INTISARI ANALISIS PERSIAPAN PELAKSANAAN PATIENT SAFETY DI RUANG RAWAT INAP (STUDY KASUS DI RSUD KABUPATEN BIMA)
Erwin Santosa
Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183 Email:
[email protected] Arif Budi Wibowo
Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183 Email:
[email protected] ABSTRACT The era of globalization impact very rapidly, in the development of advanced medical technology. These conditions have an impact on medical services is very complex and it is potentially causing the error, so that the necessary improvement of health care quality. Patient safety is one important component in the quality of health care. Improved patient safety is a necessary step to prevent and minimize unwanted incident (KTD). Nurses are one of the health workers who are at the forefront of health care and have a very important role in improving patient safety. To determine attitudes on the analysis of patient safety in the inpatient unit nurse Bima district hospital and in particular to identify the components of patient safety attitudes include climate of team work, working conditions, employment decisions, and some factors that support and hinder patient safety attitudes. The research is descriptive qualitative. Subjects were 3 nurses and 3 patients with interview techniques. Data collection techniques in this study used the analysis of qualitative data. A qualitative data analysis technique is using descriptive analysis techniques to describe the data in the field which were analyzed and concluded. Components of the patient safety attitudes is climate of teamwork that showed lower patient safety attitudes, job satisfaction showed high patient safety attitudes, working conditions showed lower patient safety attitudes, for logistical support in the form of medical equipment are laboratory equipments that still lacking. Components of the patient safety attitudes were high that consist job satisfaction, and the low patient safety attitudes components were the teamwork climate and conditions of employment, because they needed additional medical equipment such as laboratory equipments. Keywords: Patient safety attitudes, nurses, patient safety component. ABSTRAK
Era globalisasi membawa dampak yang sangat pesat dalam perkembangan teknologi mutakhir kesehatan. Kondisi tersebut berdampak terhadap pelayanan medis yang sangat kompleks dan sangat berpotensi menimbulakn kesalahan, sehingga
diperlukan perbaikan kualitas pelayanan kesehatan. Patient safety merupan salah satu komponen penting dalam kualitas pelayanan kesehatan. Peningkatan patient safety langkah yang diperlukan untuk mencegah dan meminimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD). Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang berada paling depan pelayanan kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam peningkatan patient safety. Untuk mengetahui analisis patient safety attitudes pada perawat di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Bima dan secara khusus untuk mengetahui komponen patient safety attitudes meliputi ilkim kerja tim, kondisi pekerjaan, keputusan kerja, faktor yang mendukung dan menghambat patient safety attitudes. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah perawat sejumlah 3 subjek dan pasien rawat inap 3 subjek dengan wawancara. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Teknik analisis data kualitatif yaitu menggunakan teknik deskriptif analisis dengan mendiskripsikan data di lapangan dianalisis dan disimpulkan. Komponen patient safety attitudes yaitu iklim kerja tim menunjukkan patient safety attitudes rendah, kepuasan kerja menunjukkan patient safety attitudes tinggi, kondisi pekerjaan menunjukkan patient safety attitudes rendah, karena dukungan logistik yang berupa alat kesehatan yaitu alat-alat laboratorium yang masih kurang. Komponen patient safety attitudes tinggi yaiu kepuasan kerja, komponen patient safety attitudes rendah yaitu iklim kerja tim dan kondisi pekerjaan karena masih diperlukan penambahan alat kesehatan yang berupa alat-alat laboratorium. Kunci : Patient safety attitudes, perawat, komponen patient safety.
tangible (berwujud nyata atau tampak)
PENDAHULUAN Era global membawa dampak
meliputi penampilan fisik dari fasilitas,
yang sangat pesat dalam perkembangan
peralatan,
ilmu
informasi; (2) realibility (keandalan)
pengetahuan
dan
teknologi
karyawan
dan
mutakhir kesehatan.Berbagai peralatan
yaitu
medis
ditemukan.Kondisi
pelayanan segera dan memuaskan; (3)
tersebut diatas berdampak terhadap
responsiveness (sikap tanggap) yaitu
pelayanan medis, dimana pada masa
petugas tanggap dan peduli terhadap
lalu pelayanan medis dianggap cukup
pasien;(4)assurance
sederhana,kurang efektif tetapi relative
mencakup kompetensi yang dimiliki
lebih aman.Pelayanan medis di era
sehingga memberikan rasa aman, bebas
sekarang ini sangat kompleks.(1)
dari
banyak
kemampuan
sarana
bahaya
dan
memberikan
(jaminan)
kepastian
yang
Upaya kesehatan adalah setiap
mencakup pengetahuan,kesopanan, dan
kegiatan untuk memelihara kesehatan,
sifat yang dapat dipercaya; dan (5)
bertujuan untuk mewujudkan derajat
empathy yaitu sifat dan kemampuan
kesehatan
bagi
memberikan perhatian penuh kepada
kesehatan
pasien, kemudahan dalam melakukan
pendekatan
kontak, komunikasi yang baik dan
optimal
masyarakat.Upaya diselenggarakan
dengan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif)
pencegahan
penyakit
(preventif),
penyembuhan
penyakit
(kuratif)
dan
pemulihan
kesehatan
memahami individual
kebutuhan
pasiensecara
(3)
Patient safety merupakan inti dari
pelayanan
kesehatan
terutama
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
dalam lingkup manajemen rumah sakit.
