Biospecies Vol. 6 No.2, Juli 2013, hal. 1-7.
Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik pada Rastrelliger sp. Isolation and Identification of Probiotic Bacteria in Rastrelliger sp. Cut YULVIZAR 1)
1)
Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Syiah Kuala University, Indonesia Email:
[email protected]
Abstract. Probiotics are beneficial microbes to improve microbial balance in the digestive tract. Isolation of probiotic bacteria aims to obtain the potential probiotic bacteria in mackerel (Rastrelliger sp.). This research used descriptive methods. The results showed that there were five potential isolates of probiotic bacteria. Physiological test for identification indicates three bacteria genera (Micrococcus, Staphylococcus and Bacillus) and one species (Hafnia alvei) which are potential probiotic bacteria isolated from mackerel. Key words: Probiotics, Rastrelliger sp., isolation and identification
Abstract. Probiotik merupakan mikroba menguntungkan yang bermanfaat untuk memperbaiki keseimbangan mikroba di dalam saluran pencernaan. Isolasi bakteri probotik dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan bakteri yang berpotensi sebagai probiotik pada ikan kembung (Rastrelliger sp.). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima isolat bakteri yang berpotensi sebagai probiotik. Hasil uji fisiologis untuk identifikasi bakteri menunjukkan adanya tiga genera (Micrococcus, Staphylococcus dan Bacillus) dan satu spesies bakteri (Hafnia alvei) yang berpotensi sebagai probiotik pada ikan kembung (Rastrelliger sp.). Kata kunci: Probiotik, Rastrelliger sp., isolasi, dan identifikasi.
PENDAHULUAN
sedangkan kandungan lemaknya jauh lebih rendah (2,1%) (Zamroni et al., 2008).
Negara Indonesia dikenal sebagai negara bahari dengan wilayah lautnya mencakup tiga 2 perempat luas Indonesia atau 5,8 juta km dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, 2 sedangkan luas daratannya hanya 1,9 km . Wilayah laut yang sangat luas tersebut mengandung sumberdaya alam (perikanan) yang sangat berlimpah dan memiliki banyak sekali jenis ikan (sekitar 3.000 jenis ikan), salah satunya adalah ikan kembung (Bahar, 2006).
Bakteri pada ikan dapat dijumpai pada permukaan tubuh eksternal dan saluran pencernaan. Sebagian bakteri bersifat patogen, sedangkan sejumlah bakteri lainnya menguntungkan bagi ikan karena membantu pencernaan, mensintesa vitamin-vitamin serta mendekomposisi materi organik di perairan (Irianto, 2005). Hal ini diduga karena adanya peran bakteri probiotik. Prinsip dasar kerja probiotik adalah dengan memanfaatkan kemampuan mikroba untuk mempermudah penyerapan oleh saluran pencernaan ikan (Feliatra dan Suryadi, 2004).
Ikan kembung (Rastrelliger sp.) merupakan salah satu jenis ikan laut yang mudah didapatkan dan banyak dikonsumsi masyarakat karena memiliki harga yang relatif ekonomis (Santoso et al., 1997). Kandungan protein pada daging ikan kembung cukup tinggi (18,5%),
Probiotik adalah mikroba hidup menguntungkan pada makhluk hidup, yang bermanfaat untuk memperbaiki keseimbangan mikroba di dalam 1
Yulvizar, Isolasi dan Indentifikasi Bakteri ............
saluran pencernaan (Afrianto dan Liviawaty, 2005) dan memberikan pengaruh positif terhadap fisiologi dan kesehatan inangnya. Senyawa-senyawa racun yang dihasilkan pada metabolisme bakteri probiotik seperti asam laktat, hidrogen peroksida, bakteriosin yang bersifat antimikroba dan antibiotik mampu menekan pertumbuhan bakteri patogen (Yulinery et al., 2006). Menurut Kanmani et al. (2010), salah satu karakteristik bakteri probiotik yaitu memiliki ketahanan yang tinggi terhadap asam.
