!"#$%&'())
Satu Dekade
JAPFA CHESS CLUB Menganyam Prestasi dan Kebersamaan
Daftar Isi: Cover ................................................... 1
Diterbitkan oleh PR Department, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Maret 2011 ! Penanggung Jawab"#$%&'(#)*(+%',*#!#Editor-in-Chief: -.#/,+01(+'#/2'3#!#Kontributor"#4'5'6#71,'#8'9*:*#!#;6'(+1#<1=1,'('#!#-%(>?# -'&'1(+*#!#)%,,?#@1A1?1(+'#!#@%B(1#-.#C*9'(5#!
Sekapur Sirih Sebelum Program JAPFA4Kids diluncurkan, JAPFA sejak lebih dari sepuluh tahun yang lalu JAPFA telah aktif dalam menunjang sejumlah kegiatan olahraga, terutama Catur. Kegiatan bermain catur dapat dengan mudah kita saksikan di banyak tempat di Indonesia, karena praktis kegiatan ini tak memerlukan sarana dan prasarana yang besar. Pada tahun 2000 perusahaan mensponsori JAPFA Classic Chess Tournament Kategori XVI, yang setara dengan pertandingan grandslam di olahraga tennis. Turnamen ini sangat sukses dan sejak itu JAPFA selalu dikaitkan dengan perkembangan olahraga catur di Indonesia. Melalui JAPFA Chess Club (JCC), sejumlah karyawan JAPFA dapat mengembangkan hobbynya untuk bermain catur secara lebih terarah. Dan JCC pun menjadi klub catur yang berpengaruh di pentas catur nasional maupun internasional. Untuk memahami lebih jauh mengenai kiprah JAPFA di olahraga catur, JAPFA4Kids Newsletter mengangkat laporan utama mengenai hal itu. Karena kegiatan ini juga dilibatkan dalam program JAPFA4Kids yang memungkinkan anak-anak untuk bertanding simultan dengan para grandmaster catur dari JCC. Di tahun ini program JAPFA4Kids dikembangkan lagi melalui pelatihan “Dokter Kecil JAPFA”. Tujuan program ini adalah untuk menyiapkan murid-murid untuk lebih siap secara preventif maupun kuratif jika mengalami masalah-masalah kesehatan di sekolah. Suatu program yang sangat relevan setelah mereka memahami masalah penting mengenai gizi. Tak berhenti sampai di sana, bekerjasama dengan harian Sinar Harapan, dibantu pula oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI), telah digelar pula kegiatan “Jurnalis Cilik JAPFA.” Melalui kegiatan ini murid-murid SD belajar untuk memahami pekerjaan jurnalistik. Mereka belajar untuk melakukan observasi di lingkungannya, belajar untuk melaporkan hal-hal yang menarik untuk diberitakan di lembar koran kecil JAPFA. Untuk kelancaran semua program yang memberikan manfaat bagi anak-anak kita semua, kami mengucapkan banyak terima kasih. Semoga upaya kita bersama ini dapat terus memberikan manfaat dan LFHFNCJSBBOCBHJBOBLBOBL*OEPOFTJBt R. Artsanti Alif !"#$%& '(%)"$*(& +& ,-& .*)/0%)$& .1$2& +& 3$4$5& 60*$& 7$8(9(& +& ,"%:;&,$#$0%)(&+&<5$%)0&=0>0*$%$&+&'"**;&?0@0;0%)$&+& ?"A%0&,-&B(8$%4&+
2
Grandmaster Susanto Megaranto melatih anak-anak bertanding catur.
Sekapur Sirih ..................................... 2 Mengerek Merah Putih ...................... 3 Agar tim olahraga Indonesia berkibar di pentas dunia JAPFA akan selalu peduli membantu.
Tubuh Sehat Jiwa Pun Sehat ............. 4 JAPFA ikut membantu sejumlah kegiatan olahraga, terutama catur untuk memberikan kesempatan berperan di level dunia. Juga terus meluaskan program JAPFA4Kids.
Melatih Dokter Kecil JAPFA ............... 6 JAPFA4Kids dikembangkan dengan melatih sejumlah dokter-dokter kecil.
Catur Memberikan Kebahagian ....... 8 Wawancara khusus dengan GM Utut Adianto mengenai peran JAPFA Chess Club.
Melatih Jurnalis Cilik JAPFA ............. 10 Agar anak terlatih melakukan observasi dan senang menulis, JAPFA menggelar pelatihan jurnalis cilik.
Mengukir Prestasi & Kebersamaan.. 12 Catatan dan kenangan kegiatan JAPFA Chess Club di level nasional maupun internasional.
Catur Mengubah Peruntungan ........ 16 Catur mengubah peruntungan GM Susanto Megaranto dari anak desa menjadi grandmaster yang mengelilingi dunia.
Jangan Takut Bermimpi .................... 17 Yayasan Meek Menggandeng JAPFA18 Galeri Foto-foto Kegiatan ............... 20 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) salah satu perusahaan agribisnis terkemuka Indonesia, yang memproduksi pakan ternak dengan merk “Comfeed”. JAPFA memiliki bidang usaha lain, seperti pembibitan ayam, pembibitan dan penggemukan sapi, budidaya perairan, produk konsumen, dan produksi vaksin hewan. Produk-produk konsumen JAPFA seperti SO GOOD, SOZZIS dan SO NICE adalah best brand berdasarkan majalah SWA/MARS. Tahun 2009 dan 2010, majalah Marketing dan Frontier Consulting Group, menetapkan SO GOOD dan SOZZIS sebagai Top Brand dan Top Brand for Kids, untuk katagori nugget dan sausage. Pada tahun yang sama pula, SO GOOD dan SOZZIS memperoleh penghargaan dari majalah SWA dan lembaga penelitian MARS, untuk kategori yang sama. Tahun lalu SOZZIS, SO GOOD, dan susu bantal REAL GOOD mendapatkan posisi teratas untuk katagori sausage, chicken nugget, dan susu berdasarkan survey Majalah SWA dan ONBEE research marketing.
PENGANTAR KOMISARIS UTAMA
Olahraga catur adalah olahraga sederhana, namun menuntut pemainnya untuk berpikir strategis dan taktis.
Mengerek Merah Putih
N
egara ini adalah negara yang besar: penduduk maupun luas daerahnya. Dari Sabang hingga Merauke, dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote, negara ini mempunyai begitu banyak sumberdaya manusia yang seharusnya dapat berperan besar dalam persaingan di lingkup dunia. Namun dalam kenyataannya kita masih belum sepenuhnya mampu bersaing di pentas dunia. Sebagian mungkin karena salah urus, sebagian lagi mungkin karena kita tak punya cukup semangat untuk bersaing. Namun tak akan ada gunanya untuk mencari-cari kesalahan, karena kita harus terus berbuat untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Memahami berbuat lebih baik daripada mencari-cari kesalahan, maka sejak lebih dari satu dekade silam perusahaan telah aktif mendukung sejumlah kegiatan olahraga di tingkat nasional. Di tahun 2000, perusahaan mensponsori JAPFA Classic Tournament yang merupakan pertarungan catur dengan Elo Rating tertinggi di Asia. Sejak itu perusahaan aktif mensponsori kegiatan catur secara nasional dengan membentuk JAPFA Chess Club, dan mensponsori sejumlah pertandingan catur semacam JAPFA Chess Festival. Yang membahagiakan, kegiatan ini ternyata juga mendapat dukungan karyawan yang aktif terlibat dalam sejumlah pertandingan catur.
Olahraga catur memperoleh dukungan perusahaan karena olahraga ini sesungguhnya mendorong pemainnya untuk berpikir panjang, beberapa langkah ke depan, tidak grasa-grusu. Suatu hal yang mencerminkan kemampuan untuk berpikir strategis dan taktis. Perusahaan juga membantu olahraga catur karena olahraga ini tidak terlalu memperoleh perhatian perusahaan lain yang lebih tertarik mensponsori olahraga massal dan popular semacam sepakbola dan bulutangkis. Meskipun begitu, tak hanya catur, perusahaan juga mensponsori sejumlah kegiatan olahraga lainnya seperti balap sepeda, sepak bola, bulutangkis, renang, polo air dan jalan sehat. Dengan ikut mendukung kegiatan olahraga semacam ini perusahaan berharap akan lahir atlitatlit terbaik dari negara ini yang dapat mengharumkan bangsa dan negaranya. Hanya dengan kemauan untuk berbuat, terus berlatih dengan keras dan mengambil kesempatan untuk bertanding, kita dapat meningkatkan prestasi dan mengerek sang Merah Putih ke pentas dunia. Semoga. Jakarta, Maret 2010 Syamsir Siregar Komisaris Utama
3
PENGANTAR JAPFA4Kids
Tubuh Sehat Jiwa Pun Sehat
O
lahraga catur cukup banyak dimainkan oleh anak-anak, remaja maupun dewasa di banyak pelosok Indonesia. Hal ini menjelaskan bermain catur merupakan kegiatan yang menyenangkan. Memahami bahwa olahraga catur dapat dilaksanakan secara sederhana tanpa memerlukan fasilitas yang berlebihan, olahraga ini sesunguhnya dapat dikembangkan. Terlebih lagi olahraga asah otak ini merupakan olahraga yang memungkinkan anak negeri untuk berprestasi di pentas internasional. Indonesia telah memiliki sejumlah Grandmaster Internasional yang cukup disegani di pentas dunia, seperti GM Utut Adianto atau GM Susanto Megaranto. Memahami kenyataan semacam itu PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) memulai upaya mendorong kegiatan catur dengan menjadi sponsor utama JAPFA Classic di tahun 2000. Kejuaraan catur ini mengukir rekor sebagai pertandingan catur dengan elo rating tertinggi (2650) di Asia. Kegiatan menjadi sangat spektakuler karena juara pertamanya dimenangkan oleh GM wanita Judit Polgar. Sejak saat itu JAPFA membentuk kelompok JAPFA Chess Club yang dipimpin langsung oleh GM Utut Adianto. Klub catur yang melibatkan karyawan JAPFA itu juga dilengkapi dengan sejumlah pecatur tangguh seperti GM Susanto Megaranto dan MI Tirta Chandra. Dengan bergabungnya pemain catur tangguh ini di JAPFA Chess Club (JCC), sejumlah prestasi pun ditorehkan oleh mereka. Susanto Megaranto, misalnya, berhasil meraih gelar Grandmaster di usia ke-17, setelah mengikuti sejumlah pertandingan internasional di banyak negara. Kini ia menjadi salah satu pemain catur penting di dunia. Bertarung di level dunia Untuk sampai di sana JAPFA memberikan anak-anak muda ini kesempatan untuk maju dengan memberikan peluang bagi mereka untuk bertanding di level internasional yang tinggi. Di tahun 2005, misalnya, tiga pecatur muda andalan Indonesia GM Susanto Megaranto, Tirta Chandra dan Taufik Halay mengikuti tour keliling Eropa selama dua bulan
