JURNAL LENTERA AKUNTANSI
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
ANALISIS FAKTOR- FAKTOR FUNDAMENTAL DAN FAKTOR TEKNIKAL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2010 - 2014 ) Oleh: Hamizar Komputerisasi Akuntansi, Politeknik LP3I Jakarta Gedung Sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450
Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 - 31904599 Email :
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor fundamental yang meliputi , Current Ratio, Debt to Equty Ratio, Return on Asset, Total Asset Turn Over dan faktor teknikal Tingkat Suku Bunga , Inflasi secara parsial dan simultan terhadap Price To Book Value (PBV) perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Metoda pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 perusahaan pertambangan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t Statistik untuk menguji koofesien regresi parsial serta F statistic untuk menguji keberartian pengaruh bersama-sama dengan level signifikan 5 %. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Berdasarkan hasil penelitian, tidak ditemukan variable yang menyimpang dari asumsi klasik. Hal ini menunjukkan bahwa data telah memenuhi syarat untuk menggunakan model persamaan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan Return On Asset berpengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value, Sedangkan variable, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Inflasi dan tingkat bunga secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value. Secara Simultan Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Total Asset Turn Over, Inflasi dan Tingkat bunga berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2010 – 2014. Kata Kunci : Current Ratio, Debt to Equty Ratio, Return On Asset, Total Asset Turn Over, Inflasi, BI Rate dan Price to Book Value.
ABSTRACT This research aims to identify and analyze the influence of fundamental factors that include, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets, Total Asset Turn Over and technical factors Interest Rate, Inflation partially and simultaneously to Price To Book Value (PBV) a mining company in Indonesia Stock Exchange 2010-2014. The sampling method is purposive sampling by the number of samples used in this study were 15 mining companies. The analysis technique used is multiple regression with the least square 6
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
equation and hypothesis testing using t statistics to test koofesien partial regression and F statistic to examine the mean effect together with a significant level of 5%. It also made the classic assumption test including normality test, multicolinearity test, heteroscedasticity test and autocorrelation test. Based on the results of the study, found no variable that deviate from the classical assumptions. This indicates that the data has been qualified to use multiple linear regression model. The results showed Return On Asset significant influence on price to book value, while variable, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, inflation and interest rates partially no significant effect on Price to Book Value. Simultaneously Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return on Assets, Total Asset Turn Over, Inflation and interest rates have a significant effect on the Price to Book Value mining company listed on the Stock Exchange in 2010-2014. Keywords: Current Ratio, Debt to Equty Ratio, Return on Assets, Total Asset Turn Over, Inflation BI Rate and Price to Book Value.
PENDAHULUAN Isu yang memotifasi peneliti untuk melakukan investigasi pada emiten yang tercatat dipasar bursa efek Indonesia adalah adanya fluktuasi kinerja manajerial yang diukur melalui Price to Book Value (PBV), menunjukkan volatilitas yang cukup signifikan. Price to Book Value merupakan rasio yang menghubungkan antara harga pasar saham per lembar dengan nilai bukunya. Investor sangat banyak menggunakan PBV sebagai salah satu ratio dalam analisis investasi karena hal-hal berikut ; (a) Book value relative stabil sehingga dapat digunakan sebagai nilai intitif yang dapat dibandingkan dengan market price, (b) dengan adanya standar akuntansi yang konsisten antar perusahaan, ratio PBV dapat diperbandingkan dengan perusahaan yang sama untuk menentukan under atau over value. Nilai pasar berbeda dengan nilai buku., Jika nilai
buku merupakan total modal (Total Equity) dibagi dengan jumlah saham yang beredar, maka nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang nilainya ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa. Semakin tinggi rasio Price to Book Value, semakin baik kinerja perusahaan dinilai oleh pemodal dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan. Oleh karena itu dapat disimpulkan semakin tinggi rasio Price to Book Value, maka semakin tinggi tingkat kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan, maka akan menjadi daya tarik bagi investor untuk membeli saham tersebut, sehingga permintaan akan naik, kemudian mendorong harga saham naik (Wulandari, 2009).
