IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan wisata Musiduga terletak di tiga
kenagarian
(struktur
pemerintahan
setingkat
desa)
Kenagarian
Muaro,
Kenagarian Silokek, dan Kenagarian Durian Gadang, Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa di daerah ini terdapat potensi wisata, namun di dalam daerah ini juga terdapat kegiatan penambangan emas ilegal yang berindikasi merusak sumberdaya alam dan lingkungan. Pengambilan data dilakukan pada bulan MaretMei 2011. 4.2
Jenis dan Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data
sekunder. Data Primer adalah data yang diperoleh dengan jalan dikumpulkan sendiri oleh peneliti dan langsung dari objek yang diteliti. Data primer diperoleh melalui pembagian kuesioner dan wawancara kepada pengunjung, penambang emas, dan masyarakat sekitar kawasan Musiduga. Data sekunder diperoleh dari literatur, website dan dari instansi yang terkait dengan penelitian, seperti Dinas Pariwisata Seni Budaya Pemuda dan Olah Raga (Parsenibudpora) Kabupaten Sijunjung, Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Sijunjung, dan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Sijunjung. Selain dari instansi terkait, datadata sekunder juga diperoleh dari literatur-literatur yang relevan dengan topik penelitian ini.
4.3
Metode Pengambilan Sample Pada penelitian ini responden berasal dari pengunjung yang berkunjung ke
obyek wisata Musiduga, masyarakat sekitar Musiduga, penambang emas, dan instansi terkait. Metode pengambilan sample dilakukan dengan purposive sampling, yaitu pengambilan responden yang ditemui di lokasi secara sengaja sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki yang sesuai dengan kriteria penelitian. Menurut Mardalis (2004), purposive sampel adalah cara memperoleh sampel yang dilakukan dengan cara sengaja dan dengan menggunakan perencanaan tertentu. Responden yang dipilih pada penelitian ini merupakan responden yang berusia 17 tahun ke atas yang dinilai dapat berkomunikasi dengan baik dan bersedia untuk mengikuti proses wawancara. Banyaknya sample pengunjung dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla 1993) yaitu:
dimana n adalah ukuran sample, N merupakan banyaknya populasi dan e sama dengan nilai kritis/ batas kesalahan sehingga berdasarkan rumus tersebut, responden pengunjung yang dijadikan sebagai sample penelitian ini berjumlah 100 orang. Selain pengunjung, dilakukan wawancara terhadap 50 orang masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan Musiduga. Masyarakat yang dimaksud memiliki kriteria sehat jasmani dan rohani, mampu berkomunikasi dengan baik dan yang sudah memiliki pekerjaan dan kehidupannya terkait langsung dan tidak langsung dengan kawasan Musiduga. Selanjutnya, dilakukan juga wawancara terhadap 50 responden yang bekerja sebagai penambang emas dengan syarat mampu berkomunikasi dengan baik dan memiliki pekerjaan utama
sebagai penambang emas di kawasan Musiduga. Pengambilan sample pada 50 responden masyarakat Musiduga dan 50 responden penambang emas diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih representatif. Wawancara secara mendalam dilakukan kepada informan (key person), yaitu kepada dua orang dari Dinas Parsenibudpora Kabupaten Sijunjung yaitu satu orang Kepala Bidang (Kabid) Kepariwisataan dan satu orang staff bidang kepariwisataan, dua orang dari Dinas pertambangan dan Energi Kabupaten Sijunjung yaitu satu orang Kabid Pertambangan Umum dan satu orang staff Pertambangan Umum, dua orang dari KLH, dan Wali Nagari di desa Musiduga. 4.4
Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan
komputer dengan program Microsoft Office Excell dan Minitab 14 for windows. Pada Tabel 5 akan diuraikan matriks analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan-tujuan dalam penelitian ini. Tabel 5. Matriks Analisis Data No Tujuan Penelitian 1. Mengetahui tingkat ketergantungan masyarakat Musiduga terhadap pemanfaatan sumberdaya alam untuk pemenuhan kebutuhannya 5. .
2.
Mengidentifikasi persepsi stakeholder terhadap kerusakan lingkungan akibat penambangan emas ilegal
Sumber Data Data sekunder: - Monografi Desa Data primer: - Wawancara dengan masyarakat melalui kuesioner - wawancara mendalam kapada aparat desa di kawasan Musiduga
Data primer: - Wawancara dengan masyarakat yang menjadi responden baik yang bekerja sebagai penambang
Analisis Data - Inventarisasi jenis pekerjaan masyarakat Musiduga - Persentase pendapatan masyarakat yang berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam - Analisis Deskriptif
emas maupun yang tidak - Wawancara secara mendalam pada key person seperti: Dinas Parsenibudpora dan Dinas Pertambangan dan Energi, Aparat Desa, KLH 3.
