P r o Profil f i l K eKesehatan sehatan Kabupaten PasamanTahun Tahun2013 2013 Kabupaten Pasaman
Jl. Syahroeddin No. 293 Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman Propinsi Sumatera Barat Telp (0753) 20484, email :
[email protected] Kodepos 26311
DESRIZAL,SKM,Mkes KEPALA DINAS KESEHATAN
Drs. DEASKHARINALIM SEKRETARIS KESEHATAN KataDINAS Pengantar
PETA LOKASI PUSKESMAS DI KABUPATEN PASAMAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya telah selesai disusun buku “Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Tahun 2013” yang merupakan kelanjutan dari penerbitan sebelumnya. Profil Kesehatan adalah salah satu sarana pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di bidang kesehatan dan pencapaian target indikator Millenium Development Goals bidang kesehatan, serta berbagai upaya yang terkait dengan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan lintas sektor. Profil Kesehatan berisi berbagai data/informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Pasaman. Diharapkan Profil Kesehatan ini dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan yang didasari kepada data dan informasi (evidence based) serta digunakan sebagai salah satu rujukan data dan informasi. Kepada instansi dan unit-unit kerja yang telah membantu dalam pengumpulan data, kami aturkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan. Semoga Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman ini dapat bermanfaat. Demi penyempurnaan penerbitan selanjutnya kami mengharapkan saran perbaikan dari semua pemakai data.
Lubuk Sikaping, Maret 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman TTD Desrizal,SKM,MKes Nip. 196302191986101001
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. A. Latar Belakang .......................................................................................................... B. Tujuan Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman ............................................. C.Sistematika .................................................................................................................. BAB II GAMBARAN UMUM ...................................................................................................... A. Keadaan Geografis................................................................................................... B. Keadaan Penduduk ............................................................................................... C. Administrasi .............................................................................................................. D. Keadaan Pendidikan............................................................................................... E. Keadaan Lingkungan Dan Perilaku................................................................... BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN ............................................................................ A. Mortalitas.................................................................................................................... B. Morbiditas .................................................................................................................. C. Status Gizi ................................................................................................................... BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN ................................................................................. A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR .................................................................................. 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi ................................................................... 2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan Remaja .... 3. Pelayanan Keluarga Berencana.......................................................................... 4. Pelayanan Pengobatan /Perawatan dan Kesehatan Jiwa......................... 5. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut ............................. B. KETERSEDIAAN OBAT......................................................................................................... C. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN .................................................................... D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT ..................................................................................... BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATA...................................................................... A. SARANA KESEHATAN ............................................................................................. B. TENAGA KESEHATAN ............................................................................................. C. PEMBIAYAAN KESEHATAN .................................................................................. BAB VI PENUTUP ........................................................................................................................ A. KESIMPULAN ........................................................................................................................ B. SARAN ...................................................................................................................................... LAMPIRAN
i ii iii 1 1 1 2 3 3 4 4 4 4 7 7 8 12 14 14 14 19 19 20 20 20 21 21 24 24 25 28 30 30 32
Daftar Tabel Profil Kesehatan Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26
Tabel 27
Luas wilayah, Jumlah desa/kelurahan, Jumlah penduduk, Jumlah rumah tangga, dan Kepadatan penduduk menurut Kecamatan Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf dan ijazah tertinggi yang diperoleh menurut jenis kelamin Jumlah kelahiran menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kematian neonatal, bayi dan balita menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kematian ibu menurut kelompok umur, kecamatan dan puskesmas Kasus baru TB BTA+, kasus TB pada anak, dan case notification rate (CNR) per 100.000 penduduk menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus dan angka penemuan kasus TB PARU BTA+ menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Angka kesembuhan dan pengobatan lengkap TB PARU BTA+, serta keberhasilan pengobatan menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Penemuan kasus pneumonia balita menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus HIV, AIDS dan SYPHILIS menurut jenis kelamin Persentase donor darah diskrining terhadap HIV menurut jenis kelamin Kasus diare yang ditangani menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus baru kusta menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Kasus baru kusta 0-14 tahun dan cacat tingkat 2 menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus dan angka prevalensi penyakit kusta menurut tipe/jenis, jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Persentase penderita kusta selesai berobat (Realease from Treatment/RFT) menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus AFP (Non Polio) menurut kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Kesakitan dan kematian akibat malaria menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Penderita filariasis ditangani menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan pengukuran tekanan darah menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan pemeriksaan obesitas menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Cakupan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA dan kanker payudara dengan pemerikaan klinis (CBE) menurut kecamatan dan puskesmas Jumlah penderita dan kematian pada KLB menurut jenis kejadian luar biasa (KLB)
