PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE (CSRD) DAN FIRM SIZE TERHADAP EARNING RESPONSE COEFFICIENT (ERC) (Sensus Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014) IRSA DESWATI RUSTIAWAN 123403024
Jln. Seladarma No. 20. RT 02, RW 01. Kecamatan Cihideung. Kelurahan Yudanegara. Kota Tasikmalaya e-mail :
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi JL. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115 e-mail:
[email protected] Dibawah Bimbingan : Dr. Jajang Badruzaman, S.E., M.Si., Ak., CA. Usman Mulja Kusumah, S.E.Ak. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan meneliti mengenai Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD), firm sizedanEarning Response Coefficient (ERC) pada perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Serta pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD), firm sizeterhadap Earning Response Coefficient (ERC) pada perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus, sedangkan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh, dengan ukuran sampel 16 perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, analisis korelasi berganda, dan analisis koefisien determinasi. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 16.0 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) terhadap Earning Response Coefficient (ERC) yaitu sebesar 0,397%, dan terdapat pengaruh positif antara firm sizeterhadap Earning Response Coefficient (ERC) yaitu sebesar 4,62%. Terdapat pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) dan firm sizesecara simultan terhadap Earning Response Coefficient (ERC) yaitu sebesar 4,7%.
1
ABSTRACT The purpose of this study was to determine and investigate on Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD), firm size and Earning Response Coefficient (ERC) in the manufacturing sub-sectors of textile and garment listed on the Indonesia Stock Exchange. And the impact of Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD), firm size against Earning Response Coefficient (ERC) in the manufacturing sub-sectors of textile and garment listed on the Indonesia Stock Exchange. The method used in this research is census method, while data collection through literature study and documentation. The sampling technique using saturation sampling, with a sample size of 16 companies. The analysis tool used is the classical assumption test, multiple regression analysis, multiple correlation analysis, and coefficient of determination. Based on the results of data processing using SPSS version 16.0 indicates there are negative effect of Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) on Earning Response Coefficient (ERC) that is equal to 0,397%, and the positive effect of firm size on Earning Response Coefficient (ERC) that is equal to 4,62%. There is the influence of Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) and firm size simultaneously to Earning Response Coefficient (ERC) at 4,7%. PENDAHULUAN Pasar modal merupakan sarana perusahaan dalam menghimpun dana investasi melalui penjualan saham. Keputusan investor dalam memilih saham yang akan dibeli berkaitan dengan ekspektasi investor terhadap return yang akan diterima dimasa mendatang. Oleh karena itu, investor menggunakan berbagai informasi sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan dalam melalukan investasi (Agnesia, 2015). Salah satu informasi utama yang digunakan investor sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi adalah laporan keuangan dan laporan tahunan. Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia wajib mempublikasikan laporan keuangan baik laporan keuangan tahunan (annualreport) maupun laporan keuangan interim kepada publik. Secara umum tujuandasar laporan keuangan adalah menyediakan informasi sebagai dasar dalam mengambil keputusan ekonomi. Informasi tersebut meliputi informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi para investor (Agnesia, 2015). Menurut Agnesia (2015), informasi yang berhubungan dengan laba suatu perusahaan memiliki peran yang sangat penting dalam mengambil keputusan oleh berbagai pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan tersebut. Baik pihak internal maupun eksternal sering kali menggunakan dasar sebagai dasardalam pengambilan keputusan seperti dalam pemberian bonus manajer, sebagai indikator keberhasilan dan kinerja manajemen, dan dasar penentuan pengenaan pajak. Hal ini menyebabkan kualitas laba menjadi perhatian bagi semua pihak yang berkepentingan baik investor, kreditor dan pemerintah.
2
Dalam prakteknya di pasar modal kenaikan laba perusahaan tidak selalu diikuti oleh kenaikan harga saham. Perubahan harga saham disebabkan oleh aktivitas investor dalam menjual dan membeli saham. Artinya dalam hal ini laba bukan merupakan satu-satunya pertimbangan investor dalam membeli atau menjual saham. Salah satu pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur reaksi investor terhadap informasi laba akuntansi adalah koefisien respon laba atau Earning Response Coefficient (ERC) (Naimah dan Utama, 2006 dalam Agnesia, 2015). ERC merupakan indikator adanya kuat dan lemahnya reaksi pasar terhadap informasi laba. Apabila pasar beraksi kuat terhadap suatu pengumuman laba maka akan tercermin dari nilai ERC yang tinggi, sebaliknya apabila pasar beraksi lemah terhadap suatu pengumuman maka akan tercermin dari nilai Earning Response Coefficient (ERC) yang rendah (Agnesia, 2015) Menurut Ball dan Brown (1986) dalam Agnesia (2015), adanya hubungan yang signifikan antara pengumuman laba perusahaan terhadap perubahan harga saham yang mengungkapkan apabila perubahan unexpected earning positif maka memiliki cummulative abnormal return positif dan jika perubahan unexpectedearning negatif, maka memiliki cummulative abnormal return rata-rata negatif.Jika suatu pengumuman mengandung informasi, maka akan tercermin dengan adanya abnormal return yang diterima oleh investor. Cummulative abnormalreturn menunjukan respon pasar terhadap laporan keuangan yang dipublikasikan, semua informasi keuangan yang telah dipublikasikan ke pasar akan mendapat reaksi pasar yang ditunjukan dengan perubahan harga saham yang bersangkutan. Menurut Andayani (2007) dalam Nurrohman (2013), semua informasi keuangan yang telah dipublikasikan ke pasar akan mendapat reaksi pasar yang ditunjukan dengan perubahan harga saham yang bersangkutan. Reaksi para investor terhadap informasi yang dipublikasikan di pasar modal ditunjukan dengan perubahan harga saham yang bersangkutan. Informasi keuangan yang mempengaruhi reaksi pasar selain laba yang menarik perhatian peneliti untuk dijadikan variabel penelitian adalah Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) dan firm size dalam laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menurut Fian (2014), CSR merupakan komitmen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya untuk senantiasa memberikan kontribusi positif terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) oleh perusahaan dapat diwujudkan dengan Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) melalui laporan tahunan (annual report) perusahaan. Menurut Fian (2014), tekanan dari luar mendesak perusahaan agar bertanggungjawab atas dampak dari aktivitas perusahaan, karena mereka (pihak yang berkepentingan) berharap perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan manajemen tetapi juga bertanggungjawab terhadap lingkungan dan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan industri yang semakin tinggi tetapi tidak diimbangi dengan kesadaran perusahaan
