INTONASI BAHASA MINANGKABAU DIALEK PASAMAN TIMUR: STUDI KASUS DI KECAMATAN PANTI KABUPATEN PASAMAN Ade Wirma Suryani1), Hasnul Fikri2), Elvina A. Saibi2) 1)
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang E-mail:
[email protected]
ABSTRACT This research aimed to describe patterns of intonation in interrogative sentence, declarative sentences, and imperative sentence. Dialects of Pasaman Timur that located in Kejorongan Petok, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman. The opinion of Ayup Asni (1993) concerning grammar Minangkabau is used as supporting theory, Abdul Chaer (2003) on general linguistics, Masnur Muslich (2009) in Indonesian phonology, and Ngusman (2009) about the syntax. This research is a qualitative study using speaking methods, which provides data in the form of a conversation between researcher and informant. The data of this study is the interrogative sentence speech, speech deklarative sentences, and imperative sentence of Minangkabau language dialect Pasaman timur Kejorongan Petok, kecamatan panti, kabupaten Pasaman. The results of the data analysis and discussion are as follows. First, intonation patterns in the data of interrogative sentence in Minangkabau language, Pasaman timur, there are 9 intonation patterns of interrogative sentence based on the number of syllables in interrogative sentence, consisting of 3 syllables have intonation symbol /2 2/3/3#, 5 syllables have intonation symbol /2/2 2/2 3#, 6 syllables /2 2 2/ 2 2/ 3#, 8 syllables /2 2/2 1/2 2/2 3#, 9 syllables /2 2 3/ 2 2/ 3 2 1 2/ 3#, 10 syllables /2 2 2 1/ 2 1/ 1 2/ 2 3#, 11 syllables /2 1/ 2 1 3/2/ 2 1 1/ 2 3#, 12 syllables /2 2 1/2 2/1 1 1/ 3 3/2 3#, and 13 syllables have intonnation symbol /2 1 2/2 2 2/ 2 3/2 2/2 3#. In pattern intonation of news sentence there are 13 pattern intonation deklarative sentence based on the numbers of syllable of news sentence, consist of 2 syllables have intonation symbo l/3/1#, 5 syllable have intonation symbol /2 2 1/3 1#, 6 syllables /2 2 2/2 3 1#, 7 syllables /2 2/2/2 1/3 1#, 8 syllables /2 2/2 3/2 2/3 1#, 9 syllables /2 2 3/2 2 3/2 3 1#, 10 syllables 2 2 2/2/1 2 3/3 1 1#, 11 syllables 2 2 2/1 2 2/2 3 1/3 1#, 12 syllables 2/2 3/2 3/3 2/2/3 3/ 3/1#, 13 syllables /2 2/3/2 2/3 1/3/2 2/2 3 1#, 16 syllables /2 1 2/1/1 2 1/2 3/3 1 3 1 1/3 1#, 17 syllables /2 3 2/3 2/2 1/2 1/3 2 1 1/3/3 1 1#, and 19 syllables /2/2 3/2 2/2 3/3 1/2 1/2 1/ 2 1 3/ 2 3/1#. Pattern of intonation in the data of imperative sentence are 10 pattern, based on the numbers of syllables of imperative sentence, consist of 4 syllables that have intonation symbol /2 2/ 3 3#, 5 syllables /2 2 2/ 3 3 3#, 6 syllables /2 2/ 2 2/ 3 3#, 7 syllables /2- 2-/2/3 3#, 8 syllables /2 2/2 2/2/3/3 3#, 9 syllables /2 2/2 2/3 2/3/3 3#, 10 syllables /3 2 2/ 2 1/ 2 2/ 1/3 3#, 11 syllables /2 2/ 2 2/ 2 3/ 3 2 1/ 3 3#, 12 syllables /2 2 1/ 1/ 2 3/3 2 1/ 2 3/3#, and 14 syllables have intonation symbol /3 2/ 2 2/ 2 1/3 3/ 2 3/ 3 3# .From general of Minangkabau language, the intonation pattern in interrogative sentence have intonation pattern //2 3//3 1 2 3//. Intonation pattern in deklarative sentence have intonation symbol //2 3//2 3 1//. And intonation patterrn in imperative sentence have intonation symbol //2 3// 3 2 1#. Key Words: syllables, pattern of intonation 1
A.
Pendahuluan Bahasa
Indonesia
bahasa
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa
daerah mempunyai kedudukan dan fungsi
daerah, bahasa Minangkabau berfungsi (a)
bagi
sebagai alat komunikasi dalam keluarga
masyarakat
dan
Indonesia.
Bahasa
Indonesia memiliki kedudukan ganda,
dan masyarakat Sumatera
yaitu (a) sebagai bahasa nasional dan (b)
sebagai lambang kebanggaan daerah dan
sebagai bahasa negara, sedangkan bahasa
pendukung
daerah
sebagai
Minangkabau, (c) serta sebagai lambang
bahasa daerah. Bahasa Indonesia sebagai
identitas Sumatera Barat dan masyarakat
bahasa
Minangkabau (Ayub, dkk, 1993: 13).
memiliki
nasional
kedudukan
dan
bahasa
negara,
masing-masing memiliki empat fungsi
Secara
perkembangan
Barat,
(b)
kebudayaan
tradisional,
masyarakat
membedakan
wilayahnya
yang berbeda satu sama lain. Bahasa
Minagkabau
daerah, yang merupakan salah satu unsur
menjadi darek (darat) sebagai daerah
kebudayaan nasional dan dilindungi oleh
pemukiman
negara, berfungsi sebagai (a)
lambang
Minangkabau, dan daerah rantau sebagai
kebanggaan daerah, (b) lambang identitas
daerah pemukiman baru. Daerah Darat
daerah, dan (c) alat perhubungan di dalam
terdiri atas tiga luhak (wilayah), yaitu
keluarga dan masyarakat daerah. Dalam
Luhak Tanah Datar, Luhak Agam, Luhak
hubungannya
bahasa
Lima Puluh Kota. Adapun daerah rantau
Indonesia, bahasa daerah berfungsi sebagai
adalah daerah-daerah pesisir pantai barat
(a) pendukung bahasa nasional, (b) bahasa
dan pantai timur Sumatera. Berdasarkan
pengantar pada tingkat permulaan di
pembagian
sekolah
tradisional
di
dengan
daerah
fungsi
tertentu
untuk
tertua
wilayah bahasa
suku
tersebut,
bangsa
secara
Minangkabau
mempelancar pengajaran bahasa Indonesia
dikelompokan pula menjadi empat macam
dan mata pelajaran lain, dan (c) alat
dialek, yakni: (1) Dialek Tanah Datar, (2)
pengembangan
pendukung
Dialek Agam, (3) Dialek Lima Puluh Kota,
kebudayaan daerah (Halim, dalam Rasyad,
dan (4) Dialek Pesisir. (Ayub, dkk, 1993:
1985: 1).
