INTERAKSI MASYARAKAT......
INTERAKSI MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN, SAKIT DAN KEMATIAN (SUATUTINJAUANASPEKMEDIS - ANTROPOLOGIS) Drs. Trubus dan Dr. Jimmy Lumanau'
Abstroct In anthropologt perspectives, the health of human being is like a cultural corutruction inwhich it coversmen's adaptation infacing the social and physical environmental changes.In other words health is an integral and holistic part of lfe. Thus illness and death are unvoidable in human's life. Through its culture people exploit their capacity, notural resources and their social relations to reach and defend the good health. In practice every culture has its ownways in responding to health an death problems.
Pendahuluan Kesehatanmenrpakanbagianyang integraldari kehidupan.De,mikianpula sakit dan kemdian tidak terelakkan dalam kehidtryan manusia.Maqyamkat melalui k*udalaannya segala kemarytrannla srmber dqa alam dan hubungan-hubrmgan mereka sosial untuk menryertahankan kesehatan dan me,ncapai pula bailq dan menanggulmgi masalah-masalah kesehatan. Terdapat cara-cara ),ang nrenghadati budayadalam kematiandm meryerlalarkanorangyangmeninggal Pembangrmankes*atan di Indonesiatelah semakinditingLatkansejak Pefita PertamahinggaPehta-pefitaselanjutqa.Berbagaipelosokdaerahdi tanahair yang semila behmterjmgkau old pelayanankcselatm biomedis,kinitelah meryerol& be,rbagaifislitas dan pelaymm kcsehatm.Telah banyak pula prograrnprogram kesehatanlmg diterapkanmelahritahapanwaktu danwilayah. Dad bubagai pengalamandqlam pelaksanaanprogmfrprogram pelayanan keselatanbagi masyarakatselamaini seringdirasakanbahwamasalahyangdfuadapi tidak selaluberkenaandenganhambatandalamaksesterhadapinformasidan sarana kesehatanmodern, melainkanpada masalahsrlitnya mengubahpenlalu setelah pengetahuan banr iil dfuerole,h.Hal ini terjadi karena masyarakat mast I
24
D<sorFalafiasKedr{cteraukrida
Meditehvol. 7,No.20,Juli - olaober 1999
INTERAKSIMASYARAKAT...... persepsiatau keyakinanbudayamerekatentangsehatdan sakit, mempertahankan yang behm tentu sesuaidengan pengetahuanbiomedis yang diterinra rnelalui paryrhharr kesehatan.Ah'batnyaterdapatpemanfaatanyang kurang optimal dari yang tersediauntuk merrrpetahankan fasilitaskesehatarr kesehatanatau mencari pertolongan kesehatan.Misalnya parelitian Meutia Swasono, dkk (1987), mernbuktikanbahwaterdapathambatanyangsignifikandalampelaksanaan program pancegahan dernamberdarahdi Pekalongaqmeskipurpengetahuan turtang demam berdarahdan srmbernyatelahdipa'olehmelaluiberbagaipenyrluhankesehatan yang intensif Hal ini rnenurjukkanbahrvadalampembangruran kesehatan,kebudayaan, khusrmya psrsepsr,keyakinandan kepercayaanyang bersifat budaya mengenai kesehatandan keadaansehat,sakit dan juga ksmatiaq yang melandasiberbagai sikap dan perilaku dalam mengfradapibertagai kondisi kesehatandan kernatialr, tidakdapatdiabaikan. Makalah ini akarrmenfiahastentangpflsepsi rnasyarakatmengenaikesehatan, sakit dan kemiatiandalam konteks budaya. Bagaimanakonsep-konseptersebut dipersepsikarrdbahami dan dijalatkan melalui bertagai cara, didefinisikandarr dipenganrhiolehlingkungan-lingkungan lokal tetenq perludipelajari sosial-budaya sehingganrakna dari kesehatan,paryakit, penyanbuhan dan kematian dalaln berbagaikebudayaan dapatdipahamisecaralebilrbaik. Dari situpulareryonssikap danperilakumasyarakatdalamrnencariperlolongankesehatandapatdideskripsikan. Persepsidan keyakinanbudayatentangkesehatan,sakit dan kematian.iugadapat rnanjelaskan, mengapa masl terjadiberbagai perilakuyangmasilrku.*g ataubelurn tnendukurgdicapainya yangbai( sepertil'angdiharapkan pembangu{ul kesehatan kesehatan.
