ISSN 2085-0158
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
Volume XVII, No 9, Oktober - Desember 2010
1
S ALAM P OTENSI Salam Redaksi Suharlan, SH, MM
di Indonesia. Pemenang OSN tingkat nasional menjadi ikon dan mascot bagi sekolah maupun Pemda tempat asal sang siswa. Bahkan, tidak hanya sekolah, Pemda pun memberi apresiasi yang tinggi pada mereka. Namun kemenangan dalam sebuah olimpiade bukanlah sematamata untuk memperoleh emas, ada sisi lain yang harus dipikirkan oleh sekolah, siswa dan Pemda dalam membentuk kepribadian, karakter dan main set para insan yang berkecimpung di dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah mem-push siswa-siswa untuk lebih giat belajar dan menggali potensi diri yang ada pada mereka.
Budaya Olimpiade Di penghujung tahun 2010, seluruh rangkaian kegiatan Direktorat Kegiatan Kesiswaan, Direktorat Pembinaan SMA, Kementerian Pendidikan Nasional berakhir sudah. Memasuki tahun 2011, beberapa program yang sudah berjalan di tahun sebelumnya akan dilaksanakan kembali. Sejauh ini pelaksanaan program tersebut berjalan dengan lancar, kendala memang ada, namun berkat kerjasama tim yang solid, semua masalah yang menghadang bisa teratasi. Salah satu bagian yang terpenting dari program yang dilaksanakan Subdit Kegiatan Kesiswaan adalah Olimpiade Sains Nasional (OSN). Kegiatan yang diseleksi secara berjenjang mulai dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, nasional hingga internasional, adalah cerminan dari mutu dan kualitas pendidikan
Hal yang patut diperhatikan dari keikutsertaan para siswa dalam berbagai lomba/olimpiade baik di tingkat nasional maupun internasional adalah, munculnya “budaya olimpiade” dalam diri mereka. Dengan adanya budaya olimpiade ini, otomatis setiap sekolah yang berada di pelosok daerah di seluruh Indonesia akan mengembangkan budaya tersebut sehingga dengan demikian akan bermunculan siswa-siswa yang mumpuni yang dapat memberikan citra positif bagi sekolah maupun daerah asal mereka. Medali emas hanya sebagian kecil dari hasil yang diperoleh, namun selebihnya adalah perjuangan dalam membina intelektual siswa untuk menghadapi era globalisasi yang didominasi oleh kemampuan dalam memahami teknologi, khususnya TIK. Semoga, dengan penseleksian secara berjenjang yang ketat, akan memunculkan siswa-siswa unggul yang mampu membangun Indonesia menjadi sebuah negara yang lebih maju lagi.
Daftar Isi 3
Potensi Utama
International Conference of Young Scientist 2010,
20
Liputan Potensi TIM APhO INDONESIA BAWA PULANG SATU EMAS
Dr.Mukhlis Catio, M.Ed
PENTINGNYA PENGETAHUAN BELA NEGARA BAGI SISWA
INDONESIA KEMBALI RAIH JUARA UMUM
8
Opini Potensi
22
Profil Sekolah SMA Barunawati Surabaya
MAJU DENGAN EKSTRAKURIKULER
Pelindung: Dr. Didik Suhardi M.Si g Penasehat: Dr. Mukhlis Catio, M.Ed g Pemimpin Redaksi: Suharlan SH, MM g Wakil Pemimpin Redaksi: Dra. Hastuti Mustikaningsih, MA g Sekretaris Redaksi: Rizal Alfian, S.Kom g Bendahara Redaksi: Agus Mulyana, SH, M.Ed g Redaktur Pelaksana/Editor: Fanny J.Poyk, S.Sos g Redaktur Peliputan: Rinda Muna Fizzya S.Sos g Fotografer: Abdul Haris Monoarfa g Desain/Lay Out : M. Sidik Mulyana g Distribusi : Suharto g Alamat Redaksi : Jl. RS. Fatmawati, Jakarta Selatan 12410, telp: 021-75908519 Fax: 021-75908519, Email :
[email protected], Website: www.siswapsma.org
2 tPotensi Edisi Oktober - Desember 2010
P OTENSI U TAMA
Pembinaan Olimpiade Sains Internasional 2011
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Nasional telah menyelenggarakan Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2010 yang meliputi bidang studi matematika, fisika, kimia, biologi, komputer, astronomi, ekonomi, dan kebumian. Para peserta peraih medali OSN 2010 dari masing-masing bidang studi tersebut (kecuali ekonomi dan astronomi), berkesempatan untuk mengikuti kegiatan seleksi dan pembinaan olimpiade sains internasional 2011 yang diadakan di beberapa tempat, sejak bulan Oktober – November 2010. Pembinaan olimpiade sains tahap I ini diikuti oleh 30 orang siswa dari masing-masing bidang studi. Mereka adalah peraih medali emas, perak, dan perunggu dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2010 yang diadakan di Medan pada 1 – 7 Agustus 2010. Para siswa diseleksi melalui pembinaan bertahap selama 1 – 2 bulan untuk dipersiapkan mengikuti olimpiade sains internasional 2011. Dari pembinaan tahap pertama ini akan dipilih kurang lebih 15 orang siswa yang lolos ke tahapan seleksi berikutnya. Pembinaan olimpiade matematika dan kebumian dipusatkan di Kota Yogyakarta. Pembinaan dilaksanakan di dua tempat yakni Hotel Cakra Kembang dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Sementara itu di kota yang berbeda yakni tepatnya Bandung, dilaksanakan pembinaan terhadap siswa olimpiade bidang biologi dan komputer. Pembinaan teori dilaksanakan di Wisma Balai Perguruan Putri (BPP) Kartini Bandung, sedangkan kegiatan praktikum berlangsung di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Kasubdit Kesiswaan Dr. Mukhlis Catio M.Ed didampingi Kasi Bakat dan Prestasi Siswa Suharlan SH, MM saat membuka salah satu kegiatan pembinaan olimpiade sains internasional 2011 menyampaikan, pembinaan ini tidak hanya semata-mata untuk pemantapan siswa dari segi materi saja. Namun yang tak kalah pentingnya adalah melatih kesiapan mental siswa dalam menghadapi lawan-lawan beratnya nanti di tingkat internasional. “Saya berharap para siswa dapat mematuhi aturan yang berlaku selama proses pembinaan. Sikap juga perlu dijaga, karena penilaian tidak hanya dari segi akademik saja tetapi juga penilain sikap dan prilaku. Oleh karena itu, selain berlatih dalam membahas soal-soal, para siswa juga diajak untuk mengikuti kegiatan yang kaitannya dengan prilaku sehari-hari seperti pembekalan ESQ dan wawasan kebangsaan. Kita menginginkan anak-anak yang dikirim nanti ke luar negeri tidak hanya perfect dari akademisnya tapi juga perfect dari prilakunya,” jelas Dr. Mukhlis Catio. Tak lupa Dr. Mukhlis juga berpesan, bagi peserta yang tidak lolos ke tahap selanjutnya, bukan berarti gagal atau tidak baik, mereka diberi kesempatan yang lebih luas lagi untuk belajar lebih banyak dalam mempersiapkan diri pada kompetisi berikutnya. “Semoga melalui proses seleksi ini, akan terpilih wakil Indonesia yang mampu membawa nama baik bangsa dan negara ini, serta dapat meraih prestasi di tingkat dunia,” ujar Dr. Mukhlis Catio M.Ed. Hal senada juga disampaikan oleh Kasi Bakat dan Prestasi Siswa Suharlan SH, MM. Ia menegaskan pada siswa akan pentingnya mematuhi tata tertib yang berlaku selama pembinaan. “Dalam mengikuti olimpiade internasional ini bukan semata-mata emas, melainkan juga diimbangi dengan karakter yang baik pula,” jelasnya. nRinda
Potensi Edisi Oktober - Desember 2010t 3
P OTENSI U TAMA Pembinaan Olimpiade Kebumian, Disesuaikan Kondisi Lingkungan Italia akan diberikan bekal motivasi pada siswa lewat pembinaan psikologis dari Fakultas Psikologi UGM yang dikoordinir oleh Ibu Aisah Indati, MS.
Koordinator Pembinaan Kebumian Dr. Hendra D. Amijaya dalam laporannya menjelaskan, kegiatan Olimpiade Kebumian 2011 akan diselenggarakan di Italia. Sebanyak 32 siswa yang diundang untuk mengikuti pelatihan tahap pertama. Pembinaan akan dilaksanakan kurang lebih 4 minggu. Selain mendapatkan kuliah, para siswa juga akan mengikuti latihan praktikum di UGM dan tiga kali obervasi ke lapangan. Pelatihan sendiri terdiri dari 4 tahap, pada tahap I ini akan diambil kurang lebih 20 orang siswa yg akan melaju ke tahap 2. Di sela-sela sesi pelatihan
Untuk proses seleksinya sendiri lanjut Hendra, kurang lebih sama seperti pembinaan tahun lalu. “Fokus pembinaan kali ini akan kita buat sedikit berbeda karena disesuaikan dengan kondisi alam di Italia. Perbedaannya kalau kemarin di Indonesia saat menjadi tuan rumah ada praktik oceanografi, sedangkan nanti di Italia tidak terlalu difokuskan ke arah sana karena tempat pelaksanaannya yang di tengah kota. Kalau di Indonesia, karena daerahnya di kelilingi oleh lautan seperti di Yogyakarta kemarin, maka kita mengadakan oseanografi. Jadi, para siswa juga kita bekali dengan pembinaan tentang itu. Oleh karena itu sudah kita identifikasi dari sekarang, materi-materi geologi akan difokuskan ke arah deskripsi Dr. Hendra D. Amijaya paduan,” jelas Hendra.
Pembinaan Olimpiade Matematika, Target Pembinaan Ditingkatkan akan dilaksanakan dua sesi. Kurang lebih selama 5 minggu para siswa akan digembleng di Yogyakarta. Para dosen yg mengajar juga akan dibantu oleh asisten yang tak lain adalah alumni IMO. Demikian dijelaskan Dr. Hery Susanto selaku koordinator pembina IMO dalam pembukaan pembinaan Tahap I bidang Matematika dan Kebumian, Senin (18/10), di Hotel Cakra Kembar, Yogyakarta.
International Mathematics Olympiad (IMO) 2011 akan dilaksanakan pada bulan Juli di Amsterdam, Belanda. Pembinaan bidang matematika dilaksanakan dalam empat tahap hingga menjelang keberangkatan. Pada tahap pertama
4 tPotensi Edisi Oktober - Desember 2010
Hery menjelaskan, tiga minggu pertama peserta akan lebih banyak mendapatkan teori, karena semua siswa masih pertama kali mengikuti pembinaan olimpiade matematika internasional. Mereka mayoritas adalah juara-juara baru dari OSN 2010 kemarin. “Selain teori, ada juga pelatihan soal. Dari proses seleksi ini akan di evaluasi untuk menyaring 31 siswa menjadi 22 orang, jadi ada 9 orang yang akan dipulangkan. Lalu akan diundang alumni-alumni tahun lalu yang sudah pernah ikut IMO untuk bergabung dan mengikuti pembinaan berikutnya. Sedangkan pada minggu keempat dan kelima lebih difokuskan pada pemantapan problem solving. Target pembinaan tahun ini tentunya kita tingkatkan lagi dari tahun lalu, karena target capaian medali setiap tahunnya juga meningkat. Harapan saya sedikit demi sedikit jika tingkat kesulitan soal ditingkatkan
P OTENSI U TAMA dapat berpengaruh pada prestasi yang juga ikut naik.” Jelas Hery. Siswa – siswi pembinaan matematika pada tahap awal ini mayoritas peserta-peserta baru dalam pembinaan olimpiade 2011. Usaha dan do’a dilakukan untuk bisa lolos pembinaan. Sebagian dari mereka ada yang belajar otodidak untuk persiapan mengikuti pembinaan. Kalaupun ada guru yang didatangkan untuk membantu belajar adalah karena insiatif sendiri. Ada juga siswa yang diajarkan guru yang didatangkan oleh pemerintah provinsi setempat. “Harapan saya bisa lolos ke seleksi-seleksi berikutnya dan sampai ikut internasional,” ujar Dian Oluwwa, siswi SMAN 5 Jayapura.
