f
.
Indikator Capaian
1)
Program Pengembangan Agribisnis
a) Meningkatnya penggunaan pupuk organik 2 ton/ ha di lahan sawah; b) Menurunnya kehilangan hasil padidari 11, 58 o/o menjadiTl,5}o/o; c) Tersedianya informasi OPT dan iklim di 6 laboratorium hama dan penyakit di Balai
Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah
(BPTPH);
d)
Meningkatnya produksi hortikultura unggulan daerah dan meningkatnya konsumsi sayuran dan buah buahan dari
35 kg/kap/thn menjadi 45
kg/kap/thn pada akhir tahun 2013;
e)
Terlaksananya promosi, pasar lelang dan pasar tani
di 10 sub terminal
agribisnis (STA);
0
Tersedianya data informasi pasar 25 unit di 23 kabupaten/kota (harian, mingguan, bulanan,tahunan);
g)
Berkembangnya perekayasaan alsintan: power mower
10 unit/tahun,
power weeder 10 unit/tahun, dan ripper 10 unit/tahun;
h)
Berkembangnya
luas areal, rehabilitasi dan intensifikasi
komoditas
prospeKif untuk peningkatan produksi : kelapa, kakao, karet, kopi, nilam, wijen, mete, teh, tembakau, cengkeh dan aren;
i)
Meningkatnya kualitas penggunaan sarana produksi : pupuk sesuai asas 6
tepat (waktu, jenis, jumlah, mutu, tempat dan harga) dan fasilitas alsinbun;
j)
Terselenggaranya fasilitasi agropolibn dan klaster di Jawa Tengah;
k) Terlaksananya
fasilitasi promosi produk perkebunan dan
pelayanan
informasi harga di sentra produksi;
l)
Terlaksananya pembinaan, penggunaan, peningkatan, peningkatan produksi sefta pengawasan peredaran benih/bibit bersertifi kat;
m) Tercapainya peningkatan mutu hasil produk perkebunan;
n)
Terlaksananya pemeliharaan dan peningkatan kinerja 32 (tiga puluh dua)
Kebun Dinas Perkebunan dan 44 (empat puluh empat) kebun Dinas Pertanian;
o)
Peningkatan produksi
dan produktivitas kebun dinas sehingga
PAD
meningkat 10%;
p)
Tercapainya penyediaan sarana pengendalian OPT berupa agensia pengendali hayati (APH) dan pestisida nabati sefta penyebarannya;
213
q)
Meningkatnya produksi semen beku sapi 20% per tahun dan produksi semen beku kambing 10% Per tahun;
r)
o/o per tahun, sapi perah 0,6 Meningkatnya populasi ternak (sapi potong 2
o/o per tahun, kambing 10 o/o p.Jt tahun) dan produksi
hasil-hasil
o/o per tahun, susu 3 o/o per peternakan (daging 7 o/o per tahun, telur 2,3
tahun) s)
Terlaksananya pemeliharaan pejantan bull sapi 30 ekor dan kambing 15
ekor, serta replacement bull 8 ekor/2 tahun; Tersedianya bibit ternak ruminansia besar sapi perah 20 ekor /tahun, sapi
potong 80 ekor/tahun, ternak ruminansia kecil kambing 400 ekor/tahun produksi susu 20.000 liter/tahun;
u)
Meningkatnya produki pakan konsentrat di pabrik pakan mini sebanyak 10 o/o Per tahun;
v)
Tersedianya bibit ternak ayam buras 1500 ekor
/
tahun, itik 3000
ekor/tahun, kelinci 720 ekor/tahun, produksi telur ayam 159'999 butir/tahun, telur itik 340'000 butir per tahun; w) Terlaksana nya surveylans penyakit hewan 3000 sampel/tahun; x) Menurunnya angka kesakitan ternak besar dibawah 9olo/tahun, ternak kecil dibawah 15% tahun, ternak unggas dan aneka ternak dibawah 20 %
/ tahun,
o/o/tahun, sedangkan angka kematian ternak besar dibawah 3
ternak kecil dibawah Solo/tahun, unggas dan aneka ternak di bawah 10% per tahun (dihitung terhadap populasi).
2)
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
a) Terlaksananya
kemitraan kelompok tani padi organik dengan swasta dari
10 kelomPok menjadi 50 kelomPok;
b)
Terbinanya GapoKan untuk memperoleh alokasi anggaran
PUAP
(Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) dalam manajemen usaha
c)
pertaniandiperdesaansebanyakl0GapoKanmenjadi50GapoKan; Terbentuknya lembaga pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan kawasan serta agroekosistem;
d)
Meningkatnya fungsi kelembagaan dan unit usaha pertanian: usaha Pelayanan Jasa Alsintan (uPiA), Lumbung pangan, Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat'(LDPM), rice mill;
214
e)
Meningkatnya pembinaan Gabungan kelompok tani (Gapoktan) dari 904
menjadi 955, dan terfasilitasinya pemberian penghargaanterhadap prestasi kelembagaan petani (pelaku utama ) dan pelaku usaha.
0
Semakin mantapnya kelembagan penyuluhan
baik
ditingkat
kabupaten/kota, tingkat kecamatan dan desa;
S)
Tersusunnya programa penyuluhan, terwujudnya Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan metode Penyuluhan.
h)
Terbentuknya Balai Penyuluhan Pertanian
(BPP) BPP model dan Pos-pos
penyuluhan pedesaan (Posluhdes) di setiap Kabupaten dan meningkatnya kapasitas SDM Penyuluh PNS, Swasta dan Swadaya.
i)
Terfasilitasinya kebutuhan dasar penyuluhan sejumlah 3.590 orang se
Jawa Tengah, dan terfasilitasinya pemberian penghargaan terhadap prestasi Penyuluh.
j)
Meningkatnya penyelenggaraan penyuluhan yang terintegrasi, efektif dan efisien di setiap tingkatan.
k)
Meningkatnya motivasi dan sumberdaya manusia petani melalui kegiatan
pelatihan, magang kerja, bintek dan pemberdayaan kelompok
:
900
petani (kelapa, kopi, kakao, karet dan tebu) per tahun;
l)
Peningkatan SDM petani peternak di pedesaan;
m)
Terlatihnya ketrampilan pengolahan hasil pertanian pada kelompok wanita tani.
2. Kewenangan Urusan Pilihan Kehutanan a. Permasalahan 1) Tingginya tingkat kerusakan hutan negara dan masih luasnya lahan kritis;
2) 3)
Belum optimalnya fungsi hutan sebagai sistem pengendali tata air;
Belum optimalnya fungsi lingkungan, ekonomi dan sosial dalam pengelolaan hutan;
4) 5) 6)
Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya hutan; Rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat disekitar hutan;
Belum terpadu, efeKif dan
efisiennya
pelaksanaan kegiatan penyuluhan
kehutanan yang diakibatkan manajemen yang tidak dalam satu "Satmikal" (Satuan administrasi Pangkal);
215
b. Kebijakan 1)
Peningkatan pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi masyarakat;
2)
Peningkatan produksi hasil hutan non kayu untuk kesejahteraan masyarakat
sekitar hutan;
3)
Pemantapan Kelembagaan dan Pengembangan Jaringan Kerja dan Kemitraan Penyuluhan Kehutanan;
c.
Strategi
1) Meningkatkan rehabilitasi lahan kritis dan reboisasi kawasan hutan
serta
meningkatkan Perlindungan hutan;
2) 3) 4)
Meningkatkan kualitas sumber daya hutan; Meningkatkan sistem perencanaan pengelolaan hutan;
Mengoptimalkan pengelolaan sumber
daya hutan dan
pemberdayaan
masyarakat sekitar hutan;
5)
Peningkatan peran penyuluhan kehutanan dalam mendukung penerapan dan kebijakan teknologi pembangunan kehutanan;
d. Program 1) 2) 3)
Rehabilitasi Hutan dan Lahan; Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan; Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan;
4) Perencanaan dan Pengembangan Hutan; 5) Rehabilitasi, Perlindungan dan Konservasi Hutan; 6) Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Devisa Sumber Daya Alam; 7) Perlindungan dan Konseruasi Sumber Daya Alam; 8) Pengelolaan dan Pemanfaatan Kawasan Sumber Daya Hutan; 9) Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan. e. Sasaran 1) Tercapainya optimalisasi pemanfaatan lahan, rehabilitasi lahan kritis
dan
reboisasi tanah kosong didalam kawasan hutan;
2) Terwujudnya tertib industri hasil hutan dalam pemanfatan bahan pengelolaan lingkungan dan ijin industri;
3)
216
Terwujudnya pengelolaan sumber daya hutan yang optimal;
baku,
4) Tersedianya sistem informasi dan perencanaan sumber daya hutan; 5) Terwujudnya pemantapan kawasan hutan sesuai fungsinya; 6) Terwujudnya hutan produksi, hutan lindung dan hutan konservasi
sesuai
fungsinya;
7)
Tercapainya Perlindungan hutan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) hutan secara optimal;
8) Terwujudnya pengendalian pemanfaatan hasil hutan, flora dan fauna; 9) Terwujudnya pengelolaan hutan seera partisipatif terhadap kelestarian sumberdaya hutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat; 10)Terwujudnya Fasilitasi dan Sosialisasi Pengembangan Penyuluhan dalam paket teknologi pembangunan kehutanan;
f.
Indikator Capaian
1)
Terlaksananya kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan seluas 25.000 ha per tahun;
2)
Meningkatnya jumlah perusahaan industri hasil hutan yang tertib sebesar 10 % per tahun;
3)
Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya
hutan sebesar 10
o/o
per tahun dan
meningkatnya kontribusi bagi hasil produksi hasil hutan untuk kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan hutan sebesar
70
o/o
per tahun berdasarkan
prakiraan bagi hasil tahun 2008;
4) Meningkatnya kualitas
data dan
informasi
perencanaan pembangunan kehutanan
sumberdaya hutan dan sistem
dan
pengembangan kehutanan
berkelanjutan;
5) Terwujudnya pemantapan batas luar, batas fungsi kawasan hutan dan fungsi konservasi kawasan hutan;
6) Terwujudnya Pengelolaan Hutan Lestari; 7) Berkurangnya kejadian pencurian hasil hutan, terkendalinya
organisme
pengganggu tanaman (OPT), perambahan dan kebakaran hutan;
8) 9)
Terjkendalinya pemanfaatan hasil hutan, flora dan fauna;
Terwujudnya kemantapan kelembagaan t.702 LMDH dan terbentuknya 307 LMDH pada program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM);
10) Meningtcatnya
kinerja penyuluhan kehutanan.
217
3. Kewenangan Urusan a. Permasalahan 1) 2)
Pilihan Energi dan Sumber Daya Mineral
Masih terbatasnya kapasitas SDM bidang energi dan sumber daya mineral;
Adanya citra peftambangan yang merusak lingkungan, terutama tambang
terbuka (open
pit
mining), selalu merubah bentang alam sehingga mempengaruhi ekosistem dan habitat aslinya. Citra ini diperburuk oleh banyaknya Pertambangan Tanpa ijin (PFn) yang sanagat merusak lingkungan;
3) Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya mineral; 4) Belum optimalnya pengelolaan air tanah dan banyaknya daerah yang
rentan
terhadap kekeringan (terutama air baku) ;
5) Masih rendahnya rasio eleKrifikasi diJawa Tengah t 72,70o/oi 6) Belum optimalnya pemanfaatan, diversifikasi (penganekaragaman)
dan
konseruasi energi (baik EBT maupun non EBT) ;
7) 8)
Masih adanya penyimpangan
-
penyimpangan dalam distribusi migas;
Posisi geografis Jawa Tengah yang rentan terhadap bencana geologi dan masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap mitigasi bencana alaml
b.
Kebijakan
1) 2)
Peningkatan SDM Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral; Peningkatan eKplorasi dan eksploitasi sumber daya mineral serta menerapkan
good mining practice dilokasi tambang yang sudah ada dengan
selalu
memperhati kan aspek pembangunan berkela njutan;
3)
Peningkatan manfaat pertambangan dan nilai tambah serta peluang usaha pertambangan dengan memperhatikan aspek sosial dan lingkungan hidup;
4)
Peningkatan upaya konseryasi air tanah dan keseimbangan daya dukung dan daya tamPung lingkungan;
5) Penyediaan infrastrulGur kelistrikan untuk masyarakat dan industri; 6) Mendorong pencarian potensi dan cadangan energi baru
serta
penganekaragaman pemanfaatan energi baru terbarukan maupun yang tidak
terbarukan (energi alternatifl ;
7) 8)
Peningkatan konservasi energi untuk menjamin generasi yang akan datang; Peningkatan pengawasan dalam distribusi migas;
9). Peningkatan pelayanan informasi kawasan yang rentan terhadap bencana geologidan pengembangan sistem mitigasi bencana alam;
218
c.
