INVESTASI DI PASAR MODAL SYARIAH DALAM KAJIAN ISLAM
Anna Nurlita UIN Sultan Syarif Kasim Riau Email:
[email protected]
Abstract: Capital Market Act 1995 does not distinguish between the conventional capital market with the Islamic capital market. This raises some questions about the concepts and principles of Islamic capital markets, as well as the trading mechanism in the Islamic capital market. To answer these questions, this study aims to determine the difference between the conventional capital market based on the principles of Islamic capital markets and capital market concepts, application of capital market trading mechanisms in conventional versus Islamic capital market, and the meaning of investment according to Islamic Shari'a. To explain the purpose of this research, engineering studies and documents through a literature study will describe the rules concerning the capital market both conventional and Islamic. Based on the research results can be explained that the conventional capital market concepts and principles are not much different from the Islamic capital market. The only difference is the emphasis on the type of issuer and the securities to be traded in accordance with Islamic principles. While trade execution procedure between the conventional capital market and Islamic capital markets are no different, namely by using JATS (Jakarta Autometed Trading System). The difference lies only in contracts used in the transaction. Meanwhile, the investment can’t be separated from the Islamic Shari'a because investment is allowed in Islam, however, in contrast to speculative investments. Keywords: Islamic Capital Market, trading mechanism, Investment, Speculation
Financial market dapat dibagi menjadi
Pendahuluan Pasar keuangan (Financial Market) mempunyai
peranan
penting
dua, yakni pasar uang (Money Market), dan
dalam
pasar modal (Capital Market). Pasar uang
perekonomian suatu negara, karena dapat
merupakan pertemuan antara permintaan
mempertemukan
dan
antara
pihak
yang
penawaran
dana
jangka
pendek.
memiliki kelebihan dana dengan pihak
Sedangkan pasar modal memperjualbelikan
yang membutuhkan dana. Tanpa adanya
efek (surat berharga/securities) seperti
financial market, maka peminjam uang
saham, obligasi, derivatif, dan reksa dana
(kreditur) akan mengalami kesulitan dalam
(mutual funds) (Sri Hermuningsih, 2012: 5-
menemukan debitur yang bersedia untuk
6). Pasar modal berdasarkan Undang-
memberikan
undang Pasar Modal (UUPM) Nomor 8
pinjaman
kepadanya.
1
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
Tahun 1995 menyatakan bahwa pasar
perusahaan.
modal adalah kegiatan yang bersangkutan
mendapat
dengan penawaran umum dan perdagangan
saham dalam Rapat Umum Pemegang
efek, perusahaan publik yang berkaitan
Saham (RUPS). Jika seorang pemodal
dengan efek yang diterbitkannya, serta
ingin mendapatkan dividen, maka pemodal
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
tersebut harus memegang saham tersebut
efek.
dalam kurun waktu yang relatif lama, yaitu
Dalam
UUPM
tersebut
tidak
dipisahkan antara pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional. Pasar
Dividen diberikan persetujuan
dari
setelah
pemegang
hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode di mana diakui sebagai
modal mempunyai peran penting sebagai
pemegang
sarana investasi jangka panjang dalam
mendapatkan
perekonomian.
perekonomian
dibagikan perusahaan dapat berupa dividen
konvensional melihat bahwa pasar modal
tunai – artinya kepada setiap pemegang
juga
jangka
saham diberikan dividen berupa uang tunai
pendek yang bersifat spekulatif guna
dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap
mendapatkan keuntungan yang cepat dan
saham – atau dapat pula berupa dividen
besar.
saham
sebagai
Namun, sarana
investasi
Instrumen pasar keuangan yang paling
saham dividen.
yang
pemegang
yang
berarti
saham
berhak
Dividen
kepada
diberikan
yang
setiap dividen
populer di pasar modal adalah saham
sejumlah saham sehingga jumlah saham
(stock). Menerbitkan saham merupakan
yang dimiliki seorang pemodal akan
salah
bertambah
satu
pilihan
perusahaan
ketika
dengan
adanya
pembagian
memutuskan untuk pendanaan perusahaan.
dividen saham tersebut. Sementara Capital
Pada sisi lain, saham merupakan instrumen
gain merupakan selisih antara harga beli
investasi yang banyak dipilih para investor
dan harga jual. Capital gain terbentuk
karena saham mampu memberikan tingkat
dengan
keuntungan yang menarik. Terdapat dua
saham di pasar sekunder.
keuntungan
yang
diperoleh
adanya
aktivitas
perdagangan
investor
Para investor bebas memilih apakah
dengan membeli atau memiliki saham,
memegang saham yang dibelinya sebagai
yaitu dividen dan capital gain.
suatu bentuk investasi jangka panjang atau pembagian
menahannya sebentar untuk kemudian
keuntungan yang diberikan perusahaan dan
melepaskannya di pasar sekunder ketika ia
berasal dari keuntungan yang dihasilkan
melihat
Dividen
2
merupakan
pergerakan
harga
saham
Ana Nurlita : Investasi di Pasar Modal Syariah Dalam Kajian Islam
menunjukkan
adanya
margin.
Inilah
yang dibagi kepada para pemegang saham,
tindakan umum yang secara terus menerus
prospek usaha dan keuntungan yang akan
terjadi di pasar modal yakni keinginan
diraih perusahaan, termasuk kinerja buruk
untuk meraih capital gain dalam jumlah
perusahaan tersebut. Contoh faktual adalah
yang besar dan dalam waktu yang singkat.
terbongkarnya
Tindakan yang terus menerus seperti inilah
WorldCom
yang disebut dengan kegiatan spekulatif.
keuangannya dilaporkan untung sebesar
skandal yang
keuangan
dalam
laporan
Keuntungan seorang investor dalam
US $ 3,8 milyar padahal angka tersebut
bermain saham tidak mesti diperoleh
merupakan jumlah kerugian yang diderita
melalui capital gain dengan menjual saham
perusahaan. Sentimen negatif seperti ini
pada saat harga jualnya lebih tinggi dari
akan mendorong para investor melepaskan
harga yang dibeli sebelumnya. Bisa saja
saham
investor melalui para broker melakukan
Sementara
goreng-menggoreng saham dengan tujuan
kebijakan
menguasai saham perusahaan tertentu yang
ekonomi nasional, tingkat suku bunga
dibeli dengan harga murah jauh dari harga
perbankan,
normalnya
internasional dan perkembangan bursa
melalui
rekayasa
transaksi
ataupun dengan melemparkan isu-isu yang
sehingga faktor
harga
saham
eksternal
pemerintah, kondisi
jatuh. meliputi
kondisi
makro
perekonomian
saham dunia.
