NO. 344 / RAJAB - SYA’BAN / 1436 H / MEI 2015 / TH. XXXXI ISSN : 0215-3289
Prof. Dr.(Hc) KH. Abdul Ghofur
Menggagas
‘Satu Sekolah Satu Pesantren’ Inspirasi
Satu Hari Satu Teman Satu Kebaikan
ISRA’ MI’RAJ
Islam Rahmatan Lil ‘Alamin
Ukhuwah Jangan Terbelah MPA 344 / Mei 2015
1
Warga menyambut kedatangan Presiden RI Jokowi di PP. Amanatul Ummah Surabaya, (17/4).
KH Asep Saifuddin Chalim (Pengasuh PP. Amanatul Ummah Surabaya) bersama Presiden RI Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi.
Kepala Kanwil Kementerian Agama Prov. Jatim H. Mahfudh Shodar mendampingi Menter Agama RI Lukman Hakim Saifuddin ke Pondok Pesantren “Wali Songo” Ngabar Ponorogo, (4/4)
Agama RI Lukman Hakim Saifuddin secara resmi membuka acara Milad ke-54 Tahun Pondok Pesantren “Wali Songo” Ngabar Ponorogo, (4/4).
Kepala Kanwil Kementerian Agama Prov. Jatim H. Mahfudh Shodar beserta rombongan Komisi VIII DPR RI saat memantau UN CBT di MAN Bangil, (13/4).
Kakanwil dan Kakankemenag Kab. Probolinggo beserta rombongan Komisi VIII DPR RI disambut hangat oleh bupati Probolinggo Hj. Tantriana Sari Hasan Aminudin, 12/4).
2
MPA 344 / Mei 2015
MPA 344 / MEI 2015
Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Pemimpin Umum: H. Mahfudh Shodar Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: H. Musta’in Wakil Pemimpin Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid Staf Ahli: H. Husnul Maram, H. Ach. Faridul Ilmi, H. Supandi, H. Mas’ud, H. M. Syakur, H. M. Fachrur Rozi Dewan Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid, H. Abd. Hadi AR H. Athor Subroto, H. Hartoyo H. Ahmad Husein AR Sekretaris Redaksi: Machsun Zain H. Samsul Anam Bendahara: Ahmad Hidayatullah Staf: Khusnul Khotimah Distribusi/Tata Usaha: Husnul Khotimah Staf: Sukardjito Litbang: Hj. Hikmah Rahman Staf Redaksi Editor: Choirul Mustofa Reporter: M. Hisyam, Suprianto, Dedy Kurniawan Anni Athi’ah dan Feri Ariya Santi Design-Layout: Mey Sutrisno, Muhammad Munib Korektor: Rasmanna Rahiem Khoththot: M. Midzhar Koresponden: Berkedudukan di setiap Kankemenag Kab/Ko se-Jawa Timur. Alamat Redaksi: Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo, Telp. 031 - 8680490, Fax. 031 - 8680490 e-mail:
[email protected] Diterbitkan Oleh: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Dicetak oleh: PT. Antar Surya Jaya, Jl. Rungkut Industri III/68 & 70 SIER Surabaya, Telp. (031) 8475000 (2200-2203) Fax. : 031-8470600 Isi di luar tanggung jawab percetakan
Wartawan Senior MIMBAR Ilung S. Enha saat mewancarai Ketua PP. Muhammadiyah Prof. DR. H.M. Din Syamsuddin, Prof. DR. Zainuddin Maliki, M.Si (Mantan Rektor Unmuh Surabaya) dan Prof. DR. Achmad Jainuri, MA (Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)
M
enjadi seorang reporter, terkadang harus memiliki kesabaran yang rangkap. Sebab dalam tugas peliputan, kerapkali menemui “waktu panjang penantian”. Kalau menunggu narasumber satu-dua jam, itu masih kebilang “cuma”. Sebab hal semacam itu sudah menjadi rutinitas kami dalam setiap kali melakukan tugas wawancara. Kami pernah harus rela menunggu wawancara hingga berhari-hari. Sebenarnya, waktu wawancara telah diberikan. Lantaran ada tugas mendadak, sang narasumber mengundurnya di hari lain. Pada janji ulangan yang telah disepakati, reporter kami kembali menunggu di depan ruang kerjanya. Tapi… ah, jadwal wawancarapun dibatalkan lagi – dan menunggu waktu luang keesokan hari yang juga masih tak pasti. Pembaca budiman, apa yang telah tersaji di majalah kesayangan Anda ini memang tak segampang yang dibayangkan. Jika hanya sekali janji, ketemu dan wawancara, lalu balik lagi ke kantor, itu merupakan anugerah tersendiri buat kami. Tapi di lapangan, memang ada saja peristiwa yang datangnya seringkali tak teramalkan. Karena dorongan untuk menyajikan yang terbaik buat Anda pembaca, hal semacam di atas tak akan membuat kami patah aral. Makin besar tantangan yang ada di lapangan, kerap membuat kami justru ingin menggali informasi yang lebih bernas dan dalam. Seperti halnya ketika kami ingin menampilkan sosok Prof. Dr.(Hc) KH. Abdul Ghofur. Sesungguhnya, figur Pengasuh Pondok Sunan Drajat itu kami sajikan satu-dua bulan lalu buat Anda. Namun karena kesibukan beliau yang berjibun, sehingga baru pada edisi ini bisa kami tampilkan. Soalnya, kisah perjuangan untuk mewujudkan kembali pondok Wali yang berjarak 500 meter dari bibir pantai itu cukup menarik. Liputannya bisa Anda simak di rubrik Taaruf. Tak kalah menarikanya, apa yang dilakukan MTsN Prigen Kab. Pasuruan. Ada 32 anak yang direkrut menjadi Tim Laskar Prima Adiwiyatanya. Merekalah yang paling sigap membantu segala macam kegiatan madrasah. Mulai pelaksanaan upacara, pengelolaan lingkungan sehat, pembersihan sampah, shalat jamaah, istighasah, hingga menjadi imam shalat Dluha. Liputan lengkapnya bisa dibaca di rubrik Inspirasi. Yang tersaji di rubrik-rubrik lainnya, juga tak kalah menariknya. Anda bisa langsung membuka-buka dan memilih rubrik yang paling Anda sukai terlebih dahulu. Bagi kami, kalau Anda menyukai sajian ini, itu sudah merupakan hadiah terbesar buat kami. Sebab nyatanya, jerih payah kami terbukti telah berbuah manfaat.
Kontak dan Pendapat ----------------- 4 Teropong ------------------------------- 5 Lensa Utama --------------------------- 6 Lensa Khusus --------------------------13 Liputan Khusus ------------------------16 Inspirasi --------------------------------18 Cahaya Hati ----------------------------19 Bilik Santri -----------------------------26 Agama ----------------------------------30
Ta’aruf ----------------------------------34 Tafsir Maudlu’i -------------------------36 Edukasi ---------------------------------40 Serambi Madrasah ---------------------42 Lintas Peristiwa ------------------------51 Pesona ----------------------------------58 LAA Remaja ----------------------------59 Sari Hikmah ----------------------------62 Dunia Islam ----------------------------66
MPA 344 / Mei 2015
3
Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un Keluarga Besar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Probolinggo Ikut berbela sungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya :
Bpk. Muhammad Mansur, S.PdI
(Staf Seksi PD-Pontren Kantor Kementerian Agama Kabupaten Probolinggo) Pada hari Minggu, tanggal 15 Maret 2015 Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT dan diampuni semua dosa-dosanya... Amien Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Probolinggo Ttd. H. BUSTHAMI, SH. M.HI
Segenap Keluarga Besar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Situbondo, Turut Berbela Sungkawa Yang Sedalam –Dalamnya Atas Wafatnya :
H. Ernanto, S.Sos
(Perencana Madya Kemenag Kab. Situbondo) Pada Hari Rabu, 25 Maret 2015 Semoga segala amal ibadahnya diterima oleh Allah swt. Dan segala khilafnya Diampuni oleh-nya dan mendapat terbaik disisi-Nya... Amien Kepala Kemenag Kab. Situbondo Ttd Drs. H. Moh. Bakri, M.Pd.I
KETENTUAN PENULISAN ARTIKEL DI MAJALAH MIMBAR No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Rubrik Agama Jendela Keluarga Tsaqafah Cerpen Tsaqafah Catatan Budaya AMO Edukasi Khutbah Jum’at Jelajah Ilmu Cuplikan Tarikh Sari Hikmah Cerpen Anak Dunia Islam
Banyak halaman 4 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5) 2 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5) 4 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5) 2 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5) 4 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5) 4 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5) 4 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5) 3 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5) 2 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5) 2 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5) 2 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5) 2 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5)
Karakter 8.000 (with space) 4.000 (with space) 7.500 (with space) 4.000 (with space) 8.000 (with space) 8.000 (with space) 8.000 (with space) 4.000 (with space) 4.000 (with space) 4.000 (with space) 3.500 (with space) 4.000 (with space)
Keterangan
Ditambah foto penulis Ditambah foto penulis Ditambah foto penulis
Ketentuan Pengiriman: 1. Kirim naskah melalui pos surat ke alamat redaksi di : Kanwil Kemenag Prov Jatim Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo. 2. Atau kirim naskah Anda ke email kami :
[email protected] dengan ketentuan: - Tulis pada kolom subjek/perihal dengan nama Rubrik dan Nama Pengirim. - Beri nama file naskah dengan nama Rubrik dan Nama Pengirim. Contoh: Edukasi_ Muhammad Munief 3. Tulis Curriculum Vitae / biodata lengkap di bawah naskah Anda. Jangan lupa sertakan alamat lengkap penulis beserta nomor Telepon/HP. 4. Sertakan pula foto penulis dan kirim dalam bentuk file JPEG.
4
MPA 344 / Mei 2015
Teropong
TOLERANSI SEBAGAI
PILAR KERUKUNAN
N
abi Muhammad saw menjadi teladan dalam semua aspek kehidupan. Demikian pula kepemimpinannya dalam membangun Negara kota “Madinatul Munawarah”. Di Madinah Rasulullah berhasil membangun suatu model masyarakat Islam. Dari sini lahir Piagam Madinah yang dikenal sebagai konstitusi modern dizamannya. Keberhasilan beliau membangun masyarakat yang berlatar belakang kemajemukan adalah karena menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman. Nabi Muhammad saw mampu memadukan antara ketauhidan dengan kesetaraan sosial. Kehebatan Rasulullah sebagai negarawan yang mengayomi semua komunitas di Madinah mendorong Michael Hart menempatkannya pada posisi nomor satu dalam kumpulan 100 pemimpin yang paling berpengaruh dalam sejarah peradaban dunia. Langkah pertama yang dilakukan Nabi Muhammad saw dalam membangun masayarakat Madinah adalah dengan merajut ukhuwah. Agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat antara pendatang –Muhajirin– dengan penduduk asli –Anshar– mereka dijalin dalam ikatan Ukhuwah Islamiyah. Mereka bekerja sama dalam bidang ekonomi dan bidang kehidupan lainnya, yang kuat membantu yang lemah, sehingga sama-sama dapat bertahan dalam kehidupan yang sejahtera. Suatu realitas bahwa sebagian penduduk Madinah masih mengikuti paham nenek moyangnya dan sebagian lagi beragama selain Islam. Mereka yang beragam keyakinan dan agama itu disatukan dalam upaya membangun bangsa dan bela Negara. Mereka semua diikat dalam Piagam Madinah. Bila sewaktu-waktu datang ancaman dari luar yang membahayakan negeri Madinah, mereka bersatu padu mempertahankan negara kota Madinah. Sementara kepada masing-masing komunitas yang beragam agama dan kepercayaan diberi kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing. Hanya karena pengkhianatan kaum Yahudi, Piagam Madinah tidak dapat dipertahankan. Pada era modern dan globalisme saat ini, pentingnya sikap toleran menjadi perhatian utama. Globalisasi tidak bisa membendung arus diaspora dan imigrasi dari satu negeri kenegeri lainnya. Baik bangsa-bangsa Timur ke Barat maupun bangsa-bangsa Barat ke Timur. Lahirlah Multikulturalisme. Suatu paham yang mengakui dan menghargai eksistensi komunitas-komunitas yang berbeda-beda kultur dan tradisinya. Tidak bisa lagi suatu bangsa atau etnis dengan rasa nasionalisme yang tinggi –khauvinisme- mengatakan right or wrong my country. Multikulturalisme tidak hanya menyangkut perbedaan agama atau paham keagamaan saja, melainkan berbagai ragam budaya, adat dan tradisi. Paham ini menuntut semua pihak memiliki sikap toleran. Toleransi bukan ajaran yang asing dalam Islam. Baik dalam al-Qur’an maupun sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw
dan para sahabatnya mengajarkan toleransi dan ukhuwah. Dua pilar dari enam rukun Iman menjadi modal untuk membangun kerukunan antar umat beragama. Dua pilar itu adalah beriman kepada para Nabi dan Rasul Allah termasuk para para Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad saw. Kedua. Beriman kepada kitab-kitab Allah termasuk kitab-kitab yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul terdahulu. Inilah landasan dalam membangun kerukunan antar umat beragama. Kerukunan intern umat beragama khususnya Islam perlu menjadi perhatian. Jangan sampai perbedaan paham fikih dan mazhab dijadikan sumber perpecahan antar kelompok dalam satu agama. Patut direnungkan ungkapan Prof. Dr. Baharun, salah seorang pengurus MUI Pusat, bahwa, “Perbedaan fikih dapat ditoleransi, namun penyimpangan akidah harus diamputasi”. Dengan demikian perbedaan kecil dalam pelaksanaan ibadah mahdhah jangan menjadi penghalang terwujudnya Ukhuwah Islamiyah - persaudaraan internal umat Islam. lRAW
MPA 344 / Mei 2015
5
Lensa
Utama
Merajut Jalan Ukhuwah
Merumuskan “Musuh Bersama” di Satu Meja Jalan ukhuwah kiranya masih panjang. Umat Islam masih kerap berselisih dalam merespon permasalahan yang mencuat di permukaan. Belum lagi munculnya kelompok yang lantang “menyuarakan Islam”, namun justru melakukan tindakan-tindakan anarkis yang bikin masyarakat miris menyaksikannya.
S
emisal gerakan ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria), yang menganggap pihak-pihak yang tak seide dengannya sebagai kafir. Yang aneh, isu ISIS juga ada di Indonesia. Untuk menanggulangi gerakan ISIS tersebut, Gubernur Jatim menerbitkan Pergub No.51214 tentang larangan ISIS. “Untuk melakukan pencegahan secara optimal, maka diperlukan kerjasama unsurunsur pejabat pimpinan, ormas-ormas Islam, serta masyarakat pada umumnya,” tutur KH. Hidayatullah. Menurutnya, MUI sudah mengeluarkan fatwa haram pada ajaran ISIS. Sebab hal itu mengancam jiwa orang lain yang tidak sefaham dengan ajarannya. Padahal justru ajaran ISISlah yang jauh dari ajaran Islam yang sebenarnya. Sebab ISIS dimanamana telah melahirkan ketakutan dan menimbulkan kerusakan. “Agama Islam itu adalah rahmatan lil’alamin, memberi rahmat, memberikan kedamaian,” tegasnya. Yang pasti, ISIS didirikan oleh kelompok yang memaksakan ideologinya dengan cara paksa dan tidak manusiawi. Untungnya, lanjut Ketua MUI Kota Surabaya ini, mereka belum berani menampakkan dirinya secara terbuka di Indonesia – khususnya di Jawa Timur. Namun dengan ditangkapnya aktivis ISIS di Surabaya, itu pertanda bahwa mereka harus diawasi terus keberadaannya. “Jangan sampai kita kecolongan,” tukasnya singkat. Untuk itulah, tutur Kiai Hidayatullah, kita perlu membuat pernyataan bersama lewat forum ukhuwah Islamiyah. Secara bersama-sama kita melakukan kunjungan kerja ke kecamatan Kota, Kapolsek, tokoh masyarakat, takmir masjid, Musholla dan seterusnya. “Kami siap mengawal terus keberadaan ISIS di Surabaya dengan memantau kegiatan ajarannya, fahamnya dan tujuan ideologinya,” tegasnya.
6
MPA 344 / Mei 2015
KH. Hidayatullah Ketua MUI Kota Surabaya
Dirinya menghimbau, agar masyarakat Muslim hendaknya selalu memberikan informasi keberadaan ISIS dengan segala tindakannya yang dapat mengancam keutuhan NKRI. Oleh karenanya, seluruh komponen bangsa Indonesia agar bersatu menolak ISIS dan semua kegiatannya. “Ukhuwah Islam harus tetap menjadi landasan utama yang harus dipertahankan keberadaannya,” imbuhnya. Menurut Najib Hamid, MSi, pada prinsipnya agama Islam itu dilandasi kedamaian. Untuk itulah, hendaknya kita tak berpikir untuk golongan atau komunitasnya saja. Sebab ada yang lebih luas dari itu semua, yaitu menjaga kedamaian dan kemaslahatan seluruh umat. “Inilah Islam yang rahmatan lil’alamin,” ujarnya.
Seperti yang pernah dicontohkan Rasulullah dengan menyuapi makanan terhadap seorang Yahudi buta. Padahal setiap hari orang tersebut selalu mencemooh dan memaki-maki Rasulullah. Orang itu baru mengetahui bahwa yang menyuapinya adalah Rasulullah setelah beliau wafat. “Contoh-contoh sederhana semacam itu banyak sekali tertulis pada sejarah,” ungkapnya. “Ini menandakan bahwa kehadiran Islam bukanlah untuk keperluan eksklusif melainkan untuk kemakmuran, keamanan, kemaslahatan bagi manusia,” paparnya. Jika sekarang banyak tuduhan-tuduhan miring yang mendiskriminasi Islam, tutur Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Timur ini, sesungguhnya ada kesalahan pemahaman tentang nilai-nilai dan ajaran Islam yang universal, yang rahmatan lil’alamin. Apalagi pemahaman dan cara mengimplementasikan Islam itu sangatlah beragam dan bervariasi. Mereka mewujudkan ajaran Islam sesuai dengan apa yang mereka pahami masing-masing. “Itu tak terlepas dari apa yang mereka baca, pengetahuan yang dipelajari, serta apa kepentingannya,” ulasnya. Apabila informasi tentang Islam yang diterima itu benar, lanjut suami Luluk Humaidah yang dikaruniai tiga anak ini, tentu mereka akan mengimplementasikan Islam secara benar pula. Namun jika mereka menerima Islam secara sepotong-sepotong, memperoleh dari bacaan yang tak bisa dipertanggungjawabkan, atau interpretasi tak benar karena menyangkut kepentingan politiknya, inilah yang kemudian jadi masalah. “Ada juga yang punya niatan tulus untuk memperjuangkan Islam, tetapi karena keterbatasan pemahamannya sehingga salah meletakkan porsi, tempat,
Lensa atau salah mengamalkannya,” ungkapnya. Untuk orang-orang semacam itu, dirinya tak sepakat jika menstigma dan menuduh mereka sebagai orang-orang yang radikal atau tuduhan negatif lainnya. “Masak orang agama kok nggak boleh militan. Beragama itu ya harus militan. Hanya saja, penerapan militansi itu harus diletakkan secara benar,” tandasnya. “Jadi, jangan sampai menganggap semua orang yang berbeda dengan dirinya dianggap salah. Inilah yang justru menghalangi jalan ukhuwah,” tambahnya. Ukhuwah Islamiyah di Indonesia, sambung anggota FKUB Jawa Timur ini, sesungguhnya sangat memprihatinkan. Sebab umat Islam di negeri ini sudah terkontaminasi kepentingan kelompok dan politik yang luar biasa. Selama hal itu yang lebih diutamakan, maka sangatlah sulit merentang jalan ukhuwah. Lebih fatal lagi, jika “perpecahan” yang ada malah dijadikan komoditi untuk kepentingan identitas atau politik ekonomi. Karena memang ada orang-orang yang justru meraup keuntungan di tengah konflik dan perpecahan keumatan. “Saya heran, kenapa umat Islam kok tidak mau sadar-sadar juga,” keluhnya. Di sisi lain, kita harus menyadari memang tak dapat dipungkiri bahwa ada pihak-pihak yang tidak senang terhadap terjalinya keutuhan ukhuwah Islamiyah. Mereka sama sekali tak rela melihat umat Islam bersatu. Padahal Rasulullah mengajarkan agar mendakwahkan Islam itu berjalan pada proses ukhuwah dan perdamaian. Baginya, jalan menuju ukhuwah Islamiyah itu akan mudah jika umat Islam mau menepikan kepentingan-kepentingan politik praktis, politik kekuasaan dan politik ekonomi. Ukhuwah Islamiyah bisa tersaji dengan semua elemen golongan Islam di negeri ini, kalau kita memang benarbenar membangun sebuah hubungan
Najib Hamid, MSi, Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Timur
yang tulus. “Meskipun perbedaan itu tak dapat dihindari, tetapi kita mau bersepakat membangun kebersamaan secara ikhlas,” katanya penuh harap. Salah satunya, lanjutnya, adalah dengan membangun “musuh bersama”. Para pimpinan ormas Islam duduk satu meja untuk merumuskan musuh bersama tersebut. Dengan menyadari rumusan tentang musuh bersama tersebut, maka
Utama
kita akan dengan mudah menjalin tali ukhuwah. “Jika di masa kemerdekaan dulu musuhnya adalah penjajah dari bangsa lain, maka kini harus bisa dirumuskan apakah musuh bersama itu adalah kemiskinan, keadilan atau lainnya,” tukasnya serius. “Jadi kalau umpama musuhnya adalah kemiskinan, ya mari kita perangi bersama kemiskinan tersebut,” tegasnya. Apalagi isu warga Indonesia yang melarikan diri keluar negeri untuk bergabung dengan ISIS, karena adanya janji hidup yang lebih sejahtera dunia akherat. Kalaupun mereka mati toh akan masuk surga. Sementara di negeri sendiri tak ada yang menjanjikan. “Nah, karena tak adanya jaminan inilah sehingga mereka rela meninggalkan negeri sendiri,” tukasnya. “Jika di sini ada tawaran jaminan kesejahteraan dunia akherat, saya yakin mereka akan lebih memilih hidup di negeri sendiri,” ujarnya menambahkan. l Laporan: Rasmanna Rahim, M. Tajuddin Nurcholis (Surabaya).
MPA 344 / Mei 2015
7
Lensa
Utama
Hikmah Isra’ Mi’raj
Beraudiensi Langsung denganNya Secara Khusyuk Dalam memahami peristiwa isra’ mi’raj, tentu tak terlepas dari teks Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 1. Dari teks tersebut ada kata asroo. Ini berarti perjalanan di tengah malam dari masjidil haram ke masjidil aqsha lantas naik ke sidratul muntaha. “Dari sisi penemuan ilmiah atau teknologi kekinian, kita makin yakin bahwa isra’ mi’raj itu benar-benara terjadi,” tukas Prof. Dr. H. Ali Mas’ud Kholqillah, M.Ag, M.Pd.I.
P
ara Kiai dulu dengan metode kiasnya menjelaskan, bahwa perjalanan kita menuju Makkah jika dihitung normal memerlukan 9 hingga 10 jam. Itu tak mungkin terjadi pada seekor semut yang berangkat ke Makkah dengan waktu yang sama. Namun itu akan terjadi, jika semut tersebut terangkut orang yang berangkat ke Makkah. “Andai semut itu berkomunikasi dengan semut lain, tentu semut-semut yang mendengarkan tidak akan percaya. Padahal itu betul-betul terjadi,” ujarnya memisalkan. Kalau peristiwa isra’ mi’raj itu dihubungkan dengan irodah Allah, kata Wakil Ketua PWNU Jatim ini, apa sulitnya hal itu terjadi. Sebab jika dikehendaki Allah, tidak ada yang sulit. Meskipun masih ada perdebatan, apakah Nabi Muhammad mengalami perjalanan itu hanya ruhnya saja atau dengan jasadnya. “Kalau saya memaknai ruh dan jasadnya,” tuturnya serius. Menurut Guru Besar bidang akhlaq tasawuf UIN Sunan Ampel ini, dengan berkembangnya iptek tentu hal-hal yang sulit dijangkau akal di masa lalu itu kini dapat diuraikan dengan mudah. Sebagaimana kita punya chip kecil yang bisa menjangkau semuanya dan menjelajah dunia. Padahal ini baru ilmu yang dimiliki oleh manusia yang sangat sedikit; wa maa uutiitum minal ‘ilmi illaa qoliila. “Menurut akal masa lalu, perjalanan dari masidil haram ke masjidil aqsha membutuhkan waktu beberapa hari dengan menggunakan kuda. Tapi sekarang ini tinggal beberapa jam saja,” ulasnya. Sedangkan dari sisi mi’rajnya, tutur pria kelahiran Gresik 23 Januari 1963 ini, malah sangat sulit dijangkau akal masa lalu. Sehingga dulu para ulama’ memberikan jembatan untuk memvisualisasikannya dengan adanya kendaraan yang bernama Buraq. Kendaraan inilah yang mengantarkan
8
MPA 344 / Mei 2015
Prof. Dr. H. Ali Mas’ud Kholqillah, M.Ag, M.Pd.I. Wakil Ketua PWNU Jawa Timur (Guru Besar Bidang Akhlaq Tasawuf UIN Sunan Ampel)
Nabi Muhammad SAW selama perjalanan mi’rajnya. Dengan kecepatan yang tinggi Buraq sanggup menjelajah ruang semesta, sehingga mudah saja untuk berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya. Hasil dari perjalanan menuju sidratul muntaha dan lantas bertemu dengan Allah tersebut, adalah perintah shalat. Tentu saja perintah ini merupakan sesuatu yang luar biasa. Dalam surat al-Ankabut ayat 45 ditegaskan, bahwa shalat itu akan mencegah perbuatan keji dan munkar. Di sisi lain, dengan shalat maka badan kita akan menjadi sehat. Semisal kita harus bangun tengah malam dan kemudian melaksanakan shalat, maka hasilnya akan luar biasa bagi kese-
hatan. Apalagi dilakukan lima kali dalam sehari. Tak ada ceritanya orang yang rajin shalat malah sakit. “Kecuali sakit itu memang diberikan Allah sebagai ujian, karena man yuridillah khoiron yusibhu,” ulas suami Fita Syafi’ah yang dikaruniai 4 anak ini. Masalahnya, kata Pengurus BWI (Badan Wakaf Indonesia) ini, kita tak punya atsar dari shalat karena shalat kita tidak serius. Seringkali pada saat mengerjakan shalat, kita tidak khusyu’ dan malah ingat hal-hal yang lain. Untuk itulah, hendaknya kita mengerjakan shalat dengan benar. Itulah pasalnya, kenapa perintah shalat itu langsung audiensi denganNya. Dimana dari sidratul muntaha menuju Allah, malaikat Jibril tidak mampu menghadap. Hanya Nabi Muhammad saja yang sampai ke sana. “Jadi, jika orang itu shalat tapi tetap korupsi, maka shalatnya pastinya belum benar,” simpulnya. Salah satu hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhmmad SAW, adalah perintah diwajibkannya shalat. Ini adalah merupakan wujud pengamalan rukun Islam. Namun akhir-akhir ini, shalat wajib yang dilakukan lima waktu sehari itu justru dipersoalkan. Sebab ada sekelompok orang yang hendak melakukan shalat wajib sehari semalam itu hanya dalam tiga waktu saja. “Tentu saja masyarakat yang menjalankan ibadah yang sudah mapan ini merasa terusik,” tukas KH. Abdul Aziz Khoiri. Memang kalau hanya berdasar pengambilan al-Qur;an saja – seperti termaktub dalam surah al-Isra’ ayat 78, tutur pengasuh pondok pesantren Al Ma’ruf Kranggan Kota Lamongan ini, kewajiban shalat hanya tiga waktu; yaitu thulu’u as-syamsi, ghasaq al-lail dan saat fajr. Namun Rasulullah memberi penjelasan lewat sunnahnya akan tatacara dan waktu shalat tersebut. Sebagaimana sabdanya: Shalatlah sebagaimana engkau
Lensa melihat aku shalat. “Maka shalat wajib sehari semalam lima waktu itu tak bisa terbantahkan,” tandasnya. Kitab suci al-Qur’an adalah dasar hukum yang masih bersifat umum. Perlu ada penjelasan dan penafsiran yang lebih rinci, serta pelaksanaan peribadatannya. “Kalau menafikan as-sunnah sebagai dasar hukum, maka pemahaman seperti itu tidak perlu diikuti,” tegasnya. “Lha bagaimana bisa melaksanakan rukunrukun shalat dengan benar kalau tak mencontoh Rasulullah,” tambahnya. Ketua Umum MUI Kab. Lamongan ini menghimbau, agar pendapat shalat tiga waktu saja tak usah diikuti. Sebab itu akan dapat menimbulkan gejolak serta menggoyang aqidah dan ibadah umat Islam di Indonesia. “Pendapat semacam itu hanya bagai riak di lautan. Muncul lalu akan tenggelam oleh kemapanan pemahaman umat Islam akan aqidah dan ibadahnya,” tengarainya. Peringatan isra’ mi’raj, kata Ketua Umum Ta’mir masjid Agung Lamongan ini, disamping untuk memotivasi agar gemar melakukan shalat juga perlu untuk mengevaluasi kembali akan peran dan tanggung jawab kependidikan bagi anak bangsa. Bukankah tugas kependidikan anak ada pada orangtua, pemerintah dan masyarakat? Pendidikan yang diperoleh orangtuapun perlu terus dikembangkan, diperluas dan diperdalam lewat majlis ta’lim, masjid dan regulasi dari pemerintah. Demikian
KH. Abdul Aziz Khoiri. Ketua MUI Kab Lamongan. (Ketua Umum Ta’mir Masjid Agung Lamongan & Ketua Umum Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (FK KBIH) Kab. Lamongan).
pula peran masyarakat. “Masyarakat perlu dipacu turut menyelenggarakan pendidikan keagamaan, baik itu lewat madrasah diniyah, majlis ta’lim, majlis khuffadz, pondok pesantren dan TPQ. Peran ini dapat terlihat akan ketaatan umat Islam dalam melaksanakan syariatnya,” urainya. Ketua Umum Forum Komunikasi
Utama
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (FK KBIH) Kab. Lamongan ini memaparkan, bahwa di Lamongan MUI mendorong pemerintah daerah mewajibkan siswa sekolah untuk memiliki kompetensi dasar mulai TK hingga SMA/K mampu menghafal dan mengerti makna Juz Amma. Tentu saja sesuai jenjang kependidikannya sebagai syarat kelulusannya. Hal ini sudah dilaksanakan Pemkab Lamongan lewat Peraturan Bupati. Belum lagi penyelenggaraan madrasah diniyah di sekolah. Kegiatan tersebut merupakan wujud kepedulian akan kemajuan dan kedalaman pemahaman keagamaan. Inilah bukti bahwa pendalaman dan pengamalan agama umat Islam sudah sesuai syariatnya. Begitupun dengan kewajiban berjilbab. Saat ini wanita yang keluar rumah tanpa berhijab akan merasa malu sendiri – tak pandang status sosial dan profesi. Bahkan para polwanpun juga mulai banyak yang mengenakan jilbab. “Alhamdulillah.. perempuan kantoran maupun rumahan sudah mentradisikan berhijab,” ujarnya bangga. l Laporan: Muhammad Hisyam (Surabaya), Nashir (Lamongan).
MPA 344 / Mei 2015
9
Lensa
Utama Drs. KH. Misno Fadhol Hija Ketua MUI Kabupaten Malang.
Menerima Perbedaan Sebagai Rahmat Ukhuwah Islamiyah sepertinya masih sulit diwujudkan. Sebab antar golongan umat Islam sendiri seakan ada “kaca penghalang”, baik secara psikologis maupun sosiologis. Nah, momentum peringatan Isra’ Mi’raj semestinya bisa menjadi lem perekat karena mereka sama-sama melaksanakan shalat yang sama.
U
ntuk membedah tema inilah, Syaifudin Ma’arif reporter MPA di Malang menemui Drs. KH. Misno Fadhol Hija selaku Ketua MUI Kabupaten Malang. Berikut petikan wawancaranya:
bermuara pada kepentingan yang bukan mengakar pada agama. Ini bisa ditolerir. Sebab hal itu didasarkan pada pemikiran, kepentingan, keterbatasan wawasan atau referensi masing-masing golongan.
Hikmah apa saja yang bisa dipetik dari momentum Isra’ Mi’raj?
Cara meminimalisir perpecahan di kalangan umat Islam sendiri?
Dalam konteks sejarah, perjalanan ke Masjidil Aqsa di Palestina menggambarkan adanya satu kesatuan antara Rasulullah SAW dengan Nabi-Nabi terdahulu dengan risalah mentauhidkan umat, serta mempersatukan visi misi kenabian. Begitupun dengan Mi’raj yang bertemu dengan ruh-ruh para Nabi di langit. Konsep ini jelas menerjemahkan aspek kesatuan dan ketauhidan.
Esensi dari Isra’ Mi’raj itu sendiri..
Esensi dari perjalanan Isra’ Mi’raj adalah perintah shalat. Implementasinya kita diseru untuk melakukan shalat secara berjamaah. Ini menekankan persatuan dan kesatuan. Shalat Jum’at tidak sah kalau tidak dilaksanakan secara berjamaah. Ada nilai ruhaniah antara imam dan makmum. Keduanya tidak boleh ada kebencian. Mereka harus menjadi satu kesatuan yang utuh. Antara gerakan imam dan makmum harus selaras.
Kaitannya dengan persatuan dan kesatuan umat?
Dalam sehari-hari kita menguntai doa untuk kaum Muslimin. Ini menunjukkan sebuah semangat yang luar biasa.Ada kepedulian kepada orang lain, tidak egois dan mau berbagi. Meski dalam prakteknya, memang diantara umat ada perbedaan yang bersifat aqidah dan ada yang bersifat syar’i. Bagi faham keagamaan yang dapat mengganggu keutuhan umat, perlu dicegah biar tidak masuk ke Indonesia.
10
MPA 344 / Mei 2015
Apa peran MUI untuk memperkuat tali ukhuwah Islamiyah?
Sebagai lembaga keumatan MUI mempunyai orientasi. Pertama, diniyah yakni persoalan agama. Kedua, irsyadiah yakni menyebarluaskan dakwah. Ketiga, istijabiyah yakni merespon kejadiankejadian yang ada di masyarakat. Keempat, taawuniyah yakni tolong menolong. Kelima, quriyah yakni independen tidak berpihak atau didikte pihak manapun. Keenam, syuriah yakni dimusyawarahkan. Ketujuh, tasamuh yakni toleran dalam arti tidak memaksakan kehendak. Di sini toleran dalam sosial tidak untuk di bidang aqidah. Delapan, udwah yakni memberi contoh dalam arti umum. Dan sembilan, dualiyah sebab manusia tidak lepas dari manusia yang lain.
Lantas bagaimana kita mengatasi terjadinya perbedaan…
Perbedaan yang ada secara ekstern
Kembali kepada sumber yang otentik yakni al-Qur’an dan al-Hadits. Sebab muncul dan berkembangnya aliranaliran yang timbul belakangan ini, adalah dikarenakan pemahaman yang sempit. Mereka tidak mau menerima perbedaan sebagai rahmat, tetapi justru sebagai sarana pemecah belah. Padahal dengan menghormati perbedaan, akan dengan sendirinya mengurangi gesekan. Konsep tersebut sudah dibuktikan dengan adanya penyatuan visi dan misi berdirinya Negara Kesatuan RI. Itulah kebesaran hati para ulama’ yang ikut mendirikan negara ini, dengan menyetujui pencoretan katakata kewajiban menjalankan syari’at bagi pemeluknya.
Langkah konkret seperti apa yang bisa mempersatukan antar golongan umat Islam?
Para tokoh atau figur yang bisa memberikan teladan, hendaknya bisa mengusahakan persatuan dan kesatuan umat tersebut. Para ulama’ sendiri harus memiliki semangat dan tidak terjebak pada kepentingan politik praktis. Sedangkan para umara’ atau pemimpin harus bertindak adil. Mereka harus berpihak pada kepentingan rakyat kecil. Sebab sangat sulit mencari pemimpin adil jika uang yang berkuasa. Selama kondisi transaksional lebih diutamakan, maka akan sulit untuk mencari pemimpin yang amanah. Para pemimpin adalah mereka yang berpihak pada kebenaran sejati. l
Lensa
Utama
Mengelola Tempat Shalat
Memberdayakan Ubudiyah dan Ekonomi Umat Ajaran Islam yang rahmatan lil’alamin kian mendapat tantangan. Sebab kini terdapat kelompok-kelompok Muslim yang menyuarakan agamanya dengan menggunakan aksi terror, kekerasan dan pembunuhan. Maka tak heran jika tak sedikit yang mempertanyakan, dimana sesungguhnya wajah Islam yang menebar kedamaian itu?
P
ertanyaan semacam itu, bisa dijawab melalui peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Menurut KH. Ngahdul Qodim, M.Pd.I, dari kacamata Isra’ Mi’raj itulah bisa disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil’alamin. Sebab hasil dari Isra’ Mi’raj adalah shalat, yakni ubudiyah yang berkaitan dengan hablum minallah, Di dalam al-Qur’an, tutur Ketua MUI Kabupaten Madiun ini, kata shalat selalu beriringan dengan kata zakat (aqimus shalah wa atuz zakah). Zakat adalah muamalah yang berkenaan dengan hablum minannas. “Jadi memahami Islam itu harus secara komprehensif. Muslim yang baik, tak hanya baik dalam segi ubudiyahnya saja. Dia harus pula baik muamalahnya,” urainya. Menurut pria kelahiran Madiun 9 September 1968 ini, tentu muamalah di sini tak sebatas pergaulan sesama Muslim saja. Lebih dari itu adalah persaudaraan sesama manusia – apapun etnik bangsa dan agamanya. Inilah yang disebut sebagai persaudaraan global yang bersifat universal itu. Selama hubungan Muslim dan nonMuslim itu tak terkait dengan masalah ubudiyah dan aqidah, ujar suami Indah Bilqis Rosyida, M.Pd yang dikaruniai empat anak ini, maka kita harus saling toleransi, saling hormat-menghormati dan saling tolong menolong. “Batasan aqidah antara Muslim dan non-Muslim dengan jelas disebutkan dalam al-Qur’an; lakum diinukum waliyadin,” tegasnya. Untuk itulah, lanjut pengasuh PP Al Basmalah Plumpungrejo Wonoasri ini, berbuat curang terhadap non-Muslim dalam bermuamalah itu sangat dilarang.
KH. Ngahdul Qodim, M.Pd.I Ketua MUI Kab Madiun. (PP Al Basmalah Plumpungrejo Wonoasri)
“Intinya, hak-hak sesama manusia berkaitan dengan hablum minannas tidak boleh dilanggar,” katanya mengingatkan. Menurut Gus Dim – demikian dirinya biasa dipanggil, agar Islam menjadi rahmatan lil’alamin maka umatnya harus menjalankan ajaran Islam sesuai syari’at yang ditentukan dan disepakati oleh jumhur ulama’. “Sedangkan untuk menumbuhkan sikap toleransi, umat Islam harus menjalankan ajaran Islam secara kaffah, serta memahami kultur dan budaya umat setempat,” ulasnya. “Sebagai agama sempurna Islam mencakup aspek-aspek aqidah, ibadah, akhlaq dan muamalah. Dan kesemuanya itu tergambar pada peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah,” tambahnya menjelaskan.
