides Alstonia scholaris Amoora cucullata Anisoptera costata Anisoptera laevis Anthocephalus cadamba
322 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 26 28 33 35
Araucaria cunninghamii Barringtonia acutangula Bischofia javanica Caesalpinia sappan Ehretia acuminata Endospermum malaccense Enterolobium cyclocarpum Eucalyptus citriodora Eucalyptus deglupta Eusideroxylon zwageri Fagraea fragrans Ganua motleyana Gluta renghas Gmelina moluccana Gonystylus bancanus Gonystylus forbesii Grevillea robusta Heritiera littoralis Hernandia ovigera Hevea brasiliensis Hibiscus tiliaceus Horsfieldia irya Hymenaea courbaril Hymenodictyon excelsum Intsia bijuga Intsia palembanica Khaya anthoteca Koompassia excelsa Koompassia malaccensis Leucaena glauca Litsea sebifera Lophopetalum javanicum Maesopsis eminii Mangifera altissima Mangifera foetida Mangifera indica Melaleuca leucadendron Michelia champaca Michelia montana Morus alba Myristica buchneriana Neonauclea calycina Nothofagus dura Octomeles sumatrana
40 44 46 53 113 117 119 123 125 127 132 134 138 140 142 145 147 152 154 156 158 166 168 170 172 175 178 173 175 177 181 183 187 189 191 193 195 197 199 201 203 207 209 213
Dillenia castaneifolia Diospyros ferrea Dracontomelon mangiferum Dryobalanops lanceolata Palaquium ferox Parartocarpus venenosus Parashorea lucida Parashorea malaanonan Parashorea stellata Payena lucida Pentace tripera Peronema canescens Pinus merkusii Planchonia valida Podocarpus neriifolius Pometia pinnata Pometia tomentosa Pongamia pinnata Pterocarpus indicus Sandoricum indicum Santalum album Schleichera oleosa Shorea acuminatissima Shorea faguetiana Shorea guiso Shorea leprosula Shorea leptoclados Sindora javanica Strombosia javanica Strycnos ligustrina Swietenia macrophylla Swietenia mahagony Tamarindus indica Tectona grandis Terminalia catappa Tetrameles nudiflora Tetramerista glabra Thespesia populnea Trema orientalis Vatica rassak Vitex cofassus Vitex quinata Wallaceodendron celebicum Zanthoxylum rhetsa
101 103 105 109 215 217 219 221 223 225 227 231 233 235 237 239 241 243 245 249 251 253 257 261 263 269 271 273 275 277 279 281 283 285 287 289 291 293 295 297 299 301 303 307
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 323
Mebel untuk Rak Dapur (Kitchen Cabinet) Acacia decurrens Agathis alba Alphitonia zizyphoides Anthocephalus cadamba Antiaris toxicaria Bischofia javanica Calophyllum inophyllum Campnosperma auriculatum Campnosperma brevipetiolatum Canangium odoratum Chloroxylon swietenia Cinnamomum inners Cinnamomum parthenoxylon Dillenia pentagyna Dillenia castaneifolia Enterolobium cyclocarpum Eucalyptus citriodora Eusideroxylon zwageri Gmelina moluccana Gonystylus bancanus Gonystylus forbesii Grevillea robusta Hibiscus tiliaceus Horsfieldia irya Intsia palembanica Koompassia malaccensis Litsea ferruginea Lophopetalum javanicum Maesopsis eminii Melaleuca leucadendron Michelia montana
3 13 21 35 38 46 55 59 61 63 75 77 79 97 101 119 121 125 137 139 141 143 153 161 169 175 179 183 187 195 199
Alstonia scholaris Amoora cucullata Anisoptera laevis Morus alba Myristica buchneriana Nothofagus dura Octomeles sumatrana Palaquium ferox Parashorea malaanonan Pinus merkusii Planchonia valida Podocarpus neriifolius Pterocarpus indicus Pterocymbium beccari Shorea acuminatissima Shorea faguetiana Shorea guiso Shorea hypochra Shorea leprosula Shorea leptoclados Sindora javanica Strycnos ligustrina Swietenia macrophylla Swietenia mahagony Tamarindus indica Tectona grandis Tetrameles nudiflora Trema orientalis Vatica rassak Wallaceodendron celebicum Zanthoxylum rhetsa
23 26 33 201 203 209 213 215 221 233 235 237 245 247 257 261 263 265 269 271 273 277 279 281 283 285 289 295 297 303 307
Mebel untuk Ruang Kantor Acacia decurrens Alstonia scholaris Amoora cucullata Anthocephalus cadamba Bischofia javanica Campnosperma auriculatum Campnosperma brevipetiolatum Chloroxylon swietenia Cinnamomum inners
324 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
3 23 26 35 46 59 61 75 77
Michelia montana Morus alba Myristica buchneriana Nothofagus dura Octomeles sumatrana Palaquium ferox Parashorea malaanonan Pinus merkusii Planchonia valida
199 201 203 209 213 215 221 233 235
