Isi Malam Penuh Berkah dengan Lailatul Qiraah UNAIR NEWS – Tahun 2017 Masjid Ulul Azmi yang berada di lingkungan kampus C Universitas Airlangga genap berusia satu tahun. Gebyar dan semarak peringatan milad 1 tahun Masjid yang didirikan atas inisiasi Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA-UA) tersebut berlangsung dari sebelum puasa hingga memasuki bulan Ramadan. Tercatat semarak milad pertama Masjid Ulul Azmi diisi dengan berbagai acara, mulai donor darah, semarak malam penuh salawat, bazar buku, tabligh akbar, hingga peringatan Lailatul Qiraah yang dilangsungkan usai salat tarawih malam kedua Ramadan, Sabtu (27/5). Pada gelaran malam yang penuh dengan senandung kalam suci Alquran tersebut, Afri Andiarto S.M., selaku remaja masjid menuturkan bahwa kegiatan Lailatul Qiraah merupakan kegiatan perdana yang dilakukan UNAIR. Selain itu, Afri juga menyampaikan bahwa beberapa penampilan pembacaan qiraah dilakukan oleh mahasiswa UNAIR yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiwa Seni Religi (UKM-SR) “Kami juga memohon doanya kepada semua hadirin di sini, bahwa beberapa mahasiswa yang tampil ini bakal menjadi kafilah UNAIR pada gelaran MTQ nasional di Malang,” papar Afri yang juga pembinan UKM-SR. Hadir pula di tengah para jamaah, Wakil Rektor III UNAIR Prof. Mochammad Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D. Dalam sambutnya, Amin mengutip hadis Nabi Muhammad tentang pahala orang yang memberikan contoh kebaikan akan sama dengan orang yang melakukan perbuatan atas contoh yang diberikan. Selain itu, Amin juga sedikit menyinggung berbagai permasalahan pergerakan mahasiswa yang kerap ditunggangi berbagai kepentingan politik
praktis. Amin juga mengajak kepada para jamaah agar mengisi ibadah di bulan Ramadan dengan semaksimal mungkin. “Ramadan ini kesempatan kita untuk beramal. Karena saya yakin selama hidup kita, laku amal untuk dunia lebih banyak dibandingkan dengan amal akhirat. Maka syukur alhamdulillah Allah kasih bulan Ramadhan untuk mengimbangi umur kita yang tidak lama ini,” pungkasnya. Penulis: Nuri Hermawan
Produk-Produk Aplikatif drg Ernie Maduratna
Dr
UNAIR NEWS – Salah satu dosen kaya prestasi dari FKG UNAIR adalah Dr. Ernie Maduratna Setiawatie, drg., M.Kes., Sp.Perio. Perempuan kelahiran Malang yang biasa disapa Ernie ini telah menghasilkan banyak produk yang dipatenkan. Produk yang telah dipatenkan itu adalah Antimicrobial Topical: Tetracycline Gel (gel tetrasiklin dari antimikroba lokal), Minocycline Mouth Wash (obat kumur untuk mencegah periodontitis), dan Periobrush (sikat gigi untuk mendeteksi dini radang gusi). Ada pula Nigela Sativa Mouth Wash (obat kumur antibakteri, antiinflamasi, dan antioksidan), Photosensitizer Ekstrak Moringa (sensitizer untuk terapi fotodinamik pada kasus radang gusi), Hyaluronic Acid Gel (terapi pascaoperasi pemasangan implan dan pencegahan resesi gusi), dan Periodontal Tissue Engineering (terapi gigi goyang dan dental implant). Dia pun mengembangkan produk alami dari bahan gigi sapi yang dapat ditumbuhkan pada manusia, untuk keperluan tandur tulang
atau bonegrafting. Yang jelas, produk Ernie bakal lebih aplikatif, aman, dan terjangkau dibandingkan pabrikan luar negeri.
Atmosfer Menyenangkan Tunjang Prestasi Mahasiswa FKH UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Hewan tak pernah berhenti menciptakan inovasi. Para mahasiswanya pun terkenal kreatif dan memiliki pemikiran brilian. Selama ini, sistem perkuliahan memang dibuat senyaman mungkin. Interaksi dengan dosen, praktek yang sesuai, dan peralatan penunjang nan komplit menjadi kunci kesuksesan di sana. Berikut sejumlah potret yang diambil oleh dua fotografer Pusat Informasi dan Humas Helmy Rafsanjani dan Yudira Pasada Lubis.
