ISOAMIL ASETAT ISOAMYL ACETATE 1. N a m a Golongan Senyawa asiklik alifatik; derivat asam karboksilat. Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12) 3-Methylbutyl acetate; Banana oil; Isoamyl ethanoate; Isopentyl acetate; Pear oil; Amyl acetate; 3-Methyl-1-butanol acetate; 3-Methylbutyl ester of acetic acid; 3-Methylbutyl ethanoate; FEMA 2055; Acetate amyle; Pentyl acetate; Amylacetic aster; Isopentyl ethanoate; 3-Methyl-1-butyl acetate; Isoamyl acetate; 1-Butanol, 3-methyl-, acetate; Acetic acid; Isoamyl ester; Isopentyl alcohol, acetate; 3-Methyl-1-butanol acetate; 3-Methylbutyl ethanoate; Acetic acid 3-methyl-1-butylester; Acetic acid 3-methylbutyl ester; Acetic acid isopentyl ester; Isoamyl alcohol acetate; i-Amyl acetate; iso-Amyl acetate; isoPentyl acetate; Acetato de isoamilo; Beta-methyl butyl acetate; Isopentyl alcohol, acetate; Isopentyl ester acetic acid; Amyl acetate ester. Nomor Identifikasi Nomor CAS
: 123-92-2 (1,2,3,4,6,7,8,9,10,11)
Nomor EC
: 607-130-00-2 (3)
Nomor EINECS
: 204-662-3 (2,3,6,7,10,12)
Nomor RTECS
: NS9800000 (1,2,3,4,6,8,9)
Nomor
: 1104 (2,3,7,10)
2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Isoamil asetat. Deskripsi (1,7,8,10,12) Bentuk cair, bening, tidak berwarna, beraroma seperti pisang; Rumus molekul C7H14O2; Berat molekul 130,0968; Titik didih 142oC pada 760 mmHg; Titik
beku/titik lebur -78oC; Titik nyala 25oC (77F); Berat jenis 0,872 g/cm3; Tekanan uap 4 mmHg @ 20oC; Konsentrasi ambang batas bau di udara 0,025 ppm; Sedikit larut dalam air (0,20 g/100 mL); Larut sebagian dalam air dingin, air panas; Larut dalam kebanyakan pelarut organik; Mudah larut dalam metanol, dietil eter, aseton;. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 04) (1,6,7): Kesehatan 1
=
Tingkat keparahan rendah
Kebakaran 3
=
Sangat mudah terbakar
=
Tidak reaktif
Reaktivitas 0 Klasifikasi EC
(2,3,6,9,10,12)
:
Xi
=
Iritan
R10
=
Mudah menyala
R66
=
Paparan berulang dapat menyebabkan kulit kering dan pecah-pecah
R36/37/38
=
Iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit
S2
=
Jauhkan dari jangkauan anak-anak
S16
=
Jauhkan dari sumber nyala – Dilarang merokok
S23
=
Jangan menghirup gas/asap/uap/spray (penamaan yang sesuai ditunjukkan oleh produsen)
S25
=
Jangan terkena mata
S26
=
Jika terkena mata, bilas segera dengan air yang banyak dan segera cari pertolongan medis
S36/37/39
=
Pakai/kenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan pelindung muka/wajah
3. Penggunaan Digunakan sebagai pelarut pembawa
(5)
; sebagai komponen dalam
pembuatan parfum, penambah aroma sintetik, sebagai bahan intermediate pembuatan farmaseutikal, pembersih, dan senyawa organik lain
(7)
; sebagai
pemulas kuku, pelarut pembersih cat kuku (yang berkombinasi dengan
pelarut lain, seperti etil asetat), sebagai komponen cat kendaraan, sebagai indikator bau pada pengujian masker respirator, sebagai masker wajah untuk anestesi pada anak (11). 4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: Berbahaya jika terkena kulit (iritan, permeator), terkena mata (iritan), tertelan, dan terhirup; bahan ini dapat mengiritasi membran mukosa dan saluran pernapasan bagian atas
(1)
.
