Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi
ISLAM, POLITIK DAN DEMOKRASI
Peristiwanya terjadi ketika fatkhul Mekah pada tahun 8 hijriyah, yaitu ketika Nabi Muhammad Saw menerima kunci ka’bah dari tangan Ali Bin Abi Tholib, yang sebelumnya Ali bin Abi Tholib merebutnya dari tangan Ustman bin Tholkhah, karena pemilik nama yang terakhir ini merasa yang berhak atasnya walau masih dalam kafir pada waktu itu. menyerahkan
kunci
ka’bah tersebut kepada salah seorang dari bani Syaibah, yang secara turun menurun memang telah memeliharanya, dan terbukti telah mampu menjalankan tersebut
sebagai
dengan
“siqayatul
baik,
haji”
yaitu
(artinya
seseorang yang selalu menyediakan air minum bagi siapapun yang tengah menjalankan ibadah haji di baitullah Ka’bah) dan sebagai “sadanatul bait” (artinya penjaga dan perawat baitul haram,
penjaga
pengantar
masuk
menerimanya,
dan
hukum di antara manusia supaya kamu
CHOZIN H. DAHLAN
tugas
berhak
(menyuruh kamu) apabila menetapkan
Oleh:
Kemudian Nabi
yang
1
pintu
masuk
baitullah),
dan
karena
pada waktu itu Sayyidina Abbas, paman baginda Rosul juga memintanya untuk menjadi pemegang kunci dan penguasa atas Ka’bah,.kemudian turun ayat yang artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
menetapkan
dengan
Sesungguhnya
Allah
pengajaran
yang
adil. memberi
sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.” Ayat
ini
menjelaskan
tentang
orang yang berhak menjadi penguasa atas suatu urusan atau memimpin suatu komunitas, dan kewajiban penguasa untuk menetapkan hukum secaha adil, peraturan hukum tersebut dapat disusun dan
tetapkan
sepanjang
tidak
bertentangan dengan ketentuan dari Allah Swt dan RosulNya. Dilanjutkan
dengan
ayat
berikutnya, ayat yang berkaitan dengan otoritas atau siapa-siapa yang berhak memegang
kewewenangan
menetapkan
suatu
untuk
peraturan
bagi
urusan bersama, yaitu “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. Kedua kandungannya
ayat
tersebut
menurut
berorientasi
kepada
2
Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi
politik kekuasaan dan kebijaksanaan
menemukan
politik
diridhai daripadanya, maka ia benar-
berdasarkan
syari’at
agama
orang
yang lebih
Islam. “ulil amri” merupakan kelompok
benar
yang terdiri
orang-orang yang
mengkhianati
bekemampuan syari’at dari berbagai fan
mengkhianati
ilmu yang dibutuhkan, sehingga sudah
Hakim),
seharusnya
mengatakan bahwa Sayyidina Umar Bin
dari
ulil
amri
tersebut
telah
lain
mengkhianati
Allah,
Rosul-Nya kaum
ada
juga
dan
muslimin”
(HR.
riwayat
yang
mengangkat seorang pemimpin diantara
Khattab
pernah
mereka yang memiliki keunggulan ilmu
statemen
“barangsiapa
pengetahuan di
sesuatu perkara kaum muslimin, lalu
menjadi
bidang yang akan
wewenangnya.
mengemukakan mengurusi
Sehingga
mengangkat seseorang demi rasa cinta
urusan pemimpin merupakan persoalan
atau kekerabatan (kkn) diantara mereka,
utama
dan
dipikirkan setiap
pertama
dan
yang
harus
maka ia benar-benar telah mengkhianati
dilaksanakan
dalam
Allah, Rasulnya dan kaum muslimin”.
komunitas,
berkehendak
apabila
kita
mengimplementasikan
Dengan
penjelasan
adalah
kaitan
kepemimpinan,
menyusun
criteria
pemimpin
ini
Muhammad
Saw
bersabda
diskription, menyusun dan menetapkan
“barangsiapa
mengurusi
persoalan
adab/aturan hokum, serta kebijakan
kaum muslimin, kemudian mengangkat
umum, dan yang berkaitan dengan
seseorang(laki-laki),
sedangkan
persoalan itu. Keteladanan dari Nabi
kemudian menemukan orang yang lebih
Saw seperti yang diriwayatkan Bukhori-
mampu dalam mengurusi persoalan
Muslim dalam menyerahkan persoalan
kaum tersebut, maka mereka telah
kaun muslim kepada seseorang, dengan
menghianati
sabdanya
Allah
dan
Nabi
dan
sunnah tersebut, maka kegiatan ulil amri
syari’at islam dengan bijak. Dalam dengan
ayat
Rasulnya”,
sehingga
beberapa
ketentuan
seorang
pemimpin
perlu
menyusun
“sesungguhnya
job
aku
tidak
bagi
akan menyerahkan urusan kami kepada
disusun
orang ini, yang telah meminta urusan
dengan cerdas, seperti criteria yang
tersebut”. Dalam konteks yang sama,
sesuai dengan urusannya, priodesasi
Nabi
yang tepat.
