ISSN No. 1978-3787
Media Bina Ilmiah 29
HUBUNGAN INFEKSI DENGAN LAMA PERSALINAN KALA II PADA PASIEN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG BERSALIN RSUP NTB TAHUN 2013 Oleh : Sudarmi1, Hj Siti Aisyah2
Abstrak: Lamanya suatu persalinan berlangsung dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah Ketuban Pecah Dini (KPD). Bentuk komplikasi yang ditimbulkan oleh Ketuban Pecah Dini salah satunya adalah infeksi yang dapat menimbulkan komplikasi baik ibu dan janinnya. Berdasarkan register kasus di Ruang Bersalin Teratai Rumah Sakit Umum Provinsi NTB, pada tahun 2013 tercatat 236 kasus KPD (8,43%) dari 2798 persalinan, partus lama kala II 182 kasus ( 6,50%) dari 2798 persalinan dan 29 kasus infeksi.Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja RSUP NTB yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan Infeksi dengan Lama Persalinan Kala II pada Pasien Ketuban Pecah Dini. Pengambilan data sekunder diperoleh dengan penelusuran Rekam Medik pasien di RSUP NTB. Desain penelitian yang digunakan dalam peneitian ini adalah observasional analitik dengan desain Cross Sectional. Dengan sampel penelitian adalah semua ibu bersalin dengan ketuban pecah dini yang melahirkan spontan pervaginam tanpa bantuan alat yang tercatat dalam register Ruang Bersalin RSUP NTB dan rekam medik RSUP NTB tahun 2013 yang berjumlah 86 orang. Analisis hubungan antara variabel dilakukan dengan uji statistik Chi Square. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 86 sampel untuk kategori infeksi, sebagian besar terdapat pada kategori tidak infeksi sebesar 72 sampel (83,7). Sedangkan pada kategori lama persalinan kala II sebagian besar terdapat pada kategori lama persalinan kala II yang sesuai sebesar 71 sampel (82,6%). Berdasarkan uji Chi Square yang dilakukan, diperoleh hasil nilai p value = 0,013 < α = 0,05 maka H0 ditolak yang berarti ada hubungan infeksi dengan lama persalinan kala II pada pasien ketuban pecah dini. Diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan kembali dalam hubungan dengan faktor lain yang berhubungan dengan infeksi pada pasien ketuban pecah dini dan lama persalinan kala II. Kata Kunci : Infeksi, Lama Persalinan Kala II PENDAHULUAN Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin, dan nifas masih merupakan masalah besar di negara berkembang termasuk Indonesia. Lembaga kesehatan dunia World Health Organization (WHO) memperkirakan di seleruh dunia setiap tahun terdapat lebih dari 585.000 ibu meninggal saat hamil atau bersalin. Angka ini menunjukkan bahwa kematian ibu hamil atau bersalin di seluruh dunia masih sangat tinggi termasuk di dalamnya yang terjadi di Indonesia (Depkes RI, 2005). Penyebab kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan 28%, eklamsia 24%, infeksi 11%, komplikasi puerperium 8%, trauma obstetrik 5%, emboli obstetrik 5%, partus lama/macet 5%, abortus 5%, dan penyakit lainnya sekitar 11% dari total Angka Kematian Ibu (Depkes,2010). Data diatas menyebutkan bahwa penyebab kematian ibu di Indonesia diantaranya disebabkan oleh komplikasi selama persalinan. Salah satu bentuk komplikasi persalinan adalah partus lama. Partus lama berhubungan dengan lama persalinan, dimana seseorang dikatakan mengalami partus
lama apabila lama persalinannya tidak sesuai dengan batasan waktu yang ditetapkan, yaitu lebih dari 24 jam pada primipara dan lebih dari 18 jam pada multipara (Prawirohardjo, 2009). Partus lama dapat dilihat dari lamanya suatu persalinan berlangsung yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah Ketuban Pecah Dini (KPD). Bahaya yang serius mengancam ibu dan janinnya bila disertai dengan pecahnya ketuban. Komplikasi maternal yang timbul akibat KPD adalah infeksi intrapartal, infeksi puerperalis, partus lama, perdarahan postpartum, meningkatnya insiden seksio sesarea, serta morbiditas dan mortalitas maternal (Marmi, 2011). Infeksi yang paling sering terjadi adalah pada saat persalinan yaitu infeksi intrapartum dengan insidensi kejadian sampai 65% (Prawirohardjo, 2008). Salah satu penyebab terjadinya infeksi intrapartum adalah Ketuban Pecah Dini (KPD). Secara umum insidensi infeksi sekunder pada KPD
