JBBE, Vol.05, No.2, Sept. 2012
ISSN: 2087-040X
ANALISA DEPRESIASI AKTIVA TETAP (KENDARAAN) DALAM LAPORAN LABA RUGI PADA PRIMKOKAS CILEGON Nugrahini Kusumawati1, Ria Wulandari2 1,2
Jurusan Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bina Bangsa Banten
ABSTRACT The purpose of this study is to investigate and obtain information regarding: 1). Knowing the procedures/fixed assets accounting policies in Cilegon PRIMKOKAS; 2). Knowing analysis of depreciation of fixed assets (vehicles) in the income statement on PRIMKOKAS Cilegon. Data analysis technique used in this study consisted of: 1). Presentation of fixed assets accounting policies; 2). Analysis method of depreciation of fixed assets using the straight-line method. Based on the results of research and calculation of the data obtained, so it can be concluded that the cost of depreciation of fixed assets (vehicles) of Rp. 181 259 369 is a part of the calculation results of operations of the components that go into operating costs/cost of business, can affect the level of earnings in Cilegon PRIMKOKAS with net income after gains/losses of subsidiaries amounting to Rp. 4.014694. Keywords: Depresiation, constant active, cost and benefit. PENDAHULUAN Perekonomian yang ada di Indonesia disokong oleh tiga pilar pelaku ekonomi, yaitu swasta, koperasi, dan BUMN. Perbedaan utama antara bentuk-bentuk perusahaan tadi, dipandang dari sudut akuntansi adalah dalam hal sifat kepemilikannya serta hak-hak dan kewajiban hukum dari masingmasing organisasi tersebut (Soemarso SR, 2001). Akuntansi merupakan suatu alat untuk mengidentifikasi, mencatat, pelaporan, dan pengambilan keputusan dalam bidang keuangan, sedangkan menurut Soemarso. S.R akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukur, dan pelaporan informasi ekonomi. (Soemarso SR, 2001). Pada dasarnya kegiatan perusahaan tidak terlepas dari pencatatan kegiatan akuntansi terutama pencatatan aset perusahaan. Aset perusahaan ada dua tipe salah satunya adalah aktiva tetap dimana aktiva tetap ini digunakan dalam operasi perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Pada umumnya perusahaan melakukan investasi yang sangat besar jumlahnya pada berbagai aktiva tetap, dalam perusahaan-perusahaan yang padat modal aktiva tetap kadangkadang mencapai 75% dari total aktiva yang dimilikinya. Hal ini disebabkan karena aktiva tergolong kedalam aktiva tetap umumnya mahal harganya, misalnya saja aktiva tetap sebuah perusahaan seperti kendaraan yang berfungsi sebagai alat transportasi dimana dilakukannya suatu kegiatan perusahaan dalam pengiriman barang/jasa dalam perusahaan tersebut. Aktiva tetap pada perusahaan menjadi gambaran jelas peruasahaan, semakin banyak aktiva yang dimilki oleh perusahaan maka semakin terlihat kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan sumber daya/proses pencapaian profit oriented. Dalam perusahaan, aktiva adalah termasuk alternatif proyek, dimana proyek ini merupakan tanggung jawab pengeluaran modal perusahaan melalui keputusan manajer keuangan. Aktiva tetap yang berposisi penting dalam perusahaan akan membutuhkan pengelolaan yang baik terutama pada pola metode penyusutan yang digunakan dalam penyajian kondisi aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap didepresiasikan karena manfaat aktiva tetap semakin berkurang. Aktiva tetap yang manfaat potensialnya tidak berkurang tidak dapat didepresiasikan seperti tanah untuk lokasi bangunan perusahaan. Penurunan manfaat potensialnya aktiva tetap disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor fisik dan faktor fungsi. Faktor fisik misalnya kerusakan akibat cuaca dan pemakaianya sedangkan faktor fungsi misalnya penurunan manfaat akibat ditemukannya aktiva tetap memberikan jasa yang sama 7
JBBE, Vol.05, No.2, Sept. 2012
ISSN: 2087-040X
