Keragaan produksi sapi Timor (Bos banteng / sundaicus / javanicus) di Kabupaten Kupan, Nusa Tenggara Timur Ridhwan A.B. Talib Fakultas Peternakan, Universitas Nusa Cendana Kupang, Jim Adisucipto, Penfui Kupang, NTT
Abstrak Keragaan produksi sapi Timor merupakar salah satu faktor utama yang menjadikannya sebagai salah satu leading sektor dalam pembangunan pertanian di NTT . Kupang adalah penghasil utama sapi potong di propinsi ini dan 80% kehidupan penduduknya bergantung pada peternakan sapi potong . Tujuan pengkajian ini adalah melakukan anatisis terhadap keragaan daya produksi sapi Bali di Timor yang mendominasi pada peternakan rakyat di Kabupaten Kupang. rataan teknis dan ekonomis sapi Timor di Kabupaten Kupang sebesar 19,62 ST/km 2 dan 376,75 ST/1000 penduduk dengan variasi yang cukup besar antara kecamatan . Pemanfaatan pakan yang belum optimal ditunjukkan adanya kelebihan pakan pada suatu periode dan kekurangan pada periode berikutny. Hat ini menunjukkan bahwa pengembangan sapi Timor melalui peningkatan populasi melalui penyebaran ternak antar kecamatan dan perbaikan produktivitas melalui inovasi teknotogi pengolahan pakan masih terbuka untuk dilakukan . Kato kunci : sapi Timor, keragaan, produksi, Kupang .
Pendahuluan Pengembangan subsektor peternakan berorientasi agribisnis harus dimulai dari per bahan cara pandang terhadap usaha peternakan itu sendiri . Selama ini usaha peternakan lebih difokuskan pada aspek budidaya peternakan saja . Dalam era industrialisasi peternakan, maka cara pandang tersebut harus bersifat menyeluruh, yaitu suatu konsep agribisnis dimana agroindustri berbasis peternakan sebagai sektor utama (leading sector) dan agirbisnis terkait baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai sektor penunjang . Memperhatikan potensi sumberdaya alam, nampak bahwa usaha peternakan (termasuk sapi potong) merupakan penopang utama ekonomi penduduk Kabupaten Kupang, karena sekitar 80 persen penduduk penghasilannya bergantung pada usaha peternakan rakyat tersebut . Produk domestik regional bruto Kabupaten Kupang, didominasi sektor pertanian, khususnya yang bersumber dari sub sektor peternakan . Akan tetapi, sektor sekunder (pengolahan) dan sektor tersier (jasa atau pelayanan) belum bertumbuh secara optimal . Kondisi demikian mengindikasikan bahwa Kabupaten Kupang sangat terkait dengan daya dorong sektor produksi, khususnya sub sektor peternakan dalam pembangunan perekonomian daerah . Sesuai kondisi obyektif daerah maka upaya memacu agribisnis peternakan sapi potong di Kabupaten Kupang merupakan langkah strategis . Guna mewujudkan dan menumbuhkan
130
Prosiding Seminar Nasional Sapi Potong - Patu, 24 November 2008
mekanisme sistem agribisnis peternakan yang efektif, efisien dan berkesinambungan serta meningkatkan kesejahteraan petemak rakyat, maka terlebih dahulu diperlukan adanya pengkajian tentang keragaan daya produksi, reproduksi, sistem peternakan, faktor penunjang pengembangan dan agribisnis peternakan sapi potong memanfaatkan database peternakan yang dimiliki Kabupaten Kupang sebaik mungkin . Pengkajian ini sangat bermanfaat dalam menentukan kebijakan pembangunan, evaluasi dan perencanaan pembangunan bagi pihakpihak terkait . Untyuk paper ini akan lebih difokuskan untuk membahas kemampuan produksi sapi Bali di Timor. Tujuan pengkajian ini adalah melakukan analisis terhadap keragaan daya produksi sapi Bali di Timor yang mendominasi pada petemakan rakyat di Kabupaten Kupang . Sapi Timor adalah istilah yang akan dipakai dalam makalah ini untuk sapi Bali yang telah lama hidup dan beradaptasi (>100 tahun) dalam lingkungan pulau Timor. Sasaran kegiatan adalah tersusunnya basil analisis mengenai berat badan, dan ukuran linier tubuh sapi Timor di Kabupaten Kupang . Diharapkan nantinya dapat bermanfaat bagi penetapan kebijakan maupun strategi pembangunan, evaluasi dan perencanaan pembangunan serta kepentingan pihak terkait lainnya . Metodologi Metode Pengambilan Contoh dan Analisis Data
