INTENSI BIDAN MELAKUKAN KONSELING KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI KOTA MALANG Annisa Fithri Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes Jl R. Panji Suroso No. 6 Malang Jawa Timur. No tlp 0341-488762 Email:
[email protected] ABSTRAK: Dampak dari perilaku berisiko pada remaja adalah kehamilan yang tidak diinginkan. Kurangnya pengetahuan, perasaan bersalah, takut atau paksaan dari pasangan menjadi alasan remaja untuk melakukan aborsi tidak aman. Pada kondisi ini seringkali remaja mencari pertolongan pada petugas kesehatan yang berada dekat dengan lingkungannya dan terjangkau. Bidan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat menjadi sumber daya potensial dalam memberikan pertolongan kepada remaja, salah-satunya melalui layanan konseling bagi remaja. Keterbatasan waktu dan keterampilan komunikasi merupakan faktor penghambat dalam melakukan konseling, sehinga perlu intensi yang kuat untuk melakukan konseling. Intensi seseorang dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif dan PBC. Jika seorang bidan memiliki intensi untuk melakukan konseling maka bidan cenderung melakukan konseling, sebaliknya jika bidan tidak memiliki intensi melakukan konseling maka hal tersebut tidak akan dilakukan oleh bidan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sikap, norma subjektif, perceived behavioral control,Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan metoda survey. Populasi penelitian ini adalah bidan anggota IBI Kota Malang. Sampel yang digunakan adalah total populasi dengan criteria inklusi: bidan yang bekerja di pelayanan kesehatan Kota Malang, bidan yang bekerja lebih dari 2 tahun. Kriteria eksklusi: bidan yang menetap sementara di luar Kota Malang dalam kurun waktu lebih dari 2 minggu. Hasil penelitian menunjukan secara simultan sikap, norma subjektif dan perceived behavior control berpengaruh terhadap intensi bidan melakukan konseling KTD pada remaja. Kata Kunci : TPB, Sikap, Norma subjektif, Perceived behavioral control, Bidan. ABSTRACT: The impactofrisk behaviors in adolescents is an unwanted pregnancy. Lack of knowledge, feelings of guilt, fear or coercion of couples become teenagers reasons for unsafe abortion. In this condition of ten adolescents seek care at health care workers who are close to the environment and affordable. Midwives as the spear head of health services in the community becomes a potential resource in providing help to teenagers, one only through counseling services for adolescents. Limitations of time and communication skills is a limiting factor in counseling, so that needs a strong intention to do counseling. Intention is influenced by attitudes, subjective norms and Perceived Behavioral Control. If a midwife has the intention to do the counseling and the midwife tends to do counseling, otherwise if the midwife did not have intention of doing counseling then it will not be done by midwives. This study aimed to analyze the influence of attitude, subjective norm, perceived behavioral control, this study is an analytic study with a survey method. The population was midwife IBI members Malang. The sample use dis the total population of the inclusion criteria: midwives who workin health care Malang, a midwife who worked more than 2years. Exclusion criteria: midwives residing temporarily out side the city of Malangin aperiod of more than 2 weeks. The results showed simultaneous attitudes, subjective norms and perceived behavioral control effect to intention of midwives do unwanted pregnancy on adolescent counseling. Keywords: TPB, attitude, subjectivenorm, Perceivedbehavioralcontrol, Midwives. Page 30 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
Maternity
PENDAHULUAN
(KTD) pada remaja yang sering kali
Peningkatan jumlah penduduk usia remaja
berakhir dengan aborsi.
