Andhi Akhmad Ismail, Pelatihan PLC (Programmable Controller) bagi Guru SMK N I Ngawen Gunung Kidul
Logic
Bambang Suharnadi, Melengkapi Fasilitas Berupa Mesin Proses Produksi untuk Bengkel Rekayasa Teknik Sahabat di Kopok Kidul Tawangsari Pengasih Kulon Progo Yogyakarta Anifuddin Azis, Pembinaan Guru Pembina Komputer SMA se-Kabupaten Kulon Progo
Pemetaan Pertanian
Fahmy Radhi, Pelatihan Pemasaran Produk Melalui Internet bagi UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Kabupaten Kulonprogo
Olimpiade
Anindita Suryarasmi, Pembinaan Guru Pembina Olimpiade Komputer SMA Analisis, Perancangan, dan Pemasangan Jaringan di RSUD NyiAgeng Serang, Kulon Progo Ariesta Martiningtyas Handayani, Workshop Listrik Di Desa Tanjungharjo Kecamatan Nanggulan Budi Sumanto, Siswa SMNSMK
Emilya Nurjani, Rika Harini, Estimasi dan Potensi Dampak Perubahan Iklim terhadap DaerahAliran Sungai (DAS) Opak
Instalasi
Pelatihan Mikrokontroller (Arduino) pada di Wates Kab. Kulonprogo D.I. Yogyakarta
Daroto, Pelatihan Standarisasi Instalasi Listrik Tinggal bagi Masyarakat Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulonprogo
Hadianto Ismangoen, Pelatihan Deteksi Dini dan Upaya Penanggulangan Gangguan Kesehatan Mental dan Reproduksi pada Tenaga Kerja Wanita PT Putra Patria Adikarsa Kabupaten Kulon Progo Harjono, Pelatihan Pengoperasian SMK N 1 Ngawen Gunung Kidul
Excavator
Bagi Siswa
Ignatius Aris Hendaryanto, Pembuatan Mesin Pencacah Sampah Organik untuk Swadaya Pupuk di Desa Tancep Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunung Kidul
Rumah
Ike Yuli Andjani, Pelatihan Penyusunan Buku Profil Desa Wisata Tinalah Desa Purwoharjo Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo
Dela Ria Nesti, Pemeriksaan Dan Pengobatan Cacing Nematode Pada Sapi Potong Kelompok Ternak "Jati Manunggal", Sentul, Banjararum, Kalibawang, Kulon Progo, D.I. Yogyakarta
Rochmad Muryamto, Pemetaan dan Pembuatan Sistem Informasi Geospasial Lahan Pertanian di Desa Sukoreno, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo
Diklusari Isnarosi Norsita, Perintisan Jaringan Kerja Sama Pengrajin Gula Semut Desa Hargorejo, Kokap, Kulon Progo dengan Pengrajin Gula Jawa Desa Wisata Krebet, Bantul Eko Prasetyo, Pembuatan Pesemaian Jati Unggul Di Desa Terong Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Erlin Estiana Yuanti, Pendampingan Pengelolaan Wisata Desa Purwosari Kecamatan Girimulya Kabupaten Kulon Progo F. Eko Wismo Winarto, Pembuatan Alat Komposter Pupuk Dengan Bahan Dasar Sampah Organik Lokal di Desa Tancep, Ngawen, Gunung Kidul
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Volume I
Nomor 2
Lilik Dwi Setyana, Pelatihan Keterampilan Pengelasan untuk Warga Desa Tancep, Ngawen, Gunung Kidul Nugroho Santoso, Melengkapi Fasilitas Berupa Mesin Bubut untuk Bengkel Rekayasa Teknik Sahabat di Kopok Kidul Tawangsari Pengasih Kulon Progo Yogyakarta Soeadgihardo Siswantoro, Pelatihan Pengelasan dengan Las Oksi-Asetilin di Desa Tancep, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul B. Tulung Prayoga, Pelatihan Elektropneumatik Guru SMK Negeri I Ngawen Gunungkidul Yogyakarta
Halaman 156-357
Yogyakarta Januari 2016
ISSN 2477-5030
untuk
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY ENGAGEMENT JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Volume 1, Nomor 2, Januari 2016