Strategi
1) Menyertakan diklat, kursus dan studi Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral; 2) Melakukan identifikasi potensi dan sosialisasi peraturan mineral dan batubara; 3) Meningkatkan pengunaan teknologi tepat guna dan promosi usaha pertambangan;
4) 5) 6)
Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap usaha pertambangan; Meneftibkan ijin usaha peftambangan dan pemanfaatan Air Tanah; Membangun jaringan dan pembangkit listrik dengan potensi sumber energi setempat;
7) 8) 9)
d.
Mengoptimalkan pemanfaatan sumber
-
sumber energi alternatif;
Menertibkan usaha jasa penunjang migas; Peningkatan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam.
Program
1) 2) 3) 4)
Peningkatan SDM Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral; Pengembangan Pertambangan dan Air Tanah; Pengembangan Ketenagalistrikan dan Migas; Pengembangan Mitigasi Bencana Alam dan Geologi;
e. Sasaran 1) 2)
Meningkatnya kemampuan SDM Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral;
Berkurangnya kegiatan pertambangan tanpa
ijin (PETi) dan meningkatnya
kesadaran masyarakat terhadap pembanguna n berkelanjuta n da lam ekploitasi sumber daya mineral;
3)
Meningkatnya produksi
dan nilai tambah produk peftambangan
serta
terjadinya alih teknologi;
4)
Optimalnya pengelolaan air tanah dan terpenuhinya kebutuhan air baku pada daerah rawan kering;
5)
Meningkatnya rasio eleKrifikasi dan terpenuhinya kebutuhan energi bagi masyara kat
6) 7)
dan industri;
Optimalnya pemanfaatan dan diversifikasi energi alternatif; Terjaminnya distribusi migas untuk kepentingan masyarakat dan industri;
219
8)
Berkurangnya korban bencana alam geologi dan teridentifikasinya kawasan
rawan bencana geologi sebagai upaya pengembangan sistem mitigasi bencana;
Indikator Capaian
1)
Meningkatnya kemampuan dan kapasitas tenaga teknis Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral sebanyak 55 Orang;
2)
Meningkatnya perijinan sebanyak 140 IUP dan terwujudnya ketertiban dalam
kegiatan usaha pertambangan
di 32
kabupaten/kota
sefta
terwujudnya
konservasi sumber daya mineral melalui pembangunan demplot reklamasi
lahan bekas penambangan pada 12 Kabupaten dan penataan 6 (enam) kawasan pertambangan serta penyusunan Perda/Pergub Minerba Provinsi Jawa Tengah;
3)
Meningkatnya
jumlah investasi
di
bidang pertambangan
melalui
pengembangan kemitraan usaha pertambangan dan penyusunan profil mineral unggulan sebanyak 20 jenis yang dipromosikan dalam 12 kali penyelenggaraan pameran sefta penerapan teknologi tepat guna pada 12 kelompok penambang dan penguatan data base bidang energi dan sumber daya mineral;
4)
Meningkatnya perijinan pemanfaatan
air tanah sebanyak 250 obyek
dan
tercatatnya obyek pajak pada 6.555 sumur serta terwujud rehabilitasi/konservasi air tanah melalui penataan 10 kawasan daerah resapan
dan terbangunnya 22 sumur pantau serta 30 sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air baku pada daerah rawan kering;
5)
Meningkatnya rasio elel(rifikasi sebesar 10
o/o
melalui pengembangan Jaringan
Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 30 kms, Jaringan Tegangan Rendah
(lfR)
sepanjang
20 kms, pembangunan
PLTMH
8
(delapan) Unit,
pembangunan PLTS SHS 1.400 Unit dan pembangunan PLTS Komunal 3 (tiga) Unit serta PLTP 1 (satu) Unit;
6)
Optimalnya pemanfaatan energi alternatif melalui identifikasi potensi 5 (lima) komplek panas bumi, 9 (sembilan) lokasi air, 11 lokasi gas rawa, 12 lokasi biogas, 3 (tiga) lokasi biomasa dan pengembangan Desa Mandiri Energi pada
18 desa serta terbangunnya demplot pemanfaatan gas rawa sebanyak lokasi, biogas 12 lokasi dan penerapan teknologi tepat guna pada 10 lokasi;
220
5
7)
Berkurangnya penyimpangan distribusi migas pada
3 (tiga) kilang, 7 (tujuh)
depo, 485 SPBU, 7 (tujuh) SPBE, 98 agen LPG, 242 agen minyak tanah dan t6.449 Pangkalan Minyak Tanah; 8) Tersedianya
peta up
to date untuk
potensi rawan longsor pada 2l
kabupaten/kota, potensi rawan vulkanik 4 (empat) kabupaten, Potensi rawan
teKoni(tsunami 10 kabupaten/kota, penataan relokasi permukiman akibat tanah longsor 12 Kabupaten, geologi tata lingkungan 15 kabupaten/kota dan terpasangnya alat deteksi (warning system) zona merah pada 12 kabupaten serta sosialisasi mitigasi bencana alam geologi pada 50lokasi/kecamatan;
Kewenangan Urusan Pilihan Pariwisata
a.
Permasalahan
1)
Sumbangan sektor pariwisata terhadap PDRB masih belum optimal. Hal ini
di dalam maupun luar negeri, sehingga jumlah kunjungan, lama tinggal dan
disebabkan oleh belum optimalnya promosi yang dilakukan baik
pengeluaran belanja wisatawan masih relatif kecil;
2)
Daya saing dan daya jual destinasi pariwisata masih lemah. Hal ini disebabkan
oleh masih rendahnya kualitas produk dan jasa pariwisata, kurang tersedianya
sarana dan prasarana yang memadai
di lingkungan obyek dan daya tarik
wisata, masih rendahnya kualitas SDM pengelola obyek dan daya tarik wisata, pramuwisata maupun para pelaku pariwisata lainnya;
3)
Kemitraan antara pemerintah daerah dengan dunia usaha pariwisata dan masyarakat masih belum terjalin dengan baik. Hal
lemahnya jejaring, kerjasama, koordinasi pengembangan pariwisata serta rendahnya
pa
dan
ini
disebabkan oleh
keterpaduan dalam
rtisipasi masyarakat;
b, Kebijakan 1)
Peningkatan jumlah kunjungan, lama tinggal
dan pengeluaran
belanja
wisatawan melalui pengembangan pemasaran dan promosi pariwisata di dalam dan luar negeri;
2)
Peningkatan daya saing dan daya jual destinasi pariwisata melalui diversifikasi
dan pengembangan kualitas produk dan jasa pariwisata, pemenuhan sa€na dan prasarana di lingkungan obyek dan daya tarik wisata, serta peningkatan kualitas pengelola obyek dan daya tarik wisata, pramuwisata dan para.pelaku pariwisata lainnya;
221
3)
Peningkatan kemitraan antara pemerintah daerah dengan dunia usaha pariwisata dan masyarakat guna mensinergikan pengembangan pariwisata dan mendorong tumbuhnya partisipasi masyarakat'
c.
Strategi
1)
Meningkatkan pengembangan pemasaran dan promosi pariwisata di dalam dan luar negeri yang lebih gencar, efeKif dan efisien melalui pengembangan
kerjasama, riset pasar, penyediaan sarana promosi dan informasi, pameran, event, roadshow,farm tour, dan pemanfaatan teknologi informasi;
2)
dan daya jual destinasi pariwisata melalui diversiflkasi dan pengembangan kualitas produk dan jasa pariwisata,
Meningkatkan daya saing
pembangunan sarana dan prasarana yang lebih memadai di lingkungan obyek
dan daya tarik wisata serta pelatihan sDM pengelola obyek dan daya tarik
3)
wisata, pramuwisata dan para pelaku wisata lainnya; Meningkatkan sinergi hubungan kemitraan antara pemerintah dengan pelaku
dunia usaha pariwisata dan masyarakat melalui pembentukan forum dan klaster pariwisata, perkuatan dan fasilitasi kelembagaan asosiasi dan peguyuban pelaku kepariwisataan sefta kelompok masyarakat peduli Pariwisata.
d.
e.
Program
1) 2)
Pengembangan pemasaran pariwisata;
3)
Pengembangan kemitraan.
Pengembangan destinasi pariwisata;
sasaran
1) Tercapainya peningkatan jumlah kunjungan wisata, lama tinggal
dan
pengeluaran belanja wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara guna
2)
meningkatkan kontribusi seKor pariwisata terhadap PDRB; jual destinasi pariwisata guna Tercapainya peningkatan daya saing dan daya
3)
meningkatkan pelayanan yang lebih baik kepada wisatawan; pariwisata Tercapainya peningkatan sinergi antara pemerintah, dunia usaha
dan masyarakat guna mengoptimalkan pengembangan potensi pariwisata daerah.
222
f.
Indikator Capaian
1)
Program pengembangan pemasaran pariwisata, dengan target dan indikator capaian berupa:
a)
Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 2o/o per
tahun dengan rata-rata lama tinggal 2,3 hari dan rata-rata pengeluaran sebesar US$ 200 per kunjungan;
b)
Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan nusantara sebesar
5%
per
tahun dengan rata-rata lama tinggal 2,0 hari, dan rata-rata pengeluaran Rp 336.000,- per kunjungan;
2)
Program pengembangan destinasi pariwisata, dengan target dan indikator capaian:
a) b)
Kualitas produk dan jasa pariwisata semakin meningkat; Kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana obyek dan daya tarik wisata semakin meningkat;
c)
Kualitas sumber daya manusia pengelola obyek dan daya tarik wisata, pramuwisata, dan para pelaku pariwisata lainnya semakin meningkat.
3)
Program pengembangan kemitraan, dengan target dan indikator capaian berupa:
a) Sinergi pengembangan
pariwisata antara pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat semakin meningkat;
b) Peran dan
partisipasi
aKif
masyarakat dalam pengembangan potensi
pariwisata daerah semakin meningkat.
c) Forum dan klaster pariwisata,
lembaga/asosiasi/paguyuban pelaku
pariwisata dan kelompok masyarakat peduli pariwisata semakin kuat dan mandiri.
5.
Kewenangan Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan
a.
Permasalahan
1) Rendahnya kemampuan SDM dan kapasitas kelembagaan masyarakat utamanya masyarakat pesisir dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan akibat rendahnya tingkat pendidikan;
2)
Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum yang mengakibatkan tidak terkendalinya eksploitasi sumberdaya kelautan dan perikanan yang disebabkan kurangnya kualitas dan kuantitas petugas penegak hukum di lapangan;
izs
3)
Menurunnya produksi perikanan tangkap yang disebabkan oleh penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, rusaknya habitat vital dan belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung perikanan tangkap;
4)
Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung perikanan budidaya sefta
rdndahnya kemampuan pembudidaya ikan terhadap good aquacufture p ra ctices y ang
5)
d
iseba bka
n ku ra ng nya pen g uasaa n tekn is;
Banyaknya pelaku usaha pengolahan hasil perikanan yang bersifat tradisional
(dengan mutu produlq syarat teknis, sanitasi dan higienis yang rendah dan
masih jauh dari persyaratan mutu ekspor) karena rendahnya kesadaran, pengetahuan dan Permodalan,
6)
Adanya kerusakan habitat vital di laut
/
pesisir yang disebabkan pencemaran,
perusakan oleh manusia, maupun faktor bencana alam, akibat rendahnya pengetahuan, kesadaran dan peran serta masyarakat pesisir dalam menjaga kelestarian ekosistem
/
lingkungan.
b. Kebijakan
1)
Meningkatkan kemampuan SDM dan kapasitas kelembagaan masyarakat, utamamya masyarakat pesisir dalam optimalisasi pemanfaatan sumberdaya kelautan dan mengurangi ketergantungan terhadap eksploitasi sumberdaya kelautan dan Perikanan;
2)
Meningkatkan pengawasan
dan penegakan hukum untuk
pengendalian
eksploitasi sumberdaya kelautan dan perikanan dengan memperbesar peran serta Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) ;
3)
Melaksanakan optimalisasi usaha perikanan tangkap, memasyarakatkan penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan dan pengembangan grana dan prasarana pendukung perikanan tangkap;
4)
Peningkatan usaha perikanan budidaya dengan
dukungan sarana
dan
prasarana pendukung yang diperlukan serta meningkatkan kemampuan teknis pembudidayaan ikan, terutama dalam penerapan good aquaculture practiceq,
5)
Optimalisasi usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan untuk meningkatkan mutu produk, teknologi, sanitas dan higienis agar dapat memenuhi persyaratan mutu ekspor maupun pemenuhan kebutuhan dalam negeri;
6)
Rehabilitasi dan konseruasi habitat vital
penanganan
224
di laut / pesisir
fisik maupun vegetasi serta
baik dengan
meningkatkan pengetahuan,
kesadaran
dan peran
sefta
masyarakat dalam menjaga kelestarian
ekosistem/lingkungan.
c, Startegi
1)
Memanfaatkan peluang usaha masyarakat pesisir yang belum optimal seperti
usaha garam rakyat, aktivitas perempuan pesisir, dan taruna pesisir, dan kemungkinan pengenalan kegiatan usaha lain yang tidak tertumpu pada eksploitasi sumberdaya kelautan dan perikanan;
2)
Memanfaatkan Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) untuk berperan serta dalam pengawasan dan penegakan hukum dalam pengendalian eksploitasi sumberdaya kelautan dan perikanan, menumbuhkan kelompok'kelompok baru,
dan membantu sarana kelengkapan operasionalnya, dengan tetap melakukan operasi pengawasan bersama aparat terkai!