Kesehatan,Kebudayaandan Penyakit:BeberapaDefinisi 'kesehatan" World Healtlt (hgcrnization(WHO) mendefinisikan sebagai"suatu keadaanyarg menunjukkanadarya kesehatanyang utuh secarafisih mental dan sosiaf dan bukan semata-mata ketiadaan penyakit dan ketidakberdayaan (kelernahan)" (Smet,I 994;IGlangie,1994). Kunstadterrnernberikandefnrisikebudayaansebagai'largetahuan, keyakinan, nilai-uilaidan pedlakuyang ditransmisikansecarasoasialdan ditedmabersanuolelr warga dari sratu kelonpok peududuk".t ebilrLurjutdikatakanbahwakesehatandan penyakit rnerupakankon*nrksi budaya,yarg berkaitandengar purgertiannormal danabnonnalmenurutpandangan berbagaikategoriindMdudalamzuatukelonpok budaya. Walauprur defuisi matgandturg aspek psrsamaanpada berbagai
Meditek L'ol.7.No.20.Juli - Oktober1999
25
INTERAKSIMASYARAKAT...... kebudayaaqmisahryamengenaibatasan-batasan turtang kernanpuan'normal" dari hftuh dalam merjalankan firngsinya, naniln kelompok nrasyarakat dengan kebudayaanyang berteda menryunyaiklasifikasidan definisi yang bubeda pula morgenai sehat,keadaansakit,penyakit,rnauprmukuran-ukurannya. Karura srlit mtuk merqeroleh penerapanyang universalterhadapukuran 'kualitas dari skala kehidupan"(IfunSadter,1996:2). Pmyakit dapatdilihat dari konteksmedis(disease)dankonteksbudaya(illness) Memrnrt Hehmn, Penyakitmuupakan suatu kondisiyang abnormalmenunrtsegi medis, dilihat sebagaisuafu'kesahran",dengan'kepnbadian"dari sidom qresifik cfr disease terdiri atas sebab.sebabkhusrg gambaran Hinisrya, hasil dari pemeriksaandi rumah sakit, etiologinya,prognosissertaperawatannya.Disease bersifrt rmiversaldalambentulqperkembangan dan isinya,danmenrptmyaiidentitas berulang.Namrm dari hal itu belumtemasuk dimensisosial-budaya danpsikologis dari disecue,yang menentukanmakna penyakit itu bagi pasiur dan kehrarganya (Helmarl'I 985:67-68; Fo$er & AndersoqI 986:50). D piluk lain menurut Kleinman(1983:69) illness adalahkonsepbudayadari perryektif pasierl merupakan respons dari pasien dan keluarganyaterhadap kondishrya,yaitu keadaansakitnya.Khususryahal itu berkenaandengancara-cara yang ditenpuh pasiendan keluarganyauntuk menginterpretasikan asal nn'la dan pentingpya kejadian tersebut, patgaruhnya tuhadap perilaku penderita dan hubtngannya dengan orang laiq serta langkah-langkahyang dianegap harus ditenryuhmtuk mangatasikondisi sakitnyaitu. Dalam illnessterdapatpula makna penyakitbagi dirinya.
Persepsi tentang Kesehatan dan Sakit dalam Berbagai Kebudayaan Padabanyakmasyarakatdi lndonesia,keadaan"sehat"rrrnrmnyasecarabudaya dipersepsikansebagai'tidak terdapatnyagangguanatau rasatidak nyamandalam tubtilrnya", bukan 'hilangnya penyakit dari tubuh". Ada kalanya orang maryu menjelaskardenganmrdah atti "sehat"daribertragaisegibudaya.Salahsafucontoh adalahanggapanpadaorangSmda diDesa Irmbahffii, KecamatanCikalongkulon, kabupatenCiatfur yang menhubrmgkankeadaansehat dengankda. Menunrt mereka, ciri utarna orang sehat adalah"dapatbekerja". tebilr jauh lagi persqpsi budaya seteryat menyatakanbahwa orang yang sehat (yaog kesehatanfisik dan murtal) adalahmerekayang 'bisa bekerja, enak ntakan,normal ingatan,pwya ag^mA,rajin mandi,berwajahceriadan tidak prmya
26
Meditek Vol. 7.No.20.Juli - Ohober 1999
INTERAKSIMASYARAKAT...... hutang". Sebaliknya,oriurg yang surlat(gerury) adalah orang yang ngaringlaft (meringlcukdi teryat tidur), tidak bisabekerja,tidak enakmakandanpmya hutang (Faraal99l:5G51). Nanm padalrrnurrnyaoranglebihm.rdahrurtuk menjelaskan tentangafti sakit daripadasehat,yaitu turtang sratu kondisitertentuyang dinilaimemberikanindikasi akanadanyapuryakit, atausebaliknya, kondisiyangbukandianggappenyakitkarena keberadaannyadianggapwajar. Sebagaicontoh, dalam masyarakatIfuripan di KecamatanWatumalang,sutu daerahdi datarantinggi KabupatenWonosobo (Jawa Tengah), terdapat sejumlah anak yang menriliki rambut yang berguryal-guryal, saling terkait dan melekat, yang disebut rambut gembel. Penduduk seteryat tidak melihatnyasebagaipenyakit, melainkanhanya sekedar sebagaikeadaanyang tidak lazirq meskbur nrurcuhryararnbutgembel itu selalu diikaftirasa sakit dan gangguankesehatanberupabadanpanasselama15-40hari, gatal-gatalbuangair (mencret)dar pusing.Menrrnfi persepsibudayamasyarakat, anak-anakberambutgembelitu tetap sehat,dankeadaanini merekaterima sebagai '\,\'ansan" d^ tt@an dari leluhur merekayang bemamaKyai lQladete sebehrmia pergr ke alam gaib. Padahalmenurut pandangur medis, ranrbut gembel