PENERBIT Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada Penasihat Ir. Hotma Prawoto, MT Ir. Heru Budi Utomo, MT. Wikan Sakarinto, ST., M. Sc. Ph.D Penanggung Jawab Maun Budiyanto, ST., MT. Pemimpin Redaksi Ir. F. Eko Wismo, M. Sc. Ph. 0 Redaktur Nuryati, S.Far., M.Ph. Reviewer Fatchanudin Aziz, drh. Biot. Ora. Sumirah, Edi Kurniadi, ST., M.T. M. Iqbal Taztazani, ST., M.Eng Ors. Winarto Editor Jhoni Iskandar, A. Md. Hanik, A. Md. Sekretariat Sinta Oewi Novitasari, A. Md. Desain Grafis Fahmizal, ST., M.Sc. Alamat Redaksi Jalan Sekip Unit I Telp. (0274) 541020,6491221, Fax. (0274) 541020 Email:
[email protected]
PENGANTAR REDAKSI
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Mahaesa yang telah memberikan kekuatan sehingga Indonesian Journal of Community Engagement (Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat) Volume 1, Nomor 2, Januari 2016, dapat terbit dan hadir dihadapan pembaca. Edisi pertama ini menampilkan (23) dua puluh tiga artikel yang bersumber dari berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan oleh Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Indonesian Journal of Community Engagement ini memuat berbagai kegiatan dari para stat pengajar (dosen) di lingkungan Sekolah Vokasi Universitas Gajah Mada dalam menangani dan menyelesaikan persoalanpersoalan di masyarakat. Bukan hanya itu, berbagai hambatan, tantangan, dan penyelesaian telah disajikan dalam bentuk makalah. Kegiatan pengabdian ini dikelola menjadi suatu kegiatan yang digunakan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mendampingi SMK untuk lebih berkembang dan lebih maju. Akhirnya, demi perbaikan dan penyempurnaan pad a edisi-edisi selanjutnya, kami mohon masukan, saran yang konstruktif agar artikel yang ditampilkan lebih baik lagi. Semoga edisi perdana ini dapat menjadi acuan dan inspirasi buat pembaca.
DAFTAR ISI
Pelatihan PLC (Programmable
Logic Controller) bagi Guru SMK N I Ngawen Gunung Kidul
156
Melengkapi Fasilitas Berupa Mesin Proses Produksi untuk Bengkel Rekayasa Teknik Sahabat di Kopok Kidul Tawangsari Pengasih Kulon Progo Yogyakarta
163
Pembinaan Guru Pembina Olimpiade Komputer SMA Se Kabupaten Kulon Progo ..
166
Pembinaan Guru Pembina Olimpiade Komputer SMAAnalisis, Jaringan di Rsud Nyi Ageng Serang, Kulon Progo
169
Perancangan,
dan Pemasangan
Workshop Instalasi Listrik di Desa Tanjungharjo Kecamatan Nanggulan
172
Pelatihan Mikrokontroller (Arduino) pad a Siswa SMAlSMK di Wates Kab. Kulonprogo 0.1. Yogyakarta
176
, Pelatihan Standarisasi Instalasi Listrik Rumah Tinggal bagi Masyarakat Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulonprogo
180
Pemeriksaan dan Pengobatan Cacing Nematode pada Sapi Potong Kelompok Ternak "Jati Manunggal", Sentul, Banjararum, Kalibawang, Kulon Progo, 0.1. Yogyakarta
185
Perintisan Jaringan Kerja Sama Pengrajin Gula Semut Desa Hargorejo, Kokap, Kulon Progo dengan Pengrajin Gula Jawa Desa Wisata Krebet, Bantul
194
Pembuatan Pesemaian Jati Unggul di Desa Terong Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul
199
Pendampingan Pengelolaan Wisata Desa Purwosari Kecamatan Girimulya Kabupaten Kulon Progo Tour Management Assistance in Purwosari Village Girimulya District Kulon Progo Regency.........
