Karena banyak yg nanya sy kirim deh ke milis langsung – smg attachment di bolehkan krn sy ngga ada wkt ngedit2 lagi. Kalo ngga boleh minta tolong kpd p Robby dan p Prabowo atau p Budi kirim japri krn sy pasti sibuk dalam bbrp waktu ke depan. Lebih baik masuk milis sih biar ada komentar dan masukan. Para rekan senior dan financial planner bisa komentar, tanya atau kasih masukan, tapi kalau bisa yang ngga bikin sakit hati ya. Sy lagi sibuk nih persiapan kelahiran anak ke dua jadi akan sibuk, ngga janji bisa sering menanggapi yg berat2. Passive Income untuk Pensiun dengan Investasi Pasif Investasi awal 1,8 juta dan menabung 290 ribu per bulan jadi 17 Milyar dalam 22 tahun. Bisa! Perhitungan untuk mencapai dana pensiun dengan cara investasi pasif ini juga bertujuan agar waktu pensiun di usia yang diinginkan sudah memiliki passive income rutin dari instrumen investasi yang dijamin pemerintah dan low risk seperti deposito/pasar uang atau obligasi pemerintah dan perusahaan publik besar, bukan sekedar passive income dari instrumen investasi atau bisnis yang lebih berisiko. Maka dari itu bagi yang memiliki kemampuan menabung berkala lebih, bisa jadi dapat menentukan impian pensiun pada usia yang lebih muda dan lebih cepat. Studi kasus ini adalah pencarian solusi seorang kepala keluarga usia 33th dan istri 29th, yang memiliki 2 anak dengan usia 1 dan 3.5 tahun. Pasangan tersebut memiliki biaya hidup 4juta per bulan sekarang (biaya hidup suami-istri saja) dan ingin pensiun di usia sang ayah 55tahun dengan harapan kenaikan gaya hidup per bulan 10% di masa pensiun itu, sehingga standar biaya hidup target Rp 4,4juta per bulan nilai sekarang. Di masa pensiun Passive income diharapkan dari instrumen deposito dan obligasi/reksadana pendapatan tetap yang berisiko rendah, yang diperkirakan kinerja rata-ratanya hanya 8% per tahun saat itu. Maka setelah dihitung dibutuhkan minimal Rp 17 Milyar pada 22 tahun mendatang. Ini adalah rencana Passive Income pensiun jangka panjang dan menyangkut masa depan kehidupan sebuah keluarga, sehingga harus direncanakan dengan cermat dan harus bisa langsung dilakukan sesuai kondisi yang ada. Karena total penghasilan saat ini adalah 10juta dan dana likuid hanya tersisa 30juta saja saat ini, maka 300ribu sebulan itu hanyalah 3% total penghasilan per bulan atau 1% dari dana likuid keluarga, suatu persentase alokasi investasi yang termasuk rendah sekali bagi investor tersebut. Dan investasi awal hanya $200 (Rp 1,8 juta-an) juga hanya sekitar 6% dana likuid. Apabila memang di kemudian hari ada kenaikan income sekalipun, karena kenaikan jumlah investasi dalam USD ini ditentukan hanya 3% setahun (asumsi kenaikan Usd – Rupiah), maka berarti jumlah yang ditabung terhadap total income dan total dana likuid akan makin kecil nantinya. Hal itu sekaligus menjadi cara menurunkan resiko jangka panjang. Berikut adalah “kalkulator” perhitungan Dana Pensiun yang dipakai:
Keuntungan investasi advanced dalam mata uang asing yang lebih kuat Agar mencapai Rp 17 milyar dengan investasi berkala Rp 300ribu (USD$ 31.8) per bulan dalam 22 tahun, secara matematis membutuhkan instrumen investasi yang memiliki kinerja rata-rata hingga 39% per tahun bila dilakukan pada instrumen Rupiah. Nah, untuk dapat mempercepat kenaikan investasi maka ada baiknya kita mencari instrumen investasi berbasis mata uang asing seperti USD, karena secara historikal dalam 20-40 tahun terakhir ini kenaikan ratarata USD-Rupiah mencapai 7.5% per tahun. Bila investasi dilakukan dalam instrumen USD dan diperkirakan kenaikan USD-Rupiah