Pengambilan sampel. Bakteri probiotik diisolasi pada organ pencernaan berupa lambung dan usus ikan kembung segar. Ikan dibedah untuk diambil bagian lambung dan usus, lalu dimasukkan ke dalam larutan fisiologis NaCl 0,9% pada pH 2 (Feliatra dan Suryadi, 2004). Selanjutnya, lambung dan usus dihancurkan atau dihaluskan dengan menggunakan mortar porselen. Isolasi bakteri. Sampel yang telah dihaluskan, kemudian dilakukan seri pengenceran. Metode seri pengenceran yang dilakukan dengan mengambil sebanyak 1 g sampel, dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml -1 akuades sehingga didapat pengenceran 10 , -2 untuk mendapatkan pengenceran 10 dilakukan -1 dengan mengambil 1 ml dari pengenceran 10 dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml akuades, demikian seterusnya dilakukan -5 -4 seri pengenceran hingga 10 . Pengenceran 10 -5 dan 10 diambil 1 ml kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah berisi media TSA dan diratakan, lalu diinkubasi dengan posisi cawan terbalik selama 24-48 jam pada temperatur 30ºC (Darmayasa, 2008).
Mengingat informasi mengenai identifikasi morfologi dan fisiologi dari bakteri yang berpotensi sebagai probiotik pada ikan kembung (Rastrelliger sp.) masih sangat terbatas, maka perlu dilakukan isolasi bakteri probiotik yang terdapat pada lambung dan usus ikan tersebut.
BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala, dari bulan AprilAgustus 2012. Alat yang digunakan adalah inkubator, autoklaf, erlenmeyer, hotplate, alumunium foil, lampu bunsen, cawan petri, timbangan digital, mortar porselen, gelas ukur, tabung reaksi, pipet tetes, mikroskop, kaca objek, jarum ose, kamera digital dan alat tulis.
Identifikasi bakteri. Setelah inkubasi selama 48 jam, dilakukan isolasi bakteri dengan metode goresan kuadran beberapa tahap hingga diperoleh 1 isolat yang murni. Isolat-isolat yang diperoleh kemudian diidentifikasi dengan berpedoman pada buku Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium (Hadioetomo, 1993), Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology (Holt et TM al., 1994) dan menggunakan MICROBACT 24E Gram-Negative Identification System (OXOID) (Oxoid, 2005). Pengamatan morfologi sel yang meliputi uji pewarnaan Gram, bentuk sel dan uji motilitas, serta uji sifat fisiologis yaitu uji katalase, uji indol, uji MR-VP, uji Simmons Citrate, dan uji TSIA.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan kembung segar, media TSA (Tryptone Soya Agar), media TSIA (Triple Sugar Iron Agar), media SIM (Sulfid Indol Motility), media MR-VP (Methyl Red dan Voges Proskaurt), media Simmons Citrate, reagen Kovac, indikator methyl red (merah metil), bahan untuk uji pewarnaan Gram (kristal violet, lugol iodine, safranin, alkohol 95% dan akuades), NaCl, hidrogen peroksida (H2O2), TM kapas, MICROBACT 24E Gram-Negative Identification System (OXOID), reagent indole, VP I, VP II, Nitrate A, Nitrate B, TDA dan mineral oil.
Morfologi Sel a. Pewarnaan Gram. Kaca objek dibersihkan dengan alkohol dan dilewatkan beberapa kali pada nyala api bunsen, kemudian diambil isolat bakteri dengan jarum ose secara aseptik dan dioleskan pada kaca objek. Isolat bakteri kemudian ditetesi ungu violet dan dibiarkan selama 1 menit, selanjutnya dicuci dengan air mengalir dan dianginkan hingga kering. Isolat
Prosedur Penelitian Sterilisasi alat dan bahan. Semua alat dan bahan yang akan digunakan disterilkan dengan autoklaf pada temperatur 121ºC pada tekanan uap 15 lb/in2 selama 15 menit (Marlina, 2008).