207
Pembuatan Alat Komposter Pupuk Dengan Bahan Dasar Sampah Organik Lokal di Desa Tancep, Ngawen, Gunung Kidul
221
Estimasi dan Pemetaan Potensi Dampak Perubahan Iklim Terhadap Pertanian Daerah Aliran Sungai (DAS) Opak
227
Pelatihan Pemasaran Produk Melalui Internet bagi UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di Kabupaten Kulonprogo
266
Pelatihan Deteksi Dini dan Upaya Penanggulangan Gangguan Kesehatan Mental dan Reproduksi pada Tenaga Kerja Wanita PT Putra Patria Adikarsa Kabupaten Kulon Progo
273
Pelatihan Pengoperasian
293
Excavator bagi Siswa SMK N 1 Ngawen Gunung Kidul
Pembuatan Mesin Pencacah Sampah Organik Untuk Swadaya Pupuk di Desa Tancep Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunung Kidul ..
299
Pelatihan Penyusunan Buku Profil Desa Wisata Tinalah Desa Purwoharjo Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo
307
iii
,...
Pemetaan dan Pembuatan Sistem Informasi Geospasial Lahan Pertanian di Desa Sukoreno, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo
316
Pelatihan Keterampilan
335
Pengelasan untuk Warga Desa Tancep, Ngawen, Gunung Kidul..............
Melengkapi Fasilitas Berupa Mesin Bubut untuk Bengkel Rekayasa Teknik Sahabat di Kopok Kidul Tawangsari Pengasih Kulon Progo Yogyakarta
339
Pelatihan Pengelasan Dengan Las Oksi-Asetilin di Desa Tancep, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul
343
Pelatihan Elektropneumatik
351
iv
untuk Guru SMK Negeri I Ngawen Gunungkidul Yogyakarta
,...
PEMBUATAN ALAT KOMPOSTER PUPUK OENGAN BAHAN OASAR SAMPAH ORGANIK LOKAL 01 OESA TANCEP, NGAWEN, GUNUNG KIOUL F. Eko Wismo Winarto Departemen
Teknik Mesin, Sekolah Vokasi, Universitas Email:
[email protected]
Gadjah Mada.
Intisari Pupuk bagi petani merupakan bahan utama dalam melakukan kegiatan pertanian, karena minimnya pengetahuan akan cara pembuatan pupuk dan lamanya proses pembuatannya maka petani cenderung membeli pupuk dari pada membuat pupuk. Dengan meningkatnya permintaan akan pupuk dan jumlah produksi yang terbatas maka harga pupuk semakin naik. Bahan pupuk organik di sekitar desa sangat melimpah, namun petani lebih senang menjualnya dari pada memproses bahan tersebut menjadi pupuk. Petani akan kehilangan keuntungan karena menjual murah bahan pupuk dan membeli mahal pupuk jadi. Supaya petani bisa menghemat dalam belanja pupuk, maka perlu adanya pengetahuan, ketrampilan, dan sarana agar kesejahteraan petani dapat meningkat. Dari diskusi yang kami lakukan dilanjutkan dengan membentuk organisasi (bank sampah), mengawali proses bank sampah dengan memanen sampah. Sampah akan dipilah menjadi tiga yaitu sampah anorganik (plastik), sampah organik (daun, ranting dan kotoran ternak), dan sampah kertas. Sampah plastik dan kertas dapat di daur ulang dan dijual ke pengepul, sedang sampah organik dicacah untuk dibuat kompos. Sekarang telah terbentuk wadah perkumpulan muda mudi "Bintang Harapan" di dukuh Sendang Rejo, Desa Tancep, kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Organisasi ini mengadakan pertemuan rutin setiap malam minggu legi jam 20:00 sampai selesai, dan telah menghasilkan uang dari sampah untuk membantu kepada warga miskin.
kar bat
Kata kunci: pupuk kompos, bank sampah, sampah organik, sampah anorganik, memanen sampah. kar
ma
Abstract Fertilizer for the farmer is a main ensensiin any their activity, Limiting by their ablity in fertilizer, time duration production, the farmer prefer buy to product. The fertilizer demand increasing than the fertilizer production, the result the fertilizer price is elevated. The fertilizer raw material exist in a huge amount in the vilage, eventhogh the farmer prefer to sel than to proces into the final filtelizer. The farmer will suffer lost their profit because the chip raw material compare the expensive final fertilizer. In order the farmer reduce their fertilizer price expense, it is necessary to increase their ability in fertilizer production. Its will increase their prosperity. The discusion was taken between us and youth organisation. Follow by the Garbit Bank unionize was created to harvest the garbit. The garbits will be sepated to the three component, it is anorganic (plastic), organic (Ieaf,plan branch and animal manure) and papers. The plastic and paper will be sold to the colector, mean while the other will crush to be kompos fertilizer. Now the Bintang harapan as the bank garbits organisation has been existed in the Sendang rejo Viliage, Tancep district, Gunung kidul city, DIY province. The organisation have discusion time every Minggu legi at 20:00 until finish, and have completed. They have harevested the garbit and donortheir income to the resident poor. Keyword: kompos Fertilizer, Garbits bank, organik gar bits, anorganik gar bits, Garbit hervest.
