JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1
Studi Koordinasi Proteksi Pada PT. Citic Seram Energy Ltd. Pulau Seram – Maluku Tengah Adityo Firmansyah, Heri Suryoatmojo, Margo Pujiantara. Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected],
[email protected] Abstrak— Gangguan pada sistem tenaga listrik merupakan suatu hal yang sulit terelakan sehingga dibutuhkan fungsi dari sistem pengaman untuk memisahkan bagian yang terganggu dari sistem. PT Citic Seram Energy Ltd dikepulauan seram merupakan perusahaan penghasil minyak dan gas bumi. Suplai listrik merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi untuk memenuhi daya listrik pada perusahaan ini. Untuk memenuhi sistem kelistrikannya, PT. Citic Seram Energy Ltd disuplai oleh 3 pembangkit listrik tenaga diesel mandiri dengan 1 pembangkit listrik utama serta 2 pembangkit cadangan emergency diesel generator. Sistem kelistrikan yang terpasang membutuhkan keandalan dan kontinuitas yang sangat baik karena sistem kelistrikan PT. Citic Seram Energy Limited hanya mengandalkan 1 pembangkit utama. Apabila suplai listrik yang ada memiliki kehandalan yang baik, maka proses produksi dapat berjalan dengan baik. Pada tugas akhir ini dibahas mengenai sistem koordinasi proteksi di PT. Citic Seram Energy Ltd untuk. Bedasarkan analisa yang telah dilakukan terdapat ketidak sempurnaan dalam koordinasi rele maupun penggunaan peralatan yang tidak layak. Dari empat tipikal koordinasi yang dianalisis dapat diketahui bahwa ada kesalahan koordinasi pada setelan (setting) pick-up dan time delay pada rele generator. Dalam hal ini kurva rele generator selalu memotong kurva rele pengaman dibawah sehingga selalu terjadi black out. Maka perlu dilakukan rekoordinasi rele pengaman dan pergantian beberapa fuse dengan menggunakan rele dan circuit breaker sehingga sensitifitas peralatan pengaman meningkat dan keandalan sistem tetap terjaga. Kata kunci : Ganguan, Kurva rele, PT. Citic Seram Ltd, Rele pengaman.
I. PENDAHULUAN
P
T. Citic Seram Energy Ltd merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi minyak dan gas bumi yang terletak di kepulauan Seram provinsi Maluku Tengah. Suplai listrik merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi untuk memenuhi daya listrik pada perusahaan ini. Untuk memenuhi sistem kelistrikannya, PT. Citic Seram Energy Ltd disuplai oleh 3 pembangkit listrik tenaga diesel mandiri dengan 1 pembangkit utama dengan kapasitas 1.4 MW dan 2 pembangkit cadangan emergency generator dengan masingmasing berkapasitas 1.4 MW. Menjaga keandalaan suatu sistem merupakan suatu keharusan dalam upaya menjaga kontinuitas oprasional,khususnya untuk industri perminyakan dan pengolahan gas alam. Salah satu cara mendapatkan keandalan suatu sistem adalah dengan memperbaiki koordinasi pengaman dimana suatu pengaman harus dapat
bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya baik sebagai pengaman utama maupun sebagai pengaman cadangan selain itu kampuan selektif dan sensitivitas suatu peralatan pengaman dalam mendeteksi titik gangguan merupakan hal yang perlu diperhatikan. untuk mendapatkan keandalan suatu sistem. Untuk memperoleh sistem proteksi yang handal, maka diperlukan suatu koordinasi antar peralatan pengaman. Pertama, peralatan pengaman harus dapat merasakan dan mengamankan arus gangguan minimum pada titik gangguan yang terdekat(sensitivity). Kedua, antar pengaman