TRADISI ZIARAH KUBUR DALAM MASYARAKAT MELAYU KUANTAN Jamaluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau
[email protected]
Abstrak: Ziarah kubur adalah kunjungan ke tempat pemakaman umum/ pribadi yang dilakukan secara individu atau kelompok, dengan tujuan mendoakan saudara atau keluarga yang telah meninggal dunia supaya diberikan kedudukan atau posisi yang layak di sisi Allah SWT. Pada permulaan Islam, Nabi SAW melarang keras umatnya untuk ziarah kubur dikarenakan masih lemahnya iman. Beliau takut jika umatnya menjadikan kuburan sebagai suatu benda keramat, seperti meminta sesuatu kepada kuburan, sehingga akan menjatuhkan diri kepada perbuatan syirik, atau hal lain yang ditakutkan beliau seperti berziarah ke makam sambil meratap di atasnya. Namun seiring semakin mantapnya akidah Islam, akhirnya ziarah ke makam diperbolehkan oleh Nabi SAW., yaitu dengan tujuan semata-mata mendoakan orang-orang yang telah mendahului kita di makam yang ada di lokasi tersebut. Dari kegiatan ziarah kibur ini, bila dilihat dari perspektif Islam, ternyata terkandung nilai-nilai yang positif seperti nilai akidah, akhlak, dan ibadah. Selain itu, juga bisa membuat pelakunya semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT., semakin yakin dan kuat keimanannya untuk mencari amal sebanyak mungkin menghadapi kematian. Kegiatan ini juga dapat mempererat tali silaturrahim di antara sesama muslim. Kata kunci: Islam, Melayu, dan Ziarah Kubur
Mengikut
Pendahuluan Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
seperti
pendapat
dikutip
Basrowi
Taylor
(2008:
kebudayaan
bangsa yang berbeda-beda antara satu
kompleks yang di dalamnya terkandung
daerah dengan daerah lainnya, mulai dari
berbagai
ujung pulau Sabang (Aceh) sampai ke
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
Merauke
membentang
kemampuan serta kebiasaan yang didapat
dengan luas 3400 mil, yang merupakan
oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
daerah
Sementara itu, Koentjaraningrat (2004:
khatulistiwa,
yang
yang
mempunyai
keseluruhan
71),
besar dan kaya akan budaya dan suku
(Papua),
adalah
E.B.
pengetahuan,
137)
ragam dan sangat banyak jumlahnya. Ini
adalah satu cara hidup yang dikembangkan
adalah
oleh
satu
kekayaan
bangsa
masyarakat
bahwa
kepercayaan,
budaya dan suku bangsa yang beraneka
salah
menjelaskan
yang
guna
kebudayaan
memenuhi
Indonesia yang tertuang dalam Bhinneka
kebutuhan dasarnya untuk dapat bertahan
Tunggal
hidup,
Ika
yang
berarti
berbeda-beda namun tetap satu.
251
walaupun
meneruskan
mengatur
keturunannya
pengalaman
dan
sosialnya.
Sosial
Budaya:
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.2 Juli - Desember 2014
Kebudayaan itu akan tetap bertahan dan
Sutan Takdir Alisjahbana seperti dikutip
lestari sepanjang masa apabila didukung
Simuh (2003: 2), ada enam nilai yang amat
oleh struktur masyarakat dan akan tetap
menentukan
dipertahankan, apabila jika kebudayaan itu
kepribadian manusia maupun masyarakat,
masih memiliki nilai fungsional bagi
yaitu:
masyarakatnya.
1. Nilai teori, yaitu proses penilaian teori
di
wawasan
etika
dan
Perbedaan adat, tradisi, dan budaya
yang menuju ke arah pengetahuan.
berbagai
Tujuan proses penilaian ini untuk
mempunyai
daerah arti
di
Indonesia
tersendiri
dalam
membentuk persatuan dan kesatuan negara republik
ini,
bahkan
mereka
para
mengetahui
alam
sekitar
dan
menentukan dengan objektif. 2. Nilai
ekonomi,
yaitu
nilai
yang
masyarakat begitu bangga dengan tradisi
mendorong untuk maju atau dengan
dan adat-istiadatnya tersebut. Begitulah
kata lain merupakan aspek progresif
gambaran keragaman budaya dan tradisi
dari
masyarakat Indonesia, yang mendiami
ekonomi
wilayah
nusantara
efisiensi
berbagai
suku,
yang
seperti
terdiri Jawa,
dari Batak,
Melayu, Sunda, Minang, Aceh, Papua, dan
kebudayaan.
Proses
berlaku dan
memberikan
penilaian
menurut
logika
bertujuan
untuk
kontribusi
pada
kesenangan hidup.
sebagainya. Mereka saling menghargai dan
3. Nilai agama, dalam penilaian ini
dapat hidup berdampingan dengan damai
manusia menyikapi ekspresi rahasia
dalam keberagaman suku dan agama yang
dan kebesaran hidup alam semesta
dianut sebagai kepercayaannya.
dengan
Kebudayaan umumnya sebagai hasil proses atau hasil krida, cipta, rasa, dan
penuh
takzim
dan
penuh
tremendum et facinans (kegemetaran dan ketakjuban).
karsa manusia dalam upaya menjawab
4. Nilai estetik, penilaian yang bersifat
tantangan kehidupan yang berasal dari
keekspresifan terhadap benda-benda
alam sekelilingnya. Manusia tidak hanya
dan
puas dengan apa yang terdapat dalam
antara nilai agama dan nilai seni yang
kebendaan saja. Akan tetapi manusia
sama-sama
memiliki wawasan dan tujuan hidup
perasaan dan fantasi disebut aspek
tertentu sesuai dengan kesadaran dan cita-
ekspresif kebudayaan.
kejadian-kejadian.
menekankan
Kombinasi
intuisi,
citanya. Karena itu, mengikut pendapat
252
Jamaluddin : Tradisi Ziarah Kubur Dalam Masyarakat Melayu Kuantan
5. Nilai kuasa, yaitu proses penilaian
berwatak konservatif. Agama misalnya,
kuasa yang bertujuan pada kekuasaan
jika tidak didukung oleh pemikiran yang
yaitu perasaan puas jika orang lain
rasional, ia mudah terjerumus ke dalam
mengikuti norma-norma dan nilai-nilai
penghayatan serba mistik dan gaib yang
kita, terlebih lagi bila kita mempunyai
ekstrim dan irasional. Karena itu, yang
otoritas dan kuasa atas mereka.
utama bagi kemajuan umat manusia adalah
6. Nilai solidaritas, proses penilaian yang menjunjung
hubungan
bagaimana cara mengembangkan budaya
cinta,
yang memiliki keserasian nilai progresif
persahabatan, simpati dengan sesama
dan ekspresif. Hal ini hanya mungkin jika
manusia, yang menghargai mereka
nilai agama dijadikan sendi utama dan
sebagai individu atau golongan dengan
didukung oleh nilai teori dan ekonomi.