PENDAHULUAN Kebutuhan akan pupuk lokal yang semakin meningkat dikarenakan harga pupuk buatan di pasaran yang membumbung harganya. Sehingga teknologi pembuatan pupuk dengan bahan dasar dari lokal harus ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Perbandingan harga pupuk lokal dengan pupuk yang ada dipasaran sangat jauh berbeda, sehingga perlu pengolahan pupuk
221
yang lebih baik agar harga pupuk lokal dapat ditingkatkan kualitasnya dan akhirnya dapat bersaing dengan pupuk yang ada di pasaran. Sebagai contoh harga pupuk kotoran hewan (sapi/domba) sebanyak satu bak truk sama dengan harga pupuk buatan 5 atau 10 kg di pasaran (tergantung merek dagangnya). Keadaan ini sangat ironis dan sangat tidak seimbang. Menyadari hal ini kami terketuk untuk membagikan pengalaman dan pengetahuan
ser sel
dlf
un1
me PUI da pe
mE se
mE pu ka ju~ ne
lei de
rn lei
J.I pr SE
m
F. Eko Wismo Winarto. Pembuatan Alat Komposter Pupuk Oengan Bahan Oasar Sampah Organik Lokal di Oesa Tancep, Ngawen. Gunung Kidul
Gambar 1. Cara pembuatan pupuk kompos tradisional kami melalui pelatihan pembuatan pupuk dengan bahan dasar lokal. Kelemahan pupuk lokal saat ini adalah kandungan hama uret/bibit gulma (rumput) yang masih tinggi, sehingga perlu pengolahan agar serangga/gulma pengganggu tersebut dapat dikurangi sehingga tidak akan mengganggu tanaman yang ditanam pad a kemudian hari. Pembuatan tabung untuk membiakkan bakteri pengurai sehingga dapat mempercepat pembuatan kompos dan pengolahan pupuk yang sudah jadi agar terhindar dari hama uret dan gulma rumput, perlu ditularkan kepada para petani sehingga mempunyai kemampuan untuk memproduksi pupuk sendiri untuk kepentingan sendiri maupun tetangga terdekat. Pad a akhirnya mereka dapat lepas dari ketergantungan terhadap pupuk buatan yang harganya terus melambung karena disamping kebutuhan akan pupuk meningkat juga karena pupuk buatan didatangkan dari luar luar negeri (impor). Perumusan Masalah Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian airyang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan. Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Kompos sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat semakin tingginya jumlah sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan menyebabkan terjadinya polusi bau dan lepasnya gas metana ke udara. DKI Jakarta menghasilkan 6000 ton sampah setiap harinya, di mana sekitar 65%-nya adalah sampah organik. Dan dari jumlah tersebut, 1400 ton dihasilkan oleh seluruh pasar yang ada di Jakarta, di mana 95%-nya adalah sampah organik. Melihat besarnya sampah organik yang dihasilkan oleh masyarakat, terlihat potensi untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk organik demi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat (Rohendi, 2005). Permasalahan sampah organik yang meningkat jumlahnya, karena meningkatnya jumlah penduduk, maka perlu penanganan yang benar agar tidak mengganggu lingkungan. Dengan pengomposan sampah organik diharapkan tidak hanya membuat pupuk dari bahan lokal namun juga mengatasi masalah sampah yang kian hari kian menumpuk dan mengganggu lingkungan.