Tabel 1.1 Rata-rata Price to Book Value, Current ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, dan Total Asset Turn Over Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 Variabel 2010 2011 2012 2013 2014 PBV 3,17 2,97 1,95 1,33 1,35 CR 2,15 2,35 2,05 1,91 1,88 DER 1,54 3,61 2,59 1,19 0,53 ROA 9,9 13,4 1,53 3,31 2,77 TATO 0,84 0,87 0,89 0,78 0,80
Sumber : Idx Statistics Index, idx.co.id 7
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
Nilai rata-rata Price to Book Value berfluktuasi pada angka tertinggi di tahun 2010, sebesar 3,17 dan terendah di tahun 2013 yaitu sebesar 1.33. Nilai rata-rata Current Ratio berfluktuasi pada angka tertinggi tahun 2011 sebesar 2,35 dan terendah tahun 2013 yaitu 1,88. Nilai rata-rata Debt to Equity Ratio berfluktuasi pada angka tertinggi di tahun 2011, sebesar 3,61 dan terendah di tahun 2014 yaitu sebesar 0.53. Nilai rata-rata Return On Asset berfluktuasi pada angka tertinggi di tahun 2011, sebesar 13,4 % dan terendah di tahun 2014 yaitu sebesar 2,77 %. Nilai rata-rata Total Asset Turn Over berfluktuasi pada angka tertinggi di tahun 2011, sebesar 0.87 dan terendah di tahun 2013 yaitu sebesar 0.78. Faktor-faktor yang terindikasi memiliki korelasi secara konseptual dengan fenomena tersebut diatas antara lain, faktor fundamental dan faktor teknikal yang cenderung berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan harga saham. Faktor –faktor fundamental yang terindikasi meliputi : (1) Current ratio, (2) Debt to Equity ratio, (3) Retur On Asset (4) Total asset Turn over. Sedangkan factor-faktor teknikal yang terindikasi berkorelasi dengan fenomena diatas meliputi : (1) Tingkat pertumbuhan Inflasi, (2) Tingkat bunga acuan Bank Indonesia. Secara konseptual dapat dijelaskan bahwa semakain meningkatnya Current ratio akan direspon positif oleh pasar sehingga cenderung meningkatkan demand akan securitas dipasar modal. Dengan semakin meningkatnya harga securitas dipasar modal dapat meningkatkan nisbah atas harga saham dengan nilai buku equitasnya. Konsisten dengan penelitian : Mohammad Ihsan(2009 ) yang menyatakan bahwa secara parsial Current Ratio berpengaruh terhadap harga saham semakin meningkatnya harga sekuritas semakin
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
dapat meningkatkan price to book valuenya (PBV). Debt to equity ratio merupakan kemampuan suatu entitas bisnis dalam membelanjai perusahaannya melalui tingkat utang. Secara konseptual dinyatakan bahwa semakin meningkatnya utang akan meningkat pula resiko yang akan ditanggung oleh perusahaan, yaitu meliputi resiko membayar biunga, resiko membayar utang dan resiko menutup utang. Oleh karena itu semakin meningkatnya Debt to Equity Ratio akan direspon negative oleh pasar, sehingga dapat menurunkan deman atas sekuriti dipasar modal. Dengan semakin menurunya permintaan akan saham, maka dapat menurunkan pula harga saham. Dengan demikian, maka debt to equity ratio berpengaruh negative terhadap nisbah atas harga saham dengan nilai bukunya. Hal ini konsisten dengan penelitian Hidayati (2010) dan Putra (2007) yang menemukan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negative tidak signifikan terhadap price to Book value perusahaan. Purwanto Dan Haryanto (2004) yang menyatakan bahwa debt to equty ratio suatu perusahaan menunjukkan resiko distribusi laba perusahaan akan semakin besar terserap untuk melunasi kewajiban perusahaan. Ariandi (2009) menyebutkan bahwa ratio utang terhadap equitas (DER) memiliki pengaruh negative dan signifikan terharhada harga saham dipasar. Makin tinggi tingkat laverage akan semakin tinggi resiko yang akan dihadapi perusahaan yang pada akhirnya akan menurunkan harga saham. Turunnya harga saham dapat mengakibatkan turunnya Price to Book Value. Variabel lain yang terindikasi yang memliki korelasi dengan nisbah harga saham denga nilai bukunya yaitu tingkat kembalian asset (ROA) suatu entitas bisnis, karena secara konseptual dinyatakan bahwa semakin meningkatnya return on asset akan memberikan sinyal 8
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
positif terhadap investor. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa return on asset berpengaruh secara signifikan positif terhadap price book value. Konsep ini didukung Muktarudin dan Desmon King Ramalo (2007) yang menyatakan bahwa tingkat kembalian asset atas investai secara parsial berpengaruh terhadap harga saham. Disamping factor-faktor fundamental diatas terdapat factor-faktor teknikal yang ternyata memiliki korelasi positif maupun negative terhadap harga saham. Umumnya factor teknikal yang secara konseptual berkorelasi dengan nisbah harga saham dengan nilai bukunya antara lain : (1) tingkat pertumbuhan inflasi yang menyatakan bahwa semakin
meningkatnya inflsi maka cenderung semakin meningkatkan harga konsumen dipasar. Semakin meningkatnya harga konsumen akan meningkatkan biaya operasional yang tingggi sehingga menurunkan laba perusahaan sebagai salah satu indicatornya. Dengan semakin menurunya laba perusahaan maka earning per share juga semakin menurun sehingga akan dapar menurunkan harga saham, yang akhirnya dapat menurunkan pula terhadap nisbah harga saham terhadap nilai buku equitasnya. Sependapat Silvi Reni Cusyana (2012) yang menemukan bahwa tingkat inflasi berpengaruh negative signifikan terhadap Price To Book Value.