Tabel 28 Kejadian luar biasa (KLB) di desa/kelurahan yang ditangani < 24 jam Tabel 29 Cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan ditolong tenaga kesehatan, dan pelayanan kesehatan ibu nifas menurut kecamatan dan puskesmas Tabel 30 Persentase cakupan imunisasi TT pada ibu hamil menurut kecamatan dan puskesmas Tabel 31 Persentase cakupan imunisasi TT pada wanita usia subur menurut kecamatan dan puskesmas Tabel 32 Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet FE1 dan FE3 menurut kecamatan dan puskesmas Tabel 33 Jumlah dan persentase penanganan komplikasi kebidanan dan komplikasi neonatal menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Tabel 34 Proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi, kecamatan dan puskesmas Tabel 35 Proporsi peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi, kecamatan dan puskesmas Tabel 36 Jumlah peserta KB baru dan KB aktif menurut kecamatan dan puskesmas Tabel 37 Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Tabel 38 Cakupan kunjungan neonatal menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Tabel 39 Jumlah bayi yang diberi ASI EKSLUSIF menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Tabel 40 Cakupan pelayanan kesehatan bayi menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Tabel 41 Cakupan desa/kelurahan UCI menurut kecamatan dan puskesmas Tabel 42 Cakupan imunisasi DPT, HB, dan Campak pada bayi menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Tabel 43 Cakupan imunisasi BCG dan Polio pada bayi menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Tabel 44 Cakupan pemberian vitamin A pada bayi, anak balita, dan ibu nifas menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Tabel 45 Jumlah anak 0-23 bulan ditimbang menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Tabel 46 Cakupan pelayanan anak balita menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Tabel 47 Jumlah balita ditimbang menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Tabel 48 Cakupan kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Tabel 49 Cakupan pelayanan kesehatan (penjaringan siswa SD dan setingkat menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Tabel 50 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut menurut kecamatan dan puskesmas Tabel 51 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan setingkat menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Tabel 52 Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut menurut jenis kelamin, kecamatan dan puskesmas Tabel 53 Jumlah kegiatan promosi kesehatan Tabel 54 Cakupan jaminan kesehatan menurut jenis jaminan dan jenis kelamin Tabel 55 Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap dan kunjungan gangguan jiwa pada sarana pelayanan kesehatan Tabel 56 Angka kematian pasien di Rumah Sakit
Tabel 57 Indicator kinerja pelayanan di Rumah Sakit Tabel 58 Persentase rumah tangga berprilaku hidup bersih dan sehat (ber-PHBS) menurut kecamatan dan puskesmas Tabel 59 Persentase rumah sehat menurut kecamatan dan puskesmas Tabel 60 Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas (Layak) menurut kecamatan dan puskesmas Tabel 61 Persentase kualitas akir minum di penyelenggara air minum yang memenuhi syarat kesehatan Tabel 62 Penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (Jamban Sehat) menurut jenis jamban, kecamatan dan puskesmas Tabel 63 Desa yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat Tabel 64 Persentase tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan menurut kecamatan dan puskesmas Tabel 65 Tempat pengelolaan makanan (TPM) menurut status hygiene sanitasi Tabel 66 Tempat pengelolaan makanan dibina dan diuji petik Tabel 67 Persentase ketersediaan obat dan vaksin Tabel 68 Jumlah sarana kesehatan menurut kepemilikan Tabel 69 Persentase sarana kesehatan (Rumah Sakit) dengan kemampuan pelayanan gawat darurat (GADAR) level I Tabel 70 Jumlah posyandu menurut strata, kecamatan dan puskesmas Tabel 71 Jumlah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) menurut kecamatan Tabel 72 Jumlah desa siaga menurut kecamatan Tabel 73 Jumlah tenaga medis di fasilitas kesehatan Tabel 74 Jumlah tenaga keperawatan di fasilitas kesehatan Tabel 75 Jumlah tenaga kefarmasian di fasilitas kesehatan Tabel 76 Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan di fasilitas kesehatan Tabel 77 Jumlah tenaga gizi di fasilitas kesehatan Tabel 78 Jumlah tenaga teknisi medis di fasilitas kesehatan Tabel 79 Jumlah tenaga teknisi medis dan fisioterapis di fasilitas kesehatan Tabel 80 Jumlah tenaga kesehatan lain di fasilitas kesehatan Tabel 81 Jumlah tenaga non kesehatan di fasilitas kesehatan Tabel 82 Anggaran kesehatan kabupaten/kota
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman adalah gambaran situasi kesehatan di Kabupaten Pasaman yang diterbitkan setiap tahun sekali. Maksud diterbitkannya profil ini adalah untuk menampilkan berbagai data tentang kesehatan dan data pendukung lain yang dideskripsikan dengan analisis dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah tersampaikannya informasi kesehatan yang merupakan pencapaian Pembangunan Kesehatan Tahun 2013. Salah satu keluaran dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah Profil Kesehatan, yang merupakan salah satu paket penyajian data/informasi kesehatan yang relative lengkap, berisi data/informasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan data/informasi yang terkait lainnya yang terbit setiap tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman Tahun 2013 disusun berdasarkan data/informasi yang didapatkan dari puskesmas yang ada di Kabupaten Pasaman, pengelola program lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman dan Lembaga/Badan yang terkait. Penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2013 ini mengacu pada Pedoman Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota (edisi data terpilah jenis kelamin) yang dikeluarkan Pusat Data dan Informasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI tahun 2011 yang dikuatkan dengan Surat Edaran Sekretaris Jendral Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No : IR.01.01/VI/062/2011 tanggal 18 Januari 2013 B. TUJUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan termasuk kinerja dari penyelenggaraan standar pelayanan minimal (SPM) di bidang kesehatan dan pencapaian target indicator Millenium Development Goals (MDGs) bidang kesehatan, serta berbagai upaya terkait dengan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan lintas sektor seperti Badan Pusat Statistik.
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 1
C. SISTEMATIKA BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang Latar Belakang disusunnya Profil Kesehatan, tujuan serta isi secara ringkas dari Profil Kesehatan serta Sistematika dari penyajiannya. BAB II : GAMBARAN UMUM Pada bab ini diuraikan keadaan umum daerah. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap factor-faktor lainnya seperti kependudukan, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN Dalam bab ini diuraikan tentang indikator mengenai angka kematian, angka harapan hidup, angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat. BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir kinerja Standar Pelayanan Kesehatan (SPM) di bidang kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya. BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. BAB VI : KESIMPULAN Bab ini menyajikan tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan berdasarkan hasil analisis sederhana dari masing-masing hasil pelaksanaan program kesehatan. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat. bab ini juga mengemukakan hal-hal yang masih dianggap kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan LAMPIRAN Pada lampiran berisi resume/angka pencapaian program kesehatan dengan 82 tabel data yang merupakan gabungan tabel indikator puskesmas dari semua puskesmas dan indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 2
BAB II GAMBARAN UMUM A. KEADAAN GEOGRAFIS Kabupaten Pasaman merupakan salah satu dari 19 Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Sumatera Barat dengan luas 3,947,63 km2 atau setara dengan 9,33% dari luas Propinsi Sumatera Barat, yang terdiri dari 12 Kecamatan dan 32 Nagari. Secara geografis Kabupaten Pasaman dilintasi garis khatulistiwa dan berada pada 0°55’ Lintang Utara sampai dengan 0°06’ Lintang Selatan dan 99°45’ sampai dengan 100°21’ Bujur Timur. Ketinggian antara 50 meter sampai dengan 2.912 meter di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Pasaman merupakan Kabupaten paling Utara dari Propinsi Sumatera Barat dan berbatasan bagian utara dengan :
Bagian Utara
: Kabupaten Mandahiling Natal dan Kabupaten Padang Lawas Propinsi Sumatera Utara
Bagian Timur
: Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau dan Kabupaten Lima Puluh Kota
Bagian Selatan
: Kabupaten Agam
Bagian Barat
: Kabupaten Pasaman Barat
Pada beberapa kecamatan terdapat beberapa gunung seperti gunung ambun di bonjol, gunung sigapuak dan gunung kelabu di duo koto, gunung malenggang di rao, dan gunung tambin yang merupakan gunung tertinggi diwilayah ini terletak, dikecamatan lubuk sikaping dengan ketinggian 2.271 meter. Di setiap kecamatan mengalir beberapa sungai, kecamatan yang banyak dilalui sungai adalah kecamatan bonjol dilalui 15 sungai, kecamatan tigo nagari dilalui 22 sungai, kecamatan duo koto dilalui 16 sungai dan kecamatan panti dilalui 22 sungai. Berdasarkan data yang tersedia dari 394.763 Ha luas lahan di Kabupaten Pasaman sekitar 39,6 persen diantaranya adalah kawasan hutan, 15,64 persen atau 61.727 Ha adalah padang rumput, sawah 44.443,03 Ha atau 11,26 persen, lahan perkebunan dan ladang sebesar 69.355,24 Ha atau 17,57 persen. Sedangkan untuk kawasan industri relative sedikit sekali yakni 0,01 persen dari total luas wilayah kabupaten pasaman.
