Islamic
Medicine
news
www.medical-zone.org
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
Muslim dan Ilmu Kedokteran
4
Karakter Dokter Muslim
5
Mengapa Sistem Syaraf Kita Menolak Pornografi dan Pornoaksi?
7
Prinsip-Prinsip Kedokteran = qawa’id al shari’at
10
Prophetic Medicine
14
Peraturan-Peraturan Kedokteran = dhawaabit al fiqh Isu-isu Kontemporer Dalam Praktik Kedokteran Islam
15 18
Spiritual Medicine in Islam
22
Mempelajari Kedokteran Sebagai Fardhu Kifayah
25
Pandangan Islam Terhadap Penyakit
27
Tour de eFKa
32
FULDFK
33
Bout KKIA
38
Modal Kita 86.400 detik
41
Bulletn KKIA: BiG Manfaah to Ummah
43
Sumpah Dokter Muslim
44
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
Islamic Medicine
www.medical-zone.org
Islamic Medicine atau Kedokteran Islam adalah ilmu kedokteran yang mempunyai dasar paradigma, konsep, nilai-nilai dan prosedur yang sesuai atau tidak bertenta ngan dengan Al-Quran dan As-Sunnah. Kedokteran Islam tidak terbatas pada ilmu kedokteran yang hanya dilakukan di zaman kejayaan Islam di masa lampau. Sebagaimana Islam, agama yang universal, maka Kedokteran Islam pun bersifat universal, menyeluruh, fleksibel dengan prosedur yang dapat berubah sesuai perkembangan zaman. Mungkin saat ini di belahan dunia manapun (termasuk Indonesia sebagai penduduk muslim terbanyak seluruh dunia) banyak dokter-dokter muslim. Namun apakah dokter-dokter muslim tersebut telah menjalankan ilmunya sebagai ilmu yang berlandaskan Islam? wallahu’alam bishowwab. Lewat bulletin ini kami berharap pengerahuan temanteman mahasiswa muslim fakultas Kedokteran se-Indonesia mengenai KEDOKTERAN ISLAM dapat ber tambah. Lewat ilmu kedokteran yang kita miliki, dengan pemahaman yang baik dari segi keilmuan maupun segi agama yang kita yakini, semoga nantinya dapat membawa maslahat bagi orang banyak. amiin ya Rabbal’alamiin...
Presented by: Departemen KKIA (Kajian Kedokteran Islam dan Advokasi) Dewan Eksekutif Pusat FULDFK -Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas KedokteranThe team: M.F. Candra Sitepu,S.Ked ( FK USU), Sari Quratulainy,S.Ked (FK UNDIP), Zukhrida Ari,S.Ked (FK UNDIP), Sri Maria (FK UNDIP), Andik Sunaryanto (FK UNUD), Dimas (FK UNUD), Fajar (FK UNUD), Fat Rumalean (FK UMI), Ummi (FK UNCEN), Ning R (FK YARSI), Delila Melati,S.Ked (FKUI), Siti Ngafiah (FK UNS) saran, kritik, kiriman artikel ke :
[email protected]
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
Muslim dan ilmu kedokteran Hakim Mohammad Said Pimpinan Hamdard FOundation Pakistan
Perkembangan ilmu kedokteran tak lepas dari peranan ilmuwan muslim terdahulu. Orangorang Islamlah yang pertama mengenalkan secara sistematis dalam tulisan-tulisan kedokteran mengenai penyakit cacar air dan campak, penatalaksanaan dari perdarahan serebral dan apopleksi, alergi, trakeotomi,operasi katarak, ilmu penyakit anak, anestesi dan banyak spesialisasi lainnya dalam ratusan buku yang telah ditulis. Kedokteran Islam telah terpelihara oleh orang-orang Islam dengan cahaya Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah yang menuntun orang-orang yang mempelajari ilmu spiritual dan menetapkan keyakinan antara alam semesta dan tubuh, antara materi dan spiritual. Hal yang paling terpenting adalah ilmu kedokteran harus sesuai dengan keimanan kepada Allah, kehidupan sesudah mati, dan Hari Pengadilan. Ini merupakan hal yang sangat mendasar dalam etika tingkah laku, memelihara keutamaan perilaku dalam urusan dunia wi dan tingkah laku yang beradab. Agama memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap jiwa dan fisik seorang manusia. Pada kenyataannya, penyakit merupakan akibat dari ketidakseimbangan antara tubuh dan jiwa, dan Agamalah yang tepat dan merupa kan hal yang luar biasa efektif untuk menjaga
keseimbangan ini tetap utuh melalui keimanan dalam Tauhid dan prinsip keesaan. Penyembuhan secara alami datang melalui Agama dan Tauhid adalah salah satu aspek yang jelas, dari kedokteran Islam, sebagaimana telah difirmankan dalam Qur’an, Qur’an surat At-Taubah ayat 57-58: ”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. At-taubah: 57) Katakanlah: Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (Q.S. At-taubah: 58) Para peneliti Muslim mengamati para mahasiswa di negara-negara Eropa dan Amerika, khususnya mahasiswa fakultas kedokteran semakin sadar akan perpektif pemikiran terhadap Islam. Kecenderungan ini sepertinya akan terus berlanjut. Dengan adanya kumpulan tulisan Kedokteran Islam, diharapkan akan membantu pemahaan global mengenai Kedokteran Islam di kalangan mahasiswa muslim kedokteran dan para dokter-dokter muslim di seluruh dunia.
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
Karakter
dokter muslim Penasaran???? pasti kita semua ingin dong menjadi dokter yang punya nilai positif di hadapan Allah dan dapat bermanfaat bagi orang banyak.....Mari kita simak bagaimana sosok dokter muslim yang ideal..(ideal di hadapan Allah tentunya.) 1) Seorang dokter yang berIman haruslah memenuhi kewajibanya terhadap Allah SWT, menyadari kebesaran Dzat-Nya, menaati perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan mematuhi-Nya, baik dalam keadaan sendiri atau beramai-ramai. 2) Seorang dokter harus membantu mengobati dengan bijaksana dan penuh kehati-hatian. Ia harus optimis, tidak boleh kecil hati; tersenyum dan tidak bermuka masam, penuh cinta kasih dan tidak penuh kebencian, sabar dan tidak mudah marah. 3) Seorang dokter harus tenang, tidak terburu-buru mengambil keputusan (dalam pe negakan diagnosis) meskipun dia benar. Tetap berkata yang baik dan sopan pada saat bergurau, merendahkan suara dan tidak berbicara dengan keras, berpenampilan bersih, rapi, tidak lusuh, memiliki sopan santun menghadapi pasien yang miskin atau kaya, menghadapi orang yang sederhana atau orang yang sombong, hal ini dapat mendatangkan kepercayaan dan penghargaan dari pasien-pasiennya
tian adalah suatu hal yang pasti, dan itu adalah akhir dari segalanya, kecuali Allah Yang Maha Kekal. Dalam profesinya, seorang dokter hanyalah perantara dari kehidupan, ia berusaha mengobati dan merawat dengan kemampuan terbaik yang dapat diusahakannya. 5) Seorang dokter harus dapat menjadi contoh yang baik dengan menjaga kesehatannya sendiri. Tidaklah sesuai ketika seorang dokter mengatakan sesuatu yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, tetapi tidak dimulai dari diri dokter itu sendiri. Karena dia tidak akan mendapatkan kepercayaan dari pasien sampai pasien tersebut melihat bukti dari dokter tersebut. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
”Dan janganlah kedua tanganmu mendorongmu berbuat kerusakan”, dan Rasulullah Saw bersabda, ”Tubuhmu memiliki hak atas dirimu,” dan ucapan bijak, ”Tidak boleh merugikan atau kerugian dalam Islam”. 6) Seorang Dokter memiliki kejujuran ketika dia berbicara, menulis atau memberikan kesaksian. Dia harus berani menentukan sesuatu sesuai ketentuan keimanannya, meskipun harta yang banyak; pertemanan; kekuasaan menekannya untuk membuat kesaksian yang dia tahu bahwa itu salah. Kesaksian memiliki tanggungjawab yangbesar dalam Islam. Suatu kali Rasulullah pernah bertanya pada sahabatnya, ”Maukah kalian kuberitahu tentang dosa yang paling besar?”, ketika para sahabat menjawab mau, Rasulullah melanjutkan, ” Menyekutukan sesuatu dengan Allah, tidak berbakti kepada kedua orangtuanya,” dan
4) Seorang dokter harus sungguh-sungguh mengetahui bahwa ’kehidupan’ adalah di tangan Allah, diberikan Hanya oleh-Nya, dan ’kematian’ adalah akhir dari sebuah kehidupan dan awal kehidupan yang lain. KemaForum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
sejenak beliau berhenti sebentar, Rasulullah mengulang perkataan,” dan juga menjadi saksi palsu atau memberikan kesaksian yang palsu.” 7) Seorang dokter harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai ilmu hukum agama yang berkaitan dengan penyakit yang diderita oleh pasiennya. Hal ini pen ting untuk memberi nasihat tentang kondisi kesehatan dan kondisi tubuh pasien, baik yang berhubungan ibadah, maupun muamalah. 8) Dokter Muslim harus menjauhi jalanjalan pe ngobatan yang dilarang oleh Islam. 9) Peran seorang dokter adalah sebagai perantara menyembuhkan seorang pasien. Dokter hanyalah alat Tuhan untuk mengurangi penyakit orang lain. Sebagai se seorang yang diberi amanah, seorang dokter harus bersyukur dan selalu memohon pertolongan Allah. Dia harus tetap rendah hati, melepaskan arogansi dan rasa bangga terhadap diri sendiri dan tidak pernah jatuh pada kesombongan atau menunjukkan pemujaan diri sendiri melalui ceramah, tulisan secara langsung atau cara-cara lain yang halus. 10) Seorang Dokter harus berusaha keras untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terbaru. Ia harus bersemangat dan tidak cepat puas diri, memiliki pengetahuan dan tidak boleh berada dalam ketidaktahuan, yang secara langsung menunjang kesehatan dan keadaan pasien yang
lebih baik. Rasa tanggungjawab terhadap orang lain seharusnya dapat membatasi kebebasannya untuk mencurahkan waktu pada hal yang disukainya. Karena orang-orang yang miskin dan yang membutuhkan, memiliki hak pada orang-orang yang mampu, sehingga pasienpasien tersebut memiliki hak terhadap waktu seorang dokter. 11) Seorang Dokter harus juga mengetahui bahwa mencari ilmu pengetahuan mendapat perhatian yang tinggi dalam Islam. Selain menggunakan ilmu dalam memberikan terapi, mencari ilmu adalah ibadah, berdasarkan petunjuk Al-Qur’an,
”dan katakanlah... Ya..Rabbku... Tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan” dan ” dan diantara hamba-hamba-Nya... Orang-orang yang berilmu adalah yang paling takut kepada-Nya.”... dan Allah telah menaikkan derajat orang-orang yang berIman dan orang-orang yang diberi pengetahuan.” (diambil dari Aturan Islam dalam Etika Kedokteran. Arsip Kuwait. Organisasi Internasional dari Kedokteran Islam tahun 1981).
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
MENGAPA SISTEM SARAF KITA MENOLAK PORNOAKSI DAN PORNOGRAFI ?? Mungkin awalnya ini menjadi sebuah perdebatan.... Walau palu telah diketuk, Tidak ada kata terlambat dalam membahas masalah negara kita ini.... Sekarang, saatnya kita belajar pada tubuh kita sendiri..... Hmmfh!!!!! Bingung dengan kata-kata di atas? Oke, mari kita bahas mengapa sistem saraf kita menolak pornoaksi dan pornografi... Sistem saraf manusia Sistem saraf dalam tubuh kita merupakan suatu jaringan yang kompleks. Sistem ini mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan interaksi seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur sebagian besar aktivitas tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf di antara berbagai sistem. Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, daya ingat, bahasa, dan sensasi dan gerakan semuanya berasal dari sistem ini. Oleh karena itu, kemampuan
untuk memahami dan berespons terhadap rangsangan merupakan hasil dari integrasi fungsi sistem saraf, yang memuncak dalam kepribadian dan prilaku seseorang. (PATOFISIOLOGI Price-Wilson volume 2, Bab 50, halaman 1006) Sistem saraf yang terdiri dari sel saraf (neuron) ini sangat peka terhadap rangsangan yang timbul dari reseptor sensorik. Rangsangan sensorik ini dapat berupa rangsang penglihatan, suara, bau, dan rangsang psikis lain (Anatomi Klinik Snell bagian 2, hal.95). so, sangat jelas, logis dan tidak dapat dipungkiri bahwa pornografi dan pornoaksi adalah bentuk rangsangan seksual yang dapat mempengaruhi kepribadian dan prilaku seseorang. Ketika adanya rangsangan (seksual) yang timbul, mau tidak mau sistem saraf manusia yang normal secara otomatis langsung menghantarkan impuls ini sebagai sinyal dan akan mengakibatkan rangsang kuat pada susunan saraf pusat kemudian akan diteruskan ke sistem parasimpatis segmen sacralis II, III dan IV. Ketika rangsangan semakin kuat hal ini akan dapat mengakibatkan ereksi pada pria.
