1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi penting yang berfungsi dalam memberikan
pelayanan
kesehatan
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen penting dalam pelaksanaan pelayanan administrasi mutu dan berperan sangat penting untuk memelihara dan menjaga rekam medis pasien. Ruang lingkup unit rekam medis mulai dari penerimaan pasien sampai dengan penyajian informasi kesehatan (Budi, 2011). Rekam Medis atau catatan medis adalah catatan yang mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan, yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperoleh serta memuat informasi yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya (Huffman, 1994). Tujuan dari terselenggaranya rekam medis yaitu mempunyai nilai untuk administratif, hukum (legal), finansial, riset, edukasi, dan dokumentasi. Agar rekam kesehatan sesuai dengan tujuan, terdapat
2
beberapa syarat yang harus dipenuhi. Terutama, tentang bagaimana rekam kesehatan tersedia bagi pengguna yang berwewenang dan bagaimana data disimpan dan ditangani. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu perihal akses, fleksibilitas, terhubung dengan berbagai sumber (connectivity), dan efisien (Hatta, 2008). Pemberian pelayanan kesehatan yang berkualitas khususnya dalam lingkup rekam medis, tidak semata-mata hanya menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu tetapi perlu memperhatikan standar penilaian pelayanan rekam medis. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 12 Desember 2012 di Rumah Sakit Pusat TNI-AU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta khususnya pada Instalasi Rekam Medis, bahwa masih ada permasalahan dan kekurangan yang terdapat di Instalasi Rekam Medis yang belum terselesaikan, seperti belum terlaksananya kegiatan coding, assembling,Indexing dan pelaporan yang masih manual. Dengan masih ada nya permasalahan dan kekurangan di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Pusat TNI-AU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta maka dapat mengakibatkan terganggunya mutu
pelayanan
kesehatan
yang
ada
di
rumah
sakit
dan
terhambatnya pekerjaan yang dilakukan oleh para petugas. Sebelumnya di rumah sakit yang sama, Sunarya (2012) pernah melakukan penelitian tentang Problem Solving pada saat rumah sakit
3
akan mengahadapi akreditasi. Permasalahan yang ditemukan di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Pusat TNI-AU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta yaitu meliputi penerimaan pasien rawat inap dilakukan oleh asisten dokter di poliklinik, penumpukan pasien di depan tempat pendaftaran pasien, masih digunakannya sistem manual dalam penerimaan pasien, tidak ditemukan berkas rekam medis di rak penyimpanan, berkas keluar dari rak penyimpanan tanpa tracer, duplikasi nomor rekam medis, tidak adanya kegiatan assembling, coding, dan indexing, terhambatnya pembuatan laporan bulanan. Menurut IFHRO (2006), ada enam langkah dalam pemecahan masalah, yaitu mendefinisikan masalah, analisis sebab akibat, mengidentifikasi solusi, memilih solusi terbaik, menyusun rencana tindakan, implementasi solusi dan evaluasi. Oleh karena itu dengan dilatar belakangi beberapa uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian “Evaluasi Implementasi Solusi Dalam Problem Solving Di Instalasi Rekam Medis di Rumah Sakit Pusat TNI-AU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta” Dalam sehari di Rumah Sakit Pusat TNI-AU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta bisa menerima pasien rawat jalan sekitar 400 orang pasien untuk datang berobat baik pasien baru maupun pasien lama yang di lakukan mulai pukul 7.30-11.00 WIB. Pekerjaan yang dilakukan di Instalasi Rekam Medis di lakukan setiap hari senin-sabtu yang di
4
mulai pukul 07.30-15.30 WIB dan jumlah keseluruhan petugas yang ada di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Pusat TNI-AU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta sebanyak 19 orang petugas rekam medis dan terbagi menjadi 2 kategori yaitu Militer dan Sipil : 1. Anggota Militer 9 orang 2. Sipil (PNS) 5 orang 3. Sipil (Honor) 5 orang Di Rumah Sakit Pusat TNI-AU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta tidak ada sistem shift yang diberlakukan kepada petugas rekam medis. Sistem yang digunakan adalah piket yang akan dilakukan oleh petugas rekam medis dan petugas yang lainnya seperti perawat. Piket yang ada diberlakukan selama 24 jam, tapi untuk keesokan harinya petugas yang sudah menjalankan piket akan diliburkan.
B. Rumusan Masalah Dari uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
penulis
telah
merumuskan
masalah
yaitu
“Bagaimana
implementasi solusi dalam Problem Solving di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Pusat TNI-AU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta?”
5
C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui imlpementasi solusi dalam Problem Solving di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Pusat TNI-AU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. 2. Mengetahui hambatan yang terjadi dalam implementasi solusi dalam Problem Solving di bagian : a. Penerimaan Pasien b. Pengolahan Data Medis c. Penyimpanan (Filing) d. Pelaporan Rumah Sakit
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakii Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi danmasukan mengenai penyelenggaraan kegiatan di unit rekam
medis
khususnya
dalam
meningkatkan
kualitas
pelayanan rekam medis. b. Bagi Peneliti Menambah pengalaman dan pengatahuan bagi peneliti, serta dapat menerapkan teori-teori yang sudah didapat selama kuliah.
6
2. Manfaat Teoritis a. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat digunakan untuk bahan referensi bagi penelitilain yang memiliki tema yang sama dengan penelitian ini. b.
Bagi Institusi Pendidikan Mengetahui sejauh mana ilmu rekam medis dapat di terapkan di Fasilitas Pelayanan kesehatan dan sebagai refrensi bagi Program D3 Rekam Medis Sekolah Vokasi UGM.
E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian serupa yang pernah dilakukan: 1. Hantoro (2010), dengan judul “Pemahaman Petugas Rekam Medis Terhadap Pengelolaan Rekam Medis Sebagai Dasar Dalam Pengorganisasian Unit Kerja di RSJD DR. RM. Soedjarwadi ProvinsiJawa Tengah”. Persamaan dengan penelitian tersebut yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan subjek penelitian yang digunakan yaitu petugas rekam medis. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Hantoro adalah penelitian Hantoro bertujuan untuk mengetahui
pemahaman
petugas
rekam
medis
tentang
pengelolaan rekam medis secara konsep dan pelaksanaan
7
pengelolaan rekam medis di Instalasi Rekam Medis RSJD Dr. RM. Soedjarwadi,
serta
untuk
mengetahui
perencanaan
pengorganisasian sumber daya manusia, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi solusi dalam Problem Solving
dan
mengetahui
hambatan
yang
terjadi
selama
implementasi solusi dalam Problem Solving di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Pusat TNI-AU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. 2. Sunarya (2012), dengan judul “Problem Solving Di Unit Kerja Rekam Medis Rumah Sakit Pusat TNI-AU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta”.
Persamaan
dengan
penelitian
tersebut
yaitu
penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit yang sama, sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan subjek penelitian yang digunakan yaitu petugas rekam medis. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Sunarya
adalah
penelitian
Sunarya
bertujuan
untuk
mengidentifikasi permasalahan dan memecahkan masalah yang ada di unit kerja rekam medis Rumah Sakit Pusat dr. S. Hardjolukito Yogtakarta, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi solusi dalam Problem Solving dan mengetahui hambatan yang terjadi selama implementasi solusi di unit rekam medis Rumah Sakit Pusat TNI-AU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta.
8
F. Gambaran Umun Rumah Sakit Berdasarkan buku profil Rumah Sakit TNI-AU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta tahun 2012 diketahui bahwa semula rumah sakit ini adalah TPS yang berdiri pada tahun 1945 dan setelah beberapa lama beroperasi fasilitasnya makin berkembang, dan kemudian atas izin Departemen Kesehatan RI pada tanggal 9 April 1990 TPS secara resmi diubahmenjadi Rumah Sakit TNI Angkatan Udara “Dr. Suhardi Hardjolukito Yogyakarta” dan tergolong dalam rumah sakit kelas IV/tipe D yang pengawasanya masih oleh Lanud Adisutjipto. Karena sumber daya manusia yang terus meningkat dan fasilitasdi Rumah Sakit dr. Suhardi Hardjolukito semakin berkembang pesat, kemudian pada tahun 2004 tepatnya tanggal 1 Maret 2004 status Rumah Sakit TNI AU Dr. Suhardi Hardjolukito telah dinaikkan menjadi Rumah Sakit Tingkat III dengan Skep KASAU nomor : Kep/5/III/2004 tanggal 1Maret 2004. Semula Rumah Sakit Dr. Suhardi Hardjolukito bertempat di dalam Lanud Adisutjipto. Pada tanggal 27 Mei 2006 Rumah Sakit TNI AU dr. Suhardi
Hardjolukito
mengalami
rusak
berat
karena
terjadi
gempaYogyakarta. Oleh karena itu mulai tanggal 29 Mei 2006 secara bertahap kegiatan pelayanan kesehatan Rumah Sakit TNI AU dr. Suhardi Hardjolukito Yogyakarta dipindahkan ke bangunan yang baru yang berlokasi di Jalan Raya Janti, Yogyakarta. Rumah Sakit TNI
9
AU Dr. Suhardi Hardjolukito Yogyakarta dengan penggunaan gedung yang barunya diresmikan pada tanggal 2 Agustus 2007 oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Herman Prayitno. dan dikelola langsung oleh Markas Besar TNI Angkatan Udara yang pengawasannya di bawah Dinas Kesehatan Angkatan Udara disingkat Diskesau. Pada tanggal 12 s.d. 14 Desember 2010 Rumah Sakit dr. Suhardi Hardjolukito Diskesau telah melakukan Akreditasi Ulang Untuk 5 (lima) Pelayanan dasar, yakni Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Keperawatan, dengan hasil Terakreditasi Penuh Tingkat Dasar. Nomor Sertifikat: Ym.01.10/III.1964/10 dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, dan sekarang Rumah sakit dr. Suhardi. Hardjolukito telah menjadi Rumah sakit TK. II. a. Visi Terwujudnya RSAU dr. S Hardjolukito Menjadi Rumah Sakit Rujukan TNI di Wilayah Jawa Bagian Tengah. b. Misi 1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif , dan efisien terhadap anggota TNI AU berikut keluarganya serta masyarakat umum.
10
2) Menyelenggarakan dukungan kesehatan yang diperlukan oleh setiap operasi TNI/ TNI AU. 3) Meningkatkan kemampuan profesionalisme personel secara berkesinambungan. c. Falsafah “Jiwa dan Semangat Pengabdian TNI adalah Landasan dalam Melaksanakan Pelayanan kesehatan” d. Motto “Melayani dengan sepenuh hati bagi setiap insani” e. Tujuan 1) Terselengara dukungan kesehatan terhadap operasi TNI AU/TNI. 2) Sebagai pusat rujukan rumah Sakit TNI di wilayah Jawa Bagian Tengah. 3) Terselengaranya pelayanan kesehatan bagi personel TNI AU/TNI dan keluarga, serta masyarakat umum yang umum yang memenuhi standar. F. Pelayanan Medik Pelayanan Dokter Umum dan Dokter Spesialis serta Sub Spesialis Waktu Pelayanan Pasien di RS. dr. S. Hardjolukito: a. UGD 24 Jam b. Farmasi 24 Jam
11
c. Radiologi 24 Jam d. Laboratorium 24 Jam Poli Klinik 09.00 – 11.00 WIB Buka setiap hari Senin s.d Jumat. a. Jenis Pelayanan Medik Rawat Jalan : 1) Klinik Penyakit Dalam 2) Klinik Anak 3) Klinik Kebidanan (Obsgyn) 4) Klinik Bedah a) Bedah Umum b) Bedah Urologi c) Bedah Orthopedi 5) Klinik Mata 6) Klinik Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) 7) Klinik Gigi dan Mulut a) Spesialis Orthodonsi b) Spesialis Bedah Mulut c) Spesialis Kesehatan Gigi dan Anak 8) Klinik Syaraf 9) Klinik Kulit dan Kelamin 10) Klinik Paru 11) Klinik Jantung
12
12) Klinik Penyakit Jiwa (Psikiatri) 13) Klinik Awak Pesawat 14) Klinik Gizi 15) Akupuntur 16) Fisioterapi 17) Hemodialisa (HD) 18) Medical Check Up b. Pelayanan Rawat Inap Kapasitas tempat tidur saat ini sebanyak 164 tempat tidur yang terbagi menjadi :
13
Tabel 1 Kapasitas Tempat Tidur Bangsal di Rumah Sakit Pusat TNI -AU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta No Bangsal Kelas Jumlah 1
Mawar (kebidanan)
VIP/Kelas I Kelas II Kelas I
5 7 12
2
Melati (Perwira)
Kelas I
24
3
Anggrek (Umum)
Kelas II
45
4
Bangsal ICU
Kelas 1
9
5
Hemodialisa
Kelas II
14
6
UGD
Umum
14
7
Fisioterapi
Umum
13
8
Akupuntur
Umum
8
9
Anyalir
Umum
25
TOTAL
176
Sumber: Profel Rumah Sakit Pusat TNI-AU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta 2012
14
G. Performance Rumah Sakit Tabel 2 Performance Rumah Sakit Pusat TNI-AU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta No Jenis 2010 2011 2012 1
Bed Occupancy Rate (BOR)
34,31%
25,02%
16,16%
2
Average Lengh Of Stay (Av LOS)
3,31 hr
2,93 hr
3,40 hr
3
Turn Of Internal (TOI)
8,25 Hr
11,78 hr
70,39 hr
4
Bed turn Over (BTO)
29,05 Kali
23,22 Kali
13,39 kali
5
Netto Death Rate (NDR)
1,63%
4,100
-
6
Gross Death Rate (GDR)
25,3%
21,5%
-
Sumber: Bagian Pelaporan Rumah SHardjolukito Yogyakarta 2012
Sakit
Pusat
TNI-AU
dr.