Abdurahman bin Samurah “hai Abdillah
Dalam riwayat lain Nabi bersabda
jangan
Muhammad engkau
berkata meminta
kepada menjadi
“barangsiapa memberi amanat kepada
pimpinan, karena jika kamu diberinya
seseorang untuk mengelola kegiatan
tanpa permintaan maka engkau akan
suatu komunitas, padahal (kemudian) ia
ditolong untuk menjalankannya, dan bila
Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi
engkau diberi karena permintaanmu maka
engkau
kepadanya”.
akan
Mengapa
diserahkan
bahwa
Bukhori
Nabi
meriwayatkan
Muhammad
bersabda
terjadi
“apabila amanat telah disia-siakan maka
demikian ? Nabi Muhammad bersabda,
tunggulah hari kiamat”, kemudian ada
seperti
seorang sahabat yang bertanya
memberi
pertanyaan dengan
tersebut mengatakan
dapat
Imam
3
jawaban
atas
secara
hakiki,
Rasulallah, bagaimana menyia-nyiakan
“barangsiapa
amanat itu ?”, beliau menjawab “apabila
meminta menjadi qadi/pimpinan dan
suatu
perkara
meminta tolong untuk mendudukinya,
orang
yang
maka
kepadanya
tunggulah hari kiamat”, makna kiamat
(diperbudak oleh jabatan tersebut), dan
dalam kalimat ini dapat dipersepsikan
barangsiapa tidak
akan
diserahkan
meminta menjadi
disandarkan
“ya
bukan
hancurnya
kepada
ahlinya,
komunitas
maka
kaum
qadi/pimpinan dan tidak meminta tolong
muslimin tersebut, dari segi tatanan
untuk mendudukinya, maka Allah Swt
kehidupan social, ekonomi, politik dan
menurunkan
lain
malaikat
untuk
mendapatkan suatu kebenaran”.
sebagainya,
sehingga
menyengsarakan kehidupan masyarakat
Hadis atau sunnah Rosulallah
itu sendiri.
Saw yang seperti tersebut diatas banyak
Ulil Amri.
sekali dan telah mengindikasikan bahwa
Persoalan ulil amri dan bagaimana
“wilayah kekuasaan” merupakan amanat
proses terbentuknya ? dalam sejarah
yang penting bagi komunitas muslim,
politik Rosulallah Saw dapat dipelajari
dan wajiblah dijalankan sesuai dengan
dari adanya “piagam madinah” atau
nas atau ketetapan Allah Swt dan Sunah
perjanjian Madinah, pada intinya piagam
Rosul, serta yang ditentukan dalam
ini
prosedur dan disepakati oleh waliyul
Madinah
sebagai
amri, sebagaimana sabda Rasulallah
kesatuan
politik
yang disampaikan kepada Abi Dzar RA
pimpinan Rosulallah Saw.
“sesungguhnya ia (pemimpin) adalah amanat,
dan
sesungguhnya
dapat
Dari
mempersatukan
sejarah
wilayah
suatu
wilayah
dibawah
dibawah
kita
mengetahui
ia
bahwa Madinah sebelum dan sesudah
(kepemimpinan) di hari kiamat (akan
Hijrah Rosul didiami oleh beberapa
menimbulkan
golongan,
kesedihan
dan
suku
dan
agama
serta
penyesalan, kecuali bagi orang-orang
keyakinan. Budaya masyarakat yang
yang
majemuk
mengambilnya
sesuai
dengan
itu
bertambah
kompleks
haknya dan memberikan kepada yang
setelah adanya beberapa penduduk
berhak didalamnya” (HR. Muslim).
memeluk agama baru, islam, begitu juga
4
Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi
setelah Nabi Muhammad bersama kaum
beberapa saat di Madinah, disamping
muslimin hijrah dari wilayah Mekkah.
menyusun
Penduduk
besar
pengembangan islam, melalui piagam
beragama Yahudi, yang terdiri tiga suku
Madinah, mengenalkan islam sebagai
utama, yaitu Bani Qainuqo’, Bani Nadhir
rakhmatan
dan Bani Quraidzoh, disamping itu
didalamnya untuk membangun wilayah
terdapat suku lain yang lebih kecil,
sebagai
seperti Bani Jusyam, Bani Sa’labah,
membangun
Bani Jafnaq, Bani Syutaibag, Bani Hijris,
sebagai kesatuan kekuasaan (Negara)
Bani Sa’idagdah dan lain yang hidup
yang penuh kesejahteraan, kedamaian
saling bersaing dalam pertanian dan
dan keadilan serta diridhai oleh Allah
perdagangan.
Swt.