kemungkinan-kemungkinan mereka. Keenam
atas,
sesuatu yang khas insani, artinya hanya
memang merupakan kristalisasi berbagai
terdapat pada makhluk manusia saja, maka
macam
manusia,
kedudukan manusia di situ adalah sentral,
sehingga keenamnya merupakan pilar yang
tidak ada kebudayaan tanpa manusia.
menentukan konfigurasi kepribadian dan
Hewan atau alam sekitar kita disebut alam
norma etik individu dan masyarakat. Dari
buta karena tidak dapat menghasilkan
keenam nilai tersebut, tentu ada nilai yang
kebudayaan.
paling dominan, yang merupakan norma
beberapa unsur yang membentuk satu
tertinggi dari seluruh pola kehidupan
kesatuan. Keselarasan antar unsur di
pribadi dan masyarakat. Misalnya, jika
dalamnya merupakan suatu hal yang sangat
nilai ekonomi yang dipandang sebagai nilai
penting, mengandung nilai-nilai, karena itu
utama, pasti pola tingkah laku cenderung
kebudayaan dihubungkan dengan nilai-
ke arah paham materialis. Karena tujuan
nilai yang baik, yang bermanfaat, yang
utama
indah dalam kehidupan manusia (Barker,
nilai
adalah
menghalalkan
macam
nilai
kebudayaan
keuntungan, segala
cara
di
Pada hakekatnya, kebudayaan adalah
tentu dan
ia
tidak
memperdulikan halal dan dan haram.
Kebudayaan
terdiri
dari
1994: 139). Kebudayaan
mempunyai
berbagai
Tiga nilai budaya, yaitu nilai agama,
bentuk dan beberapa unsur. Salah satu
seni dan solidaritas, berkaitan dengan rasa
unsur di antara unsur-unsur atau nilai-nilai
yang bersendi dengan perasaan, intuisi dan
yang ada dalam kebudayaan adalah sistem
imajinasi. Budaya ekspresif umumnya
religi dan kepercayaan. Dari unsur yang
253
Sosial
berupa
Budaya:
sistem
mempunyai
religi
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.2 Juli - Desember 2014
tersebut,
wujud
sebagai
dapat sistem
pepatah adat masyarakat Melayu Kuantan yang mengatakan:
keyakinan dan gagasan dari Tuhan, dewadewa, roh para leluhur, dan sebagainya. Hal
ini
dimaksudkan
memiliki
kemantapan,
agar
manusia
keseimbangan
“jika rindu pada keluarga yang masih hidup datangi rumah tangganya dan jika rindu kepada keluarga yang sudah meninggal kunjungilah pusaranya”.
dalam kehidupan lahiriah maupun batiniah. Dalam budaya masyarakat Melayu Kuantan,
khususnya
mereka
yang
berdomisili di Desa Lubuk Terentang Kecamatan
Gunung
Toar
Kabupaten
Kuantan Singingi, dikenal tradisi ziarah kubur yang dilakukan setiap tanggal 2 Syawal atau hari kedua lebaran idul fithri setiap tahunnya. Tradisi ini diadakan, selain untuk memelihara kontak dan komunikasi dengan leluhurnya agar jalan hidupnya
menjadi
dimaksudkan
sebagai
terang,
juga
kontrol
dalam
mengisi hidupnya. Sistem religi
dan
kepercayaan yang merupakan fondasi dan pegangan
hidup
masyarakat
dapat
diaktualisasikan atau diwujudkan dalam bentuk ziarah ke kuburan para kerabat dan sanak famili yang sudah meninggal dunia. Kegiatan ini dilaksanakan oleh masyarakat Melayu
setempat
guna
memperingati,
memuliakan serta mendoakan roh para leluhur, yang oleh masyarakat dianggap dapat
mendatangkan
pengaruh
ketenteraman batin kepada orang yang masih hidup. Dalam konteks ini, ada
Seluruh masyarakat merasa sangat gembira apabila hari tersebut datang, bahkan
bagi
warga
yang
berada
di
perantauan, meraka biasanya mengambil cuti dari pekerjaan atau libur dari studinya hanya semata-mata untuk pulang kampung. Bagi warga yang tidak sempat hadir pada tradisi ziarah kubur ini, mereka akan menyesal dan merasa sangat rugi, karena kesempatan ini hanya datang setahun sekali, seperti halnya tradisi pacu jalur rantau kuantan yang diadakan setahun sekali dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia, yang saat ini telah menjadi agenda tetap Kabupaten Kuantan Singingi setiap tahun. Sebenarnya,
setiap
budaya
atau
tradisi yang dilestarikan oleh masyarakat di berbagai daerah nusantara, pasti memiliki nilai-nilai positif, tak terkecuali tradisi ziarah kubur dalam masyarakat Melayu Kuantan.
Bagi
masyarakat
Melayu
Kuantan, tradisi ziarah kubur selain untuk memupuk persatuan dan kesatuan serta rasa kebersamaan antar sesama warga, juga
254
Jamaluddin : Tradisi Ziarah Kubur Dalam Masyarakat Melayu Kuantan
untuk
mendoakan
para
arwah
yang
meninggal
dunia
supaya
diberikan
dimakamkan di tempat tersebut agar diberi
kedudukan atau posisi yang layak di sisi
ampunan, kelapangan, dan ditempatkan
Allah
pada tempat yang layak di sisi Allah SWT.
diharapkan bisa tenang dengan adanya
SWT.,
sehingga
arwahnya
permohonan doa dari keluarganya yang Pengertian Ziarah Kubur
masih hidup.
Secara etimologi, kata ziarah kerasal dari bahasa Arab yaitu ziyarah yang berarti
Tujuan Ziarah Kubur
kunjungan, mengujungi atau mendatangi
Setiap aktivitas atau kegiatan yang
(Mohd. Idris, 1350 H: 272). Sementara
dilakukan oleh seseorang atau kelompok
kata kubur, yaitu lobang yang digali di
orang, pasti mempunyai tujuan dan maksud
tanah berukuran 1x2 meter berbentuk
tersendiri, dan dapat memberikan manfaat
persegi panjang disertai liang lahat yang
atau faedah sesuai dengan apa yang
merupakan
penyimpanan
diharapkan oleh pelakunya. Agar setiap
(W.J.S.
kegiatan itu berhasil dan berdaya guna,
Poerwadarminta, 1987: 179). Jadi, ziyarah
maka syarat utamanya adalah meminta
atau ziarah merupakan asal kata dari
ridha Allah SWT terlebih dahulu selaku zat
bahasa Arab, yang secara terminologi
yang akan memberi izin dan keberkatan
berarti
sewaktu-waktu
kepada hamaba-Nya. Jika segala sesuatu
kuburan orang yang sudah meninggal
dimulai tanpa meminta ridha Allah SWT.,
dunia untuk memohonkan rahmat Tuhan
maka
bagi
mendapat berkah dari Allah SWT.