Tabel 1.2 Rata-rata Inflasi dan suku Bunga acuan bank Indonesia periode 2010-2014
Tahun
Inflasi
Suku Bunga
Th 2010
5,13%
6,50%
Th 2011
5,35%
6,58%
Th 2012
4,28%
5,77%
Th 2013
6,97%
6,48%
Th 2014 6,42% 6,42% Sumber : Biro Pusat Statistik dan BI (diolah)
Menurut Harianto (1998), Pembelian saham merupakan salah satu bentuk investasi berupa asset keuangan (financial asset), karena saham memberikan penghasilan dalam bentuk imbalan hasil (return) atas selisih harga saham dan dividen, serta nilainya diharapkan dapat meningkat dari waktu ke waktu pada masa yang akan datang. TELAAH TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Sinyal (Signaling Theory) Dalam teori sinyal (signaling theori) pihak menajemen perusahaan dianggap mempunyai informasi yang cukup atas perusahaan yang dikelola pada tataran menajemen, terutama informasi yang positif di informasikan kepada pihak investor memberikan
sinyal akan prospek perusahaan dimasa yang akan datang melalui laporan keuangan, sehingga diharapkan pasar akan merespon informasi tersebut secara positif, dan berdampak pada naiknya harga sekuritas perusahaan di pasar modal, begitupula sebaliknya apabila informasi tersebut direspon negative oleh pasar maka akan berdampak kepada penurunan harga sekuritas perusahaan yang tentunya akan berdampak negative pula terhadap perusahaan. Price To Book Value Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau price to book value (PBV), menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV yang tinggi 9
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku per lembar saham. Semakin tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Keberhasilan perusahaan menciptakan nilai tersebut tentunya memberikan harapan kepada pemegang saham berupa keuntungan yang lebih besar pula (Sartono, 2008). Semakin tinggi rasio PBV, semakin tinggi kinerja perusahaan dinilai oleh pemodal dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan. Oleh karena itu dapat disimpulkan semakin tinggi PBV semakin tinggi tingkat kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan, maka akan menjadi daya tarik bagi investor untuk membeli saham tersebut, sehingga permintaan akan naik, kemudian mendorong harga saham naik (Wulandari, 2009). Fudamental Keuangan Fudamental keuangan perusahaan merupakan merupakan struktur pondasi yang membentuk perusahaan tersebut agar dapat beroperasi serta mengembangan diri pada masa yang akan datang. Struktur fondasi keuangan merupakan salah satu faktor yang terdintikasi dapat mempengruhi harga dan return saham yang diperdagangkan di lantai bursa. Guna memilih investasi yang tepat dan aman, diperlakuan suatu alat analisis yang mumpuni , cermat, dan teliti, serta dapat diuji kehandalannya secara empiris, yang harus didukung dengan ketersedian data dengan baik. Alat analisa Laporan Keuangan, pada umumnya dapat dikatogerikan kedalam lima jenis kelompok (Harmono, 2009), yaitu:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity ratios), yaitu rasio keuangan yang mengindetifikasi serta mengukur guna mengetahui kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknnya. 2. Rasio Solvabilitas (solvability ratios), j rasio keuangan yang dapat mengindentifikasi serta mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. 3. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas (profitability or rentability ratios), yaitu rasio keuangan yang meng-indentifikasi dan mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan penjualan mauapun inventasi. 4. Rasio Aktifitas (activity ratios), yaitu analisis keuangan yang mengindentifikasi serta mengukur seberapa efektif dan efesien perusahaan mengelola sumber dana yang tersedia. 5. Rasio Pasar (Market ratios), Yaitu analisis keuangan yang mengindetifikasi serta mengukur harga pasar saham relative terhadap nilai bukunya. Dari kelompok yang ada, yang mewakili masing-masing kelompok rasio yang dapat dijabarkan sebagai berikut: Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi price book value. Penelitian tersebut diantaranya sebagai berikut :
Tabel 2.1.
Ringkasan Penelitian Terdahulu No
Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Perbedaan Penelitian
1.
Wira Hadi Anugraha (2013)
Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
Y = PBV X1 = PER X2 = DER
PER tidak berpengaruh signifikan terhadap
Penelitian ini belum membahas pengaruh Variabe
10
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
e-Journal Unsri
2
3
Abdurrakhma n Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan (JRAP) Vol. 1 No. 2. Diterbitkan oleh Magister Akuntansi Universitas Pancasila 2015 Silvi Reni Cusyani dan Suyanto Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan (JRAP) Vol. 1 No. 2. Diterbitkan oleh Magister Akuntansi Universitas Pancasila 2015
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20092012.
X3 = Total Asset X4 = ROE
Pengaruh Cureent Ratio, Return On Equity, Total Asset Turn Over dan Size Terhadap Price To Book Value. ( Studi Empiris pada perusahaan Consumer Good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 – 2011
Y = PBV X1 = CR X2 = ROE X3 = TATO X4 = Ln Size
Pengaruh Earning Pershare, Debt To Equity Ratio, Suku Bunga dan Inflasi terhadap Price To Book Value pad Perbankan di bursa efek Indonesia periode 2007 – 2012
Y = PBV X1 = EPS X2 = DER X3 = Suku Bunga X4 = Inflasi
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Target Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sesuai publikasi ICMD 2014 untuk kelompok Pertambangan dari periode 2010 sampai dengan periode 2014 ada sebanyak 44 perusahaan Pertambangan. Pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel. Jadi purposive sampling
PBV, DER berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap PBV, Total Asset dan ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. Secara simultan PER, DER, Total Asset dan ROE berpengaruh signifikan terhadap PBV. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa variable ROE dan LnSize berpengaruh signifikan terhadap Price To Book Value. Sementara itu Current Ratio, dan TATO tidak berpengaruh secara signifikan pada Price To Book Value Dari hasil analisis menunjukkan bahwa variable EPS, DER, Suku Bunga dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Price To Book Value.
Independen X1 = Current Ratio X2 = Return On Asset X5 = Inflasi dan X6 = tingkat bunga Terhadap PVB serta periode penelitian relative tahun lama.
Penelitian ini belum membahas pengaruh Variabe Independen X1 = Current Ratio X5 = Inflasi dan X6 = tingkat bunga Terhadap PVB serta periode penelitian relative tahun lama
Penelitian ini belum membahas pengaruh Variabe Independen X1 = Current Ratio X5 = Inflasi dan X6 = tingkat bunga Terhadap PVB serta periode penelitian relative tahun lama
ialah metode pengambilan sampel yang digunakan peneliti, jika peneliti mempunyai pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. (Sugiono, 2010). Adapun Kriteria yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan Pertambangan yang go public dan atau terdaftar di BEI periode tahun 2010 sampai dengan 2014. 2. Memberikan laporan keuangan perusahaan secara konsisten selama periode penelitian.
11
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
3.