15)
serta
Salah satu bahasa daerah yang ada
Ada dua ciri yang dimiliki dialek.
di Indonesia adalah bahasa Minangkabau.
Pertama, dialek adalah seperangkat bentuk
2
ujaran setempat yang berbeda-beda, yang
bahasa
memiliki ciri-ciri umum dan masing-
Kenagarian Panti Induk, karena campuran
masing
antara bahasa Minangkabau dengan bahasa
lebih
mirip
sesamanya
Minangkabau
yang
ada
di
dibandingkan dengan bentuk ujaran lain
Mandailing.
Bahasa Minangkabau yang
dari bahasa yang sama. Kedua, dialek tidak
berada di Kejorongan Petok merupakan
harus mengambil semua bentuk ujaran dari
bahasa
sebuah bahasa (Ayatrohaedi, 1979:2).
memiliki intonasi yang unik. Berdasarkan
asli
masyarakat
Petok,
dan
Nababan (1991: 4) juga mengatakan
keunikan tersebut, penulis tertarik meneliti
idiolek-idiolek yang menunjukkan lebih
intonasi bahasa Minangkabau Kejorongan
banyak persamaan dengan idiolek lain
Petok,
dapat digolongkan dalam satu kategori
Pasaman yang memiliki intonasi khas
yang
Besarnya
ditunjukkan pada kalimat tanya memiliki
persamaan ini disebabkan oleh geografis
pola intonasi sedang-tinggi, pada kalaimat
yang berdekatan sehingga memungkinkan
berita pola intonasi tinggi-rendah dan pada
terjadinya komunikasi yang sering antar
kalimat perintah pola intonasi tinggi-
penutur idiolek itu.
tinggi.
disebut
Bahasa
dialek
lain.
Minangkabau
Kecamatan
Panti,
Kabupaten
dialek
Intonasi dalam kalimat perintah di
Pasaman Timur juga berfungsi sebagai
tandai dengan tanda seru [!], dalam
bahasa pengantar dalam urusan-urusan
kalimat berita ditandai dengan tanda titik
kepemerintahan dalam kabupaten, serta
tunggal [.], dan dalam kalimat tanya
sebagai lambang identitas masyarakat
ditandai dengan tanda tanya [?].
kabupaten Pasaman Timur. Bahasa yang
1. Solamaiq pagi. 2−
terdapat di Pasaman Timur, berdasarkan aspek
penggunaan,
dibedakan
Pola intonasi kalimat berita di atas,
menjadi beberapa idiolek, yaitu; idiolek
tinggi-turun dengan diakhiri pola intonasi
Kecamatan
3-1.
Lubuk
dapat
3 1#
Sikaping,
idiolek
Kecamatan Panti, dan idiolek Kecamatan
2. Inyó
Rao. Idiolek bahasa Pasaman Timur yang
2 − 3 /2 − 2
moŋatoge kótak! / 3 3#
terdapat di Kecamatan Panti, yang terletak
Pola intonasi kalimat perintah di atas
di Kejorongan Petok, Kenagarian Panti
tinggi-tinggi dengan diakhiri pola intonasi
Selatan, Kabupaten Pasaman, memiliki
33.
kesamaan bahasa Minangkabau dengan
3. Naia? apó inyo poyi?
kenagarian Panti Timur, hanya berbeda
2−
pada intonasinya. Berbeda pula dengan 3
232 − 23 #
Pola
intonasi
datar-tinggi
dengan
Tegal, bahasa Jawa dialek Surabaya, dan
diakhiri pola intonasi 2-3.
sebagainya. Sedangkan Idiolek adalah
Berbeda dengan bahasa Minangkabau
variasi atau ragam bahasa yang bersifat
umum pada pola intonasi kalimat berita
perseorangan.
Karena,
setiap
orang
diakhiri dengan pola intonasi 3-1, pada
memiliki ciri khas bahasa masing-masing.
kalimat tanya diakhiri dengan pola intonasi
Untuk hal yang sama, Nababan
3-1, dan pada kalimat perintah diakhiri
(1991: 4) juga mengatakan idiolek-idiolek
dengan pola intonasi 2-1.
yang
Kalimat berita,
persamaan dengan idiolek lain dapat
menunjukkan
lebih
banyak
Apaknyo pai ka Jakarta.
digolongkan dalam satu kategori yang
2
disebut dialek lain. Besarnya persamaan
3 // 2 3
1
Kalimat perintah,
ini
disebabkan
oleh
geografis
Jan pai karumah Pak Hasan!
berdekatan
#3 #
terjadinya komunikasi yang sering antar
2
2
1#
sehingga
yang
memungkinkan
Kalimat tanya,
penutur idiolek. Setiap kelompok idiolek
Apaknyo pai ka Jakarta?
itu menunjukkan persamaan yang khas
2
dalam tata bunyi, kata-kata, ungkapan dan
3 // 3 1
3
1
lain-lain. Tiap kumpulan mempunyai ciri B. Kajian Teori
tertentu yang dapat membedakannya dari
Sesuai dengan judul penelitian, pada hal
kumpulan idiolek lainnya. Ada kelompok
ini penulis menguraikan teori-teori yang
idiolek yang mengucapkan: ape, kate,
digunakan sebagai bahan penunjang.Teori-
mude, dan sebagainya. Tetapi ada pula
teori
kelompok idiolek yang mengucapkan: apa,
yang
bahasa,
dimaksud
dialek
dan
adalah batasan idiolek,
batasan
kata, muda dan sebagainya.