tempat
mayat/jenazah
manusia.
mengunjungi
orang-orang
yang
dikubur
di
dalamnya serta untuk mengambil ibarat
kegiatan
tersebut
tidak
akan
Demikian juga halnya dengan tardisi
dan peringatan supaya hidup ingat akan
ziarah
mati dan nasib di kemudian hari di akhirat
masyarakat Melayu Kuantan, khususnya
(Hariz al-Farisi, 2003: 10).
yang berdomisili di Desa Lubuk Terentang
Dengan
demikian,
ziarah
kubur
kubur
Kecamatan
yang
Gunung
dilakukan
Toar
oleh
Kabupaten
adalah kunjungan ke tempat pemakaman
Kuantan
umum/pribadi
dilakukannya ziarah kubur ini adalah
yang
dilakukan
secara
Singingi,
di
mana
tujuan
individu atau kelompok masyarakat pada
sebagai berikut:
waktu tertentu, dengan tujuan mendoakan
1. Untuk mendoakan arwah para kerabat,
saudara
255
atau
keluarga
yang
telah
keluarga atau sanak famili yang telah
Sosial
Budaya:
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.2 Juli - Desember 2014
meninggal dunia agar diampuni segala
Hikmah Ziarah Kubur
dosanya, dan diberikan kelapangan dan
Pada permulaan Islam, Nabi SAW
keringanan, terutama dari siksa kubur
melarang kaum muslimin untuk ziarah
serta mendapatkan tempat yang layak
kubur. Hal ini disebabkan karena pada
di sisi Allah SWT.
zaman jahiliah, kuburan dijadikan sebagai
2. Untuk mempererat tali silaturrahim
tempat kebaktian atau sesembahan pada
antar sesama warga, baik mereka yang
roh
berdomisili di kampung maupun yang
menyembah berhala, dan tempat berkeluh
hidup di perantauan.
kesah sambil meratap mencucurkan air
3. Untuk memupuk dan mewujudkan rasa
leluhur
dan
kebaktian
untuk
mata. Terkait hal ini, Nabi SAW bersabda:
kekeluargaan, kebersamaan, persatuan “Artinya: Sesungguhnya Rasul SAW telah mengutuk perempuanperempuan yang berziarah ke kubur (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Tarmidzi) (Sulaiman Rasyid, 1989: 183).
dan kesatuan dalam semangat gotong royong ketika membersihkan lokasi pemakaman secara sukarela. 4. Untuk memupuk rasa soliditas dan mempererat tali persaudaraan, sehingga terjadi saling mendoakan serta tolong menolong antar sesama warga, baik mendoakan
mereka
yang
sudah
meninggal dunia maupun mendoakan antar sesama yang masih hidup untuk senantiasa mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan. 5. Untuk
melestarikan
Selain
itu,
dilarangnya
kaum
muslimin untuk ziarah kubur oleh Nabi SAW mengingat iman umat Islam pada waktu itu masih labil, dan takut akan menimbulkan kemusyrikan. Pada saat itu kondisi keimanan umat Islam masih pada taraf yang memprihatinkan. Keyakinan akan Islam belum berurat berakar seperti
tradisi
yang
tumbuh dan berkembang secara turun temurun dalam masyarakat Melayu Kuantan, khususnya di Desa Lubuk Terentang Keamatan Gunung Toar Kabupaten Kuantan Singingi.
hari ini. Namun, setelah pembinaan akidah kepada umat Islam semakin kuat, dan umat Islam telah teguh imannya terhadap ajaran Islam, maka Nabi SAW menerima wahyu dari
Allah
SWT,
yaitu
mengizinkan
umatnya untuk menziarahi kubur para kerabatnya yang telah meninggal dunia. Beliau langsung melaksanakan sendiri dan
256
Jamaluddin : Tradisi Ziarah Kubur Dalam Masyarakat Melayu Kuantan
menjelaskan kepada umat Islam bahwa ziarah kubur telah dibolehkan dengan syarat tidak meratap di atas nisan orang yang telah meninggal dunia. Hadits Nabi SAW menjelaskan:
demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami (nya) (QS. al-Mukminum: 67). 2. Untuk memohonkan doa kepada Allah SWT agar arwah yang di dalam kubur
Artinya: Dari Buraidah, Rasulullah SAW telah bersabda: dahulu saya telah melarang kamu untuk berziarah ke kubur, sekarang Muhammad telah mendapatkan izin untuk berziarah ke kubur ibunya, maka berziarahlah kamu, sesungguhnya ziarah itu mengingatkan akhirat. (HR. Muslim, Abu Daud dan Tarmidzi) (Sulaiman Rasyid, 1989: 183).
tersebut diampuni segala dosa dan kesalahannya, dan ditempatkan pada tempat yang layak di sisi-Nya. 3. Manusia selalu mempunyai sifat lalai untuk menghadapi kematian, sehingga kadang kala seseorang belum sempat insyaf serta mempersiapkan diri untuk menghadapi sang Maha Pencipta. Oleh
Ada
beberapa
hikmah
yang
terkandung dalam tradisi ziarah kubur, antara lain:
karena itu, adalah satu kewajiban bagi yang
hidup
untuk
mendoakannya
terutama bagi anak yang shaleh.
1. Untuk mengingatkan kepada manusia yang masih hidup akan datangnya
Adab Ziarah Kubur Setiap
kematian, bahwa pada saat yang telah
pelaksanaan
suatu
ritual
ditentukan akan datang ajalnya sesuai
keagamaan dalam Islam pasti ada tata cara
dengan kodrat yang telah ditetapkan
pelaksanaan dari ritual tersebut yang sudah
bahwa semua makhluk yang hidup
diatur dalam ajaran Islam. Demikian juga
akan mengalami kematian. Firman
halnya dengan pelaksanaan tradisi ziarah
Allah dalam al-Quran:
kubur dalam masyarakat Melayu Kuantan. Tata
Artinya: Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, diantara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat
257
cara
dimaksud,
bukan
hanya
mendatangkan hikmah bagi penziarah tapi juga bagi yang diziarahi. Adab berziarah yang
dianjurkan
dalam
Islam
dan
dilaksanakan oleh masyarakat Melayu Kuantan di antaranya: 1. Mengucapkan penghuni kubur.
salam
kepada
para
Sosial
Budaya:
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.2 Juli - Desember 2014
2. Berperilaku sopan dan ramah ketika mendatangi areal pemakaman.
dan
menghadap
mendoakan
3. Niat dengan tulus dan ikhlas dari ingin
kiblat
sang
jika
mayit.
hendak
Sedangkan
menurut al-Jufri seperti dikutip Hasyim,
mendapatkan ridha Allah SWT, bukan
apabila
untuk meminta sesuatu kepada orang
kubur, ucapkanlah salam, duduk atau
yang sudah meninggal.