3
yang tinggi pula. Oleh karena itu, berdasarkan fenomena tersebut pemerintah sebagai regulator diharapkan mendorong perusahaan agar lebih memperhatikan lingkungan sekitarnya. Sehingga suatu perusahaan selain berupaya menghasilkan laba yang lebih besar bagi pemiliknya, juga harus memiliki tanggung jawab terhadap kondisi sosial dan lingkungan sekitarnya. Berbagai kasus lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas yang menggunakan berbagai sumber daya alam, menimbulkan berbagai polusi, serta kepedulian masyarakat global terhadap berbagai produk ramah lingkungan dan tanggung jawab perusahaan terhadap perkerja dan organisasinya menjadikan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu hal penting yangdiperhatikan semua pihak dan sudah banyak diterapkan sebagai bagian dari aktivitas perusahaaan. Corporate Social Responsibility (CSR)menjadi salah satu informasi tambahan kepada investor selain dari pada yang tercakup pada laba akuntansi (Agnesia, 2015). Menurut www.mongabay.co.id, tekstil merupakan salah satu bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat, memegang peran penting di dalam ekonomi nasional dan sampai sekarang industri tekstil juga mempunyai segi negatif, yaitu menghasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan. Fenomena yang terjadi di PT Toxa Teksprint Indonesia yang terletak di kawasan industri yang ada di Jl. Jababeka III Kabupaten Bekasi. Kawasan PT tersebut berada di kawasan yang bisa dikatakan sangat baik dan kawasan tersebut merupakan sebuah persawahan dan rumahrumah penduduk. Tetapi di balik itu PT TTI ini membuang limbah industrinya ke parit-parit yang ada di kawasan tersebut sehingga menjadi kotor dan berwarna hitam. Memang semua limbah tersebut sudah diolah oleh pabrik, tetapi tidak semua limbah diolah. Lumpur limbah yang belum kering dapat mengeluarkan gas yang mencemarkan udara sekitar karena baunya yang tidak enak. Penanganan limbah tekstil di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, kini memasuki babak baru. Masalah limbah di kawasan Rancaekek sudah sejak tahun 1991 diantaranya disebabkan oleh PT Khatex dan PT Insan Sandang Internusa. Limbah tersebut menyebabkan air sungai menjadi hitam pekat dan bau tak sedap. Menurut www.csrindonesia.com, perusahaan tekstil Indonesia mungkin harus mencontoh perusahaan tekstil Jepang yang beroperasi di Tangerang telah memiliki instalasi pengolahan limbah yang sangat baik, hampir-hampir tidak bisa terdeteksi bau tidak sedap dari limbah tersebut. Perusahaan perlu menimbang prioritas pembangunan yang sudah digariskan pemerintah, ini akan membuat perusahaan mendapat dukungan dari pemerintah. Sehingga perusahaan bisa mengetahui secara persis permasalahan ekonomi, sosial dan lingkungan apa saja yang dihadapi masyarakat di sekitar operasinya. Ini akan membuat perusahaan lebih mudah merumuskan projek dan program CSR yang memang menjawab kebutuhan masyarakat. Apabila perusahaan tersebut berhasil dan memberi dampak baik terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar makan para investorpun tidak ragu untuk menanamkan modal mereka dan berdampak pada kenaikan produksi dan meningkatkan laba perusahaan.
4
Di Indonesia, praktek pengungkapan tanggung jawab sosial diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 1998) paragraf 9, yang menyatakan bahwa perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Dasar hukum CSR tertuang dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal 74 UU RI ayat 1 mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, yaitu perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. UU PT ini tidak menyebutkan secara rinci berapa besaran biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk CSR serta sanksi bagi yang melanggar. Pada ayat (2), (3) dan (4) hanya disebutkan bahwa CSR, “dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran”. Selain perusahaan wajib melakukan kegiatan CSR, UU No. 14 Tahun 2007 pasal 66 ayat (2) tentang Perseroan Terbatas juga mewajibkan perusahaan untuk mengungkapkan aktivitas tanggung jawab sosialnya dan laporan tahunan. Namun demikian, item-item CSR yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang masih bersifat sukarela (voluntary). Institusi yang mencakup sektor/badan publik ataupun privat, baik di negara berkembang maupun negara maju dapat menggunakan standar tersebut sebagai panduan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya. Menurut Fian (2014), pengungkapan CSR menjadi sangat penting dalam perusahaan manufaktur yang mengungkapkan CSR sebagai strategi untuk meningkatkan penjualan produk dimasa yang akan datang terhadap konsumen. Karena pengambilan keputusan ekonomi saat ini tidak hanya melihat kinerja keuangan entitas saja. Penerapan CSR dipercaya dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, dimana para investor cenderung menanamkan modal kepada perusahaan yang melakukan kegiatan CSR. Karena perusahaan yang mengedepankan aspek sustainability tentu akan menerjemahkan prisip sustainability ke dalam strategi dan operasi perusahaan, sehingga faktor-faktor yang mendatangkan keuntungan bagi perusahaan dapat menjadi bahan masukan dalam rangka pengambilan keputusan oleh investor. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan dapat menggunakan informasi pengungkapan CSR sebagai salah satu keunggulan kompetitif perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyani, et.al (2006) menyimpulkan adanya hubungan positif antara Earning Response Coefficient (ERC) dan Firm Size. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Tiolemba dan Ekawati (2008) yang menyimpulkan adanya hubungan negatif antara Firm Size dan Earning ResponseCoefficient (ERC). Dalam implementasinya, investor lebih percaya berinvestasi diperusahaan besar dibanding perusahaan berkembang. Hal
5
ini terjadi karena investor memiliki ekspektasi bahwa perusahaan besar lebih mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dengan berupaya meningkatkan kualitas labanya dengan memanfaatkan sumber daya yang dicerminkan oleh aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Disisi lain investor juga cenderung lebih memilih perusahaan kecil atau berkembang dengan pertimbangan harga saham yang ditawarkan relatif lebih terjangkau dibanding perusahaan besar dan berinvestasi pada perusahaan yang berkembang investor dapat mengharapkan harga saham yang akan terus naik seiring dengan perkembangan perusahaan tersebut. Selain itu perusahaan kecil dan menengah dinilai lebih jarang melakukan tindakan manipulasi terhadap laporan keuangan dibanding dengan perusahaan besar (Scoot, 2003 dalam Agnesia, 2015). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik menggunakan EarningResponse Coefficient (ERC) sebagai indikator ukuran atas tingkat abnormal return saham dalam merespon komponen unexpected earning sebagai akibat penyajian informasi tentang CSRD dan firm size yang mendasari peneliti melakukan penelitian tentang “Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD)dan Firm Size terhadapEarning Response Coefficient (ERC) (Sensus pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan GarmenYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014).”
TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis : 1. Untuk mengetahui Corporate Social ResponsibilityDisclosure (CSRD), firm size dan Earning ResponseCoefficient (ERC) pada perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014. 2. Untuk mengetahui Corporate Social ResponsibilityDisclosure (CSRD) dan firm size berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Earning ResponseCoefficient (ERC) pada perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan garmen yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2014.
TINJAUAN PUSTAKA Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) Menurut Robbins dan Coulter (2004) dalam Khairurrijal (2014) CSR adalah,“kewajiban perusahaan bisnis yang dituntut oleh hukum dan pertimbangan ekonomi, untuk mengejar berbagai sasaran jangka panjang terhadap satu issuetertentu di masyarakat atau lingkungan untuk dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik.” Istilah Corporate Social Reaponsibility di dalam CSR dimaksudkan agar perusahaan melihat CSR sebagai tanggung jawab yang sama pentingnya dengan tanggung jawab yang selama ini dijalankan perusahaan. Menurut Hackston dan Milne (1996) dalam Sembiring (2005) pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
6
sering disebut juga sebagai corporate social responsibility atau social disclosure, corporatesoscial reporting, social reporting merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Pengungkapan sosial perusahaan dalam 7 kategori yang terbagi dalam 90 item pengungkapan. Menurut Sembiring (2005), berdasarkan peraturan Bapepam No. VIII.G.2 tentang laporan tahunan ada 12 item dari 90 item pengungkapan yang tidak sesuai untuk diterapkan dengan kondisi di Indonesia. Selanjutnya dilakukan penyesuaian dengan cara menghapuskan 12 item pengungkapan tersebut, sehingga secara total tersisa 78 item pengungkapan.Item pengungkapan dalam penelitian ini kemudian dinyatakan dalambentuk indeks pengungkapan sosial, yang terdiri dari:Lingkungan, Energi, Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja, Lain-lain Tenaga Kerja, Produk, Kerterlibatan Masyarakat dan Umum. Firm Size Menurut Collins dan Khotari (1989) dalam Agnesia (2015), firm size adalah ukuran yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan diukkur dari total aktiva. Pengukuran atas variabel ukuran perusahaan dilakukan berdasarkan natural logaritma dari total aset perusahaan. Firm size atau ukuran perusahaan pada dasarnya terbagi dalam tiga kategori, yaitu: perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size) dan perusahaan kecil (small firm). Earning Response Coefficient (ERC) Menurut Scott (2002) dalam Wardani (2015)Earning Response Coefficient adalah ukuran besaran abnormal rerturn suatu saham sebagai respon terhadap kompponen laba abnormal (unexpected earnings) yang dilaporkan oleh perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. ERC merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi antara proksi harga saham dan laba akuntansi. Proksi harga saham
yang digunakan adalah
cumulativeabnormal return
(CAR),sedangkan proksi laba akuntansi adalah unexpected earning (UE)(Chaney dan Jeter, 1991 dalam Agesia, 2015). Regresi model tersebut akan menghasilkanERC untuk masingmasing sampel
yang akan
digunakan
untuk
analisis
berikutnya.Faktor-faktor
yang
mempengaruhi Earning Response Coefficientdiantaranya adalah presistensi laba, struktur modal, risiko sistematik atau beta, kesempatan bertumbuh, ukuran perusahaan atau firm size dan kualitas auditor.
METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD), firm size dan Earning Response Coefficient (ERC) pada perusahaan pertambangan sub sektor tekstil dan garmen di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014. Penelitian ini dilakukan melalui transfer data yang diperoleh dari Pojok Bursa Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi yang beralamat dijalan Siliwangi No.24 Kota Tasikmalaya dan melaui www.idx.co.id.
7
Jenis Penelitian Adapun metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan sensus.Metode atau paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab-akibat), maka penelitian dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga variabel yaitu : 1. Variabel Independen (bebas) Adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2013:4). Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel independen adalah Corporate Social ResponsibilityDisclosure (CSRD) (X1), dan firm size (X2). 2. Variabel Dependen (terikat) Adalah adalah variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2013:4). Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel dependen adalah Earning Response Coefficient (ERC) (Y). Untuk lebih jelasnya, tabel operasionalisasi variabel penelitian dapat disajikan sebagi berikut: Tabel Operasionalisasi variabel Corporate Social Responsibility Disclosure dan Firm Size terhadap Earning Response Coefficient No. 1.
Variabel Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) X1
2.
Firm Size (ukuran perusahaan) X2
3.