Laporan keuangannya sudah diaudit oleh Auditor Eksternal (Auditted) selama periode penelitian dan memiliki kelengkapan data lainnya. 4. Laporan keuangan berakhir per 31 Desember. Berdasarkan kriteria pengambilan sampel diatas, maka sampel yang memenuhi syarat dalam penelitian ini adalah sebanyak 21 perusahaan Pertambangan, seperti terlihat pada table berikut : Tabel 3.1. Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria
Tabel 3.2. Tabel Definisi Dan Operasional Variabel
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
residualnya (SRESID), serta uji normalitas menggunakan scatter plot (Wijaya, 2011). Sehingga hasil analisis regresi memenuhi criteria BLUE (best linier unbiased estimator). Analisis Regresi Linier Berganda Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengkaji pengaruh CR, ROA, DERTATO, Inflasi dan Tingkat bunga acuan BI terhadap Price to Book Value perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI, guna mengetahui seberapa besar variabel independen mempengaruhi variabel dependen dihitung dengan menggunakan persamaan garis regresi berganda sebagai berikut: Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 +b4x4+ b5x5 +b6x6 + e Keterangan : Y = Price To Book Value perusahaan sector pertambangan
Sumber : Konsep Penelitian Yang Diolah Dari Berbagai Jurnal
METODE ANALISA DATA Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat. Model analisis regresi linier ini, mensyaratkan uji asumsi terhadap data yang meliputi: uji multikolenieritas dengan matrik korelasi antara variabelvariabel bebas, uji auto korelasi melalui uji Durbin-Watson (DW test), uji hetersoskedastisitas dengan menggunakan grafic plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan
A = Konstanta b1 – b5 = Koefesien Regresi x1 = Current Ratio (CR) x2 = Debt To Equity Ratio (DER) x3 = Return On Asset (ROA) x4 = Total Asset Turn Over ( TATO) x5 = Tingkat Inflasi x6 = Tingkat Bunga acuan bank Indonesia e = Standar error.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Statistik Deskriptif Berdasarkan jumlah sampel yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitian, dapat diketahui statistic deskriptif variable yang berfungsi untuk mengetahui karakteristik sampel yang meliputi jumlah sampel, rata-rata sampel, tingkat penyimpangan data nilai maksimum dan nilai minimum.
Tabel 4.3
12
JURNAL LENTERA AKUNTANSI Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber : Data sekunder diolah :
PBV saham sector pertambangan selama periode pengamatan mempunyai nilai minimum 5,00 dengan nilai maximum 520,00 dengan nilai rata-rata 148,43 serta simpangan baku 113,16 . Angka minimum PBV dibawah 100 % mengindikasikan telah terjadi penurunan nilai PBV terhadap beberapa perusahaan disektor pertambangan pada periode pengamatan yang dilakukan, akan tetapi dengan tingkat PBV rata-rata diatas 100% yakni 148,43 % menunjukkan bahwa secara rata-rata perbandingan harga pasar saham dibandingkan dengan nilai bukunya adalah 1,4843, angka ini mrnunjukkan bahwa harga saham sector pertambangan berada diatas harga nilai bukunya. Curren Ratio saham sector pertambangan selama periode pengamatan mempunyai nilai minimum 61,28 % dengan nilai maximum 1064,23 % dengan nilai rata-rata 207,04 % serta simpangan baku 136,23. Dengan tingkat CR diatas 100 % secara rata-rata yakni 207,04 % berarti secara rata-rata setiap 1 utang jangka pendek perusahaan pertambangan yang diamati dijamin pelunasan dengan ketersediaan harta lancar sebanyak 2,07 kalinya. Angka ini menunjukkan rata-rata perusahaan pertambangan berada dalam keadaan likuid dan itu artinya secara ratarata perusahaan pertambangan mampu melunasi kewajiban jangka pendekanya dengan baik . DER saham sector pertambangan selama periode pengamatan mempunyai nilai minimum 15,00 % dengan nilai maximum 1519,00 % dengan nilai ratarata 128,13 % serta simpangan baku 189,73 . Angka minimum DER dibawah 100 % menunjukkan bahwa masih ada perusahaan pertambangan yang kondisinya
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
solvable yakni kondisi utang perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan modalnya. Secara rata-rata kondisi perusahaan pertambangan berada dalam keadaan tidak solvable atau kondisi jumlah utangnya lebih besar dibandingkan dengan modalnya . RAO saham sector pertambangan selama periode pengamatan mempunyai nilai minimum -14,15 % dengan nilai maximum 38,30 % dengan nilai rata-rata 6,43 % serta simpangan baku 9,73 . Angka minimum ROA minus mengindikasikan ada beberapa perusahaan pertambangan berada dalam kondisi merugi. Secara rata-rata ROA 6,43 % perusahaan pertambangan yang diamati menunnjukkan masih banyak perusahaan pertambangan mendapatkan keuntungan yang cukup dari operasionalnnya. TATO saham sector pertambangan selama periode pengamatan mempunyai nilai minimum 11,00 dengan nilai maximum 194,00 dengan nilai rata-rata 79,03 serta simpangan baku 47,12 . Angka minimum TATO yang 11,00 menunjukan ada beberapa perusahaan pertambangan yang mengalami penurunan kinerja dengan angka TATO 11,00 % menunjukkan kemampuan perusaan dalam mengoperasionalkan hartanya dalam menciptakan penjualan sangan kecil. Secara rata kinerja perusahaan pertambangan ada pada angka 79,03 yang berarti kinerja pertambangan masih memberikan prospek yang sangat menjanjikan. Inflasi periode pengamatan mempunyai nilai minimum 4,28 % dengan nilai maximum 6,97 % dengan nilai rata-rata 5,63 % serta simpangan baku 0,96 . Tingkat inflasi yang masih cukup tinggi pada periode pengamatan, dapat memberikan sinyal kepada investor bahwa berinvestasi dipasar modal masih dibebani resiko berinvestasi yang cukup tinggi, yang dapat berakibat penurunan terhadap harga saham dipasaran. Tingkat Bunga periode pengamatan mempunyai nilai minimum 5,77 dengan 13