3)
Mengembangkan dan memasyarakatkan penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan, mendekatkan fishing ground dengan pembuatan rumpon tetap, dan pengembangan sarana dan prasarana pendukung perikanan tangkap;
4)
Mengembangkan usaha perikanan budidaya sesuai komoditas unggulan yang
berbasis kawasan dan diminati pasar, dengan meningkatkan mutu hasilnya melalui penerapan good aquaculture pncticeq,
5)
Meningkatkan usaha pengolahan dan pemasaran yang masih tradisional dalam
hal mutu produknya guna pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan eKpor, dengan tetap membina usaha pengolahan dan pemasaran modern;
6)
Meningkatkan upaya rehabilitasi dan konservasi habitat vital di laut
/
pesisir,
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan peran sefta masyarakat pesisir
dalam menjaga kelestarian ekosistem
/
lingkungan melalui pembinaan,
pelatihan, dan sosialisasi peraturan-perundangan yang berlaku;
d. Program
1) 2)
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir; Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikananl
3) Pengembangan Perikanan Tangkap; 4) Pengembangan Perikanan Budidaya; 5) Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi 5) Rehabilitasi dan Konservasi Sumberdaya Kelautan
Perikanan;
dan Perikanan.
225
e. sasaran
1) Tercapainya peningkatan usaha dan kesejahteraan masyarakat pesisir, termasuk nelayan dan pembudidaya ikan;
2)
Tercapainya peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat pesisir (Kelompok
Mdsyarakat Pengawas
/
POKMASWAS) dalam pengendalian dan pengawasan
sumberdaya kelautan dan tumbuhnya POKMASWAS baru;
3) Tercapainya peningkatan produki perikanan tangkap, penyediaan
dan
pengembangan sarana dan prasarana;
4) Tercapainya peningkatan produksi perikanan budidaya,
penyediaan dan
pengembangan sarana dan prasarana;
5) 6)
Tercapainya peningkatan konsumsi makan ikan dan ekspor produk perikanan; Tercapainya rehabilitasi dan konservasi untuk peningkatan kualitas habitat vital
di pesisir
f. Indikator 1)
/
laut.
Capaian
Meningkatnya usaha petambak garam 250 orang, wanita pesisir 800 orang, dan
taruna pesisir 275 orangi
2)
BeraKivitasnya 21 kelompok kelembagaan masyarakat di bidang pengendalian
dan
pengawasan sumberdaya kelautan
dan perikanan
(POKMASWAS),
tumbuhnya 30 kelompok baru, dan terlaksananya 50 kali operasi pengawasan;
3)
Meningkatnya produki perikanan tangkap sebesar 1,0 % per tahun, pendapatan nelayan (laut dan perairan umum) sebesar Q,93 o/o per tahun, sefta sarana dan
prasanna utamanya di 9 Pelabuhan Perikanan Pantai;
4)
Meningkatnya produksi perikanan budidaya sebesar 6,62 o/o per tahun, pendapatan pembudidaya ikan sebesar 6,59% per tahun; sefta sarana dan prasarana utamanya di 3 UPT perikanan budidaya;
5)
Meningkatnya konsumsi makan ikan sebesar 2,40 o/o per tahun dan ekspor produk perikanan sebesar 5,10
6)
o/o
per tahun;
Meningkatnya kualitas habitat vital di pesisir
mangrove 1.017.500
biii
I
/
laut dengan penanaman pohon
batang, terumbu karang buatan ?25 unit,
transplantasi karang 265 unit, dan penebaran benih ikan di kawasan konservasi
/ calon kawasan konservasi 1.017.500 ekor.
226
6. Kewenangan Urusan a. Permasalahan
Pilihan Perdagangan
1) Terbatasnya akses dan perluasan pasar produk ekspor dan
belum
berkembangnya kerjasama perdagangan internasional;
2)
Lemahnya daya saing dan belum optimalnya pengembangan mutu, desain dan merek dagang beberapa produk eksporJawa Tengah;
3)
Belum optimalnya ketersediaan dan distribusi bahan kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang layak dan terjangkau di seluruh wilayah serta belum terintegrasinya pasar lokal dan regional;
4)
Masih lemahnya jaringan usaha perdagangan di dalam negeri dan luar negeri;
5) Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang perdagangan; 6) Belum optimalnya pelaksanaan perlindungan konsumen dan
pengawasan
barang beredar;
7)
Terbatasnya kemampuan Sumber Daya Manusia Pelaku Usaha
di
sektor
perdagangan khususnya Usaha Dagang Kecil dan Menengah;
b.
Kebijakan
1)
Meningkatkan akses dan perluasan pasar produk ekspor serta pengembangan kerjasama perdagangan internasional yang saling menguntungkan;
2)
Meningkatkan daya saing produk utama ekspor, produk potensial ekspor dan produk jasa;
3)
Memperkuat kelembagaan usaha perdagangan dan pengembangan jaringan usaha perdagangan (networking) di dalam negeri dan luar negeri;
4)
Meningkatkan efisiensi
dan efeKivitas sistem distribusi, tertib
niaga,
perlindungan konsumen dan kepastian berusaha;
5) Mengembangkan prasarana distribusi dan sarana penunjang perdagangan; 6) Mengembangkan jaringan informasi produksi dan pasar serta pengintegrasian pasar lokal dan regional;
7) 8)
Meningkatkan pembudayaan penggunaan produksi dalam negeri; Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) sektor perdagangan secara intensif melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi;
9) c.
Meningkatnya promosi produk unggulan.
Strategi
1)
Penyempurnaan sistem distribusi barang dan jasa yang efisien dan efeKif;
227
2) Pengamanan produk unggulan dan komoditi strategis di pasar global; 3) Pengembangan sarana dan prasarana usaha perdagangan; 4) Peningkatan ekspor non migas melalui pengembangan komoditi unggulan daerah;
5)
Peningkatan akses, penetrasi dan promosi pasar untuk produk orientasi ekspor
di pasar Global;
6)
Pengembangan jejaring kerja antara pemerintah, dunia usaha dan berbagai pemangku kepentingan yang terkait
7)
di
seKor perdagangan;
Pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia pelaku usaha
di seKor
perdagangan.
d.
e.
Program
1) 2) 3)
Peningkatan dan Pengembangan Ekspor;
4) 5)
Peningkatan Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan;
Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional; Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri;
Pemberdayaan Usaha Dagang Kecil dan Menengah.
Sasaran
1) Meningkatnya ekspor non migas Jawa Tengah antara 8 - 8,5o/o per tahun; 2) Terwujudnya efisiensi dan efektivitas sistem distribusi barang dan jasa untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan penting masyarakat;
3)
Terwujudnya tertib niaga, tertib ukur dan kepastian berusaha dalam rangka perlindungan konsumen dan pengawasan barang beredar;
4)
Terciptanya iklim usaha kondusif yang mampu mendorong berkembangnya kesempatan dan kepastian berusaha;
5)
Terwujudnya kelembagaan usaha perdagangan yang produKif dan mampu beradaptasi terhadap perubahan global'
f.
Indikator Capaian
1)
Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri, melalui pembinaan terhadap
jumlah pelaku usaha perdagangan sebanyak 5.000 dan pembangunan sarana pasar 25 unit dengan indikator:
a)
Meningkatnya ketersediaan Bahan Kebutuhan Pokok Masyarakat dan ' kelancaran distribusi;
228
b)
Jumlah Sarana Penunjang Perdagangan meningkat;
c) Meningkatnya jumlah Pelaku Usaha di bidang Perdagangan; d) Berkembangnya kegiatan ekonomi - perdagangan di daerah perdesaan.
2)
Peningkatan dan Pengembangan Ekspor, melalui kegiatan ekspor non migas
dengan pertumbuhan 8o/o
-
8,5o/o per tahun, jumlah komoditas ekspor
meningkat 15 jenis komoditas, dan kegiatan seftifikasi mutu barang 350 jenis dengan indikator
:
a) Meningkatnya volume dan nilai Ekspor Non Migas; b) Meningkatnya kemampuan pelaku ekspor; c) Jumlah jenis komoditi ekspor semakin meningkat; d) Meningkatnya kegiatan Promosi dan pameran dalam dan luar negeri; e) Bertambahnya jumlah negara tujuan eKpor.
3)
Peningkatan Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan, melalui
kegiatan
tera
dan tera ulang sebanyak 50.000
buah
dan pengawasan
barang beredar pada pelaku usaha 2.500 UU dengan indikator:
a)
Meningkatnya jumlah produksi
alat
Ukuran Timbang Takar dan
PerlengkaPannYa (UTTP) ;
b)
Jumlah pengujian Tera & Tera Ulang alat UTTP meningkat;
c)
Meningkatnya pengawasan terhadap Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKD.
4)
Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional, melalui pengembangan kerjasama, misi dagang, kontak dagang, dan promosi ekspor utama, dengan indikator
a)
di 10 negara tujuan
:
Terjalinnya kerjasama perdagangan internasional melalui kontrak dagang, misi dagang dan kerjasama dengan Atase Perdagangan di luar negeri;
b)
5)
Tersedianya data dan informasi kebijakan dan peluang pasar luar negeri.
pemberdayaan usaha Dagang Kecil dan Menengah, melalui pembinaan dan
bimbingan teknis terhadap pelaku usaha perdagangan sebanyak 5000 unit usaha, dengan indikator
:
a) Meningkatnya Jumlah Usaha Dagang Kecil dan Menengah b) Terbinanya kelembagaan UDKM; c) Terlaksananya penataan tempat usaha bagi UDKM'
(UDKM) ;
229
7.
Kewenangan Urusan Pilihan Industri
a. Permasalahan 1)
Ketergantungan terhadap impor Bahan Baku Industri (kandungan bahan baku impor berkisa r 30
-
60 o/o);
2) Keterbatasan infrastruktur industri di wilayah perdesaan; 3) Daya saing dan Nilai tambah beberapa produk industri relatif rendah; 4) Terbatasnya penguasaan teknologi; 5) Lemahnya struktur industri terutama keterkaitan antara industri hulu dan hilir; 6) Lemahnya akses permodalan usaha bagi industri rumah tangga di wilayah perdesaan;
7) 8)
Dukungan R & D belum secara optimal memenuhi kebutuhan seKor industri;
Terbatasnya ketersediaan SDM industri yang memiliki kompetensi, etos kerja tinggi dan profesional.
b. Kebijakan 1)
Meningkatkan efisiensi kerja IKM, sehingga mereka mampu bersaing baik ditingkat nasional maupun internasional;
2)
Memperbaiki keterkaitan industri hulu-hilir secara terpadu terhadap industri unggulan Jawa Tengah;
3)
c.
Peningkatan penguasaan teknologi untuk mendukung pengembangan IKM.
Strategi
1)
Meningkatkan penggunaan bahan baku lokal dan penggunaan produk dalam negeri untuk mendorong kemandirian dan daya saing;
2)
Mengembangkan klaster industri yang mempunyai daya saing produk untuk mendukung industri-industri unggulan Jawa Tengah;
3)
Meningkatlcn penataan kelembagaan struktur industri untuk meningkatkan kapasitas sektor industri;
4)
Memanfaatkan teknologi modern dan kearifan lokal untuk meningkatkan daya saing Produk;
5) d.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menguasai teknologi.
Program
1)
Pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) yang berbasis pada sumber daya lokal;
230
2) Pengembangan sentra/klaster industri potensial; 3) Penataan struktur industri; 4) Peningkatan kemampuan teknologi industri; 5) Peningkatan SDM, pelatihan dan bantuan peralatan industri.
e. Sasaran
1)
Berkembangnya IKM dengan kinerja yang efisien dan kompetitif serta memiliki ketergantungan rendah pada bahan baku impor;
2) 3)
Terwujudnya efi siensi industri-industri unggulan melalui klaster;
Terciptanya struKur industri yang kuat antara industri hulu dan hilir dengan
berbasis pada pendekatan klaster sehingga berdaya saing tinggi dan terbentuknya keterkaitan antara industri hulu dan hilir;
4)
Meningkatnya jumlah IKM yang menerapkan teknologi modern dan terlindungi
dari kemungkinan pembajakan Hak Kekayaan InteleKual (HAKI)
5)
Ter:sedianya
tenaga kerja
;
berkualitas dalam mendukung perkembangan
industri;
f.
