Interoperabilitas : pontensi, peluang, dan tantangan” khususnya program open source untuk perpustakaan. Interoperabilitas adalah kemampuan berbagai ragam sistem atau aplikasi untuk bekerja sama dan bisa berinteraksi dengan aplikasi lainnya yang berbeda untuk memungkinkan terjadinya pertukaran data/informasi melalui suatu protokol yang disetujui bersama, lewat bermacam-macam jalur komunikasi, biasanya lewat network TCP/IP dan protokol HTTP dengan memanfaatkan file XML Slims senayan sebagai software perpustakaan yang bersifat open source seiring
dalam
perkembangannya dikarenakan jumlah penggunanya yang semakin meningkat mulai mengembangkan interopabilitas antar pengguna slims agar sesama pengguna slims dapat bertukar data koleksi. Kemampuan slims untuk mendukung intereperabilitas sebenarnya telah dirintis di slims meranti (slim 5) yang telah dilengkapi dengan fitur open archive initiative (OAI-PMH) OAI-PMH OAI-PMH adalah sebuah harvesting protokol (protocol pemungut/pangambil metadata) yang digunakan untuk berbagi metadata antar layanan, dengan fitur ini sesama pengguna slims dapat mengambil data (harvest) dari database pengguna slims secara otomatis (tanpa upload secara manual) sehingga memungkinkan pertukaran data antar pengguna slims. Penerapan interoperabilitas pada slims berakibat pada munculnya 2 software baru, yaitu katalog induk (UCS) yang kedua Nayanes. Baik UCS dan Nayanes memiliki tujuan yang sama, yaitu memudahkan user untuk mencari informasi katalog perpustakaan melalui satu pintu. Tapi bedanya UCS itu dimana masing-masing perpustakaan harus mengirim data katalognya ke server UCS. Dan server UCS pun meregistrasi terlebih dahulu perpustakaan-perpustakaan yang akan bergabung ke server UCS.
Akan tetapi kalau di Nayanes, mereka yang ditugaskan buat mengelola Nayanes, cukup memasukkan setiap alamat URL katalog online perpustakaan di konfigurasi Nayanes. Setelah itu, baru Nayanes dapat digunakan sebagai mesin pencarian ke berbagai katalog online perpustakaan. Contohnya begini. Kita sebagai pengelola/penyedia Nayanes menyiapkan aplikasi ini, kemudian dalam konfigurasinya kita memasukkan 5 alamat URL katalog online perpustakaan. Maka hasilnya apabila ada user mencari kata kunci ”manajemen keuangan” pada mesin penelusuran yang ada di Nayanes, maka Nayanes akan mencari kata tersebut ke 5 katalog online perpustakaan
Konsep Nayanes Nayanes: 1. User/Pemustaka melakukan query ke Nayanes 2. Hasil query dari Pemustaka kemudian di proses dan diteruskan ke masing-masing node perpustakaan yang menggunakan SLiMS atau sistem otomasi perpustakaan lain yang menyediakan web service berbasis XML MODS 3. Setiap node akan memberikan feedback berupa XML dalam standar MODS, 4. yang selanjutkan akan di-parsing oleh MODS dan kemudian ditampilkan dalam bentuk HTML ke pemustakaIngat! Nayanes tidak membutuhkan koneksi database sama sekali, dia hanya memproses web service yang disediakan oleh SLiMS
Tampilan UCS
Kesimpulan dari penerapan interoperabilitas pada slims yaitu slims bisa mendukung terjadinya kerjasama antar perpustakaan dan bagaimana para penggelola perpustakaan mau berbagi mau berkerjasama untuk membangun sebuah perpustakaan yang bisa terintergrasi satu sama lain. Detail mengenai penerapan P2P Service, UCS dan Nayanes di Slims di jelaskan di bab berikutnya.
Menu P2P Service P2P Service merupakan fitur baru yang ada mulai Senayan 3 (Sekarang sudah Senayan 7). Konsep dasar dari fitur ini adalah berbagi data bibliografi antar pengguna Senayan. P2P Service memanfaatkan fasilitas xml yang telah ada di senayan untuk berbagi koleksi bibliografi. Untuk penggunaan P2P Service ini, cukup dengan klik p2p service, isikan kata kunci dan pilih lokasi/url/perpustakaan yang dituju untuk pencarian. Jika sistem menemukan koleksi yang dicari, maka akan ditampilkan. Pencarian pada P2P Service ini dapat menggunakan pencarian spesifik model Boolean. Sebagai contoh isbn=0-596-00108-8 AND title=bazaar. Selain ISBN dan Title, pencarian detail dapat juga menggunakan author, GMD(jenis bibliografi), dan subject.
