JURNAL SKRIPSI
INTERNALISASI PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN SARANA KELOMPOK STUDI ISLAM DI SMAN 5 BANJARMASIN
OLEH ALYA ABKAMALIYANI A1A208218
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN BANJARMASIN JANUARI 2013
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini keadaan kehidupan bangsa Indonesia telah memberi dampak yang besar dalam berbagai tatanan kehidupan bangsa.Banyak yang mengatakan bahwa masalah terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia adalah terletak pada aspek moral, baik di lingkungan pemerintah, sekolah, dan masyarakat. Masyarakat akhir-akhir ini, mudah meledak karena sebab sepele, tidak sabar,agresif, mudah rusuh, konflik rumah tangga makin banyak, hubungan interpersonal kian rapuh. Yang lebih memprihatinkan lagi terjadi pada lingkungan sekolah, dapat melahirkan manusia yang cerdas yang kurang memiliki kesadaran akan pentingnya nilai-nilai moral dan sopan santun dalam hidup bermasyarakat, hal ini sangat tampak dalam kasus tawuran antar pelajar, kasus-kasus narkoba yang sering kita lihat di televisi, tidak jarang pemakainya juga masih menyandang status pelajar, beberapa pelajar berada di "terali besi" karena menganiaya gurunya sendiri, anak yang tidak lagi memiliki sopan santun pada orang tua, lebih tragis dan sangat parah lagi yaitu ada anak yang berani membunuh orang tuanya sendiri. Perilaku tawuran atau kekerasan atau perilaku tidak terpuji lainnya disekolah-sekolah,
tidak
mungkin
terjadi
dengan
tiba-tiba.Seseorang
menampilkan perilaku itu merupakan hasil belajar juga, baik secara langsung maupun tidak langsung.Akibat dari tidak berhasilnya Pembinaan Akhlaq dan Budi Pekerti pada siswa juga sangat berpengaruh. Kegagalan pembina akhlaq akan menimbulkan masalah yang sangat besar, bukan saja pada kehidupan
2
bangsa saat ini tetapi juga masa yang akan datang. Ini pada posisi yang sangat penting, bahkan membina akhlaq merupakan inti dari ajaran islam. Semua itu sudah tidak mencerminkan budaya bangsa seperti dulu. Upaya membangun karakter bangsa sebenarnya sudah dicanangkan dari awal kemerdekaan Menyelamatkan karakter bangsa saat ini tidak bisa dikatakan terlambat, semua bisa diupayakan kembali menjadi baik, terlihat saat ini banyak cara dan saluran yang dapat digunakan untuk membentuk bangsa yang maju dan masyarakat yang berkarakter kuat. Menurut Simon Philips (Fatchul Mu’in, 2008:160), karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Sedangkan menurut, Koesoema
(Fatchul Mu’in, 2007:160) memahami bahwa karakter sama
dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukanbentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, juga bawaan sejak lahir. Kegiatan Ekstrakurikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu yang sangat potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik.Ekstrakulikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka.Kegiatan Ekstrakurikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu yang sangat potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu
3
akademik peserta didik.Ekstrakulikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka.Peran utama KSI adalah menghadirkan
nuansa
islami
disekolah,
mendidik
siswa
agar
agar
berkepribadian islam dan mengenal dengan baik arti hidup, menjadi muslim yang baik wadah manajemen organisasi dan pengembangan diri, seni,bakat dan minat dalam tatanan syar”i. Selain diajarkan nilai-nilai dan wawasan islam, anggota KSI juga dibekali kemampuan menyampaikna dakwah islam dan menguasai media-media dakwah lain seperti poster, buletin dan nasyid. Dengan kegiatan Kelompok Studi Islam ini diharapkan bisa dijadikan saluran untuk pembentukan karakter siswa.KSI menjadi sangat penting untuk menjadi pijakan dalam pembinaan karakter siswa, mengingat tujuan akhir dari KSI adalah terwujudnya akhlak atau karakter mulia. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pelaksanaan program kegiatan Kelompok Studi Islam dalam penanaman karakter di SMAN 5 Banjarmasin? 2. Apa saja Faktor yang mempengaruhi atau menghambat kegiatan Kelompok Studi Islam dalam penanaman karakter di SMAN 5 Banjarmasin? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui program kegiatan Kelompok Studi Islam dalam penanaman karakter di SMAN 5 Banjarmasin.
