ISBN: 978-979-3775-55-5
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
PENGARUH TOTAL ASSET, ROA, DER, UKURAN KAP, DAN LABA ATAU RUGI PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Periode 2011-2012 Kristanti Eka A. S Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
[email protected] ABSTRACT Audit delay is the time difference between the date of the financial report and the date of the audit opinion of the financial report that indicate the length of time to complete the audit by the auditor. This research represents empirical study to know factors influencing audit delay and the mean of audit delay in 2011 until 2012. There are five factors: they are Total Assets, ROA, DER, Size of KAP, and income or loss of company. The populations of this research are manufacturing companies that are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2011 until 2012. Samples of this research are 82 manufacturing companies for 2 years. Samples are taken by using of purposive sampling. The method of data analysis is using descriptive and doubled regression analysis. To obtain model of regression which representative is hence conducted by test of classic assumption.The result of descriptive statistic indicate that mean of an audit delay in the year 2011 until 2012 is 75 day. The result of t test showed that Total Assets and DER influenced significantly to the Audit Delay. Based on F test, it can be concluded that research five variables also influenced significantly to the Audit Delay. The coefficient of Determination (𝑅 2) was 20,5%. Keywords : Audit Delay, Total Assets, ROA, DER, Size of KAP, and income or loss of company
PENDAHULUAN Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut IAI, (2009) tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi seluruh pengguna laporan keuangan. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara wajar, akurat serta tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pamakai laporan keuangan. Menurut Suwardjono (2002:170), ketepatan waktu mengandung pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam keputusan. Karakteristik informasi yang relevan harus mempunyai nilai prediktif dan tepat waktu. Menurut Givolvy dan Palmon (dalam Saputri, 2012), nilai dari ketepatan waktu penyajian laporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tertsebut. Menurut Gregory dan Van Horn (dalam Hilmi dan Ali, 2008), tepat waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saaat yang yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu. Jadi semakin cepat informasi laporan keuangan dipublikasikan ke publik, maka informasi tersebut semakin bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Dan sebaliknya jika terdapat penundaan yang tidak semestinya, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya dalam hal pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
1292
ISBN: 978-979-3775-55-5
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut (Baridwan, 2000 dalam Saputri 2012 ). Salah satu kewajiban perusahaan manufaktur yang sudah go public adalah mempublikasikan laporan keuangan yang telah disusun dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar dalam Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Auditor memiliki tangung jawab yang besar dan tentunya hal ini membuat para auditor untuk bekerja lebih profesional. Salah satu kriteria profesionalisme auditor tampak dalam ketepatan waktu penyampaian laporan auditannya (Subekti dan Wulandari dalam Rolinda, 2007:109). Sejalan dengan perkembangan perusahaan manufaktur yang sudah go public memberikan pengaruh pada perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia. Sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada pihak ekstern dan intern, setiap perusahaan wajib untuk membuat laporan keuangan perusahaan. Maka hal ini mengakibatkan peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit (timelines) merupakan syarat utama bagi peningkatan harga pasar saham perusahaan manufaktur yang go public. Perkembangan proses audit untuk perusahaan manufaktur yang go public selanjutnya tidak mudah, hal ini dikarenakan proses audit sendiri membutuhkan waktu yang lama sehingga menyebabkan pengumuman laba dan laporan keuangan menjadi tertunda. Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikannya laporan audit independen (Utami, 2006:4). Audit Delay yang melewati batas waktu BAPEPAM, tentu berakibat pada keterlambatan publikasi laporan keuangan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan tersebut dapat mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit. Menurut Subekti dan Widiyanti (2004) dalam Yuliyanti (2011), menyebutkan bahwa pada tahun 2001 rata-rata waktu tunggu pelaporan ke BAPEPAM dari waktu antara tanggal laporan sampai tanggal opini auditor membutuhkan waktu 98 hari. Jika hal ini dilihat dari batas waktu 90 hari yang ditetapkan BAPEPAM, terlihat masih banyak perusahaan publik yang belum patuh terhadap peraturan informasi di Indonesia. Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka semakin lama pula audit delay. Jika audit delay semakin lama, maka kemungkinan keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan semakin besar. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti ingin mengkaji kembali penelitian dengan judul “Pengaruh Total Aset, ROA, DER, Ukuran KAP, Dan Laba atau Rugi Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011 - 2012”. Variabel yang digunakan dalam uji penelitian ini adalah Total Aset, ROA, DER, Ukuran KAP dan Laba atau rugi Perusahaan. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah Total Aset, ROA, DER, Ukuran KAP, dan Laba atau rugi Perusahaan berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2012?
