BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas
merupakan
institusi
penting
yang
berfungsi
dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam puskesmas terdapat suatu unit rekam medis yang merupakan komponen penting dalam pelaksanaan pelayanan administrasi. Mutu pelayanan puskesmas yang baik dapat dilihat dari rekam medis yang baik pula. Menurut Hatta (2011), rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Sedangkan pelayanan rekam medis adalah kegiatan pelayanan penunjang secara profesional yang berorientasi pada kebutuhan informasi kesehatan bagi pemberi layanan kesehatan dan instansi yang berkepentingan berdasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi rekam medis. Puskesmas sebagai sebuah ujung tombak penyelenggara upaya kesehatan, bertanggung jawab untuk menyelenggarakan dan melaksanakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya. Sehingga dalam era globalisasi dalam persaingan yang bebas dan ketat ini, diperlukan adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas agar memenuhi tuntutan SMM ISO 9001. Menurut Sobana (2012) SMM ISO 9001 didefinisikan sebagai sistem yang berorientasi pada pendekatan proses. ISO 9001 merupakan sistem manajemen mutu dan merupakan persyaratan
1
sistem manajemen yang paling populer di dunia. ISO 9001 telah mengalami beberapa kali revisi dan revisi yang paling akhir adalah ISO 9001:2008. Salah satu cirri penerapan ISO 9001 adalah diterapkannya pendekatan proses. Pendekatan proses ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas manajemen mutu. Adanya prosedur kerja dan instruksi kerja menjadi acuan tertulis pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasiona, standar pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien, mengutamakan kepentingan dan keselamatan. Prosedur kerja dan instruksi kerja termasuk persyaratan dokumen SMM ISO 9001 yang harus ada untuk menjadi bukti tertulis dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Berdasarkan studi pendahuluan pada 2 Februari 2014 di Puskesmas Danurejan II Yogyakarta, bahwa pelayanan yang dilakukan selama ini ada yang belum dilengkapi prosedur kerja dan instruksi yang mengatur apa saja yang harus dikerjakan petugas rekam medis untuk melakukan pemusnahan berkas rekam medis, sedangkan di Puskesmas Danurejan II akan melakukan pemusnahan karena rak berkas rekam medis sudah penuh, sehingga harus dipaksakan dalam penyimpanannya, maka dengan adanya prosedur kerja dan instruksi kerja akan menjadi acuan dalam melaksanakan tugas. Prosedur kerja dan instruksi kerja merupakan salah satu syarat dokumen sebagai pelaksanaan SMM ISO 9001 di Puskesmas. Dengan adanya prosedur kerja di bagian rekam medis di Puskesmas Danurejan II Yogyakarta akan menjadi bukti dokumentasi kerja petugas rekam medis. Kelengkapan prosedur kerja dan instruksi kerja merupakan bagian dari akreditasi dan mutu pelayanan 2
atau SMM ISO 9001:2008. Oleh karena itu prosedur kerja penting untuk dibuat dalam persiapan SMM ISO 9001:2008. Atas dasar perancang melakukan perancangan Tugas Akhir dengan judul “Perancangan draf prosedur kerja dan instruksi kerja pemusnahan berkas rekam medis terkait dengan SMM ISO 9001:2008 di Puskesmas Danurejan II Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah yang dikaji dalam perancangan ini adalah “Bagaimana merancang draf prosedur kerja dan instruksi kerja pemusnahan berkas rekam medis terkait dengan persiapan pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 di Puskesmas Danurejan II Yogyakarta?”.
C. Tujuan Perancangan 1. Tujuan Umum Membantu penyusunan dalam pembuatan prosedur kerja dan instruksi kerja pemusnahan berkas rekam medis terkait dengan persiapan pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 di Puskesmas Danurejan II Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus Merancang draf prosedur kerja dan instruksi kerja pemusnahan berkas rekam medis terkait dengan persiapan pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 di Puskesmas Danurejan II Yogyakarta.
3
D. Manfaat Perancangan 1. Manfaat Praktis a. Bagi Puskesmas Memberikan masukan atau sebagai saran bagi puskesmas untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan serta sebagai bahan
pertimbangan
untuk
menentukan
kebijakan
dalam
wawasan
secara
peningkatan mutu pelayanan kesehatan. b. Bagi Lahan Perancang Dapat
menambah
pengetahuan
dan
langsung dengan mengetahui teori dari institusi pendidikan. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Perancang Dapat digunakan sebagai sarana pembanding maupun pengembangan wacana serta bahan diskusi dalam proses belajar mengajar maupun perancangan di bidang rekam medis khususnya dalam pembuatan prosedur kerja dan instruksi kerja. b. Bagi Perancang Lain Dapat digunakan sebagai referensi untuk dasar atau acuan dalam pengembangan perancangan lain.
E. Keaslian Perancangan Perancangan tentang “Perancangan draf prosedur kerja dan instruksi kerja
pemusnahan
berkas
rekam
medis
terkait
dengan
persiapan
pelaksanaan SMM ISO 9001:2008 di Puskesmas Danurejan Yogyakarta ”yang serupa dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh, antara lain: 4
1. Masfuah (2009) : “Pelaksanaan Pembuatan Prosedur Tetap Rekam Medis di RS Islam Cawas”. Hasil Penelitian : visi misi rumah sakit dan visi misi Unit Rekam Medis belum dibuat. Pembuatan protap rekam medis diperoleh diperoleh dua protap yaitu pengelolaan sensus harian rawat inap serta penyimpanan dan pengambilan berkas rekam medis. Pelaksana pembuatan protap adalah
koordinator
rekam
medis.
Pelaksana
pembuatan
protap
mempunyai volume kerja yang sangat tinggi sehingga dalam proses pembuatannya tidak fokus dan kurang mendapat penelitian. Usulan protap rekam medis diperoleh dengan membaca referensi yang terkait, wawancara, observasi dan kuesioner. Persamaan penelitian pada penelitian ini yaitu sama-sama membuat acuan kerja untuk petugas rekam medis. Perbedaan penelitian pada penelitian ini yaitu pada tujuan, lokasi dan objek perancanganan. Perancang ini dirancang di Rumah Sakit
sedangkan
perancang
meneliti
di
Puskesmas,
perancang
merancang prosedur kerja dan instruksi kerja sedangkan perancang ini hanya merancang prosedur kerja. 2. Nurfitaningsih (2009) dengan judul ”Perancangan Job Description, Instruksi Kerja Dan Standard Operational Procedure (SOP) Di Bagian Rekmed Klinik Dokter Keluarga Korpagama Yogyakarta” Hasil Penelitian : Rancangan job description, intruksi kerja dan standard operating procedure (SOP) telah dikoreksi per bagian pada bagian satu (1) sampai bagian sembilan belas (19) setuju sedangkan pada bagian dua puluh (20) kurang setuju. Dengan adanya hasil tersebut bahwa kinerja pelayanan di Klinik Dokter Keluarga Korpagama Yogyakarta akan 5
mengikuti peraturan yang belaku sesuai standar yang sudah disepakati. Standar tersebut akan diikuti dengan cara berhahap. Persamaan penelitian pada perancangan ini yaitu sama-sama merancang acuan kerja termasuk merancang instruksi kerja. Perbedaan yang diteliti pada peneliti ini adalah lokasi yang dituju disini menggunakan klinik dokter keluarga sedangkan perancang menggunakan puskesmas dalam perancangan. 3. Wulandari (2008) judul “Evaluasi Standard Operational Procedure Pasien Masuk Rawat Inap di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang” Hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan pelaksanaan pekerjaan petugas di TPPRI RSUD Muntilan Kabupaten Magelang dikelompokkan menjadi 6 yaitu pendaftaran pasien dari klinik, pendaftaran pasien dari UGD, pendaftaran pasien Pre Operasi, pemanggilan pasien Pre Operasi, pendaftaran pasien CITO dan pemindahan pasien dari satu bangsal ke bangsal lain. Perbedaan terletak pada tujuan pada penelitian Wulandari (2008) ini adalah mengevaluasi SOP pasien masuk Rawat Inap untuk disesuaikan dengan urutan pelaksanaan pekerjaan petugas di TPPRI dengan cara membandingkan isi SOP dengan urutan pelaksanaan pekerjaan tersebut kemudian merevisi format dan isi SOP Pasien Masuk Rawat Inap di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang, sedangkan perancang ingin merancang prosedur kerja dan instruksi kerja retensi rekame medis terkait dengan persiapan pelaksanaan SMM ISO 9001 di Puskesmas Danurejan II Yogyakarta. Persamaan pada penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang acuan kerja untuk rekam medis.
6