4
Panitia JAPFA Classic 2000 bersama Wakil Presiden (saat itu) Megawati Soekarnoputri
untuk menimba ilmu dan mencetak prestasi dengan mengikuti berbagai turnamen catur yang penting. Mereka bertanding melawan pecatur top dunia yang memang kebanyakan bermarkas di Eropa. Di Amsterdam Open misalnya, mereka bertarung dengan pecatur top Belanda seperti GM Sergei Tiviakov (2678), GM Ivan Sokolov (2691), GM Jan Timman (2609) dan lainnya. Di Dieren Open mereka bersaing dengan nama-nama besar GM Viorel Iordachescu (Moldova, 2606), GM Tamas Gelashvili (Georgia, 2579), GM Vyaceslav Ikonnikov (Rusia, 2560) dan lainnya. Di Vlissingen Open mereka bertarung dengan GM Khrisnan Sasikiran (India, 2652), GM Konstantin Landa (Rusia, 2609), GM Ian Roger (Australia, 2569) dan tentu saja namanama Grandmaster yang telah disebutkan sebelumnya. Sementara di Barcelona Open bahkan mereka harus menghadapi Juara Eropa 2005, GM DieterLiviu Nisipeanu (Rumania, 2679) yang pernah mencapai final kejuaraan dunia FIDE di Las Vegas tahun 1999. Lalu apa yang ingin dicapai para pecatur muda Indonesia diantara para pecatur elit dunia? Bagi Susanto,targetnya jelas menambah rating sebanyak mungkin agar dapat masuk barisan elit GM Super dunia dengan rating diatas 2600. Sementara bagi Taufik dan Tirta, targetnya adalah meraih gelar yang lebih tinggi. Suatu hal yang tak mudah untuk diraih tanpa kesempatan
untuk bertarung dengan pecatur elite dunia yang memiliki elo rating di atas 2600. Dengan demikian impian masyarakat Catur Indonesia untuk melihat putra-putra terbaiknya masuk dalam “sirkuit catur internasional” yang berpusat di Eropa dapat terwujud berkat dukungan JAPFA. “Tanpa kesempatan untuk bertarung di level yang tinggi dan sangat kompetitif sulit bagi kita untuk dapat mengembangkan diri,” kata GM Susanto Megaranto. Menurutnya, ia dapat memperoleh gelar Grandmaster karena memperoleh kesempatan dan dukungan dari JAPFA untuk bertarung di level kompetisi yang tinggi. “Dukungan JAPFA memungkinkan saya berprestasi lebih, dan karena itu saya sangat berterima kasih,” tuturnya. Kegembiraan bagi karyawan Tak hanya mendorong untuk menciptakan prestasi tingkat dunia, JCC juga memberikan kesempatan bagi karyawan JAPFA untuk menyalurkan hobby mereka. Rangkaian catur simultan ke unit-unit perusahaan sudah dimulai sejak tahun 2000. Kegiatan yang dimaksudkan untuk ‘menyenangi dan menyalurkan” hobby bermain catur yang ternyata sangat diminati oleh para karyawan. Kegiatan yang sangat ditunggu adalah pertandingan simultan dengan para Grandmaster JCC. Maklum, tentu akan sangat membanggakan jika dapat mengalahkan
mereka, meskipun dengan dikeroyok ramairamai. Cukup banyak unit-unit JAPFA yang sudah melakukan pertandingan semacam itu, dari ujung Barat sampai ujung Timur Indonesia. Dari kegiatan yang sebelumnya untuk ‘bersenang-senang’ ternyata berdampak positif bagi sejumlah karyawan. Dari pelatihan rutin ini telah lahir seorang Master Nasional yakni Pepen Wahyudin, yang berstatus sebagai karyawan JAPFA wilayah Purwakarta. Suatu kehormatan terhadap JAPFA yang komitmennya tak pernah pudar terhadap perkembangan olahraga catur dengan memperoleh keistimewaan dari PERCAJA untuk mengirimkan tiga karyawan hasil seleksi seluruh JAPFA Group untuk diikutkan pada Kejurnas PERCASI. Tim catur JCC pun menjadi klub catur penting secara nasional yang secara rutin memenangkan kompetisi catur nasional seperti kejuaraan utama Percaja, dan Taspen Anniversary Cup. Begitu pula di tingkat internasional JCC pernah menjadi juara III pertandingan catur yunior di Kuala Lumpur, dan Ranking VI Asian Cities Chess Championship, Tagaytay City, Philippina Secara korporat, JAPFA mensponsori sejumlah pertandingan catur yang penting seperti JAPFA Classic, JAPFA Chess Match, Olympiade Catur Junior, Kuala Lumpur dan JAPFA Chess Festival. Untuk memberikan kesempatan bagi para pecatur untuk bertanding dan mengasah kemampuan mereka, JAPFA Chess Festival secara rutin dilaksanakan setiap tahun sekali. “Kita memang konsisten untuk mendukung olahraga catur agar dapat berkembang dan berprestasi di tingkat dunia,” jelas Syamsir Siregar, Komisaris Utama JAPFA. Tak hanya mendukung kegiatan olahraga catur, perusahaan dan anak-anak perusahaan juga ikut mendukung kegiatan olahraga lain, seperti sepakbola, balap sepeda dan
Para peserta pelatihan Dokter Cilik JAPFA !"#$%#&'%#$$%&("(%(")*%#&+"),-.*%,& pelatihan yang berhasil mereka peroleh.
bulutangkis. Hal ini menjelaskan bahwa perusahaan memang peduli untuk membantu mengembangkan kegiatan olahraga agar mampu bersaing di pentas dunia. JAPFA4Kids terus berkembang Kegiatan JAPFA4Kids sendiri terus berkembang. Program “Jurnalis Cilik JAPFA” telah dilangsungkan di Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali. Bekerjasama dengan harian Sinar Harapan dan dibantu pula oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI), kegiatan ini ternyata memberikan kegembiraan tersendiri bagi muridmurid yang terlibat. “Kita tak menduga bahwa ternyata mereka mampu membuat koran cilik hanya dalam waktu sehari,” kata Oyos Saroso HN, dari AJI Lampung. Anak-anak ini sebelumnya diberi pelatihan tentang bagaimana menulis laporan di koran, mengambil foto dan membuat koran dari template yang telah disediakan. Perusahaan memberikan kamera digital ke masing-masing sekolah sehingga memudahkan mereka untuk merancang dan membuat koran cilik versi masing-masing sekolah.
Junita Ciputra mengajar menggambar (kiri) dan bertanding simultan dengan GM Susanto Megaranto (kanan).
Hasil karya mereka ini akan diperlombakan untuk dipilih yang terbaik. Para pemenangnya –seperti pemenang JAPFA4Kids Awards -- juga akan diundang untuk berkunjung ke Ibukota. Mereka akan melakukan studi wisata ke Museum Fatahillah, Pelabuhan Sunda kalapa, Stasiun Kota dan Monumen Nasional. Mereka juga akan mengunjungi Kidzania dan Mall Grand Indonesia, serta menyaksikan proses produksi chicken nugget SO GOOD dan SOZZIS. Bersamaan dengan itu kegiatan JAPFA4Kids juga bertambah dengan dilaksanakannya kegiatan pelatihan “Dokter Kecil JAPFA”. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pemahaman pentingnya asupan gizi bagi anak-anak, dan pentingnya pengelolaan sekolah yang bersih, nyaman dan berdisiplin. Dengan mengikuti pelatihan dokter kecil maka diharapkan sekolahsekolah akan menjadi lebih siap secara preventif maupun kuratif dalam mengatasi masalahmasalah kesehatan. “Kami senang sekali dengan pelatihan semacam ini, karena anak-anak menjadi lebih siap dalam menghadapi masalahmasalah kesehatan yang mungkin terjadi,” kata Zulfida, kepala sekolah SDN 06 Pasir Jambak. Menurutnya pelatihan semacam ini akan membuat anak-anak lebih peduli terhadap masalah kesehatan dan kebersihan. “Hal ini akan memberikan dampak yang sangat baik dan sangat relevan dengan kegiatan JAPFA4Kids sebelumnya,” imbuhnya. Semua upaya ini ditujukan untuk memberikan dukungan bagi anak-anak Indonesia untuk tumbuh-berkembang dengan baik, sehat, cerdas dan berbahagia. Majulah terus anak-anak Indonesia. Kembangkanlah sayapmu, terbanglah tinggi, demi kejayaan dan kemajuan Bangsa dan /FHBSBNV"NJOt R. Artsanti Alif, MIPRA
5
JAPFA4Kids DOKTER KECIL
Melatih Dokter Kecil JAPFA
J
APFA4Kids selama lebih dari tiga tahun terakhir melakukan program pelatihan peduli gizi dan pengecekan kesehatan bagi murid-murid SD, serta pelatihan 5S bagi pengelola sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kebersihan, kenyamanan dan kedisiplinan di sekolah. Kegiatan ini telah membangkitkan antusiasme di kalangan murid-murid dan pengelola sekolah untuk membuat kegiatan belajar dan mengajar semakin menyenangkan. Masing-masing sekolah kemudian berusaha untuk terus mengelola sekolah mereka agar menjadi lebih bersih, nyaman dan menyenangkan. Secara rutin mereka melakukan hal ini karena sekolah-sekolah mereka terus dipantau untuk dapat mengikuti lomba nasional JAPFA4Kids Awards. “Kami sangat antusias dengan kegiatan JAPFA4Kids karena memberi kesempatan bagibagi murid untuk mengembangkan kreativitas mereka dan juga bagi guru-guru untuk lebih meningkatkan kapasitas pengelolaan sekolah,” ujar Zulfida, Kepala SDN 06 Meek OBI Pasir Jambak, Padang. Kegiatan JAPFA4Kids yang kini telah menyebar secara rutin di 13 propinsi itu terus dikembangkan untuk dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi kreativitas anakanak dan pengelolaan sekolah. Untuk dapat memberikan manfaat yang lebih besar, tahun ini mulai diluncurkan pelatihan jurnalis cilik JAPFA yang diikuti dengan sangat gembira oleh anak-anak yang tertarik untuk menulis maupun memotret. Selain itu juga mulai berlangsung pelatihan Dokter Kecil JAPFA, yang sudah digelar di beberapa daerah yang untuk pertama kalinya dilangsung di Cikande, Tangerang bulan Januari lalu. Pelatihan dokter kecil ini sesungguhnya bukan suatu hal yang baru, dan sudah merupakan hal yang sudah cukup lama dilakukan untuk mendorong anak-anak untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya. Hal ini sesungguhnya merupakan tindak lanjut dari pengecekan kesehatan yang selalu dilakukan dalam program JAPFA4Kids untuk mengetahui kondisi kesehatan murid-murid.
6
Berlatih untuk mengatasi kecelakaan (Atas). Jas dokter kecil kebanggaanku (Bawah).