dengan lebih baik didapat. Aktiva tetap tertentu, mungkin harus didepresiasikan secara kelompok seperti gedung, kendaraan, dan sebagainya, misalnya aktiva tetap berupa peralatan, mebel, dan alatalat telephone lebih efisien didepresiasikan secara kelompok yang disebut “Group Composite Depresiation “.(Na’im Ainun, 1992). Diatas telah jelas dikatakan bahwa aktiva tetap itu dapat didepresiasikan, oleh karena itu perusahaan akan mempertimbangkan biaya pembebanan dari aktiva tetap tersebut dalam masa penggunaannya dan masa periode yang menikmati jasa aktiva tetap tersebut meliputi tahun-tahun selama pemakainnya. Berdasarkan keterangan tersebut dalam hubungannya dengan penggunaan aktiva tetap beban depresiasi memberikan pengaruh yang berarti terhadap laba perusahaan, karena aktiva tetap khususnya biaya depresiasi / beban depresiasi merupakan salah satu komponen dari laporan laba rugi. Oleh karena itu seharusnya laporan laba rugi mengungkapkan hal-hal seperti berikut ini berkaitan dengan depresiasi aktiva tetap; (1) Biaya periode depresiasi untuk periode laporan; (2) Saldo setiap kelompok utama aset yang didepresiasi pada saat tanggal laporan laba rugi. Karena laporan laba rugi merupakan laporan akuntansi utama, maka laporan ini tidak asing lagi di setiap perusahaan. Berdasarkan Latar belakang tersebut, dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk dapat melakukan sebuah penelitian yang dilakukan mengenai depresiasi aktiva tetap dalam laporan laba rugi. Menurut Mulyadi, aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. (Mulyadi, 2001). Kemudian definisi yang dikemukakan oleh Harnanto, aktiva tetap didefinisikan sebagai setiap barang yang dimiliki atau dikuasai oleh perusahaan, yang dipakai atau digunakan secara aktif dalam operasi normal, dan mempunyai umur dan masa kegunaan yang relatif permanen. (Harnanto, 2002) .Menurut Zaki Baridwan, aktiva tetap adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Aktiva tetap yang dimiliki oleh perusaaan dapat mempunyai macam-macam bentuk seperti tanah, gedung, kendaraan, mesin-mesin dan alat- alat, mebelair, dan lain-lain. (Baridwan Zaki , 1997). Sedangkan menurut Slamet Sugiri mengatakan bahwa aktiva tetap adalah aktiva yang mempunyai manfaat dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun), dipergunakan untuk kegiatan usaha, dan tidak untuk dijual kembali dalam rangka untuk memperoleh keuntungan. (Sugiri Slamet , 2002). Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa aktiva tetap merupakan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dengan masa manfaat lebih dari satu tahun dan tidak untuk diperjualbelikan. Aktiva tetap yang umurnya lebih dari satu periode akuntansi dapat dikelompokan sebagai aktiva tetap berwujud dimana dari berbagai aktiva tetap berwujud tersebut untuk tujuan akuntansi dilakukan pengelompokan sebagai berikut; (1) Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak sebuah perusahaan, peternakan, dan pertanian; (2) Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis penggunaannya dapat digantikan dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat, mebel, kendaraan, dan lain-lain; (3) Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat digantikan dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti tambang, hutan, dan lain-lain. Charles T. Horngren, dkk, dalam bukunya yang berjudul akuntansi mengatakan bahwa aktiva tetap merupakan aktiva jangka panjang berwujud yang digunakan oleh bisnis untuk beroperasi, seperti tanah, gedung, dan peralatan.( Horngren Charles T., Walter T. Horrison Jr, Linda Smith Bamber, 2006). S Munawir , aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang mempunyai umur relatif permanen (memberikan manfaat kepada perusahaan selama bertahun-tahun) yang dimiliki dan digunakan untuk operasi sehari-hari dalam rangka kegiatan normal dan tidak dimaksudkan (bukan barang dagangan) serta nilainya relatif material.( S Munawir. Akuntansi keuangan dan manajemen, 8
JBBE, Vol.05, No.2, Sept. 2012
ISSN: 2087-040X