-
Contoh penggunakan p2p service : daftar bibliografi awal perpustakaan Open Library
-
merubah settingan OAI-PMH dari false menjadi true pada file sysconfig.inc.php
-
mendaftar list website perpustakaan yang menggunakan senayan untuk digunakan sebagai copy cataloging menggunakan p2p service pada file sysconfig.inc.php. Contohnya, Perpustakaan KPK (http://perpustakaan.kpk.go.id/)
dan
(http://perpustakaan.kemdikbud.go.id/bibliografi/)
Perpustakaan
Kemendikbud
-
masukkan kata kunci yang ingin dicari, bisa berupa isbn, judul, pengarang, subject, dan GMD(jenis bibliografi). Setelah itu pilih server perpustakaan yang ingin dicari bibliografinya. Cth : search : "koruptor" dicari di server : Perpustakaan KPK.
-
Setelah menekan tombol Search, maka akan muncul list bibliografi yang ada di perpustakaan KPK dengan kata kunci "koruptor".
-
-
centang judul bibliografi yang ingin dimasukkan kedalam daftar bibliografi Open Libary, setelah itu click save p2p records to database.
-
Sekarang, di daftar bibliografi Open Libary sudah terdapat 3 bibliografi baru dan 1 bibliografi lama. Selanjutnya jika diperlukan pustakawan tinggal mengedit data bibliografi baru, dan menambah item/eksemplar bibliografi.
UCS (Union Catalogue Service) UCS merupakan fitur yang muncul pada Senayan 3. Ide dasar fitur ini adalah untuk menyatukan koleksi bibliografi dari berbagai katalog perpustakaan yang menggunakan Senayan, sehingga seseorang dapat mencari koleksi hanya melewati satu pintu (tampilan) saja Hasil temuan akan disajikan lengkap dengan lokasi dimana koleksi itu berada.
Contoh penggunaan UCS : -
Menambah list perpustakaan senayan yang akan dimasukkan ke dalam aplikasi Katalog Induk agar terhubung dengan aplikasi senayan yang lain dengan cara membuka file ucserver.inc.php yang ada di folder aplikasi Katalog Induk dan mengganti dan menambah list seperti berikut ini.
-
Mengaktifkan fitur ucs pada aplikasi Open Library dengan cara membuka file sysconfig.inc.php pada folder aplikasi Open Library, dan ubah tulisan false menjadi true.
-
Mengkonfigurasi pada aplikasi Open Library agar terhubung dengan aplikasi katalog induk dengan cara membuka file ucnode.inc.php dan mengisi keterangan seperti dibawah ini.
-
Jika semua settingan benar,maka pada menu bibliography aplikasi Open Library akan muncul tambahan tombol "Upload Selected Bibliographic data to Union Catalog Server".
-
Centang Judul bibliografi yang ingin dimasukkan kedalam aplikasi katalog induk dan tekan tombol "Upload Selected Bibliographic data to Union Catalog Server".
-
Jika berhasil terupload, untuk mengeceknya, kita dapat melakukan pencarian di aplikasi katalog induk.contoh dimasukkan keyword "management". Dan akan keluar judul bibliografi yang di cari.
-
Ketika di lihat detailnya,maka akan terlihat lokasi koleksinya, yaitu di aplikasi Open Library.
NAYANES Fitur nayanes sebenernya hampir sama dengan fitur UCS, yaitu memudahkan user untuk mencari informasi katalog perpustakaan melalui satu pintu. tetapi fitur Nayanes memiliki beberapa kelebihan, dimana konfigurasinya cukup memasukkan setiap alamat URL perpustakaan senayan online di konfigurasi Nayanes. Setelah itu, baru Nayanes dapat digunakan sebagai mesin pencarian ke berbagai katalog online perpustakaan. Nayanes akan mencari diseluruh aplikasi senayan yang sudah terdaftar. Contoh penggunaan Nayanes : -
Menambah web perpustakaan senayan online yang ada pada file sysconfig.inc.php di folder Nayanes
-
Tampilan web senayan. Kita dapat mencari langsung ke semua aplikasi senayan yang terdaftar, ataupun ke salah satu aplikasi saja.