6.4.
4.4.1
Menganalisis potensi dan dampak kegiatan wisata di Musiduga: Data Primer: - Menganalisis nilai WTP - Wawancara dengan pengunjung terhadap pengunjung melaui penetapan tarif di kawasan kuesioner Musiduga
- Wilingness To Pay untuk penetapan tarif dan atraksi wisata yang diminati
- Menganalisis dampak ekonomi dari kawasan wisata Musiduga bagi masyarakat sekitar.
Data primer: - Wawancara dengan masyarakat melaui kuesioner
- Analisis Perubahan Pendapatan dan pekerjaan
- Menganalisis dampak lingkungan dari kegiatan wisata alam.
Data primer: Wawancara mendalam dengan Dinas Parsenibudpora Data Primer: - Wawancara dengan penambang emas melalui kuesioner - Wawancara kepada Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas parsenibudpora, KLH,Wali Nagari
- Analisis Deskriptif
Menganalisis kemungkinan masyarakat penambang emas beralih profesi ke kegiatan wisata
- Analisis Deskriptif - Model Regresi Logit
Identifikasi Tingkat Ketergantungan Masyarakat Musiduga dari Pemanfaatan Sumberdaya Alam untuk Pemenuhan Kebutuhannya Identifikasi tingkat ketergantungan masyarakat Musiduga terhadap
pemanfaatan sumberdaya alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup dilakukan dengan inventarisasi jenis pekerjaan masyarakat Musiduga terlebih dahulu. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis persentase pendapatan.
Analisis mengenai besarnya persentasi pendapatan yang diterima oleh masyarakat dengan adanya kawasan Musiduga digunakan untuk mengetahui apakah pendapatan yang diterima oleh masyarakat dengan adanya pemanfaatan sumberdaya alam Musiduga merupakan usaha pokok, cabang usaha, atau hanya sebagai penghasilan tambahan bagi mereka. Menurut Soehadji (1995) dalam Soetanto (2002) menjelaskan persentase pendapatan seseorang dan membaginya menjadi tiga tipologi usaha berdasarkan share pendapatan yaitu: (1) usaha yang mendatangkan proporsi pendapatan kurang dari 30% (<30%) disebut sebagai usaha sambilan, (2) usaha yang mendatangkan proporsi pendapatan antara 30 sampai 70% (30-70%) disebut sebagai cabang usaha, (3) usaha yang mendatangkan proporsi pendapatan lebih dari 70 sampai 100% (70,1-100%) disebut sebagai usaha pokok. Perhitungan persentase pendapatan masyarakat yang berasal dari pemanfaatan SDA secara langsung terhadap total pendapatan adalah: .................................(4.1) dimana: %IMM = Persentase pendapatan masyarakat dari pemanfaatan sumberdaya alam ISDA
= Pendapatan rata-rata masyarakat dari pemanfaatan sumberdaya alam
ITotal
= Pendapatan total masyarakat
4.4.2
Identifikasi Persepsi Multistakeholder terhadap Lingkungan Akibat Penambangan Emas Ilegal
Kerusakan
Identifikasi persepsi multistakeholder terhadap penambangan emas ilegal melalui wawancara dengan masyarakat yang bekerja sebagai penambang emas maupun yang tidak sebagai penambang emas yang menjadi responden dalam penelitian (kuesioner) dan wawancara secara mendalam kepada aparat desa, Dinas Parsenibudpora, Dinas Pertambangan dan Energi, dan KLH yang dianalisis secara
deskriptif. Responden diberi pilihan mengenai ada tidaknya kerusakan lingkungan akibat penambangan emas berupa polusi air, udara, suara, struktur tanah rusak, mempengaruhi kehidupan biota, dan mempengaruhi kesehatan. Analisis ini diharapkan menghasilkan persepsi multipihak (masyarakat, penambang emas, dan instansi terkait) terhadap kondisi lingkungan di sekitar kawasan Musiduga akibat adanya kegiatan tambang emas tersebut. 4.4.3
Analisis Potensi Wisata dan Dampak Ekonomi Lingkungan Kegiatan Wisata di Kawasan Musiduga Keberadaan kawasan wisata Musiduga memiliki potensi yang dapat