2002). Pada umumnya aktiva tetap yang ada diperusahaan dimaksudkan dalam menunjang atau mendukung operasi perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dari suatu periode dan bukan dimaksudkan untuk dijual kembali. Yang dapat digolongkan sebagai aktiva tetap adalah yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut; (1) Mempunyai bentuk fisik; (2) Dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan; (3) Mempunyai masa (usia) kegunaan lebih dari satu tahun. Jika sebuah aktiva memiliki ciri-ciri tersebut maka aktiva tersebut dapat dikatakan aktiva tetap berwujud. Dan yang mempunyai ciri-ciri tersebut diatas dan sebagai golongan aktiva tetap adalah; (1) Tanah yaitu Bidang tanah yang diatasnya digunakan untuk operasi seperti tempat berdirinya gedung, tempat parkir, dan sebagainya; (2) Perbaikan Tanah yaitu Pembangunan prasarananya diatas tanah, seperti pagar, tanaman, taman, parker, dan sebagainya; (3) Gedung yaitu Bangunan yang digunakan untuk operasi seperti toko, pabrik, gudang dan sebagainya; (4) Peralatan yaitu Seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan, dan sebagainya. Konsep dasar akuntansi yang mendasari dilaksanakannya depresiasi adalah konsep kesinambungan yang melibatkan aktiva tetap disajikan di neraca menurut harga perolehan yang dikurangi akumulasi depresiasi, dan konsep dasar ditetapkannya sebagai beban atas pendapatan yang memberikan dasar ditetapkannya beban atas pendapatan yang diperoleh dari aktiva tetap. Berkaitan dengan aktiva tetap yang mempunyai umur jangka panjang, dan perlunya persediaan dana untuk perolehan kembali aktiva tetap yang telah habis masa manfaatnya untuk kesinambungan perusahaan, depresiasi juga berarti sebagai alokasi cost dan akumulasi dana untuk perolehan kembali aktiva tetap. Ada beberapa definisi tentang depresiasi, menurut Drs. S. Munawir, MM, Akuntan, depresiasi adalah proses pengalokasian cost atau harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Zaki Baridwan depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Ainun Na’im depresiasi merupakan aktiva tetap yang menjadi beban periodik. Kesimpulan diatas bahwa depresiasi merupakan sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang dialokasikan menjadi beban dalam satu periode akuntansi. Besarnya penyusutan aktiva tetap yang menjadi beban setiap periode akuntansi, tergantung kepada faktor-faktor sebagai berikut; (1) Harga perolehan Jumlah mata uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tersebut sehingga siap untuk dipergunakan didalam operasi perusahaan; (2) Taksiran nilai residu Taksiran nilai redisu aktiva tetap tersebut pada saat masa penggunaanya habis; (3) Taksiran umur kegunaan Taksiran umur kegunaan aktiva tetap yang bersangkutan dapat dipergunakan dalam operasi perusahaan; (4) Metode penyusutan yang diharapkan Metode penyusutan aktiva tetap yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya penyusutan yang menjadi beban setiap periode akuntansi. Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokan menurut kriteria berikut; Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian mengatakan bahwa ada berbagai metode yang digunakan dalam depresiasi menurut kriterianya masing-masing diantaranya; (1) Berdasarkan Waktu; (a) Metode Garis lurus; (b) Metode Pembebanan yang menurun; - Metode Jumah Angka Tahun; - Metode Saldo Menurun/Saldo Menurun Ganda; (2) Berdasarkan Penggunaan; (a) Metode Waktu Pelayanan; (b) Metode Jumlah Unit Produksi; (3) Berdasarkan Kriteria Lainnya; (a) Metode Berdasarkan Jenis dan Kelompok; (b) Metode Anuitas (c) Metode Persediaan. Hendi Somantri mengatakan metode yang berdasarkan pada faktor waktu antara lain terdiri dari; (1) Metode garis lurus (straight line methode) Metode ini merupakan yang paling sederhana dan sering digunakan untuk menghitung penyusutan aktiva tetap dengan cara menghitung depresiasi dengan menggunakan metode garis lurus; (2) Metode jumlah angka tahun (sum of the yearts digits methode) Pada metode jumlah angka tahun adalah biaya depresiasi dari tahun ketahun semakin menurun, metode ini disebut jumlah angka tahun karena tarif depresiasinya didasarkan pada suatu 9