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 9, No. 5, Agustus 2015
30 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
sebanding dengan lamanya periode laten (Prawirohardjo, 2009). Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi NTB, jumlah kematian ibu di NTB pada tahun 2012 tercatat 100 kasus kematian dan jumlah kematian tersebut meningkat pada tahun 2013 menjadi 117 kasus kematian yang disebabkan oleh banyak faktor dimana perdarahan sebanyak 40 kasus (34%), pre-eklamsi/eklamsi 34 kasus (29%), infeksi jalan lahir 7 kasus (5,9%), dan penyebab lainnya sebanyak 29 kasus (24,7%) (Dikes NTB, 2013). Berdasarkan register kasus di Ruang Bersalin Teratai Rumah Sakit Umum Provinsi NTB, pada tahun 2012 tercatat 306 kasus KPD (10,52%) dari 2908 persalinan, partus lama kala II 180 kasus (6,18%) dari 2908 persalinan dan 38 kasus infeksi, sedangkan tahun 2013 tercatat 236 kasus KPD (8,43%) dari 2798 persalinan, partus lama kala II 182 kasus ( 6,50%) dari 2798 persalinan dan 29 kasus infeksi. Berdasarkan uraian data diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Infeksi dengan Lama Persalinan kala II pada Pasien Ketuban Pecah Dini di Ruang Bersalin RSUP NTB tahun 2013.
antara infeksi dengan lama persalinan kala II pada pasien ketuban pecah dini, bila p value lebih besar dari α = 0,05 maka Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan antara infeksi dengan lama persalinan kala II pada pasien ketuban pecah dini.
METODELOGI
Tabel 2 Distribusi Lama persalinan kala II pada pasien Ketuban Pecah Dini di Ruang Bersalin RSUP NTB Tahun 2013.
Penelitian ini menurut caranya termasuk penelitian observasional analitik. Sedangkan dari segi waktu rancangan penelitian ini termasuk cross-sectional. Variabel independen dalam penelitian adalah Infeksi dan Variabel dependen dalam penelitian adalah Lama persalinan kala II. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin yang mengalami Ketuban Pecah Dini yang tercatat dalam register di Ruang Bersalin RSU Provinsi NTB selama tahun 2013 dengan jumlah 238 kasus. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin yang mengalami KPD dengan persalinan spontan pervaginam tanpa menggunakan alat dengan jumlah 86 kasus dengan criteria inklusi Aterm, Tunggal, Presentasi kepala dan Persalinan spontan pervaginam tanpa menggunakan alat ( vaccum ekstraksi dan forceps) Analisis data yang akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian diperoleh dengan analisis Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% dan taraf signifikansi (α) 5%. Setiap variabel dependen dan independen akan di analisa dengan menggunakan tabel 2x2 dan akan diolah menggunakan bantuan program komputer SPSS. Hasil perhitungan bila p value lebih kecil dari α 0,05 maka Ho ditolak yang artinya ada hubungan
HASIL PENELITIAN a.
Gambaran Umum Sampel
1.
Infeksi dan lama kala II Distribusi jumlah infeksi pada pasien Ketuban Pecah Dini di Ruang Bersalin RSUP NTB tahun 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Distribusi jumlah infeksi pada pasien ketuban pecah dini di ruang bersalin RSUP NTB tahun 2013. No 1. 2.
Infeksi n Infeksi 14 Tidak Infeksi 72 Total 86 Sumber : Rekam Medik RSUP NTB Tahun 2013
% 16,3% 83,7% 100%
Distribusi Lama persalinan kala II pada pasien Ketuban Pecah Dini di Ruang Bersalin RSUP NTB Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Lama Persalinan Kala n II 1. Sesuai 82 2. Tidak Sesuai 4 Total 86 Sumber : Rekam Medik RSUP NTB Tahun 2013. No
b.