Dalam kegiatan pelatihan dokter kecil ini, sekolah-sekolah yang terlibat memperoleh bantuan peralatan P3K lengkap, alat timbang dan pengukur tinggi badan. Dengan demikian diharapkan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dapat berfungsi sebagaimana seharusnya. Anak-anak yang dilatih sebagai dokter kecil JAPFA dipilih dari anak-anak yang berprestasi di sekolah, berbadan sehat, berpenampilan bersih dan berperilaku sehat serta berbudi perkerti baik dan suka menolong. Melalui
pelatihan dokter kecil ini mereka diharapkan dapat selalu bersikap dan berperilaku sehat sehingga dapat menjadi contoh bagi temantemannya. Mereka juga diharapkan dapat menggerakkan sesama teman untuk bersamasama menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya masing-masing. Untuk sama-sama berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di sekolah dan di rumah. Dengan demikian mereka dapat aktif membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah. Berperan aktif pada kegiatan-kegiatan dalam rangka upaya peningkatan kesehatan di sekolah, seperti Pekan Kebersihan, Pekan Gizi, Pekan Penimbangan berat badan dan tinggi badan, Pekan Kesehatan Gizi, dan Pekan Kesehatan Mata. “Semua kegiatan ini searah dengan program JAPFA4Kids yang mendorong murid-murid dan para guru untuk mengelola sekolah dengan lebih bersih dan lebih nyaman untuk kegiatan belajar,” jelas R. Artsanti, Vice President JAPFA yang mengelola kegiatan JAPFA4Kids. Kegiatan Dokter Kecil Dalam kegiatan sehari-harinya para dokter kecil JAPFA ini diharapkan untuk dapat menggerakkan dan membimbing teman
dalam melaksanakan pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi, pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan serta kegiatan penyuluhan kesehatan. Dengan pelatihan yang telah mereka peroleh, dokter-dokter kecil ini diharapkan dapat membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanan kesehatan di sekolah, antara lain saat mendistribusikan obat cacing atau vitamin. Mereka juga dilatih untuk dapat memberikan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), dan Pertolongan Pertama Pada Penyakit (P3P). Pelatihan mengenai kesehatan diberikan sehingga mereka mampu melakukan pengenalan terhadap tanda-tanda penyakit, kesehatan lingkungan, dan pengamatan kebersihan. Misalnya untuk pengamatan kebersihan Ruang UKS, warung sekolah dan lingkungan sekolah. Hal ini akan sangat membantu program 5S (Seiri/pilah; Seiton/ tata; Seiso/bersihkan; Seiketsu/mantapkan dan Shitsuke/biasakan) yang telah dilatih sebelumnya. Misalnya dalam menjaga kebersihan ruang kelas dan perlengkapannya, kebersihan halaman sekolah, tempat suci, WC, kamar mandi, persediaan air bersih, tempat sampah, saluran pembuangan, termasuk upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Memberikan Manfaat Luas Dengan memberikan pelatihan dokter kecil kepada murid-murid yang tertarik untuk mengikuti program ini, maka diharapkan hal ini akan memberikan manfaat besar bagi mereka. Karena sejak dini mereka telah belajar mengenai aspek-aspek kesehatan, belajar untuk memahami gejala-gejala penyakit dan mampu melakukan pertolong pertama pada kecelakan. Dengan menguasai masalah kesehatan semacam ini maka pengetahuan yang mereka miliki akan bermanfaat bagi diri mereka sendiri, keluarga dan lingkungan di sekitar mereka. Dengan demikian pelatihan dokter kecil ini diharapkan akan meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat. Murid-murid akan memiliki ketrampilan dalam upaya pelayanan kesehatan sederhana. Mereka dapat bertindak sebagai teladan, penggerak dan pendorong hidup sehat bagi kawankawannya. Selain itu diharapkan mereka juga memiliki rasa kepedulian sosial yang tinggi. Dengan hadirnya sejumlah dokter-dokter kecil di sekolah, maka teman-temannya peserta didik yang lain tentu akan dapat tergerak dan terbiasa berperilaku hidup bersih
dan sehat. Apalagi jika para dokter kecil ini dapat memberikan teladan cara hidup sehat, bertanggung-jawab dan berprestasi di sekolah. Hal ini akan memberikan manfaat bagi para guru untuk dapat mencontohkan perilaku hidup sehat dengan memberikan contoh dari apa yang telah dilakukan oleh para dokter kecil itu. Hal ini dapat meningkatkan kerjasama antara guru dengan orang tua murid dan petugas kesehatan dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah. Kegiatan pelatihan dokter kecil ini pun juga akan memberian manfaat bagi orang tua peserta didik karena anak-anak mereka peduli terhadap gizi dan kesehatan. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran orang tua dalam berperilaku hidup bersih dan sehat bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungannya serta mendukung dan berperan aktif dalam kegiatan peningkatan kesehatan anak sekolah. Anakanak yang memahami pentingnya gizi dan
kesehatan tentunya dapat menjadi pendorong agar orang tua mereka tidak merokok dan lebih peduli pada gizi dan kesehatan keluarganya. Jika kegiatan pelatihan gizi, pelatihan 5S dan pelatihan dokter kecil ini bisa berlangsung dengan baik, maka hal ini tentu juga akan memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Masyarakat tentu akan ikut tergerak untuk hidup bersih dan sehat. Semuanya ini akhirnya akan berdampak pada meningkatnya kualitas lingkungan hidup sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Pelatihan dokter kecil JAPFA ini pertama kali diluncurkan di Cikande, Tangerang, bulan Januari lalu dan bulan Februari dilangsungkan di sejumlah sekolah di Sumatera Barat. “Kami tentu saja sangat gembira bahwa pelatihan dokter kecil ini dapat dilangsungkan di sekolah LBNJ wUVUVS;VMöEBTFOBOHt
Bangga dengan seragam Dokter Kecil JAPFA (Atas) dan mengerjakan tugas (Bawah)
7
WAWANCARA KHUSUS
I
a merupakan pecatur Indonesia dengan elo rating tertinggi dan dengan penghargaan internasional terbanyak. Kesetiaannya pada olahraga catur membuatnya tetap menekuni olahraga ini dengan memimpin JAPFA Chess Club, di antara kesibukannya sebagai anggota DPR Republik Indonesia. JAPFA4Kids Newsletter mewawancarai GM Utut Adianto untuk mengetahui lebih jauh pendapatnya mengenai olahraga yang dicintainya itu. Bisa dijelaskan bagaimana awalnya JAPFA bisa terlibat dalam mendukung kegiatan catur di Indonesia?
Utut Adianto (UA): Diawali dengan sederhana, bahwa JAPFA saat itu ingin memberi kontribusi bagi olahraga catur. Apa yang paling mungkin untuk membuat suatu kegiatan yang mengangkat catur Indonesia sekaligus juga JAPFA? Saya menyampaikan ide untuk menggelar pertandingan catur Kategori XVI. Untuk catur, Kategori XVI sama seperti grandslam di tennis, seperti Wimbledon, USA Open, Australia Open, dan France Open. JAPFA Classic dibuat sekelas itu. Karena itu hadir Alexander Khalifman, juara dunia saat itu, mantan juara dunia Anatoly Karpov dan pecatur lain dengan elo rating di atas 2600. Kegiatan ini memperoleh liputan yang dahsyat oleh media massa. Harian Kompas dan media massa yang lain, termasuk televisi memberikan pemberitaan yang positif dan bermanfaat bagi olahraga catur dan perusahaan. Sejak itu JAPFA diasosiasikan dengan catur di Indonesia. Boleh dibilang semua kegiatan catur di Indonesia tidak ada yang tidak bertalian dengan JAPFA. Beberapa bulan kemudian, Oktober 2000 dibentuklah JAPFA Chess Club. Saya merekrut beberapa teman yang sebetulnya tulang punggung tim nasional, seperti alm. Eddy Handoko dan beberapa pemain lain untuk membantu JAPFA Chess Club (JCC). JCC ini memberikan sistem pelatihan buat para karyawan agar mereka dapat lebih menikmati permainan catur. Anda tampaknya bersemangat memberikan pelatihan catur kepada karyawan JAPFA. Kenapa? UA: Karena yang mencintai catur biasanya karyawan menengah bawah. Seperti satpam yang di kandang, di hatchery,
8
Catur Memberikan Kebahagiaan semuanya senang catur. Saat saya keliling ke Banyuwangi, ke Batibati di Kalimantan Selatan, Ujung Pandang, Purwakarta, Bogor, daerah-daerah itu relatif hampir tidak pernah ada event. Nah ketika ada pertandingan catur simultan, mereka senang. Di Tanggamus, Lampung, maupun di kantor utama Lampung mereka merasa senang bisa bermain catur bersama-sama. Mereka merasa menjadi satu, merasa diperhatikan oleh manajemen. Hal ini tentu merupakan feedback yang positif. Feedback yang lain juga terasa di tingkat nasional bahwa JAPFA merupakan salah satu perusahaan yang bisa menjadi contoh, bagaimana partnership dibangun di bidang olah raga. Hal ini mendorong saya atas seizin Pak Kevin Monteiro, dan Ibu Artsanti untuk merekrut bibit-bibit pemain catur yang potensial. Saya merekrut langsung Susanto Megaranto, Tirta Chandra, dan beberapa anak lainnya. Sekarang Tirta Chandra menjadi Master Internasional dan Susanto menjadi Grandmaster. Keduanya bergabung tahun 2002, tahun 2003 kita kirim ke Srilanka untuk bertarung.
Susanto kita berikan kesempatan melakukan dwitarung dengan GM Wanita Alexandra Kosteniuk. Semuanya ini memberikan pengalaman bertanding yang penting untuk lebih maju. Karena upaya semacam itu di bulan Desember 2004, Susanto berhasil meraih gelar Grand Master. Jadi JAPFA berperan penting membuat Susanto menjadi Grand Master dan Tirta Chandra menjadi Master Internasional. Apakah ada yang karyawan tetap JAPFA sukses di olahraga catur ini? UA: Pepen Wahyudin dari Purwakarta berhasil menjadi Master Nasional di tahun 2002. Ia bertugas sebagai satpam dan sukses sebagai Master Nasional. Master Nasional adalah gelar catur yang berlaku untuk seluruh Indonesia. Semuanya ini memperlihatkan bahwa JCC memang merupakan wadah yang menyenangkan bagi sebagian karyawan terutama yang bekerja jauh dari kantor pusat. Kalau di Jakarta agak sulit untuk membuat mereka dapat berkumpul karena mereka
menghadapi kesulitan waktu, meskipun saya sudah berusaha membuat bermacammacam kegiatan. Di daerah, kegiatan ini sangat terasa gregetnya seperti di Tanggamus atau Batibati, bahkan sampai ke Pune, India dan Phien Huk di Vietnam. Daerah-daerah umumnya sangat senang dengan kegiatan catur, hampir semua daerah operasi JAPFA sudah kita kunjungi. Umumnya mereka very happy. Kebahagiaan adalah konsepnya Pak Handojo. Karena kalau karyawan bahagia, maka aura yang keluar akan positif. Dia pernah bilang, You have to be a happy person, ketika anda gembira, tidak ada beban dalam hidup. Mengapa olahraga catur penting untuk terus didukung dan dikembangkan? UA: Melihat struktur sosial di Indonesia, mayoritasnya adalah kelompok menengah dan orang-orang susah. Olahraga yang relatif murah bagi mereka adalah catur. Kalau kita bikin turnamen sepak bola, biaya keamanannya saja sudah bisa untuk melaksanakan JAPFA Chess Festival. Namun yang lebih penting, secara filosofis, proses bermain catur ini menempa orang untuk berpikir positif. Membuat kita berpikir seksama, peka, percaya diri, dan tidak pandai menyalahkan orang lain. Karena, who else to blame? Yang main kita sendiri, bodoh-bodohnya kita, pinterpinternya kita. Lalu, olahraga ini secara fisik paling mungkin bagi kita. Dari nilai-nilai positif, mulai dari kejuangan, pantang menyerah, seksama, tentu mereka tidak semuanya jadi pecatur. Namun mereka yang bermain catur, akan sangat baik dalam membuat sistem dan menghitung. Karena catur pada dasarnya suatu sistem menghitung dan mengkalkulasi. Olahraga catur membangun disiplin dan unsur-unsur kehidupan yang positif. Karena kita biasa bertanggung jawab sendiri. Siapa saja tim utama JAPFA Chess Club? Bagaimana mereka direkrut dan apa saja kelebihan dan keistimewaan mereka? UA: Kita punya GM Susanto Megaranto yang kini sudah jadi asset nasional. Lalu ada MI Tirta Chandra, Surya Wahyudi dan banyak nama lagi. Kita tentunya berharap ada anakanak karyawan yang ikut berlatih dengan serius. Karyawan kita kan ada 14 ribu? Misalnya sekarang sudah menjadi 16 ribu, dan
katakanlah mereka punya anak rata-rata dua, berarti ada 32 ribu anak. Katakanlah 10 persen mau diajarin catur, berarti ada 3.200 anak. Kalau 10 persen dari 3.200 anak itu mau menekuni catur berarti ada 320 anak. Sepuluh persen dari 320 anak itu mau baca notasi dan serius mempelajari langkahlangkah catur, maka akan ada 32 anak yang akan menjadi pecatur hebat. As simple as that. Yang penting kita harus berusaha agar itu menjadi kenyataan.
dulu. Ini memperlihatkan mereka punya daya juang dan semangat yang bagus. Dari sisi manajemen kepegawaian mereka tentu bisa diolah menjadi lebih baik. Kalau sekarang saya mendapat tugas yang lebih besar di DPR RI itu karena masyarakat mempercayakan amanahnya kepada saya. Tentu saja tanggung jawabnya berbeda. Di DPR perdebatannya bagaimana mengurus negara. Jadi saya terus bergerak dari lingkup mengurus catur di level lingkungan, catur nasional, terus sekarang di level negara di bidang pendidikan dan olahraga, yang tentu saja komplikasinya jauh lebih besar. Tantangannya juga jauh lebih banyak. Two years at DPR and I’m already old. Asian Cities Championship akan segera digelar apakah JCC ikut terlibat?
