KOMPETENSI PEGAWAI DAN SIKAP KERJA TERHADAP KINERJA LAYANAN PENGADAAAN BARANG/JASA KABUPATEN BOGOR M. Agus Cholik Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia
[email protected] Abstract. The purpose of this study was to analyze the influence of competence and attitude of employees towards performance of procurement function for Goods / Services in Bogor Regency Office. The results showed, there is a positive and significant impact on the performance of the Employee Competency Office Procurement of Goods / Services Bogor Regency. If the Employee Competence increased, then the causality will improve performance at the Office of Procurement of Goods / Services Bogor Regency. Likewise of the attitudes and when the two variables that appear together. So there needs to be an effort to increase competence and Employee Attitudes on the procurement of goods / services. Keywords: competence, attitude, procurement performance. Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis besarnya pengaruh kompetensi dan sikap pegawai terhadap kinerja Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat pengaruh positif dan signifikan Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Jika Kompetensi Pegawai ditingkatkan, maka secara kausalitas akan meningkatkan Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Begitupula terhadap sikap dan bila kedua variabel itu muncul secara bersama-sama. Sehingga perlu ada upaya peningkatan Kompetensi dan Sikap Pegawai atas proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa. Kata kunci: kompetensi, sikap, kinerja pengadaan. Pengadaan barang/jasa di Kabupaten Bogor dilaksanakan oleh Kantor Layanan Pengadaaan Barang/Jasa yang bertujuan untuk membangun sistem yang dapat meminimalisir terjadinya penyimpangan/kekeliruan dalam pengadaan barang/jasa, menghasilkan pengadaan barang/jasa yang bernilai tinggi dengan biaya yang ekonomis melalui tahapan yang efektif dan efisien, melaksanakan proses pengadaan melalui persaingan yang sehat, terbuka dan transparan serta berkeadilan dengan menjunjung tinggi akuntabilitas, serta menerapkan pengadaan barang/jasa di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor secara menyeluruh dengan sistem eprocurement. Pengadaan barang/jasa di dasari pada Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa yang menjelaskan Pengadaan barang/jasa Pemerintah selanjutnya disebut dengan pengadaan barang/jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Satuan
Kerja Perangkat Daerah yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. Dengan semakin meningkatnya Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) setiap tahunnya, maka akan semakin diikuti peningkatan belanja barang dan jasa. Peningkatan belanja barang/jasa ini akan diikuti juga dengan permaslahan yang timbul, seperti: (1) Adanya program dan kegiatan pemerintah yang tidak tepat waktu, tidak tepat sasaran; (2) Masih adanya penggelembungan harga dalam penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS); (3) Proses pemilihan (tender) penyedia barang/jasa yang tidak sesuai prosedur; (4) Penyusunan Kontrak (perjanjian) yang tidak sesuai ketentuan; (5) Tidak maksimalnya hasil kerja penyedia barang/jasa; (6) Masih kurangnya jumlah personil yang memiliki sertifikasi Pengadaan Barang/Jasa; dan (7) Adanya perubahan regulasi yang berhubungan dengan Pengadaan Barang/Jasa.
Untuk itu pengadaan barang/jasa membutuhkan pegawai yang kompeten pada bidang keahliannya. Seperti yang di atur pada Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 yang menyebutkan Pejabat/Panitia Pengadaan adalah personil yang memiliki keahlian Pengadaaan Barang/Jasa yang melaksanakan pengadaan Barang/Jasa. Selanjutnya sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah adalah tanda bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuan profesi di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah yang dikeluarkan Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Kondisi pegawai Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa kurang didukung oleh kompetensi seperti latar belakang pendidikan yang kurang sesuai dengan tuntutan pekerjaan, sehingga pengadaan barang dan jasa kurang berlangsung optimal. Permasalahan lainnya, kurangnya sikap kerja para pegawai dalam mengimplementasikan kebijakan pengelolaan barang/jasa pada administrasi pemerintahan daerah yang transparan, produktif, efektif, efisien dan akuntabel. Sikap kerja pegawai pada kebijakan pengelolaan barang/jasa terutama diperlukan untuk menyikapi, mengatasi dan sekaligus mengantisipasi terjadinya penyimpangan pada perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penyediaan barang/jasa pada organisasi satuan-satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Pemerintahan, Ndraha (2003: 5) mengemukakan Pemerintahan adalah sebuah sistem multiproses yang bertujuan memenuhi dan melindungi kebutuhan dan tuntutan yang diperintah akan jasa publik dan layanan sipil. Lebih jauh Ndara (2003: 344) Pemerintahan diartikan: Sebagai proses pemenuhan dan perlindungan tuntutan yang diperintah (rakyat, masyarakat, manusia) akan jasa publik yang tidak diprivatisasikan dan layanan civil tepat pada saat yang diperlukan oleh yang bersangkutan Pemerintah merupakan lembaga yang berkewajiban memenuhi kebutuhankebutuhan itu. Selanjutnya dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang pemerintahan Daerah menyebutkan Pemerintahan Daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan ugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Dengan demikian Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Sintesis administrasi pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan pemerintahan di daerah dengan berdasarkan prinsip desentralisasi yaitu adanya penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah untuk mengatur dan mengurus penyelenggaraan pemerintahan daerah dan kepentingan masyarakat di