satu dengan pengaman yang lainnya harus dapat bekerja sesuai dengan perannya yaitu kapan pengaman tersebut sebagai pengaman utama dan kapan pengaman tersebut bekerja sebagai pengaman cadangan. Dengan sensitivitas dan selektivitas yang baik dan relevan dari suatu pengaman dalam mengisolir gangguan,keandalan dan kontinuitas supplaí daya akan tetap terjaga optimal Analisa keandalan kelistrikan pada PT.Citic Seram Energy Limited kepulauan Seram dilakukan dengan membahas sistem koordinasi peralatan pengaman yang berpedoman pada desain kriteria dari masing-masing peralatan pengaman dengan memodelkan dan mensimulasikan sistem kelistrikan tersebut dimana diharapkan dengan penyelesaian persoalan setting dan koordinasi rele proteksi dapat diperoleh hasil yang paling optimal dan akhirnya dapat digunakan sebagai salah satu acuan atau masukan untuk penyelesaian kasus yang sama. Dengan latar belakang tersebut, maka dilaksanakan tugas akhir ini dengan tujuan ini adalah mempelajari kualitas daya dari sistem kelistrikan di PT.Citic Seram Energy Ltd kepulauan Seram, khususnya mengetahui besarnya arus gangguan yang kemungkinan terjadi dan memperhatikan karateristik serta pola setting peralatan pengaman yang terpasang. Analisa keandalan kelistrikan pada PT.Citic Seram Energy Ltd kepulauan Seram dilakukan dengan membahas sistem koordinasi peralatan pengaman yang berpedoman pada desain kriteria dari masing-masing peralatan pengaman dengan memodelkan dan mensimulasikan sistem kelistrikan tersebut dimana diharapkan dengan penyelesaian persoalan setting dan koordinasi rele proteksi dapat diperoleh hasil yang paling optimal dan akhirnya dapat digunakan sebagai salah satu acuan atau masukan untuk penyelesaian kasus yang sama. Adapun untuk dapat mencapai tujuan seperti tersebut di atas, maka dalam pelaksanaan tugas akhir ini digunakan metodologi yang diberikan dalam diagram alir pada Gambar 1.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 2 START
I set
Tap = Pengumpulan Data dan Literatur
CT primary
Pemodelan Single Line Diagram Sistem pada Software ETAP
Analisis Loadflow
Setelan time dial menentukan waktu operasi rele. Untuk menentukan time dial dari masing-masing kurva karakteristik invers rele arus lebih dapat digunakan persamaan sebagai berikut [8]: td =
Simulasi Setting Koordinasi Sistem Proteksi Resetting Rele Setting Koordinasi Aman?
KT
1 1 Iset
Simulasi dan Analisis Hubung Singkat
Tidak
Ya Pembuatan Laporan
Di mana : td = waktu operasi (detik) T = time dial I = nilai arus (Ampere) Iset = arus pickup (Ampere) k = koefisien invers 1 (lihat Tabel I) = koefisien invers 2 (lihat Tabel I) β = koefisien invers 3 (lihat Tabel I) TABEL I KOEFISIEN INVERS TIME DIAL
STOP
Gambar 1. Metodologi pelaksanaan tugas akhir
II. TEORI PENUNJANG A. Rele Arus Lebih Rele arus lebih adalah rele yang beroperasi atau mendeteksi adanya gangguan ketika arus yang mengalir melebihi batas yang diijinkan [1]. Rele arus lebih dapat digunakan untuk melindungi hampir semua bagian pada sistem tenaga listrik misalnya jaringan transmisi, trafo, generator, atau motor [2]. Rele arus lebih ini dapat berupa rele arus lebih waktu invers (inverse time overcurrent relay), rele arus lebih waktu tertentu (definite overcurrent relay), atau berupa rele arus lebih waktu instan (instantaneous overcurrent relay). Adapun kurva karakteristik kerja dari rele arus lebih ini diberikan pada Gambar 2.
