ISSN: 2088-687X
55
EFEKTIVITAS BAHAN AJAR YANG DIKEMBANGKAN DENGAN TAKSONOMI SOLO SUPERITEM UNTUK PROSES PENALARAN MATEMATIS SISWA Siska Firmasari Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNSWAGATI Jl. Perjuangan No.01 Kota Cirebon,
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan proses penalaran matematis siswa kelas X di SMA Negeri 2 Kota Cirebon menggunakan bahan ajar yang dikembangkan dengan Taksonomi SOLO Superitem dibandingkan dengan bahan ajar biasa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yaitu pengembangan bahan ajar pembelajaran matematika dengan Taksonomi SOLO Superitem. Pengembangan bahan ajar ini difokuskan pada penyusunan bahan ajar. Instrumen yang digunakan yaitu instrumen tes kemampuan penalaran matematis. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kemampuan penalaran matematis kelas uji coba bahan ajar melebihi kriteria ketercapaian rata-rata kelas dan ketuntasan individual melebihi 75% sehingga dapat disimpulkan bahan ajar yang dikembangkan dengan Taksonomi SOLO Superitem efektif untuk proses penalaran matematis siswa kelas X SMA materi dimensi tiga. Kata Kunci : Bahan Ajar, Taksonomi SOLO Superitem, penalaran matematis ABSTRACT This study was conducted to see the differences in mathematical logic process tenth grade students at SMAN 2 Cirebon use learning materials developed by the SOLO Taxonomy Superitem compared with regular learning materials. The method used in this research is the development of research is the development of learning materials learning mathematics with SOLO Taxonomy Superitem . Material development is focused on the preparation of learning materials. The instruments used are mathematical logic ability test instrument. The result showed that mathematical logic ability the class of testing- materials exceed the average achievement criteria and completeness class individually exceeded 75% so that it can be concluded that the learning materials developed by the SOLO Taxonomy Superitem effective for mathematical logic process tenth grade students in three-dimensional subject. Keywords: Learning Materials, SOLO Taxonomy Superitem , mathematical logic
Selain
Pendahuluan Berdasarkan
guru
lebih
banyak
evaluasi
mengandalkan buku paket atau bahan ajar
keterlaksanaan KTSP Tahun 2009 yang
yang disusun oleh guru lain karena
diselenggarakan
oleh
kurangnya kesadaran akan pentingnya
Pembinaan
ditemukan
SMA,
hasil
itu,
Direktorat bahwa
menyusun bahan ajar yang sesuai dengan
masih banyak guru yang belum mampu
kebutuhan siswa, manfaat bahan ajar
mengembangkan
secara
dalam penyiapan perangkat pembelajaran
mandiri (Dit. Pembinaan SMA, 2010).
dan pelaksanaan pembelajaran, serta
bahan
ajar
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
Efektivitas … (Siska Firmasari)
56
ISSN: 2088-687X
kurangnya
pemahaman
guru
akan
menggunakan penjelasan konsep kepada
mekanisme dan teknis menyusun bahan
siswa yang tidak langsung pada konsep
ajar yang benar.
atau proses yang kompleks, tetapi dimulai
Dari hasil diskusi dengan para
dari konsep dan proses yang sederhana.
pengajar di salah satu SMA Negeri
Berdasarkan alasan tersebut, peneliti
favorit di Kota Cirebon, kesulitan utama
menyusun
yang ditemui selama proses pembelajaran
struktur yang dinamakan taksonomi atau
adalah bahan ajar yang digunakan masih
tahapan
belum mampu mengurangi kesulitan
Observed Learning Outcome). Bahan ajar
siswa dalam memahami materi yang
ini merupakan alternatif bahan ajar dalam
disampaikan.
