ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI BELERANG DAN BAKTERI PELARUT FOSFAT (BPF) DI AREAL TAILING ModADA PT. FREEPORT INDONESIA
Oleh Anne Bralian Sopaheluwakan 200722002
JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN DAN TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI PAPUA MANOKWARI 2012
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI BELERANG DAN BAKTERI PELARUT FOSFAT (BPF) DI AREAL TAILING ModADA PT. FREEPORT INDONESIA
Oleh Anne Bralian Sopaheluwakan 200722002
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Dan Teknologi Pertanian Universitas Negeri Papua
JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN DAN TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI PAPUA MANOKWARI 2012
RINGKASAN
ANNE BRALIAN SOPAHELUWAKAN. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Belerang dan Bakteri Pelarut Fosfat (BPF) di Areal Tailing ModADA PT. Freeport Indonesia. Dibimbing oleh IRNANDA A.F. DJUUNA dan ISHAK MUSAAD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status dari bakteri belerang dan bakteri pelarut fosfat (BPF) melalui isolasi dan identifikasi kedua bakteri ini di areal tailing ModADA (Modified Ajkwa Deposition Area) PT. Freeport dan daerah Nawaripi, Mimika. Sampel tanah diambil di bawah vegetasi beberapa tanaman sagu, kelapa, sengon, matoa serta beberapa tanaman campuran lainnya di areal ModADA PT. Freeport Indonesia, yaitu di daerah MP 21, MP 27, MP 32 dan Nawaripi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) tahapan, yaitu analisis tanah dan isolasi bakteri di Laboratorium Tanah Fapertek UNIPA dan identifikasi bakteri di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA UNIPA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik observasi lapangan dan pengamatan di Laboratorium. Variabel pengamatan yang diamati meliputi tekstur, kadar air tanah, pH Tanah (H2O), kadar P tersedia tanah (ppm), populasi bakteri belerang, populasi bakteri pelarut fosfat, total populasi bakteri, jenis dan karakteristik bakteri belerang, bakteri pelarut fosfat, serta hubungan antara populasi kedua bakteri tersebut dengan beberapa sifat tanah tailing. Hasil penelitian menunjukan bahwa tanah-tanah di ModADA mempunyai pH masam sampai agak alkali, dan Nawaripi mempunyai pH masam sampai netral. Rata-rata kadar air tanah/kelembaban tanah di ModADA adalah 36,81% dan di
i
Nawaripi adalah 52,50%. Kandungan P di ModADA dan Nawaripi tergolong rendah. Kisaran tekstur untuk ModADA adalah antara pasir, lempung berpasir, liat, sedangkan Nawaripi adalah liat berlempung. Rata-rata populasi bakteri belerang di ModADA adalah 9,18 x103 CFU/gr tanah kering dan Nawaripi adalah 6,92x103 CFU/gr tanah kering. Rata-rata populasi bakteri pelarut fosfat di ModADA adalah 5x103 CFU/gr tanah kering, dan Nawaripi adalah 3,75x103 CFU/gr tanah kering. Total populasi bakteri tertinggi terdapat pada tanah di bawah vegetasi sagu, sedangkan yang terendah pada vegetasi matoa. Hasil identifikasi jenis bakteri di ModADA dan Nawaripi, terdapat 5 jenis bakteri pelarut fosfat, yaitu Bacillus cereus, Bacillus subtilis, Serratia marcescens, Chromobacterium violaceum dan Pseudomonas sp. Terdapat 2 jenis bakteri belerang pada contoh tanah, yaitu: Thiobacillus sp dan Desulvovibrio sp.
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sorong pada tanggal 27 Oktober 1989 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari Ayah bernama Ir. Abraham Sopaheluwakan dan Ibu bernama Ir. Wilna L. Kalay Penulis mulai memasuki pendidikan formal pada tahun 1995 di SD Negeri 1 Fakfak dan tamat pada tahun 2001 pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP YPPK St. Don Bosco Fakfak dan berhasil lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Fakfak dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Negeri Papua dengan jalur SESAMA-UNIPA pada Fakultas Pertanian dan Teknologi Pertanian Program Studi Ilmu Tanah.
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi
yang berjudul “Isolasi dan
Identifikasi Bakteri Belerang dan Bakteri Pelarut Fosfat (BPF) Di Areal Tailing ModADA PT. Freeport Indonesia “ adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada Perguruan Tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan oleh penulis lain telah disebutkan dalam tubuh tulisan ini dan dicantumkan dalam daftar pustaka pada bagian akhir skripsi ini. Apabila kemudian hari terbukti bahwa apa yang saya nyatakan tidak sesuai, maka saya bersedia menerima pembatalan karya ilmiah ini dan pencabutan gelar sarjana.
