ISSN 2301 – 7465 ISSN V 2301 – 7465 Volume 1 | Edisi | November 2014
Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seksual Di Dusun Makmur Desa Simatahari Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014 . Elmina Tampubolon Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian ISPA Pada Balita Di Pustu Desa Paku Kecamatan.Galang Tahun 2014. Sri Melda Bangun The Relationship Of The Work Satisfaction With Work In Puskesmas Deli Serdang 2014. M.Dasril.Samura Pregnant With Relationship For Antenatal Care At Cut Nyak Dhien Langsa Hospital
In Nanggroe Aceh Darusalam In 2014. Yunita Syahputri Damanik Analisis Faktor Yang Memengaruhi Kinerja Petugas Tuberkulosis Paru Di Puskesmas
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014.Bahtera BD Purba Analisis Hubungan Perilaku Dengan Kinerja Koordinator Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di Puskesmas Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireun Tahun 2104. Reni Aprinawaty Sirait. Tingkat Perbedaan Kepuasan Pasien Rawat Inap Pengguna BPJS di RSU Ibnu Saleh Medan Tahun 2014. Evi Fitriani FHubungan Insentip Kinerja Bidan Desa Dengan Pelayanan ANC Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kota Pinang Tahun 2014. Alprindo Sembiring Faktor- Faktor Yang (PUS ) DI Nagori Silimakuta Barat Kabupaten Simalungun Tahun 2014. Arif Susadmiko Faktor-faktor
Yang
Berhubungan
Dengan
Kinerja
Petugas
Kesehatan
Dalam
Memberikan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Hutabayu Raja. Efrata Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Puskesmas Oleh Masyarakat Hutaimbaru Kecamatan Halongonan Paluta Tahun 2014. Selamat Ginting
ISSN 2301 – 7465
SAMBUTAN KETUA STIKes DELI HUSADA Delitua Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penerbitan Jurnal Kesehatan masyarakat STIKes DELI HUSADA Delitua Edisi Kelima tahun 2014 ini dapat dirampungkan. Jurnal ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan khususnya dosen untuk memperoleh informasi terkait dengan kesehatan sehingga mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku tenaga kesehatan profesional. Semoga jurnal ini akan senantiasa meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian yang dimuat. Kepada pengelola Jurnal Kesehatan Masyarakat, kami ucapkan banyak terima kasih atas usaha dan kerja kerasnya sehingga jurnal kesehatan masyarakat ini dapat terbit sesuai harapan Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes DELI HUSADA Delitua. Kami juga berharap agar jurnal ini dapat menjadi wadah berbagi ilmu bagi rekan-rekan sejawat sehingga kita dapat menjadi tenaga kesehatan masyarakat yang profesional sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah dan masyarakat.
Deli Serdang, November 2014 KETUA STIKes DELI HUSADA D e l i t u a,
Drs. Johannes Sembiring, MPd.-
ISSN 2301 – 7465
DAFTAR ISI
No
Judul
Halaman
1
Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seksual Di Dusun Makmur Desa Simatahari Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2014 . Elmina Tampubolon Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian ISPA Pada Balita Di Pustu Desa Paku Kecamatan.Galang Tahun 2014. Sri Melda Bangun The Relationship Of The Work Satisfaction With Worksin Puskesmas In Deli Serdang In 2015. M.Dasril.Samura Pregnant With Relationship For Antenatal Care At Cut Nyak Dhien Langsa Hospital In Nanggroe Aceh Darusalam In 2014. Yunita Syahputri Damanik Analisis Faktor Yang Memengaruhi Kinerja Petugas Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014. Bahtera BD Purba
1-13
2
3 4
5
14-18
19-34 35-43
44-52
6