Earning Response Coefficient (ERC) Y
Definisi Indikator Skala CSR adalah kewajiban perusahaan bisnis yang ∑ 𝑿𝒊𝒋 Rasio dituntut oleh hukum dan pertimbangan 𝐶𝑆𝑅𝐷𝐼𝑗= n ekonomi , untuk mengejar berbagai sasaran jangka panjang terhadap satu issue tertentu di masyarakat atau llingkungan untuk dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik (Robbins and Coulter, 2004). Firm size adalah ukuran yang menunjukkan - Total aktiva Rasio besar kecilnyaperusahaan diukur dari total aktiva. Pengukuran atas variabel ukuran perusahaan dilakukan berdasarkan natural logaritma dari total aset perusahaan (Collins dan Khotari, 1989). ERC adalah ukuran besaran abnormal return - Unexpected Rasio suatu saham sebagai respon terhadap Earnings (UE) komponen laba abnormal (unexpected earnings) (Scott, 2002).
Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Jenis dan sumber data yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan data sekunder. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode studi pustaka
8
dan dokumentasi. Metode studi pustaka digunakan untuk mengumpulkan data berupa literaturliteratur mengenai gambaran umum objek penelitian dan metode dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan laporan-laporan keuangan perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan garmen go public di Indonesia yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. POPULASI SASARAN Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1.
Perusahaan tekstil dan garmen yang listinng di BEI pada tahun 2014.
2.
Perusahaan tekstil dan garmen yang menerbitkan annual reporttahun 2014
3.
Perusahaan tekstil dan garmen yang melaksanakan kegiatan CSR dan mempublikasikan data keuangan lainnya yang sesuai dengan penelitian. Populasi Penelitian Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garmendi Bursa Efek Indonesia No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Kode Saham MYTX POLY ERTX ESTI INDR UNIT PBRX HDTX ADMG RICY STAR TFCO TRIS
Nama Perusahaan Apac Citra Centertex Tbk Asia Pasific Fibers Tbk Eratex Djaja Tbk Ever Shine Textile Industry Tbk Indo Rama Synthetics Tbk Nusantara Inti Corpora Tbk Pan Brothers Tbk Panasia Indo Resources Tbk Polychem Indonesia Tbk Ricky Putra Globalindo Tbk Star Pectrochem Tbk Tifico Fiber Indonesia Tbk Trisula International Tbk
Sumber: Bursa Efek Indonesia Tahun 2014
Model atau Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini model penelitian dapat digambarkan dalam model skema sebagai berikut :
X 1 X 2
Y 𝜺
Keterangan: X1 = Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) X2 = Firm Size Y = Earning Response Coefficient (ERC) Ɛ = Faktor lain yang tidak diteliti penulis
9
Teknik Analisis Data 1. Analisis Regresi Berganda Menggunakan analisis regresi berganda karena data yang digunakan merupakan data absolut dan peneliti hanya ingin mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y, tanpa mengetahui hubungan antar variabel X. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalistas c. Uji Autokorelasi d. Uji Multikolinearitas e. Uji Heteroskedastisitas 3. Koefisien Korelasi Berganda 4. Koefisien Determinasi (R2)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garmen di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 Corporate Social
Responsibility(CSR) merupakan salah satu bagian penting bagi
perusahaan sebagai bagian dari strategi bisnisnya karena perusahaan semakin menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan tergantung dari hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan tempat perusahaan beroperasi.Pengungkapan CSR ini mengacu pada peraturan Bapepam No. VIII.G.2 tentang laporan tahunan ada 7 kategori dari 78 item pengungkapan. Hasil CSRD beradasarkan perbandingan antara jumlah item yang diungkapkan perusahaan dengan total item pengungkapan. 𝐶𝑆𝑅𝐷𝐼𝑗=
No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Kode Saham MYTX POLY ERTX ESTI INDR UNIT PBRX HDTX ADMG RICY STAR TFCO TRIS
∑ 𝑿𝒊𝒋 n
Nama Perusahaan Apac Citra Centertex Tbk Asia Pasific Fibers Tbk Eratex Djaja Tbk Ever Shine Textile Industry Tbk Indo Rama Synthetics Tbk Nusantara Inti Corpora Tbk Pan Brothers Tbk Panasia Indo Resources Tbk Polychem Indonesia Tbk Ricky Putra Globalindo Tbk Star Pectrochem Tbk Tifico Fiber Indonesia Tbk Trisula International Tbk
CSR
CSRDI
%
58 50 48 49 59 50 51 39 57 51 41 58 59
0,74 0,64 0,61 0,63 0,76 0,64 0,65 0,50 0,73 0,65 0,53 0,74 0,76
74 64 61 63 76 64 65 50 73 65 53 74 76
Sumber: Bursa Efek Indonesia data olahan penulis, 2016
Berdasarkan hasil penelitian pada perusahan manufaktur sub sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 menunjukkan bahwa nilai CSRD Indeks
10
tertinggi adalah PT. Indo Rama Synthetics, Tbk (INDR) dan PT. Trisula International, Tbk (TRIS) dengan nilai CSRD Indeks sebesar 0,76. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai CSRD Indeks terendah adalah PT. Panasia Indo Resources, Tbk (HDTX) sebesar 0,50. Nilai CSRD Indeks menyatakan bahwa bagaimana perusahaan menanggapi tanggungjawab sosial perusahaan. Semakin tinggi nilai CSRD Indeks menunjukkan tingginyaperhatian perusahaan terhadap pengungkapan informasi CSR. Pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan merupakan salah satu metode yang diambil oleh perusahaan untuk mempertahankan legitimasi aktivitas perusahaan dari sisi ekonomi dan sosial. Firm Size pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garmen di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva.Ukuran perusahaan dalam penelitian ini ditentukan oleh total asset yang dimiliki oleh perusahaan pada tahun tertentu. No.