JBBE, Vol.05, No.2, Sept. 2012
ISSN: 2087-040X
pecahan yang pembilangnya adalah tahun-tahun pemakaian aktiva yang masih tersisa dan penyebutnya adalah jumlah tahun-tahun sejak tahun pertama hingga terakhir misalnya untuk aktiva yang mempunyai umur manfaat 5 tahun maka jumlah angka tahun adalah 1+2+3+4+5=15; (3) Metode menurun ganda (double declining balance method) Dengan metode ini penyusutan setiap tahun penggunaan aktiva tetap ditentukan berdasarkan persentase tertentu yang dihitung dari harga buku pada tahun yang bersangkutan dan persentase penyusutan ditetapkan sebesar dua kali persentase penyusutan menurut metode garis lurus, besarnya penyusutan jika disusutkan dengan metode garis lurus besarnya persentase penyusutan tahunan adalah persentase (%) dibagi usia pengunaan. Sedangkan menurut Slamet Sugiri perhitungan penyusutan dapat dilakukan dengan dasar perhitungan tertentu, dasar perhitungan yang dapat dilakukan antara lain adalah dasar waktu dan dasar prestasi. Disini dijelaskan bahwa dasar waktu menghitung penyusutan sebagai fungsi yang termasuk metode dasar waktu adalah metode garis lurus dan metode jumlah angka tahun, sedangkan dasar prestasi menghitung penyusutan sebagai fungsi prestasi yang termasuk metode dasar prestasi adalah metode output produksi atau jumlah jasa. Mardiasmmo, Mengatakan bahwa laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan tentang hasil usaha perusahaan selama periode tertentu. Menurut Zaki Baridwan laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang menunjukan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Menurut S munawir laporan laba rugi merupakan ringkasan dari hasil operasi perusahaan selama periode tertentu, sehingga merupakan flow report bukan status report atau stock report sebagaimana pengertian neraca. Menurut Charles T. Horngren, dkk, dalam bukunya yang berjudul akuntansi mengatakan bahwa laporan laba rugi merupakan sajian rangkuman pendapatan dan beban suatu entitas untuk periode tertentu. Menurut Wiwin Rahmanti, Laba Rugi merupakan laporan yang mengukur kesuksesan operasi perusahaan dalam jangka waktu tertentu. (Rahmanti. Wiwin, 2004/2005). Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian, laba rugi merupakan laporan mengenai penghasilan, biaya, laba rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Untuk memberikan informasi kepada pemilik mengenai perkembangan aktualitas perusahaan pada periode tertentu, kehidupan perusahaan dibagi dalam periode akuntansi. (S. Sundjaja Ridwan, 2003). Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa pentingnya laporan laba rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan dan juga untuk mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dari perusahaan selama periode tertentu. Dalam laporan laba rugi ada tiga manfaat yang menunjang untuk kemajuan perusahaan; (1) Untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dimasa lalu; (2) Sebagai dasar untuk memproduksi kinerja perusahaan dimasa depan; (3) Membentu menilai resiko/ketidakpastian dalam penerimaan aliran kas dimasa depan BAHAN DAN METODE Peneliti harus menentukan metode apa saja yang akan dipakai, karena hal itu menyangkut langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengarahkan dan sebagai pedoman dalam kegiatan penelitian. Pemilihan dan penentuan metode yang digunakan dalam suatu penelitian sangat berguna bagi peneliti karena dengan pemilihan dan penentuan metode penelitian yang tepat dapat membantu dalam mencapai tujuan penelitian. Berkaitan dengan permasalahan penelitian ini maka penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian diolah, dianalisi dan diproses lebih lanjut berdasarkan teori-teori yang dipelajari, dan disajikan sebagai bahan pembahasan untuk mencari hubungan, pengaruh, serta berkaitan dengan variable-variabel yang diteliti. Sugiyono, mengungkapkan metode penelitian deskriptif adalah metode yang mengambarkan atau menjelaskan data yang sifatnya actual dan dilanjutkan dengan menganalisis untuk mengetahui 10