2
Biospecies Vol. 6 No.2, Juli 2013, hal. 1-7.
bakteri kemudian ditetesi lagi dengan larutan iodine dan dibiarkan selama 1 menit, kemudian dicuci dengan air mengalir dan dianginkan hingga kering. Selanjutnya isolat bakteri ditetesi alkohol 95% selama 30 detik, kemudian dialiri air dan dianginkan hingga kering. Isolat bakteri kemudian ditetesi safranin selama 30 detik dan dicuci dengan air mengalir, dikeringkan dengan kertas penghisap dan dikering anginkan, kemudian dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Bakteri gram positif ditandai dengan warna ungu yang menunjukkan bahwa bakteri tersebut mampu mengikat warna kristal violet, sedangkan bakteri gram negatif ditandai dengan warna merah muda yang menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak mampu mengikat warna kristal violet dan hanya terwarnai oleh safranin (pewarna tandingan) (Hadioetomo, 1993).
positif ditandai dengan terbentuknya lapisan berwarna merah di bagian atas biakan (Hadioetomo, 1993). d. Uji MR. Diambil satu koloni terpisah dengan menggunakan jarum ose, kemudian diinokulasi ke dalam media MR-VP dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37ºC. Pada uji MR, ditambahkan 3-4 tetes indikator merah metil. Uji positif ditandai dengan perubahan warna medium menjadi merah, artinya terbentuk asam (Hadioetomo, 1993). e. Uji Simmons Citrate. Diambil satu koloni terpisah dengan menggunakan jarum ose dan diinokulasikan pada media Simmons Citrate lalu diinkubasi pada temperatur 37ºC selama 24 jam. Diamati adanya perubahan warna pada medium biakan (Hadioetomo, 1993). Uji positif ditandai dengan berubahnya warna medium menjadi biru (Sudarsono, 2008).
b. Bentuk sel. Bakteri yang tumbuh kemudian diamati bentuk selnya secara mikroskopik pada kaca preparat sehingga dapat diketahui bentuknya (kokus, batang atau spiral).
f. Uji TSIA. Diambil sebagian kecil koloni bakteri dengan menggunakan ose dan diinokulasikan pada media TSIA, kemudian dilakukan dengan cara menusuk tegak lurus pada bagian butt (tusuk) dan cara zig zag pada bagian slant (miring). Diinkubasi pada temperatur 37ºC selama 24 jam. Diamati perubahan warna medium yang terjadi. Apabila bagian slant berwarna merah dan butt berwarna kuning maka bakteri mampu memfermentasi glukosa, sedangkan apabila bagian slant dan butt keduanya berwarna kuning maka bakteri mampu memfermentasi sukrosa dan laktosa (Yusuf, 2009).
Sifat fisiologi a. Uji katalase. Diletakkan 2 tetes H2O2 pada kaca objek yang bersih. Isolat bakteri diambil menggunakan jarum ose, kemudian dipindahkan ke atas kaca objek dan dicampurkan. Uji positif ditandai dengan terbentuknya gelembung-gelembung oksigen yang menunjukkan bahwa organisme yang bersangkutan menghasilkan enzim katalase yang mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen (Hadioetomo, 1993).
Parameter penelitian b. Uji motilitas. Isolat bakteri ditusukkan ke dalam media SIM semi padat pada tabung reaksi menggunakan jarum ose tusuk steril. Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37ºC. Uji positif ditandai dengan pertumbuhan bakteri yang menyebar, maka bakteri tersebut bergerak (motil) dan bila pertumbuhan bakteri tidak menyebar hanya berupa satu garis, maka bakteri tersebut tidak bergerak (non motil) (Sudarsono, 2008).