GM Utut Adianto: Menempa orang untuk berpikir positif.
Sampai sekarang Anda masih bertanding simultan, apakah ada pengalaman menarik selama bermain simultan dengan karyawan JAPFA? Banyak pengalaman menarik. Biasanya saya melakukan tanding simultan terlebih dulu sebelum memberikan pelatihan. Saat simultan semacam itu di Sidoarjo, jagoan mereka harusnya bisa memaksakan remis, namun mereka rupanya tak tahu notasi, jadi teman-teman yang memberi saran sibuk dan ribut memberi petunjuk. “Pssttt, yang itu kesana, rajamu yang kesini”, persis seperti orang membantu parkir mobil. Momen-momen yang lucu semacam itu sering terjadi. Namun teman-teman karyawan yang umumnya di level terbawah di JAPFA itu punya semangat juang yang bagus. Saya bisa katakan demikian, saat bermain catur, kalau belum mati, mereka belum menyerah. Jadi kalahnya harus mati
UA: Ini akan merupakan kegiatan besar karena akan melibatkan 40 negara. Kita telah menggarapnya dengan serius selama dua tahun terakhir. Untungnya Menteri Pemuda dan Olahraga ikut membantu. Jadi mudah-mudahan kegiatan ini akan menjadi extravaganza, pemainnya banyak, negaranya banyak, dan pemain kita bisa tampil dengan baik. Indonesia akan mengirim empat tim, satu tim dari Jakarta akan diwakili oleh JCC. Begitu juga dengan Sea Games di Palembang, kita akan terus berupaya menjadi yang terbaik. Jadi kalau zaman saya dulu, hidup dari catur sangat susah. Namun kita tidak boleh dendam terhadap sejarah, justru kita harus memperbaiki apa yang salah. Karena itu kita harus tetap bekerja terus, bekerja terus, karena untuk orang seperti saya, life is a journey, a never ending journey. Jadi kita jalan terus, yang penting jalan kita benar dan lurus. GM Utut Adianto menjadi juara nasional termuda dalam usia 17 tahun, 3 bulan, ia menjadi satu-satunya pecatur Indonesia yang berprestasi (elo rating tertinggi 2615) untuk mengikuti lima kali kejuaraan dunia, mengikuti sembilan kali Olimpiade Catur –memperoleh media emas di Istanbul, Turki (2000), serta memperoleh medali emas perorangan dan medali perak beregu di Asian Games (2003). Ia pernah sebanyak 19 kali menjuarai turnamen internasional, terakhir di Open Blitz Tournament, Seoul, Korea Selatan (2009). Saat ini ia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 3FQVCMJL*OEPOFTJBt
9
JAPFA4Jurnalis Cilik
Melatih Jurnalis Cilik JAPFA
M
asa kanak-kanak adalah masa yang sangat membahagiakan. Itulah masa yang sangat indah karena tak banyak hal yang harus dipikir dan dipertimbangkan. Masa untuk merajut mimpi, harapan dan cita-cita. Suatu hal yang akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya pengetahuan dan informasi yang mereka cerna. Kenyataan semacam inilah yang sesungguhnya mengharuskan anak-anak banyak membaca untuk meluaskan pengetahuan dan imajinasi mereka. Dengan banyak membaca mereka akan mengetahui banyak hal mengenai alam dan kehidupan yang tentunya akan ikut mempengaruhi mimpi dan cita-cita mereka. Tak hanya membaca, anak-anak juga harus belajar menyerap pengetahuan dari kehidupan mereka sehari-hari, dari pengalaman berinteraksi dengan teman, keluarga, dan masyarakat. Juga suasana lingkungan hidup dan alam sekitar mereka sesungguhnya memberikan banyak hal yang dapat dipelajari, seperti kata pepatah Minangkabau: “Alam Terkembang jadi Guru.” Untuk mendorong anak-anak belajar memperhatikan masyarakat dan lingkungannya, program JAPFA4Kids merancang kegiatan Jurnalis Cilik JAPFA. Melalui kegiatan ini anak-anak di sekolahsekolah yang telah mengikuti program JAPFA4Kids akan dilatih untuk memahami bagaimana tugas dan peran jurnalis alias wartawan. Jurnalis harus mampu melakukan pengamatan, observasi, mengenai hal-hal yang menarik untuk diberitakan dari masyarakat maupun lingkungannya. Dalam melakukan pengamatan mereka harus cukup kritis untuk memperhatikan, memilah, dan memilih peristiwa yang akan diberitakan. Hal ini akan mengajarkan anak-anak untuk mempelajari masyarakat dan lingkungannya untuk kemudian melaporkannya dalam suatu bentuk
mengelola kegiatan ini di Wilayah Indonesia Bagian Timur dan Jawa Barat. Sementara sejumlah wartawan yang tergabung dengan AJI mengelola kegiatan di Bali, Sulawesi dan Sumatera. Terbagi Empat Wilayah Mulai bulan januari 2011 hingga Mei 2011, kegiatan pelatihan dan lomba jurnalis cilik JAPFA akan melibatkan 74 sekolah dengan lebih dari 1000 anak setingkat sekolah dasar sebagai pesertanya. Lomba dilaksanakan dengan skala Juri untuk jurnalis cilik: Amang Mawardi dan S. Djai (Foto) dan Amir Kiah . nasional dan memperebutkan total hadiah senilai Rp 127,5 juta. tulisan yang menarik. Lomba Jurnalis Cilik JAPFA4Kids ini akan dibagi Pertanyaannya adalah apakah tidak terlalu menjadi 4 wilayah: Wilayah I Jawa bagian dini memberikan pengetahuan jurnalistik Barat, meliputi Tangerang, Bandung, Cirebon, kepada anak-anak yang masih belajar di Indramayu, Cianjur, dan Subang; Wilayah II Jawa Sekolah Dasar? Pertanyaan ini ternyata dijawab bagian Timur, meliputi Semarang, Yogyakarta, oleh sejumlah wartawan yang terlibat dalam Surabaya, Sidoarjo, Probolinggo, dan Jombang; pelatihan Jurnalis Cilik JAPFA bahwa pelatihan Wilayah III Sumatera, meliputi Lampung, ini sangat mungkin dilakukan. “Aliansi Jurnalis Medan, dan Aceh, serta Wilayah IV Bali dan Independen dengan senang hati mendukung Sulawesi, meliputi Bali, Makassar dan Maros. acara ini karena dapat menciptakan sejak Pelatihan dan lomba akan diikuti oleh anakdini bibit-bibit jurnalis,” kata Oyos Saroso HN, anak SD dengan rentang kelas mulai dari kelas wartawan the Jakarta Post yang mantan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lampung. Kegiatan ini sendiri sesungguhnya digagas bersama harian Sinar Harapan untuk memberikan latihan secara dini bagi anakanak yang tertarik untuk menjadi jurnalis. Namun mengingat akitivitas JAPFA4Kids meliputi daerah yang luas di Indonesia, sejumlah wartawan anggota AJI juga terlibat dalam pelaksanaan kegiatan. Harian Sinar Harapan Pelatih jurnalis cilik sedang mengajarkan cara memotret.