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 3
B. KEADAAN PENDUDUK Sesuai dengan data dari BPS Kabupaten Pasaman, jumlah penduduk Kabupaten Pasaman tahun 2013 mencapai 270.178 jiwa yang terdiri dari 133.849 penduduk laki – laki dan 136.329 penduduk Perempuan. Angka Kepadatan penduduk tahun 2013 di Kabupaten Pasaman setiap km2 adalah 68 jiwa. Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Panti dengan kepadatan penduduk 177 jiwa/km2. diikuti oleh Kecamatan Simpati dengan 162 jiwa/km2 Sedangkan Kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan mapat Tunggul Selatan 15 jiwa/km2 C. ADMINISTRASI Kabupaten Pasaman pada tahun 2013 mempunyai wilayah administrasi terdiri atas 12 kecamatan dengan jumlah nagari sebanyak 32 nagari, 209 jorong / kampong. D. KEADAAN PENDIDIKAN Keadaan pendidikan di Kabupaten Pasaman dapat dilihat dari kemampuan baca tulis penduduk yang tercermin dari Angka Melek Huruf. Saat ini jumlah Taman Kanak ada 60 unit dengan guru sebanyak 209 orang. SD dan setingkat ada 242 unit dengan guru sebanyak 2.339 orang, SLTP dan sederajat ada 36 unit dengan guru sebanyak 835 orang dan SLTA dan sederajat ada 19 unit dengan guru 574 orang. Persentase penduduk yang melek huruf yahun 2013 sebesar 5 persen. Pendidikan berkaitan erat dengan peningkatan sumber daya manusia. Ada beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk melihat kualitas pendidikan, antara lain menilai tingkat intelegensia, kreativitas/inovasi dan kemampuan lain dari lulusannya. Ukuran-ukuran tersebut relatif sulit untuk diterapkan, sehingga tidak cocok untuk ruang lingkup yang luas. Akibatnya kualitas pendidikan jarang digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan.
E. KEADAAN LINGKUNGAN DAN PERILAKU Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus karena lingkungan merupakan media penularan penyakit. Untuk itu maka penanganan lingkungan perlu dilakukan. Disini dapat dilihat gambaran keadaan lingkungan terutama dari indikator-indikator persentase rumah sehat dan persentase tempat-tempat umum serta tempat pengelolaan makanan sehat. Disamping itu ada juga indikator lain yang sangat menunjang keadaan suatu lingkungan yang sehat antara lain persentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih, gambaran masing-masing indikator lingkungan PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 4
diantaranya adalah : 1. Cakupan Rumah Sehat Cakupan rumah yang memenuhi syarat 81,56 % dengan target 81 % dan sebagian puskesmas sudah mencapai target. Dikarenakan rumah tersebut telah terakses air minum dan jamban. Rumah sehat ini banyak factor yang mempengaruhinya, antara lain tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat sangat mempengaruhi perilaku masyarakat itu sendiri dan dari data yang diperoleh tahun 2013 masyarakat sudah mulai mementingkan kehidupannya untuk kebersihan diri dan lingkungannya (Rumah sehat, limbah, sampah dan jamban keluarga serta air bersih). Sebagaimana kita ketahui bahwa rumah yang dikatakan memenuhi syarat kesehatan selain keadaan rumah, lingkungan di sekitar rumah juga termasuk harus memenuhi syarat kesehatan seperti pengelolaan sampah, pengelolaan limbah, jamban dan kandang ternak yang ada di sekitar rumah. 2. Cakupan Desa STBM Untuk cakupan desa yang melaksanakan kegiatan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) ada 133 desa dengan capaian 59,4 % dan desa yang STMB ada 3 desa ( 2,26% dan desa stop SBS (stop buang air besar sembarangan) sebanyak 19 desa (14,29%). Untuk mencapai program MDGs pemerintah Kabupaten Pasaman meningkatkan kegiatan STBM diseluruh desa/jorong Hal ini disebabkan merubah perilaku masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat dengan 5 (lima) pilar STMB yaitu 1. Menggunakan jamban sehat 2. Pengelolaan air minum rumah tangga 3. Membiasakan perilaku CTPS 4. Pengelolaan sampah yang saniter 5. Pengelolaan limbah 3. Cakupan Tempat-Tempat Umum (TTU) Sehat Tempat-tempat umum ini merupakan tempat berkumpulnya orang banyak, sehingga agak sulit untuk pembinaan dan pengawasannya terutama untuk kebersihan lingkungan seperti pasar, tempat wisata, bioskop hotel, penginapan dan lain-lain. Untuk tempattempat umum ini yang menjadi masalah terutama air bersih dan sanitasi dasar (jamban. sampah dan limbah). Untuk TTU cakupan tahun 2013 baru mencapai 63,3 % dengan target 81 %. Tempat-tempat umum ini yang paling susah mengelolanya adalah sampah, PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 5
ini sangat tergantung juga dengan perilaku dari masyarakat pengunjungnya dimana telah disediakan tempat sampah akan tetapi masyarakat masih membuang sampah disembarangan tempat seperti di sekolah. Untuk meningkatkan cakupan ini lebih ditingkatkan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat kepada anak-anak sekolah terutama ditingkat sekolah dasar. 4. Cakupan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) sehat Yang termasuk dalam Tempat Pengelolaan Makanan ini antara lain : restoran/rumah makan, kaki lima, kantin sekolah, warung kopi dan lain-lain. Cakupan untuk tahun 2013 baru mencapai 67,75 % dari target 73 %. Tempat pengelolaan makanan ini yang sering menjadi masalah juga sampah, limbah dan kamar mandi/jamban. Hal ini berdasarkan hasil tinjauan/pengawasan lapangan sangat erat hubungannya dengan perilaku dari orang-orang yang terlibat dengan pengelolaan tempat makanan tersebut. Untuk TPM ini masih dikelola oleh masing-masing pribadi, disini pada pelaku TPM masih mementingkan penjualan dari pada kesehatan lingkungannya, umumnya TPM ini merupakan mata pencarian masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah. Untuk meningkatkan cakupan ini lebih ditingkatkannya pembinaan dan pengawasan kepada pengelola TPM serta adanya perda dalam penertiban pengelolaan tempat pengelolaan makanan 5. Posyandu Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM)
yang
paling
dikenal
oleh
masyarakat,
posyandu
menyelenggarakan minimal 5 (lima) program dan kegiatan prioritas. Pencapaian tahun 2013 jumlah posyandu 377 dengan jumlah kader 1253 orang
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 6
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Derajad kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana melainkan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya. Pada bab ini akan membahas situasi derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Pasaman yang tercermin melalui angka morbiditas, mortalitas dan status gizi. A. MORTALITAS Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survey dan penelitian. 1. Angka Kematian bayi (AKB) Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB
tetapi tidak mudah untuk
menemukan faktor yang paling dominan. Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survey, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan akses rujukan. Kalau kita lihat di Kabupaten Pasaman pada tahun 2013 jumlah kematian bayi 11 kasus, anak balita 3 kasus dengan total balita 14 kasus. beberapa faktor antara lain kegiatan PWS kesehatan masih belum mencapai target, hal ini disebabkan masih adanya daerah yang tidak memiliki bidan di desa maupun tenaga kesehatan lainnya yang akan melakukan pencatatan
yang
mempengaruhi jumlah kematian, masih ada daerah terpencil yang belum memiliki tenaga kesehatan dll, dan banyak lagi faktor lain yang mempengaruhinya. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB.