menyeluruh,
Tujuan
terpadu
berkesinambungan.Konsep
dan kesatuan
upaya kesehatan ini menjadi pedoman
patient
safety
adalah
mengurangi risiko kerugian pasien dari kesalahan. (4)
dan pegangan bagi semua fasilitas
Peningkatan
patient
safety
kesehatan di Indonesiatermasuk Rumah
semakin banyak dan berhubungan jelas
Sakit. (2)
pada setiap level pelayanan kesehatan
Ada 5 dimensi (ukuran) kualitas pelayanan
rumah
Sakit,
yaitu
(1)
mulai dari sistem, organisasi, unit, tim, sampai
individu
tenaga
kesehatan.
Beberapa
penelitian
setuju
bahwa
patient safety merupakan faktor kunci dalam
menurunkan
dan
dapat memberikan wawasan tentang fungsi sistem dan peningkatannya.
mencegah
kejadian error. (5)
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bima adalah salah satu
Menurut Institute of Medicine
rumah sakit negri yang terletak di
(1999), medical error didefinisikan
daerah Raba Bima, kabupaten Bima
sebagai: The failure of a planned action
yang bergerak dibidang jasa pelayanan
to be completed as intended (i.e., error
kesehatan. Rumah Sakit Umum Daerah
of execusion) or the use of a wrong plan
Kabupaten Bima merupakan salah satu
to achieve an aim (i.e., error of
dari dua rumah sakit yang ada di
planning). Artinya kesalahan medis
Kabupaten Bima. Satu-satunya Rumah
didefinisikan sebagai: suatu kegagalan
Sakit pesaing bagi RSUD Kabupaten
tindakan medis yang telah direncanakan
Bima
untuk diselesaikan tidak seperti yang
Muhammadiyah yang baru berdiri 4
diharapkan (yaitu kesalahan tindakan)
tahun belakangan ini.
atau perencanaan yang salah untuk
Melalui
adalah
Rumah
studi
Sakit
PKU
pendahuluan,
mencapai suatu tujuan (yaitu kesalahan
peneliti melakukan wawancara tidak
perencanaan). Kesalahan yang terjadi
terstruktur dengan perawat
dalam
ini
rawat inap RSUD Kabupaten Bima
berpotensi
menyatakan beberapa komponen patient
mengakibatkan cedera pada pasien, bisa
safety seperti kerjasama tim dalam hal
berupa Near Miss atau Adverse Event
ini kolaborasi perawat dengan dokter
(Kejadian Tidak Diharapkan/KTD).
sudah berjalan baik, kepuasan kerja juga
proses
asuhan
akanmengakibatkan
atau
medis
Pasien safety attitudes (sikap
dinilai baik tetapi, kondisi pekerjaan
keselamatan pasien) merupakan suasana
kurang
atau
kesehatan yang masih kurang.
sifat,
dimana
perilaku
yang
diruang
mendukung
karena
alat
ditujukan kepada orang, objek, kondisi
Dari hasil studi pendahuluan
atau situasi, baik secara tradisional
tersebut dapat ditarik gambaran bahwa
maupun nilai atau keyakinan yang
pelayanan
menimbulkan
dan
pemerintah dewasa ini masih banyak
keahlian individu terhadap keselamatan
dijumpai kelemahan sehingga belum
pasien. Sikap individu dalam organisasi
dapat
komitmen,
pola
public
memenuhi
oleh
kualitas
aparatur
yang
diharapkan oleh masyarakat. Hal ini
Jenis
Penelitian
ini
adalah
ditandai dengan masih adanya berbagai
penelitian
keluhan masyarakat yang disampaikan
menggunakan metode kualitatif.Metode
melalui
kualitatif digunakan dalam penelitian ini
media
massa
sehingga
deskriptif
menimbulkan citra yang kurang baik
karena
terhadap aparatur pemerintah dalam hal
hubungan antara penelitian dengan
ini adalah pelayanan yang diberikan
responden.Penelitian
oleh pihak Rumah Sakit.
digunakan untuk meneliti sesuatu secara
Pelayanan untuk pasien rawat
secara
dengan
mendalam
langsung
dan
hakikatnya
kualitatif
dimanfaatkan
ini
oleh
inap RSUD Kabupaten Bima masih
penelitian yang ingin meneliti yang
perlu
bertujuan memperoleh informasi.