4
2. Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi atau menghambat kegiatan Kelompok Studi Islam dalam penanaman karakter di SMAN 5 Banjarmasin. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis 2. Manfaat Praktis
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Internalisasi Internalisasi adalah pembinaan yang mendalam dan menghayati nilainilai relegius (agama) yang dipadukan dengan nilai-niali pendidikan secara utuh yang sasarannya menyatu dalam kepribadian peserta didik, sehingga menjadi satu karakter atau watak peserta didik. B. Pengertian Karakter Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Pengertian karakter menurut Pusat Badan Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. C. Unsur-Unsur Karakter Ada beberapa unsur dimensi manusia secara psikologis dan sosiologis yang menurut penulis layak untuk kita bahas dalam kaitannya dengan terbentuknya karakter manusia. Unsur-unsur tersebut antara lain : sikap, emosi, kemauan, kepercayaan, dan kebiasaan. D. Enam Pilar Karakter a. Respect (penghormatan)
6
Esensi penghormatan (respect) adalah untuk menunjukan bagaimana sikap kita secara serius dan khidmat pada orang lain dan diri sendiri. b. Responsibility (Tanggung Jawab) Sikap tanggung jawab menunjukan apakah orang itu punya karakter yang baik atau tidak. Orang yang lari dari tanggung jawab sering tidak disukai, artinya itu adalah karakter yang buruk. c. Civic Duty-Citizenship (Kesadaran dan Sikap Berwarga Negara) Nilai-nilai sipil (civic vertues) merupakan nilai-nilai yang harus diajarkan pada individu-individu sebagai warga negara yang memiliki hak sama dengan warga negara lainnya. d. Fairness (Keadilan) Keadilan bisa mengacu pada aspek kebersamaan (sameness) atau memberikan hak-hak orang lain secara sama. e. Caring (Peduli) Kepedulian adalah perekat masayarakat. Kepedulian adalah sifat yang membuat pelakunya merasakan apa yang dirasakan orang lain, mengetahui bagaimana rasanya jadi orang lain, kadang ditunjukan dengan tindakan memberi atau terlibat dengan orang lain tersebut. f. Trustworthiness (Kepercayaan) E. Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
7
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character development”. Dalam pengertian yang sederhana pendidikan karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah upaya upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya (Winton, 2010). F. Nilai-Nilai Karakter a. Jujur, menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang dilakukan (berintegritas), berani karena benar, dapat dipercaya (amanah, trustworthiness), dan tidak curang (no cheating). b. Tanggung jawab, melakukan tugas sepenuh hati, bekerja dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk mencapai prestasi terbaik (giving the best). c. Cerdas, berfikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan penuh perhitungan, berkomunikasi efektif dan empatik, bergaul secara santun menjunjung kebenaran dan kebajikan, mencintai Tuhan dan Lingkungan. d. Sehat dan bersih, menghargai ketertiban, keteraturan, kedisplinan, terampil, menjaga diri dan lingkungan, menerapkan pola hidup seimbang. e. Peduli, memperlakukan orang lain dengan sopan, bertindak santun, toleran terhadap perbedaan, tidak suka menyakiti orang lain.
8
f. Kreatif, mampu menyelesaikan masalah secara inovatif, luwes, kritis, berani mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. g. Gotong royong, mau bekerja sama dengan baik, berprinsip bahwa tujuan akan lebih mudah dan cepat mencapai jika dikerjakan bersama-sama. G. Kelompok Studi Islam KSI adalah singkatan dari Kelompok studi islam, salah satu ekstrakulikuler yang dikemas dalam bentuk organisasi intra sekolah yang paling diminati di sekolah-sekolah. Ekstrakurikuler ini didirikan untuk memenuhi seruan ALLAH yang berbunyi “dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada ynag makruf dan mencegah dari yang munkar, merkelah orang-orang yang beruntung”(TQS, Ali-Imran 104). Peran utama KSI adalah menghadirkan nuansa islami disekolah, mendidik siswa agar agar berkepribadian islam dan mengenal dengan baik arti hidup, menjadi muslim yang baik wadah manajemen organisasi dan pengembangan diri, seni,bakat dan minat dalam tatanan syar”i. Selain diajarkan nilai-nilai dan wawasan islam, anggota KSI juga dibekali kemampuan menyampaikna dakwah islam dan menguasai media-media dakwah lain seperti poster, buletin dan nasyid. H. Kegiatan-Kegiatan KSI Dalam kepengurusannya KSI (Kelompok Studi Islam) terbagi atas divisi-divisi yang bertugas pada bagianya masing-masing. Pada umumnya KSI memiliki kegiatan yang terpisah antara anggota Ikhwan dan Akhwat. Namun