222
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, Vol. 1 No.2, Januari 2016: 221-226
Masalah yang ada di masyarakat adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pengelolaan sampah. Faktor pengetahuan yang kurang, tingkat kesibukan yang tinggi, dan pemanfaatan sampah yang kurang akan membawa pada permasalahan yang pelik yaitu polusi tanah air dan udara yang menjadi sumber banyak penyakit pada masyarakat setempat. Sementara kebutuhan pupuk yang meningkat di masyarakat karena jumlah penduduk petani dan pembukaan lahan pertanian yang meningkat. Membuat harga pupuk melambung tinggi, sedangkan potensi bahan pupuk organik yang dihasilkan di daerah desa Tancep cukup besar. Selama ini hanya dijual murah sedangkan pupuk buatan yang mereka beli berharga mahal. Adanya ketidak seimbangan ini maka petani kehilangan keuntungannya dalam mengelola pupuk. Dengan membentuk organisasi bank sampah, maka masyarakat akan mengerti, memahami dan menerapkan pengumpulan sampah (bank sampah), memanen hasilnya (menjual ke pengepul) yang dapat menambah pendapatan. Sementara sampah organik setempat dapat diolah menjadi pupuk kompos yang akan mengurangi pengeluaran dalam belanja pupuk. Sehingga bank sampah akan memberikan kegunaan ganda yaitu pendapatan dari hasil jual sampah anorganik dan pengurangan pengeluaran belanja pupuk. Bilajumlah pupuk sudah memenuhi kebutuhan petani, maka sisanya dapat dijual ke tempat lain yang membutuhkan pupuk organik, sehingga di kemudian hari akan menambah pendapatan petani juga. Tujuan Kegiatan
Tujuan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini antara lain: a. Meningkatkan pengelolaan sampah organik agar tidak mengganggu lingkungan warga desa Tancep, Kecamatan Ngawen. b. Meningkatkan produksi pupuk dari bahan lokal sehingga dapat mengatasi kekurangan pupuk untuk tanaman sawah maupun ladang petani warga desa Tancep Kecamatan Ngawen. c. Meningkatkan pendapatan karena tidak perlu pengeluaran untuk pembelian pupuk buatan yang harganya terus membumbung naik. METODE
Metode yang dilakukan adalah Mediasi dan Pelatihan serta penerapan Iptek baru yang lebih modern dan efisien. Metode mediasi telah dilakukan
223
dengan membentuk organisasi bank sampah bersama-sama dengan organisasi muda mudi "Bintang Harapan" yang dipimpin oleh Saudara Heru di dusun Sedang Rejo desa Tancep, kecamatan Ngawen, kabupaten Gunung kidul. Organisasi ini telah melakukan kegiatan rutin diskusi dan pertemuan pada Minggu Legi malam. Organisasi yang dulunya direncanakan meliputi seluruh desa, namun menghadapi kendala menejemennya maka kegiatan diperkecil dengan harapan stimulasi ini akan ditiru untuk seluruh desa Tancep. Direncanakan dengan nama organisasi "Tancepbersih"telah diawali dengan kegiatan pengumpulan sampah oleh muda mudi dusun Sendang Rejo. Kegiatan yang telah berlangsungadalah penjualan sampah plastik kepada pengepul dan uang hasil penjualan disumbangkan kepada warga yang miskin di daerah setempat. Metode pelatihan telah dilakukan dengan memberikan pengetahuan dan cara memanen sampah. Pengetahuan dan ketrampilan ini mampu mengubah pandangan tentang sampah. Dulunya sampah dianggap barang yang tidak berguna tetapi kini mereka tahu bahwa sampah dapat dipanen dan dapat menghasilkan. Semula sampah menjadikan lingkungan desa menjadi kotor dan dapat menimbulkan berbagai penyakit, tapi kini telah berubah sebagai salah satu sumber pendapatan. Pelatihan memroses sampah organik menjadi pupuk kompos telah dilakukan dan bantuan mesin pencacah sampah dan drum komposter telah diberikan sebagai modal awal dalam produksi pupuk kompos. Metode penerapan iptek dalam pembuatan kompos menggunakan bakteri starter dengan bahan baku setempat, maka pembuatan kompos tidak perlu menunggu sampai berminggu-minggutapi cukup lima hari sudah dapat dipanen pupuk komposnya, baik yang berupa pupuk cair maupun padat. Hal ini dapat dicapai dalam waktu yang singkat karena sampah yang akan dijadikan kompos telah di potong potong sampai berukuran kecil sehingga luas permukaan yang bersinggungan denga bakteri lebih luas dan reaksi biodegradasi dapat dilakukan dengan cepat, juga pemilihan jenis bakteri yang berasal dari pembusukkan sisa makanan sehari hari yang tidak habis dikonsumsi akan mempercepat proses pembusukkan (biodegradasi). Teknologi ini berbeda dengan teknologi pembuatan kompos tradisional yang menggunakan bak buatan yang langsung bersinggungan dengan tanah. Kerugian pembuatan pupuk kompos yang tradisional ini adalah: 1. Biji tanaman rumput dan gulma lainnya akan tumbuh karena tidak ditutup dari sinar matahari
2.