diperhatikan,
mendapatkannya
kurang
tanggapan
dari
Subyek Penelitian
perawat terkait dengan keluhan pasien
Subjek dalam
saat menerima pelayanan yang kurang
adalah perawat
sesuai
pasien
dengan
standar
keselamatan
yang
penelitian
ini
ruang rawat inap, dirawat
di
RSUD
pasien belum mendapatkan perhatian
Kabupaten Bima. Dalam penelitian
tersendiri dari pihak manajemen rumah
kualitatif ini teknik sampling yang
sakit. Berdasarkan fenomena-fenomena
digunakan adalah purposive sampling,
tersebut, penulis tertarik untuk meneliti
yaitu
dengan tema “Analisis Pelaksanaan
sumber
Persiapan Patient Safety di Ruang
tertentu yaitu orang tersebut yang
Rawat Inap RSUD Kabupaten Bima”.
dianggap paling mengetahui tentang apa
Pemilihan RSUD
yang
Kabupaten Bima
teknik data
peneliti
pengambilan dengan
sampel
pertimbangan
harapkan peneliti
sehingga
menjadi lokasi penelitian adalah karena
memudahkan
menjelajahi
RSUD Kabupaten Bima merupakan
obyek atau situasi sosial yang diteliti.(6)
satu-satunya rumah sakit pemerintah
Dalam penelitian ini peneliti
yang ada di Kabupaten Bima dimana
memilih tiga bangsal perawatan yaitu
semua pelayanan kesehatan masyarakat
bangsal bedah, bangsal penyakit dalam,
Bima berpusat di RSUD Kabupaten
dan
Bima.
tersebut dipilih oleh peneliti karena
BAHAN DAN CARA
ketiga
Jenis Penelitian
pengunjung yang paling banyak di
bangsal anak.
bangsal
Bangsal-bangsal
tersebut
merupakan
RSUD Kabupaten Bima Sedangkan
selama ini, dengan demikian dalam
untuk subyek penelitiannya sendiri,
menganalisis
peneliti memilih para kepala ruang dari
tidak
ketiga bangsal yang dipilih dengan
menggunakan teknik wawancara yang
pertimbangan antara
lebih baik oleh penyusun sehingga
lain
Menjabat
kepala ruang dari bangsal yang diteliti,
permasalahan
menutup
nantinya
kemungkinan
akan
dalam menganalisisnya lebih mudah.(2)
telah bekerja sebagai perawat selama minimal 10 tahun, serta telah mengikuti
Analisis data
pelatihan yang berhubungan dengan
Analisis data dilakukan pada
patient safety.
saat pengumpulan data berlangsung
Alat Penelitian
setelah selesai pengumpulan data dalam
Sampel
penelitian
dalam
periode tertentu.Pada saat wawancara,
kualitatif bukan dinamakan responden,
peneliti
tetapi sebagai narasumber atau sebagai
terhadap
partisipan yang memberikan informasi.
diwawancara.Data diperoleh terdiri dari
Peralatan
data primer dan data sekunder.
yang
digunakan
dalam
sudah
melakukan
analisis
jawaban
yang
penelitian ini adalah sebagai berikut (1)
Untuk menjamin validitas data,
tape recorder yang digunakan untuk
dalam penelitian ini dilakukan teknik
merekam
triangulasi
hasil
wawancara
secara
yaitu
(Sugiyono,
2009)
mendalam dari responden, (2) daftar
untuk menguji keabsahan data dengan
pertanyaan atau panduan wawancara,
cara
(3) check list
perspektif seseorang dengan berbagai
membandingkan
keadaan
dan
pendapat dan pandangan orang yaitu dari kepala perawat ruang rawat inap,
Cara Pengumpulan Data Data
penelitian
diperoleh
langsung dari kuesioner, pengamatan
perawat ruang rawat inap rumah sakit umum Daeah Kabupaten Bima.
(observasi) dan hasil wawancara yang mendalam
dari
narasumber.
Pada
dasarnya data diperoleh secara bertahap,
HASIL 1. Standar
keselamatan
pengamatan tidak mudah dilakukan
Rumah
karena keterbatasan pengamat dalam
Kabupaten Bima
mengamati
a. Hak pasien
fenomena
yang
terjadi
Sakit
Umum
pasien Daerah
Hak pasien yang diperoleh di
Untuk melakukan evaluasi dan
rumah sakit Umum Kabupaten
program
Bima (dalam lampiran
check
keselamatan pasien yaitu rumah
dan
sakit Umum Kabupaten Bima
keluarganya sudah mendapatkan
(dalam lampiran check list) telah
haknya sesuai dengan standar
merancang proses baru atau
keselamatan pasien rumah sakit,
memperbaiki proses yang ada,
pasien
memonitor dan mengevaluasi
list)
yaitu
pasien
yang
dirawat
sudah
peningkatan
mendapatkan informasi tentang
kinerja
melalui
rencana
data,
menganalisis
hasil
pelayanan
termasuk
kemungkinan
terjadinya adverse event.