10
1 hingga tertinggi adalah kelas 5. Adapun sekolah yang menjadi peserta pelatihan dan lomba Jurnalis Cilik JAPFA4Kids ini adalah sekolah-sekolah dasar yang telah berpartisipasi dalam program JAPFA4Kids selama lebih dari tiga tahun. Tiap sekolah yang telah mengikuti pelatihan akan dilanjutkan dengan lomba untuk mengaplikasikan pelatihan Jurnalis Cilik dengan membuat sebuah Koran yang selanjutnya dinamakan Koran Cilik JAPFA4Kids. Untuk lomba ini, JAPFA membekali tiap-tiap sekolah dengan perangkat kamera digital. Masing-masing sekolah berhak untuk mengirimkan tiga kelompok dengan masingmasing tim beranggotakan lima orang yang terdiri dari siswa kelas 1 – 5 Sekolah Dasar. Para peserta lomba akan membuat Koran Cilik yang mengangkat tema tentang “KEUNIKAN DAERAH” masing-masing dan memilih topik-topik yang meliputi Keunikan makanan, Kesenian, dan Wisata di daerah masing-masing. Untuk setiap tim dari masingmasing sekolah hanya boleh memilih satu topik untuk diikutsertakan dalam Lomba Jurnalis Cilik JAPFA. Hasil lomba tingkat wilayah ini akan dinilai oleh juri independen dari Dewan Kesenian Surabaya dan untuk masing-masing wilayah akan dipilih juara wilayah 1,2, dan 3. Bagi tim yang berhasil menyabet juara pertama selain mendapatkan hadiah juga memiliki kesempatan untuk mengikuti lomba tingkat nasional. Selain kesempatan bertanding untuk memperebutkan hadiah juara nasional, para
juara wilayah akan mendapatkan hadiah tambahan yakni Perjalanan ke Jakarta dan mengunjungi Tugu Monumen Nasional, Planetarium Jakarta, jalan-jalan ke salah satu Mall terbesar di Indonesia Grand Indonesia, kawasan Kota Tua Jakarta, dan Mengunjungi pabrik pembuatan So Good & Sozzis. Untuk sekolah juara wilayah, pada saat ke Jakarta masing-masing tim akan didampingi dua orang guru. Kegiatan pelatihan jurnalis cilik ini telah berlangsung di seluruh wilayah seperti direncanakan. Menurut Chusnun Hadi, Koordinator pelatihan di wilayah Surabaya, Sidoarjo, Jombang dan Probolinggo, pelatihan ini akan memberikan wawasan kepada siswa SD agar mengetahui teknik menulis berita, teknik wawancara, teknik memotret dan pengetahuan tentang profesi wartawan. “Setelah mengetahui wawasan jurnalistik para siswa akan mempraktikkan cara-cara menulis berita, membuat features, wawancara dan memotret. Hasil penulisan berita tersebut nantinya akan dilombakan dalam bentuk koran cilik,” kata Chusnun Hadi. Diharapkan dengan memberikan pelatihan jurnalistik, anak-anak ini akan semakin kritis dalam memperhatikan kehidupan di sekitarnya. Namun yang lebih penting lagi kegiatan ini diharapkan akan membuka imajinasi yang lebih luas lagi dalam merajut mimpi dan harapan bagi masa depan anak-anak itu. Dengan mendorong mereka melakukan aktivitas yang sehat dan kreatif diharapkan mereka dapat menjadi siap menghadapi UBOUBOHBO[BNBOOZBt
Siswa SD Belajar Jadi Jurnalis Cilik
T
inggal di desa tak menyurutkan semangat para siswa sekolah dasar (SD) belajar menjadi jurnalis cilik. Ini seperti
yang tergambar dalam program Pelatihan Jurnalis Cilik JAPFA4Kids oleh PT Japfa Comfeed Tbk di enam SD di Lampung. Masing-masing SDN 1, SDN 2, dan SDN 3 Negera Batin, Jabung, Lampung Timur; serta SDN 3 Bumiaji, SDN 1 Jaya Sakti, dan SDN Bumijaya, Bekri, Anak Tuha, Lampung Tengah. Dalam kegiatan yang berlangsung selama empat sampai lima jam itu, para siswa SD mendapat pengetahuan dan praktik menulis berita sederhana serta menulis features tentang makanan khas, tempat wisata, dan kesenian khas di lingkungan setempat. “Pelatihan jurnalis cilik sekaligus untuk mempersiapkan para siswa mengikuti lomba koran cilik ‘JAPFA4Kids 2011’. Di Sumatera, Bali, dan Sulawesi, kami mendapat dukungan para mentor yang sudah berpengalaman dari AJI (Aliansi Jurnalis Independen),” jelas Retno Artsanti, kepala Public Relations PT Japfa Comfeed Tbk, Senin (7/3). Pelatihan jurnalis cilik bertujuan memberikan wawasan kepada para siswa SD agar bisa menulis berita. Setidaknya, para siswa mengetahui cara kerja seorang jurnalis. Lomba koran cilik akan dilangsungkan untuk memerebutkan piala, piagam, dan uang tunai dengan total Rp 127,5 juta. Untuk tingkat wilayah, juara pertama mendapat Rp 4 juta. Sementara tingkat nasional Rp 7,5 juta. Penilaian lomba ada dua tahap. Pertama, tingkat wilayah. Para siswa SD di Lampung Timur dan Lampung Tengah bakal bersaing dengan peserta dari daerah lain di Sumatera. Juara pertama masing-masing wilayah mengikuti lomba tingkat nasional. Muhammad Nur, guru pendamping siswa dari SDN 3 Negara Batin, Lampung Timur, mengaku sangat senang para siswanya terlibat dalam program itu. “Bagi anak-anak dan sekolah, ini merupakan hal baru. Sebagai guru pendamping, saya juga ikut belajar menulis. Ini juga pengalaman baru bagi saya. Saya lihat anak-anak juga senang. Apalagi, kami mendapat kamera, dan bisa belajar memotret,” tutur Nur. (Sumber: Tribun Lampung t
11
JAPFA CHESS CLUB
Mengukir Prestasi dan
Kebersamaan Dimulai dengan pertandingan catur simultan antara karyawan JAPFA di sejumlah unit usaha dengan GM Utut Adianto, dilanjutkan dengan mengggelar JAPFA Classic, pertandingan catur dengan elo rating tertinggi di Asia di peralihan milenium, JAPFA Chess Club (JCC) pun terbentuk. Sejak itu karyawan dapat melaksanakan hobby bermain catur dan bahkan memperoleh gelar Master Nasional. Sementara sejumlah atlet catur Indonesia yang bergabung dalam JCC memperoleh kesempatan bertarung ke level yang lebih tinggi untuk mengharumkan nama bangsa.
D
i tahun 2000, perekonomian Indonesia masih belum sepenuhnya pulih akibat krisis moneter yang mengguncang semua sendi kehidupan sosial, politik dan perekonomian di negara ini. Pemilihan Umum baru saja usai dan Presiden Abdulrahman Wahid dan Wakil Presiden Megawati harus mengemudikan negara ini yang baru saja melalui masa-masa yang sangat sulit. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA), pada saat itu juga sedang berusaha memulihkan diri dari luka-luka yang disebabkan oleh krisis moneter. Namun semangat pembaharuan di era reformasi memberikan keyakinan bahwa kehidupan yang lebih demokratis secara sosial, politik dan ekonomi akan terbuka di masa depan. Tanda-tanda pertumbuhan perekonomian memang sudah terasa di penghujung abad ke-20 itu. Bersiap untuk memasuki milenium baru JAPFA memutuskan untuk tampil di depan dengan memsponsori pertandingan catur dengan elo rating tertinggi di dunia. “Pertandingan ini masuk dalam kategori XVI, yang kalau di tennis adalah kategori grand slam seperti Wimbledon atau French Open,” jelas GM Utut Adianto yang ikut meracik acara ini. Sepuluh Grandmaster Top Dunia ikut bertarung dalam JAPFA Classic. Sebut saja legenda catur dari Rusia dan mantan juara dunia GM Anatoly Karpov, juara dunia saat itu GM Alexander Khalifman, GM Jan Timman dari Belanda, GM Yasser Seirawan dari Amerika Serikat, GM Jaan Ehlvest dari Estonia, dan pecatur tuan rumah GM Utut Adianto dan
12
Almarhum GM Ruben Gunawan. GM Judit Polgar dari Hungaria, menjadi satu-satunya pemain wanita di turnamen ini dan ternyata berhasil menjadi juara pertama. Hadirnya para jawara catur tingkat dunia, dan dimenangkannya pertarungan ini oleh GM wanita Judit Polgar telah menarik pemberitaan yang sangat luas dari media massa. Publisitas positif yang dibangkitkannya dan dapat dihitung untuk kegiatan ini setara dengan Rp 8,6 miliar. Jauh di atas biaya sponsorship yang harus dikeluarkan oleh perusahaan senilai Rp 2,5 miliar. Dan yang lebih penting lagi, untuk pertama kalinya nama JAPFA bergaung dengan lebih nyata di masyarakat yang lebih luas.
Hal ini dimungkinkan karena sejumlah media cetak utama seperti Kompas, Suara Pembaruan, Bisnis Indonesia, The Jakarta Post, Tempo dan Gatra memberikan laporan dan analisis yang luas dan mendalam mengenai kegiatan ini. Begitu pula dengan sejumlah koran penting di daerah seperti Jawa Pos, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Suara Merdeka, dan Bali Pos. Dilengkapi pula dengan laporan dari stasiun-stasiun televisi, seperti TVRI, RCTI, SCTV, TPI (sekarang MNC TV), Indosiar dan AnTeve maka publisitas yang dibangkitkannya dapat mencapai khalayak yang luas. “Dukungan yang luas dari teman-teman wartawan memungkinkan kegiatan ini
JAPFA Chess Club (Berdiri dari Kanan): GM Susanto Megaranto, MI Tirta Chandra, Merry Damayanti, MN Fahmi Jauhari, MN Novian Siregar, GM Edhi Handoko (alm), GM Utut Adianto, MI Salor Sitanggang
bergaung secara luas di masyarakat,” jelas Artsanti Alif yang saat itu mewakili JAPFA bertugas mengelola kegiatan bersama Organizing Committee. “Akibat pemberitaan yang luas, maka sejak itu boleh dibilang seluruh kegiatan yang berhubungan dengan catur di Indonesia selalu dihubung-hubungkan dengan JAPFA,” ujar GM Utut Adianto. Hal ini menjelaskan bahwa kegiatan sponsorship olahraga jika dikelola dengan baik dan terencana, dengan memahami aspek-aspek komunikasi akan memperoleh dukungan dari media. Dukungan semacam ini tentu akan memberi manfaat bagi perusahaan karena masyarakat akan mengetahui bahwa
dan sekaligus berwisata di Bali. Salah satu pemenang yang berangkat ke Bali ternyata seorang karyawan di level bawah yang belum pernah keluar dari daerahnya, dan belum pernah terbang dengan pesawat udara. Kemampuannya bermain catur ternyata memberinya pengalaman baru yang sangat tak terduga. Dapat menyaksikan pertandingan catur Internasional yang bergengsi, sekaligus berwisata di Pulau Bali. “Sungguh suatu pengalaman yang sulit untuk dilupakan,” kata Arief Ujianto yang bekerja sebagai Staf Keamanan di MBAI Malang. Memahami cukup banyak karyawan yang ternyata senang bermain catur, maka beberapa
medalinya kepada JAPFA. Hingga kini medali tersebut masih terpampang di ruang kantor JAPFA. Keseriusan untuk membentuk klub catur yang solid dan dinamis ditandai dengan masuknya beberapa pecatur top Indonesia untuk bergabung dengan JCC dan memperoleh status sebagai karyawan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk pada Maret 2001. Ketua Klub dipimpin oleh GM Utut Adianto dibantu rekanrekan pecatur lainnya seperti GM Edhi Handoko, MI Salor Sitanggang, MN Fahmi Jauhari dan MN Novian Siregar. Untuk memberikan ekspos pada pertandingan catur di tingkat dunia, JAPFA di
GM Susanto Megaranto saat latih tanding simultan (Kiri) Direktur JAPFA Herry Wibowo bersama GMW Irene Kharisma Sukandar dan GMW Tania Sachdev (India).
perusahaan tak semata mengejar laba, namun juga peduli untuk mendorong kemajuan olahraga. Melahirkan JAPFA Chess Club Sebelum kegiatan JAPFA Classic diselenggarakan di Bali, pada tangal 22 April hingga 2 Mei 2000, karyawan juga dilibatkan dalam pertandingan catur simultan antara 50 karyawan JAPFA di masing-masing unit usaha menghadapi GM Utut Adianto. Yang menarik, dalam pertandingan simultan ini ternyata enam karyawan JAPFA berhasil mengalahkan Utut, sehingga menciptakan publisitas tersendiri. “Karyawan JAPFA Kalahkan GM Utut Adianto,” begitu tajuk di harian Kompas, Surya, dan Jawa Pos pada tanggal 25 Maret, 2000. Keenam karyawan yang mengalahkan sang grandmaster itu lalu diadu untuk memperoleh dua pemenang yang akan memperoleh hadiah untuk menyaksikan pertandingan JAPFA Classic
bulan kemudian, tepatnya Oktober 2000, dibentuklah JAPFA Chess Club (JCC) melalui seremoni yang sederhana. Pendirian klub ini dimaksudkan untuk menampung serta menggairahkan hobby catur diantara karyawan. Sekaligus juga sarana rekreasi bagi karyawan JAPFA yang tersebar diberbagai daerah atau lokasi di tanah air. Pembentukkan klub ini dianggap seperti oase di padang pasir, yang bisa menyembuhkan dahaga bagi geliat percaturan di Indonesia. Bagaimana tidak, “Karena sangat jarang ada perusahaan yang mau terlibat secara konsisten di dalam kegiatan olahraga, khususnya lagi olahraga catur,” kata Utut Adianto. Terkesan atas dukungan yang tulus itu, sebagai bentuk terima kasih atas kontribusi JAPFA kepada dunia catur di tanah air, pada November 2000 Grandmaster Internasional Utut Adianto yang meraih medali emas Olimpiade di Istanbul, Turki, secara sukarela menyerahkan
tahun 2002 mensponsori dwitarung antara pecatur masa depan Indonesia yang tergabung dalam “The Dream Team” melawan GM Wanita Alexandra Kosteniuk dari Rusia. Susanto Megaranto, Tirta Chandra Purnama, Andrean Susilodinata –masing-masing di kisaran usia 14-16 tahun-- dan tergabung dalam The Dream Team, ternyata masih harus berlatih lebih banyak. Mereka kalah telak 0-6 dari Alexandra. Hal inilah yang mendorong mereka untuk bergabung dengan JAPFA Chess Club untuk dapat memperoleh kesempatan bertanding di level elite dunia. Berawal dari kesempatan bertanding di level yang tingi semacam ini Susanto Megaranto berhasil menjadi Grandmaster di tahun 2004 dan Tirta Chandra meraih gelar Master Internasional di tahun 2008. “Tanpa dukungan JAPFA yang memberikan kesempatan bertanding di level internasional, akan sulit bagi kami untuk memperoleh gelar internasional ini,”
13
JAPFA CHESS CLUB
GM Susanto Megaranto bersama Ketua Percasi Ir. Eka Wirya dan R. Artsanti Alif (Kiri) dan MI Tirta Chandra saat mengikuti rangkaian pertandingan catur di Eropa.