berdampak negatif terhadap perusahaan
Samuelson dan Nordhaus (1997: 220)
tertentu sehingga harga sahamnya jatuh.
mengungkapkan kegiatan spekulatif dalam
Ketika harga saham jatuh, maka terjadilah
pasar
kepanikan
harapan
di
kalangan
investor
lain
modal
muncul
terpenuhi
karena
dengan
adanya
sendirinya.
khususnya yang lebih awam, sehingga
Artinya, jika seseorang membeli saham
mereka melepaskan saham yang mereka
tertentu dengan harapan nilai saham akan
pegang ke pasar agar kerugian yang lebih
naik, maka tindakan ini akan mendorong
besar dapat dihindari.
kenaikan
harga-harga
saham
yang
bersangkutan. Keadaan ini membuat orang Di balik kegiatan spekulatif tersebut
semakin terdorong untuk membeli lagi dan
pasar sangat dipengaruhi oleh faktor
hal ini menyebabkan kenaikan harga saham
internal dan eksternal. Faktor internal
lagi.
menyangkut
kinerja
perusahaan
yang
Pasar modal syariah di Indonesia
bersangkutan yang meliputi berapa dividen
dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana
3
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
Syariah oleh PT. Danareksa Investment
berdasarkan Daftar Efek Syariah (DES)
Management
terdapat 309 saham yang sesuai dengan
pada
tahun
1997.
Selanjutnya, BEI berkerjasama dengan PT.
prinsip
Danareksa
Management
Banyaknya jumlah saham yang masuk
meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII)
dalam DES menjadikan pilihan bagi
pada tahun 2000 yang bertujuan untuk
investor untuk memilih lebih banyak
memandu
saham-saham syariah dalam menanamkan
Investment
investor
yang
ingin
menginvestasikan dananya secara syariah.
syariah
(www.idx.co.id).
modalnya.
Dengan hadirnya indeks tersebut, maka
Meskipun pertumbuhan pasar modal
para pemodal telah disediakan saham-
syariah cukup menggembirakan, namun
saham
ekspos pasar modal syariah masih minim.
yang
dapat
dijadikan
sarana
berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah.
Kurangnya
Agar saham-saham yang masuk ke dalam
mengenai pasar modal syariah menjadi
JII tersebut merupakan saham-saham yang
keraguan bagi investor untuk menanamkan
sesuai
maka
modalnya pada pasar modal. Hal ini
diperlukan suatu institusi dan peraturan
dikarenakan adanya praktik kegiatan di
yang jelas untuk menjamin bahwa saham
pasar modal yang mengandung unsur
tersebut
spekulasi. Oleh karena itu, dibutuhkan
dengan
telah
prinsip
sesuai
syariah,
dengan
prinsip
pemahaman
masyarakat
syariah. Oleh karena itu, pada tahun 2003
pengetahuan
dilakukanlah
syariah, baik dari konsep dan prinsip, serta
penandatanganan
MOU
antara Bapepam dan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-
mengenai
pasar
modal
mekanisme perdagangannya. Dengan
demikian,
berdasarkan
MUI) sebagai institusi yang terlibat dalam
kegiatan investor dalam pasar modal serta
pengaturan Pasar Modal Syariah untuk
fenomena
yang
terjadi,
maka
dalam
mengembangkan pasar modal berbasis
penelitian
ini
ditelaah
lebih
lanjut
syariah di Indonesia (Adrian Sutedi, 2011:
bagaimana konsep dan prinsip pasar modal
4).
syariah versus pasar modal konvensional, Jika dilihat perkembangan pasar modal
mekanisme perdagangan di pasar modal
sampai tahun 2013 jumlah emiten yang
syariah dan konvensional, dan perbedaan
listing di BEI sebanyak 480 perusahaan
investasi dan spekulasi menurut pandangan
dengan
Islam.
nilai
Rp.4.512.714
4
kapitalisasi triliun.
sebesar Sementara
Ana Nurlita : Investasi di Pasar Modal Syariah Dalam Kajian Islam
Lembaga dan Peraturan Terkait Pasar Modal Syariah Struktur membedakan
pasar
modal
tidak
antara
pasar
modal
konvensional dengan pasar modal syariah. Hal ini dapat dilihat seperti gambar
c.
d.
berikut: e.
f.
g. Sumber: www.idx.co.id
Untuk mengawasi emiten dan efek syariah dalam pasar modal syariah, maka Mejelis
Ulama
membentuk
Dewan
Indonesia
(MUI)
Syariah
Nasional
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang mempunyai mengeluarkan
tugas fatwa
dan
h.
i.
wewenang
atas
jenis-jenis
kegiatan keuangan, produk, dan jasa
j.
keuangan. Dalam rangka pengembangan pasar modal berbasis syariah di Indonesia, sampai
saat
menerbitkan
ini
DSN-MUI
fatwa-fatwa
terkait
telah pasar
k.
modal berbasis syariah, yaitu: a.
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 5/DSNMUI/IV/2000 tentang Jual Beli Saham; b. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 7/DSN-
l.
MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Mudharabah (Qiradh); Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 8/DSNMUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Musyarakah; Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 9/DSNMUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah; Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 10/DSNMUI/IV/2000 tentang Wakalah; Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 11/DSNMUI/IV/2000 tentang Kafalah; Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 20/DSNMUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah; Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 32/DSNMUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah; Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 33/DSNMUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah; Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 40/DSNMUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal; Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 41/DSNMUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah; Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 50/DSNMUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah Mustarakah;
5
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
m. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 59/DSNMUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi; n. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 65/DSNMUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah; o. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 66/DSNMUI/III/2008 tentang Waran Syariah; p. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 69/DSNMUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara; q. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 70/DSNMUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara; r. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 71/DSNMUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back; s. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 72/DSNMUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara Ijarah Sale and Lease Back; t. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 76/DSNMUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah Asset To Be Leased; u. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 80/DSNMUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek (www.ojk.go.id).