rumah
Kabupaten
sakit
Umum
Bima
setiap
melakukan
b. Mendidik pasien dan keluarga Yaitu
intensif
(dalam
pengumpulan
KTD,
perubahan
meningkatkan
secara
kinerja
dan untuk serta
keselamatan pasien. e. Peran
kepemimpinan
dalam
lampiran check list ) telah
meningkatkan kselamatan pasien
mendidik
Yaitu
pasien
dan
rumah
sakit
keluarganya tentang kewajiban
Kabupaten
dan
lampiran check list )
tanggung
jawab
pasien
dalam asuhan pasien. c. Keselamatan
Bima
Umum (dalam direktur
rumah sakit Umum Kabupaten
pasien
dan
Bima ikut serta andil dalam
kesinambungan pelayanan
meningkatkan
Yaitu
Umum
pasien
(dalam
memonitoring pelayanan yang
rumah
Kabupaten
sakit Bima
lampiran check list ) telah menjamin pelayanan
kesinambungan dan
menjamin
keselamatan
dengan
selalu
diberikan oleh pasien. f. Mendidik
staf
tentang
keselamatan pasien
koordinasi antar tenaga di unit
Yaitu
pelayanan.
Kabupaten
Bima
(dalam
lampiran
check
list)
d. Penggunaan
metode-metode
peningkatan kinerja
rumah
sakit
menyelenggarakan dan
pelatihan
Umum
pendidikan yang
berkelanjutan
untuk
untuk
mencapai
meningkatkan dan memelihara
pasien,
kompetensi
dilakukan
staf
mendukung
serta
keselamatan
komunikasi
yang
antar
perawat,
pendekatan
perawat dengan dokter dalam
interdisiplin dalam pelayanan
menangani pasien merupakan
pasien
kunci
g. Komunikasi merupakan kunci bagi
staf
untuk
untuk
mencapai
keselamatan pasien.(4)
mencapai
keselamatan pasien
2. Iklim kerja tim dalam patient
Rumah Sakit Umum Kabupaten
safety attitudes pada perawat di
Bima (dalam lampiran check list
ruang
) telah melakukan komunikasi
Kabupaten Bima.
antar staf dan menjadikan kunci
a. Pelayanan Rumah Sakit
rawat
inap
RSUD
Tabel 1 Pelayanan Rumah Sakit KATEGORI Pelayanan Rumah Sakit
Berdasarkan
KATA KUNCI R1 :“Belum maksimal...” R2 :“Ada yg suka ada yang tidak...” R3 :“Masih dirasa kurang...” (kotak 1)
hasil
tersebut terlihat dari pernyataan
wawancara didapatkan bahwa
responden 1, responden 2, dan
pelayanan
Sakit
responden 3 yang mengatakan
belum sesuai dengan harapan
sudah puas dengan pelayanan
dikarenakan fasilitas RS masih
rumah sakit.
kurang,
belum
b. Kinerja
sesuai harapan, dan disesuaikan
Rumah
di
Rumah
bangunannya
tim
dengan masalah yang ada. Hal Tabel 2 Kinerja tim perawat di Rumah Sakit KATEGORI Kinerja Perawat
KATA KUNCI R1 :“Masih dirasakan kurang...” R2 : “Ia sudah” R3 :“Masih kurang...”
perawat
di
Sakit
Berdasarkan
hasil
perawat
masih
kurang
wawancara didapatkan bahwa
sedangkan
responden
responden 1, dan responden 3,
mengatakan
bahwa
berpendapat
perawat
sudah
bahwa
kinerja
2
kinerja baik.
c. Fasilitas Rumah Sakit Tabel 3 Fasilitas Rumah Sakit KATEGORI Fasilitas Rumah Sakit
KATA KUNCI R1 : “Masih belum sesuai standar” R2 : “Fasilitas masih kurang” R3 : “Masih kurang”
Berdasarkan
hasil
wawancara dapat dilihat bahwa
d. Kemampuan
manajerial
menurut responden 1, responden
dalam
mendukung
2, dan responden 3, berpendapat
tercapainya
bahwa fasilitas yang ada di
keselamatan pasien
program
Rumah Sakit masih kurang. Tabel 4 Kemampuan manajerial dalam mendukung tercapainya program keselamatan pasien KATEGORI Kemampuan manajerial
KATA KUNCI R1 :“Tetap disosialisasikan.” R2 : “...Sudah disampaikan” R3 :“Sudah bagus...”
Berdasarkan
hasil
sudah
dilaksanakan
dengan
wawancara dapat dilihat bahwa
baik.
kemampuan manajerial perawat
e. Ketanggapan perawat dalam
dalam mendukung tercapainya program
keselamatan
memberikan
pasien
Tabel 1.5. Ketanggapan perawat dalam memberikan pelayanan KATEGORI Ketanggapan perawat
KATA KUNCI R1 : “Masih belum maksimal” R2 : “Sudah Cukup Tangga” R3 : Sudah Cukup Bagus”
pelayanan
Berdasarkan wawancara bahwa
hasil
dapat
dilihat
responden
berpendapat
memberikan pelayanan sudah cukup bagus.