Bagi H. Suroto, M.Pd.I, karena hasil dari perjalanan Isra’ Mi’raj adalah shalat, maka umat Islam harus memperhatikan tempat shalatnya yakni masjid. Selain itu, masjid juga digunakan sebagai sarana pendidikan dan kesejahteraan umat. Untuk mendorong agar takmir masjid mengadakan serangkaian kegiatan yang positif, MUI melakukan kerjasama dengan takmir dalam bentuk pemantauan atau pengawasan, pembinaan, seta kerja sama dengan unit-unit kegiatan keagamaan lainnnya. Menurut Sekretaris Umum MUI Kab. Ngawi ini, pihaknya selalu hadir dalam kegiatan-kegiatan pembinaan umat atau kegiatan memakmurkan masjid. Baik secara langsung atau tidak, orang-orang MUI pasti ada di dalamnya. Sebab banyak pengurus MUI yang menjadi Kiai, mubaligh, ustadz/ ustadzah, takmir masjid dan sebagainya. “Bahkan merekalah yang biasanya menjadi aktor utamanya,” celetuknya. Pengasuh PP Miftahul Ulum Katikan Jogorogo ini berharap, agar umat Islam mau memi’rajkan diri demi mengangkat harkat dan martabat umat dengan cara menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan Islam. Termasuk didalamnya untuk pengembangan ekonomi umat. “Di sini kami telah merekomendasikan berdirinya Bank-Bank Syari’ah. Insya Allah Pihak Pemkab yang dikomandani Bupati Ngawi Ir. H. Budi Sulisyono akan mendirikan Bank Syari’ah,” ungkapnya. Kalau Masjid mandiri dan kuat ekonominya, lanjut pria kelahiran Ngawi 15 Pebruari 1968 ini, tentu syiar dakwah akan semakin lancar. “Islam sebagai rahmatan lil’alamin akan terwujud dan negeri ini
MPA 344 / Mei 2015
11
Lensa
Utama
H. Suroto, M.Pd.I Sekretaris Umum MUI Kab. Ngawi. (Ketua ISNU Cabang Ngawi).
menjadi baldatun thoyyibatun wa robbun ghafur,” ucapnya bernada syukur. Penghobi bulu tangkis yang menyelesaikan S1 dan S2nya di UIN Sunan Ampel Surabaya ini mengatakan, bahwa dirinya senantiasa turut mengawasi dan mewaspadai munculnya aliran sesat dan kelompok-kelompok radikal. “Yang jelas, munculnya radikalisme agama di sini bersamaan dengan aktivitas untuk memaksakan pendapat, keinginan, dan cita-cita keagamaan dengan jalan kekerasan,” paparnya. Radikalisme, kata suami Dra. Hj. Sulistutik, M.Pd.I yang dikaruniai empat anak ini, setidaknya bisa dibedakan ke dalam dua level; level pemikiran dan level aksi atau tindakan. Pada level pemikiran, radikalisme masih berupa wacana, konsep dan gagasan yang masih diperbincangkan. Sedangkan pada level aksi atau tindakan, radikalisme bisa berada pada ranah sosial-politikdan agama. Pada ranah politik, faham ini tampak tercermin dari adanya tindakan memaksakan pendapat dengan cara-cara yang inkonstitusional. “Bahkan bisa berupa tindakan mobilisasi massa untuk kepentingan politik tertentu dan berujung pada konflik sosial,” ulasnya. Dalam bidang keagamaan, fenomena radikalisme agama tercermin dari tindakan-tindakan destruktif-anarkis atas nama agama dari sekelompok orang terhadap kelompok pemeluk agama lain atau kelompok seagama yang berbeda dan dianggap sesat. Untuk mendeteksi adanya radikalisme, lanjut Ketua ISNU Cabang Ngawi ini, kita bisa mengacu pada lima kriteria. Pertama, menjadikan Islam sebagai ideologi final dalam mengatur kehidupan individual dan juga politik ketatanegaraan. Kedua, nilai-nilai Islam yang dianut mengadopsi
12
MPA 344 / Mei 2015
sumbernya di Timur Tengah secara apa adanya, tanpa mempertimbangkan perkembangan sosial dan politik ketika al-Qur’an dan Hadits hadir di muka bumi dengan realitas lokal kekinian. Ketiga, karena perhatian lebih terfokus pada teks al-Qur’an dan Hadist, maka purifikasi ini sangat berhati-hati untuk menerima segala budaya non asal Islam (budaya Timur Tengah). Termasuk berhatihati menerima tradisi lokal, karena khawatir mencampuri Islam dengan bid’ah. Keempat, menolak ideologi non-Timur Tengah termasuk ideologi Barat seperti demokrasi, sekularisme dan liberalisme. Sedangkan yang kelima, gerakan kelompok ini sering berseberangan dengan masyarakat luas termasuk pemerintah. Oleh karena itu, terkadang terjadi gesekan ideologis bahkan fisik dengan kelompok lain termasuk pemerintah. Untuk mengantisipasi gerakan mereka, tutur Kasi PD Pontren Kankemenag Kab. Ngawi ini, MUI bekerjasama dengan berbagai pihak. Seperti ketika ramai-ramai muncul isu tentang ISIS, MUI mempelopori Deklarasi
Dalam bidang keagamaan, fenomena radikalisme agama tercermin dari tindakan-tindakan destruktif-anarkis atas nama agama dari sekelompok orang terhadap kelompok pemeluk agama lain atau kelompok seagama yang berbeda dan dianggap sesat.
Penolakan terhadap ISIS dan radikalisme. Dalam hal ini MUI melakukan kerjasama dengan Ormas Islam, Ormas keagamaan, Ormas kepemudaan, Tokoh Masyarakat dan Tokoh agama, serta seluruh elemen masyarakat. Disamping itu juga berkoordinasi dengan pihak KODIM, POLRES, PEMDA, KESBANGPOL dan LSM setempat. Intinya, simpul Suroto, MUI mengajak masyarakat untuk menjalankan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Dan merujuk pada fatwa MUI Pusat: bahwa NKRI harga mati, teror dan radikalisme tidak dibenarkan, serta dalam memahami agama hendaknya mencari ulama’, Kiai dan guru. “Ini agar kita selamat dan tak tersesat. Maka dadikan peringatan Isra’ Mi’raj untuk pemberdayaan ubudiyah dan ekonomi umat,” tandasnya.
Isra’, menurut Prof. Dr. H. Faishal Haq, Mag, merupakan rangkaian awal perjalanan Nabi Muhammad SAW sebelum melakukan mi’raj. Pada tahapn isra’ ini Rasulullah diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. “Simbol dua masjid dalam peristiwa ini tentu tidak bisa disepelekan,” tukasnya. Menurut Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya, disebutkanya masjid dalam peristiwa isra tentu memiliki makna penting. Sebab selain masjid merupakan tempat yang paling layak sebagai sentra kegiatan ibadah juga sebagai basis kegiatan umat. Namun sayangnya, kenyataanya saat ini tidak semua majid difungsikan secara optimal. Memang dari sisi bangunan, perkembangan masjid sungguh luar biasa. “Tapi masjid bagus saja tidak cukup, tapi bagaimana orang yang berada di dalamnya mampu tercerahkan jiwanya,” tukasnya mengingatkan. Maraknya paham-paham radikal saat ini yang sudah menjurus pada aksi teror, tentu harus menjadi peringatan bersama untuk lebih megoptimalkan masjid sebagai medium penguatan akidah masyarakat. Sehingga masyarakat tidak mudah terjebak pada paham-paham keagamaan yang destruktif dan mengancam jalinan ukhuwah islamiyah (pertalian sesama muslim), ukhuwah watahniyah (persaudaraan antar warga negara) dan ukhuwah basyariyah (atas nama kemanusiaan). “Radikalisme agama telah mengancam sendi-sendi kebhinekaan dan kedamaian,” tandas Anggota Komisi Fatwa MUI Jawa Timur ini menggarisbawahi. Disinyalir, kini penyebaran paham radikalisme ini telah masuk pada simpulsimpul pendidikan. Beberapa tahun lalu sempat ditemukan beberapa mahasiswa yang tergabung dalam gerakan pendirian negara Islam. Hal itu bisa jadi karena lemahnya pengawasan di lingkungan sekolah maupun kampus. Sebabnya adalah rasionalisasi antara jumlah siswa dan guru selama ini tak berimbang. “Lebih kecil jumlah siswa yang diawasi oleh seorang guru ini tentu akan lebih memudahkan dalam pengontrolan dan pengawasan,” usul ayah tiga anak ini. Dan yang lebih penting lagi dalam upaya pengawasan siswa khususnya terkait dengan memagari siswa dari genjarnya pengaruh paham keagamaan radikal, jangan sampai hanya dibebankan pada guru agama saja. “Semua guru harus ikut memantau tiap perkembangan siswa. Agar semau memiliki pemahaman yang sama harus ada kesadaran bersama dan kalau diperlukan ada pelatihan khusus,” tandas Ketua Badang Wakaf Indoensia Perwakilan Jawa Timur ini memberikan masukan. l Laporan: Suprianto (Surabaya), Zainal Arifin (Madiun), Puguh Rosyidi (Ngawi).
Lensa
Khusus Membangun Generasi Emas
Lewat Masjid
M
AN 1 Jember menggelar acara Dies Maulidiyah yang ke-37 tahun ini dengan cara yang berbeda dan penuh gairah suka cita. Suasana keriangan perayaan ulang tahun ini bahkan sudah terasa sejak dua bulan sebelum puncak acara dilaksanakan. Dimotori oleh siswa, MAN 1 Jember telah melaksanakan beragam lomba dan Olimpiade, menggelar pameran Seni Budaya dan juga Jalan-Jalan Sehat. Kegembiraan warga MAN 1 Jember pun berlipat, ketika pada puncak acara Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag meresmikan Masjid Nurul Anwar dan Wall Climbing “Maya Pada” MAN 1 Jember, pada Rabu (22/4). “Ini kado istimewa buat kami semua,” ujar Drs. H. M. Anwari Sy, MA. Acara peresmian itu disaksikan pula oleh Kepala Kemanag Kab. Jember, Kasubag TU dan seluruh Kasi Kemenag Kab. Jember, Pengawas PAI MAN 1 Jember, Ketua dan seluruh Pengurus Komite Madrasah, Dewan Guru dan Karyawan, ibu-ibu Dharma Wanita, Pengurus OSIS dan MKP MAN 1 Jember, juga tokoh masyarakat sekitar. Gelaran Dies Maulidiyah itu dibuka dengan tampilan group nasyid siswa MAN 1 Jember. Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jatim menandai pembukaan acara itu dengan melepas balon secara simbolis, diikuti pelepasan ribuan balon oleh para siswa. Tak ayal, warna langit yang begitu cerah siang itu, dihiasi oleh warna-warni balon yang melayang ke udara. Usai melepas balon ke udara, rombongan Kakanwil didampingi Kepala MAN 1 Jember bergegas ke area Wall Climbing yang berada tepat di depan gedung MAN. Kepada hadirin, lelaki kelahiran Jember 8 Agustus 1955 ini dengan bangga bercerita bahwa Wall Climbing “Maya Pada” itu merupakan hasil karya mandiri dari siswa MAN 1 Jember. “Wall Climbing ini dibuat dari bahan kerangka besi dan fiber glass. Dikerjakan sendiri oleh para siswa pecinta alam bekerjasama dengan siswa jurusan otomotif,” tutur suami St. Julaikha, M.Pd ini sembari tersenyum puas. Usai Kakanwil Kemenag Prov. Jatim dan Kepala MAN 1 Jember melakukan penandatanganan prasasti, hadirin disuguhkan atraksi seorang siswa yang melakukan Wall Climbing setinggi 17 meter. “Ini standar nasional. Kalau standar internasional setinggi 22 meter,” terang
Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag memotong pita bunga menandai Peresmian Masjid Nurul Anwar.
Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag menandatangani prasasti Peresmian Masjid Nurul Anwar.
Wakil Ketua Musyawarah Kelompok Kerja MAN se-Jatim ini. Decak kagum dan tepuk tangan yang meriah mengiringi atraksi tersebut. Tak lupa, Drs. Mahfud Shodar, MA memberikan ucapan selamat kepada siswa yang baru melakukan atraksi tersebut. Perjalanan dilanjutkan ke area peresmian Masjid Nurul Anwar. Usai menandatangani prasasti, Mahfud Shodar memotong pita bunga sebagai tanda peresmian masjid seluas 580 m2 itu. Masjid yang terletak di lantai 3, tepatnya di sisi tengah madrasah yang diberi nama Nurul Anwar itu, mampu menampung hingga 1.200 jamaah. “Yang membanggakan, semuanya dikerjakan secara swakelola selama dua tahun dengan pendanaan dari swadaya masyarakat madrasah,” terang Pak Anwari – demikian ia karib dipanggil. “Kami berharap, masjid ini nantinya bisa dijadikan centra ibadah, centra ilmu pengetahuan dan centra pengabdian sosial,” tambah jelas ayah tiga anak ini. Dalam kesempatan itu, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag sangat mengapresiasi keberhasilan MAN 1 Jember membangun masjid dan Wall Climbing dengan biaya mandiri. Dirinya
Merayakan dengan acara Tumpengan di Masjid Nurul Anwar.
pun berharap agar siswa MAN 1 menjadi generasi emas penerus yang handal dan bisa bersaing di era perdagangan bebas. “Sebab ke depan, banyak perusahaan butuh tenaga profesional dengan kepribadian akhlak yang baik. Maka inilah peluang madrasah untuk melahirkan generasi yang cerdas, berketerampilan dan berakhlakul karimah,” tukasnya. “Jangan sampai kita menjadi pembantu di rumah sendiri,” tambahnya. Mahfudh Shodar pun berharap, agar masjid mampu memainkan peran seperti pada zaman Rasulullah Saw yang menjadi sentra segala kegiatan. Tidak saja untuk ibadah, tapi juga pendidikan hingga mengatur siasat perang. “Semoga lewat Masjid Nurul Anwar ini, kita bisa memberikan pencerahan dan membentengi siswa dari pengaruh radikalisme,” ujarnya. Selain itu, Wall Climbing yang baru saja diresmikan, menurutnya merupakan simbol agar para siswa memiliki cita-cita yang tinggi. “Wall Climbing ini merupakan miniature gunung kehidupan. Semoga para siswa nantinya bisa menaklukkan gunung kehidupan yang tinggi menjulang dengan beragam rintangannya,” tuturnya disambut tepukan meriah para hadirin. l Dedy Kurniawan, Sri Ratna
MPA 344 / Mei 2015
13
Lensa
Khusus Tak Ada Intervensi dalam Seleksi Petugas Haji
Seleksi Petugas Haji - Para peserta serius menyelesaikan soal tes tulis sbelum menjalani tes wawancara.
S
eleksi petugas haji yang digelar Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur dibanjiri peserta. Tak kurang dari 283 orang dari seluruh Jawa Timur memadati Hall Zaytun Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada 23 April lalu. Rinciannya adalah 118 calon TPHI (Tim Petugas Haji Indonesia) atau calon ketua kloter, 118 calon TPIHI (Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia) dan 47 kandidat PPIH (Panitia Penyelenggara Haji Indonesia) di Arab Saudi. Menurut Drs. H. M. Sakur, M.Si, rangkaian seleksi kali ini merupakan tes terakhir sebelum penetapan calon petugas haji. Sebab ratusan peserta yang mengikuti di tingkat provinsi ini merupakan calon yang telah lolos dari seleksi di Kankemenag kab/ ko masing-masing. “Nantinya dari ratusan peserta tersebut akan diambil 60 orang sebagai TPHI, 60 orang TPIHI dan PPIH Arab Saudi sebanyak 12 orang,” jelasnya. Dengan model seleksi berjanjang dan berlapis semacam itu, tutur Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini, diharapkan nantinya dihasilkan para petugas haji yang profesional, cakap, berkomitmen tinggi dan
14
MPA 344 / Mei 2015
Irjen Kemenag RI M jasin saat memantau langsung seleksi petugas haji di Suabaya.
mampu melayani jamaah haji dengan sebaikbaiknya. “Saya berkeinginan para petugas mampu menjadi teladan yang mampu meletakkan kepentingan jamaah di atas kepentingan pribadi,” pesan mantan Kepala Kankemenag Ponorogo ini penuh harap. Dalam seleksi yang dipantau langsung oleh Sekretaris Dirjen PHU Kemenag RI dan Irjen Kemenag RI Dr. HM. Jasin ini, para peserta dituntut untuk menyelesaikan 100 soal. Adapun konten soal-soal tersebut, diantaranya terdiri dari pemahaman UU No.13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji, leadership dan bahasa Inggris. Selain tes tulis, para peserta juga harus mengikuti tes wawancara. “Saya himbau, para peserta mengandalakan kejujuran dan kemampuannya dalam menyelesiakan soal tes tulis ini. Sebab tidak ada lagi nepotisme ataupun intervensi dalam proses pelolosan calon petugas haji,” tandas M. Jasin. Sementara itu, pada tahun ini jumlah jamaah haji asal Jawa Timur yang berangkat dari Embarkasi Surabaya diperkirakan berjumlah 27. 500 orang, yang terbagi dalam 60 kelompok terbang. Sedangkan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kasus paspor palsu, Kemenag baik di tingkat pusat maupun di Jawa Timur sudah mengantisipasinya dengan membuat kesepakatan dengan kantor Imigrasi dan Kementerian Hukum dan HAM. “Kami menyerukan kepada para calon jamaah haji, agar dalam pembuatan paspor datang dan mengurus sendiri di kantor imigrasi terdekat dengan membawa surat rekomendasi dari Kankemenag masingmasing,” ujarnya. “Sebab tahun ini ditiadakan pengurusan paspor kolektif maupun diwakilkan,” tandas Pak Sakur – panggilan karib Drs. H. M. Sakur, M.Si. lSuprianto
Entrepreneurship
Siti Rohayati
Bisnis Olahan Jamur, Membuat Semakin Makmur Meskipun usaha olahan jamur saat ini semakin menjamur dimana-mana, namun hal itu tidak sedikitpun meyurutkan semangat tinggi Siti Rohayati untuk terus membangun dan mengembangkan usaha bisnis olahan jamurnya.
S
iti, demikian Ia biasa dipanggil, merintis usahanya sekitar Desember 2011 yang lalu ditengah persaingan yang cukup padat di wilayah Bandung. “Dengan tetap menjaga kualitas, lantas mengembangkan kreasi jamur terbaru, saya yakin bisnis saya akan terus maju”, katanya. Berkebetulan suaminya memiliki usaha di bidang budi daya jamur tiram putih di kawasan Cisarua Lembang. Untuk memperoleh informasi resep olahan jamur, Siti memanfaatkan media internet. Sedangkan, pasokan bahan jamurnya disupply suaminya. Bahkan Siti mempelajari proses pengolahan hingga pengemasan secara autodidak. Agar tampil beda, Siti menggunakan segala bahan dasar yang segar dan ber kualitas. Dipilihnya bahan jamur berukuran besar agar mudah diolah jadi keripik. Demikian juga bahan-bahan lainnya seperti, minyak goreng, tepung terigu,dan bumbubumbunya. Karena kualitas bahan-bahan itu akan sangat mempengaruhi hasil olahan jamurnya. Dengan modal awal Rp.500 ribu-an dari tabungannya, Siti memulai usaha bisnis “keripik jamurnya”. Produksi perdananya hanya mampu membuat 4 bungkus masing-masing seberat 250 gram yang diberi brand “Marrema”. Kata itu berasal dari bahasa Sunda yang berarti “laris manis”. Pilihan kata itu disamping berfungsi sebagai do’a juga sekaligus sebagai upaya mengenalkan muatan local wisdom. Berbisnis olahan jamur, kata Siti, tidak hanya membutuhkan ketekunan dan ketelitian, tetapi juga kreativitas dan kesabaran. Untuk memproduksi 15 kg keripik jamur, waktu yang diperlukan bisa mencapai 12 jam. Meliputi proses penggorengan, penirisan minyak dari jamur setelah digoreng (ini adalah proses yang paling banyak makan waktu), kemudian dilanjutkan ke tahap
pembumbuan, penimbangan, dan baru pengemasan. Produk lain seperti “nugget jamur”membutuhkan proses memasak hingga siap jual lebih lama lagi. Untuk memproduksi 20 bungkus atau sekitar 5 kg nugget membutuhkan waktu sampai 2 hari. Sehari untuk pengukusan dan hari berikutnya untuk proses pengolahan dan penyelesaian. Siti berani menjamin hasil olahan keripik dan nugget jamurnya akan memiliki kualitas berbeda dengan yang lain. Karena dengan proses panjangnya waktu penirisan minyak dari jamurnya setelah penggorengan akan membuat jamurnya lebih kesep dan renyah. Sedangkan rasa gurih itu didapatkan dari rasa dasar jamur yang seperti daging ayam dengan campuran gula, garam, dan rempah lainnya secara proporsional. Tanpa campuran mono sodium glutamate (MSG) dan bahan pengawet. Hasilnya, produk jamur olahan Siti bisa menjadi pilihan utama bagi mereka yang senang jajan namun tetap peduli kesehatan. Ada 2 jenis olahan jamur yang menjadi kreasi eksklusif Siti, yaitu jamur renyah dan nugget jamur. Kedua produk itu, dikreasikan menjadi, Jamur Crispy, Nugget Jamur Original, Jamur Brokoli, Keju Nugget Jamur (dengan keju dan udang), Jamur Wortel, serta
Nugget Lele. Satu kemasan keripik jamur paket 100 gram dijual seharga Rp.13 ribu. Dengan paket yang sama, keripik jamur yang dikemas paper metal dijual seharga Rp.15 ribu. Sementara untuk Nugget Original paket 250 gram dibandrol Rp.15 ribu. Sedangkan nugget dengan campuran brokoli, wortel, uang, dan lele dengan berat yang sama dipatok Rp.18 ribu. Siti mengakui bahwa promosi dalam jaringan belum begitu luas dan gencar. Disamping dari pesan kepesan. Juga memanfaatkan akun facebook pribadi nya dengan nama Siti Rohayati. Meski demikian arus pesanan terus berdatangan terutama dari luar Bandung seperti Jakarta, Bangka Belitung, Palembang, Lampung, Pakanbaru, Kalimantan, Makassar, dan Bali. Tentu tidak semua pesanan dapat dipenuhi, lebih-lebih bila waktunya lebih dari 2 hari karena berkaitan dengan kualitas produk yang harus dijaga. Rata-rata pesanan mencapai 400-500 bungkus perbulan untuk keripik jamur dan 100 bungkus untuk nugget jamur. Dari pesanan ini Siti mampu meraup omzet sekitar 4juta-an rupiah perbulannya. Kini setelah sekitar 4 tahunan usahanya, Siti sudah dapat menambah dan menyesuaikan perlengkapan peralatan produksinya yang lebih lengkap dan lebih modern. Bahkan dalam waktu dekat, Siti berencana membuka boots jamur disuatu lokasi strategis di kawasan Bandung. Kendala berkaitan dengan permodal an, produksi, dan ketenagaan tetap ada. Namun, tetap ada jalan keluarnya. Kedepan Siti ingin mengembangkan usahanya dengan mendirikan rumah dan restoran khusus jamur yang menyediakan makanan olahan jamur yang lebih lengkap. Anda tertarik silahkan mencoba! lAhar (diolah dari kreatipreneur rep 060315)
MPA 344 / Mei 2015
15
Liputan Khusus
Nikah Siri Online
Jangan Main-Main
dengan Pernikahan Hati-hati dengan praktik nikah online. Disinyalir praktik yang sudah merebak di beberapa daerah ini merupakan bentuk prostitusi terselubung. Sebab ditemukan bahwa rata-rata pelaku nikah siri online yang sempat tertangkap merupakan para pria hidung belang yang hanya ingin melegalkan perzinahan dengan wanita lain di luar pernikahan yang sah.
B
agi Prof. Dr. Faishal Haq, MAg, pelaku nikah siri online merupakan cerminan seorang pengecut dan patut dicurigai. Sebab jika seseorang memiliki niatan menikah sungguhan, tentu tidak akan melakukannya dengan cara sembunyisembunyi – apalagi melalui media online. “Pernikahan itu berhubungan anak cucu sebagai akibat adanya perkawinan. Jadi antara kedua calon mempelai, saksi, maupun wali harus duduk dalam satu tempat bersamaan untuk melakukan akad nikah,” ucapnya bernada tinggi. “Jadi jangan main-main dengan pernikahan,” imbuh anggota Komisi Fatwa MUI Jawa Timur ini mewanti-wanti. Guru Besar Bidang Fiqih UIN Sunan Ampel Surabaya inipun menghimbau kepada masyarakat, agar tidak mudah tergiur dengan tawaran fasilitas nikah
16
MPA 344 / Mei 2015
siri online tersebut. Pernikahan model ini sangat merugikan bagi perempuan dan keturunan yang dihasilkan kelak. Sebab legalitas ataupun keabsahannya tidak ada. Akibatnya, anak yang dihasilkan tidak diakui sebagai anak sah hasil pernikahan secara hukum. “Jangankan yang online, nikah siri yang secara agama sah saja aspek legalitasnya tidak ada,” tandasnya. “Rasulullah sendiri melarang keras Sayyidina Ali ketika hendak melakukan,” imbuh pria kelahiran Bondowoso 20 mei 1950 ini. Meski demikian, hingga saat ini masih saja terjadi perdebatan tentang hukum nikah siri. Bahkan ada beberapa kalangan yang justru mengamini praktik nikah yang tidak dicatatkan di Kantor Urusan Agama tersebut. Mereka beralasan, nikah siri itu sah secara agama. Namun itu hanya
memenuhi aspek hablum minallah saja. “Nah, pencatatan nikah itu sebagai bentuk hablum minannasnya. Apalagi kita hidup di wilayah hukum Indonesia. Jadi harus patuh dan tunduk terhadap hukum yang berlaku sebagai bentuk ketaatan kepada ulil amri atau pemerintahan yang sah,” tukas Ketua Badan Wakaf Indonesia Perwakilan Jawa Timur ini menegaskan. Senada dengan itu, Pengurus Wilayah Muhammadiyah termasuk paling lantang menentang nikah siri tersebut. Menurut Najib Hamid, MSi, jika ada pihak-pihak yang setuju dengan nikah di bawah tangan dengan merujuk praktik pada masa Rasulullah dan para sahabat, itu merupakan salah kaprah. “Sebab setting sosialnya sangat berbeda. Saat itu pernikahan tidak dicatat lantaran kejujuran masih dijunjung tinggi. Keberadaan komunitas
Muslim masih mudah dikontrol,” tukasnya memberikan alasan. Selain itu, dalam persoalan transaksi muamalah seperti hutang piutang, al-Qur’an sendiri sangat menyarankan untuk dicatat. Bagaimana mungkin sebuah pernikahan yang merupakan pertalian yang agung tidak dicatat. Orang kadang berpegang pada fiqih atau hukum agama yang tak mensyaratkan pencatatan. Sebab dengan adanya ijab qabul otomatis pernikahan itu sah.“Saya kira orang yang mendikotomikan antara hukum agama dan hukum negara itu sesat pikir karena berpikir dikotomik,” tandas Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Timur ini mengkritisi. Jadi, dilihat dari aspek maslahatmudharat pernikahan siri sangat tidak dibenarkan. Dalam kaidah ushul fiqih disebutkan dar’ul mafasid muqoddamun ‘ala jalbil mashalih. Artinya menghindari madharat itu harus lebih didahulukan. Jadi ada aspek negatif yang pasti diterima pelaku nikah siri, utamanya pihak perempuan karena tidak terlindungi secara hukum statusnya. “Bayangkan jika pernikahan siri itu secara online. Tentu makin besar kerugian yang didapat pihak perempuan,” tandasnya. Apalagi jika merujuk ajaran Rasulullah, pernikahan itu harus diumumkan. Tentu saja praktik pernikahan siri online sangat tidak berdasar. Dan bisa jadi munculnya fenomena nikah di bawah tangan dalam dunia maya itu ada motif terselubung. Yang lebih mengkhawatirkan lagi jika praktik tersebut menjurus pada legalisasi perzinahan. “Saya berharap pemerintah segera turun tangan dan mengususutnya secara tuntas,” ujar mantan Komisioner KPUD Jawa Timur ini menghimbau. “Kepada masyarakat, saya himbau supaya lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi fenomena nikah siri online ini,” tambahnya. Lantaran itulah Drs. H. Asy’ari, MH menyeruhkan agar masyarakat mewaspadai praktik nikah sesat tersebut. Sebab jika tidak hati-hati bisa terperosok pada prostitusi model baru. Apalagi dalam prakteknya antara kedua calon mempelai tidak duduk dalam satu majlis ijab qabul. “Belum lagi ketiadaan wali dan saksi di dalamnya,” ujarnya. “Padahal dalam kompilasi hukum Islam menyebutkan, bahwa yang namanya pernikahan itu antara kedua mempelai, wali dan saksi harus duduk dalam satu majlis,” tegasnya. Humas Pengadilan Agama Surabaya ini mengingatkan, bahwa sebuah pernikahan itu merupakan bentuk pertalian suci. Maka jangan dikotori dengan hal-hal yang tak pasti dasar hukumnya. “Meskipun berkedok pemanfaatan teknologi informasi dengan teleconference atau via internet, pernikahan model ini sungguh sangat dipertanyakan legalitasnya,” katanya mempertanyakan.
Prof. Dr. H. Faishal Haq, M.Ag Guru Besar Bidang Fiqih UIN Sunan Ampel Surabaya.
Meski demikian, ada kelonggaran jika calon mempelai tidak bisa hadir dalam akad ijab qabul yang diwakilkan dalam hukum Islam dibenarkan. Dalam keadaan demikian, menurut pria kelahiran Gresik 25 Nopember 1955 ini harus dibuktikan dengan surat kuasa khusus. Pada saat mewakilkan harus pula ada saksi. Hal itu tentu berbeda dengan praktik nikah online
dimana segalaanya serba tidak jelas karena berada dalam dunia maya. Untuk mengantisipasi agar praktek nikah siri online tak kian merebak, pihak Kementerian Agama harus terus mensosialisasikan bagaimana proses pernikahan yang benar menurut UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan. “Saya sangat menyayangkan jika masih saja ada pihak yang mengkampanyekan nikah siri,” ucapnya menyesalkan. “Memang secara agama praktek tersebut sah, tapi perkawinan siri itu tidak memiliki kekuatan hukum. Sebab keturuan hasil perkawinannya tidak diakui secara hukum,” jelasnya. Dirinya juga tak sepakat jika digelar nikah masal demi memberikan kekuatan hukum bagi pasangan yang terlanjur diikat dalam pernikahan siri. Sebab baginya, pernikahan masal itu bukan menyelesaiakan masalah tapi justru memicu masalah baru. Salah satu kelemahannya, adalah status keabsahan anak yang telah dihasilkan dari proses perkawinan siri tersebut. “Definisai anak sah adalah anak yang dihasilkan dalam atau akibat pernikahan yang sah,” urainya. Menurutnya, solusi yang tepat bagi pasangan nikah siri itu bukanlah nikah masal tapi isbat nikah. Sebab penetapan nikah oleh PA menetapkan perkawinan saat pernikahan secara Islam itu terjadi. “Maka anak yang telah dilahirkanpun legalitasnya diakui,” pungkas Hakim PA Surabaya ini. l Laporan: Suprianto, Feri Ariya Santi, M. Tajuddin Nurcholis (Surabaya).
MPA 344 / Mei 2015
17
Inspirasi
Satu Hari Satu Teman Satu Kebaikan
M
embangun jiwa kemandirian siswa, bukanlah perkara gampang. Apalagi melahirkan siswa yang memiliki jiwa inovatif, prestatif dan sangat responsif terhadap lingkungannya. Tapi apa yang dilakukan MTsN Prigen Kab. Pasuruan dengan Tim Laskar Prima Adiwiyatanya ini, patut kita jadikan teladan. Sebagai madrasah pinggiran, dulunya tak banyak siswa di sekolah ini yang meraih prestasi. Maka untuk mendongkrak prestasi siswa, MTsN Prigen lantas membentuk Laskar Prima Adiwiyata. “Laskar Prima Adiwiyata ini totalitas. Mulai dari karakter siswa, jiwa kepemimpinannya, maupun kepeduliannya,” tandas Firmansyah, M.Pd, MA. Tujuan utama dibentuk Laskar Prima Adiwiyata tersebut, menurut Kepala MTsN Prigen ini, agar program-program sekolah bisa dilaksanakan dengan model akselerasi, bukan lagi bersifat tradisional. Ada 32 anggota dalam Tim Laskar yang direkrut dari siswa kelas 7 dan 8. Mereka diseleksi oleh guru wali kelas dan ditentukan melalui rapat dewan guru. “Tim ini merupakan organisasi support yang sifatnya membantu. Jadi kami tidak meninggalkan Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM),” terang ayah tiga anak ini. Bentuk-bentuk kegiatannya, merupakan penerjemahan dari PRIMA itu sendiri, yaitu Prestatif, Inovatif, Responsif, Mandiri dan Aplikatif. Saat awal masuk menjadi anggota tim laskar, terang suami Kamilatul Aqliyah AS ini, tiap siswa dibebaskan memilih bidang apa saja yang cocok sesuai dengan kompetensinya. “Siswa yang memiliki prestasi di sekolah di bidang Matpel, Juara Pidato Bahasa Inggris maupun Juara Seni, akan memilih bidang Prestatif,” tukas alumni S1 IKIP Negeri Malang ini. Sementara yang memilih Responsif, mereka yang kesehariannya terlihat sangat cekatan meski bukan siswa yang pernah menggamit gelar Juara. Setiap ada kegiatan
18
MPA 344 / Mei 2015
apapun, mereka sangat responsif. Merekalah yang paling awal turun membantu, sehingga ada percepatan agar kegiatan itu cepat tuntas. Bagi siswa yang menyukai dunia ide dan berimajinasi tentang konsep-konsep baru, mereka akan memilih Inovatif. “Sedangkan Mandiri dan Aplikatif, targetnya semua siswa bisa berjiwa mandiri dan aplikatif terhadap kompetensinya,” papar alumni S2 UNISMA Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Penekanan Aplikatif di MTsN Prigen meliputi Program Takhasus, Program Tahfidzul Qur’an dan Program Lesson Study. Program Takhasus merupakan program pendalaman agama. “Jadi selain teori dan praktek di kelas, kita pertajam di bidang amaliahnya. Dan Tim Laskarlah yang menjadi pelopornya,” ujar pria yang juga menamatkan studi S2 Ilmu Sastra Fakultas Ilmu Budaya UGM ini. Di bidang Tahfidzul Qur’an, prestasi anggota Laskar merupakan yang tertinggi di antara yang lain. Mereka telah hafal Juz 30. Sementara pada penerapan Lesson Study Berbasis Madrasah (LSBM) yang bekerjasama dengan JICA Jepang, siswa yang tergabung dalam tim laskar selalu unggul dibanding yang lain dan senantiasa mewarnai diskusi pembelajaran. Dalam bekerja, Tim Laskar Prima Adiwiyata yang dibekali dengan rompi hijau ini senantiasa berpedoman pada slogan ‘Satu
Firmansyah, M.Pd, MA Kepala MTsN Prigen.
