Hilda Monoarfa, Chalil, Edhi Taqwa
Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonesia (Survey di Sentra Produksi Kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah) JAM 13, 1 Diterima, September 2014 Direvisi, Desember 2014 Januari 2015 Maret 2015 Disetujui, Maret 2015
Hilda Monoarfa Chalil Edhi Taqwa Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako Palu
Abstract: The short-term goal of the study is to formulate fishermen’s revenue value - added strategy in fish flour productions in order to reach potential poultry food market as an effort to reduce imported dependence of fish flour in Indonsia. The long-term goal of the study refers to the MP3EI is implementation of value-added enhancements strategy for fishermen through programs and activities in order to fulfill the market demand in order to increase the income and welfare of fishermen in Tojo Una-Una, Central Sulawesi of Indonesia. The sample is limited to fishermen who have fishing gear boats and motor boats. The location of this study is in the Ampana City District ( Dondo village and Labuan village), Tojo District (Uekuli village and Tayawa village), and Una-Una District (Wakai village, Tanjung Pude, Una-Una village). The method used descriptive and SWOT analysis. The results indicate that the successfulness of fishermen’s revenue value-added strategy through fish flour productions to reach poultry food potential market is influenced by some steps: 1) to increase production through the improvement of fishing gear; (2) to build solid fishing cooperatives and marketing institutions (TPI); (3) to enhance access to capital through bankinginstitutions; (4) to develop marine and fisheries-based entrepreneurship; (5) to provide a comprehensive, focused, and well-managed mentoring program; and (6) to monitor and evaluate the development and sustainability of the program. Keywords: value-added products, fishermen’s revenue, potential market for poultry food, imported fish flour dependence
Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM) Vol 13 No 1, 2015 Terindeks dalam Google Scholar
Alamat Korespondensi: Hilda Monoarfa, Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako Palu e-mail: hildaborman @yahoo.co.id
44
Abstrak: Penelitian ini mempunyai tujuan jangka pendek yaitu menyusun strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan nelayan tangkap berbasis tepung ikan untuk meraih potensi pasar pakan ternak unggas sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor tepung ikan di Indonsia. Sedangkan Tujuan jangka panjang yang ingin diraih dalam penelitian mengacu pada MP3EI adalah implementasi strategi peningakatan nilai tambah nelayan tangkap melalui program dan kegiatan untuk memenuhi dari sisi permintaan pasar, sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan tangkap di Kabupaten Tojo Una-Una Provinsi Sulawesi Tengah. Sampel penelitian ditentukan pada nelayan yang memiliki alat tangkap kapal motor dan perahu motor. Lokasi penelitian adalah Kecamatan Ampana Kota (Kelurahan Dondo dan Kelurahan Labuan), Kecamatan Tojo (Desa Uekuli dan Tayawa), dan Kecamatan Una-Una (Desa Wakai, Tanjung Pude, Desa Una-Una). Metode yang digunakan analisis deskriptif dan
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME44 13 | NOMOR 1 | MARET 2015
Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan
SWOT analsis. Hasil Penelitian menunjukkan Keberhasilan Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. ditentukan oleh (6 M) : 1) Meningkatkan kemamapuan produksi melalui peningkatan saran alat tangkap; (2) Memperkuat kelembagaan koperasi nelayan dan kelembagaan pemasaran (TPI); (3) Meningkatkan kemampuan permodalan melaui akses bank; (4) Mengembangkan jiwa kewirausaha berbasis keluatan dan perikanan; (5) Melakukan pendampingan berdasarkan pemetaan, fokus, dan terprogram dengan baik; dan (6) Melakukan monitoring dan evaluasi berkesinambingan, sebab selama ini program bantuan kurang dievaluasi kinerjanya. Kata Kunci: nilai tambah produk, pendapatan nelayan tangkap, dan potensi pasar pakan ternak unggas, ketergantungan impor tepung
Visi dan Misi Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah Tahun 2011–2016 adalah Sulawesi Tengah sejajar dengan provinsi maju dikawasan timur Indonesia dalam pengembangan agribisnis dan kelautan melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang berdaya saing.Visi dan Misi tersebut di atas sangat mungkin dapat dicapai, mengingat Sulawesi Tengah memiliki potensi yang luar biasa dilihat dari luas Lautnya 193.923,75 Km2 dengan garis pantai 4.013 Km2 (BPS, 2012). Hal ini mengindikasikan bahwa prospek pengembangan perikanan laut layak untuk dikembangkan di wilayah tersebut. Tercatat pada tahun 2012 produksi perikanan tangkap Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 140.465,72 tondan nilai produksi sebesar Rp. 1.151.496.000.000.- Kebutuhan riil Sulteng sebanyak 101.690,27 ton/thn, sehingga dapat dikatakan produksi perikanan laut Sulteng Surplus sebanyak 38.775,45 ton/thn. Kabupaten Touna sebagai salah satu kabupaten penghasil ikan laut di Sulawesi Tengah, dengan ratarata produksi sebanyak 14.933,70 ton/tahun dan jumlah perikanan tangkap 4.528 unit (BPS Sulteng, 2012). Hasil produksi nelayan sebagian di pasarkan secara langsung ke daerah-daerah terdekat dan ekspor. Sedangkan ikan-ikan kecil seperti teri, ikan pipih, dan ikan lacang pada musim-musim tertentu produksinya melimpah dan ini tidak termanfaatkan secara maksimal, bahkan oleh nelayan tangkap masih ditengah laut sudah dibuang, karena menurut nelayan harganya tidak seimbang dengan biaya produksinya. Hal ini, menisyaratkan bahwa ketidakmampuan Nelayan Tangkap untuk memanfaatkan produksi yang tidak bernilai tersebut menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi dengan jalan meningkatkan nilai tambah produk berbasis tepung ikan sehingga pendapatan Nelayan Tangkap dapat ditingkatkan.