1 bahwa
3. Kepuasan
kerja
dalam
ketanggapan perawat dalam
patient safety attitudes pada
memberikan
perawat di ruang rawat
pelayanan
terhadap pasien masih belum
inap
maksimal karena SDM yang
Bima.
masih
a. Rumah
kurang
sedangkan
RSUD
Kabupaten
Sakit
adalah
responden 2, dan responden
tempat yang baik untuk
3,
bekerja.
berpendapat
bahwa
ketanggapan perawat dalam Tabel 6 Rumah Sakit adalah tempat yang baik untuk bekerja KATEGORI Rumah sakit tempat kerja yang baik
KATA KUNCI R1 :“Insya allah tempat yang baik...” R2 : “kurang nyaman karna banyak intervensi dari keluarga pasien” R3 : “tempat kerja yg baik dari segi financial tetapi masih kurang dari segi fasilitas”
Berdasarkan
hasil
responden 3 setuju bahwa
wawancara didapatkan bahwa
rumah
responden
1
tempat kerja yg baik dari segi
bahwa
rumah
beranggapan sakit
sakit
merupakan
financial tetapi masih kurang
merupakan tempat yg baik
dari segi fasilitas.
untuk bekerja, responden 2
b. Kerja di Rumah Sakit
merasa
kurang
nyaman
karena banyak intervensi dari keluarga pasien, sementara
merupakan kebanggaan.
suatu
Tabel 7 Kerja di Rumah Sakit merupakan suatu kebanggaan KATEGORI Kebanggaan kerja di Rumah Sakit
KATA KUNCI R1 :“Bangga...” R2 :“Bangga...” R3 : “...saya bangga”
Berdasarkan
hasil
wawancara didapatkan bahwa perawat
merasa
c. Bekerja di rumah sakit
bangga
menjadikan
perawat
karena bisa bekerja di Rumah
sebagai
bagian
dari
Sakit.
sebuah
keluarga
besar
Tabel 1.8 Bekerja di rumah sakit menjadikan perawat sebagai bagian dari sebuah keluarga besar KATEGORI Bagian dari sebuah keluarga besar
Berdasarkan
KATA KUNCI R1 :“Insya allah tetap merasa satu keluarga...” R2 : “Ia sudah menjadi keluarga” R3 : “Ia sudah menjadi keluarga”
hasil
menjadikan perawat sebagai
wawancara didapatkan bahwa
bagian dari sebuah keluarga
dengan bekerja di rumah sakit
besar.
d. Moral sangat dijunjung tinggi kedudukannnya Tabel. 9 Moral sangat dijunjung tinggi kedudukannnya KATEGORI Moral dijunjung tinggi
Berdasarkan
KATA KUNCI R1 : “...kalo ada yang melanggar akan diberikan teguran secara lisan maupun secara tertulis” R2 : “Moral tetap dijunjung tinggi” R3 : “Sudah sangat dijunjung tinggi”
hasil
tanggung
jawabnya,
perawat
wawancara didapatkan bahwa
sangat menjunjung tinggi moral.
dalam melaksanakan tugas dan
e. Perawat
menyukai
pekerjaannya saat ini Tabel 1.10 Perawat menyukai pekerjaannya saat ini KATEGORI Menyukai profesi sebagai perawat
KATA KUNCI R1 :“Insya allah menyukai...” R2 : “...Menyukai pekerjaan saya” R3 : “...saya harus menyukai pekerjaan ini“
Berdasarkan
hasil
perawat di ruang rawat inap
wawancara didapatkan bahwa
RSUD Kabupaten Bima.
perawat menyukai profesinya
a. Rumah Sakit memberikan
saat ini.
pelatihan (INOS, dll) bagi perawat
4. Kondisi
pekerjaan
dalam
patient safety attitudes pada Tabel 11 Rumah Sakit memberikan pelatihan (INOS, dll) bagi perawat KATEGORI Pelatihan bagi perawat
KATA KUNCI R1 :“Baik sekali...” R2 :“Sudah pernah...” R3 :“Sudah ada...”
Berdasarkan
hasil
wawancara didapatkan bahwa Rumah
Sakit
b. Jumlah
memberikan
ruangan
perawat cukup
di untuk
pelatihan (INOS, dll) yang
menangani jumlah pasien
baik bagi perawat
yang dirawat
Tabel 12 Jumlah perawat di ruangan cukup untuk menangani jumlah pasien yang dirawat KATEGORI Jumlah perawat sudah cukup
Berdasarkan
KATA KUNCI R1 :“Cukup...” R2 : “Dirasa cukup..” R3 :“Sudah cukup...”
hasil
tidaknya tergantung jumlah
wawancara didapatkan bahwa Responden
1
dan
pasien yang ada.