9
kebersamaan tetap dapat terjalin antar anggota dengan rapat kegiatan serta kegiatan-kegiatan diluar ruangan. Kegiatan-kegiatan itu antara lain adalah a. Forum Nafsiyah Islamiyah : Kegiatan ini diperuntukan untuk semua anggota KSI baik. Bertujuan untuk menguatkan semangat beribadah dan beramal para anggota KSI serta sebagai sarana silaturahmi rutin anggota KSI. b. KBI (Kelompok Belajar Islami) : Merupakan forum pembinaan kepribadian islam yang diperuntukan khusus untuk anggota KSI Ikhwan, meliputi pemahaman Aqidah, Fiqih, Syaksiyah, dan Dakwah, dan dakwah yang digali dari Al-Qur’an dan AS-Sunnah. c. Penerbitan Buletin :Kegiatan yang dilakukan satu bulan sekali. Bertujuan untuk menyampaikan Syiar Islam melalui media tulisan d. Bina Baca Al-Qur’an : Sebuah forum rutin yang dilaksanakan satu bulan sekali sebagai wadah melatih bacaan Al-Qur’an anggota KSI Ikhwan. e. Kampanye ‘Cinta Cerdas Remaja Islam’ : Rangkaian kegiatan berupa penyebaran media cetak dan training Islami yang bertujuan mengingatkan remaja Islam agar mengekspresikan rasa cinta sesuai koridor Islam. f. Jumat Taqwa : Kegiatan ceramah umum, yang biasanya bekerjasama dengan pihak sekolah, diperuntukan untuk seluruh warga lingkungan sekolah. g. KREATIF (Kajian Remaja Interaktif) : Suatu forum kegiatan Islam yang membahas mengenai permasalahan aktual yang dialami oleh umat sekarang khususnya remaja.
10
h. Open House : Kegiatan tahunan, baik berupa perlombaan, seminar, training, maupun tabliqh Akbar. i. Pekan Rajabiyah :Perlombaan-perlombaan Islami untuk internal siswasiswi, yang dilaksanakan dalam rangka mengingat peristiwa Isra Mi;raj nya Nabi Muhammad SAW, sekaligus sebagai ajang pencarian siswa yang berbakat untuk mewakili sekolah untuk lomba diluar sekolah. j. Tafakur Alam (Ikhwan) dan Rihlah (Akhwat) : Kegiatan yang dilaksanakan pada saat liburan akhir semester yang orientasinya refredhing namun dikemas sedemikian rupa. k. Kajian Rutin Akhwat : Kegiatan ini dilaksanakan satu minggu seklai, dengan materi yang berbeda. l. Mading KSI :Dilaksanakan satu bulan sekali.
Bertujuan untuk
menyampaikan syiar yang tidak hanya untuk anggota KSI namun juga untuk seluruh warga sekolah mealui media cetak.
BAB III METODE PENELITIAN A. Alasan Menggunakan Metode Kualitatif Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif dipilih, dikarenakan permasalahan yang belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dapat diungkapkan dalam metode penelitian 11
kuantitatif dengan instrument angket semata. Selain itu, peneliti bermaksud memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori (Wahyu, 2007:55). B. Tempat Penelitian Dalam penelitian ini Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian akan dilakukan, Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi atau tempat di SMA Negeri 5 Banjarmasin, yang beralamat di Jalan Sultan Adam No. 76 Rt. 20 Banjarmasin 70122. Alasan mengapa tempat ini dipilih karena peneliti melihat masih banyaknya siswa-siswi yang kurang sopan terhadap guru, berpacaran diruang kelas, dan siswi yang berpakaian ketat. Dari permasalah seperti ini sekolah telah membentuk kegiatan Ekstrakulikuler yang berjalan disekolah ini yang diberi nama Kelompok Studi Islam Nurul Fikri. C. Sumber Data 1. Data Primer Menurut S. Nasution data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Sementara menurut lofland bahwa sumber data utama adalah penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati dan mewawancarai. 2. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaandan berbagai sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian,
12
notula rapat pertemuan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. D. Instrument Penelitian Dalam hal instrumen penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri (Wahyu, 2009:70). E. Tekhnik Pengumpulan Data 1. Observasi : Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. 2. Wawancara :Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara langsung, berupa interview secara mendalam terhadap informan. 3. Dokumentasi :Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. F. Tekhnik Analisis Data 1. Reduksi Data :Mereduksi Data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya serta mengorganisasikan data tentang usaha kerjasama sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar. 2. Penyajian Data :Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay
data.
