BAB 4 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
4.1.
Interpretasi Stratigrafi
4.1.1. Interpretasi Stratigrafi daerah Seram Daerah Seram termasuk pada bagian selatan Kepala Burung yang dibatasi oleh MOKA di bagian utara, jalur lipatan-anjakan Seram di bagian selatan, dan busur lipatan Lengguru di bagian timur. Daerah utara Seram ini juga meliputi bagian selatan dari daerah Misool yang dibatasi oleh MOKA, sehingga memperlihatkan ketidakselarasan pada sikuen berumur Pliosen Awal dan erosi pada sikuen-sikuen Tersier hingga Mesozoik di daerah tersebut. Lapisan-lapisan tipis yang diendapkan di dekat MOKA semakin menebal serta mengalami pembebanan dan tilting di bagian selatan menuju Seram Trough, yang kemudian terlipat dan tersesar anjakkan secara signifikan membentuk jalur lipatan-anjakan Seram.
Analisis stratigrafi pada daerah Seram dilakukan berdasarkan “Correlation Main Formation Names-East Indonesia and Northwest Shelf” (de Smet, 2000). Analisis stratigrafi dilakukan melalui empat korelasi (Tabel 4.1.) yang menunjukkan distribusi dan penyebaran litologi didalamnya.
Tabel 4.1. Korelasi sumur daerah Seram No.
Arah Garis Penampang Sumur
Sumur
1.
Baratlaut-Tenggara
TBF-1X, CS-1X, Siganoi-1, TBE-1X
2.
Baratlaut-Tenggara
TBF-1X, CS-1X, Gunung-1X
3.
Baratlaut-Tenggara
Kayu Manis-1, Bolifar Utara-1, East Nief-1
4.
Utara-Selatan
TBF-1X, Daram Selatan-1, Kayu Manis-1, Bolifar Utara-1
31
Pada umur Jura Awal-Tengah, diendapkan batugamping yang semakin menebal relatif ke bagian barat, sedangkan di bagian timurya endapan semakin menipis berupa endapan serpih (Gambar 4.1). Distribusi endapan Jura Awal-Tengah tersebut menunjukkan dominasi endapan serpih dengan lensa batupasir (sumur TBE-1X) dan lensa batupasir serpihan (sumur Gunung-1 dan CS-1X, Gambar 4.2 & 4.4). Distribusi endapan Jura Awal-Tengah dan endapan Jura Akhir memperlihatkan indikasi adanya struktur horst dan graben dengan endapan batupasir mendominasi didalamnya.
Endapan Kapur memperlihatkan adanya dominasi serpih dengan breksi volkanik di bagian baratlaut hingga ke bagian tenggara daerah Seram. Endapan serpih menjadi semakin dominan di bagian selatan, namun mendekati MOKA (sumur Daram Selatan-1) endapan batugamping mulai muncul terutama pada awal kemunculan endapan Oligosen. Hal ini juga menginterpretasikan adanya struktur horst dan graben pada daerah utara Seram sehingga menyebabkan adanya perubahan endapan secara signifikan.
Endapan Oligosen pada daerah Seram hampir semua didominasi oleh batugamping dengan sisipan serpih (sumur CS-1X, Gambar 4.4) kecuali di bagian selatan, yang didominasi oleh serpih dengan shaly-sand di bagian bawah sikuen. Endapan batugamping terus mendominasi hingga sikuen berumur Miosen Akhir walau di beberapa tempat memperlihatkan adanya endapan serpih pada lingkungan yang lebih dalam (Kayu Manis-1 dan Bolifar Utara-1). Endapan serpih juga terlihat pada bagian atas sumur Gunung-1 yang memperlihatkan lingkungan pengendapan yang lebih dalam dibandingkan dengan bagian bawah sikuen pada sumur yang sama (Gambar 4.4). Endapan berumur Pliosen Awal didominasi oleh batugamping, namun pada beberapa sumur (Bolifar Utara-1 dan Kayu Manis-1) serpih lebih banyak ditemukan.
32
Gambar 4.1. Penampang 1 korelasi stratigrafi arah baratlaut-tenggara.