Pembinaan Olimpiade Biologi, Siswa Lebih Senang Belajar Praktikum
Para siswa diberikan pembekalan teori dan praktikum setiap harinya oleh dosen-dosen biologi senior dari ITB yang dikoordinir oleh Dr. Agus Dana Permana serta dibantu oleh beberapa asisten. Materi yang diujikan terdiri dari berbagai macam sub bidang biologi, yaitu biokimia dan biologi sel molekuler, anatomi fisiologi tumbuhan, anatomi fisiologi hewan, dan prilaku hewan. Pembinaan teori berlangsung di Wisma Kartini, sedangkan praktikum dilaksanakan di Institut Teknologi Bandung. Dr. Agus Dana menjelaskan, seleksi pembinaan biologi konsepnya dirancang sedemikian rupa, agar siswa tidak terlalu tegang selama proses seleksi. “Dengan begitu siswa lebih welcome menerima materi-materi dari pengajar. Jadi kita juga harus memperhatikan keseimbangan prilaku mereka. Tidak harus selalu dijejali dengan soal-soal dan ujian. Ada kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya fun dan menghibur, sehingga mereka juga tidak jenuh.” Ujar Agus Dana. Bagi para siswa mengikuti praktikum biologi menjadi kegiatan belajar yang paling disukai, karena mereka dapat mengetahui lebih jauh tentang keberagaman hewan dan tumbuhan di sekitar mereka. “Kami jadi lebih banyak tahu tentang isi tubuh hewan pada saat kami membelahnya dan bisa melihat lebih detail melalui mikroskop, begitu juga tumbuhan. Seperti kami membelah cumi dan udang tadi, seru aja!” ujar
Pratiwi Indah Sayekti, siswi SMAN 1 Wonogiri Jawa Tengah, saat melakukan praktikum di SITH ITB, Bandung. Salah seorang asisten dosen pembina siswa, Ihsan Tria Pramanda yang juga alumni TOBI (Tim Olimpiade Biologi Indonesia) mengatakan, pada saat praktikum anatomi hewan ataupun tumbuhan siswa diminta untuk dapat menguasai organ-organ tubuh dari hewan ataupun bagian-bagian sel suatu tumbuhan. “Disini kita melihat sejauh mana mereka bisa menghafalnya, dan akan ditanya pada saat ujian atau tes akhir. Mayoritas dari mereka memang mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar tentang apa yg dilihat, sehingga mereka bisa menjawab soal yang ditanyakan pada saat ujian,” terang Ihsan. nRinda
Potensi Edisi Oktober - Desember 2010t 5
P OTENSI U TAMA Pembinaan Olimpiade Kimia, Pentingnya Kebersamaan
Rabu (26/10) bertempat di Wisma Makara Universitas Indonesia, 30 siswa yang lolos Olimpiade Sains Nasional bidang studi kimia, mengikuti pembinaan untuk dipilih ke olimpiade kimia tingkat Internasional (IChO) di Ankara, Turki. Pembukaan pembinaan dilakukan oleh Kasubdit Kegiatan Kesiswaan, Dr. Mukhlis Catio M.Ed. Mukhlis menjelaskan, pembinaan kali ini berbeda dengan tahun 2009. Pada pembinaan 2010, selain akan diberikan materimateri soal, mereka juga harus mematuhi peraturan yang diberlakukan untuk olimpiade tahun 2011. Salah satunya berkaitan dengan tata tertib dan disiplin. Di samping itu, kebersamaan di antara para siswa juga bagian yang menjadi sorotan. Kebersamaan itu mencakup kerjasama, silaturahmi dan tolong-menolong. Sebagai siswa SMA yang senasib dan seperjuangan, mereka harus bersatu, tidak boleh membentuk kelompok-kelompok sendiri, mereka musti menjalin kerjasama dan persaudaraan yang erat dan penuh toleransi antar satu golongan dengan golongan dan satu suku dengan suku lainnya. Karena kegiatan ini tidak berhenti sampai di sini saja, akan tetapi merupakan awal dari sebuah proses yang akan terus berkelanjutan. Selain memperoleh pembinaan, siswa-siswa diajak mengunjungi kantor Direktorat di Jl. RS Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan pada tanggal 12 November. Di sana, mereka akan bergabung dengan tim fisika untuk memperoleh masukan tentang wawasan kebangsaan dan bela negara. Pada kegiatan ini, siswa akan mendengarkan kuliah singkat yang disampaikan oleh Dr. Indrajati Sidi. Selanjutnya, mereka akan mengikuti ESQ yang merupakan bagian dari pencarian identitas diri siswa agar mereka mengerti tentang dirinya dan siapa sesungguhnya diri mereka sendiri. Kegiatan ESQ ini merupakan pendewasaan mental secara emosional yang bertujuan agar mereka bisa menahan diri dari pengaruh negatif (seperti narkoba) yang belakangan ini marak merebak di kalangan generasi muda. Melalui ESQ siswa diajak untuk dewasa secara emosional, tidak suka marah, menghargai sesama, orangtua dan lebih bijak menyikapi hidup.
6 tPotensi Edisi Oktober - Desember 2010
Selama mengikuti pembinaan, siswa diharuskan mengenakan pakaian yang rapi, tidak boleh memakai sandal atau celana pendek. Kedisiplinan dan kerapian ini juga merupakan penambah nilai bagi mereka. “Mungkin anda jago di bidang matematika, fisika, kimia atau ilmu sains lainnya. Tapi jika kelakuannya negatif, maka semua itu tidak ada artinya. Karena dalam hidup ini penggunaan IQ hanya 20 % saja , sedangkan yang 80 % lagi adalah penggunaan Emotional Question kita. Keberhasilan seseorang bukan hanya ditentukan oleh kemampuan otak seseorang, namun nilai intelektual dan akademik orang tersebut akan berkembang baik bila dibina secara arif dan bijaksana. Kita harus dewasa dalam bertindak, dewasa berpikir, dewasa bersikap, harus ramah dsbnya. Karena belajar dari tahun yang sudah-sudah, banyak siswa yang berotak pintar, namun sikap dan perilaku mereka tidak sepintar otak mereka.” Ujar Muhklis. Sebagai siswa-siswa terpilih dari sekian ribu siswa yang ada di Indonesia, Mukhlis berharap mereka tidak hanya pandai dari segi akademik, namun juga memiliki emosional yang baik. Mereka harus memiliki loyalitas kepada negara, menghargai guru, menghargai orangtua, dan menghargai orang yang lebih tua dari dirinya. Sebab dalam hidupnya manusia tidak bisa pintar sendiri, mereka harus hidup bermasyarakat. Karena keberhasilan seseorang juga ditentukan oleh emosional dan lingkungan sekitarnya. “Diharapkan melalui kegiatan ini bangsa kita akan memperoleh manusia yang utuh baik itu secara intelektualitas, emosional dan berbagai hal lainnya. Mereka adalah 30 besar siswa terbaik OSN, nanti akan disaring kembali menjadin 12-15 siswa. Setelah itu akan dipilih kembali menjadi 8 siswa. Dari 8 siswa ini ditentukan empat siswa terbaik yang akan mewakili Indonesia di tingkat dunia. Menang atau kalah itu hal yang wajar dalam sebuah kompetisi. Berhasil membawa pulang medali emas adalah hal yang patut kita syukuri, bila ada yang gagal tidak perlu berkecil hati, gunakan mental juara, istilah kalah tidak ada, namun buatlah kekalahan itu menjadi keberhasilan yang tertunda.” Tandasnya. nFanny
P OTENSI U TAMA Dr. Indra Djati Sidi
Nasionalisme dan Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan ini adalah suatu gaya yang luar biasa yang membuat suatu bangsa menjadi hebat. Hal ini tidak mainmain, mengapa Korea Utara ditakuti oleh Amerika angkatan perangnya, karena wawasan kebangsaannya. Kenapa Korea Selatan produk-produknya bisa mengungguli Jepang sekarang, karena nasionalismenya. Kenapa Jerman pada waktu singkat bisa menaklukkan Eropa? Karena kebangsaannya. Jadi kalau kalian tidak punya wawasan kebangsaan, kalian tidak punya daya dorong. Kalian tidak punya daya tempur dan akan memalukan Indonesia. Saat kuliah di Amerika, yang membuat saya survive kuliah di sana karena saya orang Indonesia. Dan saya tidak ingin mempermalukan Indonesia di luar negeri. Jadi ini sesuatu hal yang penting. Kalian kalau tidak punya wawasan kebangsaan, kalian tidak punya daya dorong. Kalian akan memalukan Indonesia. Saya pernah kuliah di luar negeri, saya mengambil master dan doctor saya di sana, salah satu yang mempertahankan Indonesia. Seperti anda datang kesini, mustinya ada tekad, eh saya nggak bisa bikin malu sekolah saya. Kalau saya dikirim kesini I have to be survive karena saya harus menang, kalian harus mengacu pada pengalaman yang riil, bukan kata orang, bukan cerita. Kalian akan bersaing di dalam arena olimpiade dengan orang-orang yang IQ-nya 140-an juga, sama. Jadi kalau kalian hanya melihat dari segi pinter, sok jago, sok tahu itu nggak ada apa-apanya, dalam sekejap lewat. Karena di level yang tinggi IQ-nya sama persiapannya sama. Kalian berapa persiapannya? Satu bulan? Kalian akan bersaing dengan China yang persiapannya satu tahun. Pinternya sama, kerjakerasnya sama. Jadi harus ada di sini sesuatu ego, yang untuk keluar menjadi somebody. Dengan demikian anda tidak akan mempermalukan bangsa ini. Anda akan bersaing denga the best of the best. Kalian pasti bisa, jelas Indra. Yang akan membuat kalian menang adalah rasa tidak akan mempermalukan bangsa Indonesia di luar negeri. Wawasan kebangsaan adalah untuk menggugah dan menyadarkan kalian bahwa anda berada di sini adalah untuk membela tanah air Indonesia. Anda bukan datang kesini untuk bersenangsenang, anda datang kesini untuk berlatih, menyiapkan diri dengan sungguh-sungguh. Kenapa kita begitu? Karena fasilitas yang diberikan kepada kalian memakai uang rakyat. Bangsa
ini untuk menyiapkan kalian menjadi sosok yang nantinya akan membangun Indonesia dan kemudian mensejahterakan Indonesia. Ini akan memperkuat motivasi anda, sebab saya tidak akan mempermalukan Indonesia, karena sekali saya melangkah, tidak ada uang kembali jadi kedepan terus, wawasan kebangsaan rasa nasionalisme ini tidak hanya dimiliki oleh prajurit, tentara, akan tetapi kita semua. Tim olimpiade nasional harus tetap ada, karena menegakkan merah putih di dunia internasional. Kalian sebagai bench mark untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Lagu Indonesia Raya juga jangan dianggap enteng, sebab lagu itu memberikan semanat, menggelorakan batin, lagu itu mendorong orang untuk berbuat sesuatu, makanya dalam perang mereka meneriakkan lagu-lagu untuk menambah semangat dan kita harus membuktikan di sini bahwa Indonesia Pusaka, Indonesia Tercinta, Nusa Bangsa dan Bahasa kita bela bersama. Bagaimana kalian membelanya? Dengan melakukan yang terbaik yang bisa kalian lakukan. Di mana pun kalian berada, tidak perlu menjadi seorang prajurit, namun di situ kita tanamkan, kita bela Indonesia ini. Kita tunjukkan di mata dunia bahwa Indonesia tidak seburuk yang disangka akhirahkhir ini, we are very nice people and we are smart. “Tidak ada dikhotomi di dalam pendidikan. Contoh begini, dia seorang siswa yang menyenangi olahraga, sudah pasti dia bodoh, atau dia pinter, kacamatanya min sebelas dan dia nggak ngerti olahraga, dia bandel dan dia tidak alim, dia rajin ke mesjid terus tapi goblok, dikhotomi itu tidak bisa kita tanamkan dalam pikiran kita. jadi jangan menyepelekan olahraga, dengan olahraga kita akan membentuk karakter Indonesia unggul. Dengan olah raga kita kita mengajarkan orang berpikir cepat, menganalisis dengan cepat, mengambil keputusan cepat dan bereaksi.’ Ujarnya. Kalau kita tidak punya karakter, kita tidak ada apa-apanya. Jika kalian memiliki karakter, kalian akan menciptakan kondisi yang baik di Indonesia. Karakter itu tidak mudah menyerah, jika karakter itu tidak ada kalian baru disuruh belajar sedikit saja sudah capek. Karena tidak ada sesuatu yang hakiki yang mendorong kalian untuk bekerja keras. Orang yang memiliki value yang bagus akan memberikan matematikanya, fisikanya, kimianya ke jalan yang penuh kemaslahatan. Dengan keadaan seperti ini justru jatidiri bangsa semakin kuat. Jadi kalau nanti kalian ke luar negeri, kalian tidak usah ke barat-baratan, kalian Indonesia, orang Indonesia. Rasa kebangsaan yang kuat adalah bangga, cinta, ingin berkorban, hormat, dan setia, jadi kalau didefinisikan kita kitak bisa, namun kita bangga sebagai bangsa Indonesia, kita ingin berbuat untuk Indonesia. nFanny
Potensi Edisi Oktober - Desember 2010t 7
O PINI P OTENSI Dr.Mukhlis Catio, M.Ed
Pentingnya Pengetahuan Bela Negara Bagi Siswa