Kode Saham
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
MYTX POLY ERTX ESTI INDR UNIT PBRX HDTX ADMG RICY STAR TFCO TRIS
Nama Perusahaan
Total Assets (Rp)
Apac Citra Centertex Tbk Asia Pasific Fibers Tbk Eratex Djaja Tbk Ever Shine Textile Industry Tbk Indo Rama Synthetics Tbk Nusantara Inti Corpora Tbk Pan Brothers Tbk Panasia Indo Resources Tbk Polychem Indonesia Tbk Ricky Putra Globalindo Tbk Star Pectrochem Tbk Tifico Fiber Indonesia Tbk Trisula International Tbk
2.017.924.000.000 3.419.605.000.000 633.586.000.000 866.099.000.000 9.217.073.000.000 441.519.000.000 4.557.725.000.000 4.221.697.000.000 5.796.004.000.000 1.170.752.000.000 775.918.000.000 4.232.153.000.000 483.095.000.000
Sumber: Bursa Efek Indonesia data olahan penulis, 2016
Ukuran perusahaan (total asset) perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014, tergolong pada perusahaan-perusahaan besar dengan total asset perusahaan di atas Rp. 200.000.000.000. Total asset paling besar adalah PT. Indo Rama Synthetics, Tbk (INDR) yaitu sebesar Rp. 9.217.073.000.000. Sedangkan total asset yang paling kecil diantara perusahaan-perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 adalah PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk (UNIT) yaitu sebesar Rp. 441.519.000.000. Total asset yang rendah diperkirakan volume saham yang terjual tidak terlalu besar, sehingga modal asing yang ada sedikit pula dan berdampak pada total asset perusahan, atau penjualan yang tidak terlalu signifikan meningkat, sehingga profitabilitas perusahaan relatif kecil dan berdampak pada total asset perusahaan yang realatif menurun.
Earning Response Coefficient (ERC) pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Tekstil dan Garmen di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 ERC merupakan hasil regresi antara proksi harga saham yang ditunjukan dengan Cumulative Abnormal Return (CAR) yang dihiutung saat laba akuntansidipublikasikan
11
menggunakan periode jendela 11 hari yaitu 5 hari sebelum (-5) tanggal pengumuman laba, 1 hari (0) pada saat pengumuman laba dan 5 hari (+5) setelah tanggal pengumuman laba dan laba akuntansi yang ditunjukkan dengan Unexpected Earninng (UE). Dalam mencari persamaan regresi penulis menggunakan program analisis SPSS V.16. 𝐶𝐴𝑅𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑈𝐸𝑖𝑡 + 𝐸𝑖𝑡 Keterangan : 𝐶𝐴𝑅𝑖𝑡 𝑈𝐸𝑖𝑡 𝐸𝑖𝑡 𝛽0 𝛽1 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
= Abnormal return kumulatif perusahaan i pada peroide t = Unexpected Earnings perusahaan i pada periode t = Komponen error dalam model atas perusahaan i pada periode t = Konstanta = Koefisien yang menunjukan ERC Kode Saham MYTX POLY ERTX ESTI INDR UNIT PBRX HDTX ADMG RICY STAR TFCO TRIS
Nama Perusahaan Apac Citra Centertex Tbk Asia Pasific Fibers Tbk Eratex Djaja Tbk Ever Shine Textile Industry Tbk Indo Rama Synthetics Tbk Nusantara Inti Corpora Tbk Pan Brothers Tbk Panasia Indo Resources Tbk Polychem Indonesia Tbk Ricky Putra Globalindo Tbk Star Pectrochem Tbk Tifico Fiber Indonesia Tbk Trisula International Tbk
ERC 0,57 5,88 -0,02 0,29 1,29 1,05 0,81 0,01 0,81 -0,28 0,56 0,08 0,08
Sumber: Bursa Efek Indonesia data olahan penulis, 2016
Berdasarkan hasil penelitian nilai ERC tertinggi adalah PT. Asia Pasific Fibers, Tbk (POLY) yaitu sebesar 5,88. Sedangkan perusahaan dengan nilai ERC terendah yaitu PT. Ricky Putra Globaliondo, Tbk (RICY) sebesar -0,28. Apabila pasar beraksi kuat terhadap suatu pengumuman laba maka akan tercermin dari nilai ERC yang tinggi, sebaliknya apabila pasar beraksi lemah terhadap suatu pengumuman laba maka nilai ERC rendah.
PEMBAHASAN Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) secara parsial terhadap Earning Response Coefficient (ERC) Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
Beta
Correlations t
Sig.
Zero-order Partial
1.270
3.948
.322
.754
-.012
.062
-.065 -.199
.846
.013
1.364E-13
.000
.502
.207
CSRD Firm Size
Standardized Coefficients
.229
.697
Part
-.063 -.061 .215
.215
a. Dependent Variable: ERC
Berdasarkan hasil uji Statistik dengan menggunakan SPSS diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi partial sebesar -0,063 yang berarti bahwa terdapat pengaruh negatif antara
12
CSRD dengan ERC. Dengan menggunakan rumus koefisien determinasi (kd) dimana kd dapat dicari dengan rumus berikut : kd = (r)2 x 100% = (-0,063)2 x 100% = 0,397% Nilai koefisien determinasi diatas menunjukan bahwa CSRD berpengaruh terhadap ERC sebesar 0,397% sedangkan untuk sisanya sebesar 99,603%. ERC dipengaruhi oleh faktor lain seperti firm sizedan faktor lain di luar model regresi ini. Dengan kata lain nilai r sebesar -0,063 artinya CSRD mempunyai pengaruh negatif, sehingga bila CSRD mengalami kenaikan sebesar 1% maka ERC akan mengalami penurunan sebesar 0,397%. Hal ini menunjukkan bahwa investor mengapresiasi penyajian informasi CSR sejalan dengan teori yang menggambarkan bahwa laba tidak menjadi faktor utama dalam pertimbangan investor dalam melakukan investasi (Monica, 2015). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Monica (2015) dengan judul “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan firm size terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan Pertambangan Tahun 2013” dari hasil penelitiannya diperoleh hasil bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC. Tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Khairurrijal (2014) dengan judul “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan Manufaktur Periode 2010-2012” dari hasil penelitiannya diperoleh hasil bahwa pengungkapan CSR berpengaruh terhadap ERC.