fonologi, bunyi bahasa, klasifikasi bunyi
Iskandar (dalam Nadra, 2006: 28)
bahasa, intonasi, karakterisasi intonasi, dan
menyatakan
secara
etimologis,
dialek
batasan sintaksis.
berasal dari bahasa Yunani yaitu dialektos, sedangkan dialek secara umum diartikan
Chaer, (2003: 55) menyatakan, dialek
sebagai bahasa lisan atau ujaran yang di
adalah variasi bahasa yang digunakan oleh
ucapkan oleh orang-orang
sekelompok anggota masyarakat pada
pedalaman
suatu tempat atau suatu waktu. Misalnya,
sebagai
yang dari
golongan
tidak
terpelajar. Senada dengan itu Chambers
kita di Indonesia mengenal danya bahasa
dan Trudgill (dalam Nadra, 2006: 29).
Jawa dialek Bayumas, bahasa Jawa dialek
Dialek yaitu suatu bentuk bahasa yang 4
berada dibawah standar, statusnya lebih
Selatan, (2) Dialek Kubung Tigo Baleh, di
rendah, sering dianggap sebagai bentuk
Kabupaten Solok, Kota Madya Padang,
suatu bahasa yang kasar, secara umum di
dan
kelompokan sebagai bahasa kaum tani,
Selatan,
kelas pekerja atau kelompok-kelompok
Kabupaten Padang Pariaman, dan bagian
lain yang kurang berprestise.
barat
bagian
utara
(3)
Kabupaten
Dialek
Kabupaten
Pesisir
Pariaman,
Agam,
(4)
di
Dialek
Sedangkan Fernandes, (dalam Nadra,
Pasaman, di bagian barat dan selatan
2006: 29) menyatakan semua dialek dari
Kabupaten Pasaman, (5) Dialek Mapat
suatu bahasa mempunyai kedudukan yang
Tunggul, di bagian timur Kabupaten
sederajat, statusnya sama, tidak ada dialek
Pasaman, (6) Dialek Rao-Talu, di bagian
yang lebih baik dari dialek lain, tidak ada
utara Kabupaten Pasaman, (7) Dialek
dialek yang berprestise dan yang tidak
Sinurut,
berprestise.
Kabupaten Pasaman.
Selanjutnya
Panitia
Atlas
di
bagian
utara
dan
barat
Bahasa-bahasa Eropa (dalam Nadra, 2006:
Dari beberapa pendapat para ahli
29-30) menyatakan dialek adalah suatu
Bahasa Minangkabau tiap daerah memiliki
sistem kebahasaan yang dipergunakan oleh
ciri tertentu yang dipakai sebagai bahasa
suatu masyarakat untuk membedakan dari
pergaulan
masyarakat lain yang bertetangga yang
Sumatera Barat yang terdiri dari beberapa
menggunakan sistem yang lain walaupun
dialek yang berbeda-beda.
erat hubungannya.
oleh
mayoritas
penduduk
Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki
Menurut Meillet (dalam Nadra, 2006:
bunyi bahasa tanpa melihat fungsi itu
30), ada dua ciri-ciri yang dimiliki dialek,
sebagai pembeda makna dalam suatu
Pertama,
seperangkat
ujaran
bahasa, fonetik menyelidiki bunyi bahasa
setempat
yang
yang
dari sudut tuturan atau ujaran. Misalnya,
memiliki ciri-ciri umum dan masing-
perbedaan bunyi vokal depan madya atas
masing
sesamanya
[e] dengan vokal madya bawah [Ɛ] dalam
dibandingkan dengan bentuk ujaran lain
bahasa Indonesia, Batak, Angkola/ Mandail
dari bahasa yang sama, Kedua, dialek
ing, dan Jawa. (Verhaar dalam Marsono: 1).
lebih
bentuk
berbeda-beda
mirip
tidak harus mengambil semua bentuk
Menurut segi bunyi bahasa fonetik
ujaran dari sebuah bahasa.
dapat dibagi menjadi tiga jenis:
Berdasarkan penelitian Ayub, dkk,
Pertama, fonetik organis, adalah fonetik
(1993:16) ada beberapa dialek bahasa
yang mempelajari bagaimana mekanisme
Minangkabau, yaitu: (1) Dialek Pancung
alat-alat bicara yang ada dalam tubuh
Soal, di bagian selatan Kabupaten Pesisir
manusia 5
menghasilkan
bunyi
bahasa.
Fonetik ini banyak berkaitan dengan
hambatan terjadi (lambang fonetis yang
linguistik sehingga oleh para linguis
dipakai)
khususnya para ahli fonetik cenderung
1. Antara pita-pita suara; yang dihasilkan
dimasukkan
dalam
linguistik.
Kedua,
adalah bunyi bersuara (voiced sound)
fonetik Akustis, adalah fonetik yang
2. Antara akar lidah dan dinding belakang
mempelajari bunyi bahasa dari segi bunyi
rongga kerongkongan, yang dihasilkan
sebagai gejala fisis, bunyi-bunyi diselidiki
ialah bunyi faringal [h]
frekuensi
getarannya,
amplitudo,
3. Antara
intensitas, dan timbrenya. Fonetik jenis ini
fonetis,
berguna
untuk
lunak, hasilnya bunyi dorso-velar [k, g, ŋ, χ]
hitam, dan sejenisnya. Ketiga, fonetik
mempelajari
adalah
fonetik
bagaimana
anak
4. Antara pangkal lidah dan langit-langit
pembuatan telepon, perekaman, piringan
Auditoris,
lidah dan
tekak,hasil bunyi uvular [r]
banyak berkaitan dengan fisika dalam laboratorium
panggkal
5. Antara tengah lidah dan langit-langit
yang
keras, hasilnya bunyi medio-laminal [ʃ, ʒ, t, d]
mekanisme
telinga menerima bunyi bahasa sebagai
6. Antara daun lidah dan langit-langit
getaran udara. Bidang fonetik jenis ini
keras, hasilnya bunyi lamino-alveolar
cenderung dimasukkan ke dalam neurologi
[t, d]
ilmu kedokteran. (Marsono, 1989:2-3).