dianalisis seperti potensi obyek wisata alam dan dampak ekonomi lingkungan dari kegiatan wisata di kawasan Musiduga. Analisis pada penelitian ini yaitu analisis nilai WTP pengunjung dalam penetapan tarif masuk kawasan Musiduga, dampak ekonomi dari keberadaan kawasan wisata Musiduga terhadap masyarakat sekitar, dan analisis dampak kegiatan wisata terhadap lingkugan sekitar Musiduga. 4.4.3.1 Analisis Nilai WTP Pengunjung dalam Penetapan Tarif Masuk Kawasan Musiduga Guna mendapatkan nilai kesediaan membayar atau WTP pengunjung di kawasan wisata Musiduga dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Sebelum mendapatkan nilai kesediaan membayar, penulis membuat skenario berdasarkan usaha pengembangan tempat wisata Musiduga memerlukan dana yang cukup besar untuk menunjang kegiatan pengembangan dan pengelolaan tempat wisata dimana sumber pendapatan berasal dari Pemerintah Daerah. Namun, dana dari Pemerintah Daerah tersebut belum mencukupi untuk pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata Musiduga. Selanjutnya dana tersebut akan dialokasikan untuk penyediaan fasilitas-fasilitas dan pengadaan
sarana dan prasarana yang mendukung aktivitas rekreasi di kawasan wisata Musiduga, meningkatkan daya tarik wisata, serta untuk upaya pemeliharaan lingkungan tempat wisata. Oleh karena itu Pemerintah Daerah berencana mengadakan penetapan tarif masuk kawasan wisata. Seluruh responden diberi informasi mengenai skenario tersebut agar responden dapat mengetahui gambaran tentang situasi hipotesis yang dimaksud. Setelah membuat pasar hipotetik, guna mendapatkan nilai penawaran pada penelitian ini dilakukan dengan survey ke pengunjung. Tujuan dari survey ini adalah memperoleh nilai maksimum keinginan membayar (WTP) dari pengunjung sebagai responden. Nilai penawaran yang diajukan terhadap pengunjung adalah menggunakan teknik pertanyaan tertutup atau close-ended question yaitu teknik bertanya terhadap responden dengan memberikan pertanyaan yang sudah disertai dengan jawaban-jawaban untuk dipilih (Mubyarto dan Suratno 1981). Langkah selanjutnya adalah memperkirakan nilai rata-rata WTP menggunakan nilai ratarata dari penjumlahan keseluruhan nilai WTP dibagi dengan jumlah responden. Dugaan Rataan WTP dihitung dengan rumus (Hanley dan Spash 1993): =
........................................(4.2)
Dimana : = Dugaan rataan WTP (Rp) Wi
= Nilai WTP ke-i (Rp)
n
= Jumlah responden (orang)
i
= Responden ke-i yang bersedia membayar tarif masuk kawasan wisata (i=1,2,...,n)
4.4.3.2 Dampak Ekonomi Kawasan Wisata Musiduga bagi Masyarakat Sekitar Dampak ekonomi keberadaan tempat wisata Musiduga terhadap masyarakat sekitar dianalisis dengan mengkaji kontribusi sektor wisata terhadap pendapatan masyarakat dari adanya kegiatan wisata di kawasan Musiduga. Kontribusi tersebut dilihat dengan perhitungan pendapatan rata-rata masyarakat berdasarkan kelompok pekerjaan. Perhitungan pendapatan rata-rata dihitung dengan rumus sebagai berikut: ..................................(4.3) dimana:
IM
= Kontribusi sektor wisata terhadap pendapatan rata-rata responden masyarakat
ITM = Pendapatan total responden masyarakat IT
= Pendapatan rata-rata responden masyarakat di luar sektor wisata Musiduga
Tujuan dari analisis yang dilakukan terhadap pendapatan masyarakat di sektor wisata adalah untuk melihat proporsi pendapatan rata-rata masyarakat sebagai pekerja yang terkait baik langsung maupun tidak langsung terhadap pengelolaan kawasan wisata Musiduga. Berdasarkan proporsi pendapatan tersebut dapat diketahui apakah keberadaan Musiduga merupakan usaha pokok, cabang usaha, atau hanya sebagai usaha sambilan. Persentase proporsi pendapatan yang diperoleh dari Musiduga tersebut dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: ........................(4.4) dimana :
% IM = Persentase proporsi pendapatan responden masyarakat pada sektor wisata Musiduga
IM
= Pendapatan rata-rata responden masyarakat dari kegiatan wisata Musiduga
ITM
= Pendapatan total responden masyarakat Musiduga
4.4.3.3 Analisis Dampak Kegiatan Wisata terhadap Lingkungan Sekitar Musiduga Penelitian untuk mengetahui apakah pemanfaatan sumberdaya untuk kegiatan wisata memberikan dampak terhadap lingkungannya dilakukan dengan melakukan wawancara kepada responden (kuesioner) yaitu pengunjung, pekerja, masyarakat sekitar, dan instansi terkait seperti pihak Dinas Parsenibudpora, KLH, dan Wali Nagari. Adapun indikator yang ditanyakan kepada responden tentang dampak kegiatan wisata terhadap lingkungan sekitar yaitu menambah keindahan pemandangan, menjaga keasrian lingkungan, membuat segar udara sekitar, dan menimbulkan
sampah.