Manokwari, 20 Juni 2012
Anne Bralian Sopaheluwakan 200722002
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL
: ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI BELERANG DAN BAKTERI PELARUT FOSFAT (BPF) DI AREAL TAILING ModADA PT. FREEPORT INDONESIA NAMA : ANNE BRALIAN SOPAHELUWAKAN NIM : 200722002 PROGRAM STUDI : ILMU TANAH PROGRAM PENDIDIKAN : STRATA 1
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Irnanda A.F. Djuuna, M.Sc Pembimbing I
Dr. Ir. Ishak Musaad, MP Pembimbing II
Mengesahkan, Ketua Program Studi Ilmu Tanah
Ir. Karyoto Sardi Amat, MS NIP. 195211111981021002
Tanggal Lulus : 22 juni 2012
Dekan Fakultas Pertanian Dan Teknologi Pertanian
Ir. Alexander. Yaku, M.Sc NIP. 195610191981021002
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena atas segala berkat dan tuntunan-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian ini dengan baik. Penelitian yang berjudul “Isolasi dan Identifikasi Bakteri Belerang dan Bakteri Pelarut Fosfat (BPF) di Areal Tailing ModADA PT. Freeport Indonesia” merupakan salah satu penelitian guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian dan Teknologi Pertanian pada Universitas Negeri Papua. Pada kesempatan ini penulis ingin sampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada : 1. Dekan Fakultas Pertanian Dan Teknologi Pertanian yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan perkuliahan hingga penyelesaian studi akhir. 2. Dr. Ir. Irnanda A.F. Djuuna, M.Sc selaku dosen pembimbing utama yang boleh membimbing penulis dalam penulisan penelitian ini. 3. Dr. Ir. Ishak Musaad MP selaku pembimbing kedua atas segala bimbingannya. 4. Seluruh staf dosen Jurusan Tanah yang telah membimbing dan mendidik selama penulis melaksanakan perkuliahan. 5. Ibu Siti Hadjar Kubangun, SP atas segala bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis selama melaksanakan studi dan penelitian. 6. Arif Yudo Krisdianto, SP atas bantuan yang di berikan selama penulis melakukan penelitian.
iv
7. Sahabat Soil 07 antara lain Novita, Dessy, Merri, Echy, Amos Dan Zaka atas persaudaraan dalam suka dan duka selama penulis melaksanakan studi. 8. Teman-teman Fapertek angkatan 07 atas kebersamaannya selama penulis melaksanakan studi. 9. Francine Hematang, S. Hut. atas dukungan dan motivasi yang diberikan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. 10. Penghuni kost ASNA antara lain K’Nona, K’Lola, K’Lingga, Dori, Ayu, Ririn, Arni, Engli, Riris, Kartini, Vanny, dan Lia atas dukungan dan doa yang diberikan kepada penulis. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Secara khusus skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua Papa dan Mama yang senantiasa memberikan kasih sayang, doa, semangat dan motivasi kepada penulis dalam melaksanakan studi, serta kepada adik-adikku Alen dan Rio yang selalu mendukung dan memberikan semangat. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan penulisan ini. Kiranya penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Manokwari, Juni 2012
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ..........................................................................
iv
DAFTAR TABEL ................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................
x
PENDAHULUAN ................................................................................
1
Latar Belakang ......................................................................................
1
Masalah .................................................................................................
2
Tujuan ...................................................................................................
3
Manfaat .................................................................................................
3
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................
4
Tailing dan pengelolaannya ...................................................................
4
Bakteri ...................................................................................................
5
Bakteri berdasarkan fungsinya ...............................................................
8
Belerang (sulfur)....................................................................................
8
Siklus sulfur .........................................................................................
9
Mineralisasi sulfur ...............................................................................
10
Jenis-jenis bakteri belerang ....................................................................
11
Fosfor ....................................................................................................
11
Bakteri pelarut fosfat .............................................................................
13
Mekanisme kerja bakteri pelarut fosfat ..................................................
14
METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................
15
Tempat danWaktu..................................................................................
15
Bahan dan Alat ......................................................................................
15
Metode Penelitian ..................................................................................
15
Variabel Pengamatan .............................................................................
15
Pelaksanaan Penelitian ...........................................................................
16
vi
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................
19
Sifat tanah [pH (H2O), kadar air tanah (%), P (ppm) dan Tekstur tanah]..
19
Total populasi bakteri, populasi bakteri belerang dan BPF ..................... Hubungan pH dengan total populasi bakteri, populasi bakteri belerang
23
dan populasi BPF ...................................................................................
25
Hubungan kadar air (%) dengan total populasi bakteri, populasi bakteri belerang dan populasi BPF ...................................................................
27
Hubungan P (ppm) tersedia dengan total populasi bakteri, populasi bakteri belerang dan populasi BPF .......................................................
28
Hubungan tekstur dengan total populasi bakteri, populasi bakteri belerang dan populasi BPF ...................................................................
29
Hasil identifikasi jenis-jenis bakteri belerang dan bakteri pelarut fosfat.. .
30
Bakteri belerang (Sulfur)..................................................................
31
Bakteri pelarut fosfat (BPF) .............................................................