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
1293
ISBN: 978-979-3775-55-5
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Total
Aset, ROA, DER, Ukuran KAP, dan Laba atau Rugi Perusahaan terhadap Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2012.
TELAAH PUSTAKA Agency Teori Teori ini merupakan salah satu cara untuk lebih memahami ekonomi informasi dengan memperluas satu individu menjadi dua individu yaitu agent (manajemen usaha) dan principal (pemilik usaha). Principal, merupakan pihak yang memberi perintah kepada agent untuk melakukan suatu jasa atas nama principal, sementara agent adalah pihak yang diberi wewenang. Dengan demikian agent bertindak sebagai pihak yang berwenang mengambil keputusan, sedangkan principal ialah pihak yang mengevaluasi informasi (Jensen & Meckling, 1976 dalam Mulyono,2014). Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh sebab itu, manajer mempunyai kewajiban sinyal mengetahui kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti penyajian laporan keuangan auditan dari perusahaan. Laporan keuangan dimaksud untuk digunakan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan. Namun, pada dasarnya pihak yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan adalah para pengguna eksternal diluar manajemen (Jensen & Meckling, 1976 dalam Mulyono, 2014). Situasi diatas akan memicu timbulnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi (information asymetry). Asimetri informasi akan timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang, jika dibandingkan dengan pemegang saham dan stakeholders lainya (Jensen &Meckling, 1976). Jadi, terdapat informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena adanya distribusi informasi yang tidak sama antara principal dan agent. Dalam hal ini principal seharusnya memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mengukur tingkat hasil yang diperoleh dari usaha agent, namun ternyata informasi tentang ukuran keberhasilan yang diperoleh principal tidak seluruhnya disajikan kepada agent. Akibatnya informasi yang diperoleh principal kurang lengkap sehingga tidak dapat menjelaskan kinerja agent yang sesungguhnya dalam mengelola kekayaan principal yang telah dipercayakan kepada agent. Akibatnya akan ada informasi yang tidak seimbang yang dapat menimbulkan dua agency problem yang disebabkan oleh kesulitan principal untuk memonitor dan melakukan control terhadap tindakan-tindakan agent (Jensen & Meckling, 1976), yaitu: 1. Moral hazard, yaitu permasalah yang muncul jika agent tidak melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja. 2. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agent benar-benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian dalam tugas. Menurut Jensen dan Meckling (1976), dalam Qhadafi (2011), adanya agency problem diatas akan menimbulkan biaya keagenan (agency cost) yang terdiri dari: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
1294
ISBN: 978-979-3775-55-5
1. 2.
3.
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
The monitoring expenditures by the principle, yakni biaya yang dikeluarkan oleh principal untuk memonitor perilaku agent. The bonding expenditures by agent, yakni biaya yang dikeluarkan principal untuk menjamin bahwa agent tidak akan melakukan tindakan tertentu yang akan merugikan principal. The residual loss, yakni penurunan tingkat kesejahteraan principal maupun agent setelah adanya agency relationship.