7. Antara ujung lidah dan langit-langit
Menurut Verhaar, (1990: 15) cara
keras, bunyinya apiko-palatal misalnya
bekerja alat-alat bicara, udara dipompakan
[d] dalam kata jawa dhateng
dari paru-paru, melalui batang tengorokan
8. Antara ujung lidah dan lengkung kaki
ke pangkal tenggorok yang di dalamnya
gigi, hasilnya bunyi apiko-alveolar [t],
terdapat pita-pita suara pita suara itu terus
[d]
terbuka untuk memungkinkan arus udara
9. Antara ujung lidah dan gigi atas,
ke luar melalui rongga hidung, atau melalui
kedua-duanya.;
karena
hasilnya bunyi apiko-dental [Ɵ]
dalam
10. Antara gigi atas dan bibir bawah,
batang tenggorokan untuk arus udara tidak
hasilnya bunyi labio-dental [f], [v]
ada jalan lain. Apabila udara ke luar tanpa
Muslich,
(2009:
2)
fonologi
mengalami hambatan di sana-sini, kita
mempunyai dua cabang kajian yaitu,
tidak mendengar apa-apa, bunyi bahasa
kajian fonetik dan fonemik. Kajian fonetik
dihasilkan hanya bila arus udara terhalang
dipandang sebagai media bahasa semata,
oleh alat bicara tertentu. Beberapa jenis
tak ubahnya seperti benda atau zat. Bunyi dianggap sebagai bahan mentah, bagaikan 6
2
batu, pasir, semen, sebagai bahan mentah bangunan
rumah.
Sedangkan
33 / 2 3 1 #
kajian
Muslich, (2009: 115-116), intonasi
fonemik dipandang sebagai bagian dari
berbeda dengan nada. Intonasi dalam
sistem bahasa. Bunyi ujar yang merupakan
bahasa Indonesia sangat berperan dalam
unsur-unsur bahasa terkecil yang merupak
pembedaan
an bagian dari struktur kata dan yang
dengan dasar kajian pola-pola intonasi ini,
sekaligus berfungsi untuk membedakan
kalimat dibedakan menjadi kalimat berita
makna.
(deklaratif), kalimat tanya (interogatif),
maksud
kalimat.
Menurut Chaer, (2003: 225) Intonasi
dan kalimat perintah (imperatif).
merupakan ciri utama yang minus intonasi
Contoh kalimat berita
Bahkan,
diakhiri
sama dengan klausa; atau kalau di balik:
dengan
klausa plus intonasi sama dengan kalimat.
penulisan, pola intonasi kalimat berita ini
Jadi, intonasi dari sebuah kalimat di
dilambangkan dengan tanda titik tunggal.
tanggalkan maka sisanya yang tinggal
2. Rumah.
pola
2
adalah klausa. Intonasi dapat diuraikan atas ciri-cirinya yang berupa tekanan,
2
tekanan adalah ciri-ciri suprasegmental menyertai
bunyi
ujaran.
231t.
Dalam
3 1t#
3. Rumah mahal.
tempo, dan nada. Yang dimaksud dengan
yang
intonasi
33 / 2
4. Apa rumah
Yang
2
31t# sekarang mahal.
33n / 2
33 / 2
31t#
dimaksud dengan tempo adalah waktu
Dari contoh tersebut terlihat bahwa
yang dibutuhkan untuk melafalkan suatu
setiap kalimat berita diakhiri dengan pola
arus ujaran. Yang dimaksud dengan nada
intonasi 231t.
adalah unsur suprasegmental yang di ukur
Contoh kalimat tanya yang diakhiri
berdasarkan kenyaringan suatu segmen
pola intonasi 233n. dalam penulisan, pola
dalam suatu arus ujaran. Kenyarigan ini
intonasi kalimat tanya ini dilambangkan
terjadi karena getaran selaput suara.
dengan tanda tanya (?).
Dalam bahasa Indonesia dikenal
1) Rumah?
dengan adanya tiga macam nada, yang
2
33n#
biasa dilambangkan dengan angka “1”, nada
sedang
biasanya
dilambangkan
2) Apa rumah sekarang mahal?
dengan angka “2”, dan nada tinggi
2
biasanya dilambangkan dengan angka “3”.
32 / 2 33n#
3) Rumah sekarang apa mahal?
Contohnya dalam kalimat berita. 1. Rumáh
32 / 2
2
máhal. 7
32 / 2
32 / 2
33n#
Dari contoh tersebut terlihat bahwa
dapat bekerja tanpa yang lain. Penilaian
setiap kalimat tanya diakhiri dengan pola
teoritis
intonasi 233n.
pengenalan kembali kedua subkomponen
Contoh kalimat perintah ditandai dengan
pola
333g.
pengesahan
dan
baik segmental maupun nonsegmental dari
Dalam
komponen fonologis keduanya berbeda
penulisan, pola intonasi kalimat perintah
dalam hal jangkauannya terhadap kesatuan
ini dilambangkan dengan tanda seru (!).
abstrak pada keluarannya dan bahwa
1) Kamu ke sini!
gambaran
2 33 / 3
intonasi
tentang
33g#
dapat
dihubungkan terhadap komponen sintaksis dengan
2) Ke sini kamu! 3
nonsegmental
33 / 2 31g#
cara
yang
cukup
gamblang
(Halim,1996: 79).
3) Kamu sekarang ke sini! 2 33 / 2
33 / 3 33g#
C. Metodologi digunakan
dalam
bahwa setiap kalimat perintah ditandai
penelitian ini adalah metode
cakap.
dengan pola intonasi 333 g.