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
respon rangsang sensorik Diatas telah disebutkan bahwa kemampuan untuk mengolah rangsang yang timbul menimbulkan bentuk kepribadian dan prilaku. Jelas, setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menerima rangsangan. Orang yang memiliki ’tameng hati’ yang kuat ketika melihat suatu bentuk pornoaksi dan pornografi mungkin langsung memalingkan muka dan beistighfar. Karena dia sadar selain hal itu dilarang oleh agama juga sebagai manusia normal, mau tidak mau si ’sistem saraf’ sudah bekerja dan menimbulkan sensasi seksual dalam dirinya. Adalah hal yang mustahil ketika seorang laki-laki mengatakan ia biasa-biasa aja ketika melihat pornografi dan pornoaksi di depan matanya....hmm...kemungkinannya ada sedikit gangguan respon rangsang sensorik pada laki-laki tersebut. Ketika saraf sensorik (yang menerima rangsangan) dipaparkan terus menerus oleh rangsang seksual yang sudah menjamur di Indonesia (bahkan ditonton oleh jutaan pasang mata baik di televisi atau menonton langsung)....adalah HAL YANG SANGAT MUNGKIN PADA SAAT ITU JUTAAN MANUSIA (LAKI-LAKI) MENGALAMI RANGSANG SEKSUAL YANG BESAR.... na’udzubilah min dzallik....
mendengar radio, dan membaca di korankoran kasus perkosaan yang terjadi setelah para pelaku mononton blue film (pornoaksi) atau membaca buku-buku porno (pornografi). So, sudah sangat jelas bukan dampak (yang sangat mengerikan) dari pornografi dan pornoaksi? Itu terjadi karena kita adalah manusia, yang diberikan hawa nafsu. Kita bukan malaikat, bahkan sekuat apapun iman kita hawa nafsu (yang dirangsang dari lingkungan tentunya..) akan dapat mempengaruhi perilaku kita... Jika kita manusia normal, yang menyadari dengan sesadar-sadarnya kapasitas kita sebagai manusia...Sudah seharusnya kita menentang pornografi dan pornoaksi... Seperti lagu yang sering dinyanyikan... “laki-laki juga manusia...” menghambat kebebasan wanita? Layaknya barang yang berharga, tentunya akan dijaga dan dilindungi dari segala macam ancaman. Tubuh wanita adalah sesuatu yang berharga tinggi...apakah sebagai wanita kita mau harga yang tinggi ini menjadi turun karena tidak dijaga sebagaimana mestinya? Hmm...Let ur fresh mind thinking.....
Dampak jangka panjang dari PorDampak pornograf i dan porno- nograf i dan pornoaksi aksi Semua reseptor sensorik memiliki sifat khuSudah sangat sering kita lihat di televisi, sus, yaitu mereka dapat beradaptasi denForum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
gan baik terhadap rangsangan secara sebagian atau keseluruhan sesudah periode waktu tertentu. Sehingga berdasarkan sifat adaptasi ini, maka reseptor pada mulanya akan berespons terhadap rangsangan dengan kecepatan impuls yang tinggi. Tetapi bila rangsangan sensorik tersebut diberikan secara terus menerus, maka reseptor tersebut kemudian secara progresif akan berkurang sampai akhirnya reseptor itu sama sekali tidak berespon terhadap rangsangan.
pengumbaran rangsangan seksual yang kemudian akan menyebabkan respon dan kepekaan tubuh kita terhadap rangsangan seksual berkurang secara progresif. Selain itu, rangsangan seksual akan menjadi sesuatu hal yang biasa dan tidak akan lagi direspon oleh tubuh kita.
Analoginya dengan perdebatan pornoaksi dan pornografi: tubuh kita adalah reseptor dari tiap rangsangan yang ada di lingkungan kita. Sedangkan pornoaksi dan pornografi sendiri merupakan salah satu rangsangan yang akan kita terima. Pada awalnya, rangsangan seksual yang diterima tubuh dalam kadar yang benar (sesuai dengan norma agama) akan direspon tubuh dengan kecepatan impuls yang tinggi dan tentunya respon seksual ini akan menjadi sebuah perhargaan pada keagungan Allah SWT.
bersiap-siaplah pada habisnya generasi bangsa kita!!!
Well, ini mungkin dapat menjelaskan mengapa ada beberapa orang (man of course!) yang mengatakan bahwa dia biasa-biasa saja melihat ketika menyaksikan pornografi dan pornoaksi…..Jawabannya:reseptornya Beginilah reseptor saraf kita, sebuah sub- sudah kelelahan merespon rangsangan stansi yang begitu luar biasa, menyampai- yang ada (karena sudah terlalu sering dikan jawabannya pada kita semua. Betapa paparkan)… penting bagi reseptor akan adanya pem- Maka saat itu tak akan ada lagi laki-laki batasan waktu ”perjumpaan” dengan neu- yang terpikat pada seorang wanita karena rotransmitter (zat kimia penyampai rang- wanita pada masa itu akan menjadi sesuatu sangan) sebagai dampak dari rangsangan yang biasa dan pernikahan tidak lagi menyang ia terima agar ia tetap dapat beker- jadi suatu hal yang agung. Tidak ada perja dengan optimal. nikahan, maka tidak ada keturunan. Dan
Namun, dengan adanya pornografi dan pornoaksi akan cenderung memfasilitasi
Orang cerdas bukan hanya orang yang berpikir Namun cerdas adalah ketika hasil pemikirannya dapat mempengaruhi hidupnya Mau jadi orang cerdas???? Atau hanya menjadi orang yang mengikuti keinginan diri? Semau gue? Terserah gue? Well.....that’s ur choice.... -- ‘da n qi’ KKIAers --
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
Prinsip-Prinsip Kedokteran =qawa’id al shari’at
PRINSIP NIAT Prinsip pertama adalah prinsip niat (qa’idat al qasd). Hal ini bercabang pada beberapa subprinsip yang bisa diterapkan dalam praktek medis. Sub-prinsip setiap tindakan dinilai berdasarkan niatnya, al umuur bi maqasidiha’ mengajak para dokter untuk berdialog dengan hati nuraninya yang lebih dalam. Ada banyak masalah yang berkaitan dengan prosedur dan keputusan medis yang disembunyikan dari penglihatan publik. Seorang dokter dapat memakai sebuah prosedur untuk alasan tertentu yang kelihatannya dapat diterima di luar tetapi dia mungkin mempunyai suatu maksud tersembunyi yang berbeda. Sebuah contoh praktis adalah penggunaan morfin untuk menghilangkan rasa sakit pada perawatan pasien terminal, padahal maksud sebenarnya adalah untuk menyebabkan depresi nafas yang akan menyebabkan kematian. Sub-prinsip yang penting adalah apa tujuannya dan bukan arti literal (yang tertulis). Maqaasid wa ma’aani la alfaadh wa mabaani’ digunakan untuk menolak penggunaan alasan legal yang bersandar pada terjemahan literal sebuah teks untuk membenarkan tindakan-tindakan yang amoral. Sub-prinsip kejahatan dinilai sesuai dengan niatnya al wasail laha hukm al menyiratkan bahwa tujuan medis yang baik tidak akan bisa dicapai dengan metode amoral.
PRINSIP KEYAKINAN Prinsip kedua adalah prinsip keyakinan, qa’idat al yaqeen. Baik dalam mendiagnosis penyakit ataupun memilih pengobatan Tindakan tersebut berada pada level yang cenderung pada dugaan (ghalabat al dhann). Tindakan diagnosa dan pengobatan tidak berada pada level dugaan (dhann) atau ragu (shakk). Keyakinan yang sah (yaqeen) adalah sebuah situasi dimana tidak ada keraguan (shakk) dan pikiran yang bercabang (taraddud), hal yang tidak boleh ada dalam kedokteran. Ghalabat al dhann adalah ketika ada sesuatu pilihan yang lebih berpengaruh daripada pilihan yang lain. Dalam dhann ada kecenderungan kepada satu pilihan tetapi tidak ada cukup bukti untuk mendukung pilihan tersebut. Dalam shakk bukti untuk kedua pilihan bobotnya setara. Terapi-terapi eksperimental digunakan tanpa keyakinan yang pasti akan efeknya. Pada banyak kasus diagnosis sementara dibuat dan pengobatan dilanjutkan. Pengobatan bisa simptomatik dimana tidak ada petunjuk tentang sebabnya. Segala sesuatu dalam ilmu kedokteran adalah berupa kemungkinan dan relatifitas. Dalam keputusan pengoForum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
10
batan yang paling baik, terdapat sebuah kemungkinan-kemungkinan yang seimbang. Ketika sebuah diagnosis dibuat, akan dianggap sebagai sebuah diagnosis kerja sampai didapatkan informasi yang baru untuk merubahnya. Hal ini akan menghasilkan stabilitas dan suatu kondisi yang seolah-olah pasti, yang tanpanya prosedur-prosedur praktis akan dikerjakan dengan ragu-ragu dan tidak efisien. Keterangan-keterangan yang ada harus dilanjutkan terus sampai ada bukti yang merubahnya (al asl baqau ma kaana ’ala ma kaana) Prinsip keyakinan juga diterapkan untuk pertimbangan kondisi patologis. Sebuah kejadian klinik atau patologis dianggap baru terjadi kecuali ada bukti sebaliknya (al asl idhafa al haadith ila aqrab waqtihi). Sebuah tanda atau perubahan yang dibutuhkan dianggap tidak normal kecuali ada bukti yang memaksa (al asl fi al umuur al ’aaridhat al ’adam). Kondisi sekarang yang sebab atau asalnya tidak diketahui harus dibiarkan sebagaimana mestinya sampai ada bukti sebaliknya (al qadiim yutraku ala qadamih). Prinsip ini melindungi pasien dari intervensi medis pada kasus kelainan anomali atau deformitas jangka lama yang tidak menimbulkan keluhan. Sesuatu yang sudah diterima sebagai kebiasan dalam waktu lama tidak dianggap berbahaya sampai ada bukti yang sebaliknya (al qadiim la yakuun dhararan). Menurut prinsip keyakinan semua prosedur medis dianggap diperbolehkan sampai ada bukti yang melarangnya (al asl fi al ashiya al ibaaha). Pengecualian dari peraturan ini adalah kondisi yang berhubungan dengan fungsi seksual dan reproduksi. Semua masalah yang menyangkut fungsi sexual dianggap terlarang sampai ada bukti yang memperbolehkannya (al asl fi al abdhai al tahriim).