hampir merata di seluruh dunia, terutama
Kehamilan
pada
remaja
dapat
di negara berkembang. Datademografidi
menyebabkan stres psikologis yang luar
seluruh
biasa. Stres psikologis yang lebih berat
dunia
peningkatan remaja,
memperlihatkan
jumlah
demikian
penduduk juga
data
usia
terjadi pada remaja dengan kehamilan
yang
yang tidak diinginkan. Hasil penelitian
dipublikasikan oleh WHO pada bulan Mei
pola
2014, menyebutkan hampir 1 dari 5 orang
mengindikasikan bahwa remaja yang
penduduk dunia adalah remaja, artinya
mengalami kehamilan tidak diinginkan
1,2 miliar orang di seluruh dunia berumur
berusaha mencari solusi untuk masalah
10
jumlah
yang dihadapinya ke bidan praktek
penduduk usia remaja berdampak pada
mandiri (BPM). Bidan praktek mandiri
bertambahnya
kesehatan
sebagai provider kesehatan yang paling
reproduksi remaja. Masalah kesehatan
dekat dengan masyarakat.Remaja yang
reproduksi remaja sampai saat ini masih
mengalami kehamilan tidak diinginkan,
merupakan masalah kesehatan di berbagai
memerlukan pendekatan khusus melalui
negara. Badan organisasi dunia (PBB)
konseling.
melansir sebanyak 16 juta gadis remaja
Hambatan pelaksanaan konseling adalah
yang
tahun
keengganan petugas kesehatan yang
melahirkan setiap tahunnya dan 3,2 juta
disebabkan oleh keterbatasan waktu dan
remaja lagi menjalani aborsi yang tidak
keterampilan
aman.
mungkin
-19
tahun.Meningkatnya
berusia
Data
masalah
di
bawah
BKKBN
18
pengobatan,
komunikasi,10
disebabkan
oleh
hal
ini
masih
2006
banyaknya masalah-masalah kesehatan
menunjukan, 21% dari 63% yang pernah
ibu dan anak yang menjadi prioritas
melakukan hubungan seksual melakukan
dalam pelayanan kebidanan. Pendekatan
aborsi.4Rendahnya pengetahuan remaja
budaya dan agama masih sulit dilakukan
tentang kesehatan reproduksi terutama
dalam
dampak
dampak dari masalah seks bebas yang
seks
bebas
tahun
pencarian
meningkatkan
jumlah kehamilan yang tidak diinginkan
Page 31 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
memberikan
solusi
terhadap
dilakukan oleh remaja.9
Maternity
Theory of Planned Behavior (TPB),
pengumpulan informasi yang dilakukan
menjelaskan
untuk
dengan cara menyusun daftar pertanyaan
melakukan suatu perilaku adalah indikasi
yang di ajukan pada responden. Cross
kecenderungan individu untuk melakukan
sectional digunakan untuk mempelajari
suatu perilaku dan merupakan anteseden
dinamika korelasi antara variabel bebas
langsung dari perilaku tersebut. Intensi
dan
untuk melakukan suatu perilaku dapat
pendekatan observasi atau pengumpulan
diukur melalui tiga prediktor utama yang
data sekaligus pada suatu saat (point time
memengaruhi
approach).
bahwa
intensi
intensi
tersebut,
yaitu
variabel
terikat
Artinya
dengan
setiap
cara
subyek
attitude toward the behavior, subjective
penelitian hanya diobservasi sekali saja
norm,
dan
dan
perceived
behavior
control.1,11,10
pengukuran
dilakukan
terhadap
status karakter atau variabel subyek pada
Faktor eksternal
yang memengaruhi
saat pemeriksaan.
(attitude toward the behavior, subjective
Populasi
norm, dan perceived behavioral control)
penelitian ini seluruh bidan diwilayah
adalah umur, tingkat pendidikan, sumber
kerja Dinas Kota Malang yang berjumlah
informasi, tempat kerja dan lama kerja
252 orang. Subjek penelitian dalam
merupakan
penelitian
faktor
eksternal
yang
dan
ini
Sampel
adalah
Populasi
bidan
yang
memengaruhi ketiga faktor tsb (attitude
merupakan anggota IBI Kota Malang.
toward the behavior, subjective norm,
Teknik sampling dalam penelitian ini
dan perceived behavioral control).
menggunakan total populasi.