Tipe Kurva
K
Standard Inverse Very Inverse Extremely Inverse
0,14 13,50 80,00
0,02 1,00 2,00
2,970 1,500 0,808
C. Koordinasi Arus dan Waktu pada Rele Arus Lebih Rele arus lebih bekerja berdasarkan besarnya arus masukan, bila arus masukan melebihi suatu harga tertentu yang dapat diatur (Ip) maka rele bekerja. Batas penyetelan setting rele arus lebih sebagai berikut: (1,05-1.4) Imaks < Is < 0,8Iscmin Pedoman diatas setting arus yang digunakan adalah: 1,05 Imaks < Is < 0,8 Isc min Selain rele arus lebih juga terdapat rele beban lebih, setting arus rele ini biasanya antara (110-120)% x In. Pada setelan waktu dikenal setting kelambatan waktu (Δt). Perbedaan waktu kerja minimal antara rele utama dan cadangan adalah 0.3 – 0.4 detik. Untuk rele statik dan digital berbasis mikroprosesor waktu yang diperlukan adalah 0,2 - 0,4 detik. Bus 1 A Bus 2 Bus 3
Bus 4 D
Gambar 2. Kurva karakteristik kerja rele arus lebih [3]
I> 0.4 s
B C
I> 0.7 s
I> 1.3 s I> 1s
Trafo
ts = t + Δt
ts = t + Δt
ts = t + Δt
B. Penyetelan Rele Arus Lebih Rele arus lebih memiliki setelan pickup dan setelan time dial. Pickup didefinisikan sebagai nilai arus minimum yang menyebabkan rele bekerja (Iset). Pada rele arus lebih, besarnya arus pickup ini ditentukan dengan pemilihan tap. Adapun untuk menentukan besarnya tap yang digunakan dapat menggunakan persamaan berikut :
Gambar 3. Koordinasi rele dengan kelambatan waktu
III. STUDI KASUS SISTEM KELISTRIKAN A. Sistem Kelistrikan PT. Citic Seram Energy Ltd Dalam upaya melayani kegiatan operasional yang seiring dengan peningkatan produksi, PT. Citic Seram Energy Ltd memiliki pusat pembangkitan tenaga listriknya berupa
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 3 PLTD, yang terdiri dari 3 unit generator dibangun dengan kapasitas daya pembangkitan maksimum 1.4 MW di tiap generator yang digunakan untuk menyuplai beban beban. Tujuan studi ini untuk menentukan setting rele yang tepat untuk koordinasi proteksi sistem kelistrikan pada PT. Citic Seram Energy Ltd, yang sekarang disuplai hanya oleh 1 generator yang menyuplai semua beban. Jaringan distribusi sistem tenaga listrik yang digunakan di PT. Citic Seram Energy Ltd adalah sistem radial. Secara umum memang jaringan distribusi radial sering digunakan pada sistem kelistrikan industri. Sistem ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain: lebih mudah dalam memperkirakan dan mengontrol aliran daya, mudah dalam perancangan sistem proteksinya, relatif lebih murah, arus gangguan yang mengalir biasanya lebih kecil dan mudah dalam pengontrolan tegangan [10]. Tegangan yang digunakan pada sistem ini 3.3 kV dan 0,38 kV B. Pemilihan Tipikal Koordinasi Untuk mempermudah studi koordinasi rele pengaman pada sistem kelistrikan PT. Citic Seram Energy Ltd, diambil beberapa tipikal koordinasi yang dapat mewakili bentuk koordinasi keseluruhan sistem pengaman arus lebih yang ada. Terdapat empat tipikal koordinasi yang diambil, yaitu tipikal 1, tipikal 2, tipikal 3 dan tipikal 4. Keempat tipikal koordinasi pada sistem kelistrikan PT. Citic Seram Energy Ltd dapat dilihat lebih jelas pada potongan single line diagram sistem kelistrikan PT. Citic Seram Energy Ltd pada Gambar 5. Tipikal 1 : Koordinasi mulai dari Bus FF MAIN 3.3 KV hingga Bus 129 yang terdapat motor dengan tegangan 2.23 KV 193 HP. Tipikal 2 : Koordinasi pengaman mulai dari Bus FF MAIN 3.3 KV hingga bus 02- LV-3001 incoming. Tipikal 3 : Koordinasi mulai dari Bus FF MAIN 3.3 KV hingga Bus 40 yang terdapat motor dengan tegangan 2.23 KV 154 HP. . Tipikal 4 : Koordinasi mulai dari Bus FF MAIN 3.3 kV yang terdapat motor tegangan menengah 355 kW