Guna menggambarkan kondisi sumberdaya peternakan sapi Timor maka digunakan database empat kecamatan yang diambil dari 16 Kecamatan di Kabupaten Kupang yang berada di daratan Timor didasarkan pada zona agroekologi (AEZ, agro ecological zone) dominan (BPTP, 2002). Tabel 1
Lokasi Contoh dari Database Peternakan Kabupaten Kupang
Zone Agroekologi I ay II ay III ay IV ay2
Kecamatan Amfoang Utara Amfoang Selatan Amarasi Barat Kupang Barat
Desa Amfoang, Fatunaus Leloboko, Lelogama Erbaun, Merbaun Oenesu, Sumlili
Lokasi Kecamatan dan desa-desa terpilih berdasarkan zona agroekologi di Kabupaten Kupang, ditunjukkan pada Tabel 1 . Untuk kepentingan analisis sebagian variabel masih tetap menggunakan database dari 16 kecamatan . Jenis data dan informasi yang digunakan adalah keragaan daya produksi sapi Timor yang meliputi berat badan dan ukuran linier tubuh . Pengolahan data menggunakan program microsoft Excel XP . Penyusunan dan analisis data sapi Timor di Kabupaten Kupang, dibagi dalam beberapa bentuk perhitungan statistik sederhana, yakni rata-rata untuk semua data kuantitatif. Proporsi digunakan untuk data kualitatif. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel guna menterjemahkan potensi maupun karakter keragaan daya produksi sapi Timor di Kabupaten Kupang.
Prosiding Seminar Nasional Sapi Potong - Palu, 24 November 2008
1 31
Hasil dan Pembahasan Keadaan Umum Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)
Letak Geografis
Kabupaten Kupang secara geografis terletak antara posisi 9° 19'-10057' LS serta serta 121°30' dan 124°11' BT . Luas wilayah Kabupaten Kupang adalah 7.178,28 Km2 atau 717.828 Ha . Batas administrasi Kabupaten Kupang sebagai berikut : Sebelah Utara dengan Kota Kupang, Laut Sawu dan selat Ombai ; Sebelah Selatan dengan Laut Timor; Sebelah Tirnur dengan Distrik Oekusi-Negara Timor Leste, Kabupaten Timor Tengah Utara dan .'it-nor Tengah Selatan ; Sebelah Barat dengan Selat Pukuafu, Kabupaten Rote Ndao dati Laut Sawu . Selanjutnya berdasarkan peta zona agroekologi (BPTP, 2002) wilayah kabupaten Kupang, khususnya yang berada di daratan Timor terdiri dari 11 zona dengan didominasi oleh zonazona lay, Ilay, Illay dan IVay2 . Kepadatan Teknis
Kepadatan Teknis dan ekonomis ternak dapat dilihat pada Tabel 2. Koefisien kepadatan teknis adalah rasio antara ternak dengan luas potensial untuk pengembangan peternakan . Angka koefisien tersebut dapat dijadikan acuan untuk melakukan penilaian tentang kemampuan suatu wilayah dalam mendukung pengembangan peternakan . Berdasarkan data populasi ternak dan luas lahan untuk pengembangan (areal padang penggembalaan) diperoleh angka kepadatan teknis ternak di 16 kecamatan Kabupaten Kupang Timor Daratan (Tabel 2). Dari Tabel 2 tersebut dapat dilihat bahwa berdasarkan variasi luas areal padang penggembalaan di 16 kecamatan serta jumlah ternak yang ada menyebabkan adanya variasi kepadatan teknis di antara kecamatan-kecamatan tersebut . Secara keseluruhan rata-rata kepadatan teknis di seluruh kecamatan sebesar 19 + 13 ST/Km.2 . Besarnya standar deviasi menunjukkan variasi yang besar antara kecamatan. Kepadatan teknis tertinggi terdapat di Kecamatan Kupang Timur yakni sebesar 63 ST/Km2 dan terendah di Kecamatan Amarasi Timur sebesar 3 ST/Km2.