Tujauan
penelitian
ini
untuk
Pengumpulan data Pengumpulan data
mengetahui bagaimanakah intensi bidan
pada
penelitian
untuk melakukan konseling mengenai
kuesioner
kehamilan tidak dinginkan pada remaja?
responden.
yang
ini
menggunakan
diisi
sendiri
oleh
Pengolahan Data deskriptif penelitian ini
METODE PENELITIAN Desain
penelitian
kuantitatif
menggunakan
SPSS,
sedangkan
untuk mengatahui pengaruh variabel
menggunakan strategi survey dengan
yang memmengaruhi
pengambilan data secara cross sectional.
norma subjektif, perceived behavioral
Strategi
controlmenggunakan PATH analysis.
survey
yaitu
suatu
teknik
Page 32 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
intensi
(sikap,
Maternity
HASIL PENELITIAN karakteristik penelitian ini meliputi: usia, pendidikan terkhir, informasi KTD, lama bekerja, tempat kerja, jumlah kasus yang ditangani satu tahun terakhir. Tabel 1 Karakteristik Responden Kategori
Frekuensi
Persentase
Usia < 25 tahun
37
14,68%
25-35 tahun
128
50,79%
36-45 tahun
40
15,87%
> 45 tahun
47
18,65%
D.I
3
1,19%
D.III
218
86,51%
D,IV
25
9,92%
S1
5
1,98%
S2
1
0,40%
Pendidikan terakhir
Mendapatkan informasi/belajar konseling KTD Sewaktu studi kebidanan
156
61,90%
seminar/workshop
58
23,02%
Pelatihan khusus konseling
21
8,33%
lain-lain
17
6,75%
< 5 tahun
82
32,54%
5 - 10 tahun
96
38,10%
11 - 15 tahun
16
6,35%
16 - 20 tahun
26
10,32%
> 20 tahun
32
12,70%
Lama Bekerja
Page 33 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
Maternity
Tempat bekerja Puskesmas
73
28,97%
BPS
60
23,81%
Klinik Ibu dan Anak
13
5,24%
RS Swasta
27
10,71%
RS Pemerintah
75
29,76%
Lain-lain
4
1,59%
Jumlah kasus yang ditangani dalam satu tahun terakhir Tidak ada
126
50,00%
1 Kasus
83
32,94%
2 Kasus
21
8,33%
3 Kasus
11
4,37%
4 Kasus
4
1,59%
5 Kasus
1
0,40%
6 Kasus
2
0,79%
7 Kasus
1
0,40%
8 Kasus
1
0,40%
9 Kasus
0
0,00%
>10 Kasus
2
0,79%
Total
226
100%
Berdasarkan data yang disajikan dalam
78%.
tabel
terakhir yang paling sedikit lulusannya
4.1
dapat
disimpulkan
bahwa
Sedangkan untuk pendidikan
responden dengan usia 25-35 tahun
adalah
menempati
yakni
Berdasarkan Dari mana mendapatkan
sebesar
50,79%.
informasi/belajar konseling KTD, dapat
peringkat
terendah
disimpulkan
dengan
peringkat
persentase
Sedangkan
pada
pertama
S2
yaitu
bahwa
sebanyak
responden
0.40%.
yang
adalah responden dengan usia < 25 tahun
mendapatkan informasi/belajar konseling
yakni dengan persentase sebesar 14,68%.
KTD paling banyak yaitu sewaktu studi
Berdasarkan Pendidikan terakhir, dapat
kebidanan dengan persentasi sebanyak
disimpulkan
dengan
61,90%. Sedangkan yang mendapatkan
pendidikan terakhir yang paling banyak
informasi/belajar konseling KTD yang
yaitu D.III dengan persentase sebesar 77,
paling rendah yaitu dengan persentasi
bahwa
lulusan
Page 34 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
Maternity
6.75% adalah dari lain-lain. Artinya bidan
paling tinggi dengan persentase sebanyak
mendapatkan
29.76 %. Sedangkan yang menyatakan
seminar,
informasi
maupun
dari
selain
pelatihan
khusus
lain-lain
frekuensinya
paling
rendah
konseling. Dari lama bekerja, dapat
dengan persentgase sebanyak 1.59%.
disimpulkan bahwa responden dengan
Berdasarkan jumlah kasus yang ditangani
lama bekerja 5-10 tahun menempati
dalam
peringkat
yang
sebanyak
38.10%.