Di sisi lain, jika dicermati bahwa potensi pasar tepung ikan begitu besar, karena kurang lebih (75 %) Indonesia masih mengimpor tepung ikan untuk kebutuhan industri pakan ternak unggas. Dengan mencermati dalam MP3EI, salah satu Visi-nya adalah peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses produksi serta distribusi dari pengelolaan aset dan akses (potensi) SDA, geografis wilayah, dan SDM, melalui penciptaan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis di dalam maupun antar-kawasan pusatpusat pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dan mengingat potensi pasar tepung ikan masih cukup tinggi, maka peluang ini perlu diraih dengan mendorong kelompok Nelayan Tangkap yang tergabung dalam kelompok UKM untuk dapat mengolah menjadi tepung ikan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Menghasilkan model dan strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan Nelayan Tangkap berbaisis Tepung Ikan di Kabupaten Tojo Una-Una.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan kausalitas. (Sugiono, 2008; Riduawan, 2007; Suliyanto, 2006).
Metode Pengumpulan Data Studi Kepustakaan Studi kepustakaan untuk kajian dokumen-dokumen, teori-teori, dan konsep-konsep yang ada untuk digunakan sebagai informasi dalam penyusunan Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbaisis Tepung Ikan untuk meraih
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
45
Hilda Monoarfa, Chalil, Edhi Taqwa
Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonesia.
Studi Lapangan
Tabel 1. Tanggapan Responden terhadap Kemampuan Mengolah tepung Ikan Jika IKM Tepung Ikan Dibangun di Sentra Produksi No
Tanggapan Responden
Observasi
1
Cukup Mampu
Observasi lebih diarahkan pada pengamatan lapangan di sentra-sentra produksi Nelayan Tangkap wilayah penelitian.
2
Mampu
3
Sangat Mampu
Wawancara Terstruktur Cara ini digunakan untuk mengetahui hal-hal tertentu secara lebih mendalam dari responden.
Diskusi Interaktif Diskusi interaktif dengan model Focus Group Disscussion (FGD) untuk membahas permasalahan tertentu secara terperinci sesuai dengan tujuan penelitian.
Populasi, Ukuran Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
Total
Frekuensi
%
5
15.2
23
69.7
5
15.2
33
10 0.0
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 33 responden nelayan tangkap, mayoritas memberi tanggapan mampu apabila didirikan IKM pengolah tepung ikan, maka mereka sanggup untuk menjalankan sebagai usaha yang menndukung penadapatan keluarga selain menjual hasil dalam bentuk mentah. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam rangka peningkatan nilai tambah dan pendapatan nelayan, maka terlihat bahwa nelayan sangat antusias pada saat dilakukannya FGD.
Kualitas Ikan sebagai Bahan Baku Tepung Ikan
Populasi penelitian adalah Nelayan Tangkap di Kabupaten Tojo Una-Una. Sampel kecamatan dipilih berdasarkan tingkat produksi tertinggi yaitu: kecamatan Tojo, Una-Una dan Ampana Kota. Teknik penarikan sampel stratified claster sampling, yaitu: nelayan yang memiliki sarana alat tangkap Kapal Motor dan Perahu Motor.
Berdasarkan tanggapan responden terhadap kualitas ikan yang bernilai ekonomi rendah sebagai bahan baku tepung ikan, sebaran tanggapan dapat disajikan sebagai berikut.
Metode Analisis
No
Metode analisis yang digunakan adalah: (1) deskriptif analisis yang dapat memberikan gambaran secara menyeluruh dari objek dan subjek penelitian; dan 2) SWOT Analisis.