hanya 3% per tahun saja, maka ternyata hanya diperlukan kinerja 35% per tahun untuk mencapai target Rp 17 Milyar tersebut. Nah, bila Anda sudah tahu modal sesuai kondisi saat ini dan tujuan akhir serta lama waktu target, sekarang tinggal mencari “kendaraan” investasi yang sesuai dengan kebutuhan Anda tersebut. Tentunya harus instrumen investasi yang legal, sehat, dan di perusahaan investasi resmi teregulasi pemerintah dengan aturan dan penegakan hukum yang kuat – bukan investasi ala Ponzi yang dikemas seperti legal, bukan juga arisan berantai, atau member get member lain yang telah banyak memakan korban sebelum ini. Masuk ke instrumen investasi legal apa yang bisa memberikan kinerja setinggi itu dan di perusahaan mana adalah kunci solusinya. Kinerja rata-rata sebesar 39% per tahun (dalam rupiah)ini sulit sekali didapat dari instrumen investasi di perusahaan lokal manapun, apalagi yang bisa dimulai dengan modal hanya Rp 300ribu saja. Bahkan kinerja itu tidak bisa tercapai dengan reksadana saham IHSG sekalipun, yang rata-rata kinerjanya dalam 10 tahun terakhir adalah 25-30% saja – padahal itupun dengan kondisi IHSG menjadi Top performer kenaikan index saham sedunia dan mulai ada ETFnya di NYSE walau masih belum likuid. Sedangkan bila mencari kinerja 35% per tahun dalam USD pun juga tidak mudah – tapi bukannya tidak ada. Tidak mudahnya mencari instrumen investasi dengan kinerja 35% per tahun dalam rentang 22 tahun, karena pilihan investasi harus dengan pengurangan resiko bertahap sesuai bertambahnya usia. Jadi dalam jangka waktu tertentu karena usia meningkat dan akumulasi tabungan makin besar, jelas harus dilakukan pemindahan bertahap ke instrumen investasi yang makin menurun resikonya demi keamanan dana. Bila dipindah ke instrumen investasi yang makin kecil resikonya, berarti sudah pasti makin menurun potensi kinerjanya juga saat usia makin tinggi – tapi itu tetap wajib dilakukan demi keamanan dana. Artinya, pada awal masa investasi di masa muda kita ini, harus bisa segera menemukan instrumen investasi dengan kinerja sangat tinggi yang memungkinkan dimulai dengan modal kecil dahulu (Rp 200-300ribu saja) karena saat ini rata-rata pendapatan per kapita masyarakat Indonesia pun masih Rp 2 juta-an sebulan, dan dilakukan bertahap sehingga dihindarkan mengalami kerugian besar serta harus konsisten dalam jangka panjang. Jadi, instrumen apa yang bisa memberikan return sangat tinggi tersebut? Ada dong... dan karena hanya perlu menginvestasikan mulai dari Rp 200-300 ribu (atau USD25-35) saja per bulan, yang mungkin hanya 1-5% saja dari penghasilan bulanan atau total tabungan, mestinya investasi ini cukup pantas dilakukan daripada menghadapi resiko tidak bisa pensiun nyaman karena kinerja investasi yang kurang baik, yang bisa jadi tidak bisa bisa setinggi kebutuhan kita karena inflasi/kenaikan harga barang di Indonesia yang tinggi ini. Bagaimana detil caranya 300ribu per bulan menjadi 17 Milyar itu dengan resiko terkontrol? Mengingat usia kepala keluarga sekarang adalah 33tahun dan dana 17 Milyar tersebut akan dipakai untuk pensiun saat usia 55tahun, maka rencana saat ini adalah :