Berdasarkan uraian diatas, untuk mencegah timbulnya agency problem akibat adanya information asymmetry maka diperlukan agency cost untuk memenuhi kebutuhan penyampaian informasi melalui publikasi laporan keuangan, misalnya dengan mengaudit laporan keuangan menggunakan jasa auditor independen. Laporan keuangan auditan harus disajikan tepat waktu agar informasi akuntansi yang terkandung didalamnya dapat dikatakan relevan dan handal, sehingga tidak kehilangan manfaat dari informasi laporan keuangan itu dalam mempengaruhi pengambilan keputusan. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan pertanggung jawaban pengelola perusahaan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Menurut Ghozali dan Chairi (2007), pengungkapan laporan keuangan berarti bahwa laporan tersebut harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha. Dengan demikian, informasi tersebut haruslah lengkap dan jelas serta dapat menggambarkan secara tepat kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi usaha tersebut. Konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan adalah pengungkapan yang cukup, wajar, dan lengkap. Yang paling umum digunakan dari ketiga konsep diatas adalah pengungkapan yang cukup, mencakup pengungkapan minimal yang harus dilakukan agar laporan keuangan tidak menyesatkan. Sementara itu, wajar menunjukkan tujuan etis agar dapat memberikan perlakuan yang sama dan bersifat umum bagi semua pemakai laporan keuangan. Pengungkapan yang lengkap mensyaratkan perlunya penyajian semua informasi yang relevan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyebutkan empat karakteristik kualitatif pokok dalam laporan keuangan (IAI 2004): 1. Dapat dipahami 2. Relevan 3. Keandalan 4. Dapat dibandingkan Pengertian Auditing Definisi menurut Agoes dalam buku Auditing (2012:4) mendefinisikan auditing sebagai berikut: “Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukung dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”. Sedangkan Haryono Jusup (2001:11), pengertian pengauditan dapat diartikan sebagai suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
1295
ISBN: 978-979-3775-55-5
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihakpihak yang berkepentingan.” Dari beberapa pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak independen terhadap laporan keuangan dan bukti-bukti pendukung untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan tersebut yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Audit Delay Audit delay adalah penundaan penyampaian laporan keuangan kepada publik karena, adanya proses audit yang dihitung dengan cara menjumlahkan hari antara tanggal laporan keuangan per-periode yang diterbitkan perusahaan sampai dengan, tanggal laporan audit yang dikeluarkan oleh auditor independen (Carslaw & Kaplan, 1991; dalam Qhadafi, 2011). Menurut Dyer & McHugh (1975:206 dalam Yuliyanti, 2011) “Auditors’ report lag is the open interval of number of days from the year end to the date recorded as the opinion signature date in the auditors report”. Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan audit merupakan hal yang sangat penting, khususnya untuk perusahaan-perusahaan publik yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Diungkap dalam penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), perbedaan waktu yang sering dinamai dengan audit delay adalah perbedaan antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini dalam laporan keuangan yang mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Maka semakin panjang audit delay semakin lama auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Total Aset Total aset terkait dengan ukuran dari suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aset yang besar memiliki hubungan dengan ketepatan waktu laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki total aset yang besar akan memerlukan waktu yang lebih panjang dalam audit delay. Dikarenakan semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka semakin banyak juga informasi yang terkandung di dalam perusahaan tersebut. Informasi yang banyak tersebut akan mengakibatkan semakin luasnya pada lingkup auditnya, sehingga waktu yang dibutuhkan auditor untuk penyelesaian audit laporan keuangan tahunan atau audit delay lebih lama. Return On Assets (ROA) Menurut Hanafi dan Halim (1996) dalam Yuliyanti (2011) Profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Dalam Supranoto (1990) Profitabilitas adalah kemampuan suatu kesatuan usaha (entity) untuk memperoleh laba. Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis besar laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan akan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, aset, modal, maupun saham tertentu. Dalam rasio profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan dari perusahaan. Profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber dana perusahaan. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
1296
ISBN: 978-979-3775-55-5
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Penelitian ini melakukan perhitungan profitabilitas dengan Return On Asset Ratio (ROA) yang hitung berdasarkan erning after tax dibagi dengan total aktiva. ROA =
EBIT Total Asset
Debt to Equity Ratio (DER) Solvabilitas seringkali disebut leverage ratio. Weston dan Copeland (1995) dalam Lestari (2010) menyatakan bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh pengguna hutang. Dengan demikian solvabilitas merupakan pengukuran kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Analisis solvabilitas difokuskan terutama pada reaksi dalam neraca yang menunjukan kemampuan untuk melunasi utang lancar dan utang tidak lancar. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah rasio debt to equity. Keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan didanai oleh pemilik perusahaan diukur dengan ratio debt to equity, dengan cara perhitungan sebagai berikut:
DER= Total Hutang Total Ekuitas
Ukuran KAP Menurut DeAngelo dalam Ebrahim (2001), kualitas audit yang dilakukan oleh akuntan publik dapat dilihat dari ukuran KAP yang melakukan audit. KAP besar (big four accounting firms) dipersepsikan akan melakukan audit dengan lebih berkualitas dibandingkan dengan KAP kecil (non big four accounting firm). Hal tersebut karena KAP besar memiliki lebih banyak sumber daya dan lebih banyak klien sehingga mereka tidak tergantung pada satu atau beberapa klien saja, selain itu karena reputasinya yang telah dianggap baik oleh masyarakat menyebabkan mereka akan melakukan audit dengan lebih berhati-hati. Di Indonesia terdapat empat KAP yang memiliki ikatan dengan KAP yang memiliki reputasi internasional yang disebut dengan big four, dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini:
The Big Four
Big Four di Indonesia
Ernest and Young
Purwantono, Sarwoko&Sandjaja
Deloitte Touche Tomatsu
Osman Bing Satrio & Rekan
KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler)
Sidharta & Widjaja
PWC (Pricewaterhouse Coopers)
Haryanto Sahari & Rekan. Tanudiredja, Wibisana & Rekan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
1297
ISBN: 978-979-3775-55-5
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Laba atau Rugi Perusahaan Salah satu alasan yang mendorong terjadinya keterlambatan publikasi laporan keuangan adalah pelaporan laba atau rugi sebagai indikator good news atau bad news atas kinerja manajerial perusahaan dalam setahun. Menurut Carslaw (dalam Mulyono, 2014), ada dua alasan mengapa perusahaan yang menderita kerugian cenderung mengalami audit delay yang lebih panjang. Pertama, ketika kerugian terjadi perusahaan ingin menunda berita buruk tersebut, sehingga perusahaan akan meminta auditor untuk menjadwal ulang penugasan audit. Kedua, auditor akan lebih berhati-hati selama proses audit jika percaya bahwa kerugian ini mungkin disebabkan karena kegagalan keuangan perusahaan atau kecurangan manajemen.
HIPOTESIS Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik hipotesis penelitian sebagai berikut : H1 : Total Aset, ROA, Ukuran KAP, Opini Auditor, dan Laba atau rugi Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap Audit Delay. H2 : Total Aset berpengaruh terhadap Audit Delay. H3 : Return On Assets berpengaruh terhadap Audit Delay. H4 : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Audit Delay. H5 : Ukuran KAP berpengaruh terhadap Audit Delay. H6 : Laba atau Rugi perusahaan berpengaruh terhadap Audit Delay.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan Manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2012. Metode sampel yang diterapkan adalah metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitan. Alasan penggunaan metode purposive sampling didasari pertimbangan agar sampel data yang dipilih memenuhi kriteria untuk diuji (Indriantoro & Supomo, 1999: 131). Perusahaan diseleksi dengan kriteria sebagai berikut: 1. 2. 3.
Perusahaan Manufaktur yang berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 dan 2012 Perusahaan Manufaktur yang menerbitkan laporan auditor laporan keuangan perusahaan dengan tanggal tutup buku 31 Desember pada tahun 2011 dan 2012. Perusahaan Manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dalam bentuk Rupiah.
Identifikasi Variabel Variabel-variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi variable dependen (terikat) dan variable independen (bebas), sebagai berikut: Variabel terikat atau dependent variable yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variable bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Audit delay (Y). Audit Delay diukur dengan menghitung berapa jarak antara penutupan tahun buku sampai dengan ditandatanganinya laporan keuangan auditan. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
1298
ISBN: 978-979-3775-55-5
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Audit Delay = Tanggal Laporan Audit - Tanggal Laporan Keuangan. Variabel bebas atau independen variable merupakan valriabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat atau dependent variable. Variabel-variabel bebas (X) adalah faktor ekstern yang mempunyai pengaruh besar terhadap audit delay (Y) yang terdiridari: Total Aset, ROA, DER, Ukuran KAP, Laba atau Rugi Perusahaan. a) Total Aset Perhitungan total aset ini diukur dengan berdasarkan jumlah seluruh asset perusahaan atau total aktiva perusahaan, baik aset lancar maupun aset tidak lancar. Agar tidak menghilangkan nilai total aset yang sebenarnya maka besar total asset setiap perusahaan dibagi rata dengan satuan 1.000.000.000.000 atau 1 Triliun Total Asset = Total Asset 1 Triliun (1.000.000.000.000) b)
Return On Assets Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Profitabilitas diukur dengan rasio return on assest (ROA) yang hitung berdasarkan EBIT dibagi dengan total aktiva. Profitabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut: Profitabilitas (ROA) =
c)
EBIT Total Aktiva
Debt to Equity Ratio Solvabilitas diukur dengan menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini menentukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka panjangnya. Menurut Dwi Prastowo (2011) DER dapat dirumuskan sebagai berikut: DER= Total Hutang Total Ekuitas
d)
Ukuran KAP Pada penelitian ini Ukuran KAP diukur dengan melihat KAP mana yang mengaudit laporan keuangan perusahaan. Ukuran KAP dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu perusahaan yang menggunakan jasa KAP the big four diberi kode 1 dan perusahaan yang tidak menggunakanjasa KAP non the big four diberi kode 0.