-
Contoh pencarian result dan hasil yang keluar
SLIMS dan RDA
APA ITU RDA? •
Standar aturan pengatalogan
•
Menggantikan AACR2
•
Didasarkan pada Functional Requirements for Bibliographic Records (FRBR)
•
Dirancang untuk pengatalogan berjejaring dan terhubung di era Internet dan World Wide Web
APA ITU FRBR? FRBR adalah Model pendeskripsian metadata bibliografis/dokumen yang terbagi atas 4 komponen: 1. 2. 3. 4.
Works Expression Manifestation Item
Model FRBR dijelaskan dalam bagan di bawah in
-
Intinya RDA adalah : RDA pada dasarnya adalah ATURAN bagaimana sebuah dokumen dideskripsikan Bukan hanya sebagai Metadata Standard, melainkan juga sebagai Metadata Content Standard
METADATA ENCODING & METADATA SLIM CONTENT
RDA bisa diterapkan pada berbagai standar encoding yang sudah ada seperti Dublin Core, MARC, MARCXML, MODS dll Mengapa Harus RDA? -
Menghadapi kompleksitas data yang ada di jaringan Internet, utamanya adalah World Wide Web Penulisan isi metadata yang lebih verbose Membangun jaringan katalog terintegrasi dan terdistribusi
Perbedaan RDA dengan AACR2 : 1. Hilangnya singkatan-singkatan latin seperti s.l., s.n., circa. Dll 2. Semua kata pada isi metadata RDA harus ditulis secara jelas tanpa disingkat 3. AACR2 mengenal istilah titik akses utama (main access point), sedangkan pada RDA tidak ada, semua element metadata BISA menjadi titik akses 4. Untuk penulisan pengarang lebih dari 3 orang, AACR2 menggunakan “et. al”, sedangkan pada standar RDA, SANGAT DIREKOMENDASIKAN semua nama pengarang dimasukkan ke dalam metadata 5. Kesalahan penulisan yang tercantum pada sumber informasi ditulis apa adanya, dan kemudian dituliskan kembali judul yang benar setelahnya. Pada AACR2, kesalahan tulis pada judul diberikan perbaikan pada tanda kurung siku [sic.] 6. RDA memperkenal Content, Media dan Carrier type sebagai pengganti GMD di AACR2. 7. SLiMS baru akan menerapkan perubahan ini di versi Akasia
Implementasi RDA Pada SLIMS 1. Pada saat pengisian data terbitan, penerbit, kolasi (deskripsi fisik), tuliskan dengan lengkap: Contoh: 2. pada standar AACR: s.l. -> sine loco menjadi: 3. Tempat terbit tidak ada 4. SLiMS sudah menyediakan fasilitas temu kembali tidak hanya melalui judul, pengarang ataupun subjek, tetapi juga melalui ruas lain 5. Sejak awal developer SLiMS sudah menyarankan agar semua nama pengarang yang ada di dokumen, dientry-kan ke form pengisian data bibliografi SLiMS 6. Pada SLiMS kita bisa memasukkan nama pengarang dengan jumlah tidak terbatas 7. Pada SLiMS kita bisa memasukkan judul yang salah pada ruas Judul, dan kemudian ditambahkan pada ruas yang sama judul yang benar-nya. Contoh: Pada AACR2: Siti M[N]urbaya Pada RDA: Siti Murbaya ( Siti Nurbaya ) Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai RDA, bisa berkunjung kepada alamat web di bawah ini: http://rda-id.blogspot.com/
Senayan Library Management System Dan peralatan RFID Penerapan RFID di Perpustakaan YARSI
RFID di YARSI Kondisi perpustakaan : Saat ini Perpustakaan YARSI telah memiliki koleksi buku lebih dari 20.000 buku dengan jumlah akedimis yang mencapai lebih dari 3000 orang. Perpustakaan YARSI tersebar di 3 lantai dengan 1 pintiu masuk utama di lantai 2 dengan jumlah staf perpustakaan sedikit. setiap kali melakukan kegiatan stok opname ditemukan banyak buku yang hilang diperkirakan sekitar 20 buku hilang perbulan atau rata-rata 1 hari buku yang hilang , oleh karena itu penerapan RFID di perpustakaan di jadikan solusi untuk mengatasi banyak buku yang hilang tersebut, selain menjadi solusi untuk mencegah koleksi buku, kebutuhan yang ingin di capai dalam penerapan RFID yaitu :
-
Security, Terkait Keamanan terhadap kehilangan buku
-
Peminjaman mandiri, Civitas akademik mampu melayani diri sendiri
-
Drop box, Kemudahan bagi civitas dalam mengembalikan koleksi
-
Minimum interaksi antara staf dan pengguna
Adapun tahapan untuk penerapan RFID di perpustakaan YARSI yaitu -
Pemilihan produk: Perpusatkaan YARSI melakukan beauty contest dari 3 vendor yang bersedia Kriteria dengan kebutuhan integrasi dengan kartu yang ada (Mifare) dan SLiMS dan pilihan vendor jatuh kepada 3M akan tetapi dari vendor hanya menyediakan hadwarenya saja.
