Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
INTERNALISASI KOMPETENSI INTI UNTUK OPTIMALISASI IMPLEMENTASI KURIKULUM SMK 2013 Kajian dan Solusi Implementasi Kurikulum SMK 2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah
Oleh: Syahril Is Widyaiswara Utama PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri Jalan Pasantren Km. 2 Cimahi 40513
[email protected]
I. PERMASALAHAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 mulai diimplementasikan secara bertahap dan terbatas di sekolah. Pada awal implementasi kurikulum baru sangat wajar bila ditemui berbagai kendala di lapangan, baik yang bersifat konseptual maupun teknis. Kendala yang bersifat konseptual, diantaranya adalah masih rendahnya pemahaman peserta terhadap Kurikulum 2013, seperti: rasional, landasan, pendekatan dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum,
metodologi
pembelajaran dan penilaian hasil belajar khususnya pengembangan instrumen penilaian hasil belajar. Kendala yang bersifat teknis mengarah pada bagaimana mengaktualisasikan Kurikulum 2013 ke dalam kegiatan pembelajaran. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil belajar belum dilaksanakan sesuai
dengan
pedoman
pelaksanaan
sebagaimana
diatur
di
dalam
Permendikbud nomor 81a tahun 2013. Beberapa faktor penyebabnya, selain yang telah dijelaskan diatas, juga dikarenakan oleh tidak cukupnya waktu (jam pelajaran) yang tersedia, sarana dan prasarana yang belum memadai, guru dan siswa yang belum siap dalam menerima dan melaksanakan pembelajaran menggunakan kurikulum baru serta beberapa kendala lain. Berdasarkan capaian hasil pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 secara Nasional untuk SMK pada grafik 1 diperlihatkan bahwa belum
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 1 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
utuhnya pemahaman terhadap konsep, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dalam pengelolaan kurikulum 2013. GRAFIK REKAPITULASI HASIL MONEV PENDAMPINGAN KURIKULUM 2013 DI SMA DAN SMK 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
69%
79% 76% 72%
65% 66% 62% 58% 64% 63%
Persen
Gambar 1. Grafik capaian pendampingan Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah secara Nasional pada jenjang SMA dan SMK Hasil observasi dan wawancara terhadap guru dan kepala sekolah tentang kurikulum 2013 di sekolah model adalah: 1. Belum semua permasalahan dalam implementasi Kurikulum 2013 mendapat solusi penyelesaian melalui pendampingan, mengingat baru tiga mata pelajaran yang ada bukunya dan guru yang dilatih. Mengacu pada dokumen dan instrumen yang berkaitan dengan kurikulum, terutama berkaitan dengan SMK masih belum terselesaikan dan belum dapat diatasi permasalahannya. 2. Masing-masing Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah memiliki strategi tersendiri dalam melaksanakan pendampingan. Melaksanakan kegiatan workshop kurikulum 2013, yang diikuti oleh seluruh guru dan diikuti dengan tindakan dalam KBM. Couching dalam penyusunan RPP dan menganalisis
buku
serta
pelaksanaan
peer
Teaching.
Frekuensi
pendampingan ditambah sesuai kebutuhan masing-masing sekolah. 3. Dalam proses pendampingan oleh kepala sekolah dan/atau pengawas sekolah, setiap guru memiliki kendala sesuai dengan kondisi masing-masing dan dipengaruhi oleh masalah manajerial mengenai disiplin guru dan 2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 2 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
pengecekan perangkat mengajar guru berupa kelengkapan dokumen yang belum merata. 4. Pendampingan sudah cukup baik hanya untuk SMK sampai saat ini belum terdapat silabus sesuai kurikulum 2013 untuk mata pelajaran selain tiga mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Matematika dan Sejarah Indonesia ). Untuk SMK, belum ada kompetensi dasar (KD) untuk materi kelompok mata pelajaran peminatan (C2 dan C3) sehingga sampai saat ini masih menggunakan Kurikulum 2006 yang lama. Rekomendasi yang disampaikan agar pelaksanaan pendampingan untuk SMK lebih efektif dan efisien adalah silabus dan kelengkapan belajar selain 3 mapel yang ada diselesaikan. 5. Kendala lain sampai saat ini yang belum ada solusinya adalah tentang penilaian sikap, terutama cara mendiskripsikannya dalam rapor, karena acuannya belum ada 6. Stake holder diberi persepsi yang sama tentang kurikulum 2013 termasuk Industri terkait dengan SMK agar meningkatkan perhatian Industri terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Menyertakan Kasi kurikulum di dinas kota /kabupaten
dalam diklat kurikulum 2013. Frekuensi pendampingan
ditambah sesuai kebutuhan masing-masing sekolah dan selalu ada monitor secara berkala. Temuan lain di lapangan adalah belum semua unsur utama satuan pendidikan tersentuh oleh pelaksanaan implementasi kurikulum 2013, yaitu: 1. Beberapa kepala sekolah tidak secara langsung memberikan pendampingan kepada guru, namun diserahkan kepada wakakur atau tim kurikulum. Wakakur sebagai motor penggerak pelaksanaan kurikulum di sekolah belum pernah mengikuti diklat kurikulum 2013, akibatnya, proses pendampingan dikhawatirkan berjalan tidak efektif, dan implementasi kurikulum 2013 tidak optimal sebagaimana diharapkan. 2. Terdapat beberapa kepala sekolah yang mewakilkan panggilan untuk di wawancarai ini kepada wakil kepala sekolahnya dan didampingi kepala sekolah. Terdapat beberapa sekolah yang menerapkan kurikulum 2013,