tersebut
pembelajaran matematika yang dimulai
kemudian berkembang menjadi materi
dari penguasaan konsep yang sederhana
matematika
meningkat pada yang lebih kompleks
Hasil
diskusi
yang
memiliki
tingkat
kesulitan yang tinggi bagi para pengajar
bahan
ajar
SOLO
menggunakan
(Structure
Taksonomi
SOLO
of
the
yang
untuk disampaikan dan siswa untuk
diterapkan dalam penyusunan bahan ajar
dipelajari dan dipahami. Diperoleh data
dilengkapi
tentang hasil UTS, UAS, Try Out yang
bentuk superitem. Bahan ajar dengan
dilakukan pihak sekolah selama lima
menggunakan soal-soal latihan bentuk
tahun terakhir, ternyata nilai terendah
superitem adalah bahan ajar yang dimulai
terdapat pada mata pelajaran dimensi
dari soal-soal yang sederhana meningkat
tiga. Maka dapat disimpulkan bahwa
pada
bahan ajar yang umumnya digunakan
memperhatikan tahapan SOLO siswa
berupa textbook atau buku teks yang
(Sumarmo, 1993).
pemaparan
materi
dan
contoh
yang
dengan
lebih
soal-soal
kompleks
latihan
dengan
soal
Tujuan dari penelitian ini adalah
penggambaran bentuk dan pola dimensi
memperoleh bahan ajar menggunakan
tiganya masih membingungkan siswa.
taksonomi SOLO Superitem materi jarak
Mempertimbangkan keadaan yang telah dibahas sebelumnya, maka peneliti memerlukan adanya sebuah bahan ajar yang
disesuaikan
dengan
kebutuhan
siswa untuk menyelesaikan permasalahan siswa
menerapkan
konsep-konsep
pembelajaran matematika yang saling terkait.
Bahan
ajar
yang
Efektivitas … (Siska Firmasari)
dalam ruang dimensi tiga kelas X yang efektif. Pengembangan Bahan Ajar dan Model Yang Digunakan 1.
Bahan Ajar Kemampuan
mengembangkan
guru
bahan
ajar
dalam terkait
dimaksud AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
ISSN: 2088-687X dengan
57
kompetensi
kompetensi
pedagogik
profesional
seperti
dan
4.
yang
tercantum dalam lampiran Permendiknas
5.
diharapkan
dalam
6.
Membantu
siswa
dalam
Sebagai perlengkapan pembelajaran
Untuk menciptakan lingkungan
kemampuan mengembangkan bahan ajar
/suasana belajar yang kondusif
sesuai dengan mekanisme yang ada
2.
dengan memperhatikan karakteristik dan
Pengembangan Bahan Ajar Plomp (dalam Tahmir, 2006)
menyatakan
Bahan ajar adalah segala bentuk
proses
untuk mencapai tujuan pelajaran.
memiliki
lingkungan sosial peserta didik.
kegiatan
belajar
Guru bagian B, Guru sebagai pendidik profesional
guru
belajar mengajar
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Membantu
secara
singkat
bahwa
mengkarakteristikkan
desain
bidang
bahan berupa seperangkat materi yang
pendidikan
sebagai
disusun secara sistematis yang digunakan
didalamnya
orang
untuk membantu guru/instruktur dalam
sistematik menuju ke pemecahan dari
melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
masalah yang dibuat.
memungkinkan siswa untuk belajar (Dit.
metode bekerja
yang secara
Model pengembangan bahan ajar
Pembinaan SMA, 2010).
yang digunakan adalah Model Plomp
Bahan ajar berfungsi sebagai berikut:
yang telah dimodifikasi terdiri dari fase
1.
Pedoman bagi Guru yang akan
investigasi
mengarahkan
investigation), fase desain (design), fase
dalam sekaligus
semua
proses
aktivitasnya pembelajaran,
merupakan
kompetensi
yang
diajarkan/dilatihkan
2.
(prelimenary
realisasi/konstruksi
substansi
(realization/construction), dan fase tes,
seharusnya
evaluasi dan revisi (test, evaluation and
kepada
revision). Fase yang terakhir yaitu fase
siswanya.
implementasi
Pedoman bagi siswa yang akan
digunakan
mengarahkan
waktu dan kemampuan peneliti.
dalam sekaligus kompetensi
3.
awal
semua
proses
aktivitasnya pembelajaran,
merupakan yang
substansi seharusnya
3.
(implementation) dikarenakan
tidak
keterbatasan
Kemampuan Penalaran Matematis Kemampuan
penalaran
setiap
individu adalah berjenjang berdasarkan
dipelajari/dikuasainya.
tingkat perkembangan individu tersebut.