6
Selain fatwa yang dikeluarkan oleh DSN-MUI, peraturan terkait lainnya yang berhubungan dengan pasar modal syariah seperti peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria
dan
Penerbitan
Daftar
Efek
Syariah, Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, dan peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah. Untuk mendukung kinerja di pasar modal syariah dibutuhkan pengawasan dari suatu
lembaga
untuk
menjalankan
pedoman yang diterbitkan oleh DSN-MUI dan Bapepam-LK. Oleh karena itu, Dewan Syariah
Nasional
(DSN)
membentuk
Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk mengawasi kegiatan usaha pasar modal agar senantiasa sejalan dengan prinsip syariah.
Dalam
keputusan
DSN-MUI
Nomor 03 Tahun 2000, DPS mempunyai tugas dan fungsi. Tugas utamanya adalah mengawasi
kegiatan
usaha
lembaga
keuangan syariah agar sesuai dengan ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh DSN. Sedangkan fungsi utamanya adalah sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi, pimpinan untuk usaha syariah dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek syariah. Selain itu, DPS juga berfungsi sebgai mediator antara lembaga keuangan syariah dengan DSN
Ana Nurlita : Investasi di Pasar Modal Syariah Dalam Kajian Islam
dalam mengkomunikasikan usul dan saran pengembangan lembaga
produk
keuangan
dan
jasa
syariah
Penerapan prinsip syariah di pasar
dari
modal tentunya bersumberkan dari al-
yang
Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan
memerlukan kajian dan fatwa dari DSN
Hadits
(Adrian Sutedi, 2011: 245).
Selanjutnya, dari kedua sumber hukum
Konsep dan Konvensional Syariah
Prinsip Pasar versus Pasar
Modal Modal
Muhammad
SAW.
tersebut para ulama melakukan penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih. Salah satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah
Pasar modal Indonesia telah diatur dalam
Nabi
muamalah,
yaitu
hubungan di antara sesama manusia terkait
(UUPM) No 8 tahun 1995. UUPM tersebut
perniagaan. Berdasarkan itulah kegiatan
tidak membedakan antara pasar modal
pasar modal syariah dikembangkan dengan
konvensional dengan pasar modal syariah.
basis fiqih muamalah. Terdapat kaidah
Oleh karena itu, pasar modal syariah
fiqih muamalah yang menyatakan bahwa
bukanlah suatu sistem yang terpisah dari
“pada dasarnya, semua bentuk muamalah
sistem pasar modal secara keseluruhan.
boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
Secara
Modal
mengharamkannya.” Konsep inilah yang
Syariah tidak memiliki perbedaan dengan
menjadi prinsip pasar modal syariah di
pasar modal konvensional, namun terdapat
Indonesia (IDX. Sekolah Pasar Modal
beberapa karakteristik khusus Pasar Modal
Syariah. Workshop).
umum
yaitu
kegiatan
bahwa
Pasar
tentang
Modal
Syariah,
Undang-undang
pembahasan
Pasar
produk
dan
Prinsip-prinsip syariah di pasar modal
mekanisme transaksi tidak bertentangan
adalah prinsip-prinsip hukum Islam dalam
dengan prinsip-prinsip syariah.
kegiatan
Adapun konsep dasar pasar modal
berdasarkan
di
bidang fatwa
pasar Dewan
modal Syariah
syariah dapat digambarkan dalam skema
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-
berikut:
MUI) sepanjang fatwa dimaksud tidak bertentangan dengan peraturan Bapepam LK yang didasarkan pada fatwa DSNMUI. Prinsip syariah di bidang pasar modal yang dinyatakan dalam Fatwa DSNMUI No. 40 tentang pasar modal dan
7
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
pedoman umum penerapan prinsip-prinsip
perusahaan pembiayaan berbasis bunga,
syariah di bidang pasar modal, adalah:
jual beli risiko yang mengandung unsur
a. Pasar modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis Efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya dipandang telah sesuai dengan Syariah apabila telah memenuhi prinsip-prinsip syariah. b. Suatu efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip syariah apabila telah memperoleh pernyataan kesesuaian syariah dikeluarkan oleh DSN-MUI terhadap suatu Efek Syariah bahwa Efek tersebut sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah (Fatwa DSN MUI No. 40 Tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal).
ketidakpastian
Emiten atau perusahaan publik yang memenuhi
prinsip
menyatakan
dalam
syariah kegiatan
(gharar)
dan/atau
judi
(maisir) seperti asuransi konvensional. Emiten
dan
kegiatan
perusahaan usahanya
mendistribusikan,
publik
yang
memproduksi, memperdagangkan
dan/atau menyediakan barang atau jasa yang haram zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat, dan
melakukan
transaksi
yang
mengandung unsur suap (risywah).
harus
Selain itu, emiten atau perusahaan
usahanya
publik yang bermaksud menerbitkan Efek
bahwa tidak bertentangan dengan prinsip
Syariah
syariah. Sementara, emiten dan perusahaan
memenuhi ketentuan akad yang sesuai
publik yang tidak menyatakan bahwa
dengan syariah atas Efek Syariah yang
kegiatan
dikeluarkan, serta wajib menjamin bahwa
usahanya
tidak
bertentangan
wajib
menandatangani
dan
dengan prinsip syariah, namun memenuhi
kegiatan
kriteria produk syariah, maka termasuk
prinsip Syariah dan memiliki Shariah
juga ke dalam golongan saham syariah.
Compliance Officer. Shariah Compliance
Adapun
dan
Officer (SCO) adalah pihak atau pejabat
perusahaan publik tersebut adalah tidak
dari suatu perusahaan atau lembaga yang
melakukan
telah mendapat sertifikasi dari DSN-MUI
kriteria
bagi
kegiatan
emiten usaha
seperti
usahanya
memenuhi
perjudian dan permainan yang tergolong
dalam
judi, perdagangan yang tidak disertai
prinsip Syariah di pasar modal.
dengan perdagangan
penyerahan
Secara
mengenai
fundamental,
prinsip-
emiten
dan
penawaran/
perusahaan publik yang termasuk dalam
permintaan palsu, bank berbasis bunga,
kegiatan usaha sesuai dengan prinsip
8
dengan
barang/jasa,
pemahaman
prinsip-
Ana Nurlita : Investasi di Pasar Modal Syariah Dalam Kajian Islam
syariah adalah emiten dan perusahaan
syariah. Suatu saham dapat dikategorikan
publik yang memiliki rasio total hutang
sebagai saham syariah jika saham tersebut
berbasis bunga dibandingkan total ekuitas
diterbitkan oleh emiten dan perusahaan
tidak lebih dari 82%, dan rasio total
publik yang secara jelas menyatakan dalam
pendapatan bunga dan total pendapatan
anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha
tidak halal lainnya dibandingkan total
emiten
pendapatan usaha dan total pendapatan
bertentangan
lainnya tidak lebih dari 10%.
syariah.