Adapun parameter dari penelitian ini meliputi (i) jumlah isolat; (ii) morfologi sel yaitu sifat pewarnaan Gram, bentuk dan motilitas dari isolat bakteri; dan (iii) sifat fisiologis dari isolat bakteri yang berpotensi sebagai bakteri probiotik pada ikan kembung (Rastrelliger sp.). HASIL DAN PEMBAHASAN Uji fisiologis
c. Uji Indol. Diambil satu koloni terpisah dengan menggunakan jarum ose, kemudian diinokulasi ke dalam media SIM dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37ºC. Setelah inkubasi ditambahkan 10-12 tetes reagen Kovac. Uji
Uji fisiologis merupakan tahapan lanjutan yang diperlukan untuk mengidentifikasi suatu bakteri (Darmayasa et al., 2008). Uji fisiologis yang
3
Yulvizar, Isolasi dan Indentifikasi Bakteri ............
dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji katalase, uji indol, uji MR, uji Simmons Citrate dan uji TSIA.
negatif (80%). Menurut Hadioetomo (1993), media sitrat simmons merupakan salah satu medium yang digunakan untuk menguji kemampuan bakteri dalam menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon yang digunakan. Bila bakteri mampu tumbuh dengan menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon maka akan terlihat perubahan warna pada media tumbuh bakteri pada permukaan agar miring akan menjadi warna biru.
Berdasarkan Tabel 3.1, isolat LUI-01, LUI-02, LUI-03 dan LUI-04 menunjukkan katalase yang positif (80%) dan isolat LUI-05 menunjukkan katalase yang negatif (20%). Dari data tersebut hanya empat isolat bakteri yang menghasilkan enzim katalase. Menurut Lay (1994), uji katalase digunakan untuk mengetahui adanya enzim katalase pada isolat bakteri. Katalase merupakan enzim yang dapat mengkatalisis penguraian hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air dan O2. Hidrogen peroksida bersifat toksis terhadap sel bakteri karena bahan ini mampu menonaktifkan enzim dalam sel dan sangat berbahaya bagi sel bakteri itu sendiri. Uji ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui sifat dari suatu bakteri terhadap kebutuhan oksigen.
Tabel 3.1 Uji fisiologis lima isolat bakteri yang berpotensi sebagai probiotik
No
Jenis Uji
1
Uji Katalase Uji Indol Uji MR Uji Simmons Citrate Uji TSIA
2 3 4
Hasil uji indol menunjukkan bahwa lima isolat bakteri memberikan nilai negatif (100%) yang berarti tidak ada isolat bakteri yang dapat membentuk indol. Indol merupakan senyawa yang mengandung nitrogen yang terbentuk sebagai hasil pemecahan amino tryphosphat. Pentingnya uji indol ini adalah karena hanya beberapa jenis bakteri saja yang dapat membentuk indol dan produk ini dapat diuji sehingga dapat digunakan sebagai identifikasi.
5
Isolat LUI- LUI03 04 + +
LUI01 +
LUI02 +
-
-
+
-
-
m/k
k/k
k/k
k/k
m/k
Keterangan: + : Terjadi reaksi : Tidak terjadi reaksi m/k : Slant merah/butt kuning k/k : Slant kuning/butt kuning
LUI05 -
Tabel 3.1. menunjukkan bahwa isolat LUI-01 dan LUI-05 mampu memfermentasikan glukosa (40%), sedangkan isolat LUI-02, LUI-03 dan LUI-04 mampu memfermentasikan laktosa dan sukrosa (60%). Berdasarkan pengamatan, tidak terdapat isolat yang memiliki enzim desulfurase yang berfungsi untuk memecah sistein dan menghasilkan gas yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna hitam pada dasar media. Menurut Sudarsono (2008), media TSIA mengandung tiga macam gula yaitu glukosa, laktosa, atau sukrosa. Uji TSIA ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari suatu bakteri dalam memfermentasi gula untuk menghasilkan asam atau gas. Warna merah pada agar menunjukkan reaksi basa, sedangkan warna kuning menunjukkan reaksi asam. Warna merah pada permukaan agar dan kuning di bagian bawah agar menunjukkan bahwa terjadinya fermentasi glukosa. Warna kuning pada bagian permukaan dan bawah tabung menunjukkan terjadinya fermentasi laktosa dan sukrosa.