daerah. Tujuan penelitian yang dipilih kajian Pengaruh Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja terhadap Kinerja Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor sebagai berikut: (1) Menganalisis besarnya pengaruh kompetensi pegawai terhadap kinerja Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor; (2) Menganalisis besarnya pengaruh sikap kerja pegawai terhadap kinerja Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor; dan (3) Menganalisis besarnya pengaruh kompetensi pegawai dan sikap kerja secara bersama-sama terhadap kinerja Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Pendekatan Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Kuantitatif yang dilakukan dengan analisis data kuantitatif sebagaimana dimaksud oleh Irawan, (2002: 172), adalah analisis data kuantitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap data yang berbentuk angka, yang merupakan representasi dari kuantita (kuantita murni) maupun angka yang merupakan hasil dari konversi data kualitatif (yakni data kualitatif yang dikuantifikasikan). Selanjutnya, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatory (explanatory research). Penelitian ini diuraikan dengan model penelitian sebagai berikut: (gambar 2.5) Operasionalisasi variabel Kompetensi Pegawai, variabel Sikap Kerja, dan variabel Kinerja Kantor Layanan Pengadaan
Kompetensi Pegawai Dimensi: 1. Pengetahuan 2. Keterampilan 3. Konsep diri dan Nilai-nilai 4. Karakteristik Pribadi 5. Motif Kinerja Kantor Pelayanan Pengadaan Barang/jasa Sumber Palan (2008: 9)
Dimensi 1. Kinerja operasional (operating performance) 2. Kinerja administrative (administrative performance) 3. Kinerja strategik (strategic performance)
Sikap Kerja Sumber Moeheriono (2010: 63 )
Dimensi 1. Kognitif 2. Afektif 3. Behavioral
Sumber Robbins (2006: 93)
Gambar 2.5 Model Penelitian Barang/Jasa terlihat pada tabel kisi-kisi operasional variabel berikut: (tabel 4.1) Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Data Sekunder. Studi kepustakaan dilakukan untuk menguasai teori-teori serta berbagai informasi yang dapat mengungkapkan masalah-masalah yang dijadikan obyek penelitian. Studi Kepustakaan dilakukan dengan banyak membaca, membahas dan menyerap isi sejumlah buku, dokumen, makalah, diktat serta referensi yang dianggap relevan dalam penelitian ini; (2) Data Primer. Untuk mendapatkan jawaban-jawaban dari para responden penelitian, dilakukan menggunakan instrumen penelitian. Dalam penelitian ini instrumen penelitian berbentuk kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner yang disebarkan tersebut terdiri dari 49 pernyataan serta pertanyaan karakteristik responden. Alat pengumpul data primer dalam penelitian ini adalah Kuesioner Penelitian. Dengan alat pengumpulan data ini, diupayakan dapat menggali responsi dari setiap responden yang menjadi sampel penelitian. Dan sesuai dengan operasionalisasi variabel penelitian, maka Kuesioner Penelitian yang diajukan kepada
responden yang terdiri dari 25 item Pernyataan Variabel Bebas X1; 12 item Pernyataan Variabel Bebas X2; 12 item Pernyataan Variabel Terikat (Y). Jawaban atas pernyataanpernyataan yang diajukan kepada para responden penelitian disusun dengan menggunakan format Skala Likert. Penyusunan skor pilihan jawaban pada setiap Pernyataan menggunakan Skala Likert. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh 28 pegawai Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa beserta 476 orang perwakilan SKPD setingkat Badan/Dinas dan 12 orang perwakilan SKPD setingkat Kantor di Kabupaten Bogor, sehingga total populasi berjumlah 516. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.” Teknik pengambilan sampel mengunakan rumus slovin. Berdasarkan hasil penggunaan rumus Slovin maka diketahui jumlah sampel 84 yang menjadi sumber data primer. Teknik analisis data, terdiri dari Analisis Statistik Deskriptif dan Analisis Statistik Inferensial. Sedangkan Uji Persyaratan Analisis dilakukan melalui uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas. Kemudian pengujian kriteria statistik, melalui uji koefisien regresi parsial (uji t), Uji
Tabel 4.1. Kisi-kisi Operasional Variabel Penelitian Rujukan Teori Variabel Dimensi Indikator 1.1 Pengetahuan Pengadaan Kompetensi a. Pengetahuan Barang Pegawai 1.2 Pengetahuan pengadaan jasa konstruksi 1.3 Pengetahuan Pengadaan Palan X1 jasa konsultansi dan jasa (2008: 9) lainnya 1.4 Pengetahuan mengatasi masalah 1.5 Pengetahuan mengevaluasi b. Keterampilan
c. Konsep diri
dan Nilai-nilai
d. Karakteristik
Pribadi
e. Motif
a. Kognitif Sikap Kerja
2.1 Keterampilan teknis perencanaan Pengadaan barang dan Jasa 2.2 Keterampilan teknis Penyusunan HPS dan Analisis harga 2.3 Keterampilan penyusunan dokumen pemilihan 2.4 Keterampilan Penilaian Dokumen Penawaran 2.5 Keterampilan Peyusunan kontrak 3.1 Kepercayaan diri 3.2 Citra diri 3.3 Etika kerja 3.4 Penyelesaian tugas 3.5 Konsistensi kerja 4.1 Ketenangan 4.2 Potensi diri 4.3 Kejujuran 4.4 Semangat kerja 4.5 Tanggungjawab 5.1 Motif bekerjasama dengam pimpinan 5.2 Motif bekerjasama antar pegawai 5.3 Partisipatiif 5.4 Motif berprestasi 5.5 Solidaritas dengan rekan sekerja. 1.1 Kebijakan pimpinan 1.2 Integritas kerja 1.3 Aturan kerja
Item
Jml
1
5
2 3
4 5
6
5
7
8
9 10
11 12 13 14 15
5
16 17 18 19 20
5
21
5
22 23 24 25 1 2 3
4
Rujukan Teori Variabel Robbins
Dimensi
X2
Moeheriono (2010: 63)
Y
Item
Jml
1.4 Budaya kerja
4
2.1 Defragmentasi 2.2 Pola kerja 2.3 Target kerja 2.4 Evaluasi kerja
5 6 7 8
4
c. Perilaku
3.1 Motivasi kerja 3.2 Besarnya gaji 3.3 Besarnya Penghargaan 3.4 Sikap bekerja.
9 10 11 12
4
a. Kinerja operasional (operating performance)
1.1 Dukungan anggaran 1.2 Dukungan SDM 1.3 Dukungan Teknologi 1.4 Dukungan kebijakan
1 2 3 4
4
2.1 Pengadaan barang/jasa 2.2 Penilaian barang/jasa 2.3 Pengelolaan administrasi barang/jasa 2.4 Verifikasi pertangungjawaban
5 6 7
4
b. Kinerja administrative (administrativ e performance)
b.