31
KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................
34
Kesimpulan ...........................................................................................
34
Saran .....................................................................................................
36
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
37
LAMPIRAN .........................................................................................
39
vii
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Hasil rata-rata pH (H2O), kadar air (%), kadar P (ppm) dan tekstur tanah ................................................................................
19
2. Hasil rata-rata total populasi bakteri, populasi bakteri belerang dan BPF pada tanah ....................................................................
23
viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Grafik hubungan antara pH dengan total populasi bakteri populasi bakteri belerang dan BPF ................................................................
25
2. Grafik hubungan antara kadar air tanah (%) dengan total populasi bakteri, populasi bakteri belerang dan BPF .....................................
27
3. Grafik hubungan antara kadar P (ppm) tersedia dengan total populasi bakteri, populasi bakteri belerang dan BPF ....................................
28
4. Grafik hubungan antara tekstur dengan total populasi bakteri populasi bakteri belerang dan BPF ................................................................
29
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Hasil Analisis pH Tanah .................................................................
39
2. Hasil Analisis Kadar P (ppm) Tersedia ...........................................
40
3. Hasil Analisis Kadar Air (%) ..........................................................
41
4. Hasil Pengamatan Total Populasi Bakteri .......................................
42
5. Hasil Pengamatan Populasi Bakteri Pelarut Fosfat (BPF)................
43
6. Hasil Pengamatan Populasi Bakteri Belerang .................................
44
7. Beberapa Foto Penelitian Di Lapang Pada Lokasi Tanaman Sagu MP 21, Tanaman Kelapa, Sengon Dan Matoa MP 27 .....................
45
8. Foto-Foto Hasil Isolasi Dan Identifikasi Bakteri .............................
46
9. Prosedur Kerja Pembuatan medium Pikovskaya .............................
49
10. Peta Lokasi Pengambilan Sampel ...................................................
50
x
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di areal ModADA (Modified Ajkwa Deposition Area) PT. Freeport Indonesia yaitu di daerah MP 21, MP 27, MP 32 dan daerah Nawaripi. Analisis tanah dan isolasi bakteri dilakukan di Laboratorium Tanah Fapertek UNIPA, sedangkan identifikasi bakteri dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FMIPA UNIPA. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Desember 2011– Februari 2012. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah contoh tailing, aquades, bahan-bahan pembuatan media NA (nutrien agar) untuk total bakteri dan bakteri belerang, serta media Pycovskaya untuk bakteri pelarut fosfat, dan bahanbahan kimia untuk keperluan analisis di Laboratorium. Alat-alat yang digunakan yaitu GPS (Global Positioning System), kamera, bor tanah, oven, plastik contoh, cangkul, roll meter, kertas label, timbangan analitik dan alat-alat yang digunakan untuk isolasi bakteri dan analisis Laboratorium. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan teknik observasi lapangan dan pengamatan di Laboratorium. Variabel Pengamatan Variabel yang diamati meliputi: 1. Kemasaman (pH Tanah H2O) pH tanah diukur dengan perbandingan 1:2 (10 gram tanah:20 ml air)
16
2. Kadar Air Kadar air (%) =
x 100
dimana: BB = Berat Basah tanah; BK = Berat Kering tanah. 3. Populasi Bakteri belerang dan BPF Jumlah Mikroorganisme /gram tanah kering
(
=
/
)
x FP
dimana: FP = Faktor Pengenceran 4. Jenis dan karakteristik Bakteri Belerang dan BPF 5. Tekstur tanah Tekstur tanah diperoleh dengan mengambil data sekunder dari hasil penelitian sebelumnya (Taberima, 2008). 6. Kadar P tanah (ppm) Kadar P (ppm) tanah diukur dengan menggunakan Metode Bray I untuk tanah pH <5,5 dan Metode Olsen untuk tanah pH >5,5.
Pelaksanaan Penelitian Dalam pelaksaan penelitian ini meliputi beberapa tahap sebagai berikut: 1. Pengambilan contoh Contoh tanah diambil di daerah Mile 21, Mile 27, dan Mile 32 sedangkan daerah Nawaripi sebagai pembanding.
Daerah nawaripi merupakan lokasi
pemukiman penduduk lokal binaan PTFI.
Titik pengambilan contoh
didasarkan pada jenis vegetasi yang terdapat pada daerah tersebut. Setiap titik pengambilan contoh ditandai dengan menggunakan GPS.
Contoh tanah
sebanyak 500 gram diambil pada kedalaman 0-20 cm pada daerah rhizosfer dan non rhizosfer di bawah pertanaman kelapa, sagu, matoa, sengon dan
17
beberapa tanaman lainnya sehingga diperoleh 43 contoh tanah komposit dari setiap titik sampling. Contoh kemudian disimpan dalam lemari es sebelum diekstrak/isolasi lebih lanjut. 2. Analisis Laboratorium Pengukuran kadar P tanah Contoh tanah dikering anginkan terlebih dahulu kemudian digerus, atau digiling dan diayak dengan ayakan 0,5 mm.