Krisis rasa cinta terhadap tanah air akan bertambah parah bila tidak ditindaklanjuti dengan cinta terhadap negara. Krisis itu mulai menguat di saat era globalisasi yang bersinggungan erat dengan teknologi, merambah masuk di dalam kehidupan para siswa-siswi Indonesia. Jalan satu-satunya untuk menumbuhkan kembali rasa cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah dengan memasukkan kembali opini dan image di benak tiap siswa bahwa pengetahuan bela negara sangat penting. Sesungguhnya bela negara harus dipahami setiap warga negara dan itu adalah hak serta kewajiban tiap warga negara untuk menjalaninya. Melalui pendidikan bela negara ini, siswa bisa menghargai negaranya, menghargai lambang-lambang dan simbol-simbol negara, menghargai para pejuang, menghargai Presidennya, tidak mencacimaki negara dan pemimpinnya sendiri. Direktorat SMA dalam hal ini Subdit Kesiswaan, melaksanakan berbagai bentuk program dan kegiatan yang erat kaitannya dengan pembinaan bela negara, antara lain, Gebyar Aksi, Upacara Bendera di sekolah, Wawasan Kebangsaan dll. Ada beberapa komponen yang harus diperhatikan oleh para siswa khususnya dan generasi muda pada umumnya : 1. Kecintaan terhadap tanah air Rasa cinta terhadap tanah air ini berarti cinta pada negara tempat ia memperoleh sumber penghidupan dan menjalani kehidupan sampai akhir hayatnya, serta senantiasa berusaha agar negaranya tetap aman sentosa dan sejahtera. Oleh karena itu setiap warga negara Indonesia hendaknya selalu tanggap serta waspada terhadap setiap kemungkinan adanya unsur-unsur negatif, baik yang berasal dari dalam maupun yang datang dari luar yang dapat membahayakan keamanan negara serta kelangsungan hidup bangsa dan negaranya. 2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia, Dalam hal ini seorang siswa bukan hanya sekedar merasa dirinya menjadi bangsa Indonesia, akan tetapi juga menyadari sepenuhnya tentang cita-cita serta tujuan hidup bangsa Indonesia. Pada hakekatnya bangsa Indonesia merupakan kelompok besar manusia yang satu sama lain merasa terikat, karena merasa senasib dan sepenanggunggan. Seseorang yang memiliki kesadaran berbangsa Indonesia berarti bertingkah laku, bersikap dan berperikehidupan yang selalu mengaitkan dirinya dengan pencapaian cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia. Kesadaran bernegara Indonesia berarti pula bahwa seorang warga negara Indonesia harus menyadari sepenuhnya akan hakekat negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
8 tPotensi Edisi Oktober - Desember 2010
3. Keyakinan bahwa Pancasila sebagai Falsafah dan Ideologi Negara, dalam hal ini untuk menumbuhkan serta meningkatkan keyakinan bahwa Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara bagi siswa, perlu ditransformasikan melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah sesuai degan perkembangan dan kemampuan siswa. Hal ini dapat ditempuh melalui kegiatan-kegiatan dengan mengutamakan pemberian pengertian dan pemahaman bahwa Pancasila sebagai falsafah, pandangan hidup dan tujuan hidup bangsa Indonesia serta dasar negara Indonesia. 4. Kerelaan Berkorban untuk Negara, Setelah secara bertahap siswa mengenal, mengerti, menghayati dan memahami arti cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan bahwa pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara, diharapkan dapat membuat siswa memiliki keberanian untuk rela berkorban demi negara, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan jiwa mereka demi kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan UUD 45. Untuk itu dalam proses belajar mengajar maupun dalam hal lain, materi sajian harus mengandung pemahaman mengenai rela berkorban untuk negara. Pengorbanan untuk negara harus dipahami sebagai sebuah pengabdian diri tanpa pamrih dalam keadaan bagaimanapun. 5. Kemampuan awal bela negara berisi pemahaman dan perwujudan tentang kemampuan awal bela negara, hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang mengarah pada peningkatan kesehatan fisik, penyelesaian kasus, pemberian pekerjaan rumah, penelitian dan kegiatan lainnya. Indikator kemampuan awal bela negara akan terlihat dari dua aspek, sebagai berikut : secara psikis siswa mempunyai sikap dan perilaku yang mencerminkan kedisiplinan tinggi, ulet dan tahan uji, pekerja keras, pantang menyerah dan percaya diri. Secara fisik, siswa berbadan sehat, tegar, terampil, kuat, tangkas dan memiliki penampilan baik. Agar rasa cinta terhadap negara tidak menipis, Dr. Mukhlis Catio M.Ed menghimbau kepada guru-guru supaya mereka meningkatkan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, seperti lomba baris-berbaris, upacara bendera, out bond, dan kunjungankunjungan ke museum, kesemua kegiatan eskul itu diharapkan akan menyegarkan pikiran-pikiran siswa. Para siswa yang tidak pernah mengalami bagaimana susahnya generasi sebelumnya berjuang mempertahankan negara, akan tergugah dan menyadari kalau kemerdekaan ini diperoleh dengan darah dan air mata. nFanny
O PINI P OTENSI Suharlan SH, MM
Dampak Positif OSN, Target Bukan Hanya Emas Olimpiade Sains Nasional telah menjadi ikon bagi sekolah-sekolah yang berhasil mengirim siswasiswanya ke ajang ini. Seleksi berjenjang yang ketat menjadi patokan bagi sekolah-sekolah tersebut bahwa OSN bukan sekedar olimpiade yang pesertanya tidak kredibel. Namun, OSN memang benar-benar diselenggarakan dan disusun secara sistematis. Pemenang OSN akan keluar sebagai kandidat yang mumpuni untuk disaring kembali dan kemudian dipilih mengikuti olimpiade tingkat internasional. Tentunya reward yang diperoleh si siswa bukan hanya sekedar untuk menunjukkan jati diri bahwa mereka telah keluar sebagai juara. Mereka akan memperoleh beasiswa mulai dari jenjang S1, S2, hingga S3, di sini tampak jelas kalau dampak kemenangan OSN berimbas ke berbagai lini. Sekolah memperoleh image yang positif dari kemenangan ini, dalam sekejap sekolah tersebut mencuat sebagai sekolah yang layak diperhitungkan kredibilitasnya. Dari segi financial pun demikian, masyarakat akan memberikan kepercayaan penuh untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah tersebut. Pemerintah daerah/provinsi pun akan melakukan hal yang sama. Kebanggaan mereka pada putra daerahnya secara tidak langsung cerminan dari kinerja mereka yang harmonis dalam bidang pendidikan. Contohnya peserta OSN dari Pringsewu, ketika kembali ke daerahnya, ia disambut sang gubernur dan diarak keliling kota. Bahkan peraih medali emas dari Madura memperoleh reward yang spektakuler, bupati menghadiahi orangtuanya sebuah rumah yang layak huni. Yang pasti, dengan berhasilnya para siswa-siswa jenius itu meraih impian keluar sebagai juara di ajang OSN, banyak pihak yang merasa bangga. Melalui OSN citra sekolah yang berkualitas kian terangkat. Masyarakat tidak memandang sebelah mata pada sekolah tersebut, para guru yang mengajar mendapatkan kredit point yang bisa menambah kapabilitas mereka dalam dunia pendidikan. Bukan Semata Mata Emas Melalui kultur sekolah dan budaya sains pada para siswa, akan terbentuk sebuah opini dalam diri mereka kalau sains itu tidak sulit. Dengan demikian, secara otomatis para siswa akan menyenangi mata pelajaran ilmu-ilmu dasar seperti matematika, fisika, kimia, dan biologi. “Nah, kaitannya dengan OSN tentu
ada. Kecintaan pada ilmu-ilmu sains yang sudah tercipta tersebut, bukanlah mem-push siswa dengan target harus selalu memperoleh medali emas. Namun, harus ada ikatan yang konsisten antara siswa, sekolah dengan pihak kabupaten/kota dan provinsi. Mereka harus memberikan penghargaan dalam berbagai bentuk. Misalnya dengan membantu sekolah dalam hal pendanaan agar sekolah tersebut bisa membentuk klubklub sains, memberikan kesempatan para guru pembina untuk mengikuti pembinaan di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional, menjaring kerjasama dengan universitasuniversitas yang ada di kabupaten/kota tersebut. Sebab, bagaimanapun klub-klub sains itu sangat besar manfaatnya, dan hal ini berkaitan erat dengan teknologi. Karena teknologi harus dikuasai, sains pun begitu.” Terang Suharlan. “Majunya suatu negara ditandai dengan penguasaan teknologi. Semakin banyak kompetisi dan semakin kerap si siswa mengikuti berbagai lomba-lomba sains, itu semakin bagus. Target untuk memperoleh emas memang penting, namun jangan sematamata emas saja yang menjadi acuan, ada hal-hal pokok yang juga harus dipikirkan. Di antaranya adalah membangkitkan budaya giat belajar.” Tambahnya. Wadahi Ilmu Ilmu Sosial Penekanan sains bukan berarti Direktorat tidak memberi perhatian pada ilmu-ilmu sosial. Ilmu sosial pun memiliki ruang dan tempat yang khusus dalam olimpiade. Banyak juga kegiatan yang berkaitan dengan ekspresi diri siswa dilombakan. Contohnya seperti Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (dulu LPIR), Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Debat Bahasa Inggris dan beberapa event pertukaran pelajar seperti Student Youth Excange (SYC). “Terkait dengan hal itu, di tingkat nasional pun kita juga melakukan pembinaan non akademik pada mereka.” Terang Suharlan. Terlepas dari jeniusnya seorang siswa, Direktorat berharap jika mereka masuk dan terpilih sebagai siswa-siswa terbaik yang akan berlaga di tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional hingga internasional, mereka tidak boleh lupa pada adat-istiadat budaya Timur. “Selama ikut pelatnas mereka harus sopan, menghargai dosen, tidak seenaknya, memiliki kepribadian yang kuat, humanis, mempunyai karakter yang sesuai dengan budaya Indonesia. Budi pekerti juga harus mereka jaga, misalnya saat makan bersama rekan-rekannya, pakaian yang dikenakan harus sopan, begitu juga saat belajar, harus mengenakan pakaian yang rapi. Karena sosok seorang pelajar selain cerdas otak juga harus cerdas dalam berbusana, bertingkahlaku, dan menjunjung tinggi tata krama dan martabat sebagai orang Indonesia.” Demikian Suharlan. nFanny
Potensi Edisi Oktober - Desember 2010t 9
O PINI P OTENSI
Seleksi Debat Bahasa Inggris Tingkat Provinsi 2010 Kementerian Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pembinaan SMA memiliki program National School Debating Championship (NSDC) atau yang lebih dikenal dengan Lomba Debat Bahasa Inggris tingkat Nasional. Lomba ini diadakan untuk menjaring siswa-siswi unggul dari berbagai daerah untuk diikusertakan sebagai wakil Indonesia dalam ajang debat bahasa Inggris tingkat internasional (WSDC). Sebelum melaju ke tingkat nasional, terlebih dulu diadakan seleksi debat bahasa Inggris tingkat provinsi. Masing-masing sekolah yang berasal dari beberapa kabupaten/kota di tiap provinsi , mengirimkan wakilnya yang tergabung dalam satu tim (tiga peserta) untuk mengikuti seleksi di tingkat provinsi. Para peserta harus menguasai isu-isu global yang sedang berkembang, tentunya mampu berbahasa Inggris dengan fasih. Seleksi Debat Bahasa Inggris Tingkat Provinsi kali ini dilaksanakan pada 3 – 4 Oktober 2010. Hasil yang diperoleh dari debat provinsi ini adalah terpilihnya 5 (lima) calon debater
yang akan di seleksi di masing-masing provinsi untuk dikirim 3 (tiga) terbaik ke tingkat nasional (NSDC). Kepala Seksi Bakat dan Prestasi Siswa, Suharlan, SH, MM menjelaskan tujuan dari diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk memilih sejumlah siswa SMA yang berpotensi baik untuk selanjutnya dikembangkan dalam proses pembinaan menuju pedebat-pedebat yang handal, serta memiliki daya saing internasional. Selain itu melalui kegiatan ini kita dapat memperkenalkan nilai-nilai yang terkandung dalam kegiatan debat antara lain kemampuan berpikir analitis, presentasi di muka umum, kerjasama dalam tim, serta menghargai perbedaan dan toleransi. Debat bahasa Inggris juga berperan sebagai wadah bagi pemuda Indonesia dalam mengungkapkan gagasan dan ekspresi mereka, selain sebagai wahana untuk menganalisa berbagai macam isu secara kritis, juga untuk membangun jaringan antar provinsi dan mempererat silaturahmi di antara siswa-siswi Indonesia.