Madinah
sebagian
Sedangkan
golongan
islam setelah hijrah terdiri dalam kaum
strategi
lil
perjuangan
alamin,
basis
termasuk
perjuangan,
masyarakat
Sejak
juga
Madinah
ditetapkannya
piagam
Anshar dan Kaum Muhajirin, kaum
Madinah dan Fatkhul Mekkah, kemudian
Anshar terdiri dari Bani Aus dan Khuzroj
dikenalkan Ulil Amri yang diperintahkan
yang keislamannya sudah cukup dalam
oleh Alloh Swt serta diimplementasikan
keimanan, tetapi masih minimal dalam
oleh Rosulallah Saw. Ulil amri berarti
syari’ah, bahkan diantara mereka masih
sekelompok
terdapat yang memusuhi Nabi secara
memiliki otoritas berdasarkan criteria
rahasia.
tertentu
Beberapa kaum
golongan/suku
Muhajirin,
diceritakan
orang
(yang
diluar
masyarakat
sejak
ketokohannya)
tertentu ditentukan
karena
kelimuan
yang oleh dan untuk
semula telah terjadi saling membenci
mengatur/mengelola/mengurus
karena berbeda paham dan keyakinan,
keseluruhan
yang semakin lama tidak menjadi baik
bersama suatu masyarakat, (bisa jadi
untuk
semacam lembaga/institusi legislative
menjalin
semakin
tajam,
hubungan, terjadi
saling
tetapi usir-
dalam
persoalan
negara-negara
kehidupan
yang
mengusir dari wilayah Madinah yang
menganggap modern) beranggotakan
dikenal memiliki tanah luas dan subur.
berbagai
Kejadian-kejadian salaing mengecam,
kehidupan, ahli syari’ah dan kalangan
pembunuhan
antar
sosial. Imam Sarkhasi mengemukakan
komunitas bisa terjadi setiap saat,
bahwa ulil amri ialah “jama’ah muslim
semua persoalan hubungan antar suku
yang termasuk dalam kategori orang-
dan
orang
agama
Rasulallah
dan
dapat
Saw
perang
selesai
hijrah
dan
ketika tinggal
ahli
yang
dalam
spesikasi
mempertahankan
kebenaran dimana saja dia berada”,
Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi
sementara
itu
riwayat
Ath-Thabari
wal’aqdi
(ahlli
menguraikan
5
dan
disimpulkan (dalam kitab Fathul Bhari)
mengikatkan suatu masalah sehingga
bahwa ulil amri adalah “golongan yang
menjadi
berkumpul
pedoman
dalam
suatu
suatu
keputusan
hidup
sebagai
bersama)
adalah
pemerintahan/komunitas yang dipimpin
golongan ulama dan sekumpulan orang-
oleh seorang amir”, sehingga dapat
orang yang kreatif dalam menyelesaikan
berwujut
kekuasaan
masalah bersama dengan keterangan
organisasi, pemerintahan dan negara
yang memuaskan atau dapat diterima
dalam suatu wilayah atau masyarakat.
oleh berbagai pihak, artinya keputusan
suatu
system
Dengan lebih memerinci makna jama’ah,
Al
Hafidz
memberikan
bin
pengertian,
membagi
konsep
jama’ah
kedalam,
pertama,
“ahlul-halli
wal
Hajar
yang tetapkan dapat mengurangi atau menghilangkan
pertentangan
atau
dengan
persoalan yang terjadi atau dihadapi
tersebut
masyarakat.
mereka
adalah
aqdi”
(dalam
DR. fungsi
Yahya
ahlul-halli
Ismail, wal
memerinci
aqdi
dalam
perkembangan konsep politik modern,
perspektif sunnah, sebagai berikut ;
system politik perwakilan diperankan
1.
oleh demokrasi perwakilan, atau kurang lebih dapat disamakan dengan peran
mutlak
untuk
wadah
perjuangan atau jihad.
2.
dari lembaga legislative. DPR, atau majelis syuro atau ahli musyawarah
Syarat
Pelingdung
darah
dan
harta
benda
3.
Harus dihukumi sebagai muslim,
dalam bahasa politik Hasan Al-Bannah,
bagi mereka yang bergabung dalam
untuk masyarakat ikhwanul muslimin),
jama’ah
artinya mereka yang terdapat dalam setiap
zaman,
karena
4.
memang
islam dan menanamkan rasa takut
dibutuhkan untuk membuat keputusan dan memberikan pedoman hidup bagi masyarakat berdasarkan syari’at, kedua, mereka
adalah
“ahlus-sunnah
wal
jama’ah” yaitu orang-orang ahli dibidang ilmu
pengetahuan
kebutuhan
yang
menjadi
masyarakat,
menjadi
panutan dan keteladanan. Sementara mengemukakan
itu
Ibnu
bahwa
Mufith
Ahlul-halli
Memelihara kehormatan umat dalam hati orang kafir
5.
Memelihara umat dan anggota masyarakat dari penguasa tirani dan mencegah pengaruh buruknya
6.
Sebagai perisai diri dari tipu daya syaetan
7.
Sumber muslimin
kekuatan
kaum
6
8.
Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi
Membantu
seorang
sebagai
muslim
individu
melaksanakan
19.
dalam
terhadap sesuatu yang berasal dari
kewajibannya
terhadap Allah, amar ma’ruf dan
Al-Qur’an dan Sunnah.
20.
nahi munkar, serta mewujudkan kepemimpinan
bagi
umat
islam
21.
Menghindari Menolong menjaga
kekeliruan
kaum
umat
dhuafa
islam
dan
dengan
Membatasi
persoalan
agama
dalam
mememukan
14.
Menguatkan
hati
dalam
diterima
mendapatkan
amal dan
ampunan
jika
tergelincir dalam kesalahan. (Yahya Dari uraian tersebut diatas, ulil “nidzam” adanya
(system suatu
atau
wadah
organisasi), dan
proses
hadist riwayat Abu Dawud, menegaskan bahwa
cobaan
mengatakan bahwa “rasulallah Saw
Merupakan ketaatan
yang
kami berada dalam ketakutan untuk tetap dalam jama’ah dan bersabar”
16.