rtu merupakanketidaknonnalanranrbut,yang akhimyaakanmenyebabkan turnbuhnya jauur danterjadinyasarangkutu sedakannurgkinan timbuhryakebotakan.Keadaan ini diperkirakan disebabkan (Andis,1989:5-6,10-11,77). olehfaktorge,netika Demikianpula menurutpandangansebaglanmasyarakatSturdadi DesaCidahu, KecamatanParangkuda,kabupatur Sukabumi,mereka "selalu sehat".Walaupun diakuibahwakadang-kadang merekapusingsebagaisratu konsepbudaya,keadaan ini ditanggapisebagai'bukanpenyakit"oleh sebagian pendudu( karena'lusing itu wajar bagi orang hidup". Karqla merasatidak perlah margalamigangguanyang lebihberatdari pusing,merekamengilnggapdid 'tidak pemahsakit".Namundi desa yang samaterdapatsebagianparduduk lainnyaymg menganggappusingdan sakit kepala sebagaigangguan,meski dinilai sebagaigangguanriogao karena tidak mengganggu aktirzitas rutin(Rahayu,1988:ll7). Defrrisi sakit menunrt konsepsibudaya penduduk Desa Cidahu ialah : (l) perasaimtidak nyaman;(2) puubahan atau kelainanfisik yang dirasakan;dan (3) terganggmyaaktivitasdan produktivitasdalamkehidupansehari-hariKeadaanini ditanggapi secara befteda, yang berkisar alrtam tetap melalarkan pekerjaan sehari-hari,mengrnangipekerjaandar beristirahatparuh. Penyakityanglazimadalah batuk dan Mkit kulit, sariawan,kecacingan,sakitperut pada anakbalita. Sariawan misahrya, dianggap sebagai gangguanyang dikategorikan .iogan atau biasa, meskipun rnngkin hal itu terkait pada masalahku.aog gizi Klasifikasitingkat
Meditek Vol. 7. No.20.Juli - Ohober 1999
27
INTERAKS I MASYARAKAT...... keparahandihhatdari ketahantubuh"danperasaantidak nyamanyang mengganggu aktivitassebagaiukuran(RahayqI 988: 126). Pandanganbahwa sakit adalah "dirasakannyagangguan", sering berakfrat penyakit dianggap srdah sembuh,karena rasa sakit sudah tidak terasa lagi Panrtangan budaya mengenai"sakit' dan 'lrenyakit" rrmrrrmya dilihat dari penyebabnrya. Banyaksekalitulisanyangmenfiahastentangsisernmedistradisionaf baik yang berasaldari Tradisi Besar (Si$ern pengobatanYtmani-Arab,India dan Cina) rnaupm dari tradisi-tradisilokal di berbagaipenjurudrmia,menjadisalcitatau timbuhya puryakit disebabkanoleh : (l) ketidakseimbangan un$r-unsur di dalam tubuh(patologihumoral);(2) bertagaimacamkelaratangaib;(3) ketidatrharmonisan hubungandalaminteraksisosial;dan(4) kCIidaklarmonisan dalamhubrmganantara nunusiadanlingkunganalarnnya. Puryakit dianggapterjadiketika keseimbangan atauharmoniterganggu.Dalam etiologi penyakityang bersifatpa'sonalishkpu4 penyakitdianggapterjadi karena adanyahubrmganyangtidak harmonisantarmanusiadankekuatangaib,atauantara sesamamanxia yangmenyebabkan intervensikekuatangaibmelaluislir. Karenaitu penyembuhanditujukantmtuk meryeftaiki hubunganyang nrsak atau terganggu ih1 mentrut cara-carabudayadalamkornmiti yangbersangkutan. Persepsimasyarakatbahwapenyaldtdisebabkan oleh shir danbubagai kekuatan gaib rnasihbanyakdiyakiniolehmasyarakatdi bertagaipelosoktanahair, tidak saja padatenpat-tenpat yangjauh di pedesaan terpencifnamrurjuga di linghmgankota dengan peradabanyang korrpleksb seperti di kota mehopolitan Jakarta. D kecamatan Cilincing, misalnya, peny*it panas pada b"y yang menyebabkan kejang-kejang,lianggapterjadi karenagangguangendsruwohrtam(buburuk),yffi9 menginginkanbayi sehinggabayi yang behrmcukup semingguusianyatidak boleh tidur tanpaditemani Apabila pnas (sumeng)terjadr,padasorehari orangtua sang bayi membakartimbrmanpasak(gabahpadi), dan menaburkangaramdan cabaidi luar runcah.Perilakarini diyakini sebagaicma yang efektif rmtuk mengusirbeburuk (Sulaksono,l988:60). Di desa Cilnrjang, kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, juga masih keyakinanakanshir sebagaihal yangmeninrbulkangangguankesehatan cukry hrat. Menurut persepsipeminryinnonformalsetenpat, sihir menyebabkan kortan merasakannyeri-nyeridan keadaanitu dianggaphanyabisa disembuhkan dengandoa oleh tabib durgan marggunakanayat srci. Meninggahya seseorang setelahdiobati ataubehrmssryat diobati,menrpakantakdir dantak dapatdiganggu gugat. Selainitu terdapatanggapanbahwapenyakitjuga terjadikarenasebab.sebab
28
Meditek vol. 7.No.20.Juli - ohober 1999