Metode
Dari
contoh
tersebut
Metode
terllihat
Intonasi
merupakan
cakap
adalah
metode
yang
menyediakan data berupa percakapan
Sedangkan menurut Halim, (1996: 78)
yang
antara peneliti dengan informan. Adanya
Interprestasi
fonologis terhadap keluaran komponen
percakapan
sintaksis
informan mengandung arti ada kontak
terhadap
tata
bahasa
dapat
antara
antarmereka,
segmental dan nonsegmental (prosodi).
penggunaan bahasa secara lisan (Mahsun
Yang pertaman di manifestasikan oleh
2007).
bunyi ujaran dalam tingkat penampilan
penelitian kualitatif yaitu, cara penelitian
(ujaran sebenarnya) dan di kelola dengan
yang menghasilkan data berupa gambaran
subkomponen fonologis-segmental dari
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
komponen
orang atau prilaku yang dinamis oleh
fonologis
tata
bahasa.
diperoleh
dengan
memiliki dua tipe gambaran-gambaran
Jenis
data
peneliti
penelitian
peneliti
tanpa
meliputi intonasi kalimat berita, kalimat
segmentalnya
adalah
antara
Peneliti
tanya dan kalimat perintah di Kejorongan
gambaran nonsegmental satu prosodinya. Hubungan
1994).
adalah
Gambaran fonologis total sebuah kalimat gambaran
(Moleong:
ini
melalui
Petok,
gambaran
Kecamatan
Panti,
Kabupaten
Pasaman.
segmental dan gambaran nonsegmental
Data dalam penelitian ini berupa
bersifat simultan yang satu tidak mungkin
data lisan yang merupakan kalimat tanya, 8
kalimat berita, dan kalimat perintah bahasa
(4)berpendidikan rendah tetapi tidak buta
Minangkabau dialek Pasaman Timur yang
huruf (Mahsun 2007).
berada di Kejorongan Petok. Sumber data adalah
penutur
asli
Informan yang berpendidikan SMA
masyarakat
ke atas sudah banyak menguasai kosa kata
Minangkabau yang bertempat tinggal di
asing. Masyarakat Pasaman Timur yang
Kejorongan
syarat, (1)
berpendidikan SMA ke atas banyak yang
berjenis kelamin pria atau wanita, (2)
merantau dan bahasa Minangkabau yang
berusia 25-65 tahun (tidak pikun), (3)
digunakan tidak bahasa Minangkabau asli
orang tua, istri, atau suami informan lahir
Pasaman Timur.
Petok,
dengan
dan dibesarkan di desa itu tidak pernah
Teknik pengumpulan data dalam
meninggalkan desanya, (4) berpendidikan
penelitian ini, peneliti terlibat langsung
rendah tetapi tidak buta huruf (Mahsun
dengan kegiatan yang dilakukan oleh
2007).
informan. Untuk melakukan teknik ini,
Instrumen
dalam
ini
peneliti mengunjungi informan kemudian
adalah peneliti sendiri. Peneliti adalah
melakukan percakapan berdasarkan daftar
penduduk
Petok,
pertanyaan yang disiapkan, peneliti secara
Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman.
diam-diam merekam percakapan informan.
Peneliti melakukan percakapan dengan
Langkah-langkah yang digunakan
informan, dengan menyediakan berupa
dalam teknik analisis data adalah sebagai
perekam tape recorder (berupa daftar
berikut.Pertama, mentranskripsikan hasil
tanya) atau secara spontanitas, maksudnya
rekaman ke dalam bentuk tulisan. Kedua,
pancingan dapat muncul di tengah-tengah
mengelompokkan
percakapan. bahasa Minangkabau dialek
kalimat tanya, kalimat berita dan kalimat
Pasaman Timur.
perintah.
asli
penelitian
kejorongan
Informan yang dijadikan sebagai sumber
data
adalah
masyarakat
data
Ketiga,
berdasarkan
mentranskripsikan
intonasi kalimat tanya, kalimat berita, dan
asli
kalimat perintah. Keempat, menuliskan
Pasaman Timur, Jorong Petok, Kecamatan
pola intonasi kalimat tanya, kalimat berita,
Panti Kabupaten Pasaman Timur. Salah
dan kalimat perintah sesuai dengan teori,
satu syarat informan dalam penelitian ini
dan menyimpulkan hasil penelitian.
adalah, (1) berjenis kelamin pria atau
Teknik pengujian keabsahan data
wanita, (2) berusia 25-65 tahun (tidak
dalam penelitian ini triangulasi. Moleong
pikun), (3) orang tua, istri, atau suami
(1994:178).
informan lahir dan dibesarkan di desa itu
triangulasi
tidak
masyarakat penutur dialek Kejorongan
pernah
meninggalkan
desanya, 9
Aplikasi adalah
dari salah
teknik seorang
Petok yaitu ibu Yenni. Ibu Yenni diminta
tumbúah?. Ketiga, pola intonasi kalimat
pendapatnya
yang
tanya dengan enam suku kata memiliki
apakah termasuk
lambang intonasi 222/22/3# seperti pada
dituturkan
tentang informan
tuturan
tuturan yang alamiah atau dibuat-buat. Daerah
penelitian
kalimat Apɔteh aka lɛh?. Keempat, pola
tersebut
intonasi kalimat tanya dengan delapan
berdasarkan batas wilayah wilayah adalah
suku kata mempunyai lambang intonasi 2
sebelah Utara berbatasan dengan Kota
2/ 2 1/ 2 2/23# seperti pada kalimat Bɔrapo
Madina, sebelah Barat berbatasan dengan
pitih
Pasaman Barat, sebelah Timur berbatasan
kalimat tanya dengan sembilan suku kata
dengan Kabupaten Lima Puluh Kota, dan
mempunyai
sebelah
dengan
222/321/223# seperti pada kalimat Lah
Kabupaten Agam. Salah satu batas wilayah
bɔrapO umuə kɔpi gO?. Keenam, pola
tersebut tempat penelitian yang dilakukan
intonasi kalimat tanya dengan sepuluh
adalah di wilayah Pasaman Timur, daerah
suku kata mempunyai lambang intonasi
Panti.