PRINSIP SAKIT Prinsip ketiga adalah prinsip sakit (qa’idat al dharar). Campur tangan medis dinilai berdasarkan prinsip sakit, yang bila terjadi, harus disembuhkan (al dharar yuzaal). Bagaimanapun seorang dokter tidak seharusnya menyebabkan sakit/luka dalam praktek kerjanya menurut prinsip la dharara wa’a dhirar. Sakit harus dihindari atau diringankan sebanyak mungkin (al dharar yudfau bi qadr al imkaan). Ketika sebuah penyakit ditemukan pada pasien akan dianggap baru terjadi kecuali ada bukti sebaliknya (al dharar la yakuun qadiiman), dan karena itu harus diringankan. Sebuah luka tidak seharusnya disembuhkan dengan prosedur medis yang akan menyebabkan luka lain dengan kadar yang sama sebagai efek samping (al dharar la yuzaal bi mithlihi). Dalam sebuah situasi dimana campur tangan medis yang dilakukan mempunyai efek samping, kita akan mengikuti prinsip bahwa pencegahan sakit mempunyai prioritas lebih daripada pencapaian keuntungan dengan kadar yang sama (dariu an mafasid awla min jalbi al masaalih). Jika keuntungannya jauh lebih penting dan berharga daripada kerugiannya, maka pencapaian keuntunganlah yang diprioritaskan. Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
11
Dokter kadang-kadang dihadapkan dengan campur tangan medis yang mempunyai dua ujung, mempunyai efek yang dilarang dan yang diijinkan. Menurut pedoman Hukum, sesuatu yang dilarang mempunyai prioritas yang lebih daripada sesuatu yang diijinkan jika keduanya terjadi dalam waktu yang bersamaan dan sebuah pilihan harus dibuat (idha ijtama’a al halaal wa al haram ghalaba al haraam al halaal). Jika berhadapan dengan 2 situasi medis yang keduanya berbahaya dan tidak ada jalan kecuali memilih salah satunya, maka yang bahayanya lebih sedikit yang dipilih (ikhtiyaar ahwan al sharrain). Bahaya yang lebih kecil dipilih untuk mencegah bahaya yang lebih besar (al dharar al ashadd yuzaalu bi al dharar al akhaff). Dengan jalan yang sama, campur tangan medis dengan pertimbangan kepentingan masyarakat mempunyai prioritas lebih daripada campur tangan medis dengan pertimbangan kepentingan individual (al maslahat al aamat muqaddamat ala al maslahat al khaassat). Kepentingan individu mungkin harus dikorbankan demi kepentingan masyarakat (yatahammalu al dharar al khaas li dafu’i al dharar al aam). Dalam rangka membasmi penyakit menular, pemerintah mungkin harus membatasi perpindahan warga atau bahkan mengorbankan sebagian harta miliknya. Pemerintah tidak dapat melanggar hak-hak publik kecuali ada manfaat publik yang dapat diperoleh (al tasarruf ala al ra’iyat manuutu bi al maslahat). Dalam kebanyakan situasi, garis antara manfaat dan kerugian sangat halus sehingga shalat istikharah diperlukan untuk mencapai solusi karena tidak ada metode empiris yang bisa digunakan.
PRINSIP DARURAT Prinsip keempat adalah prinsip kedaruratan (qa’idat al mashaqqat). Campur tangan medis yang biasanya dilarang dapat diijinkan di bawah prinsip darurat bila diperlukan. Kedaruratan membolehkan yang dilarang (al dharuurat tubiihu al mahdhuuuraat). Pada sudut pandang kedokteran sebuah kedaruratan didefinisikan sebagai setiap kondisi yang akan mempengaruhi kesehatan fisik dan mental secara serius bila tidak ditangani segera. Kedaruratan meringan-kan shari’at berbagai peraturan dan kewajiban (al mashaqqa tajlibu al tayseer). Hal ini dinyatakan dalam prinsip umum Islam sebagai agama yang mudah tidak dibuat susah dan bukan merupakan beban bagi pengikutnya (al ddiin yusr wa lan yashaada hadha al ddiin illa ghalabahu). Beberapa pembatasan prinsip darurat perlu diawasi. Melakukan tindakan yang biasanya dilarang tidak boleh melampaui batas yang dibutuhkan untuk memelihara tujuan Hukum yang merupakan dasar pengesahan prinsip tersebut (al dharuurat tuqaddar bi qadriha). Penerapan prinsip darurat ini mempunyai durasi yang terbatas. Kedaruratan bagaimanapun tidak menghapuskan secara permanen hak-hak pasien yang pada akhirnya harus dikembalikan atau dikompensasi pada kasus tersebut; kedaruratan hanya memperbolehkan pelanggaran terhadap hak-hak untuk sementara saja (al idthiraar la yubtilu haqq al ghair). Pengesahan sementara tindakan medis yang dilarang berakhir dengan selesainya kedaruratan yang membolehkan tindakan tersebut (ma jaaza bi ’udhri batala bi zawaalihi). Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa tanpa batasan tersebut maka pelaksanaan hal-hal yang dilarang akan berlangsung terus, (idha zaala al maniu, aada al mamnuu’u). Tidak dibenarkan untuk keluar dari sebuah kesulitan Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
12
dengan mendelegasikannya kepada orang lain untuk melakukan tindakan yang berbahaya (ma haruma fi’luhu, haruma talabuhu).
PRINSIP KEBIASAAN Prinsip kelima adalah prinsip kebiasaan atau adat (qa’idat al urf). Standar perawatan medis yang diterima secara umum didefinisikan sebagai kebiasaan. Prinsip dasarnya adalah bahwa kebiasaan atau adat mempunyai hukum yang sah (al aadat muhakamat). Yang dianggap kebiasaan adalah sesuatu yang seragam, tersebar luas, dan lebih dominan (innama tu’utabaru al ’aadat idha atradat aw ghalabat), dan tidak jarang (al ibrat li al ghaalib al shaiu la al naadir). Kebiasaan itu juga harus sudah lama ada dan bukan merupakan fenomena baru yang memberikan kesempatan bagi sebuah kesepakatan medis untuk dibentuk. papers by: Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr. MB ChB (MUK), MPH & DrPH Beliau menempuh pendidikan di Makerere Univesity (1974-1979) dan Harvard University (1981-1988). Beliau adalah seorang Professor Epidimiology and Islamic Medicine di University Brunei Darussalam (UBD). Pakar di bidang Kedokteran Islam dan telah memberikan banyak inspirasi kepada para dokter muslim di seluruh belahan dunia. Beliau juga sering memberikan ceramah di berbagai seminar internasional.
[email protected] http://omarkasule.tripod.com
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
13
PROPHETIC MEDICINE Rasul melakukan beberapa metode sebagai aplikasi dari terapi, di mana ahli tarikh menyebutnya dengan istilah “Prophetic Medicine”. Segala tata cara kehidupan Rasul (Sunnah) merupakan tauladan untuk ditiru, namun Al Quran menekankan bahwa Rasul hanya manusia biasa dan tidak mengetahui hal-hal ghaib. “Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Maha Esa’”(19:110) “Katakanlah, ‘Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi Rasul?’”(17:93)
karnya, dan menempelkannya pada luka Rasul, pendarahan pun berhenti. Rasul menolak beberapa jenis makanan, namun tidak mengharamkannya. Riwayat Ibn Abbas, ketika Rasul ditanya apakah cicak haram dimakan, Rasul menjawab tidak melainkan daging cicak tidak terdapat pada daerah negeriku, sehingga tidak terasa enak bagiku. Sedangkan riwayat Ibn Omar, Rasul: ‘Aku tidak menghalalkan atau mengharamkannya’ Rasul meminum madu untuk pengobatan, sebagaimana Allah berfirman, “...dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terapat obat yang menyembuhkan bagi manusia” (16:69)
Rasul melarang membunuh katak untuk pengobatan. Rasul juga tidak menyukai pengobatan panas selama masih ada yang dingin. Suatu ketika Rasul bertanya tentang pencahar pada Asma’a Binti Omais; dia menggunakan Shubrum; Rasul berkata bahwa itu panas dan kuat; kemudian Asma’a Binti Omais menggunakan Sana; Rasul mengatakan bahwa kalau Semua kemampuan pengobatan Rasul berasal ada yang dapat menyembuhkan dari kemadari para dokter lain. Suatu saat Orwa bin tian, pastilah itu Sana. Al Zubair tercengang akan kemampuan pengobatan Aisyah; Aisyah menjelaskan bahwa Catatan: ketika Rasul menderita sakit saat menjelang Shubrum: semacam kacang panjang/ buncis, ajal para dokter dari berbagai pelosok Arab direbus untuk pengobatan. berdatangan; akhirnya metode pengobatan Sana: tanaman yang tumbuh di Mekah, India itu yang digunakan Aisyah. Sahl Bin Saad dan Mesir; daunnya digunakan sebagai laxameriwayatkan suatu ketika Rasul terluka, Ali tive dan stimulant untuk saluran pencernaan, RA membawa air dan Fatimah RA membasuh kelenjar dan otot. lukanya; ketika pendarahan semakin hebat, wallahua’lam bishowab maka ia mengambil daun palma, membaForum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
14
PERATURAN-PERATURAN
KEDOKTERAN dhawaabit al fiqh Professor Dr Omar Hasan Kasule Sr. MB ChB (MUK), MPH & DrPH (Harvard)
Dhaabit fiqhi adalah prinsip umum yang diterapkan dalam situasi spesifik pada satu bagian hukum. Dhaabit lebih sempit cakupannya daripada qa’idat. Dhaabit berhubungan hanya dengan satu bagian fiqh sedangkan qa’idat berhubungan dengan beberapa bagian. Dhaabit fiqhi lebih sempit cakupannya dan memperbolehkan pengecualian yang lebih sedikit daripada qa’idat fiqhiyyat. PERATURAN-PERATURAN UMUM Dokter harus mempunyai kompetensi, itiqaan, dan tujuan yang sempurna serta pekerjaan yang berkualitas, ihsaan. Dia harus mempunyai keseimbangan, tawazun, dalam tindakan dan tingkah lakunya. Dia harus menyadari bahwa dia menanggung amanat yang besar, amanat dan harus secara kontinyu menginterospeksi diri, muhasabat. Imaam al Nawawi dalam bukunya al Adkaar memuat lebih dari 30 hadits yang mengandung nilai-nilai inti dimana Islam direnungkan, madaaru al Islam. Nilai-nilai ini merupakan pedoman umum pekerjaan medis. Semua pekerjaan dinilai berdasarkan niat dibaliknya. Hal-hal yang meragukan lebih
baik dihindari. Tinggalkan saja apa yang tidak menarik perhatianmu. Cintai untuk orang lain apa yang kau cintai untuk dirimu sen-diri. Jangan berbuat kerusakan. Berikanlah nasehat yang lurus. Tinggalkanlah apa yang dilarang dan lakukanlah sebanyak mungkin apa yang diperintahkan dan tinggalkanlah alasan dan pertanyaan (perdebatan) yang sia-sia. Tinggalkanlah kecintaan terhadap materi dunia dan keka-yaan orang lain. Jangan mengambil nyawa seseorang kecuali dengan keputusan hukum yang sesuai. Tuntutan atau pernyataan harus didukung dengan bukti. Dalam hal menentukan benar atau salah turutilah kata hati, meskipun yang lain mengatakan sebaliknya. Amal yang baik akan membersihkan/menyehatkan hati, dan amal yang buruk akan mengotorinya/membuatnya sakit. Kualitas kerja dan kesempurnaan dibutuhkan dalam setiap usaha. Jagalah lidah. Lebih baik diam daripada mengatakan sesuatu yang buruk. Hindarilah rasa marah dan dendam. Jangan melanggar batas yang dibuat Allah. Ingatlah Allah ada setiap keadaan. Berbuatlah kebaikan untuk menghapuskan kejahatan dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang paling baik. Berlatihlah menahan hawa nafsu dan rendah hati. Pertahankan objekivitas/kebenaran. Carilah bantuan dari Allah. Jauhilah penindasan dan pelanggaran. KEWAJIBAN DOKTER Seorang praktisi medis dalam sebuah komunitas diwajibkan secara individual untuk menyediakan pertolongan dan jasa medis yang dikenal sebagai fard ’ain. Kewajiban itu men-
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
15
jadi fard kifayat bila terdapat pelayan kesehatan yang lain dengan kompetensi yang sama. Bagaimanapun jika seorang pasien sudah mulai mendapat jasa medis dari seorang dokter tertentu, maka pasien itu adalah tanggung jawab dokter tersebut walaupun ada dokter lain yang berkompetensi sama dalam komunitas tersebut. PENGHORMATAN TERHADAP AUTONOMI PASIEN Prinsip autonomi berasal dari shari’at yaitu prinsip niat, qa’idat al qasd. Diantara semua pemain dalam sebuah skenario medis, pasienlah yang mempunyai niat yang paling baik dan murni. Dia-lah yang paling mampu mengambil keputusan demi kepentingan hidupnya. Orang lain mungkin mempunyai pertimbangan pribadi yang dapat bias dalam pengambilan keputusan nantinya. Untuk alasan inilah semua keputusan harus dikembalikan kepada pasien. Tidak ada prosedur medis yang bisa dilaksanakan tanpa informed consent kecuali pada kasus dimana pasien tidak mampu secara legal melakukannya, di sini hukum memperbolehkan orang lain untuk membuat keputusan atas nama pasien tersebut. KEBENARAN & KETERBUKAAN Sebagai bagian dari kontrak profesional antara dokter dan pasien, seorang dokter harus menceritakan semua kenyataan. Pasien berhak tahu resiko dan keuntungan suatu prosedur medis sehingga mereka dapat membuat infomed consent autonom. Sang dokter harus berkomunikasi sesuai dengan latar belakang dan tingkat pemahaman pasien. Beberapa pasien bisa diberikan banyak informasi tanpa terganggu. Beberapa tipe informasi dapat menggelisahkan pasien. Nabi SAW bersabda kepada kita untuk berbicara kepada setiap orang sesuai dengan kemampuannya untuk mengerti, kalaam al naas hasba ’uquulihim. KEPERCAYAAN Membeberkan rahasia-rahasia pasien melanggar kesetiaan (fidelity) yaitu hubungan kepercayaan yang rahasia dan istimewa antara pasien dengan pelayan kesehatan. Menceritakan rahasia tersebut merugikan pasien di bawah prinsip injuri, qa’idat dharar. Di bawah prinsip darurat, qa’idat al mushaqqa, rahasia tersebut bisa ditampakkan bila diperlukan, dharuurat. Perintah tegas untuk menjaga rahasia mengikat baik pasien maupun pelayan kesehatan. Pasien tidak seharusnya membuka hal-hal negatif (aib) yang tidak perlu tentang dirinya sendiri, satr al mumin ala nafsihi. Dalam kasus persidangan, pelayan kesehatan /dokter bisa bersaksi dalam kasus kriminal yang mengandung dhulm. Al-Qur’an melarang membuka aib kecuali ada dhulm. Pelayan kesehatan/dokter tidak boleh memberikan kesaksian palsu.