Hari Satu Teman Satu Kebaikan’. Artinya, tiap anggota tim laskar targetnya dalam satu hari harus mampu mengajak satu temannya untuk berbuat kebaikan seperti yang dilakukannya. “Selain mengajak temannya melakukan kebaikan, dirinya juga berkewajiban melakukan satu kebaikan lainnya. Apapun bentuknya,” terang lelaki kelahiran Surabaya 11 Juni 1973 ini. Sayangnya, setiap kebaikan tak selamanya berbalas kebaikan pula. Tak semua tulus memuji, malah tak sedikit yang mencibir, bahkan mencaci. Apalagi mereka masihlah anak-anak yang mencari jati diri di usia yang mulai meremaja. “Anggota tim laskar ada yang disoraki dan dicibir dengan kata-kata sok peduli, kebanyakan gaya, dan lain sebagainya,” ujarnya sambil menyungingkan seutas senyum. Meski demikian, anggota Tim Laskar tetap harus sabar mengabdi di tengah cibiran itu. Sebab anggota Tim Laskar dididik dan bekerja berbasis uswah. “32 anggota tim laskar harus bisa menjadi teladan dan pelopor kebaikan,” tukas mantan Waka Kesiswaan MAN Kraton Al Yasini Pasuruan ini. Hanya dalam waktu empat bulan setelah dibentuk, anak-anak yang tergabung dalam tim laskar membuat perubahan yang cukup signifikan. Para siswa sudah terbiasa melakukan segala macam kegiatan dengan mandiri. Mulai pelaksanaan upacara, pengelolaan lingkungan sehat, pemanfaatan sampah menjadi karya seni, shalat jamaah, istighasah, tahlil, hingga menjadi imam shalat Dluha. Sementara Pembina OSIM hanya turut mengawasi. “Malah gurunya yang jadi makmum,” ujarnya tersenyum. Sebagai bentuk apresiasi madrasah, maka pada tiap semester tim laskar akan kami beri reward berupa sertifikat. “Kami juga akan pilih anggota laskar yang terbaik untuk diberi beasiswa pendidikan,” tandasnya menjanjikan. lDedy Kurniawan
Cahaya Hati
Mengklarifikasi Pemahaman yang Berbeda
P
agi itu Umar bin Al-Khaththab bertemu dengan Hudzaifah bin AlYaman. Sahabat yang satu ini, seperti diketahui adalah seorang sahabat yang terkenal sebagai orang yang diberitahu Rasulullah Saw mengenai beberapa rahasia. Dia lahir di Madinah dan bernama lengkap Abu Abdullah Hudzaifah bin Husail bin Jabir. Namun karena dia berdarah Yaman, maka untuk menghormati asal-usul keturunannya dia lantas dikenal dengan nama Hudzaifah bin Al-Yaman. Sejak memeluk Islam bersama ayahanda dan saudaranya, dia amat dekat dengan Rasulullah Saw. Lantas, karena perhatian Hudzaifah yang luar biasa terhadap penghayatan dan pengamalan Islam, bukan hanya dalam bentuk lahir yang bercorak simbolik, tapi lebih pada bentuk-bentuk batin yang bercorak hakiki, dia dikenal sebagai sahabat yang memliki pengetahuan khusus tentang rahasia batin dan hal-hal yang tersembunyi di dalam diri manusia. Karena itu, dia mampu membedakan antara orang yang beriman dan munafik. Tak aneh jika Umar bin Al-Khaththab tidak turut mensholati seseorang yang meninggal kalau dia melihat Hudzaifah tidak mensholatinya. Suatu saat, Khalifah Umar berjumpa dengan Hudzaifah. Selepas berbagi salam, Sang Khalifah lantas menyapa Hudzaifah dengan ungkapan “kaifa ashbahta, yaa Hudzaifah?”. Dengan sapaan itu Khalifah bermaksud menanyakan “Bagaimana keadaanmu pagi ini, wahai Hudzaifah”. Namun kata “ashbahta” oleh Hudzaifah dipahami pengertian lain, yaitu “engkau menjadi apa?”. Mendengar sapaan demikian, Hudzaifah menjawabnya dengan 5 pernyataan sekaligus yaitu : “Wahai Amrul Mukminin! Engkau ingin aku menjadi apa? Aku kini menjadi orang yang tidak menyukai kebenaran (al-haq). Aku menyukai fitnah. Aku mempercayai sesuatu yang tidak pernah kulihat. Aku shalat anpa wudhu. Dan aku juga mempunyai sesuatu di bumi yang tidak dimiliki Allah Swt di langit”. Mendengar jawaban Hudzaifah yang demikian itu, wajah Sang Khalifah-pun
Dan ketahuilah bahwa harta dan anak-anak kalian hanyalah fitnah (cobaan) QS.Al-Anfal [8] : 28
berubah menjadi merah membara karena sangat marah. Lantas tanpa berkata sepatah katapun beliau berlalu. Ketika ditengah jalan, Khalifah bertemu dengan Ali bin Abu Thalib yang justru hendak menemui-nya dirumahnya. Melihat wajah beliau yang merah membara, Ali menantu Rasulullah Saw itupun bertanya kepadanya, “Wahai Amirul Mukminin, apa yang membuatmu marah?”. “Aku sangat marah, karena Hudzaifah mengatakan bahwa dia tidak menyukai kebenaran!”, jelas Khalifah dengan kesal dan geram. “Dia (Hudzifah) benar, karena tidak menyukai kematian, wahai Amirul Mukminin. Bukankah kematian itu kebenaran (maksudnya pasti benar terjadi)?”, kata Ali suami Fathimah Al-Zahra, membenarkan ucapan Hudzaifah. “Yaa!”, jawab Khalifah masih kesal.”Tapi dia juga mengatakan bahwa
dia menyukai fitnah”. “Ucapan itu juga benar, wahai Amirul Mukminin, karena dia menyukai harta dan anak-anak. Bukankah Allah Swt berfirman, ‘Dan ketahuilah bahwa harta dan anak-anak kalian hanyalah fitnah (cobaan) {QS.Al-Anfal [8] : 28}”. “Benar”, tukas Sang Khalifah dengan nada suara yang tidak lagi menggelegak karena marah. “Tapi, dia juga mengatakan bahwa dia mempercayai sesuatu yang tidak pernah dilihatnya”. “Wahai Amirul Mukminin. Itu memang benar, karena dia mempercayai ke-Esaan Allah, ajal, kebangkitan kembali di hari kiamat, surga, dan neraka. Bukankah dia tidak pernah melihat semua hal itu?”, papar Ali bin Abu Thalib. “Tapi, Abu Al-Hasan (Ali bapaknya Hasan), dia juga mengatakan bahwa dia shalat tanpa wudhu!”, ucap Sang Khalifah masih belum puas. “Ucapan Hudzaifah itu juga benar, wahai Amirul Mukminin, karena yang dimaksudkan adalah ucapan shalawat (shalawat adalah kosakata jamak dari shalat) kepada Rasulullah Saw”, kata Ali bin Abu Thalib yang seakan tak pernah kehilangan khazanah jawaban. “Tapi, yang paling keterlaluan dia mengaku mempunyai sesuatu di bumi yang tidak dimiliki Allah Swt!”, ucap Sang Khalifah dengan nada tinggi. “Wahai Amirul Mulkminin”, jawab Ali bin Abu Thalib meredam amarah Sang Khalifah. “Dalam hal itupun dia juga tidak bersalah, karena di bumi ini dia mempunyai anak dan isteri, sedangkan Allah Swt Mahasuci ,Allah tidak beristeri dan tidak beranak”. “Wahai Abu Al- Hasan! Sungguh, anak ibunya Umar (maksudnya diri Umar sendiri) nyaris celaka. Seumpama tiada engkau, celakalah Umar”, ucap Sang Khalifah. Beliau sangat kagum dan puas setelah mengklarifikasi pernyataan Hudzaifah dengan jawaban-jawaban yang disampaikan menantu tercinta Rasulullah Saw tersebut. lAhar (diolah dari pesan indah dari makkah dan madinah ar. usmani 2008)
MPA 344 / Mei 2015
19
Liputan Khusus
Cerai Talak dan
Cerai Gugat Ghaib Istilah cerai talak dan cerai gugat ghaib, kedengarannya masih asing bagi telinga masyarakat. Tapi itu benar-benar ada dalam proses persidangan.
K
ata ghaib, dalam proses persidangan perceraian, memang hanyalaah sekedar istilah. Kata tersebut dilekatkan bagi tergugat (pihak suami dalam cerai gugat) dan termohon (pihak istri dalam perkara cerai talak) yang tidak diketahui alamatnya. “Dalam sidang perceraian inilah yang dikenal dengan istilah ghaib. Jadi bukan berarti hilang seperti makna asalnya,” urai Drs. H. Asy’ari, MH sambil terkekeh. Jadi, menurut Humas Pengadilan Agama Surabaya ini, istilah ghaib sendiri tidak dikhususkan pada perkara cerai gugat saja tapi juga dalam perkara cerai talak. Hal ini sepetti diatur dalam UU Nomer 1 tahun 1974 dan PP nomer 9 tahun 1975. “Ini bisa terjadi dalam kasus talak yang diajukan suami yang ditinggal istri entah kemana ataupun gugat cerai dari pihak istri yang ditelantarkan suami yang tak diketahui keberadaannya,” ujarnya mencontohkan. Dalam pasal 19 PP nomor 9 tahun 1975 disebutkan, bahwa batas minimal bagi istri yang ditelantarkan suami selama 2 tahun berturut-turut bisa mengajukan gugatan cerai. Meskipun dalam kenyataannya, seringkali terjadi sebelum masa dua tahun banyak istri yang mengajukan gugatan cerai di Pengadilan Agama. Ini masih bisa dibenarkan asalkan ada alasan yang menguatkan. “Tapi jika sang suami sebelum meninggalkan rumah itu dikarenakan adanya percekcokan sebelumnya, tentu alasan gugatan cerai yang menguatkan adalah pertengkarannya bukan kepergiannya,” terangnya. Adapun terkait waktu yang dibutuhkan bagi putusan cerai ghaib dibutuhkan waktu yang cukup lama. Sebab dalam pasal 27 PP nomor 9 tahun 1975 disebutkan, bahwa pemanggilan bagi tergugat maupun termohon harus diumumkan di papan pengumuman dan melalui surat kabar atau mass media.
20
MPA 344 / Mei 2015
Drs. H. Asy’ari, MH Humas Pengadilan Agama Surabaya.
Pemanggilan kedua dilakukan dua kali dengan tenggat waktu satu bulan antara pangilan pertama dan kedua. Dan pemanggilan terakhir tiga bulan sebelum masa persidangan. “Jadi minimal dubutuhkan waktu 5 bulan sebelum perkara diputus,” papar pria kelahiran Gresik 25 Nopember 1955 ini. Talak atau cerai merupakan sesuatu yang diperbolehkan, tapi sangat dibenci oleh Allah. Kalaupun harus terjadi, tentu ada sebab musabab kuat yang melatarbelakanginya. “Jadi dibutuhkan kejelian seorang hakim agar tidak mudah menjatuhkan putusan dalam perkara perceraian,” ucap Prof. Dr. H. Faishal Haq, MAg. Terlepas dari soal regulasi perundangundangan, sebenarnya putus tidaknya sebuah pernikahan itu tergantung dari pihak suami dan istri. Semisal ada kasus seorang istri terzalimi suami. Selama sang istri ridho dan menerima, pertalian perkawinan itu
masih tetap sah. “Tapi sebaliknya, jika istri tak ridho atas perlakukan suami maka sang istri bisa mengajukan gugat cerai,” beber anggota Komisi Fatwa MUI Jatim ini memberikan tamsil. Meski seorang istri tidak memiliki hak talak, dalam hukum Islam dia diberi dua hak yaitu fasak dan khuluk. Fasak adalah gugat cerai yang tidak dibarengi dengan mengembalikan sesuatu kepada suami. Sedangkan khuluk adalah gugat cerai yang menyertakan pengembalian sesuatu kepada suami semisal mahar perkawinan. Selain itu juga, penyebab jatuhnya talak dikarenakan terjadinya syiqaq atau pertengkaran antara suami istri yang tidak berhasil didamaikan. Sementara itu, apabila suami dengan sengaja menelantarkan istri selama kurun waktu tertentu dan tidak ada diketahui kabar beritanya, istri juga diperkenankan mengajukan gugatan cerai. Jumhur ulama’ membatasinya minimal 4 tahun. “Maka setelah dilakukan kajian, hakim bisa memutuskan tali pernikahan. Baru kemudian sang istri melaksanakan iddah selama 4 bulan 10 hari jika suami dianggap meninggal dunia,” jelas suami Dra. Hj Baridah Yuliani ini dengan serius. Jika di kemudian hari sang mantan suami kembali padahal sang istri telah menikah dengan orang lain, maka ada dua hal yang bisa dilakukan sang mantan suami. Pertama, dia merelakan istrinya melanjutkan pernikahannya. Dan kedua, mantan suami bisa melakukan negoisasi dengan suami baru sang istri untuk menceraikan. “Tapi jika cara kedua ini tidak berhasil, tentu saja sang mantan suami harus legowo dan merelakan istrinya bersanding dengan orang lain. Wong tu terjadi akibat kelalaiannya sendiri kok,” pungkas Guru Besar Bidang Fiqih UIN Sunan Ampel Surabaya ini. lSuprianto, Feri Ariya Santi
Liputan Khusus KH. Abdurrahman Navis, Lc, M.HI
Sah Tidaknya Sebuah Pernikahan Tema tentang pernikahan seakan tak pernah lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan. Setiap zaman selalu punya problemanya sendiri. Soal nikah usia dini misalnya, seolah menjadi tema pembahasan sepanjang zaman. Belum lagi dengan cerai talak dan cerai gugat ghaib. Di zaman global ini bertambah satu lagi; nikah sirri online.
M
enurut KH. Abdurrahman Navis, Lc, M.HI, mengenai nikah di usia dini bisa dari dua arah. Dari sisi fiqh, pernikahan itu tidak ada batas minimal. Jadi pernikahannya tetaplah sah. Namun dari sisi kemaslahatan, perlu dipikirkan bagaimana anak yang masih berusia dini itu harus menjadi ibu rumah tangga – yang mengurus suami dan anak nantinya. “Belum lagi masalah pendidikan dirinya sendiri dan anaknya kelak,” tukasnya. Tentang adanya aturan batas minimal usia menikah, tutur Ketua Bidang Fatwa MUI Jawa Timur ini, hal tersebut berkenaan dengan kemaslahatan rumah tangga dan bukan pada sisi sah atau tidaknya sebuah pernikahan. “Jika di masyarakat ada usianya masih 15 tahun yang sudah menikah, itu ada dua kemungkinan. Memalsukan umur atau tidak mencatatkan pernikahannya ke KUA,” simpulnya. Sedangkan mengenai cerai talak dan cerai gugat ghaib, kata pria kelahiran Sampang 10 Mei 1963 ini, secara fiqh hal itu sudah diatur. Hal itu terjadi karena pihak tergugat (pihak suami dalam cerai gugat) atau termohon (pihak istri dalam perkara cerai talak) tidak hadir di persidangan. Kalau ada istri yang mengajukan gugat cerai misalnya, dia harus meminta cerai ke suami. Apabila tak diketemukan, maka harus menemui wali yang menikahkan. Wali inilah yang harus mencari keberadaan si suami. “Jika dalam jangka waktu 6 bulan tidak diketemukan, maka seorang wali bisa menyatakan cerai. Ini terjadi jika nikah tersebut nikah sirri,” ulasnya. Menurut alumnus S1 pada Fak. Dakwah Jaami’atul Imam Ibnu Saud al-Islamiyah University, Riyadh Arab Saudi ini, jika dia ingin perceraiannya tersebut tercatat, hal itu bisa difasilitasi dengan cara proses di pengadilan. Dalam hal ini ada peraturan bawa nikah yang jika tidak didaftarkan di KUA. Hal ini juga berdampak pada KUA yang tidak bisa menangani gugat cerai. Maka sebagai jalan keluarnya, lanjut Pengasuh PP Nurul Huda Sencaki Surabaya ini, harus ada itsbat nikah dulu. Dari itsbat nikah inilah, baru nantinya ada gugat cerai (khulu’) secara ghaib.
KH. Abdurrahman Navis, Lc, M.HI Ketua Bidang Fatwa MUI Jawa Timur. (Pengasuh PP Nurul Huda Sencaki Surabaya).
Jika kemudian gugat cerai diajukan tapi suami belum ditemukan hingga batas waktu yang disyaratkan, maka hakim bisa menentukan perceraian tersebut. Tentang nikah sirri online, kata Katib Syuriah PWNU Jatim ini, seharusnya kita memahami dulu apa nikah sirri tersebut. Nikah sirri, yang tanpa wali dan saksi, mayoritas ulama’ menyatakan itu tidak sah. Ada Hadits yang menyatakan laa nikaaha illaa biwaliyyin wa syahidain ad-lin (tidak dianggap nikah, kalau tanpa wali dan dua saksi). Laa nikaaha di sini diartikan sebagai laa yashihhu nikaah, yaitu nikahnya tidak sah. Sementara pemahaman lain mengartikan bahwa maksud dari laa nikaaha itu adalah tidak sempurna nikahnya. Makanya ada khilafiah dalam masalah wali dan saksi tersebut. Imam Syafi’i menyatakan harus ada kedua-duanya. Imam Hanafi menyatakan
boleh tanpa wali tapi harus ada saksi. Sementara Imam Maliki dan Imam Hambali, harus ada wali meskipun tanpa saksi. Namun jika yang dimaksud nikah sirri itu adalah nikah sirri dalam pengertian Indonesia, jumhur ulama’ mengatakan bahwa jika ada saksi, wali, shighot, ijab qobul dan memenuhi rukun syaratnya nikah, maka itu adalah sah secara agama. Namun hal itu dianggap tidak resmi menurut administrasi negara, sehingga tidak mendapatkan surat nikah sebagai legalitasnya. Sedangkan mengenai nikah sirri online, tutur suami Hj. MaidahMukarromah ini, yang jadi perdebatan adalah pada sisi shighot dan ijab qobulnya. Sebab dalam ijab qobul itu ada beberapa aturan. Di antaranya ittishol (bersambung) dan fil majlis. Nah, fil majlis ini ada dua penafsiran; apakah memang satu tempat atau bisa dengan lain tempat tapi masih ada komunikasi. Kalau memang harus disyaratkan satu tempat, otomatis nikah online dianggap tidak sesuai. Tapi kalau dalam ijab qobul walaupun tidak fil majlis itu dianggap sah, maka hal itu sah-sah saja. “Jadi itu hubungannya dengan tawkil (mewakilkan ijab) yang diperbolehkan,” ulasnya. “Semisal ada pernikahan di Indonesia sedangkan mempelai prianya di Amerika. Lantas mempelai pria mengirim surat untuk ijab atau tawkil orang untuk menerima, itu juga dianggap sah,” tambahnya mencontohkan. Nikah sirri online, simpul Navis, secara fiqh boleh-boleh saja. Asalkan sudah memenuhi syarat rukun nikah yang lainnya. Jadi di situ sudah ada shighot ijab qobul dan tidak ada ghoror – mempelai dan walinya jelas – serta ada dua saksi. “Jadi, ittishol fil majlis itu tidak harus satu tempat, tetapi ada komunikasi ijab qobul baik itu langsung maupun tidak langsung yang meyakinkan bahwa dia yang menerima dan dia juga yang mengakadkan,” paparnya. Alhasil, secara fiqh nikah sirri online itu diperbolehkan. Hanya saja, secara cermat perlu mempertimbangkan sisi-sisi lainnya pula. Sebab nikah sirri online kini justru banyak dimanfaatkan oleh orang-orang yang hanya ingin meraup keuntungan finansial saja. lHisyam
MPA 344 / Mei 2015
21
Liputan Khusus
East Java Scout Challenge
Menjadi Pilot Project Nasional Selama ini, gerakan Pramuka ibarat raksasa tidur. Potensi anggotanya luar biasa besar, tapi tak tampak semarak aksinya. Lantaran itulah Kwartir Nasional Gerakan Pramuka berencana menggelar Indonesia Scouts Chalenge pada 2016 mendatang. Inilah pemantik demi menggaungkan kembali kegiatan Pramuka di sekolah maupun di madrasah.
C
ikal bakal Indonesia Scout Chalenge tersebut, terinspirasi dari Jawa Timur. Sebab provinsi di ujung paling Timur Pulau Jawa ini, terlebih dahulu memulainya dengan menggelar East Java Scout Challenge tahun ini. Peserta Pramuka Penggalang Ramu SD dan MI se-Jatim ini berjumlah 200 ribu. “Ini adalah gelaran Pramuka yang diikuti peserta penggalang terbesar yang pernah ada di Indonesia,” ungkap Drs. Sunyoto Hadi Prayetno, ST, MPd bangga. Menurut Sekretaris Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Timur ini, East Java Scout Challenge merupakan terobosan Jatim untuk menampung para penggalang usia SD/MI agar mampu unjuk prestasi. Sebab di even-even Pramuka tingkat penggalang selama ini, juaranya selalu didominasi para penggalang di tingkat SMP/MTs. Jadi gelaran ini memang dikhususkan bagi siswa SD/MI kelas IV dan V dengan batasan usai maksimal 12 tahun. Rangkaian East Java Scouts Challenge 2015 ini digelar di seluruh kabupaten/kota se-Jawa Timur yang terbagi dalam enam regional. Kompetisinya sendiri sudah bergulir sejak 6 Pebruari lalu dan akan berakhir pada tanggal 7 Mei mendatang. “Finalnya akan kita gelar pada tanggal 1114 Agustus tahun ini,” beber pria kelahiran Jember 20 Agustus 1965 ini memastikan. East Java Scouts Challenge di tingkat cabang memilih tiga regu putra dan putri terbaik yang selanjutnya dikirim di
22
MPA 344 / Mei 2015
Drs. Sunyoto Hadi Prayetno, ST, MPd Sekretaris Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Timur ini, East Java Scout Challenge.
tingkat provinsi. Tiga regu putra dan putri itu diambil dari tiga gelombang penyelenggaraan berbeda. Sebab tidak memungkinkan mengumpulkan 5000 peserta dalam satu even di tingkat cabang. Tiap gelombang dilaksankan selama dua hari. Pada hari pertama, ada 30 medali yang diperebutkan tiap regu dalam 15 tantangan. Bagi regu yang mampu mengkoleksi minimal 14 medali di hari pertama, secara otomatis akan masuk pada seleksi lanjutan pada hari kedua. Di sinilah setiap regu harus mampu beradu cepat dalam permainan quiz
ball yang terbagi dalam babak penyisihan, semi final dan final. Adapun materi yang dilombakan adalah penguasan keterampilan Pramuka, pengetahuan umum, serta pengetahuan budaya. Dan juaranya akan mendapatkan wild card challenge untuk melaju ke tingkat provinsi. “Di tingkat provinsi inilah para penggalang akan memperebutkan satu tiket ke Amerika untuk menimba pengalaman Pramuka di sana,” ujar Suami Dwi Astuti, SPd ini bersemangat. Di balik hinggar bingar gelaran East Java Scouts Challenge ini, ada cita-cita besar yang ingin diraih oleh Kwarda Gerakan Pramuka Jatim; yakni terbentuknya karakter pemimpin bagi anak sesuai Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka. Sebab ke depan sangat dibutuhkan sosok calon pemimpin yang memiliki karakter kebangsaan, patriotisme dan nasionalisme yang kuat. “Saya yakin anak-anak inilah harapan bagi keberlangsungan Indonesia masa depan,” ucap Wakil Dekan III FKIP Universitas Adhi Budana PGRI Surabaya ini penuh harap. Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf sangat mengapresiasi langkah Kwarda Gerakan Pramuka Jatim yang bekerjasama dengan DBL untuk menyelenggarakan kegiatan East Java Scouts Challenge 2015. “Ya baguslah program ini. Lha wong saya yang bikin,” selorohnya dengan tawa lepas. Menurut Gus Ipul – demikian dirinya
Liputan Khusus karib dipanggil, kegiatan Pramuka sangat berperan penting bagi pembentukan karakter anak didik. Kegiatan Pramuka bisa menjadi salah satu alternatif untuk ikut ambil bagian dalam pendidikan karakter antara rumah dan sekolah. “Di rumah ada ibu dan bapak. Di sekolah ada sistem belajar mengajar. Di situlah Pramuka menjadi salah satu instrumen untuk mendorong anak, supaya tidak hanya cerdas, pintar, berakhlak dan peduli, tapi juga tangguh dan punya keterampilan,” jelasnya. Mantan Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Kabinet Indonesia Bersatu itu tak menampik anggapan masyarakat, yang menilai Pramuka selama ini masih terkesan kuno. “Oleh karena itu, kita harus memoles kegiatan Pramuka agar tampil lebih modern dengan menggabungkan unsur teknologi di dalamnya,” terangnya. Namun demikian, Gus Ipul menegaskan, posisi Pemprov Jatim bisanya cuma mendorong. “Tidak bisa semuanya. Kami hanya bisa memberikan peluang kesempatan untuk pengembangan Pramuka. Salah satunya, ya berupa bantuan pendanaan,” ujarnya. Ke depan, Gus Ipul berharap supaya Pramuka bisa lebih baik. Ajang East Java Scout Challenge yang dimotori oleh Jawa Timur ini bisa menjadi pilot project nasional. Bahkan tingkat nasional juga sudah mulai turut meniru untuk menduplikasi. “Karena itu, kami sengaja memulai ajang ini dari tingkat paling bawah yaitu SD dan MI. Baru setelah itu ditingkatkan ke jenjang lebih atas yaitu SMP dan MTs,” katanya. “Kami menargetkan akan semakin banyak gugus depan di masa mendatang,” tambahnya. Sementara itu, Kanwil Kemenag Prov. Jatim juga tak ingin ketinggalan dalam pembinaan Pramuka terutama di kalangan santri pondok pesantren. Setelah sukses menggelar Perkemahan Pramuka Santri Nopember lalu, kini Kanwil Kememang siap mengirimkan para delegasi dari para santri ke tingkat nasional. Mereka nantinya akan unjuk prestasi di Perkemahan Pramuka Santri Nasional (PPSN) IV yang dihelat pada tanggal 1-7 Juni mendatang di Bumi Perkemahan Tambang Ulang, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. “Target kami adalah mempertahankan juara umum yang sudah kita dapat di pagelaran sebelumnya,” ujar Drs. H. Husnul Maram, M.HI. Menurut Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini, ada beberapa kegiatan nantinya yang akan diikuti para santri dalam perkemahan ini. Diantaranya adalah penguatan mental spiritual, muhasabah, pendalaman Krida Saka hingga penciptaan K3 (kebersihan, keamanan dan ketertiban) perkemahan.
Drs. H. Husnul Maram, M.HI. Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Prov. Jatim.
Tak hanya itu, Pramuka santri juga akan melakukan kegiatan bhakti sosial seperti pembuatan Taman Bhineka Tunggal Ika, Pramuka peduli sesama dan bhakti lingkungan. Dalam even ini juga akan dilakukan pemecahan rekor MURI melalui konfigurasi ‘madihin’ – pujian dengan puisi – dengan jumlah pelantun sebanyak 10.000 orang. Perkemahan Pramuka Santri Nusantara merupakan kegiatan yang diadakan setiap tiga tahun. Perhelatan perdana digelar di Cibubur Jakarta pada 2006 silam. Pada
tahun 2009, even kedua dilangsungkan di Jatinangor Jawa Barat. Dan gelaran PPSN III dilangsungkan di Batam, Kepulauan Riau 2012 lalu. Bagi lingkungan pondok pesantren, gerakan Pramuka sendiri sudah sangat familiar. Sebab dari aspek historis, sejarah pembentukan gerakan kepanduan dimotori oleh kalangan Muslim saat perjuangan kemerdekaan. Jadi tumbuh suburnya gerakan Pramuka di lingkungan pondok pesantren itu memiliki sejarah panjang dan dasar serta fondasi yang kuat. “Apalagi pesantren punya peran strategis sebelum dan sesudah kemerdekaan,” tutur mantan Kepala Kankemenag Lamongan ini. Adapun diantara tujuan digelarnya PPSN IV ini, adalah untuk meningkatkan rasa pengabdian dan kepedulian santri terhadap masyarakat, bangsa dan negara. Dengan berkumpulnya para anggota Pramuka santri juga bisa menumbuhkan nasionalisme serta mempererat persaudaraan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika. “Ini juga sebagai bukti nyata pengabdian para angota Pramuka santri dalam masyarakat. Sebab di dalamnya juga ada kegiatan bhakti sosial,” tukasnya. l Laporan: Anni Athiah, Dedy Kurniawan, Suprianto, M. Tajuddin Nurcholis (Surabaya).
MPA 344 / Mei 2015
23
Liputan Khusus
M. Munir Qomary, SH, S.Sos Sekretaris Yayasan Masjid Ummul Mu’minin, Baratajaya, Surabaya.
Penguatan Umat Melalui
Pemberdayaan Masjid
S
Selama ini, masjid kerapkali hanya dipergunakan untuk peribadatan bersifat ritual saja. Tak ingin bernasib sama dengan kondisi masjid yang lain, Sekretaris Yayasan Masjid Ummul Mu’minin Baratajaya Surabaya, M. Munir Qomary, SH, S.Sos bergegas menggulirkan beragam ide.
etelah sukses meningkatkan jumlah shaf shalat Subuh, digelarlah ide perawatan jenazah dengan membentuk perkumpulan yang diberi nama ‘Perhimpunan Kifayah’. Meski ide ini kebilang sederhana, namun cara pengelolaannya sangat profesional. Pada awal pembentukannya di tahun 2006, hanya diikuti 50 anggota. “Syaratnya mudah. Membayar pendaftaran 25 ribu dan iuran bulanan 7 ribu rupiah,” terang pria kelahiran Bojonegoro 7 Pebruari 1957 ini. Fasilitas yang diberikan sangat lengkap; perawatan untuk Jenazah, dipan khusus yang terbuat dari Stainless, kain kafan, tiga lembar kain panjang (jarit), kapas, kapur barus, parfum, sabun, shampo, serta perangkat lain yang lazim dipergunakan untuk perawatan Jenazah. Petugaspun turut membantu dalam pengurusan makam, menshalati jenazah di masjid atau mushalla, serta disediakan mobil ambulance secara gratis. Bagi anggota ‘Perhimpunan Kifayah’, uang iuran tersebut berlaku untuk satu KK. Padahal untuk biaya satu pengurusan jenazah saja, bisa menghabiskan dana sebesar 750 ribu rupiah. Sedangkan bagi yang bukan anggota tapi ingin memamakai jasa petugas perhimpunan, akan dikenakan biaya sebesar 750 ribu rupiah. “Itu kalau dimakamkan dalam kota. Kalau keluar kota ya ada tambahan untuk ambulance,” kata alumni Fak. Hukum Universitas Negeri Jember itu menerangkan. Melihat manfaat yang demikian, tak
24
MPA 344 / Mei 2015
hanya jamaah di lingkungan masjid Ummul Mu’minin saja yang bergabung menjadi anggota – yang kini telah mencapai 585 KK. Biaya pendaftarannya sekarang menjadi 50 ribu dengan iuran perbulan 10 ribu rupiah. Pihak masjid juga menyewakan ambulance. “Dana yang dapat dihimpun pertahun dari jasa operasional mobil ambulance saja minimal sebesar 25 juta. Makanya tahun depan kami rencana beli ambulance khusus pasien sakit,” ujarnya. Begitupun dengan program Tabungan Makam. Ini khusus bagi anggota Perhimpunan Kifayah. Biayanya sebesar 800 ribu hingga 1 juta rupiah. Ini all in, termasuk penggalian makam, tenda, papan dan pompa air. “Saat ini uang yang terhimpun sudah mencapai 300 juta rupiah,” ungkapnya berterus terang. Masjid Ummul Mu’minin juga mencoba melaksanakan program untuk menghadang praktek rente (bank titil) yang marak terjadi di lingkungan pasar. Maka sejak Oktober 2011, digulirkanlah program pinjaman lunak tanpa bunga. Mulanya cuma sanggup memberi pinjaman kepada 13 orang. Kini usaha tersebut telah didukung 70 donatur dengan jumlah nasabah 413 anggota. Jumlah peminjaman yang telah direalisasi selama tiga tahun mencapai 1.594 transaksi, dengan total uang bergulir sebesar Rp. 872.600.000. “Pinjaman ini khusus untuk usaha produktif. Jadi tidak boleh untuk bayar hutang, SPP anak atau yang lain,” tutur suami Siti Rachmana Bintari, SH,MS ini menegaskan.
Direktur Utama Masjid Nasional AlAkbar Surabaya (MAS) Drs. H. Endro Siswantoro, M.Si sepakat jika masjid lebih berperan sebagai pusat pemberdayaan umat. Rasulullah SAW tak hanya menjadikan Masjid Nabawi sebagai pusat kegiatan ibadah saja. Namu juga memfungsikannya sebagai pusat pendidikan, kesehatan, Baitul Maal, serta tempat mengatur strategi politik dan siasat perang. Atas dasar itulah, suami Hj. Artini ini menggiatkan beragam kegiatan peribadatan dan sosial di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. “Saya ingin menjadikan MAS sebagai masjid bertaraf nasional. Mengelola manajemen masjid dengan bagus menuju umat berakhlakul karimah,” ujar ayah lima anak ini bersemangat. Maka dibentuklah beberapa direktorat, yaitu bidang Imarah, Ijtimaiyah, Idarah (administrasi), Ma’had Aly, juga ada Direktorat Sianah (Pemeliharaan dan Perbaikan). Di bidang kesehatan, MAS telah memiliki Poli Umum dan Bekam. “Bagi yang tidak mampu akan digratiskan biayanya,” terang mantan Asisten Sekdaprov Jatim Bidang Kesejahteraan Masyarakat ini. Di bidang sosial, MAS telah mengoptimalkan fungsi zakat, infaq dan shadaqah. Untuk zakat, MAS telah melaksanakan program zakat produktif. “Zakat produktif ini didapatkan dari zakat maal yang tiap tahunnya terkumpul sebesar 280 juta,” papar Wakil Ketua Dewan Musytasar DMI Jatim ini.
Liputan Khusus MAS telah memberikan bantuan kepada para pedagang maupun tukang becak yang berada di lingkungan sekitar. Rata-rata para penarik becak tidak memiliki becak sendiri. Mereka harus menyewa dan menyetor tiap hari untuk biaya sewa. “Tentu saja itu sangat memberatkan mereka,” tukas pria kelahiran Lamongan 4 April 1947 ini. Karena itulah, MAS memberikan becak secara gratis kepada mereka. Kini mereka tidak harus terbebani biaya setoran sewa. Bahkan mereka malah bisa berinfaq ke masjid saban harinya. “Dari Mustahiq, kini mereka telah menjadi Muzakki. Prinsipnya, kami beri kail bukan memberi ikan,” ucapnya penuh syukur. MAS juga membina PKL yang ada di sekitarnya. Mereka diberi kesempatan berjualan di area lahan milik masjid, tepatnya di lapangan sebelah utara MAS tanpa dipungut biaya sepeser pun. “Syaratnya mereka mau diatur dan tertib,” tegasnya. Untuk memperkuat perannya, MAS telah bekerja sama dengan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) berbasis masjid, Bank Provinsi dan juga dengan UMKM. Disamping memiliki program bedah masjid, MAS juga punya mobil keliling yang dipergunakan khusus untuk pelayanan perbaikan sound system masjid dan musholla. “Kami juga memberikan Diklat Manajemen Masjid. Kini ada 80 masjid dan mushalla yang kami bina,” paparnya. Di bidang pendidikan, MAS telah memiliki Ma’had Aly, Kelas PAUD dan TK. Pada ajaran baru tahun ini, MAS akan membuka Madrasah Ibtidaiyah sejumlah 4 kelas. “Kami ingin MAS memiliki layanan one gate system,” ujar alumni Institut Ilmu Pemerintahan Depdagri ini berharap. “Saya ingin semua kebutuhan jamaah bisa dilayani dengan baik di sini. Mulai peribadatan, pendidikan, kesehatan, sosial hingga layanan Bank Syari’ah,” urainya menambahkan. Intinya, bagi Endro, masjid harus punya program jelas, tepat sasaran dan amanah. “Pengelolanya harus memberi kesejukan, bukan malah mempertajam perbedaan. Sebab fungsi masjid itu menyatukan dan bukan sebaliknya,” tegas pria yang juga menjabat sebagai Ketua FKUB Prov. Jawa Timur ini. Menurut H. Abdul Hadi AR, masjid tak saja menjadi pusat pembinaan iman, ketaqwaan dan akhlaq semata. Tapi juga sebagai tempat silaturrahmi, tukar informasi, serta pemberdayaan umat. Di zaman Rasulullah masjid digunakan sebagai pusat peningkatan keimanan dan ketaqwaan, memupuk kader, pusat pemerintahan, dan juga pemberdayaan ekonomi. “Intinya, disamping sebagai pusat ibadah masjid juga menjadi pusat ekonomi, sosial dan budaya,” terangnya. Itulah yang dilakukan di masjid al-Huda Karah Surabaya. Melihat jamaahnya banyak dari kalangan menengah ke bawah, maka
Drs. H. Endro Siswantoro, M.Si Direktur Utama Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS).
digalanglah modal bergulir tanpa bunga bersama BAZDA Jatim. Dengan begitu para jamaah yang berprofesi sebagai tukang becak, pedagang kaki lima, penjual tempe penyet, bakmi, pentol, es jus atau yang lainnya, mereka bisa mendapatkan modal bergulir tanpa bunga mulai dari 1 juta hingga 3 juta rupiah. “Kini jumlahnya sudah mencapai 34 orang,” papar Ketua Bidang Dakwah Yayasan al-Huda Karah Surabaya ini. Dengan adanya dana bergulir berbasis masjid tersebut, dampaknya sangat luar biasa terhadap para jamaah. Mereka merasa terbantu sekali dengan adanya program pinjaman tanpa bunga tersebut. “Kami bersyukur hingga saat ini tak ada dampak negatifnya semisal penunggakan,” ungkapnya bangga. Dengan pemberdayaan umat lewat masjid semacam itu, kata Pengurus FKUB Jawa Timur ini, tentu ada dampaknya pada ibadah dan sekaligus peningkatan ekonomi umat. Bagi yang dulunya tidak melaksanakan shalat, karena merasa mendapatkan manfaat dengan adanya pemberdayaan umat akhirnya mereka tergerak untuk aktif shalat berjama’ah di masjid. Ke depan, tengah dirancang bagaimana membuat BMT (Baitul Maal wat Tamwil) Masjid. Modal yang diperlukan adalah 100 juta rupiah. “Insya Allah kita bisa. Sebab jika ada BMT, maka ada instrumen permanen yang akan menggarap pemberdayaan ekonomi umat,” jelasnya. “Untuk pemberdayaan ini kita dapat belajar dari model Bank Garmen
yang dipelopori Muhammad Yunus di Bangladesh,” tukasnya serius. Yang dilakukan Muhammad Yunus memang sangat memberdayakan. Bahkan telah dijadikan acuan beberapa negara seperti Malaysia, Brunei, Singapore dan juga Indonesia. “Programnya betul-betul menggerakkan orang-orang miskin. Intinya, pemberdayaan tersebut harus ditunjang sifat amanah masing-masing orang,” ujarnya. Jika program-program seperti itu ditaruh di masjid, tutur mantan Kabagset Kanwil Kemenag Jatim ini, tentu akan terasa sekali syiar masjid. Jadi kita hendaknya memadukan antara syiar dan pemberdayaan umat. Dan dampak yang langsung terlihat adalah adanya peningkatan kesejahteraan ekonomi. “Banyak jamaah di sini yang mengalami peningkatan ekonomi. Dulu yang berjualan pakai sepeda onthel, kini sudah bisa membeli sepeda motor,” katanya mencontohkan. Agar bersikap amanah, mereka juga diberi pengertian bahwa dana yang diterimanya bukanlah dana masjid. Itu adalah dana dari BAZDA. Jadi uangnya orang banyak dari zakat, infaq dan shadaqah yang dikumpulkan. Oleh karenanya, kita semua haruslah betul-betul memegang amanah tersebut. “Alhamdulillah, untuk mengembalikan dana mereka sangat disiplin sehingga jumlah nominalnya meningkat,” ucapnya penuh syukur. l Laporan: Dedy Kurniawan, Muhammad Hisyam (Surabaya).
H. Abdul Hadi AR Ketua Bidang Dakwah Yayasan al-Huda Karah Surabaya.
MPA 344 / Mei 2015
25
Figur H. Samsul Anam, S.Ag, M.Pd.I
S
Tak Terbesit Sedikitpun Mencari Jabatan
iapa pernah menyangka karir sebagai tenaga musiman ternyata mampu mengantarkan ke puncak jabatan. Itulah pengalaman H. Samsul Anam, SAg, MPdI yang pada tanggal 31 Maret lalu dilantik sebagai Kepala Asrama Haji Embarkasi Surabaya. Sebuah unit pelaksana teknis (UPT) baru yang bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama RI. Sebelum mengemban jabatan baru sebagai kepala UPT Asrama Haji Surabaya, pria kelahiran Madiun 22 Juni 1962 ini mengawali karirnya di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jatim sebagai tenaga musimana Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) – dulu bernama P3H – pada tahun 1981. “Ketika itu saya baru lulus SMA. Nah, baru tiga tahun berikutnya saya mengikuti CPNS,” kenangnya. Setahun kemudian, putra pasangan (alm.) Iskandar dan (almh.) Tuminah ini mengabdikan diri di Bidang Urusan Haji Kanwil Kemenag Prov. Jatim hingga tahun 1995. Lantas dia mencurahkan waktu, pikiran dan tenaganya di Bidang Penais selama dua tahun. Pada tahun 1997 dimutasi di Subbag
Kepegawaian. “Baru tahun 2001 saya diangkat menjadi JFT (Jabatan Fungsional Tertentu),” tukas ayah tiga anak ini. Sejak itulah, karirnya terus beranjak naik. Terbukti tahun 2008 dia mendapatkan kepercayaan sebagai Kepala Seksi Zakat Wakaf Bidang Haji, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag Prov. Jatim – kini Bidang Penyelenggara Haji dan Umroh. Sebelum menjabat Kasubbag Ortala dan Kepegawaian pada tahun 2001, sempat menjadi Kasubbag Keuangan dan IKN. Sederat jabatan yang dipercayakan tersebut, tentu saja tak dengan gampang dicapai. Dedikasi tinggi terhadap pekerjaanlah yang menjadi kuncinya. Selain itu, hindarilah sikap mencari-cari jabatan. “Dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara, saya tidak pernah terbesit sedikitpun mencari jabatan. Semua saya jalani laksana air yang mengalir saja,” tukasnya. Yang terpenting lagi, menurutnya, ketika menerima amanah jabatan harus dilaksankan dengan sebaikbaiknya.