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 3 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
walaupun gurunya belum mengikuti pelatihan diklat implementasi kurikulum 2013, 3. Sebagian guru masih rancu dengan istilah autentik dan saintifik. Pendampingan oleh petugas dari pusat masih sangat diperlukan agar tidak ada keraguan dalam melaksanakan kurikulum 2013. 4. Kepala seksi kurikulum di Dinas kota atau kabupaten belum diagendakan dalam program yang ikut mengawal keberhasilan implementasi kurikulum 2013. Pengawas selaku Pembina di daerah perlu terus ditingkatkan kemampuannya agar dapat memberikan bimbingan secara optimal 5. Sosialisasi kurikulum sebaiknya dilakukan dengan metoda workshop, sehingga sekaligus menghasilkan produk yang dapat diimplementasikan di sekolah. Pelatihan sebaiknya di lakukan sebelum kurikulum 2013 dilaksanakan Instruktur harus yang Kompeten 6. Format penilaian dan Rapor segera di sosialisasikan Silabus dan Rapor segera distribusikan ke Sekolah Rekapitulasi hasil evaluasi diklat Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah berdasarkan Hasil Evaluasi Diklat Implementasi Kurikulum 2013 (Materi Presentasi PPPPTK BMTI pada Rakor PPPPTK se Indonesia, Bandung 2013) yaitu: 1. Pengelolaan materi diklat kurang sesuai dengan struktur program dan tidak memenuhi tujuan diklat. 2. Lingkup dan kedalaman materi diklat belum cukup untuk mengubah pola pikir (mindset) peserta, karena masih berupa konsep bukan implementasi. 3. Strategi diklat lebih cocok untuk sosialisasi bukan implementasi. Kurang contoh-contoh konkret pada materi mata diklat, lebih banyak pengertian dan pemahaman, tetapi masih sedikit bagaimana pengimplementasiannya. 4. Implementasi perangkat administrasi Kurikulum 2013 belum semuanya terakomodasi pada metode pembelajaran materi diklat.
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 4 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
B. Identifikasi Masalah Kendala yang bersifat konseptual, diantaranya adalah masih rendahnya pemahaman peserta terhadap Kurikulum 2013, seperti: rasional, landasan, pendekatan dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum,
metodologi
pembelajaran dan penilaian hasil belajar khususnya pengembangan instrumen penilaian hasil belajar. 1. Belum utuhnya pemahaman terhadap konsep, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dalam pengelolaan kurikulum 2013. Sebagian guru masih rancu dengan istilah autentik dan saintifik. 2. Format penilaian dan rapor belum di sosialisasikan. Kendala lain sampai saat ini yang belum ada solusinya adalah tentang penilaian sikap, terutama cara mendiskripsikannya dalam rapor, karena acuannya belum ada 3. Lingkup dan kedalaman materi diklat belum cukup untuk mengubah pola pikir (mindset) peserta, karena masih berupa konsep pemahaman, bukan implementasi. 4. Strategi diklat lebih cocok untuk sosialisasi bukan implementasi. Kurang contoh-contoh konkret pada materi mata diklat, lebih banyak pengertian dan pemahaman, tetapi masih sedikit bagaimana pengimplementasiannya. 5. Implementasi perangkat administrasi Kurikulum 2013 belum semuanya terakomodasi pada metode pembelajaran materi diklat. 6. Pengawas selaku pembina di daerah perlu terus ditingkatkan kemampuannya agar dapat memberikan bimbingan secara optimal. 7. Pengelolaan materi diklat kurang sesuai dengan struktur program dan tidak memenuhi tujuan diklat. Pelatihan sebaiknya di lakukan sebelum kurikulum 2013 dilaksanakan Instruktur harus yang Kompeten. Kendala
yang
bersifat
teknis
mengarah
pada
bagaimana
mengaktualisasikan Kurikulum 2013 ke dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil belajar
belum
dilaksanakan
sesuai
dengan
pedoman
pelaksanaan
(Permendikbud nomor 81a)
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 5 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
1. Belum semua permasalahan dalam implementasi Kurikulum 2013 mendapat solusi penyelesaian melalui pendampingan. Mengacu pada dokumen dan instrumen yang berkaitan dengan kurikulum, baru tiga mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Matematika dan Sejarah Indonesia)yang ada bukunya dan guru yang dilatih, terutama berkaitan dengan SMK masih belum terselesaikan kelompok mata pelajaran keahlian. 2. Untuk SMK, belum ada KD untuk materi C2 dan C3 sehingga sampai saat ini masih menggunakan Kurikulum 2006 yang lama. 3. Dalam proses pendampingan oleh kepala sekolah dan/atau pengawas sekolah, setiap guru memiliki masalah manajerial dalam hal perangkat mengajar yaitu kelengkapan dokumen yang belum merata. 4. Wakakur sebagai motor penggerak pelaksanaan kurikulum di sekolah belum pernah mengikuti diklat kurikulum 2013, akibatnya, proses pendampingan dikhawatirkan berjalan tidak efektif, dan implementasi kurikulum 2013 tidak optimal sebagaimana diharapkan. 5. Kepala seksi kurikulum di dinas kota/kabupaten belum diagendakan dalam program yang ikut mengawal keberhasilan implementasi kurikulum 2013. 6. Stake holder belum diberi persepsi yang sama tentang kurikulum 2013 termasuk Industri terkait dengan SMK 7. Sosialisasi kurikulum sebaiknya dilakukan dengan metoda workshop, sehingga sekaligus menghasilkan produk yang dapat diimplementasikan di sekolah.