Tempat
karena kekuatan umat dalam jama’ah
menemukan
dari
ancaman
jama’ah
menyebabkan
masuk syurga dan mendapatkan manfaat syafaat di akhirat. Memelihara orang islam.
tersebut
dapat
membentuk
system,
menetapkan
hukum
suatu dan
mengangkat pemimpin atau pejabat dan
kebinasaan. Do’a
Jundub
memelihara
untuk mendapatkan berkah.
ketentraman
bin
memerintahkan kepada kami, apabila
15.
untuk
Samurah
kekuatan
sumber
seseorang dari kejahatan.
18.
agar
menghadapi segala kesulitan dan
dan
17.
harapan
kelembagaan yang terjadi didalamnya.
kebenaran.
13.
Sebagai
amri dapat dipahami dari pengertian
Membantu umat menyelesaikan kesulitan
22.
Ismail, 1998;73).
yang benar.
12.
pengertian
sholehnya
kekuatan yang miliki jama’ah
11.
Memahami
kepemimpinan bagi kaum mukmin.
pendapat umum umat islam
10.
Perintah Allah dapat ditegakkan secara bersama-sama.
seluruh dunia
9.
Membendung dari dari kelalaian
kemurnian
hati
lain sebagainya. Begitu pula dengan jama’ah,
dalam
membuat
suatu
keputusan cenderung lebih mendekati kebenaran
daripada
keputusan
yang
pendapat
ditetapkan
atau secara
individu, karena ijma’ dari ahlul-halli wal’aqdi merupakan elit dalam konteks
Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi
syara’
atau
ahli
dalam
bidangnya
masing-masing.
umat
islam,
dengan
bahasa “sesungguhnya perasaan takut
Berkaitan dengan keputusan ulil amri
mengingatkan
7
tersebut
Imam
kepada orang islam oleh kaum kafir,
Al-Ghozali
bukan kepada muslim sebagai individu,
mengemukakan pendapat “bila suatu
tetapi kekuatan seorang muslim di
masalah diputuskan oleh kalangan elit
Negara
islam
secara ijma’, maka masyarakat awam
jama’ah
muslim”.
bersepakat
menurut Ridha, Negara islam yang
menerimanya
dan
tidak
banyak perselisihan”.
berdaulat,
Ahlul-halli wal’aqdi menghasilkan
disebabkan Oleh
artinya
adanya
karena
Negara
itu yang
didasarkan ajaran-ajaran islam terdapat
ijma’, ijma’ diartikan suatu keputusan
dalam bentuk-bentuk :
yang mengatur berbagai segi kehidupan
1.
Darul Adl, Negara/daerah yang
bersama, atau kesepakatan kelompok
menegakkan dengan kepemimpinan
elit social, ekonomi, politik atau jumhur
islam seorang khalifah yang syah
legislative mengenai suatu persoalan
secara syari’at.
atau
masalah
dilaksanakan
yang
dan
kemudian
ditegakkan
2.
Darul baghi’,
Negara/daerah
oleh
yang dikuasai kaum pemberontak
eksekutif. Menurut Ibnu Taimiyah “ijma’
atas imam hak, walaupun mereka
yang dilakukan oleh kelompok elit dalam
berhukum pada islam.
pemerintahan merupakan kesepakatan seluruh
kelompok
elit
3.
penguasa,
pemerintahan”,
tugas-tugas dimana
bid’ah,
Negara/daerah
yang dikuasai oleh kaum pembuat
sehingga sangat memungkinkan untuk dilaksanakannya
Darul bid’ah.
4.
tugas
Darul Negara/daerah
riddah, yang
yaitu dihuni
oleh
pemerintahan tidak hanya berkaitan
warga murtad atau dikuasai oleh
dengan politik saja, tetapi berupa juga
kaum murtad, atau Negara/daerah
pelayanan
yang warganya adalah komunitas
social,
ekonomi,
perdagangan, hubungan luar negeri dan
non-muslim,
lain sebagainya, yang bertujuan untuk
mematuhi hukum kaum muslimin,
mensejahterakan
namun
setiap
anggota
masyarakat. dalam suatu Negara, atau Negara itu sendiri, diungkapkan oleh Rasyid Ridha kalimat
kemudian
mereka
mengingkarinya
dan mengganti dengan hukum lain.
Nidzam atau konsep ulil amri
dengan
semula
yang
tepat
untuk
5.