Selain jenis usaha emiten, adapun jenis
dan
perusahaan
publik
dengan
tidak
prinsip-prinsip
Selain saham, produk syariah lainnya
efek yang diperdagangkan sesuai dengan
adalah
prinsip syariah adalah Saham Syariah,
Bapepam
Sukuk, Reksa Dana Syariah, Kontrak
menyatakan bahwa sukuk merupakan efek
Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK
syariah
EBA) Syariah, dan surat berharga lainnya
kepemilikan
yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah.
mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak
Saham merupakan surat berharga bukti
terpisahkan
penyertaan modal kepada perusahaan, dan
(syuyu’/undivided share) atas: a) aset
dengan
tersebut
berwujud tertentu (ayyan maujudat), b)
untuk
nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul
mendapatkan bagian hasil dari usaha
ayyan) tertentu, baik yang sudah ada
perusahaan tersebut. Konsep penyertaan
maupun yang akan ada, c) jasa (al-
modal dengan hak bagian hasil usaha ini
khadamat) yang sudah ada maupun yang
merupakan konsep yang tidak bertentangan
akan ada, d) aset proyek tertentu (maujudat
dengan prinsip syariah. Prinsip syariah
masyru’ muayyan), e) kegiatan investasi
mengenal konsep ini sebagai kegiatan
yang telah ditentukan (nasyath ististmarin
musyarakah atau syirkah. Berdasarkan
khashah).
bukti
pemegang
penyertaan
saham
berhak
analogi tersebut, maka secara konsep saham
merupakan
dan
LK
berupa
Nomor
sertifikat
yang
bernilai
atau
peraturan IX.A.13
atau
bukti
sama
tidak
dan
terbagi
Sukuk berbeda dengan obligasi. Sukuk bukan merupakan surat utang, melainkan
syariah.
bukti kepemilikan bersama atas suatu
Namun demikian, tidak semua saham yang
aset/proyek. Setiap sukuk yang diterbitkan
diterbitkan oleh emiten dan perusahaan
harus mempunyai aset yang dijadikan dasar
publik
penerbitan
dapat
dengan
disebut
yang
Berdasarkan
tidak
bertentangan
efek
sukuk.
prinsip
sebagai
saham
(underlying
asset).
Klaim
9
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
kepemilikan pada sukuk didasarkan pada
pemodal, khususnya pemodal kecil dan
aset/proyek yang spesifik. Penggunaan
pemodal yang tidak memiliki banyak
dana
untuk
waktu dan keahlian untuk menghitung
kegiatan usaha yang halal. Keuntungan
risiko atas investasi mereka. Reksa Dana
bagi
dirancang
sukuk
harus
pemegang
digunakan
sukuk
dapat
berupa
sebagai
sarana
untuk
imbalan, bagi hasil atau marjin, sesuai
menghimpun dana dari masyarakat yang
dengan jenis akad yang digunakan dalam
memiliki modal, mempunyai keinginan
penerbitan sukuk. Berdasarkan Standar
untuk melakukan investasi, namun hanya
Syariah AAOIFI No.17 tentang Investment
memiliki waktu dan pengetahuan yang
Sukuk, sukuk terdiri dari: a) Sertifikat
terbatas. Reksa Dana Syariah adalah Reksa
kepemilikan dalam aset yang disewakan, b)
Dana yang beroperasi menurut ketentuan
Sertifikat kepemilikan atas manfaat, yang
dan prinsip Syariah Islam, baik dalam
terbagi menjadi 4 (empat) tipe: Sertifikat
bentuk akad antara pemodal sebagai
kepemilikan atas manfaat aset yang telah
pemilik harta (shahib al-mal/rabb al-mal)
ada, Sertifikat kepemilikan atas manfaat
dengan manajer investasi, begitu pula
aset di masa depan, sertifikat kepemilikan
pengelolaan dana investasi sebagai wakil
atas jasa pihak tertentu dan Sertifikat
shahib al-mal, maupun antara manajer
kepemilikan atas jasa di masa depan, c)
investasi sebagai wakil shahib al-mal
Sertifikat salam, d) Sertifikat istishna, e)
dengan pengguna investasi.
Sertifikat
Sertifikat
Reksa Dana Syariah dikenal pertama
musyarakah, g) Sertifikat muzara’a, h)
kali di Indonesia pada tahun 1997 ditandai
Sertifikat musaqa, i) Sertifikat mugharasa.
dengan penerbitan Reksa Dana Syariah
Reksa peraturan
murabahah,
dana
syariah,
LK
Danareksa Saham pada bulan Juli 1997. Sebagai salah satu instrumen investasi,
IX.A.13, Reksa Dana syariah adalah reksa
Reksa Dana Syariah memiliki kriteria yang
dana sebagaimana dimaksud dalam UUPM
berbeda dengan reksa dana konvensional
dan
yang
pada umumnya. Perbedaan ini terletak
pengelolaannya tidak bertentangan dengan
pada pemilihan instrumen investasi dan
prinsip-prinsip Syariah di pasar modal.
mekanisme investasi yang tidak boleh
Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa
bertentangan
dana pada umumnya merupakan salah satu
syariah.
alternatif
keseluruhan proses manajemen portofolio,
peraturan
dan
berdasarkan Nomor
10
Bapepam
f)
pelaksanaannya
investasi
bagi
masyarakat
dengan
Perbedaan
prinsip-prinsip lainnya
adalah
Ana Nurlita : Investasi di Pasar Modal Syariah Dalam Kajian Islam
screeninng (penyaringan), dan cleansing
Reksa
(pembersihan). Seperti halnya wahana
membayar ganti rugi atau membayar lebih
investasi
lainnya,
Dana
tersebut
tidak
segera
di
samping
rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi
berbagai
peluang
hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu,
keuntungan, Reksa Dana pun mengandung
wanprestasi dimungkinkan akibat dari
berbagai peluang risiko.
pihak-pihak yang terkait dengan Reksa
mendatangkan
Pertama, risiko berkurangnya nilai
Dana, pialang, bank kustodian, agen
unit penyertaan. Risiko ini dipengaruhi
pembayaran, atau bencana alam, yang
oleh turunnya harga dari efek (saham,
dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai
sukuk, dan surat berharga syariah lainnya)
Aktiva Bersih) Reksa Dana. Keempat,
yang masuk dalam portfolio Reksa Dana
risiko politik dan ekonomi. Risiko ini
tersebut.
dengan
berasal dari perubahan kebijakan ekonomi
kemampuan manajer investasi reksadana
dan politik yang berpengaruh pada kinerja
dalam mengelola dananya. Kedua, risiko
bursa dan perusahaan sekaligus, sehingga
likuiditas. Risiko ini menyangkut kesulitan
akhirnya membawa efek pada portofolio
yang dihadapi oleh manajer investasi jika
yang dimiliki suatu reksadana.
