BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini peranan rumah sakit diperlukan dalam menjaga kesehatan
masyarakat. Rumah
sakit
merupakan
suatu
bentuk
perusahaan jasa yang dikelola oleh pemerintah maupun pihak swasta yang bertujuan memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Rumah sakit menitikberatkan bukan pada pencapaian tingkat laba atau keuntungan tetapi juga pada pemenuhan pelayanan jasa masyarakat. Kegiatan utama sebuah rumah sakit adalah menjual jasa perawatan namun, perawatan terhadap pasien tidak akan maksimal jika persediaan obat yang dimiliki rumah sakit tersebut tidak lengkap. Persediaan obat di Rumah Sakit memiliki arti yang sangat penting karena persediaan obat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan suatu rumah sakit. Oleh karena itu, perlakuan akuntansi persediaan obat harus diterapkan oleh pihak rumah sakit untuk membentuk kelancaran dalam kegiatan
operasionalnya. Tanpa
adanya
persediaan
rumah
sakit
akan
dihadapkan pada risiko tidak dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa rumah sakit (pasien).
1
Persediaan meliputi semua barang yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual
kembali
atau
dikonsumsi
dalam
operasi
normal
perusahaan
(Harnanto:2002:222). Pengelolaan persediaan dimulai dari pembelian, penyimpanan (gudang), prosedur permintaan dan pengeluaran barang sampai ke sistem perhitungan fisik dan prosedur pemusnahan persediaan obat. Persediaan obat sangat rentan terhadap kerusakan dan pencurian . Oleh karena itu, diperlukan pengendalian intern yang bertujuan melindungi persediaan obat tersebut dan juga informasi mengenai pembelian obat lebih dipercaya. Pengendalian Intern dapat dilakukan dengan tindakan pengamanan untuk mencegah adanya tindakan pencurian atau kerusakan sejak awal pembelian obat kemudian penyimpanan obat dan pemusnahan obat yang sudah kadaluarsa. Kerusakan, kelalaian penyimpanan obat yang tidak benar, lalai dalam pencatatan dapat menyebabkan berbagai masalah salah satunya adalah catatan persediaan berbeda dengan persediaan yang ada di gudang. Dan karena aktivitas pengeluaran obat yang cukup tinggi frekuensinya , maka dilakukan pemeriksaan secara periodik mengenai persediaan obat yang akan habis dan kapan akan melakukan pembeliannya. Proses pembelian dimulai ketika pihak gudang mengajukan permintaan order
pembelian
kepada
Pedagang
Besar
Farmasi
(PBF). Kemudian
dilanjutkan dengan pengiriman barang oleh pemasok dan diakhiri dengan 2
pencatatan transaksi pembelian. Agar proses pembelian obat di rumah sakit berjalan dengan baik maka diperlukan sistem akuntansi pembelian yang baik. Dengan adanya sistem pembelian obat yang baik, dapat menghasilkan informasi mengenai jenis, kualitas, kuantitas dan harga obat. Disamping itu, dengan penerapan sistem akuntansi pembelian yang baik, maka berbagai tindakan yang bertujuan melakukan kecurangan dalam proses pembelian barang dapat dicegah. Proses
pembelian
mempertimbangkan
obat
berbagai
yang faktor
baik
oleh
diantaranya
rumah adalah
sakit
akan
dengan
cara
memilih supplier yang memperdagangkan harga obat yang terjangkau dengan tetap memberikan kualitas obat yang baik. Dengan begitu, kegiatan transaksi pembelian dapat berjalan dengan baik dengan tidak membebankan keuangan rumah sakit yang tinggi dalam pengadaan kebutuhan obat. Permasalahan yang biasanya timbul pada sistem akuntansi pembelian di rumah sakit adalah pemesanan obat pada supplier tanpa melakukan penawaran harga karena sudah menjadi kebiasaan memesan pada supplier tersebut atau dapat dikatakan rumah sakit sudah biasa berlangganan pada supplier obat yang dipercaya dan rumah sakit akan melakukan pembayaran obat yang dipesan sesuai periode jatuh tempo yang ditetapkan supplier. Seharusnya perusahaan
tetap
melakukan
penawaran
harga obat
pada
beberapa supplier yang menawarkan harga lebih terjangkau dan tidak
3
memberikan kepercayaan pemesanan obat hanya pada satu supplier saja hanya karena faktor kebiasaan berlangganan dengan tidak melakukan penawaran harga. Dengan begitu biaya yang dikeluarkan rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan obat tidak terlalu tinggi tanpa harus mengurangi kualitas obat yang dibutuhkan. Berdasarkan uraian diatas, kami bermaksud mengadakan penelitian atau
survey
di
Rumah
Sakit
Harapan
Magelang
untuk
mengetahui
bagaimana penerapan sistem akuntansi pembelian obat di rumah sakit tersebut. Meskipun pihak rumah sakit memiliki sistem dan prosedur tersendiri, kami
mencoba
mengevaluasi
dan
mengidentifikasi
sistem
pembelian obat yang diterapkan di rumah sakit Harapan Kota Magelang. Untuk itu kami menyusun penulisan Tugas Akhir ini dengan judul “Sistem Akuntansi
Pembelian
Obat
pada
Magelang”.
4
Rumah
Sakit
Harapan
Kota
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
diatas, penyusunan
Tugas
Akhir
ini
memerlukan pokok-pokok permasalahan yang digunakan sebagai acuan dalam
melakukan
penelitian
ini. Pokok-pokok
permasalahan
tersebut
meliputi : 1. Bagaimana sistem akuntansi pembelian obat pada Rumah Sakit Harapan Kota Magelang ? 2. Bagaimana sistem pengendalian intern pada pembelian obat di Rumah Sakit Harapan Kota Magelang ? 3. Apa kelebihan dan kelemahan dari sistem akuntansi pembelian obat yang diterapkan di Rumah Sakit Harapan Kota Magelang ?
1.3
Tujuan Penulisan Adapun tujuan penyusunan Tugas Akhir ini adalah : 1. Untuk mengetahui tentang penerapan sistem dan prosedur pembelian obat pada Rumah Sakit Harapan Kota Magelang. 2. Untuk
mengetahui
sistem
pengendalian
intern
pada
Rumah
Sakit
Harapan Kota Magelang. 3. Untuk mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan dari sistem akuntansi pembelian obat pada Rumah Sakit Harapan Kota Magelang.
5
1.4
Manfaat Penulisan Manfaat penyusunan Tugas Akhir ini adalah : 1. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan sarana untuk menambah dan menerapkan ilmu yang telah kami peroleh di bangku kuliah. Penelitian ini juga dapat memotivasi kami untuk menambah atau meningkatkan pengetahuan akuntansi maupun sistem akuntansi. 2. Bagi Rumah Sakit Dapat memberikan masukan atau saran-saran mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan
instansi, sehingga
rumah
sakit
dapat
berusaha
meningkatkan mutu usahanya dan mencapai tujuan yang diharapkan. 3. Bagi Pembaca Dengan diadakan penelitian ini, kami berharap laporan yang disusun dapat menambah perbendaharaan referensi bacaan bagi mahasiswa dan pembaca lainnya, khususnya bagi para peneliti lain yang permasalahnnya saling berkaitan.
6
1.5
Kerangka Berfikir Sistem akuntansi mempelajari berbagai rancang ruang bangun (design) prosedur-prosedur untuk pengumpulan, penciptaan, dan pelaporan data akuntansi yang paling sesuai dengan kebutuhan suatu perusahaan tertentu. Dalam suatu sistem akuntansi selalu terdapat formulir-formulir, buku-buku catatan, prosedur-prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data yang berhubungan dengan usaha suatu perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihakpihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi perusahaan. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, kerangka berfikir untuk pemecahan masalah mengevaluasi sistem pembelian obat di rumah sakit harapan adalah dengan menggunakan media wawancara dengan pihak yang bersangkutan dengan sistem pembelian obat di rumah sakit Harapan, selain wawancara dengan bagian pembelian, penyusunan Tugas Akhir ini juga menggunakan media dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan tertulis dari bagian pembelian rumah sakit.
7
Berikut adalah alur proses penelitian sistem pembelian di Rumah Sakit Harapan : Wawancara bagian pembelian
Observasi ke bagian instalasi farmasi
Dokumentasi Bahan
FPPO
FO
BPBM
Faktur
Keterangan : FPPO : Form Permintaan Pembelian Obat FO
: Forecash Order
BPBM : Bukti Penerimaan Barang Masuk SPMU : Surat Perintah Mengeluarkan Uang
8
Kas Keluar
SPMU