“Ketika mendapatkan jabatan harus dijalani sesuai aturan yang ada,” kata pria murah senyum ini. “Terpenting lagi, jalankanlah tugas itu dengan mengedepankan kerjasama, komunikasi, dan menjaga harmonisasi agar visi misi organisasi tercapai,” tandasnya berbagi tips. lSuprianto, Olis
Dr. H. Muchammad Toha, M.Si
K
Mengajak Gemar Membaca, Menyapa, Menelaah
eberhasilan sebuah institusi, ditentukan oleh kemampuan seorang pemimpin melejitkan potensi aparaturnya. Inilah misi utama yang kini diemban Dr. H. Muchammad Toha, M.Si. “Sebenarnya semua pegawai itu memiliki potensi luar biasa. Mereka hanya butuh dibangunkan saja kok,” tukasnya. Bagi Kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya ini, para abdi negara yang
26
MPA 344 / Mei 2015
mengabdikan diri di pemerintahan pasti dibekali spesialisasi tertentu. Jadi yang dibutuhkan hanyalah memberdayakan dan memberi kepercayaan lebih kepada mereka. “Sebagai pemimpin juga harus mampu meyakinkan para bawahannya, agar tidak canggung dan ragu mengeluarkan segala skill dan kemampuannya,” ucapnya bersemangat. Apalagi jika menengok SDM yang ada di Balai Diklat Keagamaan Surabaya. Di dalamnya banyak bertebaran doktor maupun calon doktor lulusan universitas dalam dan luar negeri. Bahkan sebentar lagi BDK Surabaya juga akan menjadi satu-satunya balai diklat yang akan memiliki widyaiswara utama. “Kalau di perguruan tinggi widyaiswara utama itu sejajar dengan profesor,” tandas Doktor Jurusan Dirasah Islamiyah UIN Sunan Ampel Surabaya ini. “Tak salah jika balai diklat ini ibarat sebuah universitas,” imbuhnya sambil melepas senyum. Dengan modal inilah, Sekretaris Forum Kerukunan
Umat Beragama Gresik ini yakin BDK Surabaya mampu menjalankan fungsinya sebagai pusat pendidikan dan pelatihan bagi calon pegawai negeri dan calon pejabat di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jatim. “Maka yang diperlukan adalah widyaiswara yang mumpuni dua hal; mumpuni bidang administratif dan edukatif,” tutur lulusan Lemhanas terbaik Jawa Timur tahun 2014 ini serius. Mencetak calon pegawai dan pejabat yang profesional dan menjunjung tinggi kejujuran merupakan misi besar BDK Surabaya. Agar cita-cita ini tercapai, mantan penyuluh keagaman ini akan mengedepankan pola manajemen saling memahami. “Saya kira inilah modal utama untuk mengarahkan lembaga sebesar ini,” ucap pria kelahiran Gresik 28 Oktober 1969 ini meyakinkan. Agar arah lembaga ini semakin baik, diapun mengajak aparaturnya untuk gemar membaca, menyapa, menelaah, lalu melaksanakannya secara bersama-sama. Ini diistilahkan oleh dosen universitas negeri dan swasta di Surabaya dan Gresik ini sebagai motto karya. Lalu untuk membangun kebersamaan, dia menggunakan motto “tegas berazas, nikmat selamat dan berbagi dengan hati”. lSuprianto, Olis
PP. At-Tahdzib Jombang
Perkuat Ekonomi Santri dengan Budidaya Ikan Air Tawar Lantas diberikan makanan berupa klenteng (biji kapuk). Dari hasil pembibitan ini sebagian untuk kebutuhan pembibitan dan pembesaran ikan di kolam pesantren sendiri. Sebagian lagi dijual kepada peternak ikan yang ada di Rejoagung yang membutuhkan. “Kebutuhan bibit ikan di Rejoagung saja dalam kurun waktu satu tahun kurang lebih 10 juta bibit ikan. Jadi, ini masih kurang sekali,” ujar suami Hj. Lathifah ini menegaskan. Sebelum mampu membuat bibit ikan bawal sendiri, pesantren ini dulunya mendapatkan bibit dari Kota Yogya atau Magelang. “Sebab, memang sangat sulit untuk bisa menguasai teknik pembibitannya,” tukasnya. Karenanya, Ponpes yang menjadi markas besar DPP PSW (Pengamal Sholawat Wahidiyah) ini berupaya
Perdagangan bebas akan segera terjadi di wilayah Asia. Semua jenis komoditas perdagangan, bebas hilir mudik. Baik itu pertanian, perindustrian ataupun juga perikanan. Dampaknya, banyak sekali komoditas Indonesia yang diprediksi akan kalah bersaing dengan komoditas dari luar.
N
amun tak perlu khawatir. Komoditas perdagangan yang sedang digeluti oleh Pondok Pesantren At-Tahdzib Jombang ini, barangkali bisa dipertimbangkan untuk digeluti. Saat ini, Ponpes At-Tahdzib telah mengembangkan budidaya perikanan air tawar dengan memanfaatkan arus deras sungai yang berhulu dari Bendungan Selorejo Malang. “Tidak ada ikan air tawar segar yang diimpor dari Thailand ataupun Filipina. Paling-paling yang dibawa adalah ikan laut,” jelas KH. Ahmad Masruh Ihsan Mahin. Untuk menunjangnya, jelas pengasuh Ponpes at-Tahdzib ini, sejak tahun 1990an pondok pesantren yang beralamat di Desa Rejoagung Ngoro Jombang ini telah membangun beberapa kolam. Tempatnya berada di sekitaran pondok. Kolam-kolam
tersebut dipergunakan untuk pemijahan hingga pembesaran. Desain kolam pertama diperuntukkan bagi seratusan induk ikan bawal. Jika induk ikan Bawal sudah siap untuk kawin, akan dipindahkan ke tempat tersendiri. Tempat tersebut diatur suhunya sehingga tetap hangat. “Dengan serangkaian penanganan, dari induk ikan ini jika ditotal, bisa menghasilkan satu hingga dua juta bibit ikan dalam satu tahun,” paparnya. Sementara pada kolam kedua, dipergunakan untuk tempat pembibitan. Bibit-bibit ikan ini berasal dari hasil pemijahan dan pemeliharaan selama 4 hari. Di kolam yang luasnya sekitar 1 hektar ini, bibit-bibit ikan dipelihara hingga berusia 2,5 bulan. Pada bulan pertama, akan diberi makanan berupa konsentrat.
KH. Ahmad Masruh Ihsan Mahin. Pengasuh Ponpes at-Tahdzib.
MPA 344 / Mei 2015
27
mengikuti berbagai macam pelatihan pembudidayaan ikan ini. Namun, lagi-lagi ilmu dari pelatihan berbeda dengan ilmu terapan yang ada di lapangan. “Tak semua ilmu dipaparkan di pelatihan, sebab masih terasa ada yang disembunyikan,” keluhnya. “Tak cuma itu, membeli indukannya pun tidak diperbolehkan. Bahkan peternak ikan di sana mengatakan lebih baik indukannya mati daripada harus dijual,” tambah pria lima anak ini. Namun, lambat laun setelah melakukan serangkaian usaha selama 3 tahun, pesantren ini akhirnya bisa membuat bibit ikan sendiri. Meskipun awalnya induk tersebut didapatkan dari menampung induk ikan dari para peternak ikan yang mempunyai indukan. Beberapa dari peternak ikan tersebut mempunyai 5 atau 10 indukan. Saat ini telah terkumpul seratusan indukan ikan bawal. “Dari kolam yang dimiliki ponpes sendiri, kami telah menyiapkan 20 indukan yang bersiap-siap menggantikan indukan yang ada. Walaupun saat ini masih berumur 1 tahun, sehingga diperlukan waktu 2 hingga 3 tahun lagi untuk siap pemijahan,” jelasnya. Memang tak banyak yang bisa dijadikan indukan. Karena indukan haruslah ikan pilihan, atau istilahnya ikan tokolan (paling besar). Dari segi umurnyapun harus sudah memenuhi kecukupan umur. Biasanya induk betina harus sudah mencapai umur empat tahun dan tiga tahun untuk induk jantan. Karena pada umurumur ini, induk ikan bawal sudah siap untuk dipijahkan (dilepaskan telur dan spermanya untuk pembuahan). Sedangkan kolam ketiga, merupakan kolam untuk pembesaran. Kolam dengan kedalaman mencapai 10 meter ini berada tepat di samping arus sungai yang mengalir deras. Di salah satu bagian digunakan untuk
28
MPA 344 / Mei 2015
memasukkan air dari sungai. Di sisi lain, digunakan untuk membuang air tersebut kembali ke sungai. Karena dengan model seperti ini, akan berpengaruh terhadap cepatnya pertumbuhan ikan. “Dengan begitu, oksigen yang dibutuhkan cukup dan pH air juga netral, sebab air jalan terus dan tidak menggenang,” tuturnya. “Butuh waktu enam hari untuk mengosongkan air kolam dengan diesel sawah saat panen tiba,” tambahnya. Saat ini, kolam pembesaran diisi dengan ikan Nila dan Bawal yang menjadi primadona. Karena jenis ini termasuk tahan penyakit, dan makanannya juga mudah. Jika sudah di kolam pembesaran, ikan ini tidak lagi makan konsentrat, tetapi memakan klenteng (biji kapuk). Dalam satu hektar kolam, diperkirakan butuh klenteng 30 ton yang dikonsumsi ikan selama 3 hingga 3,5 bulan. “Jumlah ikannya mencapai 75 ribu ikan. Jika panen, total berat ikan yang dihasilkan ada di kisaran 15 ton,” ujarnya. “Jika harga ikan sekarang adalah Rp. 13.500 per kilogram, diperkirakan satu hektar kolam ini menghasilkan Rp. 200 juta,” ungkapnya
sambil menyunggingkan senyum. Untuk masalah pemasaran, pesantren tidak mengalami kendala. Karena setiap kali panen, sudah ada pengepul ikan yang datang langsung ke kolam. Biasanya dari pengepul ini, ikan akan dikirim ke Jombang, Lamongan ataupun juga ke Surabaya. Baik dalam keadaan hidup maupun dalam keadaan mati. Ikan yang dibawa secara hidup, biasanya untuk pemancingan. “Dari sisi harganya pun lebih mahal. Sedangkan ikan yang dibawa dalam keadaan mati, digunakan untuk konsumsi,” terangnya. Dengan berbagai sarana yang menunjang dan hasil yang telah diperoleh, ponpes ini juga tak lupa untuk mentransfer ilmu perikanan ini kepada para santrinya. Empat kolamnya juga ditangani langsung oleh para santri. Setidaknya ada 7 santri yang terlibat langsung dan bertugas menjaga kolam dan juga memberi makan ikan. Namun di sela-sela itu, mereka tetap harus mengikuti pendidikan di pondok pesantren melalui madrasah diniyah yang diselenggarakan pada malam hari. Di sisi lain, pelatihan tentang perikanan juga kerap diadakan secara berkala melalui wadah P2MKP (Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan). Di forum yang bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan ini, para santri langsung diperkenalkan tentang perikanan dari tahap awal proses hingga tahap akhir. “Tidak hanya teori, namun juga langsung terjun ke kolam,” tukasnya. Dirinya berharap, dengan penyebaran alumni yang merata di tiap kabupaten di seluruh Jawa ini, ketahanan ekonomi santri dari sisi perikanan akan terpenuhi. Sehingga tidak mudah terlindas oleh perdagangan bebas yang segera digulirkan. “Di sekitar sini saja, sudah banyak petani yang berpindah ke perikanan. Sepanjang 3 km di kanan dan kiri sungai, terdapat peternakan ikan,” kata alumnus pondok Termas Pacitan ini meyakinkan. lHisyam
Ayo Tegakkan Shalat Nak! Oleh : Drs. Farida Hanum*) Perintah shalat dalam perjalanan Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW menjadi perintah wajib bagi umat Islam. Peran orangtua besar sekali dalam mengajarkan dan membiasakan anak untuk menegakkan shalat.
S
ebagaimana Rasulullah SAW telah memberikan uswah bagi umat Islam dalam berbagai segi kehidupan, termasuk dalam pendidikan anak. Seperti dalam Hadits berikut ini. Dari Ibnu Amr bin Ash dia berkata, bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: “Perintahkanlah anak-anakmu untuk shalat saat mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka (jika tidak melaksanakan shalat) saat usia mereka sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidurnya.” (HR Abu Daud) Hadits tersebut merupakan ramburambu yang telah diajarkan oleh Rasulullah tentang bagaimana tahapan yang harus dilalui para orangtua dalam mendidik dan membiasakan anak untuk taat melaksanakan berbagai ritual ibadah sebagai manifestasi taqwa. Ritual ibadah yang disentuh oleh Hadits tersebut adalah ibadah shalat. Karena shalat merupakan amalan ibadah yang akan pertama kali dihisab di yaumul akhir. Oleh karena itu, pengajaran Rasulullah dalam Hadits tersebut dapat dipandang sebagai penekanan terhadap hal yang utama dan berlaku juga dalam membiasakan berbagai jenis ibadah lainnya. Maka tugas dan tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak agar benar-benar menjadi hamba Allah yang bertaqwa adalah salah satunya menegakkan shalat, Ada beberapa tahapan yang bisa dilakukan orangtua dalam mengajarkan dan membiasakan anak untuk tekun dan khusuk dalam ibadah ada beberapa tahapan.
Pada usia bayi sampai 2 tahun, anak mengenal dunianya melalui kemampuan sensori (pengindraan); seperti meraba, melihat, mencium dan mengecap. Bayi tidak mempunyai pengertian tentang apa yang ada di lingkungannya. Oleh karena itu, peran orangtua pada masa ini sangat besar dalam mengenalkan kebiasaan ibadah kepada bayi. Berikan pengenalan ibadah kepada bayi melalui bahasa. Seperti mengucapkan basmalah dan hamdalah saat memandikan, memberi makan, memakaikan pakaian dan sebagainya. Pada tahap ini orangtua mulai mengenalkan anak dengan berbagai jenis ibadah yang telah disyariatkan untuk umat Islam. dengan melakukan amalan ibadah secara demonstratif, sehingga secara tidak langsung anak mulai mengikuti dan meniru gerakan-gerakan yang dilakukan oleh orangtua. Selanjutnya, sejalan dengan perkembangan usia, anak mulai bersikap reseptif (menerima) meskipun banyak bertanya. Maka kita bisa mulai mengajak anak untuk ikut shalat bersama orangtua. Jadikan saat ibadah adalah saat yang menyenangkan bagi anak. Pada saat kemampuan intelektual serta bahasa anak sudah meningkat, Anak sudah bisa diajak menghaFal bacaan shalat, do’ado’a sehari-hari, serta sudah dapat diajarkan membaca al-Qur’an. Selain mengenalkan berbagai jenis ibadah kepada anak, yang terpenting dari tahap pengenalan adalah memberikan kesan positif terhadap pelaksanaan ibadah.
Tahap Pengenalan
Tahap pembiasaan ibadah merupakan tahapan di mana anak mulai diperintahkan melakukan ibadah secara rutin dan mulai adanya evaluasi terhadap pelaksanaan ibadahnya. Tahap ini dimulai saat anak berusia 7 sampai menjelang 10 tahun. Pada tahapan ini, selain pembiasaan kegiatan ritual ibadah juga dilakukan evaluasi terhadap pelasanaan ibadah tersebut. Ajak anak untuk melihat kembali apakah pelaksanaan ibadah yang dilakukannya sudah tepat. Apakah
Tahap ini dimulai sedini mungkin, bahkan sejak anak masih dalam kandungan ibunya. Tahapan ini akan berakhir saat anak berusia 7 tahun. Sabda Nabi dalam Hadits tersebut dimulai dengan “Perintahkanlah anakanakmu untuk shalat saat mereka berusia tujuh tahun” menunjukkan, bahwa pendidikan dan pembiasaan ibadah telah dimulai sebelum anak memasuki usia 7 tahun.
Tahap Pembiasaan
wudlunya sudah sempurna, gerakan dan bacaan shalatnya sudah tepat, shaumnya sudah benar, dan apakah bacaan AlQur’annya sudah tartil? Berikan penekanan pada aspek-aspek ibadah yang masih belum dikuasai anak secara baik. Pada usia ini anak sudah mulai bisa dikenalkan dengan istilah taklif, serta kewajiban yang membebaninya. Jika anak masih banyak kesalahan dalam gerakan shalat, lakukan latihan terus menerus hingga gerakannya baik. Jika anak bacaan al-Qur’annya belum tartil, berikan pembelajaran yang lebih intensif. Pada Usia 10 tahun merupakan awal masa pubertas, yaitu gerbang anak memasuki masa baligh. Di mana pada masa ini anak sudah memiliki beban kewajiban sebagaimana layaknya seorang Muslim dewasa.
Tahap Internalisasi
Tahapan ini adalah tahap puncak dari pendidikan dan pembiasaan ibadah kepada anak. Pada masa ini anak harus sudah terbiasa melakukan ibadah dan menjadikan ibadah sehari-hari sebagai bagian penting dari aktivitasnya. Tahapan ini dimulai saat mereka memasuki usia 10 tahun. Evaluasi dan pengawasan yang dilakukan pada masa ini harus lebih intensif dibandingkan pada masa sebelumnya. Hal ini terlihat dari penekanan adanya hukuman fisik yang layak dilakukan orangtua terhadap anak saat mereka tidak mau melakukan shalat. Terakhir, pada usia remaja, orangtua harus dapat menempatkan dirinya sebagai teman atau sahabat bagi anakanaknya. Pola instruksi tidak akan mampu menumbuhkan kemandirian secara efektif. Sebaiknya perbanyak diskusi agar tumbuh pemahaman yang mendalam kan proses ibadah yang dilakukan anak. Karena pada tahap ini, anak harus sudah melakukan ibadah karena keimanan yang tumbuh dalam dirinya. Ayo tegakkan shalat nak, agar selamat dunia akherat! l *) Guru DPK MI. Ma’arif Kedensari Tanggulangin Sidoarjo.
MPA 344 / Mei 2015
29
Memantabkan
Eksistensi Ka’bah Oleh : H. Athor Subroto
R
asulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bangkit bersama-sama Muhajirin dan Anshar hingga masuk Masjid al Haram. Beliau menghampiri Hajar Aswad, menciumnya, berthawaf di sekeliling Ka’bah, sambil memegang busur. Sementara di sekitar Ka’bah pada waktu itu ada tiga ratus enam puluh berhala. Beliau cukup menunjuk dengan busurnya ke arah berhala-berhala itu sambil mengucapkan ayat.
Dan Katakanlah: "Yang benar Telah datang dan yang batil Telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS. Al Israa’ [17]: 81)
30
MPA 344 / Mei 2015
Seketika itu pula berhala-berhala tersebut roboh di hadapan beliau. Bahkan beliau memendekkan thawaf. Setelah sempurna, beliau memanggil Utsman bin Thalhah dan memerintahkannya untuk mengambil kunci Ka’bah. Setelah terbuka, beliau masuk ke dalam Ka’bah, yang di dalamnya beliau melihat berbagai gambar, seperti gambar Ibrahim dan Ismail yang sedang membagi anak panah untuk undian. Beliau bersabda, “Semoga Allah membinasakan mereka. Demi Allah, sekali pun beliau (Ibrahim) tidak pernah mengundi dengan anak panah ini.” Beliau juga melihat beberapa gambar yang lain, lalu memerintahkan agar semua dienyahkan. Beliau menutup pintu Ka’bah, yang didalamnya juga ada Usamah dan Bilal. Beliau menghadap ke arah dinding Ka’bah yang bersebrangan dengan pintu Ka’bah. Beliau berdiri berjarak tiga hasta dari dinding, disamping kiri beliau ada dua tiang dan disamping kanan beliau ada satu tiang dan di belakang beliau ada tiga tiang. Sementara saat itu didalam Ka’bah ada enam tiang. Beliau shalat di tempat itu. Seusai shalat beliau berkeliling di dalam Ka’bah, bertakbir di setiap sudutnya dan mengesakan Allah. Kemudian beliau membuka pintu Ka’bah. Sementara orangorang Quraisy berkerumun memenuhi Masjid, menunggu apa yang hendak beliau lakukan. Dengan memegangi dua pinggiran pintu Ka’bah, sementara orang-orang Quraisy berkerumun di bawahnya, beliau bersabda, “Tiada llah selain Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya, yang membenarkan janji-Nya, yang menolong hamba-Nya, yang mengalahkan musuh semata. Ketahuilah, setiap kekuasaan, harta benda atau darah ada dibawah kedua kakiku ini, kecuali kekuasaan mengurusi Ka’bah dan memberi minum untuk orang-orang yang haji. Ketahuilah, pembunuhan yang salah, sama dengan pembunuhan karena disengaja dengan menggunakan cambuk atau pentungan. Dalam hal ini berlaku tebusan yang berat, yaitu seratus onta, empat puluh ekor diantaranya berupa anak yang masih di dalam perut induknya. Wahai semua orang Quraisy, sesungguhnya Allah telah mengenyahkan kesombongan Jahiliyah dan pengagungan terhadap nenek moyang. Manusia berasal dari Adam, dan Adam berasal dari tanah.” (Rasululullah Saw membaca ayat):
yang zhalim. Wahai Utsman, sesungguhnya Allah menyerahkan keamanan RumahNya kepada kalian. Ambillah dari apa yang diberikan kalian dari Rumah ini dengan cara ma’ruf.” Begtulah Rasulullah SAW berusaha keras memantabkan eksistensi Ka’bah, yang keberadaanya akan dirasa oleh manusia disepanjang zaman. Tak kan ada putus-putusnya. (diolah dari Sirah Nabawiyyah, Syaikh Shafiyyur-Rahman Al Mubarrakfury dan sumber lain).
Bilal Menyerukan Adzan di atas Ka’bah
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujurat [49]: 13) Kemudian beliau bersabda, “Wahai sekalian orang Quraisy, apa yang bisa kuperbuat terhadap kalian menurut pendapat kalian?” Mereka menjawab, “Kukatakan kepada kalian seperti yang dikatakan Yusuf kepada saudara-saudaranya, ‘Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kalian’. Pergilah, karena kalian orang-orang yang bebas.” Saat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang duduk di dalam Masjid, Ali bin Abu Thalib menghampiri beliau sambil memegang kunci Ka’bah dan berkata, “Wahai Rasulullah, serahkanlah kewenangan menjaga Ka’bah kepada kami bersama-sama kewenangan memberi minum kepada orangorang yang haji. Shalawat Allah semoga dilimpahkan kepada engkau.” Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa yang berkata seperti itu adalah Al-Abbas. Beliau bertanya, “Mana Utsman bin Thalhah?” Setelah Utsman bin Thalhah dipanggil dan menghadap, beliau bersabda, “Inilah kuncimu wahai Utsman. Hari ini adalah untuk berbuat kebajikan dan pemenuhan janji.” Dalam riwayat Ibnu Sa’d di dalam Ath-Thabaqat, disebutkan bahwa beliau bersabda saat menyerahkan kunci kepada Utsman bin Thalhah, “Ambillah kunci ini sebagai pusaka yang abadi. Tidak ada yang merampasnya dari kalian kecuali orang
Saat shalat pun tiba. Maka rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan Bilal untuk naik ke atas Ka’bah dan menyerukan adzan disana. Sementara saat itu Abu Sufyan bin Harb, Attab bin Usaid dan Al-Harits bin Hisyam sedang duduk di serambi Ka’bah. Attab berkata, “Allah telah memuliakan Usaid (ayahnya), tanpa mendengar seruan ini. Jika mendengarnya, tentu membuatnya marah.” Al-Harits menyahut, “Demi Allah, andaikan saja aku tahu bahwa itu adalah benar, tentu aku akan mengikutinya.” Abu Sufyan menyahut, “Demi Allah, aku tidak akan berkomentar apa-apa. Andaikan aku berbicara, kerikil-kerikil ini tentu akan berbicara atas nama diriku.” Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam langsung menemui mereka dan bersabda, “Aku sudah tahu apa yang kalian ucapkan,” Lalu beliau memberitahukan apa saja yang telah mereka ucapkan itu. Akhirnya Al-Harits dan Attab berkata, “Kami bersaksi bahwa memang engkau adalah Rasul Allah. Demi Allah, tak seorang pun yang mendengar apa yang kami ucapkan, dan tidak pula kami memberitahukannya kepada seseorang.”
Shalat Kemenangan atau Shalat Syukur
Pada hari itu pula Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam masuk ke dalam rumah Ummu Hani’ binti Abu Thalib, lalu mandi dan shalat delapan rakaat di rumahnya. Saat itu adalah waktu dhuha. Banyak orang yang menduga bahwa itu adalah shalat dhuha. Padahal itu adalah shalat kemenangan. Saat itu Ummu Hani’ memberi perlindungan kepada dua orang musyrik dari keluarga besarnya. Setelah mengetahui dua orang musyrik itu, Ali bin Abu Thalib, saudaranya hendak membunuh mereka berdua. Ummu Hani’ cepat-cepat menutup pintu rumahnya untuk melindungi mereka berdua. Lalu Ummu Hani’ menceritakan perlindungan yang dia berikan kepada dua orang musyrik itu dan kehendak Ali untuk membunuh mereka. Beliau bersabda, “Kami melindungi siapapun yang engkau lindungi wahai Ummu Hani’. l
MPA 344 / Mei 2015
31
Isra’ Mi’raj Gapai Rahmatan Lil Aalamin Serta Ukhuwah Islamiyah Oleh : Rofiatuddurroh,S.Ag. Penyuluh Agama Islam Kec Puri Pada Kantor Kementerian Agama Kab. Mojokerto
D
alam memasuki bulan Rajab, kita bisa mengingat kembali tentang pengalaman nabi kita Muhammad SAW yakni peristiwa isra’ dan mi’raj. Isra’ adalah peristiwa napak tilas nabi Muhammad untuk melihat sambungan dari misi beliau dengan misi, riwayat serta perjuangan nabi-nabi sebelumnya dalam rangka Allah memperlihatkan dan memberi penyegaran kembali kepada nabi kita tentang tugas suci beliau sebagai akhir daripada Nabi dan RasulNya. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al Isra’ ayat 1 yang artinya: “Maha suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
32
MPA 344 / Mei 2015
Pada surat Al Isra’ inilah ada kisah nabi Muhammad saat di mesjid Aqsho Yerussalem melaksanakan sholat dengan semua nabi yang pernah ada dan beliau sendiri yang menjadi imam. Abu Dzar pernah bertanya kepada Rasulullah,” berapakah jumlah nabi seluruhnya wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, 124.000 orang, 315 orang diantaranya adalah Rasul. Suatu jumlah yang sangat besar. Ini merupakan pengalaman spiritual karena para nabi tersebut sudah meninggal dan orang yang sudah mati tidak akan kembali hidup. Para pembaca yang budiman dari kisah-kisah isra’mi’raj, nabi Muhammad Saw merupakan penerus dan penyempurna tugas para nabi, Rasul sebelumnya. Kitab Al Qur’an yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad merupakan kitab penyempurna dari kitab-kitab para nabi sebelumnya.
Begitu pula dalam perjalanan nabi Saw dari langit satu ke langit yang ke tujuh beliau diperlihatkan tentang adanya neraka dan surga. Dan juga bisa kita renungkan sejenak makna kedatangan atau kehadiran Rasulullah saw. Tidak saja bagi umat Islam, tetapi bagi umat manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surat al Anbiya’ ayat 107 yang artinya: “Tidaklah Kami mengutus engkau (wahai Muhammad), melainkan sebagai rahmat untuk seluruh alam”. Subhanallah bila nabi kita Muhammad Saw disebut sebagai rahmat bagi seluruh alam, dengan sendirinya manfaat serta hikmah dari kehadiran beliau tidak hanya dinikmati oleh umatnya saja yang beriman, tetapi bisa dinikmati oleh seluruh umat manusia. Maka Islam adalah agama universal, artinya ajarannya sesuai dengan segala zaman dan tempat. Sebagaimana ajaran bermusyawarah,
nabi Muhammad akan memusyawarahkan segala masalah yang terjadi tidak mentangmentang sebagai seorang penguasa yang menuntut rakyatnya untuk tunduk kepadanya. Beliau tidak seperti istilah jawa pandito Ratu, sehingga semua ucapannya menjadi hukum. Lalu ada istilah Sabdo Pandito Ratu. Hal ini akan beliau lakukan bila yang berkenaan dengan hal-hal yang murni keagamaan. Seperti hukum waris laki-laki dapat dua perempuan satu, kewajiban sholat lima waktu, dan sebagainya. Nabi Muhammad Saw setelah melakukan isra’ mi’raj beliau menyebarkan Islam ke penjuru dunia yang pertama kali adalah ke orang-orang yasrib sampai beliau hijrah ke kota tersebut dan mendirikan kota Madinah yakni masyarakat yang beradab, yang bermadaniyah karena tunduk kepada aturan atau hukum, diambil dari kata danayadinu artinya tunduk. Sebagaimana halnya Madinah kehidupan masyarakatnya sangat penuh dengan kedamaian, kekompakan, kebersamaan, kepedulian, dan keberadaban yang kuat. Ini dikarenakan ukhuwah diantara mereka sangat erat sehingga terjalinlah masyarakat yang madani. Contoh ini sangatlah penting bagi kita karena di negara kita sedang ditandai oleh banyaknya partaipartai Islam, yang mana bisa merangsang kepada perpecahan persaudaraan diantara umat islam. Sebenarnya partai/golongan Islam sudah muncul saat sepeninggal nabi Muhammad SAW. seperti Syi’ah, Mu’awiyah dan sebagainya. Nah di Indonesia sendiri perlu adanya ukhuwah islamiyah yang kuat, yaitu suatu persaudaraan berdasarkan iman. Karena dalam Al Qur’an persaudaran ini memang dikaitkan langsung dengan iman. Dalam Surat Al Hujurat dimulai dengan semacam konstatasi bahwa umat Islam pasti akan berpecah belah. Dalam keadan berpecah belah itu pasti nanti akan saling menyerang dan saling berusaha menghancurkan satu sama lain dan ini sudah terbukti dengan sejarah kholifah Usman karena tidak ada kepuasan kepemimpinan dari pihak/ golongan lain beliau akhirnya di bunuh. Kalau kita kembali kepada surat Al Hujurat, tersebutlah ajaran normative, ajaran tentang ukuran yang seharusnya.Termasuk bagaimana seharusnya menyelesaikan konflik. Disebutkan yang artinya: “Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al Hujurat [47]: 9.
Maha suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Al Qur’an Surat Al Isra’ Ayat 1.
Inilah yang diusahakan penduduk Madinah, yang oleh pemimpinnya tidak mau melibatkan dengan kelompok partai tertentu melainkan mereka nantinya dikenal sebagai ahli jama’ah, artinya mereka mementingkan persatuan universal kaum mukmin tanpa memperhatikan aliran politiknya. Setelah proses perdamaian itu, sebetulnya ada petunjuk teknis, petunjuk yang sangat praktis bagaimana memelihara ukhuwah yang pada saat-saat sekarang ini relevan untuk kita renungkan, yaitu ayat berikutnya yang berbunyi: ”Hai orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolokngolok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-ngolok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-ngolok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburukburuk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orangorang yang zalim.” (QS. Al Hujurat [47]” :11)
Dalam Al Qur’an tersebut sudah diajarkan kepada kita dengan jelas bahwa kita jangan terlalu cepat menghukum orang kalau kebetulan berbeda, kita harus tetap selalu memberi hikmah atau tetap berprasangka yang baik, bahwa orang bisa berbeda dengan kita bisa jadi dia yang lebih benar dari kita. Sebaliknya memastikan diri sendiri pasti benar dan orang lain yang salah. Dalam Al Qur’an disebutkan sebagai indikasi kemusyrikan, karena orang tersebut kemudian memutlakkan pendapatnya sendiri. Mereka menganggap kelompoknyalah yang paling benar, yang sektarianisme, indikasi dari sektarianisme adalah kalau suatu kelompok dikalangan Islam tidak mau sembahyang dibelakang kelompok yang lain, karena dianggap orang lain semuanya sesat sehingga ia berpikir bahwa bila ia sembahyang dibelakang orang yang sesat, ia tidak akan mungkin mendapat petunjuk. Dalam hal ini nabi Muhammad tidak ada urusan dengan itu sebagaimana dalam surat Al An’am ayat 159 yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamaNya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.” (QS. Al An’am [6]: 159) Demikianlah peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw yang memberikan inspirasi, semangat dan dukungan yang kokoh terhadap Nabi Muhammad khususnya kepada seluruh umatnya di dunia bahwa Islam adalah agama Rahmatan lil aalamiin yang tentunya membawa kedamaian bagi seluruh manusia di muka bumi ini. Karenanya kita sebagai umat Islam janganlah kita ibarat pepatah melayu menepuk air didulang terpecik muka sendiri. Menghina sesama kaum muslim sama seperti menghina diri sendiri. Kita kokohkan persatuan diantara umat islam, jangan mudah terpengaruh dengan orang lain yang akan memecah belahkan ukhuwah islamiyah diantara kita. InsyaAllah dengan petunjuk Al Qur’an surat al hujurat ayat 12 ini, bisa memelihara Ukhuwah Islamiyah dengan baik yang artinya ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain, sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat [49]:12). l
MPA 344 / Mei 2015
33
Prof. Dr. (Hc) KH. Abdul Ghofur
Menggagas ‘Satu Sekolah Satu Pesantren’ Ternyata buah bisa saja jatuh menjauh dari pohonnya. Salah satu buktinya adalah Prof. Dr. (Hc) KH. Abdul Ghofur. Meski bukan berasal dari keluarga Kiai, tapi nyatanya dia tumbuh menjadi sosok Kiai yang sangat berpengaruh di pesisir Pantura
T
ak hanya sebagai pengasuh pesantren Sunan Drajat Lamongan, putra pasangan H. Maftuhan dan Hj. Aminah ini juga dikenal sebagai pebisnis handal. “Saya sendiri tidak pernah mengimpikannya. Apalagi sekedar memahat citacita. Semuanya ini lantaran takdir Allah semata,” ucapnya singkat. Memang garis takdirlah yang memiliki kuasa menentukan perjalanan hidup seseorang. Seperti halnya Kiai Ghofur – panggilan akrabnya – yang secara ekonomi bukanlah golongan berpunya. Meski demikian, semangat untuk mengarungi lautan ilmu begitu membara. Sejak usia 6 tahun, dia ditipkan kedua orangtuanya kepada KH. Baqir Adlan untuk menimbah ilmu di Pesantren Tarbiyatut Thalabah Kranji Lamongan. Tak hanya untuk mempelajari kitabkitab salaf. Namun di sana dirinya mengenyam dua pendidikan formal sekaligus. “Dulu sudah lumrah sekolah ndobel itu. Pagi harinya belajar di SD (Sekolah Dasar) dan saat siang hari berlanjut di MI (Madrasah Ibtidaiyah),” bebernya memberikan alasan. “Tapi setelah lulus MI saya hanya menjutkan di MTs saja,” tukasnya. Selepas Madrasah Tsanawiyah, dahaga keilmuannyapun makin menjadi-jadi. Pengembaraannya dari pesantren ke pesantren di luar Lamongan tak terhindarkan. Persinggahan pertamanya setelah nyatri di pesantren Tarbiyatut Tholabah, adalah pondok Denanyar Jombang dibawah asuhan KH. Bisri Sansuri. Disamping nyatri, pria ramah ini juga sekolah formal di MA Denanyar. “Saat nyatri di sinilah saya berteman akrab dengan Gus Dur yang usianya terpaut enam tahun di atas saya. Saya sering memanjatkannya kelapa,” kenang Kiai Ghofur. “Garagara itu saya sering dimarahi Kiai Bisri,” tambahnya sambil terkekeh.
34
MPA 344 / Mei 2015
Setelah tiga tahun mereguk mutiara ilmu di bawah asuhan kakek Gus Dur, Kiai Ghofur muda melanjutkan mondok di pesantren Keramat dan Sidogiri di Pasuruan. Tak berpuas diri dengan hikmah ilmu yang dicapai, pria kelahiran Banjar Anyar Lamongan 2 April 1946 ini lantas mendalami ‘ilmu alat’ – nahwu dan shorof, serta kajian fiqih di pondok Sarang Jawa Tengah – yang diasuh oleh K.H. Zuber. Tak hanya itu. Kiai kharismatik ini juga sempat mondok di pesantren Lirboyo Kediri, pondok Tretek Pare (asuhan KH. Ma’ruf Zuwaeni) dan PP. Roudlotul Qur’an (asuhan KH Asy’ari). Saat menimbah ilmu di Kediri inilah, dia mempelajari Ilmu Pengobatan dan Ilmu Bela Diri yang kelak menjadi cikal bakal pesantren Sunan Drajat. Setelah ngalap berkah di berbagai pesantren, putra ketiga dari sepuluh bersaudara ini kembali ke kampung halaman di dusun Banjaranyar desa Banjarwati Paciran. Diapun mulai mengabdikan ilmunya di dunia pendidikan dengan mengajar di Madrasah Aliyah PP. Tarbiyatut Tholabah Kranji. Selain itu, dia juga aktif dalam kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan. Namun cita-citanya yang paling berat, adalah mendirikan kembali pondok pesantren Sunan Drajat yang sudah lama terkubur. Namun bukan berarti impian besarnya
itu tanpa aral. Berbagai halangan, hinaan, serta rintangan dari masyarakat dia rasakan. Tak hanya itu, di saat yang hampir bersamaan, dirinya sempat terusir dari rumah istrinya oleh sang mertua. “Mertua saya itu orang paling kaya. Maka sangat wajar jika tak rela melihat anak perempuannya tak mendapatkan kehidupan layak bersama saya,” tuturnya getir. “Mau bagaimana lagi. Lha wong saya mengajar di Kranji itu tidak digaji,” ucapnya sambil menerawang jauh. Namun hal itu tak memupuskan niatnya untuk membangkitkan kembali salah satu pesantren yang didirikan Walisongo. Diapun mengubah setrategi dakwahnya dengan memilih medium seni. Saat itu dia mendirikan Club Sepak bola untuk menampung para pemuda. Demi menarik minat anak-anak muda, didirikannya Group Musik, serta Perguruan ilmu Bela Diri yang dibeli nama GASPI (Gabungan Silat Pemuda Islam). Dengan makin banyaknya pemuda yang berminat, di sinilah dia mulai menanamkan nilai-nilai Islam. Biasanya doktrinasi itu dilakukannya di sela-sela mengajar ilmu bela diri. Dan setiap usai latihan bela diri, para murid-muridpun diajaknya untuk mengambil pasir dari laut untuk membangun kembali puingpuing pondok pesantren Sunan Drajat yang telah punah. Kebetulan lokasi pesantren ini sendiri hanya berjarak 500 meter dari bibir pantai. Seakan sadar akan keberlangsungan pesantrennya, dia mendirikan berbagai usaha sebagai penopang perekonomian pesantren. Unit-unit usaha tersebut diantaraya adalah produksi jus ‘Mengkudu Sunan’, perkebunan mengkudu, industri pupuk (phospat, dolomite dan Npk), serta air mineral ‘Aidrat’. Tak cukup itu, bersama para santrinya dia juga merambah usaha perternakan sapi, hingga budidaya ikan lele. Ditambah lagi aneka usaha seperti pengrajin kayu, pembuatan Madu Asma ‘Tawon Bunga’, pembuatan minyak kayu putih, usaha bordir dan konveksi. Bahkan di Malaysia, pesantren ini juga memiliki sembilan restoran. Semua unit usaha tersebut kini terwadahi dalam konsorsium Industri Pondok Pesantren Sunan Drajat. Beragamnya unit usaha yang digeluti, tentu saja tidak sekedar memenuhi kebutuhan pesantren semata. Lebih dari itu juga ikut memberdayakan ekonomi masyarakat menengah ke bawah di sekitar pesantren. Dengan adanya perusahaan dan industri pesantren, tentu saja memberikan lapangan kerja dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. “Jadi pesantren itu memang harus kaya dan pinter mencari duit, agar bisa memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat,” tandasnya. “Kalau tidak, bisa-bisa pesantren itu buyar bahkan malah membebani umat,” katanya mengingatkan.