Tabel 2. Tanggapan Responden terhadap Kualitas Ikan (Nilai Ekonomi Rendah) sebagai Bahan Baku Tepung Ikan
Tanggapan Responden
Frekuensi
%
1
Cukup baik
13
39,39
2
Baik
18
54,55
3
Sangat Baik
2
6,06
33
100.0
Total
HASIL DAN PEMBAHASAN Tanggapan Responden terhadap Kemampuan Mengolah Tepung Ikan Berdasarkan tanggapan responden terhadap kemampuan mengolah tepung ikan, jika nantinya IKM yang mengolah tepung ikan didirikan di sentra nelayan tangkap, sebaran tanggapan dapat disajikan sebagai berikut.
46
Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa dari 33 responden nelayan tangkap, mayoritas memberi tanggapan baik dan cukup baik kualitas ikan yang bernilai ekonomi rendah apabila diolah lebih lanjut. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila rencana IKM didirikan di sentra produksi, maka seluruh produksi yang tadinya kurang bernilai ekonomi menjadi bernilai, artinya tidak ada lagi ikan (lajang, teri) yang terbuang
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 1 | MARET 2015
Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan
karena produksi yang melimpah. Hal ini terungkap pada saat FGD, nelayan mengatakan bahwa hampir dipastikan dalam setiap bulan ikan kecil-kecil melimpah.
Tabel 4. Tanggapan Responden terhadap Penetapan Harga Mitra No
Ketersediaan Tenaga Kerja Berdasarkan tanggapan responden terhadap ketersediaan tenaga kerja, apabila IKM didirikan di sentra produksi nelayan tangkap, sebaran tanggapan dapat disajikan sebagai berikut. Tabel 3. Tanggapan Responden terhadap Ketersediaan Tenaga Kerja No
Tangg apan Responden
1 Cukup tersedia 2 Tersedia 3 Sangat tersedia Total
Frekuensi
%
Tanggapan Responden
Frekuensi
%
1
Tidak layak
23
69.7
2
Cuk up layak
8
24.2
3
Layak
1
3.0
4
Sangat layak
1
3.0
33
100.0
Total
kurang bebas menetapkan harga sesuai dengan mekanisme pasar. Harapan nelayan apabila IKM terbetuk maka, keadaan ini lambat laun akan berkurang.
Peranan IKM
1
3,03
12 20
36,36 60,61
Berdasarkan tanggapan responden terhadap peranan IKM disentra produksi memberikan sebaran tanggapan dapat disajikan sebagai berikut.
33
100.0
Tabel 5. Tanggapan Responden terhadap Peranan IKM
Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa dari 33 responden nelayan tangkap, mayoritas memberi tanggapan sangat tersedia tenaga kerja apabila didirikan IKM di kalangan nelayan Tangkap. Hal ini mengindikasikan bahwa tenaga kerja dalam keluarga (ibuibu) dapat dipemberdayakan, sebagi penopang ekonomi keluarga. Kontribusi tenaga kerja dalam keluarga akan memberikan tingkat efisiensi yang cukup baik, karena selama inipun mereka (Ibu-Ibu) telah melakukan proses peningkatan nilai tambah misalnya mengeringkan ikan teri atau pembuatan ikan abon atau ikan fufuk, sehingga dengan demikian apabila akan didirikan IKM berbasis Home Industri sangatlah tepat.
Penetapan Harga Mitra Berdasarkan tanggapan responden terhadap penetapan harga yang berlaku selama ini, jika nelayan bermitra dengan pemodal (atau pedagang pengumpul), sebaran tanggapan dapat disajikan sebagaimana tabel 4. Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa dari 33 responden nelayan tangkap, mayoritas memberi tanggapan bahwa harga yang ditetapkan oleh mitra tidak layak. Hal ini mengindikasikan bahwa posisi tawar nelayan tangkap cukup lemah, terutama apabila modal kerja dipinjamkan oleh mitra, maka nelayan
No 1 2 3
Tanggapan Responden Cukup penting Penting Sangat penting Total
Frekuensi 3 5 25 33
% 9.1 15.2 75.8 100.0
Berdasarkan tabel 5, menunjukkan bahwa dari 33 responden nelayan tangkap, mayoritas memberi beranggapan bahwa sangat penting didirikan industri kecil dan menengah pengolahan ikan di sentra produksi. Hal ini memberikan makna bahwa industi sangat berperan dalam upaya perbaikan pendapatan nelayan, artinya sesuai dengan fungsi industri untuk menampung produksi nelayan kurang bernilai ekonomi dan meningkatkan pendapatan.