% 95,3% 4,7% 100%
Hasil analisis hubungan Infeksi dengan Lama Persalinan Kala II pada Pasien Ketuban Pecah Dini
Tabel 3. Distribusi Lama Persalinan Kala II Menurut Kejadian Infeksi pada Kasus Ketuban Pecah Dini di Ruang Bersalin RSUP NTB Tahun 2013 Lama Persalinan Kala II Tidak Sesuai Sesuai n % n %
n
%
Infeksi
11
12,8
3
3,5
14
16,3
Tidak Infeksi Total
71
82,6
1
1,2
72
83,7
82
95,3
4
4,7
86
100
Infeksi
Total
p value
0,013 <α= 0,05
Sumber : Rekam Medik RSUP NTB tahun 2013
_____________________________________________ Volume 9, No.5, Agustus 2015
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 Hasil analisis statistic dengan Uji Chi Square pada tingkat kesalahan 5% (α = 0,05) diperoleh nilai p value = 0,013 maka Ho ditolak, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara infeksi dengan lama persalinan kala II pada pasien ketuban pecah dini. PEMBAHASAN a.
Infeksi Melihat hasil perhitungan pada tabel distribusi jumlah infeksi pada pasien ketuban pecah dini di ruang bersalin RSUP NTB tahun 2013 didapatkan hasil bahwa sampel terbanyak ada pada kategori tidak infeksi sebanyak 72 sampel (83,7%) dan sebanyak 14 sampel (16,3%) dengan infeksi. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh pemberian antibiotik pada pasien ketuban pecah dini yang dapat menekan infeksi intrapartum dan memperpanjang periode laten, karena sebagian besar pasien yang mengalami ketuban pecah dini sudah dilakukan pemberian terapi awal dengan pemberian antibiotik setelah terdiagnosa KPD. Penelitian lain dilakukan oleh Owen, Groomed an hauth pada 117 perempuan, setengah dari mereka menerima pengobatan antibiotik dan setengahnya lagi tidak diberikan, mereka menemukan hasil pemberian antibiotik dapat memberikan efek positif untuk mencegah terjadinya infeksi pada ibu hamil (Nurhadi, 2013). Selain pemberian antibiotik salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada kasus ketuban pecah dini adalah dengan menerapkan prosedur pencegahan infeksi dan proses persalinan yang aman, dan mematuhi penggunaan partograf yaitu melakukan pemeriksaan dalam sesuai dengan jadwal pemeriksaan sehingga resiko terjadinya infeksi akibat pemeriksaan dalam yang tidak perlu bisa dihindari. Menurut Varney (2008) insiden korioamnionitis meningkat secara langsung seiring peningkatan jumlah pemeriksaan pelvis yang dilakukan. Oleh karena itu, semakin sedikit pemeriksaan yang dilakukan, semakin sedikit resiko terjadinya korioamnionitis. Menurut Manuaba (2009) infeksi pada kasus ketuban pecah dini dipengaruhi oleh interval fase laten, dimana semakin panjang periode laten maka semakin tinggi kemungkinan terjadinya infeksi yang bisa menimbulkan komplikasi baik terhadap ibu dan janinnya. Hal tersebut didukung oleh Varney (2008) yang menyatakan angka infeksi dalam 24 jam pertama untuk kehamilan minggu ke-37 sampai ke-42 gestasi dilaporkan beragam dari 1,6%
Media Bina Ilmiah 31 sampai 29%, bergantung pada ras, faktor social ekonomi, asuhan pranatal yang diterima, dan usia gestasi. b.