paling
satu
tahun
terakhir,
dapat
tinggi,
yaitu
dijelaskan bahwa responden yang tidak
Sedangkan
yang
menangani
atau
tidak
frekuensinya
responden dengan lama bekerja 11-15
persentase sebanyak 50.00%. Sedangkan
tahun, dengan persentase sebesar 6.35%.
frekuensinya
paling
Berdasarkan
persentgase
sebanyak
bekerja,
dapat
tinggi
adalah
menempati peringkat paling rendah yaitu
tempat
paling
ada
rendah 0.40%
dengan
dengan adalah
dijelaskan bahwa responden yang bekerja
reponden yang menyatakan menerima 5
di RS Pemerintahan adalah frekuensinya
kasus, 7 kasus, dan 8 kasus.
Deskriptif Variabel Penlitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas, disajikan dalam deskriptif variabel berikut: Tabel 4.3 Frekuensi Tanggapan RespondenBerdasarkan Indikator Variabel Intensi (Y) Sangat No
Indikator
Tidak Mungkin
Agak
Tidak Mungkin
Tidak Mungkin
Agak Mungkin
Mungkin
Sangat Mungkin
N
%
N
%
N
%
N
%
N
%
N
%
1
Intensi 1
51
20,24
120
47,62
33
13,10
5
1,98
24
9,52
19
7,54
2
Intensi 2
78
30,95
133
52,78
22
8,73
7
2,78
9
3,57
3
1,19
3
Intensi 3
1
0,40
4
1,59
8
3,17
25
9,92
112
44,44
102
40,48
4
Intensi 4
88
34,92
105
41,67
35
13,89
13
5,16
9
3,57
2
0,79
5
Intensi 5
56
22,22
90
35,71
35
13,89
20
7,94
31
12,30
20
7,94
6
Intensi 6
103
40,87
84
33,33
38
15,08
17
6,75
2
0,79
8
3,17
7
Intensi 7
37
14,68
56
22,22
16
6,35
19
7,54
53
21,03
71
28,17
Page 35 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
Maternity
Pada intensi 1 menggambar mayoritas
remaja yang datang bersama keluarga
responden menyatakan tidak mungkin
sebanyak 105 orang atau 41,67%. Pada
melakukan konseling KTD pada remaja
intensi
atas permintaan khusus,
sebanyak 120
menyatakan tidak mungkin melakukan
orang atau 47,62%. Pada intensi 2
konseling KTD pada remaja yang datang
mayoritas responden menyatakan tidak
bersama temannya, sebanyak 90 orang
mungkin melakukan konseling KTD pada
atau 35,71%. Pada intensi 6 mayoritas
remaja yang datang bersama pasangannya,
responden
sebanyak 133 orang atau 52,78%. Pada
mungkin
intensi
3
5
mayoritas
menyatakan melakukan
responden
sangat
tidak
konseling
pada
mayoritas
responden
remaja yang datang sendiri, sebanyak 103
mungkin
melakukan
orang atau 40,87%. Pada intensi 7
konseling KTD pada remaja yang datang
mayoritas responden menyatakan tidak
bersama orang tuanya, sebanyak 112
mungkin melakukan konseling KTD pada
orang atau 44,44%. Pada intensi 4
pada akseptor gagal KB saja, sebanyak 56
mayoritas responden menyatakan tidak
orang atau 22,22%.
menyatakan
mungkin melakukan konseling KTD pada Tabel 2 Deskriptif Data Penelitian Variabel penelitian Deskriptif
Sikap
Norma Subjektif
PBC
Skor rata-rata
99.896
39,0476
34,9268
Skore Median
101,000
39,000
35,00
Std Deviasi
9,564
4,343
3,733
Skor terendah
68,00
21,00
21,00
Skor tertinggi
117,000
48,00
45,00
Variabel
Sumber : Data diolah hasil output spss Tahun 2014
Dari hasil output SPSS diatas, dapat
Pada variabel norma subjektif diperoleh
diketahui bahwa pada variabel sikap
nilai rata-rata sebesar 39,047, median
diperoleh nilai rata-rata sebesar 99,8968,
sebesar 39,000, nilai maksimal sebesar 48
median sebesar 101,000, nilai maksimal
dan nilai minimal sebesar 21. Pada
sebesar 117 dan nilai minimal sebesar 68.