Hal
ini
berkaitan
sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan
kembali
(redemption)
Efek Beragun Aset (EBA)
Syariah
atas
adalah Efek yang diterbitkan oleh kontrak
sebagian besar unit penyertaan yang
investasi kolektif EBA Syariah yang
dipegangnya kepada manajer investasi
portofolio-nya terdiri dari aset keuangan
secara
dapat
berupa tagihan yang timbul dari surat
menyulitkan manajemen perusahaan dalam
berharga komersial, tagihan yang timbul di
menyediakan dana tunai. Risiko ini hanya
kemudian hari, jual beli pemilikan aset
terjadi pada perusahaan reksadana yang
fisik oleh lembaga keuangan, efek bersifat
sifatnya terbuka (open-end funds). Risiko
investasi yang dijamin oleh pemerintah,
ini dikenal juga sebagai redemption effect.
sarana peningkatan investasi/arus kas serta
Ketiga, risiko wanprestasi. Risiko ini
aset keuangan setara, yang sesuai dengan
merupakan risiko terburuk, di mana pada
prinsip-prinsip Syariah.
umumnya
dana
berharga komersial Syariah adalah surat
diasuransikan kepada perusahaan asuransi.
pengakuan atas suatu pembiayaan dalam
Risiko ini dapat timbul ketika perusahaan
jangka waktu tertentu yang sesuai dengan
asuransi yang mengasuransikan kekayaan
prinsip-prinsip syariah.
bersamaan,
kekayaan
hal
ini
reksa
Dan, surat
11
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
Berdasarkan prinsip-prinsip syariah di
Proses
pelaksanaan
perdagangan
bidang pasar modal, maka menurut penulis,
dibursa dapat dilihat pada gambar
prinsip pasar modal konvensional tidak
bawah ini:
di
jauh berbeda dengan prinsip pasar modal syariah. Perbedaannya hanya terletak pada penekanan lebih khusus tentang keriteriakeriteria
yang
termasuk
dalam
efek
syariah. Dalam prinsip syariah ditekankan kehalalan dari suatu produk/jasa dari kegiatan usaha. Kegiatan usaha tersebut secara spesifik harus memiliki manfaat yang jelas sehingga tidak ada keraguan akan hasil usaha yang akan menjadi objek dalam
perhitungan
keuntungan
yang
Sumber: www.idx.co.id
Sementara
proses
pelaksanaan
diperoleh. Perhitungan keuntungan dan
perdagangan secara remote dapat dilihat
kerugian akan hasil usaha harus memiliki
pada gambar di bawah ini:
mekanisme bagi hasil yang adil menurut penyertaan masing-masing pihak. Aplikasi Pasar Modal Syariah Pelaksanaan
perdagangan
efek
di
bursa dilakukan secara online dengan menggunakan fasilitas Jakarta Automated Trading System (JATS). Perdagangan efek
Sumber: www.idx.co.id
di bursa dilakukan oleh anggota bursa efek, yaitu perantara pedagang efek yang telah
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995
memperoleh izin usaha dari Bapepam dan
tentang Pasar Modal (UUPM) menyatakan
mempunyai hak untuk
mempergunakan
bahwa pasar modal merupakan kegiatan
sistem dan atau sarana Bursa Efek sesuai
yang bersangkutan dengan penawaran
dengan peraturan Bursa Efek.
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
12
Ana Nurlita : Investasi di Pasar Modal Syariah Dalam Kajian Islam
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Berdasarkan UUPM tersebut, terminologi pasar modal syariah dapat diartikan sebagai kegiatan dalam pasar modal sebagaimana yang diatur
dalam
bertentangan
UUPM dengan
yang
prinsip
tidak syariah.
Karena pasar modal syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah dari sistem pasar modal secara keseluruhan, maka secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar modal konvensional. Namun, terdapat beberapa karakteristik khusus Pasar Modal Syariah, yaitu bahwa efek dan mekanisme transaksi
beralihnya hak atas pemilikan barang yang menjadi objek Ijarah. b. Kafalah adalah perjanjian (akad) di mana pihak penjamin (kafiil/guarantor) berjanji memberikan jaminan kepada Pihak yang dijamin (makfuul ‘anhu/ ashil/ debitur) untuk memenuhi kewajiban pihak yang dijamin kepada pihak lain (makfuul lahu/kreditur). c. Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian (akad) di mana pihak yang menyediakan dan (shahib al-mal) berjanji kepada pengelola usaha (mudharib) untuk menyerahkan modal dan pengelola (mudharib) berjanji untuk mengelola modal tersebut. d. Wakalah adalah perjanjian (akad) di mana pihak yang memberi kuasa (muwakkil) memberikan kuasa kepada pihak yang menerima kuasa (wakil) untuk melakukan tindakan atau perbuatan tertentu.
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
perdagangan efek di pasar modal, dalam
Efek-efek yang tidak bertentangan dengan
prinsip
syariah
diterbitkan
menggunakan akad-akad penerbitan efek syariah di pasar modal yang diatur dalam peraturan Bapepam dan LK No IX.A.14. Akad-akad penerbitan efek syariah di pasar modal seperti: a.