IndikatorCapaian
1)
Program Pengembangan industri kecil dan menengah (IKM), melalui pengembangan produk unggulan daerah, 35 jenis produ( penurunan kandungan bahan baku impor pada IKM 2040
o/o
dengan indikator:
a).
Kandungan bahan baku impor pada IKM menurun;
b).
Tersedianya bahan baku lokal sebagai substitusi bahan baku impor bagi IKM meningkat;
c).
Berkembangnya IKM yang mampu menghasilkan produk unggulan dan
diterima Pasar.
2)
Program pengembangan sentra/klaster industri potensial, melalui pengembangan klaster industri penghela sebanyak 6 klaster dan klaster pendukung lainnya dengan indikator
a). Terwujudnya keterkaitan
:
antara industri inti, industri pendukung, dan
industri terkait yang mendorong peningkatan dayasaing;
b).
3)
Terbentuknya kelembagaan klaster IKM yang kuat.
Program penataan struKur inQustri dengan pembinaan terhadap IKM sebanyak 1.500 Unit UHha (UU) dengan indikator
:
231
a).Semakinkuatnyaketerkaitanindustrihu|udanindustrihi|ir; b). Tenrrujudnya jejaring kerjasama antara iKM dengan industri skala besar'
Program peningkatan kemampuan teknologi industri, dengan melakukan pembinaan dan bimbingan teknis terhadap 1.000 uu dengan indikator :
4)
a). b).
Meningkatnya kemampuan dan penguasaan teknologi bagi IKM;
Meningkatnya teknologi produksi dan jenis produk berseftifikasi sesuai dengan standar mutu internasional'
5)
program peningkatan SDM, pelatihan dan bantuan peralatan industri, melalui pendidikan dan latihan terhadap 3.000 Peralatan dengan indikator
uu IKM dan
penyaluran bantuan
:
a). Kemampuan dan keahlian SDM industrimeningkat; b). ProduKivitas usaha IKM meningkat'
8.
Kewenangan Urusan Pilihan Transmigrasi
a.
Permasalahan
1)
Belum optimalnya pengembangan wilayah transmigran yang disebabkan oleh:
a). Koordinasi dan kerjasama antar daerah belum sesuai yang diharapkan; b). Kurang optimalnya penyiapan calon transmigran yang trampil dalam mengelola potensi SDA dilokasi tujuan;
c). Rendahnya kompetensi
2) b.
SDM calon transmigran'
Terbatasnya alokasi target penempatan transmigran'
Kebijakan pada : Kebgakan pembangunan ketransmigrasian Provinsi Jawa Tengah diarahkan Peningkatan kerjasama antar daerah dalam penyelenggaraan dan
1).
pengembangan wilayah transmigrasi;
2).
peningkatan media Komunikasi, informasi dan edukasi ketransmigrasian untuk menumbuhkan minat masyaraka$
3).
c.
Peningkatan kompetensi calon transmigan melalui pelatihan'
Strategi
1). Mengembangkan kerjasama dan koordinasi antar daerah sefta pihak-pihak terkait dalam penyelenggaraan transmigrasi;
232
pelibatan
2).
Mengoptimalkan media informasi yang untuk menyampaikan pesan program transmigrasi;
3). 4).
Meningkatkan kemampuan aparat dalam penyelenggaraan transmigrasi;
Meningkatkan ketrampilan calon transmigrasi sesuai dengan kondisi dan potensi SDA di lokasi tujuan.
d.
Program Pengembangan wilayah transmigrasi
e.
Sasaran 1). Mewujudkan koordinasi & sinkronisasi antar wilayah dalam penyelenggaraan transmigrasi;
2). Meningkatkan jumlah pengiriman transmigran yang trampil baik transmigran umum
(fU),
Swakarsa (TS) Transmigran Berbantuan
fIB) dan Transmigran
swakarsa Mandiri OSM);
3). Meningkatkan profesionalisme aparat dalam penyelenggaraan transmigrasi.
l.
Indikator Capaian 1). Terwujudnya koordinasi & singkronisasi antar wilayah dalam penyelenggaraan transmigrasi di 19 Provinsi lokasi transmigrasi di luar Pulau Jawa;
2).
Nota kesepakatan kerjasama antar wila-yah dalam pengem-bangan kawasan transmigrasi;
3). 4). 5).
Tercapainya pengiriman transmigran sebanyak 7500 KK; Meningkatnya kualitas manajemen pengelolaan dan pelayanan transmigran; Tercapainya 2500 KK calon transmigran mendapatkan Pelatihan Dasar Umum (PDU).
C. Petaksanaan Tugas Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dianut asas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Dekonsentrasi dan tugas pembantuan diselenggarakan karena tidak semua wewenang dan tugas pemerintahan dapat dilakukan dengan desentralisasi, karena peftimbangan kepentingan nasional dan efektivitas pemerintahan.
233
pelaksanaan asas dekonsentrasi oleh pemerintah provinsi dalam kedudukannya
sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah, Pelaksanaan dekonsentrasi bertujuan untuk
:
1.
Memelihara keutuhan dan integrasi nasional.
2. 3.
Melaksanakan kebijakan nasional dalam mengurangi kesenjangan antar daerah.
mewujudkan keserasian hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan antar pemerintah daerah.
4.
Mengidentifikasi potensi dan terpeliharanya keanekaragaman sosial budaya daerah.
5. Mencapai efisiensi dan efeKivitas penyelenggaraan pemerintahan,
serta
pengelolaan pembangunan dan pelayanan publik.
Bidang tugas pemerintahan yahg penyelenggaraannya diperbantukan kepada daerah
sebagai wilayah administratif, terkait erat dengan pelaksanaan 6 (enam) urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, yaitu : politik luar negeri, pertahanan, keamanan, hukum, moneter dan fiskal nasional, sefta agama. Penyelenggaraan tugas pembantuan adalah cermin
dari sistem dan
prosedur
penugasan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, untuk menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan dan pembangunan oleh pemerintah pusat dan diseftai
dengan kewajiban pendanaannya, dimana pelakana wajib melaporkan pelaksanaan dan mempertanggungjawabkan penyelenggaraannya.
D. Pelaksanaan Tugas Umum Pemerintahan Salah satu tujuan pelaksanaan otonomi daerah adalah mewujudkan tata pemerintahan amanah, antara lain dilaksanakan melalui reformasi birokrasi, penegakan hukum dan penataan kelembagaan. Reformasi birokrasi diterapkan untuk
menciptakan kepemerintahan yang amanah dengan mengedepankan prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, efektif, efisien, menjunjung tinggi supremasi hukum, demokratisasi, transparansi, dan meningkatkan partisipasi masyarakat.
pelaksanaan kepemerintahan yang amanah ditujukan untuk menjamin kelancaran,
,
keserasian, keterpaduan tugas serta fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembanguan
234
di daerah. Isu strategis dalam pemerintahan umum di Provinsi
Jawa
Tengah antara lain: penataan kelembagaan dan sistem ketatalaksanaan; peningkatan
sumberdaya aparatur yang didukung oleh sistem renumerasi yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidup serta pelaksanaan sistem pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerah yang efektif dan efisien.
Program-program pembangunan yang dilakanakan dalam rangka pelaksanaan tugas umum pemerintahan, meliputi
1.
:
Program peningkatan Kefasama Antar Daerah (KAD).
Program KAD meliputi kerjasama antar pemerintah provinsi dan kerjasama provinsi dengan pihak ketiga,
baik kerjasama Pemerintah Provinsi dengan Badan
Usaha Milik Negara/ Badan Usaha Milik Daerah (BUMN/BUMD), usaha swasta dan
koperasi, baik dalam negeri/luar negeri. Kerjasama antar daerah dilakanakan terutama dalam upaya meningkatkan pengelolaan sumber daya alam, peningkatan penanaman modal dan pelayanan publik serta pengembangan potensi daerah dan pariwisata.
2.
Program peningkatan pembangunan kawasan wilayah perbatasan.
Program
ini
dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kepaduserasian
pembangunan antar wilayah seda antar wilayah tertinggal.
3.
Program pencegahan dan penanggulangan bencana. Program ini beftujuan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya potensi
bencana, baik bencana sosial maupun bencana alam yang terdapat
di
27
kabupaten/kota di Jawa Tengah, dalam upaya mengurangi kerugian harta benda dan korban manusia.
4.
Program peningkatan pengelolaan kawasan khusus.
Program
ini
dilaksanakan pada kawasan khusus, seperti kawasan lindung,
kawasan konservasi alam dan kawasan cagar budaya, dalam rangka peningkatan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
5.
Program peningkatan ketertiban umum dan ketenteraman dalam masyarakat.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pembinaan kehidupan dan toleransi
antar umat beragama, penegakan hukum termasuk peraturan perundangan daerah
dan
partisipasi masyarakat dalam rangka mendorong berkembangnya
kehidupan sosial yang kondusif.
235
BAB
VIII
PENUTUP Dokumen RPJMD Propinsi Jawa Tengah tahun 2008-2013 ini merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kerja pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, yang telah dipresentasikan dan dipromosikan pada saat kampanye. Dalam penyusunannya telah memperhatikan aspek normatif seperti diatur dalam sejumlah peraturan perundangan. Penyusunan program-program dalam RPJMD
ini mengacu sejumlah program
yang
secara hierarkis berada pada ordo yang lebih tinggi yaitu RPJPNasional, RPJMNasional, RPJPD
dan produk-produk perencanaan yang telah ditetapkan dalam produk hukum
yang mengikat, misalnya RTRW dan Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah.
Dokumen RPIMD ini secara normatif telah diupayakan memuat program-program atau
rencana kerja seluruh tugas seorang GubernurfA/akil Gubernur meliputi tugas-tugas desentralisasi, tugas dekonsentrasi, tugas pembantuan dan tugas-tugas pemerintahan
umum. Namun demikian dalam menjalankan peran sebagai wakil pemerintah pusat dalam menjalankan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan tidak sepenuhnya dapat direncanakan sejak awal, sejalan dengan proses penyusunan RPJM.
Sebagai acuan
bagi pelaku
pembangunan,
dalam implementasinya
memperhatikan kaidah-kaidah pelaksanaannya sebagai berikut
1.
harus
:
RPJMD ini merupakan pedoman bagi SKPD dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD dengan time fnme yang sama yaitu 2008-2013, dengan demikian
terjadi kesamaan arah pembangunan masing-masing SKPD selamat 5 tahun kedepan.
2.
RPJMD ini akan menjadi dasar atau acuan dalam penyusunan RKPD setiap tahun
anggaran.
3.
Penyusunan RPJMD
ini telah melalui tahap konsultasi publik, dengan harapan
program-progam yang ada di dalam RPJMD ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan demkian para stakeholder memahami peran yang perlu diambil dalam pelaksanaan pembangunan Jawa Tengah selama 5 tahun kedepan.
237
4.
RPJMD
ini
akan menjadi dasaf bagi Gubernur dan Wakil Gube'rnur dalam menyusun
LKPJ-AMJ di akhir periode masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur, dan RPIMD
ini akan menjadi dasar bagai DPRD dan anggota masyarakat untuk melakukan evaluasi.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 20082013 menjadi pedoman penyusunan renclna pembangunan sampai dengan tahun 2013.
juga Namun secara substansial juga berlaku sebagai RPJMD transisi, sehingga berlaku sebagai acuan dalam penyusunan RKPD Tahunn 2014 sebelum tersusunnya RPJMD Tahun 2013
-
2018 yang memuat visi dan misi Kepala Daerah terpilih.
Untuk menjaga dan mengendalikan pemanfaatan RPJMD serta konsistensi dokumen-
dokumen prencanaan lain
dan
penganggaran dengan RPJMD maka diperlukan
monitoring dan pelaporan implementasi RPJMD secara reguler dan periodik. Untuk itu diperlukan suatu tim monitoriing RPJMD yang terdiri dari unsur Pemerintah Daerah maupun dari unsur Non Pemerintah Daerah. Hal ini berkaitan dengan pentingnya pengawasan internal dan penerapan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik (good govemance)'
TENGAH
238
MATRIK PERINCIAN PERMASALAHAN, PROGRAM'
SASARANDANINDIKAToRGAPA|AN
DAFTAR ISI
A.
Hal.
KEWENANGAN URUSAN WAJIB 1
11
23 31
33
6.
Perencanaan Pembangunan
35 37 46 51
10. 11. 12.
Kependudukan dan Catatan
Sipil
.
.........
53
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
55
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
65 71
76
'|.5. Koperasidan Usaha Kecildan Menengah
81
84 87
18. Kepemudaan dan Olah Raga 19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
89 91
Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
93
Kepegawaian dan Persandian........... 99
22.
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
103 107
108
25. 26.
Komunikasidan lnformatika
109
Perpustakaan
111
B.
KEWENANGAN URUSAN PILIHAN
1.
112
2.
120
Mineral ................