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
nilai maximum 6,97 dengan nilai ratarata 5,64 serta simpangan baku 0,57 . Tingkat bunga bank yang cukup tinggi pada periode pengamatan akan dapat mempengaruhi investor untuk menarik investasinya dalam sector pertambangan dan mengalihkannya kepada investasi simpanan bank. Disamping itu tingkat bunga yang tinggi akan mengakibatkan biaya utang akan semakin tinggi, dengan semakin tinggi baiaya utang maka semakin kecil keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan pertambangan. Hasil Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan dan menginterpretasikan hasil analisis regresi, perlu dilakukan uji asumsi klasik terhadap model regresi agar variable independen sebagai estimator terhadap variable dependen tidak bias, sehingga tujuan dan bukti empiris terhadap penelitian dapat tercapai dengan baik. Uji Multikolinieritas Uji Multikolineritas merupakan uji yang ditunjuk untuk menguji apakah model regresi yang ada terdapat korelasi antar variable bebas (variable independen). Model uji regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinieritas. Variabel yang menyebabkan multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau VIF yang lebih besar dari 10 (Hair et All, 1992) dalam Prayitno (2012). Tabel 4.4 Nilai Toleransi dan VIF Variabel Bebas Model Collinearity Statistics Constant Tolerance VIF CR ,912 1,097 DER ,908 1,101 ROA ,633 1,579 TATO ,714 1,401 Inflasi ,540 1,852 Suku Bunga ,565 1,770
Dari Tabel 4.4 diatas dapat dilihat nilai tolerance yang dihasilkan tidak terdapat variable bebas yang mempunyai nilai tolerance kurang dari 10 % atau 0,1.
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
Begitu pula nilai VIF-nya tidak ada variable bebas yang mempunyai nilai lebih dari 10, sehingga dapat disimpulkan dalam model regresi yang digunakan tidak terdapat gejala multikolinieritas. Berdasarkan hasil olah data diatas dapat dilihat bahwa data terdistribusi secara relative secara normal. Gambar 4.3
Sedangkan pada gambar 4.3. grafik normal probability plot menunjukkan pola penyebaran titik-titikdisekitas garis diagonal, dan mengikuti arah garis diagonal yang mengindikasikan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil Uji Hipotesis Pengujian Koefisien Determinasi R2 Setelah pengujian asumsi klasik dilakukan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa persamaan regresinya layak untuk digunakan, maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Untuk melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian goodness of Fit. Pengujian ini diperlukan guna menentukan kelayakan suatu model regresi pada penelitian. Variabel independen pada penelitian ini memiliki lebih dari dua variable, sehingga kelayakan model untuk penelitian ini dapat dilihat dari nilai adjusted R Square yang ada. Nilai Adjusted R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data yang ada dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut : Tabel 4.6. Pengujian Goodnes Of Fit
14
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
Nilai adjusted R Square pada tabel diatas adalah 0,575 dengan demikian nilai tersebut menunjukkan bahwa 57,5 % variable PBV dapat dijelaskan dengan oleh variable CR, DER, RAO, TATO, Inflasi dan Suku bunga, sedangkan sisanya sebesar 42,5 % ditentukan oleh variable lain yang tidak dapat dijelaskan oleh model pada penelitian ini. Pengujian Koefesien Regresi Parsial Untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini apakah varabel independen secara parsial berpengaruh terhadap varabel dependen, maka perlu diadakan uji t. Analisis regresi berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.7. Hasi Perhitungan Uji t
Pengujian ini bertujuan untuk melihat signifikansi model serta tingkat pengaruh antar variabel yang diteliti untuk digunakan menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Metoda uji yang dilakukan dalam penelitian ini adalah regresi berganda, setelah uji t dilakukan dari tabel 4.7 diatas dapat dibuatkan persamaan regresi dari penelitian ini sebagai berikut : Y
= 35,64 + 0,038 CR - DER + 8,54ROA –
0,017 TATO – 3,84 INF + 12,69 BG
Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan didapat angka konstanta sebesar 35,64 yang mengindikasikan bahwa jika variable independen (CR, DER, ROA, TATO,
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
Inflasi dan suku bunga dianggap konstan atau bernilai nol maka nilai PVB adalah 35,64. Untuk melihat pengaruh signifikan masing-masing varabel terhadap variable independen terhadap variable dependen dapat dilakukan dengan melihat Standardize beta coefesien (Ghozali,2011) berdasarkan hasil uji statistic. Berdasarkan hasil uji statistic variable ROA yang berpengaruh paling signifikan positif terhadap PVB, Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial atas varabel independen terhadap PVB adalah sebagai berikut :
1. Kooefisien Regeresi CR (X1) sebesar 0,038 dengan t hitung 0,576 dan tingkat signifikansi 0,567 lebih besar dari (0,05) dapat diterjemahkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara current ratio (X1) dan price to book value, angka koefesien regresi tersebut menunjukkan apabila variable CR meningkat 1 satuan akan menaikkan PBV sebesar 0,038, dengan asumsi variable yang lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol. 2. Kooefisien regresi DER (X2) sebesar -0,082 dengan t hitung 1,720 dan tingkat signifikansi 0,09 lebih besar dari (0,05) dapat diterjemahkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara DER (X2) dan price to book value, angka koefesien regresi tersebut menunjukkan apabila variable DAR meningkat 1 satuan akan menurunkan PBV sebesar 0,082, dengan asumsi variable yang lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol. 3. Kooefisien regresi ROA (X3) sebesar 8,545 dengan t hitung 7,716 dan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari (0,05) dapat diterjemahkan bahwa terdapat pengaruh signifikan 15