Terkait dengan transaksi efek pada
Ijarah adalah perjanjian (akad) di mana pihak yang memiliki barang atau jasa (pemberi sewa atau pemberi jasa) berjanji kepada penyewa atau pengguna jasa untuk menyerahkan hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang dimiliki pemberi sewa atau pemberi jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa dan atau upah (ujrah), tanpa diikuti dengan
Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan
Prinsip
Syariah
dalam
Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek, antara lain dijelaskan bahwa perdagangan efek
di
pasar
reguler
bursa
efek
menggunakan akad jual beli (bai’) di mana akad jual beli tersebut dinilai sah ketika terjadi kesepakatan pada harga serta jenis dan volume tertentu antara permintaan beli dan penawaran jual. Selanjutnya, harga dalam jual beli dimaksud dapat ditetapkan berdasarkan kesepakatan yang mengacu pada harga pasar wajar, yaitu harga pasar
13
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
dari suatu efek berdasarkan prinsip Syariah
sebagaimana yang telah digariskan oleh
yang sesuai dengan mekanisme pasar yang
fiqih,
teratur, wajar dan efisien serta tidak
diperdagangkan
direkayasa
tawar
emiten yang memproduksi barang dan jasa
menawar yang berkesinambungan (bai’
haram serta melanggar syariah, 2) menjual
almusawamah).
sekuritas yang belum dimiliki, 3) adanya
melalui
mekanisme
Adapun prinsip jual beli syariah yang berkaitan
dengan
objek/barang
yang
di
antaranya:
1)sekuritas
merupakan
yang
sekuritas
manipulasi dan penipuan terutama terkait dengan
transparansi
atau
keterbukaan
diperjual belikan adalah sebagai berikut:
informasi (full disclosure), khususnya bagi
a. Objek jual beli (baik berupa barang jualan atau harganya/uang) merupakan barang yang suci dan bermanfaat, bukan barang najis atau barang yang haram; b. Objek jual beli merupakan hak milik penuh, seseorang bisa menjual barang yang bukan miliknya apabila mendapat izin dari pemilik barang; c. Objek jual beli dapat diserahterimakan. Pemindahbukuan efek tidak dapat dilaksanakan bila efek tidak tersedia atau tidak cukup tersedia di Sub rekening efek. d. Objek jual beli dan jumlah pembayarannya diketahui secara jelas oleh kedua belah pihak. Proses penyelesaian transaksi di KSEI dengan cara pemindahbukuan dilakukan dengan instruksi yang jelas terkait nama dan jumlah Efek, nilai transaksi dan tanggal penyelesaian transaksi (PT Kustodian Sentral Efek Indonesia. Workshop Wartawan. 2013).
emiten yang berisiko tinggi, 4) transaksi
Lain halnya dengan kegiatan transaksi di pasar modal konvensional. Masih banyak aktivitasnya yang bertentangan atau
14
melanggar
prinsip
syariah
yang mengandung ketidakjelasan sekuritas yang diperdagangkan, 5) transaksi yang mengandung unsur riba, 6) rekayasa permintaan
dan
mempermainkan
penawaran harga,
7)
untuk transaksi
perdangan yang tidak memenuhi syarat dan rukun jual beli, 8) transaksi yang dibatasi oleh waktu dan atau dikaitkan dengan transaksi lainnya, 9) terdapat dua transaksi atau lebih dalam satu perjanjian jual beli. Spekulasi dan Investasi Menurut Syariat Islam Beberapa
ahli
mengemukakan
pendapat yang berbeda tentang investasi. Kendati demikian, ada beberapa kesamaan dalam pengertiannya. Alexander dan Shape mengemukakan bahwa investasi adalah pengorbanan nilai tertentu yang berlaku saat ini untuk mendapatkan nilai di masa datang yang belum dipastikan besarannya. Sementara itu, Yogianto mengemukakan
Ana Nurlita : Investasi di Pasar Modal Syariah Dalam Kajian Islam
bahwa
investasi
adalah
penundaan
maupun non material. Investasi syariah
konsumsi saat ini untuk digunakan dalam
adalah investasi yang didasarkan pada
produksi yang efisien selama periode
prinsip-prinsip syariah, baik investasi pada
tertentu. Tendelin mendefiniskan investasi
sektor
sebagai komitmen atas sejumlah dana atau
Sehingga investasi tidak dapat dilepaskan
sumber daya lain yang dilakukan pada saat
dari prinsip-prinsip syariah.
riil
maupun
sektor
keuangan.
ini dengan tujuan memperoleh keuntungan
Dalam berinvestasi di pasar modal
di masa datang. Berdasarkan berbagai
terdapat beberapa istilah yang sering
definisi di atas, penulis menyimpulkan
disamakan artinya padahal mempunyai
bahwa investasi merupakan pengeluaran
makna yang berbeda. Istilah tersebut
atau pengorbanan sumber daya pada saat
adalah gambling (judi) dan spekulasi.
ini untuk memperoleh pengembalian di
Terdapat
masa datang yang belum pasti besarannya.
keduanya yang terletak pada penguasaan
perbedaan
mendasar
antara
Dalam sistem ekonomi konvensional,
teknik dan pengetahuan seseorang terkait
seseorang melakukan investasi dengan
dengan suatu tindakan. Tindakan gambling
motif yang berbeda-beda, di antaranya
cenderung dilakukan tanpa analisis, karena
untuk memenuhi kebutuhan likuiditas,
memang
menabung dengan tujuan mendapatkan
pengetahuan yang memadai. Sebaliknya
pengembalian
besar,
spekulasi masih melibatkan analis, bahkan
merencanakan pensiun, untuk berspekulasi,
kadang-kadang melibatkan informasi yang
dan lain sebagainya. Begitu pula dalam
lengkap dan data yang akurat. Namun,
ekonomi
kedua
kegiatan
Islam,
yang
lebih
investasi
muamalah
merupakan
yang
sangat
tidak
punya
praktik
teknik
tersebut
dan
sama-sama
bertujuan untuk mencari keuntungan dalam
dianjurkan, karena dengan berinvestasi
jangka
harta yang dimiliki menjadi produktif dan
kepentingan
juga mendatangkan manfaat bagi orang
spekulasi
lain. Al-Qur’an dengan tegas melarang
menggunakan cara-cara yang melanggar
aktivitas penimbunan (ikhtinaz) terhadap
rule of the game yang berlaku.
harta yang dimiliki. Islam memiliki sistem
pendek
tanpa
memperhatikan
orang
lain.
sering
kali
Sementara,
jika
Selain
itu,
dilakukan
dikaitkan
dengan
perekonomian yang diselenggarakan dalam
investasi, tentu persoalannya akan berbeda.