126
3.
Energi dan Sumber Daya
4.
Pariwisata
132
5.
Kelautan dan Perikanan
134
6.
136 139 142
MATRIK PERINCIAN PERMASALAHAN, PROGRAM, SASARAN DAN INDIKATOR CAPAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM.D) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2008.201 3 1. URUSAN WAJIB : PENDIDIKAN
PROGRAM
PERMASALAHAN
NO.
SASARAN
TARGET DAN
-
INDIKATOR CAPAIAN
2008
t
4
3
2
1
Belum optimalnya
pemerataan, akses dan mutu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) antara lain
Pendidikan Anak Usia Dini
2013
Meningkatnya pemerataan, akses dan mutu pendidikan
b.
c.
3.
terbangunnya pemahaman masyarakat Belum
terhadap PAUD
bagi
pengembangan potensi anak (Golden Age) Keterbatasan lembaga penyelenggara dan sarana prasarana PAUD Belum terpenuhinya rasio
ideal pendidik
2.
anak usia dini (PAUD).
disebabkan:
a.
.I.
4.
SKPD PENGAMPU
SKPD UTAMA
SKPD PENDUKUNG
6
7 Biro Bina Mental
5
APK PAUD 65%.
70o/o
Sararana PAUD
utnas Pendidikan
Prasarana layak.
Rasio
pendidik
jumlah
dengan peserta didik PAUD (1:20) Dokumen tentang pedoman pengelolaan PAUD
PAUD
berbanding dengan Peserta didik 2
Belum optimalnya
pemerataan,
akses dan mutu pendidikan dasar antara lain disebabkan oleh: terbangunnya a.
Belum kesadaran masyarakat
sebagian terhadaP pentingnya pendidikan dasar.
b. Belum terpenuhinya sarana prasarana Pendidikan Dasar.
standar minimal
Pendidikan Dasar
Meningkatnya pemerataan, akses dan mutu pendidikan Dasar.
1. APM-SD/MI 98% 2. APK Wajar Dikdas 98%.
3. Nilai rata-rata
Ujian Berstandar Nasional (UASBN) mencapai
Akhir Sekolah
7,00 untuk SD/MI,
tingkat Ujian
Nasional (UN) SMP/
Dinas Pendidikan
-
Biro Bina Mental Biro Adm Bangda Badan Arsip dan
Perpustakaan
-
Daerah Dinas Pora Dinas Budpar
MTs sebesar 6.78.
Lampiran hal
-
I
NO.
PERMASALAHAN
PROGRAM
SASARAN 2008
r
z oEruI r rct pEnuntilya rasto logal
pendidik Dikdas berbanding dengan peserta didik. Belum optimalnya pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah
3
-2013
TARGET DAN
INDIKATOR CAPAIAN
4
5
4. Angka Naik
SKPD PENGAMPU SKPD UTAMA 6
UKI'U PENDUKUNG 7
Kelas
98%.
5.
(MBS).
Angka Putus Sekolah SD/MI O,12o/o dan SMP/MTs 0,22% SD/MI 98% dan SMP/MTs 93%. 90o/o ruang kelas SD dan SMP sesuai
6. Angka lulus 7.
stiandar.
8. 568 SD
memiliki
laboratorium
9.
IPA
dan komputer. 300/6 SMP memiliki laboratorium lPA, Bahasa, komputer
(rcT).
10.357o SD dan 80%
SMP
memiliki perpustakaan. 11.100o/o SD/MI dan SMP/MTs terakreditasi. 12. 100o/o SD dan SMP melaksanakan KTSP 13.100o/o SD dan SMP melaksanakan pembinaan kesiswaan dengan baik
Lampiran hal
-
2
PERMASALAHAN
SASARAN 2008
- 2013
TARGET DAN
INDIKATOR CAPAIAN
memiliki minimal
Rintisan
1
Sekolah Bertaraf Internasonal (RSBI) SD 15. Kab/Kota
Setiap
memiliki minimal
Rintisan
1
Sekolah Bertaraf Internasonal
optimalnya
pemeEtiaan,
akses, mutu, relevansi dan daya saing Pendidikan Menengah yang
aKses, mutu, relevansi dan
disebabkan:
daya saing jenjang pendidi-
a. Rendahnya ekonomi b.
c.
kemampuan sebagian masyarakat berdampak pada angka putus sekolah
Belum terpenuhinya standar
sarana prasamna minimal pendidikan menengah
Befum optimalnya link and rnatch antara sekolah dengan dunia usaha / dunia industri
d. Belum terpenuhinya rasio ideal pendidik Dikmen berbanding dengan peserta didik.
kan menengah.
Dinas Pendidikan
menjadi 70 %.
3. Rasio 4.
Siswa
SMK:SMA=70:30. 4Qo/o ruang kelas
SMA/SMK
sesuai
standar
5. Angka
Putus
Sekolah
SMA/SMI(MA 0,7%.
6. 90 0/o
sMA/sMK
Biro Bina Mental Biro Adm
Bangda .Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Dinas Pora Dinas Eudpar.
memiliki Perpustakaan. SMA/SMK memiliki laboratorium. 8. Kab./Kota memiliki rintisan SBI SMK. 9. Kab./Kota memiliki rintisan SBI SMA. 10.50 SMA/SMK
7.750/o
Setiap
Setiap
1
1
%
Lampiran hal
-
3
NO.
PERMASALAHAN
PROGRAM
SASARAN
TARGET DAN
-
INDIKATOR CAPAIAN
2008 2
3
2013
4
SKPD PENGAMPU
6
5 Based Leaming. 11.
SKPD UTAMA
Nilai Ratia-rata
SKPD PENDUKUNG 7
UN
SMA/SMI(MA 7.1. 12.50o/o SMK Memiliki Bengkel.
13.
30 mata pelajaran SMK memiliki buku
teks layak
menurut
BSNP
14.100 To
SMA/SMK melaksanakan KTSP
15.100%
SMA/SMK
Terakreditasi
16.50 % SMA
/
SMK
Melaksanakan MBS dengan baik
17.59 SMA menerapkan tso9001 -2000 18.
19.
4
Belum optimalnya
pemerataan,
akses, mutu dan relevansi serta
daya saing Pendidikan Non Formal dan Informal yang disebabkan oleh:
a)
Rendahnya masyarakat
apresiasi terhadap
Pendidikan Non Formal
Pendidikan Non Formal dan Informal
MenrngKatnya pemerataan,
akses, mutu, relevansi dan daya saing pendidikan Non formal dan Informal .
1.
122 SMK
menerapkan ISO 9001 2000
100o/o
-
SMA/SMK
Melaksanakan Pembinaan Kesiswaan dengan baik Pendidikan Kesetaraan :
a. 7o/o
Dinas Pendidikan
SKPD terkait
mendukung APK
capaian
,
Dikdas
b.
Angka
lulus
pendidikan
kesetaraan Paket
Lampiran hal
-
4
PERMASALAHAN
NO.
PROGRAM
SASARAN 2008
2
1
3
- 2013
TARGET DAN
SKPD PENGAMPU
INDIKATOR CAPAIAN
4
5
SKPI.)
SKPU
UTAMA
PENDUKUNG 7
6
A97e/o
b) Rendahnya Indek pembiayaan
dalam layanan
c)
Pendidikan satuan pendidikan non formal. Belum terpenuhinya standar sarana prasarana minima pada kelembagaan Pendidikan Non Formal.
d) Rendahnya
mutu
c.
Angka
d.
Angka
lulus pendidikan kesetraraan Paket B 957o
lulus
pendidikan
kesetaraan Paket
c
pada
e.
pendidikan non formal.
2.
90%
60% usia dewasa
yang
belum
bersekolah terlayani pendidikan kesetaraan Pendidikan Masyarakat (Dikmas):
a.
Angka
Buta
Aksara usia >45 tahun <1%,
b. 15%
desa/kelu-
rahan
memiliki Bacaan Masyarakat
Taman (rBM)
3. Kursus
dan
Kelembagaan:
a. 5o/o
penganggu-
ran usia 1544 th
memperoleh la-
yanan
an
pendidikKecakapan
Hiduo
Lampiran hal
-
5
NO.
PERMASALAHAN
PROGRAM
SASARAN 2008
1l +
2
TARGET DAN
4
3
5
jidikan I Pendidikan
Khusus
Pendiclikan Khusus
Meningkatnya pemerataan, akses, mutu, relevansi dan
3.
lembaga PNF terakreditasi c. Setiap Kab./Kota memiliki 1 (satu) model layanan PNF I lnoorrlan Pendidikan Khusus 40%, Angka Naik Kelas 98% lulus
daya saing
yang
babkan oleh: ole I disebabkan ienciahnya kesadaran ! a) Renciahnya
pendidikan
4.
7oo/o kelas sesuai
h)
c)
berkelainan erkelainan khusus pada iatuan Pendidikan Khusus. Satuan 'f 'ingginya inggin biaya Pendidikan 'endidikan Khusus. lelum terpenuhinya tselum te. standar
pendidikan khusus
pendidikan khusus
terpenuhi
I
tenaga kependidikan dalam l1T-,1 melaksanakan lksanakan tugas pokok dan
yang
Angka standar
minimal
t_Belum - rm optimalnya kinerja pendidik sinya
Dinas Pendidikan
5. 40o/o sarana dan Prasarana pada
Pendidikan 'endidikan Khusus
fungsinya pembelajaran belajaran
APK
SKPD PENDUKUNG 7
lOQo/o
indeks
sarana arana prasarana F
2.
Khusus.
masyarakat rasyarakat mendidik anak
Ii
1.
SKPD UTAMA 6
b. 10o/o
I
pemerataan, m optimalnya optirru I diitum rs, mutu mutu dan relevansi I akses,
SKPD PENGAMPU
INDIKATOR CAPAIAN
- 2013
mengelola disebabkan
6. 100% Peningkatran Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Meningkatnya pendidik dan kependidikan
kinerja
tenaga
Pendidikan khusus terakreditasi 1. Jateng berkualifikasi S.1/ D.4 mencapai : pada a.
Pendidik
30 Yo
Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD).
oleh
a)l Belum meratanya persebaran
pendidik dan
I
tenaga
b.
40 Yo
pada
Satuan
Pendidikan
kependidikan.
I
b)r Sebagian pendidik
belum
Dinas Pendidikan
SD/
SDLB/MI.
memenuhi standar kualifikasi pendidikan S-1/D4
Sebaqian pendidik
belum
Lampiran hal
-
6
NO.
PERMASALAHAN
PROGRAM
SASARAN
TARGET DAN
-
INDIKATOR CAPAIAN
2008 1
d)
2 bersertifi kat pendidik.
3
Keterbatrasan aktivitas dan media pengembangan profesi
pendidik dan
e)
tenaga
kependidikan.
Upah, gaji, tunjangan
dan
penghasilan lain pendidik dan
tenaga kependidikan
Non
PNS belum memenuhi kebutuhan hidup minimal. Q Penghargaan dan perlindungan hukum bagi pendidik dan tenaga kependidikan belum sebanding dengan
beban
tugas profesi yang disandang
2013
4
SKPD PENGAMPU
5
c.
85 Yo
SKPD UTAMA 6
SKPD PENDUKUNG 7
pada
Satuan
Pendidikan SMP /SMPLB/MTs. d. 93 o/o Pada Satuan Pendidikan SMA/SMALB/MA dan SMK e. Pada Pendidikan Kesetaraan A,B danC. 2. Pendidik Jateng ber sertifikat pendidik mencapai: a. 16% PAUD b. 45 % Satuan Pen didikan SD/SDLB/MI c. 94 o/o Satuan Pen SMP/ SMPLB/MTs d. Pada Satuan Pendidikan SMA/SMALB/MA dan SMK 3. dan Tenaga
35 o/a
didikan 95 o/o
Pendidik
Kependidikan Jawa Tengah bersertifikat
sesuai keahlian
bidang
:
Lampiran hal
-
7
NO.
1
PERMASALAHAN
2
PROGRAM
3
SASARAN 2008 -2013
TARGETDAN
INDIKATOR CAPAIAN
4
SKPD UTAMA 6
5
a. 35
SKPO PENGAMPU SKPD PENDUKUNG 7
Vo Pengawas
TICRA/SD/SDLB/ bersertifikat
Ml
pengawas.
o/o Pengawas SMP/MTs bersertifikat pengawas. 50 % Pengawas
b. 40
c.
SMA/SMt(MA
d.
e.
bersertifikat pengawas. o/o laboran Satuan Pendidikan SMP/MTs bersertifikat laboran. o/o laboran Satuan Pendidikan SMA/SMIVMA bersertifikat
45 pada
30 pada
laboran.
f.
10 o/o instruktur Kejuruan bersertifikat kompetensi
S.
40
keahlian.
o/o pustaka-
wan
pada
SMP/MTs bersertifikat pustakawan.
Lampiran hal
-
I
PERMASALAHAN
NO.
