Dummy ini hanyalah contoh garis besar. Anda diperbolehkan berimprovisasi pada format cover maupun isi. Dimohon untuk tidak menyertakan logo universitas asal anda
Investasi Sumber Daya Manusia dengan Revolusi Mental dan Penciptaan Comparative Advantage guna Tercapainya Pertumbuhan Ekononi Inclusive Judul jelas, menggambarkan isi Indonesia Economic Outlook 2015 “New Government Challenge : Heading Towards Inclusive Growth”
Oleh: Jessica Wiyaka Adiprana/PMBS Edwin Frederick Lianto/PMBS
Kelompok terdiri dari 2 orang, cantumkan nama lengkap
Naskah esai : kertas A4; margin kiri 4cm; margin kanan, atas dan bawah 3cm; font times new roman 12; spasi 1,5
S1 Bisnis Prasetiya Mulya Business School 2014
1
LOMBA IEO ’15 CALL FOR ESSAY Judul
: Investasi Sumber Daya Manusia dengan Revolusi Mental dan Penciptaan Comparative Advantage guna Tercapainya Pertumbuhan Ekononi Inclusive
Bidang
: Ekonomi
Nama
: Jessica Wiyaka Adiprana (P), Edwin Frederick Lianto (L)
Universitas
: Prasetiya Mulya Business School
ABSTRAK Esai ini bertujuan untuk menkaji masalah utama di ketiga sektor utama perekonomian dan mencari pemecahanya untuk mencapai produktivitas maksimum agar pelaku usaha di Indonesia dapat memaksimalkan modalnya dan pekerja di Indonesia dapat bekerja secara maksimum. Beberapa hal yang bisa dilakukan peperintah adalah menginvestasikan APBN pada sektor pendidikan. Pendidikan merupakan faktor fundamental untuk membawa ekonomi kearah yang lebih baik. Pemerintah dapat merancang ulang sistem pendidikan berorientasi pendidikan moral sesuai dengan teori kantian sehingga merevolusi mental di masyarakat. Selain peran pemerintah, pelaku usaha di Indonesia memiliki andil besar untuk memaksimalkan produktivitas pekerja dengan menciptakan pelatihan yang terspesialisasi, karena semakin banyak produk yang di produksi, semakin rendah biaya yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, sehingga akhirnya menciptakan comparative advantage. Dengan investasi dan terciptanya produktivitas ini niscaya Indonesia akan mencapai pertumbuhan ekonomi inclusive.
Nomor halaman di kanan bawah
2
DAFTAR ISI ABSTRAK .........................................................................................................................2 DAFTAR ISI .....................................................................................................................3 LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS ................................................................ 4 PENDAHULUAN .............................................................................................................5 TINJAUAN PUSTAKA/TEORI .....................................................................................7 METODE PENULISAN ................................................................................................ 11 PETA KONSEP ............................................................................................................. 12 HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 12 KESIMPULAN ............................................................................................................... 19 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 20
3
LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa esai terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk esai pada lomba lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan menggunakannya. Kami memahami bahwa esai yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Judul esai
:
Tempat, Tanggal
:
Dosen Pembimbing : (jika ada) Tandatangan
: (jika ada)
Nama Anggota 1
:
NPM
:
Tandatangan
:
Nama Anggota 2
:
NPM
:
Tandatangan
:
Lembar pernyataan originalitas harap mengikuti format ini
4
Jumlah halaman naskah esai yang diperkenankan maksimal 15 halaman, terhitung dari pendahuluan hingga kesimpulan PENDAHULUAN Terpilihnya presiden dan wakil presiden terpilih adalah bagaikan mukjizat yang dikirim untuk rakyat Indonesia 1 . Sosok Jokowi menjadi jawaban atas permasalahan yang dihadapi Indonesia sekarang ini. Beliau menjadikan pertumbuhan ekonomi secara inklusif sebagai tujuan utama programnya kerjanya. Sosok pro rakyat ini menegaskan program kerjanya dengan langkah konkrit yaitu berupa sokongan dana tepat sasaran untuk pengembangan masyarakat kecil terutama di sektor pendidikan, kesehatan, dan industri lokal 2 . Niscaya dengan dukungan sumber daya manusia di Indonesia, program-program ini dapat menyelesaikan masalah dalam sektor moneter, fiskal, dan riil yang saling terintegrasi satu sama lain dan mengukir mukjizat ekonomi dalam periode 5 tahun mendatang. Menurut pengamat ekonomi, Faisal Basri, dalam presentasi berjudul “Political-Economic Outlook under New Government” tanggal 4 September 2014, selama ini subsidi BBM sudah menjadi akar permasalahan tersedianya
Pendahuluan berisi latar belakang, permasalahan yang akan dibahas,dan tujuan yang ingin dicapai.