kata MI Tirta Chandra. Tirta masih ingat bagaimana ia dan Susanto pernah dikirim untuk mengikuti serangkaian pertandingan catur tingkat Eropa selama dua bulan di tahun 2005. Dalam turnamen yang harus mereka ikuti itu sudah menunggu macanmacan catur dunia dengan elo rating di atas 2600, yang artinya kepiawaian mereka telah teruji. “Dengan mengikuti pertandingan yang berat semacam itu kami memperoleh banyak pengalaman untuk mengasah pengetahuan catur kami,” tutur Tirta. Tak hanya mendorong peningkatan prestasi bagi atlit-atlit catur Indonesia, JCC juga memberikan kesempatan bagi karyawan JAPFA untuk melaksanakan kegiatan olahraga yang menyenangkan. Kegiatan itu pelatihan catur untuk karyawan ini bahkan telah dimulai sejak tahun 2001 dan dilakukan eksklusif mulai dari kota-kota besar seperti Jakarta, Medan, Surabaya dan Makassar hingga ke kota-kota kecil seperti Takisung, Bati-Bati di Kalimantan Selatan, Gisting yang berada di kaki gunung Tanggamus Lampung, Bedugul yang sejuk di Bali dan juga di Banyuwangi. “Kegiatan pelatihan dan tanding simultan memberikan kegembiraan bagi karyawan di level bawah yang memang banyak menyukai bermain catur,” ujar GM Utut Adianto. Kegiatan ‘Pelatihan dari karyawan untuk karyawan’ memberikan kesempatan mereka untuk tampil. Karena di depan catur jabatan tak bisa menentukan kemenangan, hanya mereka yang terampil berpikir jauh ke depan yang akan
14
menang. Sedikit banyak olahraga catur ikut memberi kontribusi dan mengedukasi teman-teman karyawan serta keluarganya. Salah satu karyawan yang memang berbakat bermain catur bahkan berhasil memperoleh gelar Master Nasional. Pepen Wahyudin dari MBAI Purwakarta saat itu berhasil memperoleh gelarnya di Kejurnas XXXV di Palembang pada tahun 2002. JAPFA Chess Festival Untuk lebih mengairahkan olahraga catur di masyarakat yang lebih luas diperlukan kesempatan untuk bertanding dan menguji strategi dan taktik dalam menjalankan bidakbidak catur. Peluang untuk bertanding memang tidak terlalu banyak tersedia karena sangat jarang perusahaan yang mendukung olahraga
ini. Umumnya perusahaan lebih tertarik untuk mendukung olahraga massal semacam sepakbola, bulutangkis, volley atau bola basket. Memahami kondisi semacam ini maka sejak tahun 2003 JAPFA mendukung penuh pelaksanaan Japfa Chess Festival. Kegiatan ini mampu menyedot kehadiran para pecatur di seluruh tanah air untuk mengadu dan memproklamirkan diri sebagai pecatur kuat dan perlu diperhitungkan. Kegiatan ini berlangsung sangat sukses. Tak kurang 2700 peserta hadir bertarung dan menjadikan kegiatan ini sebagai festival catur terbesar di Asia. Dan dari lapisan pemain, mulai dari pecatur pemula hingga pecatur top ada di festival ini. Kegiatan ini terus berlanjut secara berkesinambungan di tahun 2005, 2007, 2008, dan terakhir di tahun 2010. Selain itu dengan dukungan So Good, anak perusahaan JAPFA
Akhirnya setelah bertanding dengan lawan yang memiliki elo rating tinggi, Susanto Megaranto pun memperoleh gelar Grandmaster dalam usia 17 tahun.
Ujung tombak JAPFA Chess Club, GM Susanto Megaranto (Kiri) dan MI Tirta Chandra (Kanan).
juga digelar serangkaian pertandingan Catur Cepat, berturut-turut pada tahun 2008, 2009, dan 2010 serta Catur Kilat di tahun 2009 & 2010 . “Kita memang sepenuhnya mendukung kegiatan olahraga catur,” jelas Artsanti yang di antara tugasnya sebagai Vice President Public Relations, juga harus mengkoordinasikan kegiatan JAPFA Chess Club. Ia menjelaskan, pada tanggal 21-29 April mendatang akan digelar “The 17th Asian Cities Chess Championship,” di Jakarta. Untuk pertama kalinya Indonesia ditunjuk oleh FIDE sebagai tuan rumah penyelenggaraan kejuaraan antar kota Asia-Pasifik. Kegiatan yang akan berlangsung di Grand Ballrom Kirana, Hotel
Kartika Chandra ini akan memperebutkan Piala bergilir Dubai Cup yang terbuat dari emas murni serta hadiah uang sejumlah USD 24 ribu, yang merupakan hadiah terbesar sepanjang sejarah Asian Cities Chess Championship. Yang menggembirakan, Indonesia menurunkan empat tim dari kota-kota yang berbeda, untuk tim Kota Jakarta diwakili oleh JAPFA Chess Club. Mereka akan bertarung menghadapi 16 negara lainnya di Asia Pasifik, seperti Australia (1 tim); Bangladesh (2 tim); China (1 tim); Hongkong (1 tim); India (2 tim); Indonesia (4 tim); Kazakhstan (1 tim); Lebanon (1 tim); Mongolia (1 tim); Myanmar (1 tim); Nepal (1 tim); Filipina (1 tim); Singapura (1 tim);
Mengenang Alm. Edhi Handoko
G
randmaster Edhi Handoko, salah satu tokoh penting dalam pendirian JAPFA Chess Club (JCC) wafat akibat penyakit pneumonia dua tahun lalu. Ia direkrut langsung oleh GM Utut Adianto untuk membantu mengembangkan dan memberikan pelatihan. “Ia dikenal karena gaya bermainnya yang agresif selama hari-harinya bermain,” tutur Kristianus Liem dari Persatuan Olahraga Catur Indonesia (PERCASI). Edhi adalah juara nasional empat kali dan bermain untuk tim nasional dalam delapan Olimpiade Catur hingga tahun 2000. Ia masih tampil di Olimpiade terakhir di Dresden, Jerman, pada tahun 2008 sebagai kapten tim pria. “Edhi adalah satu dari tujuh Grandmaster (GM) yang dimiliki Indonesia. Edhi adalah Grandmaster kedua Indonesia yang telah meninggal dunia. Sebelumnya, tahun 2005 juga telah meninggalkan dunia GM Ruben Gunawan,” jelas Kristianus. Semasa jadi pemain, Edhi adalah pecatur dengan tipe permainan yang
Solomon Island (1 tim); Korea Selatan (1 tim); dan Srilanka (1 tim). Indonesia selaku tuan rumah berhak mengirimkan 4 tim/kota sesuai peraturan yang berlaku. Pada kesempatan ini PERCASI menunjuk Jakarta, Surabaya, Palembang dan Pekanbaru. Regu dari Jakarta akan diwakili oleh JAPFA Chess Club yang merupakan Juara Beregu Kelas Utama PERCAJA Jakarta untuk tahun 2009 dan 2010. “JAPFA Chess Club pernah mengikuti Kejuaraan tahun 2004 di Tagaytay Philippine, hanya saja saat itu JAPFA hanya menduduki peringkat 6, semoga tahun ini Dubai Cup akan menjadi milik kita” ujar Syamsir Siregar, Komisaris Utama JAPFA. Tim JAPFA Chess Club sendiri sudah mempersiapkan diri untuk dapat tampil lebih baik sebagai tuan rumah. Kesempatan untuk bermain di kandang sendiri tentunya akan memberi tambahan semangat untuk dapat merebut kemenangkan. “Ini kesempatan kita untuk dapat unjuk gigi sebagai tuan rumah,” kata Susanto Megaranto. Komitmen perusahaan yang sudah dijalani selama lebih dari satu dekade ternyata telah berhasil memperlihatkan hasil yang nyata. Dan semuanya itu berjalan dan diyakini dengan semangat Gens Una Sumus…..Kita Satu ,FMVBSHBt
agresif. Beberapa tahun terakhir karena merasa kondisi fisiknya menurun terutama karena masalah penyakit darah tinggi yang agaknya menjadi semakin memburuk karena kebiasaannya merokok dalam jumlah besar. Merasa kondisi fisiknya tidak terlalu prima, Edhi memutuskan mundur sebagai pemain dan konsentrasi menjadi pelatih. “Beliau sempat menjadi pelatih GM Susanto Megaranto dan GMW Irene Kharisma Sukandar, serta pelatih juara dunia pelajar Farid Firman Syah dan beberapa pecatur muda Indonesia lainnya,” imbuh Kristianus. Sebagai pemain, Edhi pernah merebut empat kali juara nasional, yaitu tahun 1978, 1979, 1984 dan 1991. Edhi juga merebut medali emas PON 1985 baik di perorangan maupun beregu. Tahun 2004 dia juga merebut emas di nomor beregu. Di tingkat internasional Edhi delapan kali membela tim Indonesia sebagai pemain, yaitu tahun 1980, 1982, 1984, 1986, 1988, 1992, 1994 dan 2000. Sebagai kapten tim putri Indonesia tahun 1990, sebagai kapten tim putra tahun 2006 dan 2008. Prestasi lainnya, Edhi ikut merebut medali perak beregu SEA Games Vietnam 2003, juara beregu Antarkota Asia tahun 1993 dan 1994. Edhi, kelahiran Solo, 28 Agustus 1960, adalah seorang ayah yang menyayangi anak-anaknya. Usai pertandingan yang panjang dan melelahkan di Dubai, ia masih menyempatkan diri untuk mencari oleholeh bagi anak dan isterinya. Edhi yang meninggal dalam usia 49 tahun NFOJOHHBMLBOTFPSBOHJTUSJEBOEVBBOBLt
15
JAPFA CHESS CLUB
Catur Mengubah Peruntungan Panggilan hati dan bakat alam yang melekat pada diri seseorang tak cukup jika tak mau terus berlatih dan bertarung dengan lawan yang jauh lebih baik. GM Susanto Megaranto memiliki bakat alam dan beruntung memperoleh kesempatan untuk bertanding dengan pecatur elite dunia.