Atas keberhasilan Kiai Ghofur dalam membangun perekonomian pesantren dan masyarakat pesisir, berbagai penghargaan telah diraihnya. Salah satunya adalah piala Kalpataru sebagai Pembina Lingkungan Terbaik dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2006 silam. Ini sebagi wujud apresiasi Presiden atas usaha Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren Argobisnis se-Indonesia mempelopori penghutanan lahan kritis dengan tanaman mengkudu. Setahun berikutnya, Harian Bisnis Indonesia mendaulatnya sebagai pengusaha UKM Terbaik di Jawa Timur. Dan di tahun yang sama, gelar Doktor Honoris Causa didapatnya dari America Institute of Management Hawai Amerika Serikat dalam bidang ekonomi kerakyatan. Tak lama kemudian, atas temuannya tentang ‘Khasiat Buah Mengkudu dan Pelestarian Tanaman” gelar akademik profesorpun disandangnya. Ini adalah salah daru bukti kegigihannya dalam memperjuangkan eksistensi pesantren agar diakui di mata dunia. Sekaligus ini juga sebagai pesan bahwa para santri tidak hanya dituntut untuk mampu menghadapi arus budaya global. Dan yang lebih penting lagi, mereka harus bisa mewarnai di tiap lini kehidupan masyarakat. “Saya mengimpikan para santri itu bisa menduduki tiap pospos penting di negeri ini. Dengan demikian gagasan menjadi negara pesantren seperti masa Walisongo dulu terwujud,” paparnya menaruh harapan besar.
Lantaran itulah, dia berharap adanya perhatian lebih pemerintah terhadap pesantren. Bahkan – jika dimungkinkan – setiap institusi sekolah harus memiliki pesantren. Selain bertujuan untuk membina akhlak siswa, sekaligus juga memberikan pemahaman agama agar tidak mudah terperosok kepada faham agama yang radikal. Faham keagamaan pesantren itu menganut Walisongo yang selalu menebar kedamaian. “Jadi kalau pemerintah bersungguh-sungguh merevolusi mental warga negaranya, peran pesantren mau tidak mau harus dimaksimalkan,” katanya serius. “Dan satu sekolah satu pesantren adalah jawabannya,” imbuhnya menandaskan. Di selah-selah kesibukannya melayani umat, menjalankan pesantren dan roda bisnisnya, Kiai Ghafur masih meluangkan waktu untuk mengajar secara langsung para santrinya. Ini demi melestarikan tradisi pesantren dan ajaran wali songo. Saban pagi, Kitab Ihya’ Ulumuddin karya al-Ghazali dan Kitab Syamsul Ma’arif diajarkanya khusus kepada para santri yang sudah tamat MA/SMA. Melalui Radio Persada FM milik Pesantren Sunan Drajat, pengajian tersebut bisa dinikmati khalayak luas. Sedangkan untuk pengajian santri yang bersifat umum, dilaksanakan pada tiap Jum’at pagi. “Ini adalah proses penggemblengan agar mereka bersungguh-sungguh memperjuangkan agama seperti Walisongo,” pungkasnya optimistis. lSuprianto
MPA 344 / Mei 2015
35
Maudlu’i Kontemporer Pengasuh : Prof. Imam Muchlas, MA
04
ONTOLOGIS - MAHA (Al-Quran=>Hadis=>Ijtihad) Ad 2. Roh dan asalnya
Ibnu Sina senada dengan Al-Farabi menandaskan bahwa roh manusia itu sesuatu yang berdiri sendiri lepas dari jasmaninya. Sehingga, jika jasmaninya hancur maka roh itu tidak turut hancur. Seiring dengan pengertian ini dapat dibaca dalam Al Quran : Artinya : “Allah memegang roh manusia ketika matinya dan memegang roh yang belum mati di waktu tidurnya, maka Dia tahanlah roh orang yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan roh yang lain sampai waktu yang ditentukan” (S. 39 Az-Zumar 42). Dari berbagai macam ayat Al-Quran dapat difaham bahwa roh itu kekal abadi, namun keabadiannya dibuat oleh Allah dan dibawah atau dibatasi oleh sifat kesempurnaan Allah. Sebagaimana terurai di atas bahwa Al-Quran menyebut-nyebut l “Ruhun Minhu” (S. 4 An-Nisa’ 171), l “Min Ruhina” (S. 21 Al-Anbiya’, 91) At-Tahrim 12), l “Min ruhihi)” (S. 32 As-Sajdah 9), l “Min ruhi” (S. 15 Al-Hijru 29, S. 38 Shad 72)
Maksudnya ialah bahwa:
l Sesuatu yang menyatu dengan Allah ialah dzat dan sifat atau nama Allah seperti sifat qudrat-iradat Allah dan sifat Allah yang 20 ataupun 99 nama Al-Asmaul Husna itu. l Sesuatu yang disandarkan kepada Allah selain dzat dan sifat, atau nama (ya') maknanya adalah makhluk ciptaan Allah.
Dalam satu atom terdapat 1 sampai 7 lintasan lingkaran yaitu jalur atau rel jalannya electron. Di setiap lintasan -lingkaran dapat berisi 2 sampai 18 elektron yang lari mengelilingi proton pada rel yang sudah ditetapkan. Tiap-tiap electron dengan sangat ketat sekali menjaga angka ukuran kecepatan, jarak antar semua electron di atas relnya sendiri-sendiri; Kecepatan jalannya Electron antara 10 sampai 100 ribu kilometer perdetik. Ukuran jarak, kecepatan dan rel jalannya electron itu terjaga demikian ketatnya karena setiap unsur tunduk taat kepada Hukum Elektronika bahwa unsur dalam atom yang bermuatan sama (misalnya: negative dengan negative atau positif dengan positif) akan saling menolak dan sebaliknya yang daya energinya berlawanan (positip dengan negatip) dia akan saling tarik-menarik. Proton dengan electron dalam satu atom jumlahnya sama, jika jumlahnya tidak sama maka atom akan runtuh dan lenyaplah atom tadi. Untuk menjaga kelangsungan seluruh maujud benda atau materi di jagad raya ini maka Allah membuat unsur atom yang bernama Neutron yang ditempatkan ditengah dan memisah-netralkan daya tarik proton dari electron dan melimpahkan energi dari neutron kepada proton. Tugas ini dilakukan unit atom sudah berlangsung tetap, permanen, tidak berubah sama sekali secara terus menerus menjaga keseimbangan jumlah kekuatan proton dengan melimpahkan muatannya kepada proton supaya tetap seimbang sama kekuatannya dengan electron yang mengelilinginya. Pelimpahan muatan inilah yang menjaga keabadian wujud adanya atom bahkan seluruh atom semua benda yang ada di jagad raya ini. Subhanallah!!!
(2) RAHASIA ATOM
Atom artinya tidak terbagi, maksudnya ialah bahwa seluruh apa yang ada di alam ini jika dibagi dan dibagi terus, maka akhirnya sampai kepada batas yang tidak mampu lagi energi untuk membaginya, sehingga apa yang dibalik batas ini namanya atom. Atom itu terdiri dari proton neutron dan electron maka proton dan neutron menjadi inti atom sedangkan kerja electron ialah mengelilingi inti atom ini.
36
MPA 344 / Mei 2015
24:41. Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di
langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.24:42. Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah-lah kembali (semua makhluk)”(S 24 An-Nur 41-42). Para ulama menafsirkan firman Allah s24a41-42 dan yang mirip (s13a13, s17a44, s24a41, s59a24, s62a1, s64a1) mereka menyatakan bahwa seluruh makhluk yang ada di jagad raya ini malaksanakan “Tasbih” atau bertasbih kepada Allah dengan cara menepati dan menetapi angka-angka perbandingan, kecepatan, reakasi, lokasi, system hukum termasuk rel jalannya electron, oleh materi atau benda dari yang paling kecil virus sampai yang paling besar galaksi Bima Sakti, Andromrda dan semua penghuni bola langit seluruhnya tunduk taat bertasbih kepada Allah. Sampai kini tercatat ada 92 macam atom kecuali yang buatan oleh para pakar, di sana ada unsur yang atomnya terdiri dari satu proton satu electron yaitu hidrogenium, yang dua-dua :Helium, yang 3:3 Lithium dan yang 4:4 Beryllium, yang 5:5 Berium, yang 6:6 Carbogenium yang 7:7 Nitrogenium, yang 8:8 Oxygenium sampai 92:92 Uranium.
Pada ukuran volume-besaran yang sama mungkin saja terdapat lingkaran-jalur berputarnya electron lebih dari satu, terlihat disini 6 jalur, tetapi tidak searah, anehnya ialah tidak pernah berbenturan dan ini sudah berlangsung sekitar 18 milyar tahun.
(a) Lintasan putaran elektrom dan Ruang yang Kosong
Elektron tugasnya ialah mengelilingi proton menjaga atom tetap sebagai materi. Untuk atom yang nomer besar maka lintasan perjalanan electron itu ada yang mempunyai 7 macam lingkaran lintasan, maka garis lingkaran yang paling dekat dengan inti atom ada 2 elektron, lintasan ke-2 dan ke-3 ada 8 elektron, demikian bertingkat-tingkat, untuk garis peredaran yang paling luar ada 18 elektron atau lebih di dalam satu jalur lingkaran. Walaupun dalam satu ukuran lingkaran yang jauhnya sama dari inti atom, tetapi electron-elektron tadi tidak akan berbenturan, sebab ARAH relnya berbeda atau tempat-nomer antrean tertib urutannya berbeda dan memang unsur yang bermuatan sama akan saling menolak menjauhinya, sehingga tiap electron misalnya 2 elektron bahkan 18 elektron dalam satu rel lingkaran sekalipun tidak mungkin bertabrakan, sehingga mereka membentuk rel garis edar dengan arah sendiri-sendiri walaupun jarak dari protonnya sama, bahkan seluruhnya saling menjaga jarak, arah berputarnya, kecepatan dan semua hukum fisika mereka taati, dengan tepat sangat ketat sekali. Allahu Akbar Allah Maha Besar, Allah Maha Mengawasi, Allah Maha Benar, Maha Suci. Para fisikawan pakar Ilmu Pasti Alam menjelaskan bahwa jarak dari inti atom sampai electron, jika digambarkan dapat dibayangkan jarak dari inti atom sampai elektreon ini bagaikan perbandingan berikut: Jika inti atom itu dibesarkan menjadi sebesar buah JERUK Manis, maka electron yang paling dekat itu besarnya sama dengan seekor lalat terbang mengelilingi jeruk manis itu dengan jarak jauhnya dari jeruk (inti) ialah 6 Km. Dari perhitungan jarak antara inti atom dengan electron ada 6 Km dan electron besarnya sama dengan seekor lalat dibanding jeruk, sehingga berdasarkan
perbandingan dan jarak antara electron dan proton ini maka pakar ilmu fisika sangat kagum dan membayangkan bahwa jagad raya ini didominasi oleh ruang kosong tidak ada apa-apanya, sebagaimana kita saksikan ruang-kosongnya langit di atas kita ini. Para pakar Ilmu Kimia saling sepakat dengan pakar Ilmu Astronomi bahwa system dan pola susunan TATA SURYA dengan matahari dengan satelit yang mengelilinginya dan galaksi-galaksi dengan bintang-planet anggotanya itu persis seperti system dan pola dalam unit ATOM, dengan berbagai macam aturan hukum dalam atom. Jika seandainya elektron berhenti pada orbitnya tidak mengitari inti atom, ia akan tertarik oleh gaya gravitasi inti atom sehingga ukuran atom akan memadat-mengecil satu per 10 pangkat 15 dari ukuran sebelumnya. Kemudian, jika seandainya ini terjadi pada tubuh onta, ukuran onta tersebut akan mengecil hingga 10 pangkat 15 kali lipat. Ukurannya menjadi sangat kecil atau seperti bakteri dan hanya bisa dilihat melalui mikroskop canggih, mungkin ukur¬annya seperti seekor onta dengan seekor semut yang bisa masuk ke dalam lubang jarum.
atau plutonium-239. Pada prinsipnya, bom atom terdiri dari dua satuan bahan digabung menjadi satu unit. Bila hendak diledakkan, kedua bahan tersebut digabungkan rapatrapat kemudian terjadilah rentetan pembelahan inti atom yang mengakibatkan dentuman yang sangat dahsyat. Sebagai contoh, bom atom generasi awal yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki (1945) memiliki daya ledak sekitar 20.000 ton TNT. Jenis bom yang lain adalah bom hidrogen. Bom H ini mendapatkan tenaga dari fusi inti-inti atom hidrogen berat.. Ledakan bom ini akan menghasilkan bola api yang panasnya 200 Mega electronVolt (MeV) dengan garis tengah beberapa kilometer disertai timbulnya awan cendawan yang tinggi sekali. Cara penelitiannya ialah dengan menembaki atom Uranium-235 (U235), setelah inti atom U-235 pecah, lalu dipancarkan 2 atau 3 buah neutron baru ke dalam inti ini, hingga timbul reaksi maka reaksi tersebut dinamakan reaksi nuklir, disebut juga reaksi fisi karena terjadimya pembelahan inti atom U-235 pecah menjadi dua inti.
(b) Ionisasi
(e) Materialisasi dan Fusi
Atom itu dapat saja mengalami kehilangan salah satu elektron atau mendapat tambahan suatu electron dan proses ini dinamakan ionisasi. Atom yang kehabisan semua elektronnya maka atom itu menjadi lenyap alias gaib bukan materi lagi, sebaliknya elektron bebas dapat menarik atau masuk kedalam suatu unit atom, bahkan dapat mengubah sifat-sifat atom yang dimasukinya itu menjadi atom baru.
(c) Nuklir
Pada umumnya masyarakat mengenal istilah nuklir dari sejarah Perang Dunia II. Pada saat itu, dua buah bom nuklir meledak atau diledakkan oleh tentara Amerika Serikat, masing-masing di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Bagi bangsa Indonesia, peristiwa pengeboman dua kota di Jepang tadi menjadikan titik tolak detikdetik proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, setelah 3,5 abad dijajah oleh Belanda dan selama 3,5 tahun dijajah oleh Jepang. Dalam hal ini perlu kita memahami apa yang dinamakan Fusi nuklir. Fusi nuklir ialah suatu proses 2 inti atom bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi nuklir dapat menjadi sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar, Bom Nuklir dan Bom Hidrogen dapat meledak.
(d) Bom Atom
Bahan bom atom ialah uranium-235
Para pakar ilmu kimia menjelaskan bahwa di alam semesta ini banyak terdapat electron bebas, maka electron bebas ini menarik atau masuk ke dalam unit suatu atom dan mengubah sifat maupun ciriciri atom yang dimasukinya. Bahkan secara elektronika, maka materialisasi itu mampu mewujudkan angan-angan khayal menjadi wujud yang indrawi. Wujud ini dapat berbentuk manusia lengkap atau berbentuk sebagian anggota badan seperti muka atau tangan saja. Dokter Paryana dari Akademi Metafisika Yogya memperkuat teori ini dengan bukti bahwa jika seseorang mempunyai angan-angan yang sangat kuat terhadap temanya yang sangat dirindukan sekali sedang berada di depannya tidak terlalu jauh, maka tiba-tiba temannya itu memutar pandangannya kepada dia sehingga terjadi pertemuan yang terlalu mesra. Menurut Dr.Paryana peristiwa ini terjadi melalui aliran elektron bebas oleh seseorang yang diarahkan kepada teman yang diangan-angankannya dan terjadilah proses seperti halnya ionisasi di atas. Para pakar ilmu fisika mungkin lebih mudah menerima bahwa Isra`-Mi’raj Nabi Muhammad Saw yang menurut jumhur ulama terjadi dengan jasmani dan rohani beliau, maka kita bayangkan bahwa beliau waktu itu mengalami proses ionisasi, materialisasi dengan fisi dan fusi dalam teori ilmu atom terurai di atas ini. l Bersambung...
MPA 344 / Mei 2015
37
Informasi
Upaya Mewujudkan Layanan Nikah/Rujuk yang Berintegritas
Oleh : Bisri Mustafa, S.Ag, M.Pd.I*)
Pendahuluan
Reformasi birokrasi yang digalakkan saat ini dirasakan masih belum memadai, meski sudah ada perubahan menuju birokrasi yang bersih dan bermartabat. Hal tersebut disebabkan karena tingginya kompleksitas permasalahan yang meliputi; penyalahgunaan wewenang, praktek KKN dan lemahnya pengawasan terhadap kinerja aparatur negara, merupakan cermin dari kinerja
38
MPA 344 / Mei 2015
birokrasi yang masih jauh dari harapan. Bahkan ketika Kementerian Agama sudah menyandang status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), pada kenyataannya masih belum terbebas dari kasus korupsi. Sederet permasalahan masih menghiasi media termasuk pungli layanan nikah di KUA. Berangkat dari hal itu, maka Kantor Urusan Agama sebagai penyedia jasa layanan publik dituntut untuk melakukan perbaikan-perbaikan yang meliputi peningkatan kualitas SDM, sarana prasarana dan lain-lainnya. Perbaikan tersebut dimaksudkan agar pengelolaan administrasi nikah/rujuk di KUA dapat dipertanggung jawabkan (akuntable) dan kualitas layanan nikah/rujuk kepada masyarakat dapat berjalan dengan optimal. Berdasarkan kondisi tersebut diatas, maka rumusan permasalahan kami kongkretnya menjadi dua item. Pertama, bagaimana gambaran standar layanan nikah/ rujuk di KUA? Kedua, upaya apa saja yang dilakukan bagi KUA dalam rangka mewujudkan layanan nikah/rujuk yang berintegritas?
Kerangka Teori Reformasi
birokrasi
adalah
suatu
proses dan prosedur birokrasi publik dan sikap, serta tingkah laku birokrat untuk mencapai efektivitas birokrasi dan tujuan pembangunan nasional. Sasaran perubahan tersebut adalah proses dan prosedur, lembaga, serta sikap dan tingkah laku. Visinya adalah memantapkan birokrasi yang profesional dan memiliki integritas tinggi yang mampu menyediakan pelayanan yang bermutu dan mendukung manajemen pemerintahan yang demokratis untuk mewujudkan good governance. Aspek perubahan didalamnya antara lain mencakup (8) delapan area, yaitu cultureset dan mindset, birokrasi yang berintegritas dan berkinerja tinggi; organisasi yang tepat ukuran dan fungsi; proses kerja yang jelas, efektif, efisien terukur, yang menunjang prinsip good governance; sumber daya manusia, aparatur yang memiliki integritas, netral, kompeten, capable, professional; regulasi yang kondusif, tepat dan tidak tumpang tindih; pengawasan untuk mewujudkan pemerintahan yang bebas KKN; akuntabilitas untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja birokrasi; dan pelayanan publik untuk memberikan pelayanan yang excellent. Program percepatan layanan unggulan (quick wins) ini ditujukan untuk membangun kepercayaan masyarakat dalam waktu singkat, terutama terhadap citra Kementerian Agama melalui penyelenggaraan layanan yang berkualitas dan berintegritas.
integritas penghulu bisa tergoyah. Unsur kedua, integritas KUA sebagai intitusi bisa diwujudkan melalui pernyataan pakta integritas. Pakta integritas tersebut mengandung sebuah komitmen untuk melaksanakan tusinya dan kesiapan mendapatkan rewad maupun punismant.
Kesimpulan
Kultur baru yang dikehendaki dari pelayanan birokrasi negara adalah yang memenuhi kriteria: profesional, bersih dan akuntabel, sehingga menghasilkan pelayanan yang berintegritas. Ketiganya menjadi kata kunci perbaikan layanan publik modern di berbagai bidang. Akuntabilitas adalah ukuran yang menunjukan apakah aktivitas birokrasi publik atau pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah sudah sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat dan apakah pelayanan publik tersebut mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang sesungguhnya. Dalam terminologi bahasa Inggris, integritas (integrity) memiliki makna “the quality of being honest and always having high moral principles”. Integritas secara institusional adalah integritas personal ditambah dengan nilai-nilai yang dianut organisasi sehingga menciptakan karakter personel yang diinginkan dalam rangka mencapai terpenuhinya tugas pokok dan fungsi organisasi. Jadi pengertian integritas adalah konsistensi antara nilai dan tindakan. Orang yang berintegritas akan bertindak konsisten sejalan dengan nilai-nilai, kode etik, serta kebijakan organisasi dan/atau profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukannya. Bila dikaitkan dengan kode etik, integritas didefinisikan sebagai tindakan yang konsisten, sesuai dengan kebijakan dan kode etik organisasi.
Analisis Masalah
Upaya yang dilakukan dalam upaya
mewujudkan layanan nikah dan rujuk yang berintegritas, difokuskan pada dua unsur yang sangat menentukan terwjudnya kualitas layanan yang prima; pertama, sosok penghulu dan kedua, yaitu KUA sebagai institusi. Peningkatan kualitas penghulu harus berorientasi pada peningkatan kinerja. Sebagai Pegawai Pencatat Nikah penghulu harus memiliki keahlian di bidang kepenghuluan, memiliki sifat mandiri, memahami dan taat terhadap hukum dan prosedur perundang-unadangan baik yang bersifat materiil dan juga yang bersifat teknis yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya. Performen penghulu dituntut memiliki kemampuan sebagai berikut; kemampuan keahlian (spesialisasi) yang dibutuhkan, kemampuan konseptual, kemampuan teknis dan prosedur, berkaitan tupoksi kepenghuluan, kemampuan sosialisasi (human relation) yang berhadapan dengan masyarakat yang majemuk, kemampuan kreasi dan inovasi, serta kemampuan manajerial. Walaupun bukan sebagai pengambil kebijakan, fungsi manajemen dan administrasi harus dimiliki, terutama karena berkaitan dengan tugas dan fungsinya. Integritas pribadi selalu akan diuji di lapangan. Mengingat integritas pribadi adalah sesuatu yang dihasilkan dari dalam diri yang disinergikan dengan lingkungan yang menyertainya. Maka kekuatan lingkungan mempunyai peran besar untuk memupuk integritas seorang penghulu. Seringkali realitas kehidupan sosial, kultur, politik, ekonomi, dan lain-lain selalu melemahkan integritas. Dampaknya,
Dari paparan pembahasannya di atas, dapat disimpulkan pertama; standar layanan nikah /rujuk yang berintegritas adalah dilakukan oleh penghulu yang profesional, bersih, jujur dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, adat istiadat dan kultur .Disamping itu harus ditunjang oleh KUA yang dikelola dengan sistem yang transparan dan akuntabel. Sehingga layanan nikah/rujuk benar-benar dirasakan oleh mayarakat secara baik. Dengan cara ini akan menghilangkan stigma negatif terhadap Penghulu dan KUA sebagai institusi. Kedua, yang harus diupayakan dalam mewujudkan layanan nikah rujuk yang berintegritas adalah; a. Peningkatan mutu/profesionalitas penghulu, dengan pendidikan yang berjenjang dan terstruktur. b. Kemauan mengubah pola pikir, pola sikap dan pola kerja, baik sebagai penghulu maupun sebagai Kepala KUA yang berbasis kinerja sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat. c. Penghargaan (reward) dan sanksi (punismant) dilakukan secara tegas d. Penghulu harus konsisten dan komitmen institusi dengan membuat pernyataan pakta integritas/zona integritas tolak gratifikasi (KKN). e. Layanan nikah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan standart kewajaran moral masyarakat. f. Peningkatan mutu manajemen KUA juga menjadi kunci keberhasilan layanan nikah dan rujuk di masyarakat. g. Dukungan sarana prasarana, biaya operasional, dukungan kepegawaian dan sistem dan teknologi informasi.
Saran
Dengan perubahan regulasi dalam pelayanan nikah/rujuk ini tujuannya untuk meningkatkan pelayanan yang prima, bersih, akuntable, bermartabat dan berintegritas. Profesi penghulu dan hak penghulu sudah diperhitungkan oleh PP nomor 48 tahun 2014 dan PMA nomor 46 tahun 2014. Maka sudah menjadi kewajiban kita meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat secara optimal, tulus dan bersih. l *) Penghulu Muda KUA Kec. Mejayan Kab. Madiun dan juara lomba Karya Tulis Ilmiah Penghulu tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2015.
MPA 344 / Mei 2015
39
Edukasi Reorientasi Pembelajaran
Pasca UN 2015
Ujian Nasional SMA/MA/SMK Tahun Pelajaran 2014/2015 baru saja dilaksanakan. Meskipun di beberapa tempat, pelaksanaannya masih diwarnai berbagai permasalahan, seperti masih merebaknya aroma praktik-praktik ketidakjujuran, ketidaksesuaian antara soal LC yang diperdengarkan dengan soal pada teks. Juga terjadinya kendala teknis pada pelaksanaan UN-CBT dan beberapa permasalahan lain.
Oleh : Moh. Syamsul hadi, S.Pd *)
N
amun secara umum pelaksanaan UN tahun 2015 ini terbilang berjalan lancar. Tentu saja dengan harapan, berbagai permasalahan yang masih terjadi pada pelaksanaan UN 2015 dapat dicari solusinya dan diperbaiki untuk UN tahun-tahun mendatang. Kebijakan Mendikbud Anies Baswedan dengan menjadikan UN tahun 2015 ini bukan sebagai penentu kelulusan telah memberikan perubahan nuansa UN dari tahun-tahun sebelumnya. Paling tidak, madrasah/sekolah, guru, wali murid dan terutama siswa tidak lagi dihantui beban mental kekhauatiran tidak lulus karena UN. Nuansa berbeda juga terlihat dari sisi pengamanan naskah soal UN. Bila sampai dengan UN tahun lalu, untuk keperluan pengamanan, naskah soal UN harus disimpan di kepolisian, maka pada UN tahun ini penyimpanan naskah soal UN cukup dilakukan di UPTD Dinas Pendidikan setempat. Yang lebih penting dari munculnya kebijakan Mendikbud terkait dengan UN tahun 2015 ini sebenarnya adalah dilepasnya “borgol” bernama UN, yang selama ini dianggap telah memasung kreativitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Diakui atau tidak, ketika nilai UN (seperti yang selama ini terjadi) digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik, saat itu madrasah/sekolah, guru dan siswa seperti “terseret” untuk bergelut dengan kegiatan pembelajaran yang berorientasi
40
MPA 344 / Mei 2015
hanya pada ketrampilan menyelesaikan soal. Banyak guru tidak berani untuk berlama-lama menerapkan berbagai metode pembelajaran. Mereka juga tidak berani untuk berinovasi dalam pelaksanaan pembelajaran. Alasanya simpel, mereka takut kehilangan banyak waktu sedangkan siswa belum siap menghadapi UN. Akhirnya, benar apa yang pernah dilontarkan oleh Mendikbud Anies Baswedan, bahwa pembelajaran kita selama ini tidak lebih sebagai “teaching to test”. Siswa hanya digenjot dengan kegiatan “latihan menyelesaikan soal-soal UN”. Dengan demikian, tujuan pendidikan yang lebih esensial justru tidak tersentuh dalam kegiatan pembelajaran. Lantas, pertanyaan dan sekaligus merupakan tantangan bagi madrasah/seko-
Kegiatan pembelajaran sebagai bagian dari pendidikan, menurut Benjamin bloom (1956) memiliki tujuan yang mencakup tiga domain, yakni domain kognitif, psikomotorik, dan afektif. Karena itu hasil dari kegiatan belajar harus mencakup perubahan pada aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.
lah, terutama guru adalah, bagaimana pembelajaran harus kita laksanakan Pasca UN 2015 ini? Tentu saja madrasah/sekolah dan guru tidak boleh terpaku pada pola dan orientasi pembelajaran seperti yang selama ini dilaksanakan. “Kran” bagi pengembangan kreativitas, inovasi madrasah/sekolah dan guru telah dibuka. “Borgol” UN yang selama ini menjadi jerat bagi kreativitas dan inovasi guru telah dilepas. Karena itu perlu penyikapan yang bijak dari madrasah/ sekolah dan guru pasca UN 2015.
Reorientasi Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang selama ini terjadi, dimana guru hanya mengejar target siswa siap dan siap mengikuti UN, jelas merupakan bentuk “salah arah” dalam konteks makna pendidikan secara utuh. Hal ini senada dengan pernyataan Prof. DR. Ahmad Syafi’i Ma’arif, yang mengungkapkan bahwa selama ini pendidikan sering dijabarkan sebagai sesuatu yang hanya bertali-temali dengan transfer of knowledge, dan pendidikan juga sering dijadikan arena indoktrinasi. Lebih lanjut Syafi’i Ma’arif menyatakan, bahwa sesungguhnya disamping sebagai aktifitas transfer of knowledge, pendidikan juga merupakan media dan aktifitas membangun kesadaran, kedewasaan, dan kedirian peserta didiknya. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003) dengan jelas disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diper-
Edukasi lukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kegiatan pembelajaran sebagai bagian dari pendidikan, menurut Benjamin bloom (1956) memiliki tujuan yang mencakup tiga domain, yakni domain kognitif, psikomotorik, dan afektif. Karena itu hasil dari kegiatan belajar harus mencakup perubahan pada aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Tujuan pendidikan sebagaimana diuraiakan di atas tidak mungkin dapat dicapai ketika pembelajaran hanya dilakukan hanya menekankan bentuk-bentuk keterampilan menyelesaikan soal sebagaima terjadi selama ini. Kegiatan pembelajaran yang hanya menekankan keterampilan menyelesaikan soal, hanya akan menghasilkan capaian tujuan pendidikan pada domain kognitif yang masih jauh dari tujuan pendidikan secara utuh. Karena itu, pasca UN 2015, melalui kebijakan pemerintah melalui Mendikbud yang telah menjadikan nilai UN tidak lagi sebagai penentu kelulusan siswa diharapkan dapat mendorong madrasah/sekolah dan guru untuk dapat melaksanakan pembelajaran lebih bermakna dan berorientasi lebih luas. Madrasah/sekolah dan guru harus melakukan reorientasi pembelajaran, tidak lagi hanya sekedar transfer of knowledge, tapi lebih jauh dari itu, kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada pembentukan karakter, penanaman kedewasaan, pengembangan potensi spiritual, akhlak mulia, potensi pikir, kepribadian, ketrampilan sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003.
Diperlukan keberanian keluar dari zona nyaman
Reorientasi pembelajaran dari pembelajaran dalam arti sempit sebagai proses transfer of knowledge menjadi pembelajaran dalam arti lebih luas, sebagai proses transfer of value yang memungkinkan terprosesnya pembentukan sikap atau prilaku positif, terbentuknya kemandirian dan etos belajar yang tinggi, serta ketrampilan, memerlukan kemauan yang kuat dan kemampuan merencanaan pembelajaran yang baik dari guru. Pola pembelajaran yang telah cukup lama diterapkan, dengan hanya berorientasi pada pencapaian ketrampilan siswa menyelesaikan soal-soal tentu tidak begitu saja dapat diubah. Guru yang terlalu lama dan telah merasa enjoy dengan pembelajaran yang hanya melatihkan keterampilan menyelesaikan soal pada siswa tidak begitu saja mudah untuk berubah. Biasanya guru akan merasa berat dan enggan ketika harus menerapkan berbagai model pembelajaran yang baru. Kondisi demikian tentu memerlukan dorongan dari berbagai pihak dan komitmen kuat dari guru untuk melakukan perubahanperubahan dan membuat inovasi dalam kegiatan pembelajarannya.
Madrasah/sekolah dan guru perlu terus-menerus didorong untuk berani dan mau keluar dari zona nyaman pola lama pembelajaran yang selama ini mereka terapkan. Karena itu, beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mendorong reorientasi pembelajaran pasca UN tahun 2015 ini antara lain: Pertama, guru perlu meluruskan dan menyamakan mindset bahwa pembelajaran tidak boleh lagi hanya berorientasi menyiapkan siswa terampil menyelesaikan soal UN. Harus dipahami oleh guru bahwa pembelajaran memiliki fungsi lebih esensial, antara lain: 1. mempersiapkan generasi muda untuk memegang perananperanan tertentu pada masa mendatang. 2. Mentransfer pengetahuan, sesuai dengan peranan yang di harapkan. 3. mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban. Sehingga, pembelajaran tidak cukup dilakukan dengan hanya melatihkan penyelesaian soal. Kedua, diperlukan kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Untuk dapat memunculkan kompetensi dalam tiga domain, yakni ranah kognitif, psikomotor dan afektif, diperlukan rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik. Kompetensi guru untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran perlu terus menerus ditingkatkan melalui berbagai kegiatan pelatihan, baik melalui workshop, maupun MGMP. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik tentu akan berkontribusi dalam pencapaian hasil belajar siswa. Disamping kemampuan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, guru juga perlu terus-menerus didorong untuk melakukan berbagai inovasi dan meningkatkan kemauan menerapkan berbagai
metode pembelajaran. Untuk dapat menggali dan mengembangkan potensi siswa, terkadang diperlukan metode pembelajaran yang beragam. Karena itu sebaiknya guru tidak terpaku hanya pada satu metode pembelajaran saja, sehingga pembelajaran menjadi terkesan monoton. Ketiga, Kesesuaian RPP dengan action di kelas. Harus diakui bahwa selama ini masih banyak guru yang dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas belum sesuai dengan apa yang tertuang pada rencana pelaksanaan pembelajarannya. Action guru di kelas bahkan sama sekali tidak menggambarkan rencana pembelajaran yang dibuat. Bahkan lebih ironis lagi, masih banyak rencana pelaksanaan pembelajaran hanya tersimpan rapi di dalam laci. Dokumen ini disusun dan hanya dikeluarkan pada saat melengkapi administrasi kenaikan pangkat atau untuk memenuhi kebutuhan pada saat dilakukan monitoring atau supervisi.
Penutup
Sikap bijak dari madrasah/sekolah dan guru dalam merespon kebijakan pemerintah terkait fungsi hasil UN 2015 sangat menentukan warna dunia pendidikan Indonesia ke depan. Diperlukan sikap arif dan kesadaran guru untuk merubah diri dalam mengelola pembelajaran pasca UN 2015. Dengan kesadaran dan kemauan guru-guru, yang didorong oleh madrasah/ sekolah kita berharap, ke depan siswasiswa kita tidak hanya sekedar kompeten menyelesaikan soal-soal UN, tapi juga pada siswa akan terproses pembentukan karakter positif, sehingga mereka akan muncul sebagai generasi emas sebagaimana kita harapkan bersama. l *) Penulis adalah Guru Fisika Pada MAN Nglawak Kertosono, aktif sebagai pemerhati pendidikan.
MPA 344 / Mei 2015
41
MI Nurul Islam Kota Lumajang
Mendulang Prestasi
dengan Kelas Intensif Usianya jauh lebih tua dari republik ini. Sebab, sebelum Indonesia merdeka, MI Nurul Islam Kota Lumajang telah lebih dahulu tegak berdiri dan konsisten memberikan layanan pendidikan. Tepatnya sejak 28 Pebruari 1928 silam lembaga pendidikan ini didirikan oleh ulama anti belanda, KHR. Anas Mahfudz Zein. “Jadi jika dihitung-hitung, madrasah ini telah berusia 87 tahun,” ujar Hj. Rosyidah, SPd, SH ini.
M
eski usianya hampir seabad itu, struktur bangunan madrasah ini dipertahankan sesuai aslinya. Kesan klasik dan kokoh tak dapat ditutupi dari desain bangunan yang memiliki khas arsitektur gaya masa pra kemerdekaan. Ini bisa dilihat dari bentuk dinding yang memiliki ketebalan dua kali lipat dari model dinding saat ini. Kesan antik makin terasa dengan banyaknya jandela dan pilar-pilar. Dengan kekhasan ini, tak heran jika gedung dua lantai yang tepat berada di tepi sungai ini dikenal masyarakat dengan ‘Madrasah Panggung’. Meski kuno, tapi tak berarti tak memiliki berprestasi. Terbukti madrasah panggung ini pernah dinobatkan sebagai Juara I Lomba Lingkungan Sekolah Sehat (LLSS) UKS tingkat SD/MI Se- Jawa Timur pada 2006 silam. Tak hanya itu, dalam bidang akademik Madrasah Panggung ini mampu unjuk prestasi sebagai Sang Jawara dalam Lomba Pidato Bahasa Arab Lomba Bidang Study Agama (Beregu) tingkat SD/ MI Se-Jawa Timur di MIN Malang. Dalam bidang non akademik, jejak prestasi madrasah yang beralamat di Jl. Alun-Alun Barat No.2 Lumajang juga terlacak jelas. Sebut saja, Juara I Kelas A Putra Kejuaraan Pencak Silat PO SD/SMP/ SMA se-Jawa Timur tahun 2008. Dan makin lengkap di ajang yang sama, Juara pertama juga diraih tim putra. Di tahun yang sama, siswa madrasah yang bersebelahan dengan Masjid Jami’ Anas Mahfudz ini juga mampu keluar sebagai Juara III Catur Putri dalam Porseni MI se-Jatim yang diselenggarakan di Blitar. “Belum lagi kejuaran tingkat kabupaten. siswa kami selalu menjadi langganan
42
MPA 344 / Mei 2015
juara. Deretan piala di ruangan ini adalah buktinya,” ucap Kepala MI Nurul Islam Kota ini 2008 dengan bangga sambil menunjuk ke arah deretan tropy.
Tentu saja deretan pretasi ini tidak didapatkan dengan begitu saja. Tapi melalui proses pembinanan yang panjang. Ini seakan meneguhkan bahwa juara itu tidak dilahirkan tapi diciptakan. Kesadaran inilah yang membuat madrasah yang berada di Jantung Kota Lumajang ini membuat kelas intensif. Ini merupakan kawa candradimuka bagi siswa yang akan mewakili madrasah dalam tiap kompetisi bidang studi Unas. Dan tentu saja ini bukan kelas yang bisa dimasuki sembarang siswa. Sebab, ada standar tinggi yang dipatok oleh madrasah yaitu dia harus masuk rangking sepuluh besar di kelasnya. Dari sanalah lalu diklasifikasikan lagi. Bagi siswa yang memiliki nilai tinggi pada mata pelajaran IPA dikelompokkan pada kelas IPA. Selanjutnya, bagi siswa yang IPS dan Bahasa Indonesianya bagus, maka akan dikelompokkan pada kelas
Para dewan guru bersama dengan pejabat Kankemenag Lumajang.