Analisis Hubungan Perilaku Dengan Kinerja Koordinator Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di Puskesmas Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireun Tahun 2104. Reni Aprinawaty Sirait
53-60
7
Tingkat Perbedaan Kepuasan Pasien Rawat Inap Pengguna BPJS Di Rsu Ibnu Saleh Medan Tahun 2014. Evi Fitriani Hubungan Insentif Kinerja Bidan Desa Dengan Pelayanan Anc Diwilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kotapinang Tahun 2014. Alprindo Sembiring Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Pasangan Usia Subur (Pus) Di Nagori Silimakuta Barat Kabupaten Simalungun Tahun 2014. Arif Sujadmiko Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Petugas Kesehatan Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Di Puskesmas Hutabayu Raja. Efrata Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Puskesmas Oleh Masyarakat Dipuskesmas Hutaimbaru Kecamatan Halongonan Paluta Tahun 2014. Selamat Ginting
61-68
8
9
10
11
69-74
75-83
84-92
93-102
ISSN 2301 – 7465
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT
Pelindung
: Ketua STIKes DELI HUSADA Delitua
Penasehat
: Wakil Ketua I Bidang Akademik STIKes DELI HUSADA Delitua
Pimpinan Editor
: Ns. M. Dasril Samura, S. Kep, M. Kes.,-
Sekretaris
: Yunita Syahputri Damanik, SKM
Bendahara
: Maspur, SKM
Tim Editor (Editorial Members)
:
Bahtera B.D. Purba, SKM, M.Kes. Elmina Tampubolon, SKM, M.Kes Reni A. Sirait, SKM, M.Kes Valentina, SKM. Tedty R. Tinambunan, S.S., M.Si
ISSN 2301 – 7465
ANALISIS HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KINERJA KOORDINATOR SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP) DI PUSKESMAS KABUPATEN ACEH UTARA DAN KABUPATEN BIREUN TAHUN 2014 Reni Aprinawaty Sirait PSIKM STIKes DELI HUSADA Delitua ABSTRACT The purpose of this study is to look at the behavior of the correlation analysis coordinator Recording and Reporting System Integrated Health Center (SP2TP) in North Aceh District Health Center 2014. This type of research is deskriptik analytic cross-sectional design. The population in this study is SP2TPpetugas TB coordinator at the health center of the district and the district Biureun totaling 50 people. The entire population of the research sample (total sampling). Data were obtained by interview, then analyzed using multiple logistic regression at α = 0.05. The results showed that the knowledge of the health center coordinator SP2TP both categories at 72.7%, motivation PHC coordinator SP2TP high category is 63.3%, attitude SP2TP Coordinator that supports that high of 78.8%, skills coordinator SP2TP good health centers in the amount of 72.7%, the performance of PHC Coordinator category SP2TP high at 60.6%. There is no relationship between knowledge and performance SP2TP Coordinator in North Aceh district health centers and Biereun 2014 with p value 0.589. There is a relationship between motivation, attitudes and skills with performance SP2TP coordinator at the health center and district of North Aceh and Biureun 2014. It is recommended to the Health Department of the district and county biureun in improving performance SP2TP Coordinator in North Aceh Regency and Regency Biureun then needs to be improved further guidance on a regularbasis Keywords: Factors Associated Coordinator Performance SP2TP PENDAHULUAN Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan instrumen vital dalam sistem kesehatan. Informasi tentang kesakitan, penggunaan pelayanan kesehatan di puskesmas,
kematian dan berbagai informasi kesehatan lainnya yang berguna untuk pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan di tingkat kabupaten atau kota maupun kecamatan (Santoso, 2008).