Pada usia 33-40 tahun: meletakkan dana yang cuman USD 31.8/bln di instrumen dengan kinerja 50-60% per tahun sampai dengan usia menjelang 40 tahun (selama 7 tahun). Artinya pada saat 7 tahun lagi-saat kepala keluarga berusia 40tahun, tabungan awal USD 200 plus berkala USD 31.8 per bulan itu diharapkan mencapai USD 19.743. Bila kurs USD-Rupiah selama 7 tahun ini hanya naik 3% saja setahun dari kurs saat ini Rp 9000, artinya kurs USD th 2017 diperkirakan adalah Rp 11.068 sehingga dalam rupiah nilai USD 19.743 itu adalah Rp 219 juta, yang daya belinya setara dengan nilai uang Rp 112 juta saat ini. Semoga Anda tidak bingung... ya begitulah caranya menilai nilai investasi dalam USD dan terhadap inflasi Indonesia yang 10% per tahun ini. Pada usia 40-45 tahun: masuk ke investasi dengan resiko lebih kecil dengan diversifikasi instrumen dan menurunkan risiko/besarnya transaksi per tahun secara bertahap, sehingga target kinerja 35-50% per tahun tetap bisa dicapai. Instrumen investasi ini bisa ditemukan di PAMM Fund Management atau index saham/saham/ETF/reksadana saham dengan kombinasi sedikit teknikal & fundamental analisis. Strategi tersebut akan lebih detil dibahas di Member Area. Pada usia 45-50 tahun: dana sebaiknya sudah 70% balik ke tanah air dan masuk ke instrumen lokal dengan diversifikasi dan menurunkan resiko lagi, menjadi target kinerja hanya 21-30% per tahun seperti reksadana saham lokal yang sesuai rencana dalam tabel perhitungan di atas. Pada usia 50-55 tahun: dana sebaiknya sudah 85% di instrumen lokal yang hanya bertarget kinerja 11-20% saja setahun (sesuai tabel) seperti reksadana campuran atau obligasi ritel dan korporasi di Indonesia. Pada masa pensiun, usia 55 tahun ke atas: seluruh dana perlu masuk ke instrumen Rupiah (karena pensiun direncanakan tetap di Indonesia) yang rendah resiko dan likuid, yaitu diversifikasi antara deposito dan obligasi/reksadana pendapatan tetap yang berkinerja rata-rata 8% setahun dalam Rupiah. Banyak disarankan diversifikasi instrumen investasi karena investor masih termasuk awam / pemula dalam investasi. Detil jenis instrumen, dimana tepatnya investasi tersebut, maksimum resiko dan bagaimana agar target investasi Anda tercapai ada di member area. Semua ini bisa dibuktikan secara matematis, investasi di instrumen yang legal pada perusahaan investasi yang kuat, sehat dan beregulasi negara maju serta bereputasi tinggi secara international, dan pastinya berdasarkan data nyata yang bisa dibuktikan bukan sekedar khayalan belaka. Tentunya planning ini ttap akan direview secara berkala tiap bulan dan setiap tahun sehingga target investasi tercapai sesuai kondisi yang paling up to date, tapi setidaknya rencana ini adalah solusi nyata bagi mereka dengan kondisi financial yang mepet dan karakter resiko yang rendah. Kenapa saya nggak segera sharing, sebenarnya ... biar website saya jadi duluan sehingga sebelum berinvestasi orang jelas dulu potensi, kondisi dan resiko2nya, plus mengenal dasar financial planning dan menentukan tujuan investasi – bukan berspekulasi belaka. Semua investasi memiliki resiko, tapi bukan instrumennya yang bahaya – yang bahaya adalah bila kita sebagai investor tidak merencanakan dan berspekulasi. Jangan kita langsung menutup kesempatan baik hanya karena kurangnya wawasan. Seperti misalnya hutang, kata orang hutang itu berbahaya – tp kata org2 spt
Kiyosaki hutang itu tdk bahaya, yg bahaya adalah untuk apa kita gunakan uang hutangan itu. Kenyataannya orang2 paling kaya justru banyak yg memiliki hutang paling banyak (hutang baik dan lancar tentunya....dipakai utk bisnis, investasi, properti, KPR dll) karena mereka memakainya sebagai daya ungkit/leverage dan karena mereka putar dalam bisnis dan investasi maka dunia makin maju, bank sangat senang dengan mereka dan imbasnya mereka makin kaya. Website belum jadi nih-smoga aja dlm minggu ini, sementara ya ini aja dulu... link nya boleh tanya rekan lain sesama milister yg sudah coba invest spt p Prabowo silakan aja.