Cinnamomum parthenoxylon Dalbergia latifolia Dillenia pentagyna Dillenia castaneifolia Dryobalanops lanceolata Enterolobium cyclocarpum Eucalyptus citriodora Eusideroxylon zwageri Gmelina moluccana Gonystylus bancanus Gonystylus forbesii Grevillea robusta Hibiscus tiliaceus Intsia bijuga Intsia palembanica Koompassia malaccensis Litsea ferruginea Lophopetalum javanicum Maesopsis eminii Melaleuca leucadendron
79 95 97 101 109 119 121 125 137 139 141 143 153 167 169 175 179 183 187 195
Podocarpus neriifolius Pometia pinnata Pometia tomentosa Pterocarpus indicus Pterocymbium beccari Shorea acuminatissima Shorea faguetiana Shorea guiso Shorea hypochra Shorea leprosula Shorea leptoclados Sindora javanica Strycnos ligustrina Swietenia macrophylla Swietenia mahagony Tamarindus indica Tetrameles nudiflora Trema orientalis Vitex cofassus Wallaceodendron celebicum Zanthoxylum rhetsa
237 239 241 245 247 257 261 263 265 269 271 273 277 279 281 283 289 295 299 303 307
Kayu untuk Mebel Kuno Acacia decurrens Alstonia scholaris Amoora cucullata Anthocephalus cadamba Chloroxylon swietenia Cinnamomum inners Cinnamomum parthenoxylon Dalbergia latifolia Dillenia castaneifolia Dryobalanops lanceolata Enterolobium cyclocarpum Eusideroxylon zwageri Excoecaria agallocha Gmelina moluccana Gonystylus bancanus Gonystylus forbesii Grevillea robusta Horsfieldia irya Koompassia excelsa Koompassia malaccensis Litsea ferruginea
3 23 26 35 75 77 79 95 99 109 119 125 127 137 139 141 143 161 173 175 179
Michelia montana Morus alba Myristica buchneriana Nothofagus dura Octomeles sumatrana Palaquium ferox Parashorea malaanonan Pterocarpus indicus Pterocymbium beccari Shorea acuminatissima Shorea faguetiana Shorea hypochra Shorea leprosula Shorea leptoclados Sindora javanica Swietenia macrophylla Tamarindus indica Tetrameles nudiflora Trema orientalis Wallaceodendron celebicum
199 201 203 209 213 215 221 245 247 257 261 265 269 271 273 279 283 289 295 303
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 325
Mebel untuk di Luar Ruangan Amoora cucullata Anisoptera laevis Castanopsis acuminatissima Casuarina equisetifolia Cinnamomum inners Hopea beccariana Mangifera foetida
26 33 69 71 77 159 191
Michelia champaca Palaquium ferox Pericopsis mooniana Strombosia javanica Strycnos ligustrina Tectona grandis
197 215 229 275 277 285
Kayu untuk Komponen Mebel Bentuk Lengkung Grevillea robusta Hymenaea courbaril Madhuca malaccensis Mangifera foetida Morus alba Neonauclea calycina Nothofagus dura
143 163 185 191 201 207 209
Planchonia valida Pometia pinnata Pometia tomentosa Strycnos ligustrina Swietenia mahagony Tamarindus indica Vitex cofassus
235 239 241 277 281 283 299
Dillenia reticulata Diospyros ferrea Dracontomelon mangiferum Endospermum malaccense Eucalyptus citriodora Eusideroxylon zwageri Fagraea fragrans Gluta renghas Gmelina moluccana Gonystylus bancanus Gonystylus forbesii Heritiera littoralis Hernandia ovigera Homalium foetidum Hopea beccariana Horsfieldia irya Intsia bijuga Intsia palembanica Khaya anthoteca Leucaena glauca Mangifera foetida Melaleuca leucadendron Michelia champaca
99 103 105 117 121 125 129 135 137 139 141 147 149 155 159 161 167 169 171 177 191 195 197
Kayu untuk Ukiran Aegle marmelos Agathis alba Aglaia odoratissima Albizzia procera Aleurites moluccana Alphitonia zizyphoides Alstonia scholaris Anisoptera curtisii Anthocephalus cadamba Antiaris toxicaria Araucaria cunninghamii Bischofia javanica Caesalpinia sappan Calophyllum papuanum Canangium odoratum Cassia nodosa Cassia siamea Castanopsis acuminatissima Casuarina equisetifolia Chloroxylon swietenia Cinnamomum inners Cynometra ramiflora Dactylocladus stenostachys
326 | JENIS KAYU UNTUK MEBEL
9 13 15 17 19 21 23 31 35 38 40 46 53 57 63 65 67 69 71 75 77 91 93
Dalbergia latifolia Dillenia pentagyna Parartocarpus venenosus Parashorea malaanonan Peronema canescens Pinus merkusii Planchonia valida Podocarpus neriifolius Pterocarpus indicus Pterocymbium beccari Sandoricum indicum Santalum album Shorea acuminatissima Shorea balanocarpoides Shorea kunstleri
95 97 217 221 231 233 235 237 245 247 249 251 257 259 267
Morus alba Nothofagus dura Shorea leprosula Sindora javanica Strycnos ligustrina Swietenia macrophylla Swietenia mahagony Tamarindus indica Tectona grandis Tetrameles nudiflora Tetramerista glabra Thespesia populnea Vatica rassak Vitex cofassus Wallaceodendron celebicum Wrightia tomentosa
201 209 269 273 277 279 281 283 285 289 291 293 297 299 303 305
JENIS KAYU UNTUK MEBEL
| 327