JBBE, Vol.05, No.2, Sept. 2012
ISSN: 2087-040X
pengaruh antara variable yang satu dengan variable yang lainnya. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengukur variabel tersebut dan melakukan penelitian atas data perusahaan dan mengacu pada teori-teori yang diuraikan pada landasan teori serta kebijakan dari perusahaan; (1) Harga perolehan; (2) Taksiran nilai residu; (3) Taksiran umur kegunaan; (4) Metode penyusutan yang diharapkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam suatu perusahaan Primkokas Cilegon ada kebijakan yang dibuat untuk aktiva tetap itu sendiri dimana aktiva tetap dinyatakan dengan harga perolehan, sedangkan penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Penambahan aktiva tetap penyusutannya dihitung pada bulan berikutnya dari bulan pembelian, sedangkan bulan pada saat pembelian aktiva tetap penyusutannya tidak diperhitungkan. Besarnya pengakuan atas nilai aktiva tetap dibatasi minimal sebesar Rp.250.000. Kurang dari nilai tersebut diakui sebagai biaya atau tidak diakui sebagai aktiva. Batas pengeluaran atas pemeliharaan atau perawatan aktiva tetap dicatat sabagai biaya pada saat terjadinya transaksi, kecuali pengeluaran yang jumlahnya cukup materil dan dapat menambah masa manfaat aktiva tetap. Adapun jenis dan masa manfaat aktiva yaitu : JENIS AKTIVA : MASA MANFAAT: 1) Peralatan Kantor 5 tahun 2) Perlengkapan Kantor 2 tahun 3) Kendaraan 5 tahun 4) Mesin Pelurus 5 tahun 5) Bangunan Kantor Induk Primkokas 5 tahun 6) Bangunan Kantor Cabang Serang 10 tahun 7) Bangunan Kantor & Perumahan RAC 20 tahun 8) Bangunan Ruko 10 tahun 9) Perabotan Rumah Tangga 5 tahun 10) Prasarana 6 tahun Untuk melihat Prosedur ( Flow Cart ) suatu proses pencatatan depresiasi aktiva tetap pada gambar.1 berikut : Pencatatan Pembelian Aktiva Tetap
Y
Aktiva Tetap
Pendataan Aktiva Tetap (<250.000)
Penilaian Aktiva T
Dicatat sbg biaya (>250.00 0) Penyimpanan data nilai buku aktiva tetap
Perhitungan Depresiasi
Perhitungan NR & masa manfaat
Gambar.1. Prosedur (Flow Cart) Depresiasi Aktiva Tetap Keterangan dari gambar diatas adalah setelah pembelian aktiva tetap perusahaan melakukan pencatatan aktiva tetap tersebut kemudian dinilai apakah aktiva tersebut tergolong kedalam aktiva tetap atau bahkan masuk kedalam biaya sesuai criteria yang telah ada. Bila aktiva tersebut masuk kedalam biaya maka tersebut tidak dilakukan pencatatan berikutnya tapi apabila aktiva tersebut masuk kedalam aktiva tetap maka pencatatan dilanjutkan pada perhitungan nilai residu dan masa manfaat setelah kita ketahui nilai residu dan masa manfaat maka dilakukan perhitungan depresiasi untuk
11
JBBE, Vol.05, No.2, Sept. 2012
ISSN: 2087-040X
mengetahui seberaba besar biaya depresiasi tersebut kemudian data tersebut di simpan atau dicatat pada nilai buku aktiva tetap. Primkokas Cilegon menggunakan metode garis lurus terutama untuk perhitungan aktiva tetap. Hal ini dilakukan mengingat kegiatan perusahaan bergerak secara terus menerus. Metode garis lurus dipergunakan atau diterapkan oleh perusahaan sejak awal perusahaan berdiri sampai saat ini. Dengan metode ini perusahaan mengalami kemudahan dan nilai efektifvitas tidak diragukan sesuai dengan kegiatan perusahaan sehari-hari. Maka dari itu penulis akan menguraikan kegiatan pencatatan perusahaan terutama mengenai aktiva tetap sesuai dengan jenis dan metode yang digunakan pada Primkokas Cilegon yaitu metode garis lurus. Terdapat berbagai jenis aktiva tetap dan pada penelitan kali ini penulis mengambil sampel yang berbentuk kendaraan sebagaimana akan dijelaskan pada tabel.1 dibawah ini : Tabel. 1. Primer Koperasi Karyawan Krakatau Steel Penyusutan Aktiva Tetap Des-08
Bulan
Masa No.