TNTERAKSI MASYARAKAT...... alamialqsepeftilingkunganalamyangburuk (terlaludingin,panaqkora angin),dan gangguanmaklrhrkhalus. OrangCidahudi JawaBaratjuga percayaakanetiologipsnyakityangdisebabkan oleh takdir, sebagaihulilman ataskesalahanyang disadarimauprmtidak disadari (Rahayal988:130).Penyakitkarenaguna-$xradiyakini oleh62,12 7o reqronden juga terjadi karenakanalanganyang maniqranya, (66 orang). Sakibryaseseorang 'sebab-alabat". Morgenai hal ini, ada anggapanbahwa orang menjadi dalam arti sakit karena salahmakan atau karenakehujanan(konsepsinaturalisik). Ada pula pandanganbahwadernambisatujadi karenaetiologinattuali$ih atauprm etiologi personali$ik Misahya demamyang berpolapadajarak beberapahari padawaktu yang teratur, yaitu arfara maghrfuhiogga srbuh (dmgan prurcaknyadi tengah nralam),diyakini sebagaiparyakit yang tidak wajar, terjadi karenaguna-gunaatau meskipuntelah karemahukumanTuhaq apabilapenyakititu tidak sembuh-sembuh diobatiolehdokter. Etiologi penyakit yang berasal dari hal-hal yang bersifat gaib atau akibat kesalaha4 tidak hanyaberkenaandenganpenyakitfisik melainkanjuga mengenai penyakitjiwa. Mutnut penelitiant ambertiniDasion(1993:65-70),di linghrngan masyarkatAdonaradi KabupatarFloresTilrnr, NusaTenggaraTirmr, yangkaun wanitanyamerymyai perananpenting dalarnmenemrnkain, sakitjiwa dianggap terjadi karenapelanggarantabu yang berkenaandenganprosespembuatankain tentm. Khususrya hal itu tujadi alcibat pelanggarantairadap nilai-nilai dan nonruFnorrnayang berlaku bagi para wanita penenun,dalam meryerlakukan bahan-bahan tenur (moti{ burang dan lainJain)dan kegiatanmenemm.Demikian pula di JawaTengall sakitjiwa terjadi ahbat gum-gunayang masrknyake tubuh terhadaporang seseorangtajadi sebagaihukumandari Tuhan atas kesalahannya lain, ataukarenapelanggaranatastabu. Penyakitsemacamini dianggaphanyabisa diobati oleh dukun. Selain itu ada anggapanbahwa sakit jiwa terjadi karena yangjuga hanyadapatdikeluarkan masrlcryaroh jahat ke dalamtubuh seseorixrg, olehdukun(Mulyal4199I :6I ). Dalam porelitian terhadap sejumlah parghuni lokalisasi Kramat Ttmggak, terdapat anggapanbahwa PHS (penyakitakibat hubrmganseksral)yang ditandai dengan adanyagejala 'teputrharL kencing tidak lancar, kencing panas dan rasa sakit", yang dikategorikansebagaipenyakitringarl dirasakanantara l-4 hari dan hilang setelahberobat (Prameswari,l993'.73).Artinya, penyakit dianggaptelah serxbuhjika gangguantak terasalagi. Selainitu timbuhryabisul pada alat kelamin dianggapsebagaipenyakitdalamkategorisedang,tidak parall yanglamanyaantara 7-10 hari Bisul disertaidenganwajah pucat, tidur yang terganggq nafur makan
Meditek vol. 7, No.20,Juli - ol
29
INTERAKSI
I\,IT{SYAIIAKAT......
terganggudan perasaancepatlelah,nanrunakansembuhsetelahpenderitaberobat ke dokter. Penyakit dalam kategori 'barah" adalahAIDS, Nama dan informasi tentang AIDS telah diperolehpenghuri lewat penyuluhankesehatanrutin yang mereka terim4 namm karena mereka belum pernah terkena/ meudedtaAIDS, maka keparahannyasrlit dibayangkanatau dirasakan.Anggapanpara penghrmiterhadap kemmgkinanterjangkinryaAIDS atasdiri merekaadalahbahwapenyakitini hanya dihrlarkan lewat orang asing yang Wemanya kotor, sementaraWenxa orang Indonesiatidak kotor. Karena tidak pernah ada langgananorang asing, maka beberapapenghmi dengan persepsi dmikim menganggapdiri mereka tidak mrngkin terjangldtpenyakitAIDS (Ibid. 86) "hlm
Menjelang Mati dan Kematian dalam BerbagaiKebudayaan Setiap kebudayaanmemiliki ideologi dan keyakinan sendiri (tennasrk yang berasaldari agama ) murgenai "menjelangmafr" (dying) dan kematian(fuath). Namm inti dari isu pokok yang melewatibatasbudayatentangkematianadalah, mengenaicara bagaimanamembuat seseorangmeryrmyai kualitas hidup yang terbaik salryai saatnyaia menuhp mata.Pandangantentangkematianberasaldari kebudayaaq khusrsrya kepercayaantradisional atau agama. Kajian terhadap beltragaipeninggalandari nrasakebudayaanmegalitikunl misahyamenlryulkan adanya kepercayaantentang kehidupan sesudahnlati, adanya drmia roh dan hubrmgan antara yang hidup dan yang mati Upacara penguburan kembali tulang-tulanglehrlnr ditujukanturtu.kmenqlerloat foufrrnganini, dan memantapkan kekuatanlehhw di durdaroh untuk membantukesejahtoaanketunmannyayang mas.hhidup. Dunia roh rn1 memrut kebudayaanToraja, terlstak di arah selatan. Dalam bubagai kebudayaandi fuiia terdapatberbagaipandanganbudayatentang letak druriaroh dan dmia gaib, baik yang mengacupadaarahmata angin,maupun yangvertikal (atasataubawah). Terdapatpula pandangandari bermacammacamagamatentangperjalananroh nunusia menurut keloryok usia (anak-anak atau dewasa) sesudah nyawa meninggalkantubub mengenaibmtuk kehidupansesrdahmafi, yang rrnnrnnya dianggap sebagaikehidupanabadi Telah lazim pula diketahuiturtang konsepsi reinkamasidalamagamaFfmdudanBudha,yang dianggapharusdialanriseseofimg yangmarjalanisana(va saryai saatnyaketikarohnyatidak akanlahir kernbali,yang dalam agam Budha disebut mol<saialah saat sewaku roh lenyap atau ptmah (Gnmg dan Craig,1996:24),Umat Katolik misahya,menganggapanakkecil yang