FKH Didukung Fasilitas dan SDM yang Unggul UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) memiliki banyak peneliti yang telah membuat penemuan aplikatif untuk masyarakat. Fasilitas yang lengkap menjadi faktor penentu. Berikut sejumlah potret di sudut-sudut fakultas ini. Helmy Rafsanjani dan Yudira Pasada Lubis, dua fotografer Pusat Informasi dan Humas, menyajikan sedikit gambaran tentang fakultas ini. Misalnya, keberadaan hewan-hewan yang siap dijadikan materi penelitian dan bahan perkuliahan, rumah sakit hewan yang umumnya menerima pasien anjing atau binatang peliharaan lain, serta suasana perkuliahan yang akrab melalui diskusi dosen dan mahasiswa.
Bekali Mahasiswa KKN Tematik untuk Pahami Masalah TKI UNAIR NEWS – Upaya untuk menebarkan kemanfaatan dan mengatasi berbagai permasalahan di masyarakat terus dilakukan oleh Universitas Airlangga. Melalui Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan Dan Pengembangan Masyarakat (LP4M), UNAIR terus
membenahi sistem Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai salah satu gerbang utama civitas akademika untuk memberi perbuahan yang signifikan di masyarakat. Setelah sukses dengan program KKN-Tematik padat karya, kini LP4M mengusung tema baru, yakni KKN-Tematik TKI. Untuk mematangkan kegiatan tersebut, LP4M menggandeng Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) untuk mendukung sekaligus memberikan pengarahan kepada mahasiswa dan dosen pendamping. Acara pembekalan dan pengarahan yang dilakukan di Aula Kahuripan (27/5), dihadiri langsung oleh ketua LP4M Prof. Dr. H. Jusuf Irianto, Drs., M.Com. Dalam sambutannya, Jusuf mengatakan bahwa untuk KKN-Tematik TKI, nantinya akan difokuskan di daerah tujuan KKN yang menjadi kantong-kantong TKI di Jawa Timur. “UNAIR bersyukur menjadi bagian penting dari program ini. Nantinya, mahasiswa akan di sebar ke daerah Jember, Nganjuk, dan Banyuwangi sebagai kantong TKI di Jawa Timur ini,” jelasnya. Guru besar FISIP UNAIR tersebut juga menegaskan bahwa KKNTematik yang diusung dalam berbagai tema, harus berpijak pada misi pembangunan berkelanjutan. “Nah untuk KKN-Tematik TKI ini ketenagakerjaan,” imbuhnya.
khusus untuk mengatasi masalah
Kepada para mahasiswa yang bakal diterjunkan ke daerah yang sudah ditetapkan, Jusuf menegaskan agar melakukan KKN-Tematik TKI dengan serius. Pasalnya, untuk kali pertama ini, mahasiswa diminta fokus menggali data yang valid untuk kemudian akan dijadikan data yang bisa digunakan pada KKN-Tematik periode selanjutnya. “Untuk awal program ini silahkan mencari data. Fokus untuk itu. Jadi jangan main-main karena data ini akan dipakai untuk
mengambil kebijakan pada KKN-tematik Jusuf.