IV. HASIL SIMULASI DAN ANALISIS A. Simulasi Hubung Singkat Minimum Hubung singkat minimum adalah hubung singkat yang terjadi ketika sistem beroperasi pada kondisi suplai beban minimum. Di mana pada kondisi ini sistem disuplai oleh sumber satu generator . Total daya yang mengalir pada kondisi ini adalah sekitar 1.4 MW. Pada simulasi hubung singkat minimum, diperoleh nilai arus hubung singkat minimum 30 cycle dari software ETAP yang dapat dilihat pada Tabel II. TABEL II DATA HASIL SIMULASI HUBUNG SINGKAT MINIMUM Bus
Tegangan
Arus Hubung Singkat Minimum
FF MAIN
3.3 kV
1.13 kA
Bus 87(oseil2)
11 KV
0.226 KA
01B-MV-3001
11 KV
0.215 KA
Bus 129(oseil 6)
2.23KV
0.486 KA
0.38 KV
6.91 KA
Bus 16
3.3 kV
1.13 kA
01-MV-3001B
3.3 kV
1.07 kA
Bus 40
1.9 kV
0.707 kA
02-LV-3001
B. Simulasi Hubung Singkat Maksimum Hubung singkat maksimum adalah hubung singkat yang terjadi ketika sistem beroperasi pada kondisi suplai beban maksimum. Di mana pada kondisi ini suplai beban maksimum yang terjadi adalah sama dengan kondisi beban minimum dikarenakan generator yang aktif hanya satu generator. Saat pembangkitan maksimum ini diperoleh besarnya nilai hubung singkat maksimum yaitu hubung singkat 3 fasa. Hubung singkat ini digunakan untuk setting rele arus lebih. Adapun nilai arus hubung singkat maksimum ½ cycle yang diperoleh dari simulasi hubung singkat pada software ETAP disajikan pada Tabel III. TABEL III DATA HASIL SIMULASI HUBUNG SINGKAT MAKSIMUM
80-G-001A 1750 kVA G 3300 V 3~, 50 Hz
80-G-001B 1750 kVA G 3300 V 3~, 50 Hz
80-G-001C 1750 kVA G 3300 V 3~, 50 Hz
Bus
02-TR-2001 750 kVA
02-TR-2002 500 kVA
FF-MAIN 3.3 kV
SPARE
3.3 kV
11 kV
MV MOTORs
02-LV-3001 0.38 kV 01C-MV-3001B
VSD
VSD
VSD
VSD
01B-LV-3001 ESP
M
M
ESP
ESP
3.3 kV
2.48 kA
Bus 87(oseil2)
11 KV
0.352 KA
Bus 129(oseil 6) 02-LV-3001
11 KV
0.323 KA
2.23KV
0.573 KA
0.38 KV
12.26KA
01C-MV-3001A
VSD
01B-MV-3001
M
Arus Hubung Singkat Maksimum
FF MAIN
01B-MV-3001
OSEIL #4 NETWORK
3.3 kV
Tegangan
ESP
Bus 16
3.3 kV
2.48 kA
01-MV-3001B
3.3 kV
2.09 kA
Bus 40
1.9 kV
0.86 kA
ESP
M
M
01A-LV-3001
VSD DP
M
Gambar 4. Tipikal koordinasi rele pengaman PT. Citic Seram
C. Analisis Koordinasi Pengaman Rele Arus Lebih Single line diagram yang ditunjuk pada Gambar 5 merupakan salah satu bentuk tipikal koordinasi rele pengaman
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 4 pada PT Citic Seram Energy Ltd dan data setelan existing dari rele-rele pengaman pada tipikal 1 diberikan pada Tabel IV sebagai berikut. 80-G-001C
G
Dari tabulasi setelan rele di atas, dapat kita plot kurvanya dengan Star-Protective Device Coordination dalam software ETAP 7.0. Data-data di atas selanjutnya dimasukkan pada Relay Editor sehingga menghasilkan plot kurva yang dapat kita lihat di Star Systems seperti yang dapat kita lihat pada Gambar 5 berikut ini.