rangka
kesejahteraan
Dilihat dari investor dalam dunia pasar
kehidupan manusia baik secara meterial
modal secara garis besar terdapat dua
mewujudkan
15
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
macam,
yaitu
investor
yang
berani
mengambil risiko (risk taker) dan investor yang
tidak
berani
mengambil
risiko
(nonrisk taker). Radcliffe dalam Muhamad Nafik mengatakan bahwa: “speculator accept fairly risk, and speculator have alarge portofolio turnover, where as investors have low turnover”. Meskipun pada praktik di lapangan agak sulit membedakan antara tindakan investasi dengan tindakan spekulasi karena keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk memdapatkan pengembalian lebih terhadap
apa
yang
dikorbankan
dapat dibandingkan seperti yang terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1. Tindakan Investasi dan Tindakan Spekulasi Spekulator Kadang-kadang tidak rasional dalam melakukan analisis dengan cermat walaupun kadang-kadang manipulatif Mengumpulkan Memanfaatkan informasi informasi yang selengkap mungkin simpang siur dan membuat rumor yang menguntungkan dirinya Mengharapkan Mengharapkan pengembalian pada pengembalian
16
dalam jangka relatif pendek Memanfaatkan kondisi risiko tinggi dalam berspekulasi Mengharapkan pengembalian yang tinggi dan menolak pengembalian yang rendah Tidak peduli dengan kondisi perekonomian baik mikro maupun makro. Bahkan lebih menyukai beraksi pada kondisi ekonomi yang bergejolak Berdampak pada padar yang bergejolak dengan fluktuasi yang tinggi
Mengharapkan pengembalian yang sesuai dengan risiko Menginginkan harga sekuritas sebagai cerminan informasi dan kondisi ekonomi yang sebenarnya, baik mikro maupun makro
atau
dikeluarkan. Namun, tindakan keduanya
Investor Rasional dalam mengambil keputusan, berhatihati dan melakukan analisis yang cermat
jangka relatif panjang Pada umumnya risiko yang diambil bersifat moderat
Berdampak pada pasar yang bergejolak namun pasti (fluktuasi yang wajar) Perbedaan dilihat
antar
dari
bagaimana
mendapatkan, berprilaku
keduanya
mereka
memanfaatkan,
terhadap
dapat
informasi.
dan Para
spekulan berpendapat bahwa orang yang paling
menguasai
mendapatkan tinggi.
keuntungan
Mereka
kepentingan
informasi
diri
hanya sendiri
yang
akan paling
mementingkan dan
tidak
mempedulikan kepentingan dan kondisi ekonomi serta pelaku pasar yang lain. Bagi spekulan, harta yang didapat adalah hasil jerih payah sendiri. Tindakan seperti itulah
Ana Nurlita : Investasi di Pasar Modal Syariah Dalam Kajian Islam
yang dilarang dalam al-Qur’an (Diana Wiyanti, 2013). Sutedi
menjelaskan
karakteristik
investasi dan spekulasi sebagai beriktu: a. Investor di pasar modal adalah mereka yang memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan Tbk yang diyakininya baik dan menguntungkan, bukan untuk tujuan mencari capital gain melalui short selling. Sedangkan spekulan bertujuan untuk mendapatkan gain yang biasanya dilakukan dengan upaya goreng-menggoreng saham b. Para investor membeli sekuritas dengan tujuan untuk berpartisipasi secara langsung dalam bisnis yang lazimnya bersifat long Term. Sedangkan para spekulan membeli sekuritas untuk mendapatkan keuntungan dengan menjualnya kembali secara short term. c. Spekulasi adalah kegiatan game of chance, sedangkan bisnis adalah game of skill. Seseorang dianggap melakukan kegiatan spekulatif apabila ia ditenggarai memiliki motif memanfaatkan ketidakpastian tersebut untuk keuntungan jangka pendek. Sehingga investor yang terjun di pasar perdana dengan motivasi mendapatkan capital gain semata-mata ketika saham dilepas di pasar sekunder tergolong kedalam spekulan. d. Spekulasi telah meningkatkan unearned income bagi sekelompok orang dalam masyarakat, tanpa mereka memberikan kontribusi apapun baik yang bersifat positif maupun produktif. Bahkan, mereka telah mengambil keuntungan diatas biaya masyarakat, yang
bagaimanapun juga sangat sulit untuk bisa dibenarkan secara ekonomi, sosial, maupun moral. e. Spekulasi merupakan sumber penyebab terjadinya krisis keuangan. Fakta menunjukkan bahwa aktivitas para spekulan inilah yang menimbulkan krisis di Wall Street tahun 1929 yang mengakibatkan depresi yang luar biasa bagi perekonomian dunia di tahun 1930an. Begitu pula dengan devaluasi poundsterling tahun 1967, maupun krisis mata uang franc ditahun 1969. f. Spekulasi adalah outcome dari sikap mental ”ingin cepat kaya” Apabila seseorang telah terjebak dengan sikap mental ini, maka ia akan berusaha dengan menghalalkan segala macam cara tanpa memperdulikan rambu-rambu agama dan etika. Dalam al-Qur’an yang
secara
terdapat ayat ayat
tidak
langsung
telah
memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok secara lebih baik. Dengan demikian, penulis menyatakan bahwa konsep investasi tidak dapat lepas dari syariat Islam, di mana dalam surat anNisa ayat 9, yang artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
17
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
Ayat di atas memerintahkan kepada kita agar
tujuh ekor sapi betina yang gemukgemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya.”
tidak meninggalkan dzurriat
dhi’afa (keturunan yang lemah), baik moril maupun materil. Seolah ingin memberikan anjuran
agar
kesejahteraan ekonomi)
selalu (dalam
yang
memperhatikan hal
baik
ini
secara
dan
tidak
(47). Yusuf berkata: “Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.
meninggalkan kesusahan secara ekonomi, nampaknya al-Qur’an telah jauh hari mengajak
umatnya
untuk
selalu
memperhatikan kesejahteraan yang salah
(48). Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.