Kestabilan Harga Berdasarkan tanggapan responden terhadap kestabilan harga apabila IKM pengolah tepung ikan di sentra produksi dibangun, maka sebaran tanggapan dapat disajikan sebagai berikut. Berdasarkan tabel 6, menunjukkan bahwa dari 33 responden nelayan tangkap, mayoritas memberi tanggapan harga akan stabil bila industi tepung ikan dibagun di sentra produksi Kabupaten Tojo Una-Una. Hal ini menginformasikan bahwa harga yang stabil
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
47
Hilda Monoarfa, Chalil, Edhi Taqwa
Tabel 6. Tanggapan Responden terhadap Kestabilan Harga No
Tanggapan Responden
Frekuensi
%
1
Cu kup stabil
1
3.0
2
Stabil
11
33.3
3
Sangat Stabil Total
21 33
63.6 100.0
dan layak akan meningkatkan pendapatan nelayan tangkap.
SWOT Analisis Identifikasi dan Deskripsi Swot Analisis strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan nelayan tangkap berbasis tepung ikan untuk meraih potensi pasar pakan ternak unggas sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor tepung ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una) Identifikasi Analisis SWOT yang dilakukan di sentra produksi terungkap beberapa masalah faktor internal maupun eksternal didaerah sampel, yaitu:
Internal Factor Analisys Summary (IFAS) Berdasarkan hasil identifikasi SWOT analisis yang dilakukan, maka diperoleh total nilai skor sesuai dengan variabel dan indikator masing-mamsing dapat disajikan pada tabel 7.
Berdasarkan Tabel 7, mengindikasikan bahwa strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan nelayan tangkap berbasis tepung ikan untuk meraih potensi pasar pakan ternak unggas sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor tepung ikan di Indonsia. menunjukkan total nilai IFAS sebesar 5,91 yang disumbangkan oleh nilai skor dari kekuatan sebesar 4,010 dan nilai skor kelemahan sebesar 1,901. Nilai indikator kekuatan yang menduduki urutan pertama atau terbesar yaitu nelayan tangkap rata-rata memiliki jenis alat tangkap lebih dari satu. Misalnya memiliki pukat cincin dan rumpon. Kekuatan lainnya, para nelayan tangkap memiliki memiliki kelompok tenaga kerja. Misalnya sarana alat tangkap kapal motor, rata-rata tenaga kerjanya 4–5 orang setiap kali operasional. Faktor kelemahan internal yang cukup mempengaruhi keberhasilan strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan nelayan tangkap berbasis tepung ikan untuk meraih potensi pasar pakan ternak unggas sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor tepung ikan di Indonsia adalah lemahnya modal kerja, terutama biaya variabel operasional kapal motor hampir 45% biaya dikeluarkan dari nilai penerimaan, akibatnya posisi tawar nelayan menjadi lemah. Selain itu, akibat belum terbentuknya kelembagaan nelayan berupa koperasi yang kiranya dapat membantu, serta akses perbankan sebagian besar nelayan belum
Tabel 7. Analisis Matriks SWOT (IFAS) Strategi Peningkatan Nilai Tambah Dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan Untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas Sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una) Faktor Internal Kekuatan (Strenght) 1 Memiliki alat tangkap (Kapal Motor, Perahu Motor) 2 Pengalaman 3 Kerjasama 4 Ketersediaan TK Jumlah Kekuatan Kelemahan (Weakness) 1 Modal kerja 2 Kelmbagaan Koperasi belum tersedia 3 Akses Perbankan 4 Posisi Tawar 5 Pelatihan Jumla h Kelemahan Jumlah Skor IFAS
Bobot 0 -1 0,190 0,170 0,150 0,180 0,690
Rating 1- 7 7,00 5,00 5,00 6,00 3,833
0,075 0,065 0,045 0,085 0,050 0,320 1
7,00 6,00 5,00 6,00 5,00 5,800 4,82
Sumber: lampiran 1, Data Primer diolah kembali
48
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 1 | MARET 2015
Bobot x Rating 1,330 0,850 0,750 1,080 4,010 0,525 0,390 0,225 0,510 0,251 1,901 5,91
Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan
mampu memenuhi persyaratan apabila mau memanfaatkan KUR (Kredi Usaha Rakyat). Mencermati hasil perhitungan skor SWOT, maka dapat digambarkan peta posisi dari faktor IFAS sebagai berikut.
kurang lebih 70%. Selain itu, peluang peningkatan nilai tambah masih cukup luas terutama pendidian IKM di sentra produksi di tingkat home industri, serta hasil industri tersebut tidak sulit memasarkannya, terutama
Rating K ekua ta n 7
Ting gi
5
Sed ang
3
Renda h
1
Rating Kelemahan
Rendah 5
IFA S. (S edang Vs Tinggi
S edang
3
IF AS. ( 4,10 : 1,901)
Ting gi 1
Gambar 1. Peta Posisi IFAS (Kekuatan dan Kelemahan)
Berdasarkan gambar tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa faktor IFAS disentra produksi di Kabupaten Tojo Una-Una, memiliki rating skor kekuatan sedang dan faktor kelemahan tinggi (Sedang VS Tinggi).