anggaran dana untuk pengembangan perekonomian di Indonesia. Menurut prediksi Beliau, pada masa pemerintahan baru, harga BBM dipastikan akan naik sehingga
dapat
dialokasikan
pada
sektor
pembangunan yang lebih produktif. Menurut Edimon Ginting, kenaikan harga BBM sebesar 30-50 persen
akan meningkatkan inflasi 2-2,5 persen 3 . Dampak yang dirasakan tidak terlalu besar jika dibandingkan kenaikan harga BBM pada pertengahan tahun 2013 yang mengakibatkan angka inflasi mencapai 8,48 (%, yoy) 4. 1
Djisman Simandjuntak, “Economic RoadMap” MetroTV, 18 September 2014 Bob, “Ini 9 Program Nyata Jokowi”, MetroTV News, diakses dari http://pemilu.metrotvnews.com/read/2014/07/04/260963/ini-9-program-nyata-jokowi-jk, pada tanggal 30 Oktober 2014 3 Dwi Wahyuni, “Kapan Waktu yang paling Pas Naikkan Harga BBM?”, Liputan6, diakses dari http://bisnis.liputan6.com/read/2110120/kapan-waktu-yang-paling-pas-naikkan-harga-bbm, pada tanggal 30 Oktober 2014 4 “Penetapan Target Inflasi”, Bank Indonesia, diakses dari http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/bi-dan-inflasi/Contents/Penetapan.aspx, pada tanggal 30 Oktober 2014 2
5
Selain kebijakan fiskal, secara moneter pemerintahan harus mengkaji ulang apakah kebijakan yang dilakukan sekarang sudah tepat. Secara keseluruhan tight monetary policy yang dilakukan di pemerintahan sebelumnya menuntun kepada penurunan performa ekonomi Negara. Tingginya suku bunga acuan Bank Indonesia yang terus meningkat dari 5,75% di tahun 2012 hingga 7,5% di tahun 2014 (Bank Indonesia, 2014) dinilai hanya memberikan keuntungan pada bankbank dan tidak memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Negara. Hal ini dilihat dari nilai neraca perdagangan Negara yang selalu menunjukan angka negatif. Dengan suku bunga acuan yang besar, sewajarnya bank-bank di Indonesia memberikan pinjaman usaha dengan tingkat bunga yang rendah. Namun sebaliknya bank di Indonesia dinilai hanya memanfaatkan suku bunga acuan yang tinggi untuk memperoleh keuntungan maksimum. Kedepanya, pemerintahan baru diharapkan dapat mengantisipasi dan menahan kenaikan suku bunga acuan yang lebih lanjut, atau membuat kebijakan yang mengatur tingkat bunga pinjaman usaha dari bank-bank di Indonesia dan memberikan bantuan dana untuk UMKM sehingga mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Dalam sektor riil, pemerintahan juga baru dinilai memberikan pencerahan untuk sektor ini. Orientasi pemerintahan baru bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh dan menggantikan personil-personil pemerintah dengan lulusan-lulusan muda yang dinilai memiliki moral lebih baik dan tujuan yang sejalan dengan pemerintahan baru. Kebijakan pemerintahan baru ini sangat bertentangan dengan orientasi pemerintahan sebelumnya yang pro kapitalis. Adapun beberapa program pemerintahan baru seperti pemberian sokongan dana untuk pelajar, petani dan para PNS secara bertahap serta memberikan kesempatan bagi UMKM untuk berkembang. Ketiga sektor ekonomi ini menunjukan keterkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi inclusive. Namun sektor riil dinilai memiliki faktor paling penting dalam merekonstruksi ekonomi Negara menuju tingkat kesejahteraan secara menyeluruh karena sumber permasalahan yang terlihat disini bersumber pada manusia yang membutuhkan mental, pendidikan serta skill yang baik untuk membawa Indonesia kearah pertumbuhan ekonomi inclusive. Peningkatan sumber daya manusia di Indonesia
6
dinilai dapat meningkatkan seluruh sektor perekonomian dan menjalankan program-program yang sudah dicanangkan diawal.