Analisis
ini
diharapkan
menghasilkan
persepsi
multistakeholder (pengunjung, pekerja, masyarakat sekitar, dan instansi terkait) terhadap kondisi lingkungan di sekitar kawasan Musiduga akibat adanya kegiatan wisata. 4.4.4
Analisis Kemungkinan Masyarakat Penambang Emas Beralih Profesi ke kegiatan Wisata Analisis kemungkinan masyarakat penambang emas beralih profesi ke
kegiatan wisata dengan wawancara kepada penambang emas dan melalui wawancara secara mendalam kepada Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Parsenibudpora, dan KLH. Selanjutnya, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan masyarakat penambang emas beralih profesi ke wisata digunakan model regresi logistik; Bentuk umum model logit adalah: .......................(4.5)
Dalam kasus penelitian ini, nilai biner diberikan kepada variabel dependen yaitu keinginan masyarakat penambang emas beralih profesi ke kegiatan wisata. Nilai “0” untuk penambang emas yang tidak bersedia beralih profesi dan nilai “1” untuk penambang emas yang bersedia beralih profesi. Guna menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi keinginan penambang emas beralih profesi ke kegiatan wisata menggunakan model regresi logit dengan menduga variabel penjelas (independent) seperti jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, lama menambang emas, pendapatan per bulan, pengetahuan tentang dampak jangka panjang penambangan ilegal terhadap sumberdaya alam dan lingkungan, dan penyuluhan dari Pemerintah Daerah. Untuk menduga faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk beralih mata pencaharian dari pertambangan emas ke sektor wisata, maka digunakan model sebagai berikut : Z = β0 -
Dimana : Z
1JTK +
2PNDDKN -
3LME -
4PNDPTN +
5PDJPPEI +
6PNYLH +
εi
= Kemungkinan masyarakat penambang emas beralih profesi ke kegiatan wisata, nilai “0” untuk penambang emas yang tidak bersedia beralih profesi dan nilai “1” untuk penambang emas yang bersedia beralih profesi. β0 = Intersep ... = koefisisien regresi. 1 6 JTK = Jumlah tanggungan keluarga (orang). PNDDKN = Tingkat pendidikan (bernilai 1 jika ”SD”, bernilai 2 jika ”SMP”, bernilai 3 jika ”SMU”, bernilai 4 jika ”D1/D3” bernilai 5 jika ”S1”, bernilai 6 jika ”S2/S3). LME = Lama menambang emas (tahun). PNDPTN = Pendapatan per bulan (rupiah). PDJPPEI = Pengetahuan tentang dampak jangka panjang penambangan ilegal terhadap sumberdaya alam dan lingkungan: ”0” tidak tahu, ”1” tahu. PNYLH = Penyuluhan dari Pemerintah Daerah: ”0” tidak ada penyuluhan, ”1” ada penyuluhan. = error term εi
Variabel-variabel di atas dipilih karena berdasarkan teori-teori, penelitian terdahulu, dan observasi di lapangan. Menurut Pangesti (1995) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan atau program dikelompokkan dalam dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang dijabarkan sebagai berikut: 1.
Faktor
internal:
mencakup
karakteristik
individu
yang
dapat
mempengaruhi individu tersebut untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan. 2.