53
ISSN 2301 – 7465
Puskesmas merupakan ujung tombak sumber data kesehatan khususnya bagi dinas kesehatan dan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas juga merupakan fondasi dari data kesehatan. Sehingga diharapakan terciptanya sebuah informasi yang akurat, representatif dan reliable yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan kesehatan. Setiap program akan menghasilkan data. Data yang dihasilkan perlu dicatat, dianalisis dan dibuat laporan. Data yang disajikan adalah informasi tentang pelaksanaan progam dan perkembangan masalah kesehatan masyarakat. Informasi yang ada perlu dibahas, dikoordinasikan, diintegrasikan agar menjadi pengetahuan bagi semua staf puskesmas. Pencatatan harian masingmasing program puskesmas dikombinasi menjadi laporan terpadu puskesmas atau yang disebut dengan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP) (Tiara, 2011). SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas yang telah disederhanakan sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat No.590/BM/DJ/Info/V/96 tentang Penyederhanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan SP2TP (Depkes RI, 1997). SP2TP merupakan laporan puskesmas tentang data yang berisi informasi tentang kegiatan keseluruhan puskesmas. Data ini
kemudian di olah di dinas kesehatan yang kemudian menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Seyogianya, suatu informasi yang berkualitas dihasilkan dari data yang berkualitas pula (Leveled, 2009). Kualitas data ini menjadi penting sebagai salah satu indikator dari kinerja koordinator SP2TP. Tantangan yang dihadapai negara kita akhir-akhir ini adalah menyangkut good governance, taransparansi, dan akuntabilitas telah menjadi mantra pembangunan, dan konsekuensinya penguatan terhadap evidene-based decision-making dan sistem informasi menuntut data yang berkualitas. Dengan demikian, sistem informasi kesehatan memerlukan peningkatan kuallitas dan penggunaan informasi yang tepat dalam pengambilan kebijakan (Lafound, 2013). Dalam rangka mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Nasional untuk mendukung desentralisasi bidang kesehatan d i d a e r a h l o k a l d a n r e g i o n a l m asih dijumpai sejumlah kelemahan. Diantaranya adalah pengintegrasian SIK yang masih kurang. Masing-masing sistem informasi cenderung mengumpulkan data sebanyak-banyaknya menggunakan cara dan format pelaporannya sendiri. Akibatnya unitunit terendah seperti puskesmas yang harus mencatat data dan melaporkannya menjadi sangat terbebani. Dampak negatifnya adalah kurang akuratnya data, 54
ISSN 2301 – 7465
lambatnya pengiriman laporan data, kelengkapapan data, dan integritas data puskesmas sehingga kualitas data dan informasi yang dihasilkan menjadi buruk (Depkes RI, 2002). Dari hasil survey awal yang dillakukan pada petugas pelaksana SP2TP Dinas Kesehatan Aceh Utara, diperoleh gambaran bahwa pada tahun 2013, dari 31 puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh Utara, terdapat 1 0 - 1 5 (30%) puskesmas yang mengirim laporan bulanan tidak tepat waktu tiap bulannya. Dari hasil studi awal ini juga ditemukan beberapa puskesmas tidak mengirimkan laporan SP2TP mengakibatkan cakupan target yang di capai beberapa program tidak dapat diidentifikasi dan dievaluasi dengan baik (Dinkes Kab. Aceh Utara, 2013). Menurut Akil (2009) dalam sistem informasi, kinerja dipengaruhi oleh proses sistem informasi yang mana sebaliknya dipengaruhi oleh faktor teknikal, perilaku, dan organisasional. Faktor perilaku mempunyai pengaruh langsung pada proses sistem informasi dan kinerja. Faktor teknikal dan organisasional dapat mempengaruhi proses sistem informasi dan kinerja secara langsung maupun tidak langsung melalui faktor perilaku. Perilaku dalam system informasi kesehatan menyangkut kompetensi, motivasi, pengetahuan, pengalaman, nilai dan sikap dari individu yang terlibat dalam sistem yang mempengaruhi dan proses sistem informasi dan secara langsung
mempengaruhi kinerja SP2TP (Leveled, 2009). Penelitian Tambun (2005) di Kota Medan menemukan bahwa beban kerja dan tidak adanya rangkap jabatan berhubungan dengan kinerja koordinator SP2TP puskesmas dilihat dari kelengkapan data dan ketepatan waktu pengiriman. Andriani (2013) menemukan ada hubungan positif dan signifikan antara faktor personal dengan kinerja tenaga kesehatan pada penerapan program keluarga sadar gizi di Kabupaten Sukoharjo. Menurut Mangkunegara dalam Nurhayati (2016) mengatakan kinerja pegawai akan tinggi apabila motivasinya tinggi dan didukung oleh kemampuan yang tinggi. Motivasi kerja merupakan salah satu faktor per s o nal yang mempengaruhi pencapaian kinerja (prestasi kerja). Berdasarkan hasil penelitian McClelland (1961), menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan pencapaian prestasi. Selain motivasi kerja, faktor perilaku lain yang mempengaruhi kinerja adalah kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) kerja. Dengan pendidikan yang memadai untuk jabatan dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan seharihari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (Mangkunegara dalam Nurhayati, 2016).