Afektif
(2006: 93)
Kinerja Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa
Indikator
c. Kinerja strategik (strategic performance)
Koefisien Regresi simultan (Uji F) dan Uji Koefisien Determinasi (R2)
3.1 Ketepatan Visi 3.2 Ketepatan Misi 3.3 Ketepatan Tujuan 3.4 Ketepatan Sasaran.
8
9 10 11 12
4
penelitian sebanyak 84 responden didapat r tabel sebesar 0,213 (lampiran 14). Hasil pengujian validitas sebagai berikut :
HASIL PENELITIAN Pengujian Validitas Instrumen Penelitian Pengujian validitas instrumen penelitian, untuk mengetahui koefisien korelasi validitas pada setiap item kuesioner penelitian dilakukan penghitungan dengan menggunakan program statistik SPSS Versi 21.0 for windows pada tabel Item-Total Statistic kolom Corrected Item-Total Correlation. Kriterianya jika r hitung lebih besar dari r tabel berarti valid, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel berarti tidak valid. Berdasarkan taraf kepercayaan (df) yang dipilih sebesar 95 persen dan alpha 5 persen dengan jumlah sampel
Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Pegawai Hasil pengujian koefisien korelasi validitas kolom Corrected Item-Total Correlation diketahui bahwa hasil penghitungan koefisien validitas seluruh item kuesioner penelitian variabel Kompetensi Pegawai lebih besar dari r Tabel sebesar 0,213. Interpretasinya, hasil valid tersebut bermakna bahwa indikator-indikator penelitian dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data untuk mengukur masingmasing variabelnya. Hasil Uji Validitas Variabel Sikap Kerja
Hasil pengujian koefisien korelasi validitas kolom Corrected Item-Total Correlation diketahui bahwa hasil penghitungan koefisien validitas seluruh item kuesioner penelitian variabel Sikap Kerja lebih besar dari r Tabel sebesar 0,213. Interpretasinya, hasil valid tersebut bermakna bahwa indikator-indikator penelitian dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data untuk mengukur masingmasing variabelnya. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor Hasil pengujian koefisien korelasi validitas kolom Corrected Item-Total Correlation diketahui bahwa hasil penghitungan koefisien validitas seluruh item kuesioner penelitian variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor lebih besar dari r Tabel sebesar 0,213. Interpretasinya, hasil valid tersebut bermakna bahwa indikator-indikator penelitian dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data untuk mengukur masing-masing variabelnya. Reliabilitas Instrumen Penelitian Pengujian dengan kriteria jika r hitung < 0,60 berarti tidak reliabel dan jika r hitung > 0,60 berarti reliabel. Hasil pengujian adalah sebagai berikut: (1) Koefisien reliabilitas alpha untuk variabel Kompetensi Pegawai (X1) yang diperoleh sebesar 0,816 (lampiran 5) Karena Koefisien Reliabilitas atau 0,816 lebih besar dari angka penguji 0,60, maka hasil pengujian reliabilitas pada variabel Kompetensi Pegawai dapat dinyatakan reliabel atau dapat diandalkan; (2) Koefisien reliabilitas alpha untuk variabel Sikap Kerja (X2) yang diperoleh sebesar 0,722 (lampiran 6). Karena Koefisien Reliabilitas atau 0,722 lebih besar dari angka penguji 0,60, maka hasil pengujian reliabilitas pada variabel Sikap Kerja dapat dinyatakan reliabel atau dapat diandalkan; dan (3) Koefisien reliabilitas alpha untuk variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor (Y) yang diperoleh sebesar 0,704 (lampiran 7). Karena Koefisien Reliabilitas atau 0,704 lebih besar dari angka penguji 0,60, maka hasil pengujian reliabilitas pada variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten
Bogor dapat dinyatakan reliabel atau dapat diandalkan. Interpretasi hasil pengujian reliabelitas ketiga variabel, hasil yang didapat reliabel yang bermakna bahwa indikator-indikator penelitian yang dipergunakan sebagai alat ukur dapat diandalkan untuk mengukur masing-masing variabel. Analisis Deskriptif Kompetensi Pegawai Gambaran umum penilaian responden terhadap Kompetensi Pegawai terlihat dari distribusi data yang terdapat pada lampiran 8, terlebih dahulu dikelompokkan ke dalam interval kelas. Pengelompokkan ini diambil menurut nilai terendah sampai nilai tertinggi. Dengan demikian diperoleh rentang empiris antara 59 sampai 110 dengan rentang (range) 51. Kemudian dari hasil analisis data diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 91,39, median 93,00, modus 93, standar deviasi 10,909 dan varians 119,012. Penyusunan distribusi frekuensi menurut aturan Sturges untuk data Kompetensi Pegawai diperoleh 7 kelas interval dan panjang kelasnya 7, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut: (tabel 5.7) Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa skor rata-rata sebanyak 21 responden atau 25,00%, skor di bawah rata-rata sebanyak 25 responden atau 29,76% dan skor di atas ratarata sebanyak 38 responden atau 45,24%. Untuk lebih memperjelas penyajian distribusi frekuensi variabel Kompetensi Pegawai, maka disajikan juga dalam bentuk histogram seperti pada grafik berikut: (grafik 5.1) Grafik histogram 5.1 tersebut menunjukkan adanya garis melengkung simetris membentuk sebuah lonceng. serta median dan modus mendekati rata-ratanya. Hal ini menunjukkan bahwa data Kompetensi Pegawai berdistribusi normal. Analisis Distribusi Data Sikap Kerja Gambaran umum penilaian responden terhadap Sikap Kerja terlihat dari Distribusi terlihat yang terdapat pada lampiran 9 terlebih dahulu dikelompokkan ke dalam interval kelas. Pengelompokan ini diambil menurut nilai terendah sampai nilai tertinggi. Dari data tersebut, diperoleh rentang empiris antara 25
Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Kompetensi Pegawai (X1) Frekuensi Frekuensi No.Kelas Interval Kelas Absolut (%) Kumulatif (%) 1 59 - 65 2 2,38 2 2,38 2 66 - 72 4 4,76 6 7,14 3 73 - 79 7 8,33 13 15,48 4 80 - 86 12 14,29 25 29,76 5 87 - 93 21 25,00 46 54,76 6 94 - 101 23 27,38 69 82,14 7 102 - 110 15 17,86 84 93,33 Total 84 100