2/221/21/12/23# seperti pada kalimat Jam
D. Hasil dan Pembahasan
bɔrapɔ diaη pɔyi bisÚaɁ. Ketujuh, pola
Selatan
berbatasan
hasil analisis data
lambang
intonasi
intonasi kalimat tanya dengan sebelas suku
Pembahasan hasil penelitian ini berdasarkan
aη tadÍn?. Kelima, pola intonasi
kata
yang
mempunyai
lambang
intonasi
diperoleh, terdapat kekhasan pola intonasi
21/213/221/1/23# seperti pada kalimat
dalam
Rumah siapO yaη diboli dUlu? Kedelapan,
dialek
bahasa
Minangkabau
Pasaman Timur, di Kejorongan Petok,
pola
intonasi
Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman.
duabelas suku kata mempunyai lambang
Pada kalimat tanya ada 9 pola intonasi
intonasi 221/22/1-/33/23# seperti pada
kalimat tanya berdasarkan jumlah suku
kalimat Dimanɔ uraη mɔnjua pÚpÚaɁ
kata kalimat tanya, yaitu terdiri dari 3 suku
muráh?. Kesembilan, pola intonasi kalimat
kata, 5 suku kata, 6 suku kata, 8 suku kata,
tanya
9 suku kata, 10 suku kata, 11 suku kata, 12
mempunyai
suku kata, dan 13 suku kata. Pertama, Pola
212/222/23/222/23
intonasi kalimat tanya dengan tiga suku
kalimatApɔlah moηitam bɔntuaɁ padi
kata mempunyai lambang intonasi 22/3#
kinin gO?. Pada data kalimat tanya dapat
seperti pada kalimat Manɔ yá?. Kedua,
disimpulkan bahwa setiap kalimat tanya
pola intonasi kalimat tanya dengan lima
diakhiri dengan pola intonasi 2 3#.
dengan
kalimat
tiga
tanya
belas
dengan
suku
lambang seperti
kata
intonasi pada
suku kata memiliki lambang intonasi
Pada bahasa Minangkabau umum
2/22/23# seperti pada kalimat KɔɁ bisa
menurut Ayub, dkk (1993: 27). Pertama, 10
Pola
intonasi
dengan
suku kata, 9 suku kata, 10 suku kata, 11
sembilan suku kata mempunyai lambang
suku kata, 12 suku kata, 13 suku kata, 16
intonasi //2 3// 3 1 2 3// seperti pada
suku kata, 17 suku kata, dan 19 suku kata.
kalimat Apaknyo pai ka Jakarta?. Kedua,
Pertama, pola intonasi kalimat berita
pola intonasi kalimat tanya dengan sepuluh
dengan dua suku kata mempunyai lambang
suku kata mempunyai lambang intonasi 2
intonasi 3/1# seperti pada kalimat Godaη..
3 // 31 2 3// seperti pada kalimat Apaknyo
Kedua, pola intonasi kalimat berita dengan
paikoh ka Jakarta?. Dari contoh tersebut
lima suku kata mempunyai lambang
terlihat bahwa setiap kalimat tanya bahasa
intonasi 221/31# seperti pada kalimat
Minangkabau umum diakhiri dengan pola
Bɔtigo uraη.. Ketiga, pola intonasi kalimat
intonasi 2 3#. Dan pola intonasi kalimat
berita dengan enam suku kata mempunyai
tanya bahasa Indonesia menurut Muslich
lambang intonasi 222/231# seperti pada
(2009: 117). Pola intonasi kalimat tanya
kalimat Padi lah tÚmbuah..Keempat, pola
dengan dua suku kata mempunyai lambang
intonasi kalimat berita dengan tujuh suku
intonasi 3 3# seperti pada kalimat Rumah?.
kata
Kedua pola intonasi kalimat tanya dengan
22/2/21/31#. Seperti pada kalimat Kayin
sembilan suku kata mempunyai lambang
waɁ baɔk katəh.. Kelima, pola intonasi
intonasi 2- 3 2/ 2 3 2/2 3 3# seperti pada
kalimat berita dengan delapan suku kata
kalimat Apa rumah sekarang mahal?. Dari
mempunyai
contoh tersebut terlihat bahwa setiap
22/23/22/31#. Seperti pada kalimat Kɔ gu
kalimat tanya bahasa Indonesia diakhiri
barÚ siap mandi.. Keenam, pola intonasi
dengan
Dapat
kalimat berita dengan sembilan suku kata
disimpulkan pola intonasi kalimat tanya
mempunyai lambang intonasi 2 2 3/2 2 3/
dari ketiga bahasa tersebut, pola intonasi
2 3 1#. Seperti pada kalimat MaɁ, agÚ
kalimat
Minangkabau
pagi pOi bÍsuaɁ.. Ketujuh, pola intonasi
Pasaman Timur mempunyai kesamaan
kalimat berita dengan sepuluh suku kata
pola
mempunyai
lambang
intonasi
Minangkabau umum yaitu 2 3. Sedangkan
222/2/123/311#.
Seperti pada
kalimat
pola intonasi bahasa Indonesia mempunyai
Aηgɔta waɁ kəhÍlaηan pitih.. Kedelapan,
lambang intonasi akhir 3 3.
pola intonasi kalimat berita dengan sebelas
pola
tanya
intonasi
kalimat
tanya
intonasi
3
bahasa
akhir
3#.
dengan
bahasa
mempunyai
lambang
lambang
intonasi
intonasi
Pada kalimat berita ada 13 pola
suku kata mempunyai lambang intonasi
intonasi kalimat berdasarkan jumlah suku
222/122/231/31#. Seperti pada kalimat
kata kalimat berita, terdiri dari 2 suku kata,
Padi go
5 suku kata, 6 suku kata, 7 suku kata, 8 11
dicabuiɁ dulÚ bɔnÍeh əy..