C. Fokus Masalah Prioritas masalah yang menjadi fokus untuk diselesaikan adalah masalah yang bersifat konseptual, yaitu masih rendahnya pemahaman terhadap filosofi dan konsep Kurikulum 2013, seperti: rasional, landasan, pendekatan dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Rendahnya pemahaman terhadap filosofi dan konsep kurikulum 2013 berdampak pada terkendala dalam perencanaan metodologi pembelajaran dan penilaian hasil belajar khususnya pengembangan instrumen penilaian hasil belajar. 2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 6 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
Masalah dari faktor konseptual akan mengarah pada masalah yang bersifat teknis yaitu terkendala pada bagaimana mengaktualisasikan Kurikulum 2013 ke dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil belajar belum dilaksanakan sesuai dengan pedoman pelaksanaan (Permendikbud nomor 81a). Fokus masalah yang perlu diprioritaskan untuk diselesaikan yaitu meningkatkan
pemahaman
terhadap
tuntutan
Kompetensi
Inti dalam
pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kompetensi Inti merupakan penjabaran
dari Standar Kompetensi
Lulusan (Permendikbud nomor 54 tahun 2013). Kompetensi Inti merupakan rujukan untuk Kompetensi Dasar, materi pokok, metodologi pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Secara teknis Kompetensi Inti menjadi rujukan untuk dokumen KI-KD, Silabus dan RPP sebagai perangkat pembelajaran pada kurikulum 2013.
D. Perumusan Masalah Kajian Berdasarkan identifikasi masalah dan analisis masalah yang akan dijadikan prioritas untuk diselesaikan tentang implementasi kurikulum 2013, maka ditentukanlah rumusan untuk kegiatan kajian ini, yaitu: “Internalisasi konsep Kompetensi Inti untuk optimalisasi implementasi Kurikulum SMK 2013 bagi Kepala dan Pengawas SMK sebagai perangkat analisis dokumen KIKD, Silabus dan RPP yang berfungsi sebagai rujukan proses pembelajaran dan penilaian pada kurikulum 2013”.
II. MATERI INTERNALISASI A. Pengertian Kurikulum Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan 2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 7 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut. B. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Tantangan Internal Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. 2. Tantangan Eksternal Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi international Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak 2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 8 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia. 3. Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut: a. pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; b. pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakatlingkungan alam, sumber/ media lainnya); c. pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); d. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); e. pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim); f. pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; g. pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; h. pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan i. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. 4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar Mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menegah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: a. tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 9 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
b. penguatan manajemen sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan c. penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran. 5. Penguatan Materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. C. Karakteristik Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: 1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; 2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; 3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; 4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar Mata pelajaran; 6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; 7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar Mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). D. Tujuan Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 10 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
E. Landasan Pengembangan Kurikulum 1. Landasan Filosofis Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut: a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini. b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, 2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 11 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama Mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik. d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik. Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia. 2. Landasan Teoritis Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar 2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 12 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluasluasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learnedcurriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum. 3. Landasan Yuridis Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah: 1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan 4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan F. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 Elemen perubahan kurikulum 2013 ini adalah sebagai dasar melakukan analisis SKL-KI_KD sebagai dasar untuk merevisi Silabus. 1. Kompetensi Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah, menetapkan Dimensi Kualifikasi Kemampuan untuk lulusan SMK yaitu: Sikap: Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Pengetahuan: Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan 2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 13 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Keterampilan: Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
Gambar 2. Lingkup dan tingkatan kemampuan Standar Kompetensi Lulusan 2. Kompetensi Inti Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut: 1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; 2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; 3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan 4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan Kompetensi Inti (KI 1,2,3, dan 4) dibedakan untuk kelas X, XI, dan XII
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 14 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
KOMPETENSI INTI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KI
KI pada Kelas X
KI pada Kelas XI
KI pada Kelas XII
Menghayati dan K1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama mengamalkan ajaran agama yang dianutnya yang dianutnya Menghayati dan K2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, disiplin, tanggungjawab, peduli peduli (gotong royong, (gotong royong, kerjasama, kerjasama, toleran, damai), toleran, damai), santun, santun, responsif dan pro-aktif responsif dan pro-aktifdan dan menunjukan sikap sebagai menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas bagian dari solusi atas berbagai berbagai permasalahan dalam permasalahan dalam berinteraksi secara efektif berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam alam serta dalam menempatkan menempatkan diri sebagai diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. K3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Memahami, menerapkan, dan Memahami, menerapkan, menganalisis, dan menganalisis pengetahuan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif faktual, konseptual, berdasarkan rasa ingin tahunya prosedural, dan tentang ilmu pengetahuan, metakognitif dalam ilmu teknologi, seni, budaya, dan pengetahuan, teknologi, seni, humaniora dalam wawasan budaya, dan humaniora kemanusiaan, kebangsaan, dengan wawasan kenegaraan, dan peradaban kemanusiaan, kebangsaan, terkait penyebab fenomena dan kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. memecahkan masalah.