7
TINJAUAN PUSTAKA/TEORI \SOLOW GROWTH MODEL
Dalam teori Solow Growth Model, untuk memaksimalkan output dan menggerakan kurva dari sy ke y, investasi teknologi dalam bentuk inovasi sangatlah penting untuk dilakukan karena akan ada diminishing returns dari output terhadap jumlah capital yang digunakan. FREE TRADE THEORY
Jelas ada keuntungan dari perdagangan internasional dalam pertukaran perekonomian. kita telah melihat bahwa dua
Landasan literatur dan teori berisi tentang rangkaian literatur dan teori yang sudah dikenali dan memiliki alur pikir tentang terjadinya kondisi perekonomian dari permasalahan yang akan dikaji
orang atau dua negara bisa mendapatkan keuntungan
dengan
perdagangan
untuk
mencapai suatu titik maksimum. Namun, ada keuntungan tambahan dari perdagangan ketika keadaan ekonomi kedua negara berbeda sehingga satu negara memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi satu barang sementara yang lain memiliki
keunggulan komparatif dalam memproduksi produk lain.
ABSOLUTE ADVANTAGE adalah situasi di mana negara 1 memiliki keuntungan lebih dari negara 2 dalam memproduksi suatu barang karena 8
biaya produksi barang dalam Negara 1 lebih rendah dari biaya produksi barang dalam Negara 2.
COMPARATIVE ADVANTAGE adalah situasi di mana negara 1 memiliki keuntungan lebih dari negara 2 dalam memproduksi suatu barang karena biaya produksi suatu barang dalam Negara 1 relatif terhadap biaya produksi barang-barang lainnya dalam negara 1 lebih rendah dari biaya produksi barang dalam negara 2, relatif terhadap biaya produksi barangbarang lainnya dalam 2.
Pada saat kedua negara memiliki comparative advantage, tiap Negara lebih baik memproduksi produk yang dapat mereka produksi dengan cost paling rendah dan kualitas paling baik dan membeli produk lainya. DYNAMIC CHANGES IN COSTS-THE LEARNING CURVE
Perusahaan besar dalam jangka panjang memiliki biaya produksi rata-rata lebih rendah dari sebuah perusahaan kecil. Manager dan pekerja mendapatkan pengalaman yang lebih seiring bertumbuhnya perusahaan dan produksi. Marginal dan average cost produksi pada level output tertentu turun karena alasan berikut: 1. Pekerja terkadang membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu pada saat mereka melakukanya untuk pertama kali, namun lama kelamaan mereka dapat beradaptasi dan meningkatkan kecepatan bekerjanya. 2. Manager mempelajari bagaimana menyusun jadwal produksi agar lebih efektif, dari alur masuknya bahan baku dan proses pembuatan produk itu sendiri 3. Teknisi yang diawalnya harus lebih hati-hati dalam mendesain produk akan mendapatkan pengalaman yang cukup yang membuat mereka lebih dapat
mentoleransi
proses
desain
dan
mengurangi
cost
tanpa
meningkatkan tingkat kecacatan produksi. Peralatan-peralatan yang lebih baik dan terspesialisasi juga dapat menurunkan biaya produksi
9
4. Produsen dapat belajar dan mengerti bagaimana memproduksi dengan lebih efektif dan membuat perusahaan dapat membeli bahan baku dengan biaya yang lebih murah
Sebagai konsekuensi pembelajaran, output kumulatif bertambah dan manager dapat memanfaatkan proses pembelajaran ini untuk merencanakan produksi dan memproyeksikan biaya-biaya di masa depan.
Semakin banyak volume barang yang diproduksi, semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk meproduksi suatu barang.
Learning versus Economies of Scale
Perusahaan yang sudah mencapai economies of scales pada akhirnya akan dapat memproduksi barang dengan harga yang lebih murah karena adanya efek learning
10
atau pembelajaran yang membuat perusahaan dapat meminimalisir biaya-biaya produksi.