Lama Persalinan Kala II
Hasil penelitian terlihat bahwa sampel terbanyak ada pada kategori lama persalinan kala II yang sesuai yaitu sebanyak 82 sampel (95,3%) dan sebanyak 4 sampel (4,7%) dengan lama persalinan kala II tidak sesuai. Hasil penelitian diatas menunjukkan sebagian besar sampel terdapat pada kategori lama persalinan kala II yang sesuai sebanyak 82 sampel (95,3%) karena sebagian besar dari sampel tersebut tidak mengalami infeksi sebanyak 72 sampel (32,7%), sehingga pada pasien ketuban pecah dini (KPD) yang tidak mengalami infeksi, uterus dapat berkontraksi dengan baik dan berespons baik terhadap oksitosin. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi lamanya suatu persalinan dalam penelitian Sumarni di RSIA Fatimah Makasar tahun 2010 antara lain : (1) Berat bayi terhadap lama kala II : Berat bayi sangat berpengaruh terhadap proses persalinan terutama pada kala pengeluaran dimana bayi merupakan faktor pencetus partus lama terutama kala II, yang mana sangat berkaitan dengan terjadinya malposisi dan malpresentasi. Hasil pengujian hipotesis ini diperoleh dengan p value sebesar 0,032 dengan besar pengaruhnya 0,26 yang berarti ada hubungan berat bayi dengan lama persalinan kala II dan semakin tinggi berat bayi maka waktu yang dibutuhkan lama kala II semakin lama, (2) Pengaruh his terhadap kala II : Timbulnya his merupakan indikasi mulainya persalinan, apabila his yang timbul sifatnya lemah, pendek, dan jarang maka akan mempengaruhi turunnya kepala dan pembukaan serviks atau yang sering disebut dengan inkoordinasi kontraksi otot rahim, pada akhirnya akan berpengaruh terhadap proses persalinan.Hal ini ditunjukkan dengan p value sebesar 0,046 dengan besar pengaruhnya 0,259 yang berarti semakin tinggi frekuensi his maka waktu yang dibutuhkan lamanya kala II semakin kurang (Sumarni, 2010). c.
Hubungan Infeksi dengan Lama Persalinan Kala II pada pasien Ketuban Pecah Dini
Hasil analisis statistik yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan Uji Chi Square test yang menunjukkan hasil perhitungan nilai p value = 0,013 < α = 0,05 maka Ho ditolak, yang
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 9, No. 5, Agustus 2015
32 Media Bina Ilmiah berarti ada hubungan antara infeksi dengan lama persalinan kala II pada pasien ketuban pecah dini. Menurut Prawirohardjo (2009) salah satu faktor yang mempengaruhi lamanya persalinan yaitu infeksi, dimana ketuban pecah dini merupakan salah satu faktor penyebab infeksi intrapartum Infeksi yang sering ditimbulkan pada kasus ketuban pecah dini adalah amnionitis dan korioamnionitis. Organisme yang paling sering dikaitkan dengan korioamnionitis dan infeksi lanjutan pada janin setelah pecah ketuban adalah Streptococcus Grup B , E. Colli, Ureaplasma urealyticum, Fusobacterium species, dan Mycoplasma hominis. Organisme tersebut mengandung liposakarida pada dinding selnya yang disebut endotoksin. Apabila dilepaskan dan masuk ke dalam aliran darah, endotoksin dapat menyebabkan berbagai perubahan biokimia yang merugikan (Sudoyo, 2007). Komplikasi yang ditimbulkan akibat infeksi khususnya pada kasus ketuban pecah dini adalah partus lama. Infeksi yang sering ditimbulkan pada kasus ketuban pecah dini adalah amnionitis dan korioamnionitis. Infeksi memberi dampak yang merugikan pada kontraksi uterus ibu, uterus tidak berkontraksi dengan baik, yang membuat distosia persalinan akibat disfungsi uterus dan dilatasi serviks abnormal. Selain itu, uterus tidak berespons dengan baik terhadap oksitosin. (Varney, 2008). Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Park dkk pada tahun 2006 dalam sebuah studi Duration of Labor and Mode of Delivery yang menyimpulkan bahwa wanita dengan ketuban pecah dini mempunyai durasi waktu kala II persalinan yang lebih lama dan mempunyai angka persalinan seksio sesarea yang lebih tinggi karena kegagalan kemajuan persalinan daripada wanita dengan ketuban utuh. Penelitian lain juga dilakukan oleh Nurhadi pada tahun 2013 di RSUD Dr. R. Koesma Tuban, dimana pada penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan ketuban ketuban pecah dini dengan lama persalinan pada ibu inpartu, diperoleh kesimpulan sebagian besar responden mengalami waktu persalinan yang lama yaitu 71% dengan p value 0,006 < α = 0,05 yang berarti terdapat hubungan ketuban pecah dini dengan lama persalinan pada ibu inpartu. Analisis hubungan yang ditunjukkan oleh nilai p value = 0,013 pada Uji Chi-Square, karena sebagian besar sampel pada kasus ketuban pecah dini tidak mengalami infeksi sehingga lama