Darul masluhah, Negara/daerah yang dijajah oleh orang-orang kafir dari luar bumi islam, sedangkan
8
Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi
semula merupakan Negara/daerah
dan
islam.
implementasinya)
Dengan diatas
keterangan
secara
As-Sunah
(sebagai bagi
petunjuk kehidupan
tersebut
manusia, sendiri-senidir atau bersama-
islam
sama, sebelumnya jaman islam ilmu
eksplisit,
mengajarkan kepada umatnya, tentang
pengetahuan
pola
dalam
local, artinya ilmu pengetahuan wilayah
wilayah/daerah/organisasi yang sesuai
tertentu menganggap yang paling benar,
dengan ajaran syariat dan bermanfaat
yang
bagi
subyektif,
kehidupan
setiap
bersama
individu
yang
ada
bersifat
parochial
kebenarannyapun sehingga
sangat
terdapat
didalamnya, sekalipun hal itu tidak
yunani, romawi, china, jawa dll.
dijelaskan secara implicit dalam proses
Islam di Indonesia
pembentukan ahlul-hali wal’aqdi, karena
Masyarakat
atau
ilmu
bangsa
proses pembentukan (system) tersebut
Indonesia
disesuaikan
bersifat prural dan heterogin, baik dari
dengan
tuntutan
dan
merupakan
dan
suku
politik, ekonomi dan budaya yang hidup
kepercayaan, kondisi ini menjadikan
dilingkungan masyarakat serta tingkat
warga negara memiliki cara berfikir
perkembangan teknologi yang dipahami
berperilaku
berbeda
masyarakat. Bukan suatu kebetulan jika
keyakinan
dalam
pengalaman
kepentingan,
kehidupan
etnis,
yang
tantangan yang dihadapi masyarakat,
sejarah
bangsa,
bangsa agama
sesuai
dengan
memperjuangkan
mewujudkan
keinginan
bersama pada masa Rasulallah, telah
sesuai
dikenalkan
esensi
stuasinya, selain itu dipengaruhi juga
demokrasi dalam tatanan kehidupan
oleh hakekat manusia sebagai makhluq
bersama pada wilayah Madinah.
social,
nilai-nilai
atau
dengan
dan
politik
dan
perkembangan
ekonomi
yang
Seperti misalnya jika kita mencoba
mempunyai potensi saling bertentangan
runtut kebelakang sejarah kehidupan
dan cenderung saling bersaing dengan
serta perkembangan budaya manusia,
sesama.
maka kita akan memahami bahwa
Factor-faktor sendiri-sendiri
perkembangan ilmu pengetahuan dan
mengakibatkan munculnya konflik, mulai
teknologi modern, baru dimulai setelah
dari konflik yang bersifat potensi dan
umat islam dapat menguasai dunia,
pribadi sampai dengan yang berbentuk
karena
yang
fisik dan massal didasari perbedaan
tidak pernah surut terhadap kandungan
kepentingan-kepentingan untuk saling
makna Al-Qur’an (sebagai kalam Allah)
mengalahkan dan menghancurkan satu
penggaliannya
atau
secara
cabang budaya yang dominant, yaitu
melalui
dan
tersebut
bersamaan
Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi
9
sama lain, apabila dibiarkan sesuai
tanpa batas negara, tanpa sekat budaya
kecenderungannya.
karena
Masyarakat
demikian,
memerlukan
penataan
kecanggihan
jelas
multimedia,
dan
akan/telah
teknologi
tekonologi
informasi
memasuki
setiap
sisi
pengendalian yang serius dan bijaksana
kehidupan manusia, internet menjadi
baik tatanan kehidupan social, tatanan
salah satu basis informasi hadir disetiap
perekonomian
sudut pandangan manusia, sehingga
politiknya,
maupun
seperti
tatanan
menyusun
dan
disamping
informasi
yang
diterima
menetapkan aturan-aturan hukum yang
semakin cepat, yang lebih penting
dapat menciptakan rasa adil,
situasi
varian kandungan informasinya semakin
damai yang dapat diterima oleh semua
bervariatif, khususnya yang asing dan
pihak, untuk mewujudkan kesatuan dan
kurang sinkron dengan nilai-nlai budaya
persatuan
yang
bangsa
menuju
kesejahteraan umat.
tengah
dibangun
dan
dikembangkan oleh bangsa ini untuk
Sejak awal kemerdekaan bangsa
menemukan
jatidirinya,
sekalipun
ini telah menetapkan demokrasi sebagai
lambat pasti akan berpengaruh terhadap
dasar pelaksanaan kekuasaan negara
kehidupan
dan
penyelenggaraan
ekonom dan politik ditambah dengan
pemerintahannya, demokrasi perwakilan
persoalan tuntutan reformasi yang tidak
sebagai
pernah jelas bentuknya.
pilihan,
mengingat
suku
bangsanya yang majemuk, wilayahnya
dan
Memasuki
bangunan
social,
era reformasi,
bagi
yang luas, sehingga bangsa Indonesia
bangsa Indonesia telah dimulai dengan
diharapkan
melaksanakan pemilihan umum secara
pilihan
mampu
tersebut
memanfaatkan
untuk
menjadikan
demokratis dan transparan, setelah 35
bangsa ini menjadi bangsa yang besar,
tahun lebih kehidupan politik terkekang
sekaligus disegani dalam pergaulan
rezim orde baru yang otoriter dan
dunia yang semakin kritis oleh peralihan
diskriminatif. Pemilu yang diikuti oleh
jaman yang ditandai oleh isu globalisasi,
multi
era milinium, sarat oleh kecanggihan
“lembaga perwakilan” yang kelebihan
teknologi,
wewenang, sehingga telah menjadikan
sekalipun
krisis
masih
partai
memayungi setiap sendi kehidupan,
bangsa
seakan
melaksanakan
berpacu
dengan peradaban
bangsa.