Metode analisis P adalah
metode Bray I dan Olsen. Pengukuran pH (H2O) tanah Pengukuran menggunakan perbandingan 1:2 (10 gram tanah:20 ml air), dikocok selama 1 jam kemudian diukur dengan pH meter. Pengukuran Kadar air Tanah Timbang 10 g tanah, kemudian dimasukan dalam oven pada suhu 1050C selama 24 jam.
Setelah itu contoh dikeluarkan dari oven, kemudian
ditimbang. Perhitungan menggunakan rumus: Kadar air (%) =
x 100
Dimana: BB = Berat Basah tanah; BK = Berat Kering tanah. Isolasi dan Ekstrasi Bakteri Belerang dan BPF Isolasi bakteri dilakukan dengan metode piring agar, dengan teknik pengenceran.
Tanah sebanyak 10 g dimasukkan ke dalam wadah yang
berisi 90 mL air bebas ion, kemudian dikocok hingga homogen selama 5 menit, dan didiamkan selama 2 menit agar partikel kasar mengendap kemudian dibuat pengenceran tanah dengan perbandingan 1:10 sampai 1: 1.000.000.
18
1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
1 ml
10 gram tanah + 90 ml air------9 ml------9 ml------9 ml------9 ml----9 ml (10-1)
(10-2 )
(10 -3 )
(10 -4 )
(10-5 )
(10-6 )
Selanjutnya ambil 1mL larutan tanah dari masing-masing pengenceran 10 -3, 10 -4 , 10 -5 dan masukkan ke dalam petridish, kemudian media agar yang telah disiapkan dituangkan secukupnya ke dalam setiap petridish dan diputar- putar hingga media merata. Media yang digunakan untuk bakteri belerang media Nutrien Agar, yaitu media yang sesuai untuk bakteri, sementara media yang digunakan untuk BPF adalah media Pikovskaya. Setelah agar mengeras, semua petridish yang berisi media diinkubasi dengan posisi terbalik selama 2-3 hari untuk bakteri belerang, dan 15 hari untuk bakteri pelarut fosfat. Setelah diinkubasi dan sudah terdapat koloni bakteri belerang pada media NA dan terdapat zona bening dari koloni bakteri belerang pada media Pikovskaya, kemudian dihitung jumlah koloni bakteri dari masing-masing petridish. Setelah itu dilakukan isolasi murni, yaitu mengisolasi bakteri yang diduga merupakan jenis dari bakteri belerang yang diisolasi dari isolat sebelumnya, dan ditumbuhkan pada media agar, yang kemudian diidentifikasi begitupun pada BPF. Identifikasi dan Karakterisasi Untuk identifikasi dan karakterisasi bakteri belerang dan bakteri pelarut fosfat dilakukan dengan cara pegamatan morfologi dengan menggunakan mikroskop dan identifikasi berdasarkan sifat-sifat bakteri yang ditemukan dan disesuaikan dengan buku panduan identifikasi Bergey Manual’s.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tanah-tanah pada daerah ModADA mempunyai kisaran pH masam yaitu 4,7 sampai agak alkali 7,7 dan pada daerah Nawaripi kisaran pH masam yaitu 4,9 sampai netral 5,5. Rata-rata kadar air tanah/kelembaban tanah pada daerah ModADA adalah 36,81% dan pada daerah Nawaripi adalah 52,50%. Kandungan P pada daerah ModADA dan Nawaripi tergolong rendah yaitu 8,75 ppm untuk daerah ModADA dan 5,27 ppm untuk daerah Nawaripi. Kisaran tekstur untuk daerah ModADA adalah antara pasir, lempung berpasir, liat dan untuk daerah Nawaripi adalah liat berlempung. 2. Daerah ModADA mempunyai rata-rata total populasi bakteri 47,86x103 CFU/gr tanah kering dan daerah Nawaripi adalah 58,97x10 3 CFU/gr tanah kering. Rata-rata populasi bakteri belerang pada daerah ModADA adalah 9,18 x10 3 CFU/gr tanah kering dan untuk daerah Nawaripi adalah 6,92x10 3 CFU/gr tanah kering dan untuk rata-rata populasi bakteri pelarut fosfat pada daerah ModADA adalah 5x103 CFU/gr tanah kering dan pada daerah Nawaripi adalah 3,75x103 CFU/gr tanah kering. Berdasarkan vegetasi total populasi tertinggi terdapat pada tanah di bawah vegetasi sagu dan terendah terdapat pada vegetasi matoa. 3. Adanya hubungan pH terhadap populasi bakteri total, bakteri belerang dan bakteri pelarut fosfat. Untuk rata-rata total populasi bakteri tertinggi yaitu pada pH 5,4-6,5 agak masam, dan alkali 7,7 dengan rata-rata populasi bakteri
35
total, yaitu 56,2x103 CFU/gr tanah kering dan 53,69x10 3 CFU/gr tanah kering walaupun pada pH masam dan netral, populasi dari total bakteri tidak terlalu berbeda. Kemudian untuk populasi bakteri belerang tertinggi, yaitu 9,9x103 CFU/gr tanah kering pada pH 6,6-7,5 netral, dan terendah pada pH masam, agak masam dan alkali, yaitu sekitar 7x103 CFU/gr tanah kering dan populasi bakteri dan untuk populasi bakteri pelarut fosfat populasi tertinggi adalah 8,6x10 3 CFU/gr tanah kering pada pH 4,7-4,9 masam dan populasi terendah pada pH 7,7 alkali yaitu 2x10 3 CFU/gr tanah kering 4. Adanya hubungan antara kadar air (KA) dengan populasi bakteri total, bakteri belerang dan bakteri pelarut fosfat. Populasi total bakteri tertinggi terdapat pada tanah dengan KA=70,77%, yaitu 91,33x103 CFU/gr tanah kering dan terendah pada daerah dengan KA= 13,36-27,72%, yaitu 37,57x10 3 CFU/gr tanah kering.