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
16
KESETIAAN (FIDELITY) Prinsip ini mensyaratkan seorang dokter untuk percaya penuh kepada pasien mereka. Fidelity meliputi: bertindak dengan kejujuran, memenuhi persetujuan, mempertahankan hubungan, dan bertindak dalam kebenaran dan kepercayaan. Meninggalkan pasien pada stadium pengobatan manapun tanpa penyelesaian alternatif adalah pelanggaran terhadap kesetiaan. Kewajiban ini bisa berselisih dengan kewajiban untuk melindungi pihak ketiga yaitu bila kita menceritakan penyakit berbahaya dan menular yang diderita pasien. Dokter bisa terlibat dalam situasi dimana loyalitasnya terbagi antara keinginan pasien dengan institusi yang terkait. Konflik tersebut bisa terjadi antara 2 pasien, seperti saat konflik kepentingan ibu dan fetus. Seorang dokter yang terlibat dalam pengadilan klinik mempunyai konflik dalam peran rangkapnya sebagai seorang dokter dan penyelidik. Masalahmasalah ini dapat diselesaikan dengan merujuk pada maqasid dan qawa’id.
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
17
ISU-ISU KONTEMPORER DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN ISLAM (Dr. Shahid Athar) Para dokter muslim pada masa sekarang ini, harus mengenal kejayaan masa lalu dan menghidupkan kembali konsep mengenai kedokteran Islam yang telah teraplikasi saat ini dalam perawatan pasien, pemeliharaan kesehatan, penelitian dan pendidikan. Mereka berkewajiban untuk tidak hanya mencari cara untuk menyembuhkan penyakit, yang saat ini belum ditemukan obatnya, tetapi juga harus menekankan aspek preventif dalam keseluruhan penyakit, fisik, mental dan spiritual. Mereka harus dapat memasukkan perspektif Islam ke dalam isu-isu kesehatan, seperti: etika kedokteran, dan juga muncul dengan penjelasan ilmiah mengenai prinsip-prinsip aturan dalam Islam. Untuk mencapai hal ini, mereka tidak hanya harus menguasai ilmu pengetahuan kontemporer dan keahlian, tetapi juga harus mampu memahami filosofi Islam dan kedokteran Islam. Setiap dokter Muslim harus bertanya pada dirinya sendiri, mengenai pertanyaan-pertanyaan berikut ini: 1) Di dalam kurikulum kuliah kedokteran, apakah dia diajarkan tentang kontribusi dokter Muslim di masa lalu dan mengenai filosofi Islam terhadap kedokteran dan etika? 2) Setelah lulus: a) Berapa banyak artikel penelitian yang telah dia tulis dan bagaimana kontribusi di dalamnya? b) Jurnal penelitian/ilmiah yang manakah yang ia baca setiap hari/minggunya? c) Organisasi profesi yang manakah yang dia ikuti, dan apakah dia menghadiri pertemuan-pertemuan di dalamnya? d) Apakah dia mengetahui dan memahami perubahan peraturan pemerintah? e) Dapatkah ia membuat keputusan etika untuk seorang pasien Muslim? Dalam survey terbaru yang kami lakukan, 11 % tidak bisa. melakukannya. f) Apakah kebanyakan dari pasien-pasiennya dan teman sejawatnya mengetahui jika ia seorang Muslim?
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
18
Tidak diketahui dengan pasti jumlah dokter Muslim di dunia, walaupun terdapat 100 fakultas kedokteran di negara-negara Muslim. Jika setiap fakultas menghasilkan minimal 200 orang dokter setiap tahun, jumlah yang dapat diestimasi adalah ± 20.000 dokter muslim setiap tahun. Jumlah dokter Muslim di U.S ± 15.000 orang. Hampir seluruh fakultas kedokteran di negeri Muslim memiliki kurikulum pendidikan kedokteran Barat yang menekankan pada teknologi dari ilmu kedokteran. Titik tekan ini adalah bagaimana memberi mahasiswa pengetahuan mengenai fisiologi, anatomi, farmakologi dan biokimia, dan kemudian ilmu kedokteran klinik, seperti ilmu bedah, ilmu kandungan, ilmu mata, dan sebagainya. Sehingga kemudian para mahasiswa akan lulus dalam waktu ± 4 sampai 5 tahun dan akan masuk ke dalam bisnis praktik kedokteran. Di dalam praktik, mereka akan menegakkan diagnosis berdasarkan tanda, gejala, dan pemeriksaan laboratorium untuk jenis penyakit-penyakit tertentu, dan kemudian meresepkan obat atau menentukan terapi pembedahan, berdasarkan apa yang telah diajarkan oleh buku atau oleh guru-guru mereka. Hal tersebut diatas tidaklah cukup, karena mereka tidak pernah diajarkan aspek bisnis dalam kedokteran, asuransi, dan peraturan pemerintah; mereka akan belajar manajemen praktik secara otodidak, setelah beberapa tahun menjalani praktik. Ilmu aplikasi kedokteran Barat akan mendominasi, kemudian mata dan telinga mereka akan tertutup dan aspek spiritual dari kedokteran. Keputusan mereka akan berorientasi pada serangkaian pemeriksaan dan prosedur, dan mereka akan gagal untuk membuat hubungan antara penyakit fisik dan apa yang ada di jiwa. Hanya sedikit dari mereka yang sadar bahwa penyakit fisik kadang-kadang dapat merupakan manifestasi atau akibat dari gaya hidup yang salah atau masalah yang terkait dengan spiritual. Banyak dari para lulusan kedokteran, akan mengambil spesialiasi dalam penyakit yang meliputi 1 organ tertentu. Mereka tidak akan dapat mempraktekkan kedokteran secara Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
19
holistik/menyeluruh. Beberapa lulusan dokter ini pada tahun awal mereka praktik, akan memikirkan etika medis sebagai hal yang betulbetul mendasar dan penting dan meninggalkan keputusan mereka pada pertimbangan suku bangsa atau agama tertentu. Akhirnya, dokter pada umumnya, yang belajar dengan pendidikan Barat yang sekuler, hanya akan menjadi ’tukang’ dan ’ilmuwan’, daripada menjadi ’Hukaina’/ ’A’tibbd’ yang telah Islam perlihatkan di masa lalu dengan hadirnya Ibnu Sina, Al-Razi, dan tokoh lainnya. Kita harus mengenalkan Islam ke dalam kurikulum pendidikan kedokteran, sehingga para dokter ini tidak hanya memiliki pengetahuan teknis mengenai fungsi organ-organ tubuh dan dasar-dasar penyakit, akan tetapi mereka akan berhati-hati terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan. Mereka harus menguasai ilmu pengetahuan kedokte-ran kontemporer dan keahliannya, tetapi juga harus menguasai filosofi Islam, sehingga me-reka dapat menggabungkannya menjadi satu. Untuk mencapai ini semua, kita memerlukan penulisan ulang buku-buku teks untuk cabang-cabang ilmu kedokteran/spesialisasi, dilengkapi dengan perpektif Islam. Sebagai contoh, apabila saya harus menulis mengenai bab penyakit jantung, saya harus memulai dengan tempat jantung dalam filosofi Islam dan harus menjabarkan pengetahuan seperti seorang sufi. Karenanya, saya harus memberikan sejarah mengenai dokter-dokter Muslim di masa lampau, seperti Ibnu Nafis dan Al-Razi, yang keduanya telah bekerja mengembangkan pengetahuan tentang ilmu jantung (kardiologi), kemudian saya akan masuk ke dalam pengetahuan kontemporer mengenai anatomi dan fisiologi jantung, dan penyakit-penyakit yang
dapat mengenai jantung. Pada saat sampai pada aspek pengobatan atau terapi, setelah menjelaskan terapi kedokteran modern dengan elektrofisiologi, operasi By Pass, saya harus menyimpulkan cara-cara spiritual menjaga kesehatan jantung dengan gaya hidup sehat, meditasi, dan Dzikir mengingat Allah. Format yang sama dapat diaplikasikan pada penyakit lain, seperti Diabetes. Seorang dokter yang menjalani program ini akan mendapatkan gambaran yang utuh mengenai masalah dan akan dapat memberi pengetahuan kontemporer dan memberikan solusi berdasarkan perspektif Islam. Isu kedua dalam praktik kedokteran Islam, yaitu tertuju pada dokter-dokter Muslim adalah untuk penelitian yang berkelanjutan. Rasulullah Saw bersabda, ”Allah tidak menciptakan suatu penyakit, melainkan pasti ada obatnya.” Hal ini menegaskan kepada semua dokterdokter Muslim untuk meneliti terapi kesembuhan. Kita juga memerlukan penelitian untuk mencari etiologinya. Karenanya, konsep dari penelitian baik di ilmu-ilmu kedokteran dasar maupun ilmu klinik harus menjadi kurikulum dari seluruh fakultas kedokteran, fakultas kedokteran harus memotivasi diadakannya penelitian di awal perkuliahan, daripada harus menunggu para mahasiswanya menyelesaikan kuliahnya dan mulai meneliti dengan bantuan beasiswa.
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
20
Untuk setiap fakultas kedokteran dan Rumahsakit di negara Muslim, sebagian anggaran harus dialokasikan untuk sebuah penelitian retrospektif dan prospektif dengan serangkaian percobaan yang terencana dengan baik. Jurnal-jurnal harus dikembangkan untuk menerbitkan penelitian-penelitian yang berhasil, demikian juga dengan yang gagal. Kegagalan adalah penting supaya tidak ada orang yang melakukan lagi penelitian yang sama, hanya untuk mencari tahu hal-hal yang telah dilakukan beberapa tahun sebelumnya dan telah didapatkan hasil yang negatif namun saat itu belum dipublikasikan. Tidak ada program perawatan kesehatan yang efektif, kecuali memiliki aspek kedokteran, preventif, meliputi: higiene, nutrisi, dan penyakit-penyakit mental/jiwa. Sehingga, kebersihan, sebagai contoh, harus menjadi sebuah prasyarat untuk seluruh program-program perawatan kesehatan, tidak hanya untuk pemerintah dan organisasi-organisasi kesehatan, tetapi juga individu-individu yang harus lebih gigih menjaga segala sesuatu dalam keadaan bersih, sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah, ”Kebersihan adalah sebagain dari Iman” Akan tetapi, mengapa kebersihan secara individu tidak terlihat di sebagian besar negaranegara Muslim? Isu ketiga dari perhatian kita pada isu kontemporer dalam praktik kedokteran adalah untuk memperlihatkan perspektif Islam dalam isu perawatan kesehatan dan etika medik mengenai: pengakhiran kehidupan, penggunaan napas buatan lewat ventilator, bayi tabung, aborsi, euthanasia, mengobati homoseksual, dan pasien-pasien AIDS. Harus didapatkan konsensus yang jelas dalam isu-isu ini, supaya biaya perawatan dan aturan-aturan yang ber-
laku dapat dilihat dan digunakan oleh semua orang. Diperlukan sebuah tim peneliti yang berkompeten baik di bidang kedokteran, baik di bidang kedokteran dan agama Islam, yang mampu memberikan beberapa perspektif dengan penjelasan ilmiah terhadap perintah dan larangan dalam Islam. Diharapkan dari gabungan dua alasan ini akan meningkatkan keyakinan bagi seseorang untuk menjaga dirinya dari hal-hal yang dilarang agama, untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik. Saya memutuskan bahwa tiap kurikulum fakultas kedokteran seharusnya mengadopsi pada pendidikan Islam, khususnya seorang dokter Muslim, untuk melihat apabila kurikulum ini akan menghasilkan seorang dokter Muslim atau dokter apapun, apabila ada perbedaannya. Dalam ilmu farmakologi, tidak ada alasan mengapa kita tidak dapat menggabungkan ilmu kedokteran dari Yunani, kedalam kedokteran Barat, sehingga tidak ada alasan mengapa kita tidak memasukkan Sholat, meditasi, Dzikir, bersama dengan obat-obat psikotropik untuk terapi penyakit-penyakit kejiwaan. Akhirnya, dalam tingkatan seorang manusia, seorang dokter Muslim harus mencoba menyelesaikan seluruh pertanyaan yang telah disebutkan di awal. Ya, akan ada dokter-dokter Muslim masa depan yang mempraktekkan kedokteran Islam, jika kita percaya pada konsep dan kerja-kerja untuk mencapai tujuan. Dr.Shahid Athar Proffessor of Medicine, Indiana Univrsity School of Medicine and Chief, section of Endocrinolobiology at St. Vincent Hospital in Indianapolis, Indiana.