Provinsi Kalimantan Timur, Siap Berlaga Di Tingkat Nasional
Seleksi Debat Bahasa Inggris 2010 se-provinsi Kalimantan Timur dipusatkan di Hotel Grand Sawit Samarinda. Pelaksanaan seleksi yang dilaksanakan selama dua hari, secara umum berjalan dengan baik dan lancar. Peserta yang diundang oleh Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim untuk mengikuti seleksi tingkat provinsi ini adalah sebanyak 9 (sembilan) tim yang terdiri dari beberapa sekolah di beberapa kabupaten/kota, yaitu SMAN 1 Samarinda, SMAN 10 Samarinda, SMAN 1 Balikpapan, SMAN 1 Sangatta Utara, SMAN 1 Bontang, SMAN 4 Berau, SMAN 3 Unggulan Tenggarong, SMAN 1 PPU (Panajam Pasir Utara), dan SMAN 1 Tarakan.
10 tPotensi Edisi Oktober - Desember 2010
Lomba Debat Bahasa Inggris seprovinsi Kalimantan Timur dibuka pada Selasa malam, (02/11) oleh Kabid Pembinaan SMP dan SMA, Drs. H. A. Wahab Syarani dan Kasi PMPTK Bidang Pembinaan SMP dan SMA, Dr. H. Asli Nuryadin. Dalam pidato pembukaannya, Wahab Syarani menyampaikan, bahwa pada era globalisasi dan kebebasan informasi seperti sekarang ini menuntut masyarakat untuk mengetahui kemajuan teknologi dengan berbagai bahasa, khususnya Bahasa Inggris bagi pelajar. Pihaknya berharap agar dengan kemampuan Bahasa Inggris, para pelajar lebih mengetahui, bahkan menguasai teknologi informasi. Selain juga, untuk meningkatkan kemampuan pelajar dalam berkomunikasi menggunakan bahasa universal. “Bahasa Inggris saat ini bukanlah menjadi bahasa yang sulit untuk dipelajari. Karena sudah menjadi bahasa universal, bahkan pendidikan sejak sekolah dasar sudah diajarkan,” katanya. Sementara itu Kasi PMPTK Bidang Pembinaan SMP dan SMA Disdik Kaltim, Asli Nuryadin mengatakan Debat Bahasa Inggris Tingkat Nasional merupakan agenda tahunan dari Kementerian Pendidikan Nasional. “Tujuannya untuk mengetahui kemampuan pelajar dalam penguasaan berbahasa Inggris di semua daerah,” katanya menjelaskan.
L IPUTAN P OTENSI
“Banyak sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang mengunakan Bahasa Inggris. Karenanya, dengan pembelajaran bahasa tersebut di sekolah dan pengujian dengan debat Bahasa Inggris, tentu akan diketahui kemampuan penguasaan bahasa tersebut,” ujar Asli Nuryadin. Seluruh rangkaian debat dilaksanakan pada Rabu, (03/11) 2010. Kegiatan debat dilaksanakan dengan sistem 3 ronde penyisihan (Preliminary Round) untuk menentukan 5 pembicara terbaik (best speaker.) Seleksi ini dikoordinir oleh supervisor yang ditugaskan dari Direktorat SMA dan dibantu oleh 6 juri lokal dan 1 juri native yang telah memiliki pengalaman di dalam sistem penjurian debat. Sebelum dimulainya lomba debat, supervisor memberikan briefing dan technical meeting mengenai sistem seleksi debat parlementer kepada siswa dan guru yang akan berpartisipasi dalam lomba ini.
Dari babak demi babak lomba yang dilaksanakan, maka terpilihlah 5 (lima) Best Speaker asal Kalimantan Timur yang akan di seleksi menjadi 3 (tiga) orang dan akan dikirim ke nasional. Mereka adalah Andre Raihan Koto Cham (SMA 1 Balikpapan), Zulva Fachrina (SMA 10 Samarinda), Brilliantika Fusi Nur Rahmasari (SMA 1 Samarinda), Yuni Azhari (SMA 10 Samarinda) dan Fachrial Saputra (SMA 3 Unggulan Tenggarong). Eldhianto Maulana Jusuf, Supervisor asal UGM yang diutus bertugas di Kaltim oleh Direktorat Pembinaan SMA menyimpulkan secara keseluruhan kemampuan debat bahasa Inggris yang dimiliki oleh pelajar Kaltim sudah cukup baik. “Pelaksanaan NSDC kedepannya agar lebih banyak melibatkan komposisi mahasiswa yang telah memiliki akreditasi nasional di dalam penjurian debat parlementer,” usul Eldhi. nRinda
Provinsi DKI Jakarta, Peserta Putri Mendominasi yang ketat, siswa putri mendominasi. Mereka yang keluar sebagai, juara pertama Kristina Sara Putri dari SMAN 81 dengan skore 151,20, juara ke dua Gabby Victoria SMA Santa Ursula dengan skore nilai 150,40, juara ke tiga Gabriel Charlotie SMAN 81 dengan skore 150,10, juara harapan 1 Chintya SMA Santa Ursula dengan skore 149,50, dan Juara harapan dua Naomi Padan Junitas dari SMAN 8 Jakarta dengan skore 149.20.
Pemenang Debat BHS Inggris DKI JKT 2010
Seleksi debat Bahasa Inggris tingkat DKI Jakarta dilaksanakan di Dinas Provinsi DKI, Gedung Masjid Baitul Ilmi, Jln.Gatot Subroto, Jakarta pada 18-19 November 2010. Setelah melalui seleksi ketat dari 30 sekolah terbaik di 5 wilayah yang ada di DKI, akhirnya terpilih 6 siswa untuk mewakili wilayahnya mengikuti lomba di tingkat provinsi. Melalui persaingan dan penilaian
Menurut Drs.Ginting dari Dinas DKI yang menangani seluruh rangkaian kegiatan Debat Bahasa Inggris ini, pelaksanaan lomba debat memang agak mundur dari jadwal yang sudah ditentukan oleh Direktorat Pembinaan SMA, hal ini berkaitan dengan penseleksian siswa yang cukup ketat dari masing-masing sekolah dan wilayah, sebab tiap sekolah memiliki siswa-siswa terbaik yang dianggap layak untuk mengikuti lomba. Kegiatan yang dibuka oleh Drs. Barmenggano dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta ini, merupakan kegiatan tahunan yang bertujuan untuk mencari siswa-siswa yang mahir dalam berdebat dengan menggunakan Bahasa Inggris. Menurut Barmenggano, diharapkan melalui lomba ini, nama Indonesia kian harum di mata dunia, dan potensi siswa Indonesia dapat terlihat, mereka tidak kalah dengan negara lain. nFanny
Potensi Edisi Oktober - Desember 2010t 11
L IPUTAN P OTENSI
TOT Bengkulu Peningkatan Wawasan Pembina OSN Kabupaten/Kota
Dampak Positif
Training of Trainer (TOT) Pembina Olimpiade Sains Tingkat Kabupaten/Kota berlangsung sejak 19-22 Oktober 2010 di Bengkulu. Kegiatan ini diawali dengan pembukaan oleh Drs. Sumardi MM Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu. Moment penting ini merupakan pelatihan soal-soal Olimpiade Sains kepada para guru beberapa SMA yang diundang dari berbagai kabupaten/kota di Bengkulu. Peserta yang berjumlah 65 orang berasal dari Kab. Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Kaur, Kepahiang, Lebong, Muko-Muko, Rejang Lebong, Seluma dan Kota Bengkulu.
Drs. Sumardi MM Kreasi Baru Nara sumber terdiri dari unsur Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan SMA, dan pembina OSN pusat yang meliputi pembina olimpiade bidang studi matematika, fisika, kimia, biologi, astronomi, dan komputer/informatika. Pada kata sambutannya, Kepala Dinas Provinsi Bengkulu, Drs. Sumardi MM mengungkapkan, bagi Provinsi Bengkulu, TOT merupakan suatu penyegaran yang akan menimbulkan kreasi baru di dalam melakukan pembinaan 5 bidang studi. Saat ini di Bengkulu, TOT merupakan hal yang positif, terutama untuk guru-guru SMA yang turut dalam kegiatan ini. “Sebelumnya, untuk melatih siswa-siswa yang akan ikut dalam OSN, dilkakukan secara otodidak oleh guru-guru bidang studi yang dilombakan. Mereka tidak pernah mengikuti pembinaan, pelajaran yang mereka berikan ke siswa sesuai kurikulum sekolah normal biasa. Bahan-bahan itu bukan untuk diolimpiadekan. Nah, dengan adanya kegiatan ini, para guru yang sudah mengikuti TOT memperoleh pengetahuan baru seperti apa materi OSN tersebut.” Ucapnya.
12 tPotensi Edisi Oktober - Desember 2010
Pada kesempatan yang sama, Kasubdit Kegiatan Kesiswaan, Dr. Mukhlis Catio M.Ed berpendapat bahwa kegiatan ini akan memberikan dampak positif bagi perkembangan kualitas dan mutu siswa-siswa SMA Bengkulu dalam keikutsertaan mereka di ajang OSN. Kegiatan ini baru pertamakali diadakan di Bengkulu, pada event ini Direktorat mendatangkan pembina dari tingkat pusat, mereka sudah berpengalaman membina siswa-siswa yang lolos olimpiade sains tingkat nasional untuk dibina mengikuti olimpiade di tingkat internasional. Melalui kegiatan ini diharapkan mereka bisa berbagi pengalaman pada tim pembina tingkat provinsi. Dr. Muhammad Hikam MSc Motivasi Penting TOT Bengkulu memiberikan motivasi kepada para peserta untuk membina siswa-siswanya di sekolah. Memang tidak semua yang datang mempunyai kemampuan seperti yang kita harapkan, namun demikian, kami merasa gembira mereka sangat antusias untuk memperoleh ilmu. “Yah, yang kurang-kurang kita ‘tambal’. Tapi dalam dua hari tidak mungkin kita berikan materi yang mustinya harus diserap selama tiga tahun. Yang penting adalah motivasi, karena kalau mereka sudah memiliki motivasi yang baik, maka mereka bisa menarik siswa dengan mudah. Uang dan segala embel-embelnya bisa belakangan.” Jelas Muhammad Hikam, trainer fisika dari Universitas Indonesia. Prof. Ir. Sigit Nugroho FMIPA Universitas Bengkulu Komunikasi Penting “Kegiatan ini positif, kami selaku pembina dari universitas Bengkulu sangat mendukung berlangsungnya TOT seperti ini. Intinya, apapun yang kita lakukan, kita kembalikan ke siswa, merekalah yang akan merasakan efektivitasnya, apakah wawasan mereka semakin bertambah atau tidak, itu semua tergantung pada wawasan guru yang kita training. Namun kami juga berharap ada hubungan yang harmonis antara kabupaten/kota, provinsi dengan universitas Bengkulu. Sebab
L IPUTAN P OTENSI hubungan yang baik dimulai dari ketiga elemen itu. Selama ini kita tahu Bengkulu bagaikan Nusa Tenggara Timur yang ada di wilayah barat. Sekali lagi yang utama harus dilakukan adalah komunikasi, jika komunikasi antara Dinas Kabupaten/Kota dan Provinsi telah terjalin, maka semua kendala bisa teratasi dan dicarikan solusinya,” ujar Sigit. Dr. Agus Martono Hadi Putranto DEA, Fak. Kimia Univ. Bengkulu Ingin Menang Senada dengan Prof. Sigit, Dr. Agus Martono Hadi Putranto DEA dari jurusan kimia Universitas Bengkulu juga berharap ada komunikasi yang intens antara Dinas Pendidikan provinsi Bengkulu dengan Universitas. Ketika Pemda, Dinas dan pihak universitas selaras berhubungan maka hal-hal yang berkaitan dengan pembinaan pada siswa akan berjalan lancar dan lebih baik lagi. “Saya yakin semua guru yang mengikuti TOT ini sangat bersemangat. Jika semangat dan keinginan untuk maju ada dalam diri mereka, imbasnya bisa ke peningkatan kualitas. Kegiatan TOT seperti ini harus terus berlangsung setiap tahunnya. Semoga antara provinsi, Pemda dan Universitas ada benang merah, sehingga bila sampai ke daerah para siswa akan segera menerima pembinaan berdasarkan silaby yang berlaku di OSN. Jadi tidak hanya siswa-siswa di Pulau Jawa saja yang menang, siswa-siswa kami pun ingin menang.” Tegasnya. Dr. Erly Marwani Dosen Biologi ITB Bukan Sekedar Mengejar Medali Kegiatan ini bagus, artinya di sini melibatkan guru yang ada di lapangan untuk menerima materi OSN dari kami. Selain memberikan materi, mereka juga harus mempersiapkan siswasiswa mereka dalam mengikuti olimpiade sains tersebut. “Ajang olimpiade bukan sekejar mengejar medali saja, ini untuk memotivasi siswa agar mereka mau mendalami ilmuilmu sains dan setiap daerah memiliki kemampuan yang sama dalam bidang ilmu-ilmu dasar. Tidak ada daerah A atau B yang urutannya berada di bawah dibanding perkotaan, akan