30
Meditekvol. 7.No.20.Juli - omober1999
INTERAKSIMASYARAKAT...... meninggaldrmia akal langsmg masuk srga dan mejadi bidadari-bidadari kecil (Foser&Anderso4l986:15). Demikian pula marurut keyakinan unut Islaq kehid'pan ses.rdahmati lebft beriurga daripadakeftidry; di funia dan kekar Sesrdah mati roh ken'bali kepada sang p€rcpta tmtrk moryatu durganNya (z"anan 1996:4). orang Islam meyakini bahwa anak-anakkecrl yang **iogga sebehrmakil baliq akanlangsmgmasrk srga, bahkanakanmurjadi pi,,or*glrri orang tuanya mtuk mendapatkanpenganrymar da'menjadi penjeryut mleka menujusrga (Suparlan,lgg7). yang hina atau sia-siadirasakanoleh parderita penyakit berstigma seperti AIDS di Thailand atau di Uganda. Saat penantiankematian ditanglapi dengan keputusasaandan kepedftaa terutama ketika nraqyarakat menolak bersinryati kepada p_en{eritaalaibat persepsinegatif tentang etiolog penyakit yang berkembangdi rnasyarakat 9o*ig"u fiq ll(ubeba,te"e6). Di lain piha! karena penyakit berat dihadapi dengan'perlawananatau kepasrahan. lematian sejumlahpenderitakanker merawanp*yutityu-oryai bataskemanryuan mereka yn* bertaharLdenganhasilsembuhataumaringgat Sebagianpasienlainnyakalah karenakurangnyadayajuang,sebagaialnibatteputusasaan atau pertinnbanlanhin sepati biaya pargobatan,perasaanterabaikancuo t tiua"* aot*g* *riut o*i kerabat dan handai taulan. Kematian ditangapi dengan b"tugui perasaan. Meni'ggahrya seseorangyang dicintai sewajamya,o*i,on*r" teseailan uagi kehrargaterdekat.Kepedihandapatditmjukkan denganberbagai cwa yangbersifat budaya,misahryadenganmenyinryankesedihan*i*u p"b;i seputi Lrynrmnya w,[ga maqyarakatdi L-aut T.ogah, Tirur Tengah dan haq atau menyatakan ratapan yang terpola seperti pada masyarakatBatak dan masyarakatDani di Indonesia. Kenratiar arrak-anaku'runmya diterinu secarapasarq karena imbaranmasrk srga menurutpersepsi_ataukryakinan yangmerekaanut,kesualipadamasyarakat 'kren", yangmenilaianakatasdasarkepen^ingan sehingggakematiananakdirasakan amatberat.Di linglnmgankebudalaansernacamini tematian tidakjarang amaaafi de,ngan ketakutal karenapadamaqyarakat denganprinsipkekerabatanrmilinealdan mengangggappenting fiktor ketunman dalam firngsi pewarisan harta dm non materiallainnyaitq kematiananak dari jenis kelamin tertentu atau anak turggal mafadi cobaanamatberat. Maqyarakatdi fuar kebudayaanBarat (Asia dan Afiika) cenderung me,rehadapi kematiandengankewajaran,denganadanyaadat mengantarkan orang sekaratke saatterakhimyadenganiringandoa-doa.Morjauhi individu-individu tertent' yang sedangsekaratdapatterjadikarenamerekamuryandangpenyakit ber*igma ,hb.;
Meditelq Vol. 7,No.20,Juli _Ohober 1999
3l
INTERAKSIMASYARAKAT...... kesalahannyasendiri,yang behrm dapat diterima oleh kebudayaannya(Kaleeba,
1ee6). Di lingkungan masyarakatyang mengenal konsepsi reinftamasi,ke,matian umurxrya dilihat sebagaisratu babakakhhkehidupanmasakini yangakanberlanjr* juga padamasyarakatyang percayatakdir, pada kehidupanlnasil d.pan. Denmkian rlianggap kematian sebagaisuatuymg tak teftindarkan.Keyakinanakanke,matim sebagaitakdir, rurnrnnyammorl bersamaandenganpersepsitentangkehidupandi akfiiratyang lebilrbaik dan abadi,sehinggakematim tidak perlu dihhatdengm rasa ketakuta4 melainkansebagai"$tatu kenilmatan". Sebaliknyaorang Barat seringm€nilaikenratim dengansikapmarolak dan rasa talflrt akankematian.Menunrt Kubler-RosgorangAmenikaSentat klusrsrya sejak awal masa kanak-kanah dipersiapkanmtuk hidup seolah-olahmereka abadi, mereka terlindung dari kenyataanbahwa posisi yang demikian itu tak dapat dipetahankan.Maka di Amenta Sedkat,menryakmhal wajar bagi banyakorang rmtuk mencapaikedewasaantanpa pernah menghadapiorang sekarat.Mereka seakandihadapkanpada anggapanbahwa 'tita tidak mati, kecuali terbrxnrh". Karena itu kematianitu sendiri diasosiasikandengankejadianyang menalutkan (Kubler-Ross,1969.2;Fo$er&Anderson,l986:34&349).Kedaaan ini berbeda denganpengalemananak-anakAsia dan Afrika, yang sering dibawa orang tua merekarmtuk menungguikehrargaterdekatlang sedangsekarathinggasaatupacara pengubruanselesai,sehinggake,matianma$k dalamprosessosialisasi merekadan dianggapwajar.