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
21
Spiritual Medicine In Islam Dalam Islam, pengobatan spiritual bisa digunakan untuk memaknai dua hal yang berbeda, meskipun keduanya bergabung dan terkadang membingungkan. Hal pertama merujuk pada keyakinan pada penyembuhan spiritual atau etik atau psikologis untuk penyakit-penyakit yang mungkin memiliki dimensi fisik atau spiritual (atau psikis). Jadi, penyakit fisik bisa disembuhkan, misalnya melalui pembacaan Qur’an atau do’a lainnya. Sebagian besar dokter medis Islam dalam tradisi pengobatan ilmiah mengakui keyakinan ini. Ibnu Sina dihbungkan dengan penyembuhan psikis. Dokter Muslim mempraktekkan berbagai bentuk psikoterapi seperti terapi kejutan atau terapi malu dalam pengobatan penyakit mental dan pengobatan ini bersifat asli.
Karya orang Persia terkenal yang berjudul The Four Essays (Chahar Maqala), ditulis kira-kira 1155 SM untuk penguasa Samarqand oleh penyair istananya, NizamiYe ‘Aruzi membahas administrator, astronom, penyair dan dokter. Setiap bab memberi definisi mengenai orang ideal dalam setiap kategori yang diikuti dengan sepuluh anekdot ilustratif. Ibnu Abi Usaibi’a bercerita tentang pengobatan oleh Jibra’il ibnu Bakhishu terhadap gadis budak tercinta dari Harun al-Rashid melalui pengobatan kejutan (shock treatment). Sebagian pengobatan spiritual dalam Islam dicurahkan pada kesehatan etis, tetapi dari sudut pandang praktis. Abu Bakar al-Razi menulis al-Tibb al-Ruhani (Pengobatan Spiritual) yang diterjemahkan kedalam bahasa Inggris sebagai The Spiritual Physick of Rhazes. Dalam karyanya, al-Razi menggambarkan secara rinci penyakit moral dan
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
22
membahas dengan persepsi akut bagaimana hal ini mempengaruhi perilaku manusia. Qur’an memiliki sifat-sifat mukjizat termasuk sifat-sifat penyembuhan untuk berbagai penyakit. Dikatakan bahwa ketika Surat 38 (Saad) dibacakan pada orang yang tidur, hal itu menyembuhkan masalah-masalah pernapasan; ketika ditulis dan dibaca selama jam-jam bangunnya pasien, hal itu menyembuhkan penyakit-penyakit. Seseorang yang terus-menerus membacanya akan kebal dari semua kesulitan pada malam hari. Sufi Shaikhs atau pir dikatakan menyembuhkan: Penyakit Ketidaksuburan Masalah-masalah dengan pekerjaan seseorang Meredakan takut kegagalan dalam ujian Kesurupan (penyakit mental) Al-Dhahabi (1348 SM) mengatakan bahwa manfaat-manfaat dari do’a ritual Islam (Salat), yang melibatkan perubahan postur fisik tertentu, ada empat: spiritual, psikologis, fisik, dan moral. Selanjutnya ia mengatakan:
Shalat menimbulkan pemulihan dari nyeri jantung, perut, dan usus. Shalat menghasilkan kebahagiaan dan kesenangan dalam pikiran; Shalat menekan kecemasan dan memadamkan api kemarahan. Shalat meningkatkan kecintaan akan kepercayaan dan kerendahan hati didepan orang-orang; Shalat meringankan jantung, menciptakan kecintaan dan pemaafan dan membenci sifat buruk dari balas dendam. Selain itu, pertimbangan yang seringkali baik muncul dalam pikira (akibat konsentrasi tentang hal-hal sulit) dan seseorang menemukan jawaban yang benar (terhadap masalah tersebut). Seseorang juga mengingat hal-hal yang terlupakan. Seseorang bisa menemukan cara-cara untuk memecahkan masalah duniawi dan spiritual. Dan seseorang bisa secara efektif memeriksa diri khususnya ketika seseorang melaksanakan shalat secara khusuk. Shalat merupakan bentuk ibadah yang diperintahkan oleh Tuhan. Manfaat psikologis: Shalat mengalihkan pikiran dari rasa sakit dan mengurangi perasaan sakitnya. Disamping konsentrasi pikiran, shalat merupakan latihan tubuh; postur berdiri yang tegak lurus, tekuk lutut, sujud, relaksasi, dan konsentrasi; dimana gerakan tubuh terjadi dan sebagian besar organ tubuh menjadi rileks.
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
23
Al-Muwaffaq ‘Abd al-Latif bercerita dalam bukunya Kitab al-Arba’in bahwa sejumlah orang memiliki kesehatan yang baik. Alasannya adalah bahwa mereka sering melakukan salat rutin dan juga salat tahajjud (salat tengah malam) yang teratur. Dalam ilmu kedokteran saat ini memang telah diakui mengenai penyakit psikosomatis, dimana keadaan psikis seseorang dapat mempengaruhi kesehatan fisik. Orang yang stress jiwanya dapat menimbulkan reaksi tubuh baik berupa hormon maupun neurotransmitter tertentu yang pada akhirnya menimbulkan berbagai penyakit fisik. Pada pasien kanker, kondisi psikis juga sangat mempengaruhi prognosis dari penyakitnya. Psikis yang tertekan dapat menurunkan status imun pasien, sehingga kondisi pasien dapat makin memburuk. Sehingga pada pasienpasien seperti ini, pendekatan spiritual, gaya hidup yang sehat dan terapi psikis sangatlah diutamakan selain obat-obatan medis yang dianjurkan.
memperbaiki akhlak manusia memang sangat menekankan sisi kejiwaan atau psikis. Dalam banyak ayat AlQuran maupun hadist shahih sering disebutkan tentang kesabaran dan shalat yang dapat memberikan kesejukan pada jati manusia. Ataupun tentang larangan untuk meluapkan hawa nafsu. Kalimat ‘La tahzan’ (jangan bersedih), ‘La Taghdab’ (jangan marah) walaupun sering diucapkan namun terkadang kita masih sulit untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sesungguhnya Islam adalah agama fitrah, sehingga ketika kita mengamalkan ajaran yang ada di dalamnya Insya Allah hati akan menjadi lebih tenang.... Sehingga penyakit-penyakit akibat kekeringan jiwa dapat terhindari... Wallahu’alam bi shawab
Islam, yang diturunan untuk Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
24
Dalam Islam telah dijelaskan tegas bahwa kewajiban dalam melakukan tugas/pekerjaan dapat dibedakan dalam dua hal, yaitu: “ Fardh Ain” dan “ Fardh Kifaya”.
MEMPELAJARI KEDOKTERAN SEBAGAI “FARDH KIFAYA” Dr. Ibrahim Abdul Hamid Al Sayyad Islam merupakan pondasi bagi masyarakat dalam menjalankan ketetapan hukum Allah di muka bumi. Islam menghimbau agar setiap orang melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala sifat buruk yang dilarang-Nya. Didalam Al-Qur’an disebutkan: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. ( 3:110) “Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas”:. (5:78)
1. “Fardh Ain” merupakan kewajiban dalam melaksanakan tugas/perintah setelah akil baligh. Tugas ini menjadi batas yang minimal sebatas bagi individu untuk menghindari dosa. 2. “Fardh Kifaya” dimaksudkan untuk memastikan bahwa suatu kewajiban/tugas tertentu telah ditetapkan demi kepentingan bersama. Perlu beberapa orang untuk melaksanakan tugas itu. Tetapi apabila tidak ada orang yang mengerjakan itu, maka keseluruhan masyarakat tersebut dianggap berdosa. Dalam konsep “Fardh Kifaya”, telah jelas ditunjukkan bahwa setiap orang wajib untuk memberikan sumbangsih terhadap kepentingan umum sesuai dengan bidangnya masing-masing. Hal tersbut telah dijelaskan dalam Al-qur’an bahwa sesunggunhnya Allah memberikan sesuatu sesuai dengan kesanggupan kita. “Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.” ( 7:42) Sesungguhnya Allah telah memudahkan dalam kita melaksanakan “ Fardh Kifaya”
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
25
di muka bumi sekaligus dalam rangka menguji keimanan dari hamba-Nya , seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” ( 67:2). Manfaat yang dapat diperoleh dari “Fardh Kifaya” adalah lebih luas dibandingkan : Fardh ‘Ain”. “Fardh Kifaya” akan menghindari dosa dan bersifat publik untuk kepentingan bersama. “Fardh Kifaya adalah tiap-tiap pengetahuan yang sangat dibutuhkan dalam setiap kehidupan. Pengobatan/Kedokteran adalah suatu contoh dari tugas-tugas kolektif “Fardh Kifaya” tersebut. Tiap-Tiap pengetahuan yang diperlukan oleh semua Muslim adalah “Fardh Kifaya”. Para sarjana modern cenderung untuk mengangkat “ Fardh Kifaya” sebagai “ Fardh Ain” untuk dilaksanakan oleh tiap-tiap orang yang mampu, di mana ia akan bertanggung jawab di hadapan Allah. Oleh karena itu, studi pengobatan/kedokteran adalah bersifat “Fardh Kifaya” terhadap setiap orang yang mampu. Konsep “Fardh Kifaya” menjadi suatu amanah bersama atau merupakan suatu pengorbanan untuk kepentingan Jihad dijalan Allah. Jika seorang Muslim mempunyai niat ini di dalam) pikiran, studi dan praktek, ia akan mendapatkan suatu penghargaan yang lebih dibanding lainnya karena Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu dan bertakwa demi pengorbanan kepada Allah SWT.
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
26
PANDANGAN ISLAM TERHADAP PENYAKIT Firman Allah:
المع نسحأ مكيأ مكولبيل ةايحلاو توملا قلخ ىذلا
“..yang menjadikan mati dan hidup supaya dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa Lagi Maha Pengampun” (67:2) Juga dalam Al Anbiya : 35
نوعجرت انيلإو ةنتف ريخلاو رشلاب مكولبنو
“ Kami akan meguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenarbenarnya). Dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan” (21:35) Penyakit adalah cobaan dari Allah. Aturan Allah datang dari sebab alamiah seperti dalam bentuk kuman. Tapi kuman yang masuk dalam tubuh pun belum tentu menyebabkan penyakit. Tubuh punya sistem imunitas yang diciptakan Allah untuk mengendalikan kuman ini. Diriwayatkan dari Bukhari dan Muslim dari Abu Huraira bahwa Rasulullah SAW berkata; ”Tidak ada penularan (penyakit) atau pertanda buruk dari burung atau Hama” Meski Rasulullah SAW melarang mencampur pasien dengan orang sehat, ini jangan dikaitkan dengan penularan penyakit. Petunjuk Beliau bahwa tak ada bahaya jika hanya berkontak atau bersentuhan belaka dan akan lebih baik jika kita mengerti penyebab lain.