Berdasarkan Tabel 3.1, hasil pengamatan dari uji methyl red (MR) ini menunjukkan bahwa semua isolat bakteri tidak dapat mengoksidasi glukosa yang berarti menunjukkan hasil negatif (100%). Menurut Sudarsono (2008), uji merah metil (methyl red test) bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri untuk mengoksidasi glukosa dengan memproduksi asam dengan konsentrasi tinggi sebagai hasil akhirnya. Jika media MR-VP akan menjadi merah setelah ditambahkan merah metil menunjukkan bahwa hasil uji positif, sedangkan jika media tetap berwarna kuning menunjukkan hasil uji negatif. Selanjutnya pada Tabel 3.1 juga dapat dilihat bahwa hanya isolat LUI-03 yang mampu menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon pada uji Simmons Citrate dan mengubah warna medium menjadi biru yang berarti positif (20%) dan isolat LUI-01, LUI-02, LUI-04 dan LUI-05 menunjukkan hasil yang
4
Biospecies Vol. 6 No.2, Juli 2013, hal. 1-7.
Identifikasi isolat 2. LUI-03 (Genus Staphylococcus) Identifikasi genus dari suatu bakteri memerlukan karakter-karakter utama dari bakteri yaitu morfologi sel (bentuk sel dan susunan sel), uji biokimia dan tipe fermentasi (Suryani et al., 2010). Isolat yang berpotensi sebagai probiotik pada hasil penelitian ini diperoleh lima isolat bakteri dengan tiga jenis genera dan satu spesies bakteri yang memilki kesamaan genus pada penelitian-penelitian sebelumnya. Pada penelitian ikan laut diperoleh isolat-isolat yang berpotensi sebagai probiotik yaitu gram positif (Bacillus, Lactococcus, Micrococcus, Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Streptococcus, Weisslla) dan gram negatif (Aeromonas, Alteromonas, Photorhodobacterium, Pseudomonas, Vibrio) (Marzouk et al., 2008). Empat jenis genus yang didapat dari penelitian Feliatra dan Suryadi (2004) yaitu genus Lactococcus, Carnoacterium, Staphylococcus, Bacillus, Eubacterium, Pseudomonas, Lactobacillus, Micrococcus, dan Bifidobacterium. Penelitian Ghosh et al. (2007) mendapatkan empat jenis genus yaitu Pseudomonas, Aeromonas, Edwardsiella dan Bacillus. Berikut tiga genus dan satu spesies isolat yang ditemukan pada lambung dan usus ikan kembung (Rastrelliger sp.) adalah:
Bakteri yang mendekati genus ini memiliki ciriciri morfologi yaitu gram positif, bentuk sel bulat dan motil. Bentuk koloni bundar, tepian koloni licin, elevasi koloni timbul dan warna koloni putih susu. Katalase positif, indol negatif, uji MR negatif, uji sitrat positif dan TSIA memiliki warna permukaan dan bawah kuning. Menurut Holt et al. (1994) bakteri Staphylococcus sp. gram positif, motilitas berubah-ubah, kebanyakan motil, koloni biasanya buram, warna koloni putih susu atau krem. Bakteri ini memiliki katalase positif dan oksidase negatif, sering mengubah nitrit menjadi nitrat, mampu memfermentasi laktosa dan sukrosa, tumbuh optimum pada temperatur 37ºC. Beberapa spesies ada yang patogen pada manusia dan hewan. 3. LUI-04 (Genus Bacillus) Bakteri yang mendekati genus ini memilki ciriciri morfologi yaitu gram positif, bentuk sel bulat, batang dan motil. Bentuk koloni bundar, tepian koloni berombak, elevasi koloni cembung dan warna koloni kuning atau krem. Katalase positif, indol negatif, uji MR negatif, uji sitrat negatif dan TSIA memiliki warna permukaan dan bawah kuning. Menurut Holt et al. (1994) bakteri Bacillus sp. gram positif, motil dengan flagel peritrik. Endospora oval, kadang-kadang bundar atau silinder dan sangat resisten pada kondisi yang tidak menguntungkan. Warna koloni putih susu sampai kekuningan dengan tepian berombak. Bakteri ini bersifat aerobik. Katalase dan oksidase positif. Indol negatif dan mampu memfermentasi glukosa serta laktosa dan sukrosa. Tersebar luas pada bermacam-macam habitat dan sedikit spesies yang patogen. Suhu tumbuh optimum pada 28ºC-35ºC.