ResponPerilaku terhadap PersepsiBudaya tentang Sakit dan Penyakit Persepsidan keyakinanbudayamengenaikesehatan,sakit danpenyakitmenjadi landasan bag reryons masyarakat rmtuk menanggulangl kondisi yang dipersepsikannya. Di bawahini akm diuraftanbagaimanamasyarakatdari bubagai kebudayaanyang dideslaipsikandi atag bereryonterfiadappersepsibudayamereka tentangkeadaansehatdansakit. Berkenaande,ngankasrs rambutgembeldi Wonosobo,telah bahwa mennnrt penjelasanmedis, rambut gembel tujadi karena gangguankesehatan rambut yang diperkirakanberasal dari fiktor genetika.Namrn dengan adanya persepsibudayamorgenailegarda Kyai Ikladete, maka reryonsterhadaprambut gembelhanyadilahkan denganupacarapemotonganranfi,fi gembel.Tujuanutama dari upacaraini adalahrmtuk menjalinhubrmgandenganlehrhuryang dianggap
32
Meditehvol. 7,No.20,Juli - olaober 1999
INTERAKSIMASYARAKAT...... agarterfiindardari htukan mewarisikeadaanitu, mvruwat anakyangbersanglnrtan gembel tersebut, mengurangi berambut lehrhur,dan rmtuk sifrt agresifanak-anak ymg biasanyamenxmgmenmjukkanperilakunakal(Andisr1989:78-93). D Desa Cikujang, sratu penyakitlebih dahulu ditanggapisecarawajar, yaitu dilihat menurutetiologi nahrali$ik (alamiah),sehinggadiatasidargan obat wanmg atau dfoawa ke hrskemas. Namrn apabilakesembuhantidak juga dbe"oleh, penyakit itu diansgap terjadi karena gangguan maklhk hahN' sehingga pengobatannya hanrsdilahrkan oleh tabib yang membenkanminum air putih yang telah dibacakanayat srci (Gmaw!jayal990:81).Di sini tuhambatnyapenduduk Cikujangrmtuk menperolehaksespada saranakesehatandanperawatankes*atan biomedisyang lebft largkap daripadayang adadi desanya,muryebabkanpenduduk be"palingkepadadlftm rmtukpengobatmdanperawatannya. Keyakinanakangarrgguanroh jahat terhadapbayi menyebabkan maqyarakatdi kecamatan Cilincing Jakarta Utara, meskipm berada di lokasi terpapar pada pelayanankesehatanbiomedis, masih sering melalcukancara-ciuabudaya yang mereka yakhi dapat mencegahgangguankesehatanbayi, sehinggamengfoambat prosesmernbawabay yangsakituntuk berobatke Puskesms(Swasono,l996) Telah diuraikan me,ngenaiadanyakonsepsibahwa sakit jiwa pada wanita Adonarasebagaiakribatpelanggaran tabuyangberkenaandurgankegiatanmenenul Akti"'itas menemmmerupakantugas budayawanita seteryat yang penting,yang terjalin dalarnaktivitaskehfthaanmereka.Motifmotifkain tenrn juga mengandung maknasosialbudayayangparting dalamkehidupanmereka.Maka kasrs-kasrssakit jiwa padawanitatidak dr'bawakepadaturagamedismelainkankepadaduhr, yang selalu akan mengarahkanpraktik penyenibuhannya kepadahal-hal yang berkisar padapelanggaran tabu dalamaktivitasmenenrm. Dkenrukakan di atag bagaimanadi peradabankota mefropolitanJakartayang konryleks,persepsibudayarnasihkuat melandasiperilakuhubungan sekzualyang berisko buruk tafiadap kesehatan,walaupur penyrhrhankesehatantelah diterima secararutin. Persepsimenguraiasalnnrlapenyaht AIDS dan risiko tujangkitnya penghunilokalisasiWTS tedradapAIDS, arfara lain dapat dithat pada reryons merekaterhadapkondom Terdapatkeccndurmganrmtuk menolakkondom,karena langgananmereka bukan orang asing yang dianggappembawapenyakit AIDS. Penolakanpenggwaan kondom itu diperhrat denganadanyaanggapanumrm di lingl$ngan itu, bahwapeng$maankondom hanyaberlakubagi merekayang sakit kelamin.Makajika pengfnmilokalisasimenawarkanpenggunaankondompadapara tanru, mereka takut dianggap morderita sakit kelamiq sehinggatanm batal menggmakanjasa mereka.Selainitu motivasi utarnauntuk mencaripengobatan
Mediteh vol. 7, No.20,Juli - ohober 1999
JJ
INTERAKSIN[ASYAIL{IC{T...... kefika gangguan telah dirasakan"dih$ukan agar penyakit tidak lebfu lama mengganggupekerjaan mereka s$agai pekerja seks komersial, bukan karena kesadarantentangbahayaPenyakitFfubrmganSeks(Pramesvari,l993:121-123).