Ekternal Factor Analisys Summary (EFAS) Berdasarkan hasil identifikasi SWOT analisis yang dilakukan, maka diperoleh total nilai skor EFAS sesuai dengan variabel dan indikator masing-mamsing dapat disajikan pada tabel 4.14 Berdasarkan tabel 4.14, mengindikasikan bahwa strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan nelayan tangkap berbasis tepung ikan untuk meraih potensi pasar pakan ternak unggas sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor tepung ikan di Indonsia, menunjukkan total nilai EFAS sebesar 6,25 yang disumbangkan oleh nilai skor dari peluang sebesar 5,169 dan nilai skor ancaman sebesar 1,084 Nilai indikator peluang yang menduduki urutan pertama atau terbesar yaitu adanya potensi pasar hasil olahan berbahan baku ikan (tepung) maupun dalam bentuk ikan segar, di mana tepung ikan saat ini Indonesia masih mengimpor
kepada usaha peternakan ayam, yang sangat membutuhkan tepung ikan sebagai ransum nutrisinya. Faktor ancaman yang cukup mempengaruhi keberhasilan strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan nelayan tangkap berbasis tepung ikan untuk meraih potensi pasar pakan ternak unggas sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor tepung ikan di Indonsia, adalah variabel ancaman dengan nilai tertinggi berada pada indikator power pedagang pengumpul sebagai penentu harga, iklim yang kadangkala kurang bersahabat dengan nelayan atau iklim yang kurang dapat diprediksi seperti biasanya, dan kapasitas pabrik es batu yang kadangkala kekurangan terutama pada saat musim panen raya. Selanjutnya, untuk mengetahui peta posisi tingkat kepentingan (rating) dari faktor EFAS dapat disajikan dalam gambar 2. Berdasarkan gambar tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa faktor EFAS di sentra produksi Nelayan Tangkap Kabupaten Tojo Una-Una memiliki rating peluang tinggi dan faktor ancaman juga tinggi (Tinggi Vs Tinggi). Selanjutnya, untuk mengetahui rating gabungan IFAS dan EFAS dapat disajikan pada gambar 3.
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
49
Hilda Monoarfa, Chalil, Edhi Taqwa
Tabel 8. Analisis Matriks SWOT (IFAS) Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas Sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una) Bobot 0-1
Faktor-faktor Strategi Eksternal Peluang (Oportunity) 1 Potensi Pasar 2 TPI 3 Harga Ikan relatif stabil 4 Peluang peningkatan nilai tambah 5 Kemudahan pemasaran Jumlah Peluang Anca man (Treath) 1 Iklim 2 Kapasitas Es 3 Power pedagang pengumpul 4 Tenaga penyuluhan Jumlah Ancaman Jumlah Skor EFAS
Skor nilai (Bobot X Rating
Rating 1-7
0,168 0,135 0,147 0,166 0,161 0,777
7,00 5,00 7,00 7,00 7,00 6,600
1 ,176 0 ,675 1 ,029 1 ,162 1 ,127 5 ,169
0,056 0,046 0,078 0,042 0,221 1
7,00 5,00 6,00 5,00 6,00 6
0 ,390 0 ,229 0 ,465 0 ,209 1 ,084 6,25
Sumber: lampiran 1, Data Primer diolah kembali
Rating Peluang 7
Tinggi
5
Sedang
3
Rendah
1
Rendah EFAS. (Tinggi Vs Tinggi
Rating Ancaman
5 Sedang
3T
EFAS. (5,169 : 1,084)
Tinggi 1 Gambar 2. Peta Posisi EFAS (Peluang dan Ancaman)
Berdasarkan gambar 3, dan memperhatikan nilai masing-masing faktor IFAS dan EFAS, maka dapat disimpulkan bahwa peta posisi berada pada rating untuk faktor IFAS (kekuatan dan kelemhan) pada area tinggi dan untuk faktor EFAS (peluang dan ancaman) pada area tinggi. Strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan nelayan tangkap berbasis tepung ikan untuk meraih 50
potensi pasar pakan ternak unggas sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor tepung ikan di Indonesia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una) Berdasarkan hasil perhitungan dan matriks serta peta posisi masing-masing faktor yang telah diuraikan sebelumnya, maka langkah selanjutnya menyusun matriks IFAS dan EFAS sebagaimana yang disajikan pada Tabel 9.