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 7
2. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) diperoleh berbagai survey yang dilakukan secara khusus. Dengan dilaksanakannya Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih luas dibanding survey sebelumnya. Untuk Kabupaten Pasaman kasus kematian ibu pada tahun 2012 tercatat sebanyak 8 kasus dan tahun 2013 sebanyak 8 kasus. 3. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH) Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan umur harapan Hidup (UHH) waktu lahir. Angka kematian Bayi sangat peka terhadap perubahan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan sehingga derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan Umur Harapan Hidup (UHH) pada waktu lahir, meningkatnya umur harapan hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. UHH belum dapat ditentukan karena yang berwenang untuk mengeluarkan UHH adalah Badan Pusat Statistik. Namun dilihat dari penurun angka kematian Bayi dari tahun ke tahun dan data UHH Tahun sebelumnya UHH kabupaten Pasaman sebesar 70 tahun. B. MORBIDITAS Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masayarakat (Community Based Data) yang dapat diperoleh dengan melalui pengumpulan data baik dari Puskesmas maupun sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap, serta pelayanan gangguan jiwa di sarana kesehatan tercatat sebanyak 261.426 kunjungan dengan persentase rawat jalan 95 % , rawat inap 1,1% dan kunjungan jiwa sebesar 1,5%. Sebagai gambaran awal tren penyakit selama tahun 2013 pada Kabupaten Pasaman terlihat dari tabel berikut :
Tabel 1. Daftar Sepuluh Penyakit Utama PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 8
DAFTAR SEPULUH PENYAKIT UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jenis Penyakit Ispa Gastritis Penyakit pada sistem otot dan jar Hipertensi Diare Penyakit Lainnya Penyakit kulit alergi Penyakit kulit infeksi Penyakit lain pada ispa Bronchitis Total
Jumlah Penderita 33.536 15.127 11.784 8.830 7.603 7.602 5.949 5.185 3.479 3.425 102.520
Persentase 32,7 14,8 11,5 8,6 7,4 7,4 5,8 5,1 3,4 3,3 100
Dari tabel dapat kita lihat penyakit yang mendominasi pada tahun 2013 adalah penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) dengan jumlah penderita 33.536 (32,7%). Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain asupan gizi dalam tubuh. 1. Penyakit Menular Penyakit menular disajikan dalam profil kesehatan antara lain penyakit Malaria, TB Paru, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). a. Penyakit Malaria Penyakit malaria tidak ada kasus di Kabupaten Pasaman tahun 2012 tidak ada kasus dan pada tahun 2013 ditemuinya suspek malaria sebanyak 32 kasus. Namun tidak ditemui penderita yang positif setelah dilaksanakan pemeriksaan darah pada penderita suspek malaria tersebut. b. Penyakit TB Paru Dari Tabel 7, menunjukkan adanya kasus BTA (+) pada tahun 2013 sebesar 278 kasus dari jumlah kasus keseluruhan 368. Sedangkan penderita yang di obati sebanyak 247 orang dan sembuh sebanyak 222 orang, dari penderita klinis yang ditemui berjumlah 2.646 orang yang tersebar diseluruh Kecamatan yang ada di kabupaten Pasaman. Secara persentase angka keberhasilan pengobatan bagi penderita TB sebesar 95 %
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 9
c. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pnemonia merupakan penyebab kematian pada balita. ISPA sebagai penyebab utama kematian pada balita dan bayi diduga karena pneumonia dan merupakan penyakit akut dan kualitas penata laksananya masih belum memadai. Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit infeksi saluran pernafasan akut lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita pneumonia balita yang ditemukan. Jumlah penderita pneumonia balita pada tahun pada tahun
2012 berjumlah 592 balita sedangkan untuk tahun 2013 ditemui
sebanyak 441 balita (16%), terjadi penurunan dari tahun sebelumnya dan seluruh penderita pneumonia balita sudah ditangani. d. Penyakit Kusta Meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi Kusta, namun sampai saat ini penyakit Kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Penyakit Kusta dapat mengakibatkan kecacatan pada penderita. Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini sebaan penderita dan mantan penderita dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan pada meningkatnya angka kemiskinan. Di Kabupaten Pasaman pada tahun 2012 ditemukan 8 kasus sedangkan untuk tahun 2013 penemuan kasus baru sebesar 9 kasus. Adanya penambahan 1 (satu) kasus dari tahun sebelumnya, dapat digambarkan angka prevalensi kusta sebesar 0,5 per 10.000 penduduk. 2. Penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I) PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas / ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. Pada bab ini akan dibahas penyakit tetaus neonatorum, campak, difteri, pertusis, dan hepatitis B a. Tetanus Neonatorum Penanganan
tetanus neonatorum tidak mudah, yang terpenting adalah usaha
pencengahan yaitu pertolongan persalinan yang hygienis ditunjang dengan imunisasi TT pada ibu hamil. Jumlah kasus tetanus neonatorum di Kabupaten Pasaman pada tahun 2012 hasil dari data di 12 Kecamatan tidak ditemukannya Kasus Tetanus Neonatorum begitu juga dengan tahun 2013 juga tidak ditemui kasus neonatorum. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 10
Ini menunjukan dalam menolong persalinan tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan sudah menerapkan SOP yang berlaku. b. Campak Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar biasa. Untuk jumlah kasus campak di Kabupaten Pasaman sepanjang tahun 2012 di temukan sebanyak 450 kasus dan pada tahun 2013 ditemui sebanyak 6 kasus yaitu di Puskesmas Tapus. Angka ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. c. Difteri Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah, rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi dengan adanya program imunisasi. Jumlah kasus Difteri di Kabupaten Pasaman pada tahun 2012 dan tahun 2013 tidak ditemukannya kasus penderita Difteri d. Pertusis Jumlah kasus pertusis di Kabupaten Pasaman dalam 3 (tiga) tahun terakhir (2011, 2012, dan 2013), tidak ditemukannya kasus. e. Hepatitis B Jumlah kasus Hepatitis B di Kabupaten Pasaman pada tahun 2012 ditemui 446 kasus Hepatitis B di Puskesmas Sundatar namun ditahun 2013 dari hasil 12 Kecamatan tidak ditemukan kasus. 3. Penyakit Potensi KLB/Wabah a. Demam Berdarah Dengue Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas keseluruh wilayah kabupaten. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian relatif tinggi. Angka insiden DBD secara nasional berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada awalnya pola endemic terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode antara 2 – 5 tahunan, sedangkan angka kematian cenderung menurun. Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M), PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 11