Responsterhadap Kematian Persepsitentangmenjelangmati dan kematiandi bertagaikebudayaan, mjadi landasan bagi reryons individu dan masyarakatdalam menghadapikeadaan menjelangnr,ati(pasienterminal),di antaranyadalammenjalanikehidupandengan penyakitfatal sepertikanker,AIDS danyanglainnya,tentangpandanganmengenai hak rmtuk hidup danmati, sertamengenaicaramembuatke,matian marjadi bersifrt manusiawimenurutpandanganbudayayangberlaku.Pentingnyaanakdenganjenis kelamin tertentu bagi eksi$ensi klen, sebagaipelanjut ketunman, atau sebagai pewaris nama dan harta klen memberikangambarantentang besamyamasalah keluargaapabilaterjadikematiananakdenganciri tersebut.Selanjutnya hal itu dapat mordorong prioritas pafagaan kes&atan bagi anak denganjenis kelamintertentu yang diutanrakanoleh klal atau bagi anak tunggal Frekuensiberobat ke nrmah salcit atau terq)at praktik dokter yang lebiilr t''ggi pada amaklaki-laki drlam masyarakatCina daripadaanakperempuannya, behm tentu menggamharkan lSfr buruknyakesehatananaklaki-lakidfrandingkandengananakpere,ryuan,melainkan karena prioritas mencaripertolonganpada sarana-sarana kesehatanitu dibenkan kepadaanaklaki-laki,yang dalamk$udayaan Cina dianegaplebihpentingdaripada anakperaryuan. Perlakuanterhadapmerekayarlrgdying (pasienterminal)befteda secarabudaya. FIal ini juga terlftat dari carabagaimanaanak-anakdari berbagaikebudayaandiajar tmtuk marghadapi kematian anegota keluarganya,dan menghindari rpacara penguburansebagaihal yang uajar dm begirn dari proses sosialisasimereka. Kurangterpaparmaqyarakat Amerfta Serftat secaraumrm kepadake,matian karena persepsimerekabahwa 'brang tidak dapatnr,atikecualiterbrmuh",menyebabkan keputusm kecendenmganmereka mtuk lebfu banyak meiryerahkanpenrgamhilen pada nrnrah saldt dan para dokter mengenaikeadaansekaratdan meninggahya enggotakehrargamereka. Oleh nrmah sakit, porangananbagi ormg mati yng dilalukan memrut pranata yang berlaku di lingkunganirq menyebabkanpara keharga dari almarhutn dianggap sebagai 'tanr"' (Ifubler-Rosq 1969.2; Fo$er&Anderson, 1986;llmenta, 1997). lsr pokok mengenaikenratianyang melarryui batasbudaya adalahmengenai diperolehnyakualitashidup tabarA bagrpara penderita,hinggatiba waktunyabagi
34
Meditekvol.7,No.20,Juli -owaber 1999
TNTERAKSIMASYARAKAT...... mereka rmtuk kembali kepada sang pencipta. Untuk mereka yang mendaita penyakitfita[ menantisaatkematianbisamerupakanhal yangmenyakitkan"nann'n juga menrpakanwaktu yangberisihal-halyangbennanfiatbagi diri merekamaupm oranglain. Hal ini tergantrmgdari bentukdukurgansosialyangmerekaperolehdari lingkungannya.Para penderita HIV positif di Thailand misahya, menerima perawatandi kuil Budha dad bhftsl agar kondisi HIV positif di tubuhnyatidak cepat berlanjut ke tingkat AIDS yang menyebabkankerratiannya.Bantuan dari pemberi dukungan moral dapat mengubah pandangansi penderita penyakit bersigma yang semrla merasakanakanmati sia-siadan tuhina, meqiadisiapmati denganperasiumbermartabat,dan dapat sisawaktu hidupnyarmhrk hal-halyangbermanfiattanpakeputusasaan. Selainitu pemahaman tentangpersepsikerratiandanpenilaianteftadap kennatian (misahryamati yang berranbawaatau digufied, atavprmkematianyang harus di lawan hioggu saat terakfiir) akan dapat dijelaskan,mengapafasifrtaspenopang kehidupandan fisilitas kesehatanlainnla hasl teknologi Kedokteranyang canggih dan amatmahal,dimanfaatkansecaraoptimalpadalinglilngan sosialtertenhr,tetapi koraog optirnal pada lingkungansosiallainnya,yang bukan kare,naalasm biaqa semata.Keputusanrmtuk itu dapat berasaldad pertimbangansosial-budayadari pilrak keluargayang meryersepsikankematiaA hak seseorangrmtuk hidtp dan mati, sertacarayangberwribawa rmtukmati
Penutup Dariruaian di atasdapatdisiryulkmbahwa : l. Kebudayaanmempunyaiperananpenting bagi kesehatan.Interaksi antara kebudayaan dan kesehatan dalam lingkungan yang berbeda-beda memerlukanperhatianyang lebih mendalanqterutama dalam menghadapi tantangan-tantanganlingkungan di masa depan yang dapat mendorong timbulnya berbagaimasalahbaru dalamkesehatanmanusia. 2. Persepsidan konsepsibudaya tentang sehat, sakit dan etiologi penyakit tidak dapat diabaikan sebagaihambatandalam aksesterhadappelayanan kesehatan modern, tidak saja di daerah pedesaan yang terpencil, melainkanjuga di wilayah perkotaan yang aksesnyaterhadap saranadan kemudahanmemperolehpelayanankesehatanzudahcukup besar. 3. Pandangantentangkematiandan makna kemntian(mati terhorflat, mati yang berwibawa dan bermartabat, nrati yang menakutkan) perlu dikembangkanlebih lanjut dalamlingkunganmaqyarakatdari kebudayaan Meditek vol. 7, No.20,Juli - oldober 1999
35
INTERAKSIMASYARAKA'T...... yang berbeda,bukan semata-matadari aqpekkesukubangsaanmelainkan juga dari berbagai zubkebudayaantertentu, misalnyapandangantentang mati menurut sopir-sopir angkutan umum, buruh, kaum profesional" kelompok bisnis, dan berbagaikelompok lainnya. 4. Berbagai pandangantentang kematian seperti tercantum pada butir 3 di atas diperlukan untuk memahamaipola-pola perilaku yang dinilai belunl kurang atau sudahmenyadaririsiko kematianbagi dirinya maupun orang lain , demi upaya mengurangirisiko kecelakaan.kecacatan,dan kematian yang sia-siasertamenuntutbiaya kesehatanyang besar. 5. Untuk memperolehkualitas hidup yang baik pada tahap akhir kehidupan para lanjut usia sakit-sakitan dan para penderita penyakit fatal atau penyakit fatal berstigma, peranan keluarga dan tokoh-tokoh pemberi dukungan nonmaterial lainnya di sekitar kehidupan penderita, seperti ulama, pendeta, bhikzu, kerabat dan handai taulan, diperlukan untuk memberi kesadaran akan perawatan sosial dan dukungan sosial perlu ditingkatkan di lingkunganmasyarakatumumnya.