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 1 | MARET 2015
Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan
Rating IFAS 7
Tinggi
5
Sedang
3
Ren dah
1
Rating EFAS
Rendah 5
EFAS. VS IFAS (6,25 : 5,91)
Sedang
3
AREA EFAS. VS IFAS (Tinggi Vs Tinggi
Tinggi 1 Gambar 3. Peta Posisi IFAS Vs EFAS (Tinggi Vs Tinggi) Tabel 9. Matriks IFAS dan EFAS Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una)
IFAS EFAS Strategi Peluang/Opportunity (O)
Strategi Kekuatan/Strength (S) Strategi (SO) 4,010+ 5,169 = 9,179 Strategi (ST)
Strategi Ancaman/Treath (T)
4,010 + 1,084 = 5,094
Stra tegi Kelemahan/Weakness (W) Strategi (WO) 1,901 + 5,169 = 7,070 Strategi (WT) 1,901 + 1,084 = 2,985
Sumber: Lampiran
Berdasarkan Tabel 9 terlihat bahwa Strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan nelayan tangkap berbasis tepung ikan untuk meraih potensi pasar pakan ternak unggas sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor tepung ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una) berada pada Strategi (SO) dengan nilai 9,179 dan (WO) dengan nilai 7,070. Dimana pada kondisi ini memiliki peluang yang tinggi dengan syarat nelayan tangkap harus berjuang untuk meminimalisasi kelemahan yang ada difaktor internalnya. Misalnya dengan lebih mengoptimalkan modal kerja biaya variabel yang cukup tinggi dari modal sendiri, agar nelayan mempunyai posisi tawar yang tinggi. Demikian halnya strategi S-O,
strategi ini sangat memungkinkan nelayan tangkap untuk cepat memanfaatkan peluang dengan meningkatkan nilai tambah, sehingga margin keuntungan yang cukup besar dapat diraih oleh nelayan tangkap di sentra produksi. Strategi yang telah dirumuskan pada uraian sebelumnya, maka dapat digambarkan pada masingmasing kuadran dengan nilai indiktornya sebagaimana gambar 4. Berdasarkan Gambar 4 di atas, maka strtegi yang dapat ditempuh adalah strategi pada kuadran 1 yaitu S-O dan strategi pada kuadran ke 3 yaitu W-O. Masingmasing strategi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
51
Hilda Monoarfa, Chalil, Edhi Taqwa
Peluang ( + )
3. Mendukung Strategi Turn Around
1. Mendukung strategi Agresif
7,070
9,179
Kelemahan (-)
Kekuatan (+)
2,985
5,094
4. Mendukung str ategiDefe nsif
2. Mendukung strategi Diversifikasi
Ancaman ( - )
Gambar 4. Diagram Analisis SWOT Matriks IFAS dan EFAS Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas Sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una)
Kuadran 1 (SO):
Kuadran 3 (WO):
Merupakan situasi yang menguntungkan karena memiliki kekuatan internal untuk memanfaatkan secara optimal peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan adalah memanfaatkan alat tangkap yang dimilki, pengalaman yang cukup, meningkatkan kerjasama kelompok nelayan dan memanfaatkan serta meningkatkan kinerja tenaga kerja sebaik-baiknya untuk meraih peluang pasar yang cukup tinggi, mengoptimalkan kembali fungsi tempat pelelangan ikan, agar harga ikan relatif stabil dan mekanisme pasar tercipta secara adil dan proporsional yang tergambarkan pada margin keuntungan yang merata pada setiap lembaga pemasaran, serta merupaya menigkatkan nilai tambah produk berbahan baku ikan terutama jenis ikan yang bernilai ekonomi rendah yang setiap bulan produksinya cukup melimpah (25-30% dari produksi ikan bernilai ekonomi tinggi).
Nelayan Tangkap di sentra produksi menghadapi peluang yang cukup besar, akan tetapi, dilain pihak nelayan tangkap memiliki kelemahan faktor internal. Kelemahan ini dapat diatasi dengan meningkatkan peran kelembagaan nelayan berupa koperasi yang siap melayani anggota yang kekurangan modal kerja, membantu atau memfasilitasi akses ke perbankan, sehingga dengan posisi modal yang kuat, akan membuat posisi tawar nelayan semakin tinggi. Berdasarkan kedua kuadran yang dipilih sebagai strategi peningkatan nilai tambah dan pendapatan nelayan tangkap berbasis tepung ikan untuk meraih potensi pasar pakan ternak unggas sebagai upaya mengurangi ketergantungan impor tepung ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo UnaUna, maka matriks SWOT dapat diuraikan sebagai berikut:
52
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 1 | MARET 2015
Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan
Tabel 10.Matriks SWOT Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una) IFAS
EFAS
1. 2. 3. 4. 5.