Untuk total populasi bakteri belerang tertinggi pada daerah
dengan KA=13,36-27,72%, yaitu 11,6 x10 3 CFU/gr tanah kering, dan terendah terdapat pada KA=70,77% dengan total populasi 6x103 CFU/gr tanah kering. Populasi bakteri pelarut fosfat tertinggi terdapat pada daerah dengan kadar air 70,77%, dengan populasi 9x103 CFU/gr tanah kering dan terendah pada KA=56,01-68,32% dengan populasi 2,67x103 CFU/gr tanah kering. 5. Adanya hubungan antara P (ppm) dengan populasi bakteri total, bakteri belerang dan bakteri pelarut fosfat.
Untuk rata-rata total populasi bakteri
tertinggi terdapat pada tanah dengan kandungan P=11,07-15,14 ppm (sedang) dengan populasi 66,75x103 CFU/gr tanah kering, dan terendah pada kandungan P=15,80-16,23 ppm (tinggi) dengan populasi 34,32x10 3 CFU/gr tanah kering. Populasi bakteri belerang tertinggi, yaitu 10,9x10 3 CFU/gr tanah kering pada
36
tanah dengan kandungan P=11,07-15,14 ppm (sedang), dan terendah terdapat pada tanah dengan kandungan P=0,03-4,70 ppm (sangat rendah), yaitu 5,42x103 CFU/gr tanah kering. Untuk bakteri pelarut fosfat, populasi tertinggi, yaitu 5,62 x103 CFU/gr tanah kering berada pada daerah dengan kandungan P=0,03-4,70 ppm (sangat rendah) dan terendah, yaitu 3,7x10 3 CFU/gr tanah kering pada daerah dengan kandungan P=5,43-9,78 ppm (rendah). 6. Terdapat hubungan antara tekstur terhadap populasi dari total bakteri, populasi bakteri belerang dan populasi bakteri pelarut fosfat. Semakin tinggi kandungan liat dan pasir maka populasi dari total bakteri semakin berkurang berbeda dengan bakteri belerang, semakin tinggi kandungan pasir maka populasi dari bakteri semakin meningkat dan sebaliknya semakin tinggi kandungan liat maka populasi dari bakteri pelarut fosfat semakin meningkat. 7. Dari hasil identifikasi jenis bakteri pada daerah ModADA dan daerah Nawaripi terdapat 5 jenis bakteri pelarut fosfat, yaitu Bacillus cereus, Bacillus subtilis, Serratia marcescens, Chromobacterium violaceum dan Pseudomonas sp dan terdapat 2 jenis bakteri belerang pada sampel tanah, yaitu: Thiobacillus sp dan Desulvovibrio sp. Saran Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh PTFI dalam memantau populasi dari bakteri belerang dan bakteri pelarut fosfat dan juga sifat-sifat tanah dari daerah MP 21, MP 27, MP 32 dan Nawaripi. Selain itu perlu diadakan penelitian lanjutan pada daerah tailing lainnya dan juga untuk jenis organisme lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, A. 2007. Makalah Bakteri Pelarut Fosfat (BPF). Jatinangor: Universitas Padjadjaran. Alexander, Martin. 1961. Introduction to Soil Microbiologi. Tokyo, Japan: Toppan Company Alexander, Martin. 1977. Introduction to Soil Microbiologi. 2 nd ed. Jhon Wiley and Sons. New York. Djuuna, Irnanda., Baan, Samen., Syamsudin, Kati . 