1750 kVA 3300 V 3~, 50 Hz
FF-MAIN 3.3 kV
2
02-TR-2002 500 kVA
1
11 kV
01B-MV-3001
VSD
3
M Gambar 6. Hasil plot setelan existing rele pada tipikal 1
ESP
Gambar 5. Tipikal 1 koordinasi rele pengaman PT. Citic Seram TABEL IV DATA SETELAN EXISTING RELE PADA TIPIKAL 1 [11] Model
CT Ratio
Setting 16A
Fuse 33
R.02-TR-2002 Model : Alstom P127
150/5
R.GEN 80G001C 500/5 Model : Alstom P343
Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay
EIT 0,08 - 4 0,53 1.5 Disabled
Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay
EIT 0,08 - 4 0,5 0.675 2.5
Disabled
Dari hasil plotting di atas, dapat diketahui adanya beberapa setelan dan koordinasi yang kurang baik. Diantaranya adalah setelan pickup rele R-02-TR-2002. Dari hasil plot Gambar 6 dapat dilihat bahwa setelan pickup rele R-02-TR-2002 berada disebelah kiri full load ampere (FLA) trafo 02-TR-2002 . Selanjutnya terdapat kurva rele yaitu rele generator dan rele trafo 02-TR-2002 yang saling overlap, Kedua rele ini tidak terkoordiansi secara sempurna, misalakan terjadi gangguan disisi 11 KV maka ditandai oleh timbulnya Isc un-bolted sehingga rele generator akan putus dengan seketika. Oleh sebab itu direkomendasikan untuk dilakukan penyetelan ulang sesuai dengan perhitungan rumus sebagai berikut. a)
Pedoman untuk setting arus yang digunakan adalah: 1,05 Imaks < Is < 0,8 Isc min
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 5 b)
td =
KT
1 1 Iset
c)
TABEL V SETELAN RELE UNTUK RESETTING PADA TIPIKAL 1
Kurva karakteristik invers rele arus lebih dapat digunakan persamaan sebagai berikut [8]:
Setting kelambatan waktu (Δt). Perbedaan waktu kerja minimal antara rele utama dan cadangan adalah 0.3 – 0.4 detik. Untuk rele statik dan digital berbasis mikroprosesor waktu yang diperlukan adalah 0,2 - 0,4 detik.
Relay ID & Model
CT Ratio
50/5
Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay
SIT 0,1 - 25 0.3 0.12 3A 0,1 s
150/5
Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay
SIT 0,1 - 25 0.67 0,225 6.01 0,30
500/5
Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay
VIT 0,08 - 4 0,64 0,49 2.11 0,70
R.R-01B-TR2003 Model : Alstom P127
R.02-TR-2002 Model : Alstom P127
Setting
R.GEN 80G001C Model : Alstom P343
Data setelan existing dari rele-rele pengaman arus lebih lainya diberikan pada Tabel VI sebagai berikut. TABEL VI DATA SETELAN EXISTING RELE ARUS LEBIH [11] Relay ID & Model
R.02-TR2001 Model : Alstom P127
Gambar 7. Hasil plot setelan Resetting rele pada Tipikal 1
Pada Gambar 7 menunjukkan kurva rele dimana peengaturan pickup antara rele overload generator dan rele transformator 02-TR-2002 sudah memenuhi standar. Jika terjadi gangguan maksimum 3-fasa pada sisi 11 kV, rele transformator 02-TR-2002 akan bekerja terlebih dahulu, sementara rele generator akan berfungsi sebagai cadangan. Hal ini akan meminimalkan terjadinya pemadaman (blackout). Pengaturan instantaneous rele generator dan rele transformator 02-TR-2002 juga berfungsi melindungi bus FF MAIN jika terjadi short circuit secara tiba tiba. Pada Gambar 7 terlihat bahwa setelen rele sudah lebih baik. Kurva inverse tidak lagi berada mengenai panah FLA, sehingga ketika arus naik mencapai nilai maksimumnya rele tidak bekerja, Selain itu koordinasi pengaman backup juga sudah tidak lagi overlap, Grading time juga diberikan sebesar 0,2 detik sehingga adanya miss-coordination ketika terjadi gangguan hubung singkat dapat dihindari.