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
antara ROA (X3) dan price to book value, angka koefesien regresi tersebut menunjukkan apabila variable ROA meningkat 1 satuan akan menaikkan PBV sebesar 8,545, dengan asumsi variable yang lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol. 4. Koofisien regresi TATO (X4) sebesar -0,017 dengan t hitung 0,08 dan tingkat signifikansi 0,937 lebih besar dari (0,05) dapat diterjemahkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara TATO (X4) dan price to book value, angka koefesien regresi tersebut menunjukkan apabila variable TATO meningkat 1 satuan akan menurunkan PBV sebesar 0,017, dengan asumsi variable yang lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol. 5. Kooefisien Inflasi (X5) sebesar 0,384 dengan t hitung -0,316 dan tingkat signifikansi 0,753 lebih besar dari (0,05) dapat diterjemahkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi (X5) dan price to book value, angka koefesien regresi tersebut menunjukkan apabila variable Inflasi meningkat 1 satuan akan menurunkan PBV sebesar 0,384, dengan asumsi variable yang lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol. 6. Koofesian suku bunga (X6) sebesar 12,694 dengan t hitung 0,63 dan tingkat signifikansi 0,529 lebih besar dari (0,05) dapat diterjemahkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara Tingkat bunga (X6) dan price to book value, angka koefesien regresi tersebut menunjukkan apabila variable tingkat bunga meningkat 1 satuan akan menaikkan PBV sebesar 12,694, dengan asumsi variable yang lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pembahasan Hipotesis Pertama Hipotesis pertama menyatakan Current Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value perusahaan sector pertambangan. Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan, hipotesis pertama menyatakan bahwa Current Ratio (CR) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value (PBV) ditolak. Artinya dalam penelitian ini secara parsial variable current ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value. Pembahasan Hipotesis Kedua Hipotesis kedua menyatakan bahwa Debt To Equity Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Price to Book Value sector pertambangan. Berdasarkan uji t yang dilakukan, hipotesis pertama menyatakan bahwa Debt To Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value (PBV) ditolak. Artinya dalam penelitian ini secara parsial variable Debt To Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value. Pembahasan Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga menyatakan bahwa Return On Asset berpengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value perusahaan sector pertambangan. Berdasarkan uji t yang dilakukan, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value diterima. Artinya Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value. Return On Asset merupakan salah satu ratio profitabilitas, yaitu ratio untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan total asset perusahaan. Ratio ini menunjukkan efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dibanding dengan modal sendiri.
16
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
Pembahasan Hipotesis Keempat Hipotesis keempat menyatakan bahwa Total Asset Turn Over berpengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value perusahaan sector pertambangan. Berdasarkan uji t yang dilakukan, hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa Total Asset Turn Over berpengaruh signikan terhadap Price To Book Value ditolak. Artinya Total Asset Turnover (TATO) berdasarkan hasil penelitian ini tidak berpengaruh terhadap Price To Book Value (PBV). Hal ni disebabkan karena asset yang terbesar yang dimiliki oleh industry pertambangan tersebut berupa bahan galian yang tersimpan didalam bumi, yang kepemilikannya sesuai dengan yang diatur oleh undang-undang bahwa asset tersebut dikuasai sepenuhnya oleh Negara, sedangkan perusahaan hanya diberi hak (right) untuk menambang, hal inilah yang membuat para investor tidak terlalu mempertimbangkan TATO didalam melakukan investasinya di ekuitas sector pertambangan, sehingga PBV tidak terlalu dipengaruhi oleh tingkat perputaran asset yang ada. Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan yang dilakukan Ihsan (2009) serta Ganto, Khadafi, Albra Dan Syamni ( 2008). Pembahasan Hipotesis Kelima Hipotesis kelima menyatakan bahwa Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value perusahaan sector pertambangan. Berdasarkan uji t yang dilakukan, hipotesis kelima yang menyatakan bahwa tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap Price To Book Value ditolak. Artinya Inflasi berdasarkan hasil penelitian ini tidak berpengaruh terhadap Price To Book Value (PBV). Hasil penelitian ini konsisten dan sesuai dengan penelitian M. Abror (2012) yang menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Price to Book Value. Akan tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan Sailendra dan Silvi (2012) yang menyatakan bahwa
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
tingkat inflasi berpengaruh terhadap Price to Book Value.