2009. Penuntun Pratikum Biologi Tanah. Manokwari: Unipa Elfianti, D. 2005. Peranan Mikroba Pelarut Fosfat Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Fakultas Pertanian: Universitas Sumatera Utara. Handayanto, E. Hairiah, K. 2007. Biologi Tanah. Malang: Pustaka Adipura Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta : Akademika Pressindo. Kucey, R. M. N. 1983. Phosphate-Solubilizing Bacteria and Fungi In Varios Cultivated and Virgin Alberta Soil. Can. J. Mukaromah, F. 2012. Bakteri Merah Serratia spp . POPT Nurlita, F., Muliadihardja, S., Ristiati, Ni Putu. 2008. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Penambat Nitrogen Non Simbiosis Dari Dalam Tanah. Fakultas MIPA Undiksha. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Hurnaniora. 2(1), 68-80. PPKH UNIPA. 2008. Laporan Akhir Studi Keanekaragaman Hayati Beberapa Organisme Tanah Pada Areal Tanggul Ganda Pengendapan Pasir Sisa Tambang (SIRSAT) PT. Freeport Indonesia. Manokwari : UNIPA PT. Freeport Indonesia. 1998. Rencana Tahunan Lima Tahun Pertama (19992003) Reklamasi Daerah Pengendapan Tailing. PTFI PT. Freeport Indonesia. 2000. Reklamasi Lahan Tailing di PT. Freeport Indonesia-Irian Jaya: Suatu pendekatan Program Reklamasi Ramah Lingkungan. PT. Freeport Indonesia. PT. Freeport Indonesia. 2006. Pengelolaan Tailing PT Freeport Indonesia Pada Masa Opersi Dan Pasca Operasi Maret 2006. PTFI
38
PT. Freeport Indonesia. 2009. Pengelolaan Pasir Sisa Tambang (SIRSAT). PTFI Purwaningsi, S. 2003. Isolasi, Populasi dan Karakteristik Bakteri Pelarut Fosfat Pada Tanah dari Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Sulawesi Utara. (1 Juni 2003). Rao Subba, N.S. 2007. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. New Delhi. Taberima, S., B, Mulyanto., Sudarsono., B, Surnawinata., Husin, Y. A. 2008. Particle Sizes And Soil Characteristics Developed Of Tailing On Deposited Area Timika, ModADA. AGRAVITI Jurnal Ilmu Pertanian. Yuliprianto, Hieronymus. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
39
Lampiran 1. Hasil Analisis pH Tanah SAMPEL ( LOKASI ) NAWARIPI Kelapa R1 Kelapa R2 Kelapa NR1 Kelapa NR2 Sagu R1 Sagu R2 Sagu NR1 Sagu NR2 Matoa R1 Matoa NR1 MP 32 Tanaman campuran R1 Tanaman campuran R2 Tanaman campuran R3 Tanaman campuran NR1 Tanaman campuran NR2 Tanaman campuran NR3 MP 27 Sengon R1 Sengon R2 Sengon R3 Sengon NR1 Sengon NR2 Sengon NR3 Matoa R1 Matoa R2 Matoa R3 Matoa NR1 Matoa NR2 Matoa NR3 MP 21 Kelapa R1 Kelapa R2 Kelapa R3 Kelapa NR1 Kelapa NR2 Kelapa NR3 Tanaman Semusim R1 Tanaman Semusim R2 Tanaman Semusim NR1 Sagu R1 Sagu R2 Sagu R3 Sagu NR1 Sagu NR2 Sagu NR3
pH H2O ( 2:1 )
KRITERIA
6,0 5,2 6,5 5,2 6,5 6,7 6,1 6,5 4,9 6,3
Agak masam Masam Agak masam Masam Agak masam Netral Agak masam Agak masam Masam Agak masam
5,1 4,7 4,4 5,7 5,8 4,8
Masam Masam Masam Agak masam Agak masam Masam
5,2 4,7 4,8 6,8 7,4 7,4 7,4 7,3 7,5 7,5 6,6 7,2
Masam Masam Masam Netral Netral Netral Netral Netral Netral Netral Netral Netral
6,6 6,3 7,5 7,1 7,0 7,6 7 7,9 7,7 6,4 6,7 6,5 7,0 7,3 6,8
Netral Agak masam Netral Netral Netral Agak alkali Netral Agak alkali Agak alkali Agak masam Netral Agak masam Netral Netral Netral
40
