APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 12-22 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 30 January 2013, Accepted 16 May 2013
JAMINAN SOSIAL NELAYAN GILLNET ABK DESA WERU, KECAMATAN PACIRAN, KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR 1*)
Meylindasari Fairyani , Edi Susilo
2*)
dan Ismadi
3*)
PS Agribisnis Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 1*) 2*)
[email protected],
[email protected], ABSTRAK Kesulitan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan tradisional dipengaruhi oleh sejumlah faktor internal dan eksternal. Adapun faktor-faktor tersebut adalah: Faktor Internal, yakni; 1) keterbatasan kualitas sumberdaya manusia; 2) keterbatasan kemampuan modal usaha dan tekhnologi penangkapan; 3) hubungan kerja dalam organisasi penangkapan yang seringkali kurang menguntungkan buruh; 4) kesulitan melakukan diversivikasi usaha penangkapan; 5) ketergantungan yang sangat tinggi terhadap hasil melaut; dan 6) gaya hidup yang dipandang boros, sehingga kurang berorientasi kemasa depan. Faktor Eksternal, 1) kebijakan pembangunan perikanan yang lebih berorientasi kepada produktifitas untuk menunjang pertumbuhan ekonomi nasional dan parsial; 2) sistem pemasaran hasil perikanan yang lebih menguntungkan pedagang perantara; 3) kerusakan akan ekosistem pesisir dan laut karena pencemaran dari wilayah darat, praktek penangkapan ikan dengan bahan kimia, perusakan terumbu karang, dan konservasi hutan bakau dikawasan pesisir; 4) penggunaan peralatan tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan; 5) penegakkan hukum yang lemah terhadap perusak lingkungan; 6) terbatasnya teknologi pengolahan pasca panen; 7) terbatasnya peluang kerja disektor non perikanan yang tersedia di desa nelayan; 8) kondisi alam dan; 9) isolasi geografis desa nelayan yang mengganggu mobilitas barang, jasa, modal dan manusia. Prosedur yang harus dilalui oleh masyarakat nelayan Desa Weru dalam memperoleh jaminan sosial pada umumnya cukup mudah. Namun prosedur yang diberikan oleh lembaga-lembaga, seperti jamsostek memang agak sulit dibandingkan dengan bentuk jaminan sosial lainnya. Sehingga nelayan lebih memilih jaminan sosial yang lainnya karena dianggap jaminan sosial tenaga kerja itu susah untuk diakses. Kata Kunci : jaminan sosial, sumberdaya, asuransi dan nelayan ABK gillnet ABSTRACT Difficulties to improve the welfare of traditional fishermen affected by a number of internal and external factors. The factors are: Internal factors, namely: 1) the limitations of human resource, 2) the limited ability of venture capital and technology catching; 3) employment in the fishing organizations are often less favorable labor; 4) difficulty performing diversification of fishing effort; 5) a very high dependency on the result at sea, and 6) were deemed extravagant lifestyle, into a future that is less oriented. External factors, 1) the development of fisheries policy that is more oriented to productivity to support national economic growth and partial; 2) marketing system that is more profitable fishery middlemen; 3) damage to coastal and marine ecosystems due to pollution from land, fishing practices with chemicals, destruction of coral reefs, mangrove forests and conservation of the coastal region, 4) use of fishing equipment that are not environmentally friendly; 5) weak law enforcement against the destroyers of the environment; 6) lack of post-harvest processing technology; 7) the limited employment opportunities sector non-fishing is available in the fishing village; 8) and natural conditions; 9) geographical isolation fishing village that impair mobility of goods, services, capital and people. Procedures that must be passed by the village fishermen Weru in obtaining social security in general is quite easy. However, the procedure given by institutions, such as social security is rather difficult compared to other forms of social security. So that fishermen prefer other social security because it is considered social security was difficult to access. Keywords: social security, resources, insurance and gillnet fishing crew
23
APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 12-22 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 30 January 2013, Accepted 16 May 2013