Organ sasaran: Mata, sistem pernapasan (5), kulit, sistem saraf pusat (5,6) Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup (3,6,10) Dapat menyebabkan iritasi saluran napas, batuk. Pada manusia yang menghirup uap bahan ini, gejala yang mungkin timbul antara lain sakit kepala, lelah, iritasi membran mukosa, produksi saliva berlebihan, iritasi hidung dan tenggorokan. Kontak dengan kulit (3,6,10) Dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit kering. Kontak dengan mata (2,3,6,10) Dapat menyebabkan iritasi mata, mata merah, sakit mata. Tertelan (2,6,10) Dapat menyebabkan iritasi saluran cerna yang disertai mual, muntah, dan diare. Paparan jangka panjang Terhirup (10) Paparan jangka panjang dapat menyebabkan pusing dan kelemahan secara umum. Kontak dengan kulit (2,6,10)
Paparan jangka panjang atau berulang dapat menyebabkan hilangnya jaringan lemak pada kulit dan dermatitis. Dapat menyebabkan kulit kering dan pecah-pecah. Kontak dengan mata Tidak tersedia informasi. Tertelan Tidak tersedia informasi. 5. Stabilitas dan Reaktivitas Stabilitas Kondisi
: Stabil pada suhu dan tekanan normal yang
harus : Sumber api, panas berlebih
dihindari Bahan tak tercampurkan
(6,10)
(6)
, bahan tak
tercampurkan (6,10), oksidan kuat (10) : Nitrat
(2,8)
, oksidan kuat, bahan pengoksidasi,
asam kuat, basa kuat, bahan pereduksi Bahaya dekomposisi
(1,2,6,10)
: Produk berbahaya hasil dekomposisi: karbon monoksida, uap dan gas yang mengiritasi dan toksik, karbon dioksida (10)
Polimerisasi
: Tidak akan terjadi (6)
6. Penyimpanan (1,8,10)
Simpan dalam wadah tertutup rapat.
Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik.
Hindarkan dari panas, percikan, dan nyala.
Simpan terpisah dari bahan yang tak tercampurkan.
Ruangan pendingin dapat diperlukan untuk penyimpanan bahan yang memiliki titik nyala kurang dari 37,8oC (100F).
7. Toksikologi Toksisitas Data pada hewan (6,7,10,11) LD50 oral-kelinci 7422 mg/kg; LD50 oral-tikus 16600 mg/kg; LD50 kulit-kelinci >5 gram/kg; LD50 subkutan-marmut 5000 mg/kg.
Data Mutagenik (1) Tidak tersedia informasi. Data Reproduksi (1) Tidak tersedia informasi. Data Karsinogenik (6,10) Isoamil asetat tidak terdaftar dalam ACGIH, IARC, NIOSH, NTP, atau OSHA. Informasi Ekologi (1) Produk hasil biodegradasi bersifat lebih toksik. 8. Efek Klinis Keracunan Akut Terhirup (8,11) Pada konsentrasi 100-300 ppm dapat menyebabkan iritasi hidung dan tenggorokan. Dapat menyebabkan batuk dan rasa tidak nyaman pada dada. Kontak dengan kulit (10,11) Dapat menyebabkan iritasi kulit, kulit kering, eritema, diaforesis, dan dermatitis. Kontak dengan mata (8) Pada konsentrasi 100-300 ppm dapat menyebabkan iritasi mata. Dapat menimbulkan iritasi konjungtiva, eritema, lakrimasi, dan kerusakan saraf mata. Tertelan (10,11) Dapat menyebabkan iritasi saluran cerna yang disertai mual, muntah, dan diare, hipersalivasi, nyeri tenggorokan. Keracunan Kronik Terhirup (10) Paparan jangka panjang dapat menyebabkan pusing dan kelemahan secara umum.