3.
Gan
4.
F t
I. jl
t,
r t
t
s s
F. Eko Wismo Winarto, Pembuatan Alat Komposter Pupuk Oengan Bahan Oasar Sampah Organik Lokal di Oesa Tancep, Ngawen, Gunung Kidul
npah mudi Heru natan risasi i dan usasi desa, 'l1aka si ini iakan awali nuda telah pada gkan
2.
3.
19an men irnpu Jnya luna apat tpah dan :elah itan.
dalam proses pembuatannya. Tanaman gulma ini akan mengganggu tanaman pokok di ladang petani yang selanjutnya akan mengurangi hasil panenan. Suhu proses pembuatan kompos tidak dijaga sehingga uret dan binatang pengganggu tanaman lainnya tidak mati malah tumbuh pesat dengan memakan akar rumput atau gulma lainnya yang ikut tumbuh di permukaan bak kompos tersebut. Ini timbul karena permukaan kompos tidak ditutup sehingga rumput dan gulma tumbuh dengan subur yang menjadi sumber makanan uret dan binatang lainnya. Karena tidak ada langkah penyotiran/penyaringan dalam pembuatan pupuk kompos sehingga banyak kotoran pengganggu proses komposisasi seperti plastik, batu kerikil dan pasir kasar akan menghambat kecepatan reaksi sampah organik menjadi kompos. Bahan dasar pupuk diambil dari bahan setempat seperti sampah organik, sisa makanan dan kotoran ternak, lalu dicampurkan air secukupnya (Krisantini 1996) sehingga media perkembangan bakteri pembusuk dapat terbentuk baik. Oisamping itu dilakukan pengadukan sebelum ditutup. Tujuan pengadukan ini akan membuat pencampuran yang baik (homagen) dan penguraian bahan organik menjadi kompos lebih cepat.
Jpuk
5.
6.
7.
Dengan terisolasinya bak sampah dari dunia luar maka populasi bakteri penghancur akan meningkat pesatjumlahnya dan dapat melakukan proses biodegradasi dengan cepat, selanjutnya karena populasi yang meningkat pesat dan biodegradasi yang cepat maka akan cepat habis zat organik menjadi unsur penyusunnya yang sangat bermanfaat bagi tanaman(super farm 2). Karena jumlah bakteri yang banyak sedang zat organik yang sudah habis maka bakteri bakteri tersebut akan saling mendegradasikan sesamanya sehingga diharapkan populasi bakteri akan habis di hari kelima dan semua zat organik telah berubah menjadi unsur hara yang sangat diperlukan untuk tanaman pertanian yang dibudidayakan petani di ladang. Oengan mengukus kompos maka bibit penyakit, uret dan hama serangga lainya akan mati, kompos akan terbebas dari bibit penyakit, uret dan serangga lainnya yang akan menjadi hama bagi tanaman ketika di taburkan ke ladang. Pengepakan kompos dalam kemasan plastik 10 KG dilakukan agar distribusi ke ladang akan mudah, juga akan menjaga keawetan kompos terhadap masuknya hama ataupun bibit penyakit. Demikian juga kandungan air dalam kompos dapat terjaga dan kompos tidak akan rusak sebelum dipakai.
scah agai atan than ierlu lima baik apat pah :ong aan uas gan ssal ang ses eda mal Jng itan kan f-tari
Gambar 2. Pengadukan campuran bahan sampah, kotoran ternak, air busukan sisa makanan.
4.