tetapi semua daerah memiliki kemampuan yang sama. Semua tergantung dari pembinaan yang diberikan.” Ujarnya. Nining Faweli Pasju S.Pd Guru Biologi SMAN I Kepahiang Wawasan Bertambah Selama mengikuti TOT, diakui bagi guru biologi ini wawasannya kian bertambah. Menurutnya kegiatan seperti ini sangat bagus terutama untuk guru-guru dari daerah. Hampir bisa dipastikan, tiap guru yang ada di Prov. Bengkului belum pernah mengikuti kegiatan seperti ini. “Saya berharap setelah membina siswa di sekolah, mereka bisa turut serta di olimpiade sains tingkat kabuoaten/kota, provinsi, bahkan nasional. Sebelumnya kami sedikit sekali memperoleh informasi mengenai olimpiade. Melalui kegiatan ini kita menjadi tahu apa OSN itu sebenarnya. Jadi siswa tidak hanya memiliki kegiatan di bidang akademik, akan tetapi juga bisa berprestasi di bidang lainnya, seperti bidang olahraga dan seni, dengan begitu ada motivasi untuk belajar lebih giat lagi.” Pendapatnya. Drs. Ari Kris Yuarto SMA Xaverius Curup, Guru Fisika Penyelesaian Materi Fisika Melalui TOT ini saya merasa banyak sekali hal-hal baru yang bermanfaat bagi pengembangan fisika di sekolah kami. Konsep-konsep baru yang tadinya masih kurang pas, setelah memperoleh masukan dari para trainer ada pelurusan kembali. Dengan adanya pelurusan itu, konsep/materi yang kami terima menjadi lebih mantap, terutama dalam hal penyelesaianpenyelesaian materi fisika. Di sekolah kami para siswa sangat antusias untuk ikut OSN. Walaupun dari setiap perlombaan tingkat kabupaten/kota kami hanya dapat dua atau tiga siswa yang masuk mewakili kabupaten hingga provinsi. Sejak tahun 1998, kami sudah rutin ikut. Emidayanti S.Pd SMA Muhammadyah 2 Bengkulu (TIK) Peserta Pertama TOT Tetap Sebagai guru komputer (TIK), Emi merasakan kegiatan ini banyak gunanya. Apalagi hasilnya bisa menjadi panduan ke depan dalam melatih siswa. Ia berharap kalau bisa hasil dari yang dikerjakan selama empat hari ini bisa tercapai di kemudian hari, siswasiswanya ada yang lolos seleksi OSN baik itu di tingkat kabupaten/ kota maupun provinsi. Sebagai guru TIK awalnya ia belum begitu paham untuk memberikan materimateri soal pada para siswanya. Maka dengan adanya TOT ini ia merasa bersyukur bisa ikut dan kegiatan ini menurutnya sangat positif sekali. Fanny
Potensi Edisi Oktober - Desember 2010t 13
L IPUTAN K HUSUS SISFAC Program Persahabatan Singapura Indonesia
Semangat, Gembira, Disiplin dan Bersahabat
Senin (22/11) 55 siswa SMA, 14 SMK, dan 20 SMP mengikuti SISFAC (Singapore Indonesia Student Friendship Adventure Camp) di Singapura. Kegiatan ini merupakan program persahabatan antara Departemen Pendidikan Pemerintah Singapura dan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Pada kegiatan tersebut, Singapura dan Indonesia saling mengirim pelajar dan guru secara bergantian selama 7 (tujuh) hari. Ada pun penyelenggaraan di Singapura dilaksanakan oleh School and University/Politechnic Improvement Throught Collaborative Effort Such As School-to School Links, Programme, Joint Student Activities, Singapore. SISFAC di Singapura berlangsung di MOE Education Labrador Adventures Centre Pasir Panjang Road.
tangan meriah dari peserta Singapura dan Indonesia yang telah lebih dulu berada di tempat kegiatan. Keramahan dan keceriaan yang ditunjukkan tuan rumah, dalam sekejap menghapus rasa letih seluruh peserta Indonesia, mereka langsung bergabung dan mengikuti aktivitas yang tengah berlangsung saat itu. Keakraban tercipta dalam sekejap, mereka saling memperkenalkan diri, bernyanyi dan berkomunikasi secara spontan. Kegiatan yang diselenggarakan di lapangan terbuka ini, berlangsung hingga pukul dua belas malam. Pembekalan di LPMP
Di Singapura, program ini diselenggarakan pada hari libur tengah semester antara November dan Desember. Biasanya, program tersebut diisi dengan kegiatan ekstrakurikuler oleh semua sekolah lanjutan pertama dan atas. Tahun lalu kegiatan ini dilaksanakan di Indonesia, tepatnya di Yogyakarta. Program yang bersifat wisata edukasi ini, dimulai sejak 2008 dengan MoU yang ditandatangani pada tahun 2007. Program yang diselenggarakan saat ini sudah memasuki tahap ke tiga. Kedatangan siswa Indonesia ke Singapura dibagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama berangkat pukul 11.30 WIB dan kelompok ke dua 14.00 WIB. Tiba di Singapura, peserta dijemput dua pemandu dari pihak panitia penyelenggara. Kedatangan peserta kloter ke dua yang merupakan siswa-siswi SMA, disambut teriakan selamat datang, yel-yel dan tepuk
14 tPotensi Edisi Oktober - Desember 2010
L IPUTAN K HUSUS Sebelumnya, selama dua hari (Sabtu dan Minggu), peserta Indonesia memperoleh pembekalan dan technical meeting di LPMP Jakarta. Pembekalan tersebut disampaikan oleh Kasubdit Kesiswaan Dr. Mukhlis Catio M.Ed dan Dra. Hastuti Mustikaningsih M.A, tentang program-program yang ada di Direktorat Kesiswaan, seperti Olimpiade Sains Nasional, Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI), Debat Bahasa Inggris, SISFAC dan beberapa kegiatan lainnya. Kemudian pembekalan dilanjutkan oleh Dra. Baby Purnomo M.A dari Pendidikan Non Formal Kementerian Pendidikan Nasional tentang norma-norma pergaulan secara internasional, mulai dari tata cara makan, mengucapkan kata terimakasih, memandang mata lawan bicara jika sedang bercakap-cakap, etika dalam hal kebersihan tubuh, dll. Keesokkan harinya, Dirjen, Mandikdasmen Prof. Suyanto, memberikan kata sambutannya yang berkaitan dengan SISFAC. Dirjen berharap agar para siswa dapat memposisikan diri sebagai siswa yang bisa memberikan citra baik bagi Indonesia setelah berada di Singapura. Menurutnya, apa pun yang dilakukan di sana, bukan lagi nama pribadi yang diusung, namun nama negara. sebagai siswa-siswi Indonesia, tidak memalukan nama bangsa dan negara. Ucapan Prof. Suyanto yang diselingi dengan guyonan, disambut meriah oleh para peserta, mereka tampak antusias menyimak sambutan Dirjen tentang berbagai hal yang erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Pada kesempatan yang langka dan penuh kekerabatan itu, peserta berfoto bersama Dirjen dan para pejabat dari lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional.
Selanjutnya, peserta diajak mengunjungi Marina Bay, sebuah daerah wisata pantai dengan arsitektur modern berpemandangan jembatan, jalan tol, teluk, gedung-gedung bertingkat, daerah pertokoan serta jejeran tanaman bougenville (kembang kertas) di sepanjang jalan layang yang elok dan indah. Melalui marina Bay, bisa dilihat sebuah bangunan unik gedung bertingkat yang di atasnya ditutupi bangunan berbentuk kapal pesiar. Bangunan itu mirip perahu yang terdampar di atas gedung tinggi. Malamnya, peserta makan malam juga di lokasi yang sama, namun tempat ini lebih dekat ke lautan, di mana sejauh mata memandang tampak kapal-kapal tangker tengah melepas jangkar. Gedung-gedung bertingkat yang diatasnya ditata sebuah taman buatan, juga disulap menjadi lokasi wisata bagi penduduk Singapura. Di lokasi Marina Bay ini terdapat lokasi yang disebut Marina Barage, di sini pemerintah Singapura menyuling air laut menjadi air tawar. Sambil melihat view kerlap-kerlip lampu kapal dan hilir mudiknya kapal-kapal kecil, para siswa makan malam sambil duduk di teras yang sengaja dibuat untuk para wisatawan. Sungguh, sebuah penataan wisata kota yang terencana dan sistematis. Usai makan malam, para siswa dan pendamping mengunjungi daerah pusat perbelanjaan termegah di Singapura yang terkenal dengan nama Orchard Road. Di sini, gemerlap dan megahnya Singapura kian terlihat, meski Natal belum tiba, pohon-pohon Natal dengan hiasan lampu-lampu aneka warna, menghiasi sepanjang trotoar yang terbentang sekitar satu kilometer. Gedung-gedung bertingkat tinggi dan megah membaur bersama mal-mal yang menjual pakaian, tas, sepatu dan pernak-pernik lainnya dengan harga branded alias asli dari pabrik. Di tempat ini bagi yang berkocek tebal bisa berbelanja sepuasnya.
Kunjungan ke Pusat Pariwisata Singapura Hari ke dua kegiatan (23/11), dimulai pukul delapan pagi, usai sarapan, para siswa memperoleh briefing dari para isntruktur yang merupakan kakak-kakak pembimbing dari Kementerian Pendidikan Singapura tentang kegiatan yang akan dilaksanakan hari itu. Pada hari ke dua ini mereka diajak mengunjungi pusat pariwisata dan budaya Singapura, kegiatan ini disebut city walk, sekitar enam bus mengantar para siswa ke sebuah daerah wisata terkenal di Singapura yang diberi nama Mount Faber Park, Telok Belangah Hill Park, dan Ken Rideige Park. Tempat-tempat wisata tersebut terletak di atas bukit yang berpemandangan indah, dari atas bukit itu bisa dilihat Pulau Batam yang menjadi bagian dari wilayah Indonesia.
Program city walk ini, memberikan nuansa tersendiri bagi para siswa, setelah mereka melihat beberapa peninggalan Inggris seperti gedung-gedung tua yang terawat dengan baik, mereka diperkenalkan dengan budaya kosmopolitan yang gempita. Pihak panitia berharap, ada keseimbangan antara peningalan budaya masa lampau( heritage) dengan era globalisasi yang tengah melanda dunia saat ini, sehingga jika para siswa kembali ke Indonesia, mereka bisa menuturkan apa yang mereka peroleh selama mengikuti SISFAC di Singapura pada teman, sahabat, keluarga maupun para guru. Uji Nyali
Pada kunjungan ke dua ini, siswa diajak melihat sculpture dari negara-negara ASEAN yang dipajang secara artistik di sebuah taman yang bernama Port Canning Hill. Nama itu diambil dari nama seorang Gubernur di Singapura yang berdarah India yaitu Canning. Sebelum sebelum Canning datang ke situ, tempat tersebut dihuni oleh keluarga-keluarga Kerajaan Inggris, bahkan mungkin juga sebelumnya pernah menjadi daerah kekuasaan zaman Kerajaan Majapahit. Oleh pemerintah Singapura dan Malaysia, tempat itu dulu dinamakan Bukit Larangan dan tidak boleh dikunjungi oleh rakyat biasa, sebab sewaktu-waktu Gubernur Raffles (penemu Singapura) datang ke situ untuk menikmati pemandangan yang indah dan elok dari atas bukit itu.