Kontak dengan kulit (2,6,10) Paparan jangka panjang atau berulang dapat menyebabkan hilangnya jaringan lemak pada kulit dan dermatitis. Dapat menyebabkan kulit kering dan pecah-pecah. Kontak dengan mata Tidak tersedia informasi. Tertelan Tidak tersedia informasi. 9. Pertolongan Pertama (1,6,10) Terhirup Bila aman memasuki area, segera pindahkan korban dari area paparan. Jika diperlukan, gunakan kantong masker berkatup atau alat yang serupa untuk melakukan pernapasan buatan. Jika mengalami kesulitan bernapas, berikan oksigen. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan cuci dengan air yang banyak sampai tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal (sekurangnya 15–20 menit). Oleskan emollient pada bagian kulit yang teriritasi. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata Segera cuci mata dengan air yang banyak (sekurangnya 15-20 menit) dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Lanjutkan pembersihan mata dengan normal salin hingga korban siap dibawa ke rumah sakit. Jangan gunakan salep mata. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan
Jika pasien dalam kondisi sadar, berikan 2-4 cangkir air atau susu untuk diminum. Jangan lakukan rangsang muntah. Jangan membuat korban yang tidak sadar muntah atau minum cairan. Berikan air putih atau susu. Jika terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Jika pasien tidak sadar, posisikan kepala menoleh ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Catatan untuk dokter: Berikan pengobatan simptomatik dan penunjang (6,11). Antidotum: Tidak ada informasi mengenai antidotum spesifik untuk keracunan isoamil asetat (11). 10. Penatalaksanaan oleh Petugas Kesehatan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata -
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
-
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin diguyur perlahan selama 1520 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
-
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
-
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
-
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
-
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) -
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
-
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 15-20 menit.
-
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
-
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
-
Penolong
perlu
dilindungi
dari
percikan,
misalnya
dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. -
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran cerna (11) Dapat direkomendasikan dekontaminasi aspirasi nasogastrik jika jumlah cairan bahan bersifat toksik secara sistemik dan volumenya mencukupi untuk aspirasi. Karena prosedur ini dapat meningkatkan risiko timbulnya mual dan aspirasi paru, maka jalan napas harus tetap terjaga. Harus dipastikan penempatan nasogastric tube (NGT) yang tepat pada pasien. Tidak direkomendasikan pemberian arang aktif karena kapasitas adsortifnya relatif kecil terhadap bahan ini. Selain itu dapat menyebabkan risiko timbulnya muntah dan aspirasi paru. d. Dekontaminasi saluran napas (11) Pindahkan pasien dari tempat paparan. Jika timbul gejala pernapasan, seperti napas pendek, berikan oksigen jika diperlukan. 11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan isoamil asetat (6,8): OSHA PEL: 100 ppm (525 mg/m3) sebagai konsentrasi 8 jam TWA. NIOSH REL: 100 ppm (525 mg/m3) sebagai TWA untuk jam kerja hingga 10 jam dan 40 jam minggu kerja.
ACGIH TLV: 100 ppm (532 mg/m3) sebagai TWA untuk waktu normal waktu normal 8 jam kerja dan 40 jam minggu kerja. Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan (1). Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan yang dilengkapi pelindung wajah. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja
(1)
.
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia (10). Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia. Respirator: Gunakan respirator sesuai peraturan OSHA pada 29CFR 1910.134 atau Standard Eropa EN 149. Selalu gunakan respirator yang telah disetujui NIOSH atau Standard Eropa EN 149 jika diperlukan (10). Respirator yang direkomendasikan NIOSH/OSHA (5): Hingga 1000 ppm: (APF=10) Setiap respirator kartrid kimia yang dilengkapi kartrid uap organik. (APF=25) Setiap respirator pemurni udara, bertenaga, yang dilengkapi kartrid uap organik. (APF=50) Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker seluruh wajah dengan canister uap organik. (APF=10) Setiap respirator pemasok udara. (APF=50) Setiap peralatan pernapasan serba lengkap dengan masker seluruh wajah. Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan (5): (APF=10000) Setiap peralatan pernapasan serba lengkap dengan masker seluruh wajah dan dioperasikan dalam kondisi memerlukan tekanan atau tekanan positif lain.