Suasana pembelajaran.
Gedung MI Nurul Islam Kota.
IPS dan kelas Bahasa Indonesia. Ini juga berlaku bagi kelas intensif bidang studi Agama. Tiga kali dalam seminggu para siswa yang tergabung dalam kelas intensif ini digembleng. Selama satu jam penuh mereka disodori dengan aneka tantangan dan teori. “Kita betul-betul ingin terus mendulang prestasi melalui kelas intensif ini,” tukas bu Rasyidah ini berharap. “Kita yakin itu tercapai sebab kita banyak stok siswa berprestasi. Apalagi penggodokan ini dimulai sejak kelas IV,” imbuhnya optimistis. Meski memberikan porsi besar terhadap upaya melejitkan prestasi akademik, tak berarti madrasah ini kehilangan khittahnya sebagi pembentuk karakter siswa. Ini dibuktikan dengan penciptaan nuansa religiusitas sejak siswa menjejakkan kaki pada pagi hari di MI Nuris (Nurul Islam)
ini. Memang, sebelum siswa memasuki areal madrasah seluas 1.136 meter2 ini pada pukul 06.30 WIB, dari kejauhan sudah disambut dengan sayup-sayup lantunan surat-surat Juz ‘Amma. Tapi tunggu dulu, sebelum para siswa memasuki areal madrasah, para guru sudah menyambutnya di depan gerbang. Dengan rona muka sejuk mereka menyamput para anak didiknya. Para siswa pun kemudian bersalaman dan mencium tangan guru sebelum meletakkan tas dan aneka peralatan sekolahnya di dalam kelas. Dan sebelum jam pembelajaran dimulai pada pukul 07.15 WIB, secara berjamaah siswa pun sudah biasa melantunkan baitbait Asmaul Husna – karangan pendiri madrasah ini. Lalu mereka berdoa serentak sebelum memulai aktifitas belajar. Tak cukup itu, tiap pergantian jam pelajaran
maupun pergantian guru, mereka pun sudah diharuskan melantunkan doa bersama. “Doa ibarat pengakuan sesorang terhadap Dzat Yang Maha Tinggi. Dengan ini kita berharap tumbuh kesadaran siswa serta merangsang sikap jujur dalam keseharian,” tutur wanita kelahiran Lumajang 5 Desember 1955 penuh pengharapan. Tak cukup dengan menghadirkan suasana religiusitas bak pesantren, peraih Juara I IPA/ Sains pada Olimpiade Ma’arif Award tahun 2010 – yang digelar LP Ma’arif NU Lumajang – ini juga melnucurkan program ‘Tauhid’. Ini merupakan program hafalan yang dimulai sejak siswa kelas II. Sehingga saat lulus nanti, mereka mengantongi hafalan satu Juz al-Qur’an yakni Juz ‘Amma. “Apalagi bagi siswa kelas I hingga III mereka diwajibkan mengikuti TPQ (Taman Pendidikan alQur’an) tiap hari selepas jam pembelajaran di madrasah,” tukasnya. Dengan sederet pembiasan ini, siswa juga diasah rasa tanggung jawab dan jiwa kepemimpinannya melalui program Patroli Keamanan Sekolah atau PKS. Di sini, selain diajarkan disiplin baris berbaris, mereka juga digembleng lebih dini dengan pemahaman tentang budaya tertib lalu lintas. Ruang aktualisanya adalah saban pagi para sisiwa yang tergabung dalam PKS ini secara bergiliran – sesuai jadwal piket – membantu teman menyeberangkan teman sebayanya menuju gerbang madrasah. Lantaran usianya masih belia tentu mereka didampingi petugas kepolisian dari jajaran Polres Lumajang yang juga sebagai pembina PKS. Dan ibarat sebuah restoran, pihak madrasah sudah menghidangkan beragam menu model pendidikan anak didiknya. Tentu ini harapannya adalah demi terwujudnya pendidikan yang bermutu bagi seluruh anak didik dari semua tingkat penghidupan keluarga. Dan sebagai indikator keberhasilannya adalah jika siswa mampu mengembangkan sikap dan perilaku religiusitas di dalam dan luar lingkungan madrasah. Tak hanya itu, terciptanya budaya gemar membaca siswa juga harus tumbuh demi merangsang rasa keingintahuan mereka. Meski demikian, sikap toleransi juga harus terwujud dengan bukti mau bekerja sama, saling menghargai, disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, dan mandiri. “Kita selalu mendorong siswa agar efektif dalam memanfaatkan waktu dan media belajar. Dan tentu saja, itu kita wujudkan dalam bingkai suasana pembelajaran yang menantang, menyenangkan, komunikatif, tanpa takut salah, dan demokratis,” urai ibu tiga anak ini menjabarkan. l •Suprianto, M. Tajuddin Nurcholis, Nur Azizah
MPA 344 / Mei 2015
43
Bahaya Riya’ Oleh : H. Athor Subroto
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Mari kita selalu berusaha meningkatkan takwa dengan sebenar-benarnya. Menjalankan semua perintah Allah, dan meninggalkan larangan-Nya. Kita meyakini, bahwa hanya dengan takwa yang kuat, kita dapat memperoleh keselamatan dunia dan akhirat.
Kaum Muslimin rahima kumullah
Kami akan menyampaikan sebuah khutbah yang berjudul “Bahaya Riya’”. Riya’ ini adalah suatu sifat menunjukkan amal ibadahnya kepada orang lain untuk menda- patkan pujian. Dan sifat ini yang sangat dibenci oleh Rasulullah Saw. Bahkan Allah mengingatkan kepada hamba-Nya agar meninggalkan perbuatan riya’, dan memgerjakan ibadah hanya karena Allah Swt. Sebagaimana firman-Nya:
44
MPA 344 / Mei 2015
“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Qashah [28]: 83)
“…Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (QS. Al Kahfi [28]: 110)
Dalam ayat tersebut, yang dimaksud kampung akhirat di sini ialah kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat. Itulah surga. Dan orang-orang yang akan mendapatkan surga itu ialah orang yang tidak ingin menampakkan dirinya kepada orang lain. Tidak sombong, dan tidak riya’ atau pamer. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt:
Ayat tersebut, mengandung pengertian bahwa, seseorang yang ingin bertemu dengan Tuhannya –hendaklah mengerjakan amal ibadah yang shaleh. Tidak mempersekutukan Allah dengan seseorang. Amal ibadahnya dikerjakan dengan mukhlishin lahud din. Ikhlas karena Allah semata.
Hanya ibadah yang ikhlas itulah yang diterima Allah Swt. lainnya tidak. Lebihlebih ibadah yang didasari dengan riya’ atau pamer. Bahkan ibadah semacam itu, mendapat ancaman neraka Wail. Sebagaimana firman Allah Swt:
Riya’ itu masuk kategori syirik ashghar, syirik kecil. Suatu sifat menyekutukan Allah dengan makhluknya, walau dalam tingkatan kecil. Misalanya dalam ibadah shalat. Membagus-baguskan shalat di muka orang lain, dengan maksud supaya orang lain ini meyakini kebaikan amalannya dalam setiap shalat. Dalam suatu hadis disebutkan:
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (QS. Al Maa’uun [107]:4-7).
“Memperlihatkan amal kepada orang lain untuk diketahui amal itu, dan dapat mengira bahwa amal itu baik.” (HR. Ahmad dan Baihaqi).
Ma’asyiralmuslimin rahima kumullah
Begitu dahsyatnya adzab bagi orang yang melalaikan nilai shalat, dan riya’ di dalam ibadahnya. Mereka diancam dengan neraka Wail. Neraka yang amat pedih.
Amal ibadah yang didasarkaan riya’ itu tidak diterima dan ditolak oleh Allah Swt. sebagaimana hadis Nabi Saw.
Kaum Muslimin rahimakumullah
Perihal riya’ ini, mendapat perhatian khusus dari Rasulullah Saw. Bahkan sesuatu yang ditakutkan oleh Nabi –apabila menyusup kedalam jiwa pengikutnya. Sebagaimana sabda beliau:
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan diantara kamu ialah syirik kecil. Para sahabat bertanya: apa syirik kecil itu wahai Rasulullah ? Nabi menjawab: Riyaa’.” (HR. Ahmad dan Baihaqi) Dari Hadis ini dapat diambil keterangan yang amat jelas bahwa, Nabi Saw sangat takut terhadap sifat riya’ bagi umatnya.
“Allah Azza wa Jalla pada hari Kiamat berfirman kepada mereka (orang-orang pamer) -saat diperlihatkan kepada hambahamba seluruh amal mereka: pergilah kamu semua kepada orang-orang yang engkau riya’i (engkau pameri) waktu di dunia. Maka lihatlah, apakah engkau menemui bagi mereka balasan (ibadahnya).” (HR. Ahmad dan Baihaqi) Hadis ini menerangkan bahwa, amal ibadah yang didasari dengan riya’, maka diakhirat nanti akan tertolak. Mereka disuruh meminta balasan kepada orang-
orang yang diriya’i. Dan mereka tidak mendapatkan balasan sedikitpun.
Maasyiral Muslimin rahima kumullah
Mengapa amal ibadahnya tertolak, tidak diterima. Karena, Allah tidak Melihat lahiriyahnya. Melainkan Allah melihat gerakan hati manusia dalam setiap beramal. Sebagaimana hadis Nabi Saw:
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kebaikan dari lahiriyah kalian. Melainkian melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Thabrani dan Baihaqi).
Maasyiral Muslimin rahimakumullah
Sekarang, bagaimana caranya kita menghindarkan diri dari sifat riya’. Pertama, Timbulkan perasaan bahwa diri kita tidak sesuai dengan pujian dan sanjungan orang itu. Kedua, Timbulkan rasa malu apabila ada pujian dan sanjungan, walau sesuai dengan keadaan itu. Misalnya, dipuji sebagi keturunan bangsawan, dermawan, sopan, ramah, akhlaq mulia, dan khusyu’ dalam shalatnya. Pujian seperti ini, supaya ditepis dengan kalimat bahwa saya bukan keturuan bangsawan, bukan dermawan, bukan orang yang sopan, bukan orang yang ramah, bukan orang yang berakhlaq mulia, dan orang yang khusyuk dalam shalat. Saya adalah orang biasa saja, orang pada umumnya. Mudah-mudahan khutbah ini ada manfaatnya bagi kita semua. Sehingga kita dapat tehindar dari perbuatan riya’ dalam beribadah. Dan ibadah kita dapat diterima oleh Allah Swt. Amin amin ya rabbal alamin.
MPA 344 / Mei 2015
45
Pengasuh : dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
Ancaman MDR-TB yang “masih sedikit” Jika dihitung memang jumlah pengidap MDR-TB “tidak banyak”, namun yang “sedikit” itu berbahaya; berbahaya bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
P
engidapnya dapat meninggal dengan banyak penderitaan karenanya, pada hal di akhirat dia pasti akan ditanyai tentang penyakitnya, upaya berobatnya dan bagaimana upayanya menyelamatkan orang lain dari tertular oleh penyakitnya yang sulit diobati itu. Dengan banyaknya kasus Tb (penyakit tuberkulosis) ini ada yang kemudian secara keras menyebutkan “Indonesia Hadapi Ancaman TB”
Klinik.
Penyakit Tb adalah penyakit menular, yang disebabkan oleh kuman yang disebut Mycobacterium tuberculosis; penularannya
terutama lewat percikan liur ketika penderitanya batuk, berbicara, berteriak, ataupun menyanyi. Penderita Tb harus berobat dengan benar, yaitu dengan obat yang takarannya sudah ditetapkan, dan diminum setiap hari dengan patuh untuk waktu yang cukup lama. Pada beberapa orang obat-obat yang diminum itu kadang-kadang menyertakan munculnya efek samping yang tidak dikehendaki. Jika ini muncul, tidaklah benar jika kemudian penderita berhenti minum obat; keadaan itu harus dilaporkan ke petugas kesehatan yang menanganinya untuk dievaluasi. Dokter akan menentukan apakah obat harus dihentikan, diberi “obat penawarnya”, ataukah diganti dengan obat selainnya. Masalahnya jika penderita berhenti minum obat ketika masih belum sembuh, maka sakitnya tidak akan sembuh sendiri; penyakitnya justru akan kian parah ataupun bahkan kumannya berubah menjadi tak mempan obat yang sudah biasanya diminum itu. Jika demikian kelas penyakitnya “meningkat” menjadi MDR (Multi-Drug Resistant) ataupun bahkan XDR (Extensively Drug Resistant), artinya obat yang diminum harus yang “lebih kuat”, dan harus diminum jauh lebih lama. Saat ini Indonesia masih menempati urutan ke 8 dari 27 negara terbanyak pengidap MDR maupun XDR yang mengancam dunia.
46
MPA 344 / Mei 2015
Jika untuk penyakit Tb “biasa” pengobatan hanya perlu 6-8 bulan, maka untuk MDR obat yang digunakan adalah obat yang jauh lebih mahal dan pengobatannya perlu waktu sampai 24 bulan atau lebih. Selama belum sembuh ini penderita berpeluang besar untuk menulari orang lain, padahal kuman yang ditularkannya itu adalah juga yang sudah berkelas MDR ataupun XDR pula. Artinya penderita baru yang tertulari itu sudah juga perlu pengobatan yang lama. Diagnosa. Penderita dinyatakan mengidap MDR-Tb ataupun XDR-Tb jika ternyata setelah menjalani pengobatan selama 6-8 bulan tidak menunjukkan kesembuhan apalagi jika diketahui bahwa penderita tak patuh dalam minum obatnya. Jika laboratorium lengkap pemeriksaan di laboratorium mikrobiologis kuman Tb yang diperoleh dari penderita Tb itu
“ditanam” lalu diberi obat Tb, untuk kemudian diperiksa apakah obat yang diberikan itu masih dapat membunuh macam kuman Tb yang ditanam itu. Pengalaman menunjukkan bahwa jika obat diminum tidak teratur, maka kuman Tb yang menyerangnya sudah menjadi resistant (tak mempan obat) terhadap yang diminum sebelumnya. Kesimpulan seperti ini akan lebih meyakinkan jika didukung oleh bukti gambaran pada foto ronsennya sekarang dan yang dulu tidak menunjukkan kemajuan. Pengobatan. Untuk penderita Tb “biasa” digunakan obat isoniazide dan rifampisin secara bersama; obat-obat ini diminum bersamaan setiap harinya untuk waktu 6-8 bulan. Secara umum dapat disebutkan bahwa munculnya Tb MDR ataupun XDR merupakan akibat pengobatan yang tidak benar, terutama pengobatan yang tidak tuntas semisal karena berhenti minum obat. Jika sudah menjadi MDR maka obatnya harus diubah, yaitu harus
menggunakan obat yang lebih kuat. Obat macam ini diperhitungkan mempunyai kemampuan lebih untuk membunuh kuman Tb yang sudah “tak mempan obat” itu, tetapi juga dapat memunculkan efek samping yang tidak enak, padahal obat harus diminum setiap hari selama 18-24 bulan ataupun lebih. Obat ini meliputi misalnya fluoroquinolone (misalnya ofloxacin dan moxifloxacin), levofloxacin, kanamycin, viomycin, capreomycin, amikacin. Jika lebih dari 90% pengidap Tb biasa dapat sembuh dengan pengobatan yang benar, hanya 60-70 % pengidap MDR yang dapat tersembuhkan; hanya separo dari pengidap XDR yang dapat terselamatkan. Pengidap Tb digolongkan sudah menjadi XDR jika kumannya sudah tak mempan juga oleh salah satu obat-obat suntikan untuk Tb ini. Seperlima pengidap MDR cenderung untuk berubah menjadi XDR; ini menjadi kasus yag sulit karena hanya sedikit obat yang masih mempan, dan itupun sering disertai efek samping. Bahkan cukup banyak pederita yang gagal tersembuhkan (baca: meninggal). Pengobatan untuk penderita MDR maupun XDR ini harus dilakukan oleh dokter yang sudah “terbiasa” menanganinya, terutama jika harus menghadapi penderita yang menunjukan adanya tandatanda keengganan penderita karena adanya efek samping yang tidak mengenakkan; untuk Jawa Timur hanya ada di RS Dr. Soetomo! Efek samping obat-obat Tb itu yang ringan mungkin hanya berupa gatal-gatal, tetapi yang parah dapat memunculkan nyeri kepala, otot kaku, kejang-kejang, linglung, ataupun mual-mual. Kadangkadang juga dapat memunculkan gejala sakit liver. Jika ringan efek samping itu dapat diatasi dengan obat penawarnya (antihistamine), tetapi jika parah mungkin obat harus dihentikan ataupun diganti dengnan obat yang lain. Jika ternyata tak ada obat pengganti, maka tidak mustahil dokter harus angkat tangan; akhirnya tinggal mengandalkan doa untuk munculnya obat baru, bersabar, ataupun menunggu keputusan Allah seperti yang diajarkan Rasulullah saw kepada Ali bi Abi Thalib r.a.: “… keluar dari dunia menuju rahmat Allah”. Ada sekitar sepertiga pengidap MDR ini tidak meneruskan pengobatannya karena putus asa ataupun jemu minum obat , padahal untuk mereka ini obatnya yang sangat mahal itu (ratusan juta rupiah) telah disediakan dengan cuma-cuma; lebih dari sepersepuluh penderita yang tidak meneruskan berobat ini meninggal dalam kurun waktu satu tahun. Padahal untuk membantu keteraturan minum obat yang harus diambil setiap
Jika untuk penyakit Tb “biasa” pengobatan hanya perlu 6-8 bulan, maka untuk MDR obat yang digunakan adalah obat yang jauh lebih mahal dan pengobatannya perlu waktu sampai 24 bulan atau lebih. Selama belum sembuh ini penderita berpeluang besar untuk menulari orang lain, padahal kuman yang ditularkannya itu adalah juga yang sudah berkelas MDR ataupun XDR pula.
hari itu kepada penderita juga disediakan uang transport. Pencegahan. Melihat permasalahan yang tidak sederhana itu, maka upaya agar keparahan penyakit Tb yang diderita tidak kian parah dan tidak sampai ke tahap MDR ataupun XDR, penderita Tb perlu didorong untuk secepatnya berobat, dengan pengobatan yang benar. Obat harus diminum setiap hari selama 6-8 bulan, secara patuh sehingga tidak harus “ditemani” oleh PMO (Pengawas Minum Obat) setiap harinya untuk meminumnya. Yang harus diperhatikan adalah bahwa pengobatan yang dihentikan sendiri harus dianggap memulai munculnya Tb yang menjadi tergolong MDR ataupun bahkan XDR. Jika sudah menjadi demikian, pengobatan menjadi sulit dan menjadikan penderitanya lebih berbahaya bagi orang lain. Penderita ini dapat menjadi “penyebar kematian” karena mereka yang tertulari olehnya akan juga sulit disembuhkan karena kumannya adalah kuman yang sudah tidak mempan “obat dasar”. Penderita ini sepertinya akan menjadi “biang” santhet bambu serumpun, yang mematikan keluarganya satu demi satu sampai seluruh keluarganya mati semua karena penyakitnya yang tak
tersembuhkan itu, yang menulari dan mematikan seluruh keluarganya.
Boleh dibilang bahwa kuman TB ada di mana-mana, tetapi saat kekebalan tubuh kita baik, ia tak mampu membuat kita sakit. Maka, dengan menjaga pola hidup secara keseluruhan yang meliputi pola makan yang baik, cukup istirahat, olah raga, dan selalu berpikir positif. Keseluruhan faktor tersebut dapat mendukung tubuh kita untuk mencapai kekebalan tubuh yang optimal, sulit tertulari oleh kuman Tb. Karena kuman TB tak mampu bertahan dalam lingkungan berlimpah sinar matahari. Maka upaya menyelamatkan diri dan keluarga dalah juga mengusahakan rumah dan lingkungan kita mendapatkan cukup sinar matahari.
Penutup. Dunia sudah sepakat untuk memberantas penyakit Tb, sehingga dunia bahu-membahu mencari upaya untuk sebanyak mungkin menemukan penderitanya agar segera dapat diobati. Dari itulah maka tanggal 24 Maret dicatat sebagai “Hari Tb”, untuk mengingatkan kembali bahwa Tb masih mengancam dunia. Penyakit ini memerlukan pengobatan jangka panjang dengan kepatuhan secara kuat dalam berobat. Mudah diduga bahwa sebagian besar pengidap Tb itu adalah ummat Islam, yang penularannya juga cukup mudah karena banyaknya peluang kontak dalam berbagai bentuk jamaah. Peran “imam” (baca juga sebagai: muballigh) sangat besar dalam mendorong jamaahnya untuk menyadari masalah ini. Melihat besarnya peran ketaatan berobat dalam mencapai keberhasilan penyembuhan dengan pengobatan, yang ketaatan itu berpangkal pada keyakinan, maka sangat diharapkan sering adanya taushiyah yang mengingatkan bahwa menularkan penyakit kepada orang lain termasuk yang harus dihindari oleh muslim yang baik. Upaya ini harus dilakukan di setiap peluang yang ada, di khutbah Jumat, pengajian, arisan, ataupun berbagai macam “jamaah” yang ada. Agar penularan dapat dicegah ataupun tidak terjadi, maka mereka yang batuk-batuk lama harus segera berobat, ataupun menghindarkan diri dari menulari jamaah lainnya dengan berbagai macam cara; menggunakan masker adalah salah satu upaya menghindarkan penularan. Manfaatkan sarana kesehatan yang ada semisal Puskesmas, Posyandu, Poskestren, dan sebagainya. Akan lebih baik lagi jika di setiap jamaah ada kader kesehatan, yang untuk itu pengurus dapat meminta Dinas Kesehatan setempat untuk mendidiknya. l Semoga uraian di atas bermanfaat.
MPA 344 / Mei 2015
47
Pengasuh : Drs. Ahmad Busyairi Mansur, MM
A. Reading (Wacana)
EGYPT’S STRATEGIC SINAI PENINSULA ADOPTS TOURISM BY PETER HANNEMAN (1) Egypt’s Sinai Peninsula has been a place of refuge, conflict and curiosity for thousands of years. Much of the Pharaoh’s wealth came from the turquoise, copper and gold mines of the Sinai. It is the “great and terrible wilderness” of the Bible across which the children of Israel journeyed in search of the Promised Land, and where Moses saw the Burning Bush and received the Ten Commandments. This land bridge between Africa and Asia is another world to shows playing the Nile, crowded cairo, crumbling pyramids and an almost unrecognizable Sphinx, whose nose is missing because it was either shot off by Napoleon’s soldiers during target practice or the British took it for the British Museum. Sharm El Sheikh, squeezed between the rocky mass of the Sinai, the deep blue of the Red Sea, and the Gulf of Suez, is one of Egypt’s recent tourist successes. The exceptional strategic importance of its location enabled Israel soldiers to advance this far during the six days war, establishing the village of Sharm el Sheikh. When under the 1979 Camp David agreement Israel returned Sinai to Egypt, the trenches and bankers were destroyed and military buildings transformed into tourist residences. It is still part of the Middle East political turbulence, with Egyptian President and aspiring leader of the Arab World, Hasni Mubarak hosting a world leaders peacekeepers. Summit, at the five-star beach-front Hilton hotel. Among the besuited world leaders walking among seantily clad sunbaking tourists on the beach in 35 degree heat, shadowed by sweating well built men in badly cut suits talking into their lapels, were John Major, Bill Clinton and Boris Yeltsin Clinton later joked he “was taken for a ride” after buying a jar of sand for twice what other “tourist” pay. The Sinai coast has amazing underwater scenery. Just a few strokes from shore we entered a world where sheer cliffs are covered with hundreds of varieties of astonishingly shaped corals of pastel pink, vibrant yellow, royal purple and flaming red, alive with thousands of exotic fish. From the coral, we climbed onto spirited Arabian horses waiting for us on the beach and galloped across the desert into wadis (dry riverbeds) winding between soaring mountains. (The Jakarta Post, Sunday, November 1997) B. Vocabulary (Kosakata) Refuge = mengungsi Turquoise = warna biru hijau Mine = tambang Crumble = ambruk Trenches = parit Bunkers = tembok pertahanan Turbulence = pengolahan Clad = pakaian Lapel = kelepak C. Dialogue Hamman Zahra
: :
H Z
: :
48
AT SYARI’AH BANK Assalamualaikum wr.wb. Good morning Wa’alaikumsalam. Good morning, sir. Welcome to Syari’ah Bank. May I know your services here? Ok sir. As for our services, in brief we offer the following ones. Ijarah is a leasing agreement whereby the bank buys an asset for a customer and leases it to them over a specific period, with the customer sometimes buying the asset outright at the end of the contract. Rentals paid during the period of the lease make up part of the purchase price. Mudarabah is an investment partnership where an investor provides the funds and an expert (mudarib) provides the investment skill. Profits are shared between the investor and the mudarib. But investors risk losing their money if the investment is unsuccessful. The mudarib will not charge a handling fee unless a profit is made. Musharakah is an investment partnership where all parties agree to jointly share risk and reward (losses and profits). Profit
MPA 344 / Mei 2015
Hamman
:
Zahra H
: :
Z
:
H Z H Z
: : : :
H Z
: :
H
:
sharing terms are agreed in advance and losses are always pegged to the amount invested by each individual and will never exceed this. For example, Muamalah Bank manages the funds of depositors to generate profits that those depositors share. Murobahah is a form of credit which allows customers to make a purchase without having to take out an interest-bearing loan. The bank buys an item for the customer and sells it to them on a deferred basis by using installments, adding an agreed profit margin. Well, I decide to put my money in saving account and investment scheme. May I have your name? My name is Hamman. Here is my business card. You can contact my anytime at these numbers and this email address. Thank you. May I have your identity card? I will have it copied. Sure. Here it is. Ok. Would you please fill in this form? Ok. I decide to save five billion rupiah here. As for investment, do you have any interest in sukuk? Sukuk? What’s that? Sukuk is a name of a financial certificate that is equal to bonds. It is Islamic bonds. It means it comply with Islamic shari’a. Fixed-income interest-bearing bonds are not permissible in Islam. So sukuk is securities that comply with Islamic investment principles, which prohibit the charging or paying of interest. Islam also prohibits investment in gambling, tobacco, pork, and porn businesses. I will try it. Please advise me how to do it.
Pengasuh : Ustd. Faiz Abdur Rozak
Kosakata/terjemah :
ditinjau dari waktu terjadinya
…..yang berkenaan/ terkait dengan kata kerja
ditinjau dari yang dikerjakan
Sebagaimana contoh berikut ini:
ditinjau dari ada/ tidak adanya sebutan pelaku
ditinjau dari asal-usul “bina’nya” ditinjau dari susunannya
ditinjau dari perubahan kata kalimat
Pembaca yang budiman: ketahuilah bahwa tata bahasa Arab dengan Bahasa Indonesia sangat banyak perbedaannya. Terutama dalam hal istilah-istilah; seperti: Dalam bahasa Arab = kata = susunan kalimat
Dalam Bahasa Indonesia susunan kalimat X
Pembagian kata kerja sampai ada 6 pembahasan
Kata kerja dalam tata bahasa Indonesia sangat terbatas!
Dan lain-lain
MPA 344 / Mei 2015
49
Lintas Peristiwa
Bupati Kab. Lamongan Bantu Sertifikasi Tanah Wakaf Masjid Sebesar Rp. 100 Juta
Kakankemenag Kab. Lamongan Drs H. Leksono, M.Pd.I didampingi Gara Syariah Drs. Masduki Yasin menyaksikan penandatanganan berita acara hibah.
LAMONGAN – Bupati Lamongan H. Fadeli, SH., MM memberi perhatian tersendiri terhadap pensertifikasian tanah wakaf. Hal
tersebut diperlihatkan dengan pemberian hibah 100 juta rupiah bagi 40 bidang tanah wakaf masjid. Penandatanganan berita acara dilakukan Drs. H. Abdul Aziz, M.Ag (nadzir wakaf masjid Al-Aziz Mojorejo), Modo dan H. Shodiq (nadzir wakaf masjid Jami Darussalam, Mendugo, Glagah) di aula Kankemenag setempat, (11/3). Acara ini disaksikan oleh Kakankemenag Drs. H.Leksono, M.Pd.I, Ketua Asosiasi Nadzir Wakaf Kab. Lamongan H. Kuswadi, M.Pd., Kasubag TU, Kasi, dan Gara di lingkungan Kemenag Kab. Lamongan, dan seluruh penerima. Kakankemenag Kab. Lamongan Drs. H. Leksono, M.Pd.I mengatakan bahwa banyak sekali masjid di Kab. Lamongan hingga saat ini belum memiliki status hukum yang jelas. Keadan ini tentu menjadi beban tersendiri bagi paranadzir wakaf. Kejadian di beberapa daerah, tambah Kakankemenag, banyak terjadi gugatan pada masjid oleh anak-cucu muwakif, dan hakim memenangkan gugatannya. “Kejadian ini perlu diantisipasi dengan segera mensertifikatkannya setelah ada ikrar, ”pesan Kakankemenag. •Nsr
Aparatur Negara Harus Siap Melayani dan Melaksanakan Tugas Dengan Ikhlas NGAWI - BP. Al-Falah Kankemenag Kab. Ngawi menjadi tempat berlangsungnya pelantikan pejabat struktural dan fungsional Kankemenag Kab. Ngawi. Mereka adalah kepala KUA, kepala madrasah dan PPAI (24/3). Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Ngawi, Drs. Syahidan, MH menyampaikan bahwa seorang pejabat saat menjalankan tugasnya tidak ada bedanya dengan PNS umumnya. Karena semua aparatur negara harus siap melayani masyarakat dan melaksanakan tugas dengan ikhlas. Mereka yang diambil sumpah menjadi Kepala KUA dan PPAIW adalah Pratikno, M.Pd.I (Padas), Drs. Kasdi, M.Ag. (Gerih), Mustofa, S.Ag. (Kedunggalar) Drs. Abdul Wahid Jamil, M.Pd.I (Paron), Drs. Bahrudin, M.Pd.I (Bringin), Drs. Yusuf Wibisono, M.Pd.I (Mantingan), Drs. Abu Helmi Rosyadi (Ngrambe). Pejabat di ranah madrasah yang menjadi KTU yakni Hartono, S.Pd.I (MTsN Ngawi), Dra. Sri Wahyuni, M.Ag (MTsN Paron), Moh. Ghofar Wahyudi, S.Ag (MTsN Geneng), AgusArifin, S.Ag, M.PdI (MTsN Jogorogo). Sementara Mujianto,
Deretan pejabat struktural dan fungsional Kankemenag Kab. Ngawi sedang dilantik langsung oleh Kakankemenag Kab. Ngawi, Drs. Syahidan MH.
S.Pd dilantik sebagai Pengawas Madrasah dan RA Kankemenag Kab. Ngawi, dan Purwanto, S.Pd.I sebagai guru muda dengan tugas tambahan sebagai Kepala MIN Randusongo. •Guh
Silaturrahim dan Kunjungan Wisata Dharma Wanita Persatuan Kemenag RI
Ketua DWP Kankemenag Kab. Sumenep Hj. Innani Mukarromah mendapatkan cinderamata dari ibu Sekjen Kemenag RI di ruang Hotel Musdalifah.
SUMENEP – Kabupaten Sumenep agaknya bisa menjadi tranding topic, baik secara nasional dan internasional. Ini terkait
50
MPA 344 / Mei 2015
dengan objek wisata yang ada di kepulauan Gili Iyang Kabupaten Sumenep dengan oksigen terbaik di dunia ke dua. Keunikan ini diresponpositif oleh ibu-ibu DWP Kemenag RI yang berkenan berkunjung, yang sebelumnya transit di Hotel Musdalifah, disambut oleh Kakankemenagbeserta ibu, Kasubbag,para Kasi dan ibu Dalam kesempatan ini Ketua DWP Kankemenag Kab. Sumenep Hj. Innani Mukarromah merasa bangga atas kunjungan para ibu-ibu DWP Pusat.Sementara itu rombongan yang dipimpin ibu Sekjen Kemenag RI, tak mengira jika penyambutannya sangat luar biasa. Kakankemenag Kab. Sumenep dalam kata sambutannya mengatakan bahwa potensi Kabupaten Sumenep memang banyak objek wisatayang cukup baik dan patut untuk dikunjungi salah satunya seperti Pulau Oksigen yang dibidik oleh mancanegara karena keunikannya dan hawanya yang asri. Ikut mendampingi rombongan ibu Sekjenkurang lebih 25 orang, juga 30 orang dari UINSA, STAIN, para kasi, KUA, pengawas beserta ibu beserta pengawalan dari TNI/Polri. •Zarkasyi
Lintas Peristiwa
Penghulu Kabupaten Madiun Mendapat Juara I di LKTI Penghulu Se-Jatim
Kepala Bidang Urais dan Binsya Kanwil Kemenag Prov. Jatim sedang memberikan pengarahan kepada peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah.
SURABAYA – Bertempat di aula Wisma Sejahtera Ketintang Selatan No. 77 Surabaya, Lomba Karya Tulis Ilmiah bagi
Penghulu/Kepala KUA tingkat Provinsi Jawa Timur untuk ketiga kalinya dilaksanakan oleh Bidang Urais dan Binsyar Kanwil Kemenag Prov. Jatim, (20-21/4). Kegiatan ini untuk mendorong Penghulu/Kepala KUA agar menuangkan ide dan gagasannya dalam bentuk tulisan ilmiah. Lomba kali ini diikuti oleh15 peserta orang Penghulu/Kepala KUA se-JawaTimur yang telah lolos seleksi awal. Agak berbeda dari pelaksanaan lomba KTI tahun sebelumnya, pemenang lomba KTI kali ini diberikan reward yang berupa uang pembinaan. Disamping juga berhak mengikuti perlombaan yang sama di tingkat nasional mewakili Jawa Timur. Dewan juri yang berasal dari UIN Surabaya, redaktur MPA, serta Bidang Urais dan Binsyar memutuskan bahwa pemenang LKTI tingkat Provinsi Jawa Timur tahun ini diraih oleh Bisri Mustofa, S.Ag, M.PdI Penghulu dari Kabupaten Madiun. Disusul kemudian Drs. Ach. Sujak, M.PdI Kepala KUA dari Kabupaten Magetan. Dan sebagai juara ketiga adalah Drs. H. Mohamad Shodig, MA Penghulu dari Kabupaten Malang. •MS
Sosialisasi Program Pondok Pesantren Tahun 2015 dan Lomba Pesantren Berseri BANYUWANGI – Sebanyak 250 pimpinan Ponpes se-Kab. Banyuwangi mengikuti kegiatan Sosialisasi Program Pondok Pesantren 2015 di aula Kankemenag Kab. Banyuwangi, (2/4). Kegiatan ini juga dirangkai dengan sosialisasi Lomba Pondok Pesantren Berseri yang disampaikan oleh Plt. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Banyuwangi Dra. Husnul Chotimah, M.Si. Kakankemenag Kab. Banyuwangi yang diwakili Kasubag TU Zaenal Abidin saat memberikan pengarahan mengatakan, Kementerian Agama Kab. Banyuwangi saat ini bersinergi dengan BLH Kab. Banyuwangi dalam rangka lomba pondok pesantren berseri. Zaenal menuturkan, program green and clean yang dicanangkan Bupati tidak hanya di lembaga pendidikan formal saja, akan tetapi digalakkan di pondok pesantren. Memang kata Zaenal, ribuan santri yang menghuni pondok pesantren menjadi kendala tersendiri untuk menciptakan pesantren yang bersih, sejuk, dan indah. Namun demikian dirinya optomis,
Para peserta dari ponpes se-Kab. Banyuwangi mengikuti dengan seksama Sosialisasi Program Pontren Tahun 2015 dan Lomba Pesantren Berseri.
pesantren bisa memenuhi harapan Bupati untuk menjadikan pondok yang berseri, dengan tanpa meninggalkan tujuan utamanya, yakni Tafaqquh Fiddin sebagai ruhnya agama. •Yasin
Pelantikan Panitia Ujian Nasional (UN) Tahun Pelajaran 2014-2015 Kab. Madiun
Kakankemenag Kab. Madiun, Dr. Hafidz, Msi disaksikan Kadis Pendik Kab. Madiun, menandatangani SK panitia ujian dan pakta integritas.