Faktor eksternal: merupakan faktor diluar karakteristik individu. Pada penelitian ini faktor internal yang diteliti terbatas pada hal-hal
berikut: jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, lama menambang emas, pendapatan, dan pengetahuan tentang dampak jangka panjang penambangan emas ilegal, sedangkan faktor eksternal berupa penyuluhan dari Pemerintah Daerah. Jumlah tanggungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk beralih profesi dari kegiatan penambangan emas ke kegiatan wisata, yang dinyatakan dalam besaran jumlah jiwa yang ditanggung oleh anggota dalam keluarga. Jumlah tanggungan keluarga diduga bernilai negatif. Semakin sedikit jumlah anggota keluarga yang harus ditanggung akan menyebabkan semakin sedikit kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, semakin sedikit jumlah tanggungan keluarga akan mendorong penambang emas untuk beralih profesi ke kegiatan wisata. Menurut Sumarwan (2004) menyatakan bahwa pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan seseorang. Pemasukan variabel pendidikan ini dapat melihat bagaimana tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi kemungkinan beralih profesi dari kegiatan penambangan emas
ilegal ke kegiatan wisata. Tingkat pendidikan diduga bernilai positif. Semakin tinggi tingkat pendidikan penambang emas semakin mudah untuk memahami tentang lingkungan. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan mendorong penambang emas untuk beralih profesi ke kegiatan wisata. Pada penelitian ini, lama menambang emas diduga bernilai negatif. Semakin lama penambang emas berprofesi sebagai pekerja diduga akan semakin kecil kemauan penambang emas tersebut untuk beralih profesi ke kegiatan wisata. Faktor selanjutnya yang diduga berpengaruh adalah pendapatan. Menurut Sukirno (1985) menyatakan bahwa besarnya pendapatan berhubungan dengan kemampuan membiayai kebutuhan hidup. Tingkat pendapatan diduga bernilai negatif. Semakin tinggi pendapatan penambang emas maka diduga semakin kecil kemauan penambang emas untuk beralih profesi ke kegiatan wisata. Menurut Kurniawan (2008) adanya pengetahuan terhadap manfaat dari suatu hal akan menyebabkan orang mempunyai sikap positif terhadap hal tersebut. Pada penelitian ini, pengetahuan tentang dampak jangka panjang penambangan emas ilegal terhadap sumberdaya alam dan lingkungan diduga bernilai positif. Semakin penambang emas mengetahui dan memahami tentang dampak jangka panjang penambangan emas ilegal akan mendorong penambang emas untuk beralih profesi ke kegiatan wisata. Adanya
penyuluhan
merupakan
salah
satu
faktor
yang
diduga
mempengaruhi kemungkinan responden untuk beralih profesi. Penyuluhan dari Pemerintah Daerah diduga bernilai positif. Semakin banyak penyuluhan yang didapat oleh penambang emas maka akan mendorong penambang emas untuk beralih profesi ke kegiatan wisata.
4.4.4.1 Pengujian Model Regresi Logit Pengujian signifikansi model dan parameter dalam analisis regresi logistik diuraikan sebagai berikut: Uji Likelihood Ratio Uji Likelihood Ratio dalam uji secara keseluruhan model logit dimana rasio fungsi kemungkinan modelUR (lengkap) terhadap fungsi kemungkinan modelR (H0 benar). Fungsi kemungkinan tersebut adalah (Juanda 2009):
Dengan hipotesis: H0 :
1=
2 = …. = k
H1 : minimal
j#0,
untuk j= 1,2,3...k
Jika menggunakan taraf nyata α, hipotesis H0 ditolak (model signifikan) jika dan jika statistik G > X2α (k-1) dan jika H0 ditolak maka dapat disimpulkan minimal ada #0, dengan pengertian model regresi logistik dapat menjelaskan atau memprediksikan pilihan individu pengamatan. Uji Signifikansi Tiap Parameter (uji Wald) Untuk menguji faktor mana ( j#0) yang berpengaruh terhadap pilihannya, perlu uji statistik lanjut. Dalam hal ini, uji signifikasi dari koefisian secara parsial dapat dilakukan dengan statistik uji Wald yang serupa dengan statistik uji-t atau uji Z dalam regresi linear biasa (Juanda 2009). Hipotesisnya adalah: H0 :
j=
0 untuk suatu j tertentu ; j = 0,1,...,p
H1 :
j
0
Statistik uji yang digunakan adalah Wj =
j
/ SE ( j) ; j = 0,1,....p
Dimana :
i
= vektor koefisien dihubungkan dengan penduga (koefisien X)
SE ( i) = Galat kesalahan dari
i
Odd Ratio Odds berarti resiko atau kemungkinan peluang kejadian sukses terhadap kejadian tidak sukses dari variabel respon. Makin besar nilai Odds makin besar peluang seseorang untuk mengambil keputusan, sehingga nilai Odds merupakan kecenderungan seseorang menentukan pilihan yang pertama. Secara matematis dapat dituliskan (Juanda 2009):
Dimana: P = Peluang kejadian yang terjadi P-1 = Peluang Kejadian yang tidak terjadi