berdiri
seseorang
dengan
hendak
menziarahi
menghadap
kepadanya
4. Tidak duduk, menginjak-injak, tidur-
(membelakangi kiblat) sambil memberi
tiduran, dan sebagainya di atas makam
salam kepadanya. Walaupun mayat sudah
orang yang sudah meninggal.
lama dan sudah hancur, tetapi yang penting
5. Tidak melakukan tindakan yang tidak senonoh
seperti
kencing,
meludah,
sembarangan,
buang
air
ada
dan
tahu
siapa
yang
besar,
menziarahinya. Kemudian membaca ayat-
sampah
ayat al-Quran dan meminta kepada Allah
hubungan
SWT agar pahalanya disampaikan kepada
buang
melakukan
rohnya
suami istri, dan sebagainya.
si mayit, jangan menyesali apa yang telah
6. Mendoakan dengan ikhlas arwah orang telah meninggal agar bahagia dan
terjadi, apalagi meratap di atas kubur (Hasyim Umar, 2007:116-117).
tenang di alam kubur. Esposito (2011: 195) mengatakan
Masyarakat Melayu Kuantan Masyarakat
bahwa apabila seorang muslim melewati pekuburan orang kafir, dianjurkan untuk menangis dan mengungkapkan betapa perlunya manusia akan Tuhan. Ritual-ritual yang terkait dengan ziarah disyaratkan bahwa
apabila
pekuburan, wajahnya
seseorang
hendaklah ke
arah
melewati
menghadapkan makam
seraya
menyampaikan salam dan doa untuk jenazah yang berada di alam kubur. Berkenaan dengan tata cara ziarah kubur ini, Hasyim menitikberatkan pada dua hal pokok, yaitu mengucapkan salam
Melayu
Kuantan
di
Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau Indonesia sering digambarkan sebagai suatu masyarakat yang egaliter, artinya mereka memandang bahwa pada dasarnya setiap manusia adalah sama, seperti yang diungkapkan oleh doktrin mereka tegak sama
tinggi,
duduk
sama
rendah.
Pandangan tentang keberadaan manusia tersebut juga diikuti oleh pandangan yang menggambarkan
tingginya
rasa
kebersamaan di antara mereka seperti yang disebut melalui pituah tertelentang sama
258
Jamaluddin : Tradisi Ziarah Kubur Dalam Masyarakat Melayu Kuantan
makan angin, tertelungkup sama makan
kondisinya bagus dengan aspal hotmix. Di
tanah.
pihak lain, lancarnya transportasi ini
Sebagaimana
telah
dikemukakan
didukung pula oleh cukup banyaknya
salah
satu
tempat
sarana transportasi angkutan umum berupa
pemukiman masyarakat Melayu Kuantan
colt, carry, mini bus dan bus yang menuju
adalah di Desa Lubuk Terentang, yang
ke arah Teluk Kuantan dan Pekanbaru,
merupakan salah satu dari 13 desa dalam
serta kota-kota kecil lainnya di luar
wilayah
Toar
Kecamatan Gunung Toar. Tidak jarang
Kabupaten Kuantan Singingi. Adapun
pula kelihatan di sini warga masyarakat
jarak
administrasi
yang memiliki kenderaan bermotor roda
pemerintahan desa dengan ibu negeri
dua, sepeda ataupun gerobak roda satu
kecamatan Gunung Toar lebih kurang 1 km
yang dimanfaatkan oleh para petani untuk
ke arah Barat atau dengan jarak tempuh
membawa hasil ladang atau kebunnya ke
perjalanan memakan waktu lebih kurang 3
pasar terdekat, yaitu pasar Kampung Baru
menit bila menggunakan alat transportasi
dan pasar Gunung.
terdahulu,
bahwa
Kecamatan
pusat
Gunung
kegiatan
kenderaan bermotor roda dua. Sementara
Sebagaimana telah diketahui bahwa
jarak desa ini dengan Teluk Kuantan
pembentukan
sebagai ibu kota Kabupaten Kuantan
kabupaten
Singingi lebih kurang 10 km ke arah
berdasarkan Undang-undang Nomor 53
Timur. Sedangkan jarak desa dengan ibu
tahun tahun 1999 sebagai pemekaran dari
kota Provinsi Riau atau Pekanbaru lebih
kabupaten induk, yaitu Kabupaten Indragiri
kurang 176 km dengan jarak tempuh
Hulu.
perjalanan
membawahi 15 kecamatan, 12 kelurahan,
sekitar
3,5
jam
apabila
menggunakan kenderaan bermotor roda empat.
pemerintahan Kuantan
Kabupaten
Singingi
Kuantan
daerah adalah
Singingi
dan 195 desa. Sebelum keluarnya Undang-undang
Hubungan transportasi antara pusat
Nomor
5
Tahun
1979
tentang
pemerintahan desa, baik dengan ibu negeri
pemerintahan desa, kemudian diperkuat
kecamatan, ibu kota kabupaten maupun
oleh Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun
dengan ibu kota provinsi dapat dikatakan
1979 tentang kenegerian sebagai unit
berjalan
wilayah
lancar.
Keadaan
tersebut
hukum
adat,
Desa
Lubuk
dimungkinkan oleh karena tersedianya
Terentang termasuk ke dalam wilayah
prasarana transportasi berupa jalan yang
Kenegerian Toar.
259
Sosial
Budaya:
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.2 Juli - Desember 2014
Pada tanggal 1 Januari 1980 resmilah
Seperti dikatakan tadi bahwa luas
Lubuk Terentang menjadi sebuah desa
keseluruhan
yang
dari
Terentang adalah lebih kurang 110,3
pelaksanaan Undang-undang Nomor 5
hektar. Proporsi penggunaan tanah ternyata
Tahun 1979 tersebut. Sejak tanggal 1
34,5 hektar lebih adalah tanah pemukiman
Januari 1980 itu, Desa Lubuk Terentang
penduduk beserta saran-sarana lainnya.
dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang
Sementara
definitif dengan segala perangkatnya yang
persawahan atau ladang dengan tanah
dalam pelaksanaan pemerintahan desa
perkebunan,
bertanggungjawab penuh kepada Camat
keseluruhan luas wilayah desa.
definitif
sebagai
realisasi
wilayah
Desa
gabungan
hampir
Lubuk
antara
69
persen
tanah
dari
Kuantan Mudik. Kemudian berdasarkan
Desa Lubuk Terentang terletak di
Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2002,
daerah dataran rendah dan berdekatan
Kecamatan Kuantan Mudik dimekarkan
dengan sungai Batang Kuantan yang
menjadi tiga kecamatan, yaitu Kecamatan
hampir setiap tahun digenangi banjir.