Potensi Edisi Oktober - Desember 2010t 15
L IPUTAN K HUSUS Hari ketiga Rabu (24/11), siswa melakukan kegiatan yang bersifat ‘uji nyali’. Kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan yang menuntut keberanian, ketekunan, kesabaran, dan keseriusan. Mereka secara bergiliran harus mengikuti aktivitas rock climbing, rigger walk, swinging tyres, crossed wire, barrel hug, huy a buoy, hanging logs, broken bridge, tension traverse, swinging log, cris croeesd, flying fox, challenge rape course dan a bridge too far. Pada kegiatan di hari ketiga ini, sebelum siswa melakukan aktivitas, para kakak instruktur yang ahli di masing-masing permainan, memberikan kuliah singkat serta teknik dalam memasang perlengkapan yang berkaitan dengan keselamatan saat mengikuti kegiatan. Di samping itu, siswa juga diberi penjelasan tentang seluk-beluk permainan. Para siswa saling bergantian menjaga teman-teman yang ada dalam satu grup mereka. Keselamatan memang menjadi prioritas pada sesi permainan ini. Kegiatan ini diselingi dengan istirahat makan siang pada pukul 12.30 WIB. Usai makan siang, peserta melanjutkan kembali permainan yang belum pernah diikuti. Sore hari, usai mandi, mereka diberi briefing oleh para instruktur, di kegiatan ini diajarkan berbagai hal yang berkaitan dengan kepribadian dan persahabatan serta schedule acara untuk esok hari. Malamnya, mereka melalukan permainan mencari ‘maskot’, pada permainan ini siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, tiap kelompok berbaris dan saling berpegangan di bahu masing-masing teman yang ada di depan mereka. Teman yang menjadi penunjuk jalan itu, matanya ditutup, mereka berjalan mengitari areal camp mencari ‘maskot’ yang tempatnya sudah ditentukan para instruktur. Kallang Riverside Park
Di hari ke empat Kamis (25/11) seluruh peserta termasuk guru pendamping mengunjungi Kallang Riverside Park, sebuah tempat wisata air yang berupa sungai yang terletak di daerah Kallang. Dahulu kala, menurut cerita, sebelum diubah menjadi tempat wisata, lokasi ini kumuh dan kotor. Tempat yang berdekatan dengan laut ini, pernah menjadi persinggahan ‘orang-orang laut’ yaitu orang-orang yang suka menjelajahi samudra luas, sebab secara geografis tempat ini sangat bagus untuk dijadikan daerah perniagaan. Orang-orang dari seluruh penjuru dunia seperti, China, India, Indonesia, dll, datang ke tempat ini, mereka biasanya datang mengikuti musim/arah angin. Di sini, dengan kapal tongkang mereka melakukan kegiatan perekonomian
16 tPotensi Edisi Oktober - Desember 2010
seperti berdagang. Pada dasarnya mereka yang masuk ke Singapura adalah pedagang, mereka membawa tembakau dan bumbu-bumbuan/rempah-rempah, mereka melakukan barter dengan penduduk setempat. Karena banyaknya aktivitas, mereka membuang sampah ke sungai seenaknya, mereka tidak mempunyai kesadaran untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik lagi. Sehingga pada akhirnya pemerintah Singapura merasa tertantang untuk melakukan pembenahan agar sungai itu menjadi bersih kembali. Pemerintah Singapura mengajak warga setempat untuk melakukan pembersihan di sekitar sungai, mereka dibayar untuk itu. Lambat laut, Kallang River mulai bersih. Meski demikian, masalah air menjadi problem yang lumayan pelik bagi pemerintah Singapura. Beberapa waktu lalu negeri ini didrop air dari Malaysia dan Indonesia. Sekarang, dengan nano teknologi, mereka melakukan pembersihan air yang awalnya kotor menjadi bisa diminum dan digunakan untuk kepentingan lainnya. Setelah disulap menjadi tempat wisata air tempat ini juga digunakan untuk menampung air hujan, Kallang River kini menjadi tempat yang digemari penduduk Singapura untuk ber-cano (perahu) kecil yang muat untuk satu orang, ber-kapal boat, serta berperahu. Di Kalang River ini, siswa diajak berperahu mengelilingi sungai yang mirip danau itu. Sebelum melakukan aktivitas menggunakan sampan, instruktur memberi briefing terlebih dahulu kepada mereka tentang teknik mendayung, penggunaan baju pelampung, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan berperahu. Antusiasme siswa tampak jelas tatkala mereka mulai memasuki perahu. Dengan waktu satu jam, mereka mengelilingi sungai tanpa arus itu, gedung-gedung bertingkat yang ada di sekitarnya memberikan pemandangan tersendiri bagi para peserta, mungkin sangat kontradiktif dengan danau-danau di Indonesia, di mana di sekitarnya penuh dengan gunung-gunung dan hijaunya pepohonan. Meski suhu mencapai 32 Celcius, para siswa tampak antusias dan gembira saat mendayung sampan secara berkelompok. Suara riuh terdengar di sepanjang sungai. Usai berperahu, siswa kembali ke camp, mereka membentuk kelompok untuk mendapatkan pelatihan-pelatihan dari para instruktur. Masing-masing kelompok mempersiapkan apa saja yang akan mereka tampilkan di malam performance nanti. Malam pertunjukkan di awali dengan pemutaran slide fotofoto kilas balik seluruh rangkaian kegiatan para siswa selama beraktivitas. Setiap gambar yang muncul teriakan gemuruh terdengar. Kata sambutan dari ketua Ministry of Education Singapore yang diwakili oleh Mr. Tay Kim Seng Assistant Director, Outdoor Education Co-Curricular Activities Branch, Education Programmes Division, kemudian dilanjutkan dengan penyerahan cinderata dari pihak Indonesia. Panitia memberikan fotofoto kegiatan SISFAC kepada seluruh siswa. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembakaran lilin dan menyanyi bersama. Sebetulnya, akan diadakan pembakaran api unggun di lapangan terbuka, namun karena hujan lebat turun sejak siang, acara penyalaan api unggun dibatalkan. Siswa memenuhi ruangan lantai dua Gedung MOE Labrador Pasir Panjang Centre sebagaii tempat malam performance.
L IPUTAN K HUSUS Pada malam performance ini seorang siswa Indonesia menari Bali, seorang lagi memperagakan tarian Melayu, ada pula yang bernyanyi, bermain teater dan melakukan berbagai atraksi lainnya. Para siswa Singapura mempertunjukkan taritarian modern yang penuh semangat dan penuh dengan energi anak muda. Keseluruhan acara memang tidak diplot dengan serius, namun meski demikian para siswa menyambutnya dengan gembira dan antusias. Malam performance diakhiri dengan menari dan menyanyi bersama, luapan rasa gembira tergambar jelas tatkala para siswa membaur dan membentuk lingkaran sambil berpegangan tangan. Di sini tampak jelas rasa kebersamaan di antara mereka. Meski mereka berbeda budaya dan bangsa, mereka tetap sama, dalam diri mereka tergambar sosok siswa yang cepat akrab pada siapa saja. Jumat (26/11) pukul sebelas siang dilaksanakan upacara penutupan dengan penurunan bendera. Pada kegiatan ini Mr. Tay Kim Seng menutup seluruh rangkaian acara yang berlangsung selama lima hari itu. Sebelum kembali ke Indonesia, seluruh peserta mengunjungi China Town untuk melihat budaya Singapura yang erat kaitannya dengan agama Budha, di China Town ada sebuah gedung berarsitektur China dengan dominasi warna merah, di gedung ini tersimpan gigi dari tokoh agama Budha yaitu Sidharta Gautama. Di lokasi ini peserta kembali berburu cinderamata selama satu jam sebelum berangkat ke bandara Changi. Ada pertemuan, ada pula pisahan. Meski tangis dan lambaian tangan mengiringi saat peserta Indonesia akan kembali ke tanah air mereka, semuanya bukan akhir dari segalanya. Melalui dunia maya mereka tetap bisa berkomunikasi dan persabahatan tetap terjalin untuk selamanya, ya selamanya… Singapura Berusaha Memberikan yang Terbaik Tentang kegiatan yang lebih banyak memperkenalkan siswa pada alam dan sekitarnya ini, Tay Kim Seng Assistant Director Outdoor Education menginginkan, agar siswa-siswa Indonesia dan Singapura menikmati event ini. Selain bisa bergembira ia juga beharap mereka bisa menikmati budaya Singapura. Bisa mengenal satu dengan yang lainnya, mengenal grupnya lebih baik lagi dengan berbagai program yang ada. “Kami berharap kalian semua menikmati kegiatan ini.” Sedangkan Dra. Dyah Widowati Kasubdit Pembelajara, dalam kata sambutannya mengungkapkan bahwa SISFAC merupakan kolaborasi program antara Singapura dan Indonesia. Di situ ada perkenalan budaya, wisata dan lain sebagainya dari kedua negara. peserta dari Indonesia yang berjumlah 87 siswa yang ikut pada kegiatan ini, merupakan siswa yang terbaik dari seluruh Indonesia. “Jadikanlah kami sebagai teman sekaligus sahabat dalam event ini. Semoga kedepan kerjasama ini terus ditingkatkan.” Katanya. Lim Michelle CCA Officer, Outdoor Education berujar, bahwa dirinya dan seluruh rekan dari Singapura sangat gembira dengan sambutan yang begitu antusias dari Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia, atas kerjasamanya dengan mengirim 90
siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Kami selaku panitia berusaha memberikan yang terbaik pada mereka. Tahun lalu saat kami ke Indonesia, kami telah memperoleh berbagai hal yang sangat menyenangkan dan penuh persahabatan, para guru penuh perhatian dan para siswa sangat bersahabat menyambut kedatangan kami. Kami akui, kami memang tidak memiliki peninggalan budaya seperti Borobudur, namun kita berusaha memberikan yang terbaik. Program ini disusun untuk memberikan ruang dan waktu bagi anak-anak Indonesia dan Singapura agar mereka saling mengenal dan juga memperoleh teman. Di samping itu kami ingin memperkenalkan bagaimana budaya Singapura untuk mereka. “Kami mengajak mereka ke pusat-pusat budaya, dan melihat seperti apa pembangunan yang sedang berjalan di negeri kami. Saya berharap semua peserta enjoy dengan apa yang kami berikan. Sekali lagi siswasiswa dari Indonesia sangat bersahabat dan menerima uluran persahabatan dari teman-teman baru mereka dengan tangan terbuka. Di sini tidak ada grup dari Singapura atau ini grup dari Indonesia, namun mereka adalah pelajar yang terlepas dari berbagai unsur kepentingan, semuanya sama, sama sebagai mahluk ciptaan Tuhan.” Tegas Michelle. Kesan Para Peserta Jalinan persahabatan antara siswa-siswa Singapura dengan siswa-siswa Indonesia memberikan makna yang sangat berarti bagi mereka. Sampai kapan pun mereka tidak bisa melupakan peristiwa ini. Inilah pendapat mereka mengenai event kebersamaan yang telah mereka lalui selama lima hari. Amalina Pei Hwa Secondary School Singapore Saya senang dengan kegiatan ini, peserta dari Indonesia sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Dan kami punya kesempatan yang sama untuk belajar lebih banyak lagi dari teman-teman Indonesia. Kami belajar bersama dalam berbagai hal, khususnya budaya dan karakter masing-masing, pokoknya saya enjoy bisa ikut kegiatan ini bersama teman-teman dari Indonesia. Adnan Ping-yi Secondary School Peserta dari Indonesia sangat bersahabat, mereka sangat bersemangat ingin tahu tentang kita, kita juga begitu. Pokoknya mereka asyik-asyik. Shu Lin Pei Hwa Secondary School Kegiatan ini sangat menyenangkan dan saya bisa bertemu dengan teman-teman dari Indonesia. Pokoknya, saya senang. Nurul Azizah, Pei Hwa Secondary Saya rasa kegiatan ini sangat sensasional, saya memperoleh pelajaran baru bahwa siswa-siswa Indonesia sangat ramah dan bersahabat. Dalam grup saya, saya bisa melihat semuanya, teman-teman dari Indonesia memiliki kerjasama yang baik.
Potensi Edisi Oktober - Desember 2010t 17
L IPUTAN K HUSUS Adnan, Pei Hwa Secondary School
Sally Nelvinda Purmara SMAN 5 Ambon
Semua teman jatuh cinta dengan siswa-siswa dari Indonesia, mereka sangat ramah dan bersahabat. Bisa mengikuti kegiatan ini adalah sejarah buat saya.
Ini untuk pertamakalinya saya ke luar negeri. Di sini saya belajar banyak, belajar bagaimana menjadi seorang yang mandiri, yang mau bekerja keras untuk mencapai kehidupan yang lebih baik ke depannya. Kita banyak belajar dari anakanak Singapura, selain itu kita juga memperoleh banyak masukan, walaupun ada masalah sedikit dalam hal bahasa, namun dengan senyum semuanya berjalan lancar. Lambat laun kami bisa berkomunikasi. Ke depannya kegiatan ini terus berlanjut sebab sangat bermanfaat buat kami semua.