Sikap Seorang Muslim Terhadap Penyakit 1. Adanya penyakit adalah ketetapan Allah yang harus diterima oleh seorang Muslim sama seperti takdir yang lain, baik yang baik atau buruk. Firman Allah :
انإو هلل انإ اولاق ةبيصم مهتباصأ اذإ نيذلا نيرباصلا رشبو نوعجار هيلإ “..dan berikanlah berita gembira pada orang yang sabar. Yaitu orang apabila ditimpa kesusahan mereka mengucapkan ‘ inna lillahi wa inna ilaihi raji’un ‘. “
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
27
2. Penyakit juga bisa akibat dari dosa dalam hidup manusia. Sebagaimana Allah berfirman:
هللا نمف ةنسح نم كباصأ ام، كسفن نمف ةئيس نم كباصأ امو
“Apapun kebaikan yang ada, datangnya dari Allah, dan apapun bencana yang terjadi, datangnya dari (kesalahan) dirimu” Tapi sebagai seorang Muslim tidak seharusnya kita menganggap bahwa penyakit adalah pembalasan dari Allah atas kesalahan manusia. Seharusnya diterima sebagai penyucian hidup untuk bertemu Allah. Ampunan Allah jauh lebih besar dari KemarahanNya. Sebagaimana Allah berfirman :
ءىش لك تعسو ىتمحرو ءاشأ نم هب بيصأ ىباذع لاق
“ Aku tersenyum kepada siapa yang Aku inginkan dan ampunan-Ku kepada semua orang” (7:156) Rasulullah SAW telah berpesan untuk umatnya untuk selalu sabar dan mengharapkan pertolongan Allah SWT. 3. Kesusahan karena penyakit dapat diartikan untuk meningkatkan derajat seorang Muslim di Pandangan Allah. Diriwayatkan Al Salmi bahwa Rasulullah berkata; “ Jika seorang Muslim ditakdirkan pada suatu derajat oleh Allah, tapi belum terraih. Maka Allah akan menurunkan kesusahan pada tubuh, harta dan anak-anaknya yang akan membuat mereka memenuhi pada takdir yang telah ditetapkan Allah kepadanya” 4. Pengangakatan derajat oleh Allah terhadap seorang Muslim tergantung pada perilaku orang itu selama kesusahanya. Jika ia sabar dan selalu mengharapkan pertolongan Allah, maka ia akan berhasil dalam ujiannya. Sebaliknya jika dia gagal menerima atau menerima dengan marah maka itu akan menimbulkan kemarahan Allah atas dirinya. 5. Apapun kesusahan atau penyakit unutk menyucikan dosa dan mengangkat derajat manusia, si sakit selama masa kesakitaannya menjadi lebih dekat dengan Allah. Ketika si sakit mulai menyadari bahwa keadaan sakitnya justru membuatnya lebih dekat dengan Allah, maka baginya akan lebih mudah mengatasi sakitnya dan dia akan menghadapi semua dengan lebih dewasa dan tenang jauh dari kemarahan dan perasaan tertekan. 6. Fakta bahwa rasa sakit akan mendekatkan diri pada Allah, penyucian dari dosa dan bahwa dia akan diangkat lebih tinggi oleh Allah, bukan berarti bahwa muslim yang menyukai kesehatan dan membenci penyakit harus pasrah pada penyakitnya dan mengabaikan perawatan terhadap penyakitnya . Kita percaya bahwa penyakit juga adalah ketetapan Allah,tapi sama seperti kesusahan lainnya, manusia harus berusaha lepas darinya, apa yang Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
28
disediakan Allah haruslah dipakai. Ini berarti perawatan juga adalah ketetapan Allah untuk melaksanakan kehendak-Nya dan bukannya tujuan dari kehendak-Nya. Hingga bukanlah kesalahan jika kita mengambil langkah perawatan. Allah dapat mengubah keputusanNya dalam hal takdir manusia yang sudah tertulis dalam Lul mahfudz, bahkan sebelum penciptaan langit dan bumi. Allah SWT berfirman:
باتكلا مأ هدنعو تبثيو ءاشي ام هللا وحمي
“Allah mengharuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang dia kehendaki) dan disisi-sisinya terdapat Ummul kitab (Lauh Mahfudz)” (13:39) 7. Jika kesehatan pasien makin memburuk dan semakin mempersulit kesembuhan, moralnya dapat juga terganggu. Dalam hal ini pasien dapat dibagi dua karakteristik : a. Jika pasien tidak dapat mencapai keadaan keputus asaan yang lengkap dalam kondisi kesehatan dan sosial yang ada. b. Pasien yang berada pada kondisi fisik dan mental yang parah tapi tak pernah berpikir bunuh diri. Dia mencari pengampunan dari Allah atas setiap sakitnya. Dengan konsep-konsep ini, pasien akan dapat kekuatan dalam diri untuk menghadapi rasa sakit. Karenanya sakit fisik tidak akan menyebabkan timbulnya gangguan psikologis dan psikosomatik. Kekuatan diri pada akhirnya akan membantu penyembuhan sakit fisik. Seorang muslim membenci penyakit dan haruslah dapat menghindari itu, tapi jika suatu saat dia terjatuh dalam keadaan itu, dia akan menerima semua dengan sabar. Dia aka mencari pertolongan dari Allah atas sakitnya. Dia juga akan memakai cara yang dia bisa misalnya dengan adanya perawatan penyakit sampai adanya kesembuhan Sikap seorang muslim terhadap saudaranya yang sakit Hati seorang muslim haruslah penuh kasih sayang dan cinta sesama. Diriwayatkan Muslim dari Abu Huraira bahwa Rasulullh SAW berkata; “Kamu tak akan masuk surga sampai kamu punya iman, dan imanmu tak akan lengkap jika kamu tak mencintai sesamamu” Maka sikap seorang ,muslim terhadap saudaranya yang sakit sangat jelas pada kasus ini, dimulai dengan menjenguk si sakit, mengurus semua urusan si sakit dan menjaga keluarga si sakit ketika di atak bisa lagi menjaga keluarganya. Menjenguk orang sakit punya beberapa efek baik.
Sikap seorang Dokter Muslim terhadap pasiennya Sikap seorang dokter terhadap pasiennya punya beberapa aspek: 1. Sebagaimana seorang muslim yang sakit punya hak dikunjungi saudaranya , dia juga punya hak dikunjungi dan diraawt dokter. 2. Jika rasa belas kasihan adalah sifat seoarng muslim maka tidak ada Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
29
prioritas untuk seorang dokter. 3. Memberikan perawatan medis untuk pasien adalah bayaran yang mulia untuk dokter atas pengetahuannya sebagaimana Allah Maha Tinggi telah memberikan dokter pengetahuan yang berguna untuk komunitasnya. Konsep memberikan penghargaan bukanlah berarti sekedar memberi uang. Penghargaan yang sesungguhnya ialah bahwa ia telah berguna untuk orang disekitarnya karena pengetahuan yang dimilikinya. Ada baiknya jika pengetahuan itu disebarkan dan dipakai bersama dan bukannya menyembunyikannya. Sebagaimana Rasulullah SAW berkata; “ Siapapun yang menyembunyikan pengetahuan untuk saudara-saudaranya, akan dikekang oleh api pada hari pembalasan nanti.” 4. Profesi dokter mengharuskannya untuk siap tiap waktu dibutuhkan untuk menyembuhkan pasien. Ini akan menjadi beban bagi dokter saat waktu istirahatnya berkurang. Tapi bagi dokter muslim haruslah ditanamkan pengertian bahwa semua pengorbanannya akan dibalas Allah pada hari pembalasan nanti. 5.Dokter dengan aturan terapeutik bertindak sebagai alat kasih sayang Tuhan dimana lewatnya Allah akan menyembuhkan sakitnya seseorang. Itu berarti seorang dokter harus selalu berhubungan dekat dengan Allah dan mencari pertolongan Allah dalam tiap pekerjaanya. “Apapun kebaikan yang ada, datangnya dari Allah, dan apapun bencana yang terjadi, datangnya dari (kesalahan) dirimu” Tapi sebagai seorang Muslim tidak seharusnya kita menganggap bahwa penyakit adalah pembalasan dari Allah atas kesalahan manusia. Seharusnya diterima sebagai penyucian hidup untuk bertemu Allah. Ampunan Allah jauh lebih besar dari KemarahanNya. Sebagaimana Allah berfirman :
ءىش لك تعسو ىتمحرو ءاشأ نم هب بيصأ ىباذع لاق
“ Aku tersenyum kepada siapa yang Aku inginkan dan ampunan-Ku kepada semua orang” (7:156)
Sikap seorang muslim terhadap saudaranya yang sakit Hati seorang muslim haruslah penuh kasih sayang dan cinta sesama. Diriwayatkan Muslim dari Abu Huraira bahwa Rasulullh SAW berkata; “Kamu tak akan masuk surga sampai kamu punya iman, dan imanmu tak akan lengkap jika kamu tak mencintai sesamamu”. Maka sikap seorang ,muslim terhadap saudaranya yang sakit sangat jelas pada kasus ini, Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
30
dimulai dengan menjenguk si sakit, mengurus semua urusan si sakit dan menjaga keluarga si sakit ketika di atak bisa lagi menjaga keluarganya. Menjenguk orang sakit punya beberapa efek bagus a. Menjaga persaudaran tetap dekat, yang dating dari iman sesam muslim b. Dapat dianggap sebagi dukungan psikologis bagi si sakit, sehingga dia merasa tak sendirian dan dapat membantu kekuatan diri untuk melawan penyakitnya. c. Mendoakan si sakit akan mengingatkan dia pada Tuhannya dan membuka harapan untuknya d. Muslim yang sakit punya hak untuk dikunjungi saudaranya yang sehat e. Mengunjungi pasien untuk mendekatkan diri kepada Allah dan akan membuat si sakit merasa dihagai. f. Mengunjungi orang sakit punya sisi humanitarian dan tak hnya terbatas pada persaudaraan antar muslim saja g. Mengunjungi orang sakit diperbolehkan jika kondisi si sakit sudah diperbolehkan dan tidak akan menimbulakn bahaya baik untuk si sakit ataupun orang yang mengunjungi. Setelah memahami hal-hal yang seharusnya dilakukan dan hal-hal yang tidak patut untuk dilakukan, semoga kita dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari... amiin. :)
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
31
tour ‘de efka di rubrik ini kita akan melihat berbagai kegiatan (yang berkaitan dengan) kedokteran islam di seluruh fakltas kedokteran di seluruh indonesia. so, buat teman2 yang ingin kegiatan di kampusnya ditampilkan disini, dapat mengirimkan laporan beserta foto kegiatan ke email redaksi.