Alat evaluasi pencapaian/penguasaan
Perkembangan intelektual setiap individu
hasil pembelajaran.
disesuaikan dengan usia anak. Hal ini
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
Efektivitas … (Siska Firmasari)
58
ISSN: 2088-687X
seperti dikemukakan oleh Piaget (dalam
4.
Taksonomi SOLO Superitem
Hudojo, 1988) bahwa setiap individu
Menurut Biggs dan Collis (dalam
mengalami tingkat-tingkat perkembangan
Lian, Yew, dan Idris, 2010) bahwa setiap
intelektual,
berpikir
tahap kognitif terdapat struktur respons
operasi
yang sama dan makin meningkat dari
konkrit, dan operasi formal. Kemampuan
yang sederhana sampai yang abstrak.
Penalaran matematis adalah kemampuan
Berdasarkan
menyajikan suatu obyek matematika
struktur hasil belajar taksonomi SOLO
(masalah, pernyataan, solusi, model, dan
pada anak diklasifikasikan pada lima
lainnya) ke dalam berbagai notasi yang
tahapan. Kelima tahap tersebut adalah
meliputi:
prastruktural
yaitu:
tingkat
sensorimotor, pra-operasional,
a)
Simbolik/abstrak
(menolak
anak,
memberikan
respon atau menjawab tanpa dasar yang
dalam
logis), unistruktural (menarik kesimpulan
memanipulasi, menginterpretasi, dan
berdasarkan satu hubungan data atau
beroperasi dengan simbol.
informasi secara konkret), multistruktural
formula),
b) Visual/ikonik,
c)
respon
(bentuk
aljabar,
formal
kualitas
menginterpretasi,
membuat,
beroperasi
grafik
pada
dalam
(menarik kesimpulan berdasarkan dua
dan
atau lebih hubungan data atau informasi,
dan/atau
namun
masih
terpisah),
relasional
gambar.
(menarik kesimpulan berdasarkan dua
Numerik/tabular, dalam menerapkan
atau lebih hubungan data atau informasi
prosedur, menerapkan mengintepretasi
memahami
dan
secara terintegrasi), dan abstrak (berpikir
proses,
dan
deduktif dan dapat menyusun prinsip
tabel.
(Sumarmo,
2003:15)
umum
atau
hipotesis
berdasarkan
informasi yang diberikan).
Penalaran matematis siswa dapat
Sumarmo
(2003)
memberikan
berkembang dengan seringnya siswa
alternatif pembelajaran yang dimulai dari
mengerjakan
soal
yang sederhana meningkat pada yang
melibatkan masalah dan pengetahuan
lebih kompleks. Pembelajaran tersebut
prosedural mereka. Jadi, siswa akan
menggunakan soal-soal bentuk superitem
terbiasa
sebagai
terlatih
latihan-latihan
mengaitkan
konsep-
tugas.
Pembelajaran
konsep yang ada dari setiap materi
menggunakan tugas bentuk superitem
matematika yang pernah mereka terima
adalah pembelajaran yang dimulai dari
sebelumnya dengan materi baru yang
tugas yang sederhana meningkat pada
mereka pelajari. Efektivitas … (Siska Firmasari)
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
ISSN: 2088-687X yang
lebih
59 kompleks
dengan
memperhatikan tahap SOLO siswa.
ini
adalah
simple
random
sampling yaitu suatu teknik pengambilan
Metode Penelitian Penelitian
digunakan
merupakan
anggota sampel dari populasi
yang
dilakukan
tanpa
secara
acak
yaitu
memperhatikan strata yang ada dalam
pengembangan bahan ajar pembelajaran
populasi tersebut. Pada penelitian ini
matematika dengan Taksonomi SOLO
diambil sampel pertimbangan yaitu siswa
Superitem Pengembangan bahan ajar ini
kelas X.11 sebagai kelas uji coba bahan
difokuskan pada penyusunan bahan ajar
ajar dan X.9 sebagai kelas kontrol.
dan
Hasil dan Pembahasan
penelitian
tes
pengembangan
hasil
belajar
kemampuan
penalaran matematis.