33
Gambar 4.2 Penampang 2 korelasi stratigrafi arah baratlaut-tenggara
34
Gambar 4.3. Penampang 3 korelasi stratigrafi arah baratlaut-tenggara
35
Gambar 4.4. Penampang 4 korelasi stratigrafi arah utara-selatan
36
4.1.2. Interpretasi Stratigrafi daerah Misool dan Salawati Daerah Misool dan Salawati termasuk pada daerah Kepala Burung dan Paparan Selatan (southern shelf) yang saling berasosiasi dan dibatasi oleh Busur Lipatan Lengguru di bagian timur, SFZ di bagian utara, dan Seram Trough di bagian selatan. Batas barat dari daerah ini merupakan bagian blok yang turun, dicirikan oleh penebalan ke arah barat dari sedimen klastik yang berumur Plio-Plistosen.
Analisis stratigrafi dilakukan berdasarkan “Correlation Main Formation NamesEast Indonesia and Northwest Shelf” (de Smet, 2000). Lima garis korelasi dibuat dalam kerangka sikuen stratigrafi untuk memahami distribusi dan penyebaran litologi di daerah Misool dan Salawati (Tabel 4.2.)
Tabel 4.2. Korelasi sumur daerah Misool dan Salawati No.
Arah Garis Penampang Sumur
Sumur
1.
Barat-Timur
TBK-1X, TBA-1X, TBB-1X, TBD-1X
2.
Utara-Baratdaya
Klalin-1, Merak-Emas-1, TBD-1X
3.
Utara-Selatan
4.
Baratlaut-Tenggara
5.
Utara-Tenggara
North Batanta-1, TBA-1X, Daram Selatan1, Bolifar Utara-1 TBK-1X, TBB-1X, TBF-1X, CS-1X, Onin North-1 Klalin-1, Merak Emas-1, CS-1X, TBJ-1X
Sedimen tertua yang ditemukan pada daerah Misool dan Salawati adalah serpih hitam (black phyllitic shale) dengan sedikit sisipan kuarsit dan batupasir wacky (greywacke) berumur Silur, yang tersingkap di bagian utara daerah ini. Serpih hitam tersebut ditutupi secara tidak selaras oleh kuarsit, serpih, batubara, dan batugamping berumur Permo-Karbon, yang ditemukan pada sumur-sumur di bagian Utara-Tenggara (Klamono). Daerah tersebut relatif stabil secara tektonik selama Mesozoikum, termasuk daerah utara hingga baratlaut Kepala burung.
37
Daerah Misool dan Salawati di bagian selatan merupakan daerah laut dangkal pada Jura-Kapur, dengan sikuen sedimen berupa klastik halus. Hingga ke Jura Akhir, suplai sedimen menurun dengan cepat sehingga terjadi perubahan sedimentasi menjadi fasies karbonat (Gambar 4.5, sikuen Jura Awal-Tengah pada sumur TBF-1).
Pengendapan pada umur Tersier dicirikan oleh transgresi yang terjadi pada Kapur Akhir-Eosen, regresi Oligosen-Miosen Bawah, Transgresi Miosen Tengah, dan diakhiri oleh regresi pada Miosen Akhir. Pada umur Tersier Awal daerah Misool dan Salawati relatif terendam akibat proses transgresi sehingga menyebabkan terendapkannya batugamping laut dangkal pada daerah ini (sikuen Miosen pada garis korelasi).
Bagian utara Misool dan Salawati terangkat pada umur Oligosen, dan pada bagian selatan daerah yang terangkat diendapkan sikuen batupasir kuarsa yang tidak mengandung fosil (unfossiliferous quatz sand) dan serpih pasiran dengan lapisan tipis batubara. Bagian selatan ini relatif berada pada lingkungan laut dangkal dengan endapan batugamping dan sedimen klastik didalamnya (Gambar 4.6 & 4.7, sikuen Oligosen Akhir). Pada Miosen Tengah-Akhir sebagian besar daerah ini terendam air, terutama di daerah Salawati (bagian barat paparan selatan Kepala Burung) yang membentuk Cekungan Salawati. Pada umur ini batugamping pelagik diendapkan (sikuen Miosen pada garis korelasi) dan suplai sedimen klastik yang terjadi secara gradual melebihi kecepatan penurunan cekungan (subsiden) hingga Miosen Akhir, dengan sikuen transisi berupa perselingan batugamping koral argilik dan batulempung yang menutupi batas batugamping (sikuen Pliosen Awal pada garis korelasi). Erosi yang kuat pada sikuen yang berumur Pliosen Awal terjadi pada beberapa tempat di batas Cekungan Salawati, membentuk batugamping yang permukaannya sangat tidak teratur (irreguler) (Gambar 4.7 pada sumur Daram Selatan-1).