Kepustakaan l. Andis, Chrigina, Reryon MasyarakatDesa lfuripan, Kecnnnatan Watumalang Wonosobo,JawaTengahterhadapAnak BerambutGembel laporan Penelitian, Jakarta:Pascasarjana UI, 1989. 2. Dasiortrlaxbertini, . Saldtfiwa Alabat Pelanggaran Tabu Kain TenrmSebagai: Studi lGsrs Suatu Konsep KeyakinanMasyarakatAdonora Wanita Adonar4 FloresTimrNu-sa TenggaraTimr, Laporm PenelitiaqJakarta:Pascasarjana UI, 1993. 3. Fwaz. Porggunaan Air dan Konsepsi Kebersihanpada Maqyarakat Desa Lembahsari,Kecamatan Cikalongkulo4 Kabupaten Cianjut, Propinsi Jawa Buat, I-aporanPenelitian,Jakarta:Pascasarjana UI. I 991. 4. Fo$er,G.M dan BarbaraG.AndersoqAntropologi Kesehatan,Jakarta:UI Presg 1986. 5. Gmawijaya, Jajangm,PotensiPemiryin Non Formal dalamProgramPosyandu di Desa Cikujang Kecamatan Cisaat, Sukabumi, Iaporan Penelitiaq Jakarta:Pascasarjana UI, I 990. 6. Gnung,TsampaNawang dan SienaCraig, "A Balance of Elements:Drsease, Death, md Dharma in The Himalayan Medical Contenct",Makalah pada
36
Meditebvol. 7, No.20,Juli - oHober1999
INTERAKSIMASYARAKAT...... KonferensiInte,masional'f,\lture and Heahh:A Holisic Approach to Heafth Practices",ChiangRai Thafland, 27-3 1 Mei, 1996. 7. Hehmq Ceril\ "Culhtre,Health and lllruss", BrisolWrigfot, I 985. 8. Kaleeba,Noerine, "Cting is Shming:TheCultural Contextof HIV/AIDS Cca'e", MakalahpadaKonfersmi brternasional'CultureandHealth:AHofi$ic Approach to HealthPractices",ChiangRai Thailand,27-3 | Mq 1996. 9. Kunsadter, Pder, "Culhtre,Ewiraxnenl wd Health", MakalahpadaKonferensi krternasional'Cuhure and Hefth: A Holistic Approach to Heafth Practices", ChiangRai,Ttailand\z7-3l Mei, 1996. 10. Mutyani,Yani, ReryonsKeluargaTuhadap Orang Tua yang MenderitaSakit UI, 1991. Jiwa,Laporm Penelitian,Jakarta:Pascasarjana I l. Pramesvari,RehroDamayanti,Faktor-Fakor SosialBudayayangMengfuambat Pencegahandan PengobatanPenyakitHubunganSeksral pada Wanita Ttma Susiladi LokalisasiKramatTrrnggalqJakata Utara,laporan Purehian,Jakarta, Pascasarjatra U[ 1993. 12. Rahayr,EndangMariani, PemilftanSiEemPargobatanpadaMasyarakatDesa CidahraKecamatanPanmgkuda,Kabr.patenSukahmi, Jawa Barat, I-aporan UI, 1988. Panelitian, Jakarta:Pascasarjana 13. Sulaksono,Dwi hrfo, Aktivitas WanitapadaPinggiranJakartadi Kecunatan Cilincing di Dalam Praktek Me,meliharaKaesehatanLingkmgan, laporan UI, 1988. Penelitia4Jakarta:Pascasarjana 14. Swasono, Mzutia dkh PartisipasiMasyarakat dalam Upaya Pencegahan Penyakit Denrarn Berdamh di Pekalongan,l-aporan Penelitian, Jakarta: Pascasarjana UI, 1989. 15. ZamaryFal
Meditehvol. 7,No.20,Juli - oHober 1999
37