Lampiran 2. Hasil Analisis Kadar P(ppm) tersedia SAMPEL ( LOKASI ) NAWARIPI Kelapa R1 Kelapa R2 Kelapa NR1 Kelapa NR2 Sagu R1 Sagu R2 Sagu NR1 Sagu NR2 Matoa R1 Matoa NR1 MP 32 Tanaman campuran R1 Tanaman campuran R2 Tanaman campuran R3 Tanaman campuran NR1 Tanaman campuran NR2 Tanaman campuran NR3 MP 27 Sengon R1 Sengon R2 Sengon R3 Sengon NR1 Sengon NR2 Sengon NR3 Matoa R1 Matoa R2 Matoa R3 Matoa NR1 Matoa NR2 Matoa NR3 MP 21 Kelapa R1 Kelapa R2 Kelapa R3 Kelapa NR1 Kelapa NR2 Kelapa NR3 Tanaman Semusim R1 Tanaman Semusim R2 Tanaman Semusim NR1 Sagu R1 Sagu R2 Sagu R3 Sagu NR1 Sagu NR2 Sagu NR3
P (ppm)
KRITERIA
12,30 1,44 9,23 0,17 10,65 4,55 13,79 8,34 0,87 2,91
Sedang Sangat rendah Rendah Sangat rendah Rendah Sangat rendah Sedang Rendah Sangat rendah Sangat rendah
2,10 0,53 0,38 0,05 0,01 0,02
Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah
0,20 0,54 0,52 20,37 8,56 19,77 19,32 14,24 13,94 8,94 8,71 11,70
Sangat rendah Sangat rendah Sangat rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Sedang Sedang Rendah Rendah Sedang
3,87 6,99 5,42 5,42 10,21 5,87 7,37 7,81 15,14 11,70 15,89 11,55 5,66 22,91 10,65
Sangat rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi Sedang Rendah Sangat tinggi Sedang
41
Lampiran 3. Hasil Analisis Kadar Air (%) SAMPEL ( LOKASI ) NAWARIPI Kelapa R1 Kelapa R2 Kelapa NR1 Kelapa NR2 Sagu R1 Sagu R2 Sagu NR1 Sagu NR2 Matoa R1 Matoa NR1 MP 32 Tanaman campuran R1 Tanaman campuran R2 Tanaman campuran R3 Tanaman campuran NR1 Tanaman campuran NR2 Tanaman campuran NR3 MP 27 Sengon R1 Sengon R2 Sengon R3 Sengon NR1 Sengon NR2 Sengon NR3 Matoa R1 Matoa R2 Matoa R3 Matoa NR1 Matoa NR2 Matoa NR3 MP 21 Kelapa R1 Kelapa R2 Kelapa R3 Kelapa NR1 Kelapa NR2 Kelapa NR3 Tanaman Semusim R1 Tanaman Semusim R2 Tanaman Semusim NR1 Sagu R1 Sagu R2 Sagu R3 Sagu NR1 Sagu NR2 Sagu NR3
KADAR AIR (%) 52,37 33,82 49,85 46,80 69,65 66,99 58,59 57,58 56,01 41,17 51,38 46,18 46,40 38,99 44,30 40,77 21,49 13,08 16,27 17,79 12,80 9,49 28,24 31,34 23,57 21,42 21,38 22,75 45,27 45,02 54,43 31,57 35,25 36,68 61,27 30,38 27,31 67,41 75,81 69,10 39,30 46,68 56,98
42
Lampiran 4. Hasil Pengamatan Total Populasi Bakteri SAMPEL ( LOKASI ) NAWARIPI Kelapa R1 Kelapa R2 Kelapa NR1 Kelapa NR2 Sagu R1 Sagu R2 Sagu NR1 Sagu NR2 Matoa R1 Matoa NR1 MP 32 Tanaman campuran R1 Tanaman campuran R2 Tanaman campuran R3 Tanaman campuran NR1 Tanaman campuran NR2 Tanaman campuran NR3 MP 27 Sengon R1 Sengon R2 Sengon R3 Sengon NR1 Sengon NR2 Sengon NR3 Matoa R1 Matoa R2 Matoa R3 Matoa NR1 Matoa NR2 Matoa NR3 MP 21 Kelapa R1 Kelapa R2 Kelapa R3 Kelapa NR1 Kelapa NR2 Kelapa NR3 Tanaman Semusim R1 Tanaman Semusim R2 Tanaman Semusim NR1 Sagu R1 Sagu R2 Sagu R3 Sagu NR1 Sagu NR2 Sagu NR3
10 55,15 51,51 61,21 41,93 97,45 84,00 68,78 66,87 49,36 41,03
POPULASI BAKTERI 104 55,15 51,51 61,21 41,93 97,45 84,00 68,78 66,87 49,36 41,03
105 55,15 51,51 61,21 41,93 97,45 84,00 68,78 66,87 49,36 41,03
57,83 40,85 51,38 31,79 38,47 41,32
53,20 26,82 27,61 20,41 36,68 35,02
20,43 18,83 95,08 15,11 7,35 12,12
37,96 33,32 33,86 33,32 31,28 32,53 36,38 36,41 35,96 12,07 41,71 37,72
37,96 33,32 33,86 33,32 31,28 32,53 36,38 16,63 35,96 6,03 41,71 37,72
37,96 33,32 33,86 33,32 31,28 32,53 30,80 6,19 11,98 4,16 19,47 21,37