PENDAHULUAN Kemiskinan yang diderita oleh nelayan ABK Gillnet bersumber dari faktor-faktor berikut: Pertama; faktor alamiah, yakni berkaitan dengan fluktuasi musim-musim penangkapan dan struktur alamiah sumberdaya ekonomi desa. Kedua; faktor non-alamiah, yakni berhubungan dengan keterbatasan daya jangkau tekhnologi penangkan, ketimpangan dalam sistem bagi hasil dan tidak adanya jaminan sosial tenaga kerja yang pasti, lemahnya penguasaan jaringan pemasaran dan belum berfungsinya lembaga koperasi nelayan yang ada serta dampak negatif kebijakan modernisasi perikanan yang telah berlangsung sejak seperempat abat terakhir (Kusnadi, 2002). Selanjutnya Kusnadi (2002) menyatakan kesulitan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan tradisional dipengaruhi oleh sejumlah faktor internal dan eksternal. Adapun faktor-faktor tersebut adalah: Faktor Internal, yakni; 1) keterbatasan kualitas sumberdaya manusia; 2) keterbatasan kemampuan modal usaha dan tekhnologi penangkapan; 3) hubungan kerja dalam organisasi penangkapan yang seringkali kurang menguntungkan buruh; 4) kesulitan melakukan diversivikasi usaha penangkapan; 5) ketergantungan yang sangat tinggi terhadap hasil melaut; dan 6) gaya hidup yang dipandang boros, sehingga kurang berorientasi kemasa depan. Faktor Eksternal, 1) kebijakan pembangunan perikanan yang lebih berorientasi kepada produktifitas untuk menunjang pertumbuhan ekonomi nasional dan parsial; 2) sistem pemasaran hasil perikanan yang lebih menguntungkan pedagang perantara; 3) kerusakan akan ekosistem pesisir dan laut karena pencemaran dari wilayah darat, praktek penangkapan ikan dengan bahan kimia, perusakan terumbu karang, dan konservasi hutan bakau dikawasan pesisir; 4) penggunaan peralatan tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan; 5) penegakkan hukum yang lemah terhadap perusak lingkungan; 6) terbatasnya teknologi pengolahan pasca panen; 7) terbatasnya peluang kerja disektor non perikanan yang tersedia di desa nelayan; 8) kondisi alam dan; 9) isolasi geografis desa nelayan yang mengganggu mobilitas barang, jasa, modal dan manusia. Jaminan sosial yang telah dikembangkan oleh pemerintah adalah berupa asuransi. Namun ada kendala sosial budaya yang menyebabkan program asuransi tidak dapat diterapkan dalam kehidupan nelayan secara maksimal. Salah satunya yaitu pendapatan nelayan yang tidak pasti sehingga nelayan tidak mampu untuk membayar premi asuransi. Adapun bentuk jaminan sosial yang sudah diselenggarakan di indonesia adalah asuransi sosial yang mencakup asuransi kesehatan (Askes) dan asuransi ABRI (Asabri), asuransi kesejahteraan sosial (Askesos), tabungan pensiun (Taspen), jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek); kebijakan ketenagakerjaan seperti cuti hamil, cuti haid, tunjangan sakit atau kecelakaan yang dibayarkan oleh perusahaan. Berdasarkan Uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apa saja jenis-jenis Jaminan Sosial yang ada pada masyarakat Desa Weru? 2. Bagaimana prosedur akses dan kendala nelayan ABK Gillnet Desa Weru terhadap jaminan sosial? 3. Bagaimana kendala yang dihadapi nelayan ABK Gillnet Desa Weru dalam mengakses jaminan sosial tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mempelajari jenis-jenis jaminan sosial yang berkembang dalam kehidupan nelayan ABK Gillnet Desa Weru. 2. Mempelajari prosedur akses nelayan ABK Gillnet Desa Weru 3. Kendala yang dihadapi nelayan ABK Gillnet Desa Weru dalam mengakses jaminan social Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Masyarakat, sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi nelayan dalam memilih jaminan sosial yang tepat untuk menyelesaikan masalah perekonomian mereka. 2. Pemerintah, sebagai masukan bagi pemerintah daerah Kabupaten Lamongan dalam menetukan kebijakan terutama berkaitan dengan jaminan sosial nelayan serta dapat dijadikan bahan rujukan bagi penyempurnaan kebijakan lanjutan diwilayah tersebut dan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan sejenis di wilayah lain. 3. Peneliti, sebagai informasi keilmuan tentang jaminan sosial nelayan ABK Gillnet dan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini dilaksanakan pada nelayan ABK Gillnet di Desa Weru, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, jawa timur. Penelitian dilakukan pada bulan 24 November sampai dengan 9 Desember 2012.