Satria Agus Susilo, SMA Barunawati Surabaya Jauh-jauh datang dari Jawa Timur, saya menemukan banyak manfaat yang memberikan pencerahan bagi saya. Seleksi yang saya alami juga sangat ketat, sebab kegiatan ini hampir sama dengan menjalankan tugas negara. saya juga harus menampilkan salah satu kesenian daerah seperti silat dari Banten saat seleksi dulu. Kita juga membuat suatu komunitas di Facebook, namanya ACEP SISFAC 2010 yang sampai sekarang masih aktif. Awalnya saya tidak mengira bisa tiba di tempat ini. Saya juga tidak mengira bisa seberuntung ini karena sebelumnya harus bersaing dengan jutaan siswa Indonesia yang mempunyai mimpi yang sama. Di sini saya belajar banyak, mulai dari menghargai waktu hingga disiplin. Saya kesini tidak hanya bersenang-senang saja, tapi menimba ilmu dan masukan positif dalam membentuk karakter saya ke depannya. Indra Jaya Wiranata SMAN 2 Bengkulu Selatan Saya acungkan jempol untuk kedisiplinan peserta dari Singapura. Dari mulai bangun pagi, makan hingga hal-hal kecil lainnya mereka sangat patuh dengan jam yang sudah ditentukan panitia. Di sini kita diajarkan untuk menghargai kebersamaan, contohnya dalam hal makan, kita tidak boleh makan terlebih dahulu sebelum semua teman memperoleh makanan, kita harus serentak makan bersama. Di samping itu, kami juga diberikan kegiatan outbond dan keliling Singapura seperti ke Mount Faber, melihat patung Merlion, Marina Bay,ungguh sebelumnya tidak pernah terbayangkan oleh saya kalau kami akan mengelilingi Singpura. Dari semua ini pastinya ada perubahan dalam diri saya, saya menata diri untuk disiplin dan bertenggangrasa pada sesama teman. Selain itu, saya sangat senang memperoleh teman baru dari Singapura dan seluruh wilayah di Indonesia. Semoga nilai-nilai positif ini bisa saya turunkan ke temanteman di Bengkulu. Risa Iqbal Rosyad SMA Muhammadyah 2 Yogyakarta Saya belajar banyak dari teman-teman Singapura, mereka sangat disiplin, tepat waktu, sopan dan ramah pada kami dari Indonesia. Untuk itu kita harus belajar banyak dari mereka, terutama dalam bidang pendidikan, sopan satun maupun yang lainnya. Dari semuanya, yang bisa saya petik, pertama rasa kebersamaan antara Indonesia dengan Singapura, dengan dibuat grup-grup dalam event ini, membuat kita kian kompak. Dan untuk berpisah rasanya sedih, lima hari pertemuan rasanya masih kurang. Ke depannya saya akan mengambil nilainilai positif dan meninggalkan yang negatif. Semua ini kita bisa terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Satu hal lagi yang saya dapatkan, siswa-siswa Singapura jika berbicara tidak pernah menjatuhkan seseorang, mereka selalu mencari celah agar kita tetap semangat. Dengan demikian kita sadar kalau apa yang kita lakukan itu salah.
18 tPotensi Edisi Oktober - Desember 2010
Najma Muhammad Kuddah SMAN I Pamekasan, Madura Saya menemukan banyak manfaat dari program ini. Karena kita bisa belajar banyak dari siswa-siswa Singapura, contohnya tentang kedisiplinan. Selain itu, mereka sangat kompak terutama dalam hal kerjasama. Mereka punya yel-yel yang selalu membuat kita semangat. Memang, saat mengikuti yelyel itu kita seperti anak TK, namun setelah dijalani, kita jadi senang dan juga ikut semangat. Mereka tidak individual, tapi mementingkan kelompok. Kita juga memberitahu tentang budaya-budaya kita kepada mereka, dan mereka sangat tertarik untuk mengunjungi Indonesia suatu saat nanti, mereka penasaran dengan souvenir-souvenir yang kita bawa. Sepulangnya ke Madura saya akan terapkan bagaimana menerapkan waktu dengan baik. Donna Indah Pratiwi SMAN 3 Palembang Kesan pertama pasti senang dan bangga bisa membawa nama Indonesia di Singapura. Dan dari program ini juga kita bisa belajar bagaimana kita memanage waktu, bagaimana kita menata diri untuk menjadi disiplin, bertanggungjawab dalam kelompok, dan bagaimana kita meningkatkan solidaritas dalam kelompok. Kita sebenarnya capek, tapi dengan tepukan tangan dan yel-yel itu kita menjadi tetap semangat. Astria Fadilah Primantari SMAN 1 Bogor Kesan saya, banyak yang bisa dipelajari tentang budaya Singapura. Melalui kegiatan ini ada koneksi antara dua negara sehingga bisa terjalin kerjasama bilateral yang berkaitan dengan pendidikan. Saya juga sangat senang bisa memperoleh banyak teman. Yohanes Jhon Herels SMA Budaya 2 Jakarta Acara ini sangat menarik, karena kita bisa berkumpul bersama teman-teman dari Singapura dan kita bisa melaksanakan seluruh kegiatan bersama. Pokoknya asyik deh, persahabatan dengan mereka akan terus berlanjut, baik melalui Facebook, Twitter maupun E-Mail. Muhammad Haekal Arkan SMAN 2 Pontianak Saya pribadi luar biasa senang, pertama saya bisa mewakili daerah sehingga bisa datang ke negara ini. Kesan saya, kegiatan
L IPUTAN K HUSUS ini sangat bagus dan menarik, kita bisa belajar bukan hanya dari budaya mereka tapi juga teknologi mereka, mengapa mereka bisa menjadi negara yang maju. Ternyata, kehidupan mereka sehari-hari sangat berbeda dengan apa yang saya temukan di negara kita sendiri, mereka sangat disiplin, dan itu menjadi pelajaran buat saya dan semua rekan yang ikut dalam kegiatan ini. Saya akan menerapkan rasa kedisiplinan itu untuk diri saya sendiri dan teman-teman di sekolah. Nadya Octaviana Purwoko SMAN 1 Ambarawa Saya sangat senang berkumpul dengan teman-teman dari singapura, sebab program ini sesuai dengan tujuan SISFAC untuk menunjukkan bahwa budaya Indonesia itu sangat bagus. Dan juga menunjukkan kalau anak-anak Indonesia merupakan anak yang berprestasi dan sangat cerdas serta bisa bergaul dengan anak-anak dari negara-negara lain, khususnya Singapura. Muhammad Wim Adhitama SMAN 1 Banjarbaru, Kalsel Kegiatan ini sangat menyenangkan, selain memperoleh network dengan teman-teman baru dari Singapura, saya juga
bisa mempraktekkan bahasa Inggris saya. Lumayan, selama lima hari ngomong bahasa Inggris dengan mereka, vocabulary saya jadi bertambah. Mudah-mudaan suatu saat nanti saya bisa memajukan negara dengan melakukan kerjasama dengan Singapura seperti yang terjadi saat ini. Nabila Hasna Viyandri SMAN 28 Jakarta Saya mewakili anak-anak seluruh Indonesia merasa sangat senang, karena tanggapan mereka antusias sekali, murid-murid Singapura sangat welcome, mereka menjamu kami dengan baik. Meski kita baru kenal, mereka sudah menyambut kami seolah-olah sahabat lama yang baru kembali. Secara pribadi aku senang banget kalau kita semua juga bisa seperti ini. Sejauh ini perhatian yang mereka berikan sangat memuaskan, Itulah kesan yang diungkapkan oleh peserta SISFAC 2010. Ungkapan yang tulus dari mereka, mencerminkan bahwa persahabatan lintas negara bisa tercipta kapan dan di mana saja. Selamat datang di Indonesia pada SISFAC 2011 yang akan, jalin erat kerjasama ini untuk selamanya. Fanny
Potensi Edisi Oktober - Desember 2010t 19
P RESTASI P OTENSI
Garuda menjadi Perhatian IAO ke-15 Sudak, Crimea, Ukraina bisa keluar dari bandara Sinferepol dan panitia telah menyambut kedatangan Tim Indonesia dengan melanjutkan perjalanan ke Sudak, Ukraina selama 2 jam dengan menggunakan bis beserta rombongan dari negara peserta lainnya.
Hari Ke-1
(16/10)
Tim Indonesia yang berlaga pada ajang 15th International Atronomy Olimpiad (IAO) telah mendarat di Sinferepol, Ukraina pada tanggal 16 Oktober 2010 pukul 14.30 yang sebelumnya singgah selama 4 jam terlebih dahulu di Istanbul Turki dengan Turkish Airline. Tidak terjadi masalah yang berarti bagi Tim IAO Indonesia, semua berjalan dengan aman dan lancar. Namun, ada hal yang menarik perhatian di saat akan keluar dari Bandara Sinferepol. Petugas Imigirasi Sinferepol lengkap dengan seragam militer, hal ini terasa tidak lazim untuk petugas imigrasi di bandara pada umumnya yang tidak memakai seragam militier, mereka terpaksa membuka bagasi milik Benyamin yang berasal dari SMA Taruna Nusantara Magelang karena petugas imigrasi menduga ada barang aneh yang tersimpan di dalam tas milik Benyamin saat melewati alat detektor X-Ray. Setelah petugas Imigrasi membuka tas Benyamin dan mengeluarkan semua barangnya, barang yang dicurigai oleh Petugas Imigrasi ternyata hanyalah makanan mie instan, abon (tepung daging sapi kering), dan panci pemanas air yang dibawakan oleh Ibu Benyamin. Kejadian ini cukup menyita waktu lama untuk keluar dari bandara Sinferepol, akhirnya Team Leader Indonesia diwakili oleh Dr. Hakim L Malasan membantu proses negosiasi agar barang bawaan tersebut tetap dapat dibawa keluar, namun karena ketatnya pemeriksaan dan aturan yang berlaku di pintu imigrasi Sinferepol, petugas imigrasi tetap menyita barang-barang tersebut kecuali panci pemanas air yang diperbolehkan dibawa kembali Benyamin. Tim Indonesia
20 tPotensi Edisi Oktober - Desember 2010
Tiba di Sudak, Ukraina, masih dalam hari yang sama. Sore hari pukul 15.00 rombongan peserta IAO melakukan check in di Hotel Sudak yang menjadi penginapan penyelenggaraan IAO ke-15. Hotel Sudak berada persis dipinggir pantai Black Sea (Laut Hitam). Sudak adalah kota kecil terkenal dengan keindahan alamnya. Kota sangat sepi karena populasi hanya 18 ribu orang penghuni dan berada di sekitar laut hitam. Kesan eksotik sangat dominan karena dikelilingi pegunungan kecil yang berbukit-bukit ditambah dengan peninggalan sejarah bangunan benteng Fortros dan artifak kuno. Semuanya menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang mengunjunginya. Dalam cuaca dingin yang bersuhu 5 derajat celcius, Tim IAO Indonesia mencoba menyesuaikan kondisi dengan menggunakan pakaian tebal yang telah dipersiapkan terlebih dahulu saat dijakarta. Di malam harinya panitia mengumpulkan semua tim leader untuk rapat yang menyampaikan informasi acara/ program untuk esok harinya. Hari ke-2
(17/10)
Tim Indonesia menghirup udara segar dan merasakan suasana pagi di kota Sudak untuk pertama kalinya, Diawali dengan makan pagi pada pukul 08.30 semua negara peserta berkumpul di ruang makan, meskipun cuaca cerah dan suhu dingin namun di dalam ruangan terasa hangat karena di dalam gedung tersedia pemanas ruangan, hal ini menambah suasana makan pagi terasa hangat dan nyaman. Setiap negara peserta telah ditentukan meja makan dengan hidangan menu makanan sesuai dengan permintaan mereka, seperti menu untuk vegetarian dan menu makanan muslim (tanpa daging babi). Makanan dihidangkan dengan gaya table manner Eropa khas Ukraina. Beberapa negara terutama bagi negara Asia seperti India, Indonesia, Thailand, China, dan lainnya merasakan menu makanan yang tidak biasa mereka makan di negaranya. Setelah makan pagi bersama, semua negara peserta berkumpul di ruang pendaftaran yang masih di dalam Hotel Sudak untuk melakukan pembayaran biaya pendaftaran. Jumlah negara yang
P RESTASI P OTENSI
terdaftar 16 dengan total jumlah peserta sebanyak 84 siswa. Setelah makan siang, Tim Indonesia kompak memakai seragam jas dengan motif batik lengkap dengan pin logo Garuda berwarna emas yang terpasang di dada kiri. Beberapa panitia dan peserta dari negara lain tertarik dengan logo Garuda, hal ini sudah diperkirakan sebelumnya saat dijakarta dengan membawa pin Garuda cukup banyak untuk dibagi-bagikan kepada orang yang ingin memintanya. Upacara pembukaan IAO ke-15 berlokasi di Club building, diawali dengan foto bersama dari seluruh panitia dan peserta. Setelah itu mengunjungi ruang pameran lukisan yang bertema Astronomi. Lukisan tersebut adalah hasil karya anak-anak yang masih bersekolah di Taman kanak-kanak dan sekolah dasar di kota Sudak.