CT Ratio
Setting
200/5
Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay
EIT 0,08 - 4 0,65 1.5 Disabled Disabled
500/5
Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay
EIT 0,08 - 4 0,5 0.675 2.5
R.GEN 80G001C Model : Alstom P343
Fuse 22 Model : Gould Shawmut A03301
3R
Fuse 2 Model : Gould Shawmut A03301
4R Curve Type
R.225 Model : Alstom P220
150/5
Pickup (I>) Ke Instantaneous Pickup (I>>) Delay
Thermal Overload 0,59 2 Disabled Disabled
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 6 Dengan menggunakan langkah perhitungan yang sama seperti pada tipikal sebelumnya, maka didapatkan setelan rele arus lebih lainya sebagai berikut. TABEL VII SETELAN RELE UNTUK RESETTING RELE ARUS LEBIH Relay ID CT & Setting Ratio Model Curve Type SIT Pickup Range × CT Sec. 0,1 - 25 R.02-TR-2001 0.75 Pickup (I>) Model : 200/5 0,11 Time Dial Alstom P127 5.05 Instantaneous Pickup (I>>) 0,30 Delay R.GEN 80G001C Model : Alstom P343
500/5
R 01C-TR2009 Model : Alstom P127
Rele 22 Model : Alstom P127
100/5
300/5
Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay
Curve Type Pickup Range × CT Sec. Pickup (I>) Time Dial Instantaneous Pickup (I>>) Delay Curve type Pickup Range x CT sec pick up Time Dial Instanteneous pickup Delay Curve Type
R.225 Model : Alstom P220
150/5
Pickup (I>) Ke Instantaneous Pickup (I>>) Delay
VIT 0,08 - 4 0,64 0,49 2.11 0,70
SIT 0,1 - 25 0.6 0.12 5 0,1 SIT 0.1-25 0.83 0.212 2.6 0.5 Thermal Overload 0,59 2 Disabled Disabled
V. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil studi dan analisis koordinasi rele pengaman pada PT. Citic Seram Energy Ltd yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat beberapa setelan rele yang belum tepat dan koordinasi yang kurang baik, terutama pada setelan pickup dan grading time antar rele pengaman. Pada beberapa rele, setelan pickup kurva inversnya masih menyentuh arus full load beban. Hal ini dapat menyebabkan rele tersebut trip meski tidak terjadi gangguan.
2. Grading time yang diberikan terlalu sempit. Hal ini dapat menyebabkan koordinasi yang kurang baik sebab ada kemungkinan rele backup juga ikut trip karena tidak memberikan waktu yang cukup untuk rele pengaman utama selesai memutus ganguan terlebih dahulu. 3. Hasil plot tipikal-tipikal diatas menunjukkan perbaikan kurva rele pengama yang sudah memenuhi standar. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya. Terima kasih kepada kedua orang tua saya , kedua adik-adik saya (Fajri dan inggit) dan Intan Puteri Perdani atas supportnya. Terima kasih kepada bapak Margo Pujiantara dan bapak Heri Suryoatmojo atas bimbingannya selama ini dan Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang telah menfasilitasi penulisan penelitian ini. REFERENSI [1] Anderson, P.M, “Power System Protection”, John Wiley & Sons, Inc., Canada, 1998, Ch. 3. [2] Phadke, Arun G, dan Thorp, James S, “Computer Relaying for Power System”, John Wiley and Sons, Ltd., England, 2009, Ch. 2. [3] Blackburn, J. Lewis, dan Domin, Thomas J, “Protective Relaying Principles and Application 3rd Edition”, CRC Press, USA, 2006, Ch. 9. [4] Masson, C. Russel, “The Art & Science of Protective Relaying”, John Wiley & Sons, Inc., Canada, 1956, Ch. 2. [5] Horak, Jhon, “Directional Overcurrent Relaying (67) Concepts”, Member IEEE, Basler Electric, , January, 2006 pp. 1-2. [6] Prévé, Christophe, “Protection of Electrical Networks”, ISTE Ltd., 2006, London, Ch. 7, 9. [7] Gurevich, Vladimir, “Electric Relays, Principle and Application”, CRC Press, USA, 2006, Ch. 10. [8] Trip Curve, “IEC-SIT-SIT-A-10PU_1”, Alstom, 2008. [9] IEEE Std 242-2001™, “IEEE Recommended Practice for Protection and Coordination of Industrial and Commercial Power Systems”, The Institute of Electrical and Electronics Engineers, Inc., New York, 2001, Ch. 15. [10] Power System Analysis, “Studi Load Flow”, PT. Citic Seram Energy Ltd. [11] Power System Analysis, “Setting Proteksi”, PT. Citic Seram Energy Ltd.