(a) Fase Investigasi Awal (Preliminary
Bahan ajar yang dikembangkan
Investigation)
dalam pengembangan ini adalah bahan
Hasil pengamatan pembelajaran
ajar materi jarak dalam ruang dimensi
yang berlangsung di SMA 2 Cirebon
tiga mengacu pada model pengembangan
menunjukkan bahwa pembelajaran
pendidikan umum dari Plomp yang
masih terpusat pada guru (teacher
dimodifikasi. Modifikasi yang dilakukan
centered),
adalah dengan adanya penyederhanaan
didukung dengan bahan ajar yang
model dari lima fase menjadi empat fase
memadai karena bahan ajar yang
tanpa menyertakan fase implementasi
digunakan sering menyulitkan siswa
setelah fase tes, evaluasi, dan revisi
untuk memahami materi yang sedang
selesai dilakukan. Hal ini dilakukan
dipelajari, nilai rata-rata ketuntasan
karena
yang diperoleh siswa pada mata
keterbatasan
waktu
dan
kemampuan peneliti. Teknik menggunakan
pelajaran analisis
analisis
instrumen
data tes
kemampuan penalaran matematis dan analisis efektivitas pembelajaran.
pembelajaran
matematika
tidak
terutama
materi dimensi tiga masih rendah. (b) Fase Desain (Design) Berdasarkan kajian teori pada tahap investigasi awal, pada tahap ini dirancang
bahan
ajar
dengan
Taksonomi SOLO Superitem materi
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah
jarak dalam ruang dimensi tiga.
seluruh siswa kelas X SMAN 2 Cirebon.
Bahan ajar yang dirancang yaitu
Teknik
buku siswa yang juga memuat
pengambilan
sample
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
yang
Efektivitas … (Siska Firmasari)
60
ISSN: 2088-687X lembar
kerja
siswa
sedangkan
siswa
yang
mencapai
ketuntasan
instrument tes yang dirancang yaitu
sebanyak 27 siswa maka disimpulkan
TKPM (Tes Kemampuan Penalaran
bahwa ketuntasan klasikal melebihi 75%.
Matematis).
Uji banding dengan menggunakan
(c) Fase Realisasi/Konstruksi
rumus Independen Sample t-test dapat
Pada fase ini disusun bahan ajar
yang
sesuai
dengan
disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan penalaran
matematis
kelas
yang
pengembangan bahan ajar metode
memperoleh bahan ajar manggunakan
Taksonomi SOLO Superitem materi
Taksonomi SOLO Superitem tidak sama
jarak dalam ruang dimensi tiga.
dengan kelas yang memperoleh bahan
Bahan ajar yang dihasilkan dalam
ajar buku paket sekolah, untuk melihat
fase ini selanjutnya disebut draf I.
rata-rata yang lebih baik dari kedua kelas,
(d) Fase Tes, Evaluasi, dan Revisi
dapat dilihat dari nilai mean nya ternyata
Hasil Uji Efektivitas
nilai rata-rata kelas uji coba (73,83) lebih
Data nilai TKPM yang diperoleh
baik dari rata-rata kelas biasa (67,50).
digunakan untuk mengetahui tingkat
Hal ini menunjukkan secara nyata
keberhasilan penggunaan bahan ajar hasil
keberhasilan pengembangan bahan ajar
pengembangan. Tingkat keberhasilannya
dengan Taksonomi SOLO Superitem.
diukur melalui uji statistika, yaitu: uji
Keberhasilan
ketuntasan (uji ketercapaian rata-rata
pengembangan
kelas),
Taksonomi SOLO Superitem berhasil
dan
uji
banding,
tetapi
ini
disebabkan
bahan
dengan
sebelumnya dilakukan uji normalitas
menunjukkan
dan uji homogenitas.
penalaran matematis siswa yang berjalan
Uji
ketercapaian
rata-rata
menggunakan uji One Simple t-Test dan uji proporsi dua pihak menggunakan uji z dapat
disimpulkan
bahwa
proses
ajar
karena
kemampuan
baik dan positip serta kecakapan yang dimiliki siswa juga menuju arah positip. Hal lain yang menjadi penyebab
rata-rata
keberhasilan pengembangan bahan ajar
kemampuan penalaran matematis siswa
dengan Taksonomi SOLO Superitem
kelas uji coba bahan ajar tidak sama
karena bahan ajar yang berupa buku
dengan 70, dengan nilai mean = 73,83
siswa dikembangkan dengan penyusunan
maka nilai rata-rata ketuntasan belajar
yang bertahap baik dari segi materi
kelas uji coba bahan ajar lebih dari 70,
maupun penyampaian contoh-contoh soal
sedangkan ketuntasan klasikal tidak sama
serta latihan yang diberikan dari tahap
dengan 75%, atau bila dilihat dari jumlah
sederhana sampai tahap yang kompleks,
Efektivitas … (Siska Firmasari)
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
ISSN: 2088-687X sehingga
61
kemampuan
penalaran
matematis siswa bisa terbangun dengan baik.
Makara, Sosial Humaniora, Vol. 14, No. 2, Desember 2010:91-97. Dirawat.
1993.
Sistem
Pembinaan
Kesimpulan
Profesional dan Cara Belajar
Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil
Siswa
maka dapat disimpulkan bahwa bahan
Gramedia
ajar menggunakan Taksonomi SOLO Superitem efektif.
Aktif.
Jakarta:
PT.
Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA.
Saran
Herianto, D., Siahaan, P., dan Kusnendar,
Berdasarkan simpulan yang dikemukakan
J.
2010.
Efektivitas
Model
di atas, maka peneliti menyarankan:
Pembelajaran
1.
Dalam pembelajaran materi jarak
terhadap Hasil Belajar Siswa
dalam ruang dimensi tiga disarankan
dalam Belajar Microsoft Excel di
agar menggunakan bahan ajar yang
Kelas VIII
dikembangkan dengan Taksonomi
Banjaran. Jurnal UPI Bandung
SOLO
Superitem,
dengan
ajar yang sesuai dengan materi dan disajikan secara menarik sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan
SMP Dua Mei
Hudojo, H. 1988. Mengajar Belajar Matematika.
2. Dalam penyusunan bahan ajar agar kemampuan
Jakarta
:
Lian, L. H., Yew, W.T., dan Idris, N. Superitem
Test:
Assess
:
Students’
Solving
bersangkutan sehingga bahan ajar
International : Malaysia
dimaksimalkan penggunaannya.
An
Alternative Assessment Tool To
siswa pada lingkungan sekolah yang
yang disusun sesuai sehingga dapat
Dirjen
DIKTI
2010.
dalam belajar.
tingkat
Sebaya
tetap
memperhatikan penyusunan bahan
diperhatikan
Tutor
Algebraic
Ability.
Journal
Rudhito,M,A. 2008. Geometri Dengan Wingeom,
Panduan
Pustaka
Belajar
Geometri
Arjanggi, R. dan Suprihatin, T. 2010.
Komputer. Yogyakarta : FKIP
Metode Teman
Pembelajaran Sebaya
Tutor
Dan
Ide
Dengan
Universitas Sanata Dharma
Meningkatkan
Sumarmo,U 1993. Profil Struktur Hasil
Hasil Belajar Berdasar Regulasi-
Belajar Matematika Siswa SMA
Diri. Semarang : Unissula. Jurnal
Berdasarkan Taksonomi SOLO.
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015
Efektivitas … (Siska Firmasari)
62
ISSN: 2088-687X Laporan Hasil Penelitian FPMIPA
Menengah.
IKIP Bandung
pada Seminar Sehari di Jurusan
Sumarmo, U. 2003. Daya dan Disposisi
Makalah
disajikan
Matematika ITB, Oktober 2003.
Matematik: Apa, Mengapa dan
Uno, H. 2011. Motivasi Belajar dan Alat
Bagaimana Dikembangkan pada
Pengukurnya. Bandung: Rosda
Siswa
Karya
Sekolah
Dasar
Efektivitas … (Siska Firmasari)
dan
AdMathEdu | Vol.5 No.1 | Juni 2015