Sumber : Diolah dari hasil penelitian Grafik 5.1. Histogram Kompetensi Pegawai (X1) Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Sikap Kerja (X2) Frekuensi Frekuensi No.Kelas Interval Kelas Absolut (%) Kumulatif (%) 1 25 - 28 3 3,57 3 3,57 2 29 - 32 5 5,95 8 9,52 3 33 - 36 3 3,57 11 13,10 4 37 - 40 25 29,76 36 42,86 5 41 - 44 16 19,05 52 61,90 6 45 - 48 16 19,05 68 80,95 7 49 - 55 16 19,05 84 93,33 Total 84 100 sampai 55 dengan rentang (range) 30. Kemudian dari hasil analisis data diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 41,99, median 42,00, modus 37, standar deviasi 6,753 dan varians 45,602. Penyusunan distribusi frekuensi menurut aturan Sturges untuk data variabel Sikap Kerja diperoleh 7 kelas interval dan panjang kelasnya
4, yang distribusi frekuensinya tampak pada tabel berikut: (tabel 5.8) Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa skor rata-rata sebanyak 16 responden atau 19,05%, skor di bawah rata-rata sebanyak 36 responden atau 42,86% dan skor di atas ratarata sebanyak 32 responden atau 38,09%. Untuk lebih memperjelas penyajian distribusi frekuensi variabel Sikap Kerja, maka
Sumber : Diolah dari hasil penelitian Grafik 5.2. Histogram Sikap Kerja (X2) Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor (Y) Frekuensi Frekuensi No.Kelas Interval Kelas Absolut (%) Kumulatif (%) 1 26 - 29 3 3,57 3 3,57 2 30 - 33 9 10,71 12 14,29 3 34 - 37 13 15,48 25 29,76 4 38 - 41 16 19,05 41 48,81 5 42 - 45 16 19,05 57 67,86 6 46 - 49 17 20,24 74 88,10 7 50 - 55 10 11,90 84 93,33 Total 84 100
disajikan juga dalam bentuk histogram seperti pada grafik berikut: (grafik 5.2) Grafik histogram 5.2 tersebut menunjukkan adanya garis melengkung simetris membentuk sebuah lonceng, serta median dan modus mendekati rata-ratanya. Hal ini menunjukkan bahwa data Sikap Kerja berdistribusi normal. Analisis Distribusi Data Variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor Gambaran umum penilaian responden terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor terlihat dari distribusi data yang terdapat pada lampiran 10, maka terlebih dahulu dikelompokkan ke dalam interval kelas. Pengelompokan ini diambil menurut nilai
terendah sampai nilai tertinggi. Dari data Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor, diperoleh rentang empiris antara 26 sampai 55 dengan rentang (range) 29. Kemudian dari hasil analisis data diperoleh skor rata-rata (mean) sebesar 41,35, median 42,00, modus 42, standar deviasi 6,641 dan varians 44,108. Penyusunan distribusi frekuensi menurut aturan Sturges untuk data variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor diperoleh 7 kelas interval dan panjang kelasnya 4, yang distribusi frekuensinya dapat dilihat pada tabel berikut: (tabel 5.9) Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa skor rata-rata sebanyak 16 responden atau 19,05%, skor di bawah rata-rata sebanyak
Sumber : Diolah dari hasil penelitian Grafik 5.3. Histogram Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor (Y)
Grafik 5.4 Normal Plot
25 responden atau 29,76% dan skor di atas ratarata sebanyak 43 responden atau 51,19%. Untuk lebih memperjelas penyajian distribusi frekuensi variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor, maka disajikan juga dalam bentuk histogram seperti pada grafik berikut: (gambar 5.3) Grafik histogram 5.3 tersebut menunjukkan adanya garis melengkung simetris membentuk sebuah lonceng, serta median dan modus mendekati rata-ratanya. Hal ini menunjukkan bahwa data Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor berdistribusi normal. Uji Persyaratan Analisis
Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan unruk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal yaitu dengan analisis grafik. Dasar pengambilan keputusan adalah: Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal. Sebaliknya jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, tidak menunjukkan pola distribusi normal. (lihat grafik 5.4)
Grafik 5.5. Hasil Uji Linieritas Tabel 5.10. Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Durbin-Watson a 1 ,794 ,631 1,937 a. Predictors: (Constant), Sikap Kerja, Kompetensi Pegawai b. Dependent Variable: Kinerja Berdasarkan grafik 5.4 normal plot tersebut di atas terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Grafik ini menujukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi pengaruh Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor menunjukkan pola distribusi normal Uji Linieritas Uji linieritas model regresi antara variabel bebas X1 dan X2 dengan variabel terikat Y menggunakan SPSS dengan melihat grafik scatterplot. Kriteria jika sebaran data akan berada mulai dari kiri bawah lurus ke arah kanan atas maka dapat dikatakan data membentuk garis linier, dan sebaliknya jika sebaran data tidak menyebar dari kiri bawah lurus ke arah kanan atas maka dapat dikatakan data tidak membentuk garis linier. (lihat grafik 5.5) Berdasarkan grafik tersebut di atas, terlihat sebaran data membentuk arah garis lurus dari kiri bawah ke kanan atas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor mempunyai
bentuk yang linier. Oleh karena itu asumsi model regresi harus linier terpenuhi. Uji Autokorelasi Menguji apakah terdapat autokorelasi atau tidak dalam model regresi penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW Test). Ketentuannya menurut Sarwono (2012:115) adalah terjadi autokorelasi jika nilai DurbinWatson = 1 < DW > 3. Hasil perhitungan Durbin-Watson statistik dapat diketahui pada tabel berikut: (tabel 5.10) Berdasarkan hasil penghitungan seperti tampak pada tabel di atas diketahui nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 1,937. Oleh karena nilai DW berada di atas 1 dan lebih kecil dari 3 atau 1 < 1,937 < 3, maka tidak ada autokorelasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ganda antara variabel bebas Kompetensi Pegawai (X1), dan Sikap Kerja (X2), terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor (Y) tidak terjadi autokorelasi. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (independen).