PRINCIPAL BASED ETHICS (Menjunjung Tinggi Kepentingan Individu) Ada 2 filosofi yang mendukung teori ini. Pertama yaitu:
Kantian Theory (Immanuel Kant) Menurut teori ini, kewajiban seseorang adalah untuk berperilaku yang mana perilakunya dapat diterima secara universal (Universal Law). Contohnya adalah tidak membunuh, menyontek, berbohong dan lain-lain.
Deontolgy (kewajiban) Menurut teori ini, universal law haruslah dilakukan tanpa mempertanyakan apapun.
Rights Theory Melihat tindakan perilaku etika dari sisi subjek. Apakah hal yang dilakukan sudah beretika jika mempertimbangkan dampaknya bagi subjek perilaku tersebut
THEORY OF HUMAN CAPITAL (GARY BECKER)
Menurut Gary Becker, Orang tua pasti akan berinvestasi pada anaknya entah itu dalam pakaian, pendidikan, dll. Namun teori altruism menyatakan bahwa jumlah uang yang diinvestasikan orang tua pada anaknya tergantung dari kemampuan dan situasi ekonominya. Faktor utility atau satisfaction yang mempengaruhi orang tua adalah keberhasilan anak-anaknya diukur dari tingkat gaji anak di masa depan. Ia juga mengatakan semakin mereka menginvestasikan uang pada anaknya, kemungkinan anaknya untuk memiliki pendapatan lebih tinggi di masa depan akan lebih tinggi pula.
11
Dalam teorinya, Gary Becker juga mengatakan bahwa memiliki banyak anak tentunya banyak rejeki, selama pendidikan diberikan kepada anak-anak dan alhasil kehidupan anak-anak tersebut akan lebih baik dan memberikan kekayaan yang lebih bagi orangtua.
12
METODE PENULISAN
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan studi pustaka. Pengumpulan informasi dilakukan dengan mencari referensi-referensi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, referensi dapat diperoleh dari buku maupun internet5 serta wawancara kepada ahli ekonomi dan human capital. Sumber data yang kami kumpulkan merupakan data sekunder yang berasal dari buku-buku literatur, jurnal ilmiah, thesis, dan sebagainya, yang memuat informasi-informasi yang diperlukan.
5
Dwi Hadiprakoso, “Metode Sistematika Penulisan”, Dwihadiprakoso, diakses dari http://dwihadiprakoso.wordpress.com/training-t-a/bab-i/metode-sistematika-penulisan/ pada tanggal 30 September 2014
13
PETA KONSEP
HASIL DAN PEMBAHASAN Anies Baswedan (2014) menyatakan bahwa kekayaan Indonesia bukan gas, tambang, laut, atau hutan melainkan terletak pada manusianya. Kita selama ini lebih tahu mengenai ekspor impor daripada sekolah, guru, kesehatan. Hal ini
Esai harus mengandung diutarakan Beliau saat berbicara di seminar Uji Publik Capres 2014: “Mencari pembahasan mengenai kondisi Pemimpin Muda Berkualitas” yang diadakan The Habibie Center, di Jakarta, perekonomian Rabu nasional, prospek (26/3/2014). Pernyataan Beliau juga didukung dengan fakta bahwa perekonomian penduduk Indonesia ke merupakan yang terbesar ke-4 di dunia dengan 253.609.643 Indonesia jiwa6. depan, dan rekomendasi kebijakan yang dapat diterapkan. 6
Herdaru Purnomo, “Negara dengan Penduduk Terbanyak di Dunia, RI Masuk 4 Besar” Detik Finance, diakses dari http://finance.detik.com/read/2014/03/06/134053/2517461/4/negara-denganpenduduk-terbanyak-di-dunia-ri-masuk-4-besar pada tanggal 1 Oktober 2014
14
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia
Data di atas menujukkan jumlah angkatan kerja yang melimpah dan terus bertumbuh di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun (2004-2013). Pada Economic RoadMap tanggal 18 September 2014, Djisman Simandjuntak bahkan memperkirakan pertumbuhan sebesar 8-10 juta angkatan kerja di tahun 2015. Namun ditemukan masih adanya angkatan kerja yang menganggur diakibatkan berbagai faktor seperti terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia, kurangnya pendidikan dan kompetensi/ketrampilan, serta persaingan yang sangat ketat. Anies Baswedan juga mengatakan bahwa mulai adanya pergerseran kebutuhan pokok dari sandang, pangan, dan papan menjadi kesehatan, pendidikan, dan kemakmuran. Kesehatan bukan lagi mengobati namun melakukan langkah preventif (pencegahan). Untuk mencapai kemakmuran, pemerintahan perlu melakukan reformasi dalam pembangunan infrastruktur. Pada bidang pendidikan, tidak lagi hanya berfokus pada kurikulum melainkan pada kualitas guru 7 . Pemerintah sadar akan gentingnya masalah pendidikan yang dihadapi sehingga ditetapkan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI I 2008 yang menyatakan harus menyediakan anggaran pendidikan minimal 20 persen dari APBN dan APBD
yaitu sekitar Rp207.413.531.763.000,00
8
.