51,53 57,74 64,34 40,37 45,84 45,11 72,53 41,73 53,69 86,87 95,24 91,90 41,77 52,54 68,09
51,53 57,74 64,34 40,37 44,62 30,68 72,53 41,73 49,38 86,87 23,33 91,90 41,77 14,01 68,09
51,53 14,76 64,34 40,37 44,32 12,33 72,53 16,55 40,11 86,87 15,68 91,90 41,77 13,66 68,09
3
43
Lampiran 5. Hasil Pengamatan Populasi Bakteri Perlarut Fosfat ( BPF ) SAMPEL ( LOKASI ) NAWARIPI Kelapa R1 Kelapa R2 Kelapa NR1 Kelapa NR2 Sagu R1 Sagu R2 Sagu NR1 Sagu NR2 Matoa R1 Matoa NR1 MP 32 Tanaman campuran R1 Tanaman campuran R2 Tanaman campuran R3 Tanaman campuran NR1 Tanaman campuran NR2 Tanaman campuran NR3 MP 27 Sengon R1 Sengon R2 Sengon R3 Sengon NR1 Sengon NR2 Sengon NR3 Matoa R1 Matoa R2 Matoa R3 Matoa NR1 Matoa NR2 Matoa NR3 MP 21 Kelapa R1 Kelapa R2 Kelapa R3 Kelapa NR1 Kelapa NR2 Kelapa NR3 Tanaman Semusim R1 Tanaman Semusim R2 Tanaman Semusim NR1 Sagu R1 Sagu R2 Sagu R3 Sagu NR1 Sagu NR2 Sagu NR3
10 16 1 9 1 1 1 1 6 1
POPULASI BPF 104 5 7 1 2
105 1 2
6 39 3 3 1
2 19 1 2 1 3
10 1 20
6 4 1 2 1 28 4 1 3 5 4
1 4 2 1 2 1 4 2 1
1 1 1 2 -
3 4 2 1 5 2 4 2 2 1 20 7 3
1 2 2 3 1 2 2 1 4 8
1 1 1 2 3 1 1 3 1
3
44
Lampiran 6. Hasil Pengamatan Populasi Bakteri Belerang SAMPEL ( LOKASI ) NAWARIPI Kelapa R1 Kelapa R2 Kelapa NR1 Kelapa NR2 Sagu R1 Sagu R2 Sagu NR1 Sagu NR2 Matoa R1 Matoa NR1 MP 32 Tanaman campuran R1 Tanaman campuran R2 Tanaman campuran R3 Tanaman campuran NR1 Tanaman campuran NR2 Tanaman campuran NR3 MP 27 Sengon R1 Sengon R2 Sengon R3 Sengon NR1 Sengon NR2 Sengon NR3 Matoa R1 Matoa R2 Matoa R3 Matoa NR1 Matoa NR2 Matoa NR3 MP 21 Kelapa R1 Kelapa R2 Kelapa R3 Kelapa NR1 Kelapa NR2 Kelapa NR3 Tanaman Semusim R1 Tanaman Semusim R2 Tanaman Semusim NR1 Sagu R1 Sagu R2 Sagu R3 Sagu NR1 Sagu NR2 Sagu NR3
POPULASI BAKTERI BELERANG 103 104 105 15 13 5 4 2 1 9 4 3 5 3 0 14 10 2 8 5 1 12 11 1 6 5 3 3 2 0 2 2 1 2 3 2 1 1 2
1 0 1 1 0 1
0 0 1 0 0 0
10 20 18 10 3 19 13 14 7 6 13 14
2 2 17 9 16 14 10 10 5 4 10 9
1 1 10 2 10 4 2 7 1 3 5 2
4 7 9 5 8 5 10 14 7 13 19 11 4 21 15
2 3 3 4 6 6 7 6 9 10 17 8 2 19 10
1 1 2 2 4 4 5 2 5 7 5 2 1 10 4
45
Lampiran 7. Beberapa Foto Penelitian di lapang pada lokasi Tanaman Sagu MP 21, Tanaman Kelapa, Sengon dan Matoa MP 27
46
Lampiran 8. Foto-Foto Hasil Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Sumber : Sopaheluwakan, 2012
Isolat Bakteri Pelarut Fosfat (BPF)
47
Sumber : Djuuna, 2012
Isolat Bakteri Belerang
48
Sumber : Sopaheluwakan, 2012
Isolat Bakteri
Morfologi 1
Morfologi 3
Sumber : Djuuna, 2012
Beberapa Bentuk Morfologi Bakteri di daerah studi ModADA dan Nawaripi
Morfologi 2
Morfologi 4
49
Lampiran 9. Prosedur Kerja Pembuatan medium Pikovskaya Bahan
Jumlah
Ca3(PO4)2
5g
NaCl
0,2 g
KCL
0,2 g
MgSO4.7H2O
0,1 g
MnSO4.7H2O
2,5 mg
(NH4)2SO4
0,5 g
Yeast Extract
0,5 g
Aquades Agar-agar (Bacto Agar)
1L 7,5 g
Semua bahan di atas dicampur menjadi satu dalam wadah yang berisi aquades, kemudian dipanaskan hingga media agar mendidih. Sebelum digunakan media agar disterilkan dengan menggunakan alat autoklaf.
50
Lampiran 10. Peta Lokasi Pengambilan Sampel