PROGRAM
-
20{3
4
3
2
1
TARGET DAN INDTKATOR CAPAIAN
SASARAN 2008
h.
SKPD PENGAMPU PENDUKUNG
6
7
5
o/o pustiakawan pada SMA/
35
ttKt,u
SKPD UTAMA
SMl(MA bersertifikt pustiakawan.
i. 40 o/o Pendidild
7
Belum optimalnya tata
kelola,
akuntabilitas dan pencitraan publik dalam penyelenggaraan pendidikan, yang disebabkan oleh :
a)
Belum diterapkannya
SMM ISO 9001-2000 pada Dinas Satuan Pendidikan Pendidikan Menengah.
dan
b)
c)
Belum terpenuhinya standar pelaporan akuntabilitas Dinas Pendidikan.
Belum optimalnya penerapan
lnformation
Comunication
(lCT) Yang mendukung realisasi Technologi
manajemen pendidikan Yang
d)
transparan dan akuntabel. Belum optimalnya pengenda-
Manajemen Pelayanan
Meningkatnya tata kelola,
Pendidikan
akuntabilitas
pencitraan publik penyelenggara-an pendidikan.
dan pada
1.
2.
lnstruktur kursus kejuruan bersertifikat bidanq keahlian 40% lembaga PAUD memiliki tatakelola dan citra yang baik. 15o/o SD/MI dan 30% SMP/MTs menerapkan Manajemen BerSekolah (MBS). SMA/SMK /MA melaksanakan MBS dengan Baik. penerapan Sistem Manajemen Mutu (sMM) e0012000.
utnas Pendidikan
basis 3. 100% Program 4.
rso
lian internal dalam
naan
pelaksapembangunan
oendidikan
Lampiran hal
-
9
I
I
NO.
PERMASALAHAN
PROGRAM
SASARAN
i
I -...
l1 i8 I
2008
-2013
TARGET DAN
INDIKATOR CAPAIAN
.-
tserum optimalnya
faSilitasi
pengembangan Perguruan Tinggi
serta belum optimalnya
Perguruan Tinggi
3 Fasilitasi Pendidikan Tinggi
peran dalam
4
Terwujudnya
fasilitasi pengembangan pendidikan tinggi serta peningkatan peran Perguruan Tinggi pembangunan
dalam
pembangunan daerah.
daerah.
Masih rendahnya
wawasan kebangsaan dan nasionalisme, kearifan lokal, kesetaraan gender penyelenggaraan pendidikan
dalam
t endldil(an Berkelanjutan
MenrngKatnya wawasan kebangsaan, kearifan lokat dan kesetaraan gender dalam penyelenggaraan pendidikan.
5
zb % perguruan tinggi bermitra dengan Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam pembangunan pendidikan
1.
75
o/o sekolah di
Jawa
Tengah melaksanakan pembinaan wawasan kebangsaan
2. 100o/o sekolah
Jawa
i
t
SKPD PENGAMPU SKPD UTAMA 6 urnas Pendidikan
utnas Pendidikan
SKPD PENDUKUNG 7 Biro Bina Mental Biro Adm Bangda
-
Dinas Pora Kesbangpolin
mas BP3AKB
di
Tengah melaksanakan kurikulum Bahasa
Jawa
Lampiranhal
- l0
2. URUSAN WAJIB : KESEHATAN
PERMASALAHAN
NO.
2
1 1
PROGRAM
Masih kurangnya kualitas dan kuantitas sumberdaya kesehatan (tenaga, sarana prasarana, penganggaran) dikarenakan:
a. Terbatasnya
anggaran
kesehatan untuk pengadaan tenaga kesehatan
b. Masih adanya
di
pemerataan
teknis kesehatan sebesar 1Oo/o
Bakonrvil.
pedesaan
2.
tenaga kesehatan terutama di
kesehatan spesialis,
dokter gigi, bidan, perawat) pada sarana pelayanan kesehatan di daerah.
Masih rendahnya perlindungan dan kepastian hukum terhadap tenaga kesehatan. Masih rendahnya koordinasi dan sinkronisasi perencanaan
penganggaran dan evaluasi oembanqunan kesehatan di
SKPD PENGAMPU . I'KPU SKPD PENDUKUNG UTAMA 6 7 Bappeda Biro Otda dan Kerjasama Biro Pemerintahan Biro Bina Sosial Dinsos
tenaga kesehatan di daerah
Bertambahnya
SDM
Kesehatan yang mengikuti
pendidikan dan pelatihan
Kesehatan Provinsi Jawa
strategis (dokter
i
Melakul€n
pedesaan dan perkotaan Masih kurangnya ketrampilan
distribusi tenaga
T :
5
1.
3. Terakreditasinya pelatihan
d. Masih banyaknya tenaga kesehatan yang belum bersertifikat (sertifikasi kompetensi). e. Masih kurangnya pemerataan
S.
4 Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumberdaya kesehatran (tenaga, sarana prasarana, penganggaran)
daerah
kebidanan
f.
3
Program Sumberdaya Kesehatian
TARGET DAN INDIKATOR CAPAIAN
kesenjangan
tenaga kesehatan
c.
SASARAN 2008-2013
bidang kesehatian
utnKes oan RSUD. RSJD Prov. Jateng
Dinas
Tengah sebesar 20%
4. Institusi pendidikan tenaga
kesehatan
yang terakreditasi sebesar 80% 5. Bertambahnya tenaga yang terakreditasi sebesar 80% 6. Tenaga kesehatan yang mengetahui keberadaan
kesehatan
dan peran MTKP
jawa
tengah sebesar 70%. T.Meningkatnya kompetensi tenaga medis dan non medis yang bersertifikat di
RS sesuai dengan standar yang berlaku. 8.
Meningkatnya
jumlah
medis sesuai
non denoan
tenaga medis dan
Lampiranhal-
ll
.
PERMASALAHAN
h
kabupaten/kota.
Masih rendahnya kemampuan sumberdaya manusia dalam
DAN INDIKA CAPAIAN
9. Pemanfaatan
informasi
terpadu di lingkungan dinas
perencanaan,
penganggaran dan evaluasi pembangunan kesehatan tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Berkembangnya permasalahan kesehatan di daerah lintas batras dan provinsi anggota MPU yang membutuhkan koordinasi dan kerjasama antar wilayah. Beium efektifnya pengawasan pencapaian keuangan retribusi pendapatan pada Dinas Kesehatan dan UPT. Belum semua masyarakat miskin mendapatkan Jaminan Masyarakat. (Jamkesmas) Masih rendahnya keterlibatan pemerintah Kab./Kota dalam pengembangan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam dalam sistem pemeliharaan kesehatan masyarakat secara
di
i
i k.
kesehatan provinsi Jawa
Tengah 100%. 10.
m.
jejaring Dinas
Provinsi
n.
mandiri.
Masih kurangnya jumlah dokter
sistem
Kesehatan dan
Kabupaten/Kota sebesar 70o/o.
11. Peningkatan informasi SPM
bidang kesehatan
dan
jaminan
Pemanfaatran
informasi kesehatan antiar
dan
tersedianya profil kesehatan sebesar 100% 12.
Pemanfaatan
hasil sebagai dasar kebijakan dan pelaku program bidang kesehatan sebesar 60%.
kajian/penelitian
Kesehatan
L
sistem kesehatan
3.
Terdishibusinya
tenaga
kesehatan strategis Pada
sarana
pelayanan
kesehatan di daerah sesuai kebutuhan
4.
Adanya perlindungan hukum bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan kesehatan. koordinasi
S.Memantapkan
Lampiran hal
-
12
NO.
PERMASALAHAN
PROGRAM
UAliARAN 2008-2013
1
2
3
TARGET DAN INDIKATOR CAPAIAN
4
5
evaluasi
SKPD PENGAMPU SKPD SKPD UTAMA PENDUKUNG 7 6
pembangunan
kesehatan
provinsi
di
tingkat maupun
kabupaten/kota. '16.
Meningkatnya kemampuan sumberdaya manusia dalam perencanaan, penganggaran dan evaluasi
pembangunan kesehatan
tingkat provinsi
dan
kabupaten/kota. 17.
Tertanganinya kesehatan
di
masalah
lintas batas
dan Provinsi anggota MPU (Mika Praja Utama) 18. Meningkatnya persentase pengawasan keuangan dan pencapaian rekibusi 100% oada dinas kesehatan dan UPT.
19.
Meningkatnya pengelolaan
mutu keuangan
pada dinas kesehatan dan UPT.
20. Semua Kab./Kota di Jawa Tengah menerapkan JPKM/ Jamkesda
21.
Terpenuhinya
tenaga kesehatan (dokter spesialis jiwa) 100 %
Lampiranhal
-
13
NO.
PROGRAIUI
2
1
,
Masih banyaknya kasus gizi buruk di masyarakat hal ini dikarenakan : a. Pengetahuan pembantu rumah tangga dalam pemberian makanan bergizi masih rendah b. Daya beli masyarakat untuk makanan bergizi rendah c. Ketrampilan ibu dalam menyiapkan makanan bergizi belum memadai d. Kurangnya promosi tentang makanan bergizi e. Kurang terkoordinasinya progmm gizi buruk di Kabupaten / Kota dan antar lGbupaten / Kota.
3 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
UAUAKAN
TARGET DAN INDIKATOR
2008-2013
CAPAIAN
4 MenrngKamya g|zl masyarakat
5
1. Menurunnya
jumlah
buruk pada
gizi
balita. Prelavensi gizi buruk balita 0,820/o
2. Menurunnya jumlah KEK
SKPD PENGAMPU SKPD SKPD UTAMA PENDUKUNG 6 7 - tstrc tsrna uoslal Dinkes - Dinas Pertanian - Bapermades - Bakorwil
pada ibu hamil < 20 % 3. Menurunnya kasus anemi pada ibu hamil, dan nifas =33,5o/o
4.
Meningkatnya
cakupan
pemberian vit A pada balita 100%
5.
Balita yang
ditimbang
secara teratur di posyandu 80%
6. Balita
yang
gizi buruk ditangani
GAKIN sesuai
standar 100%
7. lbu menyusui asi eksklusif 650/o
8. Balita GAKIN 6-24 bulan mendapat MP ASI 807o
9. Bayi, balita, bumil dan bufas yang mendapat suplemen zat gizi mikro 80% 10.
Keluarga
mengkonsumsi
garam beryodium 80%. 11. Surveilance gizi termasuk sistem kewaspadaan dini KLB Gizi Buruk 100% setiap puskesmas
Lampiran hal
-
I
PERMASALAHAN
NO.
3 Program Akses Pelayanan Kesehatan
a. Meningkatnya
Masyarakat
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu. b. Tertanganinya kasus permasalahan kesehatan serta menurunnya morbiditras pada kelompok
c. d.
e.
Masih kurangnya fasilitas sarana dan prasarana pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin
CAPAIAN
4
2
kesehatan Masih kurangnya fasilitas sarana dan prasarana dan prasarana kesehatan dasar dan rujukan. Masih tingginya kasus/permasalahan kesehatan pada kelompok masyarakat yang rentan kesehatan (ibu, anak, remaja, usia lanjuUusila dan pekerja).
rAK(,trr UAN tNu|l1At(Jlt
UAUAKAN 2008-2013
Masih terdapat masyarakat yang belum menikmati pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga ada kecenderungan meningkatnya angka kematian, baik ibu melahirkan, angka kematian anak dan angka kematian karena meningkatnya angka kesakitan hal ini diantaranya disebabkan oleh: a. Mahalnya pelayanan kesehatan yang baik b. Pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau karena jauhnya jarak dan sulitnya akses pelayanan
1
3
PROGRAM
5
1.
akses
memiliki
jumlah penduduk
jaminan
pemeliharaan
kesehatan
sampai 100%.
2. Tercapainya usia harapan
Dinkes dan RSUD Prov. Jateng
Biro Bina Sosial Bappeda BP3AKB Dinsos Dinas Pendidikan Bakorwil
hidup 71 tahun
3.
Menurunnya angka kematian ibu melahirkan menjadi 102/'100.000
4.
Angka kematian
5.
Angka kematian
kelahiran hidup
mencapai
bayi 9,8/1.000
kelahiran hidup
masyarakat rentan kesehatan (ibu, anak, remaja, usia lanjuVusila dan pekerja). c. Meningkatnya
Meningkatnya jumlah penduduk miskin yang
SKPD PENGAMPU SKPD SKPD PENDUKUNG UTAMA 7 6
mencapai
balita
12|1.OOO
kelahiran hidup
6. Balita yang sakit
ditangani dengan MTBS 90% Cakupan SD|DTK95To
7. 8. Puskesmas PKPR
2$o/o
miskin yang memiliki
setiap kabupaten/kota
9. Puskesmas
Jamkesmas/ Jamkesda sampai 100 %
setiap kabupaten/kota 10. Meningkatnya persalinan oleh tenaga kesehatan 95
KTA
25o/o
Yo
11.