Tabel 5.11 Hasil Uji Multikolinieritas Correlations Kiner Kompetensi ja Pegawai Kinerja 1,000 ,737 Pearson Kompetensi ,737 1,000 Correlation Pegawai Sikap Kerja ,746 ,744 Kinerja . ,000 Kompetensi ,000 . Sig. (1-tailed) Pegawai Sikap Kerja ,000 ,000 Kinerja 84 84 Kompetensi 84 84 N Pegawai Sikap Kerja 84 84 Sumber : Diolah dari hasil penelitian Batas minimal toleransinya adalah r ≤ 0,80, artinya jika hasil dari koefisien korelasinya kurang dari atau sama dengan 0,80 tidak terjadi gejala multikolinieritas. (lihat tabel 5.11) Berdasarkan hasil penghitungan seperti tampak pada tabel di atas diketahui nilai korelasi antar variabel bebas, yaitu antara variabel bebas Kompetensi Pegawai (X1), dan Sikap Kerja (X2) adalah sebesar 0,744. Oleh karena nilai antar antara variabel bebas Kompetensi Pegawai (X1), dan Sikap Kerja (X2) lebih kecil dari 0,80 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam regresi antara variabel bebas Kompetensi Pegawai (X1), dan Sikap Kerja (X2) terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor (Y) tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji model regresi yang menunjukkan ada tidaknya kesamaan varians (heteroskedastisitas) dari satu residual pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
Sikap Kerja ,746 ,744 1,000 ,000 ,000 . 84 84 84
adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat grafik scatterplot. Melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya yaitu SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisisnya, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (lihat grafik 5.6) Berdasarkan grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Dengan demikian asumsi yang menyatakan bahwa dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas dapat diterima.
Grafik 5.6. Scatterplot Heteroskedastisitas Tabel 5.12. Hasil pengukuran koefisien korelasi dan koefisien determinasi Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor Model Summary Model R R Square Adjusted R Square a 1 ,737 ,543 ,537 a. Predictors: (Constant), Kompetensi Pegawai
Pengujian Kriteria Statistik Pengaruh Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor Berdasarkan pengolahan statistik dengan program SPSS 21 for windows diperoleh hasil: (tabel 5.12) Hasil pengukuran koefisien korelasi menunjukkan bahwa hubungan yang terjalin di antara variabel Kompetensi Pegawai dengan variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor mencapai 0,737 yang diinterpretasikan Kuat karena terletak antara 0,60 – 0,799 pada intrepretasi nilai r. Selanjutnya, Koefisien korelasi ini terbilang positif dan sangat signifikan. Artinya, di antara variabel Kompetensi Pegawai dengan variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor terjalin suatu mekanisme hubungan kausalitas. Hasil penghitungan statistik Koefisien Determinasi (r2) atau R square diketahui bahwa Koefisien Determinasi di antara variabel Kompetensi Pegawai dengan variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor mencapai 0,543. Artinya,
Std. Error of the Estimate 4,518
54,3% keragaman Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor dapat dijelaskan dari variabel Kompetensi Pegawai, dan atau besaran kontribusi variabel Kompetensi Pegawai terhadap variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor mencapai 54,3%. Sisanya sebesar 45,7% merupakan kontribusi faktor-faktor lain terhadap variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor, namun tidak diteliti. (lihat tabel 5.13) Berdasarkan tabel 5.13 diketahui bahwa persamaan regresi sederhana Ŷ = 0,353 + 0,449X1. Hasil pengukuran persamaan regresi sederhana menunjukkan bahwa pengaruh variabel Kompetensi Pegawai terhadap variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor mencapai (b) = 0,449. Koefisien regresi ini terbilang positif, dan signifikan, serta bermakna: Apabila Kompetensi Pegawai ditingkatkan atau meningkat, maka peningkatan Kompetensi Pegawai tersebut akan diikuti dengan peningkatan Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor.