Tanggal
Nilai Perolehan
Penyusutan
Akumulasi Nilai Buku
Jenis Aktiva
Aktiva tetap PRIMKOKAS Cilegon Kendaraan 1. Kendaraan Pusat - Mobil Kijang Pickup - Motor Honda Grand - Mobil Suzuki Carry 1,5 - Mobil Kijang Innova G M/T VVTI Jumlah 2. Kendaraan Usaha Luar - Mobil Kijang LSX A 1048 UD - Mobil Toyota Rush G 1500 Manual VVTI Jumlah 3. Kendaraan Sewa - Motor Honda Win (5 unit) - Mobil Zebra - Mobil Kijang Super - Mobil Xenia - Mobil Kijang LX - Motor Honda Mega Pro ADV Cw (3 unit) - Mobil PU Isuzu Panther E2 GD 3 Way - Mobil Toyota Avanza Jumlah
Total Kendaraan
Manfaat
Pembelian
Thn 2008
Thn 2008
Penyusutan s.d Desember 2008
5 5 5 5
26/08/1997 13/12/2001 29/12/2005 14/03/2008
27.500.000 9.900.000 59.000.000 183.800.000 280.200.000
-11.800.000 -27.570.000 -39.370.000
-27.500.000 -9.900.000 -35.400.000 -27.570.000 -100.370.000
0 0 23.600.000 156.230.000 179.830.000
5 5
29/03/2001 16/05/2008
136.150.000 163.100.000 299.250.000
-19.028.333 -19.028.333
-136.150.000 -19.028.333 -155.178.333
0 144.071.667 144.071.667
5 5 5 5 5 5 5 5
06/02/2002 04/11/2002 14/10/2003 31/05/2004 31/01/2004 27/03/2007 15/11/2007 21/08/2008
48.560.000 119.905.500 9.916.667 238.550.000 165.019.000 50.457.273 114.378.900 137.700.000 884.487.340 1.463.937.340
-47.710.000 -33.003.800 -10.091.455 -22.875.780 -9.180.000 122.861.035 181.259.368
-48.560.000 -119.905.500 -9.916.667 -218.670.833 -162.268.683 -17.660.046 -24.782.095 -9.180.000 -610.933.824 -866.482.157
0 0 0 3.975.833 2.750.317 32.797.227 89.596.805 128.520.000 257.640.182 581.541.849
KESIMPULAN Pengelolaan tentang aktiva tetap pada Primkokas Cilegon dari hasil penelitian yang dilakukan sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini di buktikan dengan adanya unsur-unsur sebagai berikut:Untuk menjawab pertanyaan bagaimana prosedur/kebijakan akuntansi aktiva tetap pada Primkokas Cilegon. Setelah melihat penyajian kebijakan akuntansi aktiva tetap dalam laporan laba rugi tahun 2008 pada Primkokas Cilegon diatas dihubungkan dengan PSAK no.16 dan no.17 mengenai aktiva tetap dan depresiasi, depresiasi aktiva tetap pada Primkokas Cilegon telah sesuai dengan PSAK no. 16 dan no. 17; (1) Penyusutan aktiva tetap merupakan suatu asset yang dimiliki oleh perusahaan untuk kegiatan normal perusahaan, memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam artian mencari suatu keuntungan. Sedangkan depresiasi merupakan sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi.