system
Era glabalisasi yang menjadikan kehidupan
manusia
disuatu
tempat
ini
ternyata
“balita” system
menghasilkan
kembali Negara
pemerintahannya,
pemerintahan
yang
untuk dan
akibatnya
bersih
dan
berwibawa, serta dapat dipercaya masih
10
Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi
dalam impian panjang bangsa ini. Nilai-
adalah pertama, tentang bentuk negara
nilai demokrasi menjadi lip servis wakil
artinya (A). sebagian ulama dan umat
rakyat dan penguasa. Aturan hokum
menghendaki
bermakna obyek. Perjuangan dalam
diatur berdasarkan ajaran agama islam,
pengertian
kepentingan
individu.
menjadi
Kepentingan
pemerintah
bermakna
konsekwensinya ialah dasar hukumnya
kepentingan partai/kelompok/golongan.
Al-Qur’an dan Hadist, termasuk ijma’
Kepentingan partai/kelompok/golongan
dan qiyas. (B). ulama dan umat yang
berarti
lain
kepentingan
individu
dan
seterusnya.
negara
dibentuk
negara
islam,
menghendaki
esensi
dan maka
keislaman
menjadi sumber inspirasi keberlakuan
90% lebih penduduk Indonesia
hukum dasar negara dan pemerintahan,
adalah umat islam, yang menjalankan
karena bentuk negara dapat apa saja
syari’at islamnya 20%nya (?) sudah
dengan sebutan apa saja, sehingga
sangat baik bagi perkembangan agama
islam
dan bagi kemaslahatan umatnya, tetapi
berkembang.
ternyata yang 20% tersebut terpencar
Kedua,
dan
dalam lebih dari 20 (?) kelompok
persaingan
kepentingan/golongan/partai
kepentingan
yang
syariatnya
dapat
berkaitan
terus dengan
memperjuangkan kelompok/golongan/partai
memperjuangkan kebutuhan berbeda
sesama (ulama) islam, opsi strategi
(termasuk
politik
syari’atnya
berbeda),
masih
tokoh-tokoh
mungkin
ditambah
agama
dengan
yang
dalam
kepentingannya
memperjuangkan dapat
terdiri
dari
rutin
berbagai macam teknis, seperti yang
kepentingan-
lunak (berbentuk diam) yang moderat
kepentingan individu diatas kepentingan
(berbentuk mosi/polemic) sampai yang
kelompok/golongan/partai
keras (berbentuk anarkhis), baik apabila
memperjuangkan
kepentingan
agama
(apakah bisa
berhubungan dengan sesame umat
menjadi sama? Dan apakah kesadaran
islam, penguasa, pemerintah maupun
tidak
dengan umat lain.
pernah
mereka
memaklumi
bahwa
kelemahan agama menjadi terbelah dan lemah?).
Umat
islam
Indonesia,
sudah
kadung menjadi persepsi strategis terdiri
Dalam
perjuangan yang telah
dari bisa menjadi bagian priyayi, santri
menjadi sejarah peradaban umat, yang
atau abangan. Relevansi tiga criteria
menjadikan islam disegani dan unggul
strategi tersebut tidak selalu signifikan
sebagai ideology bangsa dan bangsa
dengan
tersebut
membela diri atau
menjadi
kuat
dan
bejaya,
strategi
dan
teknis
dalam
memperjuangkan
Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi
kepentingannya,
sepertinya
misalnya
bermanfaat
bagi
selalu islam abangan mempergunakan
sebenarnya.
strategi
sementara
atau
hubungan
politik
menghadapi yang
teknis
lain.
kelompok
lunak
dalam
kekuasaan,
kelompok Begitu
pula
santri
kehidupan
Barangkali dapat
di
11
yang untuk
preposisikan
atau
“ulama’2”lah yang telah menyebabkan
kepentingan
umat islam ini tercerai-berai kedalam
sebaliknya,
tidak
firqoh yang sulit untuk disatukan.
selalu
Ulama ?
menerapkan teknik kekerasan dalam
Tokoh agama ?
menghadapi
teknik
Hasil pemilihan umum di era
kekerasan dalam menghadapi ideology
reformasi, barangkali telah menjelaskan
yang sama, seperti yang lihat dalam
problematika
kehidupan politik nyata pada akhir-akhir
kekuasaan dan dunia politik nasional.
ini sebagian kelompok islam, katakanlah
Bahwa banyaknya parta politik yang
santri, dapat toleran kepada umat lain,
membawa
tetapi sesama kelompok atau golongan
penyebaran umat islam di partai politik
islam, hanya karena khilafiyah, rasanya
yang
sulit untuk menyatukan kepentingan,
menjadi
membangun
mewujudkan
dipahami, tetapi semuanya ternyata
perjuangan bersama
melemahkan kekuatan islam itu sendiri.
dengan baik, barangkali masih terdapat
Disisi lain kebersamaan “ulama”/tokoh2
perhitungan kepentingan politik yang
islam
tidak terungkap, atau mungkin karena
signifikan
tingkat
di
yang beragama islam, suasana di dalam
tonjolkan, atau mungkin karena adanya
lembaga yang islami sepertinya cukup
kepentingan
yang
menggairahkan,
seharusnya
bukan
tetapi
citra
kekuatan dalam
dan
perbedaan
Karena
yang
perbedaan
keislaman
berbeda,
yang
islam
ideology
nasionalis
dalam
agama
dan
semakin
islam,
peran
ulama
transparan
untuk
lembaga
dengan
dikancah
legislative
jumlah
tetapi
penduduk
produk
dari
sebab.