variabel perceived beharvioral control
Page 36 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
Maternity
diperoleh nilai rata-rata sebesar 34,928, median sebesar 35,000, nilai maksimal sebesar 45 dan nilai minimal sebesar 21. Pada variabel intensi diperoleh nilai ratarata sebesar 31,960, median sebesar 33,000, nilai maksimal sebesar 42 dan
Gambar 1 Bagan Jalur Variabel X terhadap Variabel Y (Koefisien Jalur dan Koefisien Korelasi) Setelah koefisien jalur diperoleh, maka besar pengaruh behavioral beliefs (X1_1), Outcome Evaluations (X1_2), normative belief (X2_1), motivation to comply
nilai minimal sebesar 15.
(X2_2), control beliefs strength (X3_1) dan control beliefs power(X3_2) terhadap
Perhitungan Analisis Jalur Analisis ini meneliti tentang pengaruh variabel bebas yakni behavioral beliefs (X1_1), Outcome Evaluations (X1_2), normative belief (X2_1), motivation to comply (X2_2), control beliefs strength
Intensi (Y)dapat ditentukan dari hasil perkalian koefisien jalur terhadap matriks korelasi antara variabel sebab X dengan variabel akibat Y. R2Y(X1_1X1_2X2_1X2_2X3_1X3_2)
=
0,1811
=
(X3_1) dan control beliefs power(X3_2)
18,11%
terhadap Intensi (Y).
Sedangkan besar koefisien jalur untuk
Koefisien jalur dan koefisien korelasi
faktor lain yang tidak masuk dalam
yang
spesifikasi adalah
telah
diperoleh
tersebut
jika
disajikan pada bagan jalur adalah sebagai berikut:
Pyε = 1 0,1811 0,9049 Atau,
dalam
prosentase
besarnya
pengaruh dari variabel lain yang tidak diamati adalah sebesar adalah sebesar 81,89%.
Page 37 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
Maternity
Tabel 4.5 ANOVA Sum
Model 1
of
Squares
df
Mean Square
Regression
707,973
6
117,995
Residual
3201,921
245
13,069
Total
3909,894
251
F
Sig.
9,029
0,000
Dari output spss di atas maka dapat di simpulkan bahwa nilai probaboilitas (Sig) penelitian sebesar 0,000. Jika nilai sig. < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya Terdapat pengaruh yang signifikan variabel behavioral beliefs (X1_1), Outcome Evaluations (X1_2), normative belief (X2_1), motivation to comply (X2_2), control beliefs strength (X3_1) dan control beliefs power(X3_2) secara bersama-sama terhadap Intensi (Y). Tabel. 3Pengaruh variabel behavioral beliefs (X1_1), Outcome Evaluations (X1_2), normative belief (X2_1), motivation to comply (X2_2), control beliefs strength (X3_1) dan control beliefs power (X3_2) terhadap Intensi (Y)
Koefisien Total Total Variabel R Jalur Pengaruh Pengaruh X1_1
0,113
2,935%
X1_2
0,071
1,783%
X2_1
0,238
7,560%
X2_2
0,073
1,969%
X3_1
-0,129
-1,225%
X3_2
0,203
5,085%
Hipotesis Parsial t-hitung sig.