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 15 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
Mengolah, menalar, dan K4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu secara mandiri, bertindak melaksanakan tugas spesifik secara efektif dan kreatif, dan di bawah pengawasan mampu melaksanakan tugas langsung. spesifik di bawah pengawasan langsung.
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung
halaman 16 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
3. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut: 1) kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1; 2) kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2; 3) kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI3; 4) kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4
Prosedur Penyusunan Kompetensi Dasar Baru SK-KD Lama Mapel per kelas
SKL Baru
•
Evaluasi • •
Mempertahankan SK KD lama yang sesuai dengan SKL Baru Merevisi SK KD lama disesuaikan dengan SKL Baru Menyusun SK KD Baru
Sumber Kompetensi [Mapel per kelas] Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Baru 7
Gambar 3. Prosedur penyusunan Kompetensi Dasar baru
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 17 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013 KERANGKA DASAR PERANCANGAN ELEMEN KURIKULUM 2013
Sisdiknas (20/2003)
SNP (PP 32/2013)
Subyek Keilmu an
SKL (54/2013) Sikap (tahu mengapa)
Pengetahu an (tahu apa)
Keterampilan
Sesuai sasaran (kelas X,XI, XII)
SI (64/2013) Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi
KI 1 Spritual
KI 2 Sosial
Menerima, merespon/menjalankan, menghargai, menghayati, mengamalkan (Krathwohl)
KI 3 KI 4 Pengetahuan Keterampilan Mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta
(Bloom-Anderson) pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
Mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, mencipta (Dyers)
(tahu bagaimana)
Taxono mi/ karakter istik
materi Kompetensi materi Kompetensi materi Kompetensi materi Unit Kompetensi Pekerja Komp materi an/ etensi Kompetensi Occupa (SK) materi si Kompetensi (SKKNI) Unit materi Komp Kompetensi etensi materi Kompetensi (SK)
Unit Komp etensi (SK)
SK SK
Standar Proses (65/2013)
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD
KD KD KD
KD KD KD
KD KD KD
KD KD KD
SILABUS DAN RPP (pendekatan saintifik) Strategi; mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, mengkomunikasikan
(penilaian otentik) mekanisme: input, proses, output bentuk: kinerja, proyek, portofolio, tertulis metode: tes‐tugas‐observasi sasaran: pengetahuan, keterampilan, dan sikap Pedoman Penyusunan dan Pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Pedoman Pengembangan Muatan Lokal; Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler; Pedoman Umum Pembelajaran; dan (81a/2013) Pedoman Evaluasi Kurikulum.
Standar Penilaian (66/2013)
MATA PELAJA RAN
MATA PELAJA RAN
Krk Dsr & Struk tur Kur’13 (70/20 13)
(Rasional, Landasan, KI, MP, Struktur, Beban belajar, KI‐KD)
Buku Teks Pelajar an (71/20 13)
IMPLEMENTASI KURIKULUM
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 18 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK Untuk SMK
KOMPETENSI INTI (KELAS X) sesuai level dari permendikbud 70/2013
KOMPETENSI DASAR (konten dari SKKNI dan tujuannya dari taxonomi sesuai level KI) 1.1
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya (Menerima,merespon/menjalankan, menghargai, menghayati, mengamalkan ) Krathwohl’s
1.2
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
2.1
(Menerima, merespon/menjalankan, menghargai, menghayati, mengamalkan ) Krathwohl’s KI-3 Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian
2.2
2.3
3.1 3.2 3.3
3.4
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
Menyadari sempurnanya konsep Tuhan tentang benda-benda dengan fenomenanya untuk dipergunakan sebagai aturan garis-garis gambar teknik dan cara proyeksi untuk menggambarkan benda Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai tuntunan dalam pembuatan gambar konstruksi geometris dan gambar proyeksi untuk menggambarkan benda Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan tanggung jawab dalam menerapkan aturan garis gambar dalam tugas menggambar konstruksi garis dan gambar proyeksi Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis, dalam menyelesaikan masalah perbedaan konsep berpikir dan cara menggambar konstruksi geometris dan gambar proyeksi Menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam melakukan tugas menggambar konstruksi geometris dan gambar proyeksi Memilih peralatan dan kelengkapan gambar teknik berdasarkan fungsi dan cara penggunaan Menganalisis garis-garis gambar teknik berdasarkan bentuk dan fungsi garis Mengklarifikasi huruf, angka, skala dan etiket gambar teknik sesuai prosedur dan aturan penerapan Menerapkan prosedur gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur
halaman 19 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
KOMPETENSI INTI (KELAS X) sesuai level dari permendikbud 70/2013 dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah (Mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta) Bloom-Anderson
KOMPETENSI DASAR (konten dari SKKNI dan tujuannya dari taxonomi sesuai level KI) 3.5
3.6
4.1 KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung
4.2 4.3 4.4 4.5
(Mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, mencipta) Dyers 4.6
Mengevaluasi persyaratan gambar proyeksi piktorial (3D) berdasarkan aturan gambar proyeksi Mengevaluasi persyaratan gambar proyeksi orthogonal (2D) berdasarkan aturan gambar proyeksi Menggunakan peralatan dan kelengkapan gambar teknik sesuai fungsi dan prosedur penggunaan Menyajikan garis-garis gambar teknik sesuai bentuk dan fungsi garis Merancang huruf, angka dan etiket gambar teknik sesuai prosedur dan aturan penerapan Menyajikan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur Menyajikan gambar benda 3D secara gambar sketsa dan gambar rapi, sesuai aturan proyeksi piktorial Menyajikan gambar benda 2D secara gambar sketsa dan gambar rapi, sesuai aturan proyeksi orthogonal
4. Mata Pelajaran a. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara SMA/MA dan SMK/MAK, maka dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas Kelompok Mata pelajaran Wajib dan Mata pelajaran Pilihan. Mata pelajaran wajib mencakup 9 (sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 24 jam per minggu. Isi kurikulum (KI dan KD) dan kemasan substansi untuk Mata pelajaran wajib bagi SMA/MA dan SMK/MAK adalah sama. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya. Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk SMA/MA serta pilihan akademik dan vokasional untuk SMK/MAK. Mata pelajaran pilihan ini memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan, dan didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Beban belajar di SMA/MA untuk Tahun X, XI, dan XII masingmasing adalah 42, 44, dan 44 jam pelajaran per minggu. Satu jam belajar 2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 20 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
adalah 45 menit. Sedangkan beban belajar untuk SMK/MAK adalah 48 jam pelajaran per minggu. Beban belajar dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks) yang diatur lebih lanjut dalam aturan tersendiri. Tabel 2: Mata pelajaran Pendidikan Menengah MATA PELAJARAN Kelompok A (Wajib) 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Matematika 5. Sejarah Indonesia 6. Bahasa Inggris Kelompok B (Wajib) 7. Seni Budaya 8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 9. Prakarya dan Kewirausahaan Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu Kelompok C (Peminatan) Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA/MA) Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK/MAK) JUMLAH JAM PELAJARAN YANG HARUS DITEMPUH PERMINGGU (SMA/MA) JUMLAH JAM PELAJARAN YANG HARUS DITEMPUH PERMINGGU (SMK/MAK)
ALOKASI WAKTU PER MINGGU X XI XII 3 2 4 4 2 2
3 2 4 4 2 2
3 2 4 4 2 2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
24
24
24
18
20
20
24
24
24
42
44
44
48
48
48
Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok Mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Kegiatan Ekstrakurikuler SMA/MA, SMK/MAK: Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dan lainlain, diatur lebih lanjut dalam bentuk Pedoman Program Ekstrakurikuler. b. Struktur Kurikulum SMK/MAK Kurikulum SMK/MAK dirancang dengan pandangan bahwa SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya adalah pendidikan menengah, pembedanya hanya pada pengakomodasian minat peserta didik saat 2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 21 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
memasuki pendidikan menengah. Oleh karena itu, struktur umum SMK/MAK sama dengan struktur umum SMA/MA, yakni ada tiga kelompok Mata pelajaran: Kelompok A, B, dan C. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan pada SMK, MAK, atau bentuk lain yang sederajat berbentuk bidang keahlian; (2) setiap bidang keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih program studi keahlian; (3) setiap program studi keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih kompetensi keahlian. Bidang keahlian pada SMK/MAK meliputi: 1) Teknologi dan Rekayasa; 2) Teknologi Informasi dan Komunikasi; 3) Kesehatan; 4) Agribisnis dan Agroteknologi; 5) Perikanan dan Kelautan; 6) Bisnis dan Manajemen; 7) Pariwisata; 8) Seni Rupa dan Kriya; 9) Seni Pertunjukan. Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/paket keahlian mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta didik mendaftar pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk pilihan Paket Keahlian dilakukan pada semester 3, berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru BK di SMK/MAK dan/atau hasil tes penempatan (placement test) oleh psikolog. Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas: 1) Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1); 2) Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2); 3) Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3). Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 22 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
dan Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha dan industri. Khusus untuk MAK dapat ditambah dengan muatan keagamaan yang diatur lebih lanjut oleh Kementerian Agama
Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Nomor : 7013/D/KP/2013 Tanggal : 04 Desember 2013 SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
NO. 1
BIDANG KEAHLIAN Teknologi dan Rekayasa
PROGRAM KEAHLIAN 1.1 Teknik Bangunan
Teknik Furnitur 1.3 Teknik Plambing dan Sanitasi 1.4 Geomatika 1.5 Teknik Ketenagalistri kan 1.2
PAKET KEAHLIAN 1.1.1 Teknik Konstruksi Baja 1.1.2 Teknik Konstruksi Kayu 1.1.3 Tekniok Konstruksi Batu dan Beton 1.1.4 Teknik Gambar Bangunan 1.2.1 Teknik Furnitur 1.3.1 Teknik
1.4.1 1.5.1
1.5.2
1.5.3
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
NOMOR KODE 001
002
003
004 005 006
Plambing dan Sanitasi Geomatika Teknik Pembangkit Tenaga Listrik Teknik Jaringan Tenaga Listrik Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
007 008
009
010
halaman 23 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
NO.
BIDANG KEAHLIAN
PROGRAM KEAHLIAN
PAKET KEAHLIAN 1.5.4 Teknik Otomasi Industri 1.5.5 Teknik Pendingin dan Tata Udara
NOMOR KODE 011
012
STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK BIDANG KEAHLIAN : TEKNOLOGI DAN REKAYASA PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK INDUSTRI
MATA PELAJARAN Kelompok A (Wajib) 1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 Bahasa Indonesia 4 Matematika 5 Sejarah Indonesia 6 Bahasa Inggris Kelompok B (Wajib) 7 Seni Budaya 8 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 9 Prakarya dan Kewirausahaan Kelompok C (Peminatan) C1. Dasar Bidang Keahlian 10 Fisika 11 Kimia 12 Gambar Teknik C2. Dasar Program Keahlian 13 Simulasi Digital 14 K3 dan Sikap Kerja 15 Penanganan Material 16 Analisa Perancangan Kerja 2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
X
KELAS XI 1 2
1
2
3
3
3
2
2
4 4 2 2
XII 1
2
3
3
3
2
2
2
2
4 4 2 2
4 4 2 2
4 4 2 2
4 4 2 2
4 4 2 2
2 3
2 3
2 3
2 3
2 3
2 3
2
2
2
2
2
2
2 2 2
2 2 2
2 2 2
2 2 2
-
-
3 4 5 6
3 4 5 6
-
-
-
-
halaman 24 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
MATA PELAJARAN
X
KELAS XI 1 2
XII
1 2 1 2 C3. Paket Keahlian Teknik Pelayanan Produksi 18 18 24 24 (031) dari spektrum 17 Pengendalian Produksi 6 6 10 10 18 Pengendalian Persediaan 6 6 6 6 19 Pengaturan Tata Letak 6 6 8 8 Peralatan Teknik Pergudangan (032) 18 18 24 24 17 Distribusi Barang 6 6 8 8 18 Pengendalian Gudang 8 8 10 10 19 Peralatan Gudang 4 4 6 6 TOTAL 48 48 48 48 48 48 Keterangan: (JP yg merah) Pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan) dengan Portofolio sebagai instrumen utama penilaian. c. Beban Belajar Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. 1) Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII adalah 48 jam pembelajaran. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit. 2) Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu. 3) Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu. 4) Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak 16 minggu. 5) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu. Setiap satuan pendidikan boleh menambah jam belajar per minggu berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 25 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
Catatan: dirancang pada silabus SMK minggu efektif kelas X (smt 1=20 mg dan smt 2=20 mg); XI (smt 3=20 mg dan smt 4=16 mg); XII (smt 5=20 mg dan smt 6=18 mg). 5. Analisis Silabus Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran Analisis silabus dilakukan dengan memperhatikan beberapa aturan penulisan silabus sebagaimana hal-hal berikut: • KD3 dg KD4 harus linier, jika tidak penomorannya di sub kan (KD 3.1.1; 3.1.2; KD 4.1) • Jumlah jam silabus = dg kelipatan jam pada struktur (contoh 6 JP/minggu efektif), dan upayakan per minggunya genap • Penataan Jam Pelajaran setiap KD Mapel pada silabus harus selesai pada semester yang sama (jangan berlanjut pada semester atau kelas berikutnya) . • Minggu efektif kelas X(smt 1=20 mgef-smt 2=20 mgef, XI (smt 3=20 mgef-smt 4=16 mgef), XII (smt 5=20-smt 6=18). • Jumlah Mata Pelajaran C2 maks 5 Mapel, C3 maks 5 Mapel. • Satu Mapel minimal harus diajarkan 2 semester/1 tahun. • Materi Pokok merupakan muatan dari setiap paket Kompetensi Dasar • Pembelajaran harus memuat kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan. • Penilaian harus mengukur sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan karakteristik penilaian otentik • Sumber belajar berisikan rujukan untuk kegiatan pembelajaran.
III.
METODE INTERNALISASI
A. Desain Kegiatan Internalisasi Kegiatan internalisasi Kompetensi Inti dalam penyusunan silabus dan RPP untuk kurikulum SMK 2013 direncanakan dan di desain dengan kegiatankegiatan dan alur seperti berikut:
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 26 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
Persiapan Internalisasi Identifikasi dan Perumusan Masalah
Penetapan Tema / Judul Kegiatan
Perencanaan /Desain Kegiatan
Penetapan Jadwal Kegiatan
Penyiapan Materi Internalisasi
Pelaksanaan Internalisasi Penyampaian Materi Internalisasi
Penyiapan Peserta Internalisasi
Analisis KI-KD dan Silabus untuk RPP
Pelaporan Internalisasi Evaluasi Kegiatan Internalisasi
Pelaporan Kegiatan Internalisasi
B. Penjadwalan Kegiatan Internalisasi Kegiatan internalisasi Kompetensi Inti dalam penyusunan silabus dan RPP untuk kurikulum SMK 2013 direncanakan dan di laksanakan dengan jadwal seperti berikut: No. A.
B.
C.
Kegiatan
Waktu
Keterangan
Persiapan Internalisasi 1.
Identifikasi dan perumusan masalah
2.
Penetapan tema/judul kegiatan
3.
Perencanaan/desain kegiatan
4.
Penetapan jadwal kegiatan
5.
Penyiapan materi internalisasi
Pelaksanaan Internalisasi 1.
Penyiapan peserta
2.
Penyampaian materi
3.
Analisis KI-KD dan Silabus untuk penyusunan RPP
Evaluasi dan Pelaporan Internalisasi 1.
Evaluasi
2.
Pelaporan
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 27 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
IV. PELAKSANAAN DAN EVALUASI INTERNALISASI A. Pelaksanaan Kegiatan Internalisasi Pelaksanaan
internalisasi
konsep
dan
perancangan
komponen
kurikulum 2013 dilakukan berupa kegiatan penyiapan peserta, penyampaian materi dan aktivitas peserta melakukan analisis tuntutan Kompetensi Inti (KI) terhadap Kompetensi Dasar (KD). Juga melakukan analisis silabus berdasarkan KI-KD. 1. Penyiapan Peserta Internalisasi Kegiatan internalisasi konsep kurikulum 2013 dilakukan melalui kegiatan In House Training yang dilaksanakan pada tingkat Propinsi dan Satuan Pendidikan. Juga dilakukan berupa coaching pada saat kegiatan monitoring dan evaluasi implementasi kurikulum 2013 pada satuan pendidikan yang ditunjuk sebagai model. 2. Penyampaian Materi Internalisasi Penyampaian materi dilakukan dengan metoda ekspositori dan tanya-jawab, diskusi-kelompok dan penugasan. 3. Analisis KI-KD dan Silabus untuk RPP Analisis KI-KD merupakan kegiatan analisis yang dilakukan peserta terhadap muatan Kompetensi Dasar (KD) berdasarkan tuntutan tingkatan taksonomi sikap Krathwohl’s, taksonomi pengetahuan Bloom’s dan Anderson serta keterampilan dari Dyers pada Kompetensi Inti (KI). Juga analisis terhadap level pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif pada Kompetensi Dasar (KD). Analisis juga dilakukan pada silabus untuk melihat konsistensi penulisan KI-KD, indikator, pembelajaran, penilaian, waktu dan sumber belajar.
B. Evaluasi Kegiatan Internalisasi Evaluasi kegiatan internalisasi dari konsep Kompetensi Inti yang harus terakomodasi dalam sasaran dan muatan dalam Kompetensi Dasar dilakukan pada kegiatan workshop berupa IHT terhadap pengawas, kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan 2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 28 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
atau satuan pendidikan. Kegiatan internalisasi dan evaluasi berupa coaching juga dilakukan sewaktu kegiatan monitoring evaluasi implementasi kurikulum 2013 sekolah sasaran. Hasil evaluasi kegiatan internalisasi mengungkapkan bahwa dengan terpahaminya konsep Kompetensi Inti yang harus terakomodasi dalam sasaran dan muatan dalam Kompetensi Dasar, lebih terhayati dan lebih yakin menerapkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian otentik. Penulisan RPP lebih fokus untuk dapat memenuhi tuntutan SKL melalui sasaran pencapaian KI-KD berdasarkan kemampuan melakukan analisis dokumen silabus.