MADIUN – Rabu (8/4), bertempat di Gedung Dwijahayu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun dilangsungkan
Pelantikan Panitia Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2015 yang dipimpin oleh Sekda Kabupaten Madiun. Kegiatan ini dihadiri pula oleh Kakankemenag Kab. Madiun, Kadis Pendik dan Kapolres Madiun. Kakankemenag Kab. Madiun Dr. Hafidz, M.Si, dan Kadis Pendik Drs. Suhardi, MM, secara simbolis menandatangani SK Panitia Ujian dan Pakta Integritas mewakili seluruh panitia UN di instansi Kemenag maupun Dispendik yang disaksikan Sekda Kab. Madiun Soekardi, M.Si. Dalam sambutan pengarahannya, Sekda Madiun berpesan agar seluruh guru maupun panitia UN berperan dalam kelulusan siswa. Bila ada siswa yang belum lulus, harus diberi remidi. Sedangkan bagi sekolah yang menyelenggarakan UN online, agar mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang mulai peralatan, IT maupun kelistrikan. Di akhir sambutanya, Sekda Kab. Madiun ini berharap agar pelaksanaan UN di tahun ini berjalan dengan sukses dan lancar. “Ujian Nasional harus didukung dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas,” ungkapnya. •Arf
MPA 344 / Mei 2015
51
Lintas Peristiwa PELANTIKAN JABATAN STRUKTURAL KEPALA KUA SEKOTA PASURUAN KOTA PASURUAN – Senin (6/4), bertempat di halaman tengah Kankemenag Kota Pasuruan, dilaksanakan pelantikan 4 orang Kepala KUA oleh Kakankemenag Kota Pasuruan, H. Ma’mur Salim, M.Si. Acara yang meriah ini disaksikan oleh Kasubbag TU, Kasi, Kepala Satker dan seluruh karyawan dan karyawati Kemenag Kota Pasuruan Dalam sambutannya, Kakankemenag Kota Pasuruan mengatakan bahwa pelantikan ini di samping untuk penyegaran dan juga untuk mengisi kekosongan Kepala KUA Kec. Panggungrejo yang sudah lama ada kecamatan tapi tidak ada kantornya. Kepada yang terlantik H. Ma’mur Salim, M.Si berpesan bahwa jabatan adalah amanah yang harus dilaksanakan sebaik mungkin, dan sebagai pejabat harus siap dan bertanggung jawab bila ada persoalan bawahan dan semua masyarakat di wilayah yang dipimpinnya. Pejabat juga tidak boleh membanding-bandingkan dengan pejabat yang lain ingatlah bahwa jabatan adalah amanat dari Allah. Pejabat yang dilantik adalah Drs. Achmad Zawawi, M.Pd.I (Kec. Panggung rejo), Hakam Hamidi, M.PdI (Kec. Gadingrejo), Muhammad Santoso, M.PdI (Kec. Purworejo), dan Wachid Sulaiman, S,Ag (Kec. Bugul Kidul). •Mdk PENGHULU KABUPATEN MADIUN JUARA LKTI PENGHULU SE-JATIM KANWIL - Bertempat di Aula Wisma Sejahtera Jl. Ketintang Selatan nomor 77 Surabaya Lomba Karya Tulis Ilmiah bagi Penghulu/ Kepala KUA tingkat Provinsi Jawa Timur untuk ketiga kalinya dilaksanakan oleh Bidang Urais dan Binsyar Kanwil Kemenag Prov. Jatim. Kegiatan yang dilaksanakan mulai hari Senin s.d Selasa tanggal 20 s.d 21 April 2015 bertujuan untuk mendorong Penghulu/Kepala KUA untuk menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan ilmiah. Lomba ini diikuti oleh 15 peserta orang Penghulu/Kepala KUA se Jawa Timur yang telah lolos seleksi awal. Agak berbeda dari pelaksanaan lomba KTI tahun sebelumnya, Pemenang lomba KTI kali ini diberikan reward yang berupa uang pembinaan. Disamping itu pemenang Lomba KTI ini berhak mengikuti Lomba KTI tingkat nasional mewakili Provinsi Jawa Timur. Dewan juri yang berasal dari UIN Surabaya, redaktur MPA, serta Bidang Urais dan Binsyar memutuskan bahwa pemenang lomba KTI tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2015 diraih oleh Bisri Mustofa, S.Ag, M.PdI Penghulu dari Kabupaten Madiun sebagai juara I, Drs. Ach. Sujak, M.PdI Kepala KUA dari Kabupaten Magetan sebagai juara II dan Drs. H. Mohamad Shodig, MA Penghulu dari Kabupaten malang sebagai juara III. •Saiful
52
MPA 344 / Mei 2015
STUDY BANDING PENGURUS YPIS LUMAJANG KE BA/RA RESTU 2 MALANG LUMAJANG - Pengurus Yayasan Pendidikan Islam Sejahtera (YPIS) Kankemenag Kab. Lumajang melakukan study banding ke BA/RA Restu 2 Kab. Malang, (15/4). Rombongan diikuti oleh pengawas sekolah dan Kepala RA Perwanida Kankemenag Kab. Lumajang yang dipimpin oleh Ketua YPIS Hj Suswati. Kedatangan rombongan disambut oleh guru dan pengurus yayasan BA/RA Restu 2 Malang dengan ramah sekaligus ucapan selamat datang dari Ketua DWP Kemenag Malang. Rombongan juga dipersilahkan memasuki kelas untuk melihat suasana pembelajaran. Di antara mereka juga banyak yang bertanya tentang sistem pembelajarannya. Dalam sambutannya, Ketua YPIS Kab Lumajang menyampaikan bahwa tujuan silaturrohmi ini adalah menambah wawasan pada sektor pendidikan, demi meningkatkan mutu pendidikan di RA yang dimiliki oleh YPIS Lumajang. Sementara itu, Kepala BA/RA Restu 2 Malang Siti Aisyah mengungkapkan keberadaan RA Restu 2 ini bagaikan perkembangan anak kecil yang dimulai sejak lahir sampai bisa jalan. Keberadaannya penuh dengan perjuangan, keikhlasan, juga semangat. Setelah acara sambutan dilanjutkan dengan sharing, juga tukar cinderamata. •Ziza
REKRUTMEN PETUGAS HAJI KANKEMENAG KAB. TULUNGAGUNG TULUNGAGUNG – Bertempat di aula Kankemenag, Kankemenag Kab. Tulungagung menyelenggarakan ujian rekrutmen 12 peserta calon petugas haji kloter dan non kloter tahun 2015, (1/4). Hadir pada acara ini, panitia pengawas dari Kemenag Kanwil Jatim dan M. Thoha sebagai anggota Komisi Pengawas Haji Indonesia. Kakankemenag Kab. Tulungagung H. Damanhuri, M.Ag dalam sambutan pembukaannya berpesan kepada seluruh peserta untuk mengerjakan soal ujian semaksimal mungkin. “Karena hanya tiga orang saja yang diambil dari Kabupaten Tulungagung,” tuturnya. Kepada panitia pengawas Damanhuri juga meminta agar mereka menguji peserta dengan baik dan adil. “Saya minta panitia pengawas berbuat yang sebaik-baiknya, seadil-adilnya demi terjaminnya kualitas pendampingan jamaah haji,” tegasnya. Dari hasil seleksi kali ini, akan terjaring 3 petugas haji kloter yang akan mendampingi jamaah haji Kab. Tulungagung selama di tanah suci. Sementara untuk seleksi calon petugas non kloter, akan terjaring 1 orang dari Kab. Tulungagung yang berhak mengikuti ujian tingkat provinsi untuk memperebutkan jatah 12 petugas non kloter Provinsi Jatim. •Fat
PENYUSUNAN SOP PERJALANAN DAN PELAYANAN IBADAH HAJI TAHUN 2015 JOMBANG – Bertempat di Balai Latihan Kerja Kab. Jombang, Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh Kankemenag Kab. Jombang melaksanakan sosialisasi penyusunan SOP perjalanan dan pelayanan Ibadah Haji tahun 2015, (14-15/4). Acara ini diikuti 40 peserta dari unsur pegawai KUA, Satker dan Pegawai Kankemenag Kab. Jombang. Kasubbag TU Kankemenag Kab. Jombang, H. Taufiqurrohman, M.Ag dalam sambutanya menyampaikan bahwa kegiatan ini diadakan untuk mewujudkan pelayanan haji yang berkualitas. Karenanya, pelayanan ibadah haji butuh orang-orang profesional. Mengingat yang dilayani adalah masyarakat majemuk. Ketua Panitia H. M. Albab. BA berharap agar perjalanan dan pelayanan ibadah haji Kab. Jombang tahun 2015 dapat terwujud pelayanan berkualitas dan profesional. Sosialisasi diisi beberapa pemateri yaitu Kasi PHU Drs. H. Nur Habib Adnan, M. Pd.I (Langkah-langkah penyelenggaraan SOP dan pelayanan haji), DR. H. Emy Chulaimi, S. Ag. M.H (Pengertian umum azaz dan prinsip SOP pelayanan haji), H. Taufiqurrohman, M. Ag (SOP pelayanan haji) dan Suhari S.H (Dokumen SOP pelayanan haji muatan dan penerapannya). •Tts
PRAKTIK MANASIK HAJI MTS NEGERI MOJOSARI DI ASRAMA HAJI SUKOLILO SURABAYA MOJOKERTO – Sebagai lanjutan dari teori dari tata cara pelaksanaan ibadah haji di kelas, MTs Negeri Mojosari mengadakan praktik manasik haji di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, (2/4). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 353 siswa beserta guru pendamping. Sebelum pemberangkatan, Drs. H. Budi Prayitno, M.Pd selaku kepala MTs Negeri Mojokerto memberikan pengarahan seraya berharap agar pelaksanaan praktek manasik haji kali ini bisa berjalan dengan lancar. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi pengenalan haji, pelaksanaan thowaf, sa’i, tahallul, wuquf, dan mabit di Muzdalifah dan Mina, juga melontar jumroh Seusai kegiatan manasik haji diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang syarat, wajib dan rukun haji kepada siswa, disamping juga memberikan pengalaman praktek langsung mengenai bagaimana tata cara ibadah haji. Dan yang tak kalah pentingnya adalah menumbuhkan motivasi berhaji sejak dini karena mereka telah mengetahui dan memahami hal-hal yang harus dilakukan pada saat melakukan ibadah haji nantinya jika mereka benarbenar berhaji sungguhan. •Ans
Lintas Peristiwa
Kakanwil Kemenag Prov. Jatim Memberikan Pembinaan PNS Kemenag Kab. Probolinggo
PNS di lingkungan Kankemenag Kab. Probolinggo sedang serius mendengarkan paparan dari Kakanwil Kemenag Prov. Jatim.
PROBOLINGGO – Kamis (26/3), Kakanwil Kemenag Jatim Drs. H. Mahfudh Sodar, M.Ag, berkenan memberikan pembinaan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kankemenag Kab. Probolinggo. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja pegawai Kemenag Kab. Probolinggo dengan harapan agar mereka mampu meningkatkan etos kerja, keaktifan, kedisiplinan dan dedikasi. Kakankemenag Kab. Probolinggo, H. Busthami berpesan agar Pegawai Negeri Sipil meningkatkan kompetensi dan profesionalisme untuk mendukung tusinya sesuai peraturan yang ada. Khusus bagi para pejabat struktural agar terus melakukan pembinaan kepada bawahannya, sehingga terhindar dari pelanggaran disiplin, pegawai harus bisa menciptakan suasana kerja yang kondusif, jalin koordinasi dengan unit kerja lainnya. Sedangkan Drs. H. Mahfudh Sodar, M.Ag menggarisbawahi apa yang disampaikan oleh Kakankemenag Kab. Probolinggo bahwa PNS harus memahami dan mengerti Perpu agar mampu mewujudkan kinerja baik dan prima. Karena PNS tidak hanya sebagai pelaksana kebijakan publik, namun juga sebagai pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa dan negara. •Ansori
Kakankemenag Kota Probolinggo Melantik Delapan Pejabat Struktural KOTA PROBOLINGGO – Bertempat di aula Kankemenag Kota Probolinggo, Kakankemenag Kota Probolinggo H. Muhammad, S.Sos, M.Pd.I melantik delapan pejabat struktural di lingkungan kantor tersebut. Pelantikan ini disaksikan Kasubbag TU Dr. H. Didik Heriadi, S.Ag, M.Pd, jajaran pejabat struktural, pejabat fungsional, undangan serta pegawai Kankemenag Kota Probolinggo, (8/4). Dalam kesempatan ini Kakankemenag Kota Probolinggo mengatakan bahwa pergantian pejabat dilakukan atas pertimbangan dan kebutuhan organisasi. Sehingga pejabat-pejabat ini dapat mengemban tugas, sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki. “Sehingga Kemenag Kota Probolinggo dapat menjadi lebih baik dan lebih profesional,” ujarnya. Pejabat terlantik adalah Drs. H. Taufieq, M.Pd.I, (Kasi Pendma), Samsur, S.Ag, M.Pd.I, (Kasi PHU), H. Nashaaihuddin Ahmad, SH, (Kasi Bimas Islam), Drs. M. Dawam Ichsan, M.Si (Kasi PD dan Pontren), Mulyono, S.Pd.I (Kepala KUA Kec. Mayangan),
Salah seorang pejabat terlantik sedang menandatangani SK, disaksikan Kakankemenag Kota Probolinggo dan pejabat terlantik lainnya.
Arif Widarta, S.Ag. (Kepala KUA Kec. Kademangan), Winarko (Kepala KUA Kec. Kanigaran) dan Drs. H. Azhar Munir (Kepala KUA Kecamatan Kedopok). •Arb
Rotasi Lima Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan di Kankemenag Kab. Sidoarjo
Kakankemenag Kab. Sidoarjo, Drs. H. M. Nur Sjamsuddin AM, Msi, sedang mengambil sumpah dan melantik lima kepala KUA.
SIDOARJO – Di penghujung bulan Maret, terjadi mutasi 5 Kepala KUA Kecamatan di lingkungan Kankemenag Kab Sidoarjo, (27/3).
Kegiatan ini bertempatdi gedung aula Kankemenag Kab. Sidoarjo. Kelima Kepala KUA ini dilantik dan diambil sumpahnya oleh Kakankemenag Kab. Sidooarjo (Drs. H. M. Nur Sjamsudin AM, M.SI) dan disaksikan oleh Kasubbag TU (Drs.H. Misbakhul Munir, M.Ag), Kasi Bimas Islam (Drs. H. Syaiful Hadi, M.Pd), Kasi PHU (H. Moh Arwani, M.HI), Kasi PD Pontren (Drs. H. Suhaji, M.Si), Kasi Pendma (H. Rohmat Nasrudin, LC, M.Ag), dan Penyelenggara Syariah (Drs. H. Moh. Nur Ibadi, SE, MM). Lima Kepala KUA yang sekaligus PPAIW tersebut adalah Drs. H. Sirod Munir (Kec. Porong), Drs. H. Khoidar, M.HI (Kec. Candi),H. Arifin, MA (Kec. Waru), H. Muhammad Khusaeri, S,Ag., M.Pd.I (Kec. Prambon), dan H. Mohammad Nasikin, S.Ag, M.Pd.I (Kec. Balongbendo). Dihadapan pejabat yang dilantik, Drs. H. M. Nur Sjamsudin AM, M.Si kembali menyampaikan bahwa rotasi jabatan adalah wajar dalam suatu instansi dan karena faktor kebutuhan dan penyegaran. Rotasi jangan ditakuti dan jangan dipersepsikan yang tidak baik. •Ms
MPA 344 / Mei 2015
53
Lintas Peristiwa KAFILAH MTQ KAB. BANYUWANGI SIAP BERLAGA BANYUWANGI – Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Jawa Timur ke-26 tahun 2015 sudah di ambang pintu. Even dua tahunan ini akan diselenggarakan di ujung timur pulau Jawa, tepatnya di Kabupaten Banyuwangi. Sebagai tuan rumah, panitia pembinaan kafilah MTQ telah melaksanakan berbagai persiapan. Salah satunya pemusatan latihan tahap IV di Taman Wisata Osing Desa Kemiren Kecamatan Glagah, (9/4). Pemusatan latihan kali ini dilaksanakan selama tiga hari, yakni 7 hingga 9 April. Seluruh peserta dari cabang MTQ, Tartil, Tuna Netra, MHQ, MFQ, MSQ, MKQ, Tafsir Al Quran, dan MKIQ ditempatkan di mess penginapan. Selama pemusatan mereka dibina oleh para pembina dari LPTQ Provinsi Jatim seperti ust. H. Fuad, H. Athor Subroto, H. Faiz Abdl Rozaq dan didampingi oleh pembina lokal. Ketua I LPTQ Kab. Banyuwangi H. Santoso, dalam sambutan pengarahannya memberikan motivasi agar kafilah selalu optimis dan terus mengasah kemampuannya. Juga tidak cepat puas diri terhadap raihan yang ada dan selalu merendahkan hati. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah selalu menjaga kesehatan. “Jangan makan sembarangan”, jelasnya. •Yas
TURUNKAN PERCERAIAN & KDRT, MELALUI SUSCATIN KEDIRI – Mensikapi banyaknya kasus perselisihan, perceraian dan KDRT di Kab. Kediri, Kankemenag Kab. Kediri meminta seluruh KUA di Kab. Kediri menyelenggarakan Kursus Calon Pengantin (SusCaTin). Yakni pemberian bekal pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan kepada calon pengantin tentang kehidupan rumah tangga atau keluarga, dalam waktu yang relatif singkat. Suscatin ini dilaksanakan secara rutin oleh masing-masing KUA di Kab. Kediri. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Kepala KUA, Penghulu, Penyuluh Agama dan Pegawai Puskesmas. Setelah melakukan kursus, calon pengantin berhak mendapatkan sertifikat sebagai tanda bukti kelulusan. Kepala KUA Ngasem Drs. Mustajib mengungkapkan bahwa Suscatin merupakan salah satu tahap yang mesti ditempuh sebelum proses akad nikah. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah. Selama proses kursus, calon pengantin pria dan wanita menerima materi tentang tatacara dan prosedur perkawinan, pengetahuan agama, peraturan perundangan, hak dan kewajiban suami istri, kesehatan reproduksi, manajemen keluarga; dan psikologi perkawinan dan keluarga. •Alfy
OPTIMALKAN FUNGSI, TIM FKUB KAB. BLITAR ADAKAN TINJAU LOKASI BLITAR – Tim yang terdiri dari anggota FKUB, Bakesbangpol, Kemenag, Satpol PP, KPTSP Kabupaten Blitar dengan didampingi personil Muspika Kecamatan Talun, melakukan tinjau lapangan mengenai izin pendirian tempat ibadah di Kabupaten Blitar, (6/4). Kegiatan yang bertempat di lingkungan Pangkru Kelurahan Talun Kecamatan Talun Blitar ini dilakukan dalam rangka untuk verifikasi dan tinjauan lokasi pendirian masjid. Dalam tinjau lokasi kali, ada beberapa hal yang ditanyakan oleh tim. Antara lain tujuan pendirian masjid, status tanah, lokasi masjid didirikan. Selain itu tim juga menanyakan pendapat masyarakat sekitar seputar rencana pendirian masjid. Ketua FKUB Kabupaten Blitar KH. Nur Hidayatullah, selaku ketua tim menanyakan secara detail terkait kelengkapan administrasi. Sementara itu Wakil Dewan Pembina FKUB H. Ahmad Mubasyir, MA yang pada kesempatan tersebut turut serta dalam kunjungan mengamanatkan agar semua pihak bisa mentaati dan mematuhi segala aturan tentang pendirian tempat ibadah dan meminta agar permasalahan sekecil apapun segera ditangani dengan baik agar tidak menimbulkan konflik. •Han
SILATURRAHIM SEKALIGUS OLAH RAGA KANKEMENAG KAB. SUMENEP KE KAB. JEMBER JEMBER – Pada hari Sabtu (21/3), Kankemenag Kab. Jember menerima kunjungan tamu balasan dari Kankemenag Kab. Sumenep. Kedatangan Kepala Kankemenag Kab. Sumenep disambut dengan rasa gembira dan penuh kekeluargaan. Saat memberikan sambutannya, Kakankemenag Kab. Jember Rosyadi BR menyampaikan selamat datang kepada tamu dari Kankemenag Kab. Sumenep yang berjumlah 50 orang. Semoga ini sebagai tanda telah melekatnya tali silaturrahim di antara dua Kankemenag. Sedangkan Shodiq selaku Kakankemenag Kab. Sumenep menyampaikan rasa terima kasih atas penyambutan tuan rumah kepada seluruh rombongannya. Seraya berharap agar tali silaturrahim dapat berjalan terus dengan baik. Acara kali ini merupakan kunjungan balasan karena beberapa bulan yang lalu Kankemenag Kab. Jember juga telah bersilaturrahmi ke Kankemenag Kab. Sumenep. Silaturrahmi ini ditandai dengan olahraga persahabatan antara kedua tim dengan harapan agar olahraga ini juga dapat meningkatkan prestasi kerja. Adapun olah raga yang dipertandingkan dalam event yang luar biasa ini adalah bulu tangkis, futsal, dan tenis lapangan. •Ratna
SEKSI BIMAS ISLAM KANKEMENAG KAB. PAMEKASAN ADAKAN SAFARI SUSCATIN PAMEKASAN - Keluarga sakinah merupakan cerminan dari baitiy jannatiy, atau home sweet home. Sebuah statemen Rasulullah yang harus dijadikan adagium bagi sebuah keluarga. Keluarga sakinah adalah titik awal dari renstra besar kehidupan kita pada tingkat mikro yang nantinya akan berpengaruh besar pada skala makro yakni dengan tercapainya good governance dengan masyarakat yang makmur dan sejahtera. Keluarga sakinah tidak bisa tercipta secara otomatis, melainkan harus diupayakan secara bersinambungan Untuk merespon terwujudnya keluarga sakinah, Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kankemenag Kab. Pamekasan mengadakan program kegiatan Kursus Calon Pengantin sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara terpadu antara masyarakat dan pemerintah dalam mempercepat mengatasi krisis yang sedang melanda. Kegiatan ini diselenggarakan pada tanggal 13 – 17 April 2015 bertempat di masing-masing KUA.yang diikuti oleh seluruh calon pengantin yang sudah terdaftar. Bertindak sebagai pemateri adalah Drs. H. Zayyadus Zabidi, M. Ag. selaku Kepala Seksi Bimas Islam dan kepala KUA setempat. •Sri Mukti
KUNJUNGAN KERJA PENGURUS WILAYAH DMI JATIM PAMEKASAN – Bertempat di ruang pertemuan RM. Balai Redjo Pamekasan, dilaksanakan Pertemuan Pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) se-Wilker Madura, (7/4). Kegiatan yang berlangsung akrab ini dalam rangka Kunjungan Kerja Pengurus Wilayah DMI Jawa Timur, yang diketuai H. Roziqi. Hadir dalam acara ini, Ketua pengurus wilayah DMI Jatim dan didampingi oleh 3 orang kepala Biro, juga sebanyak 51 orang utusan dari kabupaten se-Wilker Madura. Dalam pertemuan ini, H. Roziqi memaparkan program DMI Jatim yaitu Memakmurkan Masjid dan Jama’ah Dimakmurkan Masjid dengan cara menggiatkan program masjid yang tiga (idarah, riayah dan imarah). Di samping itu masjid ditambah dengan kegiatan yang bisa memakmurkan jamaah, seperti penanaman pohon di sekitar rumah masing-masing jamaah dan pemeriksaan kesehatan secara gratis yang dilakukan di masjid. Oleh karena itu diharapkan di setiap masjid disediakan pos kesehatan untuk melayani jamaah. DMI juga menyediakan servis pengeras suara gratis dengan menyediakan satu mobil, satu sopir dan satu operator untuk setiap Bakorwil. Dan Bakorwil Madura berada di Kab. Bangkalan. •Sri
54
MPA 344 / Mei 2015
Lintas Peristiwa GURU RA DILATIH MENARI SANGGAR MERAH PUTIH LAMONGAN – Sebanyak 450 guru Raudlatul Atfal (RA) anggota Ikatan Guru Raudlatul Athfal (IGRA) Daerah Lamongan mengikuti pelatihan seni tari di GOR Lamongan Sabtu (21/03). Seni tari merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang guru RA. Sehinga mereka diharapkan akan meningkatkan kualitas SDM. Saat membuka acara, Lailatul Muniroh, S.Pd, Ketua PD IGRA Kab. Lamongan mengatakan bahwa dengan latar belakang sosial keagamaan dan kependidikan guru RA yang beragam, kompetensi tari yang dimiliki masih jauh dari harapan. Hal ini tentu berpengaruh pada kegiatan tatap muka menjadi kurang semarak. Untuk itu jajaran pimpinan IGRA mengundang Sangar Tari Merah Putih Jakarta untuk memberi wawasan dan pelatihan tari. Acara ini juga sekaligus mempersiapkan diri mengikuti Porseni guru RA se-Jatim akhir tahun ini dan menyemarakkan peringatan HAB Kemenag tahun depan dengan penampilan tari massal siswa RA. Sanggar Tari Merah Putih memberi pelatihan 11 macam tari kreasi serta tari islami. Di antaranya berjudul gerakan badan, cuci tangan, gosok gigi, lir ilir, sholawat, slukusluku, jaman akhir dan mahyamahya. •Nsr
AKSIOMA KE-5 KABUPATEN PACITAN TINGKAT MADRASAH IBTIDAIYAH PACITAN – Ajang Kompetisi Seni dan Olah Raga Madrasah (AKSIOMA) Tingkat MI Kabupaten Pacitan digelar selama dua hari, (25-26/3). Tak tanggung-tanggung, upacara pembukaan di alon-alon Kota Pacitan dipimpin oleh Bupati Pacitan. Tak kurang dari 4.000 personil berdatangan dengan berbagai kostum warna warni. Ketua Penyelenggara, Ramelan, MSi. melaporkan bahwa tujuan dilaksanakan Aksioma ke-5 ini adalah memberikan wadah pembinaan dan unjuk prestasi di bidang seni dan olah raga serta memilih atlet yang akan mewakili di tingkat Provinsi Jatim. Bupati Pacitan, H. Indartato dalam sambutannya menyatakan kebanggaannya karena kegiatan ini dilaksanakan dengan biaya mandiri. “Saya meminta dukungan dari DPRD, Dinas Pendidikan dan Disbudparpora agar tahun depan mendapat bantuan dana hibah dari Pemerintah Daerah” ujarnya, disambut tepuk tangan para undangan. Kakankemenag Kab. Pacitan mengharapkan agar Aksioma ini dapat mewujudkan ukhuwah dan meningkatkan prestasi, kreasi, sportivitas dan aktivitas di kalangan siswa MI sehingga memiliki jasmani kuat serta jiwa yang cerdas, berbudaya dan berkahlaqul karimah. •Cros
DDTK PENGEMBANGAN DIRI ASN DI KOTA PROBOLINGGO KOTA PROBOLINGGO – Untuk mewujudkan PNS yang profesional, Balai Diklat Keagamaan Surabaya menyelenggarakan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) Pengembangan Diri ASN di Kankemenag Kota Probolinggo, (7-10/4). Kegiatan ini diikuti 30 ASN yang berasal dari Kankemenag Kab. Probolinggo dan Kota Probolinggo. DDTK dibuka oleh Kakankemenag Kota Probolinggo H. Muhammad, S.Sos, M.Pd.I. Dalam sambutannya, beliau berterimakasih kepada Kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya karena berkenan menempatkan Diklat di Kota Probolinggo. Juga berharap kepada seluruh peserta untuk disiplin mengikuti diklat hingga tuntas, karena kegiatan ini bisa menjadi refresh pikiran, dan menjadi bekal bekerja sesuai tupoksinya masing-masing dalam melayani masyarakat. Lebih lanjut Muhammad mengatakan bahwa diklat pengembangan diri ASN sangatlah penting bagi aparatur di Kemenag. Untuk meningkatkan kinerja, setiap pegawai diharapkan mampu memahami tanggung jawabnya dan berdisiplin Adapun materi-materi dalam DDTK Pengembangan Diri PNS antara lain refleksi diri, fitrah dan hakikat hidup manusia, membangun mental, menjaga diri, dan pembinaan mental. •Arb
KSM MTS KABUPATEN LUMAJANG DIIKUTI 800 PESERTA LUMAJANG – Kompetisi Sain Madrasah (KSM) tingkat MTs Kabupaten diselenggarakan sehari penuh di gedung MTsN Lumajang diikuti sebanyak 800 peserta, (28/3). Menurut ketua panitia penyelenggara Supriyanto, S.Pd, meski ada beberapa madrasah yang tidak bisa mengirim peserta karena sesuatu hal, tapi peserta yang mendaftar tetap membludak. Upacara pembukaan KSM dilaksanakan di halaman MTsN Negeri Lumajang dipimpin Kakankemenag Kab. Lumajang, Nuril Huda, SH, S.Pd.I, MH. Dalam sambutannya beliau menyerukan agar siswa MTs bangga menjadi peserta didik madrasah, karena madrasah sekarang ini keberadaannya sangat dibutuhkan. Kakankemenag Kab. Lumajang berharap agar prestasi peserta lomba KSM minimal bisa menyamai raihan kontingen Kab Lumajang di ajang Aksioma. Karena pada ajang tersebut, kontingen Kab. Lumajang membawa beberapa medali emas di tingkat provinsi. “Kami sangat bangga lagi bila Lumajang bisa meraih lebih banyak lagi medali emas,” pungkasnya. Pada KSM ini diperlombakan delapan mata pelajaran yaitu Matematika, Biologi, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, Bahasa Arab dan Pendidikan Agama Islam. •Ziza
DDTK “KETERAMPILAN STAF” BDK SURABAYA DI MAN 2 SITUBONDO SITUBONDO – Selama 4 hari, Balai Diklat Keagamaan Surabaya melaksanakan Diklat Di Tempat Kerja (DDTK) “Keterampilan Staf” di lingkungan Kankemenag Kab. Situbondo, (7-10/4). Acara ini bertempat di aula MAN 2 Situbondo diikuti 30 peserta dari pegawai Kemenag, KUA dan Satker di lingkungan Kemenag Kab. Situbondo. Kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya, yang diwakili Dr. H. Muchammad Thoha, M.Si, dalam sambutan pengarahannya mengatakan bahwa pegawai Kementerian Agama harus bangga dan jangan minder ketika berhadapan dengan pegawai kementerian lain. Sebab pegawai Kementerian Agama, selain dituntut untuk menguasai administrasi, IT, juga dituntut untuk menguasai ilmu keagamaan sebagai modal kita dalam pergaulan di masyarakat. Kakankemenag Kab. Situbondo Drs. H. Moh. Bakri, M.Pd.I, sebelum membuka acara mengharapkan kepada peserta diklat agar mengikuti dengan serius materimateri yang disampaikan sehingga para peserta mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, keahliannya. Dan pada akhirnya mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan standar kompetensi sebagai seorang staf yang profesional. •Liz
DDTK GURU MI DIBUKA SECARA RESMI OLEH KAKANKEMENAG KAB. NGANJUK NGANJUK – Diklat Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajaran bagi Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) tahun 2015 dibuka secara resmi oleh Kakankemenag Kab. Nganjuk, (10/3). Acara ini digelar selama enam hari bertempat di aula lantai dua Kankemenag Kab. Nganjuk dan diikuti 30 guru MI. Kasi Pendma Kankemenag Kab. Nganjuk H. Muksin, M.Pd.I menegaskan bahwa acara ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, keahlian, dan ketrampilan dalam penyusunan bahan ajar dan sikap mental guru. Sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesui dengan standard kompetensi sebagai guru yang profesional. Sementara itu, Drs. H.Ngudiono, M.Ag. MM dalam sambutannya berterima kasih kepada BDK Surabaya yang berkenan memberikan kepercayaan Kankemenag Kab. Nganjuk sebagai tempat diselenggarakannya acara DDTK. Dan peserta diharapkan mengikuti DDTK dengan sungguh sungguh sehingga mutu pendidikan di madrasah akan lebih baik dan dapat memperoleh hasil sesuai harapan. Pemberian materi yang ditangani dari Balai Diklat Keagamaan Surabaya dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok dasar, kelompok inti, dan kelompok penunjang. •Nur
MPA 344 / Mei 2015
55
Lintas Peristiwa
Festival Seni Anak Sholeh Tingkat TK/RA/BA/PAUD se-Kabupaten Trenggalek
Salah satu tampilan dalam rangka memeriahkan Festival Seni Anak yang diadakan oleh MI Plus Wali Songo Trenggalek.
TRENGGALEK – Dalam rangka menggali dan mengembangkan bakat seni di kalangan anak usia dini sekaligus media Penerimaan
Peserta Didik Baru, MI Plus Wali Songo Trenggalek menggelar acara “Festival Seni Anak Sholeh” yang diikuti oleh siswa TK/RA/BA/PAUD se-Kabupaten Trenggalek, (28/3). Di sela-sela kesibukannya Wabup Trenggalek, Kholiq, SH, MSi. menyempatkan hadir membuka acara. Beliau mengapresiasi acara ini sebagai upaya menumbuhkan jiwa keislaman di kalangan anak. Mengingat di era modernisasi sekarang ini, arus budaya luar yang tidak sejalan dengan nilai-nilai dan kepribadian Islam sangat deras sehingga diperlukan benteng untuk mengimbanginya. Wabup berharap kegiatan ini bisa terus dilestarikan dengan format dan kemasan yang dinamis mengikuti perkembangan seni-seni modern, namun tidak meninggalkan sisi nilai religiusitasnya. Adapun jenis perlombaan meliputi mewarnai, menyanyi, tartil, tahfidz, adzan, asmaul husna, dan syiiran. Setiap peserta mendapatkan doorprise dari aneka sponsor. Sementara, juara lomba mendapatkan tropi Kakankemenag Kab. Trenggalek, piagam, dan uang pembinaan. •SM
Kabag TU Kanwil Prov. Jatim Hadiri Pembinaan Pegawai Kemenag Kab. Nganjuk NGANJUK – Bertempat di aula lantai dua Kankemenag Kab. Nganjuk dilaksanakan Pembinaan Kepegawaian Pejabat Struktural dan Fungsional Membangun Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi, (11/3). Acara ini diikuti 80 peserta terdiri dari kepala KUA, Kepala MIN/S, MTsN/S, MAN/S, PPAI dan pejabat di lingkungan Kemenag Kab Nganjuk. Drs. H. Imam Mujaib, MHI, Kasbubag TU menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin bulanan. Dengan agenda pokok adalah pembinaan dan penandatanganan pakfa integritas dengan harapan ada perubahan signifikans sehingga menjadi pelayanan yang baik dan benar kepada masyarakat. Sebagai pemateri ini, Kabag. TU Kanwil Kemenag Prov. Jatim Drs. H. Musta’in M.Ag menyampaikan 5 point penting yaitu Dipa, ZI (Zona Integritas) menuju pada WBK (Wilayah Bebas Korupsi) dan WBBM (Wilayah Birokrasi bersih dan melayani), jabatan fungsional, keberadaan madrasah, dan posisi Kepala KUA. Drs. H. Ngudiono, M.Ag.MM berharap dengan adanya
Drs. H. Musta’in, M.Ag, sedang memberikan arahan dan pembinaan kepada pegawai Kemenag Kab. Nganjuk di aula lantai dua.
pembinaan Kabag TU Kanwil prov. Jatim Kemenag Kab. Nganjuk bisa mewujudkan wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani. •Nur
Rolling dan Mutasi Pejabat Struktural Kantor Kemenag Kabupaten Jember
Sebanyak 17 kepala KUA sedang khidmat mengikuti acara rolling dan mutasi yang dipimpin langsung oleh Kakankemenag Kab. Jember.
JEMBER – Sebanyak 17 Kepala KUA mengikuti acara rolling dan mutasi, di aula KankemenagKab. Jember dihadiri Kasubag TU,
56
MPA 344 / Mei 2015
Kasi, Penyelenggara, Pengawas PAI, Ketua Satker dan Kepala KUA, serta DWP Kemenag Kab. Jember, (11/3). KakankemenagKab. Jember berpesan agar pejabat terlantik menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru dan berkordinasi dengan institusi masing-masing. Utamanya yang menyangkut pembangunan zona integritas di lingkungan Kemenag. Pejabat terlantik adalah Kusno S.Ag. M.Pd.I (KUA Rambipuji), Drs. Isnan HM, M.EI (KUA Jenggawah), Drs. Suyitno, M.HI (KUA Sumbersari), Moch Ridawi, S.Ag (KUA Sumberjambe), Muhsinun, S.Pd.I (KUA Ambulu), M. Miskun, S.Ag, M.HI (KUA Puger), Kusnan Winardi, SH, S.Sos, M.Si (KUA Balung), Subhan, S.Ag (KUA Umbulsari), Salamon SH, M.HI (KUA Panti), Muhammad Farich Makmur, S.Sos (KUA Kaliwates), Abdul Khamid, S.Ag (KUA Ledokombo), Drs. Yusron Barid (KUA Tempurejo), Mursyid SH, M.HI (KUA Kalisat), Zaenal Arifin S.Ag. (KUA Kencong), Drs Sulto Nudin M.HI (KUA Wuluhan), Subari, SH (KUA Sukowono), dan Drs. Eko Hadi Sunarjoko, M.HI (KUA Sumberbaru). •Ratna
Lintas Peristiwa ISTIMEWA, DDTK PENGELOLA PERPUSTAKAAN GRESIK - Pendidikan dan pelatihan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan kinerja. Sudah lama Kankemenag Kab. Gresik tidak mendapatkan Diklat ditempat Kerja (DDTK) mengenai pengelola Perpustakaan. Maka bak gayung bersambut, saat ada DTTK di Kemenag Gresik langsung disambut oleh Kakankemenag Kab. Gresik. Kakankemenag Kab. Gresik Dr. H. Haris Hasanudin.M. Ag dalam sambutannya menyampaikan bahwa DDTK Pengelola Perpustakaan di Gresik sudah lama tidak ada. Maka diharapkan dengan adanya Kepala BDK yang baru yang berasal dari putra Gresik, Gresik lebih diperhatikan. “Ini bukan Nepotisme tapi semata untuk peningkatan profesi,” ujarnya. DDTK yang dilaksanakan mulai tanggal 15 hingga 18 April 2015 di Kemenag Gresik ini diikuti 30 orang peserta dari pengelola perpustakaan madrasah dengan didampingi langsung oleh para pengajar dari Widyaiswara dan dari Kankemenag Kab. Gresik. Pembelajaran menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Di hari ketiga usai pemberian materi, peserta diajak berkeliling mengunjungi kantor Perpustakaan Gresik untuk melihat langsung praktek mengelola arsip kantor pemerintahan. •Fuddla RAPAT ANGGOTA TAHUNAN KPRI AL IKHLAS TAHUN BUKU 2014 KANKEMENAG KOTA SURABAYA SURABAYA – Pertanggungjawaban setiap pengurus koperasi selalu dibutuhkan untuk mengetahui jalannya roda organisasi perkoperasian. Kesempatan itu dilakukan ketika diselenggarakan RAT (Rapat Anggota Tahunan). Dan bertempat di aula Kankemenag Kota Surabaya diselenggarakan Rapat Anggota Tahunan Koperasi Al Ikhlas yang diikuti 400 peserta, (26/3). Dalam kata sambutannya, Ketua Koperasi Drs. Nurhasan, M.HI yang juga Kasubbag TU Kankemenag Kota Surabaya berterima kasih kepada para anggota koperasi yang selama ini memanfaatkan koperasi dengan baik. Dan untuk peningkatan dan kemajuan koperasi, dibutuhkan transparansi dalam pelaporan kegiatan berupa program-program yang telah dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan, sehingga semua akan merasa ikut memiliki keberadaan Koperasi Al Ikhlas. Sementara itu Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, yang diwakili Markum, M.Si menuturkan tentang resiko kematian anggota yang selama ini kurang mendapat perhatian secara khusus, juga aturan yang harus diperbarui terkait resiko tersebut dan tentang koperasi yang harus bisa mensejahterakan anggotanya. •Dori
SOSIALISASI PELAKSANAAN UJIAN MADRASAH (UM) MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 LUMAJANG – Sebanyak 174 Kepala MI Negeri maupun swasta menghadiri sosialisasi pelaksanaan Ujian Madrasah (UM) MI Tahun Pelajaran 2014/2015, (7/4). Acara yang diselenggarakan oleh Seksi Pendidikan Madrasah Kankemenag Kab Lumajang bertempat di aula Kankemenag Kab. Lumajang. Kasi Pendidikan Madrasah Drs. Solikhul Kirom,MM menyampaikan bahwa sosialisasi ini diselenggarakan dalam rangka persiapan dan penyamaan pandangan serta pemahaman tentang pelaksanaan UM Madrasah Ibtidaiyah TP 2014/2015, dengan harapan pelaksanaan UM dapat berjalan dengan tertib, aman, dan lancar. Lebih lanjut Kasi Pendma mengatakan bahwa pelaksanaan UM 2015 ini ada perubahan aturan. Salah satu diantaranya adalah bahwa kelulusan siswa tidak tergantung lagi dengan UN, melainkan kelulusan siswa dikembalikan kepada masing masing satuan lembaga pendidikan. Sementara itu, Staf Pendma Abi Bakrin, S.Ag juga menyampaikan beberapa kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan ujian. Dilanjutkan dengan penjelasan tekhnis pelaksanaan UM yang disampaikan oleh Haryudi,SPd.I sebagai pengurus KKM MI Kab. Lumajang. •Ziza DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF PENINGKATAN KOMPETENSI METODOLOGI PEMBELAJARAN PASURUAN – Selama ini, upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan agama dan keagamaan oleh pemerintah masih belum optimal. Sehingga berakibat pada rendahnya mutu tenaga pengajar, baik dari sisi kualifikasi maupun kompetensinya. Padahal kompetensi guru akan mempengaruhi terhadap pencapaian tujuan penyelenggaraan pendidikan di madrasah. Dan salah satu upaya peningkatan mutu tersebut, baru-baru ini telah dilaksanakan kegiatan Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Metodologi Pembelajaran Bagi Guru MI selama 7 hari, (7-13/4). Acara ini diikuti oleh 30 guru dan bertempat di aula Kankemenag Kab. Pasuruan dan didukung oleh BDK Surabaya. Kakankemenag Kab. Pasuruan Drs. H. Barnoto, M.Pd.I berharap dari kegiatan ini guru mampu melakukan identifikasi suatu masalah pembelajaran dan merancang metodologi pembelajaran, memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar, meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaborasi, dan membangun sebuah pengetahuan pedagogis dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya. •Fin
RAKORPIM KANKEMENAG KAB. KEDIRI KEDIRI – Dalam rangka mengevaluasi program kerja yang telah dilaksanakan dan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi, serta mempertajam program dan rencana kerja yang akan dilaksanakan sekaligus untuk menemukan solusi yang tepat dalam penyelesaiannya, Kankemenag Kab. Kediri melaksanakan Rapat Koordinasi Pimpinan (Rakorpim), (17/3). Rakorpim tahun ini dilaksanakan dalam suasana yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Rakorpim kali ini diadakan dengan cara bersafari antar satker. Dan sebagai tuan rumahnya adalah satker wilayah timur yakni Pare, Badas, Puncu, Kepung dan Kandangan yang dipusatkan di MAN Kandangan, bersamaan dengan Milad ke-18 MAN Kandangan. Kakankemenag Kabupaten Kediri, H. Suryat, S.Ag., M.Pd.I. dalam pengarahannya menyampaikan bahwa di era keterbukaan informasi ini, seluruh pemangku kebijakan di lingkungan Kemenag Kabupaten Kediri hendaknya melaksanakan tugas dengan transparan dan akuntabel. Di sisi lain juga dituntut ikut melaksanakan dan menyukseskan lima budaya kerja yang dicanangkan oleh Menag RI yakni integritas, profesionalitas, inovatif, tanggungjawab dan keteladanan. •Alfy RAKER PERENCANAAN & ADMINISTRASI SUMENEP – Bertempat di aula atas Al-Ikhlas Kankemenag Kab. Sumenep telah berlangsung Raker Penyusunan Program Rencana Kerja dan Pembinaan Administrasi Perencanaan Tahun Anggaran 2015. Acara ini diikuti 175 peserta dari seluruh pejabat di lingkungan Kankemenag Kab. Sumenep, Kepala KUA, para pengawas, penyuluh, Satker dan bendahara serta operator. Sementara nara sumber berasal dari Subbag Perencanaan dan Keuangan Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur yaitu Dr. Akhmad Hidayatullah, M.Pd, Drs. Isnan Hadi, S Sos, dan Anang Yohanes, SE. Acara diawali dengan laporan Ketua Panitia, sambutan dan pengarahan serta pembukaan oleh Kakankemenag Kab. Sumenep, kemudian dilanjutkan penyampaian materi dari para nara sumber dan dilanjutkan Sidang Pleno. Dalam sambutannya Kakankemenag Kab. Sumenep Drs. Ec. H. Moh. Shodiq, M.PdI mengharapkan agar seluruh peserta mengikuti dengan serius dan seksama karena penyusunan program kerja dan pembinaan administrasi perencanaan menentukan kinerja Kementerian Agama ke depan. Acara berlangsung khidmat dan seluruh peserta mengikuti dengan antusias. Di akhir acara dibuka sesi diskusi dan tanya jawab. •Zarkasyi
MPA 344 / Mei 2015
57
Sop Buah Terang Bulan BAHAN : l 100 gram anggur merah, belah dua l 100 gram apel, kups, potong-potong l 100 gram stroberi, potong-potong l 100 gram semangka, potong-potong l 100 gram jeruk mandarin kalengan, tiriskan airnya
l 1 butir kelapa muda, keruk memanjang l 500 ml air kelapa muda l 100 ml sirup vanilla l 4 sdm krim bubuk l Susu kental manis secukupnya l Es serut secukupnya
CARA MEMBUAT : 1. Letakkan dan susun ke dalam mangkuk/gelas saji anggur, apel, stroberi, semangka, jeruk mandarin, dan kelapa muda. tuangkan air kelapa dan sirup. 2. Tambahkan krim bubuk, susu kental masni dan es serut. Aduk Sajikan dingin
Gulai Masing Tongkol BAHAN : l 500 gram ikan tongkol sedang l 1 buah jeruk nipis, ambil airnya l Garam secukupnya l 500 ml santan l 6 buah cabai merah, belah dua, buang bijinya l 6 buah bawang merah, iris tipis l 3 siaung bawang putih, iris tipis l 1 batang serai, memarkan l 20 lembar daun kemangi l 1 lembar daun salam l 2 lembar daun jeruk purut l 5 buah belimbing sayur, potong-potong
BUMBU DIHALUSKAN : l 2 cm jahe l 3 cm kunyit l 2 cm lengkuas, memarkan l Garam secukupnya
CARA MEMBUAT : 1. Bersihkan dan cuci ikan, lalu potong-potonga menurut selera. Lumuri dengan air jeruk nipis dan garam, diamkan sebentar. 2. Campur santan bersam bumbu yang dihaluskan, cabai merah, bawang merah, bawang putih, serai, daun salam, dan daun jeruk, masak hingga mendidih. Masukkan ikan, masak hingga matang. 3. Tambahkan belimbing sayur dan daun kemangi, masak di atas api kecil hingga bumbu meresap dan matang, angkat.