Hipotesis Simultan Fsig. hitung
0,123 0,999 0,319 3,522 0,001 9,029 0,934 0,531 -1,7907 0,085 3,339 0,003 1,548
18,11%
0,426
0,000
Berdasarkan hasil uji secara individu (uji t) di atas menunjukkan bahwa seluruh
Page 38 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
Maternity
variabel bebas (X) yang mempengaruhi Intensi
(Y),
yakni
behavioral
beliefs
(X1_1)dengan
total
pengaruh
sebesar
2,935%,
Outcome
(X1_2)dengan
total
Evaluations pengaruh
sebesar
1,783%, normative belief (X2_1) dengan
PEMBAHASAN
total pengaruh sebesar 7,560%, motivation
Hasil penelitian menunjukan data pasti
to comply (X2_2) dengan total pengaruh
tentang jumlah remaja dengan KTD di Kota
sebesar 1,969%, control beliefs strength
Malang belum diketahui. Namun dari hasil
(X3_1) dengan total pengaruh sebesar -
penelitian ini diperoleh gambaran bahwa
1,225%
beliefs
dalam kurun waktu satu tahun terakhir
power(X3_2)dengan total pengaruh sebesar
terdapat 226 remaja dengan kasus KTD
5,085%. Maka total pengaruh keseluruhan
datang ke bidan di BPM kota Malang.
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
Meskipun data tersebut belum menujukan
(Y) sebesar 18,11%.
jumlah kasus KTD yang sebenarnya, tidak
dan
control
menutup kemungkinan masih ada remaja KTD lain yang tidak datang ke bidan seperti ke
dukun.
Artinya
kasus
KTD
yang
sebenarnya lebih banyak dari pada angka yang di dapat dari hasil penelitian ini. Hal ini di dasarkan pada informasi beberapa kasus KTD yang datang kebidan berasal dari luar Kota Malang. Dapat dipahami remaja yang
mengalami
KTD
diluar
nikah
seringkali tidak mendapatkan dukungan sosialditempat
tinggalnya
sehingga
ada
upaya-upaya untuk menutupinya dengan mencari tempat pelayanan kesehatan di luar kota.
Dukungan orang tua menjadi hal yang sangat
penting
untuk
remaja
yang
mengalami KTD, sejalan dengan hasil penelitian Page 39 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
menunjukan
bidan
di
Kota
Maternity
Malang
mempunyai
intensi
kategori
menampilkan
suatu
perilaku
adalah
mungkin melakukan Konseling KTD pada
ditentukan oleh kesetujuan atau ketidak
remaja yang mengalami KTD yang datang
setujuan orang lain atau kelompok tertentu.
bersama orang tuanya yaitu sebanyak 112
Kesetujuan atau ketidak setujuan ini dapat
atau 44,44% dan kategori tidak mungkin
mengarah pada adanya penghargaan atau
melakukan konseling KTD pada remaja
hukuman atas perilaku yang ditampilkan
yang datang hanya bersama pasangannya
individu. Menampilkan suatu perilaku perlu
saja.
adanya pemikiran dari individu lain yang
Hasil
penelitian
bahwa
akan dijelaskan melalui norma subyektif.
secara keseluruhan sikap, norma subjektif
TPB memerhatikan elemen sosial dari
dan PBC berpengaruh secara signifikan
perilaku seorang individu melalui norma
terhadap intensi bidan melakukan konseling
subyektif ini.
KTD.Sejalan
menunjukan
dengan
penelitian
Daniel
Bidan mempunyai tugas penting dalam
Wise, dkk., mengenai prediktor intensi
konseling dan pendidikan kesehatan, tidak
untuk
pada
hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada
pengalaman
keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus
menggunakan
kelompok
gender
melakukan
kondom
dengan
hubungan
seksual,
Norma
mencakup
pendidikan
antenatal
dan
subjektif dan PBC yang menjadi prediktor
persiapan menjadi orang tua serta dapat
terhadap intensi menggunakan kondom.
meluas
Prediktor
kesehatan
sikap
perempuan,
atau
menggunakan kondom hanya berhubungan
reproduksi.Permenkes
yang
dengan
sudah
mengakomodir secara spesifik mengenai
melakukan
Konseling KTD pada remaja, seperti halnya
mempunyai
laki-laki
intensi
kesehatan
seksual
remaja
tehadap
pada
yang
pengalaman
hubungan seksual. Variabel memberikan
kesehatan ada
belum
mengenai konseling pada Ante Natal Care, behavioral
sumbangan
beliefs dan
Berbeda dengan layanan di BPM, waktu
bidan
layanan lebih fleksibel namun demikian,
Artinya
bidan merasa konseling merupakan layanan
individu, atau kelompok dianggap penting
di luar beban kerja wajib. Hal inilah yang
untuk
memberikan kesetujuan terhadap
menyebabkan adanya pengalihan tanggung
intensi bidan melakukan konseling KTD
jawab yang dilimpahkan pada teman sejawat
adalah pimpinan ditempat kerja, organisasi
lain, yang dianggap memiliki kompetensi
dan institusi yang membuat kebijakan
yang memadai untuk melakukan konseling
strategis. Berdasarkan teori TPB, hasil dari
KTD.