24
APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 12-22 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 30 January 2013, Accepted 16 May 2013
METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif Studi Kasus Metode studi kasus digunakan untuk menganalisa tentang bagaimana jaminan sosial yang berkembang dalam masyarakat Desa Weru yang berhubungan dengan sumberdaya alam yang ada, bentuk jaminan sosial yang ada dan upaya masyarakat Desa Weru untuk mengembangkan jaminan sosial baik jaminan sosial sumberdaya alam maupun asuransi sosial untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian mereka. Cara Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuisioner, dan studi kasus. Analisis Data Analisa deskriptif kualitatif pada penelitian ini meliputi: 1. Jenis- jenis jaminan sosial yang ada pada nelayan ABK Gillnet Desa Weru Data atau keterangan mengenai jenis-jenis tersebut diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara dengan pegawai kantor dan nelayan ABK Gillnet. 2. Prosedur akses dan kendala masyarakat Desa Weru terhadap jaminan sosial Data atau keterangan mengenai prosedur akses dan kendala tersebut diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara dengan pegawai Kantor dan nelayan ABK Gillnet. HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-jenis Jaminan Sosial 1. Jaminan Sosial Sumberdaya Perikanan Pengelolaan yang bersifat open access yang terjadi di Desa Weru sangat kental. Baik masyarakatnya sendiri dan pemerintah daerah tidak memberikan batasan-batasan atas sumberdaya perikanan yang ada didaerahnya. hal ini ditandai dengan tidak adanya prinsip-prinsip batasan sumberdaya, input seperti nelayan, alat tangkap dan jenis perahu, serta output seperti jenis ikan yang boleh ditangkap dan besamya total tangkapan. Masyarakat menganggap bahwa sumberdaya laut tersebut tidak ada yang memiliki, karena apa yang masyarakat terima sebagai warisan pemikiran dari nenek moyangnya adalah bahwa laut merupakan milik bersama. Di Desa Weru jaminan sosial sumberdaya perikanan yang bertanggung jawab adalah pemilik kapal, nelayan ABK hanya bertugas menangkap ikan yang kemudian hasil tangkapannya akan diserahkan oleh pemilik kapal. Untuk keperluan lain akan ditangani oleh pemilik kapal sendiri. 2. Jaminan Sosial Keselamatan (Jamsostek) Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Pasal 6 ayat 1) yang menjadi ruang lingkup jaminan sosial tenaga kerja meliputi : 1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) 2. Jaminan Kematian (JK) 3. Jaminan Hari Tua (JHT) 4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Nelayan ABK Gillnet Desa Weru yang mengikuti program Jamsostek berjumlah 47 orang yang berasal dari beberapa desa setempat Menurut wawancara dari beberapa responden manfaat dengan adanya jamsostek dapat memberikan perlindungan atau jaminan terhadap resiko yang mereka hadapi sebagai nelayan. Dari beberapa jenis program jaminan yang diberikan oleh Jamsostek, nelayan ABK Gillnet lebih banyak yang memilih program jaminan keselamatan kerja dan kematian. 3. Jaminan Sosial Kesehatan (Puskesmas) Berdasarkan teori, inti dari jaminan sosial yaitu: mencapai kesejahteraan, jaminan resiko sosial dan tidak mencari motif keuntungan, Puskesmas weru telah menjadi suatu bentuk jaminan kesehatan yang ada di nelayan ABK Gillnet Desa Weru. Pelayanan yang diberikan oleh puskesmas weru berlaku secara umum, artinya semua lapisan masyarakat dapat mengaksesnya, artinya keluarga miskin atau kaya dilayani oleh puskesmas. Dengan adanya puskesmas tersebut dapat menyelesaikan permasalahan kesehatan yang dialami oleh nelayan, mengingat lingkungan pemukiman nelayan yang padat dan kotor. Belum lagi jika anggota keluarga dari nelayan yang mengalami sakit penyakit sedangkan letak rumah sakit dari Desa Weru agak
25
APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 12-22 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 30 January 2013, Accepted 16 May 2013