3
berpendapat bahwa jumlah
c. Informasi
untuk
perawat tiap ruangan sudah
pengambilan
cukup dengan jumlah pasien
diagnosis dan teraupetik
sedangkan
selalu
mengatakan
responden cukup
2 atau Tabel 1.13
keputusan
didapatkan.
Informasi untuk pengambilan keputusan diagnosis dan teraupetik selalu didapatkan KATEGORI Informasi pengambilan keputusan diagnosis dan teraupetik
Berdasarkan
KATA KUNCI R1 : “Diselesaikan diruangan” R2 : “Rutin didapatkan” R3 :“Selalu didapatkan...”
hasil
wawancara didapatkan bahwa informasi
secara
rutin
selalu
didapatkan.
yang diperlukan
untuk pengambilan keputusan
d. Bimbingan untuk perawat
diagnosis dan teraupetik itu
magang
Tabel 14 Bimbingan untuk perawat magang KATEGORI Bimbingan untuk magang
perawat
Berdasarkan
KATA KUNCI R1 :“Ada...” R2 : “...Selalu mendapatkan bimbingan” R3 : “Selalu mendapat bimbingan dan arahan”
hasil
keselamatan pasien
yang
wawancara didapatkan bahwa
termasuk
patient
apabila ada perawat magang
attitudes tinggi atau faktor
selalu mendapat bimbingan
yang
dan arahan dari perawat di
safety attitudes yaitu semua
ruangan
dari
mendorong
tujuh
keselamatan 5. Faktor
pendukung
dan
safety
patient
standar pasien
hal
tersebut dapat disimpulkan
penghambat patient safety
bahwa
ruang
rawat
attitudes pada perawat di
RSUD
ruang rawat inap RSUD
sudah
Kabupaten Bima.
keselamatan
a. Faktor Pendukung patient
dibuat oleh dinas kesehatan.
Kabupaten memenuhi pasien
inap Bima
standar yang
safety di Ruang rawat inap RSUD Kabupaten Bima Berdasarkan
b. Faktor
penghambat
patient safety di ruang hasil
dummy tabel analisis standar
rawat
inap
Kabupaten Bima
RSUD
Berdasarkan check
list
keselamatan termasuk
hasil
logistik rumah sakit yang
standar
masih kurang menyebabkan
pasien
yang
kondisi
patient
safety
attitudes rendah atau faktor yang menghambat safety attitudes
patient
pekerjaan
juga kurang baik. 6. Kejadian tidak diinginkan (KTD) dan kejadian nyaris
yaitu pada
cidera
(KNC)
iklim kerja tim peningkatan
rawat
inap
produktivitas
Kabupaten Bima.
kurang,
kerja
dukungan
perawat
masih logistik
di
a. Program patient
ruang RSUD
safety
menjadi faktor penghambat
sudah ada dan berjalan
patient safety attitudes pada
dengan baik di RSUD
perawat di ruang rawat inap
Kabupaten Bima
sebab
dengan
keadaan
Tabel. 15 Program patient safety sudah ada dan berjalan dengan baik di RSUD Kabupaten Bima KATEGORI Program patient safety
Berdasarkan
KATA KUNCI R1 : “Pernah dilakukan pelatihan” R2 : “Sudah berjalan” R3 : “Ia kita sudah punya semacam laporan insiden”
hasil
b. Mendiskusikan dialami
masalah
wawancara didapatkan bahwa
yang
Program patient safety sudah
dengan perawatan pasien
ada dan berjalan dengan baik
kepada
di RSUD Kabupaten Bima.
atau
teman
terkait
sejawat atasan
Tabel. 16 Mendiskusikan masalah yang dialami terkait dengan perawatan pasien kepada teman sejawat atau atasan KATEGORI Diskusi masalah keperawatan
KATA KUNCI R1 :“Tetap ada...”.
pasien
R2 : “Jelas karna berada dalam satu tim” R3 :“Ada...”
Berdasarkan
hasil
wawancara didapatkan bahwa
c. Perawat
dapat
perawat selalu mendiskusikan
bekerjasama
masalah yang dialami terkait
dokter sebagai tim yang
dengan
terkoordinir dengan baik
perawatan
pasien
dengan
kepada teman sejawat atau atasan. Tabel. 17 Perawat dapat bekerjasama dengan dokter sebagai tim yang terkoordinir dengan baik KATEGORI Perawat bekerja sama dengan dokter
Berdasarkan
KATA KUNCI R1 :“Selalu bekerjasama...” R2 :“Selalu bekerjasama...” R3 :“Sudah...”
hasil
wawancara didapatkan bahwa
d. Terjalin hubungan kerja
Perawat dapat bekerjasama
yang baik dan pemecahan
dengan dokter sebagai tim
masalah yang baik bagi
yang
semua
terkoordinir
dengan
pihak
baik. Tabel. 18 Terjalin hubungan kerja yang baik dan pemecahan masalah yang baik bagi semua pihak KATEGORI Hubungan kerja dan pemecahan masalah
Berdasarkan
KATA KUNCI R1 :“Insya allah sudah terjadi...” R2 :“Sudah berjalan...” R3 : “...Apabila ada masalah dilaporkan keperawat primer, klo tidak bisa diselesaikan baru dilaporkan kekepala ruangan”
hasil
telah terjalin hubungan kerja
wawancara didapatkan bahwa
yang baik dan pemecahan
masalah
yang
baik
bagi
e. Dukungan
semua pihak.