V. PELAPORAN DAN HASIL INTERNALISASI A. Pelaporan Kegiatan Internalisasi Pelaporan kegiatan internalisasi ini dilakukan dengan sistematika pelaporan kegiatan mulai dari identifikasi dan perumusan masalah, berdasarkan permasalahan implementasi kurikulum 2013 dari kasus-kasus pada dokumen yaitu: 1. Capaian hasil pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 secara nasional untuk SMK 2. Hasil observasi dan wawancara terhadap guru dan kepala sekolah tentang kurikulum 2013 di sekolah model. 3. Temuan lain di lapangan tentang belum semua unsur utama satuan pendidikan tersentuh oleh pelaksanaan implementasi kurikulum 2013. 4. Rekapitulasi hasil evaluasi diklat Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, berdasarkan Hasil Evaluasi Diklat Implementasi Kurikulum 2013 (Materi Presentasi PPPPTK BMTI pada Rakor PPPPTK se Indonesia, Bandung 2013)
B. Hasil Internalisasi Berdasarkan analisis permasalahan dari dokumen-dokumen evaluasi implementasi kurikulum 2013, maka ditetapan tema /judul kegiatan yaitu 2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 29 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
Internalisasi Kompetensi Inti dalam penyusunan Silabus dan RPP Kurikulum SMK 2013. Pelaporan
ini
menitikberatkan
pada
penyiapan
materi
untuk
internalisasi konsep KI dan KD dalam penyusunan silabus dan RPP pembelajaran kurikulum 2013. Kegiatan internalisasi konsep kurikulum 2013 dilakukan berupa IHT dan coaching sewaktu pelaksanaan monitoring dan evaluasi implementasi kurikulum 2013. Berdasarkan hasil internalisasi konsep kurikulum 2013 melalui kegiatan IHT dan coaching, maka pemahaman para pengawas, kepala sekolah dan guru semakin utuh dengan tuntutan perubahan pola pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dan pola penilaian otentik.
DAFTAR PUSTAKA Allen, L. (1973). An examination of the ability of third grade children from the Science Curriculum Improvement Study to identify experimental variables and to recognize change. Science Education, 57, 123-151. Barron, B., & Darling-Hammond, L. (2008). Teaching for meaningful learning: A review of research on inquiry-based and cooperative learning. Retrieved from http://www.edutopia.org/pdfs/edutopia-teaching-for-meaningfullearning.pdf. Barrows, H.S. & Tamblyn, R.M.. (1980). Problem Based Learning: an Approach to Medical Education. New York: Springer Publishing Cumming, J.J. & Maxwell, G. S. (1999). Contextualizing Authentic Assessment. Assessment in Education, 6(2), 177–194. Dahar, RW., 1991. Teori-Teori Belajar. Penerbit Erlangga, Jakarta. Dahlan, M.D. (1990). Model-Model Mengajar. Bandung: Diponegoro. Sugiyono, Prof. Dr. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Florin, Suzanne. 2010. The Success of Project Based Learning. [Online]. Diakses di http://www.brighthub.com/education/k-12/articles/90553.aspx (18 Oktober 2011)
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 30 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
Gatlin, L., & Jacob, S. (2002). Standards-based digital portfolios: A component of authentic assessment for preservice teachers. Action in Teacher Education, 23(4), 28–34. Grant, M. (2009, April). Understanding projects in project based learning: A student’s perspective. Paper presented at Annual Meeting of the American Educational Research Association, San Diego, CA. Grisham-Brown, J., Hallam, R., & Brookshire, R. (2006). Using authentic assessment to evidence children's progress toward early learning standards. Early Childhood Education Journal, 34(1), 45–51. Ibrahim, Muslimin. 2005. Asesmen Berkelanjutan: Konsep dasar, Tahapan Pengembangan dan Contoh. Surabaya: UNESA University Press Anggota IKAPI Kemdikbud, (2013), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Jakarta. Kemdikbud, (2013), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi, Jakarta. Kemdikbud, (2013), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Jakarta. Kemdikbud, (2013), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian, Jakarta. Kemdikbud, (2013), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, Jakarta. Kemdikbud, (2013), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81.A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta. Melvin L. & Silberman. (1996). Active Learning: 101 Strategies to Teach any Subject. USA: Allyn & Bacon Mudjiman, Haris. 2006. Belajar Mandiri, Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press) Proyek Due Like Universitas Indonesia. (2002). Panduan Pelaksanaan Collaborative Learning & Problem Based Learning. Depok: UI
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 31 dari 32
Internalisasi Kompetensi Inti untuk Optimalisasi Implementasi Kurikulum SMK 2013
Salvia, J., & Ysseldyke, J. E. (2004). Assessment in special and inclusive education (9th ed.). New York: Houghton Mifflin. Siburian, Jodion. 2010. Model Pembelajaran Sains, Jambi: Universitas Jambi Sudarwan, Prof., (2013), Asesmen Otentik, Makalah pada Workshop Kurikulum, Jakarta Sudarwan, Prof., (2013), Pendekatan-pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran, Makalah pada Workshop Kurikulum, Jakarta Sudjana, D. (1982). Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. Bandung: Lembaga Penelitian IKIP Bandung Syah, M., 1996. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Wiggins, G. (1993). Assessment: Authenticity, context and validity. Phi Delta Kappan, 75(3), 200–214.
2014 PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik Industri
halaman 32 dari 32