PENTINGNYA WAKTU DALAM INVESTASI “Jangan sampai kehabisan waktu dalam mempersiapkan pensiun Anda...”. Dalam investasi yang bijak, waktu memegang peranan sangat penting. Bahkan waktu bisa jauh lebih berharga dibanding jumlah uang yang diinvestasikan itu sendiri dan “kehabisan uang” masih lebih bisa diatasi daripada “kehabisan waktu”. Uang memang memiliki kekuatan luar biasa dan instrumen investasi tertentu pun memiliki daya ungkit/leverage sangat baik, tapi bisa jadi yang paling menentukan dari semuanya adalah waktu... baik waktu untuk berinvestasi maupun waktu untuk belajar. Tiap orang memiliki kemampuan keuangan berbeda – tapi dari segi waktu, setiap orang walau kaya miskin, pandai atau bodoh, melek financial ataupun tidak, sama-sama hanya memiliki waktu 24 jam dalam sehari. Lagipula, apa yang kita persiapkan untuk dinikmati pada masa pensiun nanti sebenarnya bukanlah masalah uangnya belaka, tapi bukankah yang utama yaitu agar pada masa pensiun nanti tidak sampai menghabiskan waktu secara tidak berkualitas, gaya hidup menurun, tergantung pada orang lain, masih bingung mencari uang lagi padahal kondisi fisik sudah tidak memungkinkan dan membuat pikiran tertekan justru di masa yang semestinya kita menikmati jerih payah hasil kerja keras selama puluhan tahun. Sebagai contoh, dari sub menu sebelumnya terlihat suatu persiapan dana pensiun keluarga dengan ayah berusia 33 tahun, yang mana sudah ada suatu solusi real bagaimana dengan kondisi financial saat ini yang hanya bisa menyisihkan investasi awal USD 200 (sekitar 1,8 juta) dan tabungan berkala hanya 300ribu per bulan secara pasif bisa mencapai kebutuhan dana pensiunnya sebesar 17 Milyar dalam 22 tahun. Saya cukup yakin untuk menyisihkan investasi awal dan berkala dengan nominal tersebut mestinya masih terjangkau cukup banyak kalangan dan semoga bisa membantu lebih banyak masyarakat Indonesia yang rata-rata berpendapatan per kapita hanya sekitar 2-3 juta sebulan. Sekarang mari kita lihat, bagaimana bila ternyata kepala keluarga “mengentengkan” perlunya persiapan dana pensiunnya dan memutuskan menunda berinvestasi saat ini, maka berapa dana investasi yang harus disiapkan saat awal dan perbulan untuk mencapai 17 Milyar rupiah di usia 55 tahun nanti : - Bila mulai berinvestasi saat usia 36 tahun (3 tahun lagi) maka diperlukan investasi awal USD 200 (2 juta rupiah) dan tabungan berkala USD 164 (sekitar 1,5 juta rupiah) per bulan atau 5x lipat. - Bila mulai berinvestasi saat usia 41 tahun (8 tahun lagi) maka diperlukan investasi awal USD 200 (2,2 juta rupiah) dan tabungan berkala USD 630 (sekitar 6 juta rupiah) per bulan atau 20x lipat. - Bila mulai berinvestasi saat usia 46 tahun (13 tahun lagi) maka diperlukan investasi awal USD 200 (2,4 juta rupiah) dan tabungan berkala USD 1753 (sekitar 18 juta rupiah) per bulan atau 60x lipat. Terlihat jelas bahwa menunda 3 tahun lagi saja akan membuat kepala keluarga harus menyisihkan tabungan berkala hingga 5 kali lipat yang diperlukan saat ini. Selain untuk mengejar waktu yang makin sempit, juga karena dengan makin bertambahnya usia maka disarankan agar resiko yang diambil dalam investasi pun juga makin mengecil sehingga potensi imbal hasilnya otomatis juga mengecil. Masalahnya, saat usia 36 tahun (3 tahun lagi) belum tentu penghasilan sudah meningkat menjadi 5 kali lipat, apalagi bila hanya bekerja sebagai karyawan saja. Pertanyaannya adalah, bila sekarang saja hanya mampu meluangkan dana 300 ribu rupiah per bulan, apakah yakin 3 tahun lagi mampu
menyisihkan dana 1,5 juta perbulan untuk investasi persiapan pensiun? Padahal 3 tahun lagi anak makin besar dan kebutuhan hidup mereka bisa jadi terus bertambah. Mulailah mempersiapkan pensiun sedini mungkin, bila perlu juallah barang-barang konsumtif dan agak berhemat lagi demi kualitas masa pensiun. Semoga kita semua makin menghargai nilai uang yang “hanya 300 ribu rupiah saja”, karena jumlah itupun bisa menjadi 17 Milyar bahkan lebih hanya dengan investasi pasif... tentunya itu bila Anda masih memiliki waktu 22 tahun persiapan, memilih instrumen investasi sesuai saran tersebut dan tetap melakukan review setidaknya setahun sekali.