signifikan
memengaruhi
melakukan
konseling
7,14%
persalinan, pos partum, KB, bayi dan balita.
intensi KTD.
Page 40 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
Ketika
ada
kasus
KTD
maka
Maternity
pelayanan harus tetap di berikan tapi tidak
dengan kebutuhan serta tata kelola dan tata
serta-merta mengurangi tugas/beban kerja
laksana yang jelas pada kasus-kasus yang di
yang lain.
temukan
Komponen merupakan seberapa
control beliefs power yang persepsi kuat
individu
mengenai
kontrol tersebut untuk
oleh
bidan
BPM
maupun
Puskesmas. Organisasi kebijakan
profesi publik
(IBI)
advokasi
program
kesehatan
memengaruhi dirinya dalam memunculkan
reproduksi remaja, terutama remaja dengan
tingkah laku sehingga memudahkan dan
masalah khusus (KTD) mengenai pusat
meyulitkan
layanan kesehatan reproduksi bagi remaja.
pemunculan
Komponen
tingkah
control
beliefs
laku. power
memberikan sumbangan sebesar 4,45% dan secara
positif
memengaruhi
melakukan konseling KTD dengan kriteria signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi control beliefs seseorang terhadap intensi melakukan konseling maka semakin tinggi pula intensi melakukan konseling KTD pada remaja Kesimpulansecara sikap,
norma
keseluruhan
subjektif
behavioral control
dan
variable perceived
berpengaruh terhadap
intensi bidan melakukan konseling KTD pada remaja. Variabel yang berpengaruh secara parsial terhadap variabel intensi adalah normatif beliefs control beliefs. Variabel Saran Bagi
pemerintah
aksesibilitas
untuk
pelayanan
DAFTAR PUSTAKA
intensi
meningkatkan
konseling
pada
remja perlu dibuat kebijakan mengenai pengelolaan khusus pada remaja KTD, dengan menyediakan pusat layanan khusus remaja yang mudah di jangkau mempunyai petugas khusus, jam pelayanan yang sesuai Page 41 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
WHO. Developing a Report “Health for the World’s Adolescent”;2013 2. Wisnu, 3,2 Juta Remaja Lakukan Aborsi Berbahaya. Melalui:
20/11/2013] 3. Hendrawan,P. 64 Juta Remaja Galau Rentan seks Bebas. Melalui: 5/11/2 013] 4. Kusmiran Eny. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba; 2012 5. Population Reports. Maryland 21202 USA: Info Project,; 2006. 6. Saputrohayat. Perilaku Seksual dan Aborsi. Jurnal Psikologi. 2012 7. Sulistiyowati. Pola Pencarian Pengobatan dan Perilaku Berisiko Remaja Indonesia (Analisis lanjut data Riskesdas 2007). Jurnal Ekologi Kesehatan;2010 8. Prayitno, Erman Amti. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rieneka Cipta; 2004. 9. News - Remaja Aborsi Tewas Usai Disuntik Bidan :: Okezone News Melalui;http://news.okezone.com [23/12/2013]. 10. Basuki Endang S. Konseling Medik Kunci Menuju Kepatuhan 1.
Maternity
11.
12.
13.
14.
15.