Kesembilan, pola intonasi kalimat berita
intonasi kalimat berita dengan sepuluh
dengan duabelas suku kata mempunyai
suku kata adalah 2 3 // 2 3 1// seperti pada
lambang
222/21/23/32/231#.
kalimat berita Anak ketek tu lah bapomble
Seperti pada kalimat Kɔpi go lah limO
lo.. Dari contoh tersebut terlihat bahwa
taÚn umÚaə gɔ.. Kesepuluh, pola intonasi
setiap kalimat berita bahasa Minangkabau
kalimat berita dengan tigabelas suku kata
umum diakhiri dengan pola intonasi
mempunyai
intonasi
31#.Dan pola intonasi kalimat berita
22/3/22/31/3/22/231#. Seperti
pada
bahasa Indonesia menurut Muslich (2009:
kalimat Agu ndO bisa pOyi
kO rumah
117). Pola intonasi kalimat berita dengan
diyaη dɔ. Kesebelas, pola intonasi kalimat
dua suku kata adalah 2 3 1# seperti pada
berita
kata
kalimat Rumah.. Kedua pola intonasi
intonasi
kalimat berita dengan empat suku kata
intonasi
lambang
dengan
mempunyai
enambelas
suku
lambang
212/1/121/23/31311/31#.
Seperti
pada
adalah 2 3 3/ 2 3 1# seperti pada kalimat
kalimat Mɔňabik jɔ mɔaηkuiɁ padÍ, Ayah
Rumah mahal.. Dari contoh tersebut
mOηgaji uraη.. Keduabelas, pola intonasi
terlihat bahwa setiap kalimat berita bahasa
kalimat berita dengan tujuhbelas suku kata
Indonesia diakhiri dengan pola intonasi 3
mempunyai
intonasi
1#. Dapat disimpulkan pola intonasi
232/32/21/21/3211/3/311#. Seperti pada
kalimat tanya dari ketiga bahasa tersebut,
kalimat
pola
lambang
POgaway lOmaɁ gaji
nayiaɁ,
intonasi
kalimat
tanya
bahasa
bOtaniňo yO mOrɔsɔt.. Ketigabelas, pola
Minangkabau Pasaman Timur mempunyai
intonasi
kesamaan intonasi akhir dengan bahasa
kalimat
sembilanbelas
suku
berita kata
dengan mempunyai
Minangkabau
lambang intonasi /23/22/23/31/21/21/213/2
umum,
dan
bahasa
Indonesia yaitu 3 1. Pada kalimat perintah ada 10 pola
3/1#. Seperti pada kalimat KoɁ masO dinas dulu lOmaɁ, kinin indɔ disapO uraη
intonasi
kalimat
perintah
berdasarkan
ləh.. Dari data kalimat berita dapat
jumlah suku kata kalimat perintah, terdiri
disimpulkan bahwa setiap kalimat berita
dari 4 suku kata, 5 suku kata, 6 suku kata,
diakhiri dengan pola intonasi 3 1#.
7 suku kata, 8 suku kata, 9 suku kata, 10
Pada bahasa Minangkabau umum
suku kata, 11 suku kata, 12 suku kata, dan
menurut Ayub, dkk (1993: 27). Pertama,
14 suku kata. Pertama, pola intonasi
Pola
dengan
kalimat perintah dengan 4 suku kata
sembilan suku kata mempunyai lambang
mempunyanyai lambang intonasi 22/33#.
intonasi //2 3// 2 3 1// seperti pada kalimat
Seperti pada kalimat PÚlaη
Apaknyo pai ka Jakarta.Kedua, pola
Kedua, pola intonasi dengan lima suku
intonasi
kalimat
berita
12
cOpék!.
kata mempunyai lambang intonasi 22/ 2 3/
setiap pola intonasi
3#.
mempunyai pola intonasi akhir 3 3#.
Seperti pada
kalimat
Cari paja
kalimat perintah
dá!.Ketiga, pola intonasi dengan enam
Pada bahasa Minangkabau umum
suku kata mempunyai lambang intonasi
menurut Ayub, dkk (1993: 27). Pertama,
22/22/33#. Seperti pada kalimat pɔyi dari
Pola intonasi kalimat perintah dengan
sitÚ!. Keempat, pola intonasi dengan tujuh
sepuluh suku kata mempunyai lambang
suku kata mempunyai lambang intonasi 2-
intonasi //2 3// 3 2 1// seperti pada kalimat
2-/2/33#. Seperti pada kalimat Elɔq-elɔq di
Pai ka rumah Pak Hasan awak.Kedua, pola
sinán!.Kelima,
dengan
intonasi kalimat perintah dengan sembilan
delapan suku kata mempunyai lambang
suku kata mempunyai lambang intonasi
intonasi
pada
//3//3 2 1// seperti pada kalimat Jan pai ka
kalimat BawoɁ pupuaɁ du kO sáwáh!.
rumah Pak Hasan. Dari contoh tersebut
Keenam, pola intonasi dengan sembilan
terlihat bahwa setiap kalimat perintah
suku kata mempunyai lambang intonasi
bahasa
22/22/32/3/33#.
kalimat
dengan pola intonasi 2 1#.Dan pola
Agia? ayia dOdaɁ dÚ dOlÚ!.Ketujuh, pola
intonasi kalimat perintah bahasa Indonesia
intonasi
menurut
pola
intonasi
22/22/2/3/33#.
Seperti
dengan
mempunyai
Seperti
pada
sepuluh
suku
lambang
kata
Minangkabau
Muslich
umum
(2009:
diakhiri
117).
Pola
intonasi
intonasi kalimat perintah dengan lima suku
322/21/22/1/33#. Seperti pada kalimat
kata mempunyai lambang intonasi 2 3
POyilah
sáwáh!.
3/33# seperti pada kalimat Kamu ke sini!.