Hulu Kuantan, Kecamatan Kuantan Mudik,
Secara keseluruhan memang bentangan
dan Kecamatan Gunung Toar. Dengan
alamnya agak datar, namun di sana-sini
demikian,
sebagian
secara
administratif
tanahnya
agak
miring
atau
pemerintahan Desa Lubuk Terentang yang
bergelombang. Ketinggian wilayah Desa
terdiri atas 4 RT dan 2 RW ini berada
Lubuk Terentang dari permukaan laut
dalam wilayah kecamatan Gunung Toar.
berkisar antara 200 sampai 300 meter
Tidak diperoleh informasi yang pasti
dengan keadaan suhu rata-rata antara 25 C
mengenai letak Desa Lubuk Terentang ini
sampai 30 C dan kelembaban udara
bila ditinjau dari segi astronomi. Namun
berkisar antara 45 % sampai 50 %.
demikian, dapat dikatakan kiranya tidak
Kawasan desa ini cukup subur untuk
banyak berbeda dengan letak astronomi
budidaya tanaman padi dan palawija
daerah Kabupaten Kuantan Singingi, yakni
dengan curah hujan berkisar antara 60
terletak antara 10 LU – 14 LS dan antara
sampai 90 mm pertahun dan bersuhu agak
35 LU dan 39 BT. Secara keseluruhan,
sejuk.
Desa Lubuk Terentang yang dijadikan
Hampir di sekeliling wilayah Desa
sebagai lokasi kajian ini dijalankan tidak
Lubuk
Terentang
begitu luas, yaitu lebih kurang 1,103 km
lahan
persawahan
bujur sangkar atau 110,3 hektar.
persawahan yang agak luas terbentang di
kelihatan
bentangan
penduduk.
Lahan
260
Jamaluddin : Tradisi Ziarah Kubur Dalam Masyarakat Melayu Kuantan
bagian Timur dan Selatan kawasan ini.
Kampung Baru. Kondisi jalan cukup luas
Walaupun di desa ini tidak terdapat irigasi
dan bagus dengan aspal hotmix.
untuk mendukung intensifikasi pertanian
Adapun pola pemukiman atau pola
penduduk, akan tetapi para petani dapat
perumahan
memanfaatkan
Terentang
aliran
sungai
Batang
penduduk adalah
Desa
Lubuk
mengelompok
dan
Kuantan untuk keperluan pengairan sawah-
berjejer di sepanjang kiri kanan jalan desa.
sawah mereka. Dua atau tiga kali setahun
Terutama
mereka memperbaiki tali-tali air untuk
penduduk seperti masjid, surau, kantor
pengairan
secara
kepala desa, dan sebagainya. Di desa ini
bergotong royong di bawah koordinasi
sudah jarang dijumpai rumah penduduk
kepala desa dan para penghulu suku. Di
yang berbentuk rumah panggung. Namun,
desa ini tidak terdapat hutan yang bisa
di setiap kelompok rumah tersebut masih
dimanfaatkan penduduk sebagai daerah
kelihatan paling tidak ada satu rumah
perkebunan karet atau kelapa sawit. Hutan
gadang atau rumah asal yang menandakan
hanya ada di luar desa sebelah Utara,
bahwa mereka merupakan satu kesatuan
tepatnya di daerah Titian Ular, Durian
tersendiri
Daun, Sungai Kondung, dan Kampahan
matrilinial yang sama. Kebanyakan bentuk
yang berjarak puluhan kilometer dari desa
rumah penduduk desa ini sudah mengikuti
ini.
model terbaru. Akan tetapi masih ada
yang
dikerjakan
pada
yang
pusat-pusat
berasal
dari
kegiatan
turunan
beberapa buah rumah yang dibangun Pada bagian Timur, Utara, dan Barat dari wilayah Desa Lubuk Terentang, yang umumnya agak datar terdapat pemukiman penduduk. Di sinilah didirikan bangunan rumah, masjid, surau, kantor kepala desa, sekolah, puskesmas, dan sebagainya. Persis di ujung Utara desa ini terbentang jalan desa sepanjang lebih kurang 1,7 km yang membentuk garis sejajar dengan aliran sungai Batang Kuantan menuju ke ibu negeri Kecamatan Gunung Toar yaitu
berbentuk rumah panggung atau dengan ditinggikan lebih kurang satu meter dari tanah. Di antara rumah-rumah yang berjejer di sepanjang jalan desa, terdapat pula kedai-kedai atau warung yang banyak dikunjungi oleh penduduk terutama yang laki-laki. Kedai merupakan salah satu sarana atau tempat yang cukup berperan dalam
berlangsungnya
hubungan
atau
interaksi sosial sesama warga masyarakat. Sambil minum kopi tidak jarang mereka
261
Sosial
terlibat
Budaya:
dalam
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.2 Juli - Desember 2014
yang
Semuanya itu sudah barang tentu ada
desa.
kaitannya dengan keadaan alam serta
Oleh sebab itu, tidak heran bagi laki-laki
keahlian dan keterampilan yang dimiliki
yang
warga setempat.
menyangkut
persoalan-persoalan
jarang
ketinggalan
pembicaraan
duduk
di
informasi
kedai
sering
terbaru
yang
Secara
geografis,
Desa
Lubuk
berkembang di desa tersebut. Duduk di
Terentang terletak berhampiran dengan
kedai merupakan salah satu tolak ukur
daerah aliran sungai Batang Kuantan yang
yang
mengukur
dapat dimanfaatkan oleh penduduk untuk
sejauhmana tingkat pergaulan sosial laki-
pengairan. Oleh sebab itu, dapat dikatakan
laki dewasa di sini. Bagi mereka yang tidak
bahwa tingkat kesuburan tanah di desa ini
suka atau jarang duduk di kedai, sering
cukup subur dan lahan pertanian cukup
dianggap sebagai kurang bergaulan atau
memadai untuk digarap. Faktor-faktor yang
kurang bermasyarakat.
disebutkan di atas, jelas memungkinkan
digunakan
Berbicara
untuk
keadaan
usaha mata pencarian penduduk yang
ekonomi, sudah barang tentu erat kaitanya
dominan di sini adalah usaha pertanian,
dengan sektor mata pencarian penduduk.
baik sebagai petani sawah/ladang maupun
Indikasi
kebun.
yang
penduduk
mengenai
menyangkut
menurut
komposisi
mata
pencarian
Untuk penggarapan sawah/ ladang
memberikan
maupun kebun, kelihatannya para petani di
tersebut,
tentu
dapat
gambaran
yang
menyeluruh
tentang
sini
masih
menggunakan
cara-cara
berbagai lapangan usaha atau kegiatan
tradisional. Artinya, masih mengandalkan
ekonomi penduduk setempat.
tenaga manusia dan hewan. Teknologi
Tambahan lagi dapat mengetahui bagaimana
struktur
ekonomi
warga
pertanian dalam menggarap sawah masih menggunakan
peralatan-peralatan
masyarakat tempat dilakukannya kajian ini.
tradisional, seperti layaknya para petani di
Pada sisi lain dapat pula ditelusuri jenis
daerah Kuantan Singingi lainnya. Peralatan
mata
dan
tradisional tersebut adalah bajak, sabit,
perbandingan antara jumlah penduduk
cangkul, parang, tajak, dan gilingan yang
yang bekerja pada bidang usaha yang
ditarik oleh tenaga kerbau atau sapi. Pupuk
dilakukan
kandang
pencarian
mereka
yang
utama
sehari-hari
bagi
masih
dipakai
di
samping
memenuhi kebutuhan hidup, baik untuk
menggunakan
dirinya sendiri maupun untuk keluarganya.
adanya penyuluhan dari Dinas Pertanian
pupuk
buatan.