pemantauan angka bebas jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. Untuk tahun 2012 ditemuinya 25 Kasus DBD yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Pasaman kasus terbanyak di temui di wilayah kerja puskesmas Lubuk Sikaping
sebanyak 20 kasus dan
wilayah kerja puskesmas Bonjol sebanyak 3 kasus, dan Puskesmas Ladang Panjang sebanyak 2 kasus. Sedangkan tahun 2013 jumlah kasus DBD sebanyak 57 kasus dengan daerah penyebaran di beberapa puskesmas yaitu ladang panjang (3 kasus), bonjol (3 kasus), kumpulan (9 kasus), lubuk sikaping (25 kasus), sundatar (8 kasus), pegang baru (3 kasus), dan rao (6 kasus) dengan incidence rate per 100.000 penduduk sebesar 21,1 %. Kabupaten pasaman bukan merupakan daerah endemis DBD, kasus yang terjadi disebabkan karena peralihan tempat tinggal dari daerah endemis ke daerah non endemis. b. Diare Jumlah penderita diare pada balita tahun 2012 sebanyak 5.064 kasus, rata-rata disemua kecamatan dan semuanya sudah tertangani dengan baik. Sedangkan untuk tahun 2013 total perkiraan kasus diare sebanyak 5.782 kasus, kasus yang ditemui serta ditangani pada tahun 2013 sebanyak 4.852 kasus (83,9%). yang tersebar disetiap kecamatan dengan angka kesakitan diare sebesar 214 per 1000 penduduk. c. Filariasis Pada tahun 2012 dan 2013 tidak ditemuinya penderita filariasis di wilayah Kabupaten Pasaman C. STATUS GIZI Status Gizi masayarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur Kurang Energi Kronis (KEK). 1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena prematur atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IURG), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 12
Jumlah BBLR di Kabupaten Pasaman pada tahun 2013 jumlah BBLR 110 bayi (2,2%) dari 5.292 bayi lahir hidup. 2. Status Gizi Balita Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan keadaan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah pengukuran secara anthropometrik yang menggunakan indeks berat badan menurut Umur. Berdasarkan penimbangan balita yang dilakukan. Pada tahun 2012 cakupan penimbangan balita sebanyak 22.171 balita yang ditimbang dan ditemukan 380 balita BGM (1%). Sedangkan tahun 2013 cakupan penimbangan balita yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 13.185 (62,6%) dari jumlah balita yang dilaporkan sebanyak 21.065 balita
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 13
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Seorang ibu mempunyai peranan yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya. a.
Pelayanan Antenatal Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional
(dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antennal yang ada dengan titik berat pada kegiatanpromotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
Mendapatkan pelayanan
antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 14
sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ke tiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil. Gambaran persentase cakupan pelayanan K4 di Kabupaten Pasaman pada tahun 2012 sebesar 4932 (82,9%). Sedangkan pada tahun 2013 cakupan kunjungan pelayanan K4 sebesar 5.009 (82,1%). Data capaian per puskesmas dapat dilihat pada grafik dibawah : Grafik 1. Kunjungan Pelayanan K4 di Puskesmas
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) Tahun 2013 capaian K4 Silayang
154
Pintu Padang
149
jumlah bumil
196 211 450
Lansat Kadap Koto Rajo
170
515
244 390
Rao
533 561
Tapus Kuamang
154
202 388
Pegang Baru Simpang Tonang
298
346 362
Sundatar
461 481
Lubuk Sikaping
575
234 257 250 288
Kumpulan Bonjol
487
218 247
Cubadak
Simpati
694
205
284
Ladang Panjang
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
545 563
Page 15
b. Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (professional). Hasil data / indikator kinerja SPM bidang kesehatan di Kabupaten Pasaman pada tahun 2012 sebesar 5.355 (94,1) % angka ini telah mencapai target. Untuk tahun 2013 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak 5.169 bumil dengan persentase (88,5%), Data capaian per puskesmas dapat dilihat pada grafik dibawah : Grafil 2. Cakupan Pertolongan oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2013
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2013 persalinan oleh nakes Silayang
149
Pintu Padang
147
jumlah bumil
196 211 446
Lansat Kadap 189
Koto Rajo
244 499 533 556
Rao Tapus Kuamang
143
Cubadak
431 202
296
346 401
Lubuk Sikaping
Kumpulan Bonjol
487
247
Sundatar
Simpati
694
202
Pegang Baru Simpang Tonang
515
461 461
575
227 257 244 288 246 284
Ladang Panjang
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
532 563
Page 16
c. Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Dirujuk Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh Bidan di Jorong dan Puskesmas, beberapa ibu hamil diantaranya tergolong dalam kasus resiko tinggi (risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan rujukan. Untuk tahun 2012 jumlah ibu hamil risti yang ditangani di Kabupaten Pasaman sebesar 887 (74,4%) ibu dari jumlah perkiraan ibu hamil komplikasi sebesar 1189 bumil. Sedangkan pada tahun 2013 penanganan komplikasi kebidanan sebanyak 962 bumil (78,8%) dari jumlah perkiraan bumil dengan komplikasi kebidanan sebesar 1.221. Data capaian per puskesmas dapat dilihat pada grafik dibawah : Grafik 3. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Tahun 2013
Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Tahun 2013 penanganan komplikasi kebidanan Silayang
5
39 12
Pintu Padang
perkiraan bumil dengan komplikasi kebidanan
42
Lansat Kadap
103 17
Koto Rajo
49 102 107
Rao Tapus
139 10
Kuamang
40 47
Pegang Baru Simpang Tonang Cubadak
1
97
14
69 40
92
35
Lubuk Sikaping
115 49 51
Simpati Kumpulan
Ladang Panjang
260
49
Sundatar
Bonjol
141
58 22
85
57 122 113
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 17