55
ISSN 2301 – 7465
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah koordinator SP2TP puskesmas yang berada di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireun tahun 2014.
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah” Untuk menganalisa hubungan perilaku dengan kinerja koordinator SP2TP di puskesmas Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireun tahun 2014.
Sampel dalam penelitian ini adalah Koordinator SP2TP di puskesmas di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireun tahun 2014 dengan total jumlah 50 orang. Besar sampel dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan rumus jumlah sampel minimal estimasi proporsi yaitu yang didasrkan pada nilai probabilitas pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi berdasarkan beberapa variabel penelitian terdahulu
TUJUAN PENELITIAN Untuk menganalisa hubungan perilaku dengan kinerja koordinator SP2TP di puskesmas Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireun tahun 2014. MANFAAT PENELITIAN Dengan mengetahui menganalisa kinerja koordinator SP2TP di puskesmas K abupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireun, maka hal ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak Dinas Kesehatan Aceh Utara dan Kabupaten Bireun dalam melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja koordinator SP2TP. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriptif korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara dua variabel yaitu perilaku diantaranya pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi sebagai variabel independen dan kinerja sebagai variabel dependen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengolahan dan analisis data dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Kinerja Koordinator SP2TP Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kinerja koordinator SP2TP. Hingga saat ini belum ada ditemukan literatur yang paralel dengan hasil yang didapatkan ini. Hal ini mungkin disebabkan karena masih sangat minimnya literatur dan hasil penelitian yang menyagkut sistem informasi kesehatan terutama di Indonesia. Tidak ditemukanya hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kinerja koordinator SP2TP mungkin disebabkan karena sistem informasi kesehatan belum menjadi suatu program yang dianggap berkontribusi terhadap berbagai program kesehatan yang dilakukan baik oleh pemerintah pusat maupun
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireun tahun 2014. Waktu penelitian dilakukan dimulai dari bulan Maret 2014 sampai dengan bulan April tahun 2015.
56
ISSN 2301 – 7465
daerah. Hal ini tercermin dari datadata yang diperoleh dari institusiinstitusi kesehatan baik dirumah sakit, puskesmas, maupun dinas kesehatan masih sangat rendah kualitasnya. Hasil penelitian ini juga menemukan hampir 50% data yang dihasilkan oleh koordinator SP2TP tergolong kurang baik. Pemahaman tentang kurangnya peranan sistem informasi dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat membuat koordinator SP2TP tidak berusaha untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang sistem informasi kesehatan. Mereka bekerja hanya didasarkan pada perintah dan bahkan tidak jarang diantara para koordinator ini merangkap pekerjaan lain misalnya seperti tata usaha di puskesmas. Pengetahuan merupakan segala sesuatu hal yang diketahi terhadap suatu objek yang menjadi pusat perhatian (Notoatmojo, 2005). Dalam teori perilaku pengetahuan mempengaruhi sikap dan berkorelasi langsung terhadap tindak. Tidak ditemukanya hubungan sikap dengan kinerja koordinator SP2TP mungkin disebabkan karna rendahnya pengetahuan para koordinator SP2TP di Aceh Utara dan Kabupaten Bireun.