Pengaruh Firm Size secara parsial terhadap Earning Response Coefficient (ERC) Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
Correlations t
Sig.
Zero-order Partial
(Constant)
1.270
3.948
.322
.754
CSRD
-.012
.062
-.065 -.199
.846
.013
1.364E-13
.000
.502
.207
Firm Size
.229
.697
Part
-.063 -.061 .215
.215
a. Dependent Variable: ERC
Berdasarkan hasil uji Statistik dengan menggunakan SPSS diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi partial sebesar 0,215 yang berarti bahwa terdapat pengaruh positifantara firm size dengan ERC. Dengan menggunakan rumus koefisien determinasi (kd) dimana kd dapat dicari dengan rumus berikut : kd = (r)2 x 100% = (0,215)2 x 100% = 4,62% Nilai koefisien determinasi diatas menunjukan bahwa firm size berpengaruh terhadap ERC sebesar 4,62% sedangkan untuk sisanya sebesar 95,38% ERC dipengaruhi oleh faktor lain
13
seperti CSRD dan faktor lain di luar model regresi ini. Dengan kata lain nilai r sebesar 0,215 artinya firm sizemempunyai pengaruh positif, sehingga bila firm size mengalami kenaikan sebesar 1% maka ERC akan mengalami kenaikan sebesar 4,62%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukanMulyani, et.al (2006) menyimpulkan adanya hubungan positif antara firm sizedan Earning Response Coefficient (ERC). Hal ini sejalan dengan teori menurut (Scoot, 2003 dalam Agnesia, 2015), bahwa investor lebih percaya berinvestasi diperusahaan besar dibanding perusahaan berkembang. Hal ini terjadi karena investor memiliki ekspektasi bahwa perusahaan besar lebih mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dengan berupaya meningkatkan kualitas labanya dengan memanfaatkan sumber daya yang dicerminkan oleh aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tiolemba dan Ekawati (2008) yang menyimpulkan adanya hubungan negatif antara firm sizedan Earning ResponseCoefficient (ERC). Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD), Firm Size Secara Simultan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) UJI ASUMSI KLASIK Sebelum melakukan uji regresi linear berganda, terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik yang merupakan uji prasyarat apabila menggunakan analisis regresi linier. Model regresi berganda yang baik adalah model regresi yang memenuhi uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik tersebut meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil uji asumsi klasik yang dilakukan oleh penulis : 1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test CSRD N Normal Parametersa Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Firm Size
13 13 66.0000 2.9102E12 8.39643 2.64999E12 .182 .206 .163 .206 -.182 -.176 .658 .742 .780 .641
ERC 13 .8563 1.57956 .314 .314 -.236 1.134 .153
Unstandardized Predicted Value 13 .8563077 .34063255 .202 .202 -.103 .730 .662
a. Test distribution is Normal.
14
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan untuk mengetahui hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnovketiga variabel berdistribusi normal, itu terlihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dalam uji Kolmogorov smirnov pada kolom Unstandardized Residual menunjukan bahwa α=5% (0,05). Ketiga variabel tersebut menghasilkan nilai 0,662 atau 66,2%, karena nilainya lebih dari 5% maka data dikatakan berdistribusi normal. Deteksi lain dengan melihat penyebaran titik pada sumbu diagonal dari grafik melalui grafik normal P-P Plots. Berdasarkan grafik P-P Plots untuk variabel independent CSRD dan Firm Size serta variabel dependent ERC terlihat titik pada grafik masih menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya hampir mengikuti arah garis diagonal. Hasil tersebut menunjukkan data penelitian berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
1.270
3.948
.322
.754
-.012
.062
-.065 -.199
.846
.885
1.131
1.364E-13
.000
.502
.885
1.131
CSRD Firm Size
Standardized Coefficients
.229
.697
a. Dependent Variable: ERC
Berdasarkan hasil perhitungan untuk mengetahui hasil uji multikolinearitas yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa variabel independen CSRD dan Firm Size memiliki nilai VIF yang sama yaitu sebesar 1,131 dengan nilai tolerance yang sama juga yaitu sebesar 0,885. Karena nilai VIF 1,131< 10 dan nilai tolerance 0,885> 0,10 maka hal tersebut menunjukkan bahwa model regresi ini tidak terjadi multikolineritas. 3. Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model 1
R .216a
Change Statistics Std. Error Adjusted R of the R Square R Square Square Estimate Change F Change df1 df2 .047
-.144
1.68961
.047
.244
2
10
Sig. F DurbinChange Watson .788
2.118
a. Predictors: (Constant), Firm Size, CSRD b. Dependent Variable: ERC
15
Berdasarkan hasil uji Autokorelasi dengan metode Durbin Watson (DW) pada tabel maka dari tabel tersebut didapatkan nilai Durbin-Watson (DW hitung) sebesar 2,118. Karena nilai DW berada pada 1,5 < DW < 2,5 maka pengujian dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi dalam model regresi penelitian ini. 4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan metode grafik Scatterplot. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa titk-titik tidak membentuk suatu pola yang jelas, serta titik-titik tersebut menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
pada
model
regresi
tidak
ditemukan
adanya
masalah
heteroskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas diatas dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi uji asumsi klasik sehingga model layak menggunakan regresi linear. ANALISIS REGRESI BERGANDA Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
(Constant)
1.270
3.948
.322
.754
CSRD
-.012
.062
-.065 -.199
.846
.885
1.131
1.364E-13
.000
.502
.885
1.131
Firm Size
.229
.697
a. Dependent Variable: ERC
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel coefficientsdapat menghasilkan bentuk persamaan regresi sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 Y =1,270– 0,012 X1 +1,364E-13 X2 a)
Dari persamaan diatas menunjukkan konstanta (a) sebesar 1,270menyatakan bahwa jika X1 dan X2 berada pada nilai nol maka ERC sebesar 1,270.