Kedelapan, pola intonasi dengan sebelas
Kedua pola intonasi kalimat perintah
suku kata mempunyai lambang intonasi 2
dengan delapan suku kata mempunyai
2/ 2 2/ 2 3/ 3 2 3/33#. Seperti pada kalimat
lambang intonasi 2 3 3/ 2 3 3/33# seperti
CarÍ kawán untÚaɁ mOncabuiɁ bOniɛh!.
pada kalimat Kamu sekarang kesini!. Dari
Kesembilan, pola intonasi dengan duabelas
contoh tersebut terlihat bahwa setiap
suku kata mempunyai lambang intonasi
kalimat perintah bahasa Indonesia diakhiri
221/1/2 3/321/23/3. Seperti pada kalimat
dengan
Borosiə? gə sadO pOmataη sawáh dÚ!.
disimpulkan pola intonasi kalimat perintah
Kesepuluh,
dengan
dari ketiga bahasa tersebut, pola intonasi
empatbelas suku kata mempunyai lambang
kalimat perintah bahasa Minangkabau
intonasi 32/22/21/3/3/21/23/33#. Seperti
Pasaman Timur mempunyai kesamaan
pada kalimat Agiah makan bantiaη gO jO
pola
rumpuiɁ campÚa dOdák!. Dari data
Indonesia
kalimat perintah dapat disimpulkan bahwa
intonasi akhir 33#. Sedangkan bahasa
diyaη
pola
bisuaɁ
ko
intonasi
13
pola
intonasi
intonasi yaitu
akhir
3
3#.
dengan
mempunyai
Dapat
bahasa lambang
Minangkabau umum pada pola intonasi
Pasaman Timur. Data kalimat tanya ada 9
akhir mempunyai lambang intonasi 2 1#.
Pola intonasi berdasarkan jumlah suku
Daerah
penelitian
wilayah
adalah
batas
berdasarkan Utara
5 suku kata, 6 suku kata, 8 suku kata, 9
berdasarkan dengan kota Madina, sebelah
suku kata, 10 suku kata, 11 suku kata, 12
barat berbatasan dengan Pasaman Barat,
suku kata, dan 13 suku kata. Pola intonasi
sebelah
dengan
kalimat tanya dapat disimpulkan dari 9
Kabupaten Lima Puluh Kota, dan sebelah
pola intonasi mempunyai lambang intonasi
Selatan berbatasan dengan Kabupaten
akhir 2 3#. Seperti pada kalimat Mano yá?.
Agam. Salah satu batas wilayah tersebut
Pada kalimat berita ada 13 pola
tempat penelitian yang dilakukan adalah di
intonasi kalimat berdasarkan jumlah suku
wilayah Pasaman Timur, daerah panti yang
kata kalimat berita, terdiri dari 2 suku kata,
penduduknya tidak semua masyarakat
5 suku kata, 6 suku kata, 7 suku kata, 8
Minangkabau tetapi gabungan dengan
suku kata, 9 suku kata, 10 suku kata, 11
masyarakat
Batak,
suku kata, 12 suku kata, 13 suku kata, 16
sehingga intonasi bahasa Minangkabau
suku kata, 17 suku kata, dan 19 suku kata.
dialek Pasaman Timur terpengaruh oleh
Pola
intonasi bahasa batak.
disimpulkan
Timur
sebelah
kata kalimat tanya, terdiri dari 3 suku kata,
berbatasan
Mandailing
dan
Untuk pengujian keabsahan data,
intonasi
kalimat
dari
13
berita pola
dapat intonasi
mempunyai lambang intonasi akhir 3 1#. Seperti pada kalimat Godaη..
peneliti menanyakan lagi data yang sudah didapatkan ke informan lain yaitu Ibu
Pada kalimat perintah ada 10 pola
Yenni selaku masyarakat asli yang tinggal
intonasi
di Kejorongan Petok, Kecamatan Panti,
jumlah suku kata kalimat perintah, terdiri
Kabupaten Pasaman Timur. Data ini
dari 4 suku kata, 5 suku kata, 6 suku kata,
dikonsultasikan pada tanggal 8 mei 2014
7 suku kata, 8 suku kata, 9 suku kata, 10
pada pukul 13.00 Wib di Kejorongan
suku kata, 11 suku kata, 12 suku kata, dan
Petok. Berdasarkan pengujian keabsahan
14 suku kata. Pola intonasi kalimat
data bahwa data yang ditranskipkan itu
perintah dapat disimpulkan dari 10 pola
benar
intonasi mempunyai lambang intonasi
dan
tidak
diragukan
lagi
kesahihanya.
kalimat
perintah
berdasarkan
akhir 3 3#. Seperti pada kalimat Cari paja dá!. Pada bahasa Minangkabau umum
E Kesimpulan Berdasarkan intonasi
bahasa
hasil
penelitian
Minangkabau
pola intonasi kalimat tanya diakhiri dengan
dialek
lambang intonasi 2 3#. Pada kalimat berita 14
diakhiri dengan lambang intonasi 3 1#.
diakhiri dengan lambang intonasi 2 1#
Ayatrohaedi. 1979. Dialektologi Sebuah Pengantar. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pengembangan Bahasa Departemen P&K.
F. Ucapan Terima Kasih
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dan pada kalimat perintah pola intonasi
Syukur Alhamdulillah penulis aturkan
Halim, Amran. 1996. Intonasi dalam Hubungannya dengan Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: DJAMBATAN.
ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan artikel dengan judul “Intonasi bahasa Minang Dialek Pasaman
Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Timur: Studi Kasus di Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman. Penulis mengucapkan
Moleong, Lexy.J. 1994. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya.
terima kasih kepada Bapak Dr. Hasnul Fikri, M.Pd. dan Ibu Dra. Elvina A. Saibi, M. Hum. Selaku Pembimbing I dan II yang banyak
Muslich, Masnur. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
memberikan saran, nasehat, motivasi, dan telah bersedia menyediakan waktu banyak untuk penyelesaian
yang
Nababan, P.W.J. 1991. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.
penulis, mulai dari awal proposal
sampai
selesainya
penulisan artikel ini.
Nadra.
2006. Rekontruksi Bahasa Minangkabau. Padang Andalas University Press.
Verhaar.
1990. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Presss
DAFTAR PUSTAKA Ayub, Asni, dkk. 1993. Tata Bahasa Minangkabau.Jakarta: P&K.
15