(APF=10000) Setiap respirator pemasok udara dengan masker pelindung muka dan dioperasikan dalam kondisi memerlukan tekanan atau tekanan positif lain berkombinasi dengan alat bantu pernapasan serba lengkap bertekanan positif. Escape (5): (APF=50) Setiap respirator pemurni udara dengan masker pelindung muka (masker gas) dan canister uap organik. Setiap tipe escape dengan peralatan pernapasan serba lengkap. 12. Manajemen Pemadam Kebakaran (2,6,8,10) Bahaya ledakan dan kebakaran: Merupakan cairan yang mudah menyala. Media pemadam kebakaran: Semprotan air, bahan kimia kering, karbon dioksida, busa kimia. Kebakaran kecil: Gunakan bahan kimia kering, karbon dioksida, semprotan air, atau busa kimia tahan alkohol. Penggunaan air kemungkinan tidak efektif. Kebakaran besar: Gunakan semprotan air, kabut atau busa tahan alkohol. Dinginkan kontainer/wadah dengan cara dibasahi dengan air hingga api padam. Pemadaman kebakaran: Kebakaran yang melibatkan isoamil asetat harus dihentikan dari tempat yang berlawanan arah anginnya dan dari jarak yang jauh. Hindarkan orang yang tidak berkepentingan memasuki area kebakaran; isolasi area kebakaran, dan beri tanda larangan masuk. Jika terdapat tangki, mobil pembawa, atau truk yang terlibat dalam kebakaran, maka isolasi area kebakaran sekitar ½ mil dari segala penjuru. Untuk kebakaran besar di area kargo, gunakan pemadam kebakaran tanpa awak. Jika memungkinan dan tidak menimbulkan risiko, wadah bahan harus dikeluarkan dari area kebakaran untuk menghindari terjadinya ledakan dan ditempatkan pada tempat yang aman. Namun jika tidak mungkin dilakukan, dinginkan wadah ini bahan menggunakan air hingga api padam. 13. Manajemen Tumpahan (1,6,10)
Tumpahan kecil: Serap tumpahan bahan menggunakan bahan yang inert (seperti vermiculite, pasir, atau tanah), lalu tempatkan dalam wadah yang sesuai. Hindarkan tumpahan bahan masuk ke tempat persediaan air. Segera bersihkan tumpahan. Sekop tumpahan menggunakan peralatan yang tidak memercik, lalu tempatkan dalam wadah untuk kemudian dibuang. Tumpahan besar: Bahan ini mudah menyala. Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Hentikan tumpahan jika dapat dilakukan tanpa risiko. Serap dengan tanah kering, pasir, atau bahan yang tidak mudah terbakar lainnya. Jangan menyentuh tumpahan bahan. Hindarkan tumpahan bahan masuk ke saluran air, basement, atau area yang tertutup; buatlah tanggul jika diperlukan. Jaga agar konsentrasi bahan tetap berada di bawah TLV. Periksa TLV pada MSDS atau peraturan setempat. 14. Daftar Pustaka 1. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927549. 2. http://www.hgspace.com/chemical-dictionary/msds/cas/o/123-92-2.html 3. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0356.htm 4. http;//www.inchem.org/documents/jecfa/jeceval/jec_1138.htm 5. http://www.cdc.gov/niosh/npg/npgd0347.html 6. https://fsimage.fishersci.com/msds/08146.htm 7. http://www.chemicalland21.com/specialtychem/perchem/ISO-AMY 8. http://www.osha.gov/SLTC/healthguidelines/isoamylacetate 9. http://chemicalbook.com/ChemicalProductProperty_EN 10. http://www.chemcas.com/material/cas/archive/123-92-2_v1.asp 11. http://www.toxinz.com/Spec/Print/2304412 12. http://www.lookchem.com/cas-123/123-92-2.htm -----------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2012 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------