d. Kunjungan Neonatus Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memeiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari). Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Cakupan kunjungan neonatus pada tahun 2012 sebesar 91,4 % (5.155) dari 5.539 jumlah bayi lahir hidup dan untuk tahun 2013 kunjungan neonatus sebesar 4.976 (86 %) dari jumlah bayi lahir hidup sebesar 5.292 bayi. Data capaian per puskesmas dapat dilihat pada grafik dibawah : Grafik 4. Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap Tahun 2013
Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap Tahun 2013 Cakupan Neonatal Lengkap Silayang Pintu Padang Lansat Kadap
Jumlah Bayi
171 186 155 200
450
199 231
Koto Rajo Rao
496 506 529
Tapus Kuamang Pegang Baru Simpang Tonang Cubadak
126
191 216 234
399 290
Sundatar Lubuk Sikaping Simpati Kumpulan Bonjol Ladang Panjang
488
328 359
461
437 437
545
208
244 253 273 209 270
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
659
479
535
Page 18
2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah, dan Remaja Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pematauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS dan dokter kecil. Dari hasil pengumpulan data di 12 Kecamatan tahun 2011 pelayanan kesehatan bagi siswa SD & Setingkat sebesar 80 %. (5.381 org) siswa mendapat pelayanan kesehatan. Pada tahun 2012 tidak diperolehnya data penjaringan siswa SD dan setingkat, untuk tahun 2013 cakupan pelayanan kesehatan siswa SD dan setingkat sebesar 7.576 (99%) dari jumlah siswa SD dan Setingkat sebesar 7.629 siswa. 3. Pelayanan Keluarga Berencana Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) menurut hasil pengumpulan data di 12 Kecamatan pada tahun 2012 jumlah PUS sebesar 47.759 orang. dan yang menjadi peserta KB aktif sebesar 30.828 (94%). Pada tahun 2013 jumlah PUS sebesar 49.255 dengan peserta KB aktif sebesar 33.452 (67,9%). 1. Pelayanan Immunisasi Pada tahun 2012, Kabupaten Pasaman telah mencapai Nagari UCI sebesar 46 % (93 jorong) dari 201 jorong. Sedangkan tahun 2013 Kabupaten Pasaman telah mencapai Jorong UCI sebanyak 169 jorong (80,9%) dari total jorong 209 jorong. Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B (3 kali) dan imunisasi campak (1 kali), yang dilakukan melalui pelayanan rutin di Posyandu dan fasilitas kesehatan lainnya. Cakupan imunisasi rutin yaitu BCG sebesar ( 100 % ) 3.706 bayi, pada tahun 2013 cakupan imunisasi rutin sebanyak 5.407 bayi (93%) dari jumlah bayi 5.788 bayi. DPT1+HB1
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 19
(100 %), 3.706 bayi, pada tahun 2013 cakupan imunisasi DPT1+HB1 sebanyak 5.408 bayi (93%) dari jumlah bayi 5.788 bayi. DPT3+HB3 (100 %) dari 3.706 bayi, pada tahun 2013 cakupan imunisasi DPT3+HB3 sebanyak 5.219 bayi (90%) dari jumlah bayi 5.788 bayi. Polio 3 (100%), dari 3.706 bayi, pada tahun 2013 cakupan imunisasi Polio sebanyak 5.273 bayi (91%) dari jumlah bayi 5.788 bayi . Campak (100 %) dari 3.706 bayi. pada tahun 2013 cakupan imunisasi Campak sebanyak 5.229 bayi (90%) dari jumlah bayi 5.788 bayi 5. Pelayanan Pengobatan / Perawatan dan Kesehatan Jiwa Cakupan rawat jalan di sarana kesehatan (Puskesmas dan Rumah sakit) Kabupaten Pasaman tahun 2012 mencapai 217.508 (85,2%) dari total jumlah penduduk jumlah penduduk 255.186 jiwa. Pada sarana pelayanan kesehatan tahun 2013 cakupan kunjungan rawat jalan sebanyak 256.870, rawat inap sebanyak 3.023 dan kunjungan jiwa sebanyak 1.533 dari total jumlah penduduk 270.178 jiwa. 6. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut Cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila lanjut pada tahun 2012 Cakupan pelayanan kesehatan usila sebesar 7.325 (44%) dari sejumlah usila yang dilaporkan sebanyak 16.502 orang. Pada tahun 2013 cakupan pelayanan kesearan usia lanjut yang mendapatkan pelayanan sebanyak 16.282 usila (76%) dari jumlah usila 21.431 usila. Ada peningkat cakupan dari tahun sebelumnya, dimana para usila telah memahami dan mengerti akan makna dari perilaku hidup sehat dan bersih. B. KETERSEDIAAN OBAT Dari data ketersediaan obat yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar ada 144 jenis obat dan vaksin. Pada masing-masing daerah tidak sesuai antara daerah yang satu dengan daerah yang lain dikarena berbagai hal diantaranya geografis daerah, pola penyakit dan prilaku masyarakat.di Kabupaten Pasaman terlihat ada beberapa item obat yang
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 20
ketersediaannya tidak sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar namun sebagian besar sudah dapat memenuhi kebutuhan untuk pelayanan kesehatan dasar. C. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2013 meliputi persentase rumah sehat, penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak, desa yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat serta pengelolaan TTU (Tempat-Tempat Umum) dan TPM (Tempat Pengelolaan Makanan) yang memenuhi syarat kesehatan. Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit gangguan kesehatan akibat lingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan, antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi yang dilakukan secara berkala. Upaya yang dilakukan mencakup pemantauan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar. Program Prilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan faktor utama dalam meningkatkan kesehatan lingkungan masyarakat dan kerjasama lintas sektor sangat penting dalam pembinaan dan pengawasan kesehatan lingkungan masyarakat. D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk menangani permasalah gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan gizi sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium dan anemia gizi besi. Upaya perbaikan gizi masyarakat pada tahun 2012 adalah : Penanggulangan masalah KEP, Penanggulangan dan pencegahan Anemia Gizi Besi, Penanggulangan kurang Vitamin A, Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Peningkatan Kemandirian Keluarga dalam Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
(UPGM) dan Sistim
Kewaspadaan Gizi (SKG )
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 21
1. Pemantauan Pertumbuhan Balita Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan penimbangan di Posyandu secara rutin setiap bulan. Di Kabupaten Pasaman pada tahun 2012, jumlah balita yang ada sebanyak 16.948 orang yang ditimbang sebanyak 27.937 dengan hasil penimbangan
jumlah
balita dengan berat badan naik sebanyak 19.601 orang (70 %).