satu caranya adalah dengan berinvestasi. Selain itu, Investasi yang berarti menunda pemanfaatan harta yang kita miliki
pada
menyimpan,
saat
ini,
atau
mengelola
berarti (49). Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur.” (QS. Yusuf, 12: 46-49). Ayat ini mengajarkan kepada kita
dan
mengembangkannya merupakan hal yang dianjurkan dalam al-Qur’an seperti yang dijelaskan dalam al-Qur’an Surat Yusuf (12): ayat 46-49. ُ يُو ُسفُ أَيﱡھَا الصﱢ دﱢي ت ِس َما ٍن يَأْ ُكلُھ ﱠُن ٍ ق أَ ْفتِنَا فِي َسب ِْع بَقَ َرا ٌ َس ْب ٌع ِع َج ت لَ َعلﱢي ٍ اف َو َسب ِْع ُس ْنب َُال ٍ ت ُخضْ ٍر َوأُخَ َر يَابِ َسا ﱠ ال ت َْز َر ُعونَ َس ْب َع َ َ( ق46) َاس لَ َعلھُ ْم يَ ْعلَ ُمون ِ أَرْ ِج ُع إِلَى النﱠ ً ِص ْدتُ ْم فَ َذرُوهُ فِي ُس ْنبُلِ ِه إِ ﱠال قَل يال ِم ﱠما َ ِسنِينَ دَأَبًا فَ َما َح ك َس ْب ٌع ِشدَا ٌد يَأْ ُك ْلنَ َما َ ِ( ثُ ﱠم يَأْتِي ِم ْن بَ ْع ِد َذل47) َتَأْ ُكلُون ً ِقَ ﱠد ْمتُ ْم لَھ ﱠُن إِ ﱠال قَل ( ثُ ﱠم يَأْتِي ِم ْن بَ ْع ِد48) َصنُون ِ ْيال ِم ﱠما تُح ُ ك عَا ٌم فِي ِه يُغ { (49) َْصرُون َ َِذل ِ َاث النﱠاسُ َوفِي ِه يَع 49 – 46 :]يوسف Artinya: (46). (Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf, dia berseru): “Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang
18
untuk
tidak
mengkonsumsi
semua
kekayaan yang kita miliki pada saat kita telah mendapatkannya, tetapi hendaknya sebagian kekayaaan yang kita dapatkan itu juga
kita
untuk
tangguhkan
keperluan
yang
pemanfaatannya lebih
penting.
Dengan bahasa lain, ayat ini mengajarkan kepada
kita
untuk
mengelola
dan
mengembangkan kekayaan demi untuk mempersiapkan masa depan. Masa depan itu bisa berarti 1, 2, 5, 10 atau 15 tahun ke depan bahkan lebih, termasuk juga masa pensiun atau hari tua.
Ana Nurlita : Investasi di Pasar Modal Syariah Dalam Kajian Islam
Secara harfiah mengelola harta itu bisa
Konsep investasi menurut pandangan
dilakukan dalam beberapa bentuk, seperti
Islam berbeda dengan investasi ekonomi
menyimpan
non muslim, perbedaan ini terjadi terutama
di
menabung/mendepositokan mengembangkannya
rumah, di
melalui
bank, bisnis,
karena
pengusaha
menggunakan
tingkat
Islam
tidak
bunga
dalam
membelikan property ataupun cara-cara
menghitung investasi. Di mana harta atau
lain yang halal dan berpotensi besar dapat
uang dinilai oleh Allah sebagai Qiyaman,
menghasilkan keuntungan (Sofyan Jauhari,
yaitu sarana pokok kehidupan. Investasi
Artikel 25).
yang berarti menunda pemanfaatan harta yang kita miliki pada saat ini, atau berarti
Kesimpulan
menyimpan,
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan
dapat
dan
yang
dianjurkan dalam al-Qur’an seperti yang
bahwa
dijelaskan dalam surat Yusuf ayat 46-49.
Undang-undang Pasar Modal (UUPM) No.
Sementara spekulasi adalah tindakan yang
8 Tahun 1995 mengatur tentang Pasar
dilarang oleh Islam. Kegiatan spekulasi ini
Modal tidak membedakan antara pasar
dilarang karena terdapat unsur-unsur yang
modal konvensional dengan pasar modal
tidak
syariah. Sehingga pada dasarnya konsep
diantaranya spekulan lebih mementingkan
pasar modal syariah merupakan konsep
kepentingan diri dan tidak mempedulikan
dari
konvensional
kepentingan dan kondisi ekonomi serta
sebagaimana yang telah diatur dalam
pelaku pasar yang lain. Bagi spekulan,
UUPM tersebut. Hanya saja, pada pasar
harta yang didapat adalah hasil jerih payah
modal syariah terdapat beberapa hal yang
sendiri. Tindakan seperti itulah yang
ditekankan, yaitu mengenai kegiatan usaha
dilarang dalam al-Qur’an.
pasar
disimpulkan
mengelola
modal
sesuai
dengan
syariat
islam,
emiten, efek yang diterbitkan oleh emiten, serta
mekanisme
perdagangan
yang
dilakukan oleh investor haruslah sesuai dengan prinsip syariah. Prinsip-prinsip Syariah didasarkan
adalah atas
prinsip-prinsip
yang
ajaran
yang
Islam
penetapannya dilakukan oleh DSN-MUI melalui fatwa yang dikeluarkannya.
Daftar Kepustakaan Ardian Sutedi. (2011). Pasar Modal Syariah. Cet. 1. Jakarta: Sinar Grafika. Diana Wiyanti. (2013). Perspektif Hukum Islam terhadap Pasar Modal Syariah sebagai Alternatif Investasi Bagi Investor. Jurnal Hukum IUS QUIA
19
Kutubkhanah: Jurnal Penelitian sosial keagamaan, Vol.17, No.1 Januari-Juni 2014
IUSTUM. No.2 Vol. 20 April: 234245. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 40/DSNMUI/IX/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. Fatwa DSN-MUI No. 80/DSNMUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek Jogiyanto Hartono. (2011). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. M. Roem Syibly. (2007). Spekulasi Dalam Pasar Saham. Jurnal Ekonomi Islam La_Riba. Vol.1 No.1. Muhammad Nafik HR. (2009). Bursa Efek dan Investasi Syariah. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
20
Peraturan Bapepam dan LK No IX.A.14. Akad-akad Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia. (2013). Sekolah Pasar Modal Syariah. Workshop Wartawan. Samuelson, A. Paul Nordhaus, William P. (1997). Makro Ekonomi. Edisi 14. Jakarta: Erlangga. Sofyan Jauhari. Investasi dalam Pandangan al-Qur’an dan Sunnah. Serial Kecerdasan Finansial. Artikel ke 25. Sri
Hermuningsih. (2012). Pengantar Pasar Modal. Edisi 1. UPP STIM YKPN.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. www.idx.co.id www.ojk.go.id