Penutupan rapat bak komposter akan melindungi bahan kompos dari uret dan binatang pengganggu lainnya yang dapat berkembang biak. Penutupan juga akan menjaga suhu proses komposisasi tetap tinggi sehingga dapat membunuh bibit rumput, binatang pengganggu yang terikut dalam bak komposter. Oi hari ke lima biji rumput dan binatang pengganggu akan mati karena tidak ada sinar matahari yang masuk juga tersediannya sumber makanan di dalam bak komposter.
Gambar 3. Pengepakan kompos yang sudah jadi Manfaat Kegiatan Manfaat kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini antara lain: a. Perekonomian berkembang karena warga mendapatkan hasil pertanian yang meningkat karena telah tercukupinya kebutuhan akan pupuk. b. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan warga meningkat sehingga jumlah rakyat miskin berkurang.
224
.
\~
Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, Vol. 1 No.2, Januari 2016: 221-226
c.
Peningkatan pengetahuan petani warga desa sehingga dapat mempunyai ketahan pangan yang tinggi.
Khalayak Sasaran Sasaraan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah warga yang bermukim di Desa Tancep Kecamatan Ngawen. Meningkatnya jumlah sampah lokal yang perlu penanganan yang lebih baik agar tidak mengganggu lingkungan. Sampah organik ini berasal dari kotoran hewan peliharaan maupun sisa-sisa tumbuhan. Sampah ini dapat diolah menjadi pupuk kompos yang sangat bermanfaat(lufti Abdulah 4), agar ketergantungan akan pupuk buatan (di pasaran) dapat dikurangi. Kebutuhan akan pupuk juga meningkat karena banyaknya daerah hutan yang dialih fungsikan sebagai daerah pertanian maupun perkebunan. Area lereng perbukitan yang terjal sangat mudah mengalirkan air hujan sehingga pupuk akan mudah terbawa arus air. Maka perlu penjelasan yang memadai sehingga masyarakat tahu dan terampila dalam mengolah ladang, sawah dan area perkebunannya. Metode Penerapan Ipteks Sarana/Alat pembuat pupuk ataupun pensterilan pupuk kompos perlu diadakan dan juga dilatih cara menggunakan alat tersebut. Sistem terasiring, saluran air dan fasilitas jalan lainnya perlu dibuat agar sistem pemupukan yang baik dapat dilakukan dan manfaat yang optimal dapat dicapai. Dengan system drainase yang baik akan menghindarkan banjir serta system perairan yang mencukupi untuk pertanian dan tanaman hutan lainnya. Pembuatan peralatan pembuat pupuk dan pengolahan pupuk agar terhindar dari bibit rumput dan uret sangat diperlukan karena meningkatnya harga pupuk buatan dipasaran.
Jadwal Pelaksanaan Jadwal pelaksanaan direncanakan
No
1 2
3 4 5 6
225
Kegiatan
Lokasi Desa Tancep Dipl T Mesin Dipl T Mesin
Pembuatan
Dipl T Mesin
Pengiriman Alat ke Desa Tancep Evaluasi dan pelaporan
Rancangan Evaluasi Evaluasi yang akan digunakan adalah kegiatan pembuatan pupuk, dan tertatanya lingkungan sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesehatan masyarakat. PEMBAHASAN Kesulitan pertama yang timbul adalah koordinasi dengan pihak desa dimana dari pedukuhan yang ada, hanya satu dukuh yaitu dukuh Sendang rejo saja yang dapat melaksanakan sistem bank sampah ini dan berhasil memanen sampah, serta menyumbangkan hasil kegiatannya untuk membantu warga yang miskin, sehingga dapat meringankan kekurangannya.
sebagai berikut:
Survey dan wawancara Pembuatan proposal Pembuatan tong pengomposan pensteril pupuk
Keterkaitan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang berupa pembuatan pupuk kompos ini akan memacu peningkatan pendapatan dan sekaligus penanganan sampah yang lebih terpadu sehingga masalah terganggunya lingkungan karena sampah dapat diminimalisir. Ini juga akan meningkatkan sector perekonomian karena tidak tergantung tehadap pupuk buatan. Pada akhirnya kemajuan kemakmuran dapat dicapai serta kebersihan lingkungan dapat terjaga. Sampah organik diyakini sebagai penyumbang terbesar meningkatnya akumulasi sampah berbagai kota di Indonesia karena umumnya sampah organik merupakan komposisi sampah terbesar, yakni sekitar 60-70%. Dilatar belakangi oleh semakin terbatasnya lahan yang tersedia untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) maka perlu dilakukan upaya-upaya mengurangi timbulan sampah yang dibuang ke TPA dimulai dari sumbernya (rumah tangga). Salah satu upaya mengurangi sampah yang dibuang ke TPA dapat dilakukan melalui pemanfaatan sampah organik dengan metode pengomposan. (Perpustakaan DPU, 3).