e)
Laba atau Rugi Perusahaan Menurut Ghozali (2012:178) Laba atau Rugi perusahaan merupakan variable dummy dimana, jika mengalami laba diberi kode 1 (satu) dan jika mengalami kerugian diberi kode 0 (nol).
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
1299
ISBN: 978-979-3775-55-5
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Teknis Analisis Perhitungan statistik dalam penelitian ini menggunakan program IBM SPSS (Statistic Program or Social Scince) versi 16.0 for windows.
1)
Uji Asumsi Klasik a) Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005:147). Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independent, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui normalitas data dapat menggunakan statistic “Kolmogorov Smirnov” pada nilai unstandarized residual. Kriteria yang digunakan jika nilai “Asymp Sig” (2 tailed) lebih besar dari 5% dapat dinyatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. b) Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang sempurna antara satu variabel bebas dengan variabel bebas lain. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2006: 91). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Metode untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat pada tolerance value atau variance inflammatory factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,10 atau nilai VIF adalah 10%. Jika VIF >10 dan nilai Tolerance <0.10, maka tejadi multikolinearitas tinggi antar variabel bebas dengan variable bebas lainnya c) Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2005:125), uji heteroskedastistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan antara varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan cara mengkorelasikan nilai residual dengan variabel bebas. Apabila koefisien signifikansi (nilai probabilitas) > dari 0,05 maka dapat dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas diantara data pengamatan tersebut, yang berarti H 0 diterima. d) Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2005: 99). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan rumus Durbin Watson sebagai berikut:
dw
e e e
2
n 1
n
2 n
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
1300
ISBN: 978-979-3775-55-5
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Keterangan:
2)
dw
= Nilai Durbin Watson
e
= Y- Y
n
= Jumlah sampel
Hasil dari rumus tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel Durbin Watson. Di dalam tabel tersebut dimuat dua nilai batas atas (du) dan nilai batas bawah (dL) untuk berbagai nilai n dan k (jumlah variabel bebas). Jika dU
3)
Uji Hipotesis a) Uji F Uji regresi simultan (uji F) merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh bersama-sama antara variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Adapun mengenai hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Jika nilai F-hitung > F-tabel maka variabel X secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. 2. Jika nilai F-hitung < F-tabel maka variabel X secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. b) Uji t Pengujian terhadap Total Asset, ROA, Ukuran KAP, Opini Auditor dan Laba atau Rugi secara individu terhadap Audit Delay menggunakan uji regresi parsial (uji t). Uji regresi parsial merupakan pengujian yang dilakukan terhadap variabel dependen atau variabel terikat (Ghozali, 2005). Adapun mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Jika prob < 0.05 atau t hitung > t tabel maka variabel X secara individu (Parsial) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. 2. Jika prob. > 0.05 atau t hitung < t tabel maka variabel X secara individu (Parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
1301
ISBN: 978-979-3775-55-5
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
c) Uji R2 Koefisien determinasi (R2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara 0 dan 1.
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Uji Asumsi Klasik 1)
Normalitas Kriteria yang digunakan jika nilai “Asymp Sig” (2tailed) lebih besar dari 5% atau (0,05) dapat dinyatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Hasil perhitungan uji normalitas ditunjukkan dalam tabel dibawah ini. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardi zed Residual N Normal Parametersa
164 Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
,9146341 10,8964160 1
Absolute
,096
Positive
,045
Negative
-,096
Kolmogorov-Smirnov Z
1,227
Asymp. Sig. (2-tailed)
,099
a. Test distribution is Normal.