Tabel 5.13. Hasil Pengukuran Koefisien Regresi Sederhana Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor
Model
(Constant) Kompetensi Pegawai a. Dependent Variable: Kinerja 1
Coefficientsa Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Beta Error ,353 4,184 ,084 ,933 ,449 ,045 ,737 9,867 ,000
Tabel 5.14. Hasil pengukuran koefisien korelasi dan koefisien determinasi Sikap Kerja terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor Model Summary Model R R Square Adjusted R Square 1 ,746a ,557 ,551 a. Predictors: (Constant), Sikap Kerja
Std. Error of the Estimate 4,449
Sumber : Diolah dari hasil penelitian
Pengaruh Sikap Kerja Terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor Berdasarkan pengolahan statistik dengan program SPSS 21 for windows diperoleh hasil sebagai berikut: (tabel 5.14) Hasil pengukuran koefisien korelasi menunjukkan bahwa hubungan yang terjalin di antara variabel Sikap Kerja dengan variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor mencapai 0,746 yang diinterpretasikan Kuat karena terletak antara 0,60 – 0,799 pada intrepretasi nilai r. Selanjutnya, Koefisien korelasi ini terbilang positif, signifikan dan kuat. Artinya, di antara variabel Sikap Kerja dengan variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor terjalin suatu mekanisme hubungan kausalitas. Berdasarkan hasil penghitungan statistik Koefisien Determinasi (r2) atau R square diketahui bahwa Koefisien Determinasi di antara variabel Sikap Kerja dengan variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor mencapai 0,557.
Artinya, 55,7% keragaman Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor dapat dijelaskan dari variabel Sikap Kerja, dan atau besaran kontribusi variabel Sikap Kerja terhadap variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor mencapai 55,7%. Sisanya 44,3% merupakan kontribusi faktor-faktor lain terhadap variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor, namun tidak diteliti. (lihat tabel 5.15) Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa persamaan regresi sederhana Ŷ = 10,535 + 0,734X2. Hasil pengukuran persamaan regresi sederhana ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel Sikap Kerja terhadap variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor mencapai (b) = 0,734. Koefisien regresi ini terbilang positif, kuat dan signifikan, serta bermakna : Apabila Sikap Kerja ditingkatkan atau meningkat, maka peningkatan tersebut akan diikuti dengan peningkatan Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor.
Tabel 5.15.Hasil Pengukuran Koefisien Regresi Sederhana Sikap Kerja terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor
Model
Coefficientsa Unstandardized Coefficients B 10,535 ,734
(Constant) 1 Sikap Kerja a. Dependent Variable: Kinerja
Std. Error 3,075 ,072
Standardize d Coefficients Beta
t
Sig.
3,426 ,001 ,746 10,14 ,000 7
Tabel 5.16. Hasil Pengukuran Koefisien Korelasi Ganda dan Koefisien Determinasi Ganda Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja Secara Bersama-sama Terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate a 1 ,794 ,631 ,621 4,086 a. Predictors: (Constant), Sikap Kerja, Kompetensi Pegawai b. Dependent Variable: Kinerja Pengaruh Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor Berdasarkan pengolahan statistik dengan program SPSS 21 for windows diperoleh hasil sebagai berikut: (tabel 5.16) Hasil pengukuran koefisien korelasi ganda menunjukkan bahwa hubungan yang terjalin di antara variabel Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja secara bersama-sama dengan variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor mencapai 0,794 yang diinterpretasikan kuat karena terletak antara 0,60 – 0,799 pada intrepretasi nilai r. Selanjutnya, Koefisien korelasi ini terbilang positif, sangat kuat dan signifikan. Artinya, di antara variabel Kompetensi Pegawai dan variabel Sikap Kerja secara bersama-sama dengan variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor terjalin suatu mekanisme hubungan kausalitas. Berdasarkan hasil penghitungan statistik Koefisien Determinasi (r2) atau R square diketahui bahwa Koefisien Determinasi di
antara variabel Kompetensi Pegawai dan variabel Sikap Kerja secara bersama-sama dengan variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor mencapai 0,631. Artinya, 63,1% keragaman Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor dapat dijelaskan dari variabel Kompetensi Pegawai dan variabel Sikap Kerja secara bersama-sama, dan atau besaran kontribusi variabel Kompetensi Pegawai dan variabel Sikap Kerja secara bersama-sama terhadap variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor mencapai 63,1%. Sisanya sebesar 36,9% merupakan kontribusi faktorfaktor lain terhadap variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor namun tidak diteliti. (lihat tabel 5.17) Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil persamaan regresi ganda Ŷ = 0,398 + 0,248X1 + 0,436X2. Hasil pengukuran persamaan regresi ganda menunjukkan bahwa pengaruh variabel Kompetensi Pegawai terhadap variabel Kinerja pada Kantor Layanan
Tabel 5.17. Hasil Pengukuran Koefisien Regresi Ganda Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor
Model
Coefficientsa Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Beta Error ,398 3,784 ,105 ,917 ,248 ,062 ,407 4,026 ,000
(Constant) Kompetensi 1 Pegawai Sikap Kerja ,436 a. Dependent Variable: Kinerja Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor mencapai (b1) = 0,248 dan pengaruh variabel Sikap Kerja terhadap variabel Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor mencapai (b2) = 0,436. Hasil penghitungan persamaan regresi ganda itu diketahui bahwa kontribusi pengaruh variabel Sikap Kerja lebih besar dari kontribusi pengaruh variabel Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Uji Hipotesis Terdapat 3 Hipotesis (pernyataan) yang diajukan untuk diuji melalui statistik Regresi Sederhana dan statistik Regresi Ganda. Ketiga hipotesis tersebut adalah: (a) H01 : b01 = 0; tidak ada pengaruh positif dan signifikan Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Ha1 : ba1 # 0; terdapat pengaruh positif dan signifikan Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Kriteria pengujian terletak pada tabel coefficient kolom sig, jika sig < α = 0,05 artinya signifikan, maka H01 ditolak dan Ha1 diterima; (b) H02 : b02 = 0; tidak ada pengaruh positif dan signifikan Sikap Kerja terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Ha2 : ba2 # 0; terdapat pengaruh yang positif Sikap Kerja terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Kriteria pengujian terletak pada tabel coefficient kolom sig, jika sig < α = 0,05 artinya signifikan, maka H01 ditolak dan Ha1 diterima;
,099
,443 4,387
,000
dan (c) H03 : b1 = b2 = 0; tidak ada pengaruh positif dan signifikan Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Ha3 : salah satu atau kedua b ≠ 0; terdapat pengaruh positif dan signifikan Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Kriteria pengujian terletak pada tabel ANOVA kolom sig, jika sig < α = 0,05 artinya signifikan, maka H03 ditolak dan Ha3 diterima. Rumusan hipotesis yang telah tersusun ditunjukkan pada hasil uji hipotesis yang dijelaskan dibawah ini: Pengaruh Kompetensi Pegawai Terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor Pengujian Hipotesis dilakukan dengan membandingkan hasil penghitungan nilai signifikan (sig) dengan α = 0,05 pada pengukuran pengaruh variabel bebas X1 terhadap variabel terikat Y. Kriteria hasil pengujian adalah bahwa apabila sig < α = 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya: Terdapat pengaruh positif dan signifikan Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Sebaliknya apabila sig > α = 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor.