>FK Universitas Brawijaya OASIS (Olimpiade Karya Tulis Islam Medis)
> FK Universitas SUmatra utara Simposium nasional Aborsi
> FK UNDIP THE SIMS (Scientific and islamic medicine seminar
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
32
FULDFK
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran se-indonesia Cikal bakal berdirinya Forum Ukhuwah FULDFK untuk : Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran, telah dirintis sejak tahun 2001. Berawal dari adanya kesamaan landasan fikiran untuk menyatukan kekuatan aktivis dakwah kedokteran dan saling menguatkan dalam menapaki jalan dakwah, maka diselenggarakan pertemuan Pre Forum Nasional FULDFK di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada pada tanggal 5 – 6 Mei 2001. Forum ini merekomendasikan dibentuknya suatu wadah tingkat nasional untuk mengkoordinasikan Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran se-Indonesia. Rekomendasi ini dilatarbelakangi oleh : oPosisi mahasiswa kedokteran yang stra tegis dalam medan dakwah oKompleksnya permasalahan dakwah di Fakultas Kedokteran o Kesamaan metode dakwah maupun permasalahan yang ada antar LDFK (Lembaga Dakwah FK) o Serta perlunya penyikapan LDFK terhadap permasalahan kesehatan Dengan visi menjalin ukhuwah, mengembangkan dakwah, mewujudkan indonesia Islami; bersama-sama melaksanakan misi
•Memperkuat ukhuwah antar LDFK •Mewujudkan pelayanan kesehatan terhadap umat •Mengembangkan kultur profesional dan sosialisasi kedokteran Islam •Menjalin kerjasama dengan lembaga medis dan non medis dalam skala nasional maupun internasional •Serta terlibat aktif merespon dan membentuk opini umat yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Untuk lebih mematangkan kembali penyamaan gerak langkah aktivis da’wah kedokteran, maka diselenggarakan Forum Nasional I FULDFK di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga pada tanggal 20 – 22 September 2002. Fornas I FULDFK menyepakati : •Bentuk FULDFK sebagai Paguyuban. •Alur Komunikasi antar LDFK yang dibagi menjadi Pusat dan Wilyah. •Serta Agenda Rutin Fornas seperti Lokakarya/Seminar, Diskusi Panel, Temu Ilmiah, Baksos dan Rapat Komisi Pada kesempatan ini, disepakati kebijakan FULDFK tentang : •Sosialisasi FULDFK intra dan ekstra kampus
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
33
•Mengembangkan wacana kedokteran Islam dengan sarana Mailinglist, website dan sesi keilmiahan dalam agenda rutin FULDFK •Meningkatkan kepedulian sosial di bidang kesehatan dan sosial kemasyarakatan •Problem solving sistem kaderisasi kampus, Permasalahan jilbab di FK UDAYANA, dan Pemurtadan di kampus FK. Seiring dengan berjalannya waktu, kebutuhan akan pentingnya keberadaan sebuah Lembaga Dakwah Kedokteran tingkat nasional semakin meningkat. Atas dasar persepsi itulah, Forum Nasional II diselenggarakan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tanggal 31 juli – 1 Agustus 2004. Forum ini menekankan pentingnya FULDFK menjadi Lembaga Da’wah Kedokteran tingkat nasional, sehingga di bentuklah Tim Addhoc Sementara yang bertugas menyiapkan perangkat organisasi. Fornas II merekomendasikan Core Competence berbasis kesehatan dalam kegiatan LDFK, serta problem solving terhadap permasalahan LDFK. Layaknya Sel darah yang memiliki peranan sangat penting bagi tubuh manusia, yaitu sebagai suatu mekanisme dalam memperbaharui “kesegarannya” agar dapat mengoptimalkan fungsinya bagi metabolisme tubuh. Seandainya tubuh manusia diibaratkan sebagai dakwah islam, maka sangatlah penting bagi dakwah islam mendapatkan “darah segar” untuk mengokohkan eksistensinya di dunia. Sedangkan “darah segar” tersebut merupakan manifestasi dari semangat para penyeru dakwah baik yang diimplementasikan melalui aktivitas keislaman maupun pendirian lembaga keislaman. Atas berkat rahmat Allah SWT, setetes darah segar telah mengalir dalam tubuh dakwah khususnya bagi dakwah kedokteran, yang dimanifestasikan dengan dideklarasikannya sebuah lembaga dakwah kedokteran bernama Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran, disingkat FULDFK, pada tanggal 13 Februari 2005 bertepatan dengan 4 Muharram 1426 H di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Lembaga ini lahir saat Musyawarah Nasional I dan Deklarasi FULDFK 10 – 13 Februari 2005. Deklarasi ini dihadiri oleh 109 delegasi yang berasal dari 29 Fakultas Kedokteran se-Indonesia. Lembaga dakwah ini bersasaskan islam yang bersumber dari Al-qur’an dan As-sunnnah, dengan visi untuk memperjuangkan Islam demi kemaslahatan ummat yang berbasis pada kompetensi kesehatan. FULDFK memiliki struktur kepengurusan di seluruh Indonesia, dengan memiliki enam departemen di tingkat pusat dan lima wilayah kerja serta perwakilan pada setiap Fakultas Kedokteran. Forum Ukhuwah Lembaga Da’wah Fakultas Kedokteran se-Indonesia memiliki Dewan Eksekutif Wilayah yang terdiri atas terdiri atas : •Dewan Eksekutif Wilayah 1 ; meliputi seluruh LDFK yang terdapat di pulau Sumatera, antara lain FK UNSYIAH, FK USU, FK UISU, FK UNBRAH, FK UNRI, FK UNSRI, FK UNAND, FK UNILA, FK UNIMAL.
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
34
•Dewan Eksekuti Wilayah 2 ; meliputi seluruh LDFK yang terdapat di pulau Kalimantan dan Sulawesi, antara lain FK UNMUL, FK UNLAM,FK UNSRAT, FK UNHAS, FK UMI. •Dewan Eksekutif Wilayah 3 ; meliputi LDFK yang terdapat di Provinsi Banten, Jakarta dan Jawa Barat, antara lain FK UNPAD, FK UNJANI, FK UI, FK TRISAKTI, FK UPN, FK YARSI. •Dewan Eksekutif Wilayah 4 ; meliputi LDFK yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah da Yogyakarta, antara lain FK UNDIP, FK UNISSULA, FK UNS, FK UNSOED, FK UII, FK UMY, FK UGM. •Dewan Eksekuti Wilayah 5 ; meliputi LDFK yang terdapat di Provinsi Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara, antara lain FK UNAIR, FK UWK, FK UNIBRAW, FK UNEJ, FK UMM, FK UDAYANA. FULDFK se-Indonesia memiliki lambang organisasi yang memiliki ciri khas tersendiri, yaitu berupa tulisan Forum Ukhuwah Lembaga Dawah Fakultas Kedokteran dan rantai yang melingkari bulan sabit merah dan kepala stetoskop. Lembaga ini juga memiliki sarana komunikasi antar wilayah untuk memudahkan pelaksanaan tugas dakwah , yaitu dengan menggunakan website FULDFK di www.medicalzone.org yang di desain sesuai dengan kepentingan dakwah kesehatan. Motto Berukhuwah menjawab tantangan Visi Memperjuangkan Islam demi kemaslahatan umat yang berbasis kompetensi kesehatan. Misi 1.Memperkuat ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran se-Indonesia 2.Mendorong Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran di Indonesia untuk lebih profesional dan mapan 3.Mempersiapkan mahasiswa muslim fakultas kedokteran menuju dakwah profesi 4.Advokasi terhadap kepentingan dakwah dalam bidang kesehatan 5.Berperan aktif merespon dan membentuk opini masyarakat yang berkaitan dengan masalah kesehatan 6.Mensosialisasikan Kedokteran Islam kepada masyarakat 7.Menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga yang ada baik medis maupun non medis dalam skala nasional maupun internasional
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
35
Struktur Organisasi FULDFK memiliki struktural berdasarkan anatomis dan fungsional. Pembagian anatomis berdasarkan pembagian wilayah serta pusat. Adapun, pembagian fungsional berdasarkan fungsi-fungsi yang dikembangkan di FULDFK saat ini seperti Informasi dan Teknologi (IT), fungsi kehumasan, Pusat data dan Informasi, pemberdayaan LDFK, Finansial, Kajian Kedokteran Islam dan advokasi yang diaplikasikan dalam bentuk departemen pusat dan wilayah. Kepengurusan di pusat disebut dengan Dewan Eksekutif Pusat (DEP), dan untuk wilayah disebut Dewan Eksekutif Wilayah (DEW). DEP dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Nasional dan DEW dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Wilayah. DEP terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendaharan Umum, Ketua-Ketua Departemen Pusat, dan Ketua Wilayah. DEW terdiri dari Ketua Wilayah, Sekretaris Wilayah, Bendahara Wilayah, dan Ketua-Ketua Departemen Wilayah Keterangan: Munas : Musyawarah Nasional Muswil : Musyawarah Wilayah DEP : Dewan Eksekutif Pusat DEW : Dewan Eksekutif Wilayah Struktur wilayah Wilayah FULDFK dibagi menjadi 5 yaitu: Wilayah 1 : Sumatera Wilayah 2 : Kalimantan, Sulawesi, Wilayah 3 : Banten, Jakarta, Jabar Wilayah 4 : Jateng & Yogya Wilayah 5 : Jatim, Bali, Nusa Tenggara. Catatan : Papua dan maluku berada dibawah tanggung jawab DEP ANGGOTA Anggota organisasi adalah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran se-Indonesia yang telah terdaftar. Saat ini sudah 34 anggota FULDFK yang bergabung meliputi : 1. LDK Musholah As-Syifa FK UNSYIAH, BAnda Aceh, NAD 2. PBHI FK USU, Medan Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
36
3. BKM TM FK UISU, Medan 4. FSKI FK Unand, Padang 5. FSKI FK Unbrah, Padang 6. FOSMI FK Unri, Riau 7. BPPM Ibnu Sina FK UNSRI, Palembang 8. Kerohanian HMPD FK Unila, Bandar Lampung 9. UKM Rohima FK Unimal, Bandar Lampung 10. FSI FK UI, Jakarta 11. FKI FK UPN, Jakarta 12. SKI Asy-Syifa FK Usakti, Jakarta 13. Forum PMUY FK UYARSI, Jakarta 14. DKM Asy-Syifa FK Unpad, Jatinangor 15. FSIK FK Unjani, Cimahi 16. Kalam FK UGM, Yogyakarta 17. SKI Al-Jundi FK UMY, Yogyakarta 18. P3I KF UII, Yogyakarta 19. SKI FK UNS, Surakarta 20. Rohis FK Undip, Semarang 21. BAI FK Unissula, Semarang 22. SKI FK Unair, Suarabaya 23. SKI FK UWKS, Surabaya 24. Rohis FK Unej, Jember 25. HMMK FK Unsoed, Purwokerto 26. LKI FK Unibraw, Malang 27. FKI Ibnu Sina FK UMM, Malang 28. KSI Asy-Syifa FK Unlam, Banjarbaru 29. Rohis FK Unram, Mataram 30. Badan Tazkir FK Unstrat, Malalayang 31. Rohis FK Unhas, Makassar 32. KMM Asy-Syifa PSKU FK Unmul, Samarinda 33. IMA FK Unud, /bali 34. FKIK FK UMI, Makassar --------
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
37
‘BOUT KKIA
KAJIAN KEDOKTERAN ISLAM dan ADVOKASI
KKIA adalah salah satu Departemen di Dewan Eksekutif Pusat (DEP) FULDFK. Departemen Kajian Kedokteran Islam dan Advokasi di bentuk dengan tujuan untuk mangkaji dan menyebarluaskan prinsip Kedokteran Islam serta menangani proses advokasi yang terlibat di dalamnya . Pada awalnya Departemen ini bernama Depatemen Kajian dan Strategi, namun berdasarkan tuntutan kebutuhan yang ada, maka diganti menjadi Departemen Kajian Kedokteran dan Advokasi. Sesuai dengan namanya, maka Kajian Kedokteran Islam dan Advokasi memiliki 2 amanah : 1. Kajian Kedokteran Islam Kedokteran dan pengobatan sangat diperhatikan dalam syariat Islam. Barangsiapa yang memperhatikan Al Qur’an, maka akan ditemukan kata al-maradh (penyakit) dan derivasinya sebanyak 25 kali, sebagiannya berhubungan dengan penyakit badan. Juga Al Qur’an menyebutkan kata asy-syifa’ (penyembuhan) dan derivasi nya sebanyak 6 kali. Para dokter Muslim terdahulu telah mengembangkan teori-teori kedokteran yang telah menjadi kaidah dasar dalam ilmu pengobatan saat ini. Mereka telah meraih penemuan-penemuan baru di bidang kedokteran dan telah mendapatkan kemajuan besar dalam seni pengobatan. Seperti Ibnu Sina telah menemukan penyakit yang sekarang dikenal dengan ”Inklistoma” yaitu ular atau cacing yang bulat. Ibnu Nafis menemukan ulat darah yang kecil setelah membedah hati dan juga mengarang buku tentang ilmu anatomi, Abu Qasim Az-Zahrawi telah menjelaskan lebih dari 200 alat operasi. Beliau juga merupakan orang yang pertama kali menggunakan kain sutera dalam menjahit hasil operasi. Melalui Departemen ini kita akan memulai untuk mengkaji Kedokteran dalam sudut padangan Islam. Bagi dokter muslim, hendaknya ia melakukan segala sesuatu, termasuk mengamalkan ilmu yang dimilikinya, dengan tidak melanggar aturan Allah yang telah Ditetapkan. Itulah prinsip Kedokteran Islam, yaitu Setip ilmu kedokteran Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
38
dimana dalam pandangan dan pelaksanaan yang sesuai atau tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Adapun program Dep KKIA,yaitu : a. Pembuatan artikel kedokteran Islam dengan target membuat 1 kumpulan pustaka tulisan/artikel kedokteran Islam. Insya Allah kumpulan jurmal telah diselesaikan dan akan segera dikirimkan ke contact person universitas masing-masing. b. Pembuatan Panduan Kegiatan Kajian Kedokteran Islam. Program ini bertujuan untuk menstimulasi LDF (lembaga Dakwah Fakultas) di Universitas2 seluruh Indonesia untuk melakukan kegiatan kajian Kedokteran Islam. Dalam panduan ini juga dilampirkan usulan tema dan rekomendasi pemateri. c. Pembuatan bulletin KKIA, dengan tujuan menyebarluaskan informasi mengenai kedokteran Islam. Yaitu bulletin yang ada di tangan anda sekarang. 2.Advokasi Kata advokasi mungkin tak asing lagi di dengar. Saat kita menghadapi suatu masalah yang bersangkutan dengan kemaslahatan ummat, Insya Allah kami akan membantu semampu kami. Masalah pembentukan LDF (Lembaga Dakwah Fakultas) di universitas2 tertentu yang mengalami hambatan, dan masalah pelarangan jilbab menjadi pokok bahasan yang kami hadapi tahun ini . Keefektifan program ini tentunya tidak dapat berjalan kecuali dengan kerjasama LDF2 di seluruh Indonesia untuk memberikan informasi mengenai masalah yang dihadapi. Kami akan berusaha menyelesaikan masalah/kasus tersebut berdasarkan prosedur yang berlaku. Sesuai dengan data dan informasi yang akurat agar bisa kita bantu menyelesaikan, maka adapun prosedur advokasi dengan meminta surat resmi dari LDFK berupa :Kronologis kasus o Tujuan advokasi yang diminta o Dampak yang ditimbulkan o Lampiran : foto, berita kasus yang dimuat dalam media informasi. Semua prosedur yang di atas dimaksudkan agar kasus tersebut jelas sehingga akan lebih mudah untuk ditangani. Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
39
Kepengurusan Departemen Kajian Kedokteran Islam dan Advokasi periode 20062007 yaitu : Ketua : M.F. Candra Sitepu,S.Ked ( FK USU ) Sekretaris : Sari Quratul’ainy,S.Ked ( FK UNDIP ) Staff: Sitti Fatmah R. ( FK UMI) Sri Maria ( FK UNDIP ) Zukhrida Ari F,S.Ked ( FK UNDIP) Siti Ngafiyah ( FK UNS ) Uminah ( FK UNCEN) Ning R ( FK YARSI) Delila Melati,S.Ked (FK UI) Hengky (FK UGM) Andik Sunaryanto (FK UNUD) Fajar (FK UNUD) Dimas ( FK UNUD) Dengan 1 Ketua dan 12 staf serta dibantu oleh para mahasiswa, co-ass, residen, dokter dan dokter spesialis. Insya Allah kita bahu membahu dalam menjadikan dunia Kedokteran menuju arah yang lebih baik dengan paradigma bersandarkan pada ISLAM yaitu Kitabullah dan As Sunnah sehingga masalah-masalah yang terjadi dapat diselesaikan dengan menerapkan hukum-hukum Allah Swt. Amiin.