Namun
pelaksanaannya tidak berjalan sesuai rencana dimana banyak ditemukan kasus 7
Ihsanuddin, “Anies: Kekayaan Indonesia ada pada Sumber Daya Manusia”, Nasional Kompas, diakses dari http://nasional.kompas.com/read/2014/03/26/1149102/Anies.Kekayaan.Indonesia.Ada.pada.Sumb er.Daya.Manusia pada tanggal 1 Oktober 2014 8 “Anggaran Pendidikan Dalam APBN 2009”, Depkeu, diakses dari http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-content-list.asp?ContentId=565 pada tanggal 1 Oktober 2014
Sumber data dan kutipan yang digunakan wajib dicantumkan, baik berupa daftar pustaka maupun footnote.
15
korupsi pengadaan buku pelajaran seperti salah satunya yang terjadi di Garut oleh Entik Karyana, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Jawa Barat. Beliau terjerat kasus penggelembungan dana proyek pengadaan buku senilai Rp7,7 miliar serta memberikan dampak kerugian bagi negara senilai Rp 2 miliar 9 . Menurut Begawan ekonomi Indonesia, Prof Dr. Sumitro Djojohadikusumo, ketika terjadi kebocoran 10% dari anggaran maka depertemen bersangkutan sudah tidak efektif. Oleh karena itu, perlu diadakannya pengkajian ulang agar anggaran dapat dioptimalkan sehingga akhirnya meningkatkan kualitas masyarakat terutama pendidikan moral dan mental. Pemasalahan moral seolah sudah mengakar dan sangat mendesak untuk segera karena tindak pelanggaran moral sudah dilakukan sejak usia belia. 55 persen siswa mencontek ketika ujian berlangsung di SMK PIRI 1 (Putri dan Uly, 2008). Berdasarkan buku the honest truth about dishonesty, manusia adalah makhluk yang rasional dan tiap individu akan melakukan pelanggaran moral selama hal itu masih dianggap benar oleh dirinya maupun orang disekitarnya. “When you are in the midst of it, you are in very, very different mindset…..you are not a psychopath, and you are not cheating. You are doing what everybody else doing” (Dan Ariely). Tiap individu seolah memberikan toleransi yang berbeda untuk melakukan tindakan pelanggaran moral karena tidak adanya acuan yang jelas untuk dijadikan benchmark/tolok ukur apakah perbuatan tersebut benar atau salah. Misalnya kasus penyuapan dalam pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) yang sudah menjadi budaya di Indonesia. Banyak masyarakat yang melakukan penyuapan sehingga hal ini dianggap wajar untuk dilakukan. Mindset inilah yang harus segera diubah dalam pemerintahan Jokowi agar lebih fokus kepada pengembangan moral yang sesuai dengan teori Kantian bahwa kewajiban utama seseorang adalah untuk melakukan tindakan yang dapat diterima secara universal (universal law) tanpa harus mempertanyakan (Joseph R. DesJardins, 2010). Hasil dari penanaman konsep etika menurut Kantian tentunya sulit diaplikasikan secara menyeluruh karena pemikiran manusia yang sangat beragam, namun penanaman
9
Widji Ananta, “Pejabat Diknas Garut, Tersangkut Korupsi Buku Pelajaran Rp 7,7” M”, Liputan6, diakses dari http://news.liputan6.com/read/2027466/pejabat-diknas-garut-tersangkut-korupsibuku-pelajaran-rp-77-m pada tanggal 1 Oktober 2014
16
teori etika ini dapat mengurangi tingkat toleransi karena diharapkan manusia dapat membedakan yang mana yang baik dan benar sejak usia dini. Permasalahan yang kedua adalah masyarakat Indonesia yang memiliki mental seorang pecundang/loser mindset. Indonesia selalu memposisikan diri sebagai orang yang pasti kalah dalam setiap kompetisi dan menganggap tidak memiliki kemampuan untuk melakukan lebih (negative thinking) padahal setiap manusia memiliki kesempatan yang sama. Contoh konkrit di Indonesia adalah hukum yang berlaku pada kecelakaan lalu-lintas yang melibatkan kendaraan roda dua dan empat. Apapun kronologinya, kesalahan selalu dilimpahkan kepada orang yang memiliki status sosial lebih tinggi yaiut pengendara roda empat dengan dasar pemikiran bahwa pemilik kendaraan roda empat harus mengasihani pengendara roda dua. Mindset ini diperparah dengan Indonesia yang dimanjakan oleh bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Contohnya adalah harga BBM yang disubsidi sehingga relatif lebih murah yang membuat masyarakat Indonesia menjadi sangat bergantung pada BBM untuk setiap proses kehidupannya tanpa adanya kesadaran bahwa sumber daya tersebut dapat habis dan tidak dapat diperbaharui. Hal ini menghambat inovasi untuk menciptakan energi alternatif dengan alasan tidak memiliki cukup kemampuan dan teknologi (selalu membatasi diri dengan.pikiran negatif). Permasalahan ini coba diselesaikan Jokowi dengan mencanangkan program kartu Indonesia Pintar agar setiap individu mendapatkan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan yang layak. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualiatas siswa terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan biaya. Sesuai dengan teori pertumbuhan Solow, salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas produksi adalah dengan menambahkan teknologi, maka dari itu program pendidikan harus diterapkan bagi seluruh warga termasuk seperti petani, nelayan, serta buruh agar mereka semakin mahir dalam bekerja, menciptakan dan memanfaatkan teknologi.
17
Pengembangan bukan hanya dilakukan pada hard skills namun juga pada pendidikan moral dan mental (soft skills). Pendidikan moral dan mental sangat fundamental dan baik diterapkan bagi anak-anak usia dini karena anak lebih mudah menyerap perilaku dari lingkungan sekitar dan perkembangan mental berlangsung sangat cepat10. Ketika lingkungan di sekitar anak membawa pengaruh positif maka si anak akan ikut berperilaku baik, hal ini juga berlaku sebaliknya. Untuk mewujudkan hal tersebut, Jokowi mencoba melakukan modifikasi pada kurikulum pendidikan Indonesia yaitu sebagai berikut: - Untuk pendidikan dasar 70% pendidikan karakter, 30% untuk ilmu pengetahuan. - Untuk SMP 60% untuk pendidikan karakter, 40% untuk ilmu pengetahuan. - Untuk SMA 20% pendidikan karakter dan 80% untuk ilmu pengetahuan11. Revolusi mental menjadi keperluan yang sangat mendesak mengingat pada tahun 2015, Indonesia dan negara-negara se-Asia Tenggara akan menghadapi AFTA (Asia Free Trade Association) dimana segala jenis perdagangan berupa ekspor impor maupun tenaga kerja akan semakin dipermudah (tidak ada lagi trade barrier) sehingga persaingan antar individu maupun perusahaan akan semakin luas dan ketat. Indonesia perlu khawatir akan masuknya AFTA dikarenakan menurut CBBC Asia, produktivitas buruh di Indonesia merupakan yang terendah se Asia Tenggara 12 . Hal ini diharapkan bisa dijadikan rambu-rambu bagi pemerintahan Jokowi agar dapat sesegera mungkin mengambil langkah pembenahan pada sektor pendidikan dengan melakukan revolusi mental. Hal ini dilakukan agar Indonesia dapat menghasilkan pekerja yang dapat berkompetisi secara positif untuk terus meningkatkan produktivitas. Namun tentunya pemerintah tidak dapat bekerja sendiri. Pengusahalah yang mendorong kemajuan sektor riil secara konkrit. Dalam pertemuan APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) dengan Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang 10
Gutama, “Pendidikan Karakter pada Anak Usia Dini”, Kemdiknas, diakses dari http://perpustakaan.kemdiknas.go.id/download/Pendidikan%20Karakter%20pada%20PAUD.pdf pada tanggal 2 Oktober 2014 11 Aries Yanto, “Aksi nyata Program Pendidikan Jokowi-JK” Pedoman news, diakses dari http://www.pedomannews.com/news/28548-11-aksi-nyata-program-pendidikan-jokowi-jk pada tanggal 2 Oktober 2014 12 Billy Taufan, Produktivitas Buruh China dihitung 2.7 x Indonesia, diakses dari http://www.linkedin.com/groups/Produktifitas-buruh-China-dihitung-27-2462584.S.275698781 pada tanggal 3 Oktober 2014
18
disiarkan di Metro TV pada tanggal 18 September 2014, Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla menyatakan bahwa pengusaha dan pemerintah harus bersama-sama bergandengan tangan dalam menyelesaikan masalah ekonomi dan niscaya pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat menyentuh angka lebih dari 7 persen pertahun. Begitu juga dalam ketenagakerjaan, pengusaha memengang andil besar dalam meningkatkan produktivitas sumber daya manusianya.