58
MPA 344 / Mei 2015
LAA Remaja Nilna Laila Mufida
Tiap Tahun Tak Pernah Absen
B
uah jatuh tak jauh dari pohonnya. Pribahasa ini tepat untuk menggambarkan siswi kelas VIII MTsN Nglawak Kertosono ini. Bagaimana tidak, ayahnya adalah seorang qori’ yang telah malang melintang mengajarkan seni baca alQur’an. Sedangkan ibunya adalah seorang hafidhoh. Sehingga, sejak kecil dunia seni baca al-Qur’an sudah tak asing bagi dirinya. Bakat yang mengalir pada dirinyapun sudah terasah dan terlihat saat masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Ini dibuktikan saat didaulat untuk tampil dalam acara perpisahan di almamaternya. Nilna Laila Mufida atau yang akrab disapa Nilna ini memang mendapatkan pengajaran secara langsung dari ayah dan ibunya. Karena sering mendengarkan lantunan ayat-ayat suci al-Qur’an tersebut, akhirnya menjadi terbiasa dan menyukainya. Tiap sore dan malam, dirinya kerap diberi arahan dan pembenahan bagaimana cara agar menjadi seorang qori’ yang baik. “Biasanya yang ditekankan adalah dari sisi irama, suara dan juga pernafasan,” ungkap gadis kelahiran tahun 2000 ini. Tak salah jika kemudian saat menginjak kelas 3 MI, putri pertama dari pasangan Sutrisno dan Titin Nuryanah ini sudah menjadi anggota kafilah Kabupaten Nganjuk. Tepatnya berlaga di event MTQ tingkat Jawa Timur di Kabupaten Jember tahun 2008. Pada event kali ini, dirinya mengikuti kategori tilawah anak-anak. Meskipun belum mendapatkan juara, tapi dari sinilah kemudian awal tonggak dirinya menjadi langganan dikirim ke eventevent MTQ berikutnya. Baik itu tingkat kabupaten, provinsi hingga tingkat nasional. Jika dirunut, bisa dibilang tiap tahun event MTQ selalu diikutinya. Mulai tahun 2010 hingga tahun 2015 ini. Pada tahun 2010, di event Jam’iyatul Qurro’ di Probolinggo menjadi juara III pada kategori Tartil Anak-anak. Disusul kemudian pada moment MTQ Jawa Timur di Madiun tahun 2011, mendapatkan juara I juga di kategori Tartil Anak. Sedangkan pada event nasional di Maluku tahun 2012, juara harapan III diraihnya. Satu tahun kemudian, dua moment MTQ diikutinya sekaligus. Yaitu MTQ tingkat Jawa Timur di Surabaya (juara I kategori tilawah anak) dan MTQ tingkat nasional di Batam (masuk 10 besar). Tahun berikutnya ikut di ajang
MTQ tingkat Provinsi di Malang. Dan yang terakhir di tahun 2015, dirinya menjadi juara I pada ajang AKSIOMA (Ajang Kreasi Seni dan Olahraga Madrasah) MTs tingkat provinsi di Kota Batu. Untuk menjadi juara pada event tahunan madrasah ini, setidaknya jauhjauh hari gadis penghobi jalan-jalan ini mempersiapkan segalanya. Baik itu fisik maupun kualitas suaranya. Secara fisik, kegiatan olahraga mendapatkan porsi lebih daripada biasanya seperti olahraga suara dan senam pernafasan. Sedangkan untuk menjaga kualitas suara yaitu dengan tidak mengkonsumsi es atau makanan berminyak, juga tidak mengikuti sholawatan al-banjari. “Karena pada sholawatan al-Banjari, tipe suara yang diperlukan tidak sama. Sehingga malah merusak kualitas suara saat mengikuti MTQ,” terang gadis asli Nganjuk.
Bagi siswi yang mendapatkan beasiswa hingga lulus dari MTsN Nglawak ini, kesuksesan yang diraihnya tidak terlepas dari do’a orang tua dan juga usaha yang sudah selama ini dilakukannya. Apalagi bakatnya kini sudah mulai semakin terlihat dan berkembang. Setidaknya itu terlihat di pondok pesantren Miftahul ‘Ula Nglawak Kertosono Nganjuk, tempat dirinya bermukim kini. Teman-teman sepondok seringkali mendaulat dirinya untuk menjadi tutor baca al-Qur’an, bahkan ada juga dari kakak kelasnya. Pada acara-acara di luar pondokpun, dirinya seringkali diundang untuk melantunkan bacaan ayat-ayat suci al-Qur’an. “Ini tak lepas dari kebiasaan abah dan ibu yang seringkali melaksanakan sholat malam dan juga puasa Senin-Kamis,” ungkap anah asuh Ibu Yunita Istiani Rohmah di ekstra MTQ ini. Saat ini, sebagai peraih juara I ajang Aksioma tingkat Provinsi pada bidang MTQ, dirinya berhak untuk mengikuti event AKSIOMA tingkas nasional yang direncanakan diadakan di Kota Palembang tahun 2015 ini. “Semoga di ajang Aksioma tingkat nasional di Palembang bulan Agustus nanti, bisa meraih yang terbaik,” harapnya sembari mengamini. lHisyam
MPA 344 / Mei 2015
59
Abu Bakar Sang Pembenar Oleh : H. Ahmad Hartoyo
T
idak lama sesudah Rasulullah SAW bersama Bani Hasyim dan Bani Muththalib bebas dari pengucilan kaum kafir Quraisy, Sayyidah Khadijah RA wafat. Baginda Nabi amat berduka, sebab tidak saja Siti Khadijah sebagai penyokong utama perjuangan beliau, tetapi sekaligus menjadi benteng Rasulullah dari perlakuan aniaya kaum kafir Quraisy. Baginda Nabi semakin berduka ketika sebulan kemudian paman beliau, Abu Thalib meninggal dunia pula. Abu Thalib selalu melindungi Rasulullah dari perlakuan jahat kaum kafir Quraisy. Itu sebabnya Rasulullah SAW menyebut tahun wafatnya istri dan pamannya sebagai amul huzni (tahun kesedihan). Setelah keduanya meninggal, maka perlakuan dan aniaya kaum kafir Quraisy semakin menjadi-jadi. Tidak hanya cercaan atau hinaan lisan saja, namun lebih banyak mereka melakukan aniaya pisik. Suatu ketika sekelompok pemuka Quraisy mendorong dan menarik-narik tubuh Rasulullah, dari satu orang kepada yang lainnya. Sambil berbuat itu mereka mengatakan : “Inilah orang yang hendak menjadikan tuhan-tuhan banyak menjadi Tuhan yang satu“. Sebagian kaum Muslimin juga melihat kejadian itu, namun tak seorangpun berani menolong Rasulullah, karena kondisi mereka yang memang lemah dengan jumlah amat sedikit pula. Tiba-tiba ada seseorang lewat dan setelah mengetahui apa yang terjadi, segera orang itu menolong Rasulullah dan berteriak dengan lantang : “Hentikan perbuatan kalian, apakah kalian akan membunuh seorang laki-laki hanya disebabkan ia mengatakan Tuhanku Allah?“ Orang itu adalah sayyidina Abu Bakar RA, dan akhirnya kaum kafir Quraisy itupun bubar. Dalam tahun kesedihan itulah Allah SWT memuliakan NabiNya dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj. Isra artinya perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW pada malam hari dari Mekkah al-Mukarramah ke Baitul Maqdis di Palestina. Adapun mi’raj berarti dinaikkannya Rasulullah SAW sampai ke langit tujuh dan Sidratul Muntaha. Di situ secara langsung beliau menerima perintah dari Allah SWT berupa shalat lima waktu. Hikmah peristiwa Isra dan Mi’raj bagi Rasulullah SAW sendiri, adalah untuk menambah kekuatan iman dan keyakinan beliau sebagai Nabi dan Rasul. Bertambah kuat batin beliau dalam menerima segala cobaan, siksaan, tantangan betapapun besarnya. Beliau tetap tegar menegakkan dakwah Islam, menjelaskan kepada seluruh manusia bahwa misi Islam adalah menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Pagi hari setelah malamnya Rasulullah SAW melakukan Isra dan Mi’raj, beliau duduk di dekat Ka’bah. Kebetulan lewat Abu Jahal dan dengan serta merta ia menghampiri baginda Nabi, berniat
60
MPA 344 / Mei 2015
mengganggu beliau seperti biasa : “Tidak ada lagikah sesuatu yang terjadi semalam?“ Baginda Nabi terdiam sejenak kemudian menjawab : “Benar, semalam saya telah diisra’kan oleh Allah ke Baitul Maqdis di Syria“. Mendengar jawaban itu Abu Jahal seperti mendapat tambahan bahan untuk menjatuhkan Rasulullah SAW, ia lalu berteriak seperti orang gila : “Wahai penduduk Mekkah, wahai bani Kaab bin Luay, segeralah kalian kemari!“ Maka berhamburanlah orang-orang berkumpul di tempat itu, dan kemudian Abu Jahal menceriterakan dengan penuh antusias apa yang didengarnya dari Nabi Muhammad SAW. Dalam pikirannya, ini merupakan kesempatan baik untuk menjatuhkan baginda Nabi, dan ia yakin para sahabat Nabipun satu demi satu akan meninggalkan beliau. Memang peristiwa itu juga menjadi ujian bagi kaum Muslimin, sebab ada di antara mereka orang yang lemah iman, adanya peristiwa Isra dan Mi’raj membuat mereka menjadi murtad, kembali kepada kepercayaan lama mereka. Sebagian kaum kafir Quraisy bergegas mencari Abu Bakar, mereka yakin Abu Bakar akan sependapat dengan mereka, tidak akan percaya lagi kepada Nabi Muhammad SAW. Bukankah Abu Bakar adalah seorang pedagang yang sudah biasa menempuh perjalanan sampai ke Syria? Ia pasti paham betapa sulit dan lamanya waktu yang diperlukan untuk itu. “Hai Atiq, cepat kau ke Ka’bah, sahabatmu Muhammad menceritakan khabar yang amat tidak masuk akal. Ia mengatakan telah diisra’kan Tuhannya ke Baitul Maqdis, ia mengatakan berangkat tadi malam dan tadi malam pula ia sudah kembali “begitu orang-orang menyampaikan kepada Abu Bakar RA. “Apa benar yang disampaikan Rasulullah seperti itu?“ Tanya Abu Bakar yang kemudian mereka menjawab bahwa itu benar. Wahai lihatlah bagaimana gambaran orang yang teguh dalam keimanan. Maka dengan mantap Abu Bakar RA menjawab : “Sesungguhnya saya membenarkannya bahkan pada sesuatu yang lebih jauh dari itu --- saya membenarkannya tentang berita langit yang datang kepada beliau baik di waktu pagi maupun di sore hari“ Bergegas Abu Bakar pergi ke Ka’bah menemui baginda Nabi, dilihatnya Nabi Muhammad SAW tampak khidmad di depan Ka’bah, tidak mempedulikan orang-orang ribut membicarakan Isra dan mi’raj yang telah dialami beliau. Maka dengan serta merta Abu Bakar merangkul baginda Nabi seraya mengatakan: “Demi Allah, sesungguhnya engkau orang yang benar!... Demi Allah, sesungguhnya engkau orang yang benar!“ Itulah sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq RA. l
Sari Hikmah
Syahidnya Panglima Romawi
A
lkisah disebutkan dalam sebuah pertempuran Yarmuk, salah seorang panglima Romawi yang bermana George memanggil Khalid bin Walid. Kedua orang panglima itu saling mendekat sampai kedua kepala kuda mereka saling bertemu. Kepada Khalid, George bertanya beberapa hal dan ingin memperoleh jawaban jujur sang panglima muslim tersebut. “Apakah Tuhan telah menurunkan kepada Muhammad sebuah pedang dari langit. Kemudain pedang itu diberikan kepadamu sehingga kamu pasti menang dalam tiap pertempuran?” tanya sang panglima Romawi itu serius. “Tidak!” jawab Khalid tegas. “Kenapa kamu bergelar ‘saifullah’?” “Ketika Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW, seluruh kaumnya sangat memusuhinya termasuk juga aku. Bahkan aku adalah orang yang paling membencinya. Ketika aku masuk Islam, Rasulullah menerimaku dan memberi gelaran itu.” “Jadi tujuanmu berperang?” “Kami ingin mengajak kalian masuk Islam.” “Apakah hukumnya jika tidak mau mauk Islam?” “Maka harus membayar jizyah.” “Jika tidak mau membayar?” “Akan kami umumkan perang kepadanya.” “Lalu bagaimanakah kedudukan seorang yang masuk Islam pada hari ini?” “Di hadapan Allah kita sama; baik yang kuat maupun yang lemah; yang lebih dahulu masuk Islam maupun yang belakangan.”
“Apa benar kedudukannya sama?” “Justru orang yang datang kemudian lebih tinggi kedudukannya dari orang yang terdahulu. Sebab yang terlebih dahulu masuk Islam itu saat Rasulullah SAW masih hidup dan bisa menyaksikan turunnya wahyu. Sedangkan orang yang masuk Islam kemudian tidak menyaksikan apa yang telah kami saksikan. Jadi siapa saja yang masuk Islam yang datang terakhir, tentu dia lebih mulia kedudukannya. Sebab dia masuk Islam tanpa menyaksikan bukti-bukti yang lebih meyakinkannya terlebih dahulu.” “Apakah yang kamu katakan itu benar?” “Demi Allah, sesungguhnya apa yang aku katakan itu adalah benar.” “Jika demikian adanya, aku sepenuhnya mempercayai semua perkataamu. Maka, mulai saat ini aku bertaubat dan berjanji tidak akan memusuhi Islam dan aku menyatakan diri masuk ke dalam agama Islam. Wahai Khalid tolonglah ajarkan aku tentang Islam!”
Lalu Khalid bin Walid membawa masuk George ke dalam tendahnya. Kemudian dia mengajak panglima muallaf ini bersuci sebelum mengerjakan shalat dua rakaat. Meski saat itu tentara Romawi sedang melakukan serangan besar-besaran terhadap pertahanan umat Islam. Setelah selesai mengerjakan shalat, maka Khalid bin Walid bersama dengan George yang bergabung dengan muslimin lainnya meneruskan peperangan sampai matahari terbenam. Dalam pertempuran itu, Panglma yang baru masuk Islam terbunuh oleh pasukan Romawi. Tentu tak ada kematian seindah mati dalam keadaan syahid. l •Yuliana, SpdI diolah dari berbagai sumber
MPA 344 / Mei 2015
61
SENYUM UNTUK KARTINI
Jika gelap telah berganti terang, itu, karena tekadmu ibu kurasakan, betapa pedihnya perjuanganmu dulu.. Membaca dan menulis dalam tekanan Namun, Karena asa yang kau gantungkan demi kaummu kau hapuskan segala paradigma tentang “Wanita” Dan kini... karena perjuanganmu itu.. kami, Wanita tak akan buta aksara tak akan merasa beda tak akan malu berkarya karena gelap telah berganti terang habis gelap, terbitlah terang! Robiatul Muthiah MTs. Al-Hikmah Janti Jogoroto Jombang kode pos 61485
di tepi jalan Muncrat bersama air mancur di taman kota Darah dimana-mana Selalu bermata air dan tidak bermuara Aku takut..! Aku takut ..! Aku takut..! Ku pejamkan mata Ku lilit dengan secarik bandana Lalu ku berjalan dengan meraba-raba seperti orang buta Agar aku tak melihat darah lagi Namun... Rasanya aku telah terkepung darah Darah merah yang mengalir dari segala arah.. Fitria Arifa Dewi XII-Keagamaan MAN Kandangan Kandangan-Pare 64211
PANGKUAN TUHAN Senja membawa pilu Tuk butiran merah yang tak lagi berlari Dari jantung melati
Saat aku minta kepada Tuhan Sebuah bintang mungil nan indah Tuhan malah memberikan Sorotan cahaya yang terang nan indah Seakan tak ada habisnya
Mendung mulai menutup Kemilau cahaya hati Menurunkan hujan kepedihan Seakan tak rela Akan hadirnya secercah cahaya
Saat aku minta pada Tuhan Setangkai bunga kecil yang mungil dan cantik Tuhan malah memberikan Setangkai kaktus berduri Yang jatuh seakan menusuk tubuh ini
Kegelapan menyongsong duka Hadir di tengah ruang hampa Memberi hadiah lara
Saat itu aku sadar dan aku mengerti Bahwa semua ini akan terjadi Karena tidak semua kemauan Berakhir menyenangkan
KEPERGIANMU
Ikatan bunga mengiringi Dua buah batu saling berhadapan Di tempat ramai namun sepi Dan kaupun hanya diam Tanpa menyadari Aku menunggumu dengan Lara A’yunin Nadzifah Siswi kelas X-Aksel MAN 3 Kediri Jl. Letjend Suprapto no.58 Kediri
DARAH
Aku melihat darah.. Petang itu.. Kembali melihat darah Darah dimana-mana Menetes bersama air hujan di tepi payungku Menggenang bersama luap selokan
62
MPA 344 / Mei 2015
Saat aku sendiri Saat aku menangis Dan seakan doa tak terkabulkan Saat itulah aku tahu Bahwa Tuhan Sedang memangku aku M. Khorip Firmansyah Siswa kelas X MA Al-Munawwaroh Kembangbahu Lamongan
PASRAH
Kupandangi langit malam dengan mata sayu Ku tunduk kanwajahku, Kuadukan semua kepadamu Butir-butir air mata membasahi pipiku Diatas sajadah suci ku terdiam merasakan sepinya malam Perasaan resah gelisah, gundah gulana mengiringi kesendirianku
Badai yang menimpaku begitu kencang saat ini Ketika kudihadapkan dengan pilihan yang sangat sulit kujawab Namun jawaban itu harus tetap di suarakan dari mulutku Kuharap apapun yang akan keluar dari mulutku akan berakibat baik padaku Kuserahkan semua kepadamu……. Kuterima semua kehendakmu……. Kuikhlaskan semuanya untukmu….. Guna untuk mencari ridhomu……. Karenaku tau ini yang terbaik untukku……… Faidah Khalwa PP Darussyafaah Kesilir Siliragung Pesangrahan, Banyuwangi
TEMBANG SANG MALAM
Saat malam mulai merangkak Dedaunan melambai dalam gerak Rumput dendangkan berbagai sajak Lafalkan kata yang takkan terkuak Dalam malam nan sunyi.. Angin bertasbih dan melambai - lambai Desahkan asma Illahi Bersujud dan agungkan kalimat suci Air suci menanti dalam beku Sentuhan lembut anggota wudhu Menggericik memecah malam syahdu Teriring doa yang mengharu biru Dalam gelap yang membatu Selembar sajadah usang menunggu Dekap dan belai untuk sujud-MU Bersama butiran tasbih dijemari hamba-Mu Namun…penantian sang malam Karena manusia kian terlelap Tanpa tahu betapa malam selalu berharap Manusia memenaninya dalam pintu taubat Akhirnya sepenggal malam pun berlalu Dan akan selalu kembali bersama waktu Berharap dirinya ditemani selalu Walau hanya sepertiga dalam rokaat tahajudmu Musyarofah MI Darussalam Jl. Masjid Al-Irsyad, RT 06/RW 05 Pandanarum, Kemlokolegi, Baron, Nganjuk 64394
TTM EDISI 344
BULAN MEI 2015
TTM EDISI 344
MPA
JAWABAN TTM NO. 343 DAFTAR PERTANYAAN MENDATAR : 1. Gedung, rumah umum 4. Cawan berkaki, dipakai minum para raja 7. Tangga nada ke-5 8. Tanda-tanda lalu lintas di jalan 10. Kata ganti orang ketiga 11. Lawan muda 12. Bekerja sama antara beberapa partai 15. Lembaga Survei Indonesia 17. Kompetisi Sains Madrasah 19. Penyelidikan terhadap suatu peristiwa 22. Iuran Hasil Hutan 23. Anjing (bhs Inggris) 24. Pemimpin 26. Bunyi harimau dinamakan 27. Merasa tidak aman di hati, sedih 28. Alat music gesek MENURUN : 1. Gedung tempat tinggal tentara 2. Huruf Hijaiyah 3. Masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi 4. Logam berwarna putih keabu-abuan 5. Analisi Mengenai Dampak Lingkungan 6. Kekal, selamanya 9. Satuan ukuran jumlah 13. 100 gram sama dengan 14. Bersifat keTuhanan 16. Save Our Souls 17. Penyakit kulit 18. Minyak dan gas 20. Lembaga Swadaya Masyarakat 21. Ganjil, aneh, jarang ada 24. Upah Minimum Regional 25. Sudah rusak, karena sering tergesek.
KUPON
NO : 344
MENDATAR : 2.SELAI 5.PURA 6.NAIP 7.RI 9.KD 10.CURAM 12.RINAI 15.EFISIEN 16.GERABAH 20.NIAGA 22.ANIMO 24.KIRI 25.SUMO 26.SABTU MENURUN : 1.SUKU 2.SARAF 3.INDIE 4.SITA 5.PACITAN 8.IMIGRAN 9.KRIMBAT 13.NN 14.INTRO 17.EGOIS 18.ANGSU 21.ISIS 23.MEMO
PERAIH HADIAH TTM NO. 343 1. RASDAN KUA SEMANDING JL. DESA PENAMBANGAN NO. 126 KEC. SEMANDING KAB. TUBAN 2. LILIK MUNTAMAH MIN DOHO DOLOPO JL. KI HAJAR DEWANTARA NO.26 DOHO DOLOPO MADIUN (63174) 3. MUHAMAD CHAMIM MI MIFTAHUL FALAH KAYEN KADEMANGAN, BLITAR (6616) 4. ISTIKOMAH MI HIDAYATUL MUSTOFA DS. PARON KEC. NGASEM KAB. KEDIRI (64182) 5. CATUR RIBUT A. JL. DANAU TONDANO BRT BLOK A3-G17 SAWOJAJAR MALANG (65139) KETENTUAN : 1. Jawaban ditulis pada kartu pos dan ditempeli kupon sesuai dengan nomornya. 2. Jawaban dikirim ke redaksi MPA paling lambat akhir Mei 2015 (cap pos). 3. Peraih hadiah diumumkan pada MPA edisi 345.
MPA 344 / Mei 2015
63
Panggilan : Siroj
Panggilan : Adik Shobri
TTL : Lamongan, 27 Juni 2013
TTL : Sidoarjo, 27 Nopember 2013
Alamat : Dsn. Kumisik
Alamat : Awargunting 23/12
Ds. Lawanganagung Kec. Sugio Kab. Lamongan
Tambakrejo Sidoarjo
Hobi : Mengotak atik mainan dan laptop
Hobi : Latihan Bicara dan Selalu senyum
Cita-cita : Dokter
Cita-cita : Ustadz Gaul
Orangtua : M. Rohim, M.Pd dan Uswatun Hasanah, S.Pd
Orangtua : Sutrisno, S.Pd.I dan Mania Sri Lestari
Panggilan : Rohib
Panggilan : Fahmi
TTL : Sumenep, 15 Maret 2012
TTL : Sampang, 07 April 2010
Alamat : Lenteng Timur Sumenep
Alamat : Jl Delima 70 Paseyan Sampang
Hobi : Main Bola
Hobbi : Bermain
Cita-cita : Polisi
Cita cita : Ingin Jadi Guru
Orangtua : Ahmad Sunarto S.Pd dan Khairul Insaniyah S.Pd
Orangtua : Zainur Ridhaa, S.Pd dan Enni Niswatin, S.Pd.SD
Panggilan : Hamman
Nama Panggilan : ZAHRA
TTL : Surabaya, 9 September 2014
TTl. : Ponorogo, 18 Oktober 2012
Alamat : Jl. Jetis Kulon 01
Alamat Klepu Kec. Sooko
No. 21 Wonokromo, Surabaya
Kab. Ponorogo
Hobi : Bernyanyi
Hobby : Menyanyi, menari
Orangtua : J. Adi Wirasmono dan Fikrotuz Zakiyah
Cita-cita : Ingin Jadi Hakim Orangtua : Sukandar dan Siti Marwiyah S.Ag
64
MPA 344 / Mei 2015
Kado Jam Tangan
dari Dinda Oleh : Hilma Nahla Faradisah *)
P
ada ulang tahunku yang ke 12, aku mengundang teman-temanku sekelas, khususnya ketiga sahabatku yang paling dekat denganku, yaitu Risda, Mita, Eva, dan Dinda. Aku merayakan ulang tahun di rumahku. Ibuku membelikan kue tart lengkap dengan lilin di atasnya. ’’Fin, ini kado dari aku” kata Mita sesaat setelah datang di perayaan ulang tahunku sambil menyerahkan sebuah kado yang terbungkus bagus. Kemudian secara berturut-turut teman-temanku yang lain sama menyerahkan kadonya masing-masing. Selanjutnya kami semua merayakan ulang tahunku dengan bernyanyi bersama. Ada lagu selamat ulang tahun, happy birthday, dan lagu-lagu ceria lainnya. Semua terlihat gembira pada saat bernyanyi bersama. “Karena kuenya sudah dipotong dan lilinnya sudah ditiup, sekarang waktunya membuka kado” kata Mita. “Ayo langsung dibuka aja sekarang,” Risda menimpali ucapan Mita. “Oke, terima kasih semuanya.” Jawabku. Ketika kado itu aku buka satu per satu, betapa senangnya hatiku, karena ada bermacammacam kado dari teman-teman terbaikku. Ada yang mengado alat tulis sekolah, tas sekolah, buku tulis, bahkan ada yang
mengado sebuah baju yang sangat indah, baju itu berwarna pink dipadu dengan putih tulang. Pink adalah warna favoritku. Kado baju itu berasal dari tanteku sendiri. Namun ketika membuka kado dari Dinda, aku menampakkan ekspresi wajah yang kurang menyenangkan, karena bungkusnya kecil dan isinya hanya sebuah jam tangan warna hijau. Ternyata teman-temanku melihat ekspresi wajahku yang tiba-tiba cemberut itu. “Kenapa, Fin, kok tiba-tiba cemberut” Tanya Mita. “Aku kecewa dengan Dinda, masak cuma ngado jam tangan kecil, padahal dia itu sahabat terbaikku di kelas !!!” “Tidak boleh kecewa Fin, semua kado pemberian dari teman-temanmu harus kamu syukuri” sahut Risda menasehati. “Iya memang aku mengerti kalau Fina agak kecewa dengan kadoku, karena mungkin dianggap kurang berharga. Tapi saya mengado jam tangan itu ada maksudnya” kata Dinda menjelaskan. “Kalau boleh tahu apa maksudnya, Din?” kata teman-temanku bersamaan. “Begini, ketika di sekolah atau di ruang kelas, saya perhatikan kalian lebih banyak mengobrol atau ngerumpi, bahkan sering bermain HP sehingga sering diperingatkan
oleh bapak dan ibu guru, maka dengan mengado jam tangan itu, saya ingin mengingatkan kalian, bahwa kalian harus lebih menghargai waktu, kita ini masih muda, masih duduk di kelas VI, harus bisa memanfaatkan waktu untuk belajar, tidak sering-sering bergurau apalagi bermainan HP, sms, atau FB-an, kalau kita tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik, maka kita nanti akan menyesal, kita akan rugi sendiri, apalagi sebentar lagi ada ujian” Dinda menjelaskan panjang lebar seperti penceramah, karena memang dia di kelas dikenal sebagai siswa yang rajin dan taat beragama. Maka dari itu, dia selalu mendapat rangking pertama. Dengan perjelasan dari Dinda tersebut, Fina bersyukur dan merasa senang dengan kado yang diberikan oleh Dinda. Dia berjanji dalam hati akan selalu memakai jam tangan tersebut, agar dia lebih bisa mengatur waktu setiap saat, kapan harus beribadah, kapan harus bermain, kapan harus belajar, kapan harus istirahat, dan lain-lain. Kalau kita tidak bisa memanfaatkan waktu, maka kita akan menjadi rugi sendiri. Dan akhirnya nanti akan menyesal sendiri. l *) Siswa kelas V MI Nurus Syafi’i, Desa Wedi Kec. Gedangan, Sidoarjo.
MPA 344 / Mei 2015
65
Dunia Islam
N
Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Libur Sekolah di New York
ew York akan menjadi kota metropolis pertama di Amerika Serikat (AS) yang akan menghormati dua hari besar umat Islam, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Wali Kota New York (NY) yang sekarang Bill de Blasio mengumumkan pada awal Maret 2015 lalu bahwa sekolah akan libur (diliburkan) pada perayaan kedua hari besar tersebut mulai tahun ajaran 2015-2016. “Ini perubahan yang wajar, mengakui akan komunitas Muslim kita yang terus berkembang dan menghormati kontribusi mereka kepada kota kita”, ujarnya. de Blasio juga menulis di akun twitter-nya, ”Hari ini kami umumkan penambahan Idul Adha dan Idul Fitri ke daftar hari libur @NYCSchools, sebuah perubahan untuk menghormati keberagaman kota kita”. Menurut laman New York Times edisi Rabu, pengumuman itu menjadi agin segar setelah sekian lama Muslim menanggung tekanan dan rasa dicurigai serta menghadapi sikap permusuhan sejak serangan 11 September 2001. Sebenarnya, sejumlah kota lain seperti Massachussets, Michigan, dan New Jersey sudah memasukkan Idul Fitri dan Idul Adha sebagai hari libur sekolah. Namun, dibanding New York, kota-kota tersebut masih kalah fenomenal dalam hal ukuran dan simbolismenya. Kota ini memiliki 1,1 juta anak sekolah. De Blasio, politisi Demokrat yang menjanjikan New York sebagai kota yang lebih toleran dan inklusif, menggambarkan kebijakan libur itu sebagai “masalah keadilan”. Namun, kebijakan itu terasa menumental karena diumumkan saat warga Muslim Amerika menghadapi sorotan seiring serangan teroris disejumlah negara Eropa dan kekerasan baru di kawasan Timur Tengah. Menurut Wali Kota NY, hari libur Idul Fitri akan dimulai di malam hari pada 23 September hingga 24 September tahun ini. Tahun ini, hari raya Idul Fitri akan jatuh pada musim panas, maka perayaan ini telah ditetapkan menjadi hari libur, terutama bagi para pelajar dan guru yang menghadiri sekolah musim panas. Libur berikutnya adalah Idul Adha. Imam Masjid New York, Imam Shamsi Ali, mengaku sangat mengapresiasi penetapan tersebut. “Saya sedang dalam perjalanan untuk menghadiri pengumumannya yang direncanakan pukul 10.00 pagi ini waktu New York”, kata tokoh
66
MPA 344 / Mei 2015
Muslim asal Indonesia ini dalam pesan singkatnya. Imam Shamsi juga menyatakan, “Sangat bersyukur atas kebijakan penetapan hari libur resmi ini. Sebab, lanjutnya, hal ini merupakan buah perjuangan umat Islam AS yang sudah cukup lama untuk mendapatkan hak liburan setiap masuk waktu dua hari raya itu. Dimulai sejak 10 tahun yang lalu. Kita perjuangkan lewat DPRD New York dengan membentuk koalisi untuk Muslim Holiday. Lalu tahun 2012 kita berhasil mengegolkan rancangan UU di DPRD New York dengan dukungan
100 persen anggota DPRD. Sayangnya, Wali Kota New York saat itu, Michel Bloomberg menolaknya. Alasan Bloomberg menolak menandatangani RUU itu. Karena nanti kelompok agama-agama lain akan meminta kebijakan serupa. Meskipun sebenarnya jumlah populasi umat Islam di New York cukup besar”. Dengan adanya penetapan ini, Imam Shamsi menuturkan bahwa warga Muslim kian mudah berintegrasi dengan masyarakat AS pada umumnya. Sekaligus, lanjutnya, Muslim-pun bisa berbangga hati. Sebab, Muslim semakin diperhitungkan sebagai bagian yang tak terpisahkan demi membina kedamaian di jantung AS. “Kami semakin memiliki rasa tanggung jawab untuk memberikan sumbangsih kepada kota ini”, tambah Imam Shamsi. Kabar ini juga disambut “Jamaica Muslim Center” di Queens, New York. Abdul Khan seorang staf dilembaga tersebut mengatakan : “Anak-anak Muslim kita kini bisa bergabung dalam acara saling mengunjungi Muslim lain, untuk menikmati makanan, bertemu sanak saudara, dan mendapatkan hadiah”. Selanjutnya Ia mengatakan, “Mereka mendapatkan hari libur, kita juga seharusnya dapat libur, setiap orang harus dapat hari libur”, demikian tambah Khan, seperti dikutip laman The Guardian edisi Rabu. Menurut laman tersebut, kedua hari libur baru ini akan menambah daftar hari libur sekolah setelah, Hari Buruh, Rosh Hashanah, Columbus Day, Hari Veteran, Thanksgiving, Natal, Tahun Baru, Dr.Martin Luther King Jr Day, President Day, dan Hari memorial. (diangkat dari internasional – republika 060315) lAhar
Ny. Nurul Istiqomah Mahfudh Shodar saat memberikan sambutan pada pertemuan DWP.
Para pejabat yang akan dilantik mendengarkan Keputusan Menteri Agama RI, (8/4).
Studi Banding IGRA Magetan ke RA Perwanida DWP Kanwil Kemenag Prov Jatim pada tanggal 15 April 2015.
Salah satu anggota DWP mengenakan Busana Nasional berpose di depan para juri.
Penandatanganan Berita Acara Sumpah Jabatan oleh Pejabat yang baru dilantik, (8/4).
Studi Banding IGRA Situbondo ke Perwanida Kanwil Kemang Prov Jatim tanggal 25 Maret 2015.
MPA 344 / Mei 2015
67
(QS. Al-Israa’ [17] : 1)
68
MPA 344 / Mei 2015
Masjid Agung "Baitul Hakim" - Madiun
PADA MAJALAH INI TERDAPAT KUTIPAN AYAT-AYAT AL QUR’AN. UNTUK ITU JAGA DAN SIMPAN SEBAGAIMANA MESTINYA.
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”