Pasien.Majalah Kedokteran Indonesia. Ikatan Dokter Indonesia. Yayasan penerbitan ;2009 Suryosaputro,A.,Ford, Nicholas,J.,Shaluhiyah,Z. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Remaja di Jawa Tengah. Semarang: Makara Kesehatan;2012 Ajzen, I.,& Driver, B. L. Prediction of Leisure Participation from Behavioral, Normative, and Control Beliefs: An application of the Theory of Planned Behavior.Leisure Sciences,. 1991;13, 185–204 Machrus,H.,Purwono,U. Pengukuran Perilaku berdasarkan Theory of Planned Behavior. Surabaya;Jurnal Unair 2012 Abamecha Fira, Godesso Ameyu and Girma Eshetu, Intention to Voluntary HIV Counseling and Testing (VCT) among Health Professionals in Jimma Zone,Ethiopia: the TPB(TPB) perspective. BMC Public Health; 2013:13-140 Neila Ramdhani » A Mathematical Model to Predict Behavior Melalui: [17/12/ 2013]
16. QuistionareTPB.Melalui: [17/12/2013]. 17. Azwar, Saifudin. Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya. 2nd ed. Jogjakarta: Pustaka Pelajar; 2003. 18. Zuriah. Penelitian Tindakan Dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. Malang: Banyu Publishing; 2003. 19. Yusuf S. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya; 2006. 20. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rieneka Cipta; 2012. 21. Ajzen. TPB Reference. Melalui [7/2/2014]
Page 42 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
22. Ajzen,I. Attitudes, Personality and Behavior. New York: Open University Press; 1991 23. An application of the TPB on Nursemidwives’ Intentions to Counsel and Prescribe Emergency Contraception ProQuest ;2007 24. Smith. Exploring Ethical DecisionMaking among Graduate Assistans Appliying the Theory of Planned behavior. American Psychological Association, 6th edition; 2013 25. Nuihsan A Juntika. Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Refika Aditama; 2011. 26. Santrock, J. "Adolescence" Perkembangan Remaja . keenam. Jakarta: Erlangga; 2003. 27. Yulifah R, Yuswanto. Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba; 2009. 28. Surya Muhamad. Teori - Teori konseling. CV Pustaka Bani Quraisy; 2003. 29. Tyastuti, dkk. Komnikasi dan konseling Kebidanan. Jogjakarta: Fitramaya; 30. Saidgh,Gilda.,Blankole.,Akrinikola "Unwanted Pregnancy and Associated Factors Among Nigerian Women"Journal Of ProQuest ;2006 31. Chen, Mary "Unwanted Pregnancy can be deadly". Journal ProQuest;2003 32. Hendriati Agustiani. "Psikologi Perkembangan". Bandung: PT Refika Aditama; 2006. 33. Hermiyati sri A, haan de Frits. "Pedoman Perencanaan Program Kesehatan Remaja bagi Tim Kabupaten Kota". Direktorat Kes Ga Dep Kes. RI;2005. 34. Edward, G. Byrom, S. Essential Midwifery Practice : Public Health. Jakarta: EGC; 2010. 35. Ikatan Bidan Indonesia - (Indonesian Midwives Association) Melalui:
Maternity
36. Permenkes Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan 37. Chaniago A Y. Kamus Lengkap Bahasa INdonesia. Bandung: Pustaka Setia; 2002. 38. Koentjoroningrat. Metode-metode Penelitian masyarakat. Jakarta: Pustaka Jaya; 1990. 39. Degeng I nyoman S. Media Pendidikan. Malang: FIP IKIP; 1993. 40. Siagian S. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara; 2008. 41. Alwi H. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka; 2007. 42. Babrow,A.S, Black,D.R., Tiffany, ST. Beliefs, attitudes, intentions, and a smoking cessation program: A planned behavior analysis of commucation campaign development. Health Comunication; 2000. 43. Astrom,A.N., Mwangosi, I.E. Theachers’ intention to provide dietary counseling to Tanzania primary school. American Journal of health Behavior; 2000. 44. Neuman W. Social Research Methods : Qualitatif and Quantitatif Approach. Boston: Allyn and Bacon; 2003. 45. Creswell JW. Research Design. Pendekatan kualitatif, kuantitatif, Mixed. Terjemahan Achmad Fawaid.Yogyakarta Pustaka Pelajar; 2009.
Page 43 | V o l . 2 N o . 1 A p r i l 2 0 1 5
Maternity