kerja
dari
rekan
dalam
upaya
perawatan pasien. Tabel. 19 Dukungan dari rekan kerja dalam upaya perawatan pasien KATEGORI Dukungan rekan kerja
Berdasarkan
KATA KUNCI R1 : “Tetap ada kerja sama karna kerja per TIM” R2 :“...Mendukung...” R3 :“Sudah mendapatkan dukungan...”
hasil
f. Pengajuan
pertanyaan
wawancara didapatkan bahwa
kepada rekan sesama atau
perawat mendapat dukungan
beda profesi sehubungan
dari rekan kerja dalam upaya
dengan perawatan pasien
perawatan pasien.
di unit kerja.
Tabel. 20 Pengajuan pertanyaan kepada rekan sesama atau beda profesi sehubungan dengan perawatan pasien di unit kerja. KATEGORI KATA KUNCI Pengajuan pertanyaan kepada R1 :”...Dikonsultasikan...” rekan sesama atau beda profesi R2 : “Ada dan selalu dikomunikasikan dengan baik” sehubungan dengan perawatan R3 :“Selalu mengkomunikasikan...” pasien
Berdasarkan
hasil
suasana
atau
sifat,
dimana
wawancara didapatkan bahwa
perilaku yang ditujukan kepada
perawat
orang,
melakukan
obyek,
kondisi
atau
pengajuan pertanyaan kepada
situasi, baik secara tradisional
rekan
beda
maupun nilai atau keyakinan
profesi sehubungan dengan
yang menimbulkan komitmen,
perawatan pasien di unit kerja
pola
sesama
atau
dan
keahlian
terhadap PEMBAHASAN
pasien.Sikap
1. Patient Safety Attitudes
organisasi
individu
keselamatan individu dapat
dalam
memberikan
Patient safety attitudes (sikap
wawasan tentang fungsi sistem
keselamatan pasien) merupakan
dan peningkatannya. (7)
Logistik
yang
masih
kurang
berkurang atau menurun apabila
adalah alat- alat kesehatan yang
tidak didukung oleh fasilitas
seharusnya dimiliki oleh RSUD
penunjang
Kabupaten Bima sebagai rumah
bermutu
sakit tipe C, tetapi sesuai dengan
langsung akan berpengaruh pada
penelitian yang telah dilakukan di
jumlah
RSUD Kabupaten Bima bahwa
Rumah Sakit itu sendiri.
fasilitas
Menurut penelitian ( Sexton et
laboratorium
yang
dimiliki oleh RSUD Kabupaten
al.,
Bima
masih
yang dan
baik secara
kunjungan
2006)
dan tidak
pasien
iklim
kerja
tim
sangat
terbatas
merupakan
hal
tersebut
kolaborasi antar personal dalam
menyebabkan kurang nyamannya
memberikan yang terbaik untuk
pasien karena harus melakukan
pasien
tes laboratorium keluar rumah
produktivitas
sakit.
dapat
dukungan logistik terkait dengan
rumah
fasilitas rumah sakit harus segera
sakit agar tidak turun, RSUD
dilengkapi agar iklim kerja tim
Kabupaten Bima harus segera
perawat akan semakin baik. (8)
mengadakan peralatan logistik
3. Kepuasan kerja perawatdi Ruang
yang lebih lengkap terutama alat
rawat inap RSUD Kabupaten
pemeriksaan laboratorium dan
Bima
ketersediaannya,
Untuk
mempertahankan
tipe
persepsi
ke
Untuk
kualitas
meningkatkan kerja
maka
peralatan logistik dan kesehatan
Kepuasan kerja di ruang rawat
yang
inap RSUD
sesuai
dengan
standar
rumah sakit tipe C.
dibuktikan dengan hasil checklist
2. Iklim kerja tim ruang rawat inap RSUD Kabupaten Bima Iklim
kerja
tim
peningkatan Pelayanan
rumah
yang
sakit
fasilitas rumah
dan
wawancara
terdapat juga
membutuhkan peningkatan yaitu pelayanan
Kabupaten Bima
serta
layanan.
sakit
akan
yang
masalah
tidak tentang
kepuasan kerja perawat ruang rawat inap. 4. Kondisi pekerjaan perawat di Ruang
rawat
Kabupaten Bima
inap
RSUD
Kondisi pekerjaan yang masih
Bima
membutuhkan
produktivitas
perhatian
untuk
sudah
baik
hanya
kerja
harus
ditingkatkan adalah kelengkapan
ditingkatkan agar terbentuk tim
logistik
kerja
rumah
sakit,
masih
yang
lebih
baik
kurangnya fasilitas seperti alat-
mendukung
alat laboratorium dan yang lain
attitudes tinggi.