M
enelusuri perjalanan hidup pecatur muda andalan Indonesia ini mengingatkan pada kisah Cinderella yang menderita pada awalnya, tapi dibantu peri yang baik hati akhirnya dapat melalui perjalanan yang panjang penuh liku untuk meraih prestasi. Susanto Megaranto --seperti Cinderella, hanya bermodalkan bakat alam anugerah sang Kuasa. Cinderella dengan kecantikan wajahnya, sedangkan Susanto pada kemampuan caturnya dan bantuan peri baik hati seperti Pembina, Pelatih dan Pengurus yang akhirnya mampu mengembangkan potensi terbaik dalam dirinya. Lahir sebagai anak bungsu dari dua bersaudara di Desa Tempel, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu pada tanggal 8 Oktober 1987. Orang tuanya Wasdirah dan Darsinah, hanyalah buruh-tani di desa itu dengan kehidupan yang cukup memprihatinkan. Catur dikenalkan Wasdirah kepada Susanto di usia yang masih sangat belia, tujuh tahun. “Saya minta diajarin Bapak, karena saya lihat banyak anak-anak kecil yang bisa main catur,” ujar Susanto. Ternyata ia belajar dengan cepat. Ayahnya sering mengajak Susanto berkeliling bermain catur di warung-warung dan ternyata ia sering menang melawan orang dewasa. Lima bulan kemudian Susanto mewakili Indramayu
16
dalam Kejurda di Cianjur tahun 1995 di Kelompok Umur 12 tahun, dan keluar sebagai Juara II. Di tahun yang sama, untuk pertama kalinya Susanto kecil mengikuti Kejurnas di Palangkaraya, Kalimantan Tengah KU-12 dan keluar sebagai Juara III. Melihat bakat yang luar biasa pada Susanto
Kecil, saat itu Ir. Eka Putra Wirya, Kabid Binpres (Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi) PB PERCASI menawarkan beasiswa kepada orangtua Susanto untuk hijrah ke Jakarta agar Susanto bisa belajar catur di Sekolah Catur Enerpac dengan pelatih GM Utut Adianto dan Alm. GM Edhi Handoko. Untuk selanjutnya dalam proses belajar catur hingga terbentuknya “Dream Team” Susanto diikutkan pada Kejuaraan Dunia Junior di Cannes Perancis. Susanto main di KU 10 tahun bersama Taufik Halay. Susanto berada di urutan ranking 11 dari 82 peserta dari 53 negara. Ia masih ingat dikalahkan oleh Teimor Radjabov dari Azerbaijan yang sekarang sudah menjadi GM dengan elo rating diatas 2600. Beberapa tahun berikutnya Susanto berturut-turut mengikuti Kejuaraan Dunia Junior di Oropesa Del Mar (Spanyol). Hasil terbaiknya tahun 1999 di KU 12 tahun, ia keluar sebagai Juara ke-3 dan di KU-14 Rhun 2001 ranking ke-5. Bergabung dengan JAPFA Susanto secara resmi bergabung dengan JAPFA Chess Club pada tahun 2002. Ia memperoleh kesempatan melakukan dwitarung antara Dream Team yang beranggotakan Susanto, Tirta Chandra, dan Andrean Susilodinata bertarung melawan GM Wanita dari Rusia Alexandra Kosteniuk. Sayangnya pada pertandingan itu ketiganya menyerah dari si Cantik Juara Dunia Wanita. Sejak saat itu, Susanto kerap tampil di panggung pertandingan catur Internasional. Bahkan dengan sponsorship dari JAPFA Susanto dan Tirta berkelana keliling Eropa
Prestasi GM Susanto Megaranto
G
randmaster Susanto Megaranto, lahir tahun
Kejuaraan Dunia Catur Junior KU 12, Oropesa Del
1987, merupakan seorang anak ajaib yang mampu merebut banyak penghargaan catur di level nasional maupun internasional. Ia merupakan pecatur penting yang diharapkan dapat
Mar, Spanyol t +VBSB***,FKVBSBBO$BUVS#FSFHV1JBMB Merdeka Kelompok Terbuka, Malaysia; Ranking XVII dari 95 peserta Kejuaraan Dunia Catur Junior
membawa nama bangsa ke pentas yang lebih tinggi. t .BTUFS/BTJPOBM /PSNB.BTUFS Internasional (2002); Master Internasional (2003); Grandmaster, usia 17 tahun (2004)
KU-14, Oropesa Del Mar, Spanyol.; Ranking IV dari 24 peserta Kejuaraan Asia Continental Boys U-16 Championship, Philippina. t 3BOLJOH7*,FKVBSBBO$BUVS+VOJPS"TJB
1997: Ranking XI Kejuaraan Dunia, Catur Junior KU-10, Cannes- Perancis t +VBSB*,FKVBSBBO$BUVS#FSFHV1JBMB Merdeka KU 18, Malaysia; Ranking XXVI dari 104 peserta Kejuaraan Dunia Catur Junior KU-12, Oropesa Del Mar, Spanyol t +VBSB*,FKVBSBBO#FSFHV1JBMB.FSEFLB KU-18, Malaysia; Juara III dari 101 peserta
Srilangka; Juara III Ke. Dunia Beregu World Youth U-16 Chess Olympiad, Malaysia; Juara II Perorangan Papan I World Youth 16 Chess Olympiad, Malaysia; Anggota Tim Olympiade di Bled, Slovenia t 3BOLJOH97;POBB"TJB )P$IJ.JOI City, Vietnam; Medali Perak Perorangan Catur Klasik, SEA Games XXII, Vietnam; Medali
selama dua bulan untuk mengikuti rangkaian pertandingan internasional yang memberikan mereka pengalaman dan sekaligus peluang untuk memperoleh gelar master catur yang lebih tinggi. Mimpi Susanto untuk menjadi Grandmaster berhasil diwujudkannya di Olimpiade Catur Calvia Spanyol. Ia menjadi Grandmaster termuda Indonesia di usia 17 tahun. “Ini mimpi yang menjadi kenyataan buat Santo,” kata Ibunda Santo, Darsinah tentang anak bungsunya. “Kami merasa senang karena doa kami dikabulkan. Kami sangat berterima kasih, kerja keras dan dedikasinya untuk catur berbuah penghargaan.” “Saya sangat senang bisa menjadi Grandmaster termuda di Indonesia,” kata Susanto. “Saya mampu memperolehnya karena dukungan yang baik dari JAPFA yang memberikan saya kesempatan untuk dapat melakukan banyak pertandingan di luar negeri.” Karena itu Susanto aktif dalam JCC, dan ikut terlibat dalam sejumlah pertandingan catur simultan dengan karyawan JAPFA dan dalam sejumlah acara JAPFA4Kids. “Bagi saya pertandingan catur simultan yang berkesan ketika di berlangsung di Medan, karena disana banyak pemain catur yang bagus,” ujarnya. Meski Susanto kini sudah meraih gelar GM, sang Ibu tetap menghendaki anaknya menjalani kehidupan “normal” sebagaimana remaja seusianya. Untuk memenuhi harapan sang Ibu, saat ini ia tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Sastra Jurusan Bahasa Inggris di Universitas Gunadarma. Dan ia adalah tumpuan masa depan catur Indonesia. Gens Una Sumust
t
t
t t
Perunggu Beregu Catur Klasik, SEA Games XXII, Vietnam 3BOLJOH999*7EBSJQFTFSUB %VCBJ Open; Ranking V Malaysia Open; Medali Perunggu Beregu Catur Klasik, SEA Games XXII, Vietnam; Anggota Tim Olympiade di Calvia, Spanyol sekaligus meraih Gelar Grand Master +VBSB*)PHFTDIPPMM;FFMBOE Schaaktoernooi, Vlissingen, Belanda; Ranking XIV, 2nd Amsterdam Chess Tournament, Amsterdam, Belanda; Ranking IX Dutch Open Tournament, Dieren, Belanda; Ranking V Open Fincas Mediterania, Casteldeffels, Spanyol; Ranking X Open International, Barcelona, Spanyol 3BOLJOH*94JOHBQPSF0QFO 4JOHBQPSF Ranking IX Malaysia Open, Kuala Lumpur 3BOLJOH7**1IJMMJQJOF0QFO 4VCJD Phillipina; Ranking IX Dubai Open; World Chess Cup – Khanty Mansyisk Rusia; Ranking VII 4JOHBQPSF0QFOt
Jangan Takut Untuk Bermimpi Mulai belajar catur dari neneknya di kampung, Tirta Chandra akhirnya memutuskan untuk menjadi pecatur profesional. Atas dukungan JAPFA ia terus belajar dan bertanding ke banyak tempat dan penjuru dunia. Hasilnya ia kini memiliki gelar Master Internasional. Dan terus berjuang untukgelar Grandmaster yang dicita-citakannya.
C
eria dan bersahaja, begitulah Tirta Chandra. Pria kelahiran Jakarta 30 Mei 1986 ini mengenal catur sejak kelas lima Sekolah Dasar. Waktu itu bersamaan Hari Raya Idul Fitri, keluarga Tirta mengunjungi pamannya di daerah Banten. “Waktu itu saya baru mau naik kelas enam. Kebetulan hari raya kami ke kampung. Di sana saya diajari sama paman juga nenek bagaimana main catur. Saat itulah pertama kali saya kenal catur,” kata Tirta, sembari mengingat-ingat masa kecilnya yang indah. Setelah pulang ke Jakarta, Tirta kemudian membeli papan catur. Lama kelamaan, ia semakin kepincut dengan olahraga otak itu. “Catur akhirnya tidak saja sekadar hobi tetapi sudah menjadi bakat yang terus saya kembangkan,” ujarnya. Tahun 1997 masuk sekolah catur Enerpac Jakarta. Sejak ia masuk di sekolah catur yang dipimpin oleh Ir. Eka Putra Wirya, sejumlah prestasi pun satu persatu mulai ia rebut. Tahun 1998, Juara I Kejurda DKI Kelompok U-12. Di tingkat internasional, prestasi yang diraihnya pun membanggakan. Tahun 1998, ia menjadi salah satu pemain terbaik papan IV perorangan, Piala Merdeka, Kuala Lumpur, Malaysia. Tahun 1999 menjadi Juara I Kejuaraan Catur Beregu Piala Merdeka KU-18, Kuala Lumpur, Malaysia. Tahun yang sama ia juga meraih Juara I KU-16, Kejurnas Catur Bekasi, Jabar dan Juara I Kejuaraan Catur Perorangan terbuka dan pelajar PERCAJA Cup. Pada tahun yang sama, Tirta juga mengikuti Kejuaaraan Dunia Catur Junior KU-14, Oropesa Del Mar, Spanyol. Tirta yang merupakan anggota Dream Team besutan PB PERCASI diharapkan dapat menjadi tulang punggung Catur Indonesia. Bersama-sama rekan seangkatannya seperti Susanto Megaranto dan Taufik Halay kiranya
tidak berlebihan kalau PERCASI menaruh harapan pada mereka. “Tahun 2002 saya sudah tidak aktif lagi di sekolah catur, saya bergabung di JAPFA Chess Club,” kata Tirta. Lewat JAPFA pulalah Tirta bersama Susanto bisa keliling benua Eropa. “Saya betul-betul memperoleh banyak kesempatan bersama JAPFA. Saya masih ingat seusai bertanding di Dubai, Ibu Artsanti sebagai pemimpin tim mengajak seluruh anggota tim keliling ke tempat-tempat wisata di kota itu,” kenangnya. Prestasi gemilang anak pertama dari pasangan Ahmad Suardi dan Yayah ini terus menanjak, hingga akhirnya tahun 2008 meraih gelar Master International di 1st ASEAN Masters Chess Circuit, Tarakan, Kalimantan Timur. Pada tahun yang sama ia juga menjadi anggota tim Indonesia untuk Olimpiade di Dresden, Jerman. Prestasi yang ia raih tersebut bukanlah titisan bakat dari sang ayah, namun berkat kerja keras dan belajar yang sungguh-sungguh. Secara teknis, catur ia pelajari mulai dari sekolah catur, buku, hingga komputer. “Kalau nonteknis lebih pada mental, tekun, sabar, dan pengendalian diri,” katanya. Ia merasa satu kekurangannya adalah kedisiplinan. “Itu menjadi PR yang paling utama untuk meningkatkan prestasi hingga akhirnya mimpi meraih titel Grandmaster betulbetul bisa menjadi kenyataan,” ujarnya sambil menerawang. Untuk menggapai cita-citanya, Tirta terus berlatih untuk dapat menjadi lebih baik lagi. “Saya harus terus berusaha agar mimpi saya menjadi kenyataan,” ujarnya mantap. Kita doakan semoga mimpinya betul-betul menjadi kenyataan. Karena mimpi yang membuat semua orang berusaha untuk menggapainya. Karena itu, jangan pernah takut VOUVLCFSNJNQJt
17
-#3&4(56"2%&7"895&
C
!"#"$"%&'(()
atur adalah permainan yang dimainkan oleh dua orang. Catur berbentuk papan persegi empat yang di dalamnya
terdapat 64 kotak berwarna putih dan hitam. Kata catur diambil dari bahasa Sanskerta
'(%**"%+(%*&,-./-012+$
yang berarti “empat”. Namun kata ini sebenarnya merupakan singkatan dari caturangga yang berarti empat sudut. Kemudian kata caturangga ini diserap dalam bahasa Persia menjadi shatranj. Kata chess dalam bahasa Inggris diambil dari bahasa Persia shah. Ketentuan bermain Permainan dilangsungkan di atas papan yang terdiri dari 8 lajur dan 8 baris kotak/petak berwarna hitam dan putih (atau terang dan gelap) secara berselang seling. Permainan dimulai dengan 16 bidak pada masing-masing pihak, yang disusun berbaris secara khusus pada masing-masing sisi papan catur secara berhadap-hadapan. Satu buah hanya bisa menempati satu petak. Pada bagian terdepan masing-masing barisan - terdapat 8 pion, diikuti di belakangnya dua benteng, dua kuda, dua gajah, satu menteri, serta satu raja. Sebelum bertanding, pecatur memilih warna buah yang akan ia mainkan. Pemegang buah putih memulai langkah pertama, yang selanjutnya diikuti oleh pemegang buah hitam secara bergantian. Tujuan permainan adalah mencapai posisi skak mat. Hal ini bisa terjadi bila Raja terancam dan tidak bisa menyelamatkan diri ke petak lain. Tidak selalu permainan berakhir dengan kekalahan, karena bisa terjadi pula peristiwa seri atau remis di mana kedua belah pihak tidak mampu lagi meneruskan pertandingan karena tidak bisa mencapai skak mat.Terdapat berbagai macam versi permainan Catur - Catur Klasik, Catur Cepat, Catur Kilat, Catur Buta, Catur Simultan, Catur Tandem, Catur Estafet, Catur Online, Catur Korespondensi, Catur Kartu dan sebagainya. Seorang pecatur yang telah memenangi berbagai turnamen berhak mendapatkan gelar catur yang sesuai dengan prestasinya. Dalam dunia catur terdapat beberapa macam gelar - Gelar Internasional yaitu Grandmaster (GM), Master Internasional (MI), Master FIDE (MF). Gelar Internasional dikeluarkan oleh FIDE (Organisasi Catur Dunia). Dan di Indonesia juga dikenal gelar lokal yaitu Master Nasional (MN), Master Percasi (MP). Gelar nasional dikeluarkan oleh PERCASI (Persatuan Catur Seluruh Indonesia). Saat ini Indonesia telah memiliki tujuh pecatur yang CFSHFMBS(SBOENBTUFS (. t
!"