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa nilai signifikansi (nilai probabilitas) yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (0,099 > 0,05) maka distribusinya adalah normal, sehingga dapat dilakukan regresi linear berganda. 2)
Multikolinearitas Hasil perhitungan uji multikolinieritas ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
1302
ISBN: 978-979-3775-55-5
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Variabel Tolerance
VIF
0.900
1.111
Non Multikolinearitas
0.896
1.116
Non Multikolinearitas
0.882
1.134
Non Multikolinearitas
0.819
1.222
Non Multikolinearitas
0.885
1.129
Non Multikolinearitas
ASET
ROA
DER
UKAP
LR
Sumber: Olah data SPSS Lampiran 3 Pada Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas diatas, menggambarkan semua VIF dibawah 10 dan tolerance diatas 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut bebas dari multikolinieritas.
3)
Heteroskedastisitas
Dari gambar diatas memperlihatkan bahwa tidak terdapat pola tertentu pada grafik. Titik pada grafik relatif menyebar yang berarti tidak ada gangguan heteroskedastisitas pada model dalam penelitian ini.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
1303
ISBN: 978-979-3775-55-5
4)
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Autokorelasi Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
R
1
,453a
R Square
Adjusted R Square
,205
Std. Error of the Estimate
,180
DurbinWatson
12,65390
1,857
a. Predictors: (Constant), LR, ROA, ASET, DER, UKAP b. Dependent Variable: AUDEL Sumber: Olah data SPSS Lampiran 3 Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa model regresi tidak terjadi autokorelasi, yang mana ditunjukkan dengan du < d < 4 – du (1,771<1,857< 2,229).
Uji Regresi Linier Berganda
Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
75,340
3,648
Total Aset
-,153
,060
ROA
-4,297
DER Ukuran KAP Laba Rugi
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
19,558
,000
-,191
-2,560
,011
10,088
-,032
-,426
,671
,903
,182
,374
4,951
,000
-4,271
2,245
-,149
-1,902
,059
5,637
3,539
,120
1,593
,113
a. Dependent Variable: AUDEL Dari tabel diatas dapat digunakan untuk menyusun model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = b 0+ b1X 1 + b 2X2 + b 3X3 + b 4X4 + b5X 5+ e Y = 71,350 – 0,153X 1 – 4,297X2 + 0,903X 3 – 4,271X 4 + 5,637X 5
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
1304
ISBN: 978-979-3775-55-5
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Uji Hipotesis 1) Hasil Uji F Keterangan
Nilai
Sign
F hitung
8,154
0,000
= 0,453 R
= 0,205
R2
= 0,05
Α Sumber: Olah data SPSS Lampiran 3
Hasil uji F ini dapat dilihat pada tabel 4.10 di atas, diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 8,154 dengan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 atau 5%. Maka diambil keputusan H 0 ditolak dan H 1 diterima.
2) Hasil Uji t Unstandardized Coefficients Model
1
B
Std. Error
(Constant)
75,340
3,648
Total Aset
-,153
,060
ROA
-4,297
DER Ukuran KAP Laba Rugi
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
19,558
,000
-,191
-2,560
,011
10,088
-,032
-,426
,671
,903
,182
,374
4,951
,000
-4,271
2,245
-,149
-1,902
,059
5,637
3,539
,120
1,593
,113
a. Dependent Variable: AUDEL Pada Uji regresi parsial (uji t) variabel total aset dan DER yang berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Berdasarkan analisa deskriptif dapat diketahui bahwa audit delay dalam penelitian ini memiliki rata-rata 75 hari. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
1305
ISBN: 978-979-3775-55-5
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2012 sudah mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM nomor X.K.2. 2.
Bahwa variabel Total Aset, ROA, DER, Ukuran KAP dan laba atau rugi perusahaan secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tingkat signifikansi 0,000.
3.
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa variabel Total Aset dan DER secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tingkat signifikansi sebesar 0,011 untuk Total aset dan DER 0,000. Sedangkan untuk variabel dan ROA, Ukuran KAP dan Laba atau rugi perusahaan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Saran 1.