signifikan
Pembahasan Hipotesis Keenam Hipotesis keenam menyatakan bahwa Suku Bunga berpengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value perusahaan sector pertambangan. Berdasarkan uji t yang dilkukan, hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Suku Bunga memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value ditolak. Artinya Suku Bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value. Hasil penelitian ini sejalan dengan M. Abror (2012) yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap return saham. Penelitian ini berbeda denga hasil penelitian Silvi yang menyatakan bahwa tingkat bunga berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value perusahaan Berbankan di Indonesia. Pembahasan Hipotesis Ketujuh Hipotesis ketujuh menyatakan secara simultan Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Total Asset Turn Over, inflasi dan suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value perusahaan sector pertambangan. Sedangkan secara bersama-sama (simultan) factor fundamental keuangan perusahaan pertambangan yang diwakili oleh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, Total Asset Turn Over, Inflasi dan tingkat bunga berpengaruh secara signifikan terhadap Price to Book Value perusahaan sector pertambangan yang go-publik di bursa efek Indonesia periode 2010 – 2014. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pahlevi (2012), Tarazi Gallato (2011, Raharjo (2011), Wirahadi Anugraha (2013), Warjono (2010), Eva Eko Hidayanti (2010),. Laporan Keuangan perusahaan merupakan suatu hal yang patut diperhatikan oleh investor sebagai sumber informasi 17
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
fundamental yang dapat dianalisis, , karena dalam melakukan pemilihan investasi infomasi di pasar modal akan selalu dipengaruhi oleh factor fundamental dan factor teknikal (Chung 1997). Faktor teknikal dalam hal ini diwakili oleh tingkat bunga dan tingkat inflasi. Apabila Kondisi makro ekonomi ini dimasa yang akan datang diperkirakan akan mengalami penurunan akan berdampak pada penurunan harga saham. Jika kondisi atau indicator makro ekonomi mendatang diperkirakan kurang baik, maka kemungkinan besar refleksi index harga saham akan menurun, demikian juga sebaliknya (Ang 1997). KESIMPULAN, DAN SARAN
KETERBATASAN
Kesimpulan 1. Secara parsial Current Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2014. 2. Secara parsial Debt To Equity Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2014. 3. Secara parsial Return On Asset berpengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2014. 4. Secara parsial Total Asset Turn Over tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2014. 5. Secara parsial Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2014. 6. Secara parsial Suku Bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
Price To Book Value pada sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2014. 7. Sedangkan secara simultan variable Fundamental Keuangan Perusahaan yang terdiri dari Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Total Asset Turn Over, dan kondisi makro ekonomi yang terdiri dari Inflasi dan tingkat bunga berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value pada sector pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian 2010 – 2014. Keterbatasan Peneliti menyadri sepenuhnya bahwa penelitian yang telah dilakukan ini walaupun telah diupayakan semaksimal mungkin, akan tetapi masih mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang sulit dihindari, yaitu antara lain : 1. Keterbatasan untuk data keuangan, serta banyaknya laporan keuangan perusahaan yang tidak di update baik pada webside Bursa Efek Indonesia ataupun pada webside perusahaan yang dijadikan sampel penelitian, membuat jumlah data yang digunakan menjadi lebih sedikit dari seharusnya yang dapat dijadikan sampel. 2. Periode penelitian yang relative singkat yaitu 5 tahun yakni tahun 2010 sampai dengan 2014. Saran 1. Bagi Investor, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dan pertimbangan investasi bagi yang berminat dan tertarik berinvestasi di pasar modal, khususnya disektor pertambangan. Karena industry pertambangan mempunyai karakteristik sendiri dan merupakan investasi yang padat modal dengan resiko yang sangat tinggi. 2. Perusahaan pertabangan pada umumnya, serta perusahaan yang sudah go-publik di Bursa Efek khususnya, dapat menjadi bahan referensi dan 18
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
informasi serta masukan untuk pengambilan keputusan dan sebagai bahan pertimbangan perusahaan. Hasil analisis factor yang sangat berpengaruh terhadap Price to Book Value adalah Return on Asset. 3. Akademisi dan Peneliti yang tertarik dan berminat pada bidang akuntansi keuangan dan pasar modal, semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi, acuan dan penambah wawasan guna melakukan penelitian-penelitian sejenis dimasa yang akan datang, dengan memperkaya varibel penelitian, memperpanjang periode penelitian dan memperbanyak sampel penelitian, sehingga dengan demikian penelitian dimasa yang akan datang dapat menghasilkan tingkat akurasi yang lebih tinggi, kajian ilmiah yang lebih dalam dan member manfaat kepada berbagai pihak. DAFTAR PUSTAKA Ang, Robert, 2010. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia 7th Edition, Mediasoft Indonesia, Jakarta. Arifin, A, 2004 Membaca Saham, edisi Pertama, cetakan kedua, CV Andi Ofset, Yogyakarta. Brigham, Eugene F and Houston, Joel F, 2011. Essential of Financial Management (terjemahan), Salemba Empat : Jakarta. Chung, et al (1997), The Effect Of Macroeconomic Variable On Stock Market Return And In Developing Market, Multi nasional Bussuines/Fall Dornbush, S. And R Startz Fisher (1992) Macro Economic, Seven Edition, McGrawhill, New York
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang. Harahap, Sofyan Syafri.2009. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persana Hariyanto, Farid dan Sudono, Siswanto (1998) Perangkat dan Teknik AnalisisInvestasi di Pasar modal Indonesia, BEJ, Jakarta Hartono, Jogiyanto (2000), Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi kedua, teori kasus dan riset Bisnis, Bumi Aksara, Jakarta Hery, 2015. Analisis Laporan Keuangan, CAPS : Yogyakarta. Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan Buku II, Edisi 4, BPFE Yogyakarta. Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, edisi ke2, Rajawali Pers, Jakarta, 2008 Manurung J.’ Manurung (1998) Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Moneter, Salemba Empat Jakarta Munawir, S, Analisa Laporan Keuangan, cetakan ke 4, Liberty, Yogyakarta, 2007 Purwanto (2011), Statistik untuk penelitian, Cetakan pertama, Pustaka Pelajar Jogjakarta Simamora, Henry. 2003. Akuntansi ”Basis Pengambilan Keputusan Bisnis”. Edisi II. Jakarta : UPP AMP YKPN. Sugiono, 2010. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta : Bandung.