1 32
Prosiding Seminar Nasionat Sapi Potong - Patu, 24 November 2008
Tabel 2
Kepadatan Teknis dan Ekonomis Ternak Sapi Timor di Kabupaten Kupang Th 2007 .
Jumlah Luas Kepadatan Jumlah Temak Kecamatan teknis penduduk (ST/Km2) (ST) (Km2) 1 Amabi Oefeto Timur 4952 236 .72 38200 21 2 Amarasi 21 3295 .5 155 .04 14476 3 Amarasi Barat 5141 .5 246.85 13483 21 4 Amarasi Selatan 4527 172.71 9735 26 5 Amarasi Timur 573 .25 170.16 6456 3 6 Amf. Barat Daya 1341 .5 167.61 3751 8 9 7 Amf. Barat Laut 4034 .25 428 .59 20982 8 Amf, Selatan 6111 481 .81 12676 13 9 Amf. Utara 6020.5 483 .17 12715 12 10 Fatuleu 16565 996 .26 17284 17 11 Kupang Barat 2724 .25 149 .72 13130 18 12 Kupang Tengah 22 4277 .75 198 .25 13410 13 Kupang Timur 21493 .5 338 .62 44199 63 14 Nekamese 3368 .75 128 .4 9114 26 15 Sulamu 5464 .5 270 .12 12277 20 14 16 Takari 8222 607 .5 18463 Total 98112 .25 5228 .53 76069 314 Rata-rata 6132,2 326,8 4754, 19+13 Sumber : BPS (2008), Kabupaten Kupang Dalam Angka Tahun 2007, Diolah kembali No
Kecamatan
Kepadatan ekonomis (ST/1000 jiwa) 130 228 381 465 89 358 192 482 473 958 207 319 486 370 445 445 6028 376 +203
Gambaran koefisien tersebut sekaligus menginformasikan bahwa jumlah ternak sapi Timor yang ada di Kecamatan Kupang Timur cukup banyak dibandingkan dengan luas areal padang yang ada, demikian juga sebaliknya pada kecamatan Amarasi . Dengan demikian, upaya untuk pengembangan peternakan yang penting untuk menunjang peningkatan pendapatan masyarakat di wilayah ini sebaiknya diarahkan pada kecamatan-kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan teknis yang rendah . Kepadatan Ekonomis
Angka kepadatan ekonomis merupakan rasio antara jumlah temak dengan jumlah penduduk (1000 jiwa) di dalam suatu wilayah . Selanjutnya bahwa koefisien tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk menggambarkan tentang kemampuan ekonomi masyarakat dalam hal penguasaan ternak yang ada. Dari Tabel 2 nampak bahwa rata-rata kepadatan ekonomis ternak pada Kabupaten Kupang Timor Daratan sebesar 376 ± 203 ST/1 .000 jiwa penduduk . Besarnya standar devias : menunjukkan variasi yang besar antara kecamatan . Kepadatan ekonomis tertinggi terdapat di Kecamatan Fatuleu sebesar 958 ST/1 .000 jiwa dan terendah di Kecamatan Amarasi Timur sebesar 89ST/1000 penduduk . Mencermati perbedaan koefisien ekonomis tertinggi dan terendah di atas, dapat dinyatakan bahwa terdapat disparitas antar kecamatan . Disparitas tersebut terjadi sehubungan dengan penguasaan tanah oleh penduduk yang relatif cukup besar di wilayah tersebut. Hal ini selain disebabkan adanya perbedaan jumlah penduduk pada masing-masing wilayah kecamatan, juga secara aktual disebabkan adanya perbedaan jumlah ternak .