38
Gambar 4.5. Penampang 1 korelasi stratigrafi arah barat-timur
39
Gambar 4.6. Penampang 2 korelasi stratigrafi arah utara-selatan
38
Gambar 4.7 Penampang 3 korelasi stratigrafi arah utara-selatan
41
Gambar 4.8. Penampang 4 korelasi stratigrafi arah baratlaut-tenggara
42
Gambar 4.9. Penampang 5 korelasi stratigrafi arah utara-selatan
43
4.2. Interpretasi Seismik Data seismik yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data seismik 2D yang diproduksi oleh TGS NOPEC Geophysical Company pada tahun 1998, 1999, dan 2007. Data seismik ini meliputi daerah penelitian seluas 111.498,29 km2. Terdapat 204 lintasan seismik 2D yang telah diinterpretasi dengan menerapkan konsep seismik stratigrafi yang dikembangkan oleh Vail, 1987. Mengingat kualitas data seismik yang kurang baik pada beberapa lokasi, maka dalam penelitian ini hanya dilakukan interpretasi penampang seismik tanpa melakukan analisis atribut seismik terutama dalam penentuan fasies dan lingkungan pengendapan.
4.2.1. Interpretasi Horizon dan Karakterisasi Seismik Pengikatan data seismik pada daerah penelitian dilakukan dengan menganalisis lintasan seismik yang dilewati oleh sumur Daram Selatan-1 pada daerah Seram, dan sumur Batanta Utara-1x untuk daerah Misool dan Salawati. Interpretasi tersebut memperihatkan pembagian sikuen sejak umur Mesozoik hingga Kuarter. Sebanyak 8 sikuen (Gambar 4.10.) telah diinterpretasi di daerah penelitian yang meliputi: •
Batuan dasar (horison ungu)
•
Sikuen Trias (horison hijau tua)
•
Sikuen Jura Awal-Tengah (horison hijau muda)
•
Sikuen Jura Akhir (horison biru muda)
•
Sikuen Kapur Awal (horison cyan)
•
Sikuen Oligosen Akhir (horison merah)
•
Sikuen Miosen Akhir (horison biru tua)
•
Sikuen Pliosen Awal (horison merah muda)
44
Gambar 4.10. Horison seismik yang ditarik berdasarkan marker pada sumur dan kolom stratigrafi daerah Seram, Misool, dan Salawati. (Modifikasi dari Fraser dkk, 1993, Pairault dkk, 2003, dan Satyana, 2003)
45
4.2.1.1. Seismik stratigrafi daerah Seram Analisis seismik stratigrafi daerah Seram dilakukan berdasarkan hasil pengikatan lintasan seismik dengan sumur Daram Selatan-1 (Gambar 4.11.). 8 sikuen yang digunakan sebagai batas horison pada interpretasi seismik di daerah Seram memiliki karakteristik sebagai berikut: • Horison ungu: Top batuan dasar Top batuan dasar dicirikan oleh peralihan antara paket reflektor kuat dengan paket reflektor lemah. Kemenerusan reflektor cukup baik. •
Horison hijau: Top Trias Top sikuen Trias dicirikan oleh peralihan antara paket reflektor lemah di bagian bawah dengan paket reflektor kuat di bagian atasnya. Kemenerusan reflektor cukup baik dengan paket refleksi yang semakin lemah ke bawah.