ISSN No. 1978-3787 persalinan kala II sesuai dengan teori. Namun, hal tersebut bukan berarti pada pasien ketuban pecah dini yang mengalami infeksi selalu mengalami lama persalinan kala II yang tidak sesuai, karena pada sebagian besar kasus ketuban pecah dini dilakukan penanganan aktif seperti induksi persalinan dengan drip oksitosin untuk menghasilkan kontraksi yang adekuat selama proses persalinan. Kasus ketuban pecah dini yang mengalami infeksi membuat uterus tidak dapat berkontraksi dengan baik akibat oksitosin yang dihasilkan oleh tubuh tidak cukup memberikan respon terhadap uterus untuk menghasilkan his yang adekuat selama proses persalinan sehingga dapat mempengaruhi lama persalinan khususnya pada kala II yang membutuhkan his dengan intensitas sering dan frekuensi yang kuat. Pemberian oksitosin dengan drip membantu meningkatkan jumlah oksitosin yang dibutuhkan untuk membuat uterus berkontraksi dengan baik sehingga kontraksi yang dibutuhkan pada proses persalinan kala II menjadi kuat dan menurunkan resiko terjadinya kala II lama akibat lama persalinan yang tidak sesuai. PENUTUP a.
Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sampel terbanyak ada pada kategori tidak infeksi sebanyak 72 sampel (83,7%) . 2. Sampel terbanyak ada pada kategori dengan lama persalinan kala II sesuai yaitu sebanyak 82 sampel (95,3%). 3. Ada hubungan antara infeksi dengan lama persalinan kala II pada pasien ketuban pecah dini di Ruang Bersalin RSUP NTB Tahun 2013, dimana nilai p value = 0,013 < α = 0,05 sehinggan Ho ditolak. b.
Saran Diharapkan untuk mengembangkan lagi penelitian serupa seperti jenis pemberian antibiotik, jumlah drip oksitosin yang diberikan, serta faktor-faktor lain yang berkaitan dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan lama persalinan kala II pada kasus ketuban pecah dini, sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya. Khusus untuk petugas kesehatan diharapkan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat mendeteksi lebih dini berbagai komplikasi dalam kehamilan khususnya pada kasus ketuban
_____________________________________________ Volume 9, No.5, Agustus 2015
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787 pecah dini sehingga dapat mengurangi terjadinya angka kejadian infeksi. Dalam penelitian ini terdapat kelemahan dimana peneliti tidak melakukan kontrol terhadap induksi persalinan pada ibu dengan infeksi pada kasus ketuban pecah dini, oleh karena itu diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain yang berhubungan dengan lama persalinan kala II .
Media Bina Ilmiah 33 Saifuddin, Abdul Bahri. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Sumarni. 2010. Faktor Determinan Lama Kala II Serta Dampaknya Tehadap Pelepasan Plasenta pada orimigravida di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar. www.pasca.unhas.ac.id diakses tanggal 08 Juli 2014.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta
Sudoyo, Aru W. 2007.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Kedokteran Indonesia.
Dikes Provinsi NTB. 2013. Profil Kesehatan NTB Tahun 2013. Mataram
Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian edisi ke enam. Jakarta : Alfabeta
FK UNRAM . 2008. SPM Ilmu Obstetri dan Ginekologi . Mataram : FK UNRAM RSUP NTB
Varney, Helen, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC..
Fakultas
Kusumawati, Yuli. Faktor-Faktor Resiko yang Berpengaruh Terhadap Persalinan Tindakan (Studi kasus di RS dr.Moewardi Surakarta) tahun 2006 Program Pascasarjana. Universitas Diponegoro: Semarang. www.eprints.undip.ac.id diakses tanggal 08 Juli 2014 Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nurhadi, Muhammad. Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Lama Persalinan pada Ibu Inpartu di RSUD Dr. R. Koesma Tuban Tahun 2013. Skripsi STIKES NU: Tuban.www.lppm.stikesnu.com diakses tanggal 08 Juli 2014. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Register Persalinan. 2013. Ruang Bersalin RSUP NTB 2013 Saifuddin, Abdul Bahri. 2007. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.com
Volume 9, No. 5, Agustus 2015