b) Koefisien regresi untuk (b1) sebesar -0,012 hal ini berarti bahwa variabelCSRD (X1) berpengaruh negatif terhadap ERC,atau dengan kata lain jika CSRD (X1) meningkat sebesar satu persen dengan asumsi variabel lainnya tetap (X2 = 0), maka ERC akan menurun sebesar -0,012. Koefesien bernilai negatif artinya tidak terjadi hubungan antara variabel CSRD
16
dengan ERC. Investor mengapresiasi penyajian informasi CSR sejalan dengan teori yang menggambarkan bahwa laba tidak menjadi faktor utama dalam pertimbangan investor dalam melakukan investasi c)
Koefisien regresi untuk (b2) sebesar1,364E-13, hal ini menunjukkan bahwa setiap perubahan Rp. 1 pada total asset dengan asumsi variabel lainnya tetap (X2 = 0), maka ERC akan mengalami peningkatan sebesar Rp.1,364E-13. Artinya total asset yang tinggi diperkirakan volume saham yang terjual cukup tinggi, sehingga modal asing akan tinggi pula dan berdampak pada total asset perusahan, atau penjualan yang meningkat, sehingga profitabilitas perusahaan besar dan berdampak pada total asset perusahaan yang meningkat dan mengakibatkan ERC perusahaan juga ikut meningkat.
KOEFISIEN KORELASI BERGANDA Model Summaryb
Model
R .216a
1
Change Statistics Std. Error Adjusted R of the R Square R Square Square Estimate Change F Change df1 df2 .047
-.144
1.68961
.047
.244
2
10
Sig. F DurbinChange Watson .788
2.118
a. Predictors: (Constant), Firm Size, CSRD b. Dependent Variable: ERC
Berdasarkan perhitungan yang penulis lakukan diperoleh koefisien korelasi berganda dalam tabel model summary yaitu diperoleh nilai R sebesar 0,216. Sesuai dengan kriteria tingkat keeratan korelasi, diketahui bahwa nilai korelasi 0,216 berada pada rentang nilai 0,20 – 0,399 dengan tingkat keeratan hubungan rendah. Artinya terdapat hubungan yang rendah antara CSRD dan firm size terhadap ERCpada perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014. Sedangkan arah hubungan adalah positif, karena nilai R positif, menunjukan adanya korelasi searah atau korelasi langsung antara tiga variabel, yang berarti setiap bertambahnya CSRD (X1) dan firm size (X2) maka akan diikuti dengan bertambahnya ERC (Y).
KOEFISIEN DETERMINASI (R2) Model Summaryb
Model 1
R .216a
Change Statistics Std. Error Adjusted R of the R Square R Square Square Estimate Change F Change df1 df2 .047
-.144
1.68961
.047
.244
2
10
Sig. F DurbinChange Watson .788
2.118
a. Predictors: (Constant), Firm Size, CSRD b. Dependent Variable: ERC
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Berdasarkan hasil penghitungan (terlampir) dapat diketahui bahwa nilai R Square (R2) sebesar
17
0,047 artinya persentase sumbangan CSRD dan firm size terhadap ERC sebesar 4,7%, sedangkan sisanya sebesar 95,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini. Dari hasil perhitungan uji simultan yang telah dilakukan, hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan berpengaruh antara Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) dan firm size terhadap Earning Response Coefficient (ERC)pada perusahaan manufaktur sub sektor tekstil dan garmen tahun 2014. Hal ini ditunjukan dengan diperoleh nilai R Square (R2) sebesar 0,047 artinya persentase sumbangan CSRD dan firm size terhadap ERC sebesar 4,7%, berarti semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Hasil ini menunjukkan bahwa investor bereaksi dengan baik pada waktu pengumuman laporan keuangan. Perusahaan besar dianggap memilliki informasi yang lebih banyak dibandingkan perusahaan kecil. Informasi yang disajikan dengan laporan keuangan memberikan sinyal positif bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi
yang
mengandung nilai positif atau sinyal baik bagi investor terlihat dari adanya abnormal return dan terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham (Hartono, 2009 dalam Khairurrijal, 2014). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Khairurrijal (2014), hasil analisis menunjukkan bahwa CSRD dan firm size berpengaruh terhadap ERC. Tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan Laura Monica (2015), hasil analisis menunjukan bahwa CSRD dan firm size tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan pembahasan yang telah dikemukakan penulis melalui data-data yang diperolehdari perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014, maka dapat ditarikbeberapa simpulan, antara lain: 1. Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD), firm size dan Earning Response Coefficient (ERC) pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. a.
Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) pada perusahaan tekstil dan garmen di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 bervariasi. Pengungkapan aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan CSR merupakan salah satu cara untuk mengirimkan sinyal positif kepada stakeholders dan pasar mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang bahwa perusahaan memberikan guarantee atas keberlangsungan hidup perusahaannya. Nilai CSRD Index tertinggi adalah PT. Indo Rama Synthetics, Tbk (INDR) dan PT. Trisula International, Tbk (TRIS) sedangkan terendah adalah PT. Panasia Indo Resources, Tbk (HDTX).
18
b.
Firm size pada perusahaan tekstil dan garmen di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 bervariasi dan secara umum ukuran perusahaan sub sektor tekstil dan garmen tergolong pada perusahaan-perusahaan besar. Total asset paling besar adalah PT. Indo Rama Synthetics, Tbk (INDR), sedangkan total asset yang paling kecil adalah PT. Nusantara Inti Corpora, Tbk (UNIT).
c.
Earning Response Coefficient (ERC) pada perusahaan tekstil dan garmen di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 bervariasi. Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba yang tercermin dari tingginya ERC, menunjukkan laba yang dilaporkan berkualitas. Tinggi rendahnya ERC sangat ditentukan kekuatan responsif yang tercermin dari informasi (good/bad news) yang terkandung dalam laba. Nilai ERC tertinggi adalah PT. Asia Pasific Fibers, Tbk (POLY) dan yang terendah adalah PT. Ricky Putra Globalindo, Tbk (RICY).
2. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, adapun pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD), firm size dan Earning Response Coefficient (ERC), diantaranya: a. Dapat diketahui bahwa Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) secara parsial berpengaruh negatif terhadap Earning Response Coefficient (ERC). b. Dapat diketahui bahwa firm sizesecara parsial berpengaruh positif terhadap Earning Response Coefficient (ERC). c. Dapat diketahui bahwa secara bersama-sama atau simultan, Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) dan firm size berpengaruh terhadap Earning Response Coefficient (ERC). Saran Berdasarkan simpulan yang telah di kemukakan di atas, maka beberapa saran diberikan penulisdengan harapandapat memberikan manfaat dan masukan yang berguna bagi penelitian selanjutnya di masa yang akan datang. Adapun saran tersebutadalah sebagai berikut: a.
Di harapkan penelitiselanjutnya dapat melakukan penelitian yang sifatnya pengembangan dan perbaikan dari penelitian ini, sehingga dapat menambah wawasan mengenaitopik yang diteliti.Dapat diketahui dari hasil penelitian dikarenakan adanya keterbatasan jumlah perusahaan tekstil dan garmen di Bursa Efek Indonesia, maka peneliti selanjutnya dapat mengambil sampel sektor lain yang lebih banyak perusahaannya.
b.
Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah tahun pengamatan sehingga hasil yang diperoleh dapat menunjukkan kecenderungan tren Earning Response Coefficient.
c.
Penelitian selanjutnya bisa menggunakan variabel independen lainnya yang dapat mempengaruhi ERC, contohnya: presistensi laba, struktur modal, kesempatan bertumbuh, risiko sistematik atau beta, dll.
19
DAFTAR PUSTAKA Adawiyah, Ira Robiah. 2013. Pengaruh Tipe Industri, Firm Size, Profitabilitas dan Leverage terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta. Agnesia, Laura Monica. 2015. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), Firm Size dan Struktur Modal terhadap Earning Response Coefficient (ERC). Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sumatera Utara Medan. Anggraini, Reni Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi. Padang. Ardila, Isna. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Coefficient. Tesis Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Sumatera Utara Medan. Efendi, Munandar. 2009. Pengaruh Pengungkapan CSR pada Harga Saham di BEJ. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial. UIN Jakarta. Fian, Neni. 2014. Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap Return On Asset (ROA). Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Ghazali, Imam. 2006. Statistik Nonparametrik. Semarang: Badan Penerbit UNDIP Kamaludin. 2010. Pengaruh Pengungkapan CSR dan Profitabilitas terhadap Reputasi Perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Khoirurrijal, Muhammad. 2014. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas terhadap Earning Response Coefficient. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Lako, Andreas. 2011. Dekonstruksi CSR & Reformasi Paradigma Bisnis & Akuntansi. Jakarta: Erlangga. Lindrawati, Nita Felicia dan J. Th Budianto T. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang Terdaftar Sebagai 100 Best Corporate Citizens Oleh KLD Research & Analytics. Skripsi Fakultas Ekonomi. Unika Widya Mandala Surabaya Mardikanto, Totok. 2014. Corporate Social Responsibility. Bandung: Alfabeta. Mulyani, Sri. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. JAAI. Vol 11. Nurrohman, Muhammad Husni. 2013. Pengaruh Earning Per Share, Return Saham, Kualitas Audit dan Hasil Laba Terhadap Return Saham Satu Tahun Ke Depan.Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro Semarang. Paramita, Ratna Wijayanti Daniar. 2012. Pengaruh firm size terhadap Earning Response Coefficient (ERC) dengan Voluntary Disclousure sebagai Variabel Intervening Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal WIGAVol.2 No.1, ISSN NO 2088-0944. Pratiwi Kurnia dan Chariri. 2013. Environmental Incidents, Pemberitaan Media Dan Praktik Pengungkapan Lingkungan (Evironmental Disclosures) : Studi Pada Sustainability Report Asia Pulp And Paper Co.,Ltd. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Unversitas Diponegoro Semarang. Priyatno, Duwi. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom.
20
_______, Duwi. 2014. Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom. Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo. Simbolon, Nila Permata Hati. 2009. Pengaruh Ukuran Peusahaan dan Kemampuan terhadap Struktur Modal pada perusahaan properti dan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sumatera Utara Medan. Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Susanto, Yulius Kurnia. 2012. Determinan Koefisien Respon Laba. Jurnal Akuntansi Manajemen Vol. 23 No. 3 halaman 153-163.
Tanudjaja, Bing Bedjo. 2005. Perkembangan Corporate Social Responsibiliy di Indonesia. Fakultas Seni dan Desain. Universitas Kristen Petra Surabaya. Untung, Hendrik Budi. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika. Wardani, M.K.P.W. 2015. Pengaruh Pengungkapan Corporate SocialResponsibility terhadap Profitabilitas Perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility. Gresik: Fascho Publishing.
Dokumen dan Peraturan BAPEPAM. Tentang Laporan Tahunan No. VIII.G.2. Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang RI No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. ______. 2007. Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.
Website A+
CSR Indonesia. 2013. CSR Indonesia dalam Tata Kelola Organisasi. Tersedia:http://csrindonesia.com/csr-perusahaan-jepang-indonesia-dokehe-ikimasuka/. [28April 2016]. Global Reporting. Tersedia: https://www.globalreporting.org/information/aboutgri/Pages/default.aspx. [27 April 2016]. ISO. 2010. ISO 26000 - Social Responsibility. Tersedia: http://www.iso.org/iso.org/iso/home/standards/iso26000.htm. [20 April 2016]. Nugraha, Indra. 2012. Pencemaran Limbah Tekstil di Bandung Ditangani KLH. Tersedia: http://www.mongabay.co.id/tag/limbah-pabrik/. [28 April 2016].
21
22