• Horison hijau muda: Top Jura Awal-Tengah Top sikuen Jura Awal-Tengah dicirikan dengan peralihan antara paket reflektor kuat di bagian bawah dengan paket reflektor lemah di bagian atas. Kemenerusan reflektor cukup baik dengan paket refleksi yang semakin kuat ke bawah. • Horison biru muda: Top Jura Akhir Top sikuen Jura Akhir dicirikan dengan peralihan antara paket reflektor di bagian bawah dengan paket reflektor kuat di bagian atasnya. Kemenerusan reflektor cukup baik dengan paket refleksi yang semakin lemah ke bawah. • Horison cyan: Top Kapur Awal Top sikuen Kapur Awal dicirikan dengan peralihan antara paket reflektor kuat di bagian bawah dengan paket reflektor lemah di bagian atasnya. Kemenerusan reflektor cukup baik dengan paket refleksi yang semakin kuat ke bawah. • Horison merah: Top Oligosen Awal Top sikuen Oligosen Awal dicirikan dengan peralihan antara paket reflektor kuat di bagian bawah dan paket reflektor lemah di bagian atasnya. Kemenerusan reflektor cukup baik dengan paket refleksi yang semakin kuat ke bawah.
46
•
Horison biru: Top Miosen Top sikuen Miosen dicirikan dengan peralihan antara paket reflektor lemah di bagian bawah dengan paket reflektor kuat di bagian atasnya Kemenerusan reflektor cukup baik dengan paket refleksi yang semakin lemah ke bawah.
•
Horison merah muda: Top Pliosen Awal Top sikuen Pliosen Awal dicirikan dengan peralihan antara paket reflektor kuat di bagian bawah dengan paket reflektor lemah di bagian atasnya. Kemenerusan reflektor relatif baik dengan konfigurasi internal paralel dan paket refleksi semakin kuat ke bawah.
Karakterisasi seismik di daerah Seram dapat dilihat pada Gambar 4.13.
47
Gambar 4.11. Interpretasi lintasan seismik pada daerah Seram diikat dengan sumur Daram Selatan-1. Data sumur memperlihatkan susksesi sikuen berumur Mesozoik hingga Kuarter.
48
4.2.1.2. Seismik stratigrafi daerah Misool dan Salawati Analisis seismik stratigrafi daerah Misool dan Salawati dilakukan berdasarkan hasil pengikatan lintasan seismik dengan sumur Batanta Utara-1x. Sikuen pada sumur Batanta Utara-1x memperlihatkan suksesi sikuen batuan dasar, sikuen Oligosen Akhir yang tidak selaras dengan batuan dasar di bawahnya, sikuen Miosen, dan sikuen Pliosen Awal. Sikuen sedimen berumur Mesozoik yang tidak ditemukan di sumur ini, diinterpretasikan onlap terhadap batuan dasar di bagian barat lintasan seismik. Batuan dasar tersebut pada sumur Batanta Utara-1x dikenali sebagai batuan metamorf serpentinit, yang diasumsikan merupakan komponen batuan dari lempeng Pasifik (oceanic). Secara keseluruhan terdapat 8 sikuen (Gambar 4.12.) yang digunakan sebagai batas horison pada interpretasi seismik di daerah Misool dan Salawati memiliki karakteristik sebagai berikut: • Horison ungu: Top batuan dasar Top batuan dasar dicirikan oleh peralihan antara paket reflektor kuat dengan paket reflektor lemah. Kemenerusan reflektor cukup baik. • Horison hijau: Top Trias Top sikuen Trias dicirikan oleh peralihan antara paket reflektor lemah di bagian bawah dengan paket reflektor kuat di bagian atasnya. Kemenerusan reflektor cukup baik dengan paket refleksi yang semakin lemah ke bawah. • Horison hijau muda: Top Jura Awal-Tengah Top sikuen Jura Awal-Tengah dicirikan dengan peralihan antara paket reflektor kuat di bagian bawah dengan paket reflektor lemah di bagian atas. Kemenerusan reflektor cukup baik dengan paket refleksi yang semakin kuat ke bawah. • Horison biru muda: Top Jura Akhir Top sikuen Jura Akhir dicirikan dengan peralihan antara paket reflektor di bagian bawah dengan paket reflektor kuat di bagian atasnya. Kemenerusan reflektor cukup baik dengan paket refleksi yang semakin lemah ke bawah. • Horison cyan: Top Kapur Awal Top sikuen Kapur Awal dicirikan dengan peralihan antara paket reflektor kuat di bagian bawah dengan paket reflektor lemah di bagian atasnya.
49
Kemenerusan reflektor cukup baik dengan paket refleksi yang semakin kuat ke bawah. • Horison merah: Top Oligosen Awal Top sikuen Oligosen Awal dicirikan dengan peralihan antara paket reflektor kuat di bagian bawah dan paket reflektor lemah di bagian atasnya. Kemenerusan reflektor cukup baik dengan paket refleksi yang semakin kuat ke bawah. •
Horison biru: Top Miosen Top sikuen Miosen dicirikan dengan peralihan antara paket reflektor lemah di bagian bawah dengan paket reflektor kuat di bagian atasnya Kemenerusan reflektor cukup baik dengan paket refleksi yang semakin lemah ke bawah.
•
Horison merah muda: Top Pliosen Awal Top sikuen Pliosen Awal dicirikan dengan peralihan antara paket reflektor kuat di bagian bawah dengan paket reflektor lemah di bagian atasnya. Kemenerusan reflektor relatif baik dengan konfigurasi internal paralel dan paket refleksi semakin kuat ke bawah.
Karakterisasi seismik di daerah Misool dan Salawati dapat dilihat pada Gambar 4.13.
50
Gambar 4.12. Interpretasi lintasan seismik pada daerah Misool dan Salawati di ikat dengan sumur Batanta Utara-1x. Data sumur memperlihatkan susksesi sikuen batuan dasar dengan sikuen Oligosen Akhir yang diendapkan tidak selaras di atas batuan dasar, sikuen Miosen, dan sikuen Pliosen Akhir.
51
Gambar 4.13.Karakter psket seismik pada daerah Seram, Misool, dan Salawati. Terlihat 8 paket faseis seismik yang berbeda sebagai penunjuk beda umur dan sikuen pada daerah tersebut. Beberapa perbedaan karakter seismik pada ketiga daerah tersebut menunjukkan adanya perbedaan litologi pada umur yang sama.
52
4.3. Peta Struktur Waktu Interpretasi
seismik
sepanjang
daerah
Seram,
Misool,
dan
Salawati
memperlihatkan empat pola struktur utama, yaitu: •
Sesar-sesar normal yang berkembang sebagai graben dan horst pada sikuen-sikuen berumur Perm-Jura Akhir. Beberapa struktur ini masih terpetakan sebagai sesar-sesar normal dengan arah utara-selatan
•
Sesar-sesar normal yang berkembang di bagian barat Misool dan Salawati yang berasosiasi dengan sesar geser. Pada peta struktur waktu terpetakan sebagai arah struktur timurlaut-baratdaya yang diinterpretasikan sebagai suatu zona sesar mendatar.
•
Sesar-sesar anjakan di bagian utara Seram yang mendeformasi hingga sikuen berumur Pliosen Awal. Sesar anjakan tersebut terpetakan dalam arah relatif barat-timur.
•
Sesar-sesar naik di bagian baratlaut Kepala Burung. Sesar-sesar ini terpetakan dalam arah relatif timurlaut-baratdaya.
Ke empat arah pola struktur tersebut dapat dilihat pada peta struktur waktu (Gambar 4.14 & 4.15) untuk setiap horizon. Pola struktur dianggap mencermikan rezim tensional horst dan graben, yang terbentuk sebagai ekstensi multi-fasa selama Paleozoik Akhir hingga Mesozoik di Australia. Peristiwa ini diikuti oleh rezim kompresi Neogen yang tampak pada struktur-struktur berarah baratlauttenggara berupa sesar-sesar anjakan dan struktur berarah barat-timur dan timurlaut-baratdaya yang berkaitan dengan zona sesar mendatar.
53
Gambar 4.14. Peta struktur waktu untuk sikuen berumur Mesozoik-Kapur.
54
Gambar 4.15. Peta struktur waktu untuk sikuen berumur Oligosen-Pliosen Awal.
55