Sementara itu balita dengan bawah garis merah (BGM) sebesar 380 (1%). Sedangkan tahun 2013 cakupan penimbangan Baduta sebanyak 4.546 (42,3%) dari jumlah baduta yang dilaporkan sebanyak 10.745 anak baduta. Dan ditemui 99 (2,2%) anak baduta yang BGM. Faktor-faktor yang sangat menentukan dalam pembentukan status gizi anak adalah lingkungan yang higienis, ketahanan pangan keluarga, pola asuh terhadap anak dan pelayanan kesehatan dasar. Untuk itu sangat dibutuhkan sekali kebijakan dan koordinasi lintas sektor yang terkait seperti pemberdayaan masyarakat, pemberantasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan pendidikan secara tidak langsung akan mempengaruhi asupan gizi terhadap anak. 2. Pemberian Kapsul Vitamin A Pada tahun 2012 bayi yang mendapat vit A sebesar 3.774 (100%) dari jumlah bayi 3.706 orang. Untuk anak balita yang mendapat vit.A 2x sebesar 18.585 (89%) dari jumlah balita 20.775 org. Pada tahun 2013 jumlah bayi yang mendapat vit A sebesar 3.204 (55,36%) dari jumlah bayi 5.788. Untuk anak balita yang mendapat vit.A 2x sebesar 19.343 (91,83%) dari jumlah balita 21.065 org. Ini disebabkan sudah meningkatnya pengetahuan dan pemahaman ibu selaku orangtua dalam pentingnya memberikan kapsul vitamin A pada anak di sarana pelayanan kesehatan (posyandu) 3. Pemberian Tablet besi Pada tahun 2012
jumlah ibu hamil yang ada sebanyak 7.853 bumil dan yang
mendapatkan pemberian tablet besi (Fe1) 7.326 bumil (93 %), dan (Fe3) 4.781 (61 %).
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 22
Sedangkan tahun 2013 jumlah ibu hamil yang ada sebanyak 6.103 bumil dan yang mendapatkan pemberian tablet besi (Fe1) 5.835 bumil (95,6 %), dan (Fe3) 5.009 (82,1 %). Secara signifikan terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya, ini merupakan salah satu keberhasilan dari tenaga kesehatan yang ada dilapangan dalam memberikan informasi dan pengetahuan kepada ibu hamil dalam menjaga asupan gizi selama kehamilan.
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 23
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Upaya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila pemenuhan sumber daya tenaga, pembiayaan dan sarana kesehatan dapat memadai dan seimbang dengan kebutuhan. Sumber daya kesehatan dapat diukur dengan beberapa indikator kecukupan sebagai berikut : A. SARANA KESEHATAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai sarana kesehatan diantaranya Puskesmas, Rumah Sakit, sarana upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dan institusi pendidikan tenaga kesehatan. 1. Puskesmas Sarana kesehatan yang dimiliki sampai saat ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kondisi sampai dengan tahun 2013 menunjukkan bahwa Puskesmas yang beroperasional sebanyak 16 unit Puskesmas (6 unit Puskesmas rawatan, 10 unit Puskesmas non rawatan), Puskesmas pembantu sebanyak 52 unit, Ambulance 18 unit, Polindes 85 unit, dan Posyandu 377 unit. 2. Rumah Sakit Untuk sarana pelayanan kesehatan rujukan saat ini telah ada 1 (satu) unit Rumah Sakit Umum Daerah Lubuk Sikaping dengan jumlah kapasitas tempat tidur sebanyak 136 unit. Dimana rumah sakit ini sudah naik peringkat dari type D menjadi type C pada tahun 2013 3. Sarana Kesehatan bersumberdaya masyarakat Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah posyandu dan polindes Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya posyandu dikelompokan menjadi 4 strata, yaitu posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 24
B. TENAGA KESEHATAN Penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, tapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun swasta perlu diketahui. Data ketenagaan pada Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman terdiri dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman, Rumah Sakit Umum Daerah, Balai Pengobatan Yarsi Panti, Puskesmas, UPTD Laboratorium dan UPTD BPOF Kabupaten Pasaman. Adapun jumlah tenaga Kesehatan menurut 8 kelompok yaitu
medis, paramedis,
farmasi, gizi, teknis medis, sanitasi, kesehatan masyarakat dan tenaga lainnya. Dapat dilihat pada tampilan grafik dibawah ini :
Jumlah Tenaga Medis Tahun 2013 dr. Spesialis
dr. Umum
dr. Gigi
18
0 1 0
0
3
4
8 1
Dinas Puskesmas Kesehatan RSUD Lubuk Sikaping
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
4
2
0
Balai Pengobatan Yarsi Panti
Page 25
Jumlah Tenaga Paramedis Tahun 2013 Bidan
Perawat
137 96 1 4
88 13
Dinas Puskesmas Kesehatan RSUD Lubuk Sikaping
4
6
Balai Pengobatan Yarsi Panti
Tenaga Kefarmasian Tahun 2013 Tenaga Kefarmasian
15 12 3
Dinas Puskesmas Kesehatan RSUD Lubuk Sikaping
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
4
Balai Pengobatan Yarsi Panti
Page 26
Jumlah Tenaga Kesmas dan KesLing Tahun 2013 Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Lingkungan
28 17 4
6
5
1
0
Dinas Puskesmas RSUD Lubuk Kesehatan Sikaping
0
Balai Pengobatan Yarsi Panti
Jumlah Tenaga Gizi Tahun 2013 Nutrisionis
Dietisien
12
2
5 0
0
0
Dinas Puskesmas Kesehatan RSUD Lubuk Sikaping
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
0
1
Balai Pengobatan Yarsi Panti
Page 27
Jumlah Tenaga Teknisi Medis Tahun 2013 Teknisi Medis dan fisioterapis
14
17
2 2 Dinas Puskesmas RSUD Lubuk Kesehatan Sikaping
Balai Pengobatan Yarsi Panti
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari Pemerintah dan masyarakat. Anggaran pemerintah bersumber dari APBN, APBD I, APBD II, BLN, DAK. Total anggaran Kesehatan Kabupaten Pasaman tahun 2012 Rp 42.257.276.230. dengan APBD Kabupaten sebesar Rp.697.925.944.317. Hal ini menunjukan anggaran kesehatan per kapita per tahun sebesar Rp. 187.428 dan % APBD kesehatan terhadap APBD Kabupaten sebesar 6,05 % dimana terjadi kenaikan dari tahun lalu sebesar 5,3 %. Pada tahun 2013 total anggaran kesehatan Rp. 65.858.212.953 dengan total anggaran APBD Kabupaten Pasaman sebesar Rp. 775.635.903.284. anggaran kesehatan per kapita sebesar Rp. 243.758 dengan persentase APBD kesehatan terhadap kabupaten pasaman sebesar 6,4 %. Dilihat dari tahun lalu terjadi kenaikan sebesar 1%, dengan kenaikan ini dapat meningkatkan pembangunan kesehatan dari tahun ke tahun.