Saat ini di perpustakaan YARSI menggunakan Software Perpustakaan SLiMS akan tetapi SLiMS versi terakhir belum mempunyai modul untuk mengintergrasikan antara SLiMS dan RFID maka Solusinya adalah memodifikasi SliMS untuk bisa di intergrasikan dengan RFID
-
Modifikasi SLiMS: Membangun adapter / driver antara SLiMS dan perangkat keras RFID
Setelah berhasil Mengintregrasikan antara SLiMS dan RFID maka di mulailah tahap instalasi RFID di Perpustakaan YARSI adapun Tahapanya antara lain : -
Instalasi peralatan, Reader/writer, security gate, dropbox Penempelan tag, registrasi ulang buku Ujicoba Perpindahan Sistem SLiMS Penggunaan
Saat Ini di perpustakaan YARSI menggunakan 3 Hardware RFID yaitu Gate, Dropbox dan Mobile Reader untuk kegiatan stok opname, RID di yarsi menggunakan 18000 – 6 UHF 860Mhz – 960Mhz karena Frekuensi UHF ini yang paling sesuai dengan perpustakaan YARSI karena jangkauan sinyalnya cukup tinggi. RFID di SLIMS sendiri sebenarnya menggantikan fungsi barcode saja
Tangkapan Layar SLIMS & RFID
Peminjaman Mandiri
Kesimpulan dan Saran Interoperabilitas adalah keniscayaan di era teknologi yang semakin berkembang khusunya di bidang teknologi perpustakaan penerapan interoperabilitas bertujuan agar bisa mendukung terjadinya kerjasama antar perpustakaan dan bagaimana para penggelola perpustakaan mau berbagi dan berkerjasama untuk membangun sebuah perpustakaan yang bisa terintergrasi satu sama lain, open library sebagai sebuat software perpustakaan diharapkan sistem maupun fitur kedepannya dapat mendukung penerapan interoperabilitas baik interoperabilitas
sesama
pengguna
openlibrary
maupun
software
perpustakaan
lainnya
dengan
mengembangkan sistem maupun fitur yang mendukung penerapan interoperabilitas seperti halnya slims dengan fitur Menu P2P Service, UCS (Union Catalogue Service) dan Nayanes
Kedua kedapannya diharapkan openlibrary dapat di integrasikan dengan mesin RFID dengan memodifikasi openlibrary, membangun adapter / driver antara Openlibrary dan perangkat keras RFID Ketiga kedepannya metadata openlibray mampu mendukung berbagai standar encoding yang sudah ada seperti Dublin Core, MARC, MARCXML, MODS. Sedangkan untuk metadata content RDA bisa di terapkan di openlibrary dengan pertimbangan Menghadapi kompleksitas data yang ada di jaringan Internet, utamanya adalah World Wide Web karena sumber-sumber informasi digital kedepannya akan semakin mendominasi, Demikianlah Laporan kegiatan SLiMS Commet 2014, semoga bermamfaat mohon maaf apabila banyak kesalahan dan kekurangan.