Melalui
penyajian
13
data
tersebut,
maka
data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. 3. Menarik Kesimpulan :Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman (Wahyu:2009) adalah “penarikan kesimpulan dan verifikasi”. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah jika ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. G. Pengujian Keabsahan Data 1. Perpanjangan pengamatan : berarti peneliti kembai kelapangan, melakukan pengamatan kembali, wawancara dengan sumber data yang sudah ditemui maupun yang baru. Dengan tujuan untuk mengecek kembali apkaah data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak. 2. Meningkatkan ketekunan :berarti melakukan pengamatan dan observasi secara lebih cermat dan berkesinambungan. Pengujian keabsahan data dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya. 3. Triangulasi :Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu (Moleong 2004:330). Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik, sumber data dan waktu.
14
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah singkat SMA Negeri 5 Banjarmasin Sejak tahun 1971 s/d 1984 SMA Negeri 5 Banjarmasin mengalami masa yang panjang dan kerja keras menapak mencari jati diri. Hari kamis tanggal 2 Oktober 1980 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah telah meresmikan gedung SMA Negeri 5 Banjaramasin. Tahun 1984 s/d 1989 SMA Negeri 5 Banjarmasin mencanangkan diri sebagai
lembaga
pendidikan
yang
taat
aturan,
bebas
dari
perkelahian/tawuran antar pelajar, dan menjadikan sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar. Tahun 1989 s/d 1994 SMA Negeri Banjarmasin menciptakan suasana kerja-sama yang harmonis antar semua warga sekolah untuk meraih prestasi di bidang akademis dan non akademis. Tahun 1994 s/d 1996 SMA Negeri 5 Banjarmasin ditetapkan dan ditunjuk oleh Kanwil Depdikbud DKI Jakarta sebagai “Sekolah Unggulan dan Plus” tingkat Provinsi. Tahun 1994 s/d 2000 SMA Negeri 5 Banjarmasin menempatkan diri pada peringkat/papan atas tingkat Provinsi maupun Nasional dalam Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) dan Ujian Masuk Perguruan TInggi Negeri (UMPTN), sekaligus mengembangkan bentuk pelayanan dengan membuka “Program Akselerasi (Percepatan Belajar 2 tahun dari
Program 3 tahun). Tahun
2002 s/d 2003 SMA Negeri 5
Banjarmasin menjadi piloting Kurikulum 2004. Tahun 2004 SMA Negeri 5 Banjarmasin dimulai Rintisan kelas Internasional dan menjadi Pusat
15
Sumber Belajar Astronomi. Tahun 2005 s/d 2006 SMA Negeri 5 Banjarmasin peringkat UAN Terbaik SMA Negeri se-Banjarmasin. Tahun 2006 s/d 2007 SMA Negeri 5 Banjarmasin ditunjuk oleh Direktorat Pendidikan
Menengah
Umum
sebagai
sekolah
rintisan
bertaraf
Internasional Kelas Internasional resmi menjadi center dan penggunaan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). B. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan program kegiatan KSI (Kelompok Studi Islam) terhadap penanaman karakter Salah satu kultur yang dipilih sekolah adalah kultur akhlak mulia. Dari sinilah muncul istilah pembentukan kultur akhlak mulia di sekolah. Kelompok Study Islam Nurul Fikri ini (KSI) menjadi sangat penting untuk menjadi pijakan dalam pembinaan karakter siswa di SMAN 5 Banjarmasin, mengingat tujuan akhir dari pembentukan KSI di SMAN 5 Banjarmasin adalah terwujudnya akhlak atau karakter mulia. KSI dapat dijadikan basis yang secara langsung berhubungan dengan pembinaan karakter siswa Di SMAN 5 Banjarmasin, terutama karena hampir semua materi KSI sarat dengan nilai-nilai karakter. Di samping itu, aktivitas keagamaan di sekolah yang merupakan bagian dari KSI dapat dijadikan sarana untuk membiasakan siswa memiliki karakter mulia. Seperti yang diungkapkan oleh Rusmiati selaku Pembina Kelompok Studi Islam sebagai berikut : “Membangun karakter pada siswa di SMAN 5 Banjarmasin membutuhkan waktu yang lama dan harus dilakukan secara
16
berkesinambungan. Tetapi, alhamdullilah sebagian besar anggota Kelompok studi Islam Nurul Fikri ini sudah bisa menanamkan karakter didalam lingkungan sekolah, terlihat dari segi berpakaian dan akhlak nya sudah sedikit mencerminkan siswa yang berkarakter dibandingkan dengan yang tidak mengikuti KSI itu sendiri, tetapi penanaman akan terus dijalankan didalam KSI tersebut. Dalam kepengurusannya KSI (Kelompok Studi Islam) terbagi atas divisi-divisi yang bertugas pada bagianya masing-masing. Pada umumnya KSI memiliki kegiatan yang terpisah antara anggota Ikhwan dan Akhwat. Namun kebersamaan tetap dapat terjalin antar anggota dengan rapat kegiatan serta kegiatan-kegiatan diluar ruangan. Kegiatan-kegiatan itu antara lain adalah :Forum Nafsiyah Islamiyah, KBI, Pengembangan Bakat, Bina Baca Al-Quran, Kampanye ‘cinta cerdas remaja islam’, jumat taqwa, kreatif (kajian interaktif), open house smalie, pecan kajabiyah, tafakkur alam (Ikhwan) dan (Akhwat), kajian rutin akhwat, madding KSI.Seperti yang disampaikan M. Mirza Fahlivi (Anggota KSI) sebagai berikut : “kegiatantafakur alam ini yang sering disukai anggota-anggota dari KSI karena kegiatan inibukan hanya untuk kami semua refreshing tapi juga kami diharuskan berlibur sambil belajar. Biasanya kegiatan ini dilaksanakan pada liburan semester,dan biasanya tempat yang dikunjungi adalah alam terbuka seperti ke Loksado.” Seperti yang disampaikan Desy Helmina (Anggota KSI) sebagai berikut: “Kajian rutin yang selalu kami jalani adalah seperti Membaca AlQuran, sebelum memulai kegiatan.Karena dengan Membaca Alquran dan memahami isi kandungan dari ayat-ayat. Dan sehabis membaca Al-quran ini kami selalu dievaluasi dengan cara menanyai satu persatu apa saja yang diajarkan tadi”. 2. Faktor Yang Mempengaruhi atau menghambat kegiatan Kelompok Studi Islam dalam Penanaman Karakter di SMA Negeri 5 Banjarmasin.
17
Berdasarkan Hasil wawancara dengan Rusmiati selaku Pembina KSI bahwa : “Didalam penanaman karakter terhadap siswa beberapa nilai karakter.dan adanya KSI ini diharapkan memberikan pengaruh positif terhadap pembentukan karakter siswa.Karena kegiatan ini sudah ditunjang dengan adanya tekhnologi yang canggih. Seperti adanya LCD untuk menampilkan pembelajaran yang dikemas untuk menampilkan hal-hal positif, dan juga tempat yang disediakan oleh pihak sekolah yang memadai untuk penuinjang kegiatan Ekstrakulikuler tersebut .” Seperti yang diungkapkan salah seorang anggota akhwat Mutia Suciana sebagai berikut : “dengan adanya penanaman karakter hormat dan santun setidaknya kami bisa memahami bagaimana cara sopan-santun terhadap yang lebih tua seperti guru dan orang tua ataupun dengan sesama kami dilingkungan sekolah. Kami selalu ditekankan tidak boleh berbohong dengan orang lain dan diri sendiri.” 3. Faktor penghambat Kegiatan Kelompok Studi Islam dalam Penanaman Karakter Walaupun banyak sekali penunjang kegiatan yang ada di Kelompok Studi Islam Nurul Fikri ini tetapi masih banyak siswa-siswi yang masih belum bisa memahami tujuan KSI ini ataupun tentang KSI itu sendiri.Dari sekian banyak siswa hampir sedikit sekali siswa yang mau mengikuti kegiatan ini. Padahal pengertian KSI ini sudah jelas KSI adalah singkatan dari Kelompok studi islam, salah satu ekstrakulikuler yang dikemas dalam bentuk organisasi intra sekolah yang paling diminati di sekolah-sekolah.
18
Salah satu penghambat juga dari segi kesadaran siswa tentang pentingnya berakhlak mulia didalam kehidupan sehari-hari.Karena itu dalam lingkungan sekolah masih banyak ditemukan siswa yang merokok dikelas, tidak hormat terhadap guru, suka membolos, dan lebih miris lagi melihat penampilan siswi yang masih banyak nya berpakaian seksi sehingga kelihatan lekuk tubuhnya. Seperti yang diungkapkan Rusmiati : “siswa-siswi sekarang lebih kurang memahami tentang pentingnya akhlak mulia,dan juga peran dari orang tua sangat penting dalam pergaulan anak-anak sekarang. Karena sebagian besar siswa disekolah sudah membawa kebiasaan dimasyarakat yang memang penanaman karakter nya kurang ditonjolkan,tetapi kita juga tidak bisa menyalahkan pihak lingkungan keluarga dan masyarakat. Hal ini lebih ditekankan ke siswanya sendiri agar lebih diberikan pemahaman tentang karakter, makanya disekolah sudah dibiasakan mengaji sebelum memulai pelajara,dan memahami kandungan ayat-ayat tersebut sehingga mereka memahami tentang pentingnya akhlak mulia.” 4. Keberhasilan Dari Kelompok Studi Islam dalam Penanaman Karakter Adapun keberhasilan pada penanam karakter yang ditanamkan dari kegiatan Kelompok Studi Islam Nurul Fikri di SMAN 5 Banjarmasin dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari dan prestasi yang ditonjolkan oleh anggota KSI itu sendiri dengan siswa-siswi yang tidak mengikuti kegiatan KSI. Menurut Rusmiati sebagai berikut : “keberhasilan dapat dilihat dari perilaku anggota itu sendiri terhadap kehidupan sehari-hari,mereka bisa sedikit lebih bersikap sopan terhadap guru-guru atau orang yang lebih tua dari mereka, dan siswa kaum laki-laki sangat menghindari dengan yang namanya merokok, karena didalam kegiatan sangat di sarankan agar tidak merokok atau dimarahi kalau ada kelihatan anggota KSI yang merokok”
19
M. Mirza Fahlevi juga menambahkan bahwa : “dibandingkan dengan yang bukan anggota KSI, anggota KSI lebih bisa bersikap mulia terhadap sesama, dan dalam akhlak lebih bisa dikatakan lebih dari pada yang bukan anggota, dan juga prestasi yang kami tekankan dalam sekolah.” Desi Helma Permata juga berpendapat sebagai berikut : “bahwa anggota KSI akwhwat dalam berpakaian khususnya lebih sopan atau lebih tertutup, dibandingkan dengan siswi yang tidak mengikuti kegiatan KSI lebih menonjolkan kemolekan tubuhnya, padahal sangat diharamkan agama berpakaian yang auratnya tidak ditutup. Dan juga kami anggota KSI lebih bisa mengingat tentang seruan ALLAH contohnya dalam Shalat, hanya sebagian kecil saja siswa-siswi yang melakukan shalat tertama juhur.” Jadi, pada dasarnya keberhasilan dari penanaman karakter dengan sarana Kelompok studi Islam ini sudah cukup dibilang berhasil, dalam memberikan arahan dan bimbingan agar mereka bisa lebih berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari, seperti berperilaku sopan santun terhadap semua orang, berakhlak mulia. Mengenai keberhasilan yang dimiliki KSI memiliki presetasi yang lebih menonjol dan memuaskan dilihat dari prestasi mereka dalam pembelajaran dan kegiatan-kegiatan dari KSI itu sendiri.
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan program kegiatan KSI (Kelompok Studi Islam) terhadap penanaman karakter di SMA Negeri 5 Banjarmasin.
20
Hasil yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara di atas dapat dijadikan suatu garis besar yang akan dibahas mengenai Pelaksanaan program kegiatan KSI (Kelompok Studi Islam) terhadap penanaman karakter di SMA 5 Banjarmasin. Seperti hasil temuan penelitian bahwa : KSI berusaha memberikan yang terbaik untuk anggota-anggotanya dalam kegiatan yang sering dilakukan seperti mengajarkan kepada anggota bagaimana cara berdakwah yang baik, memahami isi kandungan ayat-ayat Al-Quran,dan pengembangan bakat anggota juga ditanamkan didalam kegiatan ini. Dengan kegiatan Kelompok Studi Islam ini diharapkan bisa dijadikan saluran untuk pembentukan karakter siswa.Kelompok Studi Islam menjadi sangat penting untuk menjadi pijakan dalam pembinaan karakter siswa, mengingat tujuan akhir dari Kelompok Studi Islam adalah terwujudnya akhlak atau karakter mulia. Darmiyati Zuchdi menekankan pada empat hal dalam rangka penanaman nilai yang bermuara pada terbentuknya karakter (akhlak) mulia, yaitu inkulkasi nilai, keteladanan nilai, fasilitasi, dan pengembangan keterampilan
akademik
dan
sosial
(Zuchdi,
2008:
46-50).Darmiyati
menambahkan, untuk ketercapaian program pendidikan nilai atau pembinaan karakter perlu diikuti oleh adanya evaluasi nilai.Evaluasi harus dilakukan secara akurat dengan pengamatan yang relatif lama dan secara terus-menerut (Zuchdi, 2008: 55).Dengan memadukan berbagai metode dan strategi seperti tersebut dalam pembelajaran pendidikan agama di sekolah, maka karakter
21
siswa dapat dibina dan diupayakan sehingga siswa menjadi berkarakter seperti yang diharapkan. Kegiatan Kelompok Studi Islam sangat berperan penting terhadap karakter siswa-siswi, karena menghadirkan nuansa islami disekolah, mendidik siswa agar agar berkepribadian islam dan mengenal dengan baik arti hidup, menjadi muslim yang baik wadah manajemen organisasi dan pengembangan diri, seni,bakat dan minat dalam tatanan syar”i. Selain diajarkan nilai-nilai dan wawasan islam, anggota KSI juga dibekali kemampuan menyampaikan dakwah islam dan menguasai media-media dakwah lain seperti poster, buletin dan nasyid. Dengan kegiatan Kelompok Studi Islam ini diharapkan bisa dijadikan saluran untuk pembentukan karakter siswa.Kelompok Studi Islam menjadi sangat penting untuk menjadi pijakan dalam pembinaan karakter siswa, mengingat tujuan akhir dari Kelompok Studi Islam adalah terwujudnya akhlak atau karakter mulia. B. Faktor Yang Mempengaruhi atau menghambat kegiatan Kelompok Studi Islam dalam Penanaman Karakter Berdasarkan hasil observasi dan wawncara peneliti dengan beberapa Informan diperoleh kenyataan gambaraan situasi hambatan Kelompok Studi Islam dalam menanamkan pendidikan karakter. Hasil temuan peneliti bahwa : “dalam kegiatan KSI ini diharafkan agar dapat memberi pengaruh positif terhadap Anggota-anggota KSI khususnya. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi kegiatan KSI ini baik berupa positif dan negatifnya.Dapat dilihat dari faktor penunjang dikegiatan ini
22
adalah tempat kegiatan ini dikhususkan di Mushala, adanya CVU yang diberikan pihak sekolah untuk dapat menampilkan pembelajaran yang dikemas untuk menampilkan hal-hal positif yang belum diketahui anggota, seperti film-film yang bisa mengajarjan kepada anggota bagaiman berperilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari baik disekolah, dikeluarga, dan dimsyarakat.” Keberhasilan dapat dilihat dari perilaku anggota itu sendiri terhadap kehidupan sehari-hari,mereka bisa sedikit lebih bersikap sopan terhadap guru-guru atau orang yang lebih tua dari mereka, dan siswa kaum laki-laki sangat menghindari dengan yang namanya merokok, karena didalam kegiatan sangat di sarankan agar tidak merokok atau dimarahi kalau ada kelihatan anggota KSI yang merokok, dibandingkan dengan yang bukan anggota KSI, anggota KSI lebih bisa bersikap mulia terhadap sesama, dan dalam akhlak lebih bisa dikatakan lebih dari pada yang bukan anggota, dan juga prestasi yang kami tekankan dalam sekolah. bahwa anggota KSI akwhwat dalam berpakaian khususnya lebih sopan atua lebih tertutup, dibandingkan dengan siswi yang tidak mengikuti kegiatan KSI lebih menonjolkan kemolekan tubuhnya, padahal sangat diharamkan agama berpakaian yang auratnya tidak ditutup. Dan juga kami anggota KSI lebih bisa mengingat tentang seruan ALLAH contohnya dalam Shalat, hanya sebagian kecil saja siswa-siswi yang melakukan shalat tertama juhur.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
23
1. Dalam kepengurusannya program KSI (Kelompok Studi Islam) terbagi atas divisi-divisi yang bertugas pada bagianya masing-masing. Pada umumnya KSI memiliki kegiatan yang terpisah antara anggota Ikhwan dan Akhwat. Namun kebersamaan tetap dapat terjalin antar anggota dengan rapat kegiatan serta kegiatan-kegiatan diluar ruangan. 2. Dalam kegiatan KSI ini diharafkan agara dapat memberi pengaruh positif terhadap Anggota-anggota KSI khususnya. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi kegiatan KSI ini baik berupa positif dan negatifnya. Dapat dilihat dari faktor penunjang dikegiatan ini adalah tempat kegiatan ini dikhususkan di Mushala, adanya OHV yang diberikan pihak sekolah untuk dapat menampilkan pembelajaran yang dikemas untuk menampilkan halhal positif yang belum diketahui anggota, seperti film-film yang bisa mengajarjan kepada anggota bagaimana berperilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari baik disekolah, dikeluarga, dan dimsyarakat B. Saran 1. Untuk Program kegiatan yang dijalankan oleh KSI lebih dihimbaukan lagi terhadap siswa-siswi yang belum mengikuti kegiatan bahwa peranan KSI dalam penanaman karakter sangat penting untuk mereka, dan lebih diberikan pemahaman tentang tujuan akhir dari KSI dan juga diberitahukan kegiatan-kegiatan apa saja yang ada di KSI sehingga bisa meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti KSI. 2. Diharapkan Dengan adanya kegiatan Kelompok Studi Islam ini diharapkan anggota-anggota KSI agar lebih memanfaatkan fasilitas demi menunjang
24
kegiatan KSI, dan lebih semangat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan KSI. Dan juga kepada sekolah harus selalu mendukung kegiatan KSI ini sehingga tercapainya tujuan KSI sebagai sarana penanaman karakter khususnya akhlak mulia, sehingga menciptakan siswa-siswi yang berkarakter.
DAFTAR PUSTAKA Asmani, jamal ma’mur, 2011.Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta:DIVA Press (Anggota IKAPI). Aunillah Nurla Isna. 2011. Penduan Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah, Banguntapan Jogjakarta: penerbit Laksana Azzet Akhmad Muhaimin. 2011. Pendidikan Karakter di Indonesia, Jogjakarta: Penerbit Ar-Ruzz Media Bedjo, Akhyar Zainul. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan Civic Education Untuk Perguruan Tinggi, Banjarmasin: Laboratorium PendidikanKewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Budimansyah Dasin, Komalasari Kokom. 2011. Pendidikan Karakter Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kpribadian Bangsa, Bandung: Widajaya Aksara Press Laboratorium PKn UPI. Jauhari,
dkk, 2011.Implementasi Pendidikan Karakter Pembelajaran.Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
dalam
Kabar pendidikan, 2011.Proses Internalisasi Nilai.(Online). (http://kabarpendidikan.blogspot.com. Diakses tanggal 18 Maret 2012. Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.Pedoman Pembinaan Akhlak Mulia Siswa Melalui Pengembangan Budaya Sekolah, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: Kemendiknas Republik Indonesia Kementerian Pendidikan Nasional, 2010.Pedoman Pendidikan Karakter dan Sekolah Pertaman. Jakarta: Kementerian Republik Indonesia. Mu’in,
fathul, 2011.Pendidikan Karakter Praktik.Jogjakarta: AR-Ruzz Media.
25
Konstuksi
Teoritik
&
Natta, abuddin, 2011.Metodologi Studi Islam.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Nurla aunillah, Isna, 20111.Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Jakarta: PT. Laksana. Salmiah, 2009.Aliran Teori Pendidikan Jawwad Implementasinya dalam Corak Pendidikan Islam di Indonesia.Jogyakarta.Makalah diskusi. Samani, muchlas, 2012.Konsep dan Model Pendidikan Karakter.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Somantri, ending, 2011.Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi UpayaPembinaan Kepribadian Bangsa.Bandung : Widya Aksara Press. Sudarso,
deding, 2009. Makalah Pendekatan Studi Islam.(Online) (http://www.scribd.com. Diakses tanggal 18 February 2012.
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Cemerlang Wahyu, 2009.Metode Penelitian Kualitatif (2). Banjarmasin: Universitas Lambung Mangkurat. , dkk, 2011.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Banjarmasin: Pustaka Banua. Wahyu,
Aris, 2011. Implementasi Pendiidikan Karakter. (Online) (http://ariswahyu.blogspot.com. Di akses tanggal 21 Juli 2012
26