Berkat
262
Jamaluddin : Tradisi Ziarah Kubur Dalam Masyarakat Melayu Kuantan
dan Tanaman Pangan, para petani terutama
anak kemenakan mereka agar senantiasa
petani sawah sudah terbiasa menggunakan
menjalankan rukun Islam tersebut. Begitu
bibit unggul, pupuk buatan, dan alat
juga diajarkan sedini mungkin tentang
penyemprot hama lengkap obat-obatan
rukun iman yang enam, dalam rangka
pembasmi hama yang semuanya dapat
menanamkan
mereka beli dengan mudah di pasar
tauhid di dada anak kemenakan mereka.
terdekat.
dan
memperkokoh
jiwa
Syariat Islam yang bersumber dari
Masyarakat Melayu yang berdomisili
kitab kitab suci al-Quran dan sunnah Nabi
di Desa Lubuk Terentang ini secara
Muhammad SAW betul-betul ditaati oleh
keseluruhan atau seratus persen beragama
sebagian besar warga setempat dalam
Islam. Suasana Islam terasa sekali di sini.
kehidupan sehari-hari. Meraka melakukan
Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian
shalat berjemaah di masjid atau di surau
besar warga masyarakat termasuk penganut
yang juga diikuti oleh para remaja bahkan
Islam yang taat. Fatwa adat mengatakan
anak-anak, baik laki-laki maupun wanita.
bahwa “adat bersendi syarak, syarak
Dalam upaya pembinaan umat yang
bersendi kitabullah” merupakan pedoman
bersifat
bagi warga masyarakat setempat dalam
masyarakat
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian,
berjemaah di masjid atau di surau, juga
semua kebiasaan atau adat istiadat dalam
tidak
kehidupan masyarakat sehari-hari selalu
pengajian. Organisasi atau perkumpulan
mengacu kepada ajaran Islam. Pokoknya
tersebut
adat tidak boleh bertentangan dengan
kelompok-kelompok yang dibentuk oleh
ajaran Islam yang suci itu.
masing-masing surau dari setiap suku yang
Kegiatan warga dalam menjalankan
keagamaan selalu
jarang
(Islam),
warga
melakukan
shalat
menyelenggarakan
terwujud
dengan
wirid
adanya
ada di desa. Di samping itu, terdapat pula
syariat Islam yang dipeluknya secara turun
organisasi
temurun itu tercermin dalam pokok-pokok
penyelenggaraan jenazah bagi warga yang
ajaran Islam itu sendiri yang dikenal
meninggal dunia mulai dari memandikan,
dengan rukun Islam yang lima dan rukun
mengafani,
iman yang enam. Khusus mengenai rukun
menguburkan, sampai mendoakan atau
Islam yang lima, para orang tua (ibu
acara tahlilan.
bapak)
dan
mamak-mamak
selalu
mengajarkan dan mengingatkan kepada
263
Cermin
kematian
yang
mengurus
menyembahyangkan,
dari
segala
kegiatan
keagamaan ini tergambar dari bangunan
Sosial
Budaya:
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.2 Juli - Desember 2014
rumah ibadah yang ada di lokasi kajian ini.
dimaksud adalah Israk Mikraj, Maulid
Rumah ibadah tersebut berupa masjid atau
Nabi, Nuzul Quran, Idil Fitri, Idil Adha,
surau. Di Desa Lubuk Terentang terdapat
Sunat Rasul, dan Khatam Quran. Di
satu buah masjid dan lima buah surau.
samping
Setiap rumah ibadah tersebut cukup ramai
perkawinan dan kematian dengan unsur-
dikunjungi oleh warga masyarakat untuk
unsur Islam. Namun demikian, tidak jarang
melakukan shalat berjemaah, wirid-wirid
pula bahwa sisa-sisa kepercayaan lama
pengajian dan tempat belajar membaca al-
yang
Qur'an bagi anak-anak. Lebih-lebih pada
ajaran Islam dilakukan oleh sebagian
bulan Ramadhan, setiap rumah ibadah
warga masyarakat yang fanatik akan hal-
tersebut penuh sesak dikunjungi oleh para
hal yang bersifat mistik. Upacara-upacara
jemaah untuk melaksanakan shalat tarawih
tersebut antara lain ratik tolak bola, turun
dan tadarus al-Qur'an. Semuanya itu
ke sawah, minta hujan, tangkal hari,
bertujuan untuk menghidupsuburkan syiar
tangkal pianggang atau hama wereng, dan
agama Islam dalam rangka pembinaan
sebagainya.
umat dalam menciptakan manusia yang berkualitas,
bermoral,
beriman,
dan
bertakwa.
dilakukan
sebetulnya
pula
bertentangan
upacara
dengan
Masyarakat Melayu yang berdomisili di Desa Lubuk Terentang ini sebagai bagian
Sama halnya dengan sebagian besar
itu,
yang
masyarakat
tak
terpisahkan
Melayu
Kuantan
dengan pada
daerah lain di Rantau Kuantan, jabatan
umumnya sering digambarkan sebagai
alim ulama secara tradisional di desa ini
masyarakat yang bersifat egaliter, artinya
adalah imam, khatib, bilal, dan gharim.
mereka memandang bahwa pada dasarnya
Kelompok jabatan keagamaan ini biasa
setiap manusia yang dilahirkan ke atas
disebut dengan panggilan “orang siak”
dunia ini pada hakikatnya adalah sama.
yang berfungsi sebagai “suluh bendang
“Berdiri
dalam
adalah
rendah”, adalah merupakan perwujudan
dakwah,
dari falsafah hidup mereka bahwa pada
pembinaan, dan pengembangan kehidupan
hakikatnya masing-masing individu orang
keagamaan bagi warga masyarakat.
kuantan itu adalah sama tanpa kecuali,
negeri”.
bertanggungjawab
Tugasnya dalam
hal
Berbagai upacara yang bernafaskan Islam selalu diselenggarakan pada saat atau bulan-bulan
tertentu.