Peluang (Opportunities): Potensi pasar TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Harga ikan stabil Peluang peningkt nilai tambah Kemudahan pemasaran
Ancaman (Threats) 1. Perubahan iklim 2. Kapasitas Es Batu 3. Power Pedagang Pengumpul 4. Tenaga Penyulu/pendamping
Kekuatan (Strengths):
Kelemahan (Weaknesses):
1. Alat tangkap (Kapal Motor, Perahu Motor) 2. Pengalaman sebagai nelyan 3. Kerjasama kelompok nelayan 4. Tersedianya Tenaga Kerja
1. Modal kerja 2. Belum terbentuk Koperasi 3. Akses bank 4. Posisi tawar lemah 5. Pelatihan
STRATEGI S-O 1. Mendorong nelayan tangkap untuk meningkatkan produksi dengan kemampuan alat tangkap yang dimiliki. 2. Melatih nelayan untuk berupaya meningkatkan nilai tambah berbasis tepung ikan di tingkat IKM Home industri, dengan memanfaatkan tenaga kerja dalam keluarga. 3. Mendorong pemerintah untuk lebih mengoptimalkan fungsi TPI, agar tercipta harga yang stabil dan persaingan sehat antar pedagang pengumpul
STRATEGI W-O 1. Memperbaiki kelemahan dari aspek modal kerja, 2. Memperkuat kelembagaan nelayan berupa koperasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan nelayan 3. Memperbaiki posisi tawar melalui peningkatan nilai tambah, sehingga pendapatan meningkat 4. Melatih secara berkala tentang pembiuatan tepung ikan sebagai bahan pakan ternak 5. Membantu nelayan dalam hal mengakses kesempatan bermitra dengan bank, sepanjang mempunyai usaha yang layak dan bankable.
STRA TEGI S-T 1. Mendorong kelompok nelayan bekerjasama dengan tenaga penyuluh dalam uoaya peningkatan nilai tambah. 2. Mendorong nelayan meningkatkan produksi, walaupun ada perubahan iklim, tetapi dengan pengalaman melaut yang cukup tinggi, diharapkan dapat mengatasinya.
STRATEGI W-T 1. Mendorong nelayan mengatasi kelemahan modal kerja dengan mendorong kerjasama dan menjaga kerjasama dengan pemodal 2. Meningkatkan kemampuan negosiasi dengan pemodal agar posisi tawar nelayan tinggi
Sumber: Hasil Analisis SWOT
Model Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una) Mencermati uraian pada bagian sebelumnya, dan hasil ulasan pada Matriks SWOT Analisis, maka Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una) yaitu (6 M): 1) Meningkatkan kemamapuan
produksi melalui peningkatan saran alat tangkap; (2) Memperkuat kelembagaan koperasi nelayan dan kelembagaan pemasaran (TPI); (3) Meningkatkan kemampuan permodalan melaui akses bank; (4) Mengembangkan jiwa kewirausaha berbasis keluatan dan perikanan; (5) Melakukan pendampingan berdasarkan pemetaan, fokus, dan terprogram dengan baik; dan (6) Melakukan monitoring dan evaluasi berkesinambingan, sebab selama ini program bantuan kurang di evaluasi kinerja bantuan, sehingga harapan peningkatan produksi kurang tercapai karena kutrang diberikan pembekalan. Berdasarkan strategi 6 M, dapat digambarkan sebuah model berdasarkan hasil kajian teori dan empirik sebagai berikut:
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
53
Hilda Monoarfa, Chalil, Edhi Taqwa
Model Strategi Peningkatan Nilai Ta mbah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya Mengurangi Keterg antungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una)
SWOT Analisis
IFAS: Kekutan: - Sarana alat tangkap - Pengalaman - Kerjasama kelompok - Tersedianya Tenaga kerja Dalam keluarga Kelemahan: - Modal kerja - Belum terbentuk koperasi - Akses perbankan - Posisi tawar - Kurangnya pelatihan
EFAS: Peluang: - Potensi pasar - Tersedia TPI - Harga stabil - Peningkatan nilai tambah - Pemasaran Ancaman: - Iklim - Kapsitas Pabrik Es - Power p edagang pengepul - Tenaga penyuluhan
Strategi SO-WO (6 M) 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Meningkatkan kemamapuan produksi melalui peningkatan saran alat tangkap; Memperkuat kelembagaan koperasi nelayan dan kelembagaan pemasaran (T PI); Meningkatkan kemampuan permodalan melaui akses bank; Mengembangkan jiwa kewirausaha berbasis keluatan dan perikanan; Melakukan pendampingan berdasarkan pemetaan, fokus, dan terprogram dengan baik; Melakukan monitoring dan evaluasi berkesinambingan, seb ab selama ini program bantuan kurang di evaluasi kinerja bantuan, sehingga harapan peningkatan produksi kurang tercapai karena kutrang diberikan pembekalan. Produksi Nelayan Tangkap
25 – 35 % Nilai Ekonomi Rendah
Potensi pakan Ternak Unggas Peningkatan Nilai tambah Berbasis Tepung Ikan
Peningkatan Pendapatan Nelayan
Peningkatan Kesejahteraan Nelayan T angkap
Gambar 5. Model Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una)
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil pembahasan tentang Peningkatan Nilai Tambah Dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan Untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas Sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan Di Indonesia.(Survey Di Sentra
54
Produksi Kabupaten Tojo Una-Una Sulawesi Tengah), dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Keberhasilan Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan untuk Meraih Potensi Pasar Pakan Ternak Unggas sebagai Upaya Mengurangi Ketergantungan Impor Tepung Ikan di Indonsia. (Sentra Produksi di Kabupaten Tojo Una-Una) ditentukan oleh (6 M): 1)
JURNAL APLIKASI Nama Orang MANAJEMEN | VOLUME 13 | NOMOR 1 | MARET 2015
Strategi Peningkatan Nilai Tambah dan Pendapatan Nelayan Tangkap Berbasis Tepung Ikan
Meningkatkan kemamapuan produksi melalui peningkatan saran alat tangkap; (2) Memperkuat kelembagaan koperasi nelayan dan kelembagaan pemasaran (TPI); (3) Meningkatkan kemampuan permodalan melaui akses bank; (4) Mengembangkan jiwa kewirausaha berbasis keluatan dan perikanan; (5) Melakukan pendampingan berdasarkan pemetaan, fokus, dan terprogram dengan baik; dan (6) Melakukan monitoring dan evaluasi berkesinambungan, sebab selama ini program bantuan kurang dievaluasi kinerja bantuan, sehingga harapan peningkatan produksi kurang tercapai karena kutrang diberikan pembekalan.