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 28
Persentase Anggaran Kesehatan Tahun 2013 APBD Kes
APBN
APBD Kab Pasaman 6% 2%
92%
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 29
BAB VI PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian di atas dapat diambil beberapa kesimpulan yang terkait dengan akuntabilitas kinerja tahun 2013 yaitu : 1. Secara umum pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman tahun 2013 telah dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya 2. Gambaran 10 (sepuluh) penyakit terbanyak dapat dilihat bahwa penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) menduduki peringkat pertama dengan jumlah 33.536 kasus. 3. Pencapaian akuntabilitas kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman tahun 2013 dalam indicator kinerja SPM Kesehatan terlihat bahwa dari 18 indikator sasaran kinerja yang harus dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman tahun 2013, 3 (tiga) Indikator kinerja utama belum bisa terukur karena instansi yang berwenang mempublikasikannya adalah BPS, indikator tersebut adalah Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Ibu melahirkan dan Angka Kematian Bayi, sementara 11 indikator dengan predikat sangat baik, 8 indikator dengan predikat baik, dan 1 indikator dengan predikat cukup baik sedangkan untuk indikator dengan predikat sedang dan gagal tidak ditemui seperti uraian Standar Pelayanan Minimal (SPM) dibawah ini : a. Persentase cakupan kunjungan ibu hamil sebesar 82% dari target 95%. b. Persentase cakupan ibu hamil dengan komplikasi ditangani 79% dari target 80%. c. Persentase cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 88% dari target 90 %. d. Persentase cakupan pelayaanan ibu nifas sebesar 82% dari target 90%. e. Persentase cakupan neonatal yang ditangani sebesar 20% dengan target 80%. f. Persentase cakupan kunjungan bayi sebesar 93% dari target 90% g. Persentase cakupan desa/kelurahan UCI sebesar 82,6% dari target 100%. h. Persentase cakupan pelayanan anak balita sebesar 63% dari target 90% i. Persentase cakupan MP ASI bagi anak usia 6-24 bulan keluarga miskin sebesar 100% dari target 100% j. Persentase cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 100% dari target 100% PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 30
k. Persentase cakupan penjaringan siswa SD dan Setingkat sebesar 98% dari target 100% l. Persentase cakupan peserta KB Aktif sebesar 68% dari target 70% m. Persentase cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit, dengan indikator : a. AFP rate per 100.000 penduduk < 15 Tahun sebesar 100% dari target 100% b. Penemuan penderita pneumonia balita sebesar 20% dari target 100% c. Penemuan pasien baru TB BTA+ sebesar 66% dari target 100% d. Penderita DBD yang ditangani sebesar 100% dari target 100% e. Penemuan penderita diare sebesar 74% dari target 100% n. Persentase cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin sebesar 57% dari target 100% o. Persentase cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin sebesar 1% dari target 100% p. Persentase cakupan pelayanan gawat darurat level I yang harus diberikan disarana kesehatan (RS) sebesar 100% dari target 100% q. Persentase cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam sebesar 100% dari target 100% r. Persentase cakupan desa siaga aktif sebesar 46% dari target 80% 4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Total Coverage) sudah mencapai target 190.516 jiwa (100%) dengan kendala pelayanan terbatas karena premi Rp. 6.000 per jiwa perbulan. 5. Untuk mendukung pencapaian kinerja program/kegiatan, sasaran dan strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Tahun 2013, telah berbagai upaya intervensi melalui 16 jenis program dan 40 kegiatan yang terdiri dari kegiatan urusan rutin 6 kegiatan dan urusan wajib 34 kegiatan dengan alokasi anggaran Rp. 54.253.390.390 yang terdiri dari urusan wajib pada belanja langsung Rp. 28.835.488.790 dengan realisasi sebesar Rp. 27.810.470.725
(96,78%)
dan
urusan
rutin
pada
belanja
tidak
langsung
Rp.25.417.901.600 dengan realisasi Rp. 22.210.464.678 (87%) 5. Secara umum adanya pencapaian kinerja yang lebih baik disebabkan oleh : a. Adanya komitmen pemerintah daerah untuk memfokuskan program dan kegiatan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman sesuai dengan Rencana Strategis yang ditetapkan dalam Renstra SKPD Tahun 20112015 dan Indikator Kinerja Utama.. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 31
b. Adanya kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor dalam upaya percepatan pencapaian target indikator MDGs. B. S A R A N Untuk mendukung pencapaian kinerja program, kegiatan, sasaran dan strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Tahun 2014 perlu adanya komitmen bersama Lintas Program dan Lintas Sektor dan masyarakat dalam upaya percepatan pencapaian target indikator MDG’s
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2013
Page 32