Cuaca Cerah dan suhu terasa sangat dingin kisaran delapan derajat celcius. Setelah makan pagi semua peserta mempersiapkan diri untuk mengikuti Theoretical Round yang akan berlangsung selama 4 jam. Lokasi ujian teori terasa sangat sepi jauh dari keramaian, hal ini sangat representative karena tidak ada ganguan dan kebisingan sehingga para peserta dapat lebih berkonsentrasi. Lokasi berada tepat berhadapan dengan view Monumen Bangunan Benteng Fortress yang terletak di atas bukit tepat dipinggir Laut Hitam (Black Sea). Dalam ujian Teori, sebelumnya para team leader dikarantina untuk diberi kesempatan dalam menterjemahkan soal ujian, dalam hal ini yang bertindak sebagai penterjemah soal dari Indonesia adalah Dr. Hakim L. Malasan. Selama ujian, peserta dilarang untuk berkomunikasi dengan team leader, semua alat komunikasi dimatikan termasuk larangan menggunakan akses internet. Setelah Ujian teori selesai, para peserta diajak oleh Panitia untuk ekskursi (kunjungan wisata) ke Benteng Fortress dengan berjalan kaki kurang sepanjang 2,5 km. Hari ke-4 (19/10)
Upacara Pembukaan dilaksanakan di gedung Teather yang memiliki kapasitas 300 orang, Tarian dan Musik khas Sudak dimainkan oleh anak-anak sekolah. Jenis hiburan di antaranya adalah Drumband, Tarian Modern/ Cheerleaders, dan permainan alat musik ukraina.
Usai makan pagi, peserta menjalani program ekskursi ke Delfinurium. Delfinurium adalah tempat rekreasi atraksi ikan lumba-lumba dan anjing laut. Dalam program ini semua peserta dihibur dan menyaksikan ‘kepandaian” anjing laut serta ikan lumba-lumba. Ikan lumba-lumba juga dijadikan mascot/logo pada International Astronomy Olympiad ke-15.
Setelah makan malam, seluruh negara peserta memperkenalkan negara mereka dengan mempresentasikan budaya dan kondisi di negaranya. Indonesia diwakili oleh Benyamin dan Komatias mempresentasikan negara Indonesia dalam bahasa Inggris. Lagi-lagi gambar Garuda menjadi perhatian para peserta di ruang pembukaan.
Ekskursi Delfinurium berlangsung selama 3,5 jam, setelah itu para peserta kembali ke Hotel Sudak untuk mengikuti program Lecture (kuliah umum) oleh Adrievsky S. M dari Odessa University. Pada kuliah umum ini Adrievsky S. M mengantarkan kuliah tentang Live in Diversity.
Hari ke-3
(18/10)
Potensi Edisi Oktober - Desember 2010t 21
P RESTASI P OTENSI Pada sore hari, peserta berkumpul di Club Building Hall untuk mendapatkan penjelasan tentang Observational Round Site, yakni tahap persiapan dalam ujian observasi yang akan dilakukan pada malam harinya.
Crimea Astronomy Observatorium. Namun pada kesempatan itu, Tim Indonesia absen, karena perwakilan dari Duta Besar Indonesia untuk Ukraina yaitu ibu Thereza Amran dan rekanrekan mengajak jalan-jalan di kota Sinferopol.
Pada pukul 8 malam, semua peserta telah berkumpul di Club Building Hall sesuai jadwal yang ditentukan oleh panitia untuk mengikuti Ujian Observasi. Pada ronde ini panitia menghadapi masalah dengan cuaca yang tidak mendukung untuk dilakukan observasi, sehingga panitia merubah scenario dengan soal alternative yaitu simulasi observasi. Namun sangat disesalkan, panitia penyelenggara kurang siap dalam mengatasi masalah tersebut, sehingga terjadi pengunduran waktu yang sangat lama. Hal ini mengakibatkan para peserta menunggu selama 3 jam dan mereka merasa lelah dan bosan, apalagi panitia tidak menyediakan makanan dan minuman dalam waktu tersebut. Panitia menghadapi banyak complain dari peserta dan tim leader namun panitia tetap tidak menghiraukannya dan suasana menjadi kurang nyaman yang dirasakan para negara peserta. Ronde Observasi baru berakhir pada pukul 1 (satu) dini hari.
Pada Sore hari pukul 15.30 dilaksanakannya Clossing Ceremony atau upacara penutupan sekaligus pengumuman hasil olimpiade astronomi. Dalam acara ini disajikan hiburan kesenian budaya Ukraina dan pembagian penghargaan bagi para Negara peserta. Akhirnya Indonesia berhasil meraih medali perunggu yang diraih oleh Komatias Kosasih dan Agustinus Benyamin.
Hari ke-5 (20/10) Kali ini, para peserta menghabiskan waktu seharian dengan dimanjakan kembali oleh panitia untuk mengikuti program ekskursi di Crimea dengan mengikuti program belajar di Crimea Astronomy Observatorium dan mendapatkan kuliah umum dari Pavlenko E.P. yang bertema Cataclysmic Variable. Program ekskursi di Crimea berlangsung hingga sore hari dan kembali ke Sudak pada pukul 16.00 dilanjutkan dengan eksibisi sepakbola dan bermain catur bersama. Hari ke-6 (21/10) Memasuki hari ke-6, inilah ronde terakhir dalam olimpiade Astronomi yaitu Ujian Praktik Analisis Data atau yang disebut Practical Round, tahap ini juga berlangsung selama 4 jam. Para peserta mengerjakan soal yang menguji kemahiran dalam hitung menghitung dan analisis. Setelah berakhirnya Ujian Praktik, peserta diberi kesempatan untuk berbelanja dan jalan-jalan di sekitar Sudak hingga malam. Hari Ke-7 (22/10) Peserta melanjutkan program Excursi ke Noviy Svet. Noviy Svet adalah tempat wisata alam yang mengitari gunung dan laut di sepanjang Laut Hitam (Black Sea) dengan menggunakan bis dan dilanjutkan dengan berjalan kaki sepanjang 5 km. Hari Ke-8 (23/10) Sebelum Menantikan Penentuan siapakah yang menjadi juara dalam 15th International Astronomy Olympiad di Ukraina, sekian kalinya para peserta mendapatkan kuliah untuk memperdalam ilmu astronomi yang diajarkan oleh Prof. Tarasov A.E. dari
22 tPotensi Edisi Oktober - Desember 2010
Pada Malam hari pukul 20.00 diadakan makan malam bersama sebagai tanda perpisahan antara panitia penyelenggara dan para tamu negara peserta. Hari Ke-9 (24/10) Tim Indonesia berangkat dengan menggunakan Turkish Airline. Hari Ke-10 (25/10) Kedatangan Tim Indonesia di Jakarta disambut oleh Kementerian Pendidikan Nasional, guru-guru dan keluarga masing-masing di Bandara Internasional Soekarno Hatta.
P RESTASI P OTENSI
Indonesia Raih Dua Medali Perunggu di Open 2nd Campania Italia signifikan di tengah pertandingan yang sangat kompetitif itu. “Mereka harus memperoleh pelatihan yang lebih panjang, mental dan skill mereka harus ditingkatkan.” Tekannya. Sedangkan Suharlan SH, MM berujar, “Intensitas pelatihan perlu kita tingkatkan, sebab mencari bibitbibit yang handal untuk olahraga karate, cukup berat.”
Tim Indonesia meraih dua medali perunggu untuk nomor kata di 2nd Open Campania International Karate Competition, Napoli Italia, yang berlangsung 11-12 Desember 2010. Mereka adalah Dian Saputri Purnamasri untuk kelas kata perorangan puteri junior dari SMAN 20 Bandung dan Irvan Ramadhan kelas perorangan putera kata junior dari SMAN 2 Babelan, Bekasi Jawa Barat. Indonesia mengirim 6 atlit yang merupakan juara karate Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Pembinaan SMA Subdit Kegiatan Kesiswaan. Dalam kejuaraan ini, mereka turun di nomor kata dan kumite. Ke enam siswa tersebut adalah Dian Saputri (SMAN 20 Bandung, Jabar), Marthina Lestari (SMAN 19 Surabaya, Jatim), Irvan Ramadhan (SMAN 2 Babelan, Bekasi, Jabar), Nadia Khafi (SMAN I Purwodadi, Jateng), Indra Djabbar (SMAN II Surabaya, Jatim), dan Dhanil Ama (SMAN 9 Banda Aceh) Kejuaraan 2nd Open Campania International Karate yang berlangsung di Napoli, Italia ini, diikuti 25 negara. Pada umumnya, peserta yang ikut di kejuaraan ini merupakan negaranegara Eropa dengan prestasi dunia, contohnya seperti Italia (tuan rumah), Jerman, Turki, Perancis, Inggris, Portugal dll. Perolehan medali perunggu, merupakan hasil yang maksimal karena kejuaraan tingkat cadet dan junior ini diikuti oleh lebih dari 1000 peserta dan mereka rata-rata pernah menjadi juara Eropa dan dunia pada tingkat pemula, cadet maupun junior. Prestasi Dian Saputri cukup mengagumkan karena harus bertanding hingga 5 babak dan pada babak semifinal perjuangannya terhenti oleh Cavallaro Federica (Italia) yang merupakan juara dunia WKF 2009 dengan angka yang cukup ketat 3-2. Cavallaro sendiri berhasil menjuarai kelas kata perorangan putri junior. Sedangkan Irvan Ramadhan yang bermain 6 babak berhasil mencuri perhatian seluruh penonton dengan permainannya yang apik dan bersih namun pada babak semifinal terhenti oleh juara Eropa Capacci Lorenzo dari Italia. Menurut pengamatan Dr. Mukhlis Catio, peserta Indonesia sudah memperlihatkan kemampuan mereka yang maksimal. Perolehan dua medali perunggu merupakan pencapaian yang cukup
Selaku pendamping, Alex Firngadi melihat kompetisi tidak berjalan seimbang bagi siswa-siswa Indonesia, sebab peserta yang turun berlaga di ajang ini adalah juarajuara Eropa dan profesional. “Di samping itu kita juga terimbas dengan masalah iklim, di sana cuaca bisa mencapai di bawah minus empat derajat celcius. Anak-anak harus beradaptasi dengan cuaca.” Terangnya. Sedangkan Dr. Intan Ahmad berkomentar, “Ini levelnya luar biasa, dalam arti yang dilawan adik-adik kita ini para juara Eropa, bahkan beberapa dari mereka punya rangking dunia untuk level junior dan cadet. Jadi, meski medali yang diraih mereka perunggu, itu sudah merupakan hasil yang baik karena mereka sudah berusaha dengan susah payah menghadapi lawanlawan tangguh yang levelnya di atas mereka.” Tekannya. “Minimal TC untuk kejuaraan Eropa di Italia tiga minggu atau satu bulan. Rata-rata peserta belum pernah terjun di tingkat internasional. Dalam hal ini, penataan mental sangat penting. Open turnamen ini merupakan pertandingan karate untuk kelas tertinggi. Yang baik TC dilakukan di Bandung, sebab cuaca hampir mirip dengan Eropa.” sambung Yohannes Eko Pramono, pelatih karate siswa-siswa Indonesia. Bagi Dian Saputri Purnamasari, ada rasa tidak puas saat ia dinyatakan memperoleh medali perunggu. Namun, lawan yang dihadapinya pernah menjadi juara Eropa. Posturnya pun lebih tinggi dari dirinya. “Saya tidak begitu puas dengan perolehan medali perunggu. Tahun depan jika saya turun bertanding kembali, saya akan berlatih lebih keras lagi,” janjinya. “Sebenarnya dengan perolehan medali perunggu ini saya masih merasa kurang dan saya ingin memperoleh hasil yang lebih baik lagi. Namun saya bangga bisa membela nama Indonesia.” Ujar Irvan. Dalam kejuraan tersebut tim Indonesia dibina dan didampingi oleh tim dari Direktorat Pembinaan SMA, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdiknas yang terdiri dari Dr. Muchlis Catio, Diah Widyowatie, dan Alex Firngadi, serta dari FORKI (Federasi Oleh Raga Karate-do Indonesia) Intan Ahmad (Manajer Tim), J. Kunto (pelatih kumite) dan Andrian Tejakusuma (pelatih kata). Selama kejuaraan, tim Indonesia mendapat dukungan penuh dari Duta Besar RI untuk Italia, yaitu Bapak Mohammad Oemar yang selama pertandingan terus berada di lapangan pertandingan untuk memberikan semangat. nFanny/Rinda
Potensi Edisi Oktober - Desember 2010t 23
24