Untuk penelitian yang akan datang, diharapkan untuk menambah jumlah variabel yang akan diteliti terutama variabel bebasnya, misalnya opini audit, kontinjensi, jmlah anak perusahaan, jenis industri, kepemilikan saham direksi, pergantian auditor, tingkat pengendalian internal perusahaan dan lain-lain. Sehingga lebih dapat diketahui variabel mana saja yang berpengaruh terhadap Audit delay perusahaan. Dan juga diharapkan untuk menambah periode tahun yang akan diteliti.
2.
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder dikarenakan data sekunder lebih memudahkan penulis dalam menyususn penulisan skripsi ini, penelitian selanjutnya juga dapat menambahkan data primer yang berasal dari hasil wawancara kepada kantor akuntan publik sehingga diharapkan lebih faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi audit delay.
3.
Perlunya mempertimbangkan model berbeda yang akan digunakan dalam menentukan kinerja perusahaan.
Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan diantaranya : 1. Peneliti hanya menggunakan 5 variabel saja dalam menguji audit delay, ada beberapa faktor yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. 2. Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup tahun 20112012. Adapun implikasi yang diajukan dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : Agar menambah variabel yang mungkin berpengaruh untuk mengui audit delay, karena masih banyak faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap audit delay yang tidak dimasukan dalam penelitian ini yaitu seperti opini audit, kontinjensi, jmlah anak perusahaan, jenis industri, kepemilikan saham direksi, pergantian auditor, tingkat pengendalian internal perusahaan dan lain-lain. Menambah tahun pengamatan sehingga hasil yang diperoleh lebih dapat dijadikan dasar prediksi lama audit delay perusahaan dan memungkinkan diperolehnya keakuratan penelitian yang lebih baik. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
1306
ISBN: 978-979-3775-55-5
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
DAFTAR PUSTAKA Agoes, Soekrisno. 2012:4. Auditing (Pemeriksaan Akuntansi). Yogyakarta: Salemba Empat. Arens, Alvin A.dan James K. Loebbecke. 2003. Auditing Pendekatan Terpadu . Edisi Indonsia. Jakarta: Salemba Empat. Arifin. 2005. Pidato Pengukuhan Guru Besar UNDIP. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Boynton, W.C., R. N Johnson, dan W. G Kell. 2003. Modern Auditing. Edisi Terjemahan Ketujuh. Jilid I. Jakarta: Erlangga. Carslaw, Charles A.P. N. and Steven E. Kaplan. 1991. An Examination of Audit Delay: Further Evidence from New Zealand. Accounting and Business Research. Vol 22 No. 85(Winter): pg. 1-23. Dyer, dan McHugh. “The Timeliness of the Australian Annual Report”. 1975. Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hanafi, M.M dan Halim. 1996. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: UPP MMP YKPN Haryono, Jusup. (2001). Auditing Pengauditan , Buku 1 Cetakan pertama, Yogjakarta: STIE YKPN. Hossain, M.A. dan P.J. Taylor. 1998. An Examination of Audit Delay: Evidence from Pakistan, Working Paper. Jensen, M.C. and Meckling, W.H. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure. Jurnal of Financial Economic vol 3 no 4 pp.305306. Lestari, Dewi. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: Studi Empiris pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Negri Semarang. Semarang. Maria, Anna. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay pada Perusahaan Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia. Universitas Gunadarma. Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Puspitasari, Elen dan Anggraeni. 2012. Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap lamanya waktu penyelesaian audit (audit delay) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2007-2010. Qhadafi, Muhammad Leonard Gustav. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Airlangga. Surabaya. Rachmawati, Sistya. (2008). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 1, 1-10 Rolinda, Yuliasri Supriyanti. 2007. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dan Finansial di Indonesia). Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi. Vol. 10 No. 3, hal 109-126. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
1307
ISBN: 978-979-3775-55-5
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo. Saputri, Oviek Dewi. 2012. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Delay. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang. Subekti, Imam dan Widiyanti. 2004. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Audit Delay di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VII Denpasar. Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat. Trianto, Yugo. 2006. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada perusahaan-perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia), Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Utami, Wiwik. 2006. “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Buletin Penelitian No. 09. Ka. Pusat Penelitian dan Dosen FE, Universitas Mercu Buana. Yuliyanti, Ani. 2011. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20072008) www.bapepam.go.id www.idx.co.id www.sahamok.com
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
1308