Tabel 5.18. Hasil Uji Signifikansi Kompetensi Pegawai Terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor
Model
Coefficientsa Unstandardized Coefficients
(Constant) 1 Kompetensi Pegawai a. Dependent Variable: Kinerja
Standardize t Sig. d Coefficients B Std. Error Beta ,353 4,184 ,084 ,933 ,449 ,045 ,737 9,867 ,000
Tabel 5.19. Hasil Uji Signifikansi Sikap Kerja terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor Coefficientsa Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 10,53 3,075 3,426 ,001 (Constant) 5 1 Sikap ,734 ,072 ,746 10,14 ,000 Kerja 7 a. Dependent Variable: Kinerja Nilai signifikan (sig) yang diperoleh dalam analisa data pengaruh Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor yang terlihat pada tabel berikut. (lihat tabel 5.18) Pada tabel Coefficient di atas, nilai Sig sebesar 0,000. Karena sig < α = 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian teruji bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Pengaruh Sikap Kerja Terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor Pengujian Hipotesis dilakukan dengan membandingkan hasil penghitungan nilai signifikan (sig) dengan α = 0,05 pada pengukuran pengaruh variabel bebas X2 terhadap variabel terikat Y. Kriteria hasil pengujian adalah bahwa apabila sig < α = 0,05,
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya : Terdapat pengaruh positif dan signifikan Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Sebaliknya apabila sig > α = 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya : Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Nilai signifikan (sig) yang diperoleh dalam analisa data pengaruh Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor yang terlihat pada tabel berikut. (lihat tabel 5.19) Pada tabel Coefficient di atas, nilai Sig sebesar 0,000. Karena sig < α = 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian teruji bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Sikap Kerja terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor.
Tabel 5.20. Hasil Uji Signifikansi Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja Secara Bersamasama Terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor ANOVAa Model Sum of df Mean Square F Squares 2308,544 2 1154,272 69,13 Regression 1 1 Residual 1352,444 81 16,697 Total 3660,988 83 a. Dependent Variable: Kinerja b. Predictors: (Constant), Sikap Kerja, Kompetensi Pegawai Pengaruh Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja Secara Bersama-sama Terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor Pengujian Hipotesis dilakukan dengan membandingkan hasil penghitungan nilai signifikan (sig) pada ANOVA dengan α = 0,05 pada pengukuran pengaruh variabel bebas X1 dan variabel bebas X2 secara bersama-sama terhadap variabel terikat Y. Kriteria hasil pengujian adalah bahwa apabila sig < α = 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya : Terdapat pengaruh positif dan signifikan Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Sebaliknya apabila sig > α = 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya: Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Nilai signifikan (sig) yang diperoleh dalam analisa data pengaruh Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor yang terlihat pada tabel berikut: (tabel 5.20) Pada tabel ANOVA di atas, nilai Sig sebesar 0,000. Karena sig < α = 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian teruji bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor.
Sig. ,000b
Pembahasan Pokok-pokok hasil pengukuran dan pengujian ketiga hipotesis tersebut dijelaskan sebagai berikut: Hasil Pengaruh Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor Berdasarkan perhitungan data statistik diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara Kompetensi Pegawai dengan Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor sebesar 0,737 terbilang Kuat. Besarnya pengaruh Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor sebesar 0,449 yang ditunjukkan oleh persamaan regresi sederhana Ŷ = 0,353 + 0,449X1. Hasil penelitian ini juga sejalan dan didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mondiani yang mengemukakan Terdapat pengaruh Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja. Pengaruh tersebut bermakna bahwa jika Kompetensi Pegawai tersebut ditingkatkan atau meningkat maka peningkatan tersebut akan diikuti dengan peningkatan Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Hasil penelitian yang di dapat dengan pernyataan Terdapat Pengaruh positif dan signifikan Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja. Jika dibandingkan dengan hasil Adriawan (2013) yang disajikan layak dianggap relevan, karena menggunakan variabel Kompetensi Pegawai dan variabel Kinerja. Dari telaah hasil penelitian diperoleh perbandingan hasil penelitian penulis pada hipotesis
dijelaskan secara konseptual dan dijelaskan secara deskriptif, sedangkan hasil penelitian Adriawan Dari telaah hasil penelitian diperoleh beberapa catatan berikut: Pertama, hasil analisis pengukuran dan pengujian hipotesis telah dijelaskan secara konseptual, tetapi tidak diperkaya dengan analisis deskriptif yang merujuk pada dimensi-dimensi kajian dan indikator-indikator penelitian. Kedua, tersaji suatu konsep yang jelas dalam peningkatan kinerja yang layak dijadikan konstribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Hasil Pengaruh Sikap Kerja terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor Berdasarkan perhitungan data statistik diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara Sikap Kerja dengan Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor sebesar 0,746 terbilang Kuat. Besarnya pengaruh Sikap Kerja terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor sebesar 0,734 yang ditunjukkan oleh persamaan regresi sederhana Ŷ = 10,535 + 0,734X2. Hasil penelitian ini juga sejalan dan didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Permadi