selanjutnya,” tegas
Untuk mematangkan kegiatan KKN-Tematik TKI, hadir pula Drs. Dwi Anto, M.Si., selaku direktur bidang penempatan BNP2TKI. Dalam paparannya, Dwi membuka wawasan mahasiswa agar mengubah pola fikir mengenai TKI yang selama ini selalu fokus pada tenaga kasar dan wanita. “Apa yang anda fikirkan mengenai TKI. Sebenarnya kita yang sudah lebih dari 18 tahun sudah bisa disebut TKI. Hanya saja masyarakat kita ini sudah memandang TKI identik dengan buruh dan wanita,” jelasnya. Selanjutnya, Dwi juga meminta agar mahasiswa dan dosen yang bakal terjun di lapangan, paham betul tugas dan tanggung jawab yang diamanahkan oleh UNAIR. Selain mendata dan membuat laporan, tim KKN-Tematik TKI diharapkan mampu memberikan wawasan mengenai dunia TKI, terlebih bagi mereka yang bekerja dengan berlandaskan permasalahan di keluarga yang cukup kompleks. “Kondisi-kondisi
seperti
itu
yang
harus
anda
tahu
dan
bagaimana bisa dipecahkan bersama-sama,” tandasnya. Penulis: Nuri Hermawan
Perbaikan Kualitas Kesehatan Butuh Kerjasama Semua Pihak UNAIR NEWS – Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga mendatangkan dr. Anung Sugihantono untuk berbagi ilmu seputar pembangunan kesehatan masyarakat. Acara yang
dihadiri mahasiswa jenjang S-1 hingga S-3 itu dikemas dalam kuliah tamu bertajuk “Membangun Kesehatan Masyarakat di Indonesia untuk Mencapai SDG’s”, Sabtu (27/5). Bertempat di Aula Sumarto, FKM UNAIR, para peserta terlihat antusias mengikuti jalannya seminar. Terlihat, meski acara diselenggarakan di hari pertama bulan Ramadhan, tak mengurangi semangat para peserta untuk hadir mengikuti kuliah tamu. “Update pengetahuan kita hari ini tentang kesehatan masyarakat dan dampaknya bagi pembangunan bangsa. Semuanya ntuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” ujar Dekan FKM Prof Tri Martiana dalam sambutannya membuka kuliah tamu. Dalam kesempatan ini, Anung selalu pembicara kunci berkalikali menekankan bahwa pembangunan kesehatan harus dilakukan oleh semua komponen bangsa. “Semua orang dari berbaai disiplin ilmu harus ngomong tentang kesehatan. Yang membuat inovasi teknologi bidang kesehatan saja, bukan dokter, tapi insinyur. Inilah kenapa kita semua harus turut andil dalam pembangunan kesehatan bangsa,” ujar Dirjen Kesmas Kemenkes ini mengawali seminar. Dalam kesempatan wawancara dengan UNAIR NEWS, Anung mengungkapkan bahwa saat ini Kemenkes memang sedang giat menggandeng perguruan tinggi untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia. Pasalnya, perguruan tinggi memiliki tenaga yang bisa berintraksi secara langsung dengan masyarakat. “Yang diharapkan untuk para akademisi adalah menguatkan pemerintah dalam dua aspek. Pertama, meningkatkan polese development dan improvement yang dilakukan oleh pemerintah. Kedua, menguatkan peran serta masyarakat dengan Tri Dharma yang dimiliki oleh perguruan tinggi,” tandasnya. Anung menegaskan, pemerintah saja, tidak memiliki kesempatan banyak dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat Indonesia.
Yang bisa dilakukan pemerintah, dalam hal ini Kemenkes, adalah menyadarkan semua komponen masyarakat agar turut serta. “Kita tidak langsung bisa menurunkan persoalan-persoalan yang kita hadapi. Usaha pemerintah adalah menyadarkan berbagai pihak, juga dengan kemeterian lain, bahwa kesehatan ada hubungannya dengan perilaku-perilaku yang diperbuat oleh mereka sendiri,” ungkapnya. Anung juga mengimbau Kementerian lain agar bahu-membahu mengatasi problem kesehatan di Indonesia. Program kerja yang dijalankan Kementeran lain misalnya, jangan sampai berbenturan dengan misi yang telah dicanangkan oleh Kemeterian Kesehatan. Saat ini, terkait dengan perbaikan kesehatan masyarakat di Indonesia, yang urgent untuk diperbaiki adalah perilaku masyarakat dalam merespon berbagai masalah yang berkenaan dengan kesehatan. Perilaku adalah sebagai kunci. Sebab, kesadaran yang paling hakiki tentang kesehatan adalah berawal dari kesadaran individu atau masing-masing masyarakat. “Yang urgent untuk segera diperbaiki adalah perilaku. Perilaku individu, masyarakat, institusi, yang memang belum sesuai dengan kaidah-kaidah kesehatan yang ada. Misalnya saja di Jakarta, perilaku institusi belum memungkinkan. Bagaimana anak mau sarapan kalau masuk sekolah setengah tujuh pagi?” tanya Anang. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh Editor
: Nuri Hermawan