Beberapa kebijakan yang dapat dilakukan oleh perusahaan antara lain adalah dengan memberikan insentif dan fasilitas berupa tunjangan bagi pekerjanya (makan, kesehatan, transportasi, keluarga). Pemberian insentif dinilai lebih efektif untuk meningkatkan kesejahteraan hidup pekerja sekaligus memaksimalkan produktivitas. Namun insentif yang diberikan harusnya terukur. Pemberian upah dan insentif di Indonesia tidak berdasarkan performa setiap individunya (Dessler dan Huat, 2009). Bagi buruh, pemerintah menetapkan UKM dan menjadikan UKM sebagai upah standar, seharusnya Indonesia mulai mencontoh Negaranegara Asia lainya seperti Singapura dan China. Di Singapura, perserikatan pekerja memegang andil besar dalam membuat kebijakan-kebijakan upah, dan sebagai hasilnya perusahaan di Singapura menerapkan sistem pengupahan yang fleksibel. Komponen upah fleksibel terdiri dari upah dasar, upah variabel 19
berdasarkan kinerja tiap pekerja, dan upah tahunan variabel berdasarkan kinerja perusahaan (Dessler dan Huat, 2009). Akibatnya pekerja menjadi lebih termotivasi. Lain halnya dengan di China, dalam beberapa dekade terakhir China mempertahankan sistem pemberian upah rendah namun memberikan jaminan sosial yang komprehensif. Selain itu China juga menetapkan sistem pengupahan berdasarkan performa pekerja dan menjadikan tingkat pertumbuhan ekonomi negaranya sebagai dasar kenaikan upah tiap tahunya. Sistem pengupahan inilah yang perlu ditiru Indonesia. Selama ini sistem pengupahan karyawan serta dasar kenaikan upah tidaklah jelas dan memiliki dasar yang kuat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Temasek Polytechnic di Singapura, 65 persen perusahaan di Asia menggunakan program motivasi untuk meningkatkan kinerjanya dan dari seluruh Negara di Asia, Thailand memberikan paling banyak program untuk meningkatkan motivasi sedangkan Indonesia merupakan Negara yang paling sedikit memberikan program motivasi. Alhasil kinerja pekerja Indonesia jika dibandingkan dengan kinerja pekerja di Negara lain sangatlah tertinggal. Dihitung dali skala produktifitas, tenaga kerja Indonesia kalah jauh dibanding China yaitu 1:2.7, artinya hampir 1 pekerja di China mampu melakukan pekerjaan yang sama, waktu yang sama, hasil yang sama dilakukan oleh 3 buruh Indonesia. Padahal tingkat upah keduanya tidak jauh berbeda. Selain insentif dan fasilitas yang diberikan, perusahaan dan pemerintah juga harus merancang pelatihan khusus agar pegawai memiliki keahlian spesifik di bidang tertentu untuk menciptakan comparative advantage. Peningkatan keahlian spesifik ini sangatlah perlu dilakukan untuk mengatasi persaingan yang lebih ketat akibat perjanjian AFTA. Berdasarkan theory of trade, Indonesia harus turut berpartisipasi dan menciptakan comparative advantage agar dapat turut mendapatkan keuntungan yang ditimbulkan AFTA, bukan hanya menjadi target pasar barang dan jasa internasional. Seperti yang dicanangkan dalam program kerja Jokowi, Beliau mengajukan revolusi industri yang terspesialisasi ditiap daerahnya. Contohnya, proyek industri sepatu di Cibaduyut. Tidak hanya itu, jika melihat keunggulan Indonesia secara menyeluruh, Indonesia merupakan negara
20