12
JBBE, Vol.05, No.2, Sept. 2012
ISSN: 2087-040X
Pada Primkokas Cilegon aktiva tetap dinyatakan dengan harga perolehan, sedangkan penyusutan dihitung berdasarkan garis lurus, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Penambahan aktiva tetap penyusutannya dihitung pada bulan berikutnya dari bulan pembelian, sedangkan bulan pada saat pembelian aktiva tetap penyusutannya tidak diperhitungkan; (2) Perhitungan hasil usaha Laporan laba rugi merupakan laporan mengenai penghasilan, biaya, laba rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Untuk memberikan informasi kepada pemilik mengenai perkembangan aktualitas perusahaan pada periode tertentu, kehidupan perusahaan dibagi dalam periode akuntansi. Dalam laporan laba rugi biaya depresiasi aktiva tetap dicatat pada biaya-biaya dalam suatu perusahaan atau dalam biaya operasional perusahaan yang dibuat dengan transaksi yang terjadi setiap tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun berjalan. Pada Primkokas Cilegon perhitungan hasil usaha disusun dalam bentuk multiple step dan menunjukan usaha yang berasal dari antar anggota dan usaha luar anggota. Untuk menjawab pertanyaan bagaimana analisa depresiasi aktiva tetap dalam laporan laba rugi pada Primkokas Cilegon; (1) Depresiasi aktiva tetap Depresiasi aktiva tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sesuai dengan standar kebijakan akuntansi aktiva tetap pada Primkokas Cilegon. Dalam tabel.3 telah jelas terlihat bahwa penyusutan aktiva tetap (kendaraan) menunjukan angka sebesar Rp. 181.259.369 dengan nilai perolehan sebesar Rp. 1.463.937.340 dan akumulasi aktiva tetap senilai Rp. 866.482.157 sehingga mendapatkan nilai buku sebesar Rp. 581.541.849; (2) Perhitungan hasil usaha Perhitungan hasil usaha atau laporan laba rugi disajikan dalam bentuk multiple step dimana komponen-komponen dicatat dengan terperinci. Dalam table 4 menunjukan bahwa perhitungan hasil usaha pada Primkokas Cilegon mengalami laba bersih setelah keuntungan/ rugi anak perusahaan sebesar Rp. 4.014.694.000. Maka hasil penelitian dan perhitungan data-data yang diperoleh diatas dapat diambil kesimpulan bahwa biaya depresiasi aktiva tetap (kendaraan) sebesar Rp. 181.259.369 merupakan suatu bagian dalam perhitungan hasil usaha yang masuk kedalam komponen biaya operasional/ biaya usaha, dapat mempengaruhi tingkat laba pada Primkokas Cilegon dengan laba bersih setelah keuntungan/ rugi anak perusahaan sebesar Rp. 4.014.694.000. DAFTAR PUSTAKA Baridwan Zaki. (1997). Intermediate Accounting. Edisi ketujuh. Cetakan kelima. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. Djamaruddin Nursoleh. (2006). Metodologi Penelitian. CV. Daffa Putra Perdana. Serang. Harnanto. (2002). Akuntansi Keuangan Menengah. Buku I. Cetakan pertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. Horngen CharlesT, Walter T. Horrisson Jr., Linda Smith Bamber. (2006). Akuntansi. Edisi enam. Jilid I. Gramedia. Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia . (2002). Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Mardiasmo. (1996). Akuntansi Keuangan Dasar I. Edisi pertama. Cetakan ketiga. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Edisi ketiga. Cetakan ketiga. Salemba Empat. Jakarta. Munawir. 2002. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Edisi pertama. Cetakan pertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. Na’im Ainun. (1992). Akuntansi Keuangan II. Edisi pertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. Rahmanti Wiwin. (2004). Akuntansi Keuangan Menengah I. Edisi 2004/2005. Cetakan pertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. Skousen K. Fred, W. Steve Albercht, James D. Stice, Earl K. Stice, Monte R. Swain. (2001). Accounting Concepts and Applications. Edisi pertama. Salemba Empat. Jakarta. 13
JBBE, Vol.05, No.2, Sept. 2012
ISSN: 2087-040X
Soemarso. (2002). Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi kelima. Salemba Empat. Jakarta. Somantri Hendi. (1999). Akuntansi Keuangan. Edisi pertama. ARMICO. Bandung. Sugiri Slamet. (2002). Akuntansi Pengantar 2. Edisi ketiga. Cetakan ketiga. UPP-AMP YKPN. Yogyakarta Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Bisnis. Edisi pertama. CV. Alfabeta Bandung. Bandung. Sundjaja Ridwan S., dan Berlian Inge. (2003). Manajemen Keuangan I. Edisi Kelima. Literasi Lintas Media. Jakarta.
14