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
40
renungan:
Modal kita: 86.400 detik!
Nadia termanggu di ujung kolam. Sudah dua tahun ia selalu menjadi juara dalam kompetisi renang antar perusahaan. Kali ini ia hanya menduduki peringkat enam. Nadia tertinggal dua detik dengan juara pertama dan tertinggal kurang dari dua detik dengan peringkat 2, 3, 4 dan 5. Karena tertinggal dua detik, Nadia gagal mempertahankan mahkota juaranya. Hadiah uang tunai senilai Rp 10 jutapun lepas dari tangannya. Karena tertinggal dua detik, Nadia meneteskan air mata kesedihan di pinggir kolam seusai perlombaan.... Dua detik amatlah berarti bagi para juara. Jangankan terlambat dua detik, terlambat satu detik atau bahkan kurang dari itu akan membuat mahkota juara berpindah tangan. Para pembalap formula satu, pelari cepat, pendayung, dan para olah ragawan akan berlatih keras hanya seke- Namun Sang Khalik memberikan hal yang sama dar untuk mempertahankan waktu tempuh yang untuk waktu. Sehari semalam. pernah dicapai. Mereka tak ingin kecepatannya berkurang walau hanya satu detik. Kita diberi modal waktu 24 jam. Tidak peduli apakah kita presiden, pengusaha, kyai, guru, petani, Hidup adalah perlombaan. Bila ingin menjadi pengangguran, mahasiswa, pekerja sosial dan juara, kita tak boleh tertinggal walau hanya satu profesi lainnya semua diberi modal yang sama 24 detik. Sang Pemilik Jagad Raya memberikan hal jam atau 86.400 detik setiap hari. yang berbeda untuk harta. Ada yang berlimpah harta, ada yang miskin papa, ada pula yang hidup 86.400 detik adalah modal yang diberikan oleh pas-pasan. Sang Penciptapun memberikan hal Sang Maha Pengasih kepada kita setiap harinya. yang berbeda untuk wajah. Ada yang tampan, Bila kita hanya mampu menghasilkan sesuatu yang jelita, cantik, ayu, ada pula yang berparas biasa, senilai 86.400 detik per hari maka kita balik modal. bahkan ada yang berparas di bawah rata-rata. Bila kita tidak mampu menghasilkan sesuatu yang Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
41
senilai 86.400 detik per hari maka sebenarnya bagi harta kepada mereka yang nasibnya kurang kita merugi. Agar kita memperoleh keuntungan, beruntung. maka dalam satu hari kita harus menghasilkan sesuatu yang nilainya lebih dari 86.400 detik. Semua kegiatan yang berkontribusi terhadap peningkatan harkat dan martabat masyarakat Coba anda renungkan! Selama pejalanan hidup akan menjadikan modal 86.400 detik anda terus anda hingga saat ini, berapa detik waktu yang berkembang dan menghasilkan. telah anda buang atau anda sia-siakan. Berapa detik yang dihabiskan untuk ngrumpi? Ketika Nadia terlambat dua detik, ia kehilangan menggosip? mahkota juaranya. Ia kehilangan hadiah uang tuMenonton acara TV yang tak berkualitas? nai Rp 10 juta. Ia meneteskan air mata kesedihan Berapa detik pula telah anda gunakan untuk ber- di ujung kolam. maksiat kepada Sang Maha Pemurah yang telah memberikan modal 86.400 detik setiap hari ke- Bagaimana dengan anda yang telah mengabaikan pada anda? ribuan atau jutaan detik? Selain itu, apakah anda pernah menghitung berapa detik waktu yang telah anda habiskan untuk tidur? Berapa detik waktu yang telah anda habiskan untuk perjalanan dari rumah menuju kantor dan sebaliknya? Sungguh, detik-detik yang telah anda habiskan untuk sesuatu yang tak bermanfaat akan mengurangi modal yang telah Sang Maha Kuasa berikan kepada anda.
Berapa kerugian yang telah anda derita? Tutup kerugian masa lalu anda. Jadikan setiap detik yang anda punya agar mampu memberikan manfaat buat anda, keluarga, saudara, masyarakat dan bangsa. The Best Of You Is The Most Contributing For People... (The Prophet Muhammad SAW)
Agar modal 86.400 detik yang telah kita terima terus berkembang dan tidak merugi, investasikan setiap detik anda untuk sesuatu yang sangat bermanfaat. Tebarkan energi positif, kebaikan dan amal soleh kepada orang-orang di sekitar kita. Dimulai sekedar senyum dan wajah cerah hingga meringankan beban orang lain, berbagi ilmu kepada yang membutuhkan, melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menantang dan berForum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
42
BULLETIN KKIA: BIG MANFAAH TO UMMAH.... Yup,itulah harapan terbesar kami dengan terbitnya bulletin ini di hadapan (calon) teman sejawat semua. Begitu banyak ilmu yang seharusnya kita miliki sebagai dokter muslim. tidak hanya pengetahuan medis saja, namun sepatutnya sebagai muslim kita mengetahui hukum2 Allah yang berlaku dalam profesi yang kita tekuni setiap harinjya. ilmu agama yang berkaitan dgn keilmuan ini (fikih kedokteran) bukan hanya harus dipelajari oleh ustadz2, namaun akan lebih tepat jika dikuasai oleh para dokter muslim. karena kitalah yang berada dalam dunia ini, maka seharusnya kita yang akan lebih memahami mengenai hukum-hukum yang berlaku di dalamnya. Bulletin ini berisikan artikel-artikel yang berasal dari kumpulan jurnal kedokteran Islam. selama satu tahun pertama kepengurusan Dep.Kajian Kedokteran Islam FULDFK telah berusaha mengumpulkan jurnal -jurnal kedokteran Islam yang ditulis oleh para dokter muslim (yang juga sebagai ahli fiqih kedokteran) dari berbagai belahan dunia. Sebagian artikel dan jurnal tersebut juga telah berusaha kami buat “summary” dan terjemahannya. dengan harapan, ilmu ini dapat teman-teman teruskan di fakultas masing-masing, sehingga pengembangan wacana kedokteran Islam dapat lebih dimassifkan lagi..dengan harapan terbesar, kita semua dapat mengembangkan kedokteran Islam itu sendiri, agar kita dapat melanjutkan PERJUANGAN ini sebagai JIHAD untuk menegakkan kalimat Allah di muka bumi Oleh karena itu, sangatlah besar harapan kami agar teman-teman memberikan feedback atas terbitnya bulletin ini, berupa 1. saran, usul maupun kritik yang dapat membangun kualitas bulletin, maupun untuk dep.KKIA FULDFK. 2. kiriman artikel-artikel kedokteran Islam yang teman-teman miliki atau yang teman-teman tulis sendiri. insya Allah akan sangat bermanfaat bagi teman-teman du Fakultas kedokteran lain di seluruh Indonesia. Juga harapan kami, agar bulletin ini dapat disebarkan di fakultas masing-masing baik kepada mahasiswa, staff pengajar, karyawan RS, dsb. Semoga bulletin ini dapat menjadi salah satu sarana dakwah kita semua. maju terus Kedokteran Islam...sesungguhnya Allah selalu bersama kita. Allahu Akbar!! Wassalamu’alaikum wr wb
KKIAers
-Dep.KKIA FULDFKcontact us at email:
[email protected] Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
43
SUMPAH DOKTER MUSLIM Segala puji bagi Allah, Tuhan, Guru, Tidak ada sesuatupun serupa dengan-Nya, Penguasa Surga, Yang Maha Agung, Yang Maha Mulia, Kemuliaan adalah milik-Nya, Dzat yang menciptakan alam semesta beserta segala isinya, dan Dialah satu-satunya Dzat yang Maha Kekal. Kami tidak menyembah Tuhan selain Dia dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Yang telah memberi kami kekuatan untuk jujur, rendah hati, pemaaf dan adil. Tuhan memberi kami keshabaran untuk mengakui kesalahan kami, uintuk mengubah jalan kami dan untuk memaafkan kesalahan orang lain. Yang memberi kami kebijaksanaan untuk kebahagiaan dan perintah terhadap seluruh kedamaian dan keselarasan. Yang memberi kami pemahaman bahwa dokter adalah sebuah profesi suci yang berhubungan dengan pemberian-Mu yang sangat berharga berupa kehidupan dan pengetahuan. Karenanya, membuat kami mempergunakan pekerjaan yang baik ini dengan kehormatan, martabat, keshalehan, yang dengannya kami menyerahkan hidup kami untuk melayani manusia, miskin atau kaya, bisa membaca tulis atau buta huruf, muslim atau non muslim, berkulit hitam atau putih, dengan keshabaran dan toleransi dengan kebajikan dan penghormatan, dengan ilmu pengetahuan dan kehati-hatian, dengan Cinta-Nya dalam hati kami dan rasa kasihan kami kepada hamba-hambaNya, sebagai ciptaan yang paling berharga. Demikian kami bersumpah dengan Nama Allah, Pencipta Surga dan Pencipta bumi dan mengikuti perintah-Nya dan sunnah Rasululah Muhammad Saw. ”Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, atau bukan karena berbuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya, dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya.” (Q.S. Al-Maidah: 32)
Sumpah dokter ini merupakan susunan yang diambil dari sejarah dan tulisan para dokter-dokter Muslim, yang secara resmi dipakai oleh IMA tahun 1977. Asosiasi Kedokteran Islam di Amerika Utara.
Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Se-Indonesia
44