harus segera diadakan agar tidak
Terkait dengan dukungan logistik,
menurunkan
fasilitas
kondisi
pekerjaan
patient
dan safety
yang ada di RSUD
perawat dan semangat perawat di
Kabupaten Bima masih kurang
RSUD Kabupaten Bima, perawat
sehingga menyebabkan kondisi
tidak perlu mengantar keluar RS
pekerjaan
lain untuk melayani pasien yang
menjadi
membutuhkan
safety attitudes
pelayanan
yang
lebih lengkap. (tinggi
dan rendah)
memuat
baik
penghambat
khususnya,
5. Kategori Patient Safety
Komponen
kurang
patient
pada
pihak
dan
perawat
manajemen
rumah sakit sebaiknya melengkapi fasilitas yang ada agar kondisi
iklim
kerja
pertanyaan
tim
tentang
pekerjaan akan berjalan secara maksimal.
komunikasi, kolaborasi perawat
Menurut
dengan dokter, hubungan kerja
dilakukan oleh ( Vincent, et al .,
dan diskusi pemecahan masalah,
1997) bahwa berat beban kerja
dukungan
menyebabakan
rekan
produktivitas keterbukaan.
kerja Subjek
kerja, dan penelitian
penelitian
yang
bahaya
laten
dalam
melakukan pekerjaan di
suatu
unit.
Terkait
dengan
memberikan jawaban yang baik
dukungan logistik, fasilitas yang
terhadap
ada di RSUD Kabupaten Bima
komponen
tersebut
kecuali produktivitas kerja yang
masih
masih perlu ditingkatkan sehingga
menyebabkan kondisi pekerjaan
dapat dinyatakan bahwa iklim
kurang
kerja tim pada perawat di ruang
penghambat
rawat
attitudes pada perawat khususnya,
inap RSUD Kabupaten
kurang
baik
dan patient
sehingga
menjadi safety
pihak manajemen sebaiknya
rumah sakit
melengkapi
fasilitas
yang ada agar kondisi pekerjaan akan berjalan secara maksimal. (9)
attitudes
rendah
ada
pada
komponen ini. 4. Faktor pendukung patient safety attitudes pada perawat di RSUD
KESIMPULAN
Kabupaten Bima yaitu kepuasan
1. Komponen iklim kerja tim pada
kerja, faktor penghambat patient
perawat di ruang rawat inap
safety attitudes pada perawat di
RSUD
Bima
RSUD Kabupaten Bima yaitu
safety
iklim kerja tim dan kondisi
Kabupaten
menunjukkan attitudes
patient
rendah
menjadi
sehingga penghambat
kelengkapan
patient
safety
attitudes tinggi pada iklim kerja tim. 2. Komponen kepuasan kerja pada perawat di ruang rawat inap RSUD
Kabupaten
menunjukkan
Bima
patient
safety
attitudes tinggi, tidak terdapat penghambat attitudes
patient pada
safety
komponen
kepuasan kerja 3. Komponen
kondisi
pekerjaan
pada perawat di ruang rawat inap RSUD
Kabupaten
menunjukkan attitudes
patient rendah,
Bima safety adanya
dukungan logistik yang masih kurang
pekerjaan
berupa
menyebabkan
alat patient
rontgen safety
DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Kesehatan,R.I.,2006. Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit(patient safety),Jakarta. http://www.inapsafetypersi.or.id/data/panduan.pdf 2. Arsyad, A.S.2010. Gambaran Penerapan Sistem Informasi manajemen Logistik di Instalasi Farmasi RSU PKU Muhammadiyah Bantul 2010. Skripsi. Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. 3. Mukti,A.G., 2007.Strategi Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan (Konsep dan Implementasi). Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. 4. Cahyono,B.S.2008. Membangun Budaya Keselamatan Pasien (dalam praktik kedokteran), Kanisius, Yogyakarta. 5. Kline, T.J.B., Willness, C., Ghali, W.A. 2008.”Determinants of adverse events in hospital the potential role of patient safety
culture”, Journal for Healthcare Quality. 30(1). 6. Sugiyono, 2009.Memahami Penelitian Kualitatif,Alfabeta,Bandung. 7. Modak, I., Sexton, B., Lux, T.R., Helmreich, R.L.,2007.“Measuaring safety culture in the ambulatory setting: the safety attitudes questionnaireambulatory version”, Journal of General Internal Medicine, 22,1-5.
8. Sexton, J.B., Helmreich, R.L., Neilands, T.B., Rowan, K., Vella, K., Boyden, J., 2006. “The safety attitudes questionnaire: psychometric properties, bencmarking data, and emerging research”, BMC Health Services Research , 6(44). 9. Vincent, Charles, Adams, S.T., Stanhope, N. 1998. “Framework for analising risk safety in clinical medicine”, British Medical Journal , 316.