Desa Tancep
Bulan II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
,.
F. Eko Wismo Winarto, Pembuatan Alat Komposter Pupuk Dengan Bahan Dasar Sampah Organik Lokal di Desa Tancep, Ngawen, Gunung Kidul
Namun demikian pengalaman ini akan menjadikan pengalaman kami bahwa mengorganisir suatu sistem bank sampah itu banyak kendalanya terutama dari pihak individunya. Perubahan alur pemikiran kadang harus mengalahkan gengsi dan strata kedudukan di masyarakat. Padahal fungsi sampah tidak hanya untuk dipanen dan menambah pendapatan tetapi juga dapat membuat lingkungan yang lebih sehat sehingga masalah kesehatan penduduk bisa lebih terjaga. Di samping itu pencemaran lingkungan dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga tidak hanya manusianya yang sehat tetapi semua anggota ekosistem ikut terjaga, kesejahteraan masyarakat akan meningkat dan akan meningkatkan pendapatan. Dingawen akan timbul wirausaha wirausaha baru diantaranya pengepul sampah plastikjuga produsen pupuk organik, sehingga bukan hanya lingkungan bersih tetapi juga lingkungan yang subur. Akhirnya semua potensi di desa dapat di olah menjadi barang yang menghasilkan dan mengurangi pengeluaran. KESIMPULAN
Dengan diadakan kegiatan bank sampah dan komposisasi akan menambah pendapatan penduduk setempat,mengurangipengeluaranbelanjapupuk,dan apabilaproduksi pupuk sudah berlebihmaka bisa dijual menjadi sumber pendapatan baru. Disamping kondisi daerah desa menjadi bersih terhindar dari berbagai macam penyakit akibat sampah juga kesadaran masyarakat akan kegunaan sampah, bahwa sampah bisa dipanen, dan akan meningkatkan pendapatan, maka tidak ada sampah lagi di jalan-jalan. Semua sampah bersih berubah menjadi income/pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. "Cara membuat kompos" Di ambil dari http:// alamtani.com/cara-membuat-kompos.html tgl 7-10-2015. 2. Super farm, " Pembuatan pupuk organik/kompos dalam 5 hari" di ambil dari http:/superfarm"/ pembuatan pupuk organik kompos dalam 5 hari tgI7-10-2015. 3. Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum "Mudahnya Membuat Kompos", di download dari http://pustaka.pu.go.id/new/artikel-detail. asp?id=330, tgl 7-10-2015. 4. Luthfi Abdullah "Pengelolaan Sampah Dengan Cara Menjadikannya Kompos" di download dari http://www.academia.edu/3374545/Pengelolaan_ Sampah_ Dengan_ Cara_Menjadikannya_ Kompos tgI7-10-2015 5. Krisantini1), M. Yusuf) daD S. Tjia3, "Pengaruh Sterillisasi dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Umbi Calla lily (Zanthedeschiae)", SuI. Agron. 24(1): 21-24 (1996) 6. IKA KRISTINA DEWI NRP. 3108 040 701,2008 "Evaluasi Proses Komposting Dalam Rangka Peningkatan Produksi Kompos" Studi kasus: UPT pengolahan sampah dan limbah kota Probolinggo, 2008. 7. Hita Hamastuti, Elysa Dwi 0, S.R Juliastuti ,dan Nuniek Hendrianie "Peran Mikroorganisme Azotobacter chroococcum, Pseudomonas fluorescens, dan Aspergillus niger pad a Pembuatan Kompos Limbah Sludge Industri Pengolahan Susu", Jurnal teknik Pomits Vol. 1, No.1, (2012) 1-5
226