lembaga dan perilaku dari anggota
dalam
konsep
lembaga tersebut masih sangat jauh
pendapat
sementara
sangat
umat
menjadi
kekayaan
menguntungkan, yang
selalu
perbedaan
merupakan islam
dengan
dipahami
yang ajaran oleh
dari harapan. Keberhasilan umat islam dipentas tersebut
ditandai
dengan
tampilnya
kepemeimpinan KH. Abdurahman Wahid
sebagian besar ulama/tokoh agama
sebagai
presiden,
DR. Amin
Ra’is
islam menyatakan bahwa kita adalah
sebagai ketua MPR serta Ir. Akbar
bersaudara dalam agama. Dan janji
Tanjung sebagai ketua DPR dengan
Allah Swt dalam hubungan ini sangat
sendirinya membawa harapan positif
12
Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi
pada
perubahan
paradigma
system
sesuai dengan nilai-nilai islam dalam
kekuasaan di politik nasional, sebab
kepemimpinan
mereka
demikian setiap pelaksanaan kekuasaan
dikenal
sebagai
symbol
nasional.
pemikiran islam dalam menerapkan
akan
kehidupan bernegara, ulama yang telah
sebagai
melangkah jauh didepan dalam konsep2
mengharapkan masyarakat hidup dalam
islam yang modern, berpandangan luas
keadilan
dan ketokohan mereka sudah teruji di
mendapatkan keridhaan dari Allah Swt,
semua pentas kehidupan.
sebagaimana firmanNya
Keberhasilan
berpijak
Dengan
kepada
syarat dan
keimanan,
mutlak
apabila
kesejahteraan,
selalu
ulama
“ (dan ingatlah) akan hari (ketika)
mengendalikan kekuasaan Negara dan
kami bangkitkan pada tiap-tiap umat
pemerintahan
seorang saksi atas mereka dari mereka
tersebut
merupakan
fenomena yang langkah untuk memulai
sendiri
“paradigma
islam”
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh
bangunan
system
manajemen selama
sebagai
fondasi
politik
pemerintahan.
orde
baru
dan karena
berkuasa
di
umat
dan
kami
manusia. dan kami
menjelaskan
segala
petunjuk
serta
yang
gembira
bagi
dengan
KKNnya,
sehingga
rezim
dapat
menguasai
sebagian
besar
kehidupan
social,
memiliki dan menguasai hampir seluruh
kamu
turunkan
kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk
Indonesia, fondasi itu kepentingan rezim berkuasa,
datangkan
sesuatu
rahmat
dan
dan
kabar
orang-orang
yang
berserah diri.” Islam dan Ilmu Pengetahuan. Ilmuwan
yang
selalu
mencari
asset Negara, dan itu terbukti sangat
kebenaran ilmiyah untuk bangsa dan
rapuh dan gagal untuk menjadi pijakan
negaranya tidak ada jalan lain, kecuali
masa depan bangsa Indonesia.
harus merubah metodologi keilmuan
Paradigma adalah
islam
bahwa
maksudnya dan
kebenaran ilmu atau teori-teori yang
dan
dibangun budaya barat, menuju kepada
pemerintahan ini berada ditangan Allah
sumber ilmu sendiri, yaitu Allah Swt,
Swt, kemudian di tangan Rosulallah
khususnya
Saw
untuk membangun bidang keilmuan,
kepemimpinan
dengan
bimbingannya,
kekuasaan
yang selama ini disandarkan kepada
atas
seluruh
Negara
ajaran
sedangkan
dan
nidzam
maupun
dalam untuk
rangka
penelitian
membantu policy
dengan ulil amri menjadi penyambung
sumber-sumber
kepemimpinan yang legitimit secara
ilmiyah. Ilmu terjadi dari pengistralan
sayr’i dan dipilih melalui prosedur yang
pengalaman
dari
ilmu
dalam
mengisi kajian
pengetahuan
Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi
sendiri maupun informasi dari orang
dekadensi
lain, yang dapat diungkapkan dengan
sehingga berbagai macam bentuk krisis
kenyataan secara obyektif
muncul kepermukaan.
(empiric)
maupun subyektif (esensi). Ilmu modern
segala
Decade
segi
13
kehidupan,
terakhir
sering
barat dibentuk atas dasar banyak factor
diungkapkan bahwa ilmu modern harus
empiric
ditinjau
atau
indrawi,
tanpa
kembali,
agar
dapat
menghiraukan sumbernya, yakni Allah
mencerminkan esensinya dan dalam
Swt yang telah memberi esensi pada
aplikasinya
berbagai ilmu, antara lain ilmu ke-
pengorbanan yang berlebihan. Esensi
Tuhan-an, ilmu social dan ilmu ke-
yang dapat diserap oleh intelek (hati
alaman, sebagaimana terdapat dalam
nurani, suara hati, akal subyektif) dapat
Al-Qur’an.
mengkoordinasikan segala cabang ilmu,
tidak
mengakibatkan
Empiric dapat diketahui dengan
sehingga ilmu-ilmu tidak mengakibatkan
akal obyektif (rasio), sedangkan esensi
bencana, dan agar tiap cabang ilmu
dapat diketahui dengan akal subyektif
tidak dianggap ilmu yang paling penting.