Prosiding Seminar Nasional Sapi Potong - Patu, 24 November 2008
1 33
Kondisi Pakan
Hasil estimasi yang telah dilakukan diperoleh rata-rata produksi dan kapasitas tampung padang rumput alam di Kabupaten Kupang (Tabel 3) berturut-turut sebesar 248 .620 Kg BK/Ha dan 0 .24 ST/Ha/tahun . Kemampuan produksi dan kapasitas tampung padang rumput alam zona IVay2 lebih tinggi dibanding zona hay dan lay. Tabel 3
Produksi dan Kapasitas Tampung Padang Rumput Alam Menurut Zona di Kabupaten Kupang AEZ
Uraian
I ay 96 .69 0 .095
II ay 234.94 0 .23
Produksi (kg BK/Ha) Kapasitas Tampung (ST/Ha *) Asumsi : 1 ST = sapi berat 250 kg Kebutuhan pakan 6.25 kg BK per ekor per hari (2,5% dari BB) PUF 60% Periode istirahat 10 minggu
IVay2 414 .22 0 .4
Rataan 248 .62 0 .24
Ketersediaan pakan dalam satu tahun bervariasi menurut bulan (Tabel 4, Gambar 1). Secara umum pakan melimpah pada bulan Januari-Maret dan dua bulan berikutnya mulai menurun tingkatannya . Karegori ketersediaan pakan berubah menjadi cukup selama bulan Juni hingga Agustus . Pada bulan September sampai dengan November ketersediaan pakan di kabupaten Kupang berada pada tingkatan kurang dan kembali menjadi cukup pada bulan Desember . Tabel 4
Kategori kelimpahan Pakan Menurut Zona Agroekologi Di Kabupaten Kupang
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Keterangan : 3 melimpah,
lay
h ay
2 .90 3 .00 2 .90 3 .00 2.90 3 .00 2 .90 3 .00 2 .90 2 .73 1 .93 2 .03 1 .93 2 .03 1 .93 1 .97 1 .47 1 .23 0 .97 1 .07 0 .97 1 .13 1 .90 3 .00 2 cukup, 1 kurang
Zona Agroekologi May IVay2 3 .00 3 .00 2 .97 3 .00 2 .93 2 .97 2 .40 2 .77 2.23 2 .53 2 .13 2 .37 1 .77 2 .07 1 .47 1 .83 1 .17 1 .67 1 .13 1 .50 1 .07 1 .24 2 .87 1 .28
Kab . Kupang 2 .97 2 .97 2 .95 2 .77 2 .60 2 .12 1 .95 1 .80 1 .38 1 .17 1 .10 2 .27
Pada zona hay kondisi pakan benar-benar melimpah selama 5 bulan mulai dari bulan Desember hingga April dan kelimpahannya mulai menurun pada bulan Mei . Pada zona lay status pakan dapat dikategorikan melimpah pada bulan Januari sampai Mei, sedangkan pada zona May dan IVay2 terjadi di bulan januari hingga Maret . Selama bulan April di zona May tingkat kelimpahan pakan menurun .
1 34
Prosiding Seminar Nasionat Sapi Potong - Palu, 24 November 2008
Tingkat Kelimpahan Pakan Menurut Zona Agroekologi Kabupaten Kupang
lVay2
B o 0 AEZ
May
Y C
m
a A
c
Ilay
N
I lay
0.00
1 .00
2 .00
3 .00
Kategori Kelimpahan Data OAverage of Jan OAverage of Feb [Average of Mart OAverage of Apri ®Average of Mei DAverage of Jun OAverage of Jul
OAverage of Aug ®Average of Sep DAverage of Okt OAverage of Nov DAverage of Des
Gambar 1 Tingkat kelimpahan Pakan Menurut Zona Agroekologi Di Kabupaten Kupang Antara bulan September hingga November kelimpahan pakan di tiga zona yakni lay, Ilay dan Illay berada pada kategori kurang . Sedangkan untuk zona IVay2 bulan-bulan ketersediaan pakan dikategorikan kurang terjadi pada periode Oktober hingga Desember . Pada periode ketersediaan pakan mulai berkurang, petemak mulai memanfaatkan pakan alternatif, seperti daun-daunan dari beringin, kabesak, turi, gamal, kapok serta limbah pertanian . Keragaan Daya Produksi Ternak Sapi
Timor di Kabupaten Kupang
Struktur Populasi Struktur populasi temak sangat penting di dalam penyusunan kebijakan pembangunan peternakan terutama dalam upaya menjaga kestabilan populasi dan kesinambungan upaya peningkatan jumlah dan kualitas populasi . Dinamika populasi selalu berkembang dari waktu ke waktu sehubungan dengan kelahiran dan kematian ternak serta pengeluaran dan pemotongan ternak . Struktur populasi temak sapi Timor berdasarkan jenis kelamin serta umur produksi diperlihatkan pada Tabel 5 .