K
egiatan JAPFA4Kids bergandeng tangan dengan Yayasan Meek untuk membantu lebih banyak lagi muridmurid SD di Sumatera Barat untuk tumbuh dan membuka wawasannya lebih luas lagi. JAPFA dan Yayasan Meek masingmasing telah mendirikan kembali sekolah yang dirubuhkan gempa dengan lebih kokoh dan lebih indah. PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) mendirikan kembali SDN 06 Batang Anai (Juli, 2010), dan Yayasan Meek mendirikan SDN Pasir Jambak (2011). Dengan tersedianya sekolah yang lebih baik kita berharap anak-anak kita dapat belajar dengan lebih nyaman untuk merajut cita-cita agar dapat berbakti bagi keluarga, bangsa dan negaranya. Namun untuk mencapai hal itu, JAPFA terus mendorong para pengelola sekolah dan murid-murid untuk mengasah ketrampilan, kebersihan dan upaya-upaya untuk meningkatkan asupan gizi agar para murid dapat terus berkembang menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Melalui program JAPFA4Kids dengan tema “Anak Indonesia Peduli Gizi”, sejumlah
kegiatan telah dilakukan untuk memberikan pemahaman pentingnya pola hidup bersih dan pentingnya asupan makanan bergizi bagi para murid, terutama murid sekolah dasar. Untuk lebih meningkatkan pemahaman yang mewujudkan tujuan tersebut JAPFA juga memberikan pelatihan Dokter Kecil untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan sejak dini kepada para murid. Karena masa depan bukanlah hanya bangunan fisik saja, tetapi yang terpenting adalah membangun karakter anak-anak untuk menjadi tokoh-tokoh di masa depan. Kegiatan semacam ini menarik Yayasan Meek untuk bersama-sama untuk memberikan hal-hal yang baik bagi murid-murid SD itu. Setelah bekerjasama menggelar program JAPFA4Kids di bulan November lalu, kegiatan pelatihan dokter kecil JAPFA kali ini dilengkapi pula oleh Yayasan Meek dengan Pelatihan “Asyiknya Membaca Berbasis Karakter.” Hal ini dianggap penting, karena jika anak-anak rajin membaca maka banyak pintu di dunia akan terbuka bagi mereka. Kegiatan pelatihan dokter kecil JAPFA tak hanya berlangsung di kawasan Padang dan
###############$%&'(#)(*+(,-./0 Pariaman, namun juga di sentra peternakan ayam di Payakumbuh. Pada hari pertama (14/02), JAPFA4Kids hadir untuk memberikan pelatihan Dokter Kecil bagi 15 orang murid di SDN 06 Pasir Jambak dan 45 orang orang murid di SDN 02 Payakumbuh. Pelatihan Dokter Kecil ini terbagi menjadi tiga sesi; sesi pertama tentang pola hidup bersih dan sehat, diikuti dengan sesi kedua yang memberikan pengetahuan mengenai gizi, dan diakhiri dengan sesi ketiga yang berisi pengetahuan mengenai P3K. Pelatihan Dokter Kecil serupa kemudian juga diadakan di kecamatan Batang Anai (16/02) yang mengikutsertakan 80 orang murid dari 5 SDN di Batang Anai; SDN 02, 04, 06, 10 dan SDN 12 Batang Anai. Program Dokter Kecil ini diharapkan bisa membantu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di masing-masing sekolah untuk berjalan sesuai fungsinya. “Kita berharap UKS bukan hanya melakukan pertolongan pertama bagi yang sakit, tetapi juga turut mensosialisasikan budaya hidup bersih dan sehat untuk membangun lingkungan yang baik,” jelas R. Artsanti Alif, VP Public Relations JAPFA yang mengelola kegiatan ini. Untuk dapat mendukung fungsi tersebut, JAPFA juga memberikan bantuan berupa obat-obatan dan alat pengukur tinggi dan berat badan untuk UKS di sekolah-sekolah tersebut. Dengan tersedianya murid-murid yang memahami bagaimana melaksanakan kegiatan P3K maka upaya preventif maupun kuratif dalam kegiatan di sekolah diharap menjadi jauh lebih siap. Tidak sekadar berbicara tentang kesehatan, JAPFA4Kids bekerjasama dengan Yayasan Meek sadar akan pentingnya kegiatan membaca bagi anak-anak, karena buku adalah jendela dunia. Pada hari kedua (16/02), JAPFA4Kids bersama Yayasan Meek Nusantara mengadakan pelatihan “Asyiknya Membaca” untuk seluruh guru SDN 06 Pasir Jambak. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran guru-guru akan pentingnya membaca dan juga meningkatkan pemahaman akan pentingnya pendidikan karakter, mengenai disiplin dan ketertiban, perilaku yang baik, dan sistem pemberian hadiah dan hukuman. “Melalui pelatihan ini, diharapkan tata sekolah dapat berlangsung dengan lebih baik. Dengan begitu, kegiatan pendidikan diharapkan dapat berlangsung dengan lebih baik dan menyenangkan,” ujar Mira Hadiprana dari Yayasan Meek Nusantara. Pada hari ketiga (17/02), yang merupakan puncak kegiatan JAPFA4Kids di Padang, JAPFA
melantik “Dokter Kecil” yang telah mengikuti pelatihan dan membagikan paket gizi JAPFA4Kids kepada seluruh murid-murid dari tujuh sekolah tersebut. Tidak hanya itu, sebagai kegiatan kampanye gizi, JAPFA berkomitmen untuk terus memberikan bantuan untuk meningkatkan asupan gizi di sekolah-sekolah tersebut melalui distribusi rutin bantuan paket gizi, setiap bulan selama lima bulan kedepan. Pada hari yang sama, Yayasan Meek Nusantara juga mengadakan sosialisasi program “Asyiknya Membaca” di SDN 06 Pasir Jambak yang diikuti oleh seluruh guru dan murid SD tersebut bersama dengan perwakilan Dokter Kecil dari SDN Batang Anai. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan acara Panggung Boneka yang bertajuk tema “Ketaatan” dan workshop yang berisi simulasi kegiatan belajar sehari-hari. Pelatihan ini bahkan berlanjut hingga hari berikutnya (18/02), dimana Yayasan Meek
Nusantara memberikan pelatihan “Asyiknya membaca Berbasis Karakter” kepada seluruh murid SDN Pasir Jambak, dari kelas I hingga kelas VI. “Dengan cara semacam ini diharapkan murid-murid menyenangi kegiatan membaca dan menghayati apa yang telah mereka baca,” jelas Mira Hadiprana. Melalui kegiatan ini secara total JAPFA telah mengampanyekan pentingnya asupan gizi di 120 Sekolah Dasar, melibatkan sebanyak 26.461 murid dan 2.036 guru. Sejak tahun 2008 hingga saat ini, JAPFA4Kids sudah diadakan di 13 propinsi seluruh Indonesia. “Anak-anak adakah generasi penerus kita. Oleh karena itu, adalah tanggung jawab kita semua untuk memperhatikan mereka, dari segi pendidikan dan kesehatan.” ujar Herry Wibowo, Direktur JAPFA “JAPFA4Kids adalah bentuk kepedulian dan perhatian Perusahaan bagi NBTBEFQBO*OEPOFTJBwt
$.121#-343560#717819.265#:146;.<65#86=.#7>9./#?(;60@A#$.96#B6/.:9656#8190676#%8>C.8>#/69.# D6E6065#$112#8190676#:696#=>9>#E65=#715=.2>;.#21=.6;65#)(*+(,-./0#?F6G6<@A
!"
FOTO-FOTO KEGIATAN
2
1
3
6
7
4
5
20
(1) Wakil Bupati Serang Hj. Ratu Tatu Chasanah SE mencari info dari JAPFA4Kids Newsletter (2) Murid-murid SDN Lekoboddong, Sulawesi Selatan. (3) Deklamasi murid (4) Fitria Ramadani pemenang JAPFA4Kids Awards di SD Inpres Maros bersama Zainal, Head of HR & GA Area Timur dan Edi Suwarno, Head of P&GA (5) Valentino Babae memberikan kamera kepada Kepala Sekolah (6) Kelompok Ibu dari Yayasan Meek yang ikut menggandeng kegiatan JAPFA4Kids (7) VP Head of Marketing PT So Good Food Denny Gumulya bersama GMW Irene Kharisma dan GM Susanto Megaranto.