Saran Meningkatkan kemamapuan produksi melalui peningkatan saran alat tangkap dengan jalan pemerintah memberi bantuan kapal motor, sesuai dengan kemampuan dan memiliki jiwa wirausaha serta kinerjanya di evaluasi dan monitoring secara berkala. Membentuk koperasi nelayan, dan anggota koperasi diseleksi secara ketat, terutama yang memiliki integritas, motivasi bekerja keras dan ingin maju, yang diharapkan sebagai pendorong usaha UKM tepung Ikan di masing-masing sentra produksi. Meningkatkan kemampuan membuat bisnis plan bagi nelayan tangkap yang memiliki sarana alat tangkap kapal motor, sehingga dapat meyakinkan bank untuk memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat. Melibatkan akademis dalam pembinaan dan pengawalan bantuan program pemerintah agar bantuan tersebut tidak sia-sia.
DAFTAR RUJUKAN BPS, 2012. Sulawesi Tengah Dalam Angka. Palu. Danny, I. 2013. Industri perikanan Nasional Membutuhkan Produksi Minimal 150.000 ton. Jakarta: Pengusaha Muslim Indonesia. Hilda dan Bappeda. 2007. Strategi Pengembangan Agroindustri Kelautan di Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah.
Hilda dan Chalil. 2009. Analsis Biaya Produksi dan Pendapatan Nelayan Tangkap di Kabupaten Tojo Una-Una. Hilda dan Dinas Perikanan dan Kelautan. 2011. Analisis Sosial Ekonomi Nelayan Tangkap dan Peningkatan Nilai Tambah Pendapatan dengan sistem Pengolahan Ikan Kering jenis Kakap di Daerah Kepulauan Kabupaten Tojo Una-Una Menteri Negara Riset dan Teknologi. 2012. Meningkatkan Produktivitas SDM dan Iptek dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi di Koridor. Ekonomi Sulawesi”. Makassar: Disampaikan pada acara Rapat Koordinasi SDM dan Iptek Koridor Ekonomi Sulawesi. Peraturan Persiden RI, Nomor 32 Tahun 2011. Masterpalan Percepatan dan Perluasan Pembagunan Ekonomi Indonesia. (MP3EI). Jakarta. Riduwan dan Sunarto. 2007. Dasar-Dasar Statistika. Cetakan ketiga. Bandung: Alfabeta. Rustam, R., Anhulaila, A. 2013. Kajian Pengembangan Usaha Ternak Unggas. Palu: Balitbangda Prov. Sulteng. Suhana. 2014.Membangun Laut, Membangun SDM. Jakarta: Sinar Harapan: Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim. Sekaran, U. 2000. Research Methods for Business, A AkillBuilding Approach. Thirt Edition. America: John Wiley & Sons, Inc. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedua Belas. Bandung: CV Alfabeta. Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi. Supriyati dan Herlina Tarigan 2012. Prospek perunggasan. Pusat Analisis Sosial Ekonomi file:///C:/Users/ Toshiba/Documents/TEPUNG%20IKAN/prospek% 20tepung%20ikan.htm Trobos Aqua, 2012. Jinakkan Hulunya, Lancarkan Hilirnya. Jakarta: PT Permata Wacana Listari. Tarwiyah, K. 2001. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil. Sumatera Barat: Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat. Wirabrata, H. 2000. Pengembangan Klaster Industri Antara Teori dan Praktek. Jakarta: Departemen Perindustrian. Palu, 3 Mei 2014.
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011
ISSN: 1693-5241
55