Prosiding Seminar Nasionat Sapi Potong - Patu, 24 November 2008
1 35
Tabel 5
Struktur Populasi Sapi Timor Menurut Zona Agroekologi Di Kabupaten Kupang AEZ (%)
Struktur Populasi Dewasa Jantan Betina Muda Jantan Betina Anak Jantan Betina Jumlah (%) Jumlah (ekor)
Rata-rata
lay
hay
IIIay
IVay2
7 46
15 27
27 11
5 47
13 .50 32 .75
7 13
14 19
54 3
10 17
21 .25 13 .00
8 19 100 313
11 14 100 793
4 2 100 151
9 12 100 151
8 .00 11 .75 100
Data menunjukkan bahwa struktur populasi ternak sapi di Kabupaten Kupang didominasi ternak sapi betina dewasa dan muda mencapai 45,75%, diikuti jantan dewasa dan muda sebesar 34,75% dan anak sapi 19,75% . Ditinjau dari zona agroekologi, ditemukan di zona agroekologi lay dan hay dan IVay2 didominasi ternak sapi betina dewasa dan muda ; selanjutnya zona agroekologi May didominasi ternak sapi jantan dewasa dan muda . Oleh karena ternak sapi jantan dan betina dewasa maupun muda paling banyak dikeluarkan maka perlu diperhatikan struktur serta dinamika populasi dalam wilayah kabupaten ini . Bilamana pengeluaran dan pemotongan ternak tinggi, khususnya ternak sapi usia produktif maka dapat menyebabkan merosotnya jumlah dan mutu populasi sapi Timor . Berat Badan Sapi Timor di Kabupaten Kupang
Berat badan ternak sapi merupakan fungsi dari kemampuan ternak memanfaatkan pakan, adaptasi dengan lingkungan makro dan mikro yang meliputi fisik, kimia, edafik, penyakit serta manajemen. Data dari Tabel 6 memperlihatkan keragaan berat badan sapi Bali berdasarkan sex menurut zona agroekologi di Kabupaten Kupang . Memperlihatkan keragaan rata-rata berat badan sapi Bali Timor jantan dewasa berkisar dari 174 - 253 Kg dan sapi betina dewasa 170 - 260 Kg . Keragaan berat badan ternak sapi jantan dan betina dewasa tertinggi, ditemukan di zona agroekologi lay dan terendah di zona agroekologi IIay . Tabel 6 Uraian Dewasa Jantan Betina Muda Jantan Betina Anak Jantan Betina
Keragaan Berat Badan Sapi Timor Di Kabupaten Kupang Menurut Zona Agroekologi AEZ
Rataan
lay
hay
May
lVay2
253 .21 260 .00
174 .26 170 .00
228 .37 0
213 .42 190 .69
217.32 206 .90
136 .39 113 .50
99 .17 89 .67
140 .83 0
96 .50 93 .70
118 .22 98 .96
69 .00 61 .80
71 .81 64 .44
106 .87 108 .71
80 .59 90.14
82 .07 81 .27
Tabe16 juga memperlihatkan pula keragaan berat badan sapi jantan muda lebih baik dari pada ternak sapi betina muda . Keragaan ternak sapi jantan maupun betina muda di zona agroekologi May dan lay lebih baik dari pada zona agroekologi hay dan IVay2 . Sebaliknya
1 36
Prosiding Seminar Nasionat Sapi Potong - Patu, 24 November 2008
keragaan anak sapi di zona agroekologi May cenderung lebih tinggi dari pada zona agroekologi lainnya . Perbedaan keragaan berat badan ternak sapi tersebut, tampaknya ada kaitannya dengan umur, ketersediaan sumberdaya pakan maupun manajemen pemeliharaan ternak sapi antar zona agroekologi . Ukuran Linier Tubuh Sapi Timor di Kabupaten Kupang