Fahmi, Irham (2011) Analisis Laporan Keuangan, Alfa Beta, Bandung 19
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
Tandelilin, Eduardus (2001) Analisis investasi manajemen portofolio, cetakan pertama BPFE, Yogyakarta.
Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Listing Di BEI 2001 – 2005.
Jurnal, Internet dan Penelitian lainnya :
Fama, EF (1981) Stock Return real activity inflation and money, The American economic review 71.
Abduurahman 2012, Pengaruh Cureent Ratio, Return On Equity, Total Asset Turn Over dan Size Terhadap Price To Book Value. ( Studi Empiris pada perusahaan Consumer Good yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 – 2011, Thesis Magister Akuntansi Universitas Pancasila. Abror, Mohammad dan Dadang Sadeli, (2012) Pertumbuhan Arus Kas, Pertumbuhan Laba, Inflasi, Suku Bunga, Nilai kurs dan Return Saham Pada badan usaha Milik Negara di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan, Magister Akuntansi Universitas Pancasila, Alipudin, Asep dan Suyanto, 2012 . Keputusan Investasi, Pendanaan, Kebijakan Deviden dan Price To Book Value perusahaan pertambangan yang tercatat di BEI Periode (2009 – 2011) Jakarta, Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan, Magister Akuntansi Universitas Pancasila Ariandi (2009) Analisi Pengaruh Laba Akuntansi, arus kas operasi, arus kas pendanaan, debt to Equity Ratio, Current Ratio dan Koofesien variasi terhadap harga saham, Tesis. Bursa Efek Indonesia, Laporan Keuangan & Tahunan ,http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/lapora nkeuangandantahunan.aspx, Diunduh pada Maret 2015. Ekayana, (2007) Pengaruh Insideran Ownership, Kibijakan Utang,
Kuswanto, Hedy (2010), Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap Price To Book Value Dan Implikasinya Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Dharma Ekonomi Vol. 17 No. 31 STIE Dharma Putra Semarang Hadi Anugraha,Wira, 2013, Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Nilai Perusahaan( Studi Empiris pada perusahaan sub sector otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi (2009 – 2012, E Jurnal Unsri, Palembang Herman BS, (2003) Pengaruh Perbedaan laju Inflasi dan suku bunga pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dalam kurun waktu Januari 2000 – desember 2002, majalah ekonomi Tahun XIII, No 3. Hidayati. EE (2010) Analisis Pengaruh DER, DPR, ROE, Dan Size Terhadap Perusahaan Manufaktur yang di Listing Di BEI periode 2005 – 2007, Tesis S2 dipublikasikan Universitas Diponegoro, Semarang. Ihsan Muhammad (2009) Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turn Over, Debt To Equity Ratiodan ROI Terhadap harga saham industry Apparel di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Percikan, Vol. 96, Edisi Januari 2009 Pahlevi, Reza. 2012. Pengaruh EPS, NPM, DAR dan ROE Terhadap harga Saham pada perusahaan yang 20
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
masuk dalam index LQ45 yang terdaftar di BEI, E Journal Ekonomi Universitas Gunadarma. Pakpahan, Rosman, 2010, Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan dan Kebijakan Deviden terhadap nilai perusahaan ( Studi Kasus pada perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2003 – 2010, Jurnal Ekonomi Keuangan Perbankan dan Akuntansi Vol. 2 No. 2 ,2010. Putra, Tito Perdana and Chabachib, M. and Haryanto, Mulyo and Pangestuti, Irine Rini Demi, Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Beta Saham Terhadap Price To Book Value (Studi pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Listed di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 20042006) Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi Vol 4 No. 2 Undip 2007, Semarang Putu Wirawati, NI Gusti( 2008), Pengaruh Faktor Fundamental Perusahaan Terhadap Price To Book Value Dalam Penilaian Saham di Bursa Efek Indonesia Dalam Kondisi Krisis Moneter, Buletin Studi Ekonomi, Vol 13 No. 1 Tahun 2008. Reni Cusyana, Silvi dan Suyanto, (2012) Pengaruh Earning per Share, Debt To Equity, Suku Bunga,dan Inflasi pada perbankan di bursafek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan, Magister Akuntansi Universitas Pancasila,
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
Thrisye, Sisca Yuliana, 2013 Analisisi pengaruh ratio Keuangan terhadap Retur Saham perusahaan BUMN Sektor pertambangan periode 2007 2010, Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis Vol. 8 No. 2 Juli 2013, Jakarta. Sukamulja, Sukmawati (2011) Analisis Fundamental, Teknikal dan program Meta stock,http://www. Akuntan.fe ugm Thobarry; Ahmad Ath ( 2009). Analisis pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi dan Pertumbuhan GDP terhadap index saham sector property (Kajian Empiris pada busrsa efek Indonesia periode (2000 – 2008), Tesis Universitas Diponegoro. Warjono (2010) , Analisa Faktor-faktor yang mempengaruhi price to book value dan implikasinya pada return saham( studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI) Dinamika keuangan dan Perbankan Mei 2010 Vol. 2 No. 1 http://www.bps.go.id/about.php?inflasi hhtp://www.bi.go.id/web/id/sukubunga/da ta hhtp//www.idx.co.id/home/Publication/Per formannce Summary
Sailendra dan Suratno. 2012. Faktor-faktor Fundamental, Kondisi Makro Ekonomi dan Return Saham pada perusahaan pertambangan yang tercatat di Bursa Indonesia ( Periode 2009-2011). Jakarta, Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan, Magister Akuntansi Universitas Pancasila
21