1. LUI-01 dan LUI-02 (Genus Micrococcus) Bakteri yang mendekati genus ini memiliki ciriciri morfologi yaitu gram positif, bentuk sel bulat dan non motil. Bentuk koloni bundar, tepian koloni licin, elevasi koloni pada LUI-01 cembung dan LUI-02 timbul, warna koloni pada LUI-01 coklat kemerahan dan LUI-02 krem. Katalase positif, indol negatif, uji MR negatif, uji sitrat negatif dan TSIA pada LUI-01 memiliki warna permukaan merah dan bawah kuning, sedangkan LUI-02 memiliki warna permukaan dan bawah kuning. Menurut Holt et al. (1994) bakteri Micrococcus sp. gram positif, jarang motil dan kebanyakan non motil, koloni berwarna kekuningan sampai merah, tumbuh pada media yang sederhana, katalase positif, indol negatif, pada uji TSIA ada yang mampu memfermentasi glukosa dan ada yang mampu memfermentasi laktosa dan sukrosa, tumbuh optimum pada suhu 25ºC-37ºC.
4. LUI-05 (Spesies Hafnia alvei) Bakteri ini memiliki ciri-ciri morfologi yaitu gram negatif, bentuk sel bulat dan non motil. Bentuk koloni bundar, tepian koloni licin, elevasi koloni timbul dan warna koloni krem. Katalase negatif, indol negatif, uji MR negatif, uji sitrat negatif dan TSIA memiliki warna permukaan merah dan bawah kuning. Proses identifikasi pada bakteri TM ini menggunakan MICROBACT 24E GramNegative Identification System (OXOID). 5
Yulvizar, Isolasi dan Indentifikasi Bakteri ............
Berdasarkan pengujian menggunakan kit microbact, didapatkan bahwa isolat LUI-05 merupakan spesies Hafnia alvei dengan tingkat kebenaran 82,76% (percent probability) (Oxoid, 2005). Hafnia alvei merupakan salah satu jenis bakteri yang diidentifikasi sebagai pembentuk Histamin yang lemah (Indriati et al., 2006). Menurut Rodriguez et al., (1998) bahwa bakteri ini dianggap sebagai bakteri patogen oportunistik yang secara alami terdapat pada saluran pencernaan Identifikasi isolat LUI-05 menggunakan kit microbact 24E.
Pakan Ikan. Jurnal Natur Indonesia. 6(2): 75-80. Ghosh S, Sinha A, and Sahu C. 2007. Isolation of Putative Probionts From the Intestines of Indian Major Carps. The Israeli Journal of Aquaculture. 59(3): 127-132. Hadioetomo RS. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Penerbit Gramedia, Jakarta.
KESIMPULAN Holt JG, Krieg NR, Sneath PHA, Staley JT, dan William ST. 1994. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. Lippicolt William and Wilkins, New York.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan terdapat lima isolat yang berpotensi sebagai probiotik dari lambung dan usus ikan kembung (Rastrelliger sp.). Kelima isolat tersebut terdiri dari tiga genera bakteri yaitu Micrococcus, Staphylococcus dan Bacillus serta satu spesies bakteri yaitu Hafnia alvei.