Ukuran linier tubuh ternak sapi erat kaitannya dengan kemampuan dan kualitas produksi ternak. Standar nasional ukuran linier tubuh ternak sapi Bali bibit yang baik yaitu pada SNI (standard Nasional Indonesia) 3 Bidang Peternakan No.7355 BSN (Badan Standardisasi Nasional, 2007) maka rataan ukuran linier tubuh sapi Timor yang terbaik termasuk dalam kategori sapi bibit kelas III (Lihat Tabel 7). Data pada Tabel 7 memperlihatkan keragaan ukuran linear tubuh sapi Timor menurut zona agroekologi di Kabupaten Kupang . Secara umum, rataan ukuran linier tubuh ternak sapi Timor di Kabupaten Kupang masih di bawah standar sapi bibit nasional, kecuali untuk sapi Timor dewasa di zona lay yaitu masuk dalam kategori Kelas III . Hal ini mengindikasikan bahwa perbaikan performan produksi sapi Timor terutama untuk bibit harus -dilakukan dengan lebih serius. Pada 28 tahun yang lalu kualitas sapi Timor masih menjadi Nomor 1 di Indonesia yaitu memenangkan kontes ternak sapi Bali tingkat nasional (Talib, 2002) . Bilamana ditinjau keragaan ukuran linear tubuh menurut zona agroekologi di Kabupaten Kupang, ditemukan keragaan ukuran linear tubuh ternak sapi di zona agroekologi lay lebih baik dari pada zona agroekologi lainnya (untuk panjang badan dan tinggi pundak > standar nasional). Wilayah tersebut, kecamatan Amfoang Utara (lay) dan juga Amfoang Selatan (Ilay), yang selama ini menyediakan bibit sapi Timor untuk daerah lain di daratan Timor maupun luar . Tabel 7 Uraian Dewasa LD PB TP Muda LD PB TP
Keragaan Ukuran Linier Tubuh Sapi Timor Menurut Zona Agroekologi Di Kabupaten Kupang lay
Zona Agroekologi hay May
IVay2
Rataan
161 .27 123 .87 119 .60
130 .80 121 .07 104 .73
146 .40 109 .23 111 .93
132 .09 108 .09 103 .94
142 .64 115 .57 110.05
109 .30 104 .17 97.77
97 .53 92 .47 89.47
123 .80 94 .27 105 .53
88 .57 78 .77 72 .63
104.80 92 .42 91 .35
Jika dihubungkan dengan ketersediaan pakan (Tabel 4), maka nampak bahwa pakan di zona lay tidak pernah sampai melimpah sepanjang tahun dibandingkan dengan zona lainnya . Akan tetapi, sapi Timor di zona lay ini memiliki ukuran linier tubuh yang lebih besar . Hal ini mungkin dapat dijadikan sebagai indikasi/petunjuk sementara yang kuat bahwa mutu genetik sapi Timor di zona ini lebih baik dari,yang lainnya bahkan dari standar bibit nasional . Tentu saja untuk memastikan adanya keunggulan genetis ini, perlu pengujian lebih lanjut melalui suatu penelitian yang dirancang guna mempelajari interaksi genetik sapi Timor dengan keempat zona agroekologis ini .
Prosiding Seminar Nasional Sapi Potong - Patu, 24 November 2008
1 37
Sebaliknya keragaan ukuran linear tubuh temak sapi terendah, ditemukan di zona agroekologi IVay2. Dengan demikian, maka mungkin upaya perbaikan mutu genetik ternak sapi Timor di zona ini perlu diprioritaskan karena pakan disini cukup baik dibandingkan dengan zona agroekologi lay. Penutup Berdasarkan hasil analisis terhadap keragaan daya produksi sapi (Bali) Timor di Kabupaten Kupang, terungkap hal-hal sebagai berikut 1 . Sumberdaya alam yang mendukung pembangunan usaha petemakan sapi potong sangat memadai yaitu : a) Padang pengembalaan cukup luas sebagai sumber pakan, disamping pekarangan, produk ikutan pertanian dan hutan b) Kapasitas tampung padang pengembalaan yang masih rendah c) Kepadatan teknis dan ekonomis usaha peternakan sapi potong layak 2. Keragaan usaha peternakan sapi Timor di Kabupaten Kupang belum optimal . Hal tersebut tampak dari : a) Tatalaksana pemeliharaan masih berorientasi subsisten dengan sistem pemeliharaan bersifat ekstensif, kecuali di zona agroekologi Illay yang intensif. b) Keragaan daya produksi sapi Timor yang terbaik masih termasuk dalam kualitas bibit kelas III. c) Ada indikasi yang kuat bahwa mutu genetik sapi Timor di zona agroekologi lay adalah yang terbaik sehingga dapat digunakan sebagai sumber bibit bagi kawasan lainnya di Kabupaten Kupang. d) Produksi pakan pada musim hujan berlebih dan musim kemarau kekurangan sehingga disarankan untuk mengembangkan sistem pengolahan pakan agar dapat tercukupi sepanjang tahun dan bahkan digunakan untuk penigkatan populasi dan perbaikan keragaan produksi . . 3 . Strategi pengembangan sapi potong di Kabupaten Kupang yang perlu diprioritaskan adalah : (a) perbaikan mutu produksi sapi Timor melalui sistem perbibitan terselekesi secara terpadu dan berorientasi agribisnis, (b) perbaikan manajemen padang pengembalaan dan pengembangan hijauan pakan, (c) pengembangan industri pengolahan hasil ternak dan industri pakan, (d) pelayanan kesehatan ternak dan keamanan pakan, (e) penguatan kelembagaan guna membuka akses peternak, baik dengan lembaga sumber teknologi, lembaga keuangan dan pasar dan (f) intensifikasi kerjasama secara melembaga dengan berbagai pihak guna melakukan pendampingan dan introduksi teknologi . 4 . Model pengembangan sapi potong rakyat yang adaptif di Kabupaten Kupang adalah mengembangkan kelembagaan Nucleus Breeding Center (NBC) dengan sub populasi pada pedesaan sebagai plasma melalui pendirian VBC (village breeding center) di masingmasing kawasan/desa/kecamatan secara terpadu, berbasis di masyarakat, berorientasi pasar, dan berkelanjutan menuju kemandirian dan penguatan ekonomi perdesaan .
1 38
Prosiding Seminar Nasionat Sapi Potong - Palu, 24 November 2008
Daftar Pustaka
Bappeda Kabupaten Kupang . 2007 . Database Usaha Peternakan Sapi Potong Rakyat Kabupaten Kupang . Kerjasama Bappeda Kabupaten Kupang dengan Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana,Kupang, Biro Pusat Statistik. 2008 . Kabupaten Kupang Dalam Angka . Biro Pusat Statistik Kabupaten Kupang . Kupang. BSN (Badan Standardisasi Nasional) . 2007. Standard Nasional Indonesia (SNI 3) No . 7355 untuk kategori Sapi Bali Bibit, Jakarta. BPTP . 2002 . Keragaan AEZ (Agro Ecological Zone) di Kabupaten Kupang . BPTP Naibonat, Kupang. Unpublished. Dinas Peternakan Propinsi NTT . 2003 . Statistik Peternakan Propinsi Nusa Tenggara Timur, Kupang Dinas Peternakan Propinsi NTT . 2004 . Statistik Peternakan Propinsi Nusa Tenggara Timur, Kupang Littik, M. 2001 . Strategi Pembangunan Peternakan di Nusa Tenggara Timur . Makalah Disampaikan pada " Dies Natalis Fakultas Peternakan UNDANA ke - 37 Tahun 2001 Tanggal 24 Nopember 2001, Kupang . Nitis, I.M. 2002 . Ketahanan Pakan Ternak di Kawasan Timur Indonesia. BKS PTN INTIM, Makasar. Nullik, J dan A. Bamualim . 1998 . Pakan Ruminansia Besar Di Nusa Tenggara . BPTP Naibonat Bekerjasama dengan Eastern Islands Veterinary Services Project, Kupang Talib, C. 2002 . Strategi Pembibitan Sapi Potong di Indonesia . Wartazoa vol 14 : 2 : Rosnah, U. Sy. 1998 . Studi Pengaruh Ketinggian Tempat Terhadap Status Faali dan Produktivitas Sapi Bali Di Timor Barat . Tesis . PPS UGM, Yogyakarta Stasiun Klimatologi Klas II Kupang . 2004 . Data Iklim Kupang dan Sekitarnya Tahun 1995-2004, Lasiana - Kupang Susetyo, S. 1980 . Padang Penggembalaan . Fapet IPB, Bogor
Prosiding Seminar Nasional Sapi Potong - Palu, 24 November 2008
1 39