jauh dan harus ke gresik dan Lamongan. Sehingga puskesmas weru menjadi salah satu jaminan kesehatan bagi nelayan ABK Gillnet Desa Weru. 4. Jaminan Sosial Informal Dalam penangkapan ikan di Desa Weru, seorang pemilik tidak menentukan "target minimal" yang harus dipenuhi atau dicapai oleh nelayan ABK berkenaan dengan hasil tangkapan ikannya. banyak atau sedikitnya hasil ikan sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem pembagian hasil ikan di antara juragan, serta anggota nelayan lain yang termasuk anggota kelompok nelayan tersebut. Berapapun hasil perolehan ikan, sistem pembagian hasilnya tetap tidak berubah. Dalam nelayan ABK Gillnet Desa Weru, sistem pembagian hasil ikan adalah 50% dari seluruh ikan hasil tangkapan adalah bagian pemilik perahu, sedangkan 50% sisanya untuk seluruh nelayan. Namun, sejalan dengan semakin susahnya ekonomi nelayan ABK maka pemilik perahu hanya mendapat sekitar 1/3 bagian (35%); sedangkan sekitar 2/3 (65%) bagian lainnya dibagi menjadi nelayan ABK. Prosedur Akses Memperoleh Jaminan Sosial 1. Jaminan Sosial Sumberdaya Perikanan Di Desa Weru Prosedur akses Sumberdaya Perikanan adalah pemilik kapal harus memiliki surat izin untuk menangkap ikan, hal ini berfungsi untuk pengurangan penangkapan ikan yang ilegal, akibatnya merugikan sumberdaya perikanan yang akan semakin terancam habis. Prosedur akses perizinan Usaha perikanan (penangkapan ikan/perikanan tangkap) Desa Weru sebagai berikut : a. Surat Izin Usaha perikanan (SIUP) Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) Penangkapan Ikan / Perikanan Tangkap. Surat Permohonan. Rencana Usaha Photo Copy NPWP Photo Copy akte pendirian perusahaan berbadan hukum yang menyebutkan bidang usaha di bidang Penangkapan ikan/Perikanan tangkap yang telah disyahkan oleh intansi yang berwenang. (Penangkapan Ikan / Perikanan tangkap ) Surat keterangan Domisili perusahaan Photo Copy KTP penanggung jawab perusahaan Pas Photo 3 x 4 sebanyak 3 lembar Analisa mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sesuai dengan ketentuan perundang Advis Tim Teknis / Dinas Teknis b. Surat izin Usaha Pengangkutan Ikan (SIKPI) penangkapan ikan / perikanan Tangkap Surat Permohonan Fhoto Copy Surat izin Usaha Perikanan. Daftar Anak buah Kapal (ABK) Rekomendasi hasil pemeriksaan fisik dan dokumen kapal perikanan dari pejabat yang berwenang. Surat perjanjian kerja sama pengangkut antara perusahaan pengelola pengangkut ikan hasil Photo copy surat perjanjian sewa kapal perikanan . Photo copy KTP. Pas photo 3 x4 sebanyak 3 lembar. Advis tim teknis / dinas teknis. c. Surat izin Penangkapan Ikan (SIPI ) Penangkapan ikan / Perikanan tangkap . d. Surat Permohonan Photo Copy SIUP Photo copy KTP Surat keterangan Domisili Perusahaan Pas photo 3 x 4 sebanyak 3 lembar Advis Tim teknis /dinas teknis Izin dan Surat lain jika diperlukan 2. Jaminan Sosial Keselamatan (JAMSOSTEK) Prosedur yang harus dipenuhi untuk mendapatkan jaminan yaitu jamsostek memang sedikit sulit. Untuk pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja yang terdapat pada beberapa macam tersebut akan di uraikan secara teliti diantaranya Pemilik kapal mendaftarkan nelayan ABK yang ingin mengikuti jamsostek kepada kantor balai desa kemudian dari kantor kepala desa akan diurus kekantor jamsostek.
26
APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 12-22 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 30 January 2013, Accepted 16 May 2013
3.
Jaminan Sosial Kesehatan (Puskesmas) Dalam melakukan layanan kesehatan masyarakat diharuskan membayar beberapa tarif pelayanan. Tarif pelayanan tersebut sesuai dengan pelayanan yang diminta oleh masyarakat. Selain tarif pelayanan tersebut terdapat pula retribusi puskesmas rujukan. Puskesmas rujukan tersebut dilakukan untuk memindahkan pasien dari puskesmas yang satu dengan yang lainnya. 4. Jaminan Sosial Informal (Patron Klien) Hubungan patron klien antara nelayan dan bakul sangatlah erat. Hal ini terjadi karena hubungan antara 2 belah pihak yang saling membutuhkan. Biasanya hubungan ini karena hubungan baik dan orang lama, artinya bakul tersebut sudah langganan yang membeli hasil tangkapan nelayan tersebut. Pertama hubungan ini dilakukan dengan cara sistem lelang di tempat pelelangan ikan (TPI). Ikan yang dibawa oleh nelayan dijual kepada bakul dengan harga tertinggi dan disepakati oleh kedua belah pihak. Kedua dilakukan karena adanya pinjaman atau utang nelayan kepada bakul. Harga ikan nelayan yang dijual nelayan tidak dilelang secara murni. Nelayan menjual ikannya kepada bakul yang meminjamkannya uang dengan harga dibawah standar pasaran. 