Terlaksananya
sistim
rujukan rumah sakit 12.
Tersediannya sarana dan
pEsarana peralatan alat kesehatan sesuai dengan
stiandar pelavanan minimal
Lamphan hal
-
15
NO.
PROGRAM
i'.
3
UAUAlTAN 2008-2013
IAR,CiET DAN INUIKATOR
4
5 (SPM) dan produk unggulan RS 13.Penanganan Komplikasi normal Neonatal 79 % dari kasus yang ditemukan. 14. Poned
SKPD SKPD UTAMA
CAPAIAN
6
;AMPU SKPTI PENDUKUNG 7
Puskesmas
berfungsi optimal;
2
Puskesmas lGb/Kota 15.
Meningkatnya Kunjungan Nifas 90
16.
7o.
Meningkatnya
cakupan pemanfaatian buku KIA 90% 17. Desa melaksanakan P4K 18. Terlaksananya sistem rujukan rumah sakit. l.Meningkatnya Kab/Kota dengan Keluarga yang telah
Semua
4
Masih rendahnya kualitas lingkungan, hal ini dikarenakan oleh
a. b.
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan Masih kurangnya sarana dan prasar€lna dalam menunjang lingkungan sehat
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Terciptanya lingkungan hidup yang sehat
menggunakan
sebesar 80
Dinkes
- Disciptal(aru - Bapermades.
jamban
7o.
2. Meningkatnya Kab/Kota dengan keluarga yang telah
menggunakan
air
bersih
85o/o.
3. Meningkatnya Kab/Kota
dengan cakupan
yang
memenuhi
rumah syarat
kesehatan 75%.
4. Meningkatnya
Kab/Kotra
Peniamah
Usaha Makanan
dengan Tempat
Lampinan hal
-
16
PERMASALAHAN
NO.
PROGRAM
2
1
3
SASARAN 2008-2013
TARGET DAN INDIKATOR CAPAIAN
4
5
SKPD PENGAMPU SKPD UTAMA PENDUKUNG 6 7 T'KPD
(TUPM) memenuhi syarat 80 %.
5. Meningkatnya Kab/Kota
dengan cakupan
Institusi
yang dibina mencapai 80 %.
6.Terwujudnya
pengelolaan
sampah perkotaan
95%
pedesaan 65%
7. Meningkatnya sarana dan
prasaEna
5
Penyakit menular (DBD, Malaria, diare, AFP, HIVAIDS dan TB Paru) dan penyakit tidak menular (jantung koroner, kencing manis, kanker) masih tinggi di Jawa Tengah. Masih tingginya angka kesakitan ini disebabkan oleh : a. Suruailance penyakit menular dan tidak menular yang masih
b.
lemah. Masih jeleknya sanitasi
c.
lingkungan Masih kuranqnva kesadaran
Program Pencegahan
dan Penanggulangan Penyakit.
Berkurangnya kasus penyakit menular (DBD, Malaria, diare, AFP, HIV/AIDS, dan TB paru) dan tidak menular Meningkatnya kesehatan jiwa, sosial dan spiritual yang mampu ditangani RSJD
dalam pengelolaan sampah. 8. Meningkatnya inspeksi kesehatan pada TempatTempat Umum (TTU) 80% 9. Meningkatnya keluarga yang menggunakan air bersih 85olo 0. Cakupan institusi yang di bina mencapai 80% jumlah 1. penderita DBD kurang dari
Menurunnya
2t10.000
Dinkes
- tstro btna uostal - BP3AKB - Bapermades
2. Cakupan UCI 100%
- Dinsos
3.Meningkatnya
- Bakorwil - RSUD
Persentase dengan laporan survailance lebih dari atau sama dengan 90%, dan ketepatan laporan lebih dari atau sama dengan B0%. 4. Tertanganinya KLB kurang dari dari 24 iam
kab/kota
kelengkapan
.
RSJD
Lampiran hal
-
17
d.
e.
masyarakat dalam berperilaku hidup bersih sehat. Masih tingginya kasus/permasalahan kesehatian pada kelompok masyarakat yang rentan kesehatan (lbu, anak, remaja, usia lanjut dan pekerja). Masih tingginya angka penderita gangguan jiwa di Jawa Tengah
karena kasus DBD kurang
dan
6.
1o/o
Menurunnya
kesakitan malaria kurang
7.
angka (APl)
dari 1/1.000
Menurunnya
angka
kesakitan diare dari 1o-20o/o menjadi 8-10o/o.
8.
Menurunnya
kematian akibat kurang
dari
angka diare
1%.
9.Meningkatnya
persentase
kab/kota dengan Non Polio
AFP>2/100.000anak usiadibawah 15 tahun
0.Meningkatnya
Persentase untuk penemuan baru kasus AFP kurang dari 14 hari sesuai
kabupaten
/kota
soP 1. Meningkatnya penemuan kasus HIVAIDS
2.
Menurunnya
kematian
akibat HIVAIDS
3.Meningkatnya
penemuan
kasus TB paru atau CDR (Case Detectio n Rate) 7 O%
4.
Meningkatnya
angka
kesembuhan Tb Paru lebih
dari atau sama
dengan
85o/o
Lampiran hal
-
18
NO.
PERMASALAHAN
PROGRAM
SASARAN
TARGET DAN INDIKATOR CAPAIAN
2008-2013 1
2
3
4
SKPD PENGAMPU SKPD SKPD UTAMA PENDUKUNG 6
5
7
kematian akibat kecelakaan dan cidera
16.Menurunnya balita dari 1Q-20
Pneumonia o/o menjadi
B-1Oo/o
lT.Meningkatnya
Kab./Kota melaksanakan sosialisasi PTM 50 o/o. lS.Meningkatnya Kab./Kota melaksanakan dan pengendalian faktor resiko PTM25o/o.
yang
yang surveilans
19.Meningkatnya
Kab./Kota melaksanakan surveilans kesakitan dan kematian PTM 100 %. 10. Meningkatnya Kab./Kota yang melaksanakan deteksi diniPTM 25 %. penderita
yang
11.20-30 o/o gangguan jiwa
terlayani
pada RSJD Prov. Jateng
o
Masih belum optimalnya pembinaan, pengendalian, dan pengawasan di bidang farmasi, makanan, dan pembekalan kesehatan disebabkan oleh: a. Tingkat ketersediaan dan oemerataan obat dan
Program Farmasi dan Perbekalan Kesehatan
Meningkatnya
pembinaan, pengendalian dan pengawasan di bidang farmasi, makanan dan narhekalan
l.
Meningkatnya ketersediaan dan pemerataan obat publik dan perbekalan kesehatan
lainnya di
Dinkes
pelayanan
kesehatan
2. Meningkatnya kefarmasian
pelayanan sarana
di
Lampiran hal
-
19
sesuai kebutuhan. b. Pelayanan kefarmasian belum terintegrasi secara komprehensif dan optimal dalam pelayanan kesehatan.
c. Masih ditemukannya peredaran sediaan farmasi, makanan dan perbekalan kesehatan yang tidak memenuhi persyaratian mutu dan keamanan kesehatan. d. Belum semua sarana produksi (industri) farmasi, makanan dan perbekalan kesehatan serta sarana distribusi farmasi dan alat kesehatan menerapkan prinsip Good Production Practices dan Good Distribusion Practices. e. Belum optimalnya mutu dan pengembangan obat tradisional serta masih kurangnya pemanfaatan obat tradisional pada sarana pelayanan kesehatan formal. Belum optimalnya pemanfaatan laboratorium makanan minuman di tingkat Kab/Kota dan Provinsi untuk menjamin mutu dan keamanan produk makanan minuman. g. Belum optimalnya kerja sama
pelayanan kesehatan cakupan pembinaan sarana produksi
Meningkatnya
dan
distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan
perbekalan
kesehatian rumah tangga (PKRT)
Meningkatnya
pembinaan
fasilitasi
makanan
tradisional dalam pelayanan formal Meningkatnya pemanfaatan laboratorium makanan dan
minuman dalam menjamin mutu dan keamanan produk makanan dan minuman.
f.
Lampiran hal
-
20
PERMASALAHAN
NO.
PROGRAM
UAUAKAN
IAK(jEI
2008-2013 1
7
2 dengan organisasi profesi dan Iembaga swadaya masyarakat dalam pembinaan, pengendalian dan pengawasan sediaan farmasi, makanan dan perbekalan kesehatan, mulai dari produksi, distribusi samapai denoan oernanfaatannva. Rendahnya kesadaran masyarakat . yang disebabkan oleh : Perbedaan pola penyakitdan persebaran pada setiap daerah. Upaya promosi dan pencegahan belum menjadi prioritras. Status kesehatan masyarakat dan lingkungan belum kondusif. Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. Belum optimalnya pelaksanaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat. Masih adanya penyimPangan
a. b. c. d.
3
'Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
4
5
Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
1. 35% Kabupaten/Kota yang
dan pemanfaatan obat dan zatzat terlarang.
S. Masih adanya
masyarakat
h.
stigma
terhadap keberadaan rumah sakit jiwa Masih rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya kesehatan jiwa
SKPD PENGAMPU SKPD SKPD PENDUKUNG UTAMA
7
6
mempunyai
kebijakan mendukung kemandirian dalam masalah
dalam peningkatan masyarakat mengatasi kesehatan. 2.100Yo Kabupaten/Kota
Dinkes
- Bapermades - Biro Binsos - Biro Humas - BNP
- RSJD
melaksanakan kampanye kesehatan melalui media promosi kesehatan (cetak
e.
f.
DAN IND]KATOR CAPAIAN
elektronik, outdoor, indoor dan penyuluhan langsung)
3.
100 %
Kab./Kota mengembangkan desa/kelurahan siaga. Kabupaten/kota mencapai rumah tangga
4.SQo/o
sehat (rumah tangga ber PHBS)
5. SO%Kabupaten/Kota menyelenggarakan jaminan
pemeliharaan
kesehatan
masvarakat (JPK)
Lampiran hal
-
21
tr
N)
l'J
qt
o)
5 p.
E
gn
**
q 'qg
il+e
$;
EfrE€EEFEE-
3. URUSAN WAJIB: PEKERJAAN UMUM SASARAN NO.
1 1
PERMASALAHAN
PROGRAM
2
Belum optimalnya
2008-2013
4
3
kondisi
pembangunan prasarana jalan
Program Pembangunan
TARGET DAN INDIKATOR CAPAIAN
1.
Jalan dan Jembatan
Meningkatnya efektifitas dan
pembangunan
1.
Jaringan
5
Tersedianya
sebagian
dan jembatan dalam mendukung
Jalan Lintas Selatan (JJLS).
pembangunan wilayah sesuai
bebas
Terselesaikannya
tertanganinya
RTRWP
aksesibilitas ke Bandara A. Yani Semarang. Terselesaikannya
jalan JJLS
(Pansela).
Wonogiri. Lancarnya aksesibilitas
peningkatan aksesibilitas dari Pantai Utara (Pantura) menuju Pantai Selatan 4.
Meningkatnya prasamna
Cepu,
aniar Kabupaten /
Kota,
pariwisata, perbatasan antar provinsi, maupun perbatasan
daerah rawan bencana dan
kawasan
pengembangan perekonomian wilayah.
di
Cilacap,
Kebumen. Purworejo dan
2.
jalan
Blok
Kawasan
sebagian fisik ruas
kondisi dan
iembatan antara lain untuk mendukung pengembangan
lahan dan
Kab. Kab. Kab. Kab.
SKPD PENGAMPU SKPD UTAMA 6 Dinas Bina Marga
SKPD PENDUKUNG 7 Dinas PSDA, Dishubkominfo, Dinas Cipkatiaru, Biro Adbangda, Biro Otda dan Kerjasama, Biro Pemerintahan. Biro Perekonomian, Sekretariat BPBD
transportasi dari dan
ke
3.
terminal baru Bandara A. Yani. Terhubungnya aksesibilitas yang aman lancar dan memadai antara lain PekalonganPekalonganKab. Banjarnegara-
Kota Kab. Kab.
WonosoboKab. Kebumen; Kab. Pemalang-lGb. Purbalingga-Kab. Purwokerto-Kab.
Cilacap dan Kab. Kendal (Weleri) Kab. Temanggung.
Lampiran
hd
-
2
SASARAN NO.
PERMASALAHAN
PROGRAM
2
TARGET DAN INDIKATOR CAPAIAN
2008-2013
4
3
4.
5
SKPD PENGAMPU SKPD UTAMA
PENDUKUNG
SKPD
6
7
Membaiknya kondisi prasarana jalan dan jembatan dalam mendukung
kelancaran
arus
transportasi wilayah diantaranya kawasan Blok Cepu, pariwiperbatasan provinsi maupun perbatasan
sata, antar
antar kabupaten I kota. daerah rawan
bencana
dan
kawasan pengembangan perekonomian wilavah.