(2001) dalam penelitiannya di Guanea tentang fasilitas kesehatan. Hasil penelitian ini juga paralel dengan penelitian USAID (2008) yang menyatakan bahwa kinerja sistem informasi yang meliputi kualitas data dan penggunaan informasi tergantung pada motivasi petugas sistem informasi selain faktor lain yang mempengaruhinya. Motivasi merupakan suatu bentuk dorongan pada diri seorang individu untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Tergantung kepada motif yang muncul pada diri atau benak seseorang. Suatu motivasi dapat muncul untuk mencapai kepuasan pada diri individu, dapat juga disebabkan untuk memuaskan kebutuhan. Kordinator SP2TP dapat didorong untuk termotivasi dalam pekerjaannya jika dalam diri mereka terdapat suatu motif yang mendorong meningkatkan kualitas sitem informasi. Dorongan ini dapat muncul jika pimpinan atau pengambil keputusan di level yang lebih tinggi mampu menggunakan informasi semaksimal mungkin sehingga informasi yang dikumpulkan oleh para koordinator mereka anggap menjadi penting. Dengan demikian, para koordinator SP2TP merasa dibutuhkan. Hal ini sejalan dengan teori Maslow yang menyatakan bahwa motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan pengembangan individu. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil
Hubungan Motivasi dengan Kinerja Koordinator SP2TP Hasil analisa dalam penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan motivasi dengan kinerja koordinator SP2TP di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Biruen. Hal yang sama juga ditemukan Measure Evaluation 57
ISSN 2301 – 7465
untuk sasaran-sasaran organisasi (Mitchell, 1997). Untuk meningkatkan kinerja koordinator SP2TP, motivasi merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan. Penelitian ini menunjukan bahwa rendahnya kinerja petugas disebabkan oleh rendahnya motivasi yang dimiliki oleh koordinator SP2TP. Hal ini dapat dijelaskan dimana hanya sekitar 50% petugas koordinator SP2TP yang memiliki motivasi dengan kategori baik. Gibson et.al (1996) menyatakan bahwa kinerja seseorang yang dinilai tidak memuaskan sering disebabkan oleh motivasi yang rendah.
Keterampilan adalah keahlian dalam penguasaan teknis operasional mengenai bidang tertentu yang menghasilkan karya. Keterampilan diperoleh melalui proses belajar dan berlatih.Keterampilan berkaitan dengan kemampuan waktu yang digunakan seseorang untuk pendidikan dan pelatihan,semakin tinggi kemampuan atau kompetensinya melalkukan pekerjaan ,dengan demikian semakin tinggi kinerjanya (Akil, 2002). Adanya hubungan anatara keterampilan dan kinerja mendorong berbagai organisasi dalam melakukan berbagai bentuk pelatihan pelatihan yang mendukung upaya-upaya pencapaian tujuan organisasi. Pelatihan merupakan salah satu upaya yang digunakan untuk meningkan keterampilan seseorang selain jenjang akademik yang dimiliki. Meskipun hubungan anatara keterampilan dan kinerja ditemukan dalam penelitian ini namun pelatihan yang dilakukan oleh koordinator SP2TP di Kabupaten Aceh Utara dan Bireun masih rendah. Hal ini dapat dilihat selama 6 bulan terakhir 88% Koordinator SP2TP Kabupaten Aceh Utara tidak pernah mengikuti pelatihan.
Hubungan Keterampilan dengan Kinerja koordinator SP2TP Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara keterampilan dengan kinerja koordinator SP2TP di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireun. Hal ini sejalan dengan penelitian Lafound (2005) yang menyatakan keterampilan berhubungan dengan kinerja sistem informasi kesehatan dan selanjutnya mempengaruhi status kesehatan. Muslimin (2013) juga menemukan dalam penelitianya yang menemukan pengaruh keterampilan terhadap kinerja. Adanya pengaruh keterampilan terhadap kinerja menyebablan banyak organisasi memberikan pelatihan pada para karyawannya. Keterampilan merupakan kemampuan seseorang untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang individu baik dari pengalaman maupun pengetahuan akademik.
KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan pembahasan, maka dapat disusun beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 6.1.1.
58
Kinerja koordinator SP2TP kategori baik yaitu sebesar 32% sedangkan kinerja kurang sebesar 68%.
ISSN 2301 – 7465
6.1.2.
6.1.3.
6.1.4.
6.1.5.
Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kinerja koordinator SP2TP di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireun. Terdapat hubungan sikap dan kinerja koordinator SP2TP di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireun. Tidak terdapat hubungan motivasi dengan kinerja koordinator SP2TP di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireun. Terdapat hubungan antara keterampilan dengan kinerja koordinator SP2TP di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Bireun.
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, 2013. Profil Kesehatan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013. Pemerintah Kabupaten Aceh Utaral. Lhoksukon Hernietta, SB., dkk. 2005. Low Brith Weight and Preterm Birth: Etiologic Fraction Attributable to Prenatal Drug Expourse. Kentucky, USA. Department of Pediatric, College of Medicine and College of Public Health, University oh Kentucky Ilyas, Y, 2002. Kinerja. Teori, Penilaian dan Penelitian. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Depok Kristen Andriani dkk, 2012, Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Tenaga Kesehatan pada Penerapan Program KADARZI di Kabupaten Sukoharjo, Manajen Bisnis Syariah, No : 01/Thn VII/Agstus 20012 Lafound, 2009. Performance of Routine Information Systems Management (PRISM) Tools. Oxford University Press
SARAN 1. Dalam upaya peningkatan Kinerja Koordinator SP2TP di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Biureun maka perlu dilakukan sosialisasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakannya.
DAFTAR PUSTAKA Afrizal, MA.2016. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada. Akil, A, 2009. PRISM framework: a paradigm shift for designing, strengthening and evaluating routine health information systems. Health Policy and Planning Advance. Azwar, A. 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan. PT Bina Rupa Aksara. Jakarta
Mayasari. 2012. Pengaruh Keterampilan terhadap Kinerja Karyawan Unit Sentra Kredit Konsumen Tahun 2012 (studi Di PT Bank Negara Indonesia (Persero), TBK Bandung). Academia.edu.com. acses 8 Januari 2015 Maslow, AH., et al. 1993. Motivasi dan Perilaku. Editor SG
CDC. 2008. Advanced Management and Analysis of Data Using Epi Info for Windows .Risk Factors for Sexually Transmitted Infections in Kuwadzana, Zimbabwe. GA, Atlanta
59
ISSN 2301 – 7465
Huperyager & IL Heckman. Dahara Price MEASURE Evaluation Project, Carolina Population Center, University of North Carolina at Chapel Hill, Chapel Hill, North Carolina 275163397, USA, April 2002. Mitchell, T. R. Research in Organizational Behavior. Greenwich, CT: JAI Press, 1997 Moleong, LJ, 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Bandung Muslimin. 2013. Pengaruh Displin, Keterampilan, Kompensasi dan Masa Kerja Terhdap Kenirja Karyawan Adminstration and General Service Pada PT Djarum Primary Kudus, Skripsi, FE Universitas Muria Kudus. Nikson Kristian Rahanra. 2011 dalam Zuhriana dkk (2012), Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Perawat di Unit Rawat Inap RSUD Bula Kabupaten Seram Bagian Timur, FKM Unhas Makasar
Notoatmodjo.S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar, Rhineka Cipta, Jakarta Notoatmodjo.S. 1992. Pengembang Sumber Daya Manusia. Rhineka Cipta. Jakarta PRISM, 2009 ; Improving RHIS (Routine Health Information System) Performance & Information Use for Health System Management. US-AID Siagian, PS. 1996. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta. Bandung
60
ISSN 2301 – 7465
61