kepulauan terbesar di Asia Tenggara dan Jokowi seharusnya mengalihkan anggaran subsidi BBM dan memfokuskan penciptaan comparative advantage di bidang maritime dengan membangun pelabuhan-pelabuhan di propinsi-propinsi di Indonesia untuk memaksimalkan hasil laut Indonesia. Program pengembangan ini juga didukung oleh pengusaha-pengusaha Indonesia yang berkomitmen untuk menginvestasikan uangnya. Namun pemerintah lagi-lagi harus kembali mendukung dan membantu pengusaha untuk meringankan beban ini dengan memberikan kepastian hukum, memusatkan pelayanan publik khususnya di dunia usaha, memperjelas otonomi daerah dan mereformasi birokrasi agar pertumbuhan perusahaan dan pengusaha tidak terhambat. Ditengah pemerintah dan pengusaha, pekerja juga harus sadar bahwa mereka memiliki internal locus of control dimana output yang mereka hasilkan berdasarkan dari dalam diri mereka sendiri (Schermerhorn, 2011). Jika program sudah dijalankan namun pekerja tidak turut proaktif dalam proses peningkatan produktivitas mereka, maka program yang sudah dicanangkan sejak awal tetaplah tidak efektif.
KESIMPULAN Indonesia memiliki kekayaan sumber daya manusia yang melimpah, namun belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena adanya moral hazard. Pemerintahan Jokowi mencoba merekonstruksi sistem
Kesimpulan menunjukkan jawaban atas tujuan yang telah dikemukakan pada bagian pendahuluan
pendidikan di Indonesia dengan memfokuskan pada pendidikan
moral
dan
revolusi
mental
untuk
meningkatkan kualitas pekerja Indonesia. Revolusi ini harus segera direalisasikan guna mempersiapkan negara dalam menghadapi AFTA pada tahun 2015. Selain
program pemerintah dalam meningkatkan soft skills, pengusaha harus turut ambil bagian dengan mengembangkan hard skills melalui training dan pelatihan terspesialisasi dengan tujuan terciptanya comparative advantage. Dengan ini
21
semua, produktivitas diharapkan meningkat dan Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi inclusive.
DAFTAR PUSTAKA Ariely, D. 2012. The Honest Truth About Dishonesty: How We Lie to EveryoneEspecially Ourselves. USA: Harper Collins Becker, G.S. 1975. Human Capital: A Theoretical and Empirical Analysis, with Special Reference to Education, 2nd Edition. USA: National Bureau of Economic Research. Blanchard, O dan Johnson. D. R. 2013. Macroeconomics, 6th Edition. England: Pearson DesJardins, J. 2014. Introduction to Business Ethics, 5th Edition. International Edition. Singapore: McGraw-Hill Education Dessler, G dan Huat, T.C. 2009. Human Resource Management: An Asian Perspective, 2nd Edition. Singapore: Pearson Pinduck, R.S dan Rubinfeld. D.L. 2009. Microeconomics, 7th Edition. USA: Pearson
Sari, P dan Gusniarty, U. 2008. Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Perilaku Mencontek Pada Siswa SMK. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia Schermerhorn, J.R. 2011. Introduction to Daftar pustaka ditulis dengan Harvard Style.
Business Management 11th Edition,
International Student Edition. Singapore: John Wiley & Sons (Asia) Pte. Ltd
1. Sumber buku dan sejenisnya >> Nama belakang pengarang. Inisial. (tahun penerbitan). Judul buku (Edisi jika edisinya lebih dari satu). Tempat diterbitkan: Penerbit. 2. Sumber artikel, jurnal dan sejenisnya >> Nama belakang pengarang. Inisial. (tahun penerbitan). Judul artikel. Judul jurnal, Nomor volume–(Nomor issue jika ada), Nomor halaman awal dan akhir dari artikel. 1.
22