yang mengemukakan Terdapat pengaruh Sikap Kerja terhadap Kinerja. Pengaruh tersebut bermakna bahwa jika Sikap Kerja tersebut ditingkatkan atau meningkat maka peningkatan tersebut akan diikuti dengan peningkatan Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Hasil penelitian yang di dapat dengan pernyataan Terdapat Pengaruh positif dan signifikan Sikap Kerja terhadap Kinerja. Jika dibandingkan dengan hasil Permadi (2013) yang disajikan layak dianggap relevan, karena menggunakan variabel Sikap Kerja dan variabel Kinerja. Dari telaah hasil penelitian diperoleh perbandingan hasil penelitian penulis pada hipotesis dijelaskan secara konseptual dan dijelaskan secara deskriptif, sedangkan hasil penelitian Adriawan Dari telaah hasil penelitian diperoleh beberapa catatan berikut: Pertama, hasil analisis pengukuran dan pengujian hipotesis telah dijelaskan secara konseptual, tetapi diperkaya dengan analisis deskriptif yang merujuk pada dimensi-dimensi kajian dan
indikator-indikator penelitian. Kedua, tersaji suatu konsep yang jelas dalam peningkatan kinerja yang layak dijadikan konstribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Hasil Pengaruh Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor Berdasarkan perhitungan data statistik diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara Kompetensi Pegawai dan Sikap kerja dengan Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor sebesar 0,794 terbilang Kuat. Besarnya pengaruh Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor sebesar 0,248 dan besarnya pengaruh Sikap Kerja terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor sebesar 0,436, besaran pengaruh tersebut ditunjukkan oleh persamaan regresi berganda Ŷ = 0,398 + 0,248X1 + 0,436X2 Hasil penelitian ini juga sejalan dan didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adriawan dan Permadi yang mengemukakan Terdapat Pengaruh Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja terhadap Kinerja. Pengaruh tersebut bermakna bahwa jika Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja secara bersama-sama tersebut ditingkatkan atau meningkat maka peningkatan tersebut akan diikuti dengan peningkatan Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Hasil penelitian yang disajikan layak dianggap relevan dengan rancangan penelitian yang hendak dilaksanakan, karena sama-sama menggunakan variabel Kompetensi pegawai dan variabel Sikap Kerja yang berpengaruh terhadap Kinerja. Dari telaah hasil penelitian diperoleh beberapa catatan berikut: hasil analisis pengukuran dan pengujian hipotesis telah dijelaskan secara konseptual. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan yang didapat dari pengaruh Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor sebagai berikut: (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan
Kompetensi Pegawai terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Jika Kompetensi Pegawai ditingkatkan, maka secara kausalitas akan meningkatkan Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor; (2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan Sikap Kerja terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Jika Sikap Kerja ditingkatkan, maka secara kausalitas akan meningkatkan Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor; (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Jika Kompetensi Pegawai dan Sikap Kerja secara bersama-sama ditingkatkan, maka secara kausalitas akan meningkatkan Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Saran-saran untuk meningkatkan Kinerja pada Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor, yaitu: (1) Kepada Kepala Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor, disarankan: (a) Melakukan upaya peningkatan Kompetensi Pegawai dengan cara meningkatkan keterampilan teknis pengadaan barang/jasa melalui pendidikan dan pelatihan pada pemahaman proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa; (b) Melakukan upaya peningkatan Sikap Kerja dengan cara meningkatkan aturan kerja pada proses pelaksanaan pengadaan barang yang lebih transparan sehingga tidak adanya penyimpangan pada penilaian barang/jasa; (2) Kepada Pegawai Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor, disarankan: (a) Melakukan upaya peningkatan Kompetensi Pegawai untuk lebih meningkatkan waktu penyelesaian tugas proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa sehingga tidak mempengaruhi kinerja pada intansi pemerintah lainnya yang membutuhkan barang/jasa; (b) Melakukan upaya peningkatan Sikap Kerja dan sinergitas dengan SKPD di Kabupaten Bogor, agar pengadaan barang/jasa sesuai dengan barang/jasa yang dibutuhkan dalam mendukung tugas instansi pemerintah. DAFTAR PUSTAKA
Irawan, Prasetya, 2003, Logika dan Prosedur Penelitian, Pengantar teori dan Panduan praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa Dan Peneliti Pemula, Jakarta : STIA LAN Press. Moeheriono. 2010. PengukuranKinerjaBerbasisKompetensi. Bogor: Ghalia Indonesia. Ndraha, Taliziduhu.2003. Kbybernology: Imu Pemerintahan Baru. Jakarta: Rineka Cipta. Palan, R. 2008. Competence Management-A Practicionser’s Guide (Competency Management, Teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing Organisasi). Penterjemah: Octa Melia Jalal. Jakarta: PPM Robbins, Stephen P, 2006. PerilakuOrganisasi, Jakarta: PT. INDEKS Kelompok Gramedia. Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan PresidenNomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 13 Tahun 2012 tentangPembentukanOrganisasidan Tata Kerja Kantor LayananPengadaanBarang/Jasa. Adriawan, Tesis. 2013,Pengaruh Kompetensi Pegawaidan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Bogor. Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia. Permadi, Dodi. 2013. Pengaruh Pengendalian Pimpinan dan Sikap Kerja terhadap Kinerja pegawai Satuan Polisi Pamong Praja di Kabupaten Bogor. Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia.