INTENSITAS APLIKASI PRINSIP KERJASAMA DALAM INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA DI MTs. SAIFUL ULUM TANJUNGBUMI TAHUN AKADEMIK 2015 Oleh: sakrim, S.Pd, M,Pd.5 Surel:
[email protected]
Abstrak Kata kunci: pragmatik, pembelajaran, bahasa Indonesia Penelitian Intensitas Aplikasi Prinsip Kerjasama dalam Interaksi Belajar Mengajar Guru dan Siswa bermaksud untuk mendeskripsikan keefektifan informasi dalam komunikasi. Inten masalah penelitian ini mencakup dua hal: (1) bagaimana intensitas aplikasi maksim kualitas? (2) bagaimana intensitas aplikasi maksim kuantitas pada interaksi akademis di MTs. Saiful Ulum Tanjungbumi. Sedangkan pendekatan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi. Objek dalam penelitian ini siswa dan guru bahasa indonesia. Hasil penelitian intensitas aplikasi maksim dalam interaksi belajar mengajar bahasa Indonesia di MTs. Saiful Ulum Tanjungbumi terdapat intensitas maksim; (1) intensitas aplikasi maksim kuantitas, dan (2) intensitas aplikasi maksim kualitas. Intensitas pengaplikasian maksim kuantitas berfungsi untuk menyampaikan informasi faktual, sedangkan intensitas pengaplikasian maksim kualitas berfungsi untuk menyampaikan informasi logis. Abstract Key word: pragmatics, learning, Indonesian This research about intensity of cooperation princip application in teaching-learning interaction of teacher and students aims to describe effectivity of communication. The aim of this research comprise of two things: (1) How is applicational intensity of quality maxims? (2) How is applicational intensity of quantity maxims in academic interaction in MTs. Saiful Ulum, Tanjung Bumi? This research used qualitative as the approach and observation as the method. The subjects is students and Indonesian teachers. It is found that application intensity of quantity maxim function in conveying factual information. Application intensity of quality maxim function in conveying logical information.
5
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Bangkalan
53
54
Latar Belakang
(Grice dalam Leech, 1993). Satu diantara
Komunikasi yaitu suatu proses keterampilan seseorang saat merealisasi penyampaian
ide
atau
pesan
saat
interaksi komunikasi. Aktivitas komunikasi yang direalisasikan penutur dan lawan tutur
adalah
memperoleh
suatu
interaksi
untuk
informasi.
Dalam
proses
berkomunikasi sesorang harus mampu mengaplikasikan
sistem
kebahasaan
dengan tepat, sebab dalam kehidupan di masyarakat
setatus
seseorang
akan
bervariasi, mulai dari tingkat pendidikan,
Aktivitas komunikasi bisa berjalan baik
saat
interaksi
apabila
standar,
dan
lawan
tutur
saling
bekerjasama
disesuaikan dengan tingkat pendidikan, sosial, ekonumi, dan budaya. Dengan adanya hal tersebut kegiatan komunikasi akan
memberikan
manfaat
terhadap
Interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar di kelas akan terlaksana apabila guru dan siswa saling melibatkan komponen-komponen komunikasi, yaitu latar participant, tujuan, dan urutan tutur. Adanya
komponen-komponen
yang
menjadi intensitas dalam komunikasi bisa teraplikasikan,
maka
kualitas
pesan,
kuantitas bahasa, dan korelasi komunikasi
Seorang
guru
diharapkan
dapat
menyampaikan idenya secara singkat, jelas, lengkap, benar, dan tertata. Siswa diharapkan
juga
dapat
berkomunikasi
sebagai respons terhadap guru. Jika antara
guru
memperhatikan
dan hal
siswa
kurang
tersebut,
kualitas,
relevansi,
kemungkinan
kejelasan
dan
cara
pesan
akan
terganggu. Acuan penelitian peda interaksi kominikasi dalam proses belajar mengajar cukup kuantitas
beralasan
dan
mempunyai
intens.
Maksud
pengkajian
penelitian terhadap interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran bisa memberikan gambaran terhadap interaksi berlangsung
dalam
proses belajar mengajar di kelas. Interaksi komunikasi sangat berperan terhadap capaian proses belajar mengajar. Jika ritorika
penggunaan
bahasa
belum
terstruktur, dan tidak terakumudasi maka proses belajar mengajar kurang efektiv. Yang seharusnya pesan atau ide dari guru terserap kepada siswa, adanya kerjasa sama yang kurang baik, akibatnya siswa tidak mengerti.
menjadi efektiv. Keefektivan
belajar-
melibatkan peran aktif guru dan siswa.
kebahasaan yang
kebutuhan informasi dalam iteraksi.
proses
dalam proses belajar mengajar di kelas
prosedur bahasa komunikasi diaplikasikan dengan terstruktur, maksunya penutur dan
dalam
mengajar berlangsung di kelas. Interaksi
kuantitas,
okonumi, dan sosial.
dengan
peristiwa tutur yang dapat diamati adalah
komunikasi
Aplikasi prinsip kerja sama dalam
dalam
interaksi guru dan siswa juga ditegaskan
proses
belajar-mengajar
mengadopsi
55
keharusan uktuk saling memahami pesan
mampu merelasikan kontek pembicaraan
penutur atau lawan tutur agar mencapai
dengan kondisi atau situasi, hal ini juga
efektivitas belagar siswa. Penelitian yang
ditegaskan oleh pakar lain.
berjudul
―Intensitas
Prinsip
Pragmatik adalah bahasa yang
Belajar
mempelajari kondisi penggunaan bahasa
Mengajar Bahasa Indonesia di MTs. Saiful
manusia yang pada dasarnya sangat
Ulum Tanjungbumi‖ dilakukan pada tahun
ditentukan oleh konteks yang mewadahi
2015 saat proses pembelajaran antara
dan melatarbelakangi bahasa itu (Mey
guru
dalam Rahardi:49).
Kerjasam
dalam
dan
Aplikasi Interaksi
siswa.
Pada
pengamatan
tersebut ditemukan hasil komunikasi yang baik.
Sehingga
definisi
di
atas
dapat
interaksi
diasumsikan bahwa pragmatik adalah
komunikasi guru dan siswa dijadikan
ilmu yang mengkaji tentang penyampaian
objek penelitian. Berikut ini hasil interaksi
pesan
komunikasi guru dan siswa dalam proses
mengkritisi pragmatik intensitas kata, dan
pembelajaran.
kalimat dalam komunikasi akan tersuplai
Guru
proses
Dari
:
Mengapa tidak memakai sapatu hitam? : Kemarin kehujanan Bu.
Siswa
ketika
berbahasa.
Fungsi
dengan baik dan efektif. Aspek-aspek Pragmatik
Pertanyaan guru kepada siswa di
Banyak aspek pragmatik yang
atas tepat, singkat, jelas dan informatif.
akan mempengaruhi interaksi komunikasi
Kedua
seseorang,
mitra
tutur
sama-sama
diantara
beberapa
aspek
mendapatkan informasi yang diinginkan.
pragmatik; (1) penutur dan lawan tutur, (2)
Dapat
yang
konteks tuturan, dan (3) tujuan tuturan.
dilakukan guru dan siswa saat proses
Ketiga aspek yang esensialnya mengacu
belajar-mengajar sudah mempunyai ciri
pada prinsip kerja sama dalam interaksi
perinsip kerja sama.
komunikasi, agar proses informasi bisa
diasumsikan
percakapan
seinformatif mugkin. Kajian Pragmatik Prinsip Kerja Sama Pragmatik adalah cabang ilmu
Konsep prinsip kerjasama idealnya
bahasa yang mempelajari struktur bahasa
pengkajian sistem komunikasi yang harus
secara
sepadan antara bahasa penutur dan
eksternal.
Yang
dimaksud
eksternal
adalah
bagaimana
satuan
lawan
bahasa
yang
digunakan
dalam
tercapai. Dalam pragmatik ada maksism-
sebenarnya
(Parker
komunikasi
yang
maksim
tutur
agar
yang
tujuan
komunikasi
menekankan
terhadap
dalam Leech, 1993). Dalam interaksi
prinsip kerjasama, hal ini di tegaskan oleh
komunikasi penutur dan lawan tutur harus
Grice
maksim
kuantitas,
(1)
buatlah
56
percakapan yang informatif seperti yang
terhadap
diminta
informan.
dengan
maksud
pergantian
percakapan yang sedang berlangsung, (2) jangan
membuat
percakapan
lebih
pesan
yang
disampaikan
Selain itu, Wijana dan Rahmadi (2009:
47)
menyatakan
informatif dari yang diminta (dalam Yule,
percakapan
2006). Maksim kuantitas menekankan
perserta
agar para pserta tutur dalam interaksi
didasarkan
memberi
yang
memadai. Maksudnya standar proses dan
memberikan
prosedur komunikasi harus benar-benar
informasi tambahan dari yang diperlukan.
diaplikasikan oleh mitra dan informan.
Berbeda dengan maksim kualitas.
Informan tidak memberi informasi akurat
informasi
dibutuhkan,
dan
Maksim
seinformatif tidak
kualitas
ini
maksim
mewajibkan
percakapan pada
setiap
hendaknya
bukti-bukti
yang
menegaskan
terhadap mitra tutur, intensitas komunikasi
dalam proses interaksi komunikasi tidak
akan rancu dan tidak akan memberi
memberikan informasi yang diyakini salah,
manfaat kepa keduanya.
dan tidak memberikan informasi yang
Difinisi di atasa berbeda dengan
kebenarannya masih dipertanyakan. Hal
maksim
ini
mengkaji kepada keinformatifan ide atau
ditegaskan
oleh
Grice
jangan
kuantitas,
maksim
mengatakan sesuatu yang Anda yakini
pesan.
salah, dan jangan mengatakan sesuatu
mengharuskan keaktualan pesan, maksim
jika
memiliki bukti yang
kuantitas menekankan kepada informan
memadai (dalam Yule, 2006). Maksim
dan mitara tutur terhadap keinformatifan
kualitas mengkritisi interaksi komunikasi
pesan. Hal ini Sudrajat
pada kebenaran informasi dari peserta
menegaskan
tutur.
menunjukkan
Anda tidak
Sudrajat menyatakan menunjukkan
(2009:
134)
maksim bahwa
kualitas kalimat
yang
diungkapkan oleh penuturnya berisi hal yang sebenar-benarnya. Dalam artian
Jika
kuantitas
maksim
kualitas
(2009:
maksim
kuantitas
bahwa kalimat
diungkapkan
oleh
134)
yang
penutur
harus
memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh lawan tuturnya. Selain
itu
pengkajian
maksim
bahwa mitra tutur saat menerima dan
kuantitas banyak didefinisikan oleh pakar
memberi informasi kuantitas pesan sesuai
kebahasaan, dalam hal ini pendapat lain
dengan
menyatakan
menunjukkan
kenyataan. bahwa
Informan
informasi
benar
menghendaki
adanya, tidak keluar dari konteks maksim
memberikan
kualitas, sehingga lawan tutur paham
secukupnya
bahwa
maksim
setiap
kuantitas pertuturan
kontribusi atau
sebanyak
yang yang
dibutuhkan oleh lawan bicaranya (Wijana
57
dan Rohmadi, 2009: 45). Saat interaksi
Tanjungbumi. Subjek yang digunakan
komunikasi baik penutur atau mitra tutur,
dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
dalam
harus
kelas VIII dan guru mata pelajaran bahasa
tersebut
Indonesia kelas VIII di MTs. Saiful Ulum
berkomunikasi
memperhatikan disebabkan
konteks.
dalam
Hal
setiap
komunikasi
Tanjungbumi.
memiliki informasi yang berbeda. Dari
Metode yang digunakan dalam
informasi yang berbeda tersebut harus
penelitian ini adalah metode simak, catat,
diperhatikan
(observasi). Teknik pengumpulan data
pula
kesesuaian
fungsi
kalimat tuturan dengan informasi, agar
adalah
komunikasi yang sedang dijalin berjalan
dilakukan dengan menyadap interaksi
lancar. Oleh karena itu, agar pesan bisa
komunikasi guru dan siswa, setelah data
seinfrmatif
terkumpul
mungkin,
setiap
pemakai
bahasa harus mengaplikasikan prinsipprinsip
kerjasam,
khususnya
sadap.
Teknik
dikelompokan
sadap
berdasar
rumusan masalah lalu dianalisis.
maksim Hasil Penelitian
kuantitas. Berdasarkan
definisi
di
prosedur dan proses interaksi komunikasi harus diaplikasikan oleh peserta tutur, dan aspek-aspek
komunikasi sekema
yang
Hasil data pada penelitian tentang
atas
memberi pemahaman bahwa standar,
memberikan
teknik
akan baik
jika
diantara peserta mempunyai pradigma, ide atau pesan bisa seinformatif mungkin apabila semua aspek interaksi komunikasi
Intensitas Aplikasi Prinsip Kerja Sama Dalam Proses Belajar Mengajar Bahasa Indonesia
Di
Tanjungbumi,
MTs.
Saiful
Ulum
dideskripsikan
sesuai
dengan rumusan masalah (1) Intensitas Aplikasi
Maksim
Intensitas
Kuantitas,
Aplikasi
Maksim
dan
(2)
Kualitas.
Berikut ini akan diuraikan hasil penelitian.
dilakukan dengan prosedur yang tepat. Intensitas Aplikasi Maksim Kuantitas Jenis Penelitian
dalam
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif, karena pada dasarnya penelitian ini menyajikan data berupa kata dan
kalimat
berdasarkan
yang pada
akan
dianalisis
rumusan
masalah
Interaksi
Proses
Belajar
Mengajar Bahasa Indonesia Kelas VIII di MTs. Saiful Ulum Tanjungbumi Tuturan yang disampaikan oleh guru dan siswa dalam proses belajar mengajar
pempunyai tujuan memberi
dalam penelitian. Objek penelitian ini
informasi. Tuturan bahasa yang terjadi
adalah Intensitas Aplikasi Prinsip Kerja
dalam interaksi komunikasi bisa dikatakan
Sama Dalam Proses Belajar Mengajar
mempunyai
Bahasa Indonesia di MTs. Saiful Ulum
mengaplikasikan
pengertaian aspek-aspek
sudah maksim
58
kuantitas apabila peserta tutur samaPertanyaan guru kepada siswa
sama mandapatkan informasi yang cukup, relatif memadai, dan seinformatif mungkin. Penggunaan
bahsa
yang
mematuhi
prinsip maksim kuantitas bisa dilihat pada
Guru Siswa Guru Konteks
: tugas beritanya di kumpulkan, Bu? : iya, kumpulkan. : temanya apa, Bu? : pendidikan. (R1/MKN/1) : siswa mempertegas tugas dari guru untuk pertemuan minggu selanjutnya, tentang mencarai beri dan menganalisis.
Wacana yang dilakukan siswa dan guru dalam interaksi komunikasi menunjukkan maksim kuantitas. Artinya data di atas cepat, tepat, dan informatif. Begitu juga jawaban guru kepada siswanya tidak melebihi maksism kuantitas, ungkapan guru tidak ada penambahan serta kekurangan informasi yang diharapkan siswa, yang diinginkan dari pertanyaan siswa kepada guru ―tugasnya dikumpulkan?‖, guru menjawab tidak. Selanjutnya siswa ingin tau tema beritanya apa?‖, guru menjawab pendidikan. Berdasarkan data dan analisis data di atas intensitas aplikasi komunikasi proses belajar mengajar siswa sudah menaati maksim kuantitas, kefektifan pesan cepat, tepat, dan sangat logis sebagai maksim kuantitas. (2) Guru : benar tugasmu dikerjakan di rumah! Siswa : benar, Bu. Guru : tulisanya tidak jelas. Siswa : pulpennya macet, Bu. Konteks
mempunyai
ciri maksim kuantitas. Artinya data di atas sudah informatif. Pertanyaan guru kepada siswa tidak melebihi maksism kuantitas,
data berikut. (1) Siswa
dalam interaksi komunikasi
: Guru kurang yakin kalau tugas yang dikumpulkan oleh sebagian siswa dikerjakan di rumah, sistematika definisi jawaban tidak terstruktur dan tulisan tidak rapi.
jawaban siswa kepada guru tidak ada penambahan serta kekurangan informasi yang diharapkan guru, yang diinginkan dari pertanyaan guru tugasnya dikerjakan di
rumah,
siswa
menjawab
iya.
Selanjudnya guru mempertegas, ―tulisan tidak terstruktur dan tidak rapi‖, siswa menjawab pulpenya macet. Berdasarkan
data
dan
analisis
data di atas intensitas aplikasi komunikasi proses belajar mengajar siswa sudah mematuhi maksim kuantitas, kefektifan pesan
sangat
logis
sebagai
maksim
kuantitas. (3) Siswa Guru Siswa
: berapa sanggahan, Bu? : satu kelompok dua. : nilaya satu kelompok sama, Bu? : iya, sama. : kelompok lima tidak menyanggah? : kami masih diskusi, Bu.
Guru Guru Siswa Konteks
:
siswa dan guru membahas sitematika presentasi saat proses belajar mengajar, siswa mempertegas tentang sanggahan dalam satu kelompok idealnya berapa sanggahan, dan standar penilaian perkelompok sama.
Pertanyaan siswa kepada guru dalam interaksi komunikasi
mempunyai
59
ciri maksim kuantitas. Wacana di atas
informasi yang diperoleh dalam interaksi
mempunyai
memadai
komunikasi meberikan informasi faktual,
sesuai dengan yang diharapkan oleh mitra
dan difinisi bisa diterima dengan pradigma
tuturnya, dan pesan sudah informatif.
logis. Penggunaan bahsa yang mematuhi
Pertanyaan siswa kepada guru dijawab
prinsip maksim kuantitas bisa dilihat pada
dengan
data berikut.
informasi
informasi
yang
yang
memadai,
pertanyaan kedua dan ketiga juga dijawab oleh
guru
diinginkan,
dengan
informasi
(4) Siswa
yang
Guru Siswa
dalam interaksi komunikasi
peserta tutur tidak melebihi dan tidak mengurangi
maksism
kuantitas.
Guru
Para
peserta tutur dalam sebuah interaksi di
: kurikulum 2013 sama dengan KTSP, Bu? : tidak sama. : di sini kurikulumnya apa, Bu? : sekarang masih menggunakan kurikulum KTSP.
atas menaati maksim kuantitas dengan tujuan agar informasi yang disampaikan dapat
dipahami
oleh
mitra
tuturnya
dengan jelas dan tidak terjadi salah paham. Berdasarkan
data
dan
analisis
data di atas intensitas aplikasi maksim kuantitas
dalam
interaksi
komunikasi
proses belajar mengajar siswa sudah menaati maksim kuantitas antar mitra tuturnya, kefektifan, dan keinformatifan pesan sangat logis.
Interaksi
Proses
Belajar
Mengajar Kelas VIII di MTs. Saiful Ulum
Wacana yang dilakukan oleh guru dan siswa saat proses belajar mengajar informasi
yang
bahasa
yang
terjadi
dalam
interaksi komunikasi bisa didefinisikan sebagai
kepada siswanya. Kebenaran informasi yang disampaikan Guru dapat dilihat dari
diberikan, guru memberikan informasi kepada siswa kurikulum 2013 dan KTSP berbeda. Pada tuturan selanjutnya Guru
maksim
kualitas,
ideal, dan faktual, Guru menyatakan bahwa kurikulum yang digunakan KTSP. Dengan hasil data dan analisis di
diyakina
benar dan tidak memberikan pesan salah. Tuturan
telah memberikan informasi yang benar
memberikan informasi yang cepat, tepat,
Tanjungbumi
memberikan
Pada wacana (4) di atas, Guru
intensitas atau keaktualan informasi yang
Intensitas Aplikasi Maksim Kualitas dalam
Konteks : wacana siswa dan guru saat interaksi komunikasi belajar mengajar membahas persamaan dan perbedaan kurikulum 2013 KTSP, wacana selanjudnya siswa menegaskan kurikulum yang digunakan di MTs, Saiful Ulum itu apa.
apabila
atas
mitra
tutur
sudah
mengimplementasikan maksim kualitas, hal itu terlihat dari kualitas pesan dari mitra tutur sangat ideal, faktual, dan nalarisasi secara logis.
60
(6) Siswa (5) Siswa Guru Siswa Guru
: SMA Negeri 1 Bangkalan dimana, Bu? : di depan RS junuk Bangkalan. : di sana ada jurusan IPA, Bu? : iya. ada.
Guru Siswa Guru Siswa Guru Konteks
: wacana siswa dan guru saat interaksi komunikasi belajar mengajar dalam keadaan membahas tema tugas pembawa acara. Siswa menegaskan kembali, tugas yang dikerjaakan cukup berupa naskah, tegas jawaban guru selain membuat naskah siswa juga haru mengekspresikan ke depan. Siswa yang lain menyanggah dari tugas dirumah jika MC boleh, guru menjawab boleh.
Konteks : wacana siswa dan guru saat interaksi komunikasi belajar mengajar dalam keadaan membahas jika nanti lulus mau melanjutkan, dia menegaskan letak SMA Negeri 1 Bangkalan di mana, dan sekolah itu ada jurusan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada wacana (5) di atas, Guru telah memberikan informasi yang cepat, tepat, ideal, dan sesuai dengan karakter keinginan siswa. Kebenaran informasi yang disampaikan Guru dapat dilihat dari intensitas atau keaktualan informasi yang diberikan, Guru memberikan informasi kepada
siswa
letak
SMA
Negeri
1
Bangkalan di depan Rumah Sakit Junok Bangkalan, komunikasi selanjutnya guru menegaskan pertanyaan siswa, di SMA Negeri
1
Bangkalan
jurusan
Ilmu
Pengetahuan Alam ada, dan sebagian siswa mempriorotaskan jurusan tersebut. Keaktualan jawaban dari guru memri karakter yang kuat terhadap aspek-aspek komunikasi. Data dan analisis data di atas semua aspek-aspek komunikasi sudah terealisasi oleh mitra tutur, sebagai kriteria maksim kualitas sangat ideal.
: Tugas minggu depan pembawa acara, Bu? : Iya. : cuma berupa naskah, Bu? : tidak. Kalian harus membacakan di depan. : kalau Mc boleh bu? : iya, boleh.
Pada wacana (6) siswa dan guru saat
interaksi
mengajar
komunikasi
memperlihatkan
belajar kaliatas
informasi yang di peroleh mitra tutur faktual, dan logis. Faktual maksudnya informasi yang duperoleh benar-benar ada, kebenaran itu bisa dibuktikan dengan fakta, sedangkan logis bisa didefinisikan hasil interaksi saat komunikasi dalam belajar mengajar informasi bisa diterima dengan nalar secara idiologis. pertanyaan siswa kepada guru tentang pembawa acara guru tegas menjawab, dan jawaban tidak kabur dari apa yang diinginkan siswa. Pertanyaan siswa selanjudnya guru memberikan informasi cepat, tepat dan benar. Kebenaran itu bisa dikonsumsi oleh akuratnya jawaban guru.
61
Dengan hasil data dan analisis di atas
mitra
tutur
Percakapan Pada Talk Show Rossy
sudah
di Global TV. Skripsi. Program Studi
mengimplementasikan maksim kualitas,
Pendidikan
Bahasa
hal itu terlihat dari akuratnya informasi
Surabaya:
Universitas
akurat, faktual, idiologis, serta naralisasi
Surabaya.
bisa diterima secara pradigma akademisi.
Imperatif
aplikasi
di
MTs.
Saiful
dan
aplikasi
kualitas.
maksim
pengaplikasian
(2)
maksim
Pragmatik. Bandung: Angkasa. Warni, Yuliko. 2001. Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dan Prinsip Sopan
intensitas
Santun
Intensitas
sedangkan
Bahasa
Pragmatik (terjemahan oleh M.D.D. Oka). Jakarta: UI Press. Rahardi, Kunjana. Pragmatik. Erlangga Rahardi, R. Kunjana 2009. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang: Dioma. 2001.
Metodelogi
Penelitian
Ilmu-ilmu Sosial dan Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press Suryani,
Lilis.
dan
2006.
Penyimpangan
Prinsip Kerja Sama Grice dalam
Crayon
Yoshito
Usui.
Sastra Universitas
Indonesia. Negeri
Surabaya. Yule,
George. (terjemahan
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip
Sunarto.
Karya
Surabaya:
pengaplikasian maksim kualitas berfungsi
Daftar Pustaka
Komik
Skripsi. Program Studi Pendidikan
intensitas
untuk menyampaikan informasi logis.
dalam
Shinchan
kuantitas
berfungsi untuk menyampaikan informasi faktual,
Bahasa
Tarigan, Henry Guntur. 1990. Pengajaran
intensitas maksim; (1) intensitas aplikasi maksim kuantitas,
dalam
dan
Bandung
Ulum
Tanjungbumi dapat disimpulkan terdapat
Sunda
Indonesia. Bandung: Balai Bahasa
maksim
dalam interaksi belajar mengajar bahasa Indonesia
Bahasa
Padanannya
Berdasarkan hasil pembahasan intensitas
Negeri
Suganda, Dadang dkk. 1998. Konstruksi
Simpulan
penelitian
Indonesia.
1993.
Pragmatik
oleh
Rombe
Mustajab).Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.