3. Kendala dalam memperoleh Jaminan Sosial a. Jaminan Sosial Sumberdaya Perikanan Menurut wawancara yang telah menjadi Kepala Desa, selama menjadi Kepala Desa kendala dari jaminan sosial keselamatan adalah kurangnya kesadaran dan perawatan terhadap sumberdaya perikanan b. Jaminan Sosial Keselamatan (JAMSOSTEK) Pada Jamsostek kendala yang dihadapi oleh nelayan ABK Gillnet Desa Weru adalah prosedur dan mekanisme pengajuan jamsostek yang rumit dan iuran Jamsostek yang harus dibayar yang terdiri dari iuran program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Pelayanan Kesehatan. Selain itu pertanggungan oleh pihak Jamsostek terhadap anggota dengan syarat menyertakan seluruh bukti pembayaran dan kuitansi biaya- biaya dari pihak rumah sakit. c. Jaminan Sosial Kesehatan (PUSKESMAS) Kendala yang dihadapi nelayan ABK Gillnet Desa Weru pada puskesmas terletak pada pandangan masyarakat yang memandang remeh pelayanan puskesmas dan masyarakat lebih memilih rumah sakit. Selain itu terbatasnya SDM yang berpengalaman dan bantuan finansial di bidang medis, terbatasnya pelayanan serta alat medis yang kurang canggih dan lengkap d. Jaminan Sosial Informal (Patron Klien) Pada hubungan patron klien kendala yang dihadapi nelayan ABK Gillnet Desa Weru yaitu cara pengembalian pinjaman kepada bakul yang kurang adil dan merugikan pihak nelayan. Nelayan yang memiliki pinjaman kepada bakul sangatlah dirugikan. Hal ini dikarenakan harga ikan yang dijual kepada bakul yang meminjaminya uang merugikan nelayan karena ikan dijual dibawah harga pasaran. Belum lagi jika ikan dibeli oleh bakul namun tidak langsung dibayar pada saat barang diterima. Ada saja bakul yang membayar dalam waktu yang lama dengan berbagai macam alasan dan itu sangat merugikan nelayan. Dalam hal ini hubungan nelayan menjadi sangat terikat oleh bakul karena harga jual hasil tangkapan sangat tergantung dan ditentukan oleh bakul KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa Weru, Kecamatan Paciran, Lamongan, jawa timur dapat disimpulkan bahwa: 1) Bentuk jaminan sosial yang diberikan pada Desa Weru adalah: jaminan sosial sumberdaya, jaminan sosial keselamatan jaminan sosial keuangan yang bersifat informal serta jaminan sosial keselamatan 2) Prosedur yang harus dilalui oleh nelayan ABK Gillnet Desa Weru dalam memperoleh jaminan sosial pada umumnya cukup mudah. Namun prosedur yang diberikan oleh lembaga-lembaga, seperti jamsostek memang agak sulit dibandingkan dengan bentuk jaminan sosial lainnya. 3) Kendala yang dihadapi oleh nelayan ABK Gillnet Desa Weru dalam mengakses jaminan sosial cukup mudah. Namun karena prosedur dari lembaga-lembaga seperti Jamsostek yang agak sulit sehingga menjadikan salah satu kendala nelayan ABK Gillnet mengakses jaminan sosial tersebut.
27
APi STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp 12-22 UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 30 January 2013, Accepted 16 May 2013
Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka sejumlah saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1) Bagi peneliti, hendaknya dilakukan penelitian lebih dalam tentang jaminan sosial yang lain yang berkembang pada masyarakat Desa Weru, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, jawa timur. 2) Bagi masyarakat hendaknya dapat memanfaatkan jaminan sosial yang ada di Desa Weru untuk menyelesaikan permasalahan sosial ekonomi yang mereka hadapi sehingga mereka tidak mengalami kesulitan ekonomi ketika musim paceklik tiba. 3) Bagi pemerintah setempat seharusnya dapat memberikan perhatian yang lebih penyelesaian terhadap permasalahan yang sering dihadapi nelayan ABK Gillnet di Desa Weru tersebut. DAFTAR PUSTAKA Kusnadi. 2000. Nelayan : Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial. Bandung: Humaniora Utama Press ______. 2002. Konflik sosial Nelayan: Kemiskinan dan Perebutan Sumberdaya Perikanan. Yogyakarta: PT LKIS Aksara. ______. 2003. Akar Kemiskinan Nelayan. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta ______. 2006. Konflik Sosial Nelayan, Kemiskinan dan Perebutan Sumberdaya Alam. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta ______. 2007. Jaminan Sosial Nelayan. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta
28