(intelek), perpaduan rasio dan intelek ini
Kegagalan ilmu modern antara lain
menghasilkan ilmu yang sebenarnya,
terletak dalam mempelajari tingkah laku
karena rasio hanya dapat mengerti
manusia beragama, oleh sebab itu
dengan cara analisis ilmiah, sedangkan
sungguh tepat dan masuk akal bila
intelek non-indrawi dapat mengetahui
memulai menyusun ilmu yang merujuk
esensi.
kepada Al-Qur’an atau islam.
Ilmu modern hanya terjadi atas penggunaan
rasio,
rasio
dapat
Ilmu selalu
dalam
pandangan
berdasarkan
intelek
islam yang
menyaring data dari pancaindra tanpa
mengarahkan rasio untuk membentuk
bantuan
sangat
ilmu yang berlandaskan pada kesadaran
mungkin rasio tidak terkendali ketika
akan iman terhadap kekuasaan Allah
atau dalam menghasilkan ilmu. Ilmu
Swt, inilah ilmu yang menjadi hidayah,
menjadi
rasio
petunjuk kegelapan menuju terang dan
semata yang menganalisis, gejala lahir
lurus, karena nur itu berasal dari Allah
yang
Swt, indra mata tanpa nur tidak dapat
intelek,
berat
sehingga
sebelah
kemudian
pada
dikuantifikasikan.
Hasilnya adalah ilmu dengan hiasan
melihat,
data kuantitatif yang dianggap absah,
mengukur. Apabila menghendaki hidup
dan
seringkali
di akhirat yang baik sebagai hasil
melupakan syarat berlakunya, ceteris
kehidupan di dunia yang juga baik,
paribus,
maka tujuan yang baik harus dicapai
dalam hal
aplikasinya ini
mengakibatkan
memperhatikan
maupun
14
Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi
dengan
sarana
yang
baik
pula,
kehidupan yang baik di dunia adalah
maju atau beroleh kemajuan lebih baik dari yang lain.
ibadah dalam arti yang luas.
Ilmu-ilmu social harus dibangun
Mencari ilmu pengetahuan adalah
dan bersumber pada Al-Qur’an dan
ibadah, menjalankan amanah sebagai
Hadist, kemudian ditindak lanjuti dengan
pemimpin, bekerja menjadi pegawai,
pengambilan sumber dari buku/teori
mengajar, berjualan juga ibadah, oleh
yang
karena itu kehidupan manusia telah
cendekiawan,
diatur secara garis besar, dan manusia
Ibnu Kaldun, As-Siasah Al-MAdaniyah
dianugerahi
karya Al-Farabi dll, dan perlu ditelusuri
kebebasan
berbuat
dikemukakan
oleh
seperti
para
Mukodimahnya
sepanjang dan selebar aturan Allah Swt,
teori-teori ilmu
maka ilmu itupun bersumber dari Allah,
dan eksak yang dikembangkan oleh ahli
yang
wahyuNya
kitab yang tidak bertentangan dengan
kepada Nabi Muhammad untuk seluruh
kandungan islam, sehingga berkembang
umat manusia, oleh karena itu ilmu-ilmu
ilmu pengetahuan dalam konteks islami.
telah
menurut
memberikan
islam
adalah
ilmu
yang
didalamnya terpancar wahyu.
Ilmu
pengetahhuan social
pengetahuan
dalam
pandangan islam adalah hasil usaha
Kebenaran ilmu Allah Swt adalah
manusia melalui akal, hati nurani dan
kebenaran mutlak, maka sumber ilmu
kesadaran serta dengan bantuan panca
yang
Allah,
indra yang disusun secara sistematis
termasuk Al-Qur’an, dengan kata lain
untuk memahami gejala atau fenomena
membahas
alam,
benar
ialah ilmu-ilmu
ayat-ayat social
relative
baik
mengenai
karena manusia, pada hidup manusia
manusia
berlaku
seringkali
(kealaman) berdasarkan pemberitahuan
diingkari oleh manusia sendiri, sehingga
Al-Qur’an, sejauh dapat dijangkau oleh
ilmu
kekuatan lahir bathin manusia, dan
sunnatullah
social
selalu
yang saja
mengalami
(social)
dan
ke-Tuhan-an,
kebenarannya
menerus, baik oleh ahli social itu sendiri,
untuk mendapatkan esensi yang tidak
maupun oleh para ulama dan ulil albab.
terlepas
Sementara ilmu ke-alaman (eksak) lebih
Yang Maha Mutlak untuk kepentingan
mudah dikaji dan diuji kebenarannya
hidup manusia dalam mencapai ridha
karena
Allah.
selalu
mematuhi
sunnatullah secara mutlak, sami’na wa ato’na, sehingga ilmu ke-alaman lebih
dari
secara
raya
pengujian dan pembuktian secara terus
alam
teruji
alam
empiric hakekat
Chozin H. Dahlan, Islam, Politik dan Demokrasi
15