Program Rehabilitasi
/ Terlaksananya rehabilitasi I Meningkatnya
Pemeliharaan Jalan dan Jembatian
pemeliharaan jalan provinsi sepanjang 2.539,70 km dan
jembatan provinsi
sepanjang
45
Km/jam
terfasilitasinya
penanganan
24.135m.
waktu
tempuh rata-ratia menjadi
jalan
dan dan
iemlrairn nesialnal
Program
Peningkatan
Jalan dan Penggantian Jembatan
Program
Peningkatan
Sarana dan Prasarana Kebinamargaan.
Meningkatnya
Terlaksananya peningkatan jalan provinsi sepanjang 220 km dan
jalan baik
seDaniano 1.200 m
sebesar 79%
penggantian jembatan provinsi
1.
Terpenuhinya
peningkatan
kualitas dan kuantitas alat berat, sarana laboratorium,
86,540/o
dan
kondisi
sebesar jembatan
Optimalnya kinerja fungsi jembatan
jalan dan
Provinsi Jawa Tengah
material jalan dan jembatan, sistem informasi / data base serta perencanaan dan pengawasan dan
jalan
iembatan. Lampiran hal
-
24
NO.
PERMASALAHAN
PROGRAttI
2008-2013
1
2
3
4
2.
SKPD PENGAMPU
TARGETDAN INDIKATORCAPAIAN
SASARAN
5
SKPD UTAMA
SKPD PENDUKUNG
6
7
Terfasilitasinya penanganan jalan dan jembatan Nasional,
Kabupaten/ Kota dan masyarakaU lingkungan nermukiman nerdesaan-
2
Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan pengelolaan jaringan irigasi, rawa serta jaringan pengairan lainnya dalam mendukung pembangunan pertanian dan penyediaan air
Program
Pengembangan
dan Pengelolaan Jaringan lrigasi, Rawa serta
Jaringan
1. Terlaksananya operasi dan pemeliharaan, peningkatan dan rehabilibsi jaringan
irigasi di 39 Daerah lrigasi
Pengairan
(Dl) seluas 346.998
Ha
sefuas 86.252
Ha
kewenangan pemerintah, 106 Daerah lrigasi (Dl)
Lainnya
baku.
kewenangan provinsi dan
8.982 Daerah lrigasi (Dl)
seluas 559.205
Ha
kavenangan
2.
Meningkatkan
kondisi irigasi kewenangan Pemerintah dari kondisi baik sebesar
fisik jaringan
79o/o menjadi 89o/o, kewenangan provinsi dan 41o/o meniadi 72
o/o
dan
kewenangan kabupaten/kota dari 35% menjadi 600/o melalui kegiatan operasi dan pemeliharaan, dan rehabilitasi sarana dan prasarana irigasi.
peningkatan
kabupaten/kota. Terlaksananya
pengembangan
Daerah
lrigasi Lanang di Kabupaten Grobogan seluas 1.818 Ha, Daerah lrigasi Slinga-
Larangan
di
Dinas PSDA
Badan Ketahanan Pangan, Badan LH, Sekretariat Badan Penanggulanga n Bencana Daerah, Dipertan, Disbun, Dishut, Dislutkan. Dinas Bina Marga, Dishubkominfo, Dinas Cipkataru, Biro Perekonomian
Kabupaten
Purbalingga seluas 1.400
3.
Ha.
Terfasilitasinya peningkatan peranserta masyarakat atau petani pemakai air dalam pengembangan dan pengelolaan prasarana irioasi.
Program
dan Rakrr
Penyediaan
Pengelolaan Air
1. Terlaksananya
target
pemenuhan kebutuhan air baku untuk rumah tangqa,
Meningkatkan
pemenuhan kebutuhan air baku sebesar 107o. Lampiran hal
-
25
SASARAN
No.
I t--.l1 r' --
PERMASALAHAN
PROGRAM
TARGET DAN INDIKATOR CAPAIAN
2008-2013
I
4
3
5
kota dan industri sebesar
2.
SKPD PENGAMPU SKPD UTAMA
PENDUKUNG
SKPD
6
7
10o/o.
Terfasilitrasinya samna dan prasarana penyediaan air baku pada wilayah pedesaan dan perbatasan yang rawan air di Kabupaten / Kota.
3. Terfasilitasinya peningkatran peranserta masyarakat dalam pengembangan dan pengelolaan prasarana air baku. 3
Belum optimalnya upaya konservasi dan pengendalian tatra ruang Daerah Aliran Sungai (DAS) mengakibatkan penurunan kapasitas pengaliran sungai dan daya tampung waduk, danau dan embung
Program Pengembangan,
1.
Menurunkan
Terlaksananya peningkatan
penanganan
dan
tingkat
laju erosi dan sedimen
Pengelolaan dan Konservasi sungai, danau dan Sumber
pada surlgai atau danau di
danau di 35 DAS kritis.
35 DAS kritis.
Terlaksananya
Daya Air Lainnya.
Terlaksananya peningkatan
pembuatan
kerjasama
resapan
pengendalian
dan
pada sungai atau
konservasi
pengembangan pengelolaan
sumberdaya
air
antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Terfasilitasinya peningkatan
peran serta
sumur
percontohan dengan pemberdayaan masyarakat di 6 Balai PSDA. Terlaksananya pembangunan embung€mbung atau
masyarakat
tampungan air 5 buah
dalam pengembangan dan
pengelolaan
sebanyak
prasarana konservasi sumberdaya air.
embung
4.
Terbentuknya
Tim
Koordinasi
Pengelolaan Sumber
Daya Air
(TKPSDA)
Wilayah Sungai (WS) Bodri Kuto dan Dewan
Sumber Daya
Air
Provinsi Lampiran hal
-
26
SASARAN NO.
PERMASALAHAN
PROGRAM
2008-20{3
1
2
3
4
SKPD PENGAMPU
TARGET DAN
INDIKATOR CAPAIAN
SKPD UTAMA
SKPD PENDUKUNG
5
6
7
5.
Terlaksananya Kerjasama
Pengelolaan Sumber
Daya Air pada
7
Wilayah Sungai (WS) kewenangan pusat dan kewenangan kabupaten Terbentuknya forum masyarakat peduli terhadap konservasi sumber dava air 1. Terpenuhinya operasi pemeliharaan, peningkatan, rehabilitasi prasarana sarana sistem pengendalian banjir pada 10 sungai di wilayah sungai Bodri
2 WS
6.
4
Belum optimalnya fungsi prasarana dan sarana pengendalian banjir dan
Program
Pengendalian
1.
Terlaksananya operasi dan
pemeliharaan, peningkatan,
Banjir dan Pengamanan Pantai
rehabilitasi prasarana dan sarana sistem pengendalian
pengamanan pantai sehingga ada kecenderungan terjadinya banjir dan abrasi pantai.
banjir pada 10 sungai
di
wilayah sungai Bodri Kuto mengupayaKan
sena
pengurangan luas rawan genangan terhadap debit
banjir rata-rata saat
ini rawan genangan dari 199.427 Ha menjadi 167.000 Ha pada wilayah sungai kewenangan pusat termasuk wilaYah sungai Bodri Kuto. Terfasilitasinya peningkatan pengelolaan prasarana pengendali dan pengaman pantai pada 7 Wilayah Sungai (WS) kewenangan Pemerintah WS kewenangan dan Kabupaten.
dengan luas
2.
banjir
2
dan dan
Kuto
dan
mengupayakan
pengurangan
luas rawan genangan banjir 199.427 Ha
dari menjadi 167.000 Ha, pada 7 WS kewenangan Pemerintah. 1 WS kewenangan Provinsi WS dan 2 kewenangan Kabupaten.
Terlaksananya Tugas
Pembantuan Operasi
dan
Pemeliharaan Lampiran hal
-
27
SASARAN NO.
PERMASALAHAN
PROGRAM
2
TARGET DAN INDIKATOR CAPAIAN
2008-2013
3
3. 4.
4
5
MengUpayaKan pengamanan pantai untuk mengurangi pantai kritis dari 157 km menjadi 110 km. Terfasilitasinya peningkatan
prasafana
masyarakat dalam pengembangan dan
pantai kritis dari 157
peran serta
pengelolaan
prasarana dan
pengendali banjir pengaman pantai.
Masih adanya
kesenjangan penyediaan sarana dan prasarana antara wilayah perkotaan dan perdesaan,
Belum terpenuhinya
cakupan di wilayah pantai Utara, tengah dan pantai selatan.
fasilitas sarana prasarana
Daya
SKPD PENGAMPU SKPD UTAMA
PENDUKUNG
SKPD
6
7
Sumber Air dari
Pemerintah ke Pemerintah Daerah
Berkurangnya panjang km menjadi 110 km.
Terbentuknya forum
masyarakat
peduli
banjir di 10 sungai pada wilayah sungai Bodri Kuto dan wilayah sunoai lainnva
Program
peningkatan
prasarana dan sarana
perkotaan pedesaan;
dan
1.
Terwujudnya peningkatan dan pemerataaan pembangunan sanna prasarana antar wilayah Pantura-TengahPansela yang mendasarkan karakteristik potensi dan kesesuaian dengan RTRW melalui peningkatian kualitas kerjasama pembangunan
kawasan stnategis, $qpingkatan pelan dan fungsi pdrkotaan, percepatan dan peningkatan pembangunan perdesaan dan peningkatan cakupan dan sistem infrastruktur wilayah
tserKurangnya
kesenjangan pembangunan sarana dan prasarana antar wilayah PanturaTengah-Pansela sesuai dengan karakteristik potensi dan kesesuaian dengan RTRW melalui
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Biro Adm.Bangda Bapermasdes BPBD Dinas ESDM
peningkatan kualitas kerjasama pembangunan kawasan shategis, peningkatan peran dan fungsi perkotaan, percepatan dan peningkatan pembangunan pedesaan dan peningkatan cakupan dan sistem
infrastruktur wilavah Lampiran hal
-
28
SASARAN NO.
PERMASALAHAN
PROGRAM
2
3
2008-2013
4 Terwujudnya peningkatan ketersediaan prasarana dan sarana dasar permukiman bagi masyarakat di perkotaan dan perdesaan secara, efisien, dan efektif;
b
Rendahnya ketersediaan
dan
Program
penrngKatan
kinerja prasarana dan sarana air kinerja pengelolaan air
bersih , sanitasi, dan persampahan terutama di lingkungan masyarakat
minum dan sanitasi:
TARGET DAN INDIKATOR CAPAIAN
Tercukupinya dan meningkatnya pelayanan air bersih, sanitasi dan persampahan terutrama bagi masyarakat RTM di perkotaan maupun perdesaan
5
SKPD PENGAMPU SKPD UTAMA
PENDUKUNG
6
7
SKPD
2.
Meningkatnya ketersediaan prasarana dan sarana dasar permukiman bagi masyarakat di perkotaan dan nerdecaan Meningkatnya pelayanan air bersih, sanitasi, persampahan bagi RTM
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
berpenghasilan rendah.
Bappeda, BLH, Bapermasdes Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Dinas ESDM, 'Bakorwil l, ll dan
lll, BiroAdm. Bangda, Dinas Kehutanan 7
Rendahnya kualitas pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung Pemerintah diakibatkan tidak dipatuhinya NSPM dan rendahnya sosialisasi serta pengawasan pelaksanan NSPM yang telah diterbitkan oleh pemerintah.
Belum
pengelolaan
bangunan gedung serta
pengembangan jasa
1. Peningkatan kualitras dan
1.
kinerja pengelolaan bangunan gedung (terutama
gedung publik)
konstruksi karena
dan belum
pemahaman
urnas urpta Karya dan Tata Ruang
pihak yang terkait dengan pembangunan
konstruksi. 2. Meningkatnya kompetensi
dan peningkatan jumlah usaha jasa konstruksi
Meningkatnya
NSPM para konsultan dan kontraktor serta para
publik.
2. Meningkatnya
gedung
jumlah
yang sesuai NSPM baik dari segi maupun kinerja pengelolaan semakin tinggi. Meningkatnya oenvelenooaraan
berkualitas
berkembangnya jasa
pembinaan
serta
Program pembangunan
dan
kurangnya
kualitas
pengawasan
mantapnya
mekanisme sertifikasi kompetensi.
3.
Lampinan
hal
-
29
SASARAN NO.
PERMASALAHAN
PROGRAM
2008-2013
T,
2
3
4
TARGET DAN INDIKATOR CAPAIAN
5
pembinaan dan sosialisasi iasa
SKPD PENGAMPU SKPD UTAMA
SKPD PENDUKUNG
6
7
konstruksi 4. Bertambahnya
perusahaan jasa konstruksi yang memenuhi kualifikasi dan memiliki sertifikasi kompetensi baik terhadap Badan Usaha yaitu Sertifikasi Badan Usaha (SBU) maupun terhadap SDM nva
Lampiran hat
-
30