Indriati N, Rispayeni, dan Heruwati ES. 2006. Studi Bakteri Pembentuk Histamin pada Ikan Kembung Peda Selama Proses Pengolahan. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. 1(2): 117-123.
UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini merupakan bagian dari proyek penelitian magister penulis yang dibiayai oleh DAAD. Penulis mengucapkan terima kasih dan pengharagaan yang tinggi kepada Dr. Ronald F. Kuehne dan Prof. Dr. med. Uwe Gross atas segala dukungan, bimbingan, dan perhatianya selama penulis melakukan penelitian.
Irianto A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Kanmani P, Kumar RS, Yuvaraj N, Paari KA, Pattukumar V, dan Arul V. 2010. Comparison of Antimicrobial Activity of Probiotic Bacterium Streptococcus phocae P180, Enterococcus faecium MC13 and Carnobacterium divergens Against Fish Pathogen. World Journal of Dairy and Food Sciences. 5(2):145-151.
DAFTAR PUSTAKA Afrianto E dan Liviawaty E. 2005. Pakan Ikan. Kanisius, Yogyakarta.
Lay Bahar B. 2006. Panduan Praktik Memilih dan Menangani Produk Perikanan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
BW. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Marlina. 2008. Identifikasi Bakteri Vibrio parahaemolitycus dengan Metode BIOLOG dan Deteksi Gen ToxR nya Secara PCR. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi. 13(1):11-17.
Darmayasa IBG. 2008. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Pendegradasi Lipid (Lemak) pada Beberapa Tempat Pembuangan Limbah dan Estuari DAM Denpasar. Jurnal Bumi Lestari 8:122-127.
Marzouk MS, Moustafa MM, Nermeen, and Mohamed M. 2008. The Influence of Some Probiotic on The Growth Performance and Intestinal Microbial Flora of O. NILOTICUS. International
Feliatra E dan Suryadi E. 2004. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik dari Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus fuscogatus) dalam Upaya Efisiensi
6
Biospecies Vol. 6 No.2, Juli 2013, hal. 1-7.
Symposium on Tilapia in Aquaculture. 1059-1071 Oxoid.
TM
2005. Microbact Gram Negatif Identification System. Oxoid Ltd, London.
Rodriguez LA, Gallardo CS, Acosta F, Nieto TP, Acosta B, dan Real F. 1998. Hafnia alvei as an Opportunistic Pathogen Causing Mortality in Brown Trout, Salmo trutta L.. Journal of Fish Diseases. 21: 365-369. Santoso J, Setyaningsih I, dan Herlijoso C. 1997. Perubahan Kandungan Asam Lemak Omega-3 pada Pindang Ikan Kembung (Rastrelliger sp.) Selama Penyimpanan. Buletin Teknologi Hasil Perikanan. 3. Sudarsono A. 2008. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri pada Ikan Laut dalam Spesies Ikan Gindara (Lepidocibium flavobronneum). Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Suryani Y, Astuti, Oktavia B, dan Umniyati S. 2010. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat dari Limbah Kotoran Ayam Sebagai Agensi Probiotik dan Enzim Kolesterol Reduktase. Prosiding Seminar Nasional Biologi. 138-147 Yulinery T, Yulianto E, dan Nurhidayat N. 2006. Uji Fisiologis Probiotik Lactobacillus sp. Mar 8 Yang Telah Dienkapsulasi dengan Menggunakan Spray Dryer Untuk Menurunkan Kolesterol. Jurnal Biodiversitas. 7(2): 118-122. Yusuf RW. 2009. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Gram Negatif pada Luka Ikan Maskoki (Carassius auratus) Akibat Infeksi Ektoparasit Argulus sp.. Skripsi. Surabaya: Unversitas Erlangga. Zamroni A, Suwarso, dan Mukhlis NA. 2008. Biologi Reproduksi dan Genetik Populasi Ikan Kembung (Rastrelliger brachysoma, Famili Scombridae) Di Pantai Utara Jawa. Jurnal Perikanan Indonesia. 14: 215-226.
7