Upacara-upacara
sama
tinggi,
duduk
sama
yaitu sama-sama makhluk Allah. Pandangan
tentang
keberadaan
manusia seperti yang digambarkan di atas,
264
Jamaluddin : Tradisi Ziarah Kubur Dalam Masyarakat Melayu Kuantan
juga
diikuti
oleh
menggambarkan
pandangan
rasa
yang di
itu ada pada fungsi dan peranannya
antara mereka. Hal tersebut tergambar pula
menurut kodrat dan harkat yang diberikan
dalam
alam
ungkapan
kebersamaan
ditinggikan seranting”. Perbedaan manusia
tradisional
melalui
kepadanya,
akan
tetapi
nilai
sederetan petuah yang populer yaitu,
sesungguhnya
“tertelentang
angin,
ungkapan mereka “yang buta penghembus
tertelungkup sama makan tanah; dapat di
lesung, yang pekak pelepas bedil, yang
ikan dikeruntungkan, dapat di sampah
lumpuh
sama dikiraikan; ke bukit sama mendaki,
pemikul beban, yang bodoh disuruh-suruh,
ke lurah sama menurun; mendapat sama
yang
berlaba, kehilangan sama merugi”.
dengan demikian, setiap manusia ada
sama
Masih
makan
mencerminkan
rasa
penghuni
pintar
gunanya
tetaplah
rumah,
lawan
sesuai
sama.
Seperti
yang
berunding”.
dengan
kodrat
kuat
Jadi
dan
kebersamaan dan kesetiakawanan sosial
harkatnya sebagai manusia. Jadi tidak ada
yang tinggi di tengah-tengah masyarakat,
yang percuma atau terbuang sia-sia begitu
ada lagi fatwa adat mereka mengatakan
saja.
“kabar baik berhimbauan, kabar buruk berhambauan”. Maksudnya, bila berita
Perspektif Islam Tentang Ziarah Kubur
baik seperti helat perkawinan atau kenduri
Seperti telah disinggung pada bagian
selamatan, maka si tuan rumah akan
terdahulu, bahwa pada permulaan Islam
mengundang warga masyarakat terdekat
Nabi SAW melarang kaum muslimin untuk
dan
untuk
berziarah kubur. Seiring makin mantapnya
menghadiri jamuannya. Sebaliknya jika
keimanan kaum muslimin, maka Nabi
terjadi musibah atau berita buruk seperti
SAW mengizinkan umat Islam untuk
kematian,
kebakaran,
berziarah kubur, apalagi yang diziarahi itu
maka secara spontan tanpa diundang
masih termasuk kaum kerabat sendiri. Bagi
seluruh warga setempat akan menjenguk ke
masyarakat Melayu Kuantan, tradisi ziarah
tempat
kubur telah berlangsung lama secara turun
sanak
keluarga
kecelakaan
kejadian
lainnya
atau
sambil
memberikan
bantuan seperlunya secara ikhlas.
temurun, yang dilakukan pada tanggal 2
Walaupun demikian, perbedaan antar
Syawal atau hari kedua lebaran idul fithri
individu dalam masyarakat tetap diakui.
setiap tahun. Bila dilihat dari perspektif
Namun jaraknya tidak terlalu jauh, seperti
Islam,
diungkapkan
265
“didahulukan
selangkah,
maka
hikmah
dilaksanakannya
Sosial
Budaya:
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.2 Juli - Desember 2014
ziarah kubur ini paling tidak dapat
dan diperanakan, (Maha Esa) tidak
dikelompokkan kepada empat hal, yaitu:
mengambil tempat tertentu tetapi
1. Akidah
sangat dengan semua
a. Kepercayaan kepada kekuatan gaib
ciptaan-Nya.
Oleh
makhluk
karena
itu,
Dalam ajaran Islam, kepercayaan
kepercayaan kepada yang gaib ini
akan adanya kekuatan gaib sangat
sangat penting dalam ajaran Islam
dijujung tinggi, di mana kekuatan
(Dede Rosyada dan Abudin Nata,
gaib tersebut lebih diyakini sebagai
1995: 13).
kekuatan Yang Maha Pencipta,
b.
Keyakinan akan adanya Allah Yang
yaitu Allah SWT yang merupakan
Maha Suci
sumber
gaib
Keyakinan akan adanya unsur yang
dimaksud, yang diyakini dapat
suci dari segala dosa dan tempat-
mengabulkan
hamba-Nya,
tempat yang suci, adalah salah satu
terutama di saat manusia sebagai
yang penting dalam ajaran Islam.
hamba-Nya memohon pertolongan,
Dalam hal ini, dijumpai benda-
karena sudah tidak mampu lagi
benda yang dianggap suci dan
menghadapi
dengan
dihormati oleh umat Islam, seperti
kekuatan yang dimiliki sendiri,
kitab suci, Masjidil Haram di
tidak
dari
doa
sesuatu
punya
memecahkan terjadinya sebagainya
kekuatan
solusi
untuk
Mekkah,
Masjid
masalah
seperti
Madinah,
Masjidil
bencana
alam
(Bustanuddin
Nabawi
di
Aqsha
di
dan
Palestina. Untuk mendekatkan diri
Agus,
kepada yang suci, maka manusia
2006: 62).
harus berada dalam keadaan suci,
Nama dan bentuk kekuatan gaib itu
seperti suci dari segala najis, suci
pada setiap agama tidak sama, dan
dari hadas kecil dan besar, suci
lebih banyak digambarkan dalam
pakaian, suci tempat, dan suci hati
bentuk sesuatu. Tetapi bagi umat
yang merupakan kunci kesucian
Islam kekuatan gaib yang diimani
utama manusia dalam hidupnya.
adalah kekuatan Allahushshamad,
Adapun kuburan yang dianggap
yaitu menjadikan Allah sebagai
keramat, bukanlah tempat meminta
temapat bermohon, mengadu dan
kepada Allah, tetapi hanya sebagai
minta pertolongan, tidak beranak
i’tibar bagi yang hidup betapa
266
Jamaluddin : Tradisi Ziarah Kubur Dalam Masyarakat Melayu Kuantan
mulianya manusia yang suci di sisi
1995: 15). Tak dapat dipungkiri, bahwa
Allah SWT, dan sesungguhnya
kodrat manusia diciptakan adalah untuk
Allah SWT menyukai orang-orang
semata-mata mengabdi kepada Allah
yang
SWT dengan cara menjalankan segala
senantiasa
suci
dan
menyucikan dirinya.
perintah
dan
meninggalkan
segala
larangan-Nya. 2. Akhlak Adanya hubungan baik dengan unsur
3. Ibadah
kekuatan gaib tersebut, yaitu hubungan
Respon
baik dengan Allah SWT, senantiasa
pengabdiannya kepada Allah SWT,
akan dapat digunakan setiap waktu
dapat
yang
bermacam-macam,
diwujudkan
pelaksanaan
dalam Islam
dilihat
terhadap
dari
bentuk
seperti
sikap
yang
perasaan
telah
takut, merasa bersalah atau dibayangi
hubungan
oleh azab Allah SWT. Islam tidak
manusia dengan Tuhannya melalui
mengajarkan seperti demikian, tetapi
konsep
pola
wujud respon yang terlihat adalah
pelaksanaannya telah dilakukan oleh
bentuk penyesalan yang tulus, yang
Allah dan Rasuln-Nya (Dede Rosyada
ditunjukkan melalui ucapan istighfar,
dan Abudin Nata, 1995: 15).
dan bertobat dengan tujuan minta
Berbeda dengan tujuan ibadah dengan
ampun atas segala kesalahan yang telah
agama lainnya, dalam Islam, hubungan
berlalu, dan berjanji sepenuh hati tidak
dengan Tuhan bukan merayu Tuhan
akan mengulanginya lagi dengan cara
atau
untuk
melaksanakan segala perintah-Nya dan
menyenangkannya. Tetapi dalam Islam,
menjauhi segala larangan-Nya, yang
hubungan baik antara manusia dengan
dirumuskan dengan konsep takwa,
Tuhannya
yang merupakan bekal utama hidup
mengatur
ibadah.
konsep
manusia
bagaimana
ibadah
ritual
yang
membujuk
melalui
ibadah
adalah
dilaksanakan dengan ikhlas, sepenuh
manusia
hati dan semata-mata menyadari itu
akhirat (Dede Rosyada dan Abudin
adalah
Nata, 1995: 21).
kewajiban
hamba
terhadap
untuk
keselamatan
dunia
penciptanya sebagai wujud ketaatan
Dengan
dan kepatuhan sebagai hamba-Nya
muslimin dapat mengambil pelajaran
(Dede Rosyada dan Abudin Nata,
dan selalu berupaya meningkatkan
267
berziarah
kubur,
kaum
Sosial
Budaya:
Media
Komunikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, Vol.11, No.2 Juli - Desember 2014
kesadaran hidup di dunia, menyadari
antar sesama kaum muslimin yang
bahwa tidak ada yang kekal di dunia,
masih hidup.
kecuali
Allah
untuk
c. Secara bersama-sama menikmati
menimbulkan kesadaran itu adalah
makanan yang dibawa dari rumah
dengan
masing-masing
selalu
SWT.
Cara
meningkatkan
amal
setelah
selesai
ibadah, tentu dengan tujuan agar selalu
ziarah kubur (makan di luar lokasi
siap menghadapi kematian.
pemakaman)
Ibrahim bin Adham, seorang sufi
mempererat tali silaturrahim.
dalam
rangka
terkenal, seperti dikutip Hariz al-Farizi (2003: 132) menyatakan, bahwa jika
Tradisi ziarah kubur, yang didahului
seseorang hamba berdoa kepada Allah
oleh
dan doanya belum dikabulkan, maka
merupakan
ada sepuluh sebab kenapa doanya tidak
bernilai
dikabulkan, yang salah satunya adalah
mempersatukan umat. Dengan gotong
kamu
royong,
membuat
berkunjung ke makam orang yang
kesatuan
antar
sudah meninggal dunia, tetapi kamu
Melayu yang berdomisili di wilayah ini
tidak
semakin
selalu
pernah
memakamkan
mengambil
dan
pelajaran
(i”tibar) daripadanya.
kegiatan
gotong
kegiatan tinggi,
kokoh
royong,
sosial
terutama
persatuan
warga
dan
yang dalam
dan
masyarakat
kuat.
Ini
merupakan modal yang sangat berharga dalam menunjang proses pembangunan
4. Sosial
ke depan.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan mampu dan tidak akan bisa hidup
Kesimpulan
tanpa bantuan orang lain. Dari tradisi
Pada permulaan Islam, Nabi SAW
ziarah kubur yang dilakukan oleh
melarang kaum muslimin untuk ziarah
masyarakat Melayu Kuantan, dapat
kubur, mengingat iman umat Islam pada
dilihat nilai-nilai sosial yang tercermin
waktu itu masih labil, dan takut akan
dari perilaku mereka seperti:
menimbulkan kemusyrikan. Pada saat itu
a. Bergotong royong membersihkan
kondisi keimanan umat Islam masih pada
lokasi pemakaman umum.
taraf yang memprihatinkan. Keyakinan
b. Kebersamaan dalam mendoakan
akan Islam belum berurat berakar seperti
ahli kubur dan saling mendoakan
hari ini. Namun, setelah pembinaan akidah
268
Jamaluddin : Tradisi Ziarah Kubur Dalam Masyarakat Melayu Kuantan
kepada umat Islam semakin kuat, dan umat Islam telah teguh imannya terhadap ajaran Islam, maka Nabi SAW menerima wahyu dari
Allah
SWT,
yaitu
mengizinkan
umatnya untuk menziarahi kubur para kerabatnya yang telah meninggal dunia. Ada
beberapa
hikmah
yang
terkandung dalam tradisi ziarah kubur, antara lain: 1.
Untuk mengingatkan manusia yang masih hidup akan datangnya kematian, bahwa pada saat yang telah ditentukan akan datang ajalnya sesuai dengan kodrat yang telah ditetapkan bahwa semua makhluk yang hidup akan mengalami kematian.
2.
Untuk memohonkan doa kepada Allah SWT agar arwah yang di dalam kubur tersebut diampuni segala dosa dan kesalahannya, dan ditempatkan pada tempat yang layak di sisi-Nya.
3.
Manusia selalu mempunyai sifat lalai untuk menghadapi kematian, sehingga kadang kala seseorang belum sempat insyaf serta mempersiapkan diri untuk menghadapi sang Maha Pencipta. Oleh karena itu, adalah satu kewajiban bagi yang
hidup
untuk
mendoakannya
terutama bagi anak yang shaleh.
269
Daftar Kepustakaan al-Farizi, Hariz. (2003). Rahasia Ziarah Kubur. Jakarta: al-Sofwa Subur. Barker, J.W.M. SJ. (1994). Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Pustaka Filsafat. Basrowi. (2008). Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia. Bustanuddin Agus. (2006). Agama Dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Dede Rosyada dan Abudin Nata. (1995). Materi Pokok Agama Islam. Jakarta: Departemen Agama RI. Ensiklopedi Islam. Jilid 3. (2002). Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hove. Esposito. (2011). Ziarah Kubur, Haramkah? Jakarta: Nusa Dua. Hasyim Umar. (2007). Tawasul: Hadiah Pahala dan Mengajar Orang Mati. Jakarta: PT. Bina Ilmu. Idris, Mohd. (1350 H). Kamus Marbawi. Juz 1 dan 2. Kairo: Mustafa al-Halby. Koentjaraningrat. (2004). Masyarakat dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan. Simuh. (2003). Islam dan Pergumulan Budaya Jawa. Bandung: Refleksi Masyarakat Baru. Sulaiman Rasyid. (1